III MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1) Ternak penelitian menggunakan Puyuh Padjadjaran generasi ke 6 galur. ekor jantan yang dipelihara selama 7 minggu.

dokumen-dokumen yang mirip
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur strain lohman keturunan pertama, berumur satu

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. memelihara itik Damiaking murni di Kampung Teras Toyib Desa Kamaruton

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelititan ini menggunakan 30 ekor Sapi Bali jantan umur berkisar antara

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuda berjumlah 25

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan dan objek penelitian yang digunakan yaitu:

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek ternak yang digunakan adalah itik Damiaking jantan dan betina

III. MATERI DAN METODE. a. Penelitian ini menggunakan 68 ekor kambing peranakan etawa ( PE) (31. ukur, tongkat ukur dan timbangan.

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan November - Desember 2013 di

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang diamati pada percobaan berupa 60 ekor itik Cihateup betina

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan selama 1 bulan, dimulai pada awal bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 2 Maret sampai 1 Mei 2016 di Balai

BAB III MATERI DAN METODE. Ettawa Berdasarkan Bobot Lahir dan Bobot Sapih Cempe di Satuan Kerja

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di Desa Koto Perambahan Kecamatan Kampar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober 2013 di Desa Dadapan, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV. METODE PENELITlAN. Rancangan atau desain dalam penelitian ini adalah analisis komparasi, dua

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan April - Mei

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat terapi ini menggunakan heater kering berjenis fibric yang elastis dan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

III. METODE PENELITIAN

A. Pengertian Hipotesis

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

BAB IV PENELITIAN. menggunakan sensor mekanik limit switch sebagai mekanis hitungnya

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari November 2013 sampai dengan Mei 2014.

BAB IV PENELITIAN Gambar Alat Untuk gambar alat dapat dilihat pada gambar 4.1. dibawah ini: Gambar 4.1. Modul Alat Tugas Akhir

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UKURAN PEMUSATAN UKURAN PENYEBARAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 di BBPTU-HPT Baturraden,

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

SOAL PRAPEMBELAJARAN MODEL PENILAIAN FORMATIF BERBANTUAN WEB-BASED UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Lux meter dilengkapi sensor jarak berbasis arduino. : panjang 15,4 cm X tinggi 5,4 cm X lebar 8,7 cm

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. puyuh turunan hasil persilangan warna bulu coklat dengan hitam. Jumlah telur

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

BAB III METODE PENELITIAN. pre test post test with control group. Penelitian ini berupaya untuk

UKURAN PEMUSATAN DATA

BAB V METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Seputih Agung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di halaman Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung pada bulan Agustus 2011.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. berisi 5 ekor dan anak ayam diberi nomor (wing tag) sesuai perlakuan untuk

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PADA LOKET PENDAFTARAN PASIEN DI PUSKESMMAS PADANG PASIR KECAMATAN PADANG BARAT

PENAMPILAN ANAK ITIK BETINA YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN

METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Potensi Ekowisata Hutan Mangrove ini dilakukan di Desa

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

Inflasi dan Indeks Harga I

REGRESI LINIER GANDA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 UKURAN DISPERSI

MATERI DAN METODE. Gambar 1. (a). Kambing PE Kondisi A, (b). Kambing PE Kondisi B, (c). Kambing PE Kondisi C, (d). Kambing PE Kondisi D.

Statistika Deskriptif Ukuran Pemusatan dan Ukuran Penyebaran

PERBANDINGAN PERFORMA DUA STRAIN AYAM JANTAN TIPE MEDIUM YANG DIBERI RANSUM KOMERSIAL BROILER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dalam penelitian ini termasuk ke dalam data yang diambil dari Survei Pendapat

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

PETA KONSEP RETURN dan RISIKO PORTOFOLIO

III.MATERI DAN METODA. tujug desa. Waktu penelitian akan dilaksanakan mulai bulan Mei sampai bulan Juni 2014.

STATISTIKA DAN PELUANG BAB III STATISTIKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Klinik Meditest Semarang Jalan

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah:

b. Penyajian data kelompok Contoh: Berat badan 30 orang siswa tercatat sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa

Masih ingat beda antara Statistik Sampel Vs Parameter Populasi? Perhatikan tabel berikut: Ukuran/Ciri Statistik Sampel Parameter Populasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan hasil penelitian yang disajikan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam melakukan penelitian, terlebih dahulu menentukan desain

METODOLOGI PENELITIAN. penggunaan metode penelitian. Oleh karena itu, metode yang akan digunakan

log b = b logb Soal-Soal dan Pembahasan Matematika Dasar SBMPTN - SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 12 Juni 2012 Jawab: BAB II Logaritma

SEBARAN t dan SEBARAN F

III. METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

III BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah 50 ekor sapi Pasundan

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

Transkripsi:

13 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1. Baha da Alat Peelitia 3.1.1 Terak Peelitia 1) Terak peelitia megguaka Puyuh Padjadjara geerasi ke 6 galur muri hitam 200 ekor, galur muri coklat 200 ekor serta galur silaga 100 ekor jata yag dipelihara selama 7 miggu. 2) Puyuh Padjadjara galur muri hitam da coklat berumur 3 miggu dilakuka sexig utuk memperoleh jeis kelami jata da dilakuka peimbaga utuk memperoleh bobot bada yag seragam. 3) Puyuh Padjadjara jata umur 7 miggu yag diamati bagia edible da iedible ya terdiri dari 30 ekor setiap galur sehigga terdapat 90 ekor jumlah terak peelitia yag diguaka. 3.1.2. Kadag Puyuh Kadag yag diguaka adalah kadag broodig da kadag sistem cage bertigkat. Kedua kadag tersebut terbuat dari baha ram kawat, triplek da kayu. 1) Kadag broodig yag diguaka memiliki ukura pajag 200 cm, lebar 80 cm da tiggi 40 cm. Kadag broodig dilegkapi dega tempat paka, tempat mium da pemaas. Kapasitas kadag higga 200 ekor puyuh.

14 2) Kadag cage yag diguaka terdiri dari lima tigkat. Memiliki ukura pajag 100 cm, lebar 50 cm, tiggi 30 cm dega kapasitas kadag 25-30 ekor utuk setiap tigkatya. Masig-masig kadag cage dilegkapi dega tempat rasum da tempat air mium. 3.1.3. Peralata Peelitia Peralata yag diguaka dalam peelitia ii adalah sebagai berikut: (1) Timbaga aalitik utuk meimbag berat puyuh (2) Timbaga digital utuk meimbag paka. (3) Lampu pijar utuk memberika suhu hagat yag ideal selama fase brooder. (4) Thermometer utuk megukur suhu ruaga kadag. Suhu dicatat dalam satua derajat celcius. (5) Nampa utuk tempat paka selama fase brooder. (6) Roud waterer utuk tempat mium selama fase pemeliharaa. (7) Pisau tajam utuk memotog puyuh. (8) Kompor sebagai alat meghagatka air utuk proses pecabuta bulu. (9) Paci utuk tempat memasak air. (10) Kerajag utuk tempat meyimpa puyuh sebelum dilakuka peimbaga. (11) Alat tulis utuk meulis data data yag didapat selama peelitia. (12) Kamera utuk medokumetasika semua kegiata selama peelitia. (13) Laptop utuk meyusu usula peelitia, pegolaha data, da skripsi.

15 3.1.4. Rasum Puyuh Rasum yag diguaka selama proses pemeliharaa adalah rasum komersil yaitu CP 511 dari PT.Charoe Pokphad Idoesia. Selama pemeliharaa diberika rasum berbetuk mash pada umur satu hari sampai tiga miggu da berbetuk crumble pada umur tiga sampai tujuh miggu. Komposisi dalam rasum yag diguaka adalah: jagug, dedak, bugkil kedelai, pecaha gadum, cor glute meal, calcium, phosphorus, vitami, trace mieral da ati oxida. Berikut merupaka data Kebutuha Nutriet Da Eergi Metabolis Rasum Puyuh berdasarka (NRC, 1994) (Tabel 1) serta Kaduga Nutriet da Eergi Meetabolis Rasum Puyuh Padjadjara yag diguaka pada peelitia (Tabel 2) Tabel 1. Kebutuha Nutriet da Eergi Metabolis Rasum Puyuh Nutrie Kaduga (%) Protei Kasar 24,0 Lemak Kasar 2,8 Serat Kasar 4,1 Kalsium 0,80 Fosfor 0,75 Eergi Metabolis Kkal/kg 2.900 Sumber : (NRC, 1994) Tabel 2. Kaduga Nutriet da Eergi Metabolis Rasum Puyuh Petelur Nutrie Rasum Puyuh (%) Protei Kasar 22,87 Lemak Kasar 5,0 Serat Kasar 5,0 Kalsium 0,78 Fosfor 0,5 Eergi Metabolis Kkal/kg 3000 Sumber : Hasil Aalisis Balai Pegujia Mutu da Sertifikasi Paka (Sujaa, 2018)

16 3.2. Metode Peelitia Metode peelitia megguaka metode deskriptif. Aalisis deskriptif dilakuka terhadap bagia edible da iedible puyuh padjadjara jata galur muri hitam, coklat da silagaya geerasi ke eam pada umur potog tujuh miggu. Data kemudia ditabulasi kedalam format excel, da diolah secara deskriptif. 3.2.1. Prosedur Kerja 1) Tahap persiapa meliputi persiapa kadag da saitasi kadag yag dilakuka dega cara membersihka kadag beserta peralataya da ligkuga kadag sekitar satu miggu sebelum peelitia dimulai, setelah dibersihka dilakuka pegapura da peyemprota desifekta ke seluruh ruaga kadag. 2) Melakuka peimbaga da meletaka DOQ puyuh Padjadjara pada kadag broodig. 3) Paka diberika dalam betuk mash pada fase starter da crumble pada fase grower, sedagka air mium diberika secara adlibitum. 4) Setelah puyuh berumur tiga miggu dilakuka sexig utuk galur muri hitam da coklat serta peimbaga bobot bada utuk memperoleh puyuh berjeis kelami jata da keseragama bobot bada. Ciri yag membedaka puyuh jata da betia yaitu puyuh jata bulu dadaya polos berwara cokelat muda sedagka puyuh betia bulu leher da dada bagia atas berwara lebih terag serta terdapat totol-totol cokelat tua pada bagia leher sampai dada (Guiliao da Selph, 2005). 5) Melakuka peimbaga puyuh pada miggu ke tujuh.

17 6) Melakuka pemotoga puyuh pada umur 7 miggu. Pemotoga puyuh Padjadjara jata sebayak 30 ekor pada setiap galur. Setelah pemotoga dilakuka peimbaga bobot bagia edible da iedible. 7) Megaalisa data hasil peelitia. 3.2.2. Tahap Karkasig Puyuh 1) Melakuka peimbaga puyuh yag telah dipuasaka selama 6-8 jam utuk memperoleh bobot potog umur 7 miggu. 2) Melakuka peyembeliha puyuh sebayak 30 ekor pada setiap galur. 3) Melakuka peyembeliha puyuh yaitu dega memotog tiga salura meliputi pembuluh darah (vea jugularis da arteri), trachea da esophagus, kemudia membiarka darah megalir keluar dega maksimal. Melakuka peimbaga puyuh yag telah dipotog utuk memperoleh bobot darah. 4) Melakuka pecabuta bulu yaitu mecelupka puyuh ke dalam air paas dega suhu 65-80 o C selama 5-30 detik. Melakuka peimbaga puyuh yag telah dipotog tapa bulu utuk memperoleh bobot bulu. 5) Melakuka pemisaha bagia kepala, leher da kaki da megeluarka bagia jeroa dega memisahka bagia hati, jatug da Gizzard. Melakuka peimbaga utuk memperoleh bobot kepala, leher, kaki, jeroa, hati, jatug da Gizzard.

18 3.2.3. Peubah yag Diamati Peubah yag diamati pada peelitia ii adalah bagia edible da i edible puyuh Padjadjara yag dipotog pada umur tujuh miggu terdiri dari : 1) Bobot da Persetase edible Bobot bagia edible diperoleh dega cara meimbag masig-masig bagia edible (karkas, hati, jatug da Gizzard). Persetase bagia edible diperoleh dari perbadiga masig-masig bobot bagia edible (karkas, hati, jatug da Gizzard) dega bobot potog puyuh dikalika 100%. 2) Bobot da Persetase bagia iedible Bobot bagia iedible diperoleh dega cara meimbag masig-masig bagia iedible (darah, bulu, kepala, leher, kaki, da jeroa). Persetase bagia iedible diperoleh dari perbadiga masig-masig bobot bagia iedible (darah, bulu, kepala, leher, kaki, da jeroa)dega bobot potog puyuh dikalika 100%. 3.2.4. Aalisis Statistik 1) Nilai maksimal adalah ilai yag terbesar pada suatu iterval data 2) Nilai miimal adalah ilai yag terkecil pada suatu iterval data 3) Rata-rata/ Mea (x ) Rata-rata hitug utuk data yag terdapat dalam sebuah sampel dihitug dega cara membagi jumlah ilai data oleh bayak data, rumusya adalah: Keteraga : x =Rata-rata t=1 x = xi = Jumlah data x ke-i = Jumlah data t=1 xi

19 4) Simpaga baku Simpaga baku adalah akar dari ragam. Ragam merupaka jumlah semua deviasi ilai-ilai idividu terhadap rata-rata populasi, rumusya adalah: S = i=1(x1 x )2 1 Keteraga S = Simpaga Baku x1 = Nilai data ke-i x = Rata-rata populasi = Jumlah data 5) Koefisie variasi Koefisie variasi merupaka ukura yag diguaka utuk megetahui besarya variasi ilai dari hasil pegukura variabel yag diamati, rumusya adalah: KV = S x x 100% Keteraga KV = Koefisie Variasi S = Simpaga Baku x = Rata-rata