BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengaruh hiburan dan keinformatifan terhadap nilai iklan, selain itu juga mengetahui pengaruh nilai iklan dan gangguan pada sikap terhadap iklan antara media televisi dan Instagram. Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa hiburan berpengaruh positif terhadap nilai iklan di media Televisi maupun Instagram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hiburan yang ada di media Televisi maupun Instagram, maka makin tinggi nilai iklan yang ada di kedua media tersebut. Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai hiburan di media Televisi lebih tinggi dari media Instagram. Sementara melalui penelitian ini juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh hiburan terhadap nilai iklan antara media Televisi dan Instagram. Maka dari itu, dapat ditarik kesim pulan bahwa, menurut konsumen media Televisi dan Instagram memiliki aspek hiburan yang hampir sama. 2. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa keinformatifan berpengaruh positif terhadap nilai iklan di media Televisi maupun Instagram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi informasi yang ada di media Televisi maupun Instagram, makan m akin tinggi nilai iklan yang ada di kedua media tersebut. Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai informasi di media Instagram lebih tinggi dari media Televisi. Sementara melalui penelitian ini, juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh keinformatifan terhadap nilai iklan antara media Televisi dan Instagram. Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa, menurut konsumen media Televisi dan Instagram memiliki aspek informasi yang hampir sama. 68
3. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditem ukan bahwa gangguan berpengaruh negatif pada sikap terhadap iklan di media Televisi maupun Instagram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi gangguan yang ada di media Televisi maupun Instagram, maka sikap konsumen terhadap iklan yang ada di kedua media tersebut semakin buruk atau negatif. Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai gangguan di media Televisi lebih tinggi dari media Instagram. Sementara melalui penelitian ini, juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh gangguan pada sikap terhadap iklan antara media Televisi dan Instagram. Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa, menurut konsumen media Televisi dan Instagram memiliki aspek gangguan yang hampir sama. 4. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa nilai iklan berpengaruh positif pada sikap terhadap iklan di media Televisi maupun Instagram. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai iklan yang ada di media Televisi maupun Instagram, maka sikap konsumen terhadap iklan yang ada di kedua media tersebut semakin baik atau positif. Penelitian ini juga menemukan bahwa nilai iklan di media Televisi lebih tinggi dari media Instagram. Sementara melalui penelitian ini, juga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh nilai iklan pada sikap terhadap iklan antara media Televisi dan Instagram. Maka dari itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa, menurut konsumen media Televisi dan Instagram memiliki nilai iklan yang hampir sama. 5.2 Saran Penelitian ini menemukan bahwa terdapat beberapa aspek pada iklan di kedua media yang tidak dibentuk secara optimal oleh pemasar. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil perbandingan statistik deskriptif kedua media. Hiburan memiliki pengaruh positif yang tinggi terhadap kon sumen pada iklan di media Televisi, tetapi dalam penelitian ini aspek tersebut belum dibentuk dengan baik oleh pemasar. Pemasar seharusnya mengoptimalkan aspek hiburan ketika beriklan melalui Televisi yaitu 69
dengan memperbanyak konten yang menarik dalam iklan, upaya tersebut dapat dilakukan dengan iklan yang dikemas dengan hal-hal yang lucu atau unik sehingga konsumen semakin memiliki persepsi yang positif pada iklan tersebut. Keinformatifan memiliki pengaruh positif yang tinggi terhadap konsumen pada iklan di media Instagram, dalam penelitian ini aspek tersebut telah dibentuk dengan baik oleh pemasar. Nilai iklan memiliki pengaruh positif yang tinggi terhadap konsumen pada iklan di media Televisi, tetapi dalam penelitian ini aspek tersebut belum dibentuk dengan baik oleh pemasar. Pemasar seharusnya mengoptimalkan nilai iklan ketika beriklan di Televisi yaitu dapat dilakukan dengan menambahkan tingkat kemanfaatan sebuah iklan yang dikemas kepada konsumen. Gangguan memiliki pengaruh negatif yang tinggi terhadap konsumen pada iklan di media Televisi, tetapi dalam penelitian ini aspek tersebut belum dibentuk dengan baik oleh pemasar. Pemasar seharusnya meminimalkan gangguan ketika beriklan di televisi yaitu dengan mengurangi konten iklan yang mengganggu bagi konsumen, budaya iklan di Televisi cenderung saling menjatuhkan antara produk pesaing. Konsumen melihat hal tersebut merupakan sesuatu yang mengganggu, karena konsumen yang menggunakan suatu produk akan merasa tersinggung apabila produk yang digunakan tersebut dihina oleh pemasar. Padahal niat pemasar adalah untuk membuktikan bahwa produknya lebih baik. Sehingga merupakan sebuah hal yang penting untuk mengoptimalkan aspek positif, dan meminimalkan aspek negatif disesuaikan dengan media yang dipilih oleh pemasar. Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh hiburan dan keinformatifan terhadap nilai iklan antara media Televisi dan Instagram. Selain itu, tidak terdapat juga perbedaan pengaruh nilai iklan dan gangguan pada sikap terhadap iklan antara media Televisi dan Instagram. Menanggapi hal ini, kini pemasar dapat mempertimbangkan kembali peluang yang ada untuk berinvestasi pada media iklan yang akan digunakan sesuai dengan segmen konsumen yang dituju. Penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa media Televisi dan Instagram memiliki efek yang hampir sama dalam mempengaruhi konsumen melalui pesan mengenai produk atau jasa yang disampaikan pemasar. Penelitian ini menunjukkan bahwa aspek hiburan, 70
keinformatifan, gangguan dan nilai iklan pada media Televisi dan Instagram mempunyai efek yang hampir sama. Televisi yang dianggap merupakan media paling efektif dalam menyampaikan pesan pada konsumen, dari waktu ke waktu memiliki biaya yang terus meningkat. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut menjadi beban, khususnya bagi pemasar yang memiliki keterbatasan sumber daya dan harus mengatur alokasi biaya promosi dengan cermat dan hati-hati. Jejaring sosial menjadi pilihan media investasi yang cukup menjanjikan bagi pemasar, sikap konsumen muda yang lebih terbuka terhadap perkembangan teknologi dan internet menjadi pertimbangan penting pemasar dalam keputusan untuk beriklan di media Instagram khususnya untuk memperkenalkan produk dan menjaga hubungan jangka panjang. Dari hasil penelitian ini, sebaiknya peneliti selanjutnya mengembangkan model penelitian dengan menambahkan variabel lain untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Penelitian selanjutnya juga dianjurkan untuk menambahkan media lain seperti Youtube, melihat pesatnya perkembangan m edia tersebut khususnya di Indonesia saat ini. Selain itu untuk penelitian selanjutnya, obyek penelitian dapat dikembangkan menjadi jenis produk selain fesyen daring, melihat kesempatan yang besar pada sektor e-dagang yang terdapat di Indonesia. 5.3 Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut: a. Hasil dari penelitian ini tidak dapat digeneralisir ke semua kategori produk sebab penelitian ini hanya fokus membahas perbedaan sikap terhadap iklan pada produk fesyen daring saja, konsumen produk selain fesyen lain mungkin memiliki perilaku yang berbeda terkait dengan sikap terhadap iklan. b. Penelitian ini hanya membandingkan Televisi dan Instagram sebagai jejaring sosial yang menjadi obyek penelitian. Maka dari itu tidak dapat digeneralisir pada jenis jejaring sosial lain. Penggunaan jejaring sosial lain seperti Youtube, Facebook, atau Twitter memiliki kemungkinan untuk memperoleh hasil yang berbeda dari penelitian ini. 71
c. Karakteristik responden pada kategori pekerjaan didominasi oleh pelajar dan mahasiswa. Karakteristik responden pada kategori usia didominasi oleh responden dengan rentang umur 18-25 tahun. Berdasarkan hal ini hasil penelitian tidak dapat digeneralisir pada kategori pekerjaan dan rentang umur yang lain. d. Penelitian ini hanya menganalisis pengaruh hiburan, keinformatifan, gangguan dan nilai iklan pada sikap terhadap iklan. Terdapat variabel lain yang dapat digunakan dalam mengembangkan penelitian tentang sikap terhadap iklan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. 72