HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MUTASI FISIK MELALUI IRADIASI SINAR GAMMA TERHADAP KERAGAAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L.) M. HAIKAL CATUR SAPUTRA A

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. INDUKSI MUTASI DENGAN SINAR GAMMA

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TATA CARA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 hari

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Asal yang Digunakan. : Pita : 5.85 kurang lebih 1.36 cm. : 227 kurang lebih helai

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN PENELITIAN. dan produksi kacang hijau, dan kedua produksi kecambah kacang hijau.

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

PRAKATA. Purwokerto, Agustus 2014 Penulis

RESPON PERUBAHAN MORFOLOGI DAN KANDUNGAN ANTOSIANIN TANAMAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS IRADIASI SINAR GAMMA SKRIPSI

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

KERAGAAN KARAKTER PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk.) HASIL INDUKSI MUTASI SINAR GAMMA DI TIGA LOKASI. Oleh Muhammad Yusuf Pulungan A

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

BAHAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

III. BAHAN DAN METODE

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN

Lampiran 1. Analisis Ragam Peubah Tinggi Tanaman Tebu Sumber Keragaman. db JK KT F Hitung Pr > F

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, 2009.Pupuk Hantu untuk Pertanian Organik. Januari 2010.

III. BAHAN DAN METODE

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Lay Out Penelitian Rancangan Acak Lengkap

HASIL DAN PEMBAHASAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Transkripsi:

11 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan di Green House (GH) berukuran sekitar 100 m 2. Suhu GH selama penelitian berkisar antara 27 o C - 36 o C. Benih yang digunakan pada penelitian ini adalah benih impor dengan merk dagang Plant Heart s Seed s. Daya berkecambah benih ini kurang baik untuk beberapa varietas. Hal ini diduga karena lingkungan yang kurang mendukung untuk pertumbuhan varietas tertentu. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan tanaman yang kurang maksimal, sehingga banyak benih yang tidak tumbuh pada beberapa perlakuan. Kemasan benih yang tidak dilengkapi dengan pembungkus alumunium foil juga diduga menjadi faktor kecilnya daya berkecambah dan menyebabkan banyak data yang kosong. Oleh karena itu pada penelitian ini digunakan program GLM (General Linear Manager) untuk menghitung nilai tengah rata-rata dari masing-masing parameter pengamatan. Hingga akhir waktu pengamatan berkecambahnya benih (4MST), presentase benih yang hidup adalah 33.33% atau sekitar 48 tanaman dari total tanaman sejumlah 144 tanaman. Menurut Mike dan Donini (1993), keberhasilan induksi mutasi sangat bergantung pada genotipe yang digunakan, bagian tanaman yang diradiasi, dan dosis yang diaplikasikan. Selain faktor biologis seperti genetik, hal yang mempengaruhi keberhasilan suatu induksi mutasi adalah faktor lingkungan seperti oksigen, kadar air, penyimpanan pasca iradiasi dan suhu. Selama penelitian, terdapat beberapa OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) yang menyerang seperti hama, penyakit, dan gulma. Hama yang menyerang yaitu belalang yang menyebabkan daun berlubang namun tanaman masih dapat tumbuh (Gambar 5). Pengendalian yang dilakukan yaitu menggunakan perangkap serangga dan membasmi secara manual. Selain belalang, banyak terdapat kutu yang juga menyerang tanaman bunga matahari seperti Aphis craccivora, Aphis gosyphii, Psedococcidae, dan juga ulat daun.(gambar 1). Kutu-kutu tersebut menyerang hampir di seluruh bagian tanaman, sehingga menyebabkan pertumbuhan tanaman sangat terganggu, bahkan sampai menyebabkan kematian. Pengendalian yang dilakukan adalah

12 penyemprotan menggunakan deterjen dan juga pestisida, namun cara pengendalian tersebut tidak mampu membasmi kutu-kutu yang ada. Selain secara manual, juga terdapat predator alami yaitu laba-laba (gambar 3). Penyakit yang menyerang adalah hawar daun (gambar 2) sehingga menyebabkan beberapa tanaman kehilangan daun, namun serangan tidak menimbukan gejala yang membahayakan dibanding dengan serangan kutu. Pengendalian pada penyakit hawar daun dilakukan secara manual yaitu dengan memetik daun yang terserang penyakit. Gulma tumbuh selain di polybag, juga tumbuh di pinggir-pinggir dinding GH. Gulma yang tumbuh adalah gulma rumput dan daun lebar yaitu Cynodon dactylon dan Phyllanthus niruri. Pengendalian yang dilakukan hanya secara manual karena jumlahnya belum sampai merugikan tanaman. Gambar 1. Kutu putih Gambar 2. Hawar daun Gambar 3. Predator alami Gambar 4. Serangan ulat daun Gambar 5. Serangan belalang

13 Tabel 1. Rekapitulasi sidik ragam pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap karakter kuantitatif bunga matahari No Peubah Waktu Uji F KK % V D V*D 1 Umur Berkecambah (hari) 1-4 MST tn tn tn 35.81 2 Tinggi Tanaman (cm) 4 MST * tn tn 44.22 5 MST * tn tn 44.29 6 MST * tn tn 45.26 7 MST * tn tn 41.31 8 MST ** tn tn 41.68 3 Jumlah Daun (helai) 4 MST * tn tn 27.41 5 MST tn tn tn 27.34 6 MST tn * tn 22.91 7 MST tn tn tn 22.97 8 MST tn tn tn 21.85 4 Panjang Daun (cm) 4 MST tn tn tn 39.95 5 MST tn tn tn 39.09 6 MST tn tn tn 38.05 7 MST tn tn tn 38.36 8 MST tn tn tn 38.40 5 Lebar Daun (cm) 4 MST tn tn tn 44.73 5 MST tn tn tn 43.32 6 MST tn tn tn 43.37 7 MST tn tn tn 44.04 8 MST tn tn tn 43.18 6 Lebar Tajuk (cm) 10 MST ** tn tn 12.53 7 Diameter Batang (cm) 10 MST ** tn tn 12.25 8 Umur Keluar Kuncup (HST) 32-56 HST tn tn tn 17.29 9 Umur Mekar Sempurna 50-68 HST tn tn tn 12.30 (HST) 10 Umur Mekar Bunga-Layu 51-94 HST tn tn tn 10.93 (HST) 11 Jumlah Mahkota (helai) 7-12 MST ** tn tn 23.12 12 Diameter Tabung (cm) 7-12 MST ** tn tn 19.30 13 Diameter Petal (cm) 7-12 MST ** tn tn 18.93 Keterangan: tn: Tidak nyata ** : Sangat nyata * : Nyata MST : Minggu Setelah Tanam KK : Koefisien Keragaman V: Varietas HST : Hari Setelah Tanam V*D: Interaksi antara varietas dan dosis D: Dosis

Tabel 2. Morfologi tanaman bunga matahari berdasarkan deskripsi varietas yang digunakan No Varietas Tinggi Warna Bunga Tipe Bunga 1 Italian White 120-180 cm Putih Spray 2 Sunspot 60 cm Standard 3 Lemon Queen 180-240 cm Lemon Spray 4 Mammoth 180-270 cm Standard Keterangan: spray : tipe bunga yang majemuk; standard : tipe bunga tunggal 14 Gambar 6. Keragaan varietas Italian White Gambar 7. Keragaan varietas Sunspot Gambar 8. Keragaan varietas Lemon Queen Gambar 9. Keragaan varietas Mammoth A. Karakter Kuantitatif A.1. Tinggi Tanaman Pengukuran tinggi tanaman dimulai sejak 4 MST dan diakhiri pada 8 MST. Hal dilakukan karena pengukuran secara keseluruhan berdasarkan umur mekarnya bunga pertama yaitu sampai 8 MST. Benih dikatakan mati apabila setelah umur 4 MST benih tetap tidak berkecambah. Walaupun demikian pada akhir pengamatan yaitu 12 MST, tetap dilakukan pengukuran tinggi tanaman

dengan nilai tertinggi secara keseluruhan berturut-turut adalah Lemon Queen (151.19 cm), Mammoth (139.08 cm), Italian White (106.50 cm), dan Sunspot (50.25 cm). Tabel 3. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata tinggi tanaman setelah iradiasi Umur tanaman (MST) V 4 5 6 7 8 ----------------------------------cm------------------------------- Italian White 16.75a 20.56ab 34.87a 46.36ab 58.62bc Sunspot 8.12b 10.67b 19.00b 27.83b 34.41c Lemon Queen 20.72a 26.03a 49.93a 68.22a 92.06a Mammoth 21.88a 27.74a 47.93a 62.98a 76.43ab Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% 15 Berdasarkan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Tabel 1, tinggi tanaman hanya dipengaruhi oleh faktor varietas, sementara faktor dosis tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Pengaruh varietas berpengaruh nyata sampai 7 MST, sedangkan pada 8 MST, faktor varietas memberikan pengaruh sangat nyata. Pengamatan juga menunjukkan bahwa tinggi tanaman dari beberapa varietas cukup beragam walaupun dalam dosis (gray) yang sama. Hal ini diduga karena dari karateristik tinggi tanaman pada masing-masing varietas sudah jelas berbeda. Berdasarkan uji lanjut DMRT pada taraf 5%, varietas Mammoth memiliki nilai tertinggi sampai 5 MST dibandingkan dengan varietas Italian White, Sunspot, dan Lemon Queen, sedangkan 6 MST - 8 MST nilai tertinggi diperoleh varietas Lemon Queen, sementara varietas Sunspot memiliki nilai terendah dan berpengaruh nyata dengan semua varietas. Perbandingan tinggi tanaman pada masing-masing varietas dalam setiap dosis ditunjukkan pada (Gambar 10). Tanaman kontrol (0 Gy) pada varietas Sunspot tidak ada yang tumbuh, sehingga tidak dapat dibandingan dengan tinggi tanaman pada perlakuan lainnya. Pembandingan dilakukan menggunkan kemasan benih, yaitu dengan nilai tinggi sekitar 2 feet atau sekitar 60 cm.

16 A. Italian White C. Sunspot 0Gy-20Gy-40Gy-40Gy-60Gy-60Gy 20Gy 40Gy 40Gy 60Gy A. Lemon Queen D. Mammoth 0Gy 20Gy 40Gy 60Gy 0Gy 20Gy 40Gy 60Gy Gambar 10. Perbandingan tinggi tanaman masing-masing varietas dalam setiap dosis A.2. Jumlah Daun Berdasarkan hasil pengamatan yang ditunjukkan pada Tabel 4 dan 5, jumlah daun dipengaruhi oleh varietas dan taraf dosis, namun tidak ada interaksi diantara keduanya. Pengaruh varietas nyata terhadap jumlah daun pada 4 MST, sementara taraf dosis memberikan pengaruh yang nyata pada 6 MST. Tabel 4. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata jumlah daun Umur tanaman (MST) Varietas 4 5 6 7 8 -----------------------------------helai---------------------------- Italian White 9.17b 12.47 18.10 21.87 24.77 Sunspot 12.33ab 16.00 19.75 22.41 24.50 Lemon Queen 14.00a 17.50 23.00 29.25 31.50 Mammoth 13.19a 15.59 20.54 24.16 25.13 Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5%.

17 Tabel. 5 Hasil uji lanjut pengaruh dosis terhadap rata-rata jumlah daun Umur tanaman (MST) Dosis 4 5 6 7 8 ---------------------------------------------helai--------------------------------- 0 Gy 11.61 14.50 18.56b 24.22 25.97 20 Gy 13.91 17.77 23.83a 27.47 28.33 40 Gy 10.20 13.37 17.67b 21.83 25.17 60 Gy 12.77 15.56 21.04ab 24.62 26.80 Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% Perlakuan varietas berpengaruh pada 4 MST yaitu pada varietas Italian White, Lemon Queen, dan Mammoth. Pengaruh dosis berpengaruh pada 6 MST yaitu terhadap dosis 0 Gy, 20 Gy, dan 40 Gy. Jumlah daun yang tersisa di setiap minggunya, juga dipengaruhi oleh serangan hama penyakit dan virus, yang mengharuskan daun tersebut ditanggalkan sebelum waktu yang seharusnya, sehingga menyebabkan jumlah daun mengalami fluktuasi hampir di setiap MST. A.3. Panjang Daun Tabel 6 menunjukkan bahwa panjang daun dalam penelitian ini tidak dipengaruhi oleh varietas maupun taraf dosis sinar gamma dan tidak ada interaksi diantara keduanya. Berdasarkan Tabel 6, rata-rata daun terpanjang dihasilkan oleh varietas Mammoth sampai 8 MST, dengan taraf dosis yaitu 20 Gy. Tabel 6. Pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap rata-rata panjang daun Perlakuan Varietas Umur tanaman (MST) 4 5 6 7 8 -----------------------------------cm----------------------------------- Italian White 8.73 11.29 14.43 15.01 15.06 Sunspot 8.15 9.88 13.61 14.10 14.14 Lemon Queen 11.19 13.96 17.88 18.00 18.00 Mammoth 13.29 16.15 20.00 21.04 21.06 Uji F tn tn tn tn tn Dosis -----------------------------------cm----------------------------------- 0 Gy 10.20 12.25 14.89 15.31 15.35 20 Gy 12.72 15.94 20.42 21.15 21.15 40 Gy 9.48 12.00 15.30 15.92 15.95 60 Gy 10.52 12.92 16.89 17.53 17.58 Uji F tn tn tn tn tn Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada uji F 5 %

18 A.4. Lebar Daun Varietas dan dosis juga tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap lebar daun. Berdasarkan Tabel 6 di minggu ke 7 dan 8 pada varietas Italian White dan Mammoth dalam 40 Gy, sempat terjadi pengurangan lebar daun, hal ini disebabkan karena ada daun yang terserang hama sehingga mempengaruhi pengukuran lebar daun. Tabel 7. Pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap rata-rata lebar daun Perlakuan Varietas Umur tanaman (MST) 4 5 6 7 8 --------------------------------cm-------------------------------------- Italian White 3.83 4.33 4.53 4.60 4.16 Sunspot 4.20 4.75 5.25 5.27 5.29 Lemon Queen 4.64 5.44 5.83 5.98 6.00 Mammoth 6.22 6.89 7.36 7.58 7.50 Uji F tn tn tn tn tn Dosis --------------------------------cm-------------------------------------- 0 Gy 4.47 4.87 5.08 5.25 5.27 20 Gy 5.85 6.51 6.92 7.08 7.10 40 Gy 4.39 5.00 5.46 5.57 5.47 60 Gy 4.79 5.60 5.97 6.12 6.12 Uji F tn tn tn tn tn Interaksi tn tn tn tn tn Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada uji F 5 % A.5. Lebar Tajuk dan Diameter Batang Berdasarkan hasil pengamatan, lebar tajuk dan diameter batang pada penelitian ini menghasilkan perbedaan yang sangat nyata. Lebar tajuk diukur dari dua daun yang paling luar. Berdasarkan pengamatan, semakin lebar tajuk suatu tanaman, maka diameter batang juga semakin besar. Hal ini juga dipengaruhi oleh tinggi tanaman. Mayoritas tanaman yang tinggi akan memiliki lebar tajuk yang lebih besar dibanding dengan tanaman yang rendah.

Tabel 8. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata lebar tajuk dan diameter batang Varietas Lebar Tajuk (cm) Diameter (mm) Italian White 56.14b 12.43b Sunspot 44.91c 10.03c Lemon Queen 61.12b 14.12b Mammoth 79.52a 16.85a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% 19 Lebar tajuk tertinggi berturut-turut diperoleh pada varietas Mammoth, Lemon Queen, Italian White, dan Sunspot. Parameter lebar tajuk tidak dipengaruhi oleh dosis sinar gamma dan tidak terdapat interaksi antara dosis sinar gamma terhadap varietas yang digunakan. Sama hal nya dengan lebar tajuk, diameter batang pun hanya dipengaruhi oleh varietas, dan memberikan pengaruh yang sangat nyata. A.6. Diameter Petal, Diameter Tabung, dan Jumlah Mahkota Karakter generatif (diameter petal,diameter tabung, dan jumlah mahkota) memiliki kaitan satu sama lain. Bunga yang besar memiliki diameter petal dan tabung serta jumlah mahkota bunga yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang memiliki bunga berukuran kecil (karakteristik bunga per varietas ditampilkan pada Tabel 2). Tabel 9. Hasil uji lanjut pengaruh varietas terhadap rata-rata diameter petal, diameter tabung, jumlah mahkota Varietas Diameter petal Diameter tabung Jumlah mahkota ---------------------cm-------------------- --------helai------ Italian White 13.33b 5.16a 22.70b Sunspot 12.62b 5.50bc 21.66b Lemon Queen 15.28b 6.75b 29.68a Mammoth 19.07a 9.09a 35.56a Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji lanjut DMRT 5% Secara berurutan bunga yang terbesar hingga terkecil untuk penelitian ini adalah varietas Mammoth, Lemon Queen, Italian White, dan Sunspot, sehingga

20 varietas Mammoth memiliki diameter petal, tabung dan jumlah mahkota bunga yang lebih besar dibandingkan 3 varietas lainnya. Faktor varietas memberikan pangaruh nyata terhadap ketiga parameter tersebut, sementara dosis sinar gamma tidak memberikan pengaruh nyata. A.7. Umur Berkecambah, Umur Keluar Kuncup, Umur Mekar Sempurna, Umur Mekar - Layu Perlakuan sinar gamma dapat mempercepat atau memperlambat perkecambahan dan fase generatif suatu tanaman. Bhagwat dan Duncan (1998) menyatakan bahwa dalam pemuliaan mutasi pada umumnya frekuensi mutasi meningkat dengan meningkatnya dosis dan laju dosis, meskipun tingkat daya tumbuh dan daya regenerasi pada tanaman akan menurun dengan meningkatnya dosis. Tabel 10. Pengaruh varietas dan dosis sinar gamma terhadap umur berkecambah, umur mekar sempurna, umur mekar - layu Parameter Perlakuan Umur Umur Varietas Umur Keluar Umur Mekar mekarlayu Berkecambah Kuncup Sempurna ---------------------------------HST------------------------------------ Italian White 5.55 40.22 58.00 64.94 Sunspot 5.00 34.41 52.00 60.16 Lemon Queen 6.00 40.31 59.63 66.87 Mammoth 4.96 43.21 64.00 71.84 Uji F tn tn tn tn Dosis ---------------------------------HST------------------------------------ 0 Gy 5.57 41.71 58.07 65.14 20 Gy 4.55 38.50 57.38 65.50 40 Gy 6.12 41.31 60.53 68.62 60 Gy 5.36 39.73 60.30 67.63 Uji F tn tn tn tn Interaksi tn tn tn tn Keterangan : tn = tidak berbeda nyata pada uji F 5 % Pada penelitian ini waktu berkecambah diketahui sekitar 7 hari - 10 hari sebagaimana yang tertera pada kemasan dari setiap varietas, dan tanaman akan

21 berbunga sekitar 2-3 bulan setelah tanam. Berdasarkan Tabel 8, umur berkecambah, umur keluarnya kuncup bunga, umur mekar sempurna bunga, dan umur mekarnya bunga sampai layu tidak dipengaruhi oleh varietas maupun dosis sinar gamma. Umur berkecambah tercepat adalah pada varietas Mammoth dan diperoleh akibat perlakuan dosis 20 Gy. Pada penelitian ini varietas Sunspot memberikan hasil tercepat dalam umur keluar kuncup dan umur mekar sempurna bunga yaitu secara berturut-turut 34.41 HST dan 52 HST pada dosis 20 Gy, sedangkan untuk umur mekarnya bunga sampai layu pada dosis 0 Gy (tidak diradiasi). B. Karakter Kualitatif B.1. Warna Daun Perlakuan sinar gamma tidak memberikan pengaruh terhadap warna dan bentuk daun pada beberapa individu varietas tertentu. Warna daun diukur menggunakan Royal Horticulture Colour Chart (RHCC). Warna daun normal seperti pada gambar 13). Pada penelitian ini terdapat perubahan warna pada daun akibat klorosis (Gambar 12) yang diperoleh karena perlakuan 60 Gy pada varietas Italian White. Penulis meyakini bahwa perubahan warna daun yang mengalami klorosis tersebut merupakan pengaruh iradiasi sinar gamma karena pada tanaman lainnya tidak ditemukan gejala seperti pada tanaman tersebut. Selain itu juga keragaan daun yang mengalami klorosis tersebut sudah ada sejak tanaman berusia 4 MST hingga akhir pengamatan. Gambar 11. Daun Klorosis Gambar 12. Daun normal

22 B.2. Warna Bunga Tabel 11. Perbandingan warna petal masing-masing varietas pada perlakuan dosis sinar gamma yang berbeda Varietas 0 Gy 20 Gy 40 Gy 60 Gy Italian White Sunspot Lemon Queen Mammoth (RHS 12A) * Lemon (RHS 4A) (RHS 12A) Keterangan : * warna berdasarkan kemasan (RHS 12A) (RHS 14A) Kehijauan (RHS 150B) Orange (RHS 23A) (RHS 12A) (RHS 14A) Lemon (RHS 4A) (RHS 12A) (RHS 12A) (RHS 14A) Keputihan (RHS 2C) Tua (RHS 6A) Keragaan bunga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Tidak hanya dilihat dari bentuk ataupun ukuran saja, tetapi juga dilihat dari warna. Pada gambar 13 16 disajikan hasil dari pengamatan di lapang terhadap parameter warna bunga setelah perlakuan iradiasi sinar gamma. 0 Gy ( RHS 12 A) 20 Gy ( RHS 12 A) RHS 12 A 40 Gy ( RHS 12 A) 60 Gy ( RHS 12 A) kemasan benih Gambar 13. Keragaan bunga Varietas Italian White

23 Berdasarkan pengamatan warna bunga pada varietas Italian White tidak terdapat perbedaan warna yang dihasilkan dalam taraf dosis yang berbeda, namun warna yang dihasilkan pada taraf dosis sinar gamma 0 Gy (kontrol) sangat tidak sesuai dengan kemasan benih yang berwarna putih kekuningan. Hal ini diduga karena mungkin ada pengaruh lingkungan yang menyebabkan perbedaan pada varietas Italian White yang kurang sesuai dengan kondisi lingkungan asalnya. 20 Gy (RHS 14 A) 40 Gy (RHS 14 A) 60 Gy (RHS 14 A) Warna pada kemasan RHS 14A Gambar 14. Keragaan Bunga Varietas Sunspot Berdasarkan hasil pengamatan pada penelitian ini, tidak diperoleh perbedaan warna pada varietas Sunspot (gambar 14). Taraf dosis yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang nyata untuk parameter warna bunga. Tanaman bunga matahari varietas Sunspot untuk tanaman kontrol (0 Gy) tidak tumbuh, sehingga perbandingan keragaan fenotip tanaman dilakukan melalui kemasan yang tertera pada benih.

24 0 Gy (RHS 4A) 20 Gy (RHS 150 B) 40 Gy (RHS 4A) 60 Gy (RHS 2C) Gambar 15. Perbedaan warna mahkota pada Varietas Lemon Queen Berdasarkan Gambar 15, terlihat jelas adanya perbedaan warna pada mahkota bunga hasil iradiasi sinar gamma. Walaupun tidak semua tanaman pada dosis yang sama memberikan respon warna yang serupa, tetapi respon yang ada cukup memberikan nilai tambah tersendiri bagi tanaman tersebut. Dosis 20 Gy dan 60 Gy memberikan respon warna yang cukup signifikan. Warna kuning kehijauan dihasilkan oleh tanaman yang diradiasi dengan dosis 20 Gy, sedangkan warna kuning keputihan dihasilkan pada iradiasi dengan dosis 60 Gy. Dosis 40 Gy tidak memberikan perubahan warna pada mahkota bunga di mana mahkota bunga terlihat berwarna serupa dengan kontrol, yaitu kuning lemon. 0 Gy (RHS 12 A) 20 Gy (RHS 23 A) 40 Gy (RHS 12 A) 60 Gy (RHS 6A) Gambar 16. Perbedaan warna mahkota pada varietas Mammoth

25 Warna yang terbentuk dari varietas Mammoth terjadi pada dosis 20 Gy dan 60 Gy (gambar 16). Pada 20 Gy bunga terlihat lebih berwarna orange (RHS 23A) dibandingkan dengan kontrol yang lebih berwarna kuning (RHS 12A). Perlakuan dosis 60 Gy membentuk warna bunga sedikit lebih kuning tua dibandingkan dengan dosis 0 Gy. Secara keseluruhan, pada penelitian ini tidak terdapat perubahan warna pada bunga tabung. Warna bunga tabung pada masing-masing varietas ditunjukkan pada tabel 12. Tabel 12. Warna bunga tabung pada masing-masing varietas Varietas Warna Kode Warna Italian White RHS 12A Sunspot Orange- RHS 14A Lemon Queen Lemon RHS 4A Mammoth Muda RHS 6A C. Perubahan keragaan Fenotipik Khusus C.1 Italian White Pada penelitian ini terdapat dua perubahan fisiologis yang dihasilkan yang memiliki tajuk cukup unik, yaitu pada varietas Italian White dalam dosis 40 Gy (bercabang 4) dan 60 Gy (bercabang 2) yang seharusnya pada varietas Italian White tidak bercabang (tunggal). Kedua perubahan fisiologis tersebut disajikan pada gambar 17 dan 18. Gambar 17. Italiuan White 40 Gy Gambar 18. Italian White 60 Gy

26 Perubahan fisiologis khusus lainnya yang dihasilkan pada varietas Italian White ini juga memberikan bentuk petal yang berbeda. Diduga pertumbuhan pada varietas Italian White kurang baik, maka perbandingan bentuk petal pun mangacu pada kemasan benih, walaupun pada dosis 0 Gy ada beberapa tanaman yang tumbuh. Bentuk petal yang meruncing (makin ke ujung makin lancip) dihasilkan dalam dosis 20 Gy dengan kerapatan petal yang cukup jarang (Gambar 19 A), sedangkan pada perlakuan dalam 60 Gy bentuk petal seperti menggulung (terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat atau tubular) dengan kerapatan yang sangat jarang (Gambar 19 B). A (20 Gy) B (60 Gy) Gambar 19. Bentuk dan kerapatan petal pada varietas Italian White C.2 Sunspot Gambar 20. Perubahan fisiologis khusus pada varietas Sunspot (bunga bergerombol) Perubahan fisiologis yang terbentuk pada varietas Sunspot ini yaitu terjadinya pemendekkan tanaman dan bunga yang tumbuh secara bergerombol. Tinggi yang tertera pada kemasan yaitu 60 cm atau 2 feet dan perubahan fisiologis yang dihasilkan hanya 26 cm pada dosis 20 Gy dan 60 Gy (Gambar 20).

27 A Gambar 21. Bentuk dan kerapatan pada varietas Sunspot B Bentuk petal yang dihasilkan pada varietas Sunspot ada yang menggulung (terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat panjang atau pendek) yaitu pada dosis 20 Gy (Gambar 21 A). Bentuk petal terlihat tidak beraturan dan terlipat secara bertumpukan. Selain itu juga diperoleh bentuk petal yang lain yaitu petal terlihat melengkung (berlekuk seperti bentuk busur), yang dihasilkan pada dosis 40 Gy. Bagian ujung petal terlihat seperti tertarik ke belakang dan mengulung. Secara keseluruhan, kerapatan petal pada varietas Sunspot agak jarang- rapat yang dihasilkan dari penelitian ini (Gambar 23 B) C.3 Lemon Queen A (0 Gy) B (20 Gy) C (40 Gy) Gambar 22. Perubahan fisiologis khusus pada varietas Lemon Queen Perubahan fisiologis yang dihasilkan pada varietas Lemon Queen ini yaitu bunga terlihat bergerombol pada satu titik tumbuh yang dihasilkan pada dosis 20 Gy (Gambar 23 B). Juga dihasilkan bunga yang bercabang, dihasilkan pada dosis 40 Gy (Gambar 23 C).

28 A (20 Gy) B (40 Gy) C (60 Gy) Gambar 23. Bentuk dan kerapatan petal pada varietas Lemon Queen Secara keseluruhan pada varietas Lemon Queen kerapatan petalnya agak jarang-rapat. Seperti yang terlihat pada perlakuan dengan taraf dosis 40 Gy yang agak jarang dengan bentuk petal yang menggulung ( terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat atau tubular) seperti pada gambar 23 B. Pada perlakuan 20 Gy, bentuk petal terlihat seperti membulat dengan kerapatan yang rapat (Gambar 23 A), sedangkan pada perlakuan 60 Gy, petal berbentuk seperti meruncing (makin ke ujung makin lancip) dengan kerapatan yang rapat (Gambar 23 C). C.4 Mammoth A (20 Gy) B (40 Gy) C (60 Gy) Gambar 24. Bentuk dan kerapatan petal pada varietas Mammoth Pada varietas Mammoth, tidak dihasilkan mutan khusus, namun terdapat bentuk-betuk petal yang beraneka ragam. Bentuk petal yang dihasilkan seperti melengkung (berlekuk seperti bentuk busur) yang dihasilkan akibat pengaruh radiasi pada dosis 20 Gy dengan kerapatan yang agak rapat (Gambar 24 A). Bentuk petal menggulung (terlipat; berbentuk lembaran menjadi berbentuk bulat

29 atau tubular) dihasilkan akibat perlakuan dosis 40 Gy dengan kerapatan yang jarang (Gambar 24 B), sedangkan bentuk petal yang ujungnya meruncing (makin ke ujung makin lancip), dihasilkan akibat perlakuan dosis 60 Gy dengan kerapatan petal yang agak jarang (Gambar 24 C). C.5 Bunga tabung (Lemon Queen 0 Gy) (Lemon Queen 60 Gy) (Mammoth 0 Gy ) (Mammoth 40 Gy) (Mammoth 60 Gy) Gambar 25. Bentuk bunga tabung yang tersembul Pada penelitian ini juga terdapat perubahan fenotip yang terjadi pada bunga tabung, yang diduga akibat iradiasi sinar gamma. Seperti pada varietas Lemon Queen akibat perlakuan dosis 60 Gy, dan varietas Mammoth akibat perlakuan dosis 40 Gy serta 60 Gy, yang bentuk bunga tabungnya tersembul dan membesar jika dibandingkan dengan perlakuan 0 Gy (Gambar 25).

30 C.6 Perubahan Fisiologis Prospektif A Gambar 26. Perubahan fisiologis prospektif B Banyak perubahan fisiologis yang dihasilkan pada penelitian ini. Namun dari semua perubahan fisiologis yang dihsailkan, terdapat dua perubahan fisiologis yang cukup potensial untuk dikembangkan menurut penulis, yaitu pada varietas Sunspot akibat perlakuan dosis 60 Gy (Gambar 26 A) dan pada varietas Lemon Queen akibat perlakuan dosis 40 Gy (Gambar 26 B). Hal yang menjadi daya tarik dari perubahan fisiologis yang dihasilkan pada varietas Sunspot (Gambar 26 A) menurut penulis adalah secara fenotip, keragaan yang dihasilkan memiliki tinggi tanaman yang relatif pendek, namun memiliki bunga yang bergerombol pada satu titik tumbuh. Perubahan fisiologis pada varietas Lemon Queen (Gambar 26 B) memiliki daya tarik yaitu pada bunga yang tumbuh secara bercabang. Selain itu ukuran petal yang tidak terlalu besar juga membuat keragaan tanaman ini menjadi terlihat lebih indah. Walaupun demikian tanaman-tanaman tersebut tidak dapat serta merta dikembangkan, karena masih harus melalui beberapa tahapan lagi untuk mendapatkan hasil mutan yang stabil. Penanaman pada generasi kedua (M2) bahkan mungkin sampai generasi keempat (M4) masih perlu dilakukan.