PERANCANGAN TATA LETAK DIVISI MAKING DI CV EVERGREEN BUANA PRIMA SANDANG DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING
|
|
- Iwan Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN TATA LETAK DIVISI MAKING DI CV EVERGREEN BANA PRIMA SANDANG DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOT PLANNING Novia Eva Liana, Dewi Agustini Santoso, Jazuli Teknik Industri, Fakultas Teknik, niversitas Dian Nuswantoro Semarang Jl. Nakula I No. -, Semarang, Jawa Tengah, 0 noviaevaliana@gmail.com, dewi@dsn.dinus.ac.id, titatalitha@gmail.com Intisari CV Evergreen Buana Prima Sandang adalah sebuah industri yang bergerak di bidang garment yang terletak di Jalan Melati RT 07 RW 0, Kadirojo II, Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. Perusahaan ini dibangun untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin meningkat dan dibangun dengan target kapasitas produksi lusin per bulan. ntuk memenuhi target kapasitas tersebut maka perusahaan harus menentukan jumlah mesin yang harus disediakan oleh perusahaan dan bagaimana cara menyusun mesin-mesin tersebut menjadi layout produksi yang efektif dan efisien. Layout merupakan hal yang sangat penting dalam industri manufaktur karena akan menentukan kelancaran produksi yang akan berdampak langsung pada produktifitas perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jumlah mesin yang harus disediakan dan bagaimana penerapan layout yang baik pada divisi making CV Evergreen Buana Prima Sandang. Dengan menggunakan metode Systematic Layout Planning, didapatkan perhitungan jumlah mesin yang harus disediakan perusahaan yaitu sejumlah 0 unit mesin dengan rincian mesin obras sebanyak 79 unit, mesin overdeck kam 7 unit, overdeck corong 0 unit, overdeck karet 6 unit, overdeck kamput unit, mesin jahit single needle 8 unit, mesin obras neci unit, mesin pasang kancing dan lubang kancing masing-masing unit, dan satu pasang mesin kancing jepret (snap button machine). Pada penentuan layout dipaparkan layout alternatif tiap group yang selanjutnya dipilih layout alternatif dengan jarak perpindahan material terkecil. Kata Kunci : Layout, Systematic Layout Planning, Jumlah, Jarak Pemindahan Material. Abstract CV Evergreen Buana Prima Sandang is an industry which engaged in the garment and located Jl. Melati RT 07 RW 0, Kadirojo II, Purwomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman. This company is build for meet consumer demand is increasing and is built with a target production capacity of 40,000 dozens per month. To meet the capacity target company must determine the number of machines that must be provided by the company and how to construct such machines into a layout that is effective and efficient production. Layout is very important in the manufacturing industry because it determines the smooth production that will have a direct impact on the productivity of the company. Therefore, this study was conducted to determine the number of machines that must be provided and how the application layout was good at making division of CV Evergreen Buana Prima Sandang. By using the method of Systematic Layout Planning, obtained the calculation of the number of machines that must be provided by the company that is a number of 0 units of the machine with machine details obras as many as 79 units, machine overdeck kam 7 units, overdeck funnel 0 units, overdeck rubber 6 units, overdeck kamput one unit, machine single sewing needle 8 units, engine obras neci unit, plug the machine buttons and buttonholes each units, and one pair of snap fasteners machine (snap button machine). In determining the layout presented two alternative layouts for each group were subsequently selected layout alternatives with the smallest material displacement distance. Keyword : Layout, Systematic Layout Planning, Amount Machines, Space Movement Material.
2 . PENDAHLAN Dewasa ini, dunia industri khususnya industri pakaian (garment) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan permintaan konsumen yang semakin meningkat mengingat kebutuhan manusia akan sandang dan kebutuhan manusia untuk selalu berpenampilan up to date, sehingga para produsen harus bisa menyeimbangkan antara permintaan konsumen dengan kapasitas produksi dari masing-masing perusahaan untuk tetap dapat bersaing dipasar. ntuk memenuhi permintaan konsumen, tentu banyak cara yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan diantaranya yaitu memaksimalkan kapasitas produksi. PT Evergreen Buana Jaya Makmur merupakan salah satu industri garmen yang memproduksi pakaian untuk bayi dan anak yang terletak di Jl. Rosmala No. 7 Tomang, Jakarta Barat dengan pemilik bernama Danny Widodo. Perusahaan ini mulai berdiri pada tahun 00 dengan merk dagang Velvet Junior. Pada tahun 009 perusahaan mendapat sertifikat internasional Oeko-Tex 00 dan mendapat sertifikat SNI pada tahun 04. PT Evergreen Buana Jaya Makmur melebarkan sayapnya dengan memproduksi detergen untuk pakaian bayi dan pacifier wipes dengan merk dagang Cloud. Seiring berjalannya waktu, permintaan akan pakaian bayi Velvet Junior semakin meningkat, hal ini dapat dilihat pada lima bulan terakhir seperti pada bulan Maret, total permintaan sebesar 9,76, lusin. Pada bulan April, permintaan meningkat menjadi.8 lusin sedangkan pada bulan Mei meningkat menjadi 8.06 lusin. Pada bulan Juni permintaan kembali mengalami peningkatan tetapi tidak begitu signifikan, hanya berjumlah 8.6 sedangkan pada bulan Juli permintaan produk baju bayi dan anak Velvet Junior mencapai lusin. Dari jumlah permintaan tersebut, terlihat jelas bahwa setiap bulannya produk ini mengalami peningkatan permintaan. Peningkatan permintaan konsumen tidak disertai dengan peningkatan kapasitas menyebabkan permintaan tidak dapat terpenuhi sehingga terjadi indent selama kurang lebih satu tahun. Kapasitas produksi yang selama ini berjalan hanyalah 6.00 hingga lusin perbulan dan sudah tidak dapat ditingkatkan lagi karena keterbatasan area produksi. ntuk mengatasi masalah ini, perusahaan membangun pabrik baru sebagai anak cabang untuk khusus memproduksi pakaian bayi dan anak Velvet Junior yang diberi nama CV Evergreen Buana Prima Sandang. CV Evergreen Buana Prima Sandang merupakan anak cabang dari PT Evergreen Buana Jaya Makmur yang terletak di Jl. Melati RT 07 RW 0, Kadirojo II, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta. Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 0 Agustus 06. Dengan memperhitungkan luas area produksi yang sudah dibangun, target produksi yang di tentukan oleh perusahaan pusat adalah sebesar lusin per bulan. ntuk memenuhi target yang telah di tetapkan, maka perusahaan harus menentukan tata letak (layout) produksi yang tepat agar kapasitas produksi sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Perhitungan jumlah mesin yang harus dibeli oleh perusahaan untuk di tempatkan di pabrik baru harus tepat karena akan berpengaruh langsung terhadap output produksi. Penyusunan tata letak mesin di dalam lantai produksi harus berdasarkan aliran proses masing-masing produk untuk menghindari terjadinya bottleneck. Berdasarkan latar belakang yang tertulis diatas, maka penulis akan membuat penelitian Tugas Akhir dengan judul Perancangan Tata Letak Divisi Making pada CV Evergreen Buana Prima Sandang dengan metode Systematic Layout Planning.. TINJAAN PSTAKA Proses Produksi Proses produksi adalah kegiatan yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi (man, money, material, method) yang ada untuk menghasilkan suatu produk, baik berupa barang atau jasa yang dapat diambil nilai lebihnya atau manfaatnya oleh konsumen. Proses produksi pada CV Evergreen Buana Prima Sandang secara garis besar adalah sebagai berikut: Proses Cutting Proses cutting atau proses pemotongan merupakan proses fabrikasi dimana terdapat beberapa proses didalamnya, yaitu proses penggelaran kain (spreading), proses penggambaran pola (marking), dan proses pemotongan pola (cutting). Proses Making (Sewing) Proses making atau bisa juga disebut proses sewing merupakan proses assembly yaitu proses penyatuan beberapa pola seperti pola badan dan pola tangan, dan sebagainya. Dalam proses ini digunakan beberapa mesin diantaranya mesin obras, mesin jahit, mesin overdeck dengan beberapa modifikasi, mesin lubang kancing, mesin pasang kancing. Proses Trimming Proses ini merupakan proses finishing dimana terdapat beberapa proses lagi didalam nya sebelum finish goods masuk ke gudang barang jadi. Proses-proses tersebut antara lain:. Buang Benang Produk yang sudah jadi dibersihkan dari sisa-sisa benang yang masih menempel agar terlihat bersih dan rapi.
3 . Quality Control (QC) Setelah produk bersih dari sisa-sisa benang, selanjutnya pengecekan kualitas dilakukan. Pengecekan kualitas dilakukan agar produk yang akan didistribusikan mempunyai kualitas sesuai yang diharapkan perusahaan. Pengecekan yang dilakukan seperti pemeriksaan kain apakah print rusak ataupun reject kain, kerapihan jahitan, dan pemeriksaan ukuran.. Setrika Produk jadi yang sudah lolos QC selanjutnya di setrika agar lipatan-lipatan baju menjadi rapi dan memudahkan dalam proses pelipatan baju (folding) dan packing. 4. Packing Proses terakhir yang dilakukan sebelum produk jadi masuk ke gudang adalah packing. Produk jadi di tempel beberapa sticker diantaranya oeko-tex, sticker SNI, dan sticker size. Tujuan Perancangan Tata Letak Fasilitas Secara garis besar tujuan perancangan fasilitas, yaitu untuk menentukan bagaimana aktivitasaktivitas dan fasililtas-fasilitas produksi dapat diatur sedemikian rupa sehingga mampu menunjang upaya pencapaian tujuan pokok produksi secara efektif dan efisien. Selain itu terdapat tujuan perencanaan tata letak pabrik yaitu untuk mendapatkan keuntungankeuntungan antara lain :. Memaksimumkan pemanfaatan peralatan pabrik.. Mengurangi waktu tunggu (delay time).. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling). 4. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia.. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja. 6. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu lancar. 7. Proses manufacturing yang lebih singkat. 8. Mempermudah aktivitas supervisor atau meminimumkan kebutuhan akan pengawasan. 9. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan menempatkan mesin dan proses secara benar. 0. Memaksimumkan hasil produksi. Systematic Layout Planning Systematic Layout Planing (SLP) merupakan salah satu prosedur yang menguraikan langkah-langkah dalam proses perencanaan layout produksi yang dikembangkan oleh Richard Muther (97). Prosedur Systematic Layout Planning Prosedur kerangka lengkap mengenai SLP dapat dilihat pada gambar berkut ini: Gambar. Langkah - langkah dasar SLP. Input data and Activities Agar penelitian mengenai tata letak pabrik di CV Evergreen Buana Prima Sandang ini lebih mudah dikerjakan maka langkah awal yang dilakukan adalah dengan mencari data secara lengkap. Dalam pencarian data ini terdapat beberapa sumber yang menjadi acuan yakni data rancangan produk, data rancangan proses, data rancangan jadwal produksi.. Flow of Material Flow of Materials atau aliran material merupakan analisis pengukuran kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material di antara departemen-departemen atau aktivitasaktivitas operasional. Pola aliran ini menggambarkan material masuk sampai pada produk jadi.. Activity Relationship ntuk membantu menentukan aktivitas yang harus diletakkan pada suatu departemen, telah ditetapkan suatu pengelompokan derajat hubungan, yang diikuti dengan tanda bagi setiap derajat tersebut. Menurut Richard Muther berbagai hubungan tersebut antara lain: A = Mutlak didekatkan (Absolutely Important). E = Sangat penting didekatan (Especially Important). I = Penting didekatan (Important). O = Cukup atau biasa (Ordinary Important). = Tidak penting didekatkan (nimportant). X = Tidak dikehendaki brdekatan (ndesirable).
4 4. Relationship Diagram Diagram hubungan aktivitas digunakan untuk mengkombinasikan antara derajat hubungan aktivitas dan aliran material. Pada ARD ini derajat kedekatan antar fasilitas dinyatakan dengan kode huruf dan garis yang mana arti dari lambang tersebut dapat dijelaskan pada tabel berikut: Tabel. Derajat Hubungan Aktivitas (Muther, 97) Derajat Kedekatan Deskripsi Kode Garis Gambar Garis A Mutlak 4 garis E Sangat Penting garis I Penting garis O Biasa/Cukup garis Tidak Penting Tidak ada garis X Tidak dikehendaki Garis bergelombang. Space Requirements Setelah aliran material, hubungan antara masing-masing aktifitas dan diagram hubungan aktifitas selesai dibuat maka langkah selanjutnya adalah mengevaluasi kebutuhan luas area untuk pengaturan segala fasilitas pabrik yang dibutuhkan. Idealnya desain tata letak pabrik dibuat terlebih dahulu kemudian baru didirikan bangunan pabrik di sekeliling layout yang telah dibuat tersebut. Langkah ini bisa disebut sebagai langkah penyesuaian. Di sini penyesuaian harus dilaksanakan dengan memperhatikan luas area yang diperlukan. 6. Space Available Dalam beberapa kasus tertentu, khususnya untuk problem relayout seringkali layout yang di desain harus disesuaikan dengan luas bangunan pabrik yang tersedia. Demikian juga untuk kasus yang lain di mana biaya serba terbatas, maka luas area yang bisa disediakan pun akan sangat terbatas sekali. Di sini antara luas area yang dibutuhkan dan luas area yang tersedia harus dipertimbangkan secara seksama. 7. Space Relationship Diagram Pada tahap ini dilakukan proses evaluasi luas area yang dibutuhkan untuk semua aktivitas perusahaan dan area yang tersedia. Diagram hubungan ruangan dapat dilakukan setelah dilakukan analisis terhadap luasan yang dibutuhkan dan dikombinasikan dengan ARD. 8. Modifying Considerations dan Practical Limitation Di sini pertimbangan-pertimbangan praktis dibuat untuk modifikasi layout. Hal-hal yang 4 berkaitan dengan bentuk bangunan, letak kolom penyangga, lokasi piping system, dan lain-lain merupakan dasar pertimbangan untuk memperbaiki alternatif desain layout yang diusulkan. 9. Develop Layout Alternatives dan Evaluation Langkah terakhir ini adalah untuk mengambil keputusan terhadap usulan desain layout yang harus dipilih atau diaplikasikan. Di sini evaluasi terhadap alternatif layout yang dipilih juga juga dilaksanakan untuk memberikan keyakinan bahwa keputusan yang diambil sudah memberikan alternatif layout yang optimal. Bilamana ternyata dijumpai ketidakefisienan layout, maka tentu saja harus dilaksanakan aktivitas relayout sesuai dengan langkah-langkah sebelumnya.. METODE PENELITIAN Subjek penelitian yang dilakukan adalah di CV Evergreen Buana Prima Sandang yang terletak di Jl Melati RT 07 RW 0, Kadirojo, Purwomartani, Kalasan, Sleman. Sedangkan objek yang diamati adalah keseluruhan layout dan proses produksi. Meliputi luas setiap departemen, alur dan waktu produksi, dan jarak perpindahan dari proses awal hingga akhir. Langkah-langkah alur penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :. Data Primer Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi Masalah Pengumpulan Data : - Data mum Perusahaan - Data Aliran Produksi Masing-Masing Produk - Luas Lantai Produksi - Jenis dan kuran - Waktu Proses Masing-Masing Produk - Kontribusi Order dari Masing-Masing Produk. Data Sekunder - Literatur, Jurnal, dan Media Lainnya Pengolahan Data : - Menggunakan software Ms. Excel untuk pembuatan diagram-diagram dan perhitungan jumlah mesin Mulai - Menggunakan software AutoCad untuk penggambaran layout awal dan perancangan alternatif layout Analisa dan Hasil : Menganalisis layout alternatif berdasarkan jarak perpindahan material terkecil Penggambaran layout alternatif terpilih menjadi layout akhir dengan software autocad Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar. Flowchart Alur Penelitian
5 Pengolahan Data. Analisa Aliran Material (Operation Process Chart) Pembuatan Peta Aliran Proses (Operation Process Chart) bertujuan untuk mengetahui aliran bahan atau aktivitas yang dilakukan di lantai produksi dalam suatu proses atau prosedur sampai aktivitas terakhir dan mengetahui waktu yang diperlukan untuk masing-masing proses dalam pembuatan produk dari awal sampai menjadi produk jadi.. Perhitungan Jumlah Perhitungan jumlah mesin dilakukan untuk mengetahui mesin apa saja yang harus di beli oleh perusahaan dan berapa jumlahnya sesuai dengan target produksi dan kebutuhan masing-masing mesin tersebut. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan software Ms. Excel.. Analisa Hubungan Aktifitas Kerja (Activity Relationship Diagram) Analisa aliran material dengan aplikasi dalam bentuk peta proses cendrung untuk mencari hubungan aktifitas pemindahan material secara kuantitatif. Sebagai tolak ukur disini adalah total material handling yang minimal. Selain faktor material handling yang bersifat kuantitatif ini, adapula faktor lain yang bersifat kualitatif yang harus dipertimbangkan dalam perancangan layout. ntuk ini Activity Relation Chart (ARC) atau sering pula disebut sebagai Relation Chart bisa dipakai untuk memberi pertimbangan-pertimbanagan kualitatif didalam perancangan layout tersebut. 4. Penyusunan String Diagram String diagram ini akan menggambarkan pengaturan atau penempatan fasilitas seoptimal mungkin dibuat tanpa mempertimbangkan luasan area yang diperlukan. Penempatan dilaksanakan dengan cara trial and error.. Kebutuhan Luas Langkah ini bisa disebut sebagai langkah penyesuaian. Disini penyesuaian harus dilaksanakan dengan memperhatikan luas are yang diperlukan. 6. Pertimbangan terhadap Luas Tersedia Dalam beberapa kasus tertentu, khususnya untuk problem relayout seringkali layout yang di desain harus disesuaikan dengan luas bangunan pabrik yang tersedia. Demikian juga untuk kasus yang lain dimana biaya serba terbatas, maka luas area yang bisa disediakan pun akansangat terbatas sekali 7. Modifikasi layout berdasarkan pertimbangan praktis. 8. Perancangan dan Evaluasi Alternatif Layout Membuat layout baru dari alternatif terbaik Menggunakan software autocad. 9. Analisis Pemecahan masalah Analisis evaluasi dan pembahasan dapat ditinjau dari hasil pengolahan data dengan metode systematic layout planning (SLP) yang menghasilkan usulan perancangan layout. Analisis yang dilakukan disini adalah analisis jarak perpindahan material. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Produk Yang Dihasilkan Tabel. Produk yang dihasilkan No Kode Deskripsi C004 Celana Panjang C00 Celana Pendek C/4 Celana Pendek / Baju Kancing Pundak Lengan Panjang 06 Baju Kancing Pundak Lengan Pendek 6 00 Baju Singlet Baju Kancing Tengah Lengan Pendek 8 06 Baju Kancing Tengah Lengan Kutung Baju Kancing Tengah Lengan Panjang obl tk Baju Kodok Oblong Tutup Kaki 007 obl bk Baju Kodok Oblong Buka Kaki 007 topi tk Baju Kodok Topi Tutup Kaki 007 topi bk Baju Kodok Topi Buka Kaki 4 STK Sarung Tangan dan Kaki Bedong Bedong 6 Topi Topi 7 C00 Celana Tutup Kaki 8 C00 Celana Pop 9 Popok Popok 0 Piyama Piyama Baju dan Celana 007 Paha Baju Kodok Pendek Paha Penentuan Kapasitas dan Kontribusi Tiap Produk Dengan kapasitas produksi lusin per bulan, berikut komposisinya: Tabel. Kontribusi Order No. KODE Kontribusi C004 8,9% C00 4,% C/4,% ,09% 08 9,% ,% ,7% 8 06,67% ,6% Obl TK,07% 007 Obl BK,0% 007 Topi TK 0,97% 007 Topi BK,0% 4 Bedong,0% Topi,0% 6 STK,0% 7 C00,0% 8 C00,8% 9 Popok,8% 0 Piyama 0,4% 007 Paha 0,46% Total 00,00%
6 Luas Lantai Produksi dan Dimensi Topi TK 007 Topi BK Bedong STK Topi C00 C00 Popok Piyama 007 Paha Gambar. Layout awal CV Evergreen Buana Prima Sandang Dengan ukuran meja mesin standar 0,98 x 0,48 m². Operation Process Chart (OPC) PETA PROSES OPERASI Nama Objek : C004 (Celana Panjang) Nomor Peta : Dipetakan Oleh : Novia Eva Liana Tanggal Dipetakan : 8 April 06 Manset (Rib) Pampers Badan C004 Sticker Size ' Obras Sambung Rib 8' Penempelan Size O-7 O- RINGKASAN KEGIATAN JMLAH WAKT (MENIT) 7 TOTAL 8,8 Gambar 4. Operation Process chart C004 Multi Product Process Chart (MPPC) Obras Ovd Karet Komponen Gambar. MPPC C004 Perhitungan Jumlah Grouping Item Tabel 4. Grouping Item GROP PRODK C00 C/4 C Obl TK Obl BK,7 0, Label Merk O- ' Obras Sambung Pampers dan Obras Atas ' Pasang Karet dan 0- Potong Karet 0' O-4 Obras Jadi 7' Buang Benang, Sontek, Balik O- 9' I- Pemeriksaan Kualitas (Quality Control) Sticker 9' Packing O-6 Plastik Penyimpanan Rib Pampers Badan C004 6 Hasil Perhitungan Jumlah GROP Tabel. Hasil Perhitungan mesin Group Nama Operasi Nama Waktu operasi (Menit) Kapasitas Teoritis Kapasitas Aktual Tabel 6. Summary Jumlah mesin Activity Relationship Chart (ARC) Jumlah yang Diharapkan Activity Relationship Chart (ARC) berisi tentang pentingnya kedekatan antar departemen. Keterangan kode dan alasan tercantum pada tinjauan pustaka Gambar 6. Activity Relationship Chart (ARC) Jumlah yang harus Disiapkan Jumlah Teoritis Pemb ulatan Obras Sambung 0, , 4,47 4,,94 Rib obras Obras Sambung Pampers/Perta obras 0, , 04, 047,4 7,8 ma & Atas 8 Pasang Karet ovd karet 0,0 40,7 04, 047,4 4,9 Kam Bawah ovd kam 0,0 400,8 0,86 04,87,4 Obras Jadi obras 0,8 0 9,760 04, 047,4 0,94 Jenis Group Group Group Group 4 Group Group 6 Group 7 Total Obras Overdeck Kam Overdeck Corong Overdeck Karet Overdeck Kamput Jahit Neci Pasang Kancing Lubang Kancing Kancing Jepret Kancing Jepret Total A B C D E F G H I J K GDANG BAHAN BAK GDANG AKSESORIS GDANG PRODK JADI RANG DISTRIBSI RNG DISTRIBSI AREA CTTING AREA SEWING AREA TRIMMING AREA SETRIKA AREA QALITY CONTROL AREA PACKING E E E A E O E E A X A A X O E A A X I A O O A O A O I O
7 Activity Relationship Diagram (ARD) Gudang Bahan Cutting Keterangan : Gudang Aksesori Ruang Distribus i 4 garis garis garis garis 0 garis bergelombang Sewing Trimming = Mutlak berdekatan = Sangat penting berdekatan = Penting berdekatan = Biasa saja / cukup = Tidak penting berdekatan = Tidak dikehendaki berdekatan Gambar 7. Activity Relationship Diagram (ARD) Kebutuhan Luas Departemen Tabel 7. Kebutuhan Luas Departemen QC Packing Gudang Produk Jadi Ruang Distribusi JMLAH KRAN MEJA MESIN LEBAR MEJA ALLOWANCE TOTAL LAS GROP MEJA MESIN P (M) L (M) LINE (M) P + (M) L + 0,7 (M) P (M) L (M) TOTAL (M²) 8 0,48 0,98 0,,48,7 0,7,96 8,0 9 0,48 0,98 0,,48,7,, 7,6 8 0,48 0,98 0,,48,7 0,7, 66, 4 9 0,48 0,98 0,,48,7 7,4,96 9,04 8 0,48 0,98 0,,48,7,9, 9,00 6 0,48 0,98 0,,48,7 8,88, 8, ,48 0,98 0,,48,7 4,44,96 7,84 4,88 Kebutuhan luas departemen dihitung dengan allowance panjang meter dan lebar 0,7 meter. Pertimbangan Terhadap Luas Yang Tersedia Tabel 8. Pertimbangan luas area Setrika Pertimbangan Modifikasi dan Batasan Praktis Tabel. Pertimbangan Modifikasi dan Batasan Praktis N Pertimbangan Batasan Praktis o Modifikasi Kapasitas produksi Luas area proses produksi yang yang semakin sudah terbatas meningkat 4 6 Jarak tempuh material terlalu jauh Penggunaan area yang tidak sesuai dengan peruntukanya Terdapat banyak barang yang tidak memenuhi syarat pada proses painting Waktu tempuh yang terlalu lama Aliran material yang tidak lancar Mengurangi jarak tempuh yang terlalu panjang Menempatkan barang proses agar memperlancar proses dan memudahkan pergerakan operator Mengurangi tingginya angka reject rasio painting yang disebabkan karena debu atau kotor Analisis waktu yang terlalu lama dan pertimbangkan solusi yang tepat Mengurangi hambatan yang ada pada aliran material Perancangan dan Evaluasi Alternatif Layout Group Karena kebutuhan lebar area tidak sesuai dengan luas area yang tersedia, maka allowance lebar dikurangi dari 0,7 meter menjadi 0,70 meter. Sehingga hasilnya sebagai berikut: Tabel 9. Perubahan Luas Dibutuhkan JMLAH KRAN MEJA MESIN LEBAR MEJA ALLOWANCE TOTAL LAS GROP MEJA MESIN P (M) L (M) LINE (M) P + (M) L + 0,70 (M) P (M) L (M) TOTAL (M²) 8 0,48 0,98 0,,48,66 0,7,8 79,04 9 0,48 0,98 0,,48,66,,07 68,4 8 0,48 0,98 0,,48,66 0,7,07 6, ,48 0,98 0,,48,66 7,4,8 8,68 8 0,48 0,98 0,,48,66,9,07 8, ,48 0,98 0,,48,66 8,88,07 7, ,48 0,98 0,,48,66 4,44,8 6,9608 0,796 Gambar 8. Layout Alternatif Group Keterangan : Tabel 0. Perubahan Luas Dibutuhkan terhadap luas tersedia Dibutuhkan Tersedia Panjang (m),6 4 Lebar (m) 9,96 0 Luas (m²) 0,6 40 Setelah luas area sesuai, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya yaitu perancangan tata letak masing-masing group. 7
8 Analisis Pemecah Masalah Analisis pemecah masalah yang dilakukan disini yaitu analisa jarak perpindahan material. Dimana dari dua alternatif layout tiap group akan dipilih satu alternatif dengan jarak perpindahan material terkecil. Tabel. Analisa Jarak Perpindahan Material Group Proses Dari analisa jarak perpindahan material proses produksi di group, alternatif layout dengan jarak pemindahan material terkecil adalah layout alternatif dengan total jarak 7,8 meter. Layout alternatif terpilih Group Alternatif Alternatif V V V 4 V V 6 V 7 V Tabel. Layout alternatif terpilih Layout Akhir Gambar 9. Layout Akhir Keterangan: Alternatif (meter) Alternatif (meter) Proses Proses,4,96 Proses Proses,46,96 Proses Proses 4 4,94,96 Proses 4 Proses 4,94,9 Total Jarak 8,76 7,8 8. KESIMPLAN ntuk memenuhi target produksi sebesar lusin per bulan, maka CV Evergreen Buana Prima Sandang harus menyediakan mesin sebanyak 0 unit dengan rincian mesin obras sebanyak 79 unit, mesin overdeck kam 7 unit, overdeck corong 0 unit, overdeck karet 6 unit, overdeck kamput unit, mesin jahit single needle 8 unit, mesin obras neci unit, mesin pasang kancing dan lubang kancing masing-masing unit, dan satu pasang mesin kancing jepret (snap button machine). Berdasarkan analisa jarak perpindahan material dari masing-masing layout alternatif group, maka pada group jarak pemindahan material terkecil adalah layout alternatif dengan total jarak 7,8 meter. ntuk group jarak pemindahan material terkecil adalah layout alternatif dengan total jarak 4,96 meter dan untuk group jarak pemindahan material terkecil adalah layout alternatif dengan total jarak 4,06 meter. Pada group 4,, dan 7 layout alternatif dengan jarak perpindahan material terkecil adalah alternatif dengan total jarak berturut-turut adalah 7,96 meter,,00 meter, dan,96 meter, sedangkan group 6 layout terpilih dengan jarak pemindahan material terkecil adalah layout alternatif dengan total jarak,90 meter. 6. DAFTAR PSTAKA Apple, James M. (990). Tata Letak dan pemindahan Barang, Bandung : Penerbit ITB. Arianto Sam. (0). Sahabat Bersama. [Online].Tersedia: [06 April 06] Fendi. (008). INASEA: sulan Perbaikan layout Produksi Oblong pada Divisi Garmen Lokal di PT MKF, Ltd. Vol. 9, No., April 008: 7. Gitosudarmo, H. Indriyo. (0). Manajemen Operasi. FE GM: Yogyakarta. H. Purnomo Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Graha Ilmu: Yogyakarta. Heragu, S. (997). Facilities Design, PWS Publishing Company, Boston. Hernowo, Condro. (00). Analisis Efisiensi Layout Fasilitas Produksi Pada Perusahaan Tenun CV. Kapas Putih Sidowayah Klaten. niversitas Sebelas Maret, Surakarta. Muther, R & Associates. (00). Consultants in industrial management & engineering: Overview of systematic layout planning manufacturing plant example, Popy Yuliarty dan Widiarto Irfan. (04). Perancangan lang Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Metode Systematic Layout Planning Dengan Software Blocplan Pada Pt. Pindad. niversitas Mercubuana, Yogyakarta. Qoriyana, Farieza, Fifi Herni Mustofa, dan Susy Susanti. (04). Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi Pada CV. Visa
9 Insan Madani. Institut Teknologi Nasional, Bandung. Suyono, Dwi Haryati. (0). Perancangan Tata Letak Produksi Paper Packaging pada PT. Gramedia Printing nit Cikarang Dengan Metode Systematic Layout Planning. niversitas Indonesia, Depok. Wahyudi, Eko Sri. (00). Perancangan lang Tata Letak Fasilitas Produksi di CV. Dimas Rotan Gatak Sukoharjo. niversitas Sebelas Maret, Surakarta. Wignjosoebroto, Sritomo. (99). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan, hlm. 90, Penerbit Guna Widya, Jakarta. Yudawan, Albertus Pasca. (0). Penataan lang Tata Letak Pabrik Asesoris Mobil Berbahan Polimer Pada PT. FLN Dengan Metode Systematic Layout Planning. niversitas Indonesia, Depok. 9
BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia industri khususnya industri pakaian (garment)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, dunia industri khususnya industri pakaian (garment) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dikarenakan permintaan konsumen yang semakin meningkat
Lebih terperinciRancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI
Reka Interga ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.3 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Desember 2013] Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI FARIEZA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, yaitu perusahaan garmen yang membuat lembaran kain menjadi sebuah baju yang
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD.
USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MKF, LTD. Fendi Staf Produksi, Industri Manufaktur, PT ASTRA DAIHATSU MOTOR HEAD OFFICE, Jln. Gaya Motor III No. 5, Sunter II, Jakarta
Lebih terperinciREKAYASA DAN INOVASI TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN KUALITAS HIDUP BANGSA
. PROCEEDINGS SEMINARNASIONALRISETDANTEKNOLGITERAPAN(RITEKTRA)KE4 REKAYASADANINOVASITEKNOLOGI UNTUKPENINGKATANKUALITASHIDUPBANGSA 17SEPTEMBER2014 UNIVERSITASSANATADHARMA YOGYAKARTAINDONESIA Editor: TheJinAi,Dr.Eng
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK AREA PRODUKSI PT X DENGAN METODE SYSTEMATIC PLANT LAYOUT Teguh Oktiarso 1), Henrix Setyawan Loekito 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung Jl. Villa Puncak
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri-industri kini kian berkembang seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diindonesia. Pertambahan jumlah penduduk membuat daya beli dari suatu produk menjadi
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA)
USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI PRODUK SEPATU PERLENGKAPAN DINAS HARIAN (STUDI KASUS PADA CV. MULIA) Widya Nurcahayanty Tanjung 1, Fauzan Hariz Harimansyah E-mail: widya@uai.ac.id
Lebih terperinciUsulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco Bireuen
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 4-10 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Pabrik dengan Menggunakan Systematic Layout Planning (SLP) di CV. Arasco
Lebih terperinciBAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang
48 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Perusahaan CV Aneka Konveksi merupakan sebuah perusahaan konveksi yang didirikan pada tahun 1996 dan mempunyai 40 mesin dan 30 tenaga kerja pada
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata
Lebih terperinciSYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PERTEMUAN #3 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA FORBOYS
ANALISIS PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA FORBOYS Dimas Ayu Mardhika 1*, Harun Indra Kusuma 1, Mariyatul Qibtiyah 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Lebih terperinciDAFTAR DIAGRAM Diagram Judul Halaman 5.1. Penjadwalan Awal Produk Singlet Penjadwalan Awal Produk Baju Penjadwalan Awal Produk Jaket
ABSTRAK PT. Surya Mulia Adikriya (PT. SMA) adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang garment yang memproduksi pakaian jadi dengan model, ukuran, dan jumlah yang sesuai dengan pesanan konsumen
Lebih terperinciSystematic Layout Planning
Systematic Layout Planning Dimas Yuwono Wicaksono, ST., MT. dimas_yw@yahoo.com SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING Richard Muther Input Data and Activities 1. Flow of Materials 2. Activity Relationships 3. Relationship
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DAN MATERIAL HANDLING PADA PT. XYZ
Jurnal Ilmiah Teknik Industri (2016), Vol. 4 No. 3, 141 148 USULAN PERBAIKAN TATA LETAK PABRIK DAN MATERIAL HANDLING PADA PT. XYZ I Wayan Sukania 1, Silvi Ariyanti 2 dan Nathaniel 1 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciDESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR
DESAIN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING PADA PABRIK KELAPA SAWIT SUNGAI PAGAR Mustofa Choir 1, Dodi Sofyan Arief 2, Merry Siska 3 Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan aktivitas mesin. Mesin telah mengurangi beban kerja manusia dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Keterlibatan tangan manusia dalam aktivitas produksi semakin dikurangi dan digantikan dengan aktivitas mesin. Mesin
Lebih terperinciPerancangan Tata Letak
1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Perancangan Tata Letak 2 Definisi: pengaturan tata letak fasilitasfasilitas operasi dengan memanfaatkan area yang tersedia untuk penempatan mesin-mesin, bahan-bahan,
Lebih terperinciPABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI)
REDISAIN LAYOUT PABRIK DAN POLA ALIRAN BAHAN (STUDI KASUS GARUDA BRASS PATI) Manindo Simanjuntak, Nia Budi Puspitasari, ST. MT, Rani Rumita, ST. MT nona.nindo@gmail.com, niabudipuspitasari@gmail.com, ranirumita@gmail.com
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil & Analisa Dari hasil perancangan tata letak fasilitas, penempatan stasiun kerja disesuaikan dengan keterkaitan aktivitas antar stasiun kerja satu dengan stasiun kerja
Lebih terperinciSystematic Layout Planning
Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PABRIK PEMBUATAN RANGKA MEJA PING-PONG PADA CV SHIAMIQ TERANG ABADI Ade Putri K 1, Alifah K 2, Finda Arwi M 3, Rizqy W 4, Virda Hersy L. S 5, Wakhid Ahmad Jauhari
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PT MITRA PRESISI PLASTINDO Bernadus Tofan Adi Pranata 1*, Slamet Setio Wigati 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memberikan perhatian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era industrialisasi yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan dituntut untuk memberikan perhatian penuh kepada
Lebih terperinciBAB 4 PROFIL PERUSAHAAN
BAB 4 PROFIL PERUSAHAAN 4.1. Profil Perusahaan UD. Gunung Sari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan pakaian anak-anak dan pakaian dewasa. Perusahaan ini didirikan oleh Bpk. Mintarto Halim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sekarang ini semakin pesat. Hal ini menyebabkan iklim pesaingan antar perusahaan juga semakin ketat. Setiap perusahaan harus memikirkan
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY Wakhid Ahmad Jauhari 1, Arda Candra Faisal Pinastika 2, Chirstina Ayu Kusumawardani 3, Eva Kholisoh 4, Helma Hayu Juniar 5, Rafiq Ramadhan 6,
Lebih terperinciUSULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO
USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO Enny Ariyani Teknik Industri FTI-UPNv Jatim Abstraksi Permasalahan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dikemukakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dan kaitannya dengan teori yang menjadi landasan dalam pengolahan data tersebut.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk
Lebih terperinciPDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1
Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1 KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah, kami sampaikan ke hadirat Allah YME, karena terealisasinya Tekinfo, Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG TATA LETAK DAN FASILITAS PRODUKSI UD. GUNUNG SARI SURAKARTA
PERANCANGAN ULANG TATA LETAK DAN FASILITAS PRODUKSI UD. GUNUNG SARI SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana Teknik Industri HANDY HARTONO CHANDRA 13
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meliputi pengaturan tataletak fasilitas produksi seperti mesin-mesin, bahan-bahan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengaturan tataletak fasilitas produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu pabrik. Pengaturan tataletak lantai produksi meliputi
Lebih terperinciPerancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling
Performa (2014) Vol. 13, No.2: 91-100 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling Rizki Wahyuniardi, Agi A. Setiawan Teknik Industri, Fakultas Teknik, UniversitasPasundan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 FLOW CHART PEMECAHAN MASALAH Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara berkembang, yang biasanya memiliki salah satu ciri dengan menjamurnya perusahaan industri. Setiap industri yang ada dituntut untuk
Lebih terperinciPERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2
PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI 2 PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS LABORATORIUM TEKNIK INDUSTRI PROJECT 4 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 5.1 TUJUAN PRAKTIKUM Project ini bertujuan agar tiap-tiap
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK TAHU SRIKANDI JUNOK BANGKALAN
AGROINTEK Volume 7, No.2 Agustus 2013 57 PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PABRIK TAHU SRIKANDI JUNOK BANGKALAN Muh. Faishol, Sri Hastuti, Millatul Ulya Program Studi Teknologi Industri Pertanian
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor
Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Risthia Eriana Putri 1, Hery Irwan 2,Zaenal Arifin 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tata Letak Pabrik Menurut Apple (1990), Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh Catering Services, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan selalu memiliki tujuan untuk memaksimalkan produktivitas dan meniminasi semua jenis biaya, hal ini tidak lain dimaksudkan untuk mendapatkan profit
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Pengertian Perencanaan Fasilitas Perencanaan tata letak fasilitas termasuk kedalam bagian dari perancangan tata letak pabrik. Perencanaan
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5. Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.. Activity Relationship Chart (ARC). Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan menguraikan mengenai landasanlandasan teori serta acuan lain yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian. 2.1 Perencanaan Fasilitas Tata letak pabrik adalah
Lebih terperinciRancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.01 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2014 Rancangan Tata Letak Fasilitas Bagian Produksi pada CV. VISA INSAN MADANI
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Prabowo (2007) dalam penelitian yang berjudul Usulan Perancangan Tata Letak Rumah Sakit. Penelitian tersebut memberikan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Tata Letak Fasilitas Produksi, Efisiensi, Total Jarak Perpindahan.
ABSTRAK Tata letak fasilitas merupakan penempatan fasilitas pada suatu ruangan baik mesin, karyawan, bahan baku, peralatan, dan perlengkapan proses produksi yang digunakan untuk menunjang jalannya suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METDLGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian.
Lebih terperinciRANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI FENDER MENGGUNAKAN AUTOMATED LAYOUT DESIGN PROGRAM DI PT. AGRONESIA DIVISI TEKNIK KARET*
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 RANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI FENDER MENGGUNAKAN AUTOMATED LAYOUT DESIGN
Lebih terperinciUNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 ANALISA DAN USULAN PERBAIKAN LAYOUT PRODUKSI OBLONG PADA DIVISI GARMEN LOKAL DI PT MULIA KNITTING FACTORY
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata letak fasilitas merupakan pengorganisasian fasilitas-fasilitas fisik perusahaan untuk menghasilkan efisiensi penggunaan sumber daya perusahaan. Perencanaan fasilitas
Lebih terperinciTHE FACTORY ORGANISATION
THE FACTORY ORGANISATION Director IT - Department Finance Shipping Human Resources Marketing Manager Chief Merchandiser Merchandisers Sampling Asst. Merchandiser Production Management Production Orders
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS DAN ALGORITMA BLOCPLAN Disusun Oleh: Risya Yuthika (1102120156) Septi Kurniawan (1102130054) Tio Auzan Hawali (1102120067) Nenden Widha Soraya (1102120157) Achmad Rizaldi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembahasan Pesatnya tingkat kemajuan zaman menyebabkan teknologi dibidang industri semakin meningkat pula. Mulai dari peningkatan teknologi mesin-mesin ataupun alat-alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biaya produksi merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan, semakin kecil biaya produksi maka semakin besar keuntungan yang didapat
Lebih terperinciANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX
ANALISA PERANCANGAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI DIVISI WELDING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XX Alfa Firdaus, Dedy Pratama Program Studi Teknik, Fakultas Teknik Universitas Mercu Buana Jakarta
Lebih terperincimungkin. Hal ini dibuat untuk menciptakan kelancaran aliran bahan, sehingga nanti dapat diperoleh aliran bahan yang efisien dan kondisi kerja yang ter
SLAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA INDSTRI SANDAL IMPROVEMENTS PROPOSAL OF FACILITY LAYOT ON SANDAL INDSTRY Eko Hadi Nur Effendy (30408307) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, niversitas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan percetakan di Bandung berkembang dengan pesat, dimana terdapat berbagai perusahaan percetakan dalam jumlah yang cukup banyak. Perkembangan jumlah perusahaan percetakan tersebut mengakibatkan
Lebih terperinciSKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA
SKRIPSI USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS LANTAI PRODUKSI GUNA MEMINIMUMKAN JARAK DAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DI UD. SRI JAYA Disusun oleh : Ahmad Wardiman 2012.10.215.160 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
Lebih terperinciPerancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler
Petunjuk Sitasi: embiring, A. C. (2017). Perancangan Ulang Tata Letak Pabrik untuk Meminimalisasi Material Handling pada Industri Pembuat Boiler. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C242-247). Malang:
Lebih terperinciMetode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X
Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X Rossi Septy Wahyuni 1a Astri Anggraini Safitri 2b 1 Jurusan Teknik Industri Fakultas
Lebih terperinciUsulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara VIII *
Reka Integra ISSN: 2338-5081 Teknik Industri Itenas No.1 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2013 Usulan Tata Letak Fasilitas Menggunakan Automated Layout Design Program Di Industri Hilir
Lebih terperinciPERTEMUAN #1 PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
PENGANTAR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #1 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL VISI DAN MISI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja dari suatu perusahaan adalah pengaturan tataletak fasilitas produksi. Pengaturan tataletak fasilitas produksi meliputi
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan PT Ameya Living Style Indonesia, merupakan sebuah perusahaan garmen yang berskala internasional yang ternama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 37 Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 1, Nomor 1, Juli 2014
PERANCANGAN USULAN TATA LETAK FASILITAS PEMBUATAN MEETING CHAIR PADA DEPARTEMEN KONTRUKSI PT CHITOSE INDONESIA MANUFACTURING DENGAN PENDEKATAN GROUP TECHNOLOGY DAN ALGORITMA BLOCPLAN UNTUK MEMINIMASI MOMEN
Lebih terperinciUSULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK PADA PT. XYZ
USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK PABRIK PADA PT. XYZ Nofi Erni 1, Lamto Widodo 2,Yunike Poala 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Esa Unggul 2 Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X
Geovano / Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi pada dan di PT. X / Jurnal Titra, Vol. 5, No. 2, Juli 2017, UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PADA PLONG MANUAL DAN GLUEING MANUAL DI PT. X Antonius Geovano
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha. m 2 atau dapat melakukan efisiensi total luas area sebesar 34,56 %. Tata letak
ABSTRAK PT. Mirella Jaya Perkasa bergerak di bidang furniture khususnya springbed, memiliki banyak pesaing sehingga dibutuhkan perbaikan secara terus menerus baik secara internal maupun eksternal agar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kelancaran aliran produksi harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak lantai produksi karena perancangan lantai produksi merupakan salah satu bagian dari perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL
PERANCANGAN LANG TATA LETAK FASILITAS PRODKSI DI D. NR INTAN PEGIRIKAN TEGAL Disusun Oleh: Muhammad Ravi (441194) Pembimbing: 1. Rossi Septy Wahyuni, ST., MT 2. Ainul Haq P, ST., MMSI. LATAR BELAKANG Perkembangan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
66 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Dari seluruh data yang telah dikumpulkan, dilakukan pengolahan data yang dapat dilihat secara keseluruhan pada lampiran. 4.2 Analisis Data 4.2.1 OPC (Operation
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini yaitu untuk mengurangi jarak Material Handling yang terjadi pada lini perusahaan produksi jilbab, sebuah perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciPENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA PERTEMUAN #8 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU
PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Taufik Martha Andrianta 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : tata tetak (layout), penataan mesin, meminimumkan jarak perpindahan, load distance. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Tata Letak (layout) merupakan salah satu landasan utama dalam dunia industri. Tata Letak yang terencana dengan baik akan ikut menentukan efektivitas dan efisiensi kegiatan produksi, mengurangi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan tata letak fasilitas manufaktur dapat berpengaruh secara langsung terhadap aliran material didalam pabrik. Tata letak pabrik yang baik dapat memberikan
Lebih terperinciKhristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo
USULAN TATA LETAK ULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE QUANTITATIVE SYSTEMS UNTUK MEMINIMALKAN JARAK PERPINDAHAN BAHAN DI LANTAI PRODUKSI DEPARTEMEN MECHANIC PT JEFTA PRAKARSA PRATAMA Khristian Edi Nugroho; Dimas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan metode yang benar.perencanaan dan perancangan fasilitas pabrik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lantai produksi suatu perusahaan manufacture perlu dirancang dengan baik, supaya aliran produksi dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien. Hal ini
Lebih terperinciPERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam siklus
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory dan Klasifikasinya Inventory meliputi semua barang yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu, dengan tujuan untuk dijual kembali atau dikonsumsikan dalam
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 2.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Sejarah umum perusahaan Safirah merupakan CV milik bapak Drs. H. Dodo Supardjioto yang bergerak di bidang konveksi serta memproduksi produk
Lebih terperinciRatih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang
PERANCANGAN TATA LETAK DEPARTEMEN PACKING PADA PT. MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARC DAN CRAFT Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT 1 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciPembahasan Materi #8
Materi #8 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan Materi #8 2 Dasar Penentuan Metode Penentuan Fasilitas Yang Dipertimbangkan Rancangan Alternatif Tata Letak Diagram Hubungan Ruangan Derajat
Lebih terperinciPembahasan Materi #9
1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Metode Penentuan Fasilitas Yang Dipertimbangkan Rancangan Alternatif Tata Letak Diagram Hubungan Ruangan Derajat Nilai Kedekatan 6623
Lebih terperinciSTUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10
Journal Industrial Servicess Vol. 3c No. 1 Oktober 2017 STUDI KASUS PERBANDINGAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK PADA PT SENNATRA PENDAWATAMA SECARA MANUAL DAN DENGAN SOFTWARE VIP-PLANOPT10 Hartono,
Lebih terperinciUSULAN PERANCANGAN LAYOUT PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ
Journal Industrial Servicess Vol. No. 1b Oktober 017 SLAN PERANCANGAN LAYOT PERKANTORAN MENGGNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ Evi Febianti 1, Bobby Kurniawan, Bagya Alif Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciTUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ
TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (SLP) PADA PT. XYZ Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tata Letak Fasilitas 2.1.1 Definisi Tata Letak Fasilitas 1) Menurut Sritomo (1992, p52), tata letak fasilitas didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas - fasilitas fisik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. jasa. Menurut Heizer dan Render (2009:4) manajemen operasi adalah serangkaian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi penting dalam suatu perusahaan atau organisasi untuk menghasilkan produk berupa barang
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PRODUK TEFFLON DAN GRINDING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING & SIMULASI PROMODEL
TUGAS AKHIR PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI PRODUK TEFFLON DAN GRINDING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING & SIMULASI PROMODEL Disusun Oleh : HERI SETIAWAN 41613110042 PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciPerencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo)
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-7976 Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo) 1 Rian Oktaviana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode diartikan sebagai cara yang tepat, kemudian penelitian adalah kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan yang benar tentang suatu masalah. Di dalam penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciTIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c. i d
1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Detail Mata Kuliah 2 Kode TIN314 Nama Perancangan Tata Letak Fasilitas Bobot 3 sks 6623 - Taufiqur Rachman 1 Deskripsi 3 Mata Kuliah Perancangan dan Tata Letak
Lebih terperinciPerancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning
Performa (2013) Vol. 12, No. 1: 39-50 Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas di PT. Dwi Komala dengan Metode Systematic Layout Planning R. Pitaloka Naganingrum*, 1), Wakhid Ahmad Jauhari 2), Lobes Herdiman
Lebih terperinciANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS
ANALISIS ALIRAN MATERIAL PERTEMUAN #5 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinci