Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata"

Transkripsi

1 Lampiran 1 Kisi-kisi Panduan Wawancara Kebutuhan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata No Tujuan A. Menemukan gambaran model pembinaan yang selama ini digunakan untuk B. membina sekolah Adiwiyata, yaitu mulai dari perencanaan, pengorganisa sian, pelaksanaan, serta Aspek yang diteliti Perencanaan Pengorganisasia n Tabel 1. Kisi-kisi Panduan Wawancara Indikator 1. Menetapkan kebutuhan pembinaan 2. Menetapkan tujuan pembinaan 3. Menetapkan materi pembinaan 4. Menetapkan strategi pembinaan 5. Menetapkan tempat 6. Menetapkan waktu 7. Menetapkan monitoring dan evaluasi 1. Menetapkan pengurus 2. Merumuskan jabaran tugas pengurus 3. Mengorganisasikan: a. Pembina b. Sekolah imbas c. Tempat d. Materi e. Media f. Sarana dan prasarana g. Waktu 153

2 No C. D. Tujuan monitoring dan evaluasi. Aspek yang diteliti Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Indikator h. Monitoring dan evaluasi 1. Melaksanakan pembinaan berdasarkan materi dan strategi pembinaan yang telah ditetapkan. 2. Membimbing, memotivasi, memberi penguatan, mengkomunikasikan tujuan, serta melakukan pengawasan dan penilaian dalam pembinaan. 3. Mengawasi proses pembinaan yang dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembinaan. 4. Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan: sekolah imbas, proses, dan hasil pembinaan 5. Mengkoordinasikan antar personil pembinaan 1. Personil pelaksana monitoring dan evaluasi 2. Penetapan waktu 3. Sasaran monitoring dan evaluasi: a. Pembina b. Sekolah imbas c. Materi d. Sarana prasarana e. Capaian sekolah imbas f. Kendala-kendala 4. Metode monitoring dan evaluasi 5. Pelaporan 154

3 Lampiran 2. Hasil Wawancara Kepada SD Marsudirini 77 Sumber Wawancara : Bpk. Fx. Ernastyono, S.Pd.SD Jabatan : Ketua Adiwiyata SD Marsudirini 77 Salatiga Tanggal/Waktu Wawancara : 01 November 2016/ WIB Tempat : SD Marsudirini 77 Topik Wawancara : Pelaksanaan Pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77 kepada sekolah imbas A. Pembukaan: Salam, Terima kasih atas kesediaan Bapak meluangkan waktu untuk saya bertanya-tanya sedikit mengenai pembinaan Adiwiyata yang Bapak lakukan di sekolah-sekolah imbas SD Marsudirini 77 ini. Pada kesempatan ini, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Bapak berkenaan dengan topik penelitian yang saya lakukan. Tabel 2. Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada SD Marsudirini 77 No Indikator Pertanyaan Jawaban Perencanaan 1 Menetapkan kebutuhan pembinaan Apakah sekolah memiliki/membuat perencanaan khusus untuk pembinaan Adiwiyata? (mengenai bagaimana kegiatan dalam pembinaan, plot waktu, anggaran, dan penanggungjawab) Sejauh ini memang pada prinsipnya kami belum sampai sejauh itu dalam membuat perencanaan khusus untuk pembinaan itu sendiri karena mengingat adanya beberapa pertimbangan terutama waktu, karena saya sendiri mengajar, sehingga pembinaan bisa dilakukan ketika saya ada waktu kosong atau tidak sedang mengajar dan juga harus menyesuaikan dengan waktu yang dimiliki oleh sekolah imbas itu sendiri apakah Kepala Sekolah 155

4 No Indikator Pertanyaan Jawaban imbas tersebut ada ditempat atau tidak, sehingga dalam hal ini pembinaannya masih bersifat isidental. Siapa yang membuat perencanaan pembinaan? Apakah hanya ketua Adiwiyata atau ada tim khusus yang dibentuk? Apa dasar pembuatan perencanaan pembinaannya? Karena pembinaannya bersifat isidental itu tadi, sehingga siapa yang membuat perencanaan pembinaan secara khusus itu sendiri belum ada. Sejauh ini yang dilakukan adalah ketika ada waktu yang dapat digunakan untuk melakukan pembinaan baik dari sekolah imbas maupun sekolah induk, maka perencanaan pembinaannya mulai dari waktu hingga materi pembinaan itu direncanakan secara langsung oleh pembina yang dalam hal ini saya selaku ketua Adiwiyata, dan sejauh ini belum ada tim khusus yang dibentuk untuk pembinaan itu sendiri mengingat adanya kesibukan-kesibukan sebagai pengajar dari masing-masing anggota Adiwiyata yang ada disekolah. Ya, tentu saja berdasarkan kebutuhan sekolah imbas itu sendiri. Jadi misalkan sekolah imbas menghubungi saya untuk meminta tolong agar diberikan masukan mengenai capaian di sekolahnya seperti apa, apa yang kurang dan yang perlu diperbaiki, maka dalam hal ini apabila saya ada waktu kosong, maka saya akan datang ke sekolah tersebut untuk melakukan pembinaan dengan memberikan masukan-masukan hingga memberikan contoh. Misalkan saja dalam 156

5 No Indikator Pertanyaan Jawaban pengelolaan sampah, pengelolaan tanaman, dan lainnya. Atau bisa juga misalkan ada permintaan dari sekolah imbas yang meminta untuk melakukan kunjungan studi banding atau observasi kepada sekolah induk, maka dalam hal itu pembinaan yang kami berikan adalah dengan memberikan gambaran dan penjelasan mengenai proses-proses yang dilakukan dalam hal mengelola lingkungan sekolah kami seperti apa, sebagai bagian dari perwujudan sekolah Adiwiyata. Apakah sebelum pembinaan dilaksanakan dilakukan terlebih dahulu analisis kebutuhan dalam pembinaan bagi sekolah imbas? Langkah apa yang ditempuh dalam menentukan kebutuhan sekolah imbas? Hal-hal apa saja yang harus diperhatikan? Biasanya saya datang ke sekolah imbas untuk melihat keadaan lingkungan disana, kemudian memberitahukan kepada sekolah imbas apa yang diperlukan atau dibutuhan sekolah untuk mencapai Adiwiyata. Observasi langsung. Yang perlu diperhatikan adalah keadaan lingkungan sekolah disana itu jelas yang utama. 157

6 No Indikator Pertanyaan Jawaban 2 Menetapkan Kriteria apa saja yang Kemampuan dan kebutuhan sekolah imbas. tujuan perlu diperhatikan dalam pembinaan merumuskan tujuan pembinaan? 3 Menetapkan materi Apakah materi pembinaan selama ini sudah sesuai Ya, kami rasa sudah sesuai. pembinaan dengan tujuan pembinaan? Apakah materi pembinaan Ya, kami membina sesuai dengan apa yang ditentukan bersama dibutuhkan oleh sekolah imbas dan itu antara sekolah imbas dikomunikasikan terlebih dahulu dengan sekolah dengan sekolah induk? imbas. Apa saja yang perlu Kebutuhan sekolah imbas. diperhatikan sebagai pertimbangan untuk pengembangan materi pembinaan? 4 Menetapkan Apakah metode metode pembinaan pembinaan ditentukan secara partisipatif antara sekolah imbas dengan sekolah induk? Tidak ada penentuan metode pembinaan secara bersama, karena pembinaan dilakukan secara spontan, tanpa ada perencanaan apapun. Jadi, ketika sekolah imbas perlu apa, baru kami bina seperti apa, biasanya kami memberikan masukan-masukan berdasarkan pengalaman bagi sekolah imbas. 158

7 No Indikator Pertanyaan Jawaban Hal-hal apa saja yang Ya itu tadi, kebutuhan sekolah imbas. perlu dipertimbangkan dalam menentukan metode pembinaan? 5 Menetapkan Apakah untuk tempat Ya tentu saja direncanakan bersama, karena sebelum tempat pembinaan direncanakan pembinaan, kami berkomunikasi untuk waktu dan bersama-sama antara tempat pelaksanaan pembinaan. sekolah imbas dengan sekolah induk? Hal apa saja yang perlu Mungkin sesuai dengan kebutuhan sekolah imbas. diperhatikan dalam Misal jika sekolah imbas ingin diberi masukan menetapkan tempat mengenai bagaimana pencapaian di sekolahnya, pembinaan? sudah tentu kami yang datang ke sekolah imbas. 6 Menetapkan Apakah waktu pembinaan Ya. waktu direncanakan bersamasama antara sekolah imbas dengan sekolah induk dan disesuaikan dengan program sekolah? Hal apa saja yang perlu Yang jelas pembinaan bisa dilaksanakan ketika antara diperhatikan dalam sekolah induk dan sekolah imbas sama-sama memiliki menentukan waktu atau waktu kosong. jadwal pembinaan? 159

8 No Indikator Pertanyaan Jawaban 7 Menetapkan Apa saja yang perlu monitoring dipersiapkan dalam dan evaluasi merencanakan kegiatan monitoring? sekolah-sekolah imbas. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam merencanakan kegiatan evaluasi? Perencanaan Keseluruhan 8 Kendala dalam Apa kekurangan yang perencanaan selama ini dirasakan dalam perencanaan pembinaan Adiwiyata tersebut? Apa sisi positif yang mendukung dalam perencanaan pembinaan? 9 Menetapkan pengurus Apakah ada tim khusus yang dibentuk untuk penyelenggaraan pembinaan? Selama ini belum sampai sejauh itu untuk bagaimana merencanakan kegiatan monitoring. Monitoring dilakukan hanya dengan observasi langsung ke Disesuaikan dengan standar penilaian komponenkomponen Adiwiyata. Selama ini memang kekurangan dalam perencanaannya adalah tidak terstruktur perencanaannya, waktunya juga tidak jelas karena memang bersifat isidental itu tadi. Sisi positifnya ya adanya peran aktif dari sekolah imbas yang meminta agar diberikan pembinaan ke sekolahnya, sehingga hal tersebut merupakan satu bagian positif bagi kami sendiri. Pengorganisasian Selama ini, memang belum ada pembentukan tim khusus untuk pembinaan sendiri, karena memang kami belum sejauh itu dalam merencanakan pembinaan. 160

9 No Indikator Pertanyaan Jawaban Apakah perlu anggota tim yang berasal dari sekolah induk dan sekolah imbas? 10 Merumuskan jabaran tugas pengurus 11 Mengorganisas ikan: a. Pembina b. Sekolah imbas c. Tempat d. Materi e. Media f. Sarana dan prasarana Apakah ada pembagian tugas yang jelas antar personil pengurus pembinaan? Apakah ada pembentukan struktur organisasi pembinaan? Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembentukan struktur organisasi pembinaan? Bagaimana proses perekrutan sekolah imbas? Apa saja yang perlu diperhatikan dalam perekturan sekolah imbas? Bagaimana proses perekrutan pembina? Ya, tentu saja sebenarnya diperlukan. Karena bagaimanapun adanya tim pasti akan lebih memudahkan dalam pelaksanaan pembinaan sendiri Belum ada. Belum ada. Mungkin yang perlu diperhatikan adalah penempatan tugas dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan kamampuan dan pengalamannya. Mengundang beberapa sekolah, kemudian mengadakan sosialisasi Adiwiyata, kemudian apabila sekolah yang diundang mau menjadi sekolah imbas, maka diadakan penandatanganan MoU. Selama ini, tidak ada kriteria khusus dalam merekrut sekolah imbas. Asalkan sekolah yang diundang tersebut mau daja dijadikan sekolah imbas dan siap untuk dibina untuk mengikuti program Adiwiyata Belum pernah dilakukan. Pembinanya selama ini adalah ketua Adiwiyata sekolah induk. 161

10 No Indikator Pertanyaan Jawaban g. Waktu Apa saja yang perlu Kemampuan untuk membina, pengetahuan, serta h. Monitoring diperhatikan dalam pengalaman dalam Adiwiyata. dan merekrut pembina? evaluasi Apakah perlu ada Seharusnya diperlukan. pembekalan yang diberikan kepada pembina? Apakah dilakukan Selama ini karena pembinaan bersifat isidental, tidak pengorganisasian tempat ada pengorganisasian mengenai tempat pembinaan. pembinaan? (penjadwalan Hal tersebut dilakukan secara spontan saja. tempat pembinaan) Bagaimana proses Selama ini belum ada sarana prasaran yang sangat pengorganisasian sarana dibutuhkan sekali dalam pembinaan, karena biasanya dan prasarana mulai dari saya ketika membina itu langsung datang ke sekolah penentuan kebutuhan imbas untuk observasi dan diskusi langsung mengenai hingga penyediaannya? apa kendala sekolah imbas. Ataupun sebaliknya, apabila dilakukan di sekolah induk, paling yang disediakan adalah ruangan dan yang lainnya. Pengorganisasian Keseluruhan 12 Kendala dalam Apa kekurangan yang Karena memang tidak terbentuk suatu tim khusus pengorganisasi selama ini dirasakan dalam pembinaan, sehingga kekurangannya adalah an dalam pengorganisasian hanya saya ataupun Suster Kepala yang melakukan tersebut? pembinaan, sehingga susah untuk melakukan pembinaan rutin karena tidak adanya pembina lain 162

11 No Indikator Pertanyaan Jawaban selain saya dan juga Suster Kepala, apalagi sekarang saya juga merangkap jabatan sebagai Kepala Sekolah, sehingga akan semakin sulit untuk saya membagi waktu tersebut karena memang belum dilakukan reorganisasi keanggotaan Adiwiyata di sekolah. 13 Melaksanakan pembinaan berdasarkan materi dan strategi pembinaan yang telah ditetapkan. 14 Membimbing, memotivasi, memberi penguatan, mengkomunik asikan tujuan, Apa sisi positif yang bisa mendukung dalam pengorganisasian pembinaan? Bagaimana pengkoordinasian dilakukan sekolah imbas dengan sekolah induk atau pembina? Bagaimana proses pembina dalam mengkomunikasikan tujuan pembinaan, memberikan motivasi, dan memberikan penguatan Sisi positifnya adalah walaupun pembinanya hanya satu atau dua orang, pembinaan masih dapat berjalan walaupun banyak kendala lainnya itu tadi. Pelaksanaan proses yang Dilakukan sebelum pembinaan dilaksanakan dalam bentuk sosialisasi. Dalam sosialisasi, saya menyampaikan apa itu Adiwiyata, apa manfaatnya, bagaimana pengimplementasiannya, serta apa saja standar penilaiannya. 163

12 No Indikator Pertanyaan Jawaban serta dalam pelaksanaan melakukan pembinaan? pengawasan dan penilaian dalam pembinaan. 15 Mengawasi Bagaimana proses proses kegiatan pengawasan pembinaan yang terhadap penyelenggaraan pembinaan? dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembinaan. 16 Pengawasan terhadap komponenkomponen pembinaan: sekolah imbas, proses, dan Bagaimana proses pengawasan terhadap sekolah imbas, proses, dan hasil yang dicapai sekolah imbas? Pengawasan dilakukan pada tahap pelaksanaan dan penilaian melalui observasi langsung dan penilaian sesuai dengan standar komponen sekolah Adiwiyata. Dengan observasi langsung ke sekolah-sekolah imbas untuk melihat capaian sekolah imbas. 164

13 No Indikator Pertanyaan Jawaban hasil pembinaan 17 Mengkoordina sikan antar personil pembinaan Bagaimana proses pengkoordinasian terhadap pengurus? Belum ada. 18 Kendala dalam pelaksanaan Pelaksanaan Keseluruhan Apa saja kendala yang Kendala yang saya hadapi selama pelaksanaan dihadapi selama pembinaan adalah penentuan waktu pembinaan. pelaksanaan pembinaan? Terkadang waktu pembinaan yang sudah ditetapkan dimundurkan atau dibatalkan karena sekolah imbas ataupun sekolah induk mendadak mendapatkan tugas atau kegiatan dinas mendadak. Kendala lainnya adalah kurangnya komitmen dan motivasi yang dimiliki oleh sekolah imbas, misalkan saja contoh sederhananya adalah pembentukan tim Adiwiyata di masing-masing sekolah imbas, ada beberapa sekolah imbas yang sampai sekarang belum memiliki tim Adiwiyata di sekolahnya, sehingga dalam hal ini saya kesulitan untuk memberikan pembinaannya karena tidak ada pengurus Adiwiyata disekolah dan semuanya diserahkan kepada kepala sekolah, padahal belum tentu kepala sekolah juga bisa 165

14 No Indikator Pertanyaan Jawaban menjalankan karena kepala sekolah sendirikan disibukkan dengan tugasnya juga. Belum lagi jika ada pergantian atau rotasi kepala sekolah di sekolah imbas. Hal ini menyebabkan putusnya rantai Adiwiyata itu sendiri karena tidak semua kepala sekolah di sekolah imbas mengetahui program Adiwiyata serta mengetahui bahwa sekolahnya menjadi sekolah imbas Adiwiyata SD Marsudirini 77 karena program Adiwiyata inikan adalah program tahunan dan bersifat kontinyu. Belum lagi apabila kepala sekolah yang baru tersebut tidak memiliki fokus pengembangan untuk sekolah Adiwiyata, tetapi lebih fokus ke akademik. Hal ini juga menyulitkan kami sebagai pembina karena harus mengulang pembinaan dari awal kembali. Apa sisi positif yang dapat digunakan untuk meningkatkan pelaksanaan pembinaan? Membina dengan tidak setengah-setengah, jadi ketika melihat ada yang kurang langsung memberikan masukan, bahkan membantu memberikan contoh kepada sekolah imbas. Misalnya untuk masalah composing, jadi langsung memberikan langkahlangkah yang diperlukan seperti apa dalam composing tersebut, bahkan saya memberikan contoh langsung kepada mereka. 166

15 No Indikator Pertanyaan Jawaban Apa saja kendala yang Ya komitmen itu tadi. Karena tidak semua sekolah dirasakan oleh pembina imbas memiliki komitmen yang sama untuk mengenai masing-masing sekolah imbas? mewujudkan sekolah Adiwiyata tersebut. Ada sekolah imbas yang menggebu-gebu, dan ada juga yang sebaliknya. Selain itu juga adanya rotasi kepala sekolah menyebabkan putusnya rantai Adiwiyata itu Apa sisi positif yang dapat mendukung keberhasilan dalam pelaksanaan pembinaan baik dari sisi sekolah calon adiwiyata mandiri maupun dari sekolah imbas itu sendiri? sendiri. Kalau dari sisi sekolah imbas walaupun memang belum dari semua sekolah imbas, namun dengan adanya komitmen dari sekolah imbas, pelaksanaan pembinaan akan menjadi lebih baik. Selain itu pula sisi positif dari sekolah induk adalah adanya komunikasi non formal yang dilakukan misalkan melalui via telepon dan lainnya, sehingga hal tersebut memungkinkan dukungan untuk keberhasilan dalam pelaksanaan pembinaan. 19 Personil pelaksana monitoring dan evaluasi Siapa yang melaksanakan kegiatan monitoring dan evaluasi pembinaan? Monitoring dan Evaluasi Pembina dari sekolah induk dan juga pengawas dari Dinas Pendidikan serta dari Dinasi LH. Sedangkan untuk evaluasi dilakukan oleh tim penilai Adiwiyata Kota. 167

16 No Indikator Pertanyaan Jawaban 20 Penetapan waktu 21 Sasaran monitoring dan evaluasi: a. Pembina b. Sekolah imbas c. Materi d. Sarana prasarana e. Capaian sekolah imbas f. Kendalakendala 22 Metode monitoring dan evaluasi Kapan kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan (pada awal, tengah, akhir, atau keseluruhan waktu pembinaan)? Aspek-aspek apa saja yang dimonitor? Komponen-komponen program apa saja yang di evaluasi dalam pembinaan (masukan, proses, hasil)? Langkah apa saja yang dilakukan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi? Untuk monitoring dilakukan selama kegiatan pembinaan berlangsung. Sedangkan evaluasi dilakukan di akhir untuk melihat ketercapaian sekolah imbas. Sekolah imbas dan kendala-kendala dalam pelaksanaan Adiwiyata Hasil. Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan observasi ke sekolah. 168

17 No Indikator Pertanyaan Jawaban 23 Pelaporan Bagaimana proses Laporan disusun berdasarkan hasil observasi ke penyusunan laporan sekolah imbas dan dibandingkan dengan standar monitoring dan evaluasi? penilaian sekolah Adiwiyata Aspek-aspek apa saja yang 4 komponen Adiwiyata. dilaporkan dalam monitoring dan evaluasi? Monitoring dan Evaluasi Keseluruhan 24 Kendala dalam Menurut bapak, apa saja Belum menemui kendala yang cukup siknifikan. monitoring kendala yang dihadapi Sejauh ini berjalan dengan baik. dan evaluasi dalam proses evaluasi 25 Kendala dalam pembinaan secara keseluruhan yang dilakukan? Apa kelebihan atau sisi positif yang bisa digunakan untuk meningkatkan evaluasi pembinaan yang selama ini dijalankan? Pembinaan Secara Keseluruhan Apa yang menjadi kekuatan dalam pembinaan secara keseluruhan? Adanya pengawasan pada masing-masing sekolah imbas secara langsung. Adanya komitmen dari sekolah kami selaku sekolah induk untuk menjadikan sekolah imbas sebagai sekolah yang peduli akan lingkungan, walaupun sekolah imbas belum berhasil menjadi sekolah Adiwiyata, setidaknya dari pembinaan yang kami lakukan, sekolah imbas harus memiliki kesadaran 169

18 No Indikator Pertanyaan Jawaban peduli akan lingkungan terutama bagi warga sekolahnya itu sendiri. Apa yang menjadi peluang Ya itu tadi, adanya komitmen dan motivasi dari ketercapaian pembinaan sekolah imbas akan sangat membantu dalam secara keseluruhan? Apa yang menjadi ancaman dalam pembinaan secara keseluruhan? Kebanggaan apa saja/sisi positif apa saja yang dirasakan oleh sekolah melalui program pembinaan Adiwiyata yang dijalankan ini? Sebaliknya, apa saja yang menjadi keprihatinan/kekurangan sekolah mengenai program ini? mewujudkan sekolah Adiwiyata. Adanya dukungan dari dinas terkait mengenai pembinaan ini sendiri sangat kurang, sehingga hal tersebut menjadi ancaman bagi pelaksanaan pembinaan itu sendiri. Sisi positif dari pembinaan ini adalah mulai terbentuknya kesadaran sekolah akan lingkungan disekolah-sekolah imbas, walaupun memang belum seutuhnya berjalan dengan baik, namun setidaknya sudah terlihat bagaimana sikap dari warga sekolah dalam penerapan peduli akan lingkungan. Kemudian juga adanya komitmen dan motivasi yang terbentuk untuk mewujudkan sekolah yang peduli lingkungan di sekolah imbas walaupun belum terlihat pada semua sekolah imbas. Dukungan dari pemerintah kurang mengenai program ini, baik secara fisik maupun finansial, selain itu pula kurang terkoordinirnya program Adiwiyata di sekolahsekolah imbas, sehingga apabila terjadi rotasi kepala 170

19 No Indikator Pertanyaan Jawaban sekolah, maka Adiwiyata disekolah imbas juga tidak berjalan. Faktor-faktor apa saja yang menghambat/mempengar uhi keberhasilan program pembinaan ini? Dalam menjalankan pembinaan, apa kelebihan dan kekurangan dari model pembinaan yang dipakai selama ini? Menurut bapak, melihat kondisi tersebut apa yang sebenarnya dibutuhkan sekolah untuk menjalankan pembinaan Adiwiyata? Tentunya saya sudah mengatakannya tadi bahwa komitmen dan motivasi dari sekolah imbas akan sangat mempengaruhi bagaimana keberhasilan program ini dan juga adanya rotasi kepala sekolah itu tadi juga menjadi hambatan bagi kami dalam melaksanakan pembinaan kepada sekolah imbas. Kelebihannya sendiri adalah waktunya bisa disesuaikan dengan sekolah-sekolah imbas. Sedangkan kekurangannya adalah mungkin pembinaan menjadi kurang terperinci dan target capaiannya juga kurang spesifik. Ya, sebenarnya adalah perlu adanya perencanaan pembinaan yang dibuat bersama dengan masingmasing sekolah imbas berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing dengan plot waktu yang ditentukan bersama, dan juga perencanaan mengenai target yang harus dicapai dalam pembinaan itu seperti apa sehingga memang program pembinaan ini dapat berjalan dengan efektif, walaupun memakan banyak waktu, namun dapat terlihat hasil yang memuaskan dimana semua sekolah imbas dapat berhasil menjadi sekolah Adiwiyata, minimal ditingkat kabupaten. 171

20 No Indikator Pertanyaan Jawaban Rencana saya kedepannya adalah saya ingin mengumpulkan kembali sekolah-sekolah imbas, kemudian mengadakan sosialisasi dengan dibantu oleh Dinas Lingkungan hidup dan juga Dinas Pendidikan dimana saya yang akan menjembatani sosialisasi tersebut, sehingga sekolah-sekolah imbas mengetahui mengenai program Adiwiyata ini secara rinci. Setelah itu baru saya menyusun program pembinaan bersama-sama dengan masing-masing sekolah imbas berdasarkan kebutuhan masingmasing sekolah imbas tersebut. 172

21 Lampiran 3. Hasil Wawancara Kepada Sekolah Imbas Adiwiyata Sumber Wawancara : Bpk. Yaroni. Jabatan : Anggota tim Adiwiyata SD Mangunsari 3 Tanggal/Waktu Wawancara : Kamis, 03 November 2016/ WIB Tempat : SD Mangunsari 3 Topik Wawancara : Pelaksanaan Pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77 kepada SD Mangunsari 3 A. Pembukaan: Salam, Terima kasih atas kesediaan Bapak meluangkan waktu untuk saya bertanya-tanya sedikit mengenai pembinaan Adiwiyata yang Bapak lakukan di sekolah-sekolah imbas SD Marsudirini 77 ini. Pada kesempatan ini, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Bapak berkenaan dengan topik penelitian yang saya lakukan. Tabel 3. Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Sekolah Imbas No Indikator Pertanyaan Jawaban Perencanaan 1 Menetapkan kebutuhan pembinaan Apakah pembinaan dilaksanakan dilakukan sebelum terlebih dahulu analisis kebutuhan dalam pembinaan bagi sekolah imbas? Apakah pembinaan yang selama ini Yang saya tahu adalah pembina pernah datang ke sekolah untuk melihat kondisi lingkungan sekolah kami dan memberitahukan apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah kami dalam rangka mewujudkan sekolah Adiwiyata. Ya, sesuai. 173

22 No Indikator Pertanyaan Jawaban dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah imbas? 2 Menetapkan tujuan pembinaan Apakah selama ini ada rumusan tujuan yang Yang saya tau adalah tujuan program Adiwiyata jelas untuk menjadi sekolah Adiwiyata dimana jelas yang dibuat seluruh warga sekolahnya terutama memiliki dalam pembinaan? karakter cinta lingkungan. Tetapi untuk tujuan Siapa yang spesifiknya saya belum pernah tau. merumuskan? Kriteria apa saja yang Kebutuhan dan kemampuan sekolah imbas. perlu diperhatikan dalam merumuskan 3 Menetapkan materi pembinaan tujuan pembinaan? Apakah materi pembinaan selama ini sudah sesuai dengan tujuan pembinaan? Apakah materi pembinaan ditentukan bersama antara sekolah imbas dengan sekolah induk? Ya, sejauh ini sesuai. Karena ditentukan bersama secara langsung ketika akan mengadakan pembinaan. Iya, materi apa yang dibina biasanya ditentukan secara spontan ketika antara sekolah imbas dan sekolah induk memiliki waktu kosong yang sama untuk diadakan pembinaan. 174

23 No Indikator Pertanyaan Jawaban Apa saja yang perlu Kebutuhan dan kemampuan sekolah imbas. diperhatikan sebagai pertimbangan untuk pengembangan materi pembinaan? 4 Menetapkan metode Apakah metode Tidak ada metode yang dibuat secara khusus dalam pembinaan pembinaan ditentukan pembinaan, paling pembina datang untuk melihat secara partisipatif capaian sekolah imbas. antara sekolah imbas dengan sekolah induk? Bagaimana metode Sosialisasi Adiwiyata dan observasi ke sekolah. pembinaan yang Apabila ada kekurangan, maka pembina biasanya selama ini digunakan? memberikan masukan-masukan dan juga memberikan contoh untuk mengatasinya. 5 Menetapkan tempat Apakah untuk tempat pembinaan direncanakan bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk? Tentu saja. Jadi, ketika ditemukan waktu yang pas, dikomunikasikan juga untuk tempat pembinaannya sesuai dengan kebutuhan sekolah imbas seperti apa. 6 Menetapkan waktu Apakah waktu pembinaan direncanakan bersama-sama antara Ya, karena bersifat spontan tanpa adanya jadwal tetap, maka ketika mau melakukan pembinaan, di atur terlebih dahulu jadwalnya kapan. 175

24 No Indikator Pertanyaan Jawaban sekolah imbas dengan sekolah induk dan disesuaikan dengan program sekolah? Hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam menentukan waktu atau jadwal pembinaan? Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai penjadwalan pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Apakah ada waktu yang ditentukan oleh SD Marsudirini 77? 7 Menetapkan panduan Apakah diperlukan sebuah buku panduan yang jelas bagi sekolah imbas pelaksanaan pembinaan? dalam Waktu kosong bersama antara sekolah induk dengan sekolah imbas dan juga kebutuhan sekolah imbas. Sesuai dengan sosialisasi, pada awalnya setelah sosialisasi akan dibuat jadwal pertemuan rutin, tetapi sampai sekarang hal itu belum terlaksana dan belum pernah ada pertemuan rutin mungkin karena kesibukan masing-masing jadi belum diadakan. Menurut saya perlu untuk memudahkan sekolah imbas dalam pengimplementasian Adiwiyata. 176

25 No Indikator Pertanyaan Jawaban Pengorganisasian 7 Mengorganisasikan: Bagaimana proses a. Sekolah imbas perekrutan sekolah b. Tempat imbas? c. Materi imbas. d. Sarana dan Apakah dilakukan prasarana pengorganisasian e. Waktu tempat pembinaan? f. Monitoring dan evaluasi (penjadwalan pembinaan) tempat Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kejelasan dalam pengorganisasian pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? (kejelasan waktu, pengorganisasian tempat pembinaan) 8 Kendala dalam pengorganisasian Apa kekurangan yang selama ini dirasakan dalam Melalui sosialisasi yang diselenggarakan oleh sekolah induk, kemudian ada penandatanganan MoU sebagai perrsetujuan untuk menjadi sekolah kalau untuk tempat, saya kurang begitu tau, tapi sepertinya fleksibel. Cukup jelas, hanya saja mungkin waktu pembinaannya lebih diorganisir lagi. Untuk waktu pembinaannya kurang diorganisir dengan baik. Mungkin rencana yang dulu pernah disosialisasikan di jalankan kembali. 177

26 No Indikator Pertanyaan Jawaban pengorganisasian tersebut? Pelaksanaan 9 Melaksanakan pembinaan berdasarkan materi dan strategi pembinaan yang telah ditetapkan. 10 Membimbing, memotivasi, memberi penguatan, mengkomunikasikan tujuan, serta melakukan Bagaimana proses pengkoordinasian yang dilakukan sekolah imbas dengan sekolah induk atau pembina? Bagaimana proses pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Bagaimana proses pembina dalam mengkomunikasikan tujuan pembinaan, memberikan motivasi, dan memberikan Selama ini koordinasi sekolah induk dengan sekolah imbas cukup baik. Sekolah imbas dapat berkoordinasi tanpa harus bertemu dengan sekolah induk, misalnya via telepon, karena sekolah induk cukup terbuka untuk membantu sekolah kami. Pembinaan dilakukan dengan pak Ernas selaku ketua Adiwiyata mengadakan kunjungan ke SD Mangunsari 3, ataupun sebaliknya. Dalam kunjungan tersebut Pak Ernas banyak memberikan masukan dan juga contoh-contoh pengolahan lingkungan sekolah, misalnya saja pengolahan sampah itu seperti apa dan juga pengolahan tanaman sekolah dengan lahan yang kecil seperti sekolah kami ini, dan lainnya. Melalui beberapa sosialisasi yang dilakukan oleh sekolah induk. 178

27 No Indikator Pertanyaan Jawaban pengawasan dan penguatan dalam penilaian dalam pembinaan. pelaksanaan pembinaan? 11 Mengawasi proses Bagaimana proses pembinaan yang dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pembinaan? penilaian hasil pembinaan. 12 Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan: sekolah imbas, proses, dan hasil pembinaan 13 Mengkoordinasikan antar personil pembinaan 14 Kendala dalam pelaksanaan Bagaimana proses pengawasan terhadap sekolah imbas, proses, dan hasil yang dicapai sekolah imbas? Melalui observasi langsung yang diberikan kepada sekolah. Ya itu tadi, dengan observasi langsung untuk melihat ketercapaian sekolah imbas sejauh apa, dan apa yang harus dilakukan oleh sekolah imbas ketika menemukan masalah. Bagaimana proses Melalui pembina saja. pengkoordinasian terhadap pengurus? Apa saja kendala yang Pengimplementasian Adiwiyata disekolah kami. dihadapi selama pelaksanaan pembinaan? Monitoring dan Evaluasi 179

28 No Indikator Pertanyaan Jawaban 15 Personil pelaksana Siapa yang Yang saya tau adalah pembina. monitoring dan melaksanakan evaluasi kegiatan monitoring dan evaluasi pembinaan? 16 Penetapan waktu Kapan kegiatan Biasanya sih tengah dan akhir pembinaan, itu yang monitoring dan monitoring dan saya tau. evaluasi evaluasi dilakukan (pada awal, tengah, akhir, atau keseluruhan waktu pembinaan)? 17 Sasaran monitoring dan evaluasi Aspek-aspek apa saja yang dimonitor? Ya keadaan lingkungan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah, dan lainnya. Komponen-komponen program apa saja yang Hasil. di evaluasi dalam pembinaan (masukan, proses, hasil)? 18 Metode monitoring Langkah apa saja yang Observasi langsung. dan evaluasi dilakukan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi? 180

29 No Indikator Pertanyaan Jawaban Bagaimana kejelasan dalam sistem penilaian atau evaluasi terhadap capaian sekolah dalam 19 Kendala dalam pembinaan secara keseluruhan mewujudkan sekolah Adiwiyata yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Pembinaan Keseluruhan SD Apakah Marsudirini 77 mensosialisasikan bagaimana pembinaan yang dilaksanakan sekolah? akan kepada Selama ini evaluasi yang dilakukan oleh Pak Ernas dalam bentuk seperti pengawasan, dalam artian Pak Ernas bertanya mengenai apa kendala sekolah dan kemudian memberikan masukan mengenai apa saja yang harus dilakukan oleh sekolah untuk menuju sekolah Adiwiyata yang cukup jelas menurut saya. Kalau misalkan evaluasi secara tertulis mungkin ada dilakukan Pak Ernas sendiri berkaitan dengan bentuk laporan pertanggungjawaban sekolah dalam rangka mengikuti Adiwiyata Mandiri itu. Ya, untuk sosialisasi pernah ada diberikan oleh SD Marsudirini 77. Waktu itu ketika ulang tahun SD Marsudirini 77 selalu ada sosialisasi mengenai sekolah Adiwiyata, kemudian ada sosialisasi mengenai pembagian tanaman dari SD Marsudirini 77 kepada masing-masing sekolah imbas. Sedangkan sosialisasi khusus pembinaan itu sendiri pernah diberikan ketika ada pertemuan dengan sekolah-sekolah imbas untuk diberi pembekalan begitu mengenai program Adiwiyata, khususnya kepada sekolah imbas yang memiliki kepala sekolah yang baru karena adanya rotasi kepala sekolah. Dalam sosialisasi itu sendiri 181

30 No Indikator Pertanyaan Jawaban diberitahukan mengenai materi pembinaannya apa saja, dan dalam pembinaan tersebut ada rencana yang dibuat untuk diadakannya pertemuan secara rutin setiap bulan, tetapi sampai sekarang masih belum terlaksana. Mungkin karena memang kesibukan dari pembina dan juga sekolah sendiri. Pada saat itu dalam sosialisasi karena memang banyak sekali materi Adiwiyatanya, maka pada tahap awal itu diberikan materi mengenai pengisian kuesioner dalam mengikuti program Adiwiyata yang akan dikumpulkan ke Dinas Lingkungan Hidup. Kemudian pernah juga diadakan kegiatan yang berkolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup yaitu kunjungan ke SD Marsudirini 77 untuk melihat bagaimana keadaan lingkungan sekolah disana, bagaimana pengelolaan sampahnya, kantin, UKS, dan lain-lainnya. Bagaimana pendapat Selama ini menurut saya cukup jelas mengenai Bapak/Ibu mengenai perencanaannya apa saja, walaupun memang ada kejelasan dalam beberapa yang belum terlaksana. perencanaan pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? 182

31 No Indikator Pertanyaan Jawaban Apa kendala yang Sejauh ini kendalanya adalah ketika kami dihadapi oleh sekolah mengalami kesulitan, dan Pak Ernas sudah selama dibina oleh SD memberikan masukan kepada kami, kendalanya Marsudirini 77? bagi kami sendiri adalah kesulitan dalam pelaksanaannya setelah diberikan masukan itu sendiri. Mungkin memang dari segi dana dan fisik Apa kelebihan dan kekurangan dalam pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? sekolah yang berbeda dari SD Marsudirini 77. Kelebihannya adalah kebetulan Pak Ernas itu sendiri sudah memiliki pengalaman yang berkaitan dengan sekolah Adiwiyata, sehingga banyak hal-hal yang dapat dibagikan oleh Pak Ernas kepada kami sebagai bentuk pembinaan yang diberikan dan itu sangat membantu kami sekali. Selain itu pula, ketika kami ada kesulitan-kesulitan, Pak Ernas mudah dihubungi sekalipun secara tidak resmi. Sedangkan kekurangannya sendiri adalah sebenarnya pertemuan rutin itu sangat diperlukan oleh sekolah kami karena selain kami bisa berkomunikasi secara langsung mengenai kesulitan-kesulitan apa yang kami hadapi, kami juga bisa saling tukar pikiran mungkin dengan sekolah imbas lainnya sehingga bisa mendapatkan masukan-masukan untuk kemajuan sekolah kami dan juga kemajuan bersama. 183

32 No Indikator Pertanyaan Jawaban Bagaimana SD Ya itu tadi, SD Marsudirini 77 sangat membantu Marsudirini 77 kami sekali ketika ada kesulitan-kesulitan apa yang membantu mengatasi kami hadapi walaupun kadang melalui via telepon. masalah yang dihadapi Selain itu pula dengan memberikan contohcontohnya sekolah untuk bagaimana pengelolaan lingkungan mewujudkan sekolah kepada sekolah kami. Adiwiyata? Capaian apa yang telah diraih oleh sekolah Bapak/Ibu selama pembinaan Adiwiyata yang dilakukan SD Marsudirini 77? Apakah diperlukan partisipasi sekolah imbas terhadap keseluruhan rangkaian pembinaan? (untuk penyusunan bersama jadwal pembinaan, kebutuhan Kebetulan kami sekarang sudah mendapatkan prestasi sebagai calon sekolah Adiwiyata tingkat provinsi tetapi belum tau berapa ditingkat keberapa, kemarin hanya dapat sertifikat Adiwiyata sebagai calon sekolah Adiwiyata tingkat provinsi. Dan sepertinya tahun depan, kami akan mengulang untuk mengikuti Sekolah Adiwiyata tingkat provinsi kembali. Tentu saja, agar antara sekolah induk dan sekolah imbas bisa saling bekerjasama dan juga dapat dengan mudah untuk menentukan waktu pembinaannya. 184

33 No Indikator Pertanyaan Jawaban pembinaan, materinya, metode yang digunakan, dll) Apa saran Bapak/Ibu Diadakan pertemuan rutin dan juga pelatihanpelatihan untuk meningkatkan kepada sekolah-sekolah imbas. Selain kualitas pembinaan pertemuan rutin itu tadi, mungkin perlu diadakan yang dilakukan SD semacam workshop atau mungkin pelatihan Marsudirini 77? mengenai salah satu pengelolaan lingkungan berbasis Adiwiyata, misalkan saja composing, pengelolaan tanaman, dan lainnya yang berkaitan dengan materi Adiwiyata itu sendiri. Selain itu pula mungkin perlu perencanaan secara tertulis yang diberikan dari pihak sekolah induk kepada kami untuk melengkapi data administrasi sekolah kami sendiri. 185

34 Lampiran 4. Hasil Wawancara Kepada Sekolah Imbas Adiwiyata Sumber Wawancara : Bpk. Heri Sutanto, S.Pd Jabatan : Anggota Pengelolaan Pengembangan Sarana Sekolah Tanggal/Waktu Wawancara : Senin, 07 November 2016/ WIB Tempat : SDN Salatiga 06 Topik Wawancara : Pelaksanaan Pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77 kepada SDN Salatiga 06 A. Pembukaan: Salam, Terima kasih atas kesediaan Bapak meluangkan waktu untuk saya bertanya-tanya sedikit mengenai pembinaan Adiwiyata yang Bapak lakukan di sekolah-sekolah imbas SD Marsudirini 77 ini. Pada kesempatan ini, ada beberapa pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada Bapak berkenaan dengan topik penelitian yang saya lakukan. Tabel 4. Daftar Pertanyaan Wawancara Kepada Sekolah Imbas No Indikator Pertanyaan Jawaban Perencanaan 1 Menetapkan kebutuhan pembinaan Apakah pembinaan dilaksanakan dilakukan sebelum terlebih dahulu analisis kebutuhan dalam pembinaan bagi sekolah imbas? Saya kurang begitu paham untuk itu, mungkin dilakukan analisis kebutuhan, namun itu antara kepala sekolah dengan Pembina. 186

35 No Indikator Pertanyaan Jawaban Apakah pembinaan yang selama ini dilaksanakan disesuaikan dengan kebutuhan sekolah imbas? 2 Menetapkan tujuan Apakah selama ini ada pembinaan rumusan tujuan yang 3 Menetapkan materi pembinaan jelas yang dibuat dalam pembinaan? Siapa yang merumuskan? Kriteria apa saja yang perlu diperhatikan dalam merumuskan tujuan pembinaan? Apakah materi pembinaan selama ini sudah sesuai dengan tujuan pembinaan? Apakah materi pembinaan ditentukan bersama antara Ya, menurut saya sudah sesuai, karena memang saya melihat apa yang dibutuhkan oleh sekolah imbas, kemudian dibina oleh sekolah induk melalui saran atau masukan-masukan. Kalau untuk tujuan secara khusus saya kurang paham ya, itu kepala sekolah yang tau, tetapi yang jelas tentunya tujuan pembinaan adalah membantu sekolah kami menjadi sekolah Adiwiyata. Kebutuhan sekolah imbas. Ya, sejauh ini sesuai. Sekolah induk banyak membantu kami dalam pelaksanaan Adiwiyata. Iya, karena memang untuk materi dan waktu pembinaan biasanya dibicarakan langsung oleh Pembina dengan kepala sekolah terlebih dahulu. 187

36 No Indikator Pertanyaan Jawaban sekolah imbas dengan sekolah induk? Apa saja yang perlu Kebutuhan sekolah imbas. diperhatikan sebagai pertimbangan untuk pengembangan materi 4 Menetapkan metode pembinaan pembinaan? Apakah metode pembinaan ditentukan secara partisipatif antara sekolah imbas dengan sekolah induk? Bagaimana metode pembinaan yang selama ini digunakan? 5 Menetapkan tempat Apakah untuk tempat pembinaan direncanakan bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk? Selama ini yang saya tau, pembina datang kesekolah untuk melihat capaian sekolah atau kami yang berkunjung ke sekolah induk untuk melihat keadaan sekolah induk, sebagai percontohan sekolah Adiwiyata sehingga kami tau bahwa sekolah Adiwiyata itu seperti apa. Pertama ada sosialisasi yang dilakukan, kemudian ada kunjungan ke sekolah induk ataupun dari pembina ke sekolah kami. Ya, tentu direncanakan bersama karena memang untuk jadwal pembinaan sendiri tidak ada, jadi memang harus dikoordinasikan terlebih dahulu. 188

37 No Indikator Pertanyaan Jawaban 6 Menetapkan waktu Apakah waktu Ya, untuk menyesuaikan dengan kebutuhan pembinaan direncanakan sekolah dan juga waktu luang yang dimiliki oleh sekolah induk dan sekolah imbas. bersama-sama antara sekolah imbas dengan sekolah induk dan disesuaikan dengan program sekolah? Hal apa saja yang Waktu luang masing-masing sekolah. perlu diperhatikan dalam menentukan waktu atau jadwal pembinaan? Bagaimana menurut Bapak/Ibu mengenai penjadwalan pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Apakah ada waktu yang ditentukan oleh SD Marsudirini 77? 7 Menetapkan panduan Apakah diperlukan sebuah buku panduan Saya kurang paham apakah ada penjadwalan yang dibuat antara sekolah induk dengan sekolah kami. Yang tau kepala sekolah. Tapi mungkin penjadwalan dibuat fleksibel menyesuaikan masing-masing sekolah. Ya. Agar kami tau juga apa dan bagaimana pembinaan dilaksanakan. 189

38 No Indikator Pertanyaan Jawaban yang jelas bagi sekolah imbas dalam pelaksanaan pembinaan? Pengorganisasian 7 Mengorganisasikan: Bagaimana proses Ada penandatanganan MoU antara sekolah induk a. Sekolah imbas perekrutan sekolah dengan sekolah imbas. b. Tempat c. Materi imbas? Apakah dilakukan Sepertinya tidak. Jadi tergantung kondisi saja. d. Sarana dan pengorganisasian prasarana tempat pembinaan? e. Waktu (penjadwalan tempat f. Monitoring dan pembinaan) evaluasi Bagaimana pendapat Cukup jelas, karena kemarin dijelaskan Bapak/Ibu mengenai bagaimana pembinaan akan dilaksanakan dan kejelasan dalam siapa yang akan membina. pengorganisasian pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? (kejelasan waktu, pengorganisasian tempat pembinaan) 190

39 No Indikator Pertanyaan Jawaban 8 Kendala dalam pengorganisasian 9 Melaksanakan pembinaan berdasarkan materi dan strategi pembinaan yang telah ditetapkan. 10 Membimbing, memotivasi, memberi penguatan, mengkomunikasikan Apa kekurangan yang selama ini dirasakan dalam pengorganisasian tersebut? Pelaksanaan Bagaimana proses pengkoordinasian yang dilakukan sekolah imbas dengan sekolah induk atau pembina? Bagaimana proses pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Bagaimana proses pembina dalam mengkomunikasikan tujuan pembinaan, Saya kira masih cukup jelas dalam pengorganisasian pembinaannya. Cukup baik, sekolah induk banyak membantu kami. Pembinaan dilakukan dengan adanya kunjungan, baik dari sekolah imbas berkunjung ke sekolah induk, maupun pembina datang berkunjung ke sekolah kami untuk melihat ketercapaian kami sudah sampai dimana, kemudian Pak Ernas memberikan masukan-masukan serta contohcontoh megenai pengelolaan lingkungan, misalnya saja pengelolaan sampah. Melalui sosialisasi dan juga contoh-contoh yang diberikan kepada kami. 191

40 No Indikator Pertanyaan Jawaban tujuan, serta memberikan motivasi, melakukan dan memberikan pengawasan dan penguatan dalam penilaian dalam pembinaan. pelaksanaan pembinaan? 11 Mengawasi proses Bagaimana proses Pembina melakukan observasi langsung. pembinaan yang dilakukan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan pengawasan terhadap penyelenggaraan pembinaan? penilaian hasil pembinaan. 12 Pengawasan terhadap komponen-komponen pembinaan: sekolah imbas, proses, dan hasil pembinaan 13 Mengkoordinasikan antar personil pembinaan 14 Kendala dalam pelaksanaan Bagaimana proses pengawasan terhadap sekolah imbas, proses, dan hasil yang dicapai sekolah imbas? Bagaimana proses pengkoordinasian terhadap pengurus? Apa saja kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembinaan? Pembina melakukan observasi langsung. Setau saya selama ini hanya Pak Ernas, saya belum tau kalo ada pengurus pembinaan. Pelaksanaan Adiwiyata di sekolah kami sendiri. 192

41 No Indikator Pertanyaan Jawaban Monitoring dan Evaluasi 15 Personil pelaksana Siapa yang Yang saya tau adalah Pak Ernas. monitoring dan melaksanakan evaluasi kegiatan monitoring dan evaluasi pembinaan? 16 Penetapan waktu Kapan kegiatan Pada tengah dan akhir pembinaan, itu juga ada tim monitoring dan monitoring dan penilai dari LH yang datang untuk melihat capaian evaluasi evaluasi dilakukan sekolah kami. (pada awal, tengah, akhir, atau keseluruhan waktu pembinaan)? 17 Sasaran monitoring dan evaluasi Aspek-aspek apa saja yang dimonitor? Ya sesuai dengan komponen penilaian standar Adiwiyata. Komponen-komponen program apa saja yang Lebih kepada hasil. di evaluasi dalam pembinaan (masukan, proses, hasil)? 18 Metode monitoring Langkah apa saja yang Melalui observasi langsung. dan evaluasi dilakukan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi? 193

42 No Indikator Pertanyaan Jawaban Bagaimana kejelasan Selama ini dari pihak SD Marsudirini 77 dalam sistem penilaian mengunjungi SDN Salatiga 06 untuk melihat atau evaluasi terhadap secara langsung upaya atau perubahanperubahan capaian sekolah dalam apa yang dilakukan SDN Salatiga 06 mewujudkan sekolah untuk mempersiapkan diri mengikuti program Adiwiyata yang Adiwiyata ini. dilakukan oleh SD Marsudirini 77? 19 Kendala dalam pembinaan secara keseluruhan Pembinaan Keseluruhan SD Apakah Marsudirini 77 mensosialisasikan bagaimana pembinaan yang akan dilaksanakan kepada sekolah? Bagaimana pendapat Bapak/Ibu mengenai kejelasan dalam perencanaan pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? Ya, ada sosialisasi yang diberikan. Kebetulan yang mengikuti sosialisasi pada saat itu adalah Ibu Kepala Sekolah, sehingga bentuk sosialisasinya seperti apa saya kurang tau, tapi setahu saya, SD Marsudirini pernah melakukan sosialisasi mengenai Adiwiyata itu sendiri kepada kami. Sebenarnya saya kurang mendapatkan kejelasan seperti apa, karena rencananya seperti apa itu sendiri adalah antara Ibu kepala sekolah dengen Pak Ernas yang membuat kesepakatan, jadi saya disini hanya sebagai pelaksana, jadi misalkan saja, hari ini kami ke SD Marsudirini 77, atau juga kapan hari lagi Pak Ernas yang datang mengunjungi kami. 194

43 No Indikator Pertanyaan Jawaban Apa kendala yang Kendala kami adalah di masalah biaya, karena dihadapi oleh sekolah untuk pengembangan sekolah, pemeliharaan selama dibina oleh SD Marsudirini 77? lingkungan itu sendiri selama ini menggunakan dana BOS yang terbatas, sehingga kami kurang leluasa mengelola. Sedangkan bila dibandingkan dengan SD Marsudirini 77 sebagai sekolah swasta, lebih leluasa dalam pendanaan Karena selain dana BOS, SD Marsudirini 77 juga mendapatkan dukungan dari orang tua murid. Sebenarnya SDN Salatiga 06 juga mendapatkan dukungan dari orang tua, tetapi dalam bentuk barang dan tenaga. Hal tersebut menjadi kendala bagi kami sendiri Apa kelebihan dan kekurangan dalam pembinaan yang dilakukan oleh SD Marsudirini 77? untuk menjalankan program ini. Kelebihan pembinaan ini sendiri adalah SDN Salatiga 06 mendapatkan keuntungan dengan observasi langsung ke SD Marsudirini 77, sehingga jelas apa yang harus dilakukan oleh sekolah terhadap lingkungan karena diberikan contoh nyata dari yang telah dilakukan oleh SD Marsudirini 77. Selain itu pula, dalam pembinaan tersebut kami merasa sangat terbantu karena selain memberikan contoh melalui observasi langsung, kami diberikan bantuan bibit tanaman dari SD Marsudirini 77. Sedangkan 195

44 No Indikator Pertanyaan Jawaban kekurangannya sendiri adalah dalam pembinaan tersebut kurang banyak pertemuan-pertemuan yang diadakan. Konsistensinya memang bagus, namun sepertinya perlu juga untuk tatap muka secara rutin. Bagaimana SD Marsudirini 77 membantu mengatasi masalah yang dihadapi sekolah mewujudkan Adiwiyata? untuk sekolah Capaian apa yang telah diraih oleh sekolah Bapak/Ibu selama pembinaan Adiwiyata yang dilakukan SD Marsudirini 77? Biasanya ketika kami menghadapi kesulitan, SD Marsudirini membantu dalam memberikan saransaran, kemudian kemarin membantu dengan memberikan bibit tanaman, tukar pengalaman bagaimana awal SD Marsudirini 77 dulu menyiapkan diri untuk mengikuti program Adiwiyata. Selain itu pula biasanya Pak Ernas menjembatani sekolah kami ketika kami berhubungan dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait dengan Adiwiyata, jadi memang kami merasa sangat terbantukan sekali. Dengan adanya pembinaan, sekolah kami sekarang sudah menerapkan budaya kebersihan, dimana pemilahan sampah sudah mulai terbiasa bagi warga sekolah, kemudian sekolah kami sudah menjadi sekolah hijau, banyak tanaman yang baru, dan yang terakhir kami ikuti kemarin adalah penilaian tingkat nasional, tetapi sekarang belum keluar hasilnya bagaimana. 196

45 No Indikator Pertanyaan Jawaban Apakah diperlukan Ya, tentu saja agar penentuan waktu partisipasi sekolah pembinaannyat terutama dapat secara bersama imbas terhadap ditentukan dan tidak terbentur dengan kegiatan keseluruhan lainnya. rangkaian pembinaan? (untuk penyusunan bersama jadwal pembinaan, kebutuhan pembinaan, materinya, metode yang digunakan, dll) Apa saran Bapak/Ibu untuk meningkatkan kualitas pembinaan yang dilakukan SD Marsudirini 77? Sangat diperlukan pertemuan-pertemuan rutin untuk membahas mengenai program Adiwiyata ini dan juga mungkin diperlukan semacam pembinaan atau pelatihan khusus untuk materi Adiwiyatanya dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata ini karena selama ini ketika sekolah imbas menghadapi kesulitan, tidak dapat diatasi secara langsung dalam artian harus bertanya kepada pembina, mungkin kalau diadakan pembinaan khusus untuk materi Adiwiyata, kesulitan tersebut dapat diatasi terlebih dahulu oleh sekolah, setelah itu apabila masih belum 197

46 No Indikator Pertanyaan Jawaban terselesaikan baru bisa ditanyakan kepada pembina. Misalkan saja pembinaan dalam pembuatan kompos, pot tanaman, atau yang lainnya yang berkaitan dengan materi Adiwiyatanya. 198

47 199

48 200

49 201

50 202

51 203

52 Petunjuk: 1. Bersama lembar penilaian ini disertakan model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata Mandiri berbasis partisipasi beserta buku panduannya. Mohon Bapak/Ibu membaca terlebih dahulu sebelum mengisi lembar penilaian ini. 2. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanggapan terhadap kelayakan model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata dengan cara memberikan tanda check (v) pada kolom yang disediakan. 3. Arti tingkat kelayakan adalah sebagai berikut: a. 1 = Kurang Layak b. 2 = Cukup Layak c. 3 = Layak d. 4 = Sangat Layak 4. Apabila ada catatan atau saran tambahan mohon dituliskan pada bagian yang telah disediakan pada bagian akhir dari lembar penilaian ini. 5. Setelah mengisi lembar penilaian, dimohon Bapak/Ibu memberikan tanda tangan di kolom yang disediakan pada bagian akhir lembar penilaian ini. 6. Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu untuk melakukan penilaian model ini. 204

53 Tabel 1. Daftar Pertanyaan No. Aspek/komponen Pendahuluan 1 Ketepatan isi pendahuluan. 2 Ketepatan tata bahasa. 3 Ketepatan rumusan spesifikasi model. 4 Kesesuaian spesifikasi model dengan kebutuhan dalam pembinaan Kajian Teori 5 Ketepatan isi teori-teori yang digunakan 6 Ketepatan tata bahasa 7 Penggunaan bahasa yang komunikatif 8 Relevansi teori dalam penyusunan model pembinaan berbasis partisipasi Prasyarat Efektivitas Model Tingkat Kelayakan

54 9 Ketepatan prinsip model 10 Ketepatan saran efektivitas model yang diberikan Deskripsi Model Pembinaan 11 Relevansi model dengan kebutuhan dalam pembinaan 12 Ketepatan bagan model pembinaan 13 Kejelasan bagan model pembinaan 14 Ketepatan isi rasional 15 Kejelasan rumusan rasional Perencanaan Pembinaan 16 Ketepatan rumusan maksud pembinaan secara umum 17 Ketepatan rumusan tujuan pembinaan secara umum 18 Ketepatan rumusan manfaat pembinaan 19 Ketepatan materi pembinaan secara umum 20 Ketepatan menentukan kegiatan dalam pembinaan 21 Ketepatan menentukan analisis kebutuhan berbasis partisipasi 206

55 22 Ketepatan menentukan rumusan tujuan pembinaan berbasis partisipasi 23 Ketepatan menentukan materi pembinaan berbasis partisipasi 24 Ketepatan menentukan penyusunan kegiatan pembinaan berbasis partisipasi 25 Ketepatan metode pembinaan yang digunakan berbasis partisipasi 26 Ketepatan media pembinaan yang digunakan berbasis partisipasi 27 Ketepatan menentukan monitoring dan evaluasi berbasis partisipasi Pengorganisasian Pembinaan 28 Ketepatan struktur pengorganisasian berbasis partisipasi 29 Ketepatan rincian tugas pengurus berbasis partisipasi 30 Kejelasan alur koordinasi pengurus berbasis partisipasi 31 Ketepatan menentukan prasyarat pengurus pembinaan Pelaksanaan Pembinaan 32 Kejelasan tahapan pelaksanaan pembinaan berbasis partisipasi 33 Kejelasan pelaksanaan kegiatan persiapan pembinaan berbasis partisipasi 34 Kejelasan pelaksanaan kegiatan pra-pembinaan berbasis partisipasi 207

56 35 Kejelasan pelaksanaan kegiatan pembinaan berbasis partisipasi Monitoring dan Evaluasi 36 Kejelasan kegiatan monitoring 37 Kejelasan instrumen monitoring 38 Ketepatan penentuan aspek penilaian dalam kegiatan monitoring 39 Kejelasan kegiatan evaluasi 40 Kejelasan instrumen evaluasi 41 Ketepatan penentuan aspek penilaian dalam kegiatan evaluasi 42 Kejelasan panduan pengarsipan kegiatan pembinaan 43 Kejelasan panduan pelaporan pembinaan Buku Panduan Bagi Pembina & Sekolah Imbas 44 Rumusan latar belakang jelas 45 Rumusan tujuan tepat 46 Rumusan tujuan jelas 47 Rumusan tujuan operasional 208

57 48 Prosedur pembinaan sistematis 49 Prosedur pembinaan jelas 50 Petunjuk persiapan pembinaan tepat 51 Petunjuk persiapan pembinaan jelas 52 Petunjuk kegiatan pra-pembinaan tepat 53 Petunjuk kegiatan pra-pembinaan jelas 54 Petunjuk kegiatan pembinaan tepat 55 Petunjuk kegiatan pembinaan jelas 56 Petunjuk kegiatan pengakhiran tepat 57 Petunjuk kegiatan pengakhiran jelas 58 Rancangan pedoman mendukung dalam keterlaksanaan pembinaan 59 Rancangan pedoman mempermudah dalam keterlaksanaan pembinaan Panduan Monitoring dan Evaluasi 60 Ketepatan isi pendahuluan. 61 Ketepatan tata bahasa. 209

58 62 Penggunaan bahasa yang komunikatif 63 Ketepatan rumusan tujuan 64 Ketepatan rumusan manfaat 65 Prosedur perencanaan monitoring dan evaluasi jelas 66 Prosedur perencanaan monitoring dan evaluasi tepat 67 Prosedur monitoring dan evaluasi jelas 68 Prosedur monitoring dan evaluasi sistematis 69 Rancangan pedoman mendukung dalam keterlaksanaan monitoring dan evaluasi pembinaan 70 Rancangan pedoman mempermudah dalam keterlaksanaan monitoring dan evaluasi Model Pembinaan secara keseluruhan 71 Rancangan model menarik 72 Model mudah dipahami 210

59 73 Komponen-komponen dalam rancangan model sudah memenuhi kebutuhan dalam pembinaan Adiwiyata 74 Langkah kerja dalam rancangan model sudah berurutan secara sistematis 75 Rancangan model yang dihasilkan dapat memberikan motivasi kepada sekolah imbas 76 Rancangan model dapat mengontrol seluruh jalannya pembinaan Komentar/Saran:...,. Evaluator

60 212

61 213

62 214

63 215

64 216

65 217

66 218

67 ccxix

68

69 MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI Ratih Sulistyowati, S.Pd MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2017 i

70 KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan karunianya yang tiada terkira, pada akhirnya buku Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata berbasis Partisipasi ini dapat disusun. Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini dikembangkan atas dasar adanya kendala-kendala yang dihadapi baik dari pembina maupun dari sekolah imbas yang ditemukan selama dilapangan dalam pelaksanaan pembinaan. Model pembinaan ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pemecahan masalah tersebut. Dengan terkonsepnya model yang berbasis partisipasi, mulai dari perencanaan hingga proses evaluasinya maka kegiatan pembinaan diharapkan akan lebih efektif dan efisien serta dapat memotivasi sekolah imbas untuk lebih terlibat dalam program pembinaan Adiwiyata ini sehingga tujuan utama dari pembinaan dapat tercapai dan kedua belah pihak saling diuntungkan. Semoga Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi ini dalam bermanfaat bagi sekolah induk, sekolah imbas, serta instansi terkait lainnya dalam melaksanakan pembinaan Adiwiyata. Salatiga, Februari 2017 Penulis ii

71 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Model Spesifikasi Model... 5 BAB II KAJIAN TEORI Konsep Pembinaan Pembinaan Berbasis Partisipasi Konsep Sekolah Adiwiyata Pengertian dan Tujuan Program Adiwiyata Prinsip Dasar Program Adiwiyata Komponen dan Standar Adiwiyata Pelaksanaan Program Adiwiyata Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Pelaporan Pelaksanaan Pembinaan Adiwiyata Jenis dan Bentuk Penghargaan Mekanisme Pemberian Penghargaan Kode Etik Tim Adiwiyata (Kabupaten/Kota, Propinsi dan Pusat Pembiayaan Program Adiwiyata iii

72 BAB III PRASYARAT EFEKTIVITAS MODEL BAB IV MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI Rasional Model Bagan Model Deskripsi Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Perencanaan Pembinaan Adiwiyata A. Tujuan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi B. Manfaat Pembinaan C. Materi Pembinaan D. Kegiatan Pembinaan Kegiatan Pra-Pembinaan Pelaksanaan E. Metode dan Media Pembinaan F. Monitoring dan Evaluasi G. Mengembangkan Buku Panduan dan Buku Pegangan H. Waktu Pembinaan I. Biaya Pembinaan Pengorganisasian Pembinaan A. Koordinasi dengan Dinas Pendidkan dan Dinas Kingkungan Hidup B. Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan C. Jabaran Tugas Masing-Masing Personil D. Prasyarat Personil E. Mekanisme dan Prosedur Pelaksanaan Pembinaan A. Persiapan Pembinaan B. Kegiatan Pra-Pembinaan C. Pelaksanaan Pembinaan iv

73 D. Kegiatan Akhir Monitoring dan Evaluasi Pengarsipan dan Pelaporan Hasil Pembinaan A. Pengarsipan Pembinaan B. Pelaporan Pembinaan BAB V PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN v

74 DAFTAR TABEL Tabel 4.1. Penentuan Materi Pembinaan Sesuai Kebutuhan Sekolah Imbas Tabel 4.2. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata Tabel 4.3. Jadwal Pemberian Penghargaan Adiwiyata Tabel 4.4. Format Kisi-Kisi Kegiatan Monitoring vi

75 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Mekanisme Pelaksanaan Adiwiyata di Tingkat Sekolah Gambar 4.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Gambar 4.2. Alur Identifikasi Kebutuhan Gambar 4.3. Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan Gambar 4.4. Proses Monitoring vii

76 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Monitoring Pelaksanaan Pembinaan Lampiran 2. Lembar Evaluasi Program Pembinaan viii

77 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya segala kebutuhan baik perorangan maupun kebutuhan sosial. Hal ini secara tidak langsung telah menimbulkan berbagai dampak, terutama dampak negatif pada lingkungan, diantaranya adalah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan penurunan kualitas atau degradasi lingkungan (Daryanto, 2013: 4). Pengelolaan lingkungan yang dilakukan dapat dikatakan efektif tergantung dari upaya mengadopsi etika yang baik dalam berperilaku, sehingga melihat dari sikap dan aktivitas yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan maka Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) perlu diberikan kepada masyarakat terutama kepada anak agar terbentuk kesadaran dan sikap peduli lingkungan sejak dini (Hamzah, 2012: 14). Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam rangka pewujudan PLH adalah program Adiwiyata. Program Adiwiyata bertujuan mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup (BPLH, 2012: 2). Sehingga, terintegrasinya pendidikan lingkungan hidup ke dalam program sekolah diharapkan dapat menjadi proses pembiasaan untuk tercapainya pengembangan perilaku, sikap dari siswa untuk menghargai, mencintai dan memelihara lingkungan hidup yang dapat menjadi kebiasaan seharihari (Landriany, 2014: 82). Dengan melaksanakan program Adiwiyata juga akan menciptakan warga 1

78 sekolah, khususnya peserta didik yang mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di daerah (BPHL, 2012: 3). Sasaran dalam program Adiwiyata ini sendiri adalah keseluruhan komponen, mulai dari lingkungan di dalam sekolah, warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, hingga siswa, lingkungan di luar sekolah, serta warga yang tinggal disekitar sekolah diajak berpartisipasi dalam program ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, semua pihak harus turut ambil bagian dalam setiap tugas dan perannya masing-masing. Dalam hal ini berarti partisipasi seluruh pihak memegang peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, sehingga diperlukan tugas dan peran yang jelas dari masing-masing pihak agar pelaksanaan program Adiwiyata dapat berjalan maksimal. Pembinaan Adiwiyata merupakan salah satu program yang diberikan kepada sekolah-sekolah dalam rangka membantu mewujudkan sekolah Adiwiyata. Secara teoritis berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata menyatakan bahwa tujuan akhir dari pembinaan Adiwiyata adalah untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya dan peduli lingkungan, dimana tujuan tersebut kemudian menjadi acuan dalam merumuskan bagaimana pembinaan harus dilakukan dalam interaksi edukatif antara pembina dan juga sekolah imbasnya. Oleh sebab itu melihat pentingnya pembinaan yang harus diberikan kepada sekolah imbas, maka keseluruhan aspek dalam pembinaan harus terencana dengan baik dengan melibatkan semua pihak agar tujuan utama program Adiwiyata dapat tercapai. 2

79 Buku model pembinaan berbasis partisipasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk membantu dalam pelaksanaan pembinaan tersebut. Ruang lingkup pembinaan yang dimaksudkan dalam model ini adalah mengarah pada terbentuknya pemahaman yang kuat mengenai Adiwiyata oleh sekolah imbas melalui kajian mendalam berikut implementasinya. Terbentuknya pemahaman tersebut kemudian berdampak positif kepada kesadaran atau motivasi sekolah imbas untuk menjalankan program Adiwiyata. Kesadaran tersebut dapat dilihat dari capaian pelaksanaan program Adiwiyata yang dilakukan sekolah imbas, dimana penekanan utamanya adalah berbasis kepada tujuan yang didasarkan kepada kebutuhan sekolah. 1.2 Dasar Hukum Beberapa dasar hukum yang mendukung program adiwiyata adalah: 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah; 3

80 8. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah; 9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata; 10. Nota Penandatanganan Kerjasama Antara Menteri Pendidikan Nasional dengan Menteri Lingkungan Hidup tentang Pendidikan Lingkungan Hidup pada Tanggal 1 Februari Tujuan Penyusunan buku model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini bertujuan agar model dapat pedoman dalam pelaksanaan pembinaan Adiwiyata baik bagi pembina maupun sekolah imbas serta menjadi pedoman dalam operasionalisasi kegiatan yang harus dilaksanakan pada setiap tahap pembinaan. 1.4 Manfaat Buku model ini dapat dimanfaatkan sebagai pegangan dan pedoman dalam pelaksanaan pembinaan berbasis partisipasi serta memudahkan dalam memahami isi model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi bagi pembina dan sekolah imbas. 1.5 Ruang Lingkup Model Buku model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini berisikan: Pendahuluan, yang berisikan latar belakang, dasar hukum, tujuan, manfaat, ruang lingkup model, dan spesifikasi model Kajian Teori 4

81 1.5.3 Prasyarat Efektivitas Model Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi, yang meliputi: a. Rasional model b. Gambar model c. Perencanaan pembinaan d. Pengorganisasian pembinaan e. Pelaksanaan pembinaan f. Evaluasi pembinaan Penutup 1.6 Spesifikasi Model Model ini merupakan model prosedural, dimana didalamnya terdapat langkah-langkah dalam menjalankan pembinaan, sehingga tujuan pembinaan dapat tercapai. Model dikembangkan berdasarkan model pengembangan Borg and Gall, yang kemudian disusun kembali model pengembangannya dengan langkahlangkahnya mulai dari: (1) studi pendahuluan, dimana didalamnya dijabarkan menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, pendalaman, dan analisis kebutuhan; (2) penyusunan model; (3) revisi dan validasi model; (4) uji kelayakan model; (4) model hipotetik Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini dikembangkan berdasarkan 4 fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi, dimana perumusannya berdasarkan hasil analisis temuan empiris dibandingkan dengan temuan teoritis tentang kondisi objektif di lapangan, yaitu kondisi aktual penyelenggaraan pembinaan kepada masing-masing sekolah imbas Adiwiyata. Dalam setiap fungsi tersebut diterapkan konsep partisipasi antara pembina dan juga peserta pembinaan, yakni sekolah imbas. Partisipasi ini 5

82 memungkinkan semua pihak yang terlibat didalam kegiatan pembinaan dapat bekerjasama dan memiliki kesempatan untuk bertanggungjawab serta termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembinaan dan implementasi Adiwiyata di masing-masing sekolah. Spesifikasi model yang dikembangkan adalah: (1) analisis kebutuhan pembinaan, tujuan pembinaan, dan materi pembinaan ditentukan bersama antara sekolah induk dan sekolah imbas; (2) pada aspek perencanaan dan pengorganisasian pembinaan, dilakukan perencanaan dan pengorganisasian yang sistematis dan mengacu kepada kebutuhan sekolah imbas dan direncanakan bersama oleh sekolah induk dan sekolah imbas; (3) pelaksanaan pembinaan, dilakukan kegiatan persiapan pembinaan, pra-pembinaan, kegiatan pembinaan, dan kegiatan akhir pembinaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat bersama oleh sekolah induk dan sekolah imbas; (4) monitoring dilakukan bersama oleh sekolah induk dan sekolah imbas kepada pelaksana pembinaan, masingmasing sekolah imbas dan pembina; (5) dilakukan evaluasi program pembinaan oleh sekolah induk dan sekolah imbas, evaluasi terhadap pembina sekolah imbas. Buku model pembinaan ini juga dilengkapi dengan buku panduan bagi pembina, buku panduan bagi sekolah imbas, serta buku panduan monitoring dan evaluasi sebagai pendukung pelaksanaan model. 6

83 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Pembinaan Menurut Sudjana (2010: 199) pembinaan dapat diartikan sebagai upaya memelihara atau membawa sesuatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga sesuatu keadaan sebagaimana seharusnya. Secara lebih luas pembinaan dapat diartikan sebagai upaya pengendalian secara profesional terhadap semua unsur organisasi agar unsur-unsur tersebut berfungsi sebagaimana mestinya sehingga rencana untuk mencapai tujuan dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna. Berkenaan dengan pembinaan Adiwiyata kepada sekolah imbas, maka pembinaan adalah upaya untuk membawa dan memelihara atau menjaga agar sekolah imbas dapat menjadi sekolah Adiwiyata maupun mempertahankan sebagai sekolah Adiwiyata. Pelaksanaan pembinaan ditujukan agar kegiatan atau program yang sedang dijalankan yang dalam hal ini adalah program Adiwiyata selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan yaitu sekolah imbas dapat menjadi sekolah Adiwiyata. Jika terjadi penyimpangan, segera dapat dilakukan upaya untuk mengembalikan kegiatan pada yang seharusnya dilakukan. Pembinaan mempunyai arah untuk mendayagunakan semua sumber, baik sumber daya manusia atau sumber daya non manusia sesuai dengan rencana dalam rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Karim, 2012: 72). Mathis (2009: ) mengemukakan empat tingkatan pokok dalam kerangka kerja untuk mengembangkan rencana 7

84 pembinaan strategis, antara lain: (1) mengatur strategi yang akan digunakan dalam pembinaan untuk mencapai tujuan, (2) merencanakan, dimana didalamnya tujuan dan harapan dari pembinaan harus diidentifikasi serta diciptakan agar tujuan dari pembinaan dapat diukur untuk melacak efektivitas pembinaan, (3) mengorganisasi, yaitu pembinaan tersebut harus diorganisasi dengan memutuskan bagaimana pembinaan akan dilakukan, dan mengembangkan investasi-investasi pembinaan, (4) memberi pembenaran, yaitu mengukur dan mengevaluasi pada tingkat mana pembinaan memenuhi tujuan pembinaan tersebut. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diidentifikasi pada tahap ini, dan dapat meningkatkan efektivitas pembinaan dimasa depan. Komponen-komponen pembinaan yang dijelaskan oleh Mangkunegara (2005: 76) terdiri dari: (1) Tujuan dan sasaran pembinaan dan pengembangan harus jelas dan dapat diukur, (2) para pembina yang profesional, (3) materi pembinaan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, (4) peserta pembinaan dan pengembangan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan. Secara umum ada tiga tahap pada pembinaan yaitu tahap perencanaan pembinaan, tahap pelaksanaan pembinaan dan tahap evaluasi pembinaan. Dari penjelasan diatas dapat dibuat suatu pemahaman bahwa agar pembinaan Adiwiyata dapat bermanfaat dan mendatangkan keuntungan diperlukan tahapan atau langkah-langkah yang sistematik, yaitu tahap perencanaan pembinaan, tahap pelaksanaan pembinaan dan tahap evaluasi pembinaan. Dalam tahap perencanaan pembinaan Adiwiyata terdiri dari beberapa kegiatan berupa: (1) mengatur strategi yang akan 8

85 digunakan dalam pembinaan Adiwiyata untuk mencapai tujuan, (2) merencanakan, dimana didalamnya tujuan dan harapan dari pembinaan Adiwiyata harus diidentifikasi serta diciptakan agar tujuan dari pembinaan dapat diukur untuk melacak efektivitas pembinaan. Selain itu pula direncanakan juga sasaran pembinaan, fasilitator atau pembina, materi pembinaan yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, serta peserta pembinaan. Dalam membuat perencanaan didasarkan atas adanya identifikasi kebutuhan, permasalahan, dan sumber-sumber apa saja yang dimiliki, sehingga dapat diketahui keunggulan dan kelemahannya dalam mencapai tujuan pembinaan, (3) mengorganisasi, yaitu pembinaan tersebut harus diorganisasi dengan memutuskan bagaimana pembinaan akan dilakukan, (4) memberi pembenaran, yaitu mengukur dan mengevaluasi pada tingkat mana pembinaan memenuhi tujuan pembinaan tersebut. 2.2 Pembinaan Berbasis Partisipasi Menurut Made Pidarta (Astuti, 2009: 31-32), partisipasi adalah pelibatan seseorang atau beberapa orang dalam suatu kegiatan. Keterlibatan dapat berupa keterlibatan mental dan emosi serta fisik dalam menggunakan segala kemampuan yang dimilikinya (berinisiatif) dalam segala kegiatan yang dilaksanakan serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggungjawab atas segala keterlibatan. Dalam konsep partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan 9

86 keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi. Dalam bidang pembangunan, menurut Sumaryadi (2010: 46) partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam bentuk kegiatan dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan. Dari beberapa pendapat para ahli secara umum kita dapat menyimpulkan bahwa partisipasi adalah sebuah bentuk keikutsertaan atau peran serta seseorang atau sekelompok orang dalam suatu kegiatan ataupun program untuk mencapai suatu tujuan bersama dimana didalamnya melibatkan mental, emosional, fisik serta terdapat pembagian kewenangan dan tanggungjawab bersama. Dengan adanya partisipasi akan memberikan peluang besar dalam mencapai hasil yang diharapkan, karena seseorang ataupun sekelompok orang akan mendapatkan motivasi yang besar untuk melakukan kegiatan karena mereka dapat menyampaikan keinginan dan kreativitasnya sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sehingga pada akhirnya mereka akan bersedia menerima tanggungjawab baik dalam kegiatan skala individual maupun secara kolektif karena adanya ikatan untuk menunjukkan keberhasilan dalam meraih tujuan. Berkenaan dengan pembinaan berbasis partisipasi ini berarti dalam setiap tahap pembinaan maka partisipasi dari peserta pembinaannya menjadi poin penting yang harus diterapkan dalam pembinaan, mulai dari materi pembinaan, bentuk pembinaan, pengambilan keputusan dalam pembinaan, pelaksanaan pembinaan, hingga bentuk evaluasinya. Sehingga setiap 10

87 orang yang terlibat dalam pembinaan termotivasi dan melakukan tugasnya secara bertanggungjawab. 2.3 Konsep Sekolah Adiwiyata Pengertian dan Tujuan Program Adiwiyata Menurut Permen Negara Lingkungan Hidup nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata, Adiwiyata adalah sebuah penghargaan yang diberikan kepada orang ataupun lembaga yang berjasa di bidang lingkungan hidup. Penghargaan Adiwiyata dilaksanakan melalui program Adiwiyata yang merupakan salah satu bentuk penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah kepada lembaga pendidikan formal yang dinilai berjasa dalam mengembangkan pendidikan lingkungan hidup dimana Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna sebagai tempat yang baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan (KLH, 2012: 3). Tujuan program Adiwiyata sendiri sesuai dengan konsepnya adalah mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan (KLH, 2012: 3) Prinsip Dasar Program Adiwiyata Pelaksanaan Program ADIWIYATA diletakkan pada dua prinsip dasar berikut ini: (1) partisipatif, komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan 11

88 peran; (2) berkelanjutan, seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif Komponen dan Standar Adiwiyata Untuk mencapai tujuan program Adiwiyata, maka ditetapkan 4 (empat) komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah; (a) kebijakan Berwawasan Lingkungan, (b) pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, (c) kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif, dan (d) pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan (KLH, 2012: 4). Kebijakan berwawasan lingkungan memiliki standar, yaitu: (1) kurikulum sekolah memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, (2) RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan memiliki standar, (1) tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup, (2) peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif memiliki standar, (1) melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah, (2) menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain). Sedangkan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan memiliki standar, (1) ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan, (2) peningkatan kualitas 12

89 pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di sekolah (KLH, 2012: 10) Pelaksanaan Program Adiwiyata Dalam menjalankan program Adiwiyata, sekolah membentuk tim Adiwiyata sekolah yang terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: guru, siswa dan komite sekolah Tim sekolah ditetapkan melalui SK Kepala Sekolah. Peran dan tugas pokok dari tim sekolah adalah; (a) mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana, (b) membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata, (c) melaksanakan rencana kerja sekolah, (d) melakukan pemantauan dan evaluasi, dan (e) menyampaikan laporan kepada kepala sekolah tembusan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten/kota atau instansi terkait (KLH, 2012: 7). Berikut adalah mekanisme pelaksanaan program Adiwiyata di sekolah. 13

90 Gambar 2.1. Mekanisme Pelaksanaan Adiwiyata di Tingkat Sekolah (KLH, 2012: 28) 2.4 Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Pembinaan Adiwiyata adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh organisasi/lembaga atau pihak lainnya melakukan pembinaan dalam meningkatkan pencapaian kinerja program Adiwiyata yang berdampak positif terhadap perlindungan dan pengelolaan 14

91 lingkungan hidup (KLH, 2012: 10). Tujuan pembinaan adalah untuk: (1) meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata, (2) meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam pengelolaan program Adiwiyata, (3) meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan Adiwiyata baik di provinsi maupun di kabupaten/kota termasuk sekolah dan masyarakat sekitarnya (KLH, 2012: 10). Dalam kaitannya dengan pembinaan sekolah imbas, calon sekolah Adiwiyata Mandiri atau sekolah induk bertugas untuk melakukan: (a) sosialisasi; (b) bimbingan teknis; (c) pendampingan; dan (e) monitoring dan evaluasi program. Dalam bimbingan teknik dilakukan kajian terhadap lingkungan hidup sekolah, implementasi dalam kebijakan, kurikulum, dan RKAS sekolah, kemudian pemantauan pelaksanaan dan evaluasinya serta memberikan bimbingan teknik dalam pelaporan kepada LH setempat. 2.5 Pelaporan Pelaksanaan Pembinaan Adiwiyata 1. Laporan pelaksanaan pembinaan Adiwiyata dan rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program Adiwiyata tingkat kabupaten/kota disampaikan oleh Kepala Badan/Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota kepada Bupati/Walikota, tembusan kepada Badan Lingkungan Hidup propinsi. 2. Laporan pelaksanaan pembinaan Adiwiyata dan rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program Adiwiyata tingkat propinsi disampaikan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi, kepada Gubernur tembusannya disampaikan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup. 15

92 3. Laporan pelaksanaan pembinaan dan rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program Adiwiyata tingkat Nasional disampaikan kepada Menteri Negara Lingkungan Hidup, tembusannya disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan kebudayaan. 4. Laporan pembinaan Adiwiyata didokumentasikan dan dikomunikasikan kepada pihak terkait dan masyarakat luas melalui website atau media komunikasi lainnya. 5. Laporan pembinaan dilaporkan setiap 1 (satu) tahun sekali. 2.6 Jenis dan Bentuk Penghargaan a. Sekolah Adiwiyata kabupaten/kota mendapat penghargaan dari Bupati/Walikota, bentuk penghargaan berupa piagam dan piala. b. Sekolah Adiwiyata propinsi mendapatkan penghargaan dari Gubernur, bentuk penghargaan berupa piagam dan piala. c. Sekolah Adiwiyata nasional mendapatkan penghargaan piagam dari Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan piala dari Menteri Negara Lingkungan Hidup. d. Sekolah Adiwiyata Mandiri mendapatkan penghargaan piagam dari Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan piala dari Menteri Negara Lingkungan Hidup, yang diserahkan oleh Presiden. 2.7 Mekanisme Pemberian Penghargaan a. Sekolah Adiwiyata Kabupaten/Kota 16

93 1) Tim kabupaten/kota menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan evaluasi hasil pelaksanaan program Adiwiyata. 2) Calon sekolah Adiwiyata terpilih, menyampaikan dokumen berdasarkan lembar evaluasi sekolah Adiwiyata dengan melampirkan bukti fsik kebijakan yang berwawasan lingkungan, yang terdiri dari KTSP dan RKAS. 3) Tim Adiwiyata kabupaten/kota melakukan evaluasi administrati terhadap dokumen KTSP dan RKAS. 4) Bagi sekolah yang memenuhi standar Administratif dilakukan observasi lapangan dengan menggunakan lembar evaluasi sekolah Adiwiyata. Antara lain; pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. 5) Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program Adiwiyata, Tim Adiwiyata kabupaten/kota menetapkan nilai pencapaian sekolah. 6) Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten/kota apabila mencapai mencapai nilai minimal 56, yaitu 70 % dari total nilai maksimal (80). 7) Sekolah Adiwiyata tingkat kabupaten/kota dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi penerimaan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi. 17

94 b. Sekolah Adiwiyata Propinsi 1) Tim Propinsi menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan observasi apangan berdasarkan usulan dari Kabupaten/Kota. 2) Calon Sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi yang terpilih, dilakukan observasi lapangan. 3) Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program Adiwiyata, Tim Propinsi menetapkan nilai pencapaian sekolah. 4) Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi apabila mencapai mencapai nilai minimal 64, yaitu 80 % dari total nilai maksimal (80). 5) Sekolah Adiwiyata tingkat Propinsi dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi penerimaan penghargaan Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional. c. Sekolah Adiwiyata Nasional 1) Tim Nasional menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan Observasi lapangan berdasarkan usulan dari Propinsi. 2) Calon Sekolah Adiwiyata Nasional yang terpilih, dilakukan observasi lapangan. 3) Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program Adiwiyata, Tim Adiwiyata Nasional menetapkan nilai pencapaian sekolah. 4) Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata Nasional apabila mencapai mencapai nilai minimal 72, yaitu 90 % dari total nilai maksimal (80). 18

95 d. Adiwiyata Mandiri 1) Tim Nasional menetapkan sekolah yang akan dilakukan observasi lapangan berdasarkan laporan dari sekolah Adiwiyata Nasional. 2) Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri yang terpilih, dilakukan observasi lapangan. 3) Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah Adiwiyata Mandiri apabila telah melakukan pembinaan terhadap sekolah lain, sehingga menghasilkan minimal 10 sekolah Adiwiyata kabupaten/kota. 4) Sekolah Adiwiyata Mandiri dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi penerimaan penghargaan tingkat Asean Eco School. 2.8 Kode Etik Tim Adiwiyata (Kabupaten/Kota, Propinsi, dan Pusat) a. Melakukan pembinaan dan evaluasi secara obyektif dan independen sesuai fakta di lapangan; b. Menaati semua ketentuan mekanisme pembinaan dan evaluasi; c. Tidak menerima dan/atau menjanjikan untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan pembinaan dan evaluasi; d. Berkomunikasi secara sopan dan profesional dalam melaksanakan pembinaan dan evaluasi; e. Berpenampilan pantas dan rapi dalam melaksanakan pembinaan dan evaluasi; f. Menjaga rahasia hasil evaluasi sesuai ketentuan yang berlaku; g. Pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sebagai tim Adiwiyata; 19

96 h. Pemberhentian tim Adiwiyata dilakukan pada tingkat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota, tingkat Propinsi oleh Gubernur, tingkat Nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2.9 Pembiayaan Program Adiwiyata Untuk mencapai tujuan program yang telah ditetapkan dalam panduan ini, maka diperlukan dukungan pembiayaan untuk pelaksanaan pembinaan dan pemberian penghargaan Adiwiyata yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain: (1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi, dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota; (2) sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 20

97 BAB III PRASYARAT EFEKTIVITAS MODEL Dalam pelaksanaan program Adiwiyata didasarkan pada dua prinsip dasar berikut ini; (a) partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran; (b) berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif (KLH, 2012: 3). Berkenaan dengan hal itu, agar prinsip tersebut juga dapat diterapkan dalam pembinaan Adiwiyata dan model dapat dijalankan dengan efektif, maka diperlukan: (1) pengelola pembinaan yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan rangkaian dalam pelaksanaan pembinaan, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasinya; (2) pembinaan dilaksanakan secara runtut, mulai dari tahap persiapan, kegiatan pra-pembinaan yang dilakukan secara tatap muka, pelaksanaan pembinaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama, serta kegiatan pengakhiran; (3) peserta pembinaan adalah sekolah yang memiliki kemauan untuk mengikuti program Adiwiyata. 21

98 22

99 BAB IV MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI 4.1 Rasional Model Latar belakang dikembangkannya model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini adalah adanya beberapa kendala yang dihadapi baik dari pembina maupun sekolah imbas selama pelaksanaan pembinaan Adiwiyata, yaitu: (1) waktu pelaksanaan pembinaan yang sering berbenturan dengan kegiatan dan tugas-tugas sekolah lainnya; (2) pembina merasa bahwa sekolah imbas kurang termotivasi dalam mengikuti program Adiwiyata (3) dari segi perencanaan dan pengorganisasian pembinaan, belum ada pembuatan perencanaan dan pengorganisasian yang terkonsep dengan matang mengenai pembinaan itu sendiri serta belum ada pembentukan kepengurusan dalam pembinaan tersebut; (4) dari segi evaluasi, belum dilakukan evaluasi program; (5) sekolah imbas yang memiliki khas yang beragam, dalam artian memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Ratna Dwi Utami Juliari dan rekan-rekannya pada tahun 2015 mengenai Strategi Pembinaan Sekolah Adiwiyata di Kota Batu menemukan hasil bahwa status pengelolaan sekolah adiwiyata nasional sangat baik pada aspek kebijakan dan aspek sarana dan prasarana, tetapi pada aspek kurikulum dan aspek partisipatif memiliki status baik. Hal ini sesuai dengan hasil penilaian tim adiwiyata, dimana pada kedua aspek ini merupakan aspek yang sedang diupayakan untuk ditingkatkan melalui upaya menjalin kemitraan dengan pihak luar, aktif menjadi 23

100 narasumber dan meningkatkan kompetensi guru dalam mengembangkan isu lokal dan global serta mengembangkan indikator pembelajaran dan pada sekolah adiwiyata provinsi serta sekolah adiwiyata kota, status pengelolaan yang paling lemah justru pada aspek partisipatif, hal ini dikarenakan sekolah adiwiyata provinsi dan sekolah adiwiyata kota belum memiliki keberanian untuk menjalin kemitraan dengan pihak luar terutama sebagai narasumber pada instansi/sekolah lain. Jika merujuk kepada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup, sesungguhnya untuk mewujudkan tujuan pembinaan membutuhkan partisipasi masyarakat melalui berbagai aktivitas yang dapat dihubungkan dengan pembinaan untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup. Selain itu jika merujuk kepada prinsip sekolah Adiwiyata salah satu prinsip yang ditekankan adalah prinsip partisipasi yang harus dimunculkan dalam keseluruhan prosesnya. Terkait dengan hal tersebut, Dr. H. Abdul Karim, M.Pd pada tahun 2012 memaparkan hasil penelitiannya mengenai Manajemen Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Partisipasi menyatakan bahwa partisipasi dapat memberikan kontribusi untuk mengisi dan mengatasi berbagai permasalahan lingkungan. Bentukbentuk partisipasi bisa mulai dari spektrum yang paling ekstrim sampai pada bentuk kemitraan. Melalui partisipasi yang aktif, mereka dapat mengeksplorasikan kepeduliaannya maupun melakukan kontrol. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penerapan pembinaan partisipatif adalah sebagai berikut (Fauzi, 2011: 13): 1. Semua peserta memiliki kesempatan untuk menyampaikan masalah dan kebutuhannya serta 24

101 ikut aktif dalam proses penyusunan kegiatan pembinaan untuk dirinya serta dalam pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban keputusan. 2. Peserta merasa dihargai potensi dan kemampuan yang dimilikinya karena semua memiliki kesempatan mengambil peran dalam menentukan kegiatan pembinaan yang tepat untuk dirinya. 3. Kegiatan pembinaan yang berorientasi pada tujuan pembinaan dan didasarkan atas kebutuhan peserta menyebabkan hasil kegiatan pembinaan dapat meningkatkan kapasitas kerjanya. 4. Kesesuaian program pembinaan dengan kondisi yang sudah dimiliki peserta sehingga pelaksanaannya menjadi lebih onyektif dan fleksibel berdasarkan keadaan nyata. 5. Tumbuhnya upaya saling berbagi, saling memberi dan menerima berbagai pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang dibutuhkan untuk menunjang keterlibatan peserta dalam proses pembinaan. 6. Tumbuhnya rasa memiliki dan tanggungjawab diantara semua pihak yang terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi, sehingga mendorong semua pihak untuk tetap menjaga kesinambungan program. 7. Transparansi semakin terbuka lebar akibat penyebaran informasi dan wewenang. Dari paparan di atas diketahui bahwa partisipasi berperan sangat penting dalam mendukung keberhasilan pembinaan, oleh karena itu model pembinaan berbasis partisipasi ini dipilih sebagai model alternatif yang diharapkan dapat mengatasi kendalakendala yang dihadapi, dimana dengan adanya manajemen pembinaan yang dipersiapkan terlebih dahulu mulai dari tahap perencanaan hingga 25

102 evaluasinya maka hal tersebut akan membantu dalam pelaksanaan pembinaan, sehingga arah pembinaan tidak keluar dari jalur untuk mencapai tujuan bersama. Dengan adanya manajemen pembinaan berbasis partisipasi, maka bentuk pembinaan, tujuan, dan materi pembinaan disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing sekolah imbas serta dari segi waktu, pembinaan dapat didiskusikan dan ditentukan bersama dimana antara pembina dan sekolah imbas saling berpartisipasi untuk mencari solusi kendala tersebut secara bersama-sama dan tentunya dengan pelibatan sekolah imbas, hal tersebut akan memberikan motivasi kepada sekolah imbas untuk merasa turut bertanggungjawab dalam kegiatan pembinaan tersebut. Selain itu juga dengan menjalin partisipasi dengan sekolah induk, maka untuk penilaian komponen Adiwiyata berbasis partisipasi sekolah imbas akan mendapatkan poin tambahan dalam komponen tersebut. 4.2 Bagan Model Pembinaan Adiwiyata berbasis partisipasi membutuhan bantuan alur berpikir melalui paradigma model dimana alur yang mencerminkan proses pembinaan akan membantu memberikan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembinaan. Berikut adalah alur model dalam pembinaan. 26

103 Manajemen Pembinaan sekolah imbas berbasis partisipasi Identifikasi Kebutuhan Perumusan Tujuan Penyusunan Kegiatan Koordinasi dengan Dinasi Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup Pengorganis asian pengurus dan sekolah imbas Kegiatan prapembinaan: sosialisasi & bimbingan teknik Pembinaan sekolah imbas Kegiatan Akhir: Refleksi dan rencana tindak lanjut Tujuan Pembinaan: sekolah imbas seko lah Adiwiyata Monitoring & Evaluasi program Perencanaan Pengorganisasian & pelaksanaan Monitoring & Evaluasi Gambar 4.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata diperlukan partisipasi seluruh komponen yang terlibat sehingga pembinaan dapat berjalan dengan maksimal dan semua bagian mempunyai tanggungjawab yang sama untuk mewujudkan tujuan tersebut, termasuk juga dalam pembinaan Adiwiyata sehingga dalam setiap komponen pembinaan semua pihak diikutkan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, serta evaluasinya. Untuk melaksanakan pembinaan berbasis partisipasi, perlu dipersiapkan dengan baik bagaimana strategi pembinaan yang akan dilakukan. Untuk menciptakan atau menghasilkan strategi yang tepat, maka perlu diidentifikasi kebutuhan masing-masing sekolah imbas, dimana kebutuhan tersebut kemudian menjadi dasar untuk perumusan tujuan dan strategi 27

104 pembinaan yang akan dilakukan, yang kemudian tertuang dalam perencanaan pembinaan yang berbasis kepada kebutuhan setiap sekolah imbas. Kemudian dalam mengorganisasi pembinaan, maka diperlukan kerja sama semua pihak yang terlibat. Setiap komponen yang terlibat tersebut diberi penjabaran kedudukan masing-masing personil serta tugas dan perannya sehingga jelas apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Dalam melaksanakan kegiatan pembinaan, terdapat kegiatan pra-pembinaan yang didalamnya terdiri dari dua kegiatan yakni sosialisasi Adiwiyata dan bimbingan teknik, yang bertujuan agar semua sekolah imbas mengetahui konsep sekolah Adiwiyata secara umum dan bagaimana pelaksanaannya yang harus dilakukan. Setelah itu masuk dalam kegiatan inti yaitu pelaksanaan pembinaan itu sendiri dimana pelaksanaannya dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang dibuat berdasarkan kesepakatan bersama antara sekolah induk dengan sekolah imbas. Dan yang terakhir adalah kegiatan akhir yang didalamnya ada kegiatan refleksi dan rencana tindak lanjut untuk pembinaannya. Dalam pelaksanaan pembinaan juga dilakukan kegiatan monitoring selama kegiatan berlangsung, sehingga pembinaan yang dilaksanakan tidak melenceng dari tujuan awal dan apabila terdapat masalah yang dihadapi dalam pembinaan dapat segera diatasi bersama antar sekolah induk dengan sekolah imbas. Hasil dari kegiatan akhir juga menjadi acuan dalam mengevaluasi pembinaan, baik evaluasi pembinaanya secara keseluruhan, evaluasi proses pembinaan, dan evaluasi hasil pembinaan. Hasil evaluasi tersebut kemudian menjadi dasar untuk mengetahui apakah 28

105 pembinaan yang dilaksanakan dapat dikatakan sudah atau belum berhasil. Kegiatan tersebut mulai dari perencanaan hingga tahap evaluasi mengalami pengulangan begitu seterusnya hingga pembinaan yang dilaksanakan mencapai hasil yang maksimal atau yang dinginkan, yakni sekolah imbas dapat berhasil menjadi sekolah Adiwiyata dan dapat mengembangkan diri sehingga dapat berhasil pada tahap atau tingkat sekolah Adiwiyata selanjutnya. 4.3 Deskripsi Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Perencanaan Pembinaan Adiwiyata Pembinaan yang dilaksanakan di sekolah imbas memiliki rentang waktu, kebutuhan, dan lingkungan sekolah yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya. Kondisi ini menjadi pertimbangan untuk merencanakan segala kegiatan yang terkait dengan pembinaan. Untuk meraih hasil sesuai harapan, diperlukan desain perencanaan secara umum yang dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan praktis di sekolah imbas berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan. Kegiatan pembinaan membutuhkan pengawasan dan evaluasi, sehingga membutuhkan perencanaan sebagai acuan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan perkiraan tentang segala kegiatan yang akan dilakukan. Persiapan pembinaan diperlukan untuk mengkoordinasikan komponen-komponen sistem pembinaan, yaitu tujuan, materi, strategi atau metode, media, dan evaluasi. Tujuan berfungsi untuk menentukan arah kegiatan pembinaan; materi berfungsi untuk memberikan makna kepada tujuan; 29

106 metode dan media berfungsi menentukan cara mencapai tujuan; sedangkan evaluasi berfungsi mengukur pencapaian tujuan dan menentukan serangkaian tindakan yang harus dilakukan. Dalam pembinaan partisipatif, sekolah imbas perlu dilibatkan dalam perencanaan pembinaan memberikan masukan melalui kegiatan identifikasi kebutuhan, permasalahan dan prioritas masalah yang dialami, sumber-sumber yang tersedia dan kemungkinan hambatan yang akan terjadi dalam pembinaan. Masukan-masukan tersebut kemudian menjadi dasar dalam merumuskan tujuan, menetapkan isi, memilih dan menggunakan metode serta media pembinaan yang sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini dapat ditentukan jenis evaluasi untuk melihat keberhasilan dan kemajuan pembinaan. Pelibatan sekolah imbas tersebut dapat dilakukan dengan cara diskusi dan curah pendapat (brain storming). Secara rinci perencanaan tersebut meliputi beberapa kegiatan seperti berikut. A. Tujuan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Model pembinaan ini dimaksudkan dapat menjadi alternatif model pembinaan dan mampu mengatasi kelemahan model pembinaan yang sudah ada, yaitu memberikan kesempatan kepada sekolah imbas untuk turut berpartisipasi dalam penyusunan program pembinaan. Adapun tujuan model pembinaan disesuaikan dengan tujuan pembinaan Adiwiyata secara umum adalah untuk: (1) meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata, (2) 30

107 meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia dalam pengelolaan program Adiwiyata, (3) meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan Adiwiyata baik di provinsi maupun di kabupaten/kota termasuk sekolah dan masyarakat sekitarnya. Secara khusus tujuan model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini bertujuan: (1) meningkatkan partisipasi sekolah imbas dalam menyusun perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi pembinaan Adiwiyata; (2) meningkatkan kualitas sikap dari sekolah-sekolah imbas terhadap program Adiwiyata sendiri, terutama terhadap upaya penanaman sikap cinta lingkungan; (3) meningkatkan kualitas pemahaman sekolah imbas tentang cara-cara mewujudkan sekolah Adiwiyata; (4) meningkatkan kualitas keterampilan sekolah imbas dalam proses mewujudkan sekolah Adiwiyata. B. Manfaat Pembinaan Berdasarkan tujuan pembinaan yang telah dirumuskan maka tentunya pembinaan ini apabila dilaksanakan maksimal akan memberikan manfaat bagi sekolah imbas dalam mewujudkan dirinya untuk sekolah Adiwiyata. Sedangkan bagi sekolah induk, pembinaan ini akan memberikan manfaat untuk mewujudkan dirinya menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri. C. Materi Pembinaan Materi pembinaan program Adiwiyata secara umum sesuai dengan ketentuan materi pembinaan meliputi: (1) tujuan, program, materi Adiwiyata seperti: komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata. Pengkajian kondisi lingkungan hidup 31

108 sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana; (2) penyusunan rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata; (3) pelaksanaan kegiatan program Adiwiyata di sekolah; (4) pemantauan dan evaluasi oleh sekolah; (5) pembuatan dan penyampaian laporan oleh Sekolah. Namun, dalam model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini, materi pembinaan untuk masing-masing sekolah dapat berbeda-beda tergantung kebutuhan dan kondisi lingkungan di masing-masing sekolah imbas. Langkah-langkah kongkrit yang dapat ditempuh untuk menyusun dan mengembangkan isi materi pembinaan adalah sebagai berikut (Fauzi, 2011: 70): 1. Menetapkan tujuan sesuai permasalahan atau kesenjangan yang ingin diatasi melalui pembinaan. 2. Menyusun daftar materi pembinaan. Isi materi terdiri dari topik-topik serta sub topik tertentu, dimana masing-masing topi dan sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. 3. Menetapkan urutan prioritas topik materi sesuai tuntutan dari tujuan. Untuk menetapkan urutan prioritas bisa dilakukan dengan membuat kategori materi mulai dari materi yang harus diketahui, berguna untuk diketahui, atau menarik untuk diketahui. 4. Menyusun daftar prioritas materi berdasarkan urutan prioritasnya. 32

109 Berikut adalah tabel untuk menyesuaikan antara kebutuhan sekolah imbas dengan materi pembinaan yang akan diberikan. Tabel 4.1. Penentuan materi pembinaan sesuai kebutuhan sekolah imbas Kebutuhan Nama Tujuan No dan kondisi Materi Sekolah pembinaan lingk. 1 D. Kegiatan Pembinaan Dalam pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi, dijabarkan dua kegiatan utama yang meliputi kegiatan prapembinaan dan pelaksanaan. Berikut uraian kedua kegiatan tersebut. 1. Kegiatan Pra-Pembinaan Dalam kegiatan pra-pembinaan mencakup tiga kegiatan utama, yaitu: 1) identifikasi kebutuhan, 2) perumusan tujuan pembinaan, 3) penyusunan program pembinaan. Identifikasi Kebutuhan Identifikasi kebutuhan bertujuan untuk melibatkan dan memotivasi sekolah imbas agar kegiatan pembinaan dirasakan sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab yang harus mereka laksanakan. Proses ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan antara berbagai sumber daya, sarana prasarana, hingga 33

110 keadaan lingkungan yang dimiliki sekolah imbas dengan standar sekolah Adiwiyata yang harus dimiliki oleh sebuah sekolah, sehingga bisa dikatakan sebagai sekolah Adiwiyata. Identifikasi kebutuhan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang ada dan kondisi yang seharusnya ada serta potensi-potensi yang memungkinkan dapat digunakan untuk mengatasi kesenjangan tersebut. Perbandingan antara keduanya tersebut merupakan masukan untuk melakukan analisis kebutuhan yang akan dijadikan sebagai dasar perumusan tujuan pembinaan dan sekaligus merupakan kebutuhan materi pembinaan dari masing-masing sekolah imbas. Sehubungan dengan pembinaan berbasis partisipasi, kebutuhan akan pembinaan ditentukan oleh sekolah imbas itu sendiri melalui evaluasi diri sekolah dan semua yang terlibat dalam perencanaan proses pembinaan. Ada beberapa langkah yang dapat digunakan dalam merumuskan kebutuhan (Karim, 2012: 180), yaitu pertama, melihat kebutuhan dari segi operasional (fasilitas, staf, dan lain-lain) dan edukasional (kebutuhan pendidikan). Kedua, menyaring kebutuhan berdasarkan: (a) maksud kelembagaan dan filsafat pendidikan, (b) kelayakan dari segi waktu, biaya, hambatan, dan lain-lain, dan (c) minat individu. Ketiga, menerjemahkan kebutuhan untuk menjadi tujuan program dan tujuan pembinaan. Identifikasi kebutuhan untuk menghasilkan bahan atau materi pembinaan dapat mendorong suasana yang kondusif baik bagi sekolah imbas maupun sekolah induk. Beberapa kegiatan tersebut misalnya: (1) mendorong sekolah imbas untuk aktif 34

111 dan mengembangkan sekolahnya; (2) menciptakan suasana penemuan diri; (3) suasana mengakui kekhasan diri; (4) memungkinkan sekolah imbas untuk mengembangkan diri sesuai sumber daya lingkungannya. Kebutuhan materi pembinaan berbasis partisipasi merupakan perpaduan hasil analisis kebutuhan materi pembinaan di lapangan antara sekolah imbas dengan sekolah induk. Berikut adalah alur identifikasi kebutuhan. Menyadari adanya masalah Identifikasi masalah/ kebutuhan dan potensi Analisis dan interpretasi data hasil identifikasi Memilih dan menjalankan pemecahan masalah Rekomedasi pemecahan masalah Gambar 4.2. Alur Identifikasi Kebutuhan Perumusan Tujuan Hasil analisis kebutuhan menjadi acuan untuk merumuskan tujuan pembinaan. Dalam merumuskan tujuan terdapat dua macam tujuan, yaitu tujuan ideal, dimana tujuan tersebut yang dicita-citakan sebagai tujuan yang terbaik dan yang kedua adalah tujuan yang mungkin dicapai yang merupakan gambaran ideal berdasarkan perkiraan kemampuan yang tersedia dan perkiraan pemecahannya. Kedua macam tujuan tersebut menjadi dasar untuk mengembangkan lebih lanjut tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan bersifat hierarki sehingga target pembinaan dapat diukur dan dinilai keberhasilannya, dimana untuk 35

112 merumuskan tujuan itu sendiri harus mengacu pada tujuan utama dari program pembinaan Adiwiyata sebagai bentuk tujuan ideal yang akan dicapai. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan karena sangat mempengaruhi kelancaran jalannya pembinaan dalam merumuskan tujuan, yaitu (Fauzi, 2011: 65): 1) perubahan yang ingin dicapai, yaitu tujuan pembinaan harus mencakup perubahan hasil yang diharapkan; 2) kedalaman tujuan pembinaan, yaitu kedalaman tujuan pembinaan dijadikan dasar dalam menentukan langkah yang diperlukan; 3) sumberdaya yang tersedia, dalam merumuskan tujuan pembinaan hendaknya juga mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia. Cara merumuskan tujuan yang dikemukakan oleh Mager (Fauzi, 2011: 66) adalah sebagai berikut: a) tujuan harus spesifik dan dinyatakan dalam bentuk yang dapat diamati dan diukur sampai mana tujuan itu tercapai; b) harus dinyatakan dalam kondisi apa tujuan itu tercapai, misalnya hingga sekolah imbas sudah mencapai Adiwiyata tingkat provinsi; c) harus ditentukan kriterian tingkat keberhasilan yang harus dicapai oleh peserta; d) dalam merumuskan tujuan hendaknya digunakan kata kerja yang menunjukkan apa yang dapat dilakukan peserta setelah mengikuti kegiatan pembinaan. Kata kerja tersebut harus menunjukkan bentuk nyata yang dapat diamati bahkan diukur kebenarannya atau keberhasilannya. Penyusunan Kegiatan Pembinaan Penyusunan kegiatan pembinaan memberikan arah kepada pencapaian tujuan pembinaan berdasarkan hasil analisis kebutuhan sekolah 36

113 imbas. Kegiatan pembinaan ini nantinya akan berbeda antara masing-masing sekolah imbas berdasarkan materi yang disusun sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan tiap sekolah. Keputusan memilih materi berdasarkan analisis kebutuhan akan menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan dalam pembinaan untuk mencapai tujuan oleh sekolah imbas, sehingga tujuan program pembinaan itu menjadi konkrit. Dalam penyusunan kegiatan pembinaan mencakup materi pembinaan, metode dan teknik pembinaan, fasilitas dan sarana pembinaan, waktu pembinaan, dan daya dukung lainnya. Dengan demikian dalam program pembinaan terdiri atas komponen-komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya. Terkait dengan perencanaan program pembinaan yang bersifat partisipatif, maka perlu dilakukan beberapa hal berikut: (1) memberikan penjelasan kepada sekolah imbas mengenai tujuan program beserta indikator-indikatornya; (2) apabila terdapat lebih dari satu tujuan, maka dilakukan penilaian menurut prioritas tujuan oleh semua anggota; (3) mengadakan pertemuan untuk membahas hasil prioritas dan memberikan pertimbangan-pertimbangan serta memutuskan tujuan dan indikatornya; (4) meyakinkan kebenaran program untuk merealisasikan tujuan melalui pendapat pihak lain seperti para ahli dan akademisi untuk dijadikan bahan pertimbangan perbaikan program; (5) program dibahas untuk disempurnakan kemudian disahkan dan dilaksanakan. 37

114 2. Pelaksanaan Pelaksanaan pembinaan dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang meliputi: identifikasi kebutuhan pembinaan, merumuskan tujuan, dan menyusun kegiatan pembinaan. Dalam hal ini materi, metode, sarana dan prasarana serta waktu pembinaan ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang berbasis partisipasi, sehingga pembinaan dapat berjalan dengan maksimal dimana semua sekolah imbas mendapatkan kesempatan dan pengalaman yang optimal dalam pembinaan. Interaksi kegiatan pembinaan antara sekolah imbas dan sekolah induk dilakukan melalui hubungan horizontal. Pendekatan kegiatan pembinaan berpusat kepada sekolah imbas, bukan sekolah induk, dalam arti penyusunan materi dan penentuan langkah-langkah kegiatan pembinaan dilakukan bersama oleh sekolah imbas dengan sekolah induk. Peranan sekolah induk adalah sebagai fasilitator yaitu membantu sekolah imbas dalam melakukan kegiatan dalam pembinaan. Dalam pelaksanaan pembinaan terdapat dua rangkaian kegiatan, yaitu: (1) membangun kesadaran dan pemahaman; (2) pembinaan berbasis partisipasi. Membangun Kesadaran dan Pemahaman Membangun kesadaran dan pemahaman merupakan langkah awal sebelum masuk ke dalam materi utama dalam pelaksanaan pembinaan yang digunakan untuk membangun kesadaran sekolah imbas mengenai pentingnya program Adiwiyata, 38

115 membentuk pengetahuan dan pemahaman sekolah imbas mengenai konsep Adiwiyata, membentuk tumbuhnya sikap dalam mengimplementasikan Adiwiyata yang dapat dilakukan melalui sosialisasi mengenai Adiwiyata yang dimulai dari adanya keprihatinan akan keadaan lingkungan yang semakin rusak akibat ulah negatif manusia, pemaparan faktor-faktor eksternal yang berupa potensi kekayaan alam dan lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan potensi internal manusia, sehingga alam dan lingkungan dapat memberikan manfaat bagi semua umat manusia. Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan mengenai konsep program Adiwiyata dan bagaimana konsep sekolah Adiwiyata serta bagaimana tujuannya sehingga sekolah imbas mendapatkan pemahaman mengenai sekolah Adiwiyata. Pembinaan Berbasis Partisipasi Pembinaan berbasis partisipasi dilakukan dengan maksud agar proses pembinan bersama dengan sekolah imbas dapat saling bertukar informasi untuk mengembangkan materi pembinaan dengan dipandu oleh pembina. Potensi dan kemampuan sekolah imbas yang telah berkembang mengikuti perjalanan pengalaman yang dialami berpeluang memberikan pengaruh dalam kegiatan proses pembinaan. Mulai dari apa yang mereka lihat dan alami akan menjadi acuan dalam memerankan diri membentuk desain pembinaan berbasis partisipasi. Semua yang terlibat dalam pembinaan, terutama pembina mendorong, menggerakkan, dan mengembangkan potensi sekolah imbas agar peran mereka menjadi berkembang. 39

116 Proses partisipasi dapat berkembang dengan melalui: (1) adanya pembinaan yang mengacu kepada kebutuhan masing-masing sekolah imbas, (2) pembinaan didasari pada usaha untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan bersama antar sekolah imbas dan juga pembina, (3) kegiatan pembinaan selalu bertolak dari keadaan riil sekolah imbas, seperti kondisi keuangan sekolah, SDM, dan lainnya. Oleh karena itu sekolah imbas berperan dalam mengidentifikasi permasalahan serta kebutuhan-kebutuhan yang dimiliki oleh masingmasing sekolah. E. Metode dan Media Pembinaan Proses pembinaan menggunakan pendekatan partisipasi. Antara sekolah imbas dan fasilitator ada interaksi edukatif dengan memperhatikan peran serta di antara kedua belah pihak untuk mencapai tujuan pembinaan berdasarkan rumusan materi yang dipersiapkan. Dalam menetapkan metode dan media pembinaan partisipatif, ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan (Fauzi, 2011: 73), yaitu: a. tujuan pembinaan; b. materi pembinaan; c. waktu dan fasilitas; d. sarana dan prasarana; e. sekolah imbas; f. kemampuan pembina. Dalam pembinaan partisipatif, keterlibatan sekolah imbas dalam setiap tahapan sangat menonjol. Tahapan tersebut adalah (Fauzi, 2011: 75): a) membina suasana pada saat awal pembinaan dengan tujuan mengkondisikan suasana kaku antara sekolah imbas satu dengan lainnya maupun dengan pembina; b) mengidentifikasi harapan dan hambatan; c) membangun kesepakatan antara sekolah imbas 40

117 dengan pembina tentang jalannya proses pembinaan dari awal hingga akhir; d) pelaksanaan pembinaan; e) evaluasi proses dan hasil. Berdasarkan tahapan tesebut, maka secara lebih spesifik dapat ditentukan metode apa saja yang digunakan. Metode pembinaan yang dapat dipergunakan antara lain: (1) penyampaian informasi mengenai kasus atau fakta-fakta yang ada disekolah imbas berdasarkan konsep atau teori yang relevan dengan sekolah Adiwiyata; (2) tanya jawab atas ide atau gagasan yang berdasarkan pada kebutuhan masing-masing sekolah imbas; (3) mengambil sikap untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada disekolah imbas untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Terkait dengan penggunaan media untuk memperjelas materi pembinaan, dapat digunakan (1) media langsung yang diambil sebagai contoh hasil Adiwiyata yang telah dilakukan oleh sekolah induk, (2) melalui pemutaran video ataupun gambar-gambar proses kegiatan yang berkaitan dengan materi Adiwiyata. F. Monitoring dan Evaluasi Monitoring atau pengawasan dilakukan untuk melihat seberapa jauh kesesuaian proses pelaksanaan pembinaan dengan acuan yang telah direncanakan, termasuk masalah-masalah ataupun penyimpangan yang terjadi selama proses pembinaan. Sedangkan evaluasi merupakan upaya untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data mengenai pembinaan yang dijadikan sebagai masukan untuk mengambil keputusan untuk langkah selanjutnya. Evaluasi juga digunakan untuk memberikan pertimbangan dan nilai berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Dengan tujuan 41

118 tersebut dapat diketahui seberapa jauh penguasaan sekolah imbas mengenai materi Adiwiyata dan berapa jauh pencapaian yang telah dilakukan oleh sekolah berkenaan dengan program Adiwiyata. Evaluasi dalam pembinaan dilakukan terhadap program, proses dan hasil pembinaan. Evaluasi terhadap program bertujuan untuk melihat kualitas program pembinaan, kelemahan-kelemahan serta kendala dalam proses pelaksanaannya. Evaluasi ini dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan pembinaan oleh pembina dan juga sekolah imbas. Aspek penilaian meliputi: (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pelaksanaan; (4) monitoring dan evaluasi. Evaluasi proses pelaksanaan pembinaan atau monitoring dilakukan selama kegiatan berlangsung. Hasil monitoring kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui apakah segala sesuatu yang sudah direncanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Aspek-aspek yang dimonitoring meliputi: (1) kinerja pembina; (2) capaian sekolah imbas. Sedangkan evaluasi terhadap hasil untuk melihat pada tingkat keberhasilan perubahan yang telah diperoleh sekolah dari proses pembinaan. Metode evaluasi pembinaan menggunakan observasi dan wawancara dengan instrumen checklist. Konsep partisipasi yang dimunculkan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dimunculkan dengan sekolah imbas diikutsertakan untuk mengevaluasi penyelenggaraan pembinaan termasuk kinerja fasilitator atau pembina. Di samping itu pada tahap ini sekolah imbas juga dapat mengetahui sejauh mana perubahan yang telah dialami dan dicapai 42

119 mereka melalui kegiatan pembinaan berbasis partisipatif ini. G. Mengembangkan Buku Panduan dan Buku Pegangan Panduan dikembangkan sebagai pedoman dalam pelaksanaan bagi personil yang terkait dalam pembinaan, yaitu pembina dan sekolah imbas. Buku pegangan yang dikembangkan meliputi: (1) buku pegangan untuk pembina; (2) buku pegangan untuk sekolah imbas; (3) buku panduan untuk monitoring dan evaluasi. H. Waktu Pembinaan Waktu pembinaan disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat dan disepakati antara sekolah imbas dengan pembina dan dilaksanakan dalam jangka satu tahun. Dalam menetapkan waktu, sekolah imbas diundang jauh sebelum penyelenggaraan pembinaan sehingga mereka dapat menyesuaikan dengan agenda kegiatannya. Waktu pembinaan ini pula ditentukan berdasarkan kebutuhan masing-masing sekolah serta tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah kalender Adiwiyata yang diberikan oleh pemerintah sebagai acuan dalam membuat jadwal pembinaan agar baik sekolah induk maupun sekolah imbas mengetahui rentang waktu yang diberikan oleh pemerintah dalam pelaksanaan Adiwiyata. 43

120 Tabel 4.2. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Penyempurnaan Panduan Oktober Adiwiyata 2. Sosialisasi Panduan November Adiwiyata 3. Pelatihan/TOT Desember 4. Pembinaan Adiwiyata Januari-Desember 5. Monitoring Januari-Desember 6. Pemberian Penghargaan Maret-Juni 7. Evaluasi keterlaksanaan program Adiwiyata 8. Informasi dan komunikasi Adiwiyata November Desember Tabel 4.3. Jadwal Pemberian Penghargaan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Evaluasi pelaksanaan program Adiwiyata tingkat Kab/kota Minggu Maret I-IV 2. Pengiriman sekolah Adiwiyata terbaik tingkat Kab/kota ke BLH Provinsi 3. Evaluasi pelaksanaan program Adiwiyata tingkat Provinsi 4. Pengiriman sekolah Adiwiyata terbaik tingkat Provinsi ke KLH Provinsi untuk di evaluasi sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 5. Evaluasi untuk penetapan sekolah Adiwiyata Nasional tingkat Nasional oleh Tim Nasional Minggu I April Minggu I-IV April Minggu IV April Minggu I-IV Mei 44

121 No Kegiatan Waktu 6. Pemberian Penghargaan kepada sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Minggu I-II Juni I. Biaya Pembinaan Biaya pembinaan berbasis partisipasi disusun oleh sekolah induk dan sekolah imbas yang terdiri dari: (1) biaya administratif, meliputi surat menyurat, pencetakan bahan pembinaan, dan lain sebagainya; (2) biaya transportasi; (3) biaya konsumsi; (4) biaya persiapan; (5) biaya pelaksanaan; (6) biaya pengelolaan/manajemen. Untuk itu, sumber biaya pembinaan harus jelas, apakah berasal dari sekolah induk atau dari sekolah imbas, dan lainnya Pengorganisasian Pembinaan Implementasi model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang bermakna bagi peningkatan pemahaman dan kesadaran sekolah imbas untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata. Untuk mewujudkan harapan itu membutuhkan kegiatan pengorganisasian berbagai unsur dan komponen agar mampu memberikan kinerja yang efektif, bekerja sesuai tugas dan fungsi yang ada secara partisipatif. Pelaksanaan pembinaan Adiwiyata membutuhkan wadah untuk melakukan koordinasi semua komponen yang terlibat. Organisasi sebagai wadah itu adalah para sekolah imbas yang berperan melakukan perencanaan secara partisipatif bersama dengan sekolah calon Adiwiyata Mandiri sebagai sekolah induk sekaligus pembina, dilakukan untuk mempersiapkan segala 45

122 kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan pembinaan Adiwiyata. Kebutuhan yang dimaksud adalah meliputi semua kegiatan yang dibutuhkan untuk mengelola proses pembinaan agar berhasil dengan optimal, seperti: rencana pembinaan yang akan dilakukan; materi pembinaan yang merupakan hasil analisis kebutuhan dari masing-masing sekolah imbas; strategi pembinaan yang diperlukan; sarana yang diperlukan dalam melaksanakan pembinaan; serta evaluasi yang akan dipakai untuk melihat tingkat keberhasilannya. Disamping itu organisasi juga merencanakan persiapan waktu maupun tempat pelaksanaan pembinaan sehingga sekolah imbas dapat mengikuti pembinaan dengan baik dan tidak terganggu dengan masalah waktu, sehingga pembinaan bisa berjalan dengan efektif. Semua kegiatan akan berhasil efektif apabila dapat memberikan kemudahan dalam melaksanakan proses kegiatan serta pengamatan dan pengendaliannya. A. Koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup Dalam melaksanakan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipatif perlu dilakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan juga Dinas pendidikan tentang daftar sekolah-sekolah di Salatiga yang belum ataupun yang sudah mendapatkan penghargaan Adiwiyata, kemudian pengurus pembinaan melakukan pendataan, dan menentukan sekolah mana yang akan diundang untuk diberikan sosialisasi mengenai program Adiwiyata, kemudian bersedia untuk menjadi sekolah imbas Adiwiyata dari sekolah induk. Penentuan sekolah imbas di diskusikan dengan Dinas 46

123 Lingkungan Hidup sebagai masukan bagi sekolah induk. Selanjutnya mengundang sekolah-sekolah tersebut dalam sosialisasi mengenai program Adiwiyata dan apabila sekolah tersebut mau, maka akan menandatangani surat kesepakatan bersama. B. Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan Struktur organisasi kepengurusan pembinaan meliputi Dinas Lingkungan Hidup yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan pembinaan yang dibantu oleh pengurus pembinaan. Pengurus bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pelaksanaan pembinaan. Karena pembinaan dilakukan dengan pendekatan partisipatif, sehingga dalam pembentukan kepengurusan juga dilibatkan dari pihak sekolah imbas, misalnya sekolah imbas dilibatkan sebagai anggota. Dalam struktur kepengurusan pembinaan, mulai dari ketua yang merangkap sekaligus menjadi pembina bagi sekolah imbas memiliki kedudukan yang sama dengan sekretaris, bendahara, dan anggota, dimana kesemuanya dapat menyampaikan pendapat masingmasing. Berikut adalah struktur organisasi kepengurusan pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi. 47

124 Dinas Lingk. Hidup Dinas Pendidikan Ketua/Pembina Sekretaris Bendahara Anggota dari sekolah induk dan sekolah imbas Sekolah Imbas Gambar 4.3. Struktur Organisasi Kepengurusn Pembinaan C. Jabaran Tugas Masing-masing Personil a. Pembina/Ketua Pengurus 1) Bersama dengan pengurus pembinaan menyiapkan rancangan kegiatan 2) Bersama dengan pengurus pembinaan menyiapkan materi kegiatan 3) Memberikan penjelasan pada saat kegiatan pra-pembinaan 4) Memandu pelaksanaan pembinaan 5) Bersama dengan pengurus pembinaan memantau kegiatan pembinaan 6) Melakukan interaksi dengan sekolah imbas melalui forum diskusi 7) Memberikan umpan balik terhadap kegiatan dalam pembinaan dan diskusi 8) Mengevaluasi capaian sekolah imbas 9) Mengkoordinir kegiatan pembinaan, mulai dari persiapan hingga pelaporan 10) Melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pendidikan 48

125 b. Sekretaris Pengurus 1) Membantu ketua dalam penyusunan perencanaan program pembinaan 2) Membantu ketua mengurus bagian administrasi mulai dari persiapan pembinaan, hingga pelaksanaan pembinaan dan juga dalam penyusunan laporan akhir pembinaan. 3) Mengurus bagian surat menyurat, formatformat yang diperlukan dalam kegiatan pembinaan, pengarsipan, dan dokumentasi kegiatan pembinaan c. Bendahara Pengurus 1) Menyusun rencana anggaran pembiayaan kegiatan pembinaan 2) Mengelola pemasukan dan pengeluaran pembinaan 3) Melaporkan keuangan dalam pembinaan sebagai bukti pertanggungjawaban d. Anggota Dari Sekolah Induk dan Sekolah Imbas 1) Membantu ketua dan sekretatis dalam menyusun rencana kegiatan pembinaan 2) Membantu ketua dan sekretaris mengurus bagian administrasi mulai dari persiapan pembinaan, hingga pelaksanaan pembinaan dan juga dalam penyusunan laporan akhir pembinaan. 3) Membantu bendahara dalam menyusun rencana anggaran pembiayaan kegiatan pembinaan 49

126 D. Prasyarat Personil a. Pembina/Ketua 1) Berlatar belakang pendidikan minimal S1 dalam bidang pendidikan 2) Menguasai program Adiwiyata 3) Memiliki minat yang kuat dalam kegiatan pembinaan 4) Memiliki pengalaman yang memadai sesuai dengan materi pembinaan 5) Bertanggungjawab terhadap jalannya pembinaan 6) Memiliki kemampuan pemimpin 7) Memiliki kecakapan dan keterampilan sebagai pembina, mampu membangkitkan semangat 8) Memiliki dedikasi yang tinggi untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup 9) Dapat menjadi penghubung antara sekolah imbas dengan pihak-pihak terkait utamanya dengan BLH dan Dinas Pendidikan terkait. Dalam hal ini pembina menjadi acuan atau percontohan bagi sekolah imbas selama proses pembinaan. b. Sekretaris 1) Berlatar belakang pendidikan minimal S1 2) Memiliki kemampuan dalam pekerjaan Administrasi 3) Memiliki pengalaman dalam organisasi 4) Memiliki kemampuan IT 5) Bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan 50

127 c. Bendahara 1) Berlatar belakang pendidikan minimal S1 2) Memiliki pengalaman dalam organisasi 3) Memiliki kemampuan mengelola keuangan 4) Bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan 5) Mampu mengoperasikan program Ms. Excel. d. Anggota dari Sekolah Induk dan Sekolah Imbas 1) Berlatar belakang pendidikan minimal S1 2) Memiliki pengalaman dalam organisasi 3) Memiliki kemampuan dalam pekerjaan administrasi 4) Memiliki kemampuan dalam menyelenggarakan kegiatan e. Peserta Pembinaan 1) Sekolah-sekolah yang belum mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata tingkat Mandiri E. Mekanisme dan Prosedur Mekanisme dan prosedur kerja organisasi pembinaan adalah: (1) sekolah induk membentuk kepengurusan pembinaan; (2) Dinas Lingkungan Hidup menjelaskan mengenai program pembinaan yang akan dilaksanakan oleh pengurus; (3) ketua pengurus melakukan koordinasi untuk persiapan pelaksanaan pembinaan; (4) ketua pengurus mengkoordinir pelaksanaan pembinaan; (5) masingmasing personil yang tergabung dalam pengurus melaksanakan tugasnya sesuai dengan rencana dan memberikan laporan kepada ketua pengurus. 51

128 4.3.3 Pelaksanaan Pembinaan A. Persiapan Pembinaan Kegiatan pada tahap persiapan ini meliputi: a. Sekolah induk bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup untuk mendata sekolahsekolah di Salatiga yang disarankan oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk menjadi sekolah imbas Adiwiyata dari sekolah induk b. Sekolah induk bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup mengundang sekolah-sekolah tersebut dalam sebuah sosialisasi mengenai program Adiwiyata serta penandatanganan surat persetujuan (MoU) antara sekolah induk dengan sekolah yang diundang apabila bersedia menjadi sekolah imbas dari sekolah induk. c. Pembentukan pengurus pelaksana pembinaan oleh sekolah induk, dimana terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota. Dalam pembentukan pengurus ini, dilibatkan pula dari sekolah imbas nantinya yang bisa diangkat jadi anggota dalam kepengurusan, sehingga antara sekolah induk dengan sekolah imbas dapat saling bekerjasama dalam menyusun perencanaan program pembinaan nantinya berdasarkan kondisi sekolah masing-masing. d. Menentukan sekretariat pengurus sebagai tempat untuk koordinasi dan kerja pengurus. e. Mengadakan rapat koordinasi pengurus untuk membahas mengenai konsep pelaksanaan pembinaan. Selain itu rapat koordinasi juga dilakukan selama pembinaan dan juga setelah pembinaan agar jalannya pembinaan dapat terpantau dengan baik. 52

129 f. Membagi undangan kepada sekolah-sekolah imbas. g. Merencanakan waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan pra-pembinaan. B. Kegiatan Pra-Pembinaan Kegiatan pra-pembinaan diadakan oleh pengurus dan pembina yang didalamnya terdapat serangkaian kegiatan sebagai berikut: a. Memberitahukan kepada sekolah imbas mengenai jadwal kegiatan pra-pembinaan. Apabila kepala sekolah imbas berhalangan hadir, dapat diwakilkan dari sekolah imbas masing-masing. b. Melaksanakan kegiatan pra-pembinaan yang meliputi: (1) diskusi untuk pembentukan pengurus pembinaan yang melibatkan sekolah imbas; (2) melakukan diskusi bersama untuk menganalisis kebutuhan dan kemampuan masing-masing sekolah imbas, (3) menentukan bersama dengan sekolah imbas tujuan pembinaan pada masing-masing sekolah; (4) menentukan bersama sekolah imbas untuk materi pembinaan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah imbas berdasarkan yang paling banyak dibutuhan oleh sekolah imbas; (5) menentukan bersama dengan sekolah imbas untuk jadwal pembinaan disesuaikan dengan kebutuhan pembinaan sekolah imbas; (6) menentukan bersama sekolah imbas mengenai teknik pembinaan yang akan dilaksanakan. C. Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing personil dalam pembinaan meliputi: 53

130 Pembina Dalam pelaksanaan pembinaan, kegiatan yang dilakukan oleh pembina adalah: (1) melakukan pembinaan kepada sekolah-sekolah imbas sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan bersama dengan sekolah imbas untuk memantau kegiatan dalam program Adiwiyata yang dijalankan oleh sekolah imbas serta berdiskusi dengan sekolah imbas mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh sekolah imbas dalam mengimplementasikan program Adiwiyata; (2) memberikan laporan tengah pembinaan dan akhir pembinaan mengenai kemajuan sekolah imbas dalam selama mengikuti pembinaan. Sekolah imbas Selama pembinaan sekolah imbas bertugas untuk berusaha mengimplementasikan program Adiwiyata di sekolahnya serta mendiskusikan dengan pembina apabila menemui kendala selama pelaksanaan. Pengurus Selama pembinaan pengurus pelaksana pembinaan selalu memantau jalannya pembinaan yang dilakukan oleh pembina melalui laporan-laporan yang disampaikan oleh pembina dan juga dapat melalui laporan dari masing-masing anggota yang berasal dari sekolah imbas, sehingga dapat diketahui jika mengalami kendala dan kemudian membawa masalah tersebut dalam rapat koordinasi untuk sama-sama dicarikan solusinya. 54

131 D. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir dari pembinaan adalah penilaian akhir capaian sekolah imbas, evaluasi program pembinaan, refleksi dan saran tindak lanjut Monitoring dan Evaluasi Monitoring dilakukan selama kegiatan berlangsung yang dilakukan oleh pembina, pangurus pembinaan, dan juga sekolah imbas sesuai dengan jadwal pembinaan yang telah disepakati bersama. Aspek yang di nilai meliputi kinerja personil dalam pengurus, pembina, capaian sekolah imbas, keberlangsungan pembinaan, dan ketepatan waktu pembinaan. Data yang didapat kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui apakah pembinaan sudah berjalan sebagaimana mestinya. Berikut adalah proses monitoring. Rencana Pembinaan (Kriteria) Pelaksanaan Pembinaan (data dan informasi) Analisis Hasil Monitoring Masukan untuk perbaikan Pembinaan Gambar 4.4. Proses Monitoring Gambar di atas jelas menunjukkan bahwa data dan informasi yang diperoleh dari pelaksanaan pembinaan kemudian dibandingkan dengan rencana pembinaan yang berperan sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan pembinaan. Setelah dianalisis, hasil monitoring yang berupa gambaran pelaksanaan 55

132 pembinaan, permasalahan serta faktor pendukung dan penghambat dan kemungkinan-kemungkinan untuk pemecahan masalah, dapat dijadikan bahan masukan perbaikan pembinaan bagi sekolah induk yang menyelenggarakan. Langkah-langkah dalam penyusunan monitoring adalah sebagai berikut: 1) merumuskan tujuan monitoring; 2) menetapkan aspek yang dimonitoring; 3) menetapkan pihak yang memonitor; 4) menetapkan instrumen monitoring. Berikut adalah matrik format kisi-kisi kegiatan monitoring. Tuj uan Tabel 4.4 Format Kisi-Kisi Kegiatan Monitoring Aspek Alat Data Yang Yang Sumbe Pengum Diperluka Indikator Dimonito r Data pul n r Data Lembar instrumen monitoring yang dapat digunakan ada pada lampiran 1. Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap kegiatan pembinaan untuk mengetahui kualitas program pembinaan, kelemahan dan kendala yang dialami dalam proses pelaksanaan. Evaluasi dilakukan oleh pengurus pembinaan beserta dengan sekolah imbas dengan aspek penilaiannya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi serta hasil pembinaan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara dengan instrumen checklist. Data yang didapat kemudian diolah dan diolah dimana nantinya digunakan untuk memberikan masukan kepada program pembinaan itu sendiri secara keseluruhan, 56

133 mulai dari perencanaan, faktor pendukung dan penghambat pembinaan, hingga memberikan masukan mengenai keputusan keberlanjutan program. Hasil analisis tersebut kemudian dituangkan dalam laporan. Lembar evaluasi yang digunakan ada pada lampiran. Adapun prosedur pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut: a. Ketua pengurus melakukan: (1) memberikan penjelasan mengenai pengisian instrumen evaluasi yang telah disediakan; (2) mengolah dan merekap hasil yang didapatkan bersama dengan anggota pengurus lainnya; (3) membuat laporan. b. Sekolah imbas mengisi instrumen yang telah diberikan sesuai dengan keadaan sebenarnya selama pembinaan. c. Anggota pengurus mengisi instrumen yang telah diberikan sesuai dengan keadaan sebenarnya selama pembinaan Pengarsipan dan Pelaporan Hasil Pembinaan A. Pengarsipan Pembinaan Pengarsipan dilakukan sebagai bukti pertanggungjawaban bahwa pembinaan telah selesai dilaksanakan. Arsip digunakan sebagai bahan pengawasan, evaluasi, laporan, dan sebagai landasan perbaikan pada pembinaan selanjutnya. Dalam pembinaan ini, pengarsipan meliputi arsip administrasi pelaksanaan pembinaan dan arsip keuangan. Pengarsipan administrasi pelaksanaan pembinaan meliputi surat-menyurat, undangan, daftar hadir kegiatan pra-pembinaan, daftar sekolah imbas, jadwal kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi pembinaan serta dokumentasi. Sedangkan 57

134 pengarsipan keuangan dalam pembinaan meliputi semua nota, kwitansi atau bukti lainnya yang berupa pemasukan dan pengeluaran keuangan selama pelaksanaan pembinaan. B. Pelaporan Pembinaan Laporan juga merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban bahwa kegiatan pembinaan telah selesai dilakukan, dimana laporan berfungsi dalam mengevaluasi pembinaan dan sebagai dasar untuk perbaikan pembinaan untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Laporan harus dibuat oleh pengurus maksimal 15 hari setelah kegiatan pembinaan berakhir kemudian diserahkan kepada penanggungjawab pembinaan. Format pelaporan pembinaan meliputi: COVER JUDUL HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Maksud dan Tujuan II. PELAKSANAAN PEMBINAAN A. Tujuan B. Waktu C. Peserta D. Syarat Peserta E. Pengurus Pelaksana F. Pembina G. Materi Pembinaan 58

135 III. MONITORING DAN EVALUASI PELAKSAAN PEMBINAAN IV. REKOMENDASI V. PENUTUP LAMPIRAN 1. Jadwal Kegiatan 2. Surat Keputusan 3. Surat Undangan 4. Daftar Hadir 5. Dokumentasi 59

136 60

137 BAB V PENUTUP Kunci keberhasilan pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata adalah dengan menerapkan sistem manajemen yang baik, mulai tahap perencanaan hingga tahap pengakhiran, yaitu evaluasinya. Dengan berbantukan model pembinaan sekolah imbas berbasis partisipasi, maka pembinaan dapat menjadi lebih efektif dan efisien, karena dari setiap sisi dibuat secara bersama perencanaan yang matang, dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan ditinjau dalam setiap tahapnya, sehingga semuanya terkontrol dengan baik, dan pada akhirnya tujuan dapat tercapai dan semua pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan yang sama. Penggunaan model pembinaan berbasis partisipasi dapat memotivasi semua pihak yang terlibat, terutama sekolah imbas yang menjadi sasaran pembinaan, dimana keterlibatan sekolah imbas dalam setiap aspek pembinaan dapat membuat sekolah imbas menjadi bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Keberhasilan model tentunya tidak bisa lepas dari peran semua pihak yang terlibat, sehingga agar model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini dapat berjalan dengan baik, maka komitmen dari semua pihak sangat diperlukan, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pembinaan sekolah imbas Adiwiyata ini dan hasil yang ingin dicapai juga dapat terwujud, yakni mewujudkan sekolah Adiwiyata bagi sekolah imbas dan yang terutama adalah memberikan pendidikan lingkungan hidup bagi para warga sekolahnya. 61

138 62

139 Daftar Pustaka Astuti, D Desentralisasi dan Partisipasi Dalam Pendiidkan. Yogyakarta: UNY Daryanto, dkk Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gava Media. Fauzi, I.K Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta Hamzah, S Pendidikan Lingkungan. Bengkulu: Refika Aditama Isbandi, R Perencanaan partisipatoris berbasis asetvkomunitas: dari pemikiran menuju penerapan. Depok: FISIP UI Press. Karim, A Manajemen Pendidikan Lingkungan Hidup Berbasis Partisipasi. Yogyakarta: Pustaka Ifada Landriany, E Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; ISSN: ; EISSN: Mangkunegara, A Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Refika Aditama Mathis, R., dkk Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Permen Negara Lingkungan Hidup nomor 5 Tahun 2013 Panduan Adiwiyata Jakarta: KLH Sudjana, N Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung: Sinar Baru 63

140 Sumaryadi, I Sosiologi Pemerintahan dari Perspektif Pelayanan, Pemberdayaan, Interaksi, dan Sistem Kepemimpinan Pemerintahan Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia. 64

141 LAMPIRAN 65

142

143 Lampiran 1. Lembar Monitoring Pelaksanaan Pembinaan Identitas Nama Pengisi : Waktu pelaksanaan Monitoring : Petunjuk: a. Berikan tanda checklist pada kolom penilaian sesuai dengan keadaan sesungguhnya. b. Keterangan penilaian: - SB = Sangat Baik - B = Baik - CB = Cukup Bak - KB = Kurang Baik - TB = Tidak Baik No Uraian Ketua 1. Kemampuan mengkoordinir persiapan pembinaan 2. Kemampuan mengkoordinir kegiatan pra-pembinaan 3. Kemampuan mengkoordinir pelaksanaan pembinaan 4. Kemampuan mengkoordinir kegiatan pengakhiran 5. Kemampuan mengkoordinir sumber daya manusia Penilaian SB B CB KB TB 1

144 No Uraian 6. Kemampuan mengkoordinir sarana dan prasarana 7. Kemampuan mengkoordinir pengelolaan anggaran 8. Kemampuan memanfaatkan waktu pembinaan Sekretaris 1. Kemampuan melakukan administrasi persiapan pembinaan 2. Kemampuan melakukan administrasi kegiatan pra-pembinaan 3. Kemampuan melakukan administrasi dalam pelaksanaan pembinaan 4. Kemampuan melakukan administrasi dalam kegiatan pengakhiran 5. Membantu ketua dalam pembuatan laporan pembinaan Bendahara 1. Kemampuan dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan dalam pembinaan 2. Kemampuan melaporkan keuangan pembinaan Pembina 1. Kemampuan memberikan penjelasan pada kegiatan prapembinaan 2. Kemampuan melakukan manajemen sekolah imbas 3. Kemampuan memantau kegiatan pembinaan Penilaian SB B CB KB TB 2

145 No Uraian 4. Kemampuan melakukan interaksi dengan sekolah imbas melalui forum diskusi 5. Kemampuan memberikan umpan balik terhadap hasil kerja sekoah imbas 6. Kemampuan untuk melakukan evaluasi 7. Kemampuan berkoordinasi dengan pengurus/pengurus pembinaan 8. Kemampuan membuat laporan kepada ketua pengurus Anggota Pengurus 1. Aktif dalam kegiatan persiapan 2. Aktif dalam kegiatan pra-pembinaan 3. Membantu dalam kegiatan pelaksanaan 4. Membantu dalam kegiatan pengakhiran pembinaan 5. Membantu dalam pelaporan kegiatan pembinaan Sekolah Imbas 1. Keaktifan selama pembinaan 2. Membentuk tim Adiwiyata sekolah 3. Kemampuan mengetahui potensi sekolah 4. Kemampuan menganalisis kebutuhan sekolah Penilaian SB B CB KB TB 3

146 No Uraian 5. Kemampuan membuat SK, KD, Silabus, dan RPP mengenai Adiwiyata 6. Kemampuann menyusun RKAS sekolah dengan menyisipkan kegiatan Adiwiyata 7. Kemampuan menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan program Adiwiyata 8. Motivasi sekolah imbas dalam mengikuti pembinaan 9. Inovasi dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata Waktu 1. Pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang direncanakan 2. Waktu yang disediakan cukup untuk melaksanakan pembinaan. Penilaian SB B CB KB TB Salatiga,. Mengetahui 4

147 Lampiran 2 Lembar Evaluasi Program Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Petunjuk: a. Berikan tanda checklist terhadap program pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi. b. Bila ada kritik dan saran atapun catatan lainnya, mohon dituliskan pada lembar yang tersedia. c. Keterangan penilaian: - SB = Sangat Baik - B = Baik - CB = Cukup Bak - KB = Kurang Baik - TB = Tidak Baik Aspek/komp No. onen A. Kualitas Program Pembinaan Pertanyaan 1. Kesesuaian program dengan kebutuhan sekolah imbas 2. Kesesuaian program dengan pewujudan sekolah Adiwiyata bagi sekolah imbas 3. Kesesuaian program dengan kemampuan sekolah imbas Kategori SB B CB KB TB 5

148 No. Aspek/komp onen Pertanyaan 4. Kesesuaian rumusan tujuan dengan kebutuhan sekolah imbas 5. Ketepatan pemilihan strategi pembinaan 6. Kesesuaian strategi dengan materi pembinaan. 7. Kesesuaian strategi dengan tujuan pembinaan. 8. Ketepatan pemilihan metode 9. Kesesuaian metode dengan tujuan 10. Kesesuaian metode dengan materi 11. Kesesuaian evaluasi dengan tujuan 12. Kesesuaian evaluasi dengan materi 13. Ketepatan waktu pembinaan dengan program sekolah 14. Kesesuaian waktu dengan materi yang harus dipelajari 15. Kesesuaian waktu dengan evaluasi 16. Kesesuaian biaya dengan kualitas pembinaan Kategori SB B CB KB TB 6

149 Aspek/komp No. onen B. Materi Pembinaan C. Media Pembinaan D. Personil Pembinaan Pertanyaan 1. Kesesuaian materi dengan tujuan 1. Kesesuaian media dengan tujuan 2. Kesesuaian media dengan materi 3. Media memudahkan dalam penguasaan materi yang diberikan 4. Media memperjelas materi yang di berikan 5. Kejelasana pesan visual media 6. Kejelasan pesan audio Pembina 1. Kemampuan memotivasi sekolah imbas 2. Kemampuan melakukan manajemen sekolah imbas berbasis partisipasi 3. Kemampuan melakukan interaksi dengan seklah imbas melalui forum diskusi 4. Kemampuan memberikan umpan balik terhadap pekerjaan sekolah imbas 5. Kemampuan melakukan evaluasi Penyelenggara Kategori SB B CB KB TB 7

150 No. Aspek/komp onen E. Pelaksanaan Pembinaan Pertanyaan 1. Koordinasi penyelenggaraan pembinaan 2. Persiapan pembinaan 3. Kejelasan informasi pelaksanaan pembinaan 4. Respon terhadap kendala dalam pelaksanaan pembinaan 5. Melakukan monitoring untuk perbaikan 6. Melakukan evaluasi 7. Merencanakan tindak lanjut 1. Komunikasi dengan pembina 2. Komunikasi dengan sekolah imbas 3. Pelaksanaan kegiatan Adiwiyata di masing-masing sekolah 4. Waktu pembinaan 5. Biaya pembinaan Kategori SB B CB KB TB Salatiga,. Mengetahui,... 8

151 MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI (RANGKUMAN) Ratih Sulistyowati, S.Pd MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2017 i

152 KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan karunianya yang tiada terkira, pada akhirnya buku Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata berbasis Partisipasi ini dapat disusun. Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini dikembangkan atas dasar adanya kendala-kendala yang dihadapi baik dari pembina maupun dari sekolah imbas yang ditemukan selama dilapangan dalam pelaksanaan pembinaan. Model pembinaan ini diharapkan dapat menjadi alternatif dalam pemecahan masalah tersebut. Dengan terkonsepnya model yang berbasis partisipasi, mulai dari perencanaan hingga proses evaluasinya maka kegiatan pembinaan diharapkan akan lebih efektif dan efisien serta dapat memotivasi sekolah imbas untuk lebih terlibat dalam program pembinaan Adiwiyata ini sehingga tujuan utama dari pembinaan dapat tercapai dan kedua belah pihak saling diuntungkan. Semoga Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi ini dalam bermanfaat bagi sekolah induk, sekolah imbas, serta instansi terkait lainnya dalam melaksanakan pembinaan Adiwiyata. Salatiga, Februari 2017 Penulis ii

153 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Prasyarat Efektivitas Model... 2 BAB II DESKRIPSI MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI Bagan Model Perencanaan Pembinaan Adiwiyata Pengorganisasian Pembinaan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Pengarsian dan Pelaporan Hasil Pembinaan BAB III PENUTUP LAMPIRAN iii

154

155 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Pembinaan Adiwiyata merupakan salah satu program yang diberikan kepada sekolah-sekolah dalam rangka membantu mewujudkan sekolah Adiwiyata. Secara teoritis berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata menyatakan bahwa tujuan akhir dari pembinaan Adiwiyata adalah untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya dan peduli lingkungan, dimana tujuan tersebut kemudian menjadi acuan dalam merumuskan bagaimana pembinaan harus dilakukan dalam interaksi edukatif antara pembina dan juga sekolah imbasnya. Oleh sebab itu melihat pentingnya pembinaan yang harus diberikan kepada sekolah imbas, maka keseluruhan aspek dalam pembinaan harus terencana dengan baik dengan melibatkan semua pihak agar tujuan utama program Adiwiyata dapat tercapai. Buku model pembinaan berbasis partisipasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk membantu dalam pelaksanaan pembinaan tersebut. Ruang lingkup pembinaan yang dimaksudkan dalam model ini adalah mengarah pada terbentuknya pemahaman yang kuat mengenai Adiwiyata oleh sekolah imbas melalui kajian mendalam berikut implementasinya. Terbentuknya pemahaman tersebut kemudian berdampak positif kepada kesadaran atau motivasi sekolah imbas untuk menjalankan program Adiwiyata. Kesadaran tersebut dapat dilihat dari capaian pelaksanaan program Adiwiyata yang dilakukan sekolah imbas, dimana penekanan utamanya adalah berbasis 1

156 kepada tujuan yang didasarkan kepada kebutuhan sekolah. 1.2 Prasyarat Efektivitas Model Dalam pelaksanaan program Adiwiyata didasarkan pada dua prinsip dasar berikut ini; (a) partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran; (b) berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komprehensif (KLH, 2012: 3). Berkenaan dengan hal itu, agar prinsip tersebut juga dapat diterapkan dalam pembinaan Adiwiyata dan model dapat dijalankan dengan efektif, maka diperlukan: (1) pengelola pembinaan yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan rangkaian dalam pelaksanaan pembinaan, mulai dari tahap perencanaan hingga tahap evaluasinya; (2) pembinaan dilaksanakan secara runtut, mulai dari tahap persiapan, kegiatan pra-pembinaan yang dilakukan secara tatap muka, pelaksanaan pembinaan sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama, serta kegiatan pengakhiran; (3) peserta pembinaan adalah sekolah yang memiliki kemauan untuk mengikuti program Adiwiyata dan memiliki budaya/iklim organisasi yang baik. 2

157 BAB II DESKRIPSI MODEL PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI 2.1 Bagan Model Manajemen Pembinaan sekolah imbas berbasis partisipasi Identifikasi Kebutuhan Perumusan Tujuan Penyusunan Kegiatan Koordinasi dengan Dinasi Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup Pengorganis asian pengurus dan sekolah imbas Kegiatan prapembinaan: sosialisasi & bimbingan teknik Pembinaan sekolah imbas Kegiatan Akhir: Refleksi dan rencana tindak lanjut Tujuan Pembinaan: sekolah imbas seko lah Adiwiyata Monitoring & Evaluasi program Perencanaan Pengorganisasian & pelaksanaan Monitoring & Evaluasi Gambar 2.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi 2.2 Perencanaan Pembinaan Adiwiyata Pembinaan yang dilaksanakan di sekolah imbas memiliki rentang waktu, kebutuhan, dan lingkungan sekolah yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya. Kondisi ini menjadi pertimbangan untuk merencanakan segala kegiatan yang terkait dengan pembinaan. Untuk meraih hasil sesuai harapan, diperlukan desain perencanaan secara umum yang dapat ditindaklanjuti dengan kegiatan praktis di sekolah imbas berdasarkan kebutuhan nyata dilapangan. 3

158 Kegiatan pembinaan membutuhkan pengawasan dan evaluasi, sehingga membutuhkan perencanaan sebagai acuan untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan perkiraan tentang segala kegiatan yang akan dilakukan. Persiapan pembinaan diperlukan untuk mengkoordinasikan komponen-komponen sistem pembinaan, yaitu tujuan, materi, strategi atau metode, media, dan evaluasi. Tujuan berfungsi untuk menentukan arah kegiatan pembinaan; materi berfungsi untuk memberikan makna kepada tujuan; metode dan media berfungsi menentukan cara mencapai tujuan; sedangkan evaluasi berfungsi mengukur pencapaian tujuan dan menentukan serangkaian tindakan yang harus dilakukan. Dalam pembinaan partisipatif, sekolah imbas perlu dilibatkan dalam perencanaan pembinaan memberikan masukan melalui kegiatan identifikasi kebutuhan, permasalahan dan prioritas masalah yang dialami, sumber-sumber yang tersedia dan kemungkinan hambatan yang akan terjadi dalam pembinaan. Masukan-masukan tersebut kemudian menjadi dasar dalam merumuskan tujuan, menetapkan isi, memilih dan menggunakan metode serta media pembinaan yang sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini dapat ditentukan jenis evaluasi untuk melihat keberhasilan dan kemajuan pembinaan. Pelibatan sekolah imbas tersebut dapat dilakukan dengan cara diskusi dan curah pendapat (brain storming). Tabel 2.1. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Penyempurnaan Panduan Oktober Adiwiyata 2. Sosialisasi Panduan Adiwiyata November 3. Pelatihan/TOT Desember 4

159 No Kegiatan Waktu 4. Pembinaan Adiwiyata Januari-Desember 5. Monitoring Januari-Desember 6. Pemberian Penghargaan Maret-Juni 7. Evaluasi keterlaksanaan November program Adiwiyata 8. Informasi dan komunikasi Desember Adiwiyata Tabel 2.2. Jadwal Pemberian Penghargaan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Evaluasi pelaksanaan program Minggu I-IV Maret Adiwiyata tingkat Kab/kota 2. Pengiriman sekolah Adiwiyata Minggu I April terbaik tingkat Kab/kota ke BLH Provinsi 3. Evaluasi pelaksanaan program Minggu I-IV April Adiwiyata tingkat Provinsi 4. Pengiriman sekolah Adiwiyata Minggu IV April terbaik tingkat Provinsi ke KLH Provinsi untuk di evaluasi sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 5. Evaluasi untuk penetapan sekolah Adiwiyata Nasional tingkat Nasional oleh Tim Nasional Minggu I-IV Mei 6. Pemberian Penghargaan kepada Minggu I-II Juni sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup 2.3 Pengorganisasian Pembinaan Struktur organisasi kepengurusan pembinaan meliputi Dinas Lingkungan Hidup yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan pembinaan yang dibantu oleh pengurus pembinaan. Pengurus bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pelaksanaan pembinaan. Karena pembinaan dilakukan dengan pendekatan partisipatif, sehingga dalam pembentukan 5

160 kepengurusan juga dilibatkan dari pihak sekolah imbas, misalnya sekolah imbas dilibatkan sebagai anggota. Dalam struktur kepengurusan pembinaan, mulai dari ketua yang merangkap sekaligus menjadi pembina bagi sekolah imbas memiliki kedudukan yang sama dengan sekretaris, bendahara, dan anggota, dimana kesemuanya dapat menyampaikan pendapat masingmasing. Berikut adalah struktur organisasi kepengurusan pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi. Dinas Lingk. Hidup Dinas Pendidikan Ketua/Pembina Sekretaris Bendahara Anggota dari sekolah induk dan sekolah imbas Sekolah Imbas Gambar 2.2. Struktur Organisasi Kepengurusn Pembinaan 2.4 Pelaksanaan Pelaksanaan pembinaan dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang telah dirumuskan dalam perencanaan yang meliputi: identifikasi kebutuhan pembinaan, merumuskan tujuan, dan menyusun kegiatan pembinaan. Dalam hal ini materi, metode, sarana dan prasarana serta waktu pembinaan ditetapkan sesuai dengan kebutuhan yang berbasis partisipasi, sehingga pembinaan dapat berjalan dengan 6

161 maksimal dimana semua sekolah imbas mendapatkan kesempatan dan pengalaman yang optimal dalam pembinaan. Interaksi kegiatan pembinaan antara sekolah imbas dan sekolah induk dilakukan melalui hubungan horizontal. Pendekatan kegiatan pembinaan berpusat kepada sekolah imbas, bukan sekolah induk, dalam arti penyusunan materi dan penentuan langkahlangkah kegiatan pembinaan dilakukan bersama oleh sekolah imbas dengan sekolah induk. Peranan sekolah induk adalah sebagai fasilitator yaitu membantu sekolah imbas dalam melakukan kegiatan dalam pembinaan. Dalam pelaksanaan pembinaan terdapat dua rangkaian kegiatan, yaitu: (1) membangun kesadaran dan pemahaman; (2) pembinaan berbasis partisipasi. Membangun Kesadaran dan Pemahaman Membangun kesadaran dan pemahaman merupakan langkah awal sebelum masuk ke dalam materi utama dalam pelaksanaan pembinaan yang digunakan untuk membangun kesadaran sekolah imbas mengenai pentingnya program Adiwiyata, membentuk pengetahuan dan pemahaman sekolah imbas mengenai konsep Adiwiyata, membentuk tumbuhnya sikap dalam mengimplementasikan Adiwiyata yang dapat dilakukan melalui sosialisasi mengenai Adiwiyata yang dimulai dari adanya keprihatinan akan keadaan lingkungan yang semakin rusak akibat ulah negatif manusia, pemaparan faktor-faktor eksternal yang berupa potensi kekayaan alam dan lingkungan, kemudian dilanjutkan dengan potensi internal manusia, sehingga alam dan lingkungan dapat memberikan manfaat bagi semua umat manusia. Setelah itu dilanjutkan dengan pemaparan mengenai konsep program Adiwiyata dan bagaimana konsep sekolah Adiwiyata serta bagaimana tujuannya sehingga 7

162 sekolah imbas mendapatkan pemahaman mengenai sekolah Adiwiyata. Pembinaan Berbasis Partisipasi Pembinaan berbasis partisipasi dilakukan dengan maksud agar proses pembinan bersama dengan sekolah imbas dapat saling bertukar informasi untuk mengembangkan materi pembinaan dengan dipandu oleh pembina. Potensi dan kemampuan sekolah imbas yang telah berkembang mengikuti perjalanan pengalaman yang dialami berpeluang memberikan pengaruh dalam kegiatan proses pembinaan. Mulai dari apa yang mereka lihat dan alami akan menjadi acuan dalam memerankan diri membentuk desain pembinaan berbasis partisipasi. Semua yang terlibat dalam pembinaan, terutama pembina mendorong, menggerakkan, dan mengembangkan potensi sekolah imbas agar peran mereka menjadi berkembang. Proses partisipasi dapat berkembang dengan melalui: (1) adanya pembinaan yang mengacu kepada kebutuhan masing-masing sekolah imbas, (2) pembinaan didasari pada usaha untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan bersama antar sekolah imbas dan juga pembina, (3) kegiatan pembinaan selalu bertolak dari keadaan riil sekolah imbas, seperti kondisi keuangan sekolah, SDM, dan lainnya. Oleh karena itu sekolah imbas berperan dalam mengidentifikasi permasalahan serta kebutuhankebutuhan yang dimiliki oleh masing-masing sekolah. 2.5 Monitoring dan Evaluasi Monitoring atau pengawasan dilakukan untuk melihat seberapa jauh kesesuaian proses pelaksanaan pembinaan dengan acuan yang telah direncanakan, 8

163 termasuk masalah-masalah ataupun penyimpangan yang terjadi selama proses pembinaan. Sedangkan evaluasi merupakan upaya untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data mengenai pembinaan yang dijadikan sebagai masukan untuk mengambil keputusan untuk langkah selanjutnya. Evaluasi juga digunakan untuk memberikan pertimbangan dan nilai berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Dengan tujuan tersebut dapat diketahui seberapa jauh penguasaan sekolah imbas mengenai materi Adiwiyata dan berapa jauh pencapaian yang telah dilakukan oleh sekolah berkenaan dengan program Adiwiyata. Evaluasi dalam pembinaan dilakukan terhadap program, proses dan hasil pembinaan. Evaluasi terhadap program bertujuan untuk melihat kualitas program pembinaan, kelemahan-kelemahan serta kendala dalam proses pelaksanaannya. Evaluasi ini dilaksanakan sebelum dan sesudah kegiatan pembinaan oleh pembina dan juga sekolah imbas. Aspek penilaian meliputi: (1) perencanaan; (2) pengorganisasian; (3) pelaksanaan; (4) monitoring dan evaluasi. Evaluasi proses pelaksanaan pembinaan atau monitoring dilakukan selama kegiatan berlangsung. Hasil monitoring kemudian diolah dan dianalisis untuk mengetahui apakah segala sesuatu yang sudah direncanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya. Aspek-aspek yang dimonitoring meliputi: (1) kinerja pembina; (2) capaian sekolah imbas. Sedangkan evaluasi terhadap hasil untuk melihat pada tingkat keberhasilan perubahan yang telah diperoleh sekolah dari proses pembinaan. Metode evaluasi pembinaan menggunakan observasi dan wawancara dengan instrumen checklist. Konsep partisipasi yang dimunculkan dalam kegiatan monitoring dan evaluasi dimunculkan dengan 9

164 sekolah imbas diikutsertakan untuk mengevaluasi penyelenggaraan pembinaan termasuk kinerja fasilitator atau pembina. Di samping itu pada tahap ini sekolah imbas juga dapat mengetahui sejauh mana perubahan yang telah dialami dan dicapai mereka melalui kegiatan pembinaan berbasis partisipatif ini. 2.6 Pengarsipan dan Pelaporan Hasil Pembinaan C. Pengarsipan Pembinaan Pengarsipan dilakukan sebagai bukti pertanggungjawaban bahwa pembinaan telah selesai dilaksanakan. Arsip digunakan sebagai bahan pengawasan, evaluasi, laporan, dan sebagai landasan perbaikan pada pembinaan selanjutnya. Dalam pembinaan ini, pengarsipan meliputi arsip administrasi pelaksanaan pembinaan dan arsip keuangan. D. Pelaporan Pembinaan Laporan juga merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban bahwa kegiatan pembinaan telah selesai dilakukan, dimana laporan berfungsi dalam mengevaluasi pembinaan dan sebagai dasar untuk perbaikan pembinaan untuk menjadi lebih baik di masa mendatang. Laporan harus dibuat oleh pengurus maksimal 15 hari setelah kegiatan pembinaan berakhir kemudian diserahkan kepada penanggungjawab pembinaan. 10

165 BAB III PENUTUP Kunci keberhasilan pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata adalah dengan menerapkan sistem manajemen yang baik, mulai tahap perencanaan hingga tahap pengakhiran, yaitu evaluasinya. Dengan berbantukan model pembinaan sekolah imbas berbasis partisipasi, maka pembinaan dapat menjadi lebih efektif dan efisien, karena dari setiap sisi dibuat secara bersama perencanaan yang matang, dilakukan sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dan ditinjau dalam setiap tahapnya, sehingga semuanya terkontrol dengan baik, dan pada akhirnya tujuan dapat tercapai dan semua pihak yang terlibat mendapatkan keuntungan yang sama. Penggunaan model pembinaan berbasis partisipasi dapat memotivasi semua pihak yang terlibat, terutama sekolah imbas yang menjadi sasaran pembinaan, dimana keterlibatan sekolah imbas dalam setiap aspek pembinaan dapat membuat sekolah imbas menjadi bertanggungjawab untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Keberhasilan model tentunya tidak bisa lepas dari peran semua pihak yang terlibat, sehingga agar model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini dapat berjalan dengan baik, maka komitmen dari semua pihak sangat diperlukan, sehingga dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas pembinaan sekolah imbas Adiwiyata ini dan hasil yang ingin dicapai juga dapat terwujud, yakni mewujudkan sekolah Adiwiyata bagi sekolah imbas dan yang terutama adalah memberikan pendidikan lingkungan hidup bagi para warga sekolahnya. 11

166 12

167 LAMPIRAN 13

168

169 Lampiran 1. Lembar Monitoring Pelaksanaan Pembinaan Identitas Nama Pengisi : Waktu pelaksanaan Monitoring : Petunjuk: d. Berikan tanda checklist pada kolom penilaian sesuai dengan keadaan sesungguhnya. e. Keterangan penilaian: - SB = Sangat Baik - B = Baik - CB = Cukup Bak - KB = Kurang Baik - TB = Tidak Baik No Uraian Ketua 1. Kemampuan mengkoordinir persiapan pembinaan 2. Kemampuan mengkoordinir kegiatan pra-pembinaan 3. Kemampuan mengkoordinir pelaksanaan pembinaan 4. Kemampuan mengkoordinir kegiatan pengakhiran 5. Kemampuan mengkoordinir sumber daya manusia Penilaian SB B CB KB TB 1

170 No Uraian 6. Kemampuan mengkoordinir sarana dan prasarana 7. Kemampuan mengkoordinir pengelolaan anggaran 8. Kemampuan memanfaatkan waktu pembinaan Sekretaris 1. Kemampuan melakukan administrasi persiapan pembinaan 2. Kemampuan melakukan administrasi kegiatan pra-pembinaan 3. Kemampuan melakukan administrasi dalam pelaksanaan pembinaan 4. Kemampuan melakukan administrasi dalam kegiatan pengakhiran 5. Membantu ketua dalam pembuatan laporan pembinaan Bendahara 1. Kemampuan dalam mengelola pemasukan dan pengeluaran keuangan dalam pembinaan 2. Kemampuan melaporkan keuangan pembinaan Pembina 1. Kemampuan memberikan penjelasan pada kegiatan prapembinaan 2. Kemampuan melakukan manajemen sekolah imbas 3. Kemampuan memantau kegiatan pembinaan Penilaian SB B CB KB TB 2

171 No Uraian 4. Kemampuan melakukan interaksi dengan sekolah imbas melalui forum diskusi 5. Kemampuan memberikan umpan balik terhadap hasil kerja sekoah imbas 6. Kemampuan untuk melakukan evaluasi 7. Kemampuan berkoordinasi dengan pengurus/pengurus pembinaan 8. Kemampuan membuat laporan kepada ketua pengurus Anggota Pengurus 1. Aktif dalam kegiatan persiapan 2. Aktif dalam kegiatan pra-pembinaan 3. Membantu dalam kegiatan pelaksanaan 4. Membantu dalam kegiatan pengakhiran pembinaan 5. Membantu dalam pelaporan kegiatan pembinaan Sekolah Imbas 1. Keaktifan selama pembinaan 2. Membentuk tim Adiwiyata sekolah 3. Kemampuan mengetahui potensi sekolah 4. Kemampuan menganalisis kebutuhan sekolah Penilaian SB B CB KB TB 3

172 No Uraian 5. Kemampuan membuat SK, KD, Silabus, dan RPP mengenai Adiwiyata 6. Kemampuann menyusun RKAS sekolah dengan menyisipkan kegiatan Adiwiyata 7. Kemampuan menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan program Adiwiyata 8. Motivasi sekolah imbas dalam mengikuti pembinaan 9. Inovasi dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata Waktu 1. Pelaksanaan sesuai dengan jadwal yang direncanakan 2. Waktu yang disediakan cukup untuk melaksanakan pembinaan. Penilaian SB B CB KB TB Salatiga,. Mengetahui 4

173 Lampiran 2 Lembar Evaluasi Program Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Petunjuk: c. Berikan tanda checklist terhadap program pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi. d. Bila ada kritik dan saran atapun catatan lainnya, mohon dituliskan pada lembar yang tersedia. f. Keterangan penilaian: - SB = Sangat Baik - B = Baik - CB = Cukup Bak - KB = Kurang Baik - TB = Tidak Baik Aspek/komp No. onen A. Kualitas Program Pembinaan Pertanyaan 17. Kesesuaian program dengan kebutuhan sekolah imbas 18. Kesesuaian program dengan pewujudan sekolah Adiwiyata bagi sekolah imbas 19. Kesesuaian program dengan kemampuan sekolah imbas Kategori SB B CB KB TB 5

174 No. Aspek/komp onen Pertanyaan 20. Kesesuaian rumusan tujuan dengan kebutuhan sekolah imbas 21. Ketepatan pemilihan strategi pembinaan 22. Kesesuaian strategi dengan materi pembinaan. 23. Kesesuaian strategi dengan tujuan pembinaan. 24. Ketepatan pemilihan metode 25. Kesesuaian metode dengan tujuan 26. Kesesuaian metode dengan materi 27. Kesesuaian evaluasi dengan tujuan 28. Kesesuaian evaluasi dengan materi 29. Ketepatan waktu pembinaan dengan program sekolah 30. Kesesuaian waktu dengan materi yang harus dipelajari 31. Kesesuaian waktu dengan evaluasi 32. Kesesuaian biaya dengan kualitas pembinaan Kategori SB B CB KB TB 6

175 Aspek/komp No. onen B. Materi Pembinaan C. Media Pembinaan D. Personil Pembinaan Pertanyaan 2. Kesesuaian materi dengan tujuan 7. Kesesuaian media dengan tujuan 8. Kesesuaian media dengan materi 9. Media memudahkan dalam penguasaan materi yang diberikan 10. Media memperjelas materi yang di berikan 11. Kejelasana pesan visual media 12. Kejelasan pesan audio Pembina 6. Kemampuan memotivasi sekolah imbas 7. Kemampuan melakukan manajemen sekolah imbas berbasis partisipasi 8. Kemampuan melakukan interaksi dengan seklah imbas melalui forum diskusi 9. Kemampuan memberikan umpan balik terhadap pekerjaan sekolah imbas 10. Kemampuan melakukan evaluasi Penyelenggara Kategori SB B CB KB TB 7

176 No. Aspek/komp onen E. Pelaksanaan Pembinaan Pertanyaan 8. Koordinasi penyelenggaraan pembinaan 9. Persiapan pembinaan 10. Kejelasan informasi pelaksanaan pembinaan 11. Respon terhadap kendala dalam pelaksanaan pembinaan 12. Melakukan monitoring untuk perbaikan 13. Melakukan evaluasi 14. Merencanakan tindak lanjut 6. Komunikasi dengan pembina 7. Komunikasi dengan sekolah imbas 8. Pelaksanaan kegiatan Adiwiyata di masing-masing sekolah 9. Waktu pembinaan 10. Biaya pembinaan Kategori SB B CB KB TB Salatiga,. Mengetahui,... 8

177

178

179 DRAFT BUKU PANDUAN PEMBINA UNTUK PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI Ratih Sulistyowati, S.Pd MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2017 i

180 KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan karunianya yang tiada terkira, pada akhirnya buku panduan bagi pembina dalam rangka untuk mendukung buku Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata berbasis Partisipasi ini dapat disusun. Buku panduan bagi pembina ini disusun dengan maksud sebagai acuan bagi pembina dalam melaksanakan pembinaan kepada sekolah imbas Adiwiyata berbasis Partisipasi. Buku ini berisi tentang: (1) pendahuluan; (2) Dasar Hukum; (3) Tujuan; (4) Prinsip, Prasyarat, dan tugas Pembina; (5) Tata Tertib Bagi Pembina; (6) Rencana dan Prosedur Pelaksanaan Pembinaan; dan (7) Penutup. Dalam hal ini pembina diharapkan dapat memfasilitasi sekolah imbas dalam seluruh rangkaian kegiatan pembinaan mulai awal hingga akhir pembinaan, sehingga dengan begitu pembinaan dapat berjalan dengan baik dan lancar. Semoga Buku Panduan bagi Pembina ini dapat bermanfaat bagi pembina dan juga sekolah imbas sehingga dapat mencegah dan mengurangi kesalahan serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami selama pembinaan dilaksanakan. Salatiga, Februari 2017 Penulis ii

181 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan... 3 BAB II PRINSIP PEMBINAAN, PRASYARAT DAN TUGAS PEMBINA, SERTA TATA TERTIB BAGI PEMBINA Prinsip Pembinaan Prasyarat Pembina Tugas Pembina Tata Tertib Bagi Pembina Kode Etik Pembinaan... 6 BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBINAAN Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Berbasis Partisipasi Rencana Pelaksanaan Pembinaan Penanggung Jawab Narasumber/Pembina Waktu dan Tempat Struktur Organisasi Kepengeurusan Pembinaan Materi Pembinaan Metode dan Media Pembinaan iii

182 3.3 Prosedur Pembinaan Persiapan Pembinaan Kegiatan Pra-Pembinaan Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan Pengakhiran Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Monitoring Evaluasi Pelaporan BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

183 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata Tabel 3.2. Jadwal Pemberian Penghargaan Adiwiyata Tabel 3.3. Jadwal Pelaksanaan Program Pembinaan Dalam Satu Tahun Tabel 3.4. Jadwal Untuk Pembina Tabel 3.5. Rincian Kegiatan Pembina Tabel 3.6. Format Penilaian Proses Tabel 3.7. Format Evaluasi Akhir Pembinaan Tabel 3.8. Format Rekapitulasi Hasil Penilaian v

184 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi... 9 Gambar 3.2. Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan Gambar 3.3. Flowcharts Kegiatan Pembina Dalam Pelaksanan Pembinaan vi

185 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan Lampiran 2. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi vii

186

187 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Adiwiyata merupakan kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kementerian Lingkungan Hidup yang bertujuan untuk mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup (BPLH, 2012: 2). Terintegrasinya pendidikan lingkungan hidup kedalam program sekolah diharapkan dapat menjadi proses pembiasaan untuk tercapainya pengembangan perilaku, sikap dari siswa untuk menghargai, mencintai dan memelihara lingkungan hidup yang dapat menjadi kebiasaan sehari-hari (Landriany, 2014: 82). Pembinaan Adiwiyata merupakan salah satu program yang diberikan kepada sekolah-sekolah dalam rangka membantu mewujudkan sekolah Adiwiyata. Secara teoritis berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata menyatakan bahwa tujuan akhir dari pembinaan Adiwiyata adalah untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya dan peduli lingkungan, dimana tujuan tersebut kemudian menjadi acuan dalam merumuskan bagaimana pembinaan harus dilakukan dalam interaksi edukatif antara pembina dan juga sekolah imbasnya. Oleh sebab itu melihat pentingnya pembinaan yang harus diberikan kepada sekolah imbas, maka keseluruhan aspek dalam pembinaan harus terencana dengan baik dengan melibatkan semua pihak agar tujuan utama program Adiwiyata dapat tercapai. Ruang lingkup pembinaan yang dimaksudkan dalam kajian ini adalah mengarah pada terbentuknya pemahaman yang kuat mengenai Adiwiyata oleh sekolah 1

188 imbas melalui kajian mendalam berikut implementasinya. Terbentuknya pemahaman tersebut kemudian berdampak positif kepada kesadaran atau motivasi sekolah imbas untuk menjalankan program Adiwiyata. Kesadaran tersebut dapat dilihat dari capaian pelaksanaan program Adiwiyata yang dilakukan sekolah imbas, dimana penekanan utamanya adalah berbasis kepada tujuan. Model pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini memberikan kesempatan kepada pembina dan juga sekolah imbas untuk saling bekerjasama dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata, dimana kedua belah pihak saling memiliki peran dan tanggungjawab yang diemban bersama sehingga kedua belah pihak samasama diuntungkan. 1.2 Dasar Hukum Beberapa dasar hukum yang mendukung program adiwiyata adalah: 11. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 12. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah; 2

189 18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah; 19. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata; 20. Nota Penandatanganan Kerjasama Antara Menteri Pendidikan Nasional dengan Menteri Lingkungan Hidup tentang Pendidikan Lingkungan Hidup pada Tanggal 1 Februari Tujuan Penyusunan buku panduan bagi Pembina untuk pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Pembina mengenai pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata serta memberikan pedoman mengenai operasionalisasi kegiatan yang harus dilaksanakan pada setiap tahap pembinaan. 3

190 4

191 BAB II PRINSIP PEMBINAAN, PRASYARAT DAN TUGAS PEMBINA, SERTA TATA TERTIB BAGI PEMBINA 2.1 Prinsip Pembinaan 1. Efektif dan efisien, memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. 2. Berorientasi pada pemecahan masalah atau kebutuhan sekolah imbas dalam melaksanakan program Adiwiyata 3. Inovatif 4. partisipatif 2.2 Prasyarat Pembina 10) Berlatar belakang pendidikan minimal S1 dalam bidang pendidikan 11) Menguasai program Adiwiyata 12) Memiliki minat yang kuat dalam kegiatan pembinaan 13) Memiliki pengalaman yang memadai sesuai dengan materi pembinaan 14) Bertanggungjawab terhadap jalannya pembinaan 15) Memiliki kemampuan pemimpin 16) Memiliki kecakapan dan keterampilan sebagai pembina, mampu membangkitkan semangat 17) Memiliki dedikasi yang tinggi untuk kepentingan pelestarian lingkungan hidup 18) Dapat menjadi penghubung antara sekolah imbas dengan pihak-pihak terkait utamanya dengan BLH dan Dinas Pendidikan terkait. Dalam hal ini pembina menjadi acuan atau percontohan bagi sekolah imbas selama proses pembinaan. 5

192 2.3 Tugas Pembina Sesuai dengan struktur organisasi pembinaan yang dimuat pada buku Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi, tugas pembina adalah: 11) Bersama dengan pengurus pembinaan menyiapkan rancangan kegiatan 12) Bersama dengan pengurus pembinaan menyiapkan materi kegiatan 13) Memberikan penjelasan pada saat kegiatan prapembinaan (sosialisasi) 14) Memandu pelaksanaan pembinaan 15) Bersama dengan pengurus pembinaan memantau kegiatan pembinaan 16) Melakukan interaksi dengan sekolah imbas melalui forum diskusi 17) Memberikan umpan balik terhadap kegiatan dalam pembinaan dan diskusi 18) Mengevaluasi capaian sekolah imbas 2.4 Tata Tertib Bagi Pembina Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan pembina selama kegiatan pembinaan 1. Pembina datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah disepakati 2. Pembina hadir maksimal 15 menit sebelum kegiatan dimulai 3. Pembina dilarang merokok 2.5 Kode Etik Pembina i. Melakukan pembinaan dan evaluasi secara obyektif dan independen sesuai fakta di lapangan; j. Menaati semua ketentuan mekanisme pembinaan dan evaluasi; 6

193 k. Tidak menerima dan/atau menjanjikan untuk memberikan sesuatu dalam bentuk apapun yang berhubungan dengan pembinaan dan evaluasi; l. Berkomunikasi secara sopan dan profesional dalam melaksanakan pembinaan dan evaluasi; m. Berpenampilan pantas dan rapi dalam melaksanakan pembinaan dan evaluasi; n. Menjaga rahasia hasil evaluasi sesuai ketentuan yang berlaku; o. Pelanggaran terhadap kode etik dapat dikenakan sanksi berupa pemberhentian sebagai tim Adiwiyata; p. Pemberhentian tim Adiwiyata dilakukan pada tingkat Kabupaten/Kota oleh Bupati/Walikota, tingkat Propinsi oleh Gubernur, tingkat Nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. 7

194 8

195 BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PELAKSANAANPEMBINAAN 3.1 Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Berbasis Partisipasi Pembinaan Adiwiyata berbasis partisipasi membutuhan bantuan alur berpikir melalui paradigma model dimana alur yang mencerminkan proses pembinaan akan membantu memberikan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembinaan. Berikut adalah gambar alur model dalam pembinaan secara lebih jelas. Manajemen Pembinaan sekolah imbas berbasis partisipasi Identifikasi Kebutuhan Perumusan Tujuan Penyusunan Kegiatan Koordinasi dengan Dinasi Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup Pengorganis asian pengurus dan sekolah imbas Kegiatan prapembinaan: sosialisasi & bimbingan teknik Pembinaan sekolah imbas Kegiatan Akhir: Refleksi dan rencana tindak lanjut Tujuan Pembinaan: sekolah imbas seko lah Adiwiyata Monitoring & Evaluasi program Perencanaan Pengorganisasian & pelaksanaan Monitoring & Evaluasi Gambar 3.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi 9

196 3.2 Rencana Pelaksanaan Pembinaan Penanggung Jawab Penanggung jawab dalam pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini adalah pengurus pembinaan dan serta seluruh sekolah imbas Narasumber/Pembina Narasumber dalam menyampaikan materi pembinaan berasal dari: 1. Dinas Pendidikan 2. Dinas Lingkungan Hidup 3. Ketua Adiwiyata sekolah induk Waktu dan Tempat Waktu pembinaan disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat dan disepakati antara sekolah imbas dengan pembina dan dilaksanakan dalam jangka satu tahun. Dalam menetapkan waktu, sekolah imbas diundang jauh sebelum penyelenggaraan pembinaan sehingga mereka dapat menyesuaikan dengan agenda kegiatannya. Waktu pembinaan ini pula ditentukan berdasarkan kebutuhan masing-masing sekolah serta tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah kalender Adiwiyata yang diberikan oleh pemerintah sebagai acuan dalam membuat jadwal pembinaan agar baik sekolah induk maupun sekolah imbas mengetahui rentang waktu yang diberikan oleh pemerintah dalam pelaksanaan Adiwiyata. Tabel 3.1. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Penyempurnaan Panduan Adiwiyata Oktober 2. Sosialisasi Panduan Adiwiyata November 10

197 3. Pelatihan/TOT Desember 4. Pembinaan Adiwiyata Januari- Desember 5. Monitoring Januari- Desember 6. Pemberian Penghargaan Maret-Juni 7. Evaluasi keterlaksanaan program Adiwiyata 8. Informasi dan komunikasi Adiwiyata November Desember Tabel 3.2. Jadwal Pemberian Penghargaan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Evaluasi pelaksanaan program Adiwiyata tingkat Kab/kota Minggu Maret I-IV 2. Pengiriman sekolah Adiwiyata terbaik tingkat Kab/kota ke BLH Provinsi 3. Evaluasi pelaksanaan program Adiwiyata tingkat Provinsi 4. Pengiriman sekolah Adiwiyata terbaik tingkat Provinsi ke KLH Provinsi untuk di evaluasi sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 5. Evaluasi untuk penetapan sekolah Adiwiyata Nasional tingkat Nasional oleh Tim Nasional 6. Pemberian Penghargaan kepada sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Minggu I April Minggu I-IV April Minggu IV April Minggu I-IV Mei Minggu I-II Juni 11

198 3.2.4 Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan Struktur organisasi kepengurusan pembinaan meliputi Dinas Lingkungan Hidup yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan pembinaan yang dibantu oleh pengurus pembinaan. Pengurus bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pelaksanaan pembinaan. Karena pembinaan dilakukan dengan pendekatan partisipatif, sehingga dalam pembentukan kepengurusan juga dilibatkan dari pihak sekolah imbas, misalnya sekolah imbas dilibatkan sebagai anggota. Dalam struktur kepengurusan pembinaan, mulai dari ketua yang merangkap sekaligus menjadi pembina bagi sekolah imbas memiliki kedudukan yang sama dengan sekretaris, bendahara, dan anggota, dimana kesemuanya dapat menyampaikan pendapat masing-masing. Berikut adalah struktur organisasi kepengurusan pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi. Dinas Lingk. Hidup Dinas Pendidikan Ketua/Pembina Sekretaris Bendahara Anggota dari sekolah induk dan sekolah imbas Sekolah Imbas Gambar 3.2. Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan 12

199 3.2.5 Materi Pembinaan Materi pembinaan program Adiwiyata secara umum sesuai dengan ketentuan materi pembinaan meliputi: (1) tujuan, program, materi Adiwiyata seperti: komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata. Pengkajian kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana; (2) penyusunan rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata; (3) pelaksanaan kegiatan program Adiwiyata di sekolah; (4) pemantauan dan evaluasi oleh sekolah; (5) pembuatan dan penyampaian laporan oleh Sekolah. Namun, dalam pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini, materi pembinaan untuk masing-masing sekolah dapat berbeda-beda tergantung kebutuhan dan kondisi lingkungan di masing-masing sekolah imbas. Langkah-langkah kongkrit yang dapat ditempuh untuk menyusun dan mengembangkan isi materi pembinaan adalah sebagai berikut (Fauzi, 2011: 70): 5. Menetapkan tujuan sesuai permasalahan atau kesenjangan yang ingin diatasi melalui pembinaan. 6. Menyusun daftar materi pembinaan. Isi materi terdiri dari topik-topik serta sub topik tertentu, dimana masing-masing topi dan sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. 7. Menetapkan urutan prioritas topik materi sesuai tuntutan dari tujuan. Untuk menetapkan urutan prioritas bisa dilakukan dengan membuat kategori 13

200 materi mulai dari materi yang harus diketahui, berguna untuk diketahui, atau menarik untuk diketahui. 8. Menyusun daftar prioritas materi berdasarkan urutan prioritasnya Metode dan Media Pembinaan Metode pembinaan yang dipergunakan antara lain: (1) penyampaian informasi mengenai kasus atau fakta-fakta yang ada disekolah imbas berdasarkan konsep atau teori yang relevan dengan sekolah Adiwiyata; (2) tanya jawab atas ide atau gagasan yang berdasarkan pada kebutuhan masing-masing sekolah imbas; (3) mengambil sikap untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada disekolah imbas untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Terkait dengan penggunaan media untuk memperjelas materi pembinaan, digunakan (1) media langsung yang diambil sebagai contoh hasil Adiwiyata yang telah dilakukan oleh sekolah induk, (2) melalui pemutaran video ataupun gambar-gambar proses kegiatan yang berkaitan dengan materi Adiwiyata. 3.3 Prosedur Pembinaan Berikut adalah flowcharts kegiatan yang akan dilakukan oleh pembina selama pembinaan dilaksanakan. 14

201 Persiapan: Pembina mengikuti rakoor dan mempersiapkan materi untuk kegiatan prapembinaan Pra-pembinaan: memotivasi, menyampaikan materi, menentukan bersama sekolah imbas teknik, materi, dan waktu pembinaan Pengakhiran: menyampaikan hasil capaian sekolah imbas, memandu evaluasi program pembinaan, dan rencana tindak lanjut Pembinaan: melakukan pembinaan sesuai dengan jadwal, berdiskusi dengan sekolah imbas Gambar 3.3. Flowcharts Kegiatan Pembina Dalam Pelaksanaan Pembinaan Pembinaan berbasis partisipasi ini dilaksanakan dengan langkah-langkah: 1. Persiapan Pembinaan Dalam kegiatan persiapan yang diperlukan pembina adalah: a. Mengikuti rapat-rapat dibawah koordinasi ketua pengurus. b. Mempersiapkan diri dengan mempelajari materi pembinaan secara umum c. Mempersiapkan materi pengenalan Adiwiyata yang akan diberikan dalam kegiatan pra-pembinaan. Materi meliputi: latar belakang dibuatnya program Adiwiyata, apa tujuan pembuatan program, manfaat program, keuntungan-keuntungan mengikuti program Adiwiyata, penghargaan yang didapat 15

202 dengan mengikuti program Adiwiyata, serta bagaimana implementasi Adiwiyata di sekolah. Penyampaian materi dapat didukung dengan menampilkan video atau gambar-gambar yang mendukung yang dikemas dalam bentuk presentasi awal Pembina. d. Memberikan penjelasan mengenai tujuan program e. Memotivasi sekolah imbas dengan menyampaikan manfaat pembinaan. f. Memberikan bimbingan teknik mengenai pelaksanaan program Adiwiyata. g. Memberikan penjelasan mengenai administrasi apa saja yang harus dilakukan oleh sekolah imbas beserta langkah-langkahnya. h. Memimpin diskusi bersama dengan sekolah imbas dalam bentuk termin seputar program Adiwiyata. i. Melakukan persetujuan dengan sekolah melalui penandanganan MoU sehingga sekolah sebaagi peserta dapat menjadi sekolah imbas dari sekolah induk secara resmi. Informasi nomor a s/d d dapat dipelajari pada Buku Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi. 2. Kegiatan Pra-pembinaan Dalam kegiatan pra-pembinaan, tugas pembina adalah: a. Memimpin jalannya diskusi untuk pembentukan pengurus pembinaan yang melibatkan sekolah imbas. b. Melakukan diskusi bersama untuk menganalisis kebutuhan dan kemampuan masing-masing sekolah imbas. 16

203 c. Menentukan bersama dengan sekolah imbas tujuan pembinaan pada masing-masing sekolah. d. menentukan bersama sekolah imbas untuk materi pembinaan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing sekolah imbas berdasarkan yang paling banyak dibutuhan oleh sekolah imbas e. menentukan bersama dengan sekolah imbas untuk jadwal pembinaan disesuaikan dengan kebutuhan pembinaan sekolah imbas. f. Menentukan bersama sekolah imbas mengenai teknik pembinaan yang akan dilaksanakan. 3. Pelaksanaan Pembinaan Langkah-langkah yang dilakukan pembina selama pelaksanaan pembinaan meliputi: a. Melakukan pembinaan ke sekolah-sekolah imbas sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan bersama dengan sekolah imbas untuk memantau kegiatan dalam program Adiwiyata yang dijalankan oleh sekolah imbas b. Berdiskusi dengan sekolah imbas mengenai kendalakendala yang dihadapi oleh sekolah imbas dalam mengimplementasikan program Adiwiyata c. Memberikan laporan tengah pembinaan dan akhir pembinaan mengenai kemajuan sekolah imbas dalam selama mengikuti pembinaan. Berikut adalah contoh rincian jadwal program pembinaan selama satu tahun, jadwal untuk pembina, dan rincian kegiatan pembinaan. 17

204 NO Tabel 3.3. Jadwal Pelaksanaan Program Pembinaan Dalam Satu Tahun WAKTU BULAN NAMA KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Sosialisasi program sekolah adiwiyata oleh sekolah induk Penandatanganan MoU dan pembentukan Pengurus Pembinaan Sosialisasi Adiwiyata lanjut dan penentuan bersama teknik, materi, dan waktu pembinaan 3 Pelaksanaan Pembinaan 4 Pengakhiran 18

205 Tabel 3.4. Jadwal Untuk Pembina No Frekuensi Durasi/ Kegiatan Pertemuan Rentang Waktu 1 Satu kali 3 jam Kegiatan persiapan 2 Dua jam Kegiatan pra-pembinaan 3 Disesuaikan Satu Pelaksanaan pembinaan dengan tahun dan pelaporan jadwal yang telah ditentukan pembinaan 4 Satu kali 2 jam Kegiatan pengakhiran 19

206 Tabel 3.5. Rincian Kegiatan Pembinaan Persiapan Keg. peserta Keg. Pembina Hari Pukul Target Peserta mengikuti kegiatan persiapan a. Mengikuti rapat-rapat dibawah koordinasi ketua pengurus. b. Mempelajari materi Adiwiyata secara umum. c. Persiapan materi d. Penyampaian materi e. Memimpin diskusi terbuka f. Penandatanganan MoU Disesuaikan Disesua ikan a. Sekolah imbas memahami tujuan pembinaan dan termotivasi untuk mengikuti program b. Sekolah imbas memahami bagaimana prosedur pelaksanaan program Adiwiyata. c. Sekolah yang diundang mau menjadi sekolah imbas Adiwiyata dari sekolah induk. Pra-pembinaan Mengikuti kegiatan pra-pembinaan a. Memandu untuk menentukan kebutuhan masingmasing sekolah, membuat rumusan tujuan, penentuan materi pembinaan, Disesuaikan Disesua ikan a. Dapat ditentukan secara bersama materi, teknik, dan waktu pembinaan. 20

207 teknik pembinaan, dan waktu pembinaan Pelaksanaan Pembinaan Melaksanakan program Adiwiyata a. Memandu pelaksanaan program b. Melakukan diskusi dengan sekolah imbas c. Memantau kegiatan di sekolah imbas d. Memberikan masukan mengenai capaian sekolah imbas Disesuaikan Disesua ikan a. Sekolah imbas dapat menjalankan program Adiwiyata dengan baik b. Masalah yang dihadapi sekolah imbas ketika mengimplementasi program Adiwiyata dapat di atasi c. Capaian sekolah imbas dapat terpantau dengan baik Kegiatan Pengakhiran - a. Mengevaluasi capaian sekolah imbas b. Mengevaluasi program pembinaan c. Mengadakan refleksi dan saran tindak lanjut Disesuaikan Disesua ikan a. Sekolah imbas mengetahui capaiannya b. Mendapatkan saran tindak lanjut untuk perbaikan program pembinaan 21

208 4. Kegiatan Pengakhiran a. Pembina memberikan hasil capaian sekolah imbas b. Pembina memandu dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program pembinaan c. Pembina memandu dalam mendiskusikan rencana tindak lanjut pembinaan dengan sekolah imbas 3.4 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Secara umum, untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporannya dapat dilihat dalam buku panduan monitoring dan evaluasi yang disediakan. 1. Monitoring Pembina melakukan monitoring terhadap jalannya pembinaan di masing-masing sekolah imbas dengan menggunakan instrumen yang sudah disediakan. Setelah itu pembina merekap hasil monitoring dan kemudian membuat laporan yang akan diberikan kepada pengurus pembinaan. Instrumen monitoring terdapat pada lampiran Evaluasi a. Pembina melakukan evaluasi yang dilaksanakan selama kegiatan pembinaan. Berikut adalah tabel format penilaian proses. No Tabel 3.6. Format Penilaian Proses Nama Perkembangan sekolah Bulan Sekolah 1. X Mis: Februari

209 b. Pembina melakukan evaluasi hasil capaian sekolah imbas. Berikut adalah format evaluasi hasil yang dilakukan oleh pembina. Tabel 3.7. Format evaluasi akhir pembinaan No Nama Sekolah Capaian sekolah 1. X.... Kendala pembinaan: 1. Kendala yang dialami pembina Kendala yang dialami sekolah imbas.. 3. Kendala lainnya.. 3. Pelaporan Pembina membuat laporan hasil evaluasi sekolah imbas serta kendala yang dihadapi baik dari sekolah imbas maupun pembina sendiri selama kegiatan pembinaan berlangsung. 23

210 Tabel 3.8. Format Rekapitulasi Hasil Penilaian No Nama Aspek Uraian Sekolah 1. X 1. Keaktifan selama pembinaan 2. Membentuk tim Adiwiyata sekolah 3. Kemampuan mengetahui potensi sekolah 4. Kemampuan menganalisis kebutuhan sekolah 5. Kemampuan membuat SK, KD, Silabus, dan RPP mengenai Adiwiyata 6. Kemampuann menyusun RKAS sekolah dengan menyisipkan kegiatan Adiwiyata 7. Kemampuan menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan program Adiwiyata 8. Motivasi sekolah imbas dalam mengikuti pembinaan 9. Inovasi dalam mewujudkan sekolah Adiwiyata

211 BAB IV PENUTUP Kunci keberhasilan pembinaan sekolah imbas adalah: 1. Pembina menguasai materi pembinaan secara keseluruhan. 2. Materi yang akan disampaikan sesuai dengan tujuan. 3. Adanya kejelasan dalam penyampaian materi. 4. Adanya komunikasi aktif antara pembina dan sekolah imbas. 5. Pembina mampu menciptakan suasana yang menyenangkan dalam penyampaian materi 6. Pembina mampu menjawab dengan baik terhadap apa yang belum diketahui sekolah imbas 7. Pembina melakukan pembinaan dengan satu tekad yang kuat untuk mencapai tujuan Pihak-pihak yang terlibat dalam pembinaan adalah: 1. Sekolah induk sebagai pelaksana model pembinaan 2. Dinas Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup yang mengatasi program Adiwiyata 3. Sekolah imbas sebagai peserta pembinaan Pihak-pihak terkait tersebut diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal dalam pelaksanaan pembinaan sehingga akan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pembinaan sekolah imbas, sehingga pada akhirnya tujuan program pembinaan dapat tercapai. 25

212 26

213 DAFTAR PUSTAKA Fauzi, I.K Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta Landriany, E Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; ISSN: ; EISSN: Permen Negara Lingkungan Hidup nomor 5 Tahun 2013 Panduan Adiwiyata Jakarta: KLH 27

214

215 LAMPIRAN 29

216 30

217 Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan Tabel 1. Penentuan materi pembinaan sesuai kebutuhan sekolah imbas Kebutuhan dan Tujuan No Nama Sekolah Materi Teknik Pembinaan kondisi lingk. pembinaan 1 1

218 Lampiran 2 Tabel 2. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi Hasil yang Capaian No Kegiatan ingin Belum Dalam capai dilakukan proses Keterangan terpenuhi 2

219

220

221 DRAFT BUKU PANDUAN SEKOLAH IMBAS UNTUK PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI Ratih Sulistyowati, S.Pd MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2017 i

222 KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan karunianya yang tiada terkira, pada akhirnya buku panduan bagi sekolah imbas dalam rangka untuk mendukung buku Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata berbasis Partisipasi ini dapat disusun. Buku panduan sekolah imbas ini disusun dengan maksud sebagai panduan bagi sekolah imbas dalam melaksanakan program Adiwiyata agar langkah-langkah dalam pelaksanaan pembinaan dapat diketahui oleh sekolah imbas. Buku ini berisi tentang: (1) pendahuluan; (2) Dasar Hukum; (3) Tujuan; (4) Manfaat; (5) Prinsip pembinaan, Prasyarat, dan Tugas Sekolah Imbas; (5) Tata Tertib Bagi Sekolah Imbas; (6) Rencana dan Prosedur Pelaksanaan Pembinaan; (7) Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan; serta (8) Penutup. Dalam hal ini sekolah imbas diharapkan dapat menjalankan program Adiwiyata dengan baik di sekolah masing-masing mulai awal hingga akhir pembinaan, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah. Semoga Buku Panduan bagi sekolah imbsa ini dapat bermanfaat bagi masing-masing sekolah imbas sehingga dapat mencegah dan mengurangi kesalahan serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami selama pembinaan dilaksanakan atau selama pengimplementasian program Adiwiyata. Salatiga, Februari 2017 ii Penulis

223 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dasar Hukum Tujuan Pembinaan Manfaat... 4 BAB II PRINSIP PEMBINAAN, PRASYARAT DAN TUGAS SEKOLAH IMBAS, SERTA TATA TERTIB DALAM PEMBINAAN Prinsip Pembinaan Prasyarat Sekolah Imbas Tugas Sekolah Imbas Tata Tertib Dalam Pembinaan... 6 BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBINAAN Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Berbasis Partisipasi Rencana Pelaksanaan Pembinaan Penanggung Jawab Narasumber/Pembina Waktu dan Tempat Struktur Organisasi Kepengerusan Pembinaan Materi Pembinaan Metode dan Media Pembinaan iii

224 3.2.7 Struktur Program Pembinaan Prosedur Pembinaan Kegiatan Persiapan Kegiatan Pra-Pembinaan Pelaksanaan Pembinaan Kegiatan Pengakhiran Monitoring, Evaluasi dan Pelapoan Monitoring Evaluasi Pelaporan BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN iv

225 DAFTAR TABEL Tabel 3.1. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata... 8 Tabel 3.2. Jadwal Pemberian Penghargaan Adiwiyata... 9 Tabel 3.3. Struktur Program Pembinaan Tabel 3.4. Jadwal Pelaksanaan Program Pembinaan Dalam Satu Tahun Tabel 3.5. Jadwal Untuk Sekolah Imbas Tabel 3.6. Rincian Jadwal Pembinaan Tabel 3.7. Format Penilaian Proses Tabel 3.8. Format Evaluasi Akhir Pembinaan v

226 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi... 7 Gambar 3.2. Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan Gambar 3.3. Flowcharts Alur Kegiatan Pembinaan vi

227 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan... 1 Lampiran 2. Instrumen monitoring Pelaksanaan Program Adiwiyata di Sekolah Imbas Adiwiyata... 2 vii

228

229 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan meningkatnya segala kebutuhan baik perorangan maupun kebutuhan sosial. Hal ini secara tidak langsung telah menimbulkan berbagai dampak, terutama dampak negatif pada lingkungan, diantaranya adalah pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang mengakibatkan penurunan kualitas atau degradasi lingkungan (Daryanto, 2013: 4). Pengelolaan lingkungan yang dilakukan dapat dikatakan efektif tergantung dari upaya mengadopsi etika yang baik dalam berperilaku, sehingga melihat dari sikap dan aktivitas yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan maka Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) perlu diberikan kepada masyarakat terutama kepada anak agar terbentuk kesadaran dan sikap peduli lingkungan sejak dini (Hamzah, 2012: 14). Salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah dalam rangka pewujudan PLH adalah program Adiwiyata. Program Adiwiyata bertujuan mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup (BPLH, 2016: 2). Sehingga, terintegrasinya pendidikan lingkungan hidup ke dalam program sekolah diharapkan dapat menjadi proses pembiasaan untuk tercapainya pengembangan perilaku, sikap dari siswa untuk menghargai, mencintai dan memelihara lingkungan hidup yang dapat menjadi kebiasaan seharihari (Landriany, 2014: 82). 1

230 Sasaran dalam program Adiwiyata ini sendiri adalah keseluruhan komponen, mulai dari lingkungan di dalam sekolah, warga sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, hingga siswa, lingkungan di luar sekolah, serta warga yang tinggal disekitar sekolah diajak berpartisipasi dalam program ini. Untuk mencapai tujuan tersebut, semua pihak harus turut ambil bagian dalam setiap tugas dan perannya masing-masing. Dalam hal ini berarti partisipasi seluruh pihak memegang peranan penting dalam upaya pencapaian tujuan tersebut, sehingga diperlukan tugas dan peran yang jelas dari masing-masing pihak agar pelaksanaan program Adiwiyata dapat berjalan maksimal. Pembinaan Adiwiyata merupakan salah satu program yang diberikan kepada sekolah-sekolah dalam rangka membantu mewujudkan sekolah Adiwiyata. Secara teoritis berdasarkan buku panduan pembinaan Adiwiyata tujuan akhir dari pembinaan Adiwiyata adalah untuk mewujudkan sekolah yang berbudaya dan peduli lingkungan, dimana tujuan tersebut kemudian menjadi acuan dalam merumuskan bagaimana pembinaan harus dilakukan dalam interaksi edukatif antara pembina dan juga sekolah imbasnya. Oleh sebab itu melihat pentingnya pembinaan yang harus diberikan kepada sekolah imbas, maka keseluruhan aspek dalam pembinaan harus terencana dengan baik dengan melibatkan semua pihak agar tujuan utama program Adiwiyata dapat tercapai. Ruang lingkup pembinaan yang dimaksudkan adalah mengarah pada terbentuknya pemahaman yang kuat mengenai Adiwiyata oleh sekolah imbas melalui kajian mendalam berikut implementasinya. Terbentuknya pemahaman tersebut kemudian berdampak positif kepada kesadaran atau motivasi 2

231 sekolah imbas untuk menjalankan program Adiwiyata. Kesadaran tersebut dapat dilihat dari capaian pelaksanaan program Adiwiyata yang dilakukan sekolah imbas, dimana penekanan utamanya adalah berbasis kepada tujuan. Buku panduan bagi sekolah imbas ini merupakan jabaran rinci dari model pembinaan berbasis partisipasi yang telah dibuat, dengan harapan sekolah imbas dapat terbantu dengan rincian tugas dan tanggung jawab yang lebih jelas dan lebih mudah untuk dipahami, sehingga dapat menjalankan program Adiwiyata dengan jauh lebih baik secara partisipatif dengan sekolah induk. 1.2 Dasar Hukum Beberapa dasar hukum yang mendukung program adiwiyata adalah: 21. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 22. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah; 23. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup; 24. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 25. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; 26. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Sampah; 28. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse dan Recycle Melalui Bank Sampah; 3

232 29. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Adiwiyata; 30. Nota Penandatanganan Kerjasama Antara Menteri Pendidikan Nasional dengan Menteri Lingkungan Hidup tentang Pendidikan Lingkungan Hidup pada Tanggal 1 Februari Tujuan Pembinaan Penyusunan buku panduan bagi Pembina untuk pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini bertujuan untuk memberikan pedoman bagi Pembina mengenai pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata serta memberikan pedoman mengenai operasionalisasi kegiatan yang harus dilaksanakan pada setiap tahap pembinaan. 1.4 Manfaat Pembinaan ini dapat memberikan manfaat bagi sekolah imbas, yaitu: a. Menanamkan sikap cinta lingkungan bagi seluruh warga sekolah imbas b. Sekolah imbas menjadi sekolah Adiwiyata 4

233 BAB II PRINSIP PEMBINAAN, PRASYARAT DAN TUGAS SEKOLAH IMBAS, SERTA TATA TERTIB DALAM PEMBINAAN 2.1 Prinsip Pembinaan 5. Efektif dan efisien, memanfaatkan potensi dan peluang yang ada. 6. Berorientasi pada pemecahan masalah atau kebutuhan sekolah imbas dalam melaksanakan program Adiwiyata 7. Inovatif 8. Partisipatif 2.2 Prasyarat Sekolah Imbas 2) Sekolah-sekolah yang belum mendapatkan penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata tingkat mandiri 3) Memiliki motivasi yang kuat untuk mengikuti pembinaan sekolah imbas Adiwiyata 2.3 Tugas Sekolah Imbas 1. Melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan selama pembinaan 2.4 Tata Tertib Dalam Pembinaan Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan pembina selama kegiatan pembinaan: 4. Peserta datang tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah disepakati 5. Peserta hadir maksimal 15 menit sebelum kegiatan dimulai 6. Selama pembinaan berlangsung, peserta berpakaian bebas dan rapi 5

234 7. Peserta dilarang merokok 6

235 BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBINAAN 3.5 Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Berbasis Partisipasi Pembinaan Adiwiyata berbasis partisipasi membutuhan bantuan alur berpikir melalui paradigma model dimana alur yang mencerminkan proses pembinaan akan membantu memberikan arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembinaan. Berikut adalah gambar alur model dalam pembinaan secara lebih jelas. Manajemen Pembinaan sekolah imbas berbasis partisipasi Identifikasi Kebutuhan Perumusan Tujuan Penyusunan Kegiatan Koordinasi dengan Dinasi Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup Pengorganis asian pengurus dan sekolah imbas Kegiatan prapembinaan: sosialisasi & bimbingan teknik Pembinaan sekolah imbas Kegiatan Akhir: Refleksi dan rencana tindak lanjut Tujuan Pembinaan: sekolah imbas seko lah Adiwiyata Monitoring & Evaluasi program Perencanaan Pengorganisasian & pelaksanaan Monitoring & Evaluasi Gambar 3.1. Bagan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata Berbasis Partisipasi 7

236 3.6 Rencana Pelaksanaan Pembinaan Penanggung Jawab Penanggung jawab dalam pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini adalah pengurus pembinaan dan serta seluruh sekolah imbas Narasumber/Pembina Narasumber dalam menyampaikan materi pembinaan berasal dari: 4. Dinas Pendidikan 5. Dinas Lingkungan Hidup 6. Ketua Adiwiyata sekolah induk Waktu dan Tempat Waktu pembinaan disesuaikan dengan jadwal yang telah dibuat dan disepakati antara sekolah imbas dengan pembina dan dilaksanakan dalam jangka satu tahun. Dalam menetapkan waktu, sekolah imbas diundang jauh sebelum penyelenggaraan pembinaan sehingga mereka dapat menyesuaikan dengan agenda kegiatannya. Waktu pembinaan ini pula ditentukan berdasarkan kebutuhan masing-masing sekolah serta tujuan yang ingin dicapai. Berikut adalah kalender Adiwiyata yang diberikan oleh pemerintah sebagai acuan dalam membuat jadwal pembinaan agar baik sekolah induk maupun sekolah imbas mengetahui rentang waktu yang diberikan oleh pemerintah dalam pelaksanaan Adiwiyata. Tabel 3.1. Kalender Program Kegiatan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Penyempurnaan Panduan Oktober Adiwiyata 2. Sosialisasi Panduan Adiwiyata November 3. Pelatihan/TOT Desember 4. Pembinaan Adiwiyata Januari-Desember 8

237 No Kegiatan Waktu 5. Monitoring Januari-Desember 6. Pemberian Penghargaan Maret-Juni 7. Evaluasi keterlaksanaan November program Adiwiyata 8. Informasi dan komunikasi Desember Adiwiyata Tabel 3.2. Jadwal Pemberian Penghargaan Adiwiyata No Kegiatan Waktu 1. Evaluasi pelaksanaan program Minggu I-IV Adiwiyata tingkat Kab/kota Maret 2. Pengiriman sekolah Adiwiyata Minggu I April terbaik tingkat Kab/kota ke BLH Provinsi 3. Evaluasi pelaksanaan program Minggu I-IV Adiwiyata tingkat Provinsi April 4. Pengiriman sekolah Adiwiyata Minggu IV April terbaik tingkat Provinsi ke KLH Provinsi untuk di evaluasi sebagai sekolah Adiwiyata Nasional 5. Evaluasi untuk penetapan sekolah Minggu I-IV Mei Adiwiyata Nasional tingkat Nasional oleh Tim Nasional 6. Pemberian Penghargaan kepada Minggu I-II Juni sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan Struktur organisasi kepengurusan pembinaan meliputi Dinas Lingkungan Hidup yang bertanggungjawab terhadap keseluruhan pembinaan yang dibantu oleh pengurus pembinaan. Pengurus bertanggungjawab terhadap pengelolaan dan pelaksanaan pembinaan. Karena pembinaan dilakukan dengan pendekatan partisipatif, sehingga dalam pembentukan kepengurusan juga dilibatkan dari pihak sekolah imbas, misalnya sekolah imbas dilibatkan sebagai 9

238 anggota. Dalam struktur kepengurusan pembinaan, mulai dari ketua yang merangkap sekaligus menjadi pembina bagi sekolah imbas memiliki kedudukan yang sama dengan sekretaris, bendahara, dan anggota, dimana kesemuanya dapat menyampaikan pendapat masing-masing. Berikut adalah struktur organisasi kepengurusan pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi. Dinas Lingk. Hidup Dinas Pendidikan Ketua/Pembina Sekretaris Bendahara Anggota dari sekolah induk dan sekolah imbas Sekolah Imbas Gambar 3.2. Struktur Organisasi Kepengurusan Pembinaan Materi Pembinaan Materi pembinaan program Adiwiyata secara umum sesuai dengan ketentuan materi pembinaan meliputi: (1) tujuan, program, materi Adiwiyata seperti: komponen, standar, dan implementasi Adiwiyata. Pengkajian kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana; (2) penyusunan rencana kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan disesuaikan dengan komponen, standar, dan 10

239 implementasi Adiwiyata; (3) pelaksanaan kegiatan program Adiwiyata di sekolah; (4) pemantauan dan evaluasi oleh sekolah; (5) pembuatan dan penyampaian laporan oleh Sekolah. Namun, dalam pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi ini, materi pembinaan untuk masing-masing sekolah dapat berbeda-beda tergantung kebutuhan dan kondisi lingkungan di masing-masing sekolah imbas. Langkah-langkah kongkrit yang dapat ditempuh untuk menyusun dan mengembangkan isi materi pembinaan adalah sebagai berikut (Fauzi, 2011: 70): 9. Menetapkan tujuan sesuai permasalahan atau kesenjangan yang ingin diatasi melalui pembinaan. 10. Menyusun daftar materi pembinaan. Isi materi terdiri dari topik-topik serta sub topik tertentu, dimana masing-masing topi dan sub topik mengandung ide-ide pokok yang relevan dengan tujuan yang telah ditetapkan. 11. Menetapkan urutan prioritas topik materi sesuai tuntutan dari tujuan. Untuk menetapkan urutan prioritas bisa dilakukan dengan membuat kategori materi mulai dari materi yang harus diketahui, berguna untuk diketahui, atau menarik untuk diketahui. 12. Menyusun daftar prioritas materi berdasarkan urutan prioritasnya. Berikut adalah tabel untuk menyesuaikan antara kebutuhan sekolah imbas dengan materi pembinaan yang akan diberikan. 11

240 3.6.6 Metode dan Media Pembinaan Proses pembinaan menggunakan pendekatan partisipasi. Antara sekolah imbas dan fasilitator ada interaksi edukatif dengan memperhatikan peran serta di antara kedua belah pihak untuk mencapai tujuan pembinaan berdasarkan rumusan materi yang dipersiapkan. Metode pembinaan yang dipergunakan antara lain: (1) penyampaian informasi mengenai kasus atau fakta-fakta yang ada disekolah imbas berdasarkan konsep atau teori yang relevan dengan sekolah Adiwiyata; (2) tanya jawab atas ide atau gagasan yang berdasarkan pada kebutuhan masing-masing sekolah imbas; (3) mengambil sikap untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada disekolah imbas untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Terkait dengan penggunaan media untuk memperjelas materi pembinaan, digunakan (1) media langsung yang diambil sebagai contoh hasil Adiwiyata yang telah dilakukan oleh sekolah induk, (2) melalui pemutaran video ataupun gambar-gambar proses kegiatan yang berkaitan dengan materi Adiwiyata Struktur Program Pembinaan Struktur program pembinaan terdiri dari jabaran kegiatan pra pembinaan, pembinaan, dan kegiatan pengakhiran yang disertai dengan alokasi waktu yang diperlukan. Berikut adalah struktur program pembinaan. 12

241 No I II III IV Tabel 3.3. Struktur Program Pembinaan Kegiatan Alokasi Waktu Kegiatan Persiapan: 1 (satu) kali 1. Penjelasan umum mengenai program pertemuan Adiwiyata (@2 jam) 2. Penandatangan MoU Pra-pembinaan: 2 (dua) kali 1. Analisis kebutuhan masing-masing pertemuan sekolah, perumusan tujuan, dan (@3 jam) penentuan materi pembinaan 2. Penentuan bersama teknik pembinaan yang akan digunakan 3. Penentuan bersama waktu pembinaan Pelaksanaan Pembinaan: 1. Implementasi program Adiwiyata di masing-masing sekolah 2. Monitoring dan evaluasi capaian sekolah oleh pembina Pengakhiran: 1. Evaluasi bersama untuk capaian tiap sekolah 2. Evaluasi bersama untuk program pembinaan 3. Diskusi tindak lanjut untuk perbaikan program 1 (satu) tahun 1 (satu) kali pertemuan (2 jam) 3.7 Prosedur Pembinaan Berikut adalah flowcharts kegiatan yang akan dilakukan oleh sekolah imbas selama pembinaan dilaksanakan. 13

242 Persiapan: - Mengikuti sosialisasi Adiwiyata - Kesepakatan penandatanganan MoU Pra-pembinaan: - Bersama dengan pembina menganalisis kebutuhan di sekolah, merumuskan tujuan, menentukan materi, menentukan teknik, dan waktu pembinaan; - Mengikuti kegiatan hingga selesai serta mengimplemtasikannya Pengakhiran: - Menyampaikan hasil capaian sekolah imbas; - Evaluasi bersama untuk program pembinaan; - Diskusi tindak lanjut untuk perbaikan program Pembinaan: - Mempelajari program yang telah disepakati; - Mengimplementasikan di sekolah, berdiskusi dengan pembina Gambar 3.3. Flowcharts Alur Kegiatan Pembinaan Pembinaan berbasis partisipasi ini dilaksanakan dengan langkah-langkah: Kegiatan Persiapan Dalam kegiatan persiapan, peserta: 1. Mengikuti penjelasan dari Pembina mengenai program Adiwiyata, keuntungan dan manfaat program, penghargaan yang didapat dengan mengikuti program Adiwiyata, serta teknis pelaksanana program. 2. Mengikuti diskusi seputar program Adiwiyata 3. Mengadakan persetujuan dengan penandatanganan MoU sebagai bentuk keterlibatan menjadi sekolah imbas. 14

243 3.7.2 Kegiatan Pra-pembinaan Peserta wajib mengikuti kegiatan pra-pembinaan pada waktu dan tempat yang telah disepakati bersama. Kegiatan pra-pembinaan meliputi: 1. Bersama-sama dengan sekolah imbas lainnya dengan dipandu Pembina untuk menganalisis kebutuhan di sekolah, merumuskan tujuan, menentukan materi, menentukan teknik, dan waktu pembinaan. 2. Peserta wajib mengikuti kegiatan hingga selesai dan mengimplementasikannya disekolah masingmasing Pelaksanaan Pembinaan Beberapa hal yang dilakukan peserta selama pelaksanaan pembinaan, yaitu: 1. Mempalajari materi program pembinaan yang telah disepakati 2. Mengimplementasikan disekolah masing-masing 3. Melakukan diskusi dengan pembina apabila mengalami kendala dalam pengimplementasian program Adiwiyata di sekolah Berikut adalah rincian jadwal program pembinaan selama satu tahun, jadwal untuk sekolah imbas, dan rincian jadwal kegiatan pembinaan. 15

244 NO Tabel 3.4. Jadwal Pelaksanaan Program Pembinaan Dalam Satu Tahun WAKTU BULAN NAMA KEGIATAN JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES Sosialisasi program sekolah adiwiyata oleh sekolah induk Penandatanganan MoU dan pembentukan Pengurus Pembinaan Sosialisasi Adiwiyata lanjut dan penentuan bersama teknik, materi, dan waktu pembinaan 3 Pelaksanaan Pembinaan 4 Pengakhiran 16

245 Tabel 3.5. Jadwal Untuk Sekolah Imbas No Frekuensi Rentang Kegiatan Pertemuan Waktu 1 1 (satu) jam Kegiatan Persiapan 2 2 (dua) jam Kegiatan pra-pembinaan 3 Disesuaikan Satu Pelaksanaan pembinaan tahun dan pelaporan pembinaan 4 Satu kali 2 jam Kegiatan pengakhiran 17

246 Tabel 3.6. Rincian Jadwal Pembinaan Persiapan Keg. peserta Keg. Pembina Hari Pukul Target Peserta mengikuti kegiatan persiapan Mengikuti kegiatan pra-pembinaan g. Mengikuti rapat-rapat dibawah koordinasi ketua pengurus. h. Mempelajari materi Adiwiyata secara umum. i. Persiapan materi j. Penyampaian materi k. Memimpin diskusi terbuka l. Penandatanganan MoU Disesua ikan Disesua ikan Pra-pembinaan b. Memandu untuk Disesua Disesua menentukan kebutuhan ikan ikan masing-masing sekolah, membuat rumusan tujuan, penentuan materi pembinaan, teknik pembinaan, dan waktu pembinaan Pelaksanaan Pembinaan d. Sekolah imbas memahami tujuan pembinaan dan termotivasi untuk mengikuti program e. Sekolah imbas memahami bagaimana prosedur pelaksanaan program Adiwiyata. f. Sekolah yang diundang mau menjadi sekolah imbas Adiwiyata dari sekolah induk. b. Dapat ditentukan secara bersama materi, teknik, dan waktu pembinaan. 18

247 Melaksanakan program Adiwiyata e. Memandu pelaksanaan program f. Melakukan diskusi dengan sekolah imbas g. Memantau kegiatan di sekolah imbas h. Memberikan masukan mengenai capaian sekolah imbas - d. Mengevaluasi capaian sekolah imbas e. Mengevaluasi program pembinaan f. Mengadakan refleksi dan saran tindak lanjut Disesua ikan Kegiatan Pengakhiran Disesua ikan Disesua ikan Disesua ikan d. Sekolah imbas dapat menjalankan program Adiwiyata dengan baik e. Masalah yang dihadapi sekolah imbas ketika mengimplementasi program Adiwiyata dapat di atasi f. Capaian sekolah imbas dapat terpantau dengan baik c. Sekolah imbas mengetahui capaiannya d. Mendapatkan saran tindak lanjut untuk perbaikan program pembinaan 19

248 3.7.4 Kegiatan Pengakhiran Kegiatan pengakhiran dilakukan secara tatap muka, dimana didalamnya meliputi: 1. Evaluasi capaian masing-masing sekolah 2. Mengevaluasi program pembinaan 3. Refleksi dan mendiskusikan rencana tindak lanjut. 3.8 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan Secara umum, untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporannya dapat dilihat dalam buku panduan monitoring dan evaluasi yang disediakan. 4. Monitoring Sekolah imbas dalam hal ini adalah masingmasing kepala sekolah imbas melakukan monitoring terhadap jalannya program Adiwiyata di masingmasing sekolah dengan menggunakan instrumen yang sudah disediakan. Setelah itu pembina merekap hasil monitoring dan kemudian membuat laporan sebagai salah satu persyaratan untuk sekolah Adiwiyata dalam. Instrumen monitoring terdapat pada lampiran Evaluasi c. Sekolah imbas melakukan evaluasi yang dilaksanakan selama kegiatan dalam program Adiwiyata dilaksanakan. Berikut adalah tabel format penilaian proses. Tabel 3.7. Format Penilaian Proses No Tanggal Perkembangan/capaian sekolah 1. Mis: Februari... d. Sekolah imbas melakukan evaluasi hasil capaian sekolahnya. Berikut adalah format 20

249 evaluasi hasil yang dilakukan oleh sekolah imbas. Tabel 3.8. Format evaluasi akhir pembinaan No Komponen Capaian Keteranga Adiwiyata B P S n 1 Visi Misi sekolah 2 Kebijakan Adiwiyata Ket: B = Belum terlaksana; P = Dalam Proses; S = Sudah terpenuhi Kendala dalam pelaksanaan program Adiwiyata: Pelaporan Sekolah imbas membuat laporan berdasarkan hasil evaluasi diri sekolah serta kendala yang dihadapi selama kegiatan pembinaan berlangsung. Untuk format pelaporan dapat dilihat dalam panduan monitoring dan evaluasi. 21

250 22

251 BAB V PENUTUP Kunci keberhasilan pembinaan sekolah imbas adalah: 8. Sekolah imbas yang memiliki motivasi untuk mengikuti program Adiwiyata 9. Sekolah mbas memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan sekolah Adiwiyata Pihak-pihak yang terlibat dalam pembinaan adalah: 4. Sekolah induk sebagai pelaksana model pembinaan 5. Dinas Pendidikan dan Dinas Lingkungan Hidup yang mengatasi program Adiwiyata 6. Sekolah imbas sebagai peserta pembinaan Pihak-pihak terkait tersebut diharapkan dapat berpartisipasi secara optimal dalam pelaksanaan pembinaan sehingga akan memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pembinaan sekolah imbas, sehingga pada akhirnya tujuan program pembinaan dapat tercapai. 23

252

253 DAFTAR PUSTAKA Daryanto, dkk Pengantar Pendidikan Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Gava Media. Fauzi, I.K Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung: Alfabeta Hamzah, S Pendidikan Lingkungan. Bengkulu: Refika Aditama Landriany, E Implementasi Kebijakan Adiwiyata Dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Volume 2, Nomor 1, Januari 2014; ISSN: ; EISSN: Permen Negara Lingkungan Hidup nomor 5 Tahun 2013 Panduan Adiwiyata Jakarta: KLH 25

254 26

255 LAMPIRAN 27

256

257 Lampiran 1. Instrumen Analisis Kebutuhan Tabel 1. Penentuan materi pembinaan sesuai kebutuhan sekolah imbas Kebutuhan dan Tujuan No Nama Sekolah Materi Teknik Pembinaan kondisi lingk. pembinaan 1 1

258 Lampiran 2 Tabel 2. Instrumen Monitoring Pelaksanaan Program Adiwiyata di Sekolah Imbas Adiwiyata Hasil yang Capaian No Kegiatan ingin Belum Dalam capai dilakukan proses Keterangan terpenuhi 2

259 i

260

261 DRAFT BUKU PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI UNTUK PEMBINAAN SEKOLAH IMBAS ADIWIYATA BERBASIS PARTISIPASI Ratih Sulistyowati, S.Pd MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA 2017 i

262 KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan berkat dan karunianya yang tiada terkira, pada akhirnya buku panduan monitoring dan evaluasi dalam rangka untuk mendukung buku Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata berbasis Partisipasi ini dapat disusun. Buku panduan ini disusun dengan maksud sebagai acuan bagi pembina maupun sekolah imbas dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi serta pelaporan kegiatan pembinaan hingga laporan akhir pembinaan. Buku ini berisi tentang: (1) pendahuluan; (2) Tujuan ; (3) Manfaat; (4) Sasaran; (5) ruang lingkup panduan; (6) Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi; (7) pelaporan; dan (8) Penutup. Dalam hal ini baik pembina maupun sekolah imbas diharapkan dapat turut serta dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi, dengan begitu akan diketahui bagaimana ketercapaian pembinaan dan implementasi program Adiwiyata dimasing-masing sekolah imbas, sehingga dapat memberikan masukan untuk pelaksanaan pembinaan selanjutnyaagar dapat berjalan dengan baik dan lancar. Semoga BukuPanduan ini dapat bermanfaat bagi pembina dan juga sekolah imbas sehingga dapat ii

263 mencegah dan mengurangi kesalahan serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang dialami selama pembinaan dilaksanakan, dan yang lebih utama adalah memberikan masukan untuk pelaksanaan pembinaan selanjutnya agar menjadi lebih baik dan kesalahan yang telah terjadi dapat diatasi sehingga tidak terjadi pengulangan kesalahan pada pembinaan selanjutnya. Salatiga, Februari 2017 Penulis iii

264 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan... 2 C. Manfaat... 2 D. Sasaran... 2 E. Ruang Lingkup Panduan... 3 BAB II PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI... 5 A. Langkah Perencanaan Monitoring dan Evaluasi... 5 B. Proses Monitoring... 5 C. Proses Evaluasi... 6 D. Implementasi... 7 BAB III PELAPORAN... 9 BAB IV PENUTUP LAMPIRAN iv

265 DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Format Kisi-Kisi Kegiatan Monitoring... 6 v

266 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Proses Monitoring... 5 vi

267 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Standar Evaluasi Pencapaian Adiwiyata vii

268

269 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membina sekolah imbas untuk menjadi sekolah Adiwiyata, maka jalannya pembinaan harus sejalur dengan tujuan pembinaan itu sendiri. Monitoring dan dan evaluasi menjadi suatu hal yang sangat penting ketika pembinaan dilaksanakan. Hal ini diperlukan agar arah pembinaan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan jika terjadi penyimpangan, maka dapat diatasi secepatnya. Monitoring digunakan untuk mengetahui pencapaian sekolah imbas sudah sejauh apa serta kendala-kendala yang dihadapi baik sekolah imbas maupun pembina sendiri. Selain itu monitoring bermanfaat untuk mencegah terjadinya penyimpangan arah pembinaan serta agar apabila terjadi penyimpangan dapat cepat diatasi. Monitoring juga sebagai bentuk akselerasi atas keterlambatan pelaksanaan kegiatan dan klarifikasi atas ketidakjelasan pelaksanaan rencana. Sedangkan evaluasi digunakan untuk mengetahui pencapaian akhir pembinaan, bagaimana kemajuan sekolah imbas, dan juga kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan. Hasil dari evaluasi nantinya akan dijadikan sebagai masukan untuk memperbaiki pelaksanaan pembinaan yang selanjutnya. Terkait dengan pentingnya hal tersebut, maka disusunlah panduan monitoring dan evaluasi berikut untuk memudahkan pengguna dalam menjalan monitoring dan evaluasi kepada sekolah imbas. 1

270 B. Tujuan Sesuai dengan uraian pada bagian latar belakang, maka tujuan dari monitoring dan evaluasi pada program pembinaan sekolah imbas Adiwiyata berbasis partisipasi adalah: 1. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul serta memberikan solusi sebagai bentuk upaya pemecahan masalah 2. Mengevaluasi hasil pelaksanaan pembinaan yang telah dilaksanakan. 3. Memberikan masukan, saran dan rekomendasi terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan pembinaan sekolah imbas Adiwiyata selanjutnya. C. Manfaat Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pembinaan sekolah imbas Adiwiyata ini bermanfaat untuk memantau jalannya pembinaan dan juga mengontrol apabila terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan pembinaan sehingga bisa di cegah dan diatasi. Selain itu memberikan manfaat sebagai masukan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan atau kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembinaan, dan sebagai bentuk saran tindak lanjut untuk pelaksanaan pembinaan selanjutnya. Pada akhirnya, maka tujuan Adiwiyata dapat tercapai, yaitu semua sekolah imbas menjadi sekolah imbas Adiwiyata, dan juga sekolah induk menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri. D. Sasaran Sasaran monitoring dan evaluasi adalah untuk menemukan: 2

271 1. Seberapa jauh pelaksanaan pembinaan telah sesuai dengan rencana yang telah disepakati bersama 2. Seberapa jauh pelaksanaan pembinaan telah menunjukkan tanda-tanda tercapainya tujuan pembinaan itu sendiri 3. Apakah terjadi dampak tambahan atau lanjutan yang positif meskipun tidak direncanakan. Hal yang tidak terduga ini perlu diikuti dengan upaya untuk lebih mengintensifkannya. 4. Apakah terjadi dampak sampingan yang negatif, merugikan, atau kegiatan yang mengganggu. Temuan ini perlu ditindaklanjuti dengan upaya mengurangi atau meniadakannya sama sekali bila mungkin. E. Ruang Lingkup Panduan panduan ini berisikan: 1. Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, dan ruang lingkup panduan 2. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi, yang terdiri dari langkah-langkah monitoring dan evaluasi 3. Pelaporan, yang terdiri dari kerangka laporan dan uraian hasil monitoring dan evaluasi 4. Penutup 5. Lampiran 3

272

273 BAB II PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI A. Langkah Perencanaan Monitoring dan Evaluasi 1. Menentukan tujuan monitoring dan evaluasi yang berisi tentang apa yang diinginkan, untuk siapa, dan untuk kepentingan apa. 2. Penetapan sasaran monitoring dan evaluasi yaitu apa yang akan dijadikan sebagai objek monitoring. 3. Penjabaran data yang dibutuhkan untuk dimonitoring dan evaluasi dalam hal kaitannya dengan program Adiwiyata, maka disesuaikan dengan kriteria penilaian Adiwiyata. 4. Penyiapan metode/alat pengumpul data untuk monitoring dan evaluasi sesuai dengan sifat, sumber, atau jenis datanya.dan apa yang akan dimonitor. 5. Perancangan analisis data dan pemaknaannya yang berorientasi kepada tujuan monitoring dan evaluasi. B. Proses Monitoring Berikut adalah proses monitoring. Rencana Pembinaan (Kriteria) Pelaksanaan Pembinaan (data dan informasi) Analisis Hasil Monitoring Masukan untuk perbaikan Pembinaan Gambar 2.1. Proses Monitoring 5

274 Gambar di atas jelas menunjukkan bahwa data dan informasi yang diperoleh dari pelaksanaan pembinaan kemudian dibandingkan dengan rencana pembinaan yang berperan sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan pembinaan. Setelah dianalisis, hasil monitoring yang berupa gambaran pelaksanaan pembinaan, permasalahan serta faktor pendukung dan penghambat dan kemungkinan-kemungkinan untuk pemecahan masalah, dapat dijadikan bahan masukan perbaikan pembinaan bagi sekolah induk yang menyelenggarakan. Berikut adalah matrik format kisikisi kegiatan monitoring. Tuj uan Tabel 2.1. Format Kisi-Kisi Kegiatan Monitoring Aspek Data Yang Indikator Sumber Alat Yang Diperlukan Data Pengum Dimonitor pul Data C. Proses Evaluasi Evaluasi dilakukan terhadap kegiatan pembinaan untuk mengetahui kualitas program pembinaan, kelemahan dan kendala yang dialami dalam proses pelaksanaan. Evaluasi dilakukan oleh pengurus pembinaan beserta dengan sekolah imbas dengan aspek penilaiannya meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi serta hasil pembinaan. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan observasi dan wawancara dengan instrumen checklist. Data yang didapat kemudian diolah dan diolah dimana nantinya digunakan untuk memberikan masukan kepada program pembinaan itu sendiri secara 6

275 keseluruhan, mulai dari perencanaan, faktor pendukung dan penghambat pembinaan, hingga memberikan masukan mengenai keputusan keberlanjutan program. Hasil analisis tersebut kemudian dituangkan dalam laporan. Lembar evaluasi yang digunakan ada pada lampiran. Adapun prosedur pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut: a. Ketua pengurus melakukan: (1) memberikan penjelasan mengenai pengisian instrumen evaluasi yang telah disediakan; (2) mengolah dan merekap hasil yang didapatkan bersama dengan anggota pengurus lainnya; (3) membuat laporan. b. Sekolah imbas mengisi instrumen yang telah diberikan sesuai dengan keadaan sebenarnya selama pembinaan. c. Anggota pengurus mengisi instrumen yang telah diberikan sesuai dengan keadaan sebenarnya selama pembinaan. D. Implementasi 1. Melakukan Monitoring dan evaluasi 2. Tabulasi data dan analisa data: a. Mengkelompokkan data sesuai jenisnya b. Membandingkan temuan data atau pencapaian aktual dengan perencanaan utnuk menemukan apakah ada penyimpangan atau tidak, apabila ada perlu diidentifikasi masalah penyebabnya. c. Menggali penyebab dan mengambil tindakan perbaikan. 7

276

277 BAB III PELAPORAN Hasil monitoring dan evaluasi dibuat secara lengkap dalam bentuk laporan hasil monitoring dan evaluasi. Berikut sistematika penulisan laporan monitoring dan evaluasi:: BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang b. Rumusan c. Tujuan Monitoring dan Evaluasi d. Manfaat Monitoring dan Evaluasi BAB II PELAKSANAAN MONITORING DAN EVALUASI a. Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi b. Hasil Monitoring dan Evaluasi c. Rekomendasi BAB III REKOMENDASI BAB IV PENUTUP LAMPIRAN 9

278

279 BAB IV PENUTUP Berkenaan dengan adanya pelaksanaan monitoring dan evaluasi serta adanya panduan ini, diharapkan dapat melakukan tugasnya secara cermat dalam mencapai tujuan monitoring dan evaluasi sehingga pelaksanaan pembinaan dapat terselenggara sesuai dengan tujuan monitoring dan evaluasi yang telah ditetapkan. 11

280 12

281 LAMPIRAN 13

282 Lampiran 1. Uraian Komponen dan Standar Adiwiyata Tabel 1.Kebijakan Berwawasan Lingkungan 1

283 2

284 3

285 4

286 5

287 6

288 7

289 8

290 9

291 10

292 11

293 12

294 13

295 14

296 15

297 16

298 17

299 18

300 19

301 20

302 21

303 22

304

305 Dokumentasi FGD Tanggal/Waktu Kegiatan : 01 November 2016/ WIB Tempat : SD Marsudirini 77 1

306 2

307 3

308 4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini memuat deskripsi mengenai temuantemuan yang telah diperoleh dari setiap tahap penelitian, meliputi: (1) hasil studi pendahuluan mengenai model faktual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, tidak dapat terlepas dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pembangunan dan pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan

Lebih terperinci

Langkah-langkah Menuju Sekolah Adiwiyata

Langkah-langkah Menuju Sekolah Adiwiyata Langkah-langkah Menuju Sekolah Adiwiyata Panduan ini diberikan kepada sekolah dan Pembina dalam mewujudkan sebuah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Tahapan tersebut menjadi sebuah rangkaian

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya.

PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan. 1. Membantu guru. pembimbing dalam. mengembangkan profesinya. 46 Lampiran I PEDOMAN WAWANCARA Boyd (1978) Aspek Indikator Pertanyaan 1. Fungsi Supervisi 1. Membantu guru pembimbing dalam mengembangkan profesinya. 2. Membantu sekolah termasuk guru pembimbing dalam

Lebih terperinci

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan LAMPIRAN 60 61 Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan Surat Ijin Penelitian Dari Universitas Kristen Satya Wacana 62 Lembar Instrumen Wawancara Studi Dokumentasi No. Model evaluasi Indikator Item

Lebih terperinci

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Pedoman Wawancara untuk Guru Nama Sekolah : Alamat Sekolah : Nama Guru kelas : Hari/ tanggal wawancara : Tempat :

Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Pedoman Wawancara untuk Guru Nama Sekolah : Alamat Sekolah : Nama Guru kelas : Hari/ tanggal wawancara : Tempat : Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN Pedoman Wawancara untuk Guru Nama Sekolah : Alamat Sekolah : Nama Guru kelas : Hari/ tanggal wawancara : Tempat : 1. Bagaimana pengadaan media IPA di SD ini? 2. Apa saja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Berdasarkan observasi peran kepemimpinan kepala sekolah dalam memberikan teladan terhadap guru SD Negeri 71/1 Kembang Seri Kabupaten Batang Hari,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Lampiran 20 KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN Kepada Yth, Bapak/ibu respoden Di tempat Bandung, 17 Desember 2007 Dengan hormat, Melalui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1. Profil SD Negeri 1 Tegorejo Penelitian Evaluasi Program Supervisi Akademik ini mengambil lokasi di SD Negeri 1 Tegorejo Kecamatan Pegandon Kabupaten Kendal yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil Wawancara. Informan : Bapak AS Jabatan : Kepala Sekolah Hari,tanggal : Kamis, 26 Mei 2016

Lampiran 1. Hasil Wawancara. Informan : Bapak AS Jabatan : Kepala Sekolah Hari,tanggal : Kamis, 26 Mei 2016 Hasil Wawancara Lampiran 1 Informan : Bapak AS Jabatan : Kepala Sekolah Hari,tanggal : Kamis, 26 Mei 2016 NO Pertanyaan Konteks 1 Apa yang melatarbelakangi sekolah ini pendidikan inklusi? 2 Apa yang menjadi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Sebagaimana yang tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan layanan bimbingan konseling di MTs NU Nurul Huda Semarang, kemudian

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta 1) Orientasi Pembelajaran Mikro BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik

Lebih terperinci

2. Wawancara dengan Pak Supriyadi, SP pada tanggal 17 Februari 2017.

2. Wawancara dengan Pak Supriyadi, SP pada tanggal 17 Februari 2017. LAMPIRAN-LAMPIRAN Hasil wawancara Dengan Informan Berikut ini adalah hasil wawancara dengan informan mengenai Implementasi Program Lumbung Pangan Dengan Konsep P2KP-KRPL Melalui Kelompok Wanita Tani dan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi

PEDOMAN WAWANCARA. A. Pedoman Wawancara dengan Kepala Puskesmas Berohol Kota Tebing Tinggi Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN PROGRAM IMUNISASI DALAM PENCAPAIAN TARGET UCI DI PUSKESMAS BEROHOL, KECAMATAN BAJENIS, KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2015 A. Pedoman Wawancara dengan

Lebih terperinci

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN

ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN ADIWIYATA MEWUJUDKAN SEKOLAH YANG BERBUDAYA LINGKUNGAN Heny Puspita R Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang telah menerapkan sistem dengan maksud untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam

Lebih terperinci

PANDUAN WAWANCARA. Tempat Wawancara :.. Tanggal Wawancara :..

PANDUAN WAWANCARA. Tempat Wawancara :.. Tanggal Wawancara :.. Lampiran 1 PANDUAN WAWANCARA Nama :.. Jabatan :.. Tempat Wawancara :.. Tanggal Wawancara :.. A. GURU IPA 1. Apakah anda mengetahui di SMP Negeri 1 Bandungan ada program supervisi kunjungan kelas? 2. Apakah

Lebih terperinci

No. Kategori Rincian Isi kategori. 1. Pemberi pertimbangan memberikan masukan-masukan dan saran kepada walikota mengenai pelaksanaan pendidikan

No. Kategori Rincian Isi kategori. 1. Pemberi pertimbangan memberikan masukan-masukan dan saran kepada walikota mengenai pelaksanaan pendidikan 118 Kategorisasi Data Informan Kunci No. Kategori Rincian Isi kategori 1. sebagai : 1. Pemberi pertimbangan memberikan masukan-masukan dan saran kepada walikota mengenai pelaksanaan audiensi dengan walikota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, dimana setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, dimana setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa, dimana setiap manusia tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Oleh karena itu setiap warga negara

Lebih terperinci

Tingkatan Pencapaian Program GKACI

Tingkatan Pencapaian Program GKACI PEMULA Adanya satu orang guru yang ditunjuk sebagai penanggungjawab pelaksanaan program GKACI di sekolah. KELEMBAGAAN Unit kegiatan kesiswaan (UKS, OSIS, Pramuka) sudah ada namun belum punya kegiatan rutin.

Lebih terperinci

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia

PPL BLOK WAKTU. Universitas Pendidikan Indonesia PPL BLOK WAKTU Oleh: 1. Pendahuluan a) Latar Belakang Program Pengalaman Lapangan Kependidikan bagi mahasiswa LPTK merupakan salah satu mata kuliah wajib dari kelompok MKPBM dengan bobot 4 SKS. Dalam pelaksanaannya,

Lebih terperinci

Instrumen dan Hasil Wawancara Kepala Sekolah

Instrumen dan Hasil Wawancara Kepala Sekolah Lampiran 1 Instrumen dan Hasil Wawancara Kepala Sekolah Perencanaan P Apakah Bapak melakukan perencanaan supervisi setiap tahun ajaran? Jika ya, seperti apa wujud perencanaannya? J Ya. Saya melakukan perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, pada bab ini akan dikemukakan pokok-pokok penting sebagai kesimpulan tentang Pengembangan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN

PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN 113 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA TERHADAP DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN No. Variabel Dimensi Pertanyaan 1. Komunikasi Penyampaian Pesan Kejelasan - Apakah setiap tahun ada Dinas Pendidikan Kota Medan melakukan

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro 2. Pembekalan PPL 3. Observasi

BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan 1. Pengajaran Mikro 2. Pembekalan PPL 3. Observasi BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Kegiatan Pengajaran Mikro adalah prasyarat yang harus

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBIMBINGAN AKADEMIK STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Disiapkan oleh, Diperiksa oleh, Disahkan oleh, Muchlis, S.Kom., M.Si Ketua Tim Standar Proses Pembelajaran Yeni Yuliana, S.Sos.I., M.Pd.I Ariansyah, S.Kom., M.Kom Ketua Penjaminan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. PERSIAPAN 1. Mengikuti mata kuliah pengajaran mikro 2. Sosialisasi dan Koordinasi 3. Observasi

BAB II PEMBAHASAN A. PERSIAPAN 1. Mengikuti mata kuliah pengajaran mikro 2. Sosialisasi dan Koordinasi 3. Observasi BAB II PEMBAHASAN Kegiatan PPL dirancang untuk mengembangkan dan memberdayakan sumber daya yang ada di lokasi PPL yakni SMA Negeri 1 Mlati, Sleman, Yogyakarta. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu didukung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Awal Untuk memperoleh data awal sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan orientasi dan observasi terhadap guru kelas mengenai proses

Lebih terperinci

KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA

KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DISEKTOR PENDIDIKAN DI KOTA SAMARINDA JURNAL BERAJA NITI ISSN : 2337-4608 Volume 3 Nomor 8 (2014) http://e-journal.fhunmul.ac.id/index.php/beraja Copyright 2014 KAJIAN HUKUM PENGARUH PROGRAM ADIWIYATA TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL Kegiatan Praktek Pengajaran Lapangan (PPL) dirancang untuk mengembangkan dan memberdayakan sumber daya yang ada di lokasippl yaitu SMK Muhamadiyah 3 Klaten

Lebih terperinci

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA pelatihan, bantuan teknis dan lain-lain sesuai apa yang dilaporkan BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA C. Keterbatasan Penelitian Adapun keterbatasan pada waktu penelitian yang dirasakan oleh peneliti dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (KUISIONER)

DAFTAR PERTANYAAN (KUISIONER) DAFTAR PERTANYAAN (KUIIONER) Bapak, Ibu dan audara terhormat, Daftar pertanyaan (kuisioner) ini dibuat sebagai bahan pengumpulan data yang akan dipergunakann untuk penyusunan tesis dalam rangka menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN BAB VI HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROGRAM KELUARGA HARAPAN Pada bab sebelumnya sudah dipaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PKH di Desa Petir, baik itu faktor internal

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL A.

BAB II KEGIATAN PPL A. BAB II KEGIATAN PPL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Kegiatan Pengajaran Mikro adalah prasyarat yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SD Negeri Sine 1 Sragen merupakan salah satu sekolah di Kabupaten Sragen yang telah berhasil mewujudkan sekolah adiwiyata dengan diterimanya penghargaan Adiwiyata

Lebih terperinci

LAMPIRAN. L.1 Wawancara dengan Didik Nurhadi, S.E. guru pelajaran Teknologi. 1. Bagaimana suasana pembelajaran sehari-hari di kelas?

LAMPIRAN. L.1 Wawancara dengan Didik Nurhadi, S.E. guru pelajaran Teknologi. 1. Bagaimana suasana pembelajaran sehari-hari di kelas? LAMPIRAN L.1 Wawancara dengan Didik Nurhadi, S.E. guru pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi 1. Bagaimana suasana pembelajaran sehari-hari di kelas? Pembelajaran santai saja agar siswa nyaman di

Lebih terperinci

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan

I. Daftar pertanyaan untuk Informan Staf bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Kota Medan a. Identitas Informan LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM ( IN DEPTH INTERVIEW ) ANALISIS PELAKSANAAN STRATEGI DOTS PLUS PADA PROGRAM PENANGGULANGAN TB MDR DI PUSKESMAS TELADAN TAHUN 06 I. Daftar pertanyaan untuk Staf bidang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Kegiatan PPL dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan, dimana mahasiswa PPL harus benar-benar mempersiapkan diri baik mental maupun fisik.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak sangat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian SDN Se Kecamatan Bokan Kepulauan merupakan salah satu lembaga atau pusat sumber belajar untuk siswa Sekolah Dasar (SD). SDN ini terletak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1)

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW) (INFORMAN 1) I. Jadwal Wawancara 1. Tanggal / Hari : 25 april 2009 2. Waktu Mulai dan Selesai : II. Identitas Informan 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Jabatan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Koordinasi Antara Kelompok Tani dan BPD dalam Penyediaan Pupuk Distribusi pupuk didesa Fajar Baru ini masih kurang, dan sulit untuk didapat. Untuk mendapatkan pupuk petani

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas XI IPS2 SMA NEGERI 1 GROBOGAN semester II tahun ajaran 2013-2014 pada kompetensi dasar mengenal

Lebih terperinci

Hasil Wawancara dengan Siswa. 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas?

Hasil Wawancara dengan Siswa. 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas? Hasil Wawancara dengan Siswa Nama : Kendy Mayo Kelas : XI IPS 2 1. Bagaimanakah cara mengajar guru PKn anda pada saat pembelajaran dikelas? Jawab : menerangkan dengan menggunakan LCD, ada tanya jawab.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. dilaksanakan di MTs. Sunan Kalijogo Pati kelas VII A tahun ajaran 2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. dilaksanakan di MTs. Sunan Kalijogo Pati kelas VII A tahun ajaran 2013 38 A. Pelaksanaan Lesson Study BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA Kegiatan penelitian dimulai pada tanggal 21 September sampai 3 Oktober 2013 dengan dengan tiga kali siklus kegiatan dan pengamatan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil A. Paparan Data Pra Tindakan Observasi awal dilakukan pada hari Senin, 18 Januari 2010. Tindakan tersebut dengan mengadakan pertemuan dengan wakil kepala sekolah

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, SALINAN PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM ADIWIYATA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 10

Lebih terperinci

agenda permasalahan yang dipaparkan pada bagian sebelumnya.

agenda permasalahan yang dipaparkan pada bagian sebelumnya. BAB III PROSEDUR PENELITIAN Bab III menguraikan tentang mekanisme, prosedur pengambilan dan pengolahan data yang diperlukan sesuai dengan agenda permasalahan yang dipaparkan pada bagian sebelumnya. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang metodologi yang dilakukan dalam penelitian dan dapat dijabarkan seperti pada gambar 3.1 berikut: Gambar. 3.1. Metodologi Penelitian Keterangan

Lebih terperinci

Pedoman Wawancara. Pemahaman Guru Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Tingkat. SMP Terhadap Kurikulum 2013 di Kabupaten Sleman

Pedoman Wawancara. Pemahaman Guru Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Tingkat. SMP Terhadap Kurikulum 2013 di Kabupaten Sleman 91 Lampiran 1. Pedoman Wawancara Pedoman Wawancara a. : b. NIP : c. : d. : e. Riwayat Pendidikan : f. Riwayat Mengajar : g. Lama Mengajar : h. Jabatan : i. Waktu Pengambilan Data : Pemahaman Guru Mata

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Kabupaten Semarang yang berdiri sejak 1930 merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Komite Sekolah SD Mangunsari 01 Salatiga Komite Sekolah dibentuk melalui musyawarah yang terdiri dari : perwakilan orang tua murid tiap

Lebih terperinci

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram. 90 Lampiran 1. Flowchart Penelitian Mulai Identifikasi Sistem Pengolahan Sampah Organik dan Anorganik Pengamatan Awal Secara Visual Menentukan Stakeholder Sistem Analisis Kebutuhan Tidak Lengkap? Ya Perumusan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk. kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut: 139 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan tentang bentuk-bentuk kerjasama guru dan orang tua dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1. Kerjasama guru dan orang dalam pembinaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan Program MBS di Jawa Barat Pendidikan merupakan hal penting bagi perkembangan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

ANGKET. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance (Variabel X)

ANGKET. Penerapan Prinsip-Prinsip Good Governance (Variabel X) ANGKET Petunjuk 1. Jawablah semua pertanyaan dibawah ini dengan jujur. 2. Beri tanda silang pada a,b,c,d atau e sebagai jawaban pilihan yang sesuai menurut anda. 3. Jawaban Bapak/Ibu digunakan untuk bahan

Lebih terperinci

MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL

MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL MENJADI KEPALA SEKOLAH YANG PROFESIONAL DISUSUN OLEH... NIP :... DALAM RANGKA MEMENUHI 4 LANGKAH PERSYARATAN JABATAN CALON KEPALA SEKOLAH SEKOLAH DASAR NEGERI... TAMBORA-JAKARTA BARAT 2012 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL Praktik mengajar merupakan kegiatan pokok pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), dimana mahasiswa ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN P PL/MAGANG III NAMA SEKOLAH : SMA N 1 BANGUNTPAN NAMA MAHASISWA : DIAH AYU RIMADANI

LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN P PL/MAGANG III NAMA SEKOLAH : SMA N 1 BANGUNTPAN NAMA MAHASISWA : DIAH AYU RIMADANI Universitas Negeri Yogyakarta LAPORAN MINGGUAN PELAKSANAAN P PL/MAGANG III F02 Untuk Mahasiswa NAMA SEKOLAH : SMA N 1 BANGUNTPAN NAMA MAHASISWA : DIAH AYU RIMADANI ALAMAT SEKOLAH/LEMBAGA : Ngentak, Baturetno,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis dan dijabarkan secara kualitatif. Sasaran akhir yang diharapkan yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis dan dijabarkan secara kualitatif. Sasaran akhir yang diharapkan yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada langkah kerja action research (penelitian tindakan). Data-data yang diperoleh selanjutnya dianalisis

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK Muhammadiyah 1 Wates Bidang Studi : Bisnis dan Manajemen Program Studi Keahlian : Administrasi Kompetensi Keahlian : Administrasi Perkantoran

Lebih terperinci

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.

Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09. Narasumber : Dadan Abdul Kohar Jabatan : Kepala Seksi Perizinan Bangunan di Dinas Tata Kota dan Bangunan kota Depok Waktu : 21 Mei 2008, jam 09.00 WIB Bagaimana proses identifikasi wajib retribusi Izin

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) A. Persiapan Sebelum melaksanakan kegiatan PPL hal yang penting untuk dilakukan adalah rapat koordinasi dengan teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran akan pentingnya lingkungan dapat mewujudkan rasa tanggung jawab bagi warga

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA

LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN I PEDOMAN WAWANCARA 1. Fasilitas dan layanan perpustakaan 2. Pendidikan pemakai a. Bagaimana prosedur pendidikan pemakai disini? b. Siapa peserta? c. Siapa pembicara? d. Kapan dilaksanakan pendidikan

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik 1.1. LATAR BELAKANG Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Informasi untuk mengembangkan pribadi

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pedoman Wawancara

Lampiran 1 Pedoman Wawancara LAMPIRAN 71 Lampiran 1 Pedoman Wawancara 1. Apakah visi dan misi Kecamatan Tuntang? 2. Apakah sejauh mana Kecamatan Tuntang sudah melakukan pelayanan publik dengan baik? Apakah masih ada yang harus dibenahi?

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15 Oktober

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Nomor : / /11 Selamat Pagi/Siang/Sore, Saya mahasiswi Semester 8 Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara sedang mengadakan penelitian sebagai syarat kelulusan S1, Saya mohon kiranya

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK INFORMAN

KARAKTERISTIK INFORMAN KARAKTERISTIK INFORMAN Komunikasi Efektif Dokter dan Pasien Dalam Upaya Keselamatan Pasien (patient Safety) di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Haji Medan Petunjuk Pengisian : Istilah pertanyaan dibawah ini

Lebih terperinci

ANALISIS PELATIHAN STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PIYUNGAN

ANALISIS PELATIHAN STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PIYUNGAN ISBN 978-602-70471-2-9 ANALISIS PELATIHAN STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PIYUNGAN Siwi Purwanti, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha

KATA PENGANTAR. Penulis. Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi tugas akhir, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian mengenai Hubungan Antara Konsep Diri dengan Dukungan Orang Tua pada Siswa Kelas II SMU X Lampung yang sedang

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum MTs Negeri Kendal MTs Negeri Kendal merupakan salah satu lembaga pendidikan formal setingkat pendidikan menengah yang berada di Kendal. Berdirinya MTs

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Trangkil 0 dengan masalah yang akan diteliti, yaitu keterampilan menulis deskripsi.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang terkumpul dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan administrasi dan organisasi Prakerin

Lebih terperinci

Transkip Wawancara. a. VP Manager department HR & GPA

Transkip Wawancara. a. VP Manager department HR & GPA Transkip Wawancara a. VP Manager department HR & GPA P: Selamat Pagi Bapak Budi, terimakasih sebelumnya saya ucapkan karena Bapak telah bersedia untuk melakukan wawancara dengan saya sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup (Sirait, 2011: 3). Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan Paradigma baru New Public Management (NPM) yang baru muncul pada tahun 1990-an berpengaruh terhadap konsep anggaran negara pada umumnya. Salah satu pengaruhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Latar Belakang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai salah satu lembaga yang menghasilkan tenaga kependidikan telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja

PEDOMAN WAWANCARA. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja LAMPIRAN PEDOMAN WAWANCARA Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri (Studi Pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Deli Serdang) Pengantar

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU

LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU yang yang bersertifikasi mapun nonsertifikasi? LAMPIRAN 9 HASIL WAWANCARA DENGAN GURU Pertanyaan ZM JH TA DW SM 1. Apakah semua Iya Iya Iya wajib Iya semua Semua guru harus buat wajib membuat guru wajib

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Interview Guide

LAMPIRAN. Interview Guide LAMPIRAN Interview Guide 1. Bagaimanakah strategi kampanye yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta dalam rangka meningkatkan pemahaman dan kesadaran publik untuk mengurangi penggunaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-1 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian

Lebih terperinci

LEMBAR KISI-KISI OBSERVASI TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA KELAS IV

LEMBAR KISI-KISI OBSERVASI TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA KELAS IV 67 Lampiran 1. Panduan Observasi LEMBAR KISI-KISI OBSERVASI TANGGUNG JAWAB BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA KELAS IV Jumlah siswa : No Aspek yang di amati 1 Kegiatan belajar mengajar 2 Ketepatan waktu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sutrisno hadi dalam (Narbuko dan Ahmadi, 2008) yang mengatakan. menguji suatu kebenaran pengetahuan.

BAB III METODE PENELITIAN. Sutrisno hadi dalam (Narbuko dan Ahmadi, 2008) yang mengatakan. menguji suatu kebenaran pengetahuan. BAB III METODE PENELITIAN A. Pengertian Metodologi Penelitian Dalam melaksanakan suatu kegiatan ilmiah, baik itu berupa penelitian maupun pra penelitian, diperlukan suatu metodologi, agar kegiatannya terarah

Lebih terperinci

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta

BAB II KEGIATAN PPL. a. Persiapan di Universitas Negeri Yogyakarta BAB II KEGIATAN PPL A. KEGIATAN PPL Rangkaian kegiatan PPL dimulai sejak mahasiswa di kampus sampai di SMA Negeri 7 Purworejo. Penyerahan mahasiswa di sekolah dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2014. Praktik

Lebih terperinci

Wawancara. Pertanyaan 1: Siapakah yang mengelola perpustakaan saat ini? (pustakawan/ pustakawan guru/ tenaga honorer) dan berapa jumlahnya?

Wawancara. Pertanyaan 1: Siapakah yang mengelola perpustakaan saat ini? (pustakawan/ pustakawan guru/ tenaga honorer) dan berapa jumlahnya? LAMPIRAN 1 : Hasil Wawancara Wawancara Pertanyaan 1: Siapakah yang mengelola perpustakaan saat ini? (pustakawan/ pustakawan guru/ tenaga honorer) dan berapa jumlahnya? Hay (206) Bja (215) oleh Mas Dodi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Keadaan Fisik Sekolah ).

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi 1. Keadaan Fisik Sekolah ). BAB I PENDAHULUAN Program PPL adalah program kegiatan yang dilihat dari aspek manajemen dan waktu dengan tujuan mengembangkan kompetensi mahasiswa sebagai calon guru atau pendidik atau tenaga kependidikan.

Lebih terperinci

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan.

BAB 7 : PENUTUP. pelaksanaan Program Keluarga Harapan Khususnya Bidang Kesehatan. BAB 7 : PENUTUP 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Komponen Input 1. Kebijakan berpedoman dari Kementerian Sosial RI, Kementerian Kesehatan RI dan Surat Keputusan Walikota Padang. Kebijakan ini belum maksimal disosialisasikan

Lebih terperinci

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan

TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL. Pendahuluan TEKNIK FUNDRAISING - Bagian 4 dari 6 IV. TEKNIK MENULIS PROPOSAL Pendahuluan Pengumpulan dana bisa jadi sangat lama, mahal, dan merupakan proses yang membuat frustasi, dan tiada jalan yang bisa memastikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut

Lebih terperinci

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN

KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN KUESIONER JUDUL : AKUNTABILITAS PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT PADA PROGRAM BPJS KESEHATAN DALAM MELAYANI PERSALINAN ( Studi Kasus Di Puskesmas Batangtoru Kecamatan Batangtoru Kabupaten Tapanuli Selatan

Lebih terperinci