MODEL BISNIS KAWASAN PETERNAKAN KABUPATEN SUBANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODEL BISNIS KAWASAN PETERNAKAN KABUPATEN SUBANG"

Transkripsi

1 MODEL BISNIS KAWASAN PETERNAKAN KABUPATEN SUBANG Ferdi Fathurohman 1) 1) Program Studi Agroindustri, Politeknik Negeri Subang, Jl. Arief Rahman Hakim, No.8 Cigadung, Subang; Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi model bisnis canvas yang terdiri dari sembilan elemen dan memetakan bagaimana strategi yang digunakan untuk peningkatan dan pengembangan bisnis kawasan peternakan Kabupaten Subang. Jenis penelitian ini penelitian deskriptif studi kasus. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif dengan sequential exploratory design. pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan menyebarkan kuisioner kepada para peternak dan kelembagaan di kawasan peternakan. Hasil yang diperoleh dimana model bisnis dikatakan sudah baik jika ditinjau dari sembilan elemen menurut konsep business model canvas. Penelitian ini menemukan bahwa kekuatan kawasan peternakan adalah pada kategori tinggi. Peluang sangat tinggi pada segmen pelanggan dan ancaman tinggi pada value propositions. Maka dari itu, kawasan peternakan Cinagarabogo Kabupaten Subang disarankan untuk melakukan pengembangan bisnis dengan cara; menambah segmen pelanggan yaitu kalangan rumah makan, DKM mesjid dan perusahaan besar, meningkatkan value proposition dengan membuka kios daging dan membuka usaha olahan daging, membuat website, melakukan konsinyasi dengan beberapa sales points dan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan mencari freelance web developer. Kata Kunci. Kawasan Peternakan, Model Bisnis Canvas, Strategi Pengembangan Abstract. The purpose of this research is to identify the canvas business model consisting of nine elements and mapping out the strategies used to improve and develop the business area of Kabupaten Subang. This research type is descriptive research case study. The method used is qualitative and quantitative method with sequential exploratory design. data collection was done by in-depth interviews, observations and spreading questionnaires to farmers and institutional farms. The results obtained where the business model is said to have been good if viewed from the nine elements according to the concept of business model canvas. This study found that the strength of the livestock area is in the high category. Opportunities are very high on the customer segment and high threats on value propositions. Therefore, the area of farms Cinagarabogo Kabupaten Subang suggested to do business development by way of; increase the customer segment, restaurants, mosques and large corporations, increase the value proposition by opening meat kiosks and opening meat-making businesses, creating websites, doing consignment with some sales points and collaborating with universities and looking for freelance web developers. Keyword: livestock area, Canvas Business Model, Development Strategy 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 36

2 Pengembangan ternak sapi potong secara kuantitas telah memberikan dampak yang sangat nyata terhadap peningkatan pendapatan masyarakat dalam memperbaiki kesejahteraannya. Pengembangan yang masih bertumpu pada kekuatan peternakan rakyat menjadikan usaha ini pada umumnya masih dikelola secara tradisional. Tujuan pemeliharaan yang masih sebagai usaha sampingan dari kegiatan bertani menyebabkan permintaan pasar belum menjadi pertimbangan utama usaha peternakan. Dalam kondisi tersebut sangat sulit mendorong masyarakat untuk mencapai skala usaha yang ekonomis dalam usaha peternakan (Fathurohman, 2016) Perkembangan peternakan terutama dalam sapi potong telah dilakukan secara turun temurun dan memperlihatkan perkembangan yang cukup baik termasuk di kelompok-kelompok. Pada umumnya masyarakat memiliki ternak terutama ternak domba dan ternak sapi potong dengan motif pemeliharaan sebagai usaha sampingan dan untuk tabungan, hal ini sangat memungkinkan karena kondisi alam, ketersediaan rumput dan perhatian dari pemerintah setempat untuk berkembangnya ternak sapi potong sangat mendukung. Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pertanian pada tahun 2015 mengeluarkan program kawasan peternakan dengan nama Sentra Peternakan Rakyat atau biasa dikenal dengan istilah SPR. SPR merupakan perkumpulan peternak rakyat dengan tujuan mewujudkan peternak yang bedaulat (Dirjen PKH, 2015). SPR sudah terbentuk kurang lebih 2 tahun. Sudah banyak program yang dilaksanakan oleh SPR mulai dari pembenahan administrasi kelompok, pelatihan-pelatihan serta pendampingan baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Namun pada tahun 2017 program bantuan dari pemerintah pusat untuk SPR tidak lagi diberikan sehingga program-program yang tadinya sudah berjalan menjadi kurang efektif. Salah satu kawasan peternakan di Indonesia adalah kawasan peternakan Cinagarabogo Kabupaten Subang. Selama kurang lebih 2 tahun menjalankan usaha kawasan peternakan melakukan penjualan melalui offline dan juga online. Menurut informasi yang diperoleh dari kelompok ternak yang tergabung dalam kawasan, persaingan dalam peternakan semakin ketat, sehingga peternak terus berusaha untuk bertahan bahkan berkembang. Banyak organisasi yang tumbuh pesat karena dapat menciptakan model bisnis yang tepat. Business model canvas (BMC) berhasil mengubah konsep model bisnis yang rumit menjadi sederhana (Fathurohman, 2016) 1.2. Tujuan Penggunaan model bisnis yang sederhana, mendorong sebanyak mungkin peternak untuk ikut terlibat dalam pengembangan model bisnis perusahaan. Berdasarkan penjelasan yang telah diungkapkan dan jika dikaitkan dengan konsep BMC, maka tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Memetakan kondisi model bisnis kawasan peternakan Kabupaten 37

3 Subang yang sedang berjalan. 2. Mengevaluasi model bisnis kawasan peternakan Kabupaten Subang dengan menggunakan analisis strengths, weaknesess, opportunities, dan threats (SWOT). 3. Merekomendasikan rancangan model bisnis baru sebagai pengembangan usaha Kawasan Peternakan Kabupaten Subang Tinjauan Pustaka The business model canvas didefinisikan sebagai A shared language for describing, visualizing, assessing, and changing business model (Osterwalder, 2010) yakni sebuah bahasa untuk melukiskan, menvisualisasikan, menilai dan merubah model bisnis. BMC digambarkan dengan sembilan building blocks yang menunjukan bagaimana sebuah perusahaan menghasilkan uang: a. Customer segments menggambarkan sekelompok orang atau organisasi yang ingin dijangkau atau dilayani oleh perusahaan. b. Value propositions adalah alasan mengapa pelanggan beralih dari satu perusahaan ke perusahaan lain. c. Channels menggambarkan bagaimana perusahaan berkomunikasi dan menjangkau customer segments untuk menyampaikan value propositions. d. Customer relationships menggambarkan tipe hubungan yang perusahaan bangun dengan customer segments tertentu. e. Revenue streams menggambarkan uang yang dihasilkan perusahaan dari setiap customer segments. f. Key resources menggambarkan aset- aset terpenting yang diperlukan agar sebuah model bisnis dapat berjalan. g. Key activities menggambarkan halhal terpenting yang harus dilakukan perusahaan agar model bisnisnya dapat berjalan. h. Key partnerships menggambarkan jaringan pemasok dan mitra yang membuat model bisnis dapat berjalan. i. Cost structure menggambarkan semua biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan model bisnis. Menurut (Fathurohman, 2016) dan untuk medesain BMC, kita bisa mengikuti tiga langkah berikut ini: 1. Potret atau petakan model bisnis saat ini. Potret pada sembilan elemen bisnis model, didasarkan atas kondisi bisnis yang sebenarnya terjadi. 2. Lakukan analisis SWOT. Analisis ini dilakukan pada masing-masing elemen. 3. Lakukan penyempurnaan model bisnis dan atau buat prototype. Hasil analisis SWOT kemudian digunakan untuk dua jenis tujuan. Yang pertama menyempurnakan model bisnis dan yang kedua melahirkan prototype model bisnis yang baru. 2. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deksriptif. Metode yang digunakan adalah gabungan metode 38

4 kualitatif dan metode kuantitatif dengan sequential exploratory design. Data kualitatif dikumpulkan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data kuantitatif menggunakan kuesioner yang berupa analisis SWOT untuk mengevaluasi model bisnis. Objek atau tempat penelitian yang dipilih adalah kawasan peternakan Kabupaten Subang Cinagarabogo (Kecamatan Cipunagara dan Kecamatan Cibogo). Responden dari pihak internal peternak yang diwawancarai yaitu anggota kelompok dan pengurus kelompok yang terdiri dari unsur Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Sedangkang Pihak eksternal peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada 40 pelanggan dan stake holder Kawasan Peternakan Cinagarabogo. Hal ini dilakukan untuk memeriksa jawaban responden yang merupakan pihak internal dan membandingkan dengan persepsi dari pelanggan atau stake holder sebagai pihak eksternal. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling di mana pengambilan sampel sumber data berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan BMC sebagai alat untuk pemetaan kondisi implementasi model bisnis perusahaan, serta mengusulkan rancangan model bisnis yang baru. Penilaian dari analisis SWOT menggunakan garis kontinum yang dibuat kategori sehingga dapat membantu dalam membuat usulan model bisnis yang baru. 3. Hasil dan Pembahasan Berikut ini merupakan gambaran hasil evaluasi penilaian SWOT Kawasan Peternakan Cinagarabogo Kabupaten Subang dan sembilan building blocks di kawasan berdasarkan data yang telah dikumpulkan disertai dengan hasil pembahasan menuruk block yang sesuai: Tabel. 1 Hasil Evaluasi Penilaian SWOT Kawasan Peternakan Cinagarabogo 9 Building Blocks Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) Peluang (Opportunities) Ancama (Threats) Customer Segments 9,51 = Sangat Tinggi 2,53 = Sangat Rendah 9,67 = Sangat Tinggi 6,00 = Cukup Value Propositions 9,00 = Sangat Tinggi 3,25 = Sangat Rendah 7,50 = Tinggi 8,00 = Sangat Tinggi Channels 9,20 = Sangat Tinggi 3,00 = Sangat Rendah 9,00 = Sangat Tinggi 5,00 = Rendah Customer 8,25 = Tinggi 4,00 = Rendah 6,50 = Cukup 2,00 = Sangat Rendah Relationships Revenue Streams 7,00 = Tinggi 4,00 = Rendah 6,60 = Cukup 5,50 = Cukup Key Resources 9,51 = Sangat Tinggi 2,90 = Sangat Rendah 6,50 = Cukup 7,00 = Tinggi Key Activities 8,00 = Tinggi 5,00 = Rendah 8,00 = Tinggi 3,50 = Sangat Rendah Key Partnerships 8,70 = Sangat Tinggi 3,50 = Sangat Rendah 6,00 = Cukup 4,00 = Rendah Cost Structure 8,75 = Sangat Tinggi 3,25 = Sangat Rendah 6,00 = Cukup 4,00 = Rendah KP Periusahaan Pengiriman, Pemasok bibit ternak, Bandar Ternak, KA Produksi, Promosi, Penjualan, Pengiriman Maintaning dan pembaharuan website VP Produk: Sapi bakalan, sapi indukan, anak sapi, produk olahan, pupuk, pakan jadi dan bahan pakan, membuka kios daging, membuka usaha olahan daging CR Personal communications: SMS, dan whatsapp Discount dan event, Majalah dan Koran, Informasi di website. CS Peternakan dikelompok lain, Pedagang daging, Kelompok pertanian, Pengadaan pemerintah 39

5 Mitra Konsinyasi Perguruan Tinggi Freelance web developer KR Alat produksi, alat pengolahan dan bahan pakan, Modal pribadi kolompok, bantuan pemerintah, dan pinjaman bank 20 kelompok ternak, 430 anggota dan pengurus Brand kawasan peternakan Cinagarabogo C$ Value-driven Penghasilan peternak, produksi, transportasi, promosi Upah Freelance web developer Kebijakan penukaran apabila tidak sesuai Jaminan Kualitas Harga Terjangkau Konsep pemberdayaan masyarakat Kemitraan dengan perusahaan CH Offline: Kandang peternak, secretariat SPR dan Rumah Potong Hewan, kios konsinyasi Online: Facebook, website Rumah makan DKM masjid Perusahaan besar R$ Direct sale Pendapatan dari penjualan konsinyasi Gambar. 1. Model Bisnis dan Rekomendasi Model Bisnis Kawasan Peternakan a. Customer Segments Segmen pelanggan yang dibidik kawasan peternakan Cinagarabogo adalah kalangan kelompok lain, pedagang daging, kelompok pertanian, pengadaan pemerintah, rumah makan dan DKM masjid. Kawasan menganggap segmen tersebut adalah segmen pelanggan yang paling penting. Di sini letak kelemahan kawasan, sasaran pelanggan adalah kelompok yang cenderung belum memiliki keuntungan yang baik dan masih bergantung kepada bantuan pemerintah. Namun kawasan memiliki peluang untuk memanfaatkan pasar yang semakin berkembang. Hal ini dibuktikan dengan peminat sepatu sapi bakalan dan indukan yang selalu tumbuh, jadi memungkinkan bagi kawasan melayani segmen pelanggan yang baru. Customer segments termasuk kedalam tipe segmented. Kawasan sulit untuk menaikan harga produk, maka dari itu dapat disiasati dengan memperluas segmen pelanggan dengan membidik kalangan rumah makan dan perhotelan. Kalangan ini umumnya memiliki kesadaran akan pentingnya kualitas dan keberlanjutan untuk menjaga kepercayaan pelanggan, serta didukung oleh kemampuan finansial karena rumah makan dan perhotelan sudah memiliki finansial yang jelas. b. Value Propositions Jenis Value propositions merupakan nilai yang ditawarkan kawasan kepada pelanggannya. Jenis produk yang ditawarkan diantaranya seperti Sapi bakalan, sapi indukan, anak sapi, produk olahan, pupuk, pakan jadi dan bahan pakan. Kawasan memiliki kelebihan pada layanan kebijakan penukaran apabila tidak sesuai dengan yang dipesan, layanan harga terjangkau yaitu kebijakan harga yang tidak lebih tinggi dari harga pasaran, konsep pemberdayaan masyarakat dimana selain usaha atau bisnis kawasan menjual konsep pemberdayaan masyarakat untuk lebih berkembang, kemitraan dengan perusahaan besar yaitu dimana penitipan sapi indukan impor di kelompok- 40

6 kelompok anggota kawasan. Value propositions kawasan termasuk ke dalam kategori sangat tinggi, karena nilai yang ditawarkan sudah sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan mampu memuaskan pelanggan. Namun, kelemahan yang terdapat di perusahaan adalah ketidakjelasan pada layanan pasca penjualan dimana tidak adanya orang atau petugas sebagai quality control. Peluang yang dapat dimanfaatkan dengan cara melengkapi atau menambahkan kebutuhan yang sudah ada. Ancaman yang dihadapi perusahaan termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dikarenakan banyak pesaing atau perusahaan yang lebih besar yang menawarkan produk sejenis dengan harga atau penawaran yang lebih menarik dan memungkinkan bagi pelanggan untuk berpindah untuk membeli produk pesaing. Kawasan masih memiliki peluang yaitu melengkapi atau menambahkan penawaran yang sudah ada. Kawasan dapat menambah jenis produk yang diproduksi, seperti makanan turunan dari daging sapi maupun membuka kios daging di pasar. Selain itu, kawasan harus memperjelas layanan pasca penjualan yang ditawarkan di antaranya kebijakan penukaran produk apabila tidak sesuai dengan yang diingkan oleh pembeli. Akan lebih baik apabila kawasan segera menetapkan syarat dan ketentuan untuk menggunakan layanan tersebut, lalu dikomunikasikan ke pelanggan melalui saluran penjualan perusahaan. c. Channels Kawasan menggunakan saluran secara online dan offline, Untuk saluran online yang digunakan adalah facebook. Untuk saluran penjualan offline, perusahaan memiliki workshop yang terletak di beberapa kelompok dan di sekretariat SPR Cinagarabogo Desa Padamulya, Kecamtan Cipunagara selain itu juga di Rumah Potong Hewan Pagaden. Selain workshop, perusahaan juga mengikuti acara pameran produk. Kekuatan saluran penjualan perusahaan ada pada saluran online yang dirasa sudah efektif, efisien dan sesuai dengan segmen pelanggan. Sedangkan, kelemahan perusahaan terdapat pada lokasi workshop yang kurang strategi dan sulit dijangkau. Kawasan belum mempunyai Website. kawasan dapat menggunakan jasa perguruan tinggi atai freelance website developer, namun harus diperhatikan kerjasama yang terjalin harus ada kontrak dan perjanjian tertulis sesuai kesepakatan bersama. Manfaat yang didapatkan kawasan dengan menggunakan website diantaranya: (a) dapat dijadikan katalog online sehingga memudahkan pengguna untuk melihat produk, (b) mudah dicari di mesin pencari dengan mengaplikasikan search engine optimization (SEO), (c) navigasi dalam website lebih mudah sehingga pengguna merasa nyaman, (d) dapat memperjelas informasi baik produk dan layanan, dan pemesanan bisa dilakukan di website sehingga mempermudah proses pembelian. d. Customer Relationships Kawasan telah menggunakan beberapa cara menjalin hubungan dengan pelanggan untuk mempertahankan pelanggan, di antaranya menggunakan 41

7 jejaring media sosial. Untuk personal communications, perusahaan menggunakan layanan pesan singkat dan whatsapp. Untuk menarik perhatian pelanggan, kawasan juga memberikan promosi diantaranya discount, event, dan pemasaran di media cetak Kekuatan yang dimiliki kawasan adalah kemampuan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan stake holder dari pelayanan yang diberikan. Sedangkan kelemahan perusahaan adalah tidak mengikat pelanggan melalui biaya perpindahan yang tinggi. Peluang untuk meningkatkan hubungan dengan pelanggan termasuk dalam kategori cukup dan ancaman terhadap hubungan yang terjalin dengan pelanggan tergolong rendah. Hubungan yang terjalin antara kawasan dan pelanggan adalah hubungan jual-beli yang termasuk kedalam kategori tipe hubungan personal assistance. Hubungan yang berjalan adalah pelanggan dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan petugas penjualan untuk mendapatkan bantuan selama proses penjualan atau proses pembelian selesai. Dengan menggunakan website, kawasan dapat mengkomunikasikan kelebihan layanan yang ditawarkan, karena selama ini pelanggan online tidak mendapatkan informasi yang cukup jelas mengenai layanan yang ada. Kawasan dapat mengedukasi pelanggan dengan memberikan pengetahuan di balik proses produksi. Diinformasikan mengenai value yang sudah dibayarkan dan dapat dinikmati pelanggan. Gunakan media ini untuk menjual cerita atau kisah dibalik proses produksi maupun proses pemeliharaan, bisa melalui tulisan atau video. e. Revenue Streams Kawasan memperoleh pemasukan dari penjualan produk yaitu penjualan Sapi bakalan, sapi indukan, anak sapi, produk olahan, pupuk, pakan jadi dan bahan pakan melalui penjualan online, pameran, dan workshop. Penetapan harga produk di kawasan ditentukan dari biaya produksinya, dilihat dari harga bahan baku, kelangkaan bahan baku, serta jenis pelanggan apakan pelanggan rutuin atau pelanggan temporari. Kelemahan kawasan adalah hanya bergantung pada pendapatan penjualan produk secara langsung kepada konsumen. Ada peluang untuk menambah atau menciptakan sumber pendapatan. Kawasan dapat menambah aliran pendapatan dari konsinyasi. Jika menerapkan kerjasama konsinyasi perputaran uang akan lebih cepat dan pendapatan tidak terfokus pada satu bandar saja. f. Key Resources Aset fisik yang dibutuhkan adalah perkandangan dan peralatan untuk produksi. Peralatan yang kecil untuk pengolahan pakan dan pengambilan pakan peternak membawa sendiri. Kawasan hanya menyediakan alat produksi yang besar seperti copper, mixer dll dan bahan-bahan seperti bakteri pengurai, tetes tebu. Sumber dana awalnya dari dana kelompok, kemudian berkembang bantuan dari pemerintah dan pinjaman dari perbankan dan CSR perusahaan. 42

8 Sumber daya manusia, kawasan memiliki 430 orang peternak yang tersebar di 20 kelompok, sedangkan untuk mengurus urusan manajerial ditangani oleh 9 pengurus kawasan yang biasa disebut Gugus Perwakilan Pemilik Ternak (GPPT) dan 1 orang manajer teknis. Untuk sumber daya intelektual dalam proses penerapan teknologi kawasan bekerjasama dengan IPB dan Universitas Padjadjaran. Kawasan mampu memaksimalkan kekuatan yang dimiliki. Namun masih terdapat kelemahan yaitu keterbatasan sumber modal dan sapi indukan yang berkualitas sulit ditemukan. Kesempatan untuk memanfaatkan peluang dari sumber daya yang digunakan termasuk kedalam kategori rendah. Ancaman terhadap sumber daya kawasan termasuk dalam kategori tinggi, hal ini dikarenakan kawasan menghadapi perusahaan besar dimana harga yang ditawarkan oleh perusahaan besar cenderung lebih rendah dan menggunakan sapi impor dan ancaman terhadap sumber daya yang digunakan, misalnya peternak yang beralih profesi menjadi tenaga buruh pabrik. Memotivasi peternak, kawasan dapat menunjukan ungkapan pengakuan kepada peternak di antaranya; beberapa orang termotivasi oleh kesempatan untuk mendapatkan nama mereka terpajang di dinding, memasang poster dengan foto pegawai dengan tema seperti karyawan yang paling rajin, karyawan yang mencapai target, tingkat absen, ketepatan tanpa terlambat, minimnya atau tidak ada kesalahan kerja, berikan kejutaan seperti hadiah kecil atau tiket rekreasi keluarga, mengadakan acara internal kawasan yang mempererat hubungan antar peternak, bangun suasana kekeluargaan dan kenyamanan, berikan bonus secara adil, yaitu berdasarkan performa dari setiap peternak. g. Key Activities Kawasan memberikan pelayanan yang ramah untuk memuaskan pelanggannya. Aktivitas untuk menjangkau pelanggan di antaranya promosi setiap hari, setiap ada stock menumpuk di workshop kawasan akan membuat potongan harga kepada pelanggan tetap. Aktivitas menjaga hubungan dengan pelanggan, keep contact dan meminta feedback dari pelanggan. Aktivitas untuk mendapatkan pendapatan, kawasan selalu siap sedia produk. Aktivitas kawasan termasuk dalam kategori tinggi, belum sempurna karena aktivitas produksi yang mudah ditiru oleh kelompok lain. Peluang untuk meningkatkan aktivitas kunci di perusahaan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Kawasan dapat membuat standarisasi pada aktivitas utama, dan didukung oleh kehadiran information technology (IT) untuk dapat meningkatkan efisiensi kawasan. Aktivitas yang terjadi di kawasan termasuk dalam kategori production. Aktivitas ini terkait dengan perancangan, pembuatan, dan penyampaian produk dalam jumlah besar dan atau kualitas 43

9 unggul. Hadirnya website, kawasan juga harus menyiapkan bagaimana maintaining dan update isi dari website. Hal ini bisa diserahkan dan didiskusikan dengan freelance website developer. h. Key Partnerships Hubungan dengan pihak luar diantaranya dengan penyedia jasa pengiriman sapi, perusahaan pemasaok bibit sapi dan pembeli atau Bandar sapi. Kawasan melakukan pembelian bibit atau bakalan dan bahan baku sendiri dengan mendatangi tokonya atau penyedia. Sedangkan untuk packaging ada pemasok yang sama langganan serta untuk uji sampel bekerjasama denga Unpad, IPB dan BPTP Jawa Barat. Kelemahan kawasan adalah tidak memiliki mitra untuk membantu kawasan dalam menjual produk kawasan. Ancaman yang dapat mengganggu hubungan dengan mitra termasuk dalam kategori rendah, kawasan tidak terlalu bergantung pada satu mitra dan tidak terlalu menjadi masalah ketika mitra tersebut berkolaborasi dengan pesaing atau bahkan kehilangan mitra. Kawasan dapat melakukan konsinyasi dengan beberapa sales point dengan pertimbangan; workshop yang diajak bekerja sama berada di lokasi yang strategis, banyak pelanggan yang mengunjungi, penjualan workshopnya tergolong tinggi, pilih mitra konsinyasi yang membidik target pasar yang sama dengan kawasan, mitra konsinyasi yang dipilih tidak menawarkan produk Kerjasama lain yang dibangun adalah kerjasama dengan perguruan tinggi atau freelance web developer. Penggunaan tenaga freelance dilakukan untuk menghemat biaya yang dikeluarkan. Cari freelancer dengan harga semurah mungkin jika bisa gratis. Perusahaan dapat memanfaatkan keahlian mahasiswa yang paham dalam mengembangkan IT perusahaan. Jalin kerjasama dan hubungan baik supaya tidak terjadi kesalaham seperti sebelumnya. i. Cost Structure Biaya yang dikeluarkan di antaranya biaya untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu. Biaya transportasi dikeluarkan meliputi biaya saat pameran dan koordinasi dengan mitra atau stake holder. Biaya promosi yang dikeluarkan membayar cetak katalog produk. Jadi aktivitas yang paling mahal adalah produksi, dan sumber daya yang paling mahal adalah sumber daya manusia. Peluang untuk meminimalkan biaya yang dikeluarkan kawasan termasuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan kawasan tidak dapat mengurangi biaya yang ada. Ancaman terhadap biaya yang dikeluarkan kawasan termasuk dalam kategori rendah, karena pengurus kawasan dan manajer mampu mengontrol biaya sehingga tidak ada biaya yang tidak dapat diprediksi. Kawasan memiliki struktur biaya valuedriven di mana kawasan tidak menjadikan biaya sebagai pertimbangan 44

10 utama tetapi lebih fokus kepada nilai yang akan diciptakan untuk pelanggan demi memberikan kepuasan. Dengan melakukan konsinyasi dengan beberapa sales point, maka kawasan akan mengeluarkan biaya untuk biaya bagi hasil dengan mitra konsinyasi. Dengan menggunakan website kawasan akan menambah biaya untuk membayar upah freelance website developer. Hal ini perlu dipertimbangkan karena peranan IT sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi kawasan. 4. Simpulan dan Saran Hasil yang diperoleh dimana model bisnis dikatakan sudah baik jika ditinjau dari sembilan elemen menurut konsep business model canvas. Penelitian ini menemukan bahwa kekuatan kawasan peternakan adalah pada kategori tinggi. Peluang sangat tinggi pada segmen pelanggan dan ancaman tinggi pada value propositions. Maka dari itu, kawasan peternakan Cinagarabogo Kabupaten Subang disarankan untuk melakukan pengembangan bisnis dengan cara; menambah segmen pelanggan yaitu kalangan rumah makan, DKM mesjid dan perusahaan besar, meningkatkan value proposition dengan membuka kios daging dan membuka usaha olahan daging, membuat website, melakukan konsinyasi dengan beberapa sales points dan melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi dan mencari freelance web developer. DAFTAR PUSTAKA [Ditjen PKH] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan Pedoman umum program sentra peternakan rakyat. Jakarta (ID): Ditjen PKH Fathurohaman, F., & Sobari, E. (2016). Strategi Pengembangan Kinerja SDM Gugus Perwakilan Pemilik Ternak SPR Cinagarabogo (Tinjauan Teori dan Aplikasi). Jurnal Dimensia. Vol. 13(2), Fathurohman, F. (2016). Pengantar Bisnis : Perspektif Agroindustri dan Ekonomi Pertanian. Subang: Tiga Maha. Osterwalder, A., & Pigneur, Y. (2010). Business Model Generation. Amerika Serikat: John Wiley dan Sons, Inc. Sugiyono. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. 45

Ratna L. Nugroho 1) dan Ni Luh Putu Maysaptiari 2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom

Ratna L. Nugroho 1) dan Ni Luh Putu Maysaptiari 2) Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom Pengembangan Rintisan Usaha Baru 169 PENGEMBANGAN RINTISAN USAHA BARU DI BIDANG INDUSTRI SEPATU DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS: NICE SHOES BE WONDER ZHOES DI KOTA BOGOR) Ratna L.

Lebih terperinci

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL

BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL BAB 3 FINAL DESIGN OF BUSINESS MODEL 3.1. Customer Segments KULTUR&CO menggunakan pendekatan niche market sebagai jenis konsumen dalam perancangan 9 building blocks yang mempunyai segmentasi dan spesialisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta)

BAB I PENDAHULUAN. Republika.co.id, Jakarta) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis semakin ketat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bisnis serupa didirikan yang menawarkan produk barang dan/

Lebih terperinci

BAB III DESAIN AKHIR

BAB III DESAIN AKHIR 62 BAB III DESAIN AKHIR 3.1. Kanvas Model Bisnis Gambar 3.1.1 Business Model Clip On 62 63 3.2. Nine Building Blocks 3.2.1. Customer Segments Sumber: McKinsey Consumer and Shopper Insights Indonesia Study,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 588 PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT DAHLIA MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Jeffrey Yosh Pradipta dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom

PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA. Komang Anom Budi Utama, SKom PENGANTAR BISINIS INFORMATIKA Komang Anom Budi Utama, SKom komang_anom@staff.gunadarma.ac.id Business Model Canvas Alexander Osterwalder dalam bukunya Business Model Generation menciptakan sebuah framework

Lebih terperinci

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas

Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN BUSINESS MODEL CANVAS Tuangkan Ide Bisnis mu di Business Model Canvas Apa itu business model canvas [BMC]??? BMC adalah model bisnis yang memaparkan 9 elemen bisnis secara singkat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA

PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA C.19 PENGEMBANGAN BISNIS MODEL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING INDUSTRI BATIK SUMENEP MADURA Narto * Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS ANALISIS PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT.BONLI CIPTA SEJAHTERA DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS DEVELOPMENT ANALYSIS IN PT. BONLI CIPTA SEJAHTERA USING BUSINESS MODEL CANVAS APPROACH Abu Hafs

Lebih terperinci

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2)

Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Menyusun Model Bisnis dengan Puzzle (1/2) Oleh Sapri Pamulu, Ph.D. Manager SMO PT Wiratman Menurut Kaplan & Norton (2012) dalam dunia bisnis sekarang yang keberhasilannya sangat ditentukan oleh sumber

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Gambar 3.1: Business Model Canvas dari Lalita 58 59 3.1 SEGMENTASI PELANGGAN (CUSTOMER SEGMENTS) Blok bangunan segmen pelanggan menggambarkan sekelompok orang atau organisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERNYATAAN iii KATA PENGANTAR iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xiii INTISARI xv ABSTRACT xvi BAB I PENDAHULUAN.. 1 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda

BAB V KESIMPULAN. V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista. Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda BAB V KESIMPULAN V.1 Kesimpulan Model Bisnis Distro Dista Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri kreatif merupakan salah satu faktor yang menjadi penggerak perekonomian nasional. Industri kreatif Indonesia semakin berkembang dan diminati pasar global. Di

Lebih terperinci

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1

a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Mata Kuliah : Rancangan Bisnis (Kewirausahaan Lanjut) Kode : LSE 304 SKS : 3 SKS Review BMC Pertemuan - 1 a home base to excellence Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa dapat

Lebih terperinci

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS 18 Devyana Chandra Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics Suliyanto 1 1 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto E-mail: suli_yanto@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS MODEL DESIGN OF LAPIS BOGOR SANGKURIANG

USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS MODEL DESIGN OF LAPIS BOGOR SANGKURIANG E-Jurnal Agroindustri Indonesia Desember 2014 Vol. 3 No. 1, p ISSN: 2252-3324 Available online at: http://tin.fateta.ipb.ac.id/journal/e-jaii USULAN DESAIN MODEL BISNIS LAPIS BOGOR SANGKURIANG BUSINESS

Lebih terperinci

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya

Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Analisis Strategi Pemasaran Pada CV Maju Lancar Unggas Jaya Nama : Ana Listiya Wardani Npm : 10212721 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Titi Nugraheni,SE., MM LATAR BELAKANG Setiap perusahaan selalu berusaha

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 BUSINESS MODEL CANVAS Bisnis model menjelaskan mengenai dasar pemikiran bagaimana sebuah bisnis diciptakan, diberikan, dan ditangkap nilainya (Osterwalder & Pigneur, 2010, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika

BAB I PENDAHULUAN. tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan secara garis besar tentang latar belakang pembuatan tesis, ruang lingkup, tujuan dan manfaat dari penulisan tesis serta sistematika penulisan tesis ini dilakukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data

BAB I PENDAHULUAN. Hongkong, dan Australia. Selama periode Januari-November 2012, data 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri fashion di Indonesia saat ini berkembang dengan sangat pesat. Kondisi tersebut sejalan dengan semakin berkembangnya kesadaran masyarakat akan fashion yang

Lebih terperinci

BAB II BUSINESS CANVAS

BAB II BUSINESS CANVAS BAB II BUSINESS CANVAS Osterwalder & Pigneur (2010) menjabarkan dalam bukunya Business Model Generation mengenai bagaimana suatu bisnis dapat berjalan dengan baik dan mampu memberikan value kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS 3.1 Customer Segments (Segmentasi Pelanggan) Jenis segmen pelanggan jaket LED ini terbagi menjadi dua yaitu: penyewa sepeda motor dan pembeli individual. Penyewa Sepeda Motor

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CREATION

BAB III BUSINESS MODEL CREATION 43 BAB III BUSINESS MODEL CREATION 3.1. COMPETITORS 9 BUILDING BLOCKS Kompetitor dari bisnis ini adalah kompetitor tidak langsung karena belum ada brand atau kompetitor yang menjual produk yang sama persis.

Lebih terperinci

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016):

Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Refining Key Resources and Partnerships week 12 (11 Mei 2016): Learning Outcomes week 12 dan 12a Team mampu mengembangkan desain blok key partnership dan key resources BMC dengan menggunakan feedback and

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL. business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini :

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL. business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini : LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA BUSINESS MODEL Berikut adalah pertanyaan yang diajukan penulis dalam melengkapi business model canvas untuk melihat kondisi instansi saat ini : 1. Siapa saja yang

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA

BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA BUSINESS MODEL CANVAS PADA UD SVASTIKA JAYA Andreas Dwi Rahardjo Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail: lenzcrew7@gmail.com

Lebih terperinci

BUSINESS MODEL CANVAS

BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL CANVAS Coach Ferdy D. Savio Surabaya, 11 Mei 2016 Apa Faktor yang paling Penting dari sebuah Bisnis? Business Model Generation Alexander Osterwalder & Yves Pigneur Apakah Anda memiliki SEMANGAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 BUSINESS MODEL CANVAS Konsep bisnis kafe yang direncanakan menggunakan nama Tourner Café. Konsep bisnis ini menggunakan suatu konsep permainan roulette yang sudah dikenal

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS

BAB III BUSINESS MODEL CANVAS BAB III BUSINESS MODEL CANVAS Bab ini menjelaskan mengenai implementasi Business Model Canvas dalam Pooch Village. Business Model Canvas ini terdiri dari Customer Segments, Value Propositions, Channels,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016) UNIVERSITAS TELKOM

ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016) UNIVERSITAS TELKOM ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016) UNIVERSITAS TELKOM Abstrak STRENGTHENING ANALYSIS OF THE BUSINESS MODEL USING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Foto 1.1 Jenis Flatshoes 1. Sumber: Data Internal NSBWZ (2014)

BAB I PENDAHULUAN. Foto 1.1 Jenis Flatshoes 1. Sumber: Data Internal NSBWZ (2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Sejarah Perusahaan Nice Shoes Be Wonder Zhoes selanjutnya disingkat NSBWZ merupakan salah satu merek lokal di Indonesia yang khusus memproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu bagian penting dalam perekonomian di Indonesia. UKM memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen dalam memilih toko sepatu JK

Lebih terperinci

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS

ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS ANALISIS INOVASI MODEL BISNIS MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL INNOVATION USING BUSINESS MODEL CANVAS IN CULLINARY BUSINESS Fitri Fatimah Patmana Putri 1), Farah Alfanur 2) Prodi

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang dianggap penting, karena setiap aktifitas manusia membutuhkan sarana transportasi khususnya daerah ibu kota

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas

Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no2.113-120 Strategi Pengembangan Bisnis Dengan Metode Business Model Canvas Hartatik *, Teguh Baroto Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

EVALUASI MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

EVALUASI MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 1, (2015) 305 EVALUASI MODEL BISNIS PADA PERUSAHAAN X MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Melina Setijawibawa Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER

BUSINESS TECHNOLOGY INCUBATION CENTER Strategi Memulai Bisnis MEMBANGUN KONSEP BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KANVAS Oleh : Intan N. Sutarto Manajer Operasional BTIC MITI MASYARAKAT ILMUWAN DAN TEKNOLOG INDONESIA BUSINESS TECHNOLOGY

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP

MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP MENGENAL BUSSINESS MODEL CANVAS (BMC) DALAM DUNIA START UP PEPEN AANDRIAN SYAH pepenaan@gmail.com Abstrak Business Model Canvas atau yang biasa disingkat dengan BMC mulai mendapatkan ketenaran di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan manusia yang selalu tidak puas itulah yang membuat sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perkembangan dunia yang pesat sekarang ini. Banyak orang yang lebih menginginkan sesuatu yang lebih baik dan terus meningkat. Tidak banyak pula dari mereka yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum Keramat Bey Berry BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Gambaran Umum Keramat Bey Berry Keramat Bey Berry merupakan salah satu usaha agrobisnis pemasok strawberry yang telah berdiri selama 13 tahun,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016) UNIVERSITAS TELKOM

ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016) UNIVERSITAS TELKOM ISSN : 2355-9357 e-proceeding of Management : Vol.3, No.3 December 2016 Page 2718 ANALISIS PENGUATAN MODEL BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS (STUDI KASUS PADA BISNIS TAS ESGOTADO TAHUN 2016)

Lebih terperinci

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION

ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 358 ANALISA PENERAPAN BUSINESS MODEL CANVAS PADA TOKO MOI COLLECTION Feliciana Priyono Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan terus meningkatnya pertumbuhan dalam dunia bisnis, tentu wajar saja semakin banyak perusahaan yang juga meningkatkan persyaratan kerjanya demi menjamin kualitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS SANDIWARA STORE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

PENGEMBANGAN MODEL BISNIS SANDIWARA STORE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS PENGEMBANGAN MODEL BISNIS SANDIWARA STORE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS BUSINESS MODEL DEVELOPMENT SANDIWARA STORE BY USING BUSINESS MODEL CANVAS APPROACH 1 Dimas Anggoro, 2 Budi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kedai iga bakar Mang Opan, maka diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Hasil analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Indeks Beberapa Konsumsi Kelompok Barang/Jasa Triwulan III-2015 (BPS Jawa Barat, 2015) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada era modern seperti sekarang ini, pengaruh dari globalisasi berdampak pada sudut pandang masyarakat terhadap gaya berbusana. Masyarakat modern tidak lagi melihat

Lebih terperinci

FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS

FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2, (2015) 552 FORMULASI MODEL BISNIS PADA TOKO SINAR BANGUNAN MENGGUNAKAN BUSINESS MODEL CANVAS Imelda Christiani Wongkar Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap faktor-faktor yang menjelaskan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada butik online, penulis memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT SELARIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT SELARIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS AGORA Vol. 3, No. 2 (2015) 292 STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA DEPOT SELARIS DENGAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS Laurentia Priska Boedianto dan Dhyah Harjanti Program Manajemen Bisnis, Program Studi

Lebih terperinci

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1

STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG. Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 STRATEGI KEMITRAAN UMKM PENGOLAH IKAN DI KABUPATEN REMBANG Anik Nurhidayati 1), Rikah 2) 1 Program Studi Manajemen STIE YPPI Rembang email: anh.angjel@gmail.com 2 Program Studi Akuntansi STIE YPPI Rembang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori...

DAFTAR ISI Bab I Pendahuluan. Bab II Landasan Teori... DAFTAR ISI Halaman Judul.. i Halaman Pengesahan ii Halaman Pernyataan. iii Kata Pengantar.. iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel.. ix Daftar Gambar.. xi Daftar Lampiran... xiii Intisari.. xiv Abstract xv Bab

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODEL BISNIS AYAM KASHIBU MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS DESIGN OF THE BUSINESS MODEL AYAM KASHIBU USING BUSINESS MODEL CANVAS

PERANCANGAN MODEL BISNIS AYAM KASHIBU MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS DESIGN OF THE BUSINESS MODEL AYAM KASHIBU USING BUSINESS MODEL CANVAS ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2710 PERANCANGAN MODEL BISNIS AYAM KASHIBU MENGGUNAKAN MODEL BISNIS KANVAS DESIGN OF THE BUSINESS MODEL AYAM KASHIBU USING BUSINESS

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN, PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. XYZ Hendra Alianto Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Binus University Jl. KH. Syahdan No. 9, Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. keamanan rumah. Namun, sebagai makhluk hidup, anjing memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anjing merupakan salah satu hewan peliharaan yang banyak diminati oleh masyarakat, baik anak-anak sampai orang dewasa. Sebagian orang memelihara anjing sebagai teman

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi ekonomi yang cukup kuat di Asia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Salon Istilah salon diadaptasi dari bahasa Inggris yang bermakna ruangan atau ruang besar. Terdapat pula pengertian lain berdasar kamus saku Oxford Learner's Pocket Dictionary,

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BISNIS

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BISNIS TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER E-BISNIS PEMANFAATAN INTERNET UNTUK PEMASARAN DAN TRANSAKSI BISNIS KULINER OLEH : NAMA : YUSRIL FAHRIZAL NIM : 08.11.2022 KELAS : S1-TI-6C SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Tabel Jawaban Pemiliki CUTE Butik No. Faktor Pertanyaan Jawaban 1 SWOT Indikator: Kekuatan Apa yang menjadi kekuatan yang dimiliki CUTE Butik dalam menjalankan usahanya? Harga produk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 92 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab bab sebelumnya. Sebagai pedoman dalam memberikan kesimpulan maka data-data yang dipergunakan bersumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

TUGAS CASE CANADA GOOSE

TUGAS CASE CANADA GOOSE TUGAS CASE CANADA GOOSE Kelompok 6 : Ade Lukito Hosea Suranta Ginting Martinus Manurung Mega Nur Innama Toga Sinaga PPM SCHOOL OF MANAGEMENT 2016 I Latar Belakang Canada Goose Inc merupakan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kemajuan ilmu teknologi dan informasi berada pada tingkat perkembangan yang sangat pesat, terutama dalam hal perturakaran informasi. Infromasi saat ini sudah

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia

Gambar 1.1 Penetrasi Internet di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh pengusaha dalam usahanya mempertahan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Maju Jaya Raya adalah perusahaan yang bergerak dibidang furniture pembuatan kasur atau springbed yang berlokasi di Perum Citra 1 Blok

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan teknologi saat ini memiliki pengaruh besar dalam segala bidang, khususnya dalam bidang bisnis. Media internet merupakan salah satu teknologi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian dan Sumber Data Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif deskriptif non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam perjalanan bisnis. Media internet dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh besar dalam perjalanan bisnis. Media internet dapat dijadikan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini seperti yang diketahui telah membawa pengaruh besar dalam perjalanan bisnis. Media internet dapat dijadikan sebagai salah satu Strategi

Lebih terperinci

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis

Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I. Sistem Informasi Bisnis Muhammad Bagir, S.E.,M.T.I Sistem Informasi Bisnis 1 Outline Materi Konsep Dasar Sistem dan Informasi Pengertian Sistem Informasi Proses Bisnis Sistem Informasi Bisnis (e-bisnis) Jenis Sistem Informasi

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KULINER MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (Studi Kasus Pada Restoran Bebek Udig Tahun 2014)

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KULINER MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (Studi Kasus Pada Restoran Bebek Udig Tahun 2014) STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KULINER MENGGUNAKAN PENDEKATAN BUSINESS MODEL CANVAS (Studi Kasus Pada Restoran Bebek Udig Tahun 2014) THE DEVELOPMENT STRATEGY OF CULINARY BUSINESS WITH BUSINESS MODEL CANVAS

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : LIA INDRAYANI : 1A213747 : T EA 13 : Ekonomi : Manajemen : Irwandaru.

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

BAB III BUSINESS MODEL

BAB III BUSINESS MODEL BAB III BUSINESS MODEL Business Model Canvas PT. The Ayam Kampoeng merupakan perusahaan distributor ayam kampung yang bergerak di bidang produksi, distribusi dan pengolahan ayam kampung pembangunan bisnis

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel yang dianggap penting oleh kosumen PT. Sumbar adalah :

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia bisnis, proses pemasaran merupakan suatu bagian yang ridak bisa dipisahkan. Pemasaran atau marketing secara singkat adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS

EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS EVALUASI DAN PERANCANGAN MODEL BISNIS BERDASARKAN BUSINESS MODEL CANVAS 8 Ellizabeth Cindy Tjitradi Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto Timur 1,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Indomarco Prismatama adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam jaringan ritel waralaba minimarket dengan merek dagang Indomaret. Perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Vol. X Jilid 2 No.7 Desember 2016 ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SPARE PARTS PT. UT CABANG PADANG Siska Lusia Putri dan Beby Purnama Sari *) Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Canvas Sebuah bisnis model menggambarkan pemikiran tentang bagaimana sebuah perusahaan menciptakan, mengirim, dan menangkap value. Menurut Osterwalder dan Pigneur

Lebih terperinci

Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi

Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi Analisis Model Enterprise Architecture Pada Sebuah Stasiun Televisi Alexander Setiawan 1, Adi Wibowo 2, Betrice Felita Florensia 3 1,2,3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri -

Lebih terperinci

secara modern (online), keduanya mampu meningkatkan daya jual sapi. Saat ini pemasaran secara online telah terbukti lebih efektif dalam hal

secara modern (online), keduanya mampu meningkatkan daya jual sapi. Saat ini pemasaran secara online telah terbukti lebih efektif dalam hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memiliki perkembangan sangat cepat dan melesat adalah bidang teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memiliki perkembangan sangat cepat dan melesat adalah bidang teknologi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun ini, salah satu hal yang dapat dirasakan oleh dunia yang memiliki perkembangan sangat cepat dan melesat adalah bidang teknologi. Beberapa lembaga,

Lebih terperinci

PROFESSIONAL WEB DESIGN & DEVELOPMENT - SEO - CYBER PR

PROFESSIONAL WEB DESIGN & DEVELOPMENT - SEO - CYBER PR PROFESSIONAL WEB DESIGN & DEVELOPMENT - SEO - CYBER PR Sebelum kedatangan teknologi canggih yakni internet, dalam hal promosi seorang pebisnis, penjual, penyedia jasa haruslah susah payah untuk mengiklankan

Lebih terperinci

Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Pelanggan

Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Kuisioner Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan pelanggan tentang PT. Daya Mulia Sejahtera serta seberapa besar dukungan pelanggan terhadap rencana pembuatan website

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia khususnya Ibukota Jakarta membawa masalah yang besar, yaitu sampah. Produksi sampah di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 6000

Lebih terperinci