Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon



dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI...iii. DAFTAR GAMBAR... v. DAFTAR TABEL... viii. PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR... ix. GLOSARIUM...

3. Bagaimana cara mengukur karbon tersimpan?

BAB III METODE PENELITIAN

Diunduh dari BSE.Mahoni.com

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

Identitas, bilangan identitas : adalah bilangan 0 pada penjumlahan dan 1 pada perkalian.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK PENGUKURAN DIAMETER POHON DENGAN BENTUK YANG BERBEDA. Bentuk pohon Diagram Prosedur pengukuran. Pengukuran normal

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

KETELITIAN PENGUKURAN TINGGI POHON DENGAN MENGGUNAKAN HAGAMETER

Pokok Bahasan Teknik sampling titik (point sampling)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Sub Kompetensi Uraian Materi MODUL 3 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

Ringkasan Materi Soal-soal dan Pembahasan MATEMATIKA. SD Kelas 4, 5, 6

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Soal Babak Penyisihan MIC LOGIKA 2011

MENAKSIR VOLUME POHON BERDIRI DENGAN PITA VOLUME BUDIMAN

63 Lampiran 1 Pengamatan karakter dan cara pengukuran/ perhitungan No Karakter Satuan Kode Cara pengukuran/penghitungan A Karakter 1 Tinggi m TTB Diuk

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 MENGGAMBAR BENTUK BIDANG

MENGGAMBAR BIDANG A. MEMBAGI GARIS DAN SUDUT

METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian a. Bahan

Alat ukur sudut. Alat ukur sudut langsung


BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG

PENYELESAIAN SOAL UASBN MATEMATIKA SD/MI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 KODE P2 UTAMA

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

BAB IX MACAM BESARAN SUDUT

Sri Rahaju dan Sri Wilarso Budi R

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MIMIN RIHOTIMAWATI TRIGONOMETRI

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

Jenis las Jenis las yang ditentukan dalam peraturan ini adalah las tumpul, sudut, pengisi, atau tersusun.

BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan Data 3.2 Alat dan Objek Penelitian 3.3 Metode Penelitian Pemilihan Pohon Contoh

OLIMPIADE SAINS TERAPAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT PROPINSI JAWA TENGAH 2010 BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI

a. 15 b. 18 c. 20 d Diketahui rumus fungsi f(x) = -2x + 5. Nilai f(-4) adalah a. -13 b. -3 c. 3 d Gradien garis -3x - 2y = 7 adalah

HUBUNGAN SATUAN PANJANG DENGAN DERAJAT

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

JENIS-JENIS GARIS DAN ALAT-ALAT GAMBAR. Jenis-jenis Garis

4. Sebuah toko perlengkapan olahraga menyebarkan brosur sebagai berikut :

GAMBAR TEKNIK PROYEKSI ISOMETRI. Gambar Teknik Proyeksi Isometri

5.1 KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR

Ruang Lingkup Pengukuran di SD

Bab 3 KONSTRUKSI GEOMETRIS 3.1. KONSTRUKSI-KONSTRUKSI DASAR.

MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMP KABUPATEN PURWOREJO Sekretariat: Jl. Jendral Sudirman 8 Purworejo Telepon/Fax (0275)

12. Diketahui segitiga ABC dengan AC = 5 cm, AB = 7 cm, dan BCA = 120. Keliling segitiga ABC =...

Sifat-Sifat Bangun Datar

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG

Referensi : 1.Fisika Universitas edisi kesepuluh, schaum 2.Optics, Sears 3.Fundamental of Optics, Jenkin and White

Menemukan Dalil Pythagoras

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 TRIGONOMETRI. csc = sec = cos. cot = tan

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perkalian & Pembagian Pecahan

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

3. Kuadrat dari hasil penjumlahan angka 5 dan 6, dikurangi hasil perkalian kedua angka tersebut

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

RINGKASAN MATERI SUDUT DAN PENGUKURAN SUDUT

BAB III LANDASAN TEORI. tanah adalah tidak rata. Tujuannya adalah menciptakan sesuatu hubungan yang

POLA DASAR SADAPAN POLA DASAR SADAPAN

02. Jika. 0, maka nilai x + y =... 3 = A. 14 B. 16 C. 18 D. 20 E. 21. ; a dan b bilangan bulat, maka a + b =... A. 3 B. 2 C. 2 D. 3 E.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan kuantitatif.

III. METODE PENELITIAN

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

PERTEMUAN 6 PENYAJIAN GAMBAR KHUSUS

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

MENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

PROYEKSI ISOMETRI PENDAHULUAN

.:::: Powered By Ludarubma ::::. KAYU CENDANA

Hak Cipta pada Pusat Berbagi Ilmu Pendidikan PUSBILDIK

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

PREDIKSI UN 2012 MATEMATIKA SMP

Pembebanan Batang Secara Aksial. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

GARIS SINGGUNG LINGKARAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 TEKNIK GAMBAR MESIN

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

D. (1 + 2 ) 27 E. (1 + 2 ) 27

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 39 JAKARTA

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Topik : PERSAMAAN ALOMETRIK KARBON POHON

English as Medium of Instruction

KAJI LATIH 1. menutupi daerah seluas 2 cm 2, maka jarijarinya. cm (C) cm (D) 2

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

MATEMATIKA NALARIA REALISTIK

Transkripsi:

Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon

Pengukuran Diameter (DBH) Diameter atau keliling merupakan salahsatu dimensi batang (pohon) yang sangat menentukan luas penampang lintang batang pohon saat berdiri atau berupa kayu bulat. diameter batang merupakan garis lurus yang menghubungkan dua titik di tepi batang dan melalui sumbu batang. lingkaran batang merupakan panjang garis busur yang melingkar batang.

Pengukuran diameter atau keliling batang setinggi dada dari permukaan tanah disepakati, tetapi setinggi dada untuk setiap bangsa punya kesepakatan masing-masing yang disesuaikan dengan tinggi rata-rata dada masyarakat bangsa itu Setinggi dada untuk pengukuran kayu berdiri di Indonesia disepakati setinggi 1,30 meter dari permukaan tanah.

Kondisi Pohon Berdiri Ketentuan pengukuran diameter atau keliling setinggi 1,30 m didasarkan untuk pohon berdiri tegak pada permukaan tanah yang relatif datar. Jika pohon berdiri miring, maka letak pengukurannya (Lpd) dilakukan pada bagian miring batang di sebelah atasnya (Gambar b), sejauh 1,30 m dari permukaan tanah. Sedangkan untuk pohon berdiri tegak pada permukaan tanah yang cukup miring (lereng) dapat dilakukan dua cara seperti disajikan pada Gambar c.

Kondisi Pohon Berbanir Jika batas ujung banir (Bub) kurang dari 110 cm, maka pengukurannya dilakukan setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika BuB tepat setinggi dari 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah 20 cm di atas banir (Gb. b). Jadi Lpd-nya setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika BuB-nya lebih tinggi dari 110 cm, maka pengukurannya (Lpd) ditambah 20 cm di atas banir (Gb. c). Jadi letak pengukurannya setinggi (Bub + 20 cm).

Bentuk batang (batang cacat) Jika setinggi 110 cm melebihi Bbc, maka letak pengukurannya (Lpd) setinggi (Bac + 20) cm (Gambar a). Jika Bbc lebih tinggi dari 110 cm, maka letak pengukurannya setinggi (Bbc 20) cm (Gambar b). Jika bagian tengah cacad lebihkurang setinggi 1,30 m dari permukaan tanah (Gambar c), maka pengukurannya dilakukan setinggi Bbc (Lpd2) dan Bac (Lpd1). Sehingga hasil ukurannya (diameter atau keliling) adalah ukuran (Lpd1 + Lpd2)/2.

Batang BERCABANG atau menggarpu Jika tinggi PERCABANGAN melebihi 1,30 m (Gambar a), maka pengukuran dilakukan tetap setinggi 1,30 m dari permukaan tanah. Jika tinggi cagak kurang dari 1,10 m, maka Lpd-nya dilakukan pada kedua BATANG setinggi 1,30 m.

Pohon lahan basah (rawa, payau) Untuk jenis Bruguiera spp yang dijadikan awal pengukuran bukan dari permukaan tanah, tapi pada bagian akarnya (Gambar a). Letak pengukurannya setinggi 1,30 m. Untuk jenis Ceriops spp yang dijadikan awal pengukuran pada bagian akar yang berbatasan dengan air (Gambar b). Disamping adanya bagian-bagian akar yang berupa banir, maka ditinjau dulu berapa tinggi banir tersebut. Jika tinggi banir tersebut kurang dari 1,30 m, maka letak pengukuran dilakukan setinggi 1,30 m dari batas bagian akar yang kena air. Untuk jenis Rhizophora spp dilakukan pengukuran setinggi 20 cm dari ujung bagian akar teratas (Gambar c).

Alat Ukur Diameter Bentuk pisik (Bp) pita ukur berupa pita yang mempunyai skala (satuan ukur). Satuan ukur yang digunakan adalah cm dengan satuan ukur terkecil dalam mm. Pita ukur dapat berupa pita keliling atau pita diameter (phi band). Pita ukur dililitkan ke batang pohon setinggi 1,30 m Hasil ukurannya adalah keliling jika menggunakan pita keliling dan jika menggunakan pita diameter maka hasil ukurannya adalah diameter. Skala ukuran pita diameter adalah d = k/π konversi dari k = π. d

Spiegel Relaskop / Criterion Dendrometer Merupakan alat ukur dua fungsi yaitu untuk mengukur diameter batang dan tinggi pohon. Melihat ke dalam alat melalui celah-pandang akan tampak skala diameter (pita-pita bar) dan skala sudut (di sebelah kanan).

Arahkan garis pertengahan celah-pandang setinggi dada ke batang pohon dan perhatikan banyaknya 1 bar penuh (nf). banyaknya ¼ bar-penuh (nq) (bisa penuh atau tak penuh untuk satu ¼ bar-penuh). (Posisikan sisi batang sebelah kiri berimpit dengan batas antara dua bar-penuh (putih-hitam atau hitam-putih) sekaligus sisi batang sebelah kanan tidak melampaui batas ¼-bar paling kanan, tapi berada pada salah satu pita ¼ bar-penuh atau pada garis batasnya. Posisi sisi kiri batang (S1) paling jauh di batas bar putih 22 (22 tidak ditulis) paling kiri dan bergeser ke kanan hingga di batas bar hitam-putih yaitu 4 2 (2 tidak ditulis). Posisi sisi kanan batang (S2) paling jauh di batas bar putih 2 dan ¼bar hitam. Kemudian bergeser ke kanan hingga mendekati batas akhir ¼bar (bar putih). Ukur jarak lapangan (m). Jarak lapangan (Jm) sama dengan jarak datar (Jd) jika sudut φ (sudut bidik setinggi mata) lebih kecil atau samadengan ±10%.

Contoh Pembacaan ¼ bar-penuh Hasil pembacaan diperoleh 1F dan 3Q (¼ bar-penuh) dengan jarak bidik (relatif datar) sejauh 12 m. Hasil pembacaannya adalah 2F dan 2,5Q (¼ bar tak penuh) dengan jarak bidik (Jd) sejauh 10 m D = [{(1 x 4) + 3}/2] x 12 = 42,0 cm D = [{(2 x 4) + 2,5}/2] x 10 = 52,5 cm

Tekan tombol MODE sampai tampil DIAMETER Tekan tombol EDIT (pilih "F" atau "M") Ukur jarak datar dari alat ke pohon, isikan Tembak alat ke titik pengukuran, dengan menekan tombol dan lepaskan, tembak ke posisi pengukuran diameter

Pengukuran Tinggi Pohon Tinggi pohon total yaitu jarak terpendek dari titik puncak pohon dengan titik proyeksinya pada bidang datar. Tinggi pohon bebas cabang yaitu jarak terpendek dari titik bebas cabang dengan titik proyeksinya pada bidang datar.

Rumusan tinggi didasarkan pada rumusan ilmu ukur sudut yaitu rumus tangen. Pengukuran tinggi diilustrasikan berupa segitiga samakaki dengan sudut di kedua kaki sebesar 45⁰. Terkait dengan keidentikan rentangan sudut-derajat (φ = δ) terhadap sudut-persen (φ = p), sehingga besaran 45⁰ diidentikan dengan 100%. MBC menunjukkan untuk δ = 45 bahwa tan δ = BC/MB ; tan(45⁰) = BC/MB (BC = MB) tinggi BC = MB.tg(45⁰).

Pembacaan sudut derajat

Pembacaan sudut persen Jika pembacaan sudut saat pembidikan berupa persen (φ = p), maka rumusan tingginya (t1 + t2) adalah T = ((atas% - bawah%) x Jd) / 100 Atas% adalah pembidikan ke bagian atas batang (C) yaitu MC dan bawah% pembidikan ke pangkal batang (A) yaitu MA dengan besaran masing-masing sudut dalam %, maka rumusan di atas menjadi T = (MC% + MA%) x Jd

Alat Ukur Tinggi Pohon

Spiegel Relaskop

Criterion Dendrometer Tekan tombol MODE sampai tampil HEIGHT Tekan tombol EDIT (pilih "F" atau "M") Tembak alat ke base, dengan menekan tombol dan lepaskan, tembak ke posisi pengukuran tinggi bebas cabang/total

Pengukuran Pohon Contoh (Basal Area Faktor) Menentukan ukuran dimensi pohon adalah apakah pohon yang dibidik termasuk pohon contoh, pohon batas atau bukan termasuk pohon contoh. Pohon contoh : 1, 4, 5, 6 dan 8 Pohon batas : 3 dan 7 Bukan pohon contoh : 2

Berdasarkan BAF 4 : Pohon batas, jika ukuran diameter batang tepat dalam 2 bar. Pohon contoh, jika ukuran diameter batang melebihi 2 bar. Bukan pohon contoh, jika ukuran diameter batang kurang dari 2 bar.