Bab 3. Analisis Data. Gambar 3.1. Ukiyo-e Karya Isoda Koryūsai (1770) ======== Sumber : Calza (2005 : 168)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab 3. Analisis Data. Gambar 3.1. Ukiyo-e Karya Isoda Koryūsai (1770) ======== Sumber : Calza (2005 : 168)"

Transkripsi

1 Bab 3 Analisis Data 3.1. Analisis Haiku Pertama Gambar 3.1. Ukiyo-e Karya Isoda Koryūsai (1770) ======== Sumber : Calza (2005 : 168) (Perbesaran Kaligrafi Haiku) Judul Ukiyo-e: 鴛鴦 Oshidori Bacaan Kaligrafi Haiku: 鴛鴦の / 衾やさむき / 契かな Oshidori no / fusuma ya samuki / chigiri kana. Terjemahan: Bebek mandarin pada selimut dan janji yang membeku. 20

2 Analisis Kata Oshidori Menurut Aix Galericulata dalam BirdLife International (2006) menjelaskan bahwa Oshidori yang tertulis dalam kanji Jepang 鴛鴦 merupakan kanji yang penulisannya berasal dari kanji Cina kuno dengan arti bebek Mandarin, yang saat ini di Cina penulisan kanji tersebut telah dipermudah menjadi 鸳鸯 dan dibaca yuān yāng dengan arti yang sama. Menurut Nelson (2003 : 986), kanji 鴛 yang dalam bahasa Jepang dibaca en diartikan sebagai bebek mandarin jantan, sedangkan kanji 鴦 yang dalam bahasa Jepang dibaca ō diartikan sebagai bebek mandarin betina. Sehingga kanji 鴛鴦 yang dalam bahasa Jepang dibaca oshidori diartikan sebagai salah satu jenis bebek yang disebut bebek mandarin atau dengan nama ilmiah Aix Galericulata pada Mandarin Duck dalam Animal Diversity Web (2008). Binatang ini berhabitat di hutan Cina dan Jepang. Namun, sesuai pada nama binatang ini yang disebut bebek mandarin karena spesies ini pertama kali ditemukan di Cina pada zaman sebelum masehi. Gambar 3.2. Oshidori / Aix Galericulata (Bebek Mandarin) Sumber : 21

3 Analisis: Berdasarkan pada arti simbolisme menurut Calza (2005 : 443), mengemukakan bahwa di daerah Asia Timur, kedua oshidori dalam ukiyo-e tersebut disimbolkan sebagai kesetiaan dan kebahagiaan. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh dua hal. Sebab yang pertama berdasarkan dari penelitian Harris (2008), mengenai segi biologis kehidupan bebek ini. Binatang ini merupakan tipe binatang yang suka berkelana atau bermigrasi dalam jangkauan 500 mil per 24 jam, sehingga populasi bebek ini mencapai Siberia Timur, Cina, dan Jepang. Akan tetapi pada saat musim dingin, binatang ini akan bermigrasi ke daerah Selatan Cina dan Jepang. Bebek ini merupakan tipe bebek yang suka berkelana jauh, akan tetapi bebek tersebut tahu kapan waktunya untuk pulang ke tempat mereka dilahirkan, walaupun pada saat mereka melakukan perjalanan tersebut telah terjadi berbagai macam rintangan yang mempertaruhkan nyawa mereka seperti perburuan binatang yang dilakukan oleh manusia maupun keadaan cuaca yang tidak menentu sehingga dapat menimbulkan suatu penyakit dan menyebabkan kematian. Hal ini merupakan suatu tekad yang harus dilakukan oleh bebek ini berdasarkan insting mereka untuk pulang, sesulit apapun dalam perjalanannnya, mereka tidak akan lari dari sesuatu yang harus dilakukannya apabila waktunya sudah tiba. Oleh karena itu, binatang ini disimbolkan sebagai kesetiaan. Kemudian sebab yang kedua berdasarkan dari sejarah tradisi mengenai simbol Cina kuno menurut Johnson (2003), yang menceritakan bahwa bebek ini suka hidup berdampingan dengan pasangan kekasihnya seperti pada gambar 3.2. dan tidak pernah sekalipun pindah pasangan dengan bebek betina atau jantan yang lainnya, seperti yang dilakukan hewan liar lainnya (seperti macan, anjing, monyet, dan sebagainya). Oleh 22

4 karena itu, di Cina mereka menggunakan pasangan oshidori sebagai simbol dan logo perkawinan yang diartikan sebagai kesetiaan dan kebahagiaan. Gambar 3.3. Logo Oshidori Sebagai Simbol Perkawinan Dalam Tradisi Cina Kuno. Pasangan Oshidori Sumber : Bagi orang Jepang itu sendiri pada zaman Edo, oshidori yang lebih sering terlihat pada musim dingin di daerah Selatan Jepang. Jika didasari pada kanji Jepangnya 鴛鴦 yang berasal dari kanji Cina kuno dengan penulisan kanjinya yang sama. Dapat dipastikan bahwa arti simbolisme mengenai oshidori sebagai kesetiaan dan kebahagiaan memiliki kemiripan dengan tradisi Cina karena dari tradisi Cinalah, orang Jepang menemukan arti simbol tersebut. Penjelasan mengenai makna referensial dapat di lihat dari tabel di bawah ini. Tabel 3.1. Makna Referensial Kata Oshidori Benda Nyata Oshidori (Bebek mandarin) Benda Referensial Perkawinan Kesetiaan dan kebahagiaan 23

5 Analisis Kata Fusuma Menurut Nelson (2003 : 155) kata fusuma yang berdasarkan pada tulisan kanji 衾 diartikan sebagai selimut kapas, sprei, dan baju tidur Jepang (seperti pada contoh gambar 3.4 dan 3.5). Pada saat zaman Edo, semua benda tersebut pada umumnya berwarna putih. Namun dalam haiku pertama ini, berdasarkan dari keterkaitan antara gambar pada ukiyo-e dengan arti dari penulisan haiku. Kata fusuma lebih diartikan sebagai selimut kapas daripada sprei ataupun baju tidur Jepang. Hal ini dikarenakan, selimut kapas memiliki fungsi dan cara penggunaan yang lebih cocok pada makna dalam haiku pertama ini. Walaupun selimut kapas, sprei dan baju tidur Jepang pada memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menghangatkan tubuh pada waktu tidur. Gambar 3.4. Baju Tidur Jepang (Fusuma) Gambar 3.5. Selimut Kapas (Fusuma) Sumber: Analisis: Kata selimut pada haiku ini, merupakan suatu majas metafora yang membandingkan antara salju yang turun pada musim dingin sehingga menyelimuti atau menimbun sungai dan puncak gunung, seperti pada bukti perbesaran gambar ukiyo-e 3.6. dan 3.7. Dengan selimut kapas berwarna putih yang memiliki fungsi sebagai alat untuk menyelimuti tubuh, menutupi dan penghangat tubuh pada waktu tidur. Kedua hal ini, memiliki 24

6 kesamaan karena apabila kita melihat puncak gunung yang tertutup oleh salju, kita juga melihat seolah olah gunung tersebut terselimuti oleh selimut putih yang sangat besar. Kemudian pada saat seseorang tidur dengan menggunakan selimut kapas pun, juga memiliki suatu pandangan yang sama dengan puncak gunung yang terselimuti salju. Gambar 3.6. Gunung Terselimuti Salju Gambar 3.7. Orang Terselimuti Selimut Kapas Sumber: Calza (2005 : 168) Sumber: Sehingga kata selimut merujuk pada hal yang sama dengan salju yang menimbun karena memiliki kesamaan akan warnanya yaitu berwarna putih dan memiliki kesamaan pada kondisinya yang menyelimuti sesuatu seperti memakai selimut kapas. Penjelasan mengenai makna referensial pada kata selimut dapat di lihat dari tabel di bawah ini. Tabel 3.2. Makna Referensial Kata Fusuma Benda Nyata Salju Benda Referensial Selimut kapas Menutupi, menyelimuti 25

7 Analisis Klausa Samuki Chigiri Kana Samuki chigiri kana sebuah klausa yang tertulis dalam haiku ini, dengan tulisan Jepangnya さむき契かな. Kata samuki dalam tulisan Jepang さむき diartikan sebagai dingin, beku atau membeku. Kemudian kata chigiri dalam tulisan Jepang 契 diartikan sebagai janji setia atau sumpah. Lalu kata kana dalam tulisan かな merupakan suatu kireji (pemberhentian kata atau jeda kata) yang diartikan sebagai alangkah!. Sehingga secara keseluruhan klausa ini diartikan dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia menjadi janji yang membeku. Gambar 3.8. Perbesaran Kanji Kana Pada Penulisan Haiku Dalam Ukiyo-e, yang Pada Saat Ini Kanji Tersebut Sudah Tidak Lagi Di pakai. Sumber : Calza (2005 : 168) Analisis: Dengan melalui analisis struktur puisi berdasarkan lapis ketiga, objek yang dikemukakan pada haiku adalah oshidori (bebek mandarin). Lalu, seperti yang telah di bahas dalam analisis kata Oshidori bahwa binatang tersebut, lebih sering dijumpai di daerah selatan Jepang pada saat musim dingin. Oleh sebab itu, orang Jepang menyebut oshidori yang selalu datang pada saat musim dingin seperti janji yang membeku pada klausa haiku pertama ini. 26

8 Lalu menurut Calza (2005 : 443), menerjemahkan Samuki chigiri kana ke dalam bahasa Inggris menjadi Has it Frozen too, The Promise of Love, terjemahan dalam bahasa Indonesianya adalah Apakah juga telah membeku, janji akan cinta. Jika di lihat dari konsep Calza dalam menerjemahkan klausa tersebut, kata samuki diterjemahkan sebagai membeku dan kata chigiri diterjemahkan sebagai janji, akan tetapi yang dipertanyakan pada terjemahan haiku dalam bahasa Inggris ini adalah adanya penggunaan kata Love yang diartikan cinta atau asmara. Padahal dalam haiku bahasa Jepang aslinya tidak ada satu kata pun yang dapat diterjemahkan atau diartikan sebagai cinta. Hal ini disebabkan karena, Calza juga berpendapat sama akan arti dari simbolisme oshidori ini yang diartikan sebagai logo perkawinan mengenai kesetiaan dan kebahagiaan akan cinta. Oleh karena itu, untuk memperjelas akan pengertian dari haiku Jepang ke dalam bahasa Inggris mengenai janji akan apa, dalam haiku ini. Calza menggunakan kata Love sebagai janji akan cinta adalah jawabannya. Sehingga makna kata dari klausa Samuki chigiri kana dalam terjemahan bahasa Indonesia janji yang membeku merupakan makna konotasi yang dikonotasikan dengan janji cinta yang setia pada pasangannya. Oleh karena itu, makna klausa janji yang membeku di sini merupakan suatu majas metafora terhadap suatu kepastian janji yang harus dipatuhi. Penjelasan mengenai makna referensial dapat di lihat dari tabel 3.3: Tabel 3.3. Makna Referensial klausa Samuki Chigiri Kana Benda Nyata Janji cinta yang setia pada pasangannya Benda Referensial Samuki chigiri kana (janji yang membeku) Kepastian janji, harus dipatuhi 27

9 Analisis Makna Keseluruhan dari Haiku Pertama Haiku yang pertama ini, merupakan penulisan kaligrafi yang tertulis di dalam ukiyoe karya Koryūsai yang di buat pada zaman Edo (1770) dengan judul Oshidori dalam bahasa Jepang, sedangkan dalam bahasa Inggris di beri judul Pair of Mandarin Ducks in The Snow. Haiku tersebut adalah: 鴛鴦の衾やさむき契かな Oshidori no fusuma ya samuki chigiri kana. Terjemahan: Bebek mandarin pada selimut dan janji yang membeku. Analisis: Maksud dari haiku pertama ini adalah sepasang oshidori (bebek mandarin) yang selalu setia datang pada saat musim dingin ke Jepang berenang di atas air yang di timbun salju seperti suatu perjanjian yang telah membeku dan tidak pernah memudar. Hal tersebut merupakan makna konotasi dari suatu asmara atau cinta sepasang kekasih yang selalu setia dan bahagia untuk hidup bersama, sehingga kesetiaan dan kebahagiaan tersebut merupakan suatu janji atau perjanjian yang sudah pasti dipatuhi atau harus dipatuhi. Dalam hal ini, juga disetujui oleh Calza (2005 : 443) dengan menerjemahkan haiku pertama ini ke dalam bahasa Inggris menjadi The mandarin ducks on the sliding door: has it Frozen too, the promise of love. Walaupun ada kesalahan penerjemahan dalam bahasa Inggrisnya pada kata sliding door yang berarti pintu geser dalam bahasa Jepangnya Fusuma dengan kanji 襖, yang seharusnya diterjemahkan sebagai selimut 28

10 kapas karena kata Fusuma disini menggunakan kanji 衾. Pada terjemahan tersebut, ada menggunakan kata love dari klausa the promise of love yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi janji akan cinta. Sehingga karena hal tersebut, dapat dipastikan bahwa Calza (2005 : 433) juga menganalisa sama mengenai makna haiku tersebut, sebagai suatu makna konotasi dengan janji setia dan bahagia untuk hidup bersama dengan kekasihnya seperti suatu janji pernikahan yang harus dipatuhi untuk menjadi suami istri. Penjelasan mengenai makna referensial dapat di lihat dari tabel di bawah ini: Tabel 3.4. Makna Referensial dari Haiku Pertama Benda Nyata Cinta sepasang kekasih yang selalu setia dan bahagia untuk hidup bersama Benda Referensial 鴛鴦の衾やさむき契かな Oshidori no fusuma ya samuki chigiri kana (Bebek mandarin pada selimut dan janji yang membeku) Janji pernikahan mengenai kesetiaan dan kebahagiaan yang pasti dipatuhi. 29

11 3.2. Analisis Haiku Kedua Gambar 3.9. Ukiyo-e Karya Isoda Koryūsai (1775) ======== Judul Ukiyo-e: Tsuru to Matsu to Hinode Bacaan Kaligrafi Haiku: Sumber : Calza (2005 : 169) (Perbesaran Kaligrafi Haiku) 首長く / 觜長く / 足長く / 命も永く / そろい鶴かな Kubi nagaku / kuchibashi nagaku / ashi nagaku / inochi mo nagaku / soroi tsuru kana. Terjemahan: 30

12 Leher yang panjang paruh yang panjang kaki yang panjang nyawa pun juga panjang semuanya seragam untuk burung bangau Jepang Analisis Keseluruhan Makna dari Haiku Kedua Menurut Red-Crowned Crane-Birdlife Species Factsheet dalam Birdlife International (2008), kata tsuru yang tertulis dalam kanji Jepang pada haiku tersebut 鶴 diartikan sebagai burung bangau Jepang atau dengan nama ilmiah Grus Japonensis, sedangkan dalam bahasa Inggris orang menyebutnya red crowned crane yang diartikan sebagai bangau bermahkota merah. Sesuai namanya burung bangau jenis ini berhabitat di negara Jepang khususnya di pulau Hokkaido, kota Kushiro dan bila burung tersebut melakukan migrasi, mereka akan terbang secara berkelompok dan saling menjaga satu sama lain. Bangau ini termasuk spesies binatang terlangka di dunia dan memiliki ciri ciri bentuk fisiknya yang tinggi sekitar 150 cm, leher yang panjang, kaki yang panjang, bulu pada badannya yang putih dan bulu bagian belakang badan dan sayapnya yang hitam. Gambar Tsuru / Grus Japonensis (Burung Bangau Jepang) Paruh yang panjang Atas kepala yang berwarna merah Leher yang panjang Kaki yang panjang Sumber : 31

13 Analisis: Di Jepang, tsuru (burung bangau Jepang) merupakan jenis burung yang memiliki paling banyak arti dalam simbolisme Jepang jika dibandingkan dengan jenis jenis burung lainnya seperti oshidori (bebek mandarin), karigane (angsa), mimizuku (burung hantu), dan jenis jenis burung lainnya yang memiliki arti simbolisme. Oleh karena itu, ada banyak kuil kuil shinto di Jepang yang menggunakan gambar tsuru sebagai simbol akan kebudayaan mereka. Arti arti simbolisme tsuru (burung bangau Jepang) ini yaitu, menurut analisa Calza (2005 : 443) mengemukakan bahwa tsuru disimbolkan sebagai keabadian. Hal ini dikarenakan, burung tersebut memiliki umur yang panjang seperti binatang kura kura yang dapat hidup hingga umur 100 tahun lebih. Lalu tsuru juga disimbolkan sebagai kesetiaan, perdamaian dan keharmonisan. Hal ini dikarenakan, berdasarkan pada kehidupan biologis burung ini menurut Voeler (1998) mengemukakan bahwa burung bangau ini hidup di dalam komunitas dimana mereka tidak pernah melakukan perkelahian antar sesama, baik perkelahian dalam merebutkan makanan maupun merebutkan burung betina seperti yang dilakukan jenis binatang liar lainnya dan burung ini juga mempunyai sifat yang setia pada pasangannya hingga seumur hidupnya seperti arti simbolisme oshidori sebagai kesetiaan dan kebahagiaan. Tidak hanya itu, menurut kepercayaan orang Jepang pada Symbolism Of Oriental Motif dalam Waiapo Website (2008) mengemukakan bahwa tsuru juga disimbolkan sebagai kemakmuran. Oleh karena itu, jika melihat dari arti arti dalam simbolisme tersebut, kata tsuru dalam haiku ini merupakan suatu metafora dari perdamainan, sehingga kalimat pada haiku ini dapat dikonotasikan dengan keinginan dan harapan manusia untuk menciptakan perdamaian dan keharmonisan. Seperti dalam hal diri kita, 32

14 Koryūsai (pelukis ukiyo-e dan penulis haiku kedua ini) juga berharap dan ingin manusia dapat hidup dengan kedamaian dan keharmonisan karena dengan adanya perdamaian, maka akan dapat mencakup keseluruhan arti simbolisme pada kata tsuru sebagai keabadian (perdamaian berarti tidak ada peperangan, sehingga tidak akan terjadi korban jiwa akibat perang dan manusia dapat hidup lebih lama), kemakmuran, dan kesetiaan (perdamaian berarti tidak ada musuh, sehingga tidak akan ada seorangpun yang dihianati). Semuanya berhubungan, apabila perdamaian dapat mencakup keseluruhan arti dari simbolisme tsuru sebagai keharmonisan, kemakmuran, keabadian, dan kesetiaan. Pada terjemahan haiku kedua ini, hubungan erat tersebut masih dapat dirasakan, seperti cara Koryūsai dalam menulis bahwa tsuru, benar benar memiliki kaki yang panjang, paruh yang panjang, leher yang panjang, dan nyawa yang panjang. Begitu pula pada susunan kata kata dalam haiku-nya, yang tersusun dan ditulis secara berurutan seolah olah memiliki hubungan antara satu kluasa dengan klausa lainnya, dengan tujuan untuk memperkuat makna haiku. Penjelasan mengenai keterkaitan hubungan antar satu klausa dengan klausa lainnya dapat di lihat pada diagram 3.1: 33

15 Diagram 3.1. Hubungan Antar Setiap Klausa Dalam Haiku kedua 首長く Kubi nagaku 觜長く Kuchibashi nagaku 首長く觜長く足長く命も永くそろい鶴 かな Kubi ngaku kuchibashi nagaku ashi nagaku i hi k i t k 足長く ashi nagaku i 命も永く inochi mo nagaku Dengan kata lain, Koryūsai (pelukis ukiyo-e dan penulis haiku kedua ini) dengan sengaja menyusun penulisan haiku, baik pada subjek utamanya yaitu tsuru, lalu setiap kata kata maupun dengan klausa - klausa yang berhubungan. Dengan maksud untuk menjelaskan bahwa sesuatu akan dapat disebut perdamaian apabila ada kemakmuran, keharmonisan, kesetiaan, dan keabadian. Seperti yang tertulis pada haiku Jepangnya Kubi nagaku kuchibashi nagaku ashi nagaku inochi mo nagaku soroi tsuru kana dapat diartikan menjadi sesuatu akan dapat disebut sebagai burung bangau Jepang apabila memiliki leher yang panjang, paruh yang panjang, kaki yang panjang, dan nyawa yang panjang pula. Penjelasan mengenai makna referensial dapat di lihat dari tabel 3.5: 34

16 Tabel 3.5. Makna Referensial dari Haiku Kedua. Benda Nyata Menciptakan perdamaian untuk memperoleh kemakmuran, keharmonisan, kesetiaan, dan keabadian Benda Referensial 首長く觜長く足長く命も永くそろい 鶴かな. Kubi ngaku kuchibashi nagaku ashi nagaku inochi mo nagaku soroi tsuru kana. (Leher yang panjang, paruh yang panjang, kaki yang panjang, nyawa pun juga panjang, semuanya seragam untuk burung bangau Jepang) keinginan dan harapan manusia 35

17 3.3. Analisis Haiku Ketiga Gambar Ukiyo-e Karya Katsushika Hokusai (1834) ===== Judul Ukiyo-e: 鷽垂桜 Uso Tarezakura Bacaan Kaligrafi Haiku: Sumber : Calza (2005 : 180) 鳥一つ / 濡れていでけり / 朝桜 Tori Hitotsu / Nurete Idekeri / Asazakura. Terjemahan: (Perbesaran Kaligrafi Haiku) Hanya satu burung dengan basah kuyup muncul keluar pohon sakura di pagi hari. 36

18 Analisis Kata Tori Kata tori pada haiku ini yang berarti burung, merupakan suatu subjek yang memiliki peran penting dalam analisis makna haiku ini, dan arti suatu simbolisme tidak akan dapat ditemukan apabila kata tersebut hanyalah sekedar burung tanpa spesifik yang jelas akan jenis burungnya. Akan tetapi, penulis dapat mengetahui jenis burung pada haiku ini dengan melihat judul Ukiyo-e dari haiku ketiga ini Uso Tarezakura yang diartikan Burung kutilang bergantung pada pohon sakura, sehingga penulis dapat memastikan bahwa yang kata tori dalam haiku ini merupakan burung yang berjeniskan burung kutilang dengan kanji Jepangnya 鷽 dibaca Uso. Seperti pada gambar di bawah ini. Gambar Uso (Burung Kutilang) (Perbesaran Gambar Pada Ukiyo-e) Sumber : Sumber : Calza (2005 : 180) Menurut Finches Bullfinch Pyrrhula Pyrrhula dalam BirdGuides (1999), menjelaskan bahwa burung kutilang atau dengan nama ilmiah Pyrrhula pyrrhula dan nama Inggrisnya Eurasian Bullfinch merupakan tipe burung yang terkenal karena bentuk 37

19 fisiknya yang gemuk sekitar 26 g dengan ukuran cm, panjang sayap 28 cm, binatang ini juga terkenal akan pekerjaannya yang rapi (dalam menyusun kandang tempat bertelor). Burung kuting ini berhabitat di Inggris dan Jepang pada daerah hutan belantara. Analisis: Menurut Bullfinch Festival dalam World Events Guide (2008), menjelaskan bahwa di Jepang, burung kutilang telah dijadikan sebagai simbol tradisi dalam festival yang dinamakan Usokae dalam kanji Jepangnya 鷽替え diartikan sebagai bertukaran kebohongan atau bertukaran burung kutilang. Tujuan dalam festival tersebut adalah untuk menukar tahun lalu yang penuh kebohongan dan sifat sifat negatif dengan tahun baru yang penuh kejujuran dan kebahagiaan. Festival ini diadakan di Perfektur Fukuoka pada kota Dazaifu di tempat keramat Dazaifu Tenmangu, festival ini diadakan setiap pada bulan Januari. Menurut Usokae (Bullfinch Exchance) dalam Japan National Tourist Organization (2007) juga menjelaskan mengenai festival Usoka bahwa burung kutilang telah dijadikan sebagai simbol akan kebahagiaan dan keberuntungan, sehingga orang orang Jepang memetaforakan burung tersebut sebagai pembawa pesan kebaikan dari Tenjin-sama atau diartikan sebagai Dewa. Dalam hal ini, tidak ada penjelasan yang dapat dimengerti mengenai alasan kenapa burung tersebut dikatakan sebagai simbol kebahagiaan dan keberuntungan. Hal tersebut dikarenakan, sedikitnya jumlah orang yang mengetahui festival tersebut karena hanya dirayakan setahun sekali pada satu kota dan pada satu kuil saja di Jepang yaitu di kota 38

20 Daizafu pada kuil Daizafu Tenmangu. Penjelasan mengenai makna referensial dapat di lihat dari tabel di bawah ini: Tabel 3.6. Makna Referensial dari Kata Tori Benda Nyata Pembawa pesan kebaikan dari Dewa Benda Referensial Tori (Uso) Burung Kutilang Kebahagiaan dan Keberuntungan Analisis Kata Sakura Berdasarkan pada pengertian kata, menurut Nelson (2003 : 500) kata sakura yang tertulis dalam kanji Jepang 桜 diartikan sebagai pohon ceri yang berbunga, atau suatu nama dari jenis bunga. Kemudian jika di lihat dari asal mula kata Sakura, menurut Colenciuc (2008) mengemukakan bahwa kata sakura tersebut, merupakan suatu pelencengan kata dari sakuya yang berarti berbunga atau bermekaran, sedangkan kata sakuya tersebut merupakan kata yang di ambil dari nama seorang wanita dalam mitologi Jepang Konohana Sakuya Hime yang diartikan Putri Pohon Berbunga Mekar, seorang putri yang diceritakan bahwa Sakuya Hime merupakan seorang anak dari Dewa Ohoyamatsumi yang tinggal di tempat keramat pada puncak gunung Fuji. Pada mitologi tersebut, Konohana Sakuya Hime telah dijadikan arti simbolisme sebagai kehidupan duniawi yang lembut. 39

21 Gambar Patung Konohana Sakuya Hime Sumber : Menurut Spring In Japan! dalam The Japanese Connection (2008), mengemukakan bahwa dalam setiap tahun nya di Jepang, bunga sakura atau dengan nama ilmiah Prunus Serrulata hanya dapat berbunga pada waktu musim semi dan membutuhkan waktu sekitar enam sampai delapan minggu untuk bunga sakura supaya dapat berbunga dengan seutuhnya. Tidak hanya itu, sakura juga memiliki sistem cara berbunga yang unik karena secara perlahan lahan pohon sakura berbunga terlebih dahulu dari daerah Selatan Jepang (pulau Okinawa), hingga baru mulai berbunga ke daerah Utara Jepang (pulau Hokkaido). Sehingga pada setiap perfektur di Jepang, bunga sakura memiliki tanggal waktu berbunganya yang berbeda beda. Tanggal tersebut dapat di lihat pada gambar 3.14: 40

22 Gambar Tanggal Berbunganya Pohon Sakura Sumber : Analisis: Chow Lee (1995 : 142) menjelaskan bahwa berdasarkan pada pengaruh ajaran agama Budha di Jepang, orang orang Jepang memetaforakan sakura sebagai kehidupan alam yang sementara dan kecantikan yang sesaat. Hal ini dapat dibenarkan, karena berdasarkan kehidupan biologi pertumbuhan bunga ini, seperti yang telah diungkapkan menurut Spring In Japan! dalam The Japanese Connection (2008) mengemukakan bahwa bunga sakura membutuhkan waktu sekitar enam sampai delapan minggu untuk menunggu bunga tersebut benar benar bermekar, tetapi bunga yang telah bermekar tersebut membutuhkan waktu di bawah dua minggu untuk layu dan berguguran, sehingga dengan kata lain bunga sakura memiliki umur yang lebih singkat untuk masa berbunganya daripada umur pada saat pertumbuhannya. 41

23 Gambar Sakura (Perbesaran Gambar Pada Ukiyo-e ketiga) Sumber : Calza (2005 : 180) (Gambar Bunga Sakura asli) Sumber : Tidak hanya itu, menurut Ohnuki-Tierney (2002 : 9-10) juga mengemukakan bahwa bunga sakura yang berguguran sebagai simbol pejuang yang jatuh dan mati karena keberaniannya dalam peperangan. Sehingga dalam arti simbol tersebut pada saat perang dunia kedua, unit pasukan kamikaze Jepang menggunakan gambar sakura pada samping bomnya dan juga pesawat terbang sebagai motivasi simbolnya. Jika didasari pada arti - arti simbolisme sakura tersebut, yaitu sebagai pejuang yang jatuh karena keberaniannya dan juga metaforanya sebagai kehidupan dan kecantikan yang sesaat. Dapat dipastikan bahwa kata sakura pada haiku ketiga ini, merupakan suatu makna yang dikonotasikan dengan sesuatu yang sesaat atau sementara. Hal ini dikarenakan, jika melihat dari arti simbolisme sakura sebagai pejuang yang jatuh, kehidupan dan kecantikan yang sementara. Semua arti dari simbolisme tersebut, mencoba mengatakan sesuatu bahwa kehidupan, kecantikan, atau bahkan segala sesuatu yang ada pada diri makhluk hidup baik itu manusia maupun binatang lainnya, semuanya bersifat sementara (tidak ada sesuatu yang hidup selamanya), sama seperti bunga yang 42

24 membutuhkan waktu tidak lama untuk layu. Penjelasan mengenai makna referensial dapat di lihat dari tabel di bawah ini: Tabel 3.7. Makna Referensial dari Kata Sakura Benda Nyata Kehidupan, kecantikan, atau segala sesuatu pada diri makhluk hidup Benda Referensial Sakura Sementara, tidak berlangsung selamanya Analisis Keseluruhan Makna dari Haiku Ketiga Untuk haiku yang ketiga, merupakan hasil penulisan kaligrafi yang tertulis di dalam ukiyo-e karya Hokusai yang di buat pada zaman Edo (1834) dengan judul dalam bahasa Jepangnya Uso Tarezakura yang diartikan Burung kutilang bergantung pada pohon sakura. Haiku tersebut adalah: 鳥一つ濡れていでけり朝桜 Tori Hitotsu Nurete Idekeri Asazakura. Terjemahan: Hanya satu burung dengan basah kuyup muncul keluar pohon sakura di pagi hari. Analisis: Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, makna dari kata tori merupakan burung yang berjeniskan burung kutilang karena berdasarkan dari judul ukiyo-e Uso darezakura yang berarti Burung kutilang bergantung pada pohon sakura, sehingga 43

25 makna dari kata tori adalah makna yang dikonotasikan dengan arti simbolismenya sebagai kebahagiaan dan keburuntungan. Kemudian pada kata Asazakura yang diartikan pohon sakura di pagi hari merupakan makna yang dikonotasikan dengan sesuatu yang berlangsung sementara atau tidak akan hidup selamanya. Kata Asa (pagi hari) dalam haiku ini merupakan bagian dari tata cara penulisan haiku yang disebut sebagai kandungan kigo berfungsi untuk melambangkan atau mendalami suatu masa, musim, dan waktu di dalam puisi, sehingga dapat menunjukkan keterangan mengenai waktu, sehingga kata Asa tersebut bermakna denotasi dan tidak memiliki perasaan tambahan. Tidak hanya itu, di dalam haiku ketiga ini menyebutkan Tori Hitotsu Nurete Idekeri Asazakura yang diartikan Hanya satu burung dengan basah kuyub muncul keluar pohon sakura di pagi hari, yang harus diperhatikan disini adalah adanya kata Hitotsu dan frase Nurete Idekeri. Kenapa burung tersebut hanya ada satu (Hitotsu) dan muncul keluar dalam keadaan basah (Nurete Idekeri). Hal ini dikarenakan, kata satu dalam haiku ini merupakan suatu majas metafora akan kesempatan yang hanya akan datang sekali, kemudian pada frase Nurete Idekeri ini merupakan majas metafora akan terlahir baru (seperti bayi yang baru terlahir dari kandungan ibu, sehingga dalam keadaan basah kuyup akan darah). Sehingga makna dari haiku ini, Hokusai (penulis haiku dan pelukis ukiyo-e ini) ingin memberitahu bahwa kesempatan baru akan keberuntungan dan kebahagiaan hanya akan datang satu kali, dan kesempatan tersebut hanya akan terjadi dalam waktu sesaat. Seperti dalam haiku Jepang Tori Hitotsu Nurete Idekeri Asazakura yang diartikan pada pohon sakura di pagi hari, hanya ada satu burung yang keluar dalam keadaan basah kuyup. Penjelasan mengenai makna referensial dapat di lihat pada tabel3.8: 44

26 Tabel 3.8. Makna Referensial dari Haiku Ketiga. Benda Nyata kesempatan baru akan keberuntungan dan kebahagiaan Benda Referensial Tori Hitotsu Nurete Idekeri Asazakura (pada pohon sakura di pagi hari, hanya ada satu burung yang keluar dalam keadaan basah kuyup) Kesempatan baru yang hanya akan datang satu kali dan kesempatan tersebut hanya akan terjadi dalam sementara waktu 45

Abstraksi. Kata Kunci : - Haiku - Arti Simbolisme

Abstraksi. Kata Kunci : - Haiku - Arti Simbolisme Abstraksi Bila ingin mengetahui makna dari ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang), maka harus memahami penulisan kaligrafinya yang tertulis berupa haiku (Puisi Jepang). Oleh karena itu, tujuan penulisan skripsi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Untuk dapat memahami makna dari suatu ukiyo-e (seni lukisan kuno Jepang) tidak akan cukup dengan melihat gambar atau lukisannya saja, tetapi harus mengetahui pula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung

Bab 4. Simpulan dan Saran. Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung Bab 4 Simpulan dan Saran 4.1 Simpulan Setelah penulis melakukan analisis makna dari dua motif yaitu motif burung bangau atau tsuru dan motif pohon cemara atau matsu yang digunakan pada kain furoshiki sebagai

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami

Bab 2. Landasan Teori. Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Semantik Tentang Makna Untuk dapat menemukan makna dari suatu haiku, maka kita harus memahami pangertian makna itu sendiri sebagai dasar dari analisis. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. dicintai oleh masyarakat Jepang. Ada istilah dalam bahasa Jepang yang mengatakan

Bab 5. Ringkasan. dicintai oleh masyarakat Jepang. Ada istilah dalam bahasa Jepang yang mengatakan Bab 5 Ringkasan Bunga sakura merupakan bunga nasional negara Jepang dan bunga yang sangat dicintai oleh masyarakat Jepang. Ada istilah dalam bahasa Jepang yang mengatakan hana to ieba, sakura no koto,

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap

Bab 1. Pendahuluan. Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Karakteristik geografis suatu negara senantiasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan bangsanya. Hal ini dapat dilihat pada sejarah, tabiat dan watak bangsa tersebut.

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), yang bersifat arbitrer dan konvensional,

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di berbagai belahan dunia selain bahasa inggris. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak ragam huruf, bahasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara

Bab 5. Ringkasan. Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara Bab 5 Ringkasan Bahasa adalah sistem tanda yang menimbulkan reaksi yang sama pada lawan bicara yang menimbulkan reaksi yang sama bila orang menanggapinya. Penulis memilih lirik lagu Uzu karya Isshi dengan

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk. Akhiran tra berarti alat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerita rakyat adalah bagian dari kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu masyarakat

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam, bagi mereka

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam, bagi mereka Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang sangat menghargai alam, bagi mereka alam merupakan hal yang harus dihargai. Hal-hal ini tercermin dalam kehidupan dan kebudayaan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. bepergian ke rumah pemandian umum atau disebut dengan sentou 銭湯 pada tahun

Bab 1. Pendahuluan. bepergian ke rumah pemandian umum atau disebut dengan sentou 銭湯 pada tahun Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Menurut Relache (2011), kain furoshiki 風呂敷 adalah salah satu hasil kebudayaan Jepang yang mengandung nilai seni, fungsional serta ramah lingkungan ini awalnya digunakan

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dari hasil analisis pada bab tiga dan dengan menyesuaikannya dengan tujuan dari penelitian ini, pada bab empat ini saya akan menyampaikan kesimpulan yang dapat saya

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional, tetapi juga bahasa-bahasa asing lain

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga Bab 5 Ringkasan Komik atau yang dikenal dengan sebutan manga adalah salah satu budaya pop negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga telah dikenal luas oleh

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara maju di Asia yang kedudukannya di dunia setingkat dengan negara-negara di Eropa dan Amerika. Letak geografis Jepang terletak di Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi kepada sesamanya, baik itu lisan maupun tulisan. Menurut Parera (1997:27), bahasa ialah

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bagi pembelajar yang berasal dari negara yang tidak mempelajari kanji ( 非漢字圏 )seperti orang Indonesia, kanji merupakan salah satu huruf yang dirasa sulit, karena jumlahnya

Lebih terperinci

Dahulu kala di Cina ada seorang anak laki-laki bernama Ping yang sangat menyukai bunga. Apapun yang dia tanam menjadi mekar.

Dahulu kala di Cina ada seorang anak laki-laki bernama Ping yang sangat menyukai bunga. Apapun yang dia tanam menjadi mekar. Dahulu kala di Cina ada seorang anak laki-laki bernama Ping yang sangat menyukai bunga. Apapun yang dia tanam menjadi mekar. Ada bunga-bunga, semak-semak, dan bahkan pohon-pohon buah yang besar, seakan-akan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai

Bab 5. Ringkasan. Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai Bab 5 Ringkasan Temari adalah simbol perfeksionisme di Jepang. Temari kerap diberikan sebagai hadiah yang diberikan saat berbahagia. Dahulu temari juga dikenal sebagai bola kesayangan para ibu. Di sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu jenis bahasa yang berisi nasihat dan pedoman hidup atau sindiran terhadap seseorang adalah peribahasa. Pada awalnya, peribahasa adalah karya sastra lisan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Persoalan kebahasaan yang sering dihadapi dalam pengajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu) terhadap B2 (bahasa yang dipelajari).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam. Masing-masing bahasa memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri. antara anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. ragam. Masing-masing bahasa memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri. antara anggota masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek kajian linguistik dan sangatlah beraneka ragam. Masing-masing bahasa memiliki keunikan atau ciri khas tersendiri. Bahasa juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan penuturnya untuk menyampaikan gagasan, pikiran, ide, dan perasaannya dalam berbagai situasi. Cara penyampaian pikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam.

Bab 1. Pendahuluan. Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jepang merupakan kebudayaan yang sangat erat dengan alam. Kebudayaan tersebut diaplikasikan secara langung melalui karya seni. Kebudayaan yang dihasilkan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3.

Bab 2. Landasan Teori. untuk mendukung analisis pemaknaan dari lagu Without You yang terdapat di bab 3. Bab 2 Landasan Teori Dalam bab dua ini akan dibahas mengenai beberapa teori yang berhubungan dengan semantik yang meliputi makna dan majas disertai dengan pengkajian puisi. Hal tersebut untuk mendukung

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

PDF created with FinePrint pdffactory trial version  YUK BELAJAR NIHONGO 1 YUK BELAJAR NIHONGO PENGANTAR Saat ini sedang bekerja di sebuah perusahaan Jepang? Atau barangkali sedang kuliah jurusan Bahasa Jepang, atau suatu saat anda ingin pergi ke Jepang baik untuk belajar atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta Buddayah. Kata Buddayah adalah bentuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta Buddayah. Kata Buddayah adalah bentuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Kebudayaan Para pakar Antropologi budaya Indonesia umumnya sependapat bahwa kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta Buddayah. Kata Buddayah adalah bentuk jamak dari

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut:

Bab 2. Landasan Teori. mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan semantik adalah sebagai berikut: Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini saya akan memperkenalkan teori-teori yang akan digunakan untuk menganalisis bab 3. 2.1 Semantik 意味論 Dalam menganalisis lagu, tidak dapat terlepas dari semantik. Keraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN 1.1.1 LATAR BELAKANG Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10 bagian yaitu doushi (verba), i-keiyoushi (adjektiva),

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR. 2.1 Aspek Dalam Bahasa Jepang Berdasarkan Konsep Ken Machida 8 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Pada bab ini, penulis akan membahas mengenai konsep pemikiran yang akan mendukung analisis data pada bab selanjutnya. Konsep tersebut berupa, tentunya konsep aspek dalam bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

Beruang Kutub. (Ursus maritimus) Nana Nurhasanah Nabiilah Iffatul Hanuun

Beruang Kutub. (Ursus maritimus) Nana Nurhasanah Nabiilah Iffatul Hanuun Beruang Kutub (Ursus maritimus) Nana Nurhasanah 1417021082 Nabiilah Iffatul Hanuun 1417021077 Merupakan jenis beruang terbesar. Termasuk kedalam suku Ursiidae dan genus Ursus. Memiliki ciri-ciri sebagai

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek penelitian linguistik. Dilihat dari fungsinya bahasa merupakan sesuatu yang sangat penting bagi manusia, sebab bahasa sebagai alat komunikasi,

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

Disusun oleh Malang Eyes Lapwing, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Disusun oleh Malang Eyes Lapwing, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Disusun oleh Malang Eyes Lapwing, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang Mengapa kita mengamati burung? Berbagai jawaban bias diberikan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Ada yang tertarik karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan mungkin paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti rawa,

Lebih terperinci

Dhekamora BUNGA INI HANYA UNTUKMU

Dhekamora BUNGA INI HANYA UNTUKMU Dhekamora BUNGA INI HANYA UNTUKMU Dan biarkan aku memujamu, menulis syair terindah,melafatkan mantra sakti mandra guna, atau sekedar puisi tanpa makna @dhekamora 2 Cinta adalah satu kata yang enak untuk

Lebih terperinci

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa

Dikenal dengan nama Vulkan dalam mitologi Romawi. Ia adalah putra pertama dewa Zeus Dalam mitologi, Zeus adalah Dewa Pemimpin yang bertahta di Olympus. Ia menikah dengan adik perempuannya, Hera yang menjadi Dewi Penikahan. Zeus membagi dunia menjadi tiga dan membagi dunia-dunia tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia ini Tuhan menciptakan mahkluk hidup saling berdampingan. Tidak hanya manusia dengan manusia ataupun hewan dengan hewan, namun tidak ada juga manusia yang hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai media untuk menyampaikan suatu gagasan, pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang digunakan manusia dapat

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu

Bab 5. Ringkasan Skripsi. yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu Bab 5 Ringkasan Skripsi Jepang adalah salah satu negara maju di dunia dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam dunia industri, serta eksistensi agama Buddha menjadi salah satu faktor penting yang menyertai

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu yang mempelajari bahasa disebut linguistik. Dalam bahasa Jepang linguistik disebut juga dengan gengogaku. Ada lima cabang ilmu linguistik yang dipelajari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Tekukur Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang terbentang dari India dan Sri Lanka di Asia Selatan Tropika hingga ke China Selatan dan Asia

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Studi linguistik kognitif memandang bahwa makna suatu kata tidak akan muncul dengan sendirinya, tetapi dibalik itu ada hal yang melatarbelakanginya. Tujuan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak kebudayaan yang cukup unik. Uniknya kebudayaan-kebudayaan yang ada di Jepang biasanya dipengaruhi pula

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI 2.1 Pengertian Joshi Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji.

Lebih terperinci

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5

1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 UNIT KEGIATAN BELAJAR (UKB JEP-02-05) 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : BAHASA JEPANG PEMINATAN b. Semester : Genap c. KompetensiDasar : 3.5 dan 4.5 3.5menganalisisungkapanyangmenyatakankemampuan (dekirukoto)

Lebih terperinci

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka Burung Jalak Bali Burung Jalak Bali Curik Bali atau yang lebih dikenal dengan nama Jalak Bali, merupakan salah satu spesies burung cantik endemis Indonesia. Burung

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di

Bab 2. Landasan Teori. Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di Bab 2 Landasan Teori 2.1. Periklanan Iklan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Iklan dapat ditemui di mana saja, misalnya di dalam surat kabar, majalah, televisi dan lain-lain. Iklan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis

Bab 2. Landasan Teori. berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Semantik Kata semantik berasal dari kata Yunani, semainen yang artinya bermakna atau berarti. Istilah semantik berpadanan dengan kata semantique dalam bahasa Perancis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan negara kepulauan yang wilayahnya terdiri dari pulaupulau berbentuk melengkung, terbentuk dari timur laut ke barat daya di lautan bagian timur benua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari* ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI Mei Ambar Sari* Abstrak Novel Bocchan karya Natsume Souseki merupakan salah satu novel yang masih banyak dibaca oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan orang lain untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Dan untuk melakukan hal tersebut, bahasa adalah aspek penting yang menjadi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang dikenal sebagai bangsa yang sangat menghargai alam. Masyarakat

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang dikenal sebagai bangsa yang sangat menghargai alam. Masyarakat Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang dikenal sebagai bangsa yang sangat menghargai alam. Masyarakat Jepang memiliki suatu kebudayaan yang mendasar dalam memandang alam sebagai segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering

BAB I PENDAHULUAN. Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cerita fantasi banyak disukai oleh penggemar novel. Cerita fantasi sering berisi teka-teki dan menggunakan latar cerita yang unik, misalnya perjalanan waktu atau perjalanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Psikologi Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang berarti jiwa dan logos yang berarti ilmu. Karena itu psikologi bisa diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Third New International (seperti dikutip Al Ichsan, 2013: 4), origami merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Third New International (seperti dikutip Al Ichsan, 2013: 4), origami merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seni melipat kertas, atau yang sering disebut origami, merupakan salah satu seni yang populer di kalangan masyarakat Jepang. Menurut kamus webster s Third New

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan manusia untuk mengerti satu sama lain. Semua orang menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dari satu kelompok sosial tertentu atau orang lain yang sudah mempelajari kebudayaan

Lebih terperinci