BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Hasil Belajar Pretest Kelas Van Hiele dan Bruner

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penalaran matematis siswa dan data hasil skala sikap. Selanjutnya, peneliti

Tabel 18 Deskripsi Data Tes Awal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 7 Subjek Penelitian No Kelas / Sekolah Kelompok model

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah

!"#$%#& Interval Kelas =!"#$"%#$"!"#$%&'(

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data nilai tes kemampuan

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Deskripsi Statistik Nilai Pretest

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian yang telah dilakukan di

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian Eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan Eksperimen Kontrol Jumlah Seluruhnya 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab masalah penelitian, oleh karena itu hendaknya metode penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)

BAB III METODE PENELITIAN

ANGKET MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN TARIKH ISLAM. Saya selalu hadir tepat waktu ketika pelajaran Tarikh Islam di mulai. 2.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELTIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini berisi analisis instrumen penelitian, uji keseimbangan pretest dan uji beda rerata post-test, deskripsi data amatan, normalitas data amatan, homogenitas data amatan, dan uji hipotesis penelitian. 4.1. Gambaran Umun Subyek Penelitian Subyek penelitian terdiri dari 42 siswa kelas IV SD Negeri Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Kota Salatiga. Satu kelas dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok(kelas) eksperimen berjumlah 21 siswa yang diajar dengan model Circuit Learning dan kelompok (kelas) kontrol berjumlah 21 siswa diajar dengan menggunakan metode konvensional. Adapun data sampel penelitian dapat dilihat pada table 4.1 berikut ini. Table 4.1 Data Sampel Penelitian No. SDN Mangunsari 5 Jumlah Siswa Kelas V 1. Kelas A (eksperimen) 21 2. Kelas B (konvensional) 21 Total 42 4.2. Analisis Data 4.2.1. Analisis Deskriptif Data Variabel X Penelitian ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran pada tiap kelas dilaksanakan secara berbeda. Kelas IV A menggunakan model Circuit learning sedangkan kelas IV B menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran di kelas IV A dijadikan kelompok eksperimen. Pembelajaran yang menggunkan peta konsep untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar siswa lebih tinggi. Pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung karena dalam kegiatan belajar mengajar, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi. Setelah siswa selesai berdiskusi, siswa mempresentassikan hasil diskusi kelompok dan kelompok lain mengomentari hasil kerja kelompoknya. 25

26 Berbeda dengan Pembelajaran di kelas IV B. Pembelajaran di kelas IV B yang digunakan sebagai kelas kontrol, menerapkan pembelajaran yang bersifat konvensional. Siswa tidak terlibat secara aktiv, karena siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Sehingga dalam pemahaman siswa kurang dibandingkan dengan hasil akhir kelas IV A (kelompok eksperimen). 4.2.2. Analisis Deskriptif Data Variabel Y 4.2.2.1. Analisis Data Pre-test 4.2.2.1.1. Analisis Uji Validitas Instrumen Pre-test Instrumen soal yang direncanakan untuk pretest sebanyak 25 item soal, setelah dilakukan 3 kali pengujian diperoleh 16 item soal valid dan dapat dipergunakan untuk penelitian. Hasil pengujian dapat dilihat pada table 4.2 berikut ini. Tabel 4.2 Hasil Validitas 1 Item Soal Pretest Nomor Harga Keterangan Nomor Harga Keterangan 1.086 Tidak Valid 14.344 Valid 2.400 Valid 15.386 Valid 3.251 Valid 16.185 Tidak Valid 4 -.087 Tidak Valid 17.504 Valid 5.168 Tidak Valid 18.639 Valid 6.569 Valid 19.512 Valid 7.258 Valid 20.345 Valid 8.095 Tidak Valid 21.000 Tidak Valid 9 -.426 Tidak Valid 22.743 Valid 10 -.690 Tidak Valid 23 -.231 Tidak valid 11 -.262 Tidak Valid 24.512 Valid 12.168 Tidak Valid 25.743 Valid 13.797 Valid Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat ada 11 soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 1, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 23, dan 23. Harga korelasi bergerak dari -0,690 sampai dengan 0,797. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu item soal dikatakan valid apabila mempunyai harga korelasi (r) 0.2, sehingga soal nomor 1, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 23, dan 23 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang diperbolehkan sebagai instrumen pretest adalah harus yang valid. Akan tetapi

27 mulanya, hanya soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif (-) yang dieliminasi sampai tdak ada satupun soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif (-). Hasil validitas dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut. Tabel 4.3 Hasil Validitas 2 Item Soal Pretest Nomor Harga Keterangan Nomor Harga Keterangan 01.101 Tidak Valid 15.510 Valid 02.437 Valid 16.121 Tidak Valid 03.327 Valid 17.526 Valid 05.240 Valid 18.697 Valid 06.579 Valid 19.531 Valid 07.260 Valid 20 0,292 Valid 08.104 Tidak Valid 21 0,233 Valid 12.240 Valid 22 0,332 Valid 13.784 Valid 24 0,386 Valid 14.366 Valid 25 0,355 Valid Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat masih ada 3 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 1, 8, dan 16. Harga korelasi bergerak dari 0,101 sampai dengan 0,697. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu 0.2, sehingga soal nomor 1, 8, dan 16 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang diperbolehkan sebagai instrument pretest adalah harus yang valid. Hasil validitas dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut. Tabel 4.4 Hasil Validitas 3 Item Soal Pretest Nomor Harga Keterangan Nomor Harga Keterangan 02.443 Valid 15.581 Valid 03.332 Valid 17.520 Valid 05.218 Valid 18.680 Valid 06.543 Valid 19.543 Valid 07.223 Valid 20.345 Valid 12.218 Valid 22.680 Valid 13.773 Valid 24.543 Valid 14.416 Valid 25.773 Valid Berdasarkan Tabel 4.4 terlihat bahwa ada 16 item soal tes valid dengan harga korelasi (r) menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,218 sampai 0,773 dan

28 terdapat tiga kriteria validitas yaitu validitas rendah, validitas cukup validitas tinggi. Kriteria validitas rendah berjumlah 5 yaitu nomor 3, 5, 7, 12, dan 20. Kriteria validitas cukup berjumlah 6 yaitu nomor 2, 6, 14, 15, 17, dan 19. Sedangkan kriteria validitas tinggi berjumlah 3 yaitu 18, 22, dan 25. Dari 16 soal yang valid maka soal ini dipergunakan untuk pretest. 4.2.2.1.2. Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Pretest Analisis reliabilitas instrumen menggunakan alpha dari Cronbach s yang memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,865. Setelah dimasukkan ke dalam program SPSS.20 didapatkan hasil reliabilitas seperti pada Tabel 4.5 berikut. Tabel 4.5 Reliabilitas Instrumen Pretest Reliability Statistics Cronbac h's Alpha N of Items.865 16 Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria tingkat reliabilitas instrumen yang dikemukakan George dan Mallery (1995) bahwa reliabilitas dapat diterima jika nilainya 0,7 α 0,8 (analisis reliabilitas dapat dilihat pada lampiran).

29 Tabel 4.6 Kisi-kisi Soal Pretest Sesudah Validitas dan Reliabilitas Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Rumusan Soal 8. Menggunakan 2, 3, 6, 7, 15, 16 lambang bilangan romawi. 8.2 Menyatakan lambang bilangan cacah sebagai lambang bilangan romawi dan sebaliknya Mampu menyatakan bilangan romawi sebagai bilangan cacah. Mampu menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan romawi. 1, 4, 5, 8, 9, 14 Mampu menerapkan bilangan romawi ke dalam kehidupan sehari-hari 10, 11, 12, 13 4.2.2.1.3. Analisis Deskriptif Pre-test Menurut Sugiyono dalam Evrieta (2010) analisa ini digunakan untuk menganalisis sejumlah data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini, sehingga memperoleh Gambaran mengenai keadaan suatu obyek yang diteliti melalui data subyek penelitian sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Ukuran yang digunakan adalah nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum. Analisis deskriptif nilai pretest kelompok eksperimen SDN Mangunsari 05 dalam satu kelas yang dibagi menjadi 2, kelompok kontrol dan eksperimen. Ananlisis data ini mengunakan SPSS Versi 20. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut.

30 Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Pretest Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kelompok_kontrol 21 50.00 93.75 72.9167 12.70663 kelompok_eksperimen 21 56.25 93.75 76.7857 9.30030 Valid N (listwise) 21 Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan nilai minimum kelompok eksperimen SDN Mangunsari 05 adalah 56.00 nilai maksimum 93.75, rata-rata nilai 76.7857 dan standar diviasi adalah 9.30030. Untuk kelas kontrol SDN Mangunsari 05, nilai minumum adalah 50.00 nilai maksimum 93.75 nilai rata-rata adalah 72.9167 dan standar deviasinya sebesar 12.70663. 4.2.2.1.4. Analisis Uji Normalitas Pre-test Uji normalitas data variabel yang digunakan adalah teknik tests of normality. Uji ini bertujuan untuk mengetahui data yang dianalisa berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas pretest dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut. Tabel 4.8 Uji Normalitas Pretest Nilai Tests of Normality kelas Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. eksperimen.148 21.200 *.939 21.205 kotrol.143 21.200 *.943 21.252 *. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai pretest kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal dengan melihat Sig. Shapiro-Wilk 0,05. Variabel pertama atau kelompok eksperimen nilai Sig. Shapiro-Wilk adalah 0,205

31 sedangkan untuk variabel kedua atau kelompok kontrol nilai Sig. Shapiro-Wilk adalah 0,252. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik normalitas berikut. Grafik 4.9 Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Grafik 4.10 Normalitas Pretest Kelas Kontrol

32 4.2.2.1.5. Uji Homogenitas Pre-test Uji Homogenitas digunakan untuk mengetahui kelas yang digunakan untuk penelitian mempunyai kemampuan yang sama atau tidak. Uji homogenitias dalam penelitian ini menggunakan program SPSS.20 for windows dengan uji Anova test of homogeneity of variances. Uji homogenitas dapat dilihat di Tabel 4.11. Tabel 4.11 Uji Homogenitas Pre-test Nilai Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.874 1 40.179 Hasil uji homogenitas di atas didapatkan nilai signifikan 0,179 > 0,05 yang berarti bahwa nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol mempunyai varian yang sama atau homogen. Hal ini berarti bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan yang sama dalam matematika. 4.2.2.2. Analisis Data Post-test 4.2.2.2.1. Analisis Uji Validitas Instrumen Post-test Instrumen soal yang direncanakan untuk post-test sebanyak 25 soal, setelah dilakukan uji validitas 4 kali hasilnya 16 item soal valid sehingga dapat dipergunakan untuk penelitian. Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

33 Tabel 4.12 Hasil Validitas 1 Item Soal Post-test Nomor Harga Keterangan Nomor Harga Keterangan 1.425 Valid 14.005 Tidak Valid 2 -.018 Tidak Valid 15.597 Valid 3.425 Valid 16.398 Valid 4.255 Valid 17.563 Valid 5.260 Valid 18.173 Tidak Valid 6 -.062 Tidak Valid 19.193 Tidak Valid 7.005 Tidak Valid 20.398 Valid 8.027 Tidak Valid 21.173 Tidak Valid 9.294 Valid 22.425 Valid 10 -.149 Tidak Valid 23.119 Tidak valid 11.282 Valid 24.221 Valid 12.641 Valid 25.641 Valid 13.496 Valid Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat ada 10 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 2, 6, 7, 8, 10, 14, 18, 19, 21, dan 23. Harga korelasi bergerak dari -0,149 sampai dengan 0,641. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu 0.2, sehingga soal nomor 2, 6, 7, 8, 10, 14, 18, 19, 21, dan 23 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang diperbolehkan sebagai instrumen pretest adalah harus yang valid. Akan tetapi mulanya, hanya soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif (-) yang dieliminasi sampai tidak ada satupun soal yang memiliki harga korelasi (r) negatif (-). Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut. Tabel 4.13 Hasil Validitas 2 Item Soal Post-test Nomor Harga Keterangan Nomor Harga Keterangan 01.425 Valid 15.597 Valid 03.425 Valid 16.341 Valid 04.293 Valid 17.632 Tidak Valid 05.220 Valid 18.130 Valid 07 -.024 Valid 19.238 Valid 08.018 Tidak Valid 20.389 Valid 09.339 Tidak Valid 21.130 Tidak Valid 11.238 Tidak Valid 22.408 Tidak Valid 12.686 Valid 23.130 Valid 13.536 Tidak Valid 24.265 Tidak Valid 14 -.024 Valid 25.686 Valid

34 Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat masih ada 8 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 8, 9,10,13, 17, 21, 22,dan 24. Harga korelasi bergerak dari -0,24 sampai dengan 0,686. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu 0.2, sehingga soal nomor 8, 9,10,13, 17, 21, 22,dan 24 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang diperbolehkan sebagai instrument pretest adalah harus yang valid. Dalam uji validitas kedua ini masih terdapat soal yang memiliki hrga korelasi (r) negatif (-). Maka dari itu, yang dieliminasi terlebih dahulu adalah soal yang mempunyai harga korelasi (r) negatif (-). Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut. Tabel 4.14 Hasil Validitas 3 Item Soal Post-test Nomor Harga Keterangan Nomor Harga Keterangan 01.368 Valid 16.359 Valid 03.452 Valid 17.664 Valid 04.311 Valid 18.144 Tidak Valid 05.246 Valid 19.273 Valid 08.036 Tidak Valid 20.311 Valid 09.348 Valid 21.144 Tidak Valid 11.144 Tidak Valid 22.472 Valid 12.714 Valid 23.144 Tidak Valid 13.554 Valid 24.274 Valid 15.624 Valid 25.624 Valid Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat masih ada 5 soal yang tidak valid yaitu soal nomor 8, 11, 17, 21, dan 23. Harga korelasi bergerak dari 0,036 sampai dengan 0,697. Dengan harga korelasi (r) menurut Arikunto (2012) yaitu 0.2, sehingga soal nomor 1, 8, dan 16 harus dieliminasi dan dilakukan uji validitas lagi. Karena syarat soal yang diperbolehkan sebagai instrument pretest adalah harus yang valid. Hasil validitas dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.

35 Tabel 4.15 Hasil Validitas 4 Item Soal Post-test Nomor Harga Keterangan Nomor Harga Keterangan 01.291 Valid 12.306 Valid 03.430 Valid 13.726 Valid 04.359 Valid 15.327 Valid 05.311 Valid 16.413 Valid 08.831 Valid 17.368 Valid 09.694 Valid 18.394 Valid 11.526 Valid 19.726 Valid Berdasarkan tabel 4.7 terlihat bahwa ada 14 item soal tes valid dengan harga korelasi (r) menunjukkan bahwa koefisien validitas bergerak dari 0,291 sampai 0,831 dan terdapat empat kriteria validitas yaitu validitas rendah, validitas cukup, validitas tinggi, dan validitas sempurna. Kriteria validitas rendah berjumlah 7 yaitu nomor 1, 4, 5, 12, 15, 17, dan 18. Kriteria validitas cukup berjumlah 3 yaitu nomor 3, 11, dan 16. Kriteria validitas tinggi berjumlah 3 yaitu 9, 13, dan 19. Dan kriteria validitas sempurna berjumlah 1 yaitu 8. Dari 14 soal yang valid maka soal ini dipergunakan untuk post-test. 4.2.2.2.2. Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Post-test Analisis reliabilitas instrumen menggunakan alpha dari Cronbach s yang memberikan koefisien reliabilitas sebesar 0,865. Setelah dimasukkan ke dalam program SPSS.20 didapatkan hasil reliabilitas seperti pada Tabel 4.16 berikut. Tabel 4.16 Reliabilitas Instrumen Pretest Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.865 16 Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa instrumen layak digunakan untuk mengukur variabel penelitian dengan berpedoman pada kriteria tingkat reliabilitas instrumen yang dikemukakan George dan Mallery (1995) bahwa reliabilitas dapat diterima jika nilainya 0,7 α 0,8 (analisis reliabilitas dapat dilihat pada lampiran).

36 Tabel 4.17 Kisi-kisi Soal Post-test Sesudah Validitas dan Reliabilitas Standar Kompetensi 8. Memahami sifat bangun ruang sederhana dan hubungan antar bangun Kompetensi Dasar Indikator Rumusan Soal 8.1 Menentukan sifatsifat bangun ruang Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang (rusuk, sisi, titik sudut). Menentukan sifat-sifat bangun kubus. Menentukan sifat-sifat bangun balok. Menentukan sifat-sifat bangun kerucut. Menentukan sifat-sifat bangun limas segitiga. Menentukan sifat-sifat bangun limas segiempat. Mengaplikasikan bentuk bangun ruang sederhana dengan benda kongkrit. 1, 2, 3, 8 4, 9, 10 11 6, 16, 7 5, 13 12, 14 4.2.2.2.3. Analisis Deskriptif Post-test Analisis deskriptif nilai post-test kelompok eksperimen SDN Mangunsari dalam satu kelas yang dibagi menjadi 2, kelompok kontrol dan eksperimen. Ananlisis data ini mengunakan SPSS Versi 20. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut. Tabel 4.18 Analisis Deskriptif Post-test B Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation kelompok_eksperimen 21 71.43 92.86 82.5257 8.34083 kelompok_kontrol 21 42.86 92.86 67.3486 12.28322 Valid N (listwise) 21 Berdasarkan tabel 4.18 dapat disimpulkan nilai minimum kelompok eksperimen SDN Mangunsari 05 adalah 71.43 nilai maksimum 92.86, rata-rata nilai 82.5257dan standar diviasi adalah 8.34083. Untuk kelas kontrol SDN Mangunsari 05, nilai minumum adalah 42.86 nilai maksimum 92.86 nilai rata-rata adalah 67.3486 dan standar deviasinya sebesar 12.28322.

37 Distribusi frekuensi ketuntasan belajar pretest pada kelas eksperimen atau SDN Mangunsari 05 dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini. Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen atau SDN Mangunsari 05 No Eksperimen Pretes Interval x nilai Frekuensi Persentase 1 56.25 x 64.24 1 4.76 % 2 64.25 x 72.24 6 28.57 % 3 72.25 x 80.24 4 19.05 % 4 80.25 x 88.24 8 38.10 % 5 88.25 x 96.24 2 9.52 % Jumlah 21 100.00 % Dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa hasil pretest kelas eksperimen, persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga yaitu skor interval 80.25 sampai 88.24 dengan presentase 38.10% diperoleh 8 siswa, skor interval 64.25 sampai 72.24 dengan presentase 28.57% diperoleh 6 siswa, skor interval 72.25 sampai 80.24 dengan presentase 19.05 % diperoleh 4 siswa, skor interval 88.25 sampai 96.24 diperoleh 2 siswa dan skor interval 56.25 sampai 64.24 dengan presentase 4.76% diperoleh 1 siswa skor interval. Distribusi frekuensi ketuntasan belajar post-test pada kelas kontrol atau SDN Mangunsari 05 dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini. Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen atau SDN Mangunsari 05 No Interval x nilai Kontrol Post-test Frekuensi Persentase 1 42.86 x 52.85 2 9.52% 2 52.86 x 62.85 3 14.29% 3 62.86 x 72.85 13 61.90% 4 72.86 x 82.85 0 0.00% 5 82.26 x 92.85 3 14.29% Jumlah 21 100.00 %

38 Dari tabel 4.20 dapat diketahui bahwa hasil post-test kelas kontrol, persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga yaitu skor interval 62.86 sampai 72.85 dengan presentase 61.90% diperoleh 13 siswa, skor interval 52.86 sampai 62.85 dan 82.26 sampai tak hingga masing masing dengan presentase 14.29% diperoleh 3 siswa, skor interval 42.86 sampai 52.85 dengan presentase 9.52% diperoleh 2 siswa, dan skor interval 72.86 sampai 82.25 dengan presentase 0% diperoleh 0 siswa. Berdasarkan tabel 4.20 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran matematika di SDN Panjang 04 adalah 62, maka dapat disimpulkan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang sederhana ada 5 orang siswa atau 23.80%. Distribusi frekuensi ketuntasan belajar postest pada kelas eksperimen atau SDN Mangunsari 05 dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini. Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Nilai Post-test Kelas Eksperimen Eksperimen Post-test No Interval x nilai Frekuensi Persentase 1 71.43 x 75.42 5 23.81% 2 75.43 x 79.42 5 23.81% 3 79.43 x 83.42 1 4.76% 4 83.43 x 87.42 3 14.29% 5 87.43 x 97.42 7 33.33% Jumlah 21 100.00 % Dari tabel 4.21 dapat diketahui bahwa hasil post-test kelas eksperimen, persentase yang paling banyak diperoleh oleh siswa kelas IV SDN Mangunsari 05 Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga yaitu skor interval 87.43 sampai tak hingga dengan presentase 33.33% diperoleh 7 siswa, skor interval 71.43 sampai 75.42 dengan presentase 23.81% diperoleh 5 siswa, skor interval 75.43 sampai 79.42 dengan presentase 23.81%

39 diperoleh 5 siswa, skor interval 83.43 sampai 87.42 dengan presentase 23.33% diperoleh 5 siswa dan skor interval 79.43 sampai 83.42 dengan presentase 4.76% diperoleh 1 siswa. Berdasarkan tabel 4.21 dapat diketahui bahwa seluruh siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian ini mendapatkan nilai yang bervariasi. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM) khususnya mata pelajaran matematika di SDN Mangunsari adalah 62, maka dapat disimpulkan siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran matematika pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang sederhana adlah 0% atau semua lulus. Kondisi post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan dalam bentuk grafik akan berbentuk seperti grafik berikut. Grafik 4.22 Ketuntasan Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol Dari grafik 4.22 di atas dapat dilihat pada kelas eksperimen semua siswa yang dijadikan sampel tuntas dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan kelas kontrol terdapat 23.81% dari jumlah siswa yang tidak tuntas dalam mengikuti pembelajaran. 4.2.2.2.4. Analisis Uji Normalitas Post-test Normalitas merupakan uji prasyarat sebelum melakukan uji independent sample t-tes yang berguna untuk mengetahui apakah data pada variabel kontrol dan eksperimen

40 berdistribusi normal. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dengan bantuan SPSS 20 for Windows. Data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dikatakan berdistribusi tidak normal jika nilai signifikan < 0,05. Hasil uji normalitas hasil belajar matematika (post-test) dapat dilihat pada Tabel 4.23. Tabel 4.23 Hasil Analisis Uji Normalitas Post-test Tests of Normality Metode Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Nilai 1.00.178 21.081.861 21.007 2.00.227 21.006.914 21.065 a. Lilliefors Significance Correction Berdasarkan Tabel 19 di atas diperoleh nilai signifikan untuk kelas eksperimen adalah 0,007 < 0,05 dan kelas kontrol 0,065 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji non-parametrik. 4.2.2.2.5. Uji Banding Dua Sampel Data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan sama jika nilai signifikan > 0,05, sedangkan data dari kedua kelas dikatakan memiliki rataan yang berbeda jika nilai signifikan < 0,05. Pengujian hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan non parametric dengan Mann Whitney yang bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar matematika pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 4.24

41 Tabel 4.24 Uji Banding Dua Sampel Post-test Test Statistics a VAR00001 Mann-Whitney U 63.500 Wilcoxon W 294.500 Z -4.014 Asymp. Sig. (2-tailed).000 a. Grouping Variable: VAR00002 Berdasarkan Tabel 20. diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya H 1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol, artinya hasil belajar kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Circuit Learning berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Circuit Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Mangunsari 05 KotaSalatiga. Penelitian ini menggunakan kelas IV yang berjumlah 42 kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran Circuit Learning dan kelompok kedua sebagai kelas yang diajar menggunakan pembelaran konvensional.hasil pembelajaran dipengaruhi oleh pelaksanaan proses pembelajaran sehingga dibutuhkan analisis pelaksanaan proses pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis pretes diperoleh nilai sig untuk hasil belajar uji normalitas nilai pretest pada siswa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Circuit Learning sebesar 0,205 dan siswa kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional didapatkan nilai signifikan 0,252. Sehingga 0,205 dan 0,252 > 0,05, sehingga dapat diartikan jika kedua kelompok data tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol didapatkan nilai signifikan 0,179 > 0,05 yang artinya kedua data tersebut homogen. sehingga kedua data

42 tersebut memiliki rata-rata yang sama. Hal ini berarti bahwa kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran Circuit Learning dan konvensional memiliki kemampuan awal yang sama dalam matematika. Berdasarkan hasil analisis uji banding dua sampel nonparametric untuk data akhir (post-test) diperoleh nilai signifikan 0,000 < 0,05, artinya rataan kedua kelas berbeda dan H 1 diterima. Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara hasil belajar matematika antara kelas kelas eksperimen dengan kelas kontrol, yang berarti bahwa model pembelajaran Circuit Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa kelas IV. Hasil analisis uji banding dua sampel menggunakan uji banding nonparametric karena kedua data tidak normal. Uji normalitas kedua kelas didapatkan nilai signifikan 0,007< 0,05 dan 0,065 > 0,05, itu berarti data tidak normal. Berdasarkan Tabel 4.15 perolehan nilai post-test pada kelas yang di ajar menggunakan model pembelajaran Circuit Learning paling banyak terdapat pada interval 87,43 sampai tak terhingga yaitu sebanyak 7 siswa dengan porsentase 33,33%. Sedangkan berdasarkan Tabel 4.14 perolehan nilai posttes pada kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional paling banyak terdapat pada interval 62,86-72,85 yaitu sebanyak 13 siswa dengan porsentase 61,90%. Hal ini berarti nilai posttest menggunakan model pembelajaran Circuit Learning lebih tinggi dari kelas pembelajaran konvensional. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai post-test kelas eksperimen dengan model pembelajaran Circuit Learning lebih tinggi dari kelas menggunakan pembelajaran konvensional. Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Circuit Learning lebih antusias memperhatikan penjelasan guru, fokus pada materi, dan aktif karena siswa dituntut untuk belajar dengan pengetahuannya sendiri kemudian memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka. Selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman sekelasnya, Darsim (2011). Hal ini didukung dengan penelitian Dewa Ayu (2013) penggunaan model pembelajaran Circuit Learning dapat meningkatkan hasil belajar, dan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

43 Hasil belajar pada kelas eksperimen lebih baik dan siswa lebih memperhatikan, disebabkan karena penggunaan model pembelajaran Circuit Learning. Proses pembelajaran yang memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang diri mereka dan dunia, dan selanjutnya memberikan mereka kesempatan untuk saling berbagi pemahaman baru itu dengan teman teman sekelasnya. Model pembelajaran Circuit Learning mudah diterapkan pada semua jenjang pendidikan dan mampu membantu siswa dalam meningkatkan pengetahuannya dengan mengkonstruk pengetahuan sendiri, berfikir kompleks ketika menganaisis materinya, memberikan kesempatan berdiskusi dan bekerjasama dengan teman sekelas. Hal tersebut sependapat dengan Yeyen Yosiduada (2012) yang menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Circuit Learning lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar yang menggunakan metode konvensional. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh model pembelajaran Circuit Learning terhadap hasil belajar matematika siswa sejalan dengan penelitian yang dilakukan Dewa Ayu (2013) dengan hasil penelitiannya yaitu model pembelajaran Circuit Learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar Siswa. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh model pembelajaran Circuit Learning terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Mangunsari 05 Kota Salatiga diterima. Hal ini dapat dilihat dari besarnya signifikan 0,000 < 0,05. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran tipe Circuit Learning terlihat aktivitas siswa yang menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Circuit Learning dalam pembelajaran matematika dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap perilaku siswa, temuan aktivitas siswa yang dimaksud adalah seluruh siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran karena siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dan dapat memahami materi yang disampaikan oleh siswa lain dalam kelompok, semua siswa terlihat aktif bertanya jawab dan tidak malu atau takut untuk saling bertanya jawab dengan siswa lain dalam kelompoknya sendiri ataupun kelompok

44 lain, siswa dalam kelompok saling berkompetisi dan bekerjasama untuk menyalurkan ide kecil untuk menyusun presentasi kelompok. Hasil temuan pada saat pembelajaran mengindikasikan bahwa penggunaan model pembelajaran Circuit Learning yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran matematika pokok bahasan sifat bangun ruang sederhana membuat pembelajaran lebih menyenangkan, siswa lebih aktif, materi pelajaran yang dijelaskan dapat dipahami, siswa lebih mudah dalam memahami materi pelajaran dan akan berpengaruh pada hasil belajar matematika siswa sehingga hasil belajar matematika siswa dapat tercapai secara maksimal.