BAB I PENDAHULUAN. kekuatan ekonomi yang akan sejajar dengan negara-negara besar lainnya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2011, untuk pertama kalinya GDP per kapita Indonesia menembus angka $ 3,000. Dengan angka tersebut, Indonesia bisa jadi akan segera meninggalkan predikat negara berkembang. Dengan jumlah penduduk 240 juta lebih, Indonesia adalah negara besar dengan kekuatan ekonomi yang akan sejajar dengan negara-negara besar lainnya seperti China, India, Brasil atau RusiaAngka ini menjadi indikator bahwa setelah sebuah negara memiliki GDP per kapita $ 3,000, pertumbuhan ekonomi di negara tersebut akan bertumbuh lebih cepat. Salah satu alasannya adalah karena konsumen kelas menengah dari negara yang memiliki GDP per kapita 3,000 sudah begitu besar sehingga menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi yang sangat kuat. Konsumen kelas menengah ini, umumnya memiliki pendapatan menganggur (discretionary income) yang cukup memadai. Aturan umum adalah konsumen memiliki discretionary income sekitar 1/3 dari keseluruhan pendapatan. 13

2 Gambar 1.1 Grafik Pendapatan Perkapita Sumber : olahan data dari Dengan discretionary income yang cukup memadai, mengacu pada konsep kebutuhan Abraham Maslow, begitu suatu masyarakat beranjak menjadi konsumen kelas menengah, kebutuhan primer sudah mulai terlewati dan mulai naik ke kebutuhan yang lebih tinggi misalnya self esteem,status sosial, kebutuhan bersosialisasi dan sebagainya. Kuatnya permintaan dari kebutuhan inilah yang berpotensi mendorong tumbuhnya industri yang terkait secara meluas. Melalui risetnya di berbagai negara, Easterly (2001) menyimpulkan bahwa negara yang memiliki kelas menengah lebih besar cenderung tumbuh lebih cepat. Temuan lain adalah semakin banyak kelas menengah di suatu negara semakin rendah kemungkinan terjadinya instabilitas. Kemampuan daya beli yang meningkat ternyata pada akhirnya menciptakan trend baru pada perilaku konsumen di Indonesia, salah 14

3 satunya adalah bertambahnya kelas wirausaha baru. Bertambahnya jumlah kelas menengah, menyebabkan pada bertambah juga orang-orang yang memiliki discretionary income yang cukup besar. Hal ini pada akhirnya berakibat kepada kepemilikan dana sisa yang siap pakai untuk di investasikan atau bahkan di gunakan untuk membangun bisnis sendiri. Memang inilah salah satu tren yang muncul akibat bertumbuhnya jumlah kelas menengah. Daya beli yang meningkat dari kelas menengah, di tambah dengan dana siap pakai yang dimiliki, akhirnya memicu pertumbuhan industriindustri baru, baik dari skala yang kecil, menengah hingga yang besar. Bentuk bisnisnya pun beragam, mulai dari yang sangat konvensional sampai yang sudah canggih menggunakan teknologi informasi terkini. Kemunculan bisnis-bisnis baru ini tentu tidak lepas dari naiknya level kebutuhan konsumen dari sekedar memenuhi kebutuhan pokok menuju ke level yang lebih tinggi. Semakin besarnya pertumbuhan industri kecil saat ini, tentu tidak lepas dari persaingan yang juga semakin ketat untuk memperebutkan minat beli pelanggan. Di era globalisasi ini, pada akhirnya memposisikan perusahaan untuk bersaing mengikuti mekanisme pasar, dimana perusahaan harus terus mengembangkan diri dan merebut pasar dengan selalu menawarkan produk dan layanan yang berkualitas. Yoga (2004) mengatakan, dunia pemasaran saat ini merupakan suatu pertempuran persepsi konsumen dan tidak lagi sekedar pertempuran 15

4 produk. Persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Kata kunci dalam definisi persepsi adalah individu. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas obyek yang sama. Masih menurut Yoga (2004), membangun persepsi dapat dilakukan melalui merek. Suatu merek, akan memiliki persepsi yang positif jika dibentuk oleh program pemasaran yang memiliki hubungan kuat, baik dan unik tidak saja dari sisi produk, namun secara keseluruhan. Kekuatan merek inilah yang pada akhirnya akan menyebabkan sebuah merek akan bertahan dalam waktu panjang atau tidak. Pada titik ini, akhirnya pengelolaan merek menjadi hal yang penting untuk dan tidak sederhana. Hal ini menjadi tantangan semua perusahaan untuk bisa bersaing dengan perusahaan lainnya. Selain itu, perusahaan juga harus peka dan fleksibel dalam membangun merek, karena perubahan yang terjadi di dunia pemasaran pun terjadi begitu cepat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di perekonomian, perilaku konsumen, strategi strategi kompetitif, aturan pemerintah serta aspek lain yang bisa memengaruhi proses pengembangan sebuah merek. Peranan merek menjadi sangat penting sebagai alat bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan sebuah produk kepada konsumen. Merek yang di kenal masyarakat adalah merek yang sudah tentu memiliki 16

5 kesan tertentu di benak konsumen, dan harapannya adalah merek tersebut diingat oleh konsumen karena memberikan kesan positif dari produk tersebut. Selain itu, pada saat sekarang ini merek seringkali juga dikaitkan dengan kualitas dari sebuah produk, dan tidak jarang harga sebuah produk lebih mahal hanya karena mereknya sudah lebih terkenal dibandingkan merek yang lain. Melihat hal ini semua, sangatlah penting untuk bisa membangun dan menjaga merek agar tetap dikenal dimasyarakat, karena hal ini berbanding lurus dengan kemudahan proses pemasaran suatu produk (Kartono, 2007). Keller (2008) menyatakan bahwa ekuitas merek menunjukkan keinginan seseorang untuk melanjutkan menggunakan suatu brand atau tidak. Pengukuran ekuitas merek sangatlah berhubungan kuat dengan kesetiaan dan bagian pengukuran dari pengguna baru menjadi pengguna yang setia. Brand Equity yang kuat dapat menghilangkan keraguan konsumen terhadap kualitas merek (Durianto, Sugiarto & Sitinjak, 2001). Terkait dengan pentingnya kekuatan merek sebuah produk, salah satu bisnis startup yang sedang berkembang saat ini, footwear juga memiliki focus yang sama. Produsen sepatu asal Bandung ini, sejak berdiri pada tahun 2010 menggunakan trend yang sedang berkembang sekarang sebagai alat komunikasi pemasaran produk-produk. Melihat bagusnya apresiasi pasar di segmen anak muda, Brodo menetapkan untuk menggunakan media yang bisa dekat dengan keseharian anak muda, yaitu 17

6 internet dan media sosial. Di awali dengan penggunaan Blackberry Message (BBM) dan Facebook, kini perusahaan tersebut menggunakan hampir semua media sosial untuk memperkenalkan produk sekaligus melakukan komunikasi dua arah dengan konsumen. Brodo merupakan salah satu industri kreatif yang lahir di kota Bandung yang memproduksi sepatu dan aksesoris dari bahan genuine leather (kulit asli) yang dibuat secara hand made. Brodo lahir di eramodern di mana industri sekarang sedang berlomba-lomba meningkatkan mutu dan kualitas baik itu industri perusahaan besar maupun industri perusahaan yang kecil, dengan melalui program-program periklanan dan promosi melalui media internet yaitu media sosial yang saat ini menjadi alat promosi yang sangat wajib hukumnya, demi terciptanya brand awereness dan brand image dimata konsumennya. Gentlement merupakan slogan dari Brodo, di mana Brodo mempunyai segmen pasar dari menengah, sepatu Brodo diciptakan khusus untuk para pria yang bertugas di lapangan dan hobi traveling. Brodo beranggapan bahwa sepatu merupakan barang kebutuhan pribadi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh semua orang dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Terutama para laki-laki yang beraktivitas dan melakukan pekerjaan di lapangan yang sangat membutuhkan sepatu dengan kualitas dan daya bahan yang kuat. Sepatu Brodo diciptakan dengan seni membuat sepatu dengan model yang simple tapi tetap elegan. 18

7 Sampai saat ini Brodo sudah memasarkan produk sepatunya hampir ke seluruh indonesia, mulai konsumen berdomisili dari Sabang sampai konsumen berdomili dari Merauke. Setiap harinya Brodo menjual lebih dari 100 pasang sepatu. Untuk mempermudah konsumennya mendapatkan sepatu Brodo, Brodo memasarkan produknya melalui media internet yaitu media-media sosial, Twitter, Facebook, dan Instagram, melalui digital advertising, dengan menggunakan media ini segmen pasar lebih luas dan menembus ruang dan waktu. Sebanyak 80%penjualan Brodo itu berada di kawasan Jabodetabek, sisanya Bandung dan Surabaya. Khusus untuk pemesanan online datang dari hampir semua provinsi, termasuk yang terjauh dari Papua. Bertumbuh di dalam persaingan bisnis yang kompetitif saat ini membuat Brodo tidak dengan mudah bisa mengembangkan kekuatan merek produknya. Persaingan dan ancaman datang dari internal maupun eksternal. Inovasi dan perbaikan terus menerus terhadap strategi pengembangan merek akan menjadi penting untuk bisa bersaing dan bertumbuh secara konsisten, dan studi ini di lakukan untuk mengetahui strategi Brodo dalam mengembangkan ekuitas merek. 1.2 Rumusan Masalah Bertumbuh menjadi konsisten merupakan tantangan yang di hadapi perusahaan pada kondisi dimana terjadi banyak dan cepatnya perubahan dalam lingkungan pemasaran. Tentunya tidak lain hal ini 19

8 disebabkan oleh semakin pesatnya perkembangan di segala bidang, terutama teknologi, yang sangat memengaruhi pendekatan komunikasi pemasaran kepada konsumen. Selain kekuatan internal dan eksternal, beragam variasi dan perubahan dalam fokus strategik terhadap merek yang dipasarkan juga tidak bisa diabaikan, termasuk beragamnya aktivitas dalam fokus terhadap merek yang dipasarkan. Sebagai salah satu startup yang berkembang cukup baik, Brodo memiliki cara untuk terus melakukan pengelolaan merek secara efektif melalui strategi-strategi yang proaktif sehingga dapat meningkatkan kekuatan merek dan mempertahankannya. Dalam hal ini, Brodo memilih menggunakan strategi digital marketing dan e-commerce dalam mengkomunikasikan produknya ke konsumen. Tentunya hal ini tidak tanpa alasan melainkan dengan konsep yang baik dan terencana. Dengan strategi ini, terbukti pertumbuhan bisnis Brodo selama hampir 5 tahun belakangan ini meningkat sangat baik. Menurut Keller (2008), kunci pokok penciptaan brand equity adalah brand knowledge, yang terdiri dari brand awareness dan brand image. Dengan demikian, brand equity baru terbentuk dengan baik jika pelanggan memiliki tingkat awareness yang cukup tinggi terhadap sebuah merek dan memiliki asosiasi merek yang kuat, positif dan unik dalam memorinya. 20

9 Adapun pertanyaan penelitaan utama yang dibahas pada penelitian ini adalah bagaimana strategi Brodo dalam mengembangkan dan membangun ekuitas merek dari produk mereka? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penelitiannya adalah untuk menganalisis strategi Brodo dalam mengembangkan dan membangun brand equity 1.4 Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini, penulis mengharapkan dapat digunakan sebagai berikut. - Manfaat bagi akademisi Diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan literatur yang berfungsi sebagai fondasi penelitian bagi akademisi yang tertarik untuk melakukan penelitian secara lebih lanjut di bidang ini. - Manfaat bagi praktisi Diharapkan penelitian ini berguna sebagai masukan dan studi banding untuk para praktisi pemasaran dalam merencanakan strategi marketing khususnya mengembangkan dan membangun ekuitas merek untuk bisnis kecil/menengah. 21

10 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tesis ini dibagi menjadi lima bab penulisan, yang pada dasarnya memberikan gambaran tentang penulisan yang dilaksanakan. BAB. I PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang beberapa pokok pembahasan terdiri atas latar belakang masalah, inti pemasalahan, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika penulisan. BAB. II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka diambil dari berbagai buku dan jurnal ilmiah yang digunakan sebagai pendukung dalam pengumpulan, pengolahan dan analisis data. BAB. III METODA PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang penjabaran masalah, metoda penelitian yang digunakan, penetapan nara sumber, teknik pengumpulan data dan informasi dan analisis. Di samping itu, pada bab ini juga memuat penjelasan mengenai profil perusahaan. 22

11 BAB. IV PENGUMPULAN DATA DAN ANALISIS HASIL Bab ini memuat kumpulan data yang diperoleh melalui teknik wawancara (kualitatif). Hasil wawancara tersebut digunakan untuk melakukan proses pengolahan data yang selanjutnya dilakukan analisis dan pemecahan masalah. BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan kesimpulan dari implementasi strategi mengembangkan dan membangun ekuitas merek yang dilakukan oleh Brodo dan memberikan saran yang bermanfaat. 23