Lampiran 1. Bagan pembuatan ampas sisa jagung pipilan 7 kg Tongkol jagung Ampas Sisa Jagung Pipilan 1,4 kg Dicuci Direbus selama 20 menit sampai mendidih Didinginkan Bagian atas sisa dari jagung pipilan diambil dan bagian yang keras dari tongkol dibuang Dihaluskan Diperas untuk mengurangi airnya
Lampiran 2. Bagan pembuatan kerupuk ampas sisa jagung pipilan 1 kg Tepung tapioka Ditambahkan 200 gr tepung gandum Ditambahkan bumbu penyedap yang terdiri dari bawang putih, terasi dan garam secukupnya Ditambahkan air hingga adonan mengental Adonan kental Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan Dimasukkan kedalam loyang dengan ukuran 30 x 20 cm Dikukus selama 20 menit, sampai bagian tengah adonan matang Didinginkan Adonan matang Dipotong dengan ukuran 5 x 3 cm Dijemur samapai kering di bawah sinar matahari Kerupuk Amaps Sisa Jagung Pipilan
Lampiran 3. Bagan penetapan kadar serat tak larut dalam ampas sisa jagung pipilan dan kerupuk ampas sisa jagung pipilan dengan metode analisis NDF 0,5 g Sampel Ditambahkan 100 ml larutan NDF Direfluks hingga mendidih selama 5 menit Pemanasan dihentikan hingga busa habis Dididihkan kembali selama 0 menit Disaring dengan corong Buchner Residu Filtrat Dicuci dengan air suling panas (80-90 C) Dicuci dengan Aseton Dikeringkan di oven pada suhu 105 C (hingga berat konstan) Didinginkan dalam desikator Ditimbang Diabukan pada suhu 800 C selama 3 jam (hingga berat konstan) Ditimbang dihitung berat yang hilang Serat tak larut
Lampiran 4. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam ampas sisa jagung pipilan dengan metode analisis NDF Tabel 2. Data penimbangan ampas sisa jagung pipilan No Berat sampel Berat Berat keretas saring + Berat Berat krusibel + Sampel kertas Sampel setelah di krusibel setelah diabukan saring keringkan 1 0,5001 0,221 1,0381 51,3332 51,3371 2 0,5000 0,132 1,0132 53,7234 53,7278 3 0,5004 0,201 1,0322 0,234 0,2389 4 0,5007 0,170 1,0228 52,332 52,33 5 0,5005 0,110 1,0382 53,4472 53,4497 0,5002 0,1 1,0221 52,3534 52,3380 Tabel 3. Data penetapan kadar serat tak larut dalam ampas sisa jagung pipilan Berat sampel No (g) W 1 W 2 (g) (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5001 0,410 0,0039 18,9478 2 0,5000 0,4000 0,0044 18,1928 3 0,5004 0,4121 0,0025 18,8215 4 0,5007 0,4058 0,0031 18,4934 5 0,5005 0,4272 0,0025 19,5115 0,5002 0,4055 0,004 18,4291 W 1 = Berat kertas saring ditambah sampel setelah dikeringkan Berat kertas saring W 2 = Berat krusibel ditambah sampel setelah diabukan Berat krusibel
%NDF= W 1 -W 2 x 100% Berat sampel Keterangan : W 1 = Berat residu serat (g) W 2 = Berat abu (g) Kadar serat tak larut pada sampel = a/b x %NDF Keterangan : a = Berat sampel kering b = Berat sampel basah Berat ampas tongkol jagung basah : 15,0170 g Berat ampas tongkol jagung kering : 3,4530 g Contoh perhitungan sampel nomor 1 %NDF = 0,410g-0,0039g x 100% = 82,4035% 0,5001 Kadar serat tak larut pada sampel = 3,4530 / 15,0170 x 82,4035% = 18,9478% Dengan cara yang sama diperoleh kadar serat tak larut untuk sampel nomor 2 sampai nomor.
Lampiran 5. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram dengan metode analisis NDF Tabel 4. Data penimbangan kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram No Berat sampel Berat kertas saring Berat keretas saring + Sampel setelah di keringkan Berat krusibel Berat Krusibel + Sampel setelah diabukan 1 0,5001 0,5715 0,711 57,1429 57,132 2 0,5000 0,5732 0,7490 50,0587 50,0801 3 0,5000 0,572 0,7700 0,1702 0,1915 4 0,5002 0,5710 0,731 58,135 58,1902 5 0,5001 0,5737 0,7590 49,7440 49,7703 0,5001 0,5720 0,7485 52,551 52,5780 Tabel 5. Data penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram No Berat sampel (g) W 1 (g) W 2 (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5001 0,189 0,0203 5,8023 2 0,5000 0,1758 0,0214 5,2790 3 0,5000 0,1938 0,0213 5,9131 4 0,5002 0,1921 0,027 5,75 5 0,5001 0,1853 0,023 5,4493 0,5001 0,175 0,0219 5,2985 W 1 = Berat kertas saring ditambah sampel setelah dikeringkan Berat kertas saring W 2 = Berat krusibel ditambah sampel setelah diabukan Berat krusibel
% NDF pada kerupuk = W 1 -W 2 x 100% Berat sampel Keterangan : W 1 = Berat residu serat (g) W 2 = Berat abu (g) Kadar serat tak larut pada kerupuk = a/b x %NDF Keterangan : a = Berat 1 kerupuk b = Berat kerupuk Berat kerupuk : 1,7817g Berat 1 kerupuk : 2,873 g Contoh perhitungan sampel nomor 1 %NDF = 0,189g-0,0203g x 100% = 33,8532% 0,5001 Kadar serat tak larut dalam kerupuk = 2,873g / 1,7817g x 33,8532% = 5,8023% Dengan cara yang sama diperoleh kadar serat tak larut untuk sampel nomor 2 sampai nomor dan perhitungan yang sama untuk penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk ampas sisa jagung pipilan 400 gram dan 500 gram.
Lampiran. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram dengan metode analisis NDF Tabel. Data penimbangan kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram No Berat sampel Berat kertas saring Berat keretas saring + Sampel setelah dikeringkan Berat krusibel Berat krusibel + Sampel setelah diabukan 1 0,5000 0,572 0,925 0,1702 0,2853 2 0,5000 0,5737 0,9237 58,1803 58,295 3 0,5000 0,5709 0,9291 49,7700 49,8889 4 0,5000 0,5737 0,9011 52,511 52,573 5 0,5000 0,5740 0,9200 52,3315 52,4424 0,5000 0,5711 0,9232 52,4400 52,512 Tabel 7. Data penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram No Berat Sampel (g) W 1 (g) W 2 (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5000 0,3494 0,1151 7,8101 2 0,5000 0,3500 0,112 7,7934 3 0,5000 0,3582 0,1189 7,977 4 0,5000 0,3274 0,092 7,707 5 0,5000 0,340 0,1109 7,837 0,5000 0,3521 0,1212 7,97 Berat kerupuk : 22,78 g Berat 1 kerupuk : 3,7948
Lampiran 7. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram dengan metode analisis NDF Tabel 8. Data penimbangan kerupuk ampas sisa jagung pipilan 500 gram No Berat sampel Berat kertas saring Berat kertas saring + Sampel setelah dikeringkan Berat krusibel Berat krusibel + Sampel setelah diabukan 1 0,5000 0,200 1,0397 57,1428 57,2974 2 0,5000 0,215 1,0355 51,0827 51,2343 3 0,5000 0,157 1,0235 50,7854 50,9322 4 0,5000 0,172 1,0313 50,0587 50,2109 5 0,5000 0,12 1,0215 51,0711 51,2134 0,5000 0,330 1,0511 51,01 51,225 Tabel 9. Data penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram No Berat sampel (g) W 1 (g) W 2 (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5000 0,4197 0,154 8,83 2 0,5000 0,4140 0,151 8,74 3 0,5000 0,4078 0,148 8,7000 4 0,5000 0,4141 0,1522 8,7300 5 0,5000 0,4053 0,1423 8,7 0,5000 0,4181 0,1595 8,200 Berat kerupuk : 23,035 g Berat 1 kerupuk : 3,9339 g
Lampiran 8. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam ampas tongkol jagung No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 18,9478 0,2151 0,043 2. 18,1928-0,5399 0,2915 3. 18,8215 0,0888 0,0079 4. 18,4934-0,2393 0,0573 5. 19,5115 0,7788 0,05. 18,4291-0,303 0,0922 X = 18,7327 Σ = 1,101 SD = ( xi x) n 1 2 = 1,101 1 = 0,494 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0.05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t tabel xi x t-hitung = sd n 18,9478 18,7327 t-hitung data 1 = 0,494 = 1,1225 t-hitung data 2 = t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 18,1928 18,7327 0,494 18,8215 18,7327 0,494 18,4934 18,7327 0,494 = -2,8175...ditolak = 0,434 = -1,2488
t-hitung data 5 = t-hitung data = 19,5115 18,7327 0,494 18,4291 18,7327 0,494 = 4,042...ditolak = -1,5843 Data 5 dan 2 ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,3,4 dan No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 18,9478 0,2748 0,0755 2. 18,8215 0,1485 0,0221 3. 18,4934-0,179 0,0323 5. 18,4291-0,2439 0,0595 X = 18,730 Σ = 0,1893 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,1893 4 1 = 0,2512 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 4-1 diperoleh t-tabel = 3,18 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 18,9478 18,730 0,2512 4 18,8215 18,730 0,2512 4 = 2,1879 = 1,1823
t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 18,4934 18,730 0,2512 4 18,4291 18,730 0,2512 4 = -1,4299 = -1,9419 μ = x ± t SD n μ = 18,730 % ± 0,3994% Kadar serat tak larut sebenarnya dalam ampas sisa jagung pipilan adalah 18,273 %< μ < 19,0724 %
Lampiran 9. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram No. Kadar Serat (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 5,8023 0,2340 0,0547 2. 5,2790-0,2893 0,0837 3. 5,9131 0,3448 0,1189 4. 5,75 0,0992 0,0098 5. 5,4493-0,1190 0,0142. 5,2985-0,298 0,0728 X = 5,583 Σ = 0,3542 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,3542 1 = 0,21 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 5,8023 5,583 0,21 5,2790 5,583 0,21 = 2,1537 = -2,34...ditolak t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 5,9131 5,583 0,21 5,75 5,583 0,21 = 3,1742...ditolak = 0,9129
t-hitung data 5 = t-hitung data = 5,4493 5,583 0,21 5,2985 5,583 0,21 = -1,0957 = -2,4838 Data 2 dan 3 ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,4,5 dan No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 5,8023 0,2340 0,0548 2. 5,75 0,0992 0,0098 3. 5,4493-0,1190 0,0142 4. 5,2985-0,298 0,0728 X = 5,5544 Σ = 0,1515 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,1515 4 1 = 0,2242 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 4-1 diperoleh t-tabel = 3,18 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 5,8023 5,5544 0,2242 4 5,75 5,5544 0,2242 4 = 2,0874 = 0,8849
t-hitung data 3 = 5,4493 5,5544 0,2242 4 = -1,01 t-hitung data 4 = μ = x ± t SD n μ = 5,5544 ± 0,355 5,2983 5,5544 0,2242 4 = -2,408 Kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram adalah 5,1979 % < μ < 5,9109 %
Lampiran 10. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram No. Kadar Serat Tak Larut(%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 7,8101 0,007 0,0000 2. 7,7934-0,0100 0,0001 3. 7,977 0,1733 0,0300 4. 7,707-0,097 0,0093 5. 7,837 0,0333 0,0011. 7,97-0,107 0,0114 X = 7,8034 Σ = 0,0520 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,0520 1 = 0,1020 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = 7,8101 7,8034 0,1020 = 0,101 t-hitung data 2 = 7,7934 7,8034 0,1020 = -0,2401
t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 7,977 7,8034 0,1020 7,707 7,8034 0,1020 = 4,12...ditolak = -2,3214 t-hitung data 5 = 7,837 7,8034 0,1020 = 0,8005 t-hitung data = 7,97 7,8034 0,1020 = -2,51 Data 3 ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,2,4,5 dan No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 7,8101 0,0414 0,0017 2. 7,7934 0,0247 0,000 3. 7,707-0,020 0,0038 4. 7,837 0,080 0,004 5. 7,97-0,0720 0,0052 X = 7,787 Σ = 0,010 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,010 5 1 = 0,0102 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 5-1 diperoleh t-tabel = 2,78 Data diterima jika t-hitung < t-tabel
xi x t-hitung = sd n t-hitung data 1 = 7,8101 7,787 0,0102 5 = 1,441 t-hitung data 2 = 7,7934 7,787 0,0102 5 = 0,8732 t-hitung data 3 = 7,707 7,787 0,0102 5 = -2,1943 t-hitung data 4 = 7,837 7,787 0,0102 5 = 2,4052 t-hitung data 5 = 7,97 7,787 0,0102 5 = -2,5481 μ = x ± t SD n μ = 7,787 % ± 0,078% Kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram adalah 7,901% < μ <7,8473%
Lampiran 11. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 8,83 0,1033 0,0107 2. 8,74 0,0133 0,0002 3. 8,7000-0,0333 0,0011 4. 8,7300-0,0033 0,0000 5. 8,7 0,0333 0,0011. 8,200-0,1133 0,0128 X = 8,7333 Σ = 0,0259 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,0259 1 = 0,0720 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 8,83 8,7333 0,0720 8,74 8,7333 0,0720 = 3,5155...ditolak = 0,453 t-hitung data 3 = 8,7000 8,7333 0,0720 = -1,1340
t-hitung data 4 = t-hitung data 5 = t-hitung data = 8,7300 8,7333 0,0720 8,7 8,7333 0,0720 8,200 8,7333 0,0720 = -0,1134 = 1,1340 = -3,8557 ditolak Data 1 dan ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 2,3,4 dan 5 No. Kadar Serat Tak Larut(%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 8,74 0,0108 0,0001 2. 8,7000-0,0358 0,0013 3. 8,7300-0,0058 0,0000 4. 8,7 0,0308 0,0009 X = 8,7358 Σ = 0,0024 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,0024 4 1 = 0,0282 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 4-1 diperoleh t-tabel = 3,18 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = 8,74 8,7358 0,0282 4 = 0,70
t-hitung data 2 = 8,7000 8,7358 0,0282 4 = -2,5390 t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 8,7300 8,7358 0,0282 4 8,7 8,7358 0,0282 4 = -0,4113 = 2,1844 μ = x ± t SD μ = 8,7358 % ± 0,0448% n Kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram adalah 8,910% < μ < 8,780%
Lampira 12. Formulir uji organoleptik Nama panelis : Tanggal : Nim : Produk : Kerupuk Berilah tanda mencicip kerupuk dalam kotak di bawah ini sesuai dengan kesan anda setelah Produk : I II III Amat sangat suka : Sangat suka : Suka : Agak suka : Tidak suka :
Lampiran 13. Gambar uji organoleptik Gambar 2. Ruangan uji organoleptik Gambar 3. Penyajian uji organolpetik Gambar 4. Panelis sedang memberikan penilaian terhadap rasa kerupuk ampas sisa jagung pipilan
Lampiran 14. Tabel 10. Hasil Uji Organoleptik Ulangan (r) Produk (t) I II III Total (Y) 1 3 2 5 10 2 4 4 1 9 3 5 4 5 14 4 3 4 5 12 5 2 3 4 9 3 1 1 5 7 3 3 4 10 8 4 4 5 13 9 4 3 2 9 10 5 4 5 14 11 3 4 3 10 12 4 4 5 13 13 2 3 3 8 14 3 4 2 9 15 5 3 3 11 1 4 3 3 10 17 5 3 2 10 18 4 3 1 8 19 5 4 4 13 20 4 3 3 10 21 3 3 3 9 22 3 4 2 9 23 3 2 2 7 24 4 4 3 11 25 4 4 3 11 2 3 4 5 12 27 5 4 3 12 28 2 4 3 9 29 5 3 2 10 30 4 2 2 8 31 2 4 3 9 32 3 4 3 10 33 3 3 3 9 34 3 4 3 10 35 3 4 5 12 3 3 4 3 10 37 4 3 2 9 38 4 4 4 12 39 4 2 1 7 40 4 3 2 9 Total (Y) 144 135 123 402 Rata-rata 3.0 3.38 3.08
Nilai numerik organoleptik 1 = Tidak suka 2 = Agak suka 3 = Suka 4 = Sangat suka 5 = Amat sangat suka Perhitungan analisis sidik ragam Fk ( Faktor koreksi) = (Y) 2 / t x r = (402) 2 / 40 x 3 = 134,7 JK total (Jumlah Kuadrat Total) = t r i= 1 j= 1 ( Y ij ) 2 Fk = [(3 2 + 4 2 + 5 2 ) + (2 2 + 4 2 + 4 2 ) + (5 2 + 1 2 + 5 2 )] 134,7 = 121,3 JK perlakuan (Jumlah Kuadrat Perlakuan) = ( = (144 2 + 135 2 + 123 2 ) / 40 134,7 t i= 1 Y i 2 ) / r Fk = 5,55 JK galat = JK total JK perlakuan = 121,7 5,55 = 115,75
Db (Derajat bebas) Db perlakuan = t 1 = 3 1 = 2 Db galat = t (r-1) = 3 (40 1 ) = 117 Db total = (t)(r) 1 = (3)(40) 1 = 119 KT perlakuan (kuadrat tengah perlakuan) = JK perlakuan / t -1 = 5,55 / 3 1 = 2,775 KT galat = JK galat / t (r-1) = 115,75 / 3 (40 1) = 0,9893 F hitung = KT perlakuan / KT galat = 2,775 / 0,9893 = 2,80 Keterangan : Y = Total t = Perlakuan r = Ulangan
Lampiran 15. Tabel 11. Daftar Analisis Sidik Ragam Sumber keragaman Db JK KT Fhit F 0.05 Perlakuan 2 5,55 2,775 2,80 3,07 Galat 117 115,75 0,9893 Total 119 121,3