PERKEMBANGAN SDM MENURUT WEF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

PEACE International School. -Sekolah Bertaraf Internasional- BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN. umat manusia tanpa termakan oleh waktu. Bentuk tertulis ini membutuhkan sebuah media,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PROYEK Gagasan Awal. Dalam judul ini strategi perancangan yang di pilih adalah

Xiang Shan Meditation Center

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada saat ini keterbatasan lahan menjadi salah satu permasalahan di Jakarta

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. maupun sekelompok bangunan yang memfasilitasi kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, yang disebabkan oleh semakin beranekaragamnya produk

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB III METODE PERANCANGAN

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar Belakang Proyek. Jakarta adalah Ibukota dari Indonesia merupakan kota yang padat akan

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Asrama Mahasiswa Institut Teknologi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. Gbr I.1.Peta Kab. Tapanuli Utara sumber : I.1. LATAR BELAKANG. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Jumlah Pendaftar SMK se-kota Semarang Tahun No Tahun Ajaran Pendaftar Diterima

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

REDESAIN STASIUN KERETA API TEBING TINGGI BAB I PENDAHULUAN BAB I. Universitas Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara BAB 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2010/ / / /2014. Jenjang Pendidikan (Negeri dan Swasta) No. 1. SMP

Universitas Sumatera Utara

Kasino Hotel di Bintan Kasino Hotel BAB I PENDAHULUAN. Suwanti Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB I PENDAHULUAN. Balai Kota Denpasar di Lumintang 1

BAB I PENDAHULUAN. Seminar Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan dan peningkatan kualitas hidup. Mengingat perkembangan zaman dan tantangan kemajuan yang demikian hebat, maka perlulah dibangun pendidikan yang memiliki paradigma kemajuan. Di dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dalam kebutuhan masyarakat semakin lama semakin meningkat tentunya hal ini akan mendorong perkembangan pengetahuan untuk ikut berkembang. Namun bila kita teliti lebih detail lagi tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan kualitan SDM yang terdapat di dalam Negara kita melalui data yang telah ada maka kita akan menyimpulkan bahwa Negara kita mengalami kemerosotan pendidikan yang cukup kompleks dari tahun ke tahun, dimana hal tersebut dapat ditinjau dari data yang tercantum pada World Economic Forum, pada forum tersebut dijelaskan bahwa pada gambar di bawah ini: 80 PERKEMBANGAN SDM MENURUT WEF 60 40 20 perkembangan SDM Indonesia menurut WEF 0 1994 2000 2006 2009 2010 2011 Keterangan : Gambar 1.1. Perkembangan SDM Indonesia menurut WEF Tahun 1994 Indonesia berada di peringkat ke 31 dari 41 negara peserta 1

Tahun 2000 Indonesia berada di peringkat ke 43 dari 60 negara peserta Tahun 2006 Indonesia berada di peringkat ke 60 dari 125 negara peserta Tahun 2009 Indonesia berada di peringkat ke 54 dari 139 negara peserta Tahun 2010 Indonesia berada di peringkat ke 44 dari 144 negara peserta Tahun 2011 Indonesia berada di peringkat ke 46 dari 142 negara peserta Dengan adanya kemunduran di bidang kualitas SDM maka pemerintah pun menggalakan segala upaya untuk meningkatkan kembali kualitas SDM, dimana hal tersebut dimulai dengan menggalakan sistem pembelajaran 9 tahun yang kemudian akan mendorong para SDM untuk segera melanjutkan pendidikan mereka hingga ke kursi perguruan tinggi. Upaya yang dilakukan pemerintah pun mendapat sambutan yang sangat baik dari masyarakat, dan berkat dukungan dari masyarakat juga peluang ini kemudian dimanfaatkan dengan baik oleh berbagai pihak dari perusahaan bisnis. Berbagai perusahaan bisnis pun kemudian mengusulkan untuk memunculkan keberadaan sebuah lembaga bimbingan belajar yang kemudian disambut dengan baik oleh pihak pemerintah yang ditunjukan dengan adanya pengesahan Undang - Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pada mulanya keberadaan lembaga bimbingan belajar itu hanya dikhususkan untuk murid-murid SMA yang berencana menginjakan kaki mereka ke tingkat perguruan Tinggi, hal ini dikarenakan untuk masuk ke sebuah perguruan tinggi terutama PTN bukanlah hal yang cukup mudah bagi siswa-siswa yang kurang mampu mengikuti pelajaran yang telah diberikan oleh pihak sekolah. Namun seiring dengan berkembangnya waktu keberadaan bimbingan belajar pun mulai ditujukan kepada murid-murid SMP dan SD, hal ini dikarenakan anak-anak semakin kurang mampu mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh pihak sekolah ditambah lagi dengan keadaan orang tua pada zaman sekarang yang lebih sibuk bekerja sehingga anak-anak mereka kurang mendapatkan perhatian dan bimbingan pembelajaran dari orang tua mereka sendiri. Jika dilihat dari segi pandangan orang tua, lembaga bimbingan belajar merupakan tempat yang paling tepat untuk menyelesaikan segala masalah pendidikan yang terjadi pada anak-anak mereka. Pembuktian masalah ini dapat kita dibuktikan dengan mengambil sampel pada salah satu lembaga bimbingan belajar terkemuka yang telah lama berdiri di kota Medan yaitu bimbingan belajar Ganesha Operation. 2

Bimbingan Belajar Ganesha Operation merupakan salah satu lembaga bimbingan belajar terbesar di kota Medan dengan 17 unit cabang yang tersebar hampir di seluruh kota Medan. Penambahan jumlah cabang bimbingan belajar Ganesha Operation yang ada di kota Medan ini membuktikan bahwa keberadaan lembaga bimbingan belajar memang diperlukan, karena pertambahan cabang tersebut umumnya disebabkan oleh adanya penambahan jumlah siswa, yang bila kita tinjau lagi secara detail bahwa setiap tahunnya pada bimbingan belajar ini terjadi penambahan jumlah murid sekitar 11,44%. Dan pada tahun ini diperkirakan jumlah murid yang akan mengikuti bimbingan belajar di bimbingan belajar Ganesha Operation kota medan akan mencapai sekitar 11000 orang. PERKEMBANGAN PERTAMBAHAN JUMLAH MURID GO 25000 20000 15000 10000 5000 0 Jumlah murid, 19155 Gambar 1.2. Perkembangan Jumlah Murid Ganesha Operation Kota Medan Penambahan murid yang cukup spesifik setiap tahunnya di bimbingan belajar ini tentunya akan mendorong untuk segera terjadi penambahan cabangcabang di kota medan. Mengingat kota medan merupakan kota metropolitan yang memiliki tingkat kemacetannya yang cukup tinggi dan dimana sekarang kota ini sedang dihadapakan pada beberapa masalah seperti masalah isu global warming. Tentunya penambahan cabang-cabang ini tidak akan dapat lari dari masalah peningkatan masalah global warming dan kemacetan. Dengan pertimbangan hal-hal yang disebutkan di atas maka hal tersebut memunculkan sebuah latar belakang yang kuat dalam pemilihan judul tugas akhir berupa Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan sebagai salah satu wujud solusi untuk mengatasi segala penambahan cabang-cabang bimbingan belajar Ganesha Operation. Dimana bentuk wujud solusi 3

permasalahan yang timbul akibat pembangunan ataupun keberadaan dari bimbingan belajar ini akan diselesaikan dengan menerapkan tema green arsitektur pada bangunannya. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan dari kasus proyek ini dapat dikelompokkan atas sebagai berikut : Merencanakan / merancang sebuah bimbingan belajar yang akan beroperasi sebagai pusat dari 5 cabang Ganesha Operation lainnya dengan ketentuan pemilihan cabang bimbingan belajar didasarkan pada jumlah murid terbanyak, yang tepatnya ditujukan pada semua cabang yang berlokasi di kawasan Medan Baru Merencanakan / merancang sebuah bimbingan belajar yang dapat berfungsi dengan baik tanpa mempengaruhi ataupun memberikan dampak negatif terhadap keadaan lingkungan di sekitarnya 1.3 Perumusan Masalah Masalah perancangan yang timbul di dalam kasus proyek ini : 1. Bagaimana merencanakan / merancang sebuah desain yang dapat menciptakan suasana yang ramah terhadap pengguna dan lingkungan sekitarnya. 2. Bagaimana merencanakan / merancang keterkaitan antara fungsi utama (bimbingan belajar) dan fungsi penunjang lainnya. 3. Bagaimana merencanakan / merancang ruang yang fungsional dan nyaman bagi pengunanya. 4. Bagaimana merencanakan / merancang ruang - ruang yang nyaman untuk mewadahi aktivitas kegiatan belajar mengajar 5. Bagaimana merencanakan / merancang ruangan belajar yang nyaman dan tidak membuyarkan konsentrasi si pengguna. 6. Bagaimana menghubungkan keterkaitan antara ruang belajar yang satu dengan yang lainnya namun tidak mengganggu kenyamanan dan aktifitas pengguna lainnya. 7. Bagaimana mengolah massa bangunan sehingga bangunan tersebut mampu mewadahi kegiatan yang berlangsung di dalamnya 4

1.4 Metode Pendekatan Pendekatan yang dilakukan di dalam kasus proyek ini berupa : 1. Studi pustaka maupun studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan data berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. 2. Studi banding terhadap proyek, judul dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan mencari data pada keadaan yang telah ada, sumber-sumber tersebut dapat berupa sumber survey langsung maupun sumber tertulis seperti buku, majalah, internet maupun dengan kuestioner yang dibagikan. 3. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik serta menganalisa potensi dan permasalahan yang ada pada lingkungan sekitar 4. Wawancara dengan kepala marketing instansi yang terkait untuk mendapatkan data tentang kasus dan tema yang diangkat untuk pengenalan masalah dan mendapatkan kriteria umum bagi perancangan studi proyek. 1.5 Lingkup / Batasan Pada kasus proyek ini, lingkup dan batasan perancangan meliputi : 1. Sarana tempat pendidikan informal yang bertujuan membimbing para siswa agar mampu mengikuti kurikulum yang telah diajarkan oleh lembaga pendidikan formal 2. Perpaduan perancangan fungsi bangunan dan penerapan tema ke dalam bangunan 3. Penyediaan ruang-ruang yang sesuai dengan aktivitas-aktivitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan bagi pengunanya 4. Sasaran yang ingin dicakup adalah anak-anak dalam usia belajar yaitu dari usia 6 18 tahun, dimana sasaran tersebut dapat berasal dari sekitar kawasan maupun dari luar kawasan. 5

1.6 Asumsi Asumsi Pada kasus studi proyek ini yang memiliki sifat fiktif, dapat dilakukan beberapa asumsi-asumsi untuk mendukung proses perencanaan dan proses perancangan seperti : 1. Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta yaitu milik bimbingan belajar Ganesha Operation yang diperuntukkan sebagai sarana pendidikan. 2. Kondisi lahan berupa lahan kosong yang berada dalam keadaan layak bangun 1.7 Kerangka Berpikir LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN IDENTIFIKASI MASALAH PERUMUSAN MASALAH PENGUMPULAN DATA STUDI LITERATUR Data Fisik Dokumentasi SURVEY ANALISA MASALAH POTENSI PROSPEK KONSEP SKEMATIK DESAIN DESAIN AKHIR Gambar 1.3. Kerangka Berfikir 6

1.8 Sistematika Laporan Secara garis besar, urutan pembahasan dalam penulisan laporan ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisi tentang kajian latar belakang pembangunan Pusat Bimbingan Belajar Ganesha Operation Medan, maksud dan tujuan, perumusan masalah, metode pendekatan, lingkup / batasan, asumsi-asumsi, kerangka berpikir dan sistematika laporan. BAB II DESKRIPSI PROYEK Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, deskripsi proyek, pemilihan lokasi, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, tinjauan pengguna, kegiatan pengguna, kebutuhan ruang dan studi banding dengan proyek sejenis. BAB III ELABORASI TEMA Berisi tentang pengertian tema yang diambil, interpretasi tema, keterkaitan tema dengan judul dan studi banding terhadap bangunan yang menerapkan tema sejenis. BAB IV ANALISA Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Selain itu, pada bab ini juga aka dibahas tentang dasar-dasar pemograman fasilitas yang direncanakan, hal tersebut meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang, dan hubungan antar ruang. BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, konsep penerapan tema ke dalam bangunan perancangan serta penzoningan baik luar maupun dalam. BAB VI HASIL PERANCANGAN Berisi tentang gambar hasil perancangan baik berupa foto maket maupun gambar kerja (bestek). LAMPIRAN Berisi lampiran hasil questioner wawancara dengan pihak instansi, daftardaftar sekolah yang berada di sekitar kawasan lokasi perancangan ataupun informasi yang dibutuhkan untuk mendukung data-data yang telah disajikan. 7

DAFTAR PUSTAKA Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek. 8