DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU"

Transkripsi

1 GAMBARAN UMUM DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Sejarah Singkat Pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah kepada setiap warga Negara dan penduduk sehingga metode dan prosedur senantiasa harus diaktualisasikan disesuaikan dengan harapan dan keinginan publik dan perubahan lingkungan. Penyelenggaraan pelayanan publik yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil dan kebutuhan dasar penduduk masih dirasakan belum seperti yang diharapkan oleh masyarakat. Masyarakat umum dan kalangan dunia usaha sering mengeluhkan proses pelayanan perijinan oleh pemerintah yang berbelit-belit, tidak transparan, dan perlu biaya ekstra. Mereka sering bolak-balik dari satu kantor ke kantor lain hanya untuk mengurus suatu layanan perijinan. Tentu saja hal ini membuat masyarakat menjadi merasa dipermainkan oleh aparat pemerintah, sehingga kinerja pelayanan publik secara keseluruhan menjadi buruk. Bagi kalangan dunia usaha masalah yang sering dikeluhkan adalah ketidakjelasan prosedur, biaya dan waktu pemrosesan ijin yang tidak pasti selesainya, sehingga biaya yang dikeluarkan pada akhirnya tinggi. Bagi masyarakat, kondisi ini menyebabkan kepercayaan kepada pemerintah menurun. 1

2 Merespon permasalahan tersebut, Pemerintah Provinsi Bali berdasarkan Perda Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2008, tentang Susunan Organisasi dan Perangkat Daerah Provinsi Bali. Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Bali dibentuk sebagai salah satu upaya Pemerintah Provinsi Bali untuk meningkatkan Pelayanan Publik. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali (DPMPTSP) adalah salah satu OPD di Provinsi Bali yang mempunyai tugas pokok membantu Gubernur dalam bidang Penanaman Modal dan Perizinan. Dalam sejarah kelahirannya di Provinsi Bali pada tahun 1973 pernah dibentuk Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) dengan Surat Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 35/Skep/46/EK-1/I/1973 tanggal 25 Oktober Adapun tugas-tugas BKPMD Provinsi Daerah Tingkat I Bali tersebut: 1. Menyelenggarakan segala usaha dan kegiatan yang berhubungan dengan penanaman modal. 2. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut BKPMD menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a. Menampung keinginan dan memberikan penjelasan kepada calon penanam modal tentang kemungkinan penanaman modal di Daerah Bali. b. Menerima permohonan PMDN meneliti persyaratan-persyaratan teknis sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan selanjutnya meneruskan permohonan tersebut kepada BKPM Pusat, sepanjang wewenang untuk memutuskannya berada pada Pemerintah Pusat. 2

3 c. Memberikan pertimbangan kepada BKPM Pusat mengenai permohonan penanaman modal asing. d. Mengkoordinasikan penyelesaian izin lokasi, izin penggunaan tanah, izin bangunan, izin Undang-Undang Gangguan dan izin - izin lainnya di Daerah Bali, dalam rangka penanaman modal. e. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan penanaman modal di Daerah Bali. f. Menyusun laporan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tentang pelaksanaan dan perkembangan penanaman modal di daerah Bali. serta bertanggung jawab atas penyampaiannya kepada BKPM Pusat dan Menteri Dalam Negeri. Dalam perkembangan selanjutnya BKPMD Propinsi Daerah Tingkat I Bali yang dibentuk tahun 1973 ini dalam tahun 1974 dirubah menjadi Team Pembantu Gubernur Urusan Penanaman Modal melalui Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali No.35/Skep/32/EK-I/1974 tanggal Dengan demikian secara resmi keberadaan BKPMD Propinsi Bali sejak tanggal 30 April 1974 telah diubah menjadi sebuah Team Pembantu Gubernur yang menangani urusan penanaman modal. Dalam perkembangan selanjutnya dalam tahun 1980 keluarlah Keputusan Presiden RI No.20 tahun 1980 tanggal 29 Maret 1980 tentang Pembentukan BKPMD, dan ditindak lanjuti dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.167 tahun 1980 tanggal 2 Agustus 1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPMD, serta Instruksi Menteri Dalam Negeri No.3 tahun 1981 tanggal 10 Pebruari

4 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.167 tahun 1980 tentang Organisasi dan Tata Kerja BKPMD. Atas dasar Keputusan Presiden No.20 tahun 1980 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.167 tahun 1980 tersebut di atas maka keluarlah Keputusan Menteri Dalam Negeri No.177 tahun 1981 tanggal 30 Juli 1981 tentang Pembentukan Badan Koordinasi Penanaman Modal Propinsi Daerah Tingkat I Riau, Bali, Sulawesi Tenggara dan Maluku. Dalam pasal 3 disebutkan bahwa dengan berlakunya Keputusan ini maka satuan-satuan organisasi yang mempunyai tugas-tugas dibidang urusan penanaman modal dan ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan Keputusan ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Lebih lanjut atas dasar Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 177 tahun 1981 ini akhirnya ditindak lanjuti dengan keluarnya Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali No.68/HOT/IC/1981 tanggal 9 Desember 1981 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.177 tahun 1981 tentang Pembentukan BKPMD Propinsi Daerah Tingkat I Riau, Bali, Sulawesi Tenggara dan Maluku. Dalam Diktum kelima Keputusan Gubernur ini disebutkan bahwa sejak berlakunya Keputusan ini maka Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 30 April 1974 No.35/Skep/32/I/1974 tentang Perubahan BKPMD menjadi Team Pembantu Gubernur urusan Penanaman Modal dinyatakan tidak berlaku lagi. Dalam perkembangan selanjutnya terjadi pergeseran paradigma pemerintahan daerah mengenai penyelenggaraan otonomi daerah yaitu dengan 4

5 keluarnya Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Oleh karena itu terjadi perubahan kelembagaan. Selanjutnya keluarlah Perda Provinsi Bali No.2 tahun 2001 tanggal 21 Maret 2001 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Nomenklatur juga dirubah menjadi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Provinsi Bali. Selanjutnya dalam perkembangannya UU 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah direvisi lagi menjadi Undang-Undang No.32 tahun Dengan dirubahnya Undang-Undang tentang Pemerintahan Daerah tersebut konsekuensinya terjadi lagi perubahan kelembagaan. Selanjutnya keluarlah Perda No.2 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah. Nomenklatur BKPMD dirubah menjadi BPM (Badan Penanaman Modal) Provinsi Bali. Uraian tugas sesuai dengan Peraturan Gubernur No. 58 tahun Perda 2 tahun 2008, pada akhir tahun 2011 oleh Biro Organisasi telah dievaluasi dan sudah ada Perda Perubahannya yaitu Perda 4 tahun 2011, namun belum berjalan karena personilnya belum dilantik. Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP) Provinsi Bali adalah salah satu OPD di Provinsi Bali yang kelembagaannya dibentuk berdasarkan Perda No.4 Tahun Lembaga ini beroperasi sejak awal 2012 yang merupakan penggabungan dari dua lembaga yaitu Badan Penanaman Modal (BPM) dengan Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu (KPPT) Provinsi Bali yang berlokasi di Jalan Raya Puputan-Niti Mandala Renon Denpasar. Adapun alamat kantor Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali yaitu di Jalan Raya Puputan-Niti Mandala Renon Denpasar. 5

6 Perizinan yang ditangani, meliputi: Izin Pemasukan/Pengeluaran Ternak/Hewan, Izin Pemasukan/Pengeluaran Sapi Potong, Izin Pemasukan/ Pengeluaran Ternak Potong selain Sapi Potong, Izin Pemasukan Pengeluaran DOC (Day Old Chicken), Izin Pemasukan/Pengeluaran Hewan Kesayangan/ Satwa, Izin Pemasukan/Pengeluaran Produk Hewan Pangan, Izin Pemasukan/ Pengeluaran Produk Hewan Non Pangan, Izin Distributor Obat Hewan, Rekomendasi ekspor hewan/ternak, produk hewanpangan dan non pangan, Rekomendasi ekspor hewan/ternak, produk hewanpangan dan non pangan, Izin Pertunjukan Kesenian untuk Pariwisata, Izin Usaha Sarana Wisata Tirta, Izin mengenai Usaha Biro Perjalanan Wisata (BPW), Izin Usaha Cabang Biro Perjalanan Wisata (BPW), Izin Usaha Agen Perjalanan Wisata, Izin Usaha Biro Perjalanan Wisata Lanjut Usia (BPW Lansia), Izin Usaha MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition), Izin Usaha Jasa Pariwisata dan Izin Usaha dan rekomendasi klasifikasi hotel berbintang. Walaupun Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Bali baru berdiri namun sudah mendapat penghargaan yaitu: 1. Predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik Undang-undang 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dari Ombudsman RI. Tanggal 18 Juli 2014 dengan nilai Certificate Of Registration ISO 9001: Investment Award Nominasi PTSP Bidang Penanaman Modal Terbaik Tahun 2010 dari BKPM RI. 6

7 4. Piagam Citra Pelayanan Prima Peringkat I dalam Lomba Citra Pelayanan Prima Tingkat Provinsi Bali Tahun 2012 dari Gubernur Bali. 5. Piagam Citra Pelayanan Prima atas Partisipasinya dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Tahun 2010 dari Gubernur Bali. Adapun nama-nama yang pernah menjabat sebagai pimpinan dari awal pembentukan BKPMD sampai DPMPTSP saat ini sebagai berikut : 1. Drs.H Mulyono (Tahun 1982 s/d 1 April 1984). 2. Drs. Dewa Made Beratha (1 April 1984 s/d 7 Nopember 1989). 3. Drs. I Gede Wardana (7 Nopember 1989 s/d 31 Desember 1997). 4. Ir. A A Gde Harmoni (Tahun 1998 s/d Tahun 2001). 5. Drs. IB Yudara Pidada (Tahun 2002 s/d Desember 2003). 6. Dra. I Gusti Ayu Djanawati ( Januari 2004 s/d Tahun 2005 ). 7. Drs. I Made Kandiyuana P.HD (Tahun 2006 s/d Pebruari 2008). 8. Dewa Komang Adi, SH, MT (Pebruari 2008 s/d Juli 2008). 9. Drs. I Gusti Made Sudjana, M.Si (Juli 2008 s/d Pebruari 2009). 10.Ir.I Nyoman Suwirya Patra, MM (Pebruari 2009 s/d Mei 2011). 11.Ida Bagus Made Parwata, SE, M.Si (Juni 2011 s/d sekarang). 4.2 Visi, Misi, Kebijakan dan Program 1. Visi: Terwujudnya peningkatan penanaman modal yang berkelanjutan dan pelayanan perizinan yang berkualitas menuju Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera berlandaskan Tri Hita Karana. 7

8 2. Misi: a. Mendorong minat dan peluang penanaman modal secara merata antar wilayah dan antar sektor. b. Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing. c. Mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. 3. Kebijakan dan Program Kebijakan Umum Provinsi Bali dalam meningkatkan penanaman modal adalah: a. Mewujudkan penanaman modal yang berlandaskan Tri Hita Karana. b. Mengembangkan aksesibilitas penanaman modal yang memadai pada wilayah-wilayah yang mengalami kelambatan pertumbuhan ekonomi. c. Menciptakan keterkaitan penanaman modal antar sektor dan antar wilayah. d. Meningkatkan sistem informasi manajemen penanaman modal. e. Mendorong pelaksanaan penanaman modal secara lebih merata antar sektor dan anatr wilayah. f. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pelaksanaan penanaman modal. g. Memberikan kepastian hukum dan kemudahan penanaman modal untuk terwujudnya iklim penanaman modal yang lebih kondusif. h. Memberikan pelayanan yang cepat, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. 8

9 Kebijakan Khusus Pemerintah Provinsi Bali di bidang Penanaman Modal: a. Kebijakan Gubernur Bali dengan surat nomor 570/1124/BKPMD tanggal 6 Nopember 2001 untuk Penghentian Sementara Pemberian Surat Persetujuan (SP) pada bidang usaha properti dan jasa akomodasi, biro perjalanan wisata dan SPA untuk daerah kabupaten Badung dan kota Denpasar. b. Dilanjutkan dengan Kebijakan Gubernur Bali dengan surat nomor 570/1665/BPM tanggal 27 Desember 2010 untuk Penghentian Sementara penerbitan Persetujuan Prinsip (Pendaftaran Penanaman Modal) untuk bidang usaha jasa akomodasi (hotel berbintang dan hotel melati) di kabupaten Badung, Denpasar dan Gianyar. Berdasarkan arah kebijakan tersebut dan memperhatikan pagu anggaran yang ada maka disusun program dan kegiatan sebagai berikut: a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran. 1) Kegiatan penyediaan jasa komunikasi sumber daya air dan listrik. 2) Kegiatan penyediaan jasa kebersihan kantor. 3) Kegiatan penyediaan alat tulis kantor. 4) Kegiatan penyediaan barang cetakan dan penggandaan. 5) Kegiatan penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor. 6) Kegiatan penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan. 9

10 7) Kegiatan penyediaan makanan dan minuman. 8) Kegiatan rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah. 9) Kegiatan upacara keagamaan. b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur. 1) Kegiatan Pengadaan perlengkapan gedung kantor. 2) Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas. 3) Kegiatan Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor. c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. 1) Kegiatan Pengembangan dan peningkatan kualitas SDM. d. Program Publikasi Melalui Media Cetak / Elektronik. 1) Kegiatan Peningkatan pemahaman masyarakat dalam pengurusan perizinan. e. Program Peningkatan Kualitas dan Penyebarluasan Informasi. 1) Kegiatan Sosialisasi dan publikasi pelayanan perizinan dan non perizinan. f. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi. 1) Kegiatan Promosi penanaman modal. 2) Kegiatan Pelaksanaan promosi luar negeri g. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi. 1) Kegiatan Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah. 2) Kegiatan Forum kerjasama di bidang penanaman modal. h. Program Pengkajian dan Perencanaan Penanaman Modal. 10

11 1) Kegiatan Pengkajian dan perencanaan penanaman modal. i. Program Mengendalikan Pelaksanaan Penanaman Modal. 1) Kegiatan Pembinaan dan pelaporan. 2) Monitoring dan Evaluasi. j. Program Mengkoordinasikan dan Mendorong Peran Swasta dalam Pembangunan. 1) Kegiatan Pemantauan, sinkronisasi dan implementasi pelayanan perizinan dan non perizinan. 4.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Struktur organisasi merupakan kerangka dasar yang bersifat menyeluruh dari kegiatan dan fungsi dalam suatu organisasi, termasuk menetapkan hubungan mengenai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab diantara anggota dalam melaksanakan fungsinya masing-masing. Dengan struktur organisasi yang baik, akan terlihat susunan dan pembagian tugas pada masing-masing unit yang ada dalam organisasi. Dengan telah ditetapkannya kedudukan dan peranannya melalui struktur yang baku, maka akan semakin jelas jenjang hirarki diantara pejabat atau pegawai yang terlibat di dalamnya sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dari struktur itu pula dapat diketahui dengan jelas mengenai wewenang dan tanggung jawab yang diemban dan rentang kendali yang harus dilakukan serta arah komando sehingga pelaksanaan tugas-tugas yang merupakan misi organisasi tersebut dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan prinsip dan tujuan organisasi. 11

12 Dilihat dari segi hubungan wewenang dan tanggung jawab pada Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dapat dikatakan bahwa struktur organisasinya memakai bentuk organisasi garis yaitu dimana perintah datang dari atasan kepada bawahan yang berjalan satu arah, demikian juga bawahannya bertanggung jawab kepada atasan yang membawahinya, kemudian kepada pimpinan. Adapun Struktur Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Uraian Tugas Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali sebagai unsur pendukung tugas Kepala Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang Penanaman Modal dan Perizinan. Uraian tugas pokok fungsi ini sesuai Pergub Nomor 82 Tahun Susunan Organisasi Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali terdiri dari: 1. Kepala Dinas 2. Sekretaris a. Kasubag Umum dan Kepegawaian b. Kasubag Keuangan dan Penyusunan Program 3. Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan 12

13 a. Kasubid Pengkajian b. Kasubid Pengembangan 4. Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama a. Kasubid Promosi b. Kasubid Kerjasama 5. Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan a. Kasubid Monitoring dan Evaluasi b. Kasubid Pembinaan dan Pelaporan 6. Kepala Bidang Perizinan dan Non Perizinan Satu Pintu A 7. Kepala Seksi A 8. Kepala Bidang Perizinan dan Non Perizinan Satu Pintu B 9. Kepala Seksi B 10. Kepala Bidang Pengaduan 11. Kepala Seksi Pengaduan Adapun uraian tugas masing-masing adalah sebagai berikut: 1. Kepala Dinas mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Dinas; b. mengkoordinasikan penyusunan rencana dan program kerja; c. merumuskan kebijakan umum serta menyelenggarakan administrasi berdasarkan kewenangan; d. mendistribusikan tugas kepada bawahan; e. menilai prestasi kerja bawahan; f. menyediakan dukungan kerjasama antar Kabupaten/Kota; 13

14 g. melakukan pengendalian terhadap pelayanan umum dan perizinan; h. membina bawahan dalam pencapaian program Badan; i. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan; j. melaksanakan pembinaan umum dan pembinaan teknis; k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. 2. Sekretaris mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja kesekretariatan; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing sub Bagian; c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bagian; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bagian dan bawahan; f. melakukan koordinasi dengan para Kepala Bidang dan Kepala UPT; g. menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun; h. melaksanakan dan mengawasi kegiatan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian, penyusunan program dan keuangan; i. menghimpun dan menyusun rencana anggaran dan program pembangunan bidang penanaman modal dan perizinan; 14

15 j. mengumpulkan dan menyusun laporan keuangan Sekretariat, Bidang dan UPT; k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan. 3. Kepala Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; b. memberikan petunjuk kepada bawahan; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. membuat buku penjagaan pegawai; e. menyiapkan bahan dan membuat konsep usulan kepangkatan, pemindahan, mutasi, pemberhentian, pensiun, kenaikan gaji berkala, kartu pegawai, karis/karsu, asuransi kesehatan, tabungan asuransi pegawai negeri (Taspen), cuti dan penghargaan; f. menghimpun dan memelihara Daftar Susunan Pegawai (DSP); g. menyiapkan blanko-blanko kepegawaian serta menata dan menyimpan berkas kepegawaian; h. membuat rekapitulasi absensi kepegawaian; i. menyiapkan bahan penyusunan surat pernyataan menduduki jabatan, pernyataan melaksanakan tugas, dan pengusulan penyesuaian pangkat/golongan; j. menyiapkan bahan telaahan, kajian dan analisis organisasi dan ketatalaksanaan, analisis jabatan dan pengukuran beban kerja; 15

16 k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. 4. Kepala Sub Bagian Keuangan dan Penyusunan Program mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; b. memberikan petunjuk kepada bawahan; c. menilai prestasi kerja bawahan; d. melaksanakan penatausahaan keuangan; e. melaksanakan pengurusan gaji pegawai dan tunjangan lainnya; f. melaksanakan monitoring pelaksanaan anggaran; g. menyusun dan menyampaikan laporan pertanggung jawaban keuangan; h. menghimpun bahan kebijakan sebagai masukan dalam penyusunan Rencana dan Program Kerja; i. menghimpun bahan penyusunan anggaran/pembiayaan pembangunan di bidang penanaman modal dan perizinan; j. kompilasi bahan dan menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP); k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. 5. Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Sub Bagian; b. memberikan petunjuk kepada bawahan; 16

17 c. menilai prestasi kerja bawahan; d. mengelola, memelihara dan mendistribusikan barang serta menyiapkan usulan penghapusannya; e. memelihara, menjaga keamanan, ketertiban dan kebersihan lingkungan kantor; f. melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan Badan; g. mengelola urusan surat menyurat; h. menghimpun peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan dengan penanamana modal dan perizinan; i. menyusun dan meneliti bahan penyusunan produk hukum yang berkaitan dengan penanaman modal dan perizinan; j. melaksanakan tugas-tugas kehumasan dan keprotokolan; k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Sekretaris. 6. Kepala Bidang Pengkajian dan Pengembangan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Sub Bidang; c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bidang; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bidang dan bawahan; 17

18 f. menyusun petunjuk pelaksanaan, pengkajian dan pengendalian penanaman modal dan perizinan; g. mengkoordinir, pengkajian, penyusunan perencanaan investasi dan pengembangan penanaman modal; h. menyelenggarakan telaahan, kajian dan analisis organisasi dan ketatalaksanaan badan; i. mengkoordinasikan penyusunan data, informasi investasi pengembangan penanaman modal; j. menyelenggarakan pengembangan penanaman modal berbasis IPTEK; k. melaksanakan sistem pengendalian intern; l. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan m. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan. 7. Kepala Bidang Promosi dan Kerjasama mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Sub Bidang; c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bidang; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bidang dan bawahan; f. merumuskan rencana, mengkoordinasikan serta melaksanakan kegiatan promosi penanaman modal; g. mengkoordinasikan, perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan mengkaji kerjasama kebijakan di bidang penanaman modal; 18

19 h. melaksanakan sistem pengendalian intern; i. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan j. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan. 8. Kepala Bidang Pengendalian Pelaksanaan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan program kerja masing-masing Sub Bidang; c. mengkoordinasikan para Kepala Sub Bidang; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bidang dan bawahan; f. mengkoordinasikan kegiatan pengendalian pelaksanaan penanaman modal; g. melaksanakan sistem pengendalian intern; h. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan;dan i. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan. 9. Kepala Bidang Perizinan dan Non Perizinan mempunyai tugas: a. menyusun rencana dan program kerja Bidang; b. mengkoordinasikan rencana dan program kerja; c. mendistribusikan tugas kepada bawahan; d. menilai prestasi kerja bawahan; e. mengkaji kerjasama kebijakan di bidang pelayanan perizinan; f. membimbing dan memberi petunjuk kepada Kepala Sub Bidang dan bawahan; 19

20 g. mengkaji kerjasama kebijakan di bidang pelayanan perizinan; h. mengkoordinir proses persetujuan dan kemudahan pelaksanaan penanaman modal; i. merencanakan dan melaksanakan pelayanan perizinan dan non perizinan; j. mengkoordinasikan Tim Teknis yang terdiri dari unsur-unsur perangkat daerah yang mempunyai kewenangan di bidang pelayanan perizinan; k. memproses dan mempersiapkan penerbitan perizinan dan non perizinan; l. memberikan bimbingan dan penyuluhan tentang perizinan dan non perizinan; m. melaksanakan sistem pengendalian intern; n. melaksanakan tugas kedinasan lainnya yang ditugaskan oleh atasan; dan o. melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Badan. 10. Tim Teknis mempunyai tugas: a. berkoordinasi dan membantu dalam memberikan masukan dan kajian tentang perizinan dan non perizinan kepada Kepala Bidang; b. memberikan informasi berkaitan dengan syarat-syarat perizinan dan non perizinan; c. meneliti kelengkapan, memproses dan mengeluarkan perizinan dan non perizinan; dan d. memberikan saran pertimbangan dalam rangka memberikan rekomendasi mengenai diterima atau ditolaknya suatu permohonan perizinan kepada Kepala Badan melalui Kepala Bidang Perizinan dan kepada Kepala Badan yang bersangkutan. 20

21 11. Kelompok Jabatan Fungsional Badan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Badan sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. 21

22 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU NAMA : IDA BAGUS MADE PARWATA,SE,M.Si NIP SEKRETARIS NI WAYAN SRI JANAWATI,S.H.,M.H NIP KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL Hp KEPALA SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN KEPALA SUB.BAGIAN PENYUSUNAN PROGRAM,KEUANGAN,EVALUASI DAN PELAPORAN Dra.NYOMAN SUWARDHYAHNITI NI KETUT SRI ARTINI,SE,M.Si NIP NIP KEPALA BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN IKLIM PENANAMAN MODAL KEPALA BIDANG PROMOSI PENANAMAN MODAL KEPALA BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL KEPALA BIDANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN A KEPALA BIDANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN B KEPALA BIDANG PENGADUAN, KEBIJAKAN DAN PELAPORAN LAYANAN Ir. NI WAYAN LESTARI,M.M I KETUT SUDIBYA,SH,M.A.P NI KETUT SUKMAWATI,SE,M.Si NI NYOMAN INDRAYANI,SE,M.Si Dra. NI NYOMAN WIRATNI,MM NI NENGAH MIRAH HANDAYANI,SE NIP NIP NIP NIP NIP NIP SEKSI PERENCANAAN PENANAMAN MODAL SEKSI PENGEMBANGAN PROMOSI PENANAMAN MODAL SEKSI PEMANTAUAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL SEKSI PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN A/I SEKSI PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN B/I SEKSI PENGADUAN DAN INFORMASI LAYANAN Drs.AA NGR AGUNG SATRYA DIANA,M.H NIP Dra.ENNY TRIWIDIJATMI,M.Si NIP I NYM GD GUNADIKA,SST.PAR,M.Si NIP I KETUT MERTAWAN, SH NIP Drs,KETUT SULIKA NIP I NYM WIDYANA PUTRA,SP,M.Si NIP SEKSI DEREGULASI PENANAMAN MODAL DAERAH Ir. I MADE WARTA,MMA SEKSI PELAKSANAAN PROMOSI PENANAMAN MODAL AA NGR WIJAYANINGRAT,SE,M.Si SEKSI PEMBINAAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL I MADE SUARDITA,SE,MT SEKSI PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN A/II I WAYAN CEKUG,SE SEKSI PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN B/II I DEWA AYU SRI SUSILAWATI,SH SEKSI KEBIJAKAN DAN PENYULUHAN LAYANAN TJOKORDA ISTRI AGUNG SUKAWATI, S.Sos NIP NIP NIP NIP NIP NIP SEKSI PEMBERDAYAAN USAHA DAERAH SEKSI SARANA DAN PRASARANA PROMOSI PENANAMAN SEKSI PENGAWASAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL SEKSI PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN A/III SEKSI PELAYANAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN B/III SEKSI PELAPORAN DAN PENINGKATAN LAYANAN NI LUH SUARTINI,SE,M.Si KOMANG AYU WIJANI,SH,MH AA SAGUNG MAS WIDARMITRI,SE.M.Si Dra.KT NGR TRISNI SAKAWATI,M.PAR NI PUTU PRIHATINI,SH NI MADE DWI PRITANINGSIH,STP NIP NIP NIP NIP NIP NIP UPT

23 PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016

24

25 KATA PENGANTAR Puja Pangastuti Angayubagia Kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa - Tuhan Yang Maha Esa atas Asung Kerta Wara NugrahaNya, maka Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2016 dapat disusun tepat waktu. Akuntabilitas kinerja merupakan perwujudan kewajiban institusi pemerintah/satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam mempertanggung jawabkan keberhasilan maupun kegagalan ketika melaksanakan tujuan dan sasaran misi organisasi yang telah ditetapkan. Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), keberhasilan instansi pemerintah diukur dari kinerja atas hasil atau manfaat yang dirasakan masyarakat atas penggunaan anggaran pemerintah, tercermin pada pencapaian sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan tahun anggaran tersebut. Laporan Kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali tahun 2016, disusun dengan menyajikan gambaran tentang capaian kinerja dalam melaksanakan kewajiban sesuai program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Laporan Akuntabilitas Kinerja ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain sebagai alat penilai kinerja secara kuantitatif, merupakan wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dan sebagai wujud transparansi serta pertanggungjawaban kepada masyarakat di satu sisi, dan di sisi lain, merupakan alat kendali dan alat pemacu peningkatan kinerja. Diharapkan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini dapat menjadi acuan dalam mendukung proses evaluasi kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali. Hal tersebut terutama untuk pelaksanaan ke depan agar terdapat peningkatan efektifitas, efisiensi dan produktivitas kinerja seluruh jajaran pejabat dan pelaksana di lingkungan Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali, sehingga dapat mendukung kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali secara keseluruhan dalam mewujudkan Good Governance dan Clean Government. Denpasar, 29 Januari 2016 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI, IDA BAGUS MADE PARWATA, SE, M.Si Pembina Utama Muda NIP

26 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali (BPMP Provinsi Bali) tahun 2016 dilaksanakan berdasarkan : 1. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); dan 2. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah guna mendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan disusunnya Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal Dan Perizinan Provinsi Bali tahun 2016 diharapkan dapat :

27 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS 1. Visi dan Misi Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dijiwai oleh semangat dan komitmen reformasi birokrasi pada bidang pelayanan publik dalam mewujudkan pembaharuan dan perbaikan. Visi dan misi merupakan panduan yang memberikan pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran yang ditetapkan. Visi dan misi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali mengacu visi Povinsi Bali Tahun serta potensi, kondisi objektif daerah, peluang investasi serta permasalahan yang berkembang. Berdasarkan hal tersebut Visi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali adalah Terwujudnya Peningkatan Penanaman Modal Yang Berkelanjutan Dan Pelayanan Perizinan Yang Berkualitas Menuju Bali Yang Maju, Aman, Damai Dan Sejahtera Berlandaskan Tri Hita Karana. Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan visi. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan visi tersebut akan ditempuh melalui 3 (tiga) misi Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali sebagai berikut : 1) Mendorong minat dan peluang penanaman modal secara merata antar wilayah dan antar sektor; 2) Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing; 3) Mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel.

28 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian Kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan kedalam kebijakan, program dan kegiatan, Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali berkewajiban untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali tahun Pertanggung jawaban dimaksud pada prinsipnya terdiri dari beberapa indikator kinerja dan mekanisme kegiatan pengukuran atau penilaian atas pelaporan kinerja secara menyeluruh untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta Visi dan Misi organisasi. A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) tidak saja berisi tingkat keberhasilan atau kegagalan yang tercermin dari perolehan masing-masing indikator kinerja, tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan bagi pembuat keputusan agar dapat menginterpretasikan keberhasilan dan kegagalan tersebut secara lebih luas dan mendalam. Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2016 dilakukan dengan beberapa cara yaitu : 1. Membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2016 dengan realisasinya. Adapun capaian kinerja Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2016 untuk setiap indikator kinerja yang telah

29 BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi yang merupakan wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan instansi serta dalam rangka perwujudan good governance. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan Dari uraian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator kinerja utama ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia, anggaran dan sarana prasarana. 2. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali sebagai salah satu unit kerja Pemerintah Provinsi Bali telah memiliki tugas pokok dan fungsi yang selanjutnya dijabarkan kedalam Rencana Strategis tahun Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik sesuai dengan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 maka Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali telah membuat laporan tentang kinerja yang telah dicapai selama setahun.

30 BAB IV PENUTUP Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali disusun berdasarkan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2016, serta Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagai pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi yang merupakan wujud pertanggungjawaban dalam pencapaian misi dan tujuan instansi serta dalam rangka perwujudan good governance. Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi sebagai jabaran dari visi, misi dan strategi instansi yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan Dari uraian Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali Tahun 2016 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Keberhasilan capaian kinerja sasaran yang dicerminkan dari capaian indikator kinerja utama ditentukan oleh berbagai faktor, antara lain sumber daya manusia, anggaran dan sarana prasarana. 2. Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali sebagai salah satu unit kerja Pemerintah Provinsi Bali telah memiliki tugas pokok dan fungsi yang selanjutnya dijabarkan kedalam Rencana Strategis tahun Sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik sesuai dengan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 maka Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali telah membuat laporan tentang kinerja yang telah dicapai selama setahun.

31 RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 Organisasi/SUB SKPD : Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu KODE Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program/Kegiatan Indikator Kinerja Program Kegiatan Lokasi Target Capaian Kinerja Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif PENANAMAN MODAL , Program Pelayanan Administrasi Perkantoran ,00 Output : Jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Outcome : Persentase penyelesaian administrasi perkantoran dan progran peningkatan sarana prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 1 tahun 95% Rencana Tahun 2017 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran dan sarana prasarana 95% , Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Catatan Penting Penyediaan alat tulis kantor Penyediaan barang cetakan dan penggandaan Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundangundangan Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah alat tulis kantor yang tersedia Outcome : Persentase penyelesaian administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah barang cetakan dan penggandaan Outcome : Persentase penyelesaian program administrasi perkantoran dan program sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 12 bln 95% 12 jenis Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah komponen instalasi listrik / penerangan Outcome : Persentase penyelesaian administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 95% 13 jenis Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 95% 4 jenis Outcome : Persentase penyelesaian administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 95% Penyediaan makanan dan minuman Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah makanan dan minuman untuk keperluan rapat dan tamu 1400 kotak

32 Outcome : Persentasi penyelesaian program administrasi perkantoran dan program sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 95% Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar dan dalam daerah Upacara Keagamaan Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar dan dalam daerah Outcome : Persentase penyelesaian program administrasi perkantoran dan program peningkatan sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah upacara agama Outcome : Persentase penyelesaian program administrasi perkantoran dan program sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepaat guna 18 kali 95% 1 tahun 95% Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur , Pengadaan perlengkapan gedung kantor Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor Persentase penyelesaian program peningkatan sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 95% ,00 Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah pengadaan perlengkapan gedung kantor Outcome : Persentase penyelesaian program administrasi perkantoran dan progran sarana dan prasaran yang tepat waktu dan tepat guna 12 jenis Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah gedung kantor yang dipelihara secara rutin / berkala 95% 1 unit Outcome : Persentase penyelesaian program administrasi perkantoran dan program sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 95% Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah kendaraan dinas yang dipelihara secara rutin Outcome : Persentase penyelesaian program administrasi perkantoran dan program sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna 15 unit 95% Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah perlengkapan gedung kantor yang dipelihara secara rutin/berkala Outcome : Persentase penyelesaian program administrasi perkantoran dan program sarana dan prasarana yang tepat waktu dan tepat guna Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur ,00 6 jenis 95% Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan dan akuntabel 6 orang , Pengembangan/Upgrade ISO 9001:2008 Ke ISO 9001: Program Peningkatan Kualitas dan Penyebarluasan Informasi Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah dokumen ISO 9001 : 2008 ke ISO 9001 : 2015 Outcome : Persentase perizinan dan non perizinan yang diselesaikan tepat waktu 2 dokumen 95% 0,00

33 Sosialisasi dan Publikasi Pelayanan Perijinan dan Non Perizinan Peningkatan kualitas dan penyebarluasan informasi 95% 0,00 Input : Jumlah Dana Denpasar 0,00 Output : Jumlah brosur perizinan dan non perizinan sebagai media informasi brosur bagi masyarakat Outcome : Persentase perizinan dan non perizinan diselesaikan tepat waktu 95% Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja Penyusunan Perencanaan dan Laporan Capaian Kinerja ,00 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi perkantoran dan sarana prasarana 1 dokumen ,00 Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah dokumen laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah Outcome : Jumlah dokumen Program Pengembangan Promosi Penanaman Modal ,00 1 dokumen 1 dokumen Promosi Penanaman Modal di Dalam Negeri Meningkatnya inovasi dan strategi promosi yang informatif berorientasi pada efektivitas, efisiensi dan kualitas serta menciptakan pelayanan prima guna peningkatan investasi 23,20 % ,00 Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah pelaksanaan promosi investasi di dalam negeri dan jumlah sarana promosi yang didistribusikan kepada calon investor 2 promosi dan 100 buku Outcome : Persentase peningkatan invstor yang menanamkan modalnya di 23,29 % provinsi Bali Penyediaan Sarana dan Prasarana Promosi dan Publikasi Input : Jumlah Dana Denpasar , Pengembangan Strategi Promosi Penanaman Modal Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Output : Jumlah brosur, leaflet, video dan banner 1000 brosur Outcome : Persentase peningkatan investor yang menanamkan modalnya di 23,29 % Provinsi Bali Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah investor yang mengajukan permohonan penanaman modal di Provinsi Bali Outcome : Persentase peningkatan investor yang menanamkan modalnya di Provinsi Bali orang 23, 29 % ,00 Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN 24,10 % , Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah Pemberdayaan Usaha Daerah di Bidang Penanaman Modal Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah data tentang perkembangan penanaman modal dan jumlah 1 dokumen database penanaman modal Outcome : Persentase peningkatan nilai investasi 24,10 % Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah kerjasama antara usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) dan badan usaha milik Desa (BUMD) dengan perusahaan sedang dan besar (PMA dan PMDN) 20 dokumen Outcome : Persentase peningkatan nilai investasi 24,10 %

34 Program Pengkajian dan Perencanaan Penanaman Modal ,00 Meningkatnya nilai investasi di Provinsi Bali baik PMA maupun PMDN 20,48 % , Pemetaan Peluang Dan Potensi Investasi Di Regional Bali Timur Dan Perencanaan Penanaman Modal Analisa Implementasi Peraturan Perundang-udangan Yang Menghambat dan / atau mempermudah Perkembangan Investasi dan Pelayanan Perizinan di Provinsi Bali Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Prosentase hasil pemetaan potensi investasi yang ditindaklanjuti 20,48 % oleh Kab/Kota Outcome : Persentase hasil pemetaan potensi investasi yang ditindaklanjuti 1 dokumen oleh Kab/Kota Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah peraturan perundang-undangan yang menghambat dan / atau mempermudah perkembangan investasi dan pelayanan perizinan di Provinsi Bali 6 peraturan perundangundangan Outcome : Persentase peningkatan nilai investasi 24,38 % Program Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal , Pembinaan, Konsultasi/Koordinasi dan Pelaporan Meningkatnya jumlah investor yang memahami peraturan perundangundangan yang berlaku 12% ,00 Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Jumlah perusahaan yang mendapat bimbingan penanaman modal 50 perusahaan Outcome : Persentase penurunan kasus pelanggaran oleh investor 12% Program Peningkatan Peran Swasta dalam Pembangunan Pemantauan, Sinkronisasi dan Implementasi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan A Pemantauan, Sinkronisasi dan Implementasi Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan B ,00 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan nonperizinan yang cepat, efektif, efisien, transparan dan akuntabel 86% ,00 Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Persentase dokumen perizinan dan non perizinan yang diselesaikan 95% tepat waktu Outcome : Persentase dokumen perizinan dan non perizinan yang 95% diselesaikan tepat waktu Input : Jumlah Dana Denpasar ,00 Output : Persentase dokumen perizinan dan non perizinan diselesaikan tepat 95% waktu Outcome : Persentase dokumen perizinan dan non perizinan yang 95% diselesaikan tepat waktu TOTAL ,00

35 Perkiraan Maju Rencana Tahun 2018 Target Capaian Kinerja Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif , ,00 95% ,00 1 tahun ,00 12 bln ,00 12 jenis ,00 13 jenis ,00 4 jenis , kotak ,00

36 24 kali ,00 1 tahun , ,00 95% ,00 12 jenis ,00 1 unit ,00 15 unit ,00 6 jenis , ,00 6 orang ,00 2 dokumen , ,00

37 95% , brosur , ,00 1 dokumen ,00 1 dokumen , ,00 26,58 % ,00 2 promosi dan 150 buku , brosur , orang ,00 0,00 30,06 % 0,00 1 dokumen 0,00 25 dokumen 0,00

38 ,00 25,55 % ,00 25,55 % 0, , ,00 9% ,00 50 perusahan , ,00 86% ,00 95% ,00 95% , ,00 DENPASAR,

39 RENSTRA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI BALI PERIODE VISI : TERWUJUDNYA PENINGKATAN PENANAMAN MODAL YANG BERKELANJUTAN DAN PELAYANAN PERIZINAN YANG BERKUALITAS MENUJU BALI YANG MAJU, AMAN, DAMAI DAN SEJAHTERA BERLANDASKAN TRI HITA KARANA MISI : 1. Mendorong minat dan peluang penanaman modal secara merata antar wilayah dan antar sektor. 2. Membangun iklim penanaman modal yang berdaya saing. 3. Mewujudkan pelayanan publik cepat, efektif, efesien, transparan dan akuntabel. Tujuan Sasaran/capaian Program Target Kegiatan Kebijakan Program Ket Uraian Indikator Tujuan Target Uraian Indikator Uraian Indikator Kinerja Keluaran Terwujudnya daya tarik dan - Persentase peningkatan nilai 100% - Meningkatnya nilai investasi di - Persentase peningkatan nilai 10,96% 15,58% 19,30% 24,10% 30,06% Mendorong peningkatan - Peningkatan iklim Investasi daya saing investasi di investasi. Provinsi Bali baik PMA maupun investasi. nilai investasi di Provinsi dan realisasi investasi. Provinsi Bali. PMDN. Bali. - Penyusunan sistem informasi penanaman modal di daerah. - Jumlah dokumen database penanaman modal yang disusun - Persentase pemberdayaan usaha daerah di bidang penanaman modal 20% 25% - Pemberdayaan usaha daerah di bidang penanaman modal - Jumlah MOU antara UMKM, BUMDes dengan Penanam Modal - Jumlah dokumen kajian Analisa implementasi peraturan perundang-undangan yang menghambat dan/atau mempermudah perkembangan investasi dan pelayanan perizinan di Provinsi Bali - Jumlah kajian yang disusun 85% - Persentase hasil pemetaan potensi dan peluang investasi yang ditindaklanjuti oleh Kab/Kota. 9,32% 13,24% 16,40% 20,48% 25,55% - Pengkajian dan perencanaan penanaman modal. - Pemetaan peluang dan potensi investasi di regional Bali Barat dan perencanaan penanaman modal. - Jumlah dokumen kajian pemetaan peluang dan potensi investasi di Provinsi Bali - Pemetaan peluang dan potensi investasi di regional Bali Utara. 5 dokumen - Peta potensi investasi di Provinsi Bali. 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 5 dokumen - Data perkembangan penanaman modal di Provinsi Bali. 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU GAMBARAN UMUM DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU Sejarah Singkat Pelayanan publik merupakan kewajiban pemerintah kepada setiap warga Negara dan penduduk sehingga metode dan prosedur

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI BALI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puja Pangastuti Angayubagia Kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa

Lebih terperinci

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018

RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 RENJA TAHUN 2017 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2018 Organisasi/SUB SKPD : 2.12.01.01 - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu KODE Urusan/Bidang Urusan Pemerintah Daerah dan Program/Kegiatan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government ) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un

-2- Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 6. Undang-Un GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 85 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita Bangsa Bernegara.

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 89 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN, PENCATATAN SIPIL DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA/PROSEDUR PENERBITAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN PADA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dengan pembangunan nasional, yang pelaksanaannya tetap dan senantiasa memperhatikan kondisi, potensi dan sumber daya daerah

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 59 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG PEMERINTAH KOTA PADANG SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG BAGIAN PEMBANGUNAN TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Sebagai tindak lanjut instruksi

Lebih terperinci

REVISI RENCANA STRATEGIS

REVISI RENCANA STRATEGIS REVISI RENCANA STRATEGIS TAHUN 2013 S/D 2018 DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN GIANYAR 1 KATA PENGANTAR Revisi III Renstra Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan

Lebih terperinci

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887); SALINAN BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI, Mengingat

GUBERNUR BALI, Mengingat GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI,

GUBERNUR BALI GUBERNUR BALI, GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 107 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KERJA DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH BHINNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 92 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM BIRO HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BALI

GAMBARAN UMUM BIRO HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BALI GAMBARAN UMUM BIRO HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI BALI A. Kondisi Pelayanan Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali saat ini Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali di dalam memberikan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri; GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 95 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021

KATA PENGANTAR. i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 i Renstra Bapenda Kota Denpasar 2016 ~ 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-nya, sehingga Badan Pendapatan

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

-2- Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja adalah dokumen rencana yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

-4- (2) Badan dipimpin oleh Kepala Badan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG BH INNEKA TU NGGAL IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 80 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 80 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG URAIAN TUGAS INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH,

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATAM, Menimbang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 37/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN

Lebih terperinci

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi

-2- Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 6. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 97 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENDAPATAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA)

RENCANA KERJA (RENJA) RENCANA KERJA (RENJA) KECAMATAN JURAI TAHUN 2018 KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN Salido, 2017 Rencana Kerja Kecamatan IV Jurai Tahun 2018 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU PERATURAN WALIKOTA PEKANBARU NOMOR 108 TAHUN 2016 T E N T A N G KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA 2.1. PERENCANAAN STRATEGIS

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017

RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017 RENCANA KERJA SKPD TAHUN 2017 BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH PROVINSI BALI TAHUN 2017 0 A. PENDAHULUAN Rencana Kerja (RENJA ) BPKAD Provinsi Bali Tahun 2017 Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) merupakan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 48 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK INSPEKTORAT PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU SALINAN BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN DAN STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI, TATA KERJA, DAN ESELON JABATAN

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG -1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Lebih terperinci

B U P A T I S R A G E N

B U P A T I S R A G E N B U P A T I S R A G E N PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 39 TAHUN 2009 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN SRAGEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT

KATA PENGNTAR RKT INSPEKTORAT KATA PENGNTAR Dengan rahmat Allah,SWT, Rencana Kerja Tahunan (RKT) Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2017 ini selain berisi tentang Struktur, Tugas dan Fungsi Inspektorat, Program dan Kegiatan, Rencana

Lebih terperinci

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA,

Lebih terperinci

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU KECAMATAN ANGSANA DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii Daftar Bagan... iv Daftar Singkatan... v BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PADA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, FUNGSI DAN TUGAS SERTA TATA KERJA PADA DINAS PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM KEPUTUSAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1

- 2 - MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI, DAN SUSUNAN ORGANISASI. Bagian Kesatu Kedudukan, Tugas dan Fungsi. Pasal 1 - 2-5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82); 6. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR,

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT, Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas Asung Kerta Wara NugrahaNya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA BATAM PROPINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 - 1 - SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN BADUNG TAHUN 2010-2015 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KABUPATEN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis Negeri atas tugas pokok dan fungsinya dengan memperhatikan visi, misi, dan arah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan, serta kondisi obyektif dan dinamika lingkungan strategis,

Lebih terperinci

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output)

Target Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan. Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan. Indikator Kinerja Program (outcomes) dan Kegiatan (output) Tabel 5.1. Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Kantor Pelayanan Perijinan dan Penanaman Modal Kabupaten Provinsi Sulawesi Selatan Tujuan Sasaran Indikator

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN.

-2- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN. GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN KARANGANYAR BUPATI KARANGANYAR, Menimbang

Lebih terperinci

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi:

-3- BAB IV FUNGSI BADAN Pasal 5 Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Badan mempunyai fungsi: GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGHUBUNG PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU

Lebih terperinci