BAB I PENDAHULUAN. subur, lautan yang luas dengan segala potensi alam melimpah yang ada dibumi

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Kedaulatan pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Lampiran 1. Sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. kewenangan dan tanggung jawab penuh dalam mengatur dan mengurus rumah

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN WILAYAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA. Mitrawan Fauzi

PENDAHULUAN. perairan darat yang sangat luas dibandingkan negara Asean lainnya. Sumber daya

BERITA RESMI STATISTIK

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Di Provinsi Sumatera Utara Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PERSEBARAN PENDUDUK PROVINSI SUMATERA UTARA BERDASARKAN HASIL SENSUS PENDUDUK TAHUN 2010 Oleh Mbina Pinem *

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DATA PENGUJIAN

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

Musrenbang RKPD Provinsi Sumatera Utara 2013 Hotel Santika, Selasa 2 April 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

DAFTAR PENERIMA SURAT Kelompok I

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Sumatera Utara Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Lampiran 1. Jumlah Penduduk, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun 2012

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

,85 8,44 - Sumatera Utara ,01 Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/241/2016 TENTANG DATA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PER AKHIR DESEMBER TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

bahwa berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan, SALINAN NOMOR 15 TAHUN 2017 Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah-buahan,

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA UTARA

: SUMATERA UTARA Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Lampiran 1 Hasil Regression Model GLS FIXED EFFECT (FEM)

Tabel 1.1. Daftar Surplus/Defisit Laporan Realisasi APBD Kabupaten/Kota T.A (dalam jutaan rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk yang menguntungkan kan adalah jamur konsumsi. konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan bahan

LAMPIRAN. Lampiran 1 Jadwal dan Waktu Penelitian

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

maupun daerah untuk mempercepat tercapainya pembangunan ekonomi. lahirnya dua produk undang-undang, yaitu Undang-undang No.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

ALOKASI ANGGARAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Beryl Artesian Girsang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan atau berkembangnya suatu daerah adalah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

I. PENDAHULUAN. sebagai pihak yang menyewakan lahan atau sebagai buruh kasar. Saat itu,

Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan adalah hal yang sangat penting. Pada tahun 1950an, orientasi

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris dan maritim memiliki potensi besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

LAMPIRAN. Lampiran I JADWAL PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial

Lampiran 1 Nomor : 7570 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan faktor-faktor alam yang satu dengan yang lainnya. Kabupaten Simalungun memiliki 4 daerah kecamatan yang wilayahnya

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah Manggis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

Pemerintahan Government

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan Indonesia merupakan suatu kekayaan dunia dengan tanah yang subur, lautan yang luas dengan segala potensi alam melimpah yang ada dibumi Indonesia. Indonesia terdiri atas lima pulau besar yaitu pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua dengan ribuan pulau pulau kecil yang tersebar diseluruh negeri dari sabang hingga merauke. Dengan tanah yang subur tentu saja negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena merupakan salah satu penghasil produk pertanian, dan menjadi negara terbesar ketiga didunia sebagai penghasil beras.perairan laut yang strategismembuat Indonesia dikenal sebagai negara maritim, serta perairan tawar seperti sungai dan danau juga memiliki potensi dan kekayaan masing-masing. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia juga menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, dan merupakan danau vulkanik terbesar ke-2 didunia setelah danau Victoria di Afrika. Danau Toba diperkirakan terbentuk sekitar 74000 tahun yang lalu akibat letusan gunung toba yang merupakan gunung supervulcano(gunung api super).sejarahnya Gunung Toba pernah meletus tiga kali yaitu pertama sekitar 800 ribu tahun lalu yang menghasilkan kaldera di selatan Danau Toba, meliputi daerah Parapat dan Porsea. Kemudian letusan kedua yang lebih kecil, terjadi 500 ribu tahun lalu dan membentuk kaldera di utara Danau Toba yaitu di daerah antara Silalahidengan Haranggaol. Letusan ketigalah yang paling dahsyat pada 74.000 1

tahun yang lalu menghasilkan kaldera besar dan menjadi Danau Toba sekarang dengan Pulau Samosir di tengahnya. Danau Toba yang merupakan perairan air tawar terluas di Indonesia dan juga di Asia Tenggara memiliki potensi ikan yang sangat besar. Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki potensi dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Kabupaten Simalungun berada di kawasan Danau Toba merupakan Kabupaten penghasil ikan tawar terbesar di Sumatera Utara yang tepatnya di kawasan Danau Toba. Letak koordinat 02 36' - 03 18' LU dan 98 32' - 99 35'BT 02 36' - 03 18' LU dan 98 32' - 99 35'BT dengan ketinggian 20-1400 meter diatas permukaan laut, berbatasan : Sebelah utara Kabupaten Serdang Bedagai Sebelah timur Kabupaten Asahan Sebelah selatan Kabupaten Toba Samosir Sebelah barat Kabupaten karo. Berbatasan dengan 7 Kabupaten/kota se-kawasan Danau Toba, luas wilayah Kabupaten Simalungun yaitu 4.386,60 Km 2 atau 438.660 Ha. Ibukota Kabupaten Simalungun terletak di Pematang Raya. Keramba Jaring Apung (KJA) merupakan sistem budidaya ikan yang banyak digunakan masyarakat dikawasan danau Toba saat ini, yang sistem ini 2

diperkenalkan oleh perusahaan asing.keramba jaring apung pertama kali dimulai sekitar tahun 1980-an, yang sistem ini merupakan usaha untuk meningkatkan produksi perikanan dengan memanfaatkan potensi perairan Danau Toba.Usaha Keramba Jaring Apung (KJA) banyak menuai perhatian masyarakat kala itu, karena dianggap mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dengan produksi yang meningkat dan perairan yang mendukung, dan semakin banyak pula masyarakat disekitar danau Toba beralih ke sistem Keramba Jaring Apung. Perikanan di Kabupaten Simalungun terdiri dari rumah tangga perikanan danau, sungai, kolam air deras, kolam air tenang, sawah, dan keramba jaring apung. Area perikanan terluas adalah perikanan sawah 6.641,90 Ha dan keramba jaring apung 6.228 Ha. Pada tahun 2013 Kabupaten simalungung menghasilkan ikan tawar sebanyak 47.135 ton/tahun (BPS Sumut).Jumlah tersebut menjadi jumlah terbesar di provinsi Sumatera Utara.Adanya budidaya KJA secara umum mampu meningkatkan hasil produksi yang dulunya memakai sistem tangkap ikan tradisional. Tabel 1.1 Produksi Ikan Menurut Asal Tangkapan dan Kabupaten/Kota (ton) 2010 2013 Kabupaten/Kota Laut Perairan Darat Umum Budi Daya Air Tawar Budi Daya Air Payau Budi Daya Laut Jumlah Kabupaten 1 N i a s 36 265,6-73,0 - - 36 338,6 2 Mandailing Natal 11 853,4 5 485,0 2 136,0 6,0-19 480,4 3 Tapanuli Selatan 0,9 34,1 3 537,0 - - 3 572,0 4 Tapanuli Tengah 43 777,4 1 911,2 219,0 150,0 416,0 46 473,6 5 Tapanuli Utara - 513,7 970,0 - - 1 483,7 3

6 Toba Samosir - 1 507,3 19 609,0 - - 21 116,3 7 Labuhanbatu 7 863,1 17,5 137,0 - - 8 017,6 8 A s a h a n 112 887,0 19 852,0 1 545,0 150,0-134 434,0 9 Simalungun - 1 456,3 47 135,0 - - 48 591,3 10 D a i r i - 1 061,2 2 435,0 - - 3 496,2 11 K a r o - 110,1 8 495,0 - - 8 605,1 12 Deli Serdang 20 393,5 216,4 11 315,0 6 376,0 18,0 38 318,9 13 Langkat 33 084,0 7,7 3 244,0 21 337,0 3 238,0 60 910,7 14 Nias Selatan 7 623,1-78,0-8,0 7 709,1 15 Humbang Hasundutan - 1 908,0 1 017,0 - - 2 925,0 16 Pakpak Bharat - 36,4 31,0 - - 67,4 17 Samosir - 12 577,8 24 473,0 - - 37 050,8 18 Serdang Bedagai 22 659,2 139,6 13 182,0 6 856,0-42 836,8 19 Batu Bara 30 013,9 2 163,3 66,0 153,0-32 396,2 20 Padang Lawas Utara - 3 210,6 1 107,0 - - 4 317,6 21 Padang Lawas - 98,2 580,0 - - 678,2 22 Labuhanbatu Selatan - 72,9 1 312,0 - - 1 384,9 23 Labuhanbatu Utara 127,6-110,0 - - 237,6 24 Nias Utara 10 520,6-588,0-4,0 11 112,6 25 Nias Barat - - 108,0 - - 108,0 Kota 0,0 71 S i b o l g a 56 156,6-25,0 - - 56 181,6 72 Tanjungbalai 37 298,0-48,0 - - 37 346,0 73 Pematangsiantar - 7,2 3 998,0 - - 4 005,2 74 Tebing Tinggi - 22,1 879,0 - - 901,1 75 M e d a n 77 687,7 56,7 419,0 478,0 664,0 79 305,4 76 Binjai - 4,4 4 417,0 - - 4 421,4 77 Padangsidimpuan - 111,0 359,0 - - 470,0 78 Gunungsitoli 2 340,0-289,0 - - 2 629,0 Sumatera Utara 2013 510 551,6 52 580,7 153 35 506,0 4 348,0 756 922,3 936,0 2012 549 479,4 24 491,9 - - - 573 971,4 2011 363 158,3 23 131,5 84 250,9 32 784,6 1 907,4 505 232,7 2010 363 158,3 17 494,1 84 250,9 32 784,6 1 907,4 499 595,3 Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara 4

Dari data diatas dapat dilihat bahwakabupaten Simalungun menyumbang hampir 1/3 dari jumlah total keseluruhan budidaya ikan air tawar di Sumatera Utara. Dimana hasil tersebut merupakan bersumber dari budidaya keramba jaring apung yang ada di Kabupaten Simalungun tepatnya di Kecamatan Haranggaol Horison. Kecamatan Haranggaol Horison merupakan salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Simalungun, dan menjadi kecamatan penghasil ikan air tawar. Jumlah rumah tangga yang bertani keramba ikan sebanyak 335 rumah tangga, luas wilayah (lubang) keramba jaring apung ada sebanyak 5.159 kantong, dengan hasil panen sebanyak 3.870 ton. Perkembangan keramba jaring apung di Kecamatan Haranggaol Horison sangat pesat.petani yang dulunya bertani bawang, pisang dan tanaman muda mulai berubah profesi menjadi petani keramba ikan.perubahan besar-besaran ini berlangsung sekitar tahun 2002.Namun tak semata-mata membuat petani meninggalkan sistem pertanian mereka sebelumnya. Hal ini disebabkan mahalnya pembuatan keramba jaring apung 5 x 5 meter (satu petak) membutuhkan biaya sekitar Rp.10.000.000,- ditambah lagi biaya bibit dan pakannya. Usaha keramba jaring apung mampu membawa semangat ekonomi baru bagi masyarakat Kecamatan Haranggaol.Saat ini ada sekitar 5000 jiwa penduduk di Kecamatan Haranggaol Horison dan hampir mayoritas dari penduduk merupakan petani keramba jaring apung. Mencapai Rp.1,46 triliun/tahun terjadi sirkulasi dana di Kecamatan Haranggaol Horison yang merupakan hasil dari budidaya keramba jaring apung. Ikan dari keramba jaring apung menghasilkan 20 5

ton/hari, dan jika hasil tersebut dikonversikan kedalam rupiah dengan asumsi harga Rp.20.000/kg maka hasilnya mencapai Rp. 400.000.000/ hari. Ini merupakan hasil yang cukup besar dan sangat membantu perekonomian masyarakat di Kecamatan Haranggaol Horison. Melihat angka penghasilan s keramba jaring apung yang besar tidak serta merta membuat semua petani keramba ikan menjadikan bertani keramba sebagai mata pencaharian utama, banyak dari petani keramba ikan juga tetap bergantung pada hasil pertanian lainnya, seperti bercocok tanam dan berkebun.tidak semua bergantung pada sektor perikanan keramba jaring apung.melihat fenomena terjadi di Kecamatan Haranggaol, maka penulis tertarik untuk menganalisis tingkat kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dan paparan dari latar belakang diatas serta untuk memperjelas obyek penelitian, maka penulis membatasi dan merumuskan pokok masalah yang menjadi dasar dalam penelitian sebagai berikut: 1. Apakah pendapatan, pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan dan sarana transportasi berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison? 2. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison? 6

1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan, pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi, keadaan tempat tinggal, fasilitas tempat tinggal, kesehatan anggota keluarga, pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan dan sarana transportasi terhadap tingkat kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison. 2. Untuk menganalisis tingkat kesejahteraan petani keramba ikan di Kecamatan Haranggaol Horison. 1.4 Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan refrensi untuk menambah pengetahuan tentang kondisi kesejahteraan petani keramba ikan. 2. Sebagai masukan, koreksi maupun bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah terkait faktor-faktor yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani keramba ikan. 3. Sebagai referensi bagi penulis lainnya yang ingin melakukan penelitian selanjutnya berkenaan dengan tingkat kesejahteraan petani keramba ikan. 7