Lampiran 1. Bagan pembuatan ampas sisa jagung pipilan

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Cobb umur 55 minggu yang di ambil bagian dadanya dan dipisahkan dari

Lampiran 1. Prosedur Analisa Sampel

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian B. Bahan dan Alat

Lampiran 1 FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK) 3. Netralkan indera pengecap anda dengan air putih setelah selesai mencicipi satu sampel.

BAB III MATERI DAN METODE. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging kelinci, daging

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

Data pengamatan kadar air terasi yang dihasilkan 33, , , , ,0032 H 1 C 2 32, , , , ,4539 H 1 C 3

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pengolahan silasetelahdilaksanakan di Laboratorium Nutrisidan Kimia. dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Februari2015.

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama adalah daging segar puyuh petelur jenis lokal, hasil

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging sapi bagian paha belakang (silverside)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Jenis pelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen di bidang Ilmu Teknologi Pangan.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

III METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan noga kacang hijau adalah

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

1 kg beras dicuci 3 kali dimasak dengan 2 liter air selama 25 menit

Mulai. Memanaskan 300 ml aquades dengan hot plate hingga mencapai suhu 60 C

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dan

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Industri Rumah Tangga Produksi Kelanting MT,

Lampiran 1. Prosedur analisis proksimat

Keterangan : A = Berat Cawan Alumunium B = Berat cawan alumunium + sampel sebelum dioven C = Berat cawan alumunium + sampel setelah dioven

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Lampiran 1. Produksi dan Nilai Ikan Jangilus per Bulan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu Tahun 2012

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

Lampiran 1. Prosedur Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

Lampiran 1. Proses Fermentasi Substrat Padat Tepung Kulit Ubi Kayu

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014 di

LAMPIRAN PERHITUNGAN. Lampiran 1. Perhitungan % FFA dan % Bilangan Asam Minyak Jelantah. = 2 gram + 3,5 gram. = 5,5 gram (Persamaan (2))

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas

Lampiran 1. Spesifikasi Tepung Jagung

METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN B. BAHAN DAN ALAT 1. BAHAN 2. ALAT C. TAHAPAN PENELITIAN 1. PENELITIAN PENDAHULUAN III.

BAB III METODE PENELITIAN. A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen di bidang teknologi pangan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian jenis eksperimen di bidang Ilmu Teknologi pangan.

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Jurusan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di industri rumah tangga terasi sekaligus sebagai

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

III. BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian dilaksanakan pada Maret--Agustus 2011 bertempat di

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2013, di Laboratorium Ilmu Nutrisi

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Formulir organoleptik

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

FORMULIR UJI KESUKAAN (UJI HEDONIK)

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran l. Hasil Analisa Kadar Air Kerupuk Satniler Mentah (7o berat basah) RL2 8,62 7,96 9,02 8,09 8,05 8,97 8, 87 8, 19 8, 57 8, 08 8,32 8,62

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Skema Pembuatan Tepung Ikan Nila menurut Dwiyitno (1995), yang dimodifikasi

Transkripsi:

Lampiran 1. Bagan pembuatan ampas sisa jagung pipilan 7 kg Tongkol jagung Ampas Sisa Jagung Pipilan 1,4 kg Dicuci Direbus selama 20 menit sampai mendidih Didinginkan Bagian atas sisa dari jagung pipilan diambil dan bagian yang keras dari tongkol dibuang Dihaluskan Diperas untuk mengurangi airnya

Lampiran 2. Bagan pembuatan kerupuk ampas sisa jagung pipilan 1 kg Tepung tapioka Ditambahkan 200 gr tepung gandum Ditambahkan bumbu penyedap yang terdiri dari bawang putih, terasi dan garam secukupnya Ditambahkan air hingga adonan mengental Adonan kental Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan Dimasukkan kedalam loyang dengan ukuran 30 x 20 cm Dikukus selama 20 menit, sampai bagian tengah adonan matang Didinginkan Adonan matang Dipotong dengan ukuran 5 x 3 cm Dijemur samapai kering di bawah sinar matahari Kerupuk Amaps Sisa Jagung Pipilan

Lampiran 3. Bagan penetapan kadar serat tak larut dalam ampas sisa jagung pipilan dan kerupuk ampas sisa jagung pipilan dengan metode analisis NDF 0,5 g Sampel Ditambahkan 100 ml larutan NDF Direfluks hingga mendidih selama 5 menit Pemanasan dihentikan hingga busa habis Dididihkan kembali selama 0 menit Disaring dengan corong Buchner Residu Filtrat Dicuci dengan air suling panas (80-90 C) Dicuci dengan Aseton Dikeringkan di oven pada suhu 105 C (hingga berat konstan) Didinginkan dalam desikator Ditimbang Diabukan pada suhu 800 C selama 3 jam (hingga berat konstan) Ditimbang dihitung berat yang hilang Serat tak larut

Lampiran 4. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam ampas sisa jagung pipilan dengan metode analisis NDF Tabel 2. Data penimbangan ampas sisa jagung pipilan No Berat sampel Berat Berat keretas saring + Berat Berat krusibel + Sampel kertas Sampel setelah di krusibel setelah diabukan saring keringkan 1 0,5001 0,221 1,0381 51,3332 51,3371 2 0,5000 0,132 1,0132 53,7234 53,7278 3 0,5004 0,201 1,0322 0,234 0,2389 4 0,5007 0,170 1,0228 52,332 52,33 5 0,5005 0,110 1,0382 53,4472 53,4497 0,5002 0,1 1,0221 52,3534 52,3380 Tabel 3. Data penetapan kadar serat tak larut dalam ampas sisa jagung pipilan Berat sampel No (g) W 1 W 2 (g) (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5001 0,410 0,0039 18,9478 2 0,5000 0,4000 0,0044 18,1928 3 0,5004 0,4121 0,0025 18,8215 4 0,5007 0,4058 0,0031 18,4934 5 0,5005 0,4272 0,0025 19,5115 0,5002 0,4055 0,004 18,4291 W 1 = Berat kertas saring ditambah sampel setelah dikeringkan Berat kertas saring W 2 = Berat krusibel ditambah sampel setelah diabukan Berat krusibel

%NDF= W 1 -W 2 x 100% Berat sampel Keterangan : W 1 = Berat residu serat (g) W 2 = Berat abu (g) Kadar serat tak larut pada sampel = a/b x %NDF Keterangan : a = Berat sampel kering b = Berat sampel basah Berat ampas tongkol jagung basah : 15,0170 g Berat ampas tongkol jagung kering : 3,4530 g Contoh perhitungan sampel nomor 1 %NDF = 0,410g-0,0039g x 100% = 82,4035% 0,5001 Kadar serat tak larut pada sampel = 3,4530 / 15,0170 x 82,4035% = 18,9478% Dengan cara yang sama diperoleh kadar serat tak larut untuk sampel nomor 2 sampai nomor.

Lampiran 5. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram dengan metode analisis NDF Tabel 4. Data penimbangan kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram No Berat sampel Berat kertas saring Berat keretas saring + Sampel setelah di keringkan Berat krusibel Berat Krusibel + Sampel setelah diabukan 1 0,5001 0,5715 0,711 57,1429 57,132 2 0,5000 0,5732 0,7490 50,0587 50,0801 3 0,5000 0,572 0,7700 0,1702 0,1915 4 0,5002 0,5710 0,731 58,135 58,1902 5 0,5001 0,5737 0,7590 49,7440 49,7703 0,5001 0,5720 0,7485 52,551 52,5780 Tabel 5. Data penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram No Berat sampel (g) W 1 (g) W 2 (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5001 0,189 0,0203 5,8023 2 0,5000 0,1758 0,0214 5,2790 3 0,5000 0,1938 0,0213 5,9131 4 0,5002 0,1921 0,027 5,75 5 0,5001 0,1853 0,023 5,4493 0,5001 0,175 0,0219 5,2985 W 1 = Berat kertas saring ditambah sampel setelah dikeringkan Berat kertas saring W 2 = Berat krusibel ditambah sampel setelah diabukan Berat krusibel

% NDF pada kerupuk = W 1 -W 2 x 100% Berat sampel Keterangan : W 1 = Berat residu serat (g) W 2 = Berat abu (g) Kadar serat tak larut pada kerupuk = a/b x %NDF Keterangan : a = Berat 1 kerupuk b = Berat kerupuk Berat kerupuk : 1,7817g Berat 1 kerupuk : 2,873 g Contoh perhitungan sampel nomor 1 %NDF = 0,189g-0,0203g x 100% = 33,8532% 0,5001 Kadar serat tak larut dalam kerupuk = 2,873g / 1,7817g x 33,8532% = 5,8023% Dengan cara yang sama diperoleh kadar serat tak larut untuk sampel nomor 2 sampai nomor dan perhitungan yang sama untuk penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk ampas sisa jagung pipilan 400 gram dan 500 gram.

Lampiran. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram dengan metode analisis NDF Tabel. Data penimbangan kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram No Berat sampel Berat kertas saring Berat keretas saring + Sampel setelah dikeringkan Berat krusibel Berat krusibel + Sampel setelah diabukan 1 0,5000 0,572 0,925 0,1702 0,2853 2 0,5000 0,5737 0,9237 58,1803 58,295 3 0,5000 0,5709 0,9291 49,7700 49,8889 4 0,5000 0,5737 0,9011 52,511 52,573 5 0,5000 0,5740 0,9200 52,3315 52,4424 0,5000 0,5711 0,9232 52,4400 52,512 Tabel 7. Data penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram No Berat Sampel (g) W 1 (g) W 2 (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5000 0,3494 0,1151 7,8101 2 0,5000 0,3500 0,112 7,7934 3 0,5000 0,3582 0,1189 7,977 4 0,5000 0,3274 0,092 7,707 5 0,5000 0,340 0,1109 7,837 0,5000 0,3521 0,1212 7,97 Berat kerupuk : 22,78 g Berat 1 kerupuk : 3,7948

Lampiran 7. Data penimbangan dan penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram dengan metode analisis NDF Tabel 8. Data penimbangan kerupuk ampas sisa jagung pipilan 500 gram No Berat sampel Berat kertas saring Berat kertas saring + Sampel setelah dikeringkan Berat krusibel Berat krusibel + Sampel setelah diabukan 1 0,5000 0,200 1,0397 57,1428 57,2974 2 0,5000 0,215 1,0355 51,0827 51,2343 3 0,5000 0,157 1,0235 50,7854 50,9322 4 0,5000 0,172 1,0313 50,0587 50,2109 5 0,5000 0,12 1,0215 51,0711 51,2134 0,5000 0,330 1,0511 51,01 51,225 Tabel 9. Data penetapan kadar serat tak larut dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram No Berat sampel (g) W 1 (g) W 2 (g) Kadar serat tak larut (%) 1 0,5000 0,4197 0,154 8,83 2 0,5000 0,4140 0,151 8,74 3 0,5000 0,4078 0,148 8,7000 4 0,5000 0,4141 0,1522 8,7300 5 0,5000 0,4053 0,1423 8,7 0,5000 0,4181 0,1595 8,200 Berat kerupuk : 23,035 g Berat 1 kerupuk : 3,9339 g

Lampiran 8. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam ampas tongkol jagung No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 18,9478 0,2151 0,043 2. 18,1928-0,5399 0,2915 3. 18,8215 0,0888 0,0079 4. 18,4934-0,2393 0,0573 5. 19,5115 0,7788 0,05. 18,4291-0,303 0,0922 X = 18,7327 Σ = 1,101 SD = ( xi x) n 1 2 = 1,101 1 = 0,494 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0.05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t tabel xi x t-hitung = sd n 18,9478 18,7327 t-hitung data 1 = 0,494 = 1,1225 t-hitung data 2 = t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 18,1928 18,7327 0,494 18,8215 18,7327 0,494 18,4934 18,7327 0,494 = -2,8175...ditolak = 0,434 = -1,2488

t-hitung data 5 = t-hitung data = 19,5115 18,7327 0,494 18,4291 18,7327 0,494 = 4,042...ditolak = -1,5843 Data 5 dan 2 ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,3,4 dan No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 18,9478 0,2748 0,0755 2. 18,8215 0,1485 0,0221 3. 18,4934-0,179 0,0323 5. 18,4291-0,2439 0,0595 X = 18,730 Σ = 0,1893 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,1893 4 1 = 0,2512 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 4-1 diperoleh t-tabel = 3,18 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 18,9478 18,730 0,2512 4 18,8215 18,730 0,2512 4 = 2,1879 = 1,1823

t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 18,4934 18,730 0,2512 4 18,4291 18,730 0,2512 4 = -1,4299 = -1,9419 μ = x ± t SD n μ = 18,730 % ± 0,3994% Kadar serat tak larut sebenarnya dalam ampas sisa jagung pipilan adalah 18,273 %< μ < 19,0724 %

Lampiran 9. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram No. Kadar Serat (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 5,8023 0,2340 0,0547 2. 5,2790-0,2893 0,0837 3. 5,9131 0,3448 0,1189 4. 5,75 0,0992 0,0098 5. 5,4493-0,1190 0,0142. 5,2985-0,298 0,0728 X = 5,583 Σ = 0,3542 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,3542 1 = 0,21 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 5,8023 5,583 0,21 5,2790 5,583 0,21 = 2,1537 = -2,34...ditolak t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 5,9131 5,583 0,21 5,75 5,583 0,21 = 3,1742...ditolak = 0,9129

t-hitung data 5 = t-hitung data = 5,4493 5,583 0,21 5,2985 5,583 0,21 = -1,0957 = -2,4838 Data 2 dan 3 ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,4,5 dan No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 5,8023 0,2340 0,0548 2. 5,75 0,0992 0,0098 3. 5,4493-0,1190 0,0142 4. 5,2985-0,298 0,0728 X = 5,5544 Σ = 0,1515 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,1515 4 1 = 0,2242 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 4-1 diperoleh t-tabel = 3,18 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 5,8023 5,5544 0,2242 4 5,75 5,5544 0,2242 4 = 2,0874 = 0,8849

t-hitung data 3 = 5,4493 5,5544 0,2242 4 = -1,01 t-hitung data 4 = μ = x ± t SD n μ = 5,5544 ± 0,355 5,2983 5,5544 0,2242 4 = -2,408 Kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 200 gram adalah 5,1979 % < μ < 5,9109 %

Lampiran 10. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram No. Kadar Serat Tak Larut(%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 7,8101 0,007 0,0000 2. 7,7934-0,0100 0,0001 3. 7,977 0,1733 0,0300 4. 7,707-0,097 0,0093 5. 7,837 0,0333 0,0011. 7,97-0,107 0,0114 X = 7,8034 Σ = 0,0520 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,0520 1 = 0,1020 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = 7,8101 7,8034 0,1020 = 0,101 t-hitung data 2 = 7,7934 7,8034 0,1020 = -0,2401

t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 7,977 7,8034 0,1020 7,707 7,8034 0,1020 = 4,12...ditolak = -2,3214 t-hitung data 5 = 7,837 7,8034 0,1020 = 0,8005 t-hitung data = 7,97 7,8034 0,1020 = -2,51 Data 3 ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 1,2,4,5 dan No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 7,8101 0,0414 0,0017 2. 7,7934 0,0247 0,000 3. 7,707-0,020 0,0038 4. 7,837 0,080 0,004 5. 7,97-0,0720 0,0052 X = 7,787 Σ = 0,010 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,010 5 1 = 0,0102 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 5-1 diperoleh t-tabel = 2,78 Data diterima jika t-hitung < t-tabel

xi x t-hitung = sd n t-hitung data 1 = 7,8101 7,787 0,0102 5 = 1,441 t-hitung data 2 = 7,7934 7,787 0,0102 5 = 0,8732 t-hitung data 3 = 7,707 7,787 0,0102 5 = -2,1943 t-hitung data 4 = 7,837 7,787 0,0102 5 = 2,4052 t-hitung data 5 = 7,97 7,787 0,0102 5 = -2,5481 μ = x ± t SD n μ = 7,787 % ± 0,078% Kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 400 gram adalah 7,901% < μ <7,8473%

Lampiran 11. Perhitungan kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang Ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram No. Kadar Serat Tak Larut (%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 8,83 0,1033 0,0107 2. 8,74 0,0133 0,0002 3. 8,7000-0,0333 0,0011 4. 8,7300-0,0033 0,0000 5. 8,7 0,0333 0,0011. 8,200-0,1133 0,0128 X = 8,7333 Σ = 0,0259 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,0259 1 = 0,0720 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk -1 diperoleh t-tabel = 2,57 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = t-hitung data 2 = 8,83 8,7333 0,0720 8,74 8,7333 0,0720 = 3,5155...ditolak = 0,453 t-hitung data 3 = 8,7000 8,7333 0,0720 = -1,1340

t-hitung data 4 = t-hitung data 5 = t-hitung data = 8,7300 8,7333 0,0720 8,7 8,7333 0,0720 8,200 8,7333 0,0720 = -0,1134 = 1,1340 = -3,8557 ditolak Data 1 dan ditolak karena nilai t-hitung > t-tabel, maka data yang dipakai adalah data 2,3,4 dan 5 No. Kadar Serat Tak Larut(%) Xi - X ( X i X ) 2 1. 8,74 0,0108 0,0001 2. 8,7000-0,0358 0,0013 3. 8,7300-0,0058 0,0000 4. 8,7 0,0308 0,0009 X = 8,7358 Σ = 0,0024 SD = ( xi x) n 1 2 = 0,0024 4 1 = 0,0282 Pada Tingkat kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, dk 4-1 diperoleh t-tabel = 3,18 Data diterima jika t-hitung < t-tabel t-hitung = xi x sd n t-hitung data 1 = 8,74 8,7358 0,0282 4 = 0,70

t-hitung data 2 = 8,7000 8,7358 0,0282 4 = -2,5390 t-hitung data 3 = t-hitung data 4 = 8,7300 8,7358 0,0282 4 8,7 8,7358 0,0282 4 = -0,4113 = 2,1844 μ = x ± t SD μ = 8,7358 % ± 0,0448% n Kadar serat tak larut sebenarnya dalam kerupuk yang ditambahkan ampas sisa jagung pipilan sebanyak 500 gram adalah 8,910% < μ < 8,780%

Lampira 12. Formulir uji organoleptik Nama panelis : Tanggal : Nim : Produk : Kerupuk Berilah tanda mencicip kerupuk dalam kotak di bawah ini sesuai dengan kesan anda setelah Produk : I II III Amat sangat suka : Sangat suka : Suka : Agak suka : Tidak suka :

Lampiran 13. Gambar uji organoleptik Gambar 2. Ruangan uji organoleptik Gambar 3. Penyajian uji organolpetik Gambar 4. Panelis sedang memberikan penilaian terhadap rasa kerupuk ampas sisa jagung pipilan

Lampiran 14. Tabel 10. Hasil Uji Organoleptik Ulangan (r) Produk (t) I II III Total (Y) 1 3 2 5 10 2 4 4 1 9 3 5 4 5 14 4 3 4 5 12 5 2 3 4 9 3 1 1 5 7 3 3 4 10 8 4 4 5 13 9 4 3 2 9 10 5 4 5 14 11 3 4 3 10 12 4 4 5 13 13 2 3 3 8 14 3 4 2 9 15 5 3 3 11 1 4 3 3 10 17 5 3 2 10 18 4 3 1 8 19 5 4 4 13 20 4 3 3 10 21 3 3 3 9 22 3 4 2 9 23 3 2 2 7 24 4 4 3 11 25 4 4 3 11 2 3 4 5 12 27 5 4 3 12 28 2 4 3 9 29 5 3 2 10 30 4 2 2 8 31 2 4 3 9 32 3 4 3 10 33 3 3 3 9 34 3 4 3 10 35 3 4 5 12 3 3 4 3 10 37 4 3 2 9 38 4 4 4 12 39 4 2 1 7 40 4 3 2 9 Total (Y) 144 135 123 402 Rata-rata 3.0 3.38 3.08

Nilai numerik organoleptik 1 = Tidak suka 2 = Agak suka 3 = Suka 4 = Sangat suka 5 = Amat sangat suka Perhitungan analisis sidik ragam Fk ( Faktor koreksi) = (Y) 2 / t x r = (402) 2 / 40 x 3 = 134,7 JK total (Jumlah Kuadrat Total) = t r i= 1 j= 1 ( Y ij ) 2 Fk = [(3 2 + 4 2 + 5 2 ) + (2 2 + 4 2 + 4 2 ) + (5 2 + 1 2 + 5 2 )] 134,7 = 121,3 JK perlakuan (Jumlah Kuadrat Perlakuan) = ( = (144 2 + 135 2 + 123 2 ) / 40 134,7 t i= 1 Y i 2 ) / r Fk = 5,55 JK galat = JK total JK perlakuan = 121,7 5,55 = 115,75

Db (Derajat bebas) Db perlakuan = t 1 = 3 1 = 2 Db galat = t (r-1) = 3 (40 1 ) = 117 Db total = (t)(r) 1 = (3)(40) 1 = 119 KT perlakuan (kuadrat tengah perlakuan) = JK perlakuan / t -1 = 5,55 / 3 1 = 2,775 KT galat = JK galat / t (r-1) = 115,75 / 3 (40 1) = 0,9893 F hitung = KT perlakuan / KT galat = 2,775 / 0,9893 = 2,80 Keterangan : Y = Total t = Perlakuan r = Ulangan

Lampiran 15. Tabel 11. Daftar Analisis Sidik Ragam Sumber keragaman Db JK KT Fhit F 0.05 Perlakuan 2 5,55 2,775 2,80 3,07 Galat 117 115,75 0,9893 Total 119 121,3