BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. yang cukup besar, dilakukan pengambilan sampel secara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). PTK dilakukan berdasar

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif, dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Juwana Kabupaten Pati. Di desa Langgenharjo sebenarnya terdapat dua

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh seorang peneliti yang bertujuan untuk memecahkan suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 TAWANGMANGU TAHUN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan suatu metode yang tepat. Ini dimaksudkan agar kegiatan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian secara umum membahas bagaimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah SMA Muhammadiyah 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal classroom action research (Wardhani dkk, 2007: 13). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Konveksi Lida Jaya Padurenan Kudus.

BAB III METODE PENELITIAN. dan kuantitatif. Hal ini dikarenakan dalam penelitian, peneliti membuat deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Wonoharjo, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MODEL PEMBELAJARAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kata-kata atau pernyataan-pernyataan (yang diperoleh melalui wawancara,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian classroom

problem-problem praktis masyarakat dalam situasi problematik dan pada Defenisi menurut Stephen Kemmis (1983) :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Ledo yang beralamat di. Jalan Raya Ledo, Desa Ledo, Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan model Broken/Triangle/Square/Heart untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS MELALUI PENERAPAN MODEL PROJECT-BASED LEARNING (PjBL)

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

3.1 Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. Tempat penelitian ini dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, antara lain: a. SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta belum pernah digunakan sebagai tempat penelitian yang sejenis seperti yang dilakukan oleh peneliti. b. Ditemukannya masalah yaitu rendahnya pemahaman konsep energi panas pada pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 berdasarkan hasil uji pratindakan. c. SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta adalah SD tempat praktik mengajar, sehingga telah mengenal kondisi proses pembelajaran, guru, siswa dan lingkungan SD tersebut. d. SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 memiliki lokasi yang mudah dijangkau sehingga dapat memudahkan pelaksanaan penelitian. Letak SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 150. 2. Waktu Penelitian Peneliti merancang penelitian dilaksanakan dalam waktu delapan bulan yaitu dimulai pada bulan Desember 2015 hingga Juli 2016 dari tahap persiapan sampai pembuatan laporan penelitian. Untuk perincian waktu penelitian dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 151. B. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat mengajar, dengan commit penekanan to user pada penyempurnaan atau 44

45 peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran. PTK merupakan penelitian yang dapat dilakukan sendiri oleh guru atau dilakukan secara kolaboratif yang melibatkan peneliti, guru, siswa maupun karyawan sekolah yang lain yang bertujuan untuk memperbaiki sistem serta kinerja guru dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran siswa. Sarwiji Suwandi (2009: 15) mengemukakan bahwa tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengadakan perbaikan atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Dengan menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang diharapkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2008: 73), bahwa PTK dilaksaanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Strategi dalam penelitian tindakan kelas ini secara rinci diuraikan sebagai berikut: 1. Tahap perencanaan tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat skenario pembelajaran. b. Mempersiapkan instrument penelitian. c. Mempersiapkan dan merancang tindakan yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. d. Mengajukan solusi alternatif. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan dengan melaksanakan proses pembelajaran sesuai rancangan. Setiap tindakan dan proses pembelajaran tersebut selalu diikuti kegiatan pemantauan. 3. Tahap Pengamatan Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam commit waktu to user yang sama.

46 Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa (Arikunto, 2008: 78). 4. Tahap Refleksi Tahap analisis dan refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil pengamatan dan interhasil sehingga diperoleh simpulan tentang bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang telah mencapai tujuan penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan tersebut,dapat diketahui apakah penelitian ini mencapai keberhasilan atau tidak. Arikunto (2008: 133) menjelaskan bahwa refleksi (reflection) adalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective) tentang perubahan yang terjadi (a) pada siswa; (b) suasana kelas; dan (guru). Pada tahap ini, guru sebagai peneliti menjawab pertanyaan mengapa (why), bagaimana (how), dan seberapa jauh (to what extent) intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Penelitian Tindakan Kelas ini akan diterapkan pada pembelajaran IPA materi energi panas melalui model project based learning (PjBL) serta dilaksanakan secara kolaborasi dalam upaya peningkatan pemahaman konsep siswa. Penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA khususnya materi energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 29 siswa. Siswa perempuan berjumlah 14 siswa dan siswa laki-laki berjumlah 15 siswa. Masing-masing siswa memiliki latar belakang sosial dan kondisi ekonomi

47 yang berbeda-beda. Dari 29 siswa ini, kesemuanya adalah anak yang normal (tidak ada anak yang berkebutuhan khusus). D. Data dan Sumber Data 1. Data Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini berupa data yang dapat menunjung penelitian tentang pemahaman konsep energi panas pada pembejaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta. Data yang dikaji berupa data kuantitatif dan dan kualitatif. a. Data kuantitatif 1) Nilai hasil pratindakan siswa tentang pemahaman konsep energi panas. 2) Nilai pemahaman konsep energi panas yang didapat pada siklus I dan siklus II. 3) Nilai hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran. 4) Nilai hasil kinerja guru dalam pembelajaran. 5) Nilai hasil ranah psikomotorik siswa dalam pembelajaran. b. Data Kualitatif Data kualitatif dalam penelitian ini berupa hasil wawancara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan, silabus pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan observasi. 2. Sumber Data Data penelitian yang telah dikumpulkan berasal dari berbagai sumber. Sumber data atau informasi yang dimanfaatkan dalam penelitian ini antara lain: a. Data Primer Data primer merupakan data yang didapat secara langsung tanpa melalui perantara. Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dalam penelitian ini meliputi guru dan siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Data primer menjadi sumber data pokok yang

48 digunakan oleh peneliti. Data primer dalam penelitian ini antara lain adalah: 1) Informasi yang diperoleh dari wawancara antara peneliti dan narasumber yang terdiri dari guru dan siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 tentang kondisi pembelajaran IPA konsep energi panas. 2) Data hasil observasi saat proses pembelajaran sebelum dan setelah dilakukan tindakan. 3) Nilai pemahaman konsep energi panas siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapatkan secara tidak langsung atau melalui perantara, misalnya melalui orang lain atau dokumen. Data sekunder digunakan oleh peneliti sebagai data pendamping atau pelengkap. Data sekunder dalam penelitian ini antara lain: 1) Arsip berupa RPP IPA Kelas IV Semester II, silabus mata pelajaran IPA kelas IV Semester II, dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru dalam proses pembelajaran IPA konsep energi panas. 2) Dokumen lain yang digunakan sebagai sumber data dalam penelitian berupa foto dan video proses pembelajaran yang berlangsung dikelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Suarakarta tahun ajaran 2015/2016. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan data. Ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Observasi Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan commit teknik to user yang lain, yaitu wawancara dan

49 kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono, 2012: 203). Arikunto (2010: 127) menyatakan observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Sedangkan Norbuko dan Achmadi berpendapat observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki. Observasi dilakukan kepada guru dan siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Observasi dilaksanakan untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran IPA konsep energi panas sebelum tindakan selama tindakan berlangsung. Kegiatan observasi dalam penelitian ini dilaksanakan untuk mengamati proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menyusun langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses, hasil dan peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran. Obeservasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kinerja guru dan aktivitas siswa dalam penerapan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) pada pembelajaran IPA konsep energi panas siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2105/2016. Dalam penelitian ini observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, guru bertindak sebagai partisipan aktif (pengajar) dan peneliti sebagai partisipan pasif (observer). Observasi dilakukan secara langsung oleh peneliti terhadap guru kelas IV dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran. Observasi terhadap guru difokuskan pada kemampuan guru dalam menerapkan model Project-Based Learning (PjBL) dalam pembelajaran IPA konsep energi panas. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian kinerja guru yang terdapat pada lampiran 5 halaman 156. Observasi pada siswa difokuskan pada kegiatan siswa yang dilakukan dalam commit proses to pembelajaran user IPA konsep energi panas.

50 instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi aktivitas siswa yang terdapat pada lampiran 7 halaman 162. 2. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan (Norbuko&Achmadi, 2013: 83). Sugiyono (2012: 317) mengemukakan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan keyakinan pribadi. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data kualitatif dengan menggunakan instrumen berupa pedoman wawancara. Wawancara dilakukan oleh peneliti kepada guru dan beberapa siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang kelemahan dan kesulitan dalam pembelajaran IPA tentang konsep energi panas. Wawancara dilakukan sebelum dan setelah dilakukan tindakan. Wawancara sebelum dilaksanakan tindakan bertujuan untuk mencari informasi tentang kondisi dan kesulitan pembelajaran IPA tentang konsep energi panas (lampiran 3 halaman 152). Sedangkan wawancara setelah dilakukan tindakan bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keefektifan penerapan model project-based learning (PjBL) dalam meningkatkan pemahaman konsep bentuk energi panas pada siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 (lampiran 60 halaman 379).

51 3. Tes Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Tes dilakukan untuk mengumpulkan data tentang pemahaman konsep energi panas. Dalam tes tersebut siswa mengerjakan soal pilihan ganda dan isian. Tes ini diberikan di setiap siklus setelah diberi perlakuan atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana kemajuan yang diperoleh siswa kelas IV pada pembelajaran IPA mengenai konsep energi panas dengan menggunakan model project-based learning. Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari perbandingan hasil tes pada siklus 1 dengan hasil tes pada siklus 2. Berdasarkan hasil tes, dapat direncanakan kegiatan yang dilakukan selanjutnya guna meningkatan pemahaman konsep energi panas siswa. 4. Dokumentasi Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peratuaran-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian (Riduwan, 2012: 31 ). Menurut Sugiyono (2012: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Lebih lanjut sugiyono mengungkapkan bahwa kajian dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Berdasarkan pendapat di atas hasil observasi dan wawancara akan lebih kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh kajian dokumentasi. Kajian dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV semester II, nilai siswa mata pelajaran IPA konsep energi panas sebelum dan sesudah dilakukan tindakan, foto dan video proses pembelajaran penerapan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL).

52 F. Teknik Uji Validitas Data Semua data yang dikumpulkan hendaknya mencerminkan apa yang sebenarnya diukur atau diteliti. Di dalam suatu penelitian diperlukan adanya validitas data, sehingga data tersebut nantinya dapat dipertanggungjawabkan serta dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat dalam menarik kesimpulan. Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010:117). Teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas adalah teknik triangulasi dan validitas isi. Iskandar ( 2009: 84) menjelaskan bahwa triangulasi merupakan teknik pemeriksaaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau pembanding terhadap suatu data. Sejalan dengan pendapat di atas, Sugiyono (2012: 372) mengemukakan, triangulasi merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu. Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber data dan triangulasi teknik pengumpulan data. 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber adalah teknik menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber (Sugiyono, 2012: 273). Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek atau membandingkan data yang diperoleh peneliti dari guru dengan data yang diperoleh dari siswa. Kegunaan penggunaan teknik triangulasi data atau sumber ini adalah untuk menjadikan data yang kita peroleh lebih konsisten, tuntas, dan pasti. Triangulasi sumber data digunakan pada pengumpulan data tentang kualitas proses pembelajaran. Pada penelitian ini, peneliti membandingkan data atau informasi yang terkait dengan pokok bahasan konsep energi panas. Triangulasi sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah dari guru dan siswa SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Data yang diperoleh commit dari to user guru berupa kinerja guru dalam

53 pembelajaran dengan model Project-Based Learning (PjBL) serta waawancara dengan guru sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Sedangkan data yang diperoleh dari siswa berupa data hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan model Project-Based Learning (PjBL) dan data hasil tes pemahaman konsep energi panas serta wawancara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Hasil perbandingan data dari sumber data tersebut kemudian disimpulkan. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2012: 373). Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuesioner. Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data yang mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berbeda-beda. Dalam penelitian ini untuk mengambil data terkait dengan pemahaman konsep energi panas, peneliti menggunakan teknik wawancara sebelum dan sesudah dilakukan tindakan; observasi kinerja guru dan aktivitas siswa; tes tertulis serta dokumentasi. Beberapa data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut kemudian dibandingkan hasilnya dan ditarik kesimpulan agar didapat data yang kuat validitasnya. Selain menggunakan teknik triangulasi penelitian ini juga menggunakan validitas isi untuk memeriksa data. Validitas isi adalah instrumen yang berbentuk tes yang sering digunakan untuk mengukur prestasi belajar. Instrumen tersebut harus disusun berdasarkan materi pelajaran yang telah diajarakan (Sugiyono, 2012: 176). Validitas isi dalam penelitian ini dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen yang terdapat pada variabel yang telah diteliti yaitu dengan menggunakan kisi-kisi konsep energi panas.

54 Dimana indikator tes disesuaikan dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar dari konsep energi panas yang diajarakan di sekolah dasar. G. Analisis Data Penelitian Analisis data adalah proses mencari dan menyususn secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012: 335). Penelitian ini menggunakan model analisis interaktif Miles dan Huberman. Analisis data Miles dan Huberman digunakan untuk menunjukkan kelebihan dan kelemahan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di setiap siklusnya. Hasil dari analisis tersebut dijadikan dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap berikutnya sesuai dengan siklus yang ada. Analisis data dilakukan dan atau setelah pengumpulan data. Analisis data model Miles dan Huberman dapat dilakukan melalui langkah-langkah yang meliputi reduksi data, display/penyajian data, dan mengambil kesimpulan. Secara diagramatik, proses siklus pengumpulan data dan analisis data sampai pada tahap penyajian hasil penelitian serta pengambilan kesimpulan, seperti pada gambar di bawah ini: Pengumpulan Data (Data Collection) Reduksi Data (Data Reduction) Penyajian Data (Data Display) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Gambar 3. 1 Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman (Sumber: Miles & Huberman (Sugiyono, 2012: 338))

55 Penjelasan langkah-langkah pada model analisis interaktif Miles dan Huberman adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data (Data Collection) Data-data yang diperoleh dari berbagai sumber dengan berbagai teknik yaitu observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi dikumpulkan menjadi satu untuk dianalisis. 2. Reduksi Data (Data Reduction) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu (Sugiyono, 2012: 338). Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data yaitu proses menyeleksi data awal, memfokuskan, menyederhanakan dan mengabstraksi data kasar yang ada dalam fieldnote. Reduksi data yang dilakukan dalam penelilitian ini adalah pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta, data nilai pemahaman konsep energi panas siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016, observasi aktivitas siswa, ranah psikomotorik siswa serta wawancara dengan guru dan siswa. 3. Penyajian Data (Data Display) Data yang sudah terkumpul dan terseleksi kemudian dikelompokkan dalam beberapa bagian sesuai dengan jenis data supaya makna peristiwanya menjadi lebih jelas dipahami. Sajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk paparan naratif, tabel, dan grafik. Data yang disajikan dalam penelitian ini meliputi: a. Nilai pemahaman konsep energi panas. b. Hasil observasi kinerja guru, aktivitas siswa dan rana psikomotorik siswa dalam proses pembelajaran.

56 4. Penarikan Kesimpulan (Conclusion) Simpulan dalam penelitian ini ditarik berdasarkan reduksi dan sajian data. Penarikan simpulan dilakukan sebagai proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat yang singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas. Selain menggunakan teknik analisis data interaktif, penelitian ini juga menggunakan teknik deskriptif komparatif. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antar siklus (Suwandi, 2009: 61). Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil akhir setiap siklus, yaitu membandingkan rerata nilai pemahaman konsep energi panas pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II. H. Indikator Kinerja Penelitian Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan tolak ukur atau acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Suwandi, 2009: 61). Pada penelitian ini, indikator yang ingin dicapai adalah meningkatnya pemahaman konsep energi panas pada pembelajaran IPA siswa Kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 melalui penerapan model project-based learning (PjBL). Dasar untuk menetapkan indikator ini adalah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yaitu 77. Indikator yang diamati untuk menentukan keberhasilan penelitian ini yaitu:

57 Tabel 3. 1 Indikator Kinerja Penelitian Aspek yang Diukur Persentase Siswa yang Ditargetkan Cara Mengukur Pemahaman Konsep Energi Panas 85 % Diukur dari hasil tes evaluasi pemahaman konsep energi panas siswa dan dihitung dari jumlah siswa yang mencapai KKM yaitu 85% pada tes evaluasi. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus. Penelitian dikatakan berhasil apabila 85% atau 25 dari 29 siswa kelas IV mendapat nilai 77 dalam pembelajaran IPA konsep energi panas. I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah serangkaian tahap penelitian yang dilakukan dari awal sampai akhir. Menurut Arikunto, dkk (2008: 16) terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Berikut disajikan pola hubungan keempat tahapan tersebut yang membentuk siklus yang berulang-ulang pada gambar di bawah ini. Perencanaan Refleksi Refleksi Siklus I Pengamatan Perencanaan Siklus II Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan? Gambar 3. 2 Model Penelitian Tindakan Kelas Suharsimi (2008: 16)

58 Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, yang masingmasing siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Siklus lanjutan akan dilaksanakan apabila dalam dua siklus belum mencapai indikator kerja yang ditentukan. Berikut adalah prosedur dalam penelitian ini: 1. Siklus I Pembelajaran pada siklus I dilaksanakan 2 pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan pada setiap petemuan adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti baik pada pertemuan I maupun pertemuan II. Hal-hal yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan dengan menerapkan model project-based learning (PjBL). 2) Mengembangkan skenario pembelajaran. 3) Menyiapkan media pembelajaran dan media lainnya yang akan digunakan untuk praktikum. 4) Menyiapkan lembar kerja siswa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 5) Menyiapkan soal tes evaluasi. 6) Menyiapkan lembar penilaian. 7) Menyiapkan instrumen observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan psikomotorik siswa. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I Tahap pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan I dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dan peneliti. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama mengenai sumber energi panas dan pertemuan kedua mengenai perpindahan energi panas. Adapun kegiatan commit yang to user dilakukan pada siklus I pertemuan I

59 dengan menerapkan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) adalah sebagai berikut: 1) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan melakukan tanya jawab secara singkat tentang materi energi panas secara umum. 2) Siswa memperhatikan media yang ditunjukkan guru. 3) Siswa membentuk kelompok. 4) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan. 5) Siswa dibimbing oleh guru menentukan proyek yang akan dilaksanakan yaitu mengenai sumber energi panas. 6) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan. 7) Masing-masing kelompok menyusun proyek yang akan dikerjakan. 8) Siswa dengan bimbingan guru menentukan lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek serta menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 9) Siswa mengerjakan proyek secara berdiskusi. 10) Guru memantau siswa dan memberikan bimbingan pada siswa yang belum paham. 11) Perwakilan kelompok mepresentasikan hasil diskusi. 12) Kelompok lain menanggapi. 13) Siswa memperhatikan lebih lanjut materi yang dijelaskan. 14) Siswa diberi penguatan. Pada kegiatan penutup atau akhir siswa bersama-sama guru merangkum kegiatan pembelajaran yang telaah dilakasanakan, siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan kegiatan diakhiri dengan guru menutup pelajaran. Pertemuan II Tahap pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan II dilaksanakan secara kolaboratif antara guru dan peneliti. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam commit 2 kali to pertemuan, user yaitu pertemuan pertama

60 mengenai sumber energi panas dan pertemuan kedua mengenai perpindahan energi panas. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus I pertemuan II dengan menerapkan model pembelajaran Project-Based Learning (PjBL) adalah sebagai berikut: 1) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan melakukan tanya jawab secara singkat tentang materi energi panas secara umum. 2) Siswa memperhatikan media yang ditunjukkan guru. 3) Siswa membentuk kelompok. 4) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan. 5) Siswa dibimbing oleh guru menentukan proyek yang akan dilaksanakan yaitu mengenai perpindahan energi panas. 6) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan. 7) Masing-masing kelompok menyusun proyek yang akan dikerjakan. 8) Siswa dengan bimbingan guru menentukan lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek serta menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 9) Siswa mengerjakan proyek secara berdiskusi. 10) Guru memantau siswa dan memberikan bimbingan pada siswa yang belum paham. 11) Perwakilan kelompok mepresentasikan hasil diskusi. 12) Kelompok lain menanggapi. 13) Siswa memperhatikan lebih lanjut materi yang dijelaskan. 14) Siswa diberi penguatan. Pada kegiatan penutup atau akhir siswa bersama-sama guru merangkum kegiatan pembelajaran yang telaah dilakasanakan, siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan kegiatan diakhiri dengan guru menutup pelajaran.

61 c. Tahap Observasi Observasi ini dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas IV sebagai pelaksana KBM, dan peneliti sebagai observer dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model project-based learning. Dalam melakukan observasi, peneliti dibantu guru untuk mengamati jalannya proses pembelajaran. Pada tahap observasi dilakukan beberapa hal, diantaranya adalah: 1) Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan kerja guru didalam proses pembelajaran IPA energi panas, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru. 2) Melakukan pengamatan pemahaman konsep energi panas pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Pada tahap refleksi, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I baik pertemuan I maupun pertemuan II, yaitu hasil yang sudah dicapai dan kelemahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran. Hasil analisis tersebut kemudian dijadikan bahan evaluasi untuk digunakan pada siklus berikutnya. Dalam siklus I, diperoleh data peningkatan pemahaman konsep energi panas yakni angka ketuntasan klasikal 58,62% atau sebanyak 17 siswa yang sudah tuntas. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa indikator kinerja pada rencana sebelumnya belum tercapai sehingga tindakan perlu dilanjutkan ke siklus II. 2. Siklus II Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan 2 pertemuan dengan alokasi waktu tisp pertemuan 2 x 35 menit. Adapun tahapan pada setiap petemuan adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Perencanaan pada siklus II berdasarkan hasil analisis kekurangan dan kelemahan siklus I commit sebagai to bahan user evaluasi untuk melaksanakan

62 perbaikan pada siklus II. Pada tahap perencanaan siklus II baik pertemuan I maupun pertemuan II dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan guru. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Menganalisis kekurangan yang ada pada siklus I untuk menetukan suatu perbaikan. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan SK dan KD dengan menerapkan model project-based learning. 3) Mengembangkan skenario pembelajaran. 4) Menyiapkan sumber belajar yang relevan dengan materi. 5) Menyiapkan media pembelajaran. 6) Menyiapkan soal tes evaluasi. 7) Menyiapkan lembar penilaian. 8) Menyiapkan petunjuk dalam praktikum. 9) Menyiapkan lembar observasi. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pertemuan I Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I. Peneliti memperbaiki tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disempurnakan dengan menerapkan model project-based learning (PjBL) yang sudah diperbaiki dan disempurnakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II ini juga dilkukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan I ini meliputi guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model project-based learning (PjBL) pada konsep energi panas dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II pertemuan I ini guru membahas tentang materi sumber energi panas. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini meliputi: 1) Siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan melakukan tanya jawab secara singkat tentang materi energi panas secara umum. 2) Siswa memperhatikan media commit yang to user ditunjukkan guru.

63 3) Siswa membentuk kelompok. 4) Siswa memperhatikan dari guru tentang kegiatan yang akan dilakukan 5) Siswa dibimbing oleh guru menentukan proyek yang akan dilaksanakan yaitu mengenai sumber energi panas. 6) Masing-masing kelompok menyusun proyek yang akan dikerjakan. 7) Siswa dengan bimbingan guru menentukan lama waktu yang diperlukan untuk mengerjakan proyek serta menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 8) Siswa mengerjakan proyek secara berdiskusi. 9) Guru memantau siswa dan memberikan bimbingan pada siswa yang belum paham. 10) Perwakilan kelompok mepresentasikan hasil diskusi. 11) Kelompok lain menanggapi. 12) Siswa memperhatikan lebih lanjut materi yang dijelaskan. 13) Siswa diberi penguatan. Pada kegiatan penutup atau akhir siswa bersama-sama guru merangkum kegiatan pembelajaran yang telaah dilakasanakan, kemuadian siswa mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan kegiatan diakhiri dengan guru menutup pelajaran. Pertemuan II Tahap pelaksanaan tindakan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi dari pelaksanaan siklus I. Peneliti memperbaiki tindakan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disempurnakan dengan menerapkan model project-based learning (PjBL) yang sudah diperbaiki dan disempurnakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II ini juga dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II pertemuan II ini meliputi guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model project-based learning (PjBL) pada konsep energi panas dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus II pertemuan II ini guru membahas tentang materi commit perpindahan to user energi panas. Selain itu kegiatan

64 yang dilakukan dalam tahap pelakasanaan tindakan ini adalah memantau perkembangan kemampuan dan aktivitas siswa dalam pembelajaran energi panas. c. Tahap Observasi Pada tahap observasi ini dilakukan sama seperti pada siklus I. Pengamatan ini dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan oleh guru kelas IV sebagai pelaksana KBM, dan peneliti sebagai observer dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan model project-based learning. Pada tahap observasi dilakukan beberapa hal, diantaranya adalah: 1) Melakukan pengamatan terhadap sikap siswa dan kerja guru didalam proses pembelajaran IPA konsep energi panas, dengan berpedoman pada lembar aktivitas siswa dan guru. 2) Melakukan pengamatan pemahaman konsep energi panas pada siswa dengan berpedoman pada lembar penilaian tes. d. Tahap Refleksi Hasil analisis data dari siklus ini yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru kelas digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam meningkatkan pemahaman konsep energi panas melalui penerapan model project-based learning pada pemabelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Mangkubumen Lor No. 15 Surakarata. Tahap refleksi pada siklus II ini juga digunakan untuk membandingkan hasil dari siklus I dengan siklus II. Dalam siklus II diperoleh data peningkatan pemahaman konsep energi panas yakni ketuntasan klasikal 89,66% atau sebanyak 26 siswa memperoleh nilai di atas KKM. Berdasarkan hasil tersebut maka model Project-Based Learning (PjBL) berhasil meningkatkan pemahaman konsep energi panas siswa dalam pembelajaran IPA. Oleh karena itu, siklus dapat dihentikan pada siklus II..