BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG"

Transkripsi

1 BAB VI PENGUKURAN JARAK LANGSUNG Jarak antara dua buah titik dimuka bumi dalam ukur tanah adalah merupakan jarak terpendek antara kedua titik tersebut tergantung jarak tersebut terletak pada bidang datar, bidang miring atau bidang tegak. Pada bidang datar disebut jarak datar, pada bidang miring disebut jarak miring sedang pada bidang tegak disebut jarak tegak/tinggi. Cara pengukuran jarak, dibagi dalam: V.1. Pengukuran Jarak Langsung Jarak didapat langsung tanpa melalui perhitungan, pada pengukuran jarak langsung digunakan alat utama dan bantu. Alat-alat utama, antara lain adalah : 1. Pita ukur, alat ukur jarak yang material utamanya terbuat dari fiber, plastik, atau campuran dari padanya. 2. Pegas ukur, material utama terbuat dari plat baja. 3. Rantai ukur, terbuat dari rantai baja. Panjang alat-alat tersebut umumnya dari 30m, 50m dan 100m dengan lebar antara 1 cm sampai 2 cm. tebal antara 0.1mm sampai 0.2mm, pembagian skala bacaan dari skala terkecil mm sampai dengan skala terbesar m. Universitas Gadjah Mada 1

2 Gambar V.1. Macam alat utama Alat-alat bantu, pengukuran jarak langsung antara lain adalah : 1. Jalon atau anjir adalah tongkat dari pipa besi dengan ujung runcing (seperti lembing) panjang antara 1.5m sampai 3m, diameter pipa antara 1.5cm sampai 3cm dicat merah dan putih berselang-seling. Jalon ini berguna pada pelurusan dan untuk menyatakan adanya suatu titik dilapangan pada jarak jauh. 2. Pen ukur, adalah alat untuk memberi tanda titik sementara dilapangan. Terbuat dari besi dengan panjang ± 40m dan runcing diujungnya dan ujung lain lengkung. Gambar Gambar V.2. alat-alat bantu pengukuran jarak langsung. 3. Unting-unting : alat untuk membantu memproyeksikan suatu titik terbuat dari besi atau dari kuningan. 4. Water pas tangan : alat bantu untuk mendatarkan pita ukur. Universitas Gadjah Mada 2

3 5. prisma dan kaca sudut: alat bantu untuk menentukan sudut 90 0 / siku.siku V.2. Pengukuran jarak langsung pada lapangan datar. Pada pengukuran jarak Iangsung, dimana jaraknya tidak dapat diukur dengan satu kali bentangan pita ukur, maka pelaksanaannya terdiri dari: a. Pelurusan : menentukan titik-titik antara, sehingga terletak pada satu garis lurus (terletak pada satu bidang vertikal) b. pengukuran jarak. Misal akan diukur jarak antara titik A dan Titik B, seperti pada gambarar berikut : Gambar V.3. Pengukuran jarak mendatar Pelaksanaan pelurusan 1. Tancapkan jalon dititik A dan dititik B 2. Orang I berdiri dinelakang jalon di A, dan orang II dengan membawa jalon disekitarnya titik a, dengan petunjuk orang I orang II bergeser kekanan/kekiri sampai dicapai orang II di a, bahwa jalon di A di a dan jalon di B tampak jadi satu/ berimpit kemudian jalon di a diganti dengan pen ukur. Demikian pada dilakukan dititik-titik b, c dan seterusnya. Pelaksanaan Pengukuran Jarak. 1. Bentangkan pita ukur dari A ke a, skala 0 m diimpitkan pada titik A dan pada saat skala pita ukur tepat dititik a, baca dan catat, misal terbaca d1 m. 2. lakukan hal yang sama antara a ke b, misal terbaca d2 m. demikian terus sampai ke bentangan antara c ke b. 3. Jarak AB adalah penjumlahan dari jarak jarak tadi; AB = di+d2+d3+d Pengukuran jarak dilakukan dua kali, dari A dan B disebut pengukuran persegi dan pengukuran pulang dari B ke A. 5. Jarak AB adalah jarak rerata pengukuran persegi dan pengukuran pulang. V.3. Pengukuran Jarak langsung pada lapangan miring. Pelaksanaan pelunasan : Pelaksaan pelunasan pada dasarnya sama saja dengan pelunasan pada lapangan datar misal diukur jarak AB pada lapangan miring. Universitas Gadjah Mada 3

4 Gambar V.4. Pengukuran Jarak datar pada bidang miring Pelaksanaan pengukuran a. Bentangkan pita ukur secara mendatar dari A ke atas titik a dengan perantaraan nivo, gantungkan unting-unting diatas titik a. Unting-unting yang menyinggung pita ukur misal terbaca dim (lihat gambar) b. Pekerjaan tersebut dilakukan oada penggal-penggal jarak ab, bc dan cb. c. Pengukuran jarak dilakukan dari A dan B dan dari B ke A. dan hasil akhir adalah harga rerata. Gambar V.5. Pembacaan skala pita ukur dengan bantuan tali unting-unting. V.4. Pengukuran jarak yang terhalang 1. Bila titik A dan B terhalang kolam Gambar. V.6 Jarak AB terhalang Universitas Gadjah Mada 4

5 Proyeksikan B pada C garis yang melalui A dititik C ukur jarak A/C dan jarak BC : Jarak AB = AC 2 +BC 2 3. Bila titik A dan B tepat di tepi bangunan Gambar V.6. A,B Ditepi Bangunan Pelaksanaan pelurusan AB a. buat garis L 1 lewat titik A, tentukan titik 1 lubangkan 1B sebagai garis m 1. b. Pada garis m 1 tentukan titik 2 dan hubungkan A 2 sehingga terbentuk garis 1 2. c. Tentukan titik 3 pada 1 2, hubungkan 3B sehingga terbentuk garis m 2. d. Pekerjaan tersebut dilanjutkan sampai didapat. Titik 5-4-B satu garis dan Titik 4-5-A satu garis berarti Titik A-5-4-B satu garis lurus Selanjutnya pengukuran jarak AB V.5. Sumber-sumber kesalahan dan kesalahan pada pengukuran jarak. 1. Panjang pita ukur tidak standar (I) 2. Suhu yang tidak baku (a) 3. Tarikan yang tidak tetap (p) 4. Pelurusan yang tidak baik (p) 5. Pita tidak mendatar (p) 6. Pemasangan unting-unting tidak tepat 7. salah menandai 8. salah baca 9. Lenturan pita ukur. V. 6. Beberapa kasus pengukuran jarak Bisa disebutkan pengukuran jarak langsung yang melintasi sungai, ataupun pengukuran jarak langsung yang lurus melewati cekungan/lembah. Kemungkinan lain adalah pengukuran jarak seperti pada soal no.2 adalah: Soal-soal Universitas Gadjah Mada 5

6 1. Mengapa diperlukan pelurusan pada pengukuran jarak dengan pita ukur? Terangkan! 2. Uraikan pelurusan pengukuran jarak AB pada kondisi berikut. Universitas Gadjah Mada 6

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 PENGUKURAN JARAK LANGSUNG PADA AREA MENDATAR, MIRING, DAN TERHALANG Disusun Oleh: 1. Aeny Sugianto 12/330070/TK/39261 2. Ahmad Baihaqi 12/330398/TK/39565 3. Bondan

Lebih terperinci

BAB III PERALATAN UKUR TANAH DAN SYARAT PENGGUNAANNYA

BAB III PERALATAN UKUR TANAH DAN SYARAT PENGGUNAANNYA MINGGU KE 4,5&6 Diskripsi singkat : Materi perkuliahan minggu 4,5 &6 minggu ini membicarakan tentang peralatan ukur tanah dari yang sederhana hingga elektronis, dan syarat-syarat penggunaannya masing-masing.

Lebih terperinci

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH

4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH 4.1.3 PERALATAN PENDUKUNG SURVEY UKUR TANAH Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS ILMU UKUR TANAH 1 Materi ini menerangkan peralatan yang digunakan didalam praktikum ukur tanah Tujuan Instruksional Khusus:

Lebih terperinci

BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI)

BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI) BAB II CHAIN SURVEYING (UKUR RANTAI) 1. Metode melaksanakan pengukuran garis (linear) Ada 3 metode yang pokok : a. Pengukuran langsung ( by direct measurement), dengan menggunakan alat ukurrantai, pita

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR JARAK DI LAPANGAN WAKTU (JAM):

Lebih terperinci

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA A. Perlengkapan Gambar 1. Drawing Pen ukuran 0,3 dan 0,5 mm 2. Maal 3 mm 3. Penggaris /

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Universitas Gadjah Mada 1

BAB I PENGANTAR. Universitas Gadjah Mada 1 BAB I PENGANTAR I.1. Definisi Ukur Tanah (Surveying) Ukur Tanah didefinisikan sebagai ilmu dan seni menentukan letak relatif dari titiktitik diatas, pada dan dibawah permukaan bumi. Dalam pengertian yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya

Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Standar Kompetensi : Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola serta menentukan ukurannya Kompetensi Dasar : 1. Mengidentifikasi unsur-unsur tabung, kerucut dan bola 2. Menghitung luas selimut dan

Lebih terperinci

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri STRUKTUR LIPATAN Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Karena momen energia yang didapat dari

Lebih terperinci

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis BAB II RESULTAN (JUMLAH) DAN URAIAN GAYA A. Pendahuluan Pada bab ini, anda akan mempelajari bagaimana kita bekerja dengan besaran vektor. Kita dapat menjumlah dua vektor atau lebih dengan beberapa cara,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Konstruksi Mesin Secara keseluruhan mesin kepras tebu tipe rotari terdiri dari beberapa bagian utama yaitu bagian rangka utama, bagian coulter, unit pisau dan transmisi daya (Gambar

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Dimensi Rangka Canopy untuk Membuat Fasilitas Sepeda Motor Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan, maka dimensi rangka yang digunakan untuk lebar

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR

MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR MODUL 12 WESEL 1. PENGANTAR Telah disebutkan bahwa pada jalan rel perpindahan jalur dilakukan melalui peralatan khusus yang dikenal sebagai wesel. Apabila dua jalan rel yang terletak pada satu bidang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar.

BAB I PENDAHULUAN. 2. Membagi keliling lingkaran sama besar. BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Judul modul ini adalah lingkaran, sedangkan yang akan dibahas ada tiga unit yaitu : 1. Menggambar lingkaran 2. Membagi keliling lingkaran sama besar. 3. Menggambar garis

Lebih terperinci

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir.

ANGKA UKUR. Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. PEMBERIAN UKURAN ANGKA UKUR Angka ukur diletakan di tengah-tengah garis ukur. Angka ukur tidak boleh dipisahkan oleh garis gambar. Jadi boleh ditempatkan dipinggir. ANGKA UKUR Jika angka ukur ditempatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan terhadap bidang datar. Peta yang baik memberikan informasi yang akurat mengenai permukaan bumi kepada

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN A. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan suatu desain atau prototipe produk yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I. Laporan Praktikum 1

BAB I. Laporan Praktikum 1 BAB I A. Teori Dasar Sebelum dilakukan pekerjaan penggalian tanah untuk pondasi, maka dilakukan terlebih dahulu pekerjaan pemasangan papan Bouwplank. Bouwplank adalah pembatas yang digunakan untuk menentukan

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT PETA SITUASI DENGAN ALAT UKUR

Lebih terperinci

3. Daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur pada lingkaran adalah

3. Daerah yang dibatasi oleh dua buah jari-jari dan sebuah busur pada lingkaran adalah 1. Unsur-unsur di bawah ini yang merupakan unsur lingkaran adalah. A. Jari-jari, tali busur, juring dan diagonal B. Diameter, busur, sisi dan bidang diagonal C. Juring, tembereng, apotema dan jari-jari

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di 22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR

SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR SURVEYING (CIV-104) PERTEMUAN 4-5 : METODE PENGUKURAN SIPAT DATAR UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224 Pendahuluan Beda tinggi adalah perbedaan

Lebih terperinci

Pertemuan ke 11. Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C

Pertemuan ke 11. Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C Pertemuan ke Segiempat Segiempat adalah bidang datar yang dibatasi oleh empat potong garis yang saling bertemu dan menutup D C B Empat persegi panjang d D E a c C B b B = CD dan B // CD D = BC dan D //

Lebih terperinci

IV. ANALISA PERANCANGAN

IV. ANALISA PERANCANGAN IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).

Lebih terperinci

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK I. TUJUAN Tujuan percobaan ini adalah untuk menentukan besar panjang gelombang dari cahaya tampak dengan menggunakan konsep difraksi dan interferensi. II.

Lebih terperinci

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.

itu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu. PENGUKURAN Sifat-sifat fisis suatu benda dapat dipelajari secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif diperlukan pengukuran. Perhatikan gambar berikut

Lebih terperinci

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP Pasal 1 : Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan 1. Bentuk kuda-kuda baja ringan baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek. 2. Kuda-kuda dirakit/dipasang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan

DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan Panjang benda yang diukur dengan jangka sorong (ketelitian 0,1 mm) diperlihatkan seperti gambar di bawah ini : 3 cm 4 cm 0 5 10 Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa panjang benda adalah... A 33,00

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN RANCANGAN

IV. PENDEKATAN RANCANGAN IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Rancang Bangun Furrower Pembuat Guludan Rancang bangun furrower yang digunakan untuk Traktor Cultivator Te 550n dilakukan dengan merubah pisau dan sayap furrower. Pada furrower

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN SIPIL LAPANGAN BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PELAKSANAAN LAPANGAN 4.1 Pekerjaan pondasi 1. papan bekisting 2. beton ready mix 3. pasir urug 4. Besi poer D16, D10, Ø8 2. Langkah Kerja a. Setelah Tiang pancang ditanam, b.

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka:

Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka: Torsi sekeliling A dari kedua sayap adalah sama dengan torsi yang ditimbulkan oleh beban Q y yang melalui shear centre, maka: BAB VIII SAMBUNGAN MOMEN DENGAN PAKU KELING/ BAUT Momen luar M diimbangi oleh

Lebih terperinci

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated.

SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : Kain filament polyester 100% double side coated. MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT DIREKTORAT PEMBEKALAN ANGKUTAN SPESIFIKASI TEKNIS TENDA SERBAGUNA TYPE-1 Nomor : 20-251 I. BAHAN. 1. Kain filament polyester 100% double side coated. a. Lebar kain,cm (inchi)

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP Lingkaran & Garis Singgung A. Unsur-Unsur Lingkaran Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang disebut titik pusat lingkaran. Lambang lingkaran dengan

Lebih terperinci

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying) Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying) Merupakan ilmu, seni, dan teknologi untuk menyajikan bentuk permukaan bumi baik unsur alam maupun unsur buatan manusia pada bidang yang dianggap datar. Yang merupakan bagian

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MEMBUAT GARIS LURUS DI LAPANGAN WAKTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las. Sulistiawan I BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Perancangan ulang alat penekuk pipa untuk mendukung proses produksi pada industri las Sulistiawan I 1303010 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini akan diuraikan proses pengumpulan dan pengolahan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH 1 SENTERING, PENGATURAN SUMBU I VERTIKAL DAN PEMBACAAN SUDUT PADA TEODOLIT FENNEL KASSEL Kelompok 4 Kelas A Anggota : 1. Aeny Sugianto 12/330070/TK/39261 2. Ahmad

Lebih terperinci

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL

GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL GAMBAR PROYEKSI ORTOGONAL Berikut ini akan dibicarakan tentang Gambar Proyeksi Ortogonal secara terinci. Gambar proyeksi ortogonal yang lazim digunakan ada dua cara yaitu cara Eropa dan cara Amerika. Pada

Lebih terperinci

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU Tujuan Pembelajaran Khusus Setelah mempelajari bahan ajar ini peserta diklat akandapat : 1. Menjelaskan jenis-jenis alat-alat ukur dalam kerja bangku 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 LATIHAN PERSIAPAN UJIAN KENAIKAN KELAS (UKK) MATEMATIKA 8 TAHUN PELAJARAN 011/01 No. ALTERNATIF SOAL PEMBAHASAN 1 Unsur-unsur di bawah ini yang merupakan unsur lingkaran adalah. A. Jari-jari, tali busur,

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015

SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG SOAL SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2014 CALON TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 2015 Bidang Fisika Waktu : 180 menit KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras

Feni Melinda Safitri. Sudah diperiksa. Pengertian Teorema Phytagoras. Rumus Phytagoras BY : Feni Malinda Safitri Sudah diperiksa Pengertian Teorema Phytagoras Phytagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan Yunani pada tahun 569-475 sebelum masehi, ia mengungkapkan bahwa

Lebih terperinci

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI

PROSES PERMESINAN. (Part 2) Learning Outcomes. Outline Materi. Prosman Pengebor horisontal JENIS MESIN GURDI Prosman - 04 Learning Outcomes PROSES PERMESINAN Mahasiswa dapat menerangkan prinsip kerja mesin bor dan gurdi PROSES PERMESINAN (Part 2) Outline Materi Proses Pemesinan dengan Mesin Bor dan Gurdi Proses

Lebih terperinci

BAB III KABEL BAWAH TANAH

BAB III KABEL BAWAH TANAH BAB III 1. TUJUAN Buku pedoman ini membahas tata cara pemasangan kabel bawah tanah dengan tujuan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang baik dan seragam dalam cara pemasangan serta peralatan yang digunakan.

Lebih terperinci

Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon

Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon Pengukuran Diameter dan Tinggi Pohon Pengukuran Diameter (DBH) Diameter atau keliling merupakan salahsatu dimensi batang (pohon) yang sangat menentukan luas penampang lintang batang pohon saat berdiri

Lebih terperinci

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 1 BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA 01. Usaha yang dilakukan oleh suatu gaya terhadap benda sama dengan nol apabila arah gaya dengan perpindahan benda membentuk sudut sebesar. A. 0 B. 5 C. 60

Lebih terperinci

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI D. GEOMETRI 1. TUJUAN Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta diklat memahami dan dapat menjelaskan unsur-unsur geometri, hubungan titik, garis dan bidang; sudut; melukis bangun geometri; segibanyak;

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beton banyak digunakan sebagai bahan bangunan karena harganya yang relatif murah, kuat tekannya tinggi, bahan pembuatnya mudah didapat, dapat dibuat sesuai dengan

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Sambungan Sambungan-sambungan pada konstruksi baja hampir tidak mungkin dihindari akibat terbatasnya panjang dan bentuk dari propil propil baja yang diproduksi. Sambungan bisa

Lebih terperinci

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

Lebih terperinci

PENGECEKAN KETEGAKAN KOLOM BANGUNAN DENGAN METODE PEMOTONGAN SISI. D.Bambang Sudarsono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata

PENGECEKAN KETEGAKAN KOLOM BANGUNAN DENGAN METODE PEMOTONGAN SISI. D.Bambang Sudarsono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata 60 JURNAL TEKNIK SIPIL, Volume III, No. 2. Juli 2006: 60-68 PENGECEKAN KETEGAKAN KOLOM BANGUNAN DENGAN METODE PEMOTONGAN SISI D.Bambang Sudarsono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETA SITUASI DUA DIMENSI MENGGUNAKAN ALAT UKUR TANAH SEDERHANA

PEMBUATAN PETA SITUASI DUA DIMENSI MENGGUNAKAN ALAT UKUR TANAH SEDERHANA 1 PEMBUATAN PETA SITUASI DUA DIMENSI MENGGUNAKAN ALAT UKUR TANAH SEDERHANA OLEH : Arie Yulfa, ST (132 319 230) EDITOR : Dra, Ernawati, M.Si (131 668 043) JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak Tata Cara Pengujian Beton Beton (beton keras) tidak saja heterogen, juga merupakan material yang an-isotropis. Kekuatan beton bervariasi dengan alam (agregat) dan arah tegangan terhadap bidang pengecoran.

Lebih terperinci

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 3 DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM 1. PENGANTAR Pelat-pelat hasil produksi pabrik umumnya masih dalam bentuk lembaran yang ukuran dan bentuknya bervariasi. Pelat-pelat dalam bentuk lembaran ini tidak dapat

Lebih terperinci

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

KATALOG MATEMATIKA ALAT PERAGA PENDIDIKAN UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KATALOG ALAT PERAGA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 1. Model Bangun Datar Model bangun datar dimaksudkan untuk membantu menjelaskan pengertian, sifat-sifat bangun datar, kesebangunan

Lebih terperinci

Bab III Elastisitas. Sumber : Fisika SMA/MA XI

Bab III Elastisitas. Sumber :  Fisika SMA/MA XI Bab III Elastisitas Sumber : www.lib.ui.ac Baja yang digunakan dalam jembatan mempunyai elastisitas agar tidak patah apabila dilewati kendaraan. Agar tidak melebihi kemampuan elastisitas, harus ada pembatasan

Lebih terperinci

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika

SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Latihan Soal Ujian Nasional 200 Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah SMP / MTs Mata Pelajaran : Matematika Dalam UN berlaku Petunjuk Umum seperti ini :. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar

Lebih terperinci

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur Modul 7-1 Modul 7 Pemetaan Situasi Detail 7.1. PENDAHULUAN Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup penyajian dalam dimensi horisontal dan vertikal secara

Lebih terperinci

SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII

SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII SOAL UUKK SMP KOTA SURAKARTA MATA PELAJARAN : MATEMATIKA KELAS : VIII 1. Bidang arsiran yang menunjukkan tembereng lingkaran pada gambar berikut adalah.... a. c. b. d. 2. Keliling lingkaran yang panjang

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II

ALAT GAMBAR PERTEMUAN II ALAT GAMBAR PERTEMUAN II SUPAYA GAMBAR DAPAT DIPAHAMI OLEH ORANG LAIN MAKA DI PERLUKAN NORMALISASI ATAU STANDARISASI. BADAN-BADAN YG MENETAPKAN STANDARISASI : ISO (INTERNATIONAL ORGANISATION OF STANDARDISATION)

Lebih terperinci

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan

memudahkan dan menajamin ketelitian pekerjaan di lapangan. Tahapan pekerjaan BAB III METODE PEMASANGAN BALOK SUSULAN 3.1 Umum Pemasangan balok susulan diharapkan dapat mengkondisikan balok susulan tersebut bekerja seperti balok yang seharusnya ada, sesuai dengan perencanaan semula.

Lebih terperinci

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on:

Pertemuan Pengukuran dengan Menyipat Datar. Can be accessed on: Pertemuan 3 1. Alat Ukur Tanah 2. Pengukuran dengan Menyipat Datar Can be accessed on: http://haryono_putro.staff.gunadarma.ac.id/ 1 Pendahuluan Konstruksi alat ukur disesuaikan dengan maksud dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS

BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS BAB VII PENGUKURAN JARAK OPTIS Pengukuran jarak optis termasuk dalam pengukuran jarak tidak Iangsung, jarak disini didapat melalui proses hitungan. Pengukuran jarak optis dilakukan dengan alat ukut theodolit,

Lebih terperinci

Dimana : g = berat jenis kayu kering udara

Dimana : g = berat jenis kayu kering udara 1. TEGANGAN-TEGANGAN IZIN 1.1 BERAT JENIS KAYU DAN KLAS KUAT KAYU Berat Jenis Kayu ditentukan pada kadar lengas kayu dalam keadaan kering udara. Sehingga berat jenis yang digunakan adalah berat jenis kering

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT DAN MEKANIK PEMBUAT LUBANG UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS TANAM Rindra Yusianto Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. B. Tujuan. D. Rumusan Masalah I PENDHULUN. Latar elakang Geometri (daribahasayunani, geo = bumi, metria = pengukuran) secaraharfiah berarti pengukuran tentang bumi, adalahcabangdarimatematika yang mempelajari hubungan di dalamruang.

Lebih terperinci

adalah. 7. Barisan aritmatika dengan suku ke-7 = 35 dan suku ke-13 = 53. Jumlah 27 suku pertama

adalah. 7. Barisan aritmatika dengan suku ke-7 = 35 dan suku ke-13 = 53. Jumlah 27 suku pertama MATEMATIKA (Paket ) Waktu : 20 Menit (025) 477 20 Website : Pilihlah jawaban yang paling tepat!. Ibu Aminah mempunyai untuk membuat gorengan diperlukan 7 2 kg tepung terigu. Untuk membuat roti diperlukan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT

RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT RANCANG BANGUN ALAT TANAM BENIH JAGUNG ERGONOMIS DENGAN TUAS PENGUNGKIT Rindra Yusianto Fakultas Teknik, Universitas Dian Nuswantoro, Semarang 50131 E-mail : rindrayusianto@yahoo.com ABSTRAK Salah satu

Lebih terperinci

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN Pengertian Alat Ukur Tanah Pengukuran merupakan suatu aktifitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang belum diketahui nilainya atau harganya

Lebih terperinci

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring BAB XII Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring Metode tachymetri didasarkan pada prinsip bahwa pada segitiga-segitiga sebangun, sisi yang sepihak adalah sebanding. Kebanyakan pengukuran tachymetri

Lebih terperinci

Ruang Lingkup Pengukuran di SD

Ruang Lingkup Pengukuran di SD PENGUKURAN DI SD Ruang Lingkup Pengukuran di SD Pengukuran tentang: 1. panjang dan keliling 2. luas 3. luas bangun gabungan 4. volum 5. volum bangun gabungan 6. sudut 7. suhu 8. waktu, jarak dan kecepatan

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK

PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK PREDIKSI SOAL UAN MATEMATIKA 2009 KELOMPOK TEKNIK 1. Jarak kota P dan kota R pada sebuah peta adalah 20 cm. Jika skala pada peta tersebut 1:2.500.000, maka jarak sebenarnya dua kota tersebut adalah. A.

Lebih terperinci

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE PERMUKAAN UNTUK JALAN RAYA a) Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b) Mengalirkan air permukaan yang terhambat oleh

Lebih terperinci

SOAL Latihan UAS 2 207/208 Mapel: Matematika Kelas 8 Topik: Lingkaran & Garis Singgung Lingkaran I. Pilihan Ganda. Jika diameter suatu lingkaran 3,5 m dan π = 22/7, maka keliling lingkaran adalah A.,5

Lebih terperinci

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN: TEKNIK BANGUNAN GEDUNG KOMPETENSI: SURVEI DAN PEMETAAN MODUL / SUB-KOMPETENSI: MENGUKUR BEDA TINGGI DENGAN ALAT UKUR

Lebih terperinci

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan Kubus Tabung rusuk kubus = a volume = a³ panjang diagonal bidang = a 2 luas = 6a² panjang diagonal ruang = a 3 r = jari-jari t = tinggi volume = π r² t luas = 2πrt Prisma

Lebih terperinci

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG

BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BAB 2 VOLUME DAN LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG SISI LENGKUNG A. TABUNG Tabung adalah bangun ruang yang dibatasi oleh dua lingkaran yang berhadapan, sejajar, dan kongruen serta titik-titik pada keliling lingkaran

Lebih terperinci

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

2014, No PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN 2014, No.313 6 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 743/MENKES/PER/VI/2010 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL KANTOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Kayu merupakan suatu bahan mentah yang didapatkan dari pengolahan pohon pohon yang terdapat di hutan. Kayu dapat menjadi bahan utama pembuatan mebel, bahkan dapat menjadi

Lebih terperinci

LABORATORIUM KONSTRUKSI DASAR (Sumber : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, AG. Thamrin, 2008)

LABORATORIUM KONSTRUKSI DASAR (Sumber : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, AG. Thamrin, 2008) LABORATORIUM KONSTRUKSI DASAR (Sumber : Teknik Konstruksi Bangunan Gedung, AG. Thamrin, 2008) 1/5 A. Menyiapkan Lokasi 1. Lokasi Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah; a.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA

LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA LAPORAN PRAKTIKUM LAS DAN TEMPA Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Las dan Tempa Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c)

BAB I. PENDAHULUAN. Garis perekat arah radial lurus. (c) BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kayu dan bambu merupakan bahan bangunan yang digunakan sejak jaman dahulu sampai sekarang. Kayu berkualitas saat ini sulit didapatkan, kalaupun ada harganya sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Debit didefinisikan sebagai hasil perkalian antara kecepatan dengan luas penampang. Semakin besar kecepatan dan luas penampang maka akan semakin besar pula debit yang

Lebih terperinci

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada)

PROSES PENGERJAAN PANAS. Yefri Chan,ST.MT (Universitas Darma Persada) PROSES PENGERJAAN PANAS PROSES PENGERJAAN PANAS Adalah proses merubah bentuk logam tanpa terjadi pencairan (T proses : T cair > 0,5), volume benda kerja tetap dan tak adanya geram (besi halus sisa proses).

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK 3.1 Perancangan dan pabrikasi Perancangan dilakukan untuk menentukan desain prototype singkong. Perancangan

Lebih terperinci