BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia menurut laporan hak asasi manusia

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Di Indonesia menurut laporan hak asasi manusia triwulan ke 2 tahun 1998 yang dikeluarkan oleh ELSAM (Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat) tercatat 102 warga negara yang menjadi korban senjata api. Dengan meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia meningkat pula tindak kejahatan. Dalam tindak kejahatan kasus luka tembak yang tidak sedikit menyebabkan kematian, maka diperlukan data penelitian yang dapat memberikan informasi gambaran kasus luka tembak yang terjadi. Data statistik frekuensi, distribusi variasi kasus di Kedokteran forensik Indonesia masih sangat sedikit jumlahnya. Pendeskripsian luka tembak dilakukan demi kepentingan medikolegal (Dody afrianto dan Soegandhi, 2005). Luka tembak merupakan penyebab kematian akibat kejahatan yang paling umum di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat pertahunnya diperkirakan terdapat sekitar jiwa korban luka tembak dengan kasus kematian sekitar jiwa (Hueske, 2006). Luka tembak adalah suatu cedera pada tubuh yang diakibatkan oleh senjata api. Senjata api adalah suatu 1

2 2 senjata yang menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan proyektil (anak peluru) yang berkecepatan tinggi melalui larasnya (Hueske, 2006). Untuk mengungkap kebenaran dari suatu kasus tindak kriminal, khususnya luka tembak diperlukan alat bukti yang dapat dibuktikan kebenarannya dalam sidang peradilan. Keterbatasan alat dan pengetahuan yang dimiliki oleh pihak penyidik, maka dalam perkara pidana yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa diperlukan pengetahuan khusus, yaitu ilmu kedokteran forensik yang bertujuan untuk menyelidiki apa yang menjadi penyebab kematian korban (Idries dan Tjiptomartono, 2010). Interpretasi yang benar mengenai luka tembak akan memberikan informasi berharga yang dapat menunjang pelaksanaan hukum selama investigasi dan penting untuk penentuan akhir jenis kematian (Knight, 1996). Dari banyaknya kasus luka tembak yang merupakan salah satu faktor dalam penyebab kematian, terlihat bahwa kasus yang diotopsi sangat bervariasi, oleh karena itu peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian tentang Kematian akibat kasus luka tembak yang diotopsi di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr. Sardjito tahun

3 3 I.2. Rumusan Permasalahan Bagaimana karakteristik kematian yang disebabkan luka tembak dari tahun 1993 sampai 2013 yang diotopsi sesuai hasil visum et repertum di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Dr.Sardjito. I.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan deskripsi kematian korban luka tembak berdasarkan jenis kelamin, umur, tempat kejadian perkara, tempat ditemukan korban, jumlah luka tembak, lokasi luka tembak, bentuk luka tembak, jenis kaliber yang digunakan dan jarak luka tembak. I.4. Manfaat Penelitian Bagi penulis untuk pengembangan wawasan penelitian khususnya mengetahui deskripsi kematian akibat luka tembak. Bagi rumah sakit sebagai bahan masukan berupa informasi deskripsi kematian akibat luka tembak. Bagi pihak penyidik dapat dipakai sebagai informasi yang penting untuk proses pengambilan keputusan maupun kebijakan yang terkait tindakan kriminal di masyarakat. Bagi masyarakat umum, dapat menambah informasi mengenai gambaran luka tembak dan hasil penelitian ini dapat dijadikan suatu bahan pembelajaran untuk di

4 4 kehidupan sehari-hari, salah satunya untuk prevensi terhadap kemungkinan yang menjurus ke arah penyebab kematian akibat luka tembak, khususnya di wilayah Yogyakarta. Bagi ilmu pengetahuan dapat dijadikan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya. 1.5.Keaslian penelitian Penelitian tentang luka tembak belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian tentang luka tembak di luar Indonesia ada beberapa diantaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Obalum Dc et al., (2003) Pattern of extremity gunshot injuries seen in Lagos University Teaching Hospital, Lagos, Nigeria. Penelitian ini menggunakan metode crossectional tentang luka tembak yang ada di Lagos University Teaching Hospital (LUTH), Lagos, Nigeria pada 1 Januari 2000 sampai 31 Desember Hasil dari penelitian ini ada dua ratus lima puluh pasien dengan luka tembak. Sembilan puluh lima persen adalah laki-laki. Seratus dua puluh enam pasien (52,5 %) berumur tahun. 2. Penelitian de Barros et al.,(2014) dengan judul gunshot injury in the spine. Lokasi penelitian di Brazil dengan metode narrative review. Hasil dari

5 5 penelitian ini luka tembak meningkatkan morbiditas dan mortalitas. 3. Penelitian yang dilakukan Demirci S et al., (2014) yang berjudul Evaluation of shotgun suicides in Konya, Turkey between 2000 and Hasil penelitian ini ada lima puluh tujuh korban. Luka tembak masuk yang ada dikepala ada 34 kasus. 4. Penelitian yang dilakukan Molina et al.,(2007) tentang shotgun wounds: A review of range and location as pertaining to manner of death. Penelitian ini menggunakan metode narrative review. Hasil penelitiannya dari semua kematian karena luka tembak senapan yang telah diperiksa oleh Bexar county medical examiner s office pada tahun Jumlah kasus yang dievaluasi 343 laki-laki dan 44 perempuan dengan jumlah 180 korban pembunuhan, 203 bunuh diri, 3 kecelakaan dan 1 tidak teridentifikasi penyebab kematiannya. Prevalensi distribusi tembakan di kepala, dada dan lokasi tembakan multipel. 5. Penelitian Logan (2008) dengan judul Characteristics of prepetrators in Homicide- Followed-by-Suicide Incidents: National Violent Death Reporting System-17 US State,

6 6 Hasil data yang didapatkan dari 408 kasus bunuh diri dan pembunuhan yang telah di identifikasi 88,2% karena senjata api dan pelakunya 91,4% adalah laki-laki yang berumur lebih dari 19 tahun.