BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Hasil pengujian model pengukuran menunjukkan bahwa konstruk-konstruk pengukur variabel lolos uji validitas dan reliabilitas. Uji hipotesis menggunakan model struktural menunjukkan bahwa keenam hipotesis penelitian terdukung. Berikut adalah enam hipotesis tersebut: 1. kepemimpinan pemberdayaan berpengaruh positif pada pemberdayaan psikologis; 2. pemberdayaan psikologis berpengaruh positif pada adaptabilitas; 3. pemberdayaan psikologis berpengaruh positif pada keterlibatan proses kreatif; 4. adaptabilitas berpengaruh positif pada kreativitas; 5. keterlibatan proses kreatif berpengaruh positif pada kreativitas; dan 6. kreativitas berpengaruh positif pada kinerja. B. Implikasi 1. Teoretikal Belum banyak penelitian yang mengangkat hubungan kepemimpinan pemberdayaan (empowering leadership) dengan kreativitas. Dvir et al. (2002) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan berpengaruh positif pada kreativitas karyawan, namun hanya sedikit penelitian yang mengangkat pengaruh 54
kepemimpinan terhadap kreativitas. Kebanyakan penelitian hanya berfokus pada pada isu dukungan pemimpin (misal Amabile et al., 2004) dan pertukaran pemimpin-anggota (leader-member exchange) (Tierney, Farmer, & Graen 1999; Scott & Bruce, 1994). Penelitian berjudul Kreativitas Karyawan: Pengaruh Kepemimpinan Pemberdayaan dan Dampaknya pada Kinerja ini akan menambah literatur topik kepemimpinan pemberdayaan dan kreativitas sehingga dapat menjadi salah satu sumber acuan baru bagi peneliti dan akademisi. Selain kedua variabel tersebut, hasil penelitian ini juga akan menambah literatur pada topik pemberdayaan psikologis, penjualan adaptif, keterlibatan proses kreatif, dan juga kinerja. 2. Praktikal Lingkungan kerja penjual pada bidang asuransi cenderung dinamis dan sulit diprediksi. Penjual berhadapan langsung dengan konsumen dengan latar belakang yang berbeda-beda dan situasi-kondisi yang berbeda-beda pula sehingga penjual harus terus kreatif dalam menemukan solusi-solusi terbaik untuk menghadapi lingkungan tersebut. Kondisi kerja yang dinamis membuat manajer semakin menyadari bahwa mereka harus mendorong karyawannya untuk menjadi kreatif (Shalley & Gilson, 2004) dan mencari cara-cara untuk meningkatkan kreativitas. Penelitian ini menyatakan bahwa kepemimpinan pemberdayaan secara bertahap akan meningkatkan kreativitas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut perusahaan dapat menggunakan kepemimpinan pemberdayaan untuk 55
meningkatkan kreativitas karyawan. Mengaplikasikan kepemimpinan pemberdayaan patut dipertimbangkan selain karena akan meningkatkan kreativitas juga akan meningkatkan kinerja karyawan. Contoh perilaku kepemimpinan pemberdayaan adalah menunjukkan pentingnya pekerjaan karyawan, menyediakan otonomi yang lebih besar dalam hal pembuatan keputusan, menunjukkan kepercayaan terhadap kemampuan karyawan, menghilangkan hambatan dalam pekerjaan, dan mengikutsertakan karyawan dalam proses pembuatan keputusan dalam pekerjaan (Ahearne et al., 2005). C. Keterbatasan dan Saran Penelitian Dengan keterbatasan waktu dan sumber daya, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan dalam pelaksanaannya. Berikut adalah keterbatasan tersebut disertai saran untuk penelitian selanjutnya: 1. Penelitian ini mengambil sampel penjual asuransi dari dua perusahaan dan terbatas pada dua kota yaitu Jakarta dan Yogyakarta. Penjual dari kota-kota lain bisa saja memiliki karakteristik yang berbeda sehingga menunjukkan hasil akhir berbeda pula pada penelitian. Kondisi ini membuat generalisasi penelitan terbatas. Agar dapat mewakili secara general, peneliti selanjutnya dapat menggunakan responden bukan hanya dari wilayah Jakarta dan Yogyakarta saja. Akan lebih baik apabila peneliti selanjutnya menyertakan responden dari berbagai daerah dan juga dari berbagai perusahaan asuransi yang berbeda. 56
2. Proses pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran secara mandiri yaitu pengisian kuesioner sendiri oleh penjual. Selain data tersebut penulis tidak menggunakan data tambahan dari sudut pandang manajer atau perusahaan yang dapat mengonfirmasi data dari penjual. Keterbatasan proses ini beresiko untuk terjadinya common method variance bias. Peneliti menyarankan penggunaan tambahan selain data primer yang didapat dari penjual agar dapat menyempurnakan penelitian selanjutnya. Data tambahan tersebut merupakan evaluasi dari manajer atau perusahaan mengenai kreativitas dan kinerja karyawan yang akan menjadi perbandingan dari jawaban yang diberikan penjual. 3. Keterlibatan perusahaan pada proses penelitian terbatas pada saat proses perizinan mencari data. Penekanan mengenai pentingnya penelitian oleh perusahaan pada penjual sebagai responden kurang intensif. Hal ini dikhawatirkan kurang membantu responden untuk menjaga komitmen dalam melengkapi data hingga akhir. Komitmen perusahaan untuk terlibat lebih dalam pada penelitian akan sangat membantu proses pengumpulan data yang berkualitas. Dengan dukungan total perusahaan, data penelitian diharapkan dapat terkumpul lebih banyak, lebih cepat, dan lebih baik lagi. 4. Jumlah pernyataan yang harus dinilai dalam kuesioner cukup banyak yaitu 99 item pernyataan. Selain itu konstruk penelitian tersebut juga merupakan hasil terjemahan dari Bahasa Inggris sehingga dikhawatirkan responden salah mempersepsikan maksud sebenarnya. Item kuesioner yang banyak dan 57
kemungkinan untuk salah memahami maksud pernyataan dapat membuat konsentrasi responden dalam proses pengisian data tidak terjaga hingga akhir. Dibanding dengan pengisian data secara mandiri, peneliti menyarankan peneliti selanjutnya agar mengumpulkan data penelitian dengan proses wawancara terpadu. Hal ini bertujuan agar responden dapat mengerti sepenuhnya maksud dari setiap konstruk yang menjadi alat ukur. Dengan proses wawancara peneliti selanjutnya juga dapat membangun interaksi yang lebih baik dengan responden sehingga konsentrasi dalam proses melengkapi data dapat terus terjaga. 58