AYUNAN DAN PERCEPATAN GRAVITASI (M.3)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AYUNAN DAN PERCEPATAN GRAVITASI (M.3)"

Transkripsi

1 AYUNAN DAN PERCEPAAN GRAVIASI (M.3) I. UJUAN Mepelajari ifat-ifat ayunan. Menentukan kecepatan gravitai. II. DASAR EORI Dala kehidupan ehari-hari kita tidak terlepa dari ilu fiika, diulai dari yang ada dari diri kita endiri eperti gerak yang kita lakukan etiap aat, energi yang kita pergunakan etiap hari apai pada euatu yang berada diluar diri kita, alah atu contohnya adalah perainan ditaan kanak-kanak, yaitu ayunan. Sebenarnya ayunan ini juga dibaha dala ilu fiika, diana dari ayunan terebut kita dapat enghitung perioda yaitu elang waktu yang diperlukan beban untuk elakukan uatu getaran lengkap dan juga kita dapat enghitung berapa bear gravitai bui di uatu tepat. Pada percobaan ini, ayunan yang dipergunakan adalah ayunan yang dibuat edeikian rupa dengan bebannya adalah bandul fii. Pada daarnya percobaan dengan bandul ini tidak terlepa dari getaran, diana pengertian getaran itu endiri adalah gerak bolak balik ecara periode elalui titik keetibangan. Getaran dapat berifat ederhana dan dapat berifat koplek. Getaran yang dibaha tentang bandul adalah getaran haronik ederhana yaitu uatu getaran diana reultan gaya yang bekerja pada titik ebarangan elalu engarah ke titik keetibangan dan bear reultan gaya ebanding dengan jarak titik ebarang ketitik keetibangan terebut..1 Pengertian Getaran Getaran adalah gerak bolak-balik ecara periodik yang elalu elalui titik keeibangan. Satu getaran adalah gerakan dari titik ula-ula dan kebali ke titik terebut. Periode (waktu getar) adalah waktu yang digunakan untuk encapai atu getaran penuh, dilabangkan (ekon atau detik).

2 Frekueni adalah banyaknya getaran tiap detik, dilabangkan f (Hertz). Aplitudo adalah ipangan akiu dari uatu getaran, dilabangkan A (eter). Sipangan adalah jarak bearnya perpindahan dari titik keeibangan ke uatu poii, dilabangkan Y (eter). Sudut fae getaran adalah udut tepuh getaran dala waktu tertentu, dilabangkan ϕ (radian). Fae getaran adalah perbandingan antara laanya getaran dengan periode, dilabangkan Φ. Kecepatan udut adalah udut yang ditepuh tiap atuan waktu ω.. Getaran Haroni Getaran haroni (ederhana) atau gerak haronik (ederhana) adalah getaran yang dipengaruhi oleh gaya peulih yang arahnya enuju ke titik keeibangan dan bearnya ebanding dengan ipangan. Gerak uatu benda yang terauk gerak haronik antara lain : 1. Putaran roda otor atau obil dengan kecepatran tetap.. Gerakan piton dala ilinder otor. 3. Getaran pega. 4. Ayunan ederhana. 5. Gerakan ujung jaru ein jahit. 6. Putaran poro engkol. Periode dan frekueni Hubungan f dan : f 1 =

3 a. Pega Sebuah pega yang digantung vertikal ke bawah ujungnya diberi beban ditarik dengan gaya F ehingga pega bertabah panjang ebear x, keudian gaya dilepa, aka beban beraa ujung pega akan engalai gerak haronik dengan periode : = π k f = 1 π k = periode () f = frekueni pega (Hz) = aa beban (kg) π = /7 atau 3,14 k = kontanta pega (N/) Nilai k dapat dicari dengan ruu huku Hooke yaitu : Pada pega : F = k y F = a = ω π y = y c. Ayunan ederhana l α F beban Jika beban beraa ditarik ke aping dengan gaya F keudian dilepa aka beban akan engalai gerak haronik. Bear periode dan frekueni dihitung dengan ruu :

4 = π l g f = 1 π g l = periode () f = frekueni ayunan (Hz) l = panjang tali () π = /7 atau 3,14 g = percepatan gravitai = 9,8 / atau 10 /. 3 Sipangan Gerak Haroni in ϕ = QB/OB = Y/R R = A aka in ϕ = Y/A Y = A inϕ karena ϕ = ω t aka Y = A in ω t dan ω = π/ aka Y = A in (π/) t dengan Y = ipangan (eter) A = aplitudo (eter) π = 180 o = periode (ekon) t = laa getaran (ekon) Peraaan ipangan gerak haroni erupakan grafik inuoidal, yang dituli dala bentuk : Y = A in ϕ

5 Y = ipangan () A = aplitudo atau ipang getar () ϕ = udut fae Sudut fae ϕ = π Φ = π (t/) = (π/) t = ω t Φ = beda fae = (t/) ω = kecepatan udut (rad/) ehingga peraaan ipangan eiliki bentuk lain, yaitu : Y = A in π Φ Y = A in ω t.4 Kecepatan dan Percepatan Gerak Haroni Kecepatan linier dari gerak haroni dinyatakan dengan v y = ωa co ωt Sedangkan percepatan liniernya dinyatakan dengan a y = - ω A in ωt = - ω Y tanda negatif berarti arahnya berlawanan dengan ipangan gerak haroni.5 Superpoii Getaran a. Dua getaran egari dan eiliki aplitudo aa Getaran I eiliki ipangan : Y 1 = A 1 in ω 1 t Getaran II eiliki ipangan : Y = A in (ω t + ϕ) Hail perpaduan dua getaran erupakan getaran III yang eiliki ipangan : Y 3 = Y 1 + Y

6 b. Dua getaran yang arahnya aling tegak luru Hail perpaduan dua getaran berupa uatu pola yang diebut pola Liajou..6 Energi Gerak Haroni Energi yang diiliki oleh benda yang bergetar haroni terdiri dari : - Energi kinetik, yang tibul karena adanya kecepatan. - Energi potenial, yang tibul karena adanya ipangan/poii yang berubahubah. a. Energi kinetik E k = ½ ω A co ωt b. Energi potenial E p = ½ ω A in ωt c. Energi total/ekanik E = ½ ω A = ½ (4π / )A = ½ 4π f A karena ω = k, aka E = ½ ka yang berarti energi ekanik getaran berbanding luru dengan kuadrat aplitudo dan frekueninya, erta berbanding terbalik dengan kuadrat periodenya. III. ALA DAN BAHAN a. Ayunan Sederhana b. Ayunan Fii c. Stopwatch IV. CARA KERJA A. Ayunan ederhana. Gabar :

7 1. Abil panjang tali tertentu.. Ukur waktu ayunan dengan engukur waktu yang diperlukan untuk 10 kali ayunan. 3. Ulangi percobaan ini ekurang-kurangnya 5 kali dengan engabil 3 panjang tali yang berbeda. B. Ayunan ederhana. Gabar : AN B 1. Letakkan peberat di tengah-tengah batang.. Ukur ayunan dengan cara eperti A untuk 5 ubu ayun berturut-turut pada ii A. 3. ulang percobaan di ata untuk 5 ubu pada ii B (ayunan fii ) yang etangkup dengan titik ubu. 4. geerkan letak beban ( peberat ) tu atau dua lobang keebelah dan ulangi percobaan terebut. Abil aing-aing 5 ubu tidak perlu etangkup.

8 V. DAA PENGAMAAN A. Percobaan A (Ayunan Sederhana) Panjang ali (L) Pengukura n L (c) I 69 II 60 III 50,5 1. Panjang ali = 69 c Pengukura n t (ekon) I 17,4 II 17,31 III 17, IV 17,3 V 17,. Panjang ali = 60 c Pengukura n t (ekon) I 16,5 II 16,14 III 16,4 IV 16,0 V 16, 3. Panjang ali = 50,5 c Pengukura t n (ekon) I 14,8

9 II 14,8 III 15 IV 14,91 V 14,8 B. Percobaan B (Ayunan Fii) Panjang ali (L) Pengukura n L (c) I 50 II Panjang ali = 69 c Pengukura n t (ekon) I 18 II 18 III 17,9 IV 17,8 V 18,4. Panjang ali = 60 c

10 Pengukura n t (ekon) I 19,8 II 19,8 III 19,84 IV 19,6 V 0,1 Keterangan : t didapat etelah 10 kali getaran. VI. PERHIUNGAN A. Percobaan A (Ayunan Sederhana) 1. Untuk L = 69 c Diketahui : L = 69 c = 0,69 π = 9,87 t untuk 10 kali getaran = 17,4 t untuk 1 kali getaran = Jadi 1 = 1,74 Ditanya : g =? = 1,74 17,4 10 Jawab : = π L g = 4π L g

11 g = g = 4π L 4π 0,69 ( 1,74) g = 8,99 dengan cara yang aa diperoleh data : L () () ( ) g ( ) 0,69 1,74 3,03 8,99 0,69 1, ,08 0,69 1,7,96 9, 0,69 1,73,97 9,17 0,69 1,7,96 9, =,984. Untuk L = 60 c Diketahui : L = 60 c = 0,60 π = 9,87 t untuk 10 kali getaran = 16,5 t untuk 1 kali getaran = Jadi 1 = 1,65 Ditanya : g =? = 1,65 16,5 10 Jawab : = π L g

12 = 4π L g g = g = 4π L 4π 0,60 ( 1,65) g = 8,7 dengan cara yang aa diperoleh data : L () () ( ) g ( ) 0,60 1,65,7 8,7 0,60 1,614,6 9,1 0,60 1,64,69 8,81 0,60 1,60,57 9,3 0,60 1,6,6 9,06 =, Untuk L = 50,5 c Diketahui : L = 50,5 c = 0,505 π = 9,87 t untuk 10 kali getaran = 14,8 t untuk 1 kali getaran = Jadi 1 = 1,48 Ditanya : g =? = 1,48 14,8 10

13 Jawab : = π L g = 4π L g g = g = 4π L 4π 0,505 ( 1,48) g = 9,1 dengan cara yang aa diperoleh data : L () () ( ) g ( ) 0,505 1,48,19 9,1 0,505 1,48,19 9,077 0,505 1,5,5 8,86 0,505 1,491, 8,97 0,505 1,48,19 9,1 =,08 Grafik data untuk ayunan ederhana : L () () 0,69,984 0,6,636 0,505,08

14 4 (kuadrat periode) ,69 0,6 0,505 Panjang tali () B. Percobaan B (Ayunan Fii) 1. Untuk beban ditengah batang Diketahui : a = 50 c = 0,5 π = 9,87 t untuk 10 kali getaran = t untuk 1 kali getaran = 10 = 1,8 Jadi 1 = 1,8 Ditanya : g =?

15 Jawab : = a + K π ; ag L K = 1 Penentuan percepatan gravitai (g) dengan elenyapkan K, aka K kita abaikan dala penggunaan ruu. = π a ag = 4π a ag g = g = 4π a 4π 0,5 ( 1,8 ) g = 6,1 dengan cara yang aa diperoleh data : a () () ( ) g ( ) 0,5 1,8 3,4 6,1 0,5 1,8 3,4 6,1 0,5 1,79 3, 6, 0,5 1,8 3,19 6,3 0,5 1,81 3,3 6 =3,34. Untuk beban diujung batang bawah Diketahui : a = 100 c = 1,0 π = 9,87

16 t untuk 10 kali getaran = 19,8 t untuk 1 kali getaran = Jadi 1 = 1,98 Ditanya : g =? = 1,98 19,8 10 Jawab : = a + K π ; ag L K = 1 Penentuan percepatan gravitai (g) dengan elenyapkan K, aka K kita abaikan dala penggunaan ruu. = π a ag = 4π a ag g = 4π a 4π 1,0 g = ( ) 1,98 g = 10,06 dengan cara yang aa diperoleh data : a () () ( ) g ( ) 1,0 1,98 3,904 10,06 1,0 1,98 3,904 10,06 1,0 1,984 3,936 10,03 1,0 1,96 3,84 10,8

17 1,0 1,01 3,04 9,77 =3,93 Grafik data untuk ayunan Fii : L () () 0,5 3,34 1 3,93 5 (kuadrat periode) ,5 1 Panjang tali () VII.RALA KERAGUAN RALA KERAGUAN A. Percobaan Ayunan Sederhana 1. Untuk Panjang ali (L) = 69c No (ekon)

18 =98.66%. Untuk Panjang ali (L) = 60c No

19 3. Untuk Panjang ali (L) =50.5c =99.465% No

20 =99.753% B. Percobaan Ayunan Fii 1. Untuk Panjang ali (L) = 50c No

21 . Untuk Panjang ali (L) =100c = % No

22 =99.59% RALA KERAGUAN PERCEPAAN GRAVIASI (g) A.Percobaan Ayunan Sederhana 1.g untuk panjang tali (L) = 69c No

23 .g untuk panjang tali (L) = 60c =99.573% No

24 = g untuk panjang tali (L) = 50.5c No

25 = 99.48% B.Percobaan Ayunan Fii 1.g untuk panjang tali (L) = 50c No

26 = 99.08%.g untuk panjang tali (L) = 100c No

27 = 99.43%

28 VIII. PEMBAHASAN Pada praktiku ayunan dan percepatan gravitai ini kita diajak untuk engetahui hubungan antara ayunan dan percepatan gravitai bui. Ayunan yang dipergunakan pada percobaan ini ada dua jeni, yaitu ayunan ederhana dan ayunan fii. Ayunan ederhana erupakan ebuah bandul ideal yang terdiri dari ebuah partikel yang digantung pada euta tali panjang yang ringan. Pada daarnya percobaan dengan bandul ini tidak terlepa dari getaran, diana pengertian getaran itu endiri adalah gerak bolak balik ecara periode elalui titik keetibangan. Getaran dapat berifat ederhana dan dapat berifat koplek. Getaran yang dibaha tentang bandul adalah getaran haronik ederhana yaitu uatu getaran diana reultan gaya yang bekerja pada titik ebarangan elalu engarah ke titik keetibangan dan bear reultan gaya ebanding dengan jarak titik ebarang ketitik keetibangan terebut. Ruu yang dipergunakan untuk encari gravitai pada percobaan kali ini adalah = π l g 4π L g =, diana : = periode () l = panjang tali () π = /7 atau 3,14 g = percepatan gravitai Bandul fii erupakan ebarang benda tegar yang digantung yang dapat berayun/bergetar/beriolai dala bidang vertical terhadap ubu tertentu. Bandul fii ebenarnya eiliki bentuk yang lebih koplek, yaitu ebagai benda tegar. Dala etiap perhitungan dan pengukuran tidak ada yang pati. Untuk eperbaiki hail pengabilan data aupun perhitungan data itu, aka data-data terebut perlu diralat dengan etode ralat keraguan.

29 Keraguan ini dapat terjadi karena : 1. Ketidaktelitian praktikan dala elakukan praktiku. Apabila terjadi edikit aja kealahan pengukuran, aka ecara otoati akan terjadi kealahan pula aat kita engerjakan perhitungan data.. Penguaaan ateri yang kurang baik. 3. Failita praktiku yang kurang eadai. 4. Keruakan pada alat yang digunakan pada aat praktiku juga dapat epengaruhi data percobaan. IX. KESIMPULAN Dari data-data diata dapat ditarik beberapa keipulan, diantaranya adalah ebagai berikut : a). Pada daarnya percobaan dengan bandul ini tidak terlepa dari getaran, diana pengertian getaran itu endiri adalah gerak bolak balik ecara periode elalui titik keetibangan. b). Getaran haronik ederhana yaitu uatu getaran diana reultan gaya yang bekerja pada titik ebarangan elalu engarah ke titik keetibangan dan bear reultan gaya ebanding dengan jarak titik ebarang ketitik keetibangan terebut. c). Setelah dilakukan perhitungan pada praktiku didapatkan g (gravitai) dengan hail : Pada Ayunan Sederhana untuk L (69c) = 8,99 ; 9,08 ; 9, ; 9,17 ; 9,. Untuk L (60c) = 8,7 ; 9,1 ; 8,81 ; 9,3 ; 9,06. Untuk L (50,5c) = 9,1 ; 9,077 ; 8,86 ; 8,97 ; 9,1. Pada Ayunan Fii untuk L (50c) = 6,1 ; 6,1 ; 6, ; 6,3 ; 6. Untuk L (100c) = 10,06 ; 10,06 ; 10,03 ; 10,8 ; 9,77.

30 DAFAR PUSAKA Kanginan, Marthen, 1988, Ilu Fiika, Erlangga, Jakarta. Sulityo, dkk, 199, Intiari Fiika, Putaka Setia, Bandung. Wibawa Satria, I Made, 009, Penuntun Praktiku Fiika Daar. Laboratoriu F. MIPA Univerita Udayana, Denpaar. Sear Zeanky, Fiika untuk Univerita II Litrik, agnet, Bina Cipta, Jakata Anhory Irfan, Achad Hikia. Kiia 3, Erlangga, 000, Jakarta Oxtoby, Gilli, Nachtrieb, Suinar (alih bahaa), 001, Prinip-PrinipKiia Modern edii 4 jilid 1, Erlangga, Jakarta. Giancoli,D.c, Yuhila hanu (Alih bahaa), 001, Fiika edii kelia jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Antiremed Kelas 11 FISIKA Antiremed Kela 11 FISIKA Gerak Harmoni Sederhana - Latihan Soal Doc Name: AR11FIS0401 Verion : 01-07 halaman 1 01. Dalam getaran harmonik, percepatan getaran (A) elalu ebanding dengan impangannya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Laboratoriu Hidrogeologi 015 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Hidrogeologi (hidro- berarti air, dan -geologi berarti ilu engenai batuan) adalah erupakan perpaduan antara ilu geologi dengan ilu hidrolika

Lebih terperinci

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang Kurikulum 2013 FIika K e l a XI KARAKTERISTIK GELOMBANG Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami pengertian gelombang dan jeni-jeninya.

Lebih terperinci

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL 1 GETARAN PEGAS SERI-PARALEL I. Tujuan Percobaan 1. Menentukan konstanta pegas seri, paralel dan seri-paralel (gabungan). 2. Mebuktikan Huku Hooke. 3. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan assa

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. Umum Karena keederhanaanya,kontruki yang kuat dan karakteritik kerjanya yang baik,motor induki merupakan motor ac yang paling banyak digunakan.penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Sekolah Olimpiade Fisika

Sekolah Olimpiade Fisika SOLUSI SOAL SIMULASI OLIMPIADE FISIKA SMA Juli 06 TINGKAT KABUPATEN/KOTA Waktu : 3 ja Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co Sekolah Olipiade Fiika davitipayung.co davitipayung@gail.co. Sebuah balok (aa

Lebih terperinci

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan

Gerak Harmonik Sederhana Pada Ayunan Gerak Haronik Sederhana Pada Ayunan Setiap gerak yang terjadi secara berulang dala selang waktu yang saa disebut gerak periodik. Karena gerak ini terjadi secara teratur aka disebut juga sebagai gerak haronik/haronis.

Lebih terperinci

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya.

SET 2 KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR. Gerak adalah perubahan kedudukan suatu benda terhadap titik acuannya. MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA FISIKA SET KINEMATIKA - DINAMIKA: GERAK LURUS & MELINGKAR a. Gerak Gerak adalah perubahan kedudukan uatu benda terhadap titik acuannya. B. Gerak Luru

Lebih terperinci

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI

TOPIK: ENERGI DAN TRANSFER ENERGI TOPIK: ENERGI DN TRNSFER ENERGI SOL-SOL KONSEP: 1 Ketika ebuah partikel berotai (berputar terhadap uatu umbu putar tertentu) dalam uatu lingkaran, ebuah gaya bekerja padanya mengarah menuju puat rotai.

Lebih terperinci

4. sebuah gaya F yang dikerjakan pada sebuah benda bermassa m. menghasilkan percepatan sebesar 4

4. sebuah gaya F yang dikerjakan pada sebuah benda bermassa m. menghasilkan percepatan sebesar 4 . Gaya 5 N digunakan untuk enarik benda kg epanjang uatu eja datar. Jika gaya geekan 5 N yang enghabat gerak bekerja pada benda itu, hitung: reultan gaya benda itu. ercepatan bend Σ = f = 5 5 = 5 N Σ 5N

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik

PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : Simulasi Kinetika Reaksi Menggunakan Persamaan Model Hidrodinamik PROSIDING SEMINR NSIONL REKYS KIMI DN PROSES 4 ISSN : 1411-416 Siulai Kinetika Reaki Menggunakan Peraaan Model idrodinaik Endang Srihari, Lie wa, adi Wijaya S. dan Selvi Litiany Juruan Teknik Kiia Fakulta

Lebih terperinci

Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fisis, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini.

Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fisis, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini. Fiika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fii, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini. Kajian-kajian dalam bidang fiika banyak melibatkan pengukuran bearanbearan fiika.

Lebih terperinci

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar Kompeteni Daar Dengan kata lain uaha yang dilakukan Fatur ama dengan nol. Menganalii konep energi, uaha, hubungan uaha dan perubahan energi, dan hukum kekekalan energi untuk menyeleaikan permaalahan gerak

Lebih terperinci

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan

Getaran adalah gerakan bolak-balik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan 2.1.2. Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolak-balik dala suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Seua benda

Lebih terperinci

TRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 010 TIM OLIMPIADE FISIKA INDONESIA 011 Waktu: 180 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjaaa denan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCInterolui

Lebih terperinci

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA

REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA REVIEW GERAK HARMONIS SEDERHANA Di sekitar kita banyak benda yang bergetar atau berosilasi, isalnya assa yang terikat di ujung pegas, garpu tala, gerigi pada ja ekanis, penggaris elastis yang salah satu

Lebih terperinci

TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul?

TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON. Sebuah bola karet dijatuhkan ke atas lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bola itu memantul? SOAL-SOAL KONSEP TOPIK: HUKUM GERAK NEWTON Sebuah bla karet dijatuhkan ke ata lantai. Gaya apakah yang menyebabkan bla itu memantul? Mlekul-mlekul pada lantai melawan/menlak bla aat menumbuk lantai dan

Lebih terperinci

Tugas Kimia Umum B Nama : Apsari Puspita Aini NIM : L2C Kelas : C Blog : apsaripuspita.wordpress.com

Tugas Kimia Umum B Nama : Apsari Puspita Aini NIM : L2C Kelas : C Blog : apsaripuspita.wordpress.com Tuga Kiia Uu B Naa : Apari Pupita Aini NIM : L2C00935 Kela : C Blog : aparipupita.wordpre.o Jawaban :. Perobaan Milikan Menentukan aa eletron dengan perobaan tete inyak Milikan. Perobaan Millikan atau

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB MOTOR NDUKS TGA FASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik (AC) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari kenyataan

Lebih terperinci

Transformasi Laplace dalam Mekatronika

Transformasi Laplace dalam Mekatronika Tranformai Laplace dalam Mekatronika Oleh: Purwadi Raharjo Apakah tranformai Laplace itu dan apa perlunya mempelajarinya? Acapkali pertanyaan ini muncul dari eorang pemula, apalagi begitu mendengar namanya

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф )

FISIKA. Sesi INDUKSI ELEKTROMAGNETIK A. FLUKS MAGNETIK ( Ф ) FSKA KELAS X PA - KURKULUM GABUNGAN 08 Sei NGAN NDUKS ELEKTROMAGNETK nduki elektromagnetik adalah gejala terjadinya GGL induki ada enghantar karena erubahan fluk magnetik yang melingkuinya. A. FLUKS MAGNETK

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR. Disusun oleh : Ir. ARIANTO

GERAK MELINGKAR. Disusun oleh : Ir. ARIANTO GEAK MELINGKA Diuun oleh : Ir. AIANTO DEFINISI GEAK MELINGKA PENGETIAN 1 ADIAN PEIODA DAN FEKENSI KELAJUAN ANGULE DAN KELAJUAN LINIE HUBUNGAN ANTA ODA GEAK BENDA DI LUA DINDING MELINGKA GEAK BENDA DI DALAM

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 )

MATEMATIKA IV. MODUL 9 Transformasi Laplace. Zuhair Jurusan Teknik Elektro Universitas Mercu Buana Jakarta 2007 年 12 月 16 日 ( 日 ) MATEMATIKA IV MODUL 9 Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2007 年 2 月 6 日 ( 日 ) Tranformai Laplace Tranformai Laplace adalah ebuah metode yangdigunakan untuk menyeleaikan

Lebih terperinci

Siti Nur Hamidah, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA ULM Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalsel

Siti Nur Hamidah, Nur Salam, Dewi Sri Susanti Program Studi Matematika Fakultas MIPA ULM Jl. A. Yani Km 36 Kampus Unlam Banjarbaru, Kalsel Jurnal Mateatika Murni dan Terapan pilon Vol. 07, No.02, Hal 26-33 TEKNIK PERAMALAN MENGGUNAKAN METODE PEMULUAN EKPONENIAL HOLT-WINTER iti Nur Haidah, Nur ala, Dewi ri uanti Progra tudi Mateatika Fakulta

Lebih terperinci

Bahan Ajar Fisika Momentum, Impuls dan Tumbukan SMK Negeri 1 Rangkasbitung Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd

Bahan Ajar Fisika Momentum, Impuls dan Tumbukan SMK Negeri 1 Rangkasbitung Iqro Nuriman, S.Si, M.Pd ahan jar Fiika Momentum, Imul dan Tumbukan SMK Negeri Rangkabitung PEMERINTH KUPTEN LEK DINS PENDIDIKN & KEUDYN SMK NEGERI RNGKSITUNG Jl. Dewi Sartika No 6L. Tel (05 0895 05349 Rangkabitung 434 MOMENTUM,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki adalah motor litrik aru bolak-balik yang putaran rotornya tidak ama dengan putaran medan tator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran medan pada tator

Lebih terperinci

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda 2.1. Pendahuluan Dioda adalah komponen elektronika yang teruun dari bahan emikonduktor tipe-p dan tipe-n ehingga mempunyai ifat dari bahan emikonduktor ebagai berikut.

Lebih terperinci

Nama : Dewi Fatmawati Kelas : C NIM : L2C Blog : sakura03.wordpress.com. Tugas Kimia Umum B

Nama : Dewi Fatmawati Kelas : C NIM : L2C Blog : sakura03.wordpress.com. Tugas Kimia Umum B Naa : Dewi Fatawati Kela : C NIM : L2C00950 Blog : akura03.wordpre.o Tuga Kiia Uu B Jawaban :. Perobaan Milikan Menentukan aa elektron dengan perobaan tete inyak Milikan. Perobaan Millikan atau dikenal

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI FSKA KELAS X A - KURKULUM GABUNGAN 0 Sei NGAN GELOMBANG BUNY Bunyi merupakan gelombang longitudinal (arah rambatan dan arah getarannya ejajar) yang merambat melalui medium erta ditimbulkan oleh umber bunyi

Lebih terperinci

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana

Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Pertemuan GEARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (5B0809), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 06 Beberapa parameter yang menentukan karaktersitik getaran: Amplitudo

Lebih terperinci

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS 2. TEGANGAN IMPULS Tegangan Impul (impule voltage) adalah tegangan yang naik dalam waktu ingkat ekali kemudian diuul dengan penurunan yang relatif lambat menuju nol. Ada tiga

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA

KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA KARAKTERISTIK GERAK HARMONIK SEDERHANA Pertemuan 2 GETARAN HARMONIK Kelas XI IPA Karakteristik Gerak Harmonik Sederhana Rasdiana Riang, (15B08019), Pendidikan Fisika PPS UNM Makassar 2016 Beberapa parameter

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II.1. KONSTRUKSI MOTOR INDUKSI SATU PHASA BAB MOTOR NDUKS SATU HASA.. KONSTRUKS MOTOR NDUKS SATU HASA Kontruki motor induki atu phaa hampir ama dengan motor induki phaa banyak, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu tator dan rotor. Keduanya

Lebih terperinci

tapi juga dipakai untuk keperluan aterial peawat terbang, obil, kapal laut, dan kontruki db. Sifat-ifat kha bahan indutri perlu dikenal ecara baik kar

tapi juga dipakai untuk keperluan aterial peawat terbang, obil, kapal laut, dan kontruki db. Sifat-ifat kha bahan indutri perlu dikenal ecara baik kar PENGARUH KOMPOSISI PADUAN Al ADC1 HASIL DAUR ULANG GRAM TERHADAP SIFAT MEKANIK Ery Ricardo Juruan Teknik Mein Univerita Gunadara Jl. Ake Kelapa Dua, Cianggi Telp. (01) 8710561, e-ail : ektor@gunadara.ac.id

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor litrik merupakan beban litrik yang paling banyak digunakan di dunia, Motor induki tiga faa adalah uatu mein litrik yang mengubah energi litrik menjadi energi

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI BAB VIII DESAIN SISEM ENDALI MELALUI ANGGAPAN FREUENSI Dalam bab ini akan diuraikan langkah-langkah peranangan dan kompenai dari item kendali linier maukan-tunggal keluaran-tunggal yang tidak berubah dengan

Lebih terperinci

Analisis Tegangan dan Regangan

Analisis Tegangan dan Regangan Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip Mata Kuliah : Mekanika Bahan Kode : TSP 05 SKS : 3 SKS Analii Tegangan dan Regangan Pertemuan 1, 13 Repect, Profeionalim, & Entrepreneurhip TIU : Mahaiwa dapat menganalii

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK

MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK MODEL MATEMATIK SISTEM FISIK PEMODELAN MATEMATIK Model Matematik Gambaran matematik dari karakteritik dinamik uatu item. Beberapa item dinamik eperti mekanika, litrik, pana, hidraulik, ekonomi, biologi

Lebih terperinci

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA ANTIREED KELAS 11 FISIKA UTS Fisika Latihan Doc. Nae: AR11FIS01UTS Version : 014-10 halaan 1 01. erak sebuah benda eiliki persaaan posisi r = (-6-3t)i + (8 + 4t) Seua besaran enggunakan satuan dasar SI.

Lebih terperinci

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas

Osilasi Harmonis Sederhana: Beban Massa pada Pegas OSILASI Osilasi Osilasi terjadi bila sebuah sistem diganggu dari posisi kesetimbangannya. Karakteristik gerak osilasi yang paling dikenal adalah gerak tersebut bersifat periodik, yaitu berulang-ulang.

Lebih terperinci

MODUL 14 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont)

MODUL 14 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont) 1.7 Kapaita, Head, dan Daya Popa 1.7.1 Popa Angkat MODUL 1 PERANCANGAN SISTEM PLUMBING (cont) Kapaita popa angkat yang dipakai adalah euai dengan kebutuhan air pada ja puncak ( Q h ak ) yaitu 0,5 /enit.

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR (ROTASI)

GERAK MELINGKAR (ROTASI) GEAK MELINGKA (OTASI) y P x P y P x y y x x - alam - maka : Gerak luru (arah tetap) Gerak melingkar (umbu tetap) Penting Poii uut kecepatan uut eferenintegral eferenintegral Bearan Suut an Linier percepatan

Lebih terperinci

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3)

MODUL IV ESTIMASI/PENDUGAAN (3) MODUL IV ETIMAI/PENDUGAAN (3) A. ETIMAI RAGAM Etimai ragam digunakan untuk menduga ragam σ berdaarkan ragam dari uatu populai normal contoh acak berukuran n. Ragam contoh ini akan digunakan ebagai nilai

Lebih terperinci

PMMC utk Arus Bolak-Balik

PMMC utk Arus Bolak-Balik PMMC utk Aru Bolak-Balik Penggunaan PMMC eperhatikan polarita tegangan. Hanya dpt eneria aru dc, tdk ac. Utk ac berfrekueni rendah (. Hertz), pointer beruaha engikuti harga eaat aru ac : ½ iklu poitif

Lebih terperinci

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL. PENDAHULUAN Pada bab sebelunya telah dibahas rangkaian resistif dengan tegangan dan arus dc. Bab ini akan eperkenalkan analisis rangkaian ac diana isyarat listriknya berubah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice

ANALISIS PENGONTROL TEGANGAN TIGA FASA TERKENDALI PENUH DENGAN BEBAN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNAKAN PROGRAM PSpice NLISIS PENGONTROL TEGNGN TIG FS TERKENDLI PENUH DENGN BEBN RESISTIF INDUKTIF MENGGUNKN PROGRM PSpice Heber Charli Wibiono Lumban Batu, Syamul mien Konentrai Teknik Energi Litrik, Departemen Teknik Elektro

Lebih terperinci

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1

TRANSFORMASI LAPLACE. Asep Najmurrokhman Jurusan Teknik Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani. 11 April 2011 EL2032 Sinyal dan Sistem 1 TRANSFORMASI LAPLACE Aep Najmurrokhman Juruan Teknik Elektro Univerita Jenderal Achmad Yani April 20 EL2032 Sinyal dan Sitem Tujuan Belajar : mengetahui ide penggunaan dan definii tranformai Laplace. menurunkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat matematika menjadi angat penting artinya, bahkan dapat dikatakan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikai pada Laboratorium Konveri Energi Litrik FT-USU) Tondy Zulfadly Ritonga, Syamul Amien Konentrai Teknik

Lebih terperinci

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam

Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 jam Soal Seleksi Provinsi 2009 Bidang studi Fisika Waktu: 3 ja 1 (Nilai 15) Sebuah bola pada ketinggian h dari perukaan lantai, ditebakkan secara horizontal dengan kecepatan v 0. Bola engenai lantai dan eantul

Lebih terperinci

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi

Bola Nirgesekan: Analisis Hukum Kelestarian Pusa pada Peristiwa Tumbukan Dua Dimensi Bola Nirgeekan: Analii Hukum Keletarian Pua pada Peritiwa Tumbukan Dua Dimeni Akhmad Yuuf 1,a), Toni Ku Indratno 2,b) 1,2 Laboratorium Teknologi Pembelajaran Sain, Fakulta Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK Konfereni Naional Teknik Sipil (KoNTekS ) Sanur-Bali, - Juni PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM Zufrimar, Budi Wignyoukarto dan Itiarto Program Studi Teknik Sipil, STT-Payakumbuh,

Lebih terperinci

GETARAN DAN GELOMBANG

GETARAN DAN GELOMBANG GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN FISIKA PERIODE 2005/2006

UJIAN AKHIR SEMESTER MATA PELAJARAN FISIKA PERIODE 2005/2006 UJ H SEMESE M PEJ S PEODE 5/6 Diketahui : -panjang peat (p 5,5 c -ebar peat ( 6, c Ditanya : ua peat (? p x 5,5 x 6,, 79 c Seuai aturan penuian karena dari panjang dan ebar peat, angka penting yang paing

Lebih terperinci

SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI DENGAN CATU PWM INVERTER SKRIPSI

SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI DENGAN CATU PWM INVERTER SKRIPSI SIMULASI UNJUK KERJA MOTOR INDUKSI DENGAN CATU PWM INVERTER SKRIPSI Oleh MUCHLISHAH 04 03 03 072 1 SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR 6 BAB VIII METODA TEMPAT EDUDUAN AAR Dekripi : Bab ini memberikan gambaran ecara umum mengenai diagram tempat kedudukan akar dan ringkaan aturan umum untuk menggambarkan tempat kedudukan akar erta contohcontoh

Lebih terperinci

SASARAN PEMBELAJARAN

SASARAN PEMBELAJARAN OSILASI SASARAN PEMBELAJARAN Mahasiswa mengenal persamaan matematik osilasi harmonik sederhana. Mahasiswa mampu mencari besaranbesaran osilasi antara lain amplitudo, frekuensi, fasa awal. Syarat Kelulusan

Lebih terperinci

GERAK OSILASI. Penuntun Praktikum Fisika Dasar : Perc.3

GERAK OSILASI. Penuntun Praktikum Fisika Dasar : Perc.3 GERAK OSILASI I. Tujuan Umum Percobaan Mahasiswa akan dapat memahami dinamika sistem yang bersifat bolak-balik khususnya sistem yang bergetar secara selaras. II Tujuan Khusus Percobaan 1. Mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA

BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA 227 BAB XIV CAHAYA DAN PEMANTULANYA. Apakah cahaya terebut? 2. Bagaimana ifat perambatan cahaya? 3. Bagaimana ifat pemantulan cahaya? 4. Bagaimana pembentukan dan ifat bayangan pada cermin? 5. Bagaimana

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I LAPORAN HASIL PRAKTIKUM FISIKA DASAR I BANDUL FISIS Di Susun oleh: Gentayu Syarifah Noor (062110005) Ipah Latifah (062110051) Tanggal: 27 Desember 2010 Fakultas MIPA KIMIA UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR 2010-2011

Lebih terperinci

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA

PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA BAB IV. PENGUJIAN MOTOR INDUKSI DENGAN BESAR TAHANAN ROTOR YANG BERBEDA Bab ini membaha tentang pengujian pengaruh bear tahanan rotor terhadap tori dan efiieni motor induki. Hail yang diinginkan adalah

Lebih terperinci

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 013 TINGKAT PROPINSI FISIKA Waktu : 3,5 ja KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH

Lebih terperinci

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi? . uara guntur terdengar ekon etelah kilat terlihat. Jika jarak aal kilat dari engamat adalah 3960 m, beraakah ceat rambat bunyi? 3960 330m/ t 3. eorang iwa X berdiri diantara dua dinding dan Q eerti ditunjukan

Lebih terperinci

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan

BAB III PARAMETER DAN TORSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA. beban nol motor induksi dapat disimulasikan dengan memaksimalkan tahanan BAB III PAAMETE DAN TOSI MOTO INDUKSI TIGA FASA 3.1. Parameter Motor Induki Tiga Faa Parameter rangkaian ekivalen dapat dicari dengan melakukan pengukuran pada percobaan tahanan DC, percobaan beban nol,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

VOLUME ANGKUTAN SEDIMEN DIPENGARUHI OLEH KECEPATAN ALIRAN KAJIAN : LABORATORIUM

VOLUME ANGKUTAN SEDIMEN DIPENGARUHI OLEH KECEPATAN ALIRAN KAJIAN : LABORATORIUM Volue Angkutan Sedien Dipengaruhi Oleh Kecepatan Aliran VOLME ANGKTAN SEDIMEN DIPENGARI OLE KECEPATAN ALIRAN KAJIAN : LAORATORIM Subary Adinegara ASTRACT The volue of edient tranport in a river can be

Lebih terperinci

PENYEDERHANAAN PENYELESAIAN PERHITUNGAN DALAM MENCARI MAKSIMALISASI TERKENDALA PADA BEBERAPA MODEL EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS AMS

PENYEDERHANAAN PENYELESAIAN PERHITUNGAN DALAM MENCARI MAKSIMALISASI TERKENDALA PADA BEBERAPA MODEL EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN RUMUS AMS 2004 A. Mubarok Poted: 24 Deceber, 2004 Makalah Pribadi Falafah Sain (PPS 702) Sekolah Paca Sarjana / S3 Intitut Pertanian Bogor Deeber 2004 Doen: Prof Dr Ir Rudy C Taruingkeng, M F (Penanggung Jawab)

Lebih terperinci

terbentuk dala proe pengecoran. Salah atunya adalah dengan engubah bahan baku enjadi bahan etengah padat (ei olid). Proe pebuatan paduan Al-Si etengah

terbentuk dala proe pengecoran. Salah atunya adalah dengan engubah bahan baku enjadi bahan etengah padat (ei olid). Proe pebuatan paduan Al-Si etengah PEMBENTUKAN PADUAN ALUMINIUM 6063 SETENGAH PADAT (SEMI SOLID) Ayub Wibowo / 0407181 Fakulta Teknologi Indutri, Juruan Teknik Mein Univerita Gunadara Jl. Margonda Raya No.100, Depok 1644 E-ail : Ayub.wibowo5@Gail.co

Lebih terperinci

GERAK HARMONIK SEDERHANA

GERAK HARMONIK SEDERHANA GERAK HARMONIK SEDERHANA Gerak harmonik sederhana adalah gerak bolak-balik benda melalui suatu titik kesetimbangan tertentu dengan banyaknya getaran benda dalam setiap sekon selalu konstan. Gerak harmonik

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA) STUDI PERBADIGA BELITA TRASFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PEGGUAA TAP CHAGER (Aplikai pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRASBUAA) Bayu T. Sianipar, Ir. Panuur S.M. L.Tobing Konentrai Teknik Energi Litrik,

Lebih terperinci

dimana merupakan kecepatan sudut. maka hubungan antara gaya sentripetal dan kecepatan sudut adalah berbanding lurus.

dimana merupakan kecepatan sudut. maka hubungan antara gaya sentripetal dan kecepatan sudut adalah berbanding lurus. Ulangan Bab 4 I. Petanyaan Teoi. Jika uatu benda begeak melingka beatuan, kemanakah aah pecepatannya dan gaya entipetalnya? Tulikan hubungan antaa gaya entipetal dengan kecepatan udut benda teebut! Pembahaan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK

PERBANDINGAN PENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI PENGGERAK KOMPRESOR PADA SIANG HARI DAN MALAM HARI PADA INDUSTRI ES BALOK JETri, Volume 4, Nomor, Februari 005, Halaman 1-16, ISSN 141-037 ERBANDINGAN ENGGUNAAN DAYA LISTRIK MOTOR INDUKSI SEBAGAI ENGGERAK KOMRESOR ADA SIANG HARI DAN MALAM HARI ADA INDUSTRI ES BALOK Liem Ek Bien

Lebih terperinci

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI

PENYEARAH SATU FASA TIDAK TERKENDALI FAKULTAS TEKNIK UNP PENYEAAH SATU FASA TIDAK TEKENDALI JOBSHEET/LABSHEET JUUSAN : TEKNIK ELEKTO NOMO : III POGAM STUDI :DI WAKTU : x 50 MENIT MATA KULIAH/KODE : ELEKTONIKA DAYA 1 TOPIK : PENYEAAH SATU

Lebih terperinci

MATEMATIKA IV. MODUL 12 Diferensiasi dan Integrasi Transformasi Laplace

MATEMATIKA IV. MODUL 12 Diferensiasi dan Integrasi Transformasi Laplace MATEMATIKA IV MODUL 2 Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Zuhair Juruan Teknik Elektro Univerita Mercu Buana Jakarta 2008 年 0 月 3 日 ( 日 ) Difereniai dan Integrai Tranformai Laplace Tranformai Laplace

Lebih terperinci

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m

Ulangan Bab 3. Pembahasan : Diketahui : s = 600 m t = 2 menit = 120 sekon s. 600 m Ulangan Bab 3 I. Peranyaan Teori. Seekor cheeah menempuh jarak 6 m dalam waku dua meni. Jika kecepaan cheeah eap, berapakah bearnya kecepaan cheeah erebu? Pembahaan : Dikeahui : = 6 m = meni = ekon 6 m

Lebih terperinci

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE Oleh: Gondo Pupito Staf Pengajar Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, PSP - IPB Abtrak Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI

BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI 26 BAB 3 PEMODELAN MATEMATIS DAN SISTEM PENGENDALI Pada tei ini akan dilakukan pemodelan matemati peramaan lingkar tertutup dari item pembangkit litrik tenaga nuklir. Pemodelan matemati dibentuk dari pemodelan

Lebih terperinci

Modul 3 Akuisisi data gravitasi

Modul 3 Akuisisi data gravitasi Modul 3 Akuiii data gravitai 1. Lua Daerah Survey Lua daerah urvey dieuaikan dengan target yang diinginkan. Bila target anomaly berukuran lokal (cukup kecil), maka daerah urvey tidak perlu terlalu lua,

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA

SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA SIMULASI SISTEM PEGAS MASSA TESIS Diajukan guna melengkapi tuga akhir dan memenuhi alah atu yarat untuk menyeleaikan Program Studi Magiter Matematika dan mencapai gelar Magiter Sain oleh DWI CANDRA VITALOKA

Lebih terperinci

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK PEMILIHN OP-MP PD PENCNGN TPIS LOLOS PIT ODE-DU DENGN TOPOLOGI MFB MULTIPLE FEEDBCK Program Studi Teknik Elektro Fakulta

Lebih terperinci

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN MODUL SISTEM KENDALI KECEPATAN Kurniawan Praetya Nugroho (804005) Aiten: Muhammad Luthfan Tanggal Percobaan: 30/09/06 EL35-Praktikum Sitem Kendali Laboratorium Sitem Kendali dan Komputer STEI ITB Abtrak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB MOTOR NDUKS TGA PHASA.1 Umum Motor induki merupakan motor aru bolak balik ( AC ) yang paling lua digunakan dan dapat dijumpai dalam etiap aplikai indutri maupun rumah tangga. Penamaannya beraal dari

Lebih terperinci

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011)

Soal Latihan Mekanika I. (3-11 November 2011) Soal Latihan (3-11 Noveber 2011) Kerjakan soal-soal berikut selaa 1 inggu untuk elatih keapuan Anda. Kerjakan 2-3 soal per hari. Sebelu engerjakan soal-soal tersebut, sebaiknya Anda engerjakan soalsoal

Lebih terperinci

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1 DAFTA ISI. Penyearah Fasa Gelobang Penuh Terkontrol Beban..... Cara Kerja angkaian..... Siulasi Matlab...7.3. Hasil Siulasi.... Penyearah Gelobang Penuh Terkontrol Beban -L..... Cara Kerja angkaian.....

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga Sudaryatno Sudirham Analii Keadaan Mantap angkaian Sitem Tenaga ii BAB 4 Motor Ainkron 4.. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah a atu jeni

Lebih terperinci

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara).

Cahaya tampak adalah bagian spektrum yang mempunyai panjang gelombang antara lebih kurang 400 nanometer (nm) dan 800 nm (dalam udara). CAHAYA Ada teori Partikel oleh Iaac Newton (1642-1727) dalam Hypothei of Light pada 1675 bahwa cahaya terdiri dari partikel halu (corpucle) yang memancar ke emua arah dari umbernya. Teori Gelombang oleh

Lebih terperinci

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI

TUJUAN PERCOBAAN II. DASAR TEORI I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Menentukan momen inersia batang. 2. Mempelajari sifat sifat osilasi pada batang. 3. Mempelajari sistem osilasi. 4. Menentukan periode osilasi dengan panjang tali dan jarak antara

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS Bab VI: DESAIN SISEM ENDALI MELALUI OO LOCUS oot Lou dapat digunakan untuk mengamati perpindahan pole-pole (lup tertutup) dengan mengubah-ubah parameter penguatan item lup terbukanya ebagaimana telah ditunjukkan

Lebih terperinci

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN 43 MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : MATERI KULIAH: Mekanika klasik, Huku Newton I, Gaya, Siste Satuan Mekanika, Berat dan assa, Cara statik engukur gaya.. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL 6.1 MEKANIKA

Lebih terperinci

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS PENGARUH PERAWAAN KOMPRESOR DENGAN MEODE CHEMICAL WASH ERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS URBIN GAS dan KARAKERISIK ALIRAN ISENROPIK PADA URBIN IMPULS GE MS 600B di PERAMINA UP III PLAJU Imail hamrin, Rahmadi

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

PENAMBAHAN HAMBATAN DALAM PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL AKIBAT GERAK KAPAL PADA GELOMBANG. Zulfaidah Ariany *)

PENAMBAHAN HAMBATAN DALAM PERHITUNGAN TAHANAN KAPAL AKIBAT GERAK KAPAL PADA GELOMBANG. Zulfaidah Ariany *) PENMBHN HMBTN DLM PERHITUNGN THNN KPL KIBT GERK KPL PD GELOMBNG Zulfaidah riany *) btract ddition of reitance in calculation of hip reitance effect of hip motion at wave. Six natural degree of freedom

Lebih terperinci

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam SSTEM ENDAL ECEATAN MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdau oliteknik Batam. Tujuan 1. Memahami kelebihan dan kekurangan item kendali lingkar tertutup (cloe-loop) dibandingkan item kendali terbuka (open-loop).

Lebih terperinci

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham

Motor Asinkron. Oleh: Sudaryatno Sudirham Motor Ainkron Oleh: Sudaryatno Sudirham. Kontruki Dan Cara Kerja Motor merupakan piranti konveri dari energi elektrik ke energi mekanik. Salah atu jeni yang banyak dipakai adalah motor ainkron atau motor

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER PERTEMUAN PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER Setelah dapat membuat Model Matematika (merumukan) peroalan Program Linier, maka untuk menentukan penyeleaian Peroalan Program Linier dapat menggunakan metode,

Lebih terperinci

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

Solusi Treefy Tryout OSK 2018 Solusi Treefy Tryout OSK 218 Bagian 1a Misalkan ketika kelereng encapai detektor bawah untuk pertaa kalinya, kecepatan subu vertikalnya adalah v 1y. Maka syarat agar kelereng encapai titik tertinggi (ketika

Lebih terperinci

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB

SIMULASI KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI TIGA FASA BERBASIS PROGRAM MATLAB 36 SIULASI KAAKTEISTIK OTO INDUKSI TIGA FASA BEBASIS POGA ATLAB Yandri Juruan Teknik Elektro, Fakulta Teknik Univerita Tanjungpura E-mail : yandri_4@yahoo.co.id Abtract otor uki angat lazim digunakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jeni Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang akan dilakukan merupakan metode ekperimen dengan deain Pottet-Only Control Deign. Adapun pola deain penelitian

Lebih terperinci

MODIFIKASI TURBIN ANGIN SAVONIUS MULTI BLADE MENGGUNAKAN SELUBUNG ROTOR TIPE KONSENTRATOR TANPA DIFUSER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU

MODIFIKASI TURBIN ANGIN SAVONIUS MULTI BLADE MENGGUNAKAN SELUBUNG ROTOR TIPE KONSENTRATOR TANPA DIFUSER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 10 No. 3 Septeber 2014; 99-105 MODIFIKASI TURBIN ANGIN SAVONIUS MULTI BLADE MENGGUNAKAN SELUBUNG ROTOR TIPE KONSENTRATOR TANPA DIFUSER UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA BAYU

Lebih terperinci

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com GERAK ROTASI Hoga saragih Benda tegar yang dimaksud adalah benda dengan bentuk tertentu yang tidak berubah, sehinga partikelpartikel pembentuknya berada pada posisi tetap relatif satu sama lain. Tentu

Lebih terperinci