PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN SISWA KELAS X ATG SMALB BUDI MULYA KANDAT KEDIRI MELALUI TEKNIK TGT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN SISWA KELAS X ATG SMALB BUDI MULYA KANDAT KEDIRI MELALUI TEKNIK TGT"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PANTUN SISWA KELAS X ATG SMALB BUDI MULYA KANDAT KEDIRI MELALUI TEKNIK TGT Niswatus Syarifah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Anak tunagrahita sulit untuk mengikuti program pendidikan disekolah biasa secara klasikal, karena anak tunagrahita adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sekarang ini sudah banyak sekolah inklusi yang menampung anak berkebutuhan khusus, walaupun pembelajaran ABK berbeda dengan anak normal, tetapi mereka juga berhak hidup dengan anak normal dan berhak untuk mendapatkan pengajaran Bahasa Indonesia bagi ATG ringan khususnya dalam materi membaca pantun kelas X. Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang dianggap sulit sehingga mudah dilupakan, karena dalam membaca pantun sebagian besar menghafal dan hal tersebut merupakan kelemahan yang tertinggi bagi ATG.Agar bahasa Indonesia tidak dianggap sulit bagi ATG ringan, maka guru harus mempunyai kreatifitas dalam menciptakan suasana belajar yang menarik dan dapat memotifasi ATG ringan dalam meningkatkan hasil belajarnya, yaitu melalui pembelajaran yang ada permainan berkelompok dengan menerapkan pembelajaran kooperatif model Tim Game Turnamen. Tujuan dari pembelajaran tersebut untuk meningkatkan hasil belajar membaca pantun di SMALB Budi Mulya Kandat, khususnya kelas X dan keaktifan siswa Tunagrahita ringan. Harapan dari teknik TGT adalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan menambah semangat belajar siswa serta menambah wawasan bagi guru dalam memilih bentuk atau model pembelajaran disekolah. Kata kunci :ABK, membaca pantun, teknik TGT Guru merupakan faktor yang penting dalam proses belajar/pemudahan belajar. Dalam usaha pemudahan ini guru memerlukan cara-cara tertentu.guru yang baik pada umumnya selalu berusaha menggunakan metode mengajar yang paling efektif dan memakai media yang terbaik, sehingga komunikasi antara guru dan siswa terjalin dengan baik.pembelajaran yang interaktif, inspiratif, efektif, termotifasi dan menyenangkan pada era sekarang ini mutlak diberikan oleh semua pelaku pendidikan. Hal ini merupakan peraturan pemerintah No. 19 pasal 19 ayat 1 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Demikian juga dalam konteks pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra manusia Indonesia. Metode guru dalam menyampaikan materi pelajaran sangat mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar dan NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 331

2 minat anak terhadap materi yang diajarkan. Ketidakcocokan pemilihan metode mengajar guru dapat menjadikan anak jenuh dalam mengikuti proses belajar mengajar, yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar anak. Menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, dapat membangkitkan semangat dan motivasi anak dalam belajar. Salah satu strategi pembelajaran adalah menggunakan pembelajaran kooperatif. Dalam Pembelajaran kooperatif anak dapat bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu serta berdiskusi bersama-sama dalam menyelesaikan kegiatan belajar. Menurut Slavin, (2008:9) pembelajaran kooperatif dapat dilakukan dengan kelompok-kelompok kecil beranggotan 3-5 siswa dengan kemampuan yang heterogen, sehingga anak dilatih untuk bekerjasama dengan temannya secara baik. Anak tunagrahita mempunyai masalah pada perkembangan mentalnya dan berhubungan dengan tingkat intelegensinya yang tergolong kurang jika dibandingkan dengan anak normal pada umumnya. Menurut Delphie, (2006:15) anak tunagrahita adalah anak yang mengalami keterbelakangan mental dan secara umum anak tunagrahita mempunyai tingkat kemampuan intelektual dibawah ratarata, mengalami hambatan terhada perilaku adaptif selama masa perkembangan hidupnya dari usia 0 hingga 18 tahun. Perkembangan fungsi intelektual anak tunagrahita yang rendah dan disertai dengan perilaku adaptif yang rendah akan berakibat langsung terhadap kehidupannya sehari-hari, sehingga banyak mengalami kesulitan. Masalah yang dihadapi anak tunagrahita diantaranya adalah masalah belajar. Anak tunagrahita sulit untuk mengikuti program pendidikan disekolah biasa secara klasikal, karena anak tunagrahita adalah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).Sekarang ini sudah banyak sekolah inklusi yang menampung anak berkebutuhan khusus, walaupun pembelajaran ABK berbeda dengan anak normal, tetapi mereka juga berhak hidup dengan anak normal dan berhak untuk mendapatkan pengajaran. Anak tunagrahita masih mampu dididik berbagai keterampilan karena masih memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan. Anak tunagrahita dalam menerima materi hendaknya dalam kondisi yang baik dan ada motivasi untuk anak untuk merasa mampu dalam menerima materi, dalam menjelaskan kepada ATG harus melalui metode yang menyenangkan bagi mereka, karena ciri dari ATG cepat bosan dan malas berpikir. Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan pada SMALB Budi Mulya Kandat khususnya kelas X dapat dikatakan pembelajarannya kurang efektif, sehingga hasil belajar pantun siswa kurang meningkat. Keadaan tersebut dipengaruhi beberapa faktor, antara lain karakteristik ATG yang berbeda satu dengan yang lain, fasilitas pembelajaran yang kurang mendukung dan kurangnya tenaga ahli. Keadaan dilapangan memperlihatkan bahwa keberhasilan dalam pembelajaran yang sudah dilaksanakan kurang maksimal terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia (membaca pantun). Agar belajar membaca pantun tidak dianggap sulit bagi ATG ringan, maka guru harus mempunyai kreatifitas dalam menciptakan suasana belajar yang menarik dan dapat memotifasi ATG ringan dalam meningkatkan hasil belajarnya.dalam penelitian ini peneliti mempunyai cara yang dapat digunakan untuk memotifasi ATG ringan dalam meningkatkan hasil belajarnya, yaitu melalui pembelajaran yang ada permainan berkelompok. Penerapan pembelajaran kooperatif model TGT dalam pelaksanaannya ada dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 332

3 Tujuan umum penelitan ini ialah untuk mendapatkan gambaran obyektif tentang penerapan metode TGT dalam meningkatkan kemampuan membaca pantun siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat.Secara khusus tujuan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1) mendeskripsikan peningkatan proses belajar membaca pantun pada siswa kelas X SMALB Budi Mulya Kandat dengan teknik TGT, 2) mendeskripsikan peningkatan hasil belajar membaca pantun siswa kelas X SMALB Budi Mulya Kandat dengan teknik TGT. Adapun manfaat penelitian ini diharapkan berguna secara teoritis maupun praktis. Manfaat secara teoritis dapat menambah semangat belajar, keaktifan siswa tunagrahita ringan dan menambah hasanah keilmuan tentang cara meningkatkan hasil belajar membaca pantun melalui pembelajaran kooperatif teknik TGT. Sedangkan manfaat secara praktis dapat meningkatkan hasil belajar dalam membaca pantun, memotifasi ATG untuk melakukan belajar dengan permainan dan dapat digunakan sebagai wawasan bagi guru dalam memilih model pembelajaran disekolah. METODE Rancangan penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Rancangan PTK terpilih karena (1) penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran membaca pantun, karena di SMALB Kandat Kediri masih mengalami kesulitan untuk membaca dan menghapal dalam mencocokkan antara sampiran dan isi, dengan bahasa yang baik dan runtut, kurang adanya latihan membaca, belum menemukan strategi pembelajaran membaca pantun secara tepat, (2) penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan hasil rata-rata kelas masih dibawah 60 menjadi 75 atau lebih. (3) penelitian dilakukan pada konteks alamiah, ialah untuk mengkaji permasalahan pembelajaran membaca pantun yang dialami oleh siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat, (4) pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan guru lainnya selama penelitian ini berlangsung. Penelitian ini dilaksanakan di SMALB Budi Mulya Kandat Kabupaten Kediri. Pemilihan SMALB Budi Mulya Kandat sebagai tempat penelitian didasarkan pertimbangan bahwa 1) sekolah ini merupakan tempat bekerja peneliti, 2) siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran membaca pantun, sehingga perlu diadakan tindakan kelas sebagai upaya pemecahan masalah tersebut, 3) penelitian tentang membaca pantun ini belum pernah dilaksanakan sehingga hasil penelitian dapat memberikan manfaat yang berharga bagi peningkatan pembelajaran membaca pantun disekolah tersebut. Sedang obyek penelitan adalah siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat yang berjumlah 9 orang. Seluruh siswa dikenai tindakan karena penelitian PTK ini merupakan penelitian yang mengikuti alur pembelajaran yang sesungguhnya. Pertimbangan pemilihan siswa kelas X sebagai subjek penelitian karena siswa kelas X ATG mengalami permasalahan dalam membaca pantun. Kegiatan penelitian ini diawali dengan mengamati siswa ketika membaca pantun, ternyata intonasi dan pelafalannya masih kurang lancar. Kendala-kendala tersebut dapat teridentifikasi sebagai berikut: 1) siswa merasa kesulitan dalam pembelajaran membaca pantun, 2) siswa mengalami kesulitan dalam intonasi dan pelafalannya, 3) siswa merasa kurang percaya diri apabila membaca pantun sendiri didepan kelas, sehingga pelajaran bahasa indonesia, khususnya NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 333

4 membaca pantun merupakan beban yang kurang menyenangkan, karena membaca pantun belum menghasilkan hasil yang efektif dan kurang menarik bagi siswa, apalagi kalau melihat dari hasil nilai yang diperoleh dalam pembelajaran membaca pantun masih dibawah 60 rata-rata kelas. Berdasarkan temuan tersebut, maka disusun suatu rencana tindakan kelas untuk diterapkan dalam pembelajaran membaca pantun melalui teknik TGT. Oleh sebab itu, setelah diadakan penelitian ini nanti diharapkan 1) siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca pantun sudah termotivasi, 2) pelajaran membaca pantun sudah bukan merupakan pelajaran yang sulit lagi, 3) siswa sudah bisa menunjukkan keberanian apabila ditunjuk untuk membaca pantun, 4) siswa sudah percaya diri dalam pembelajaran membaca pantun, 5) hasil nilai membaca pantun sudah mencapai 75 atau lebih rata-rata kelasnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil studi pendahuluan dalam penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti dan guru bersama sama merumuskan permasalahan yang dirasakan didalam kelas. Guru dan peneliti menetapkan tindakan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan dikelas demi peningkatan kualitas pembelajaran. Tindakan yang dipilih adalah menggunakan teknik TGT untuk meningkatkan kemampuan membaca pantun siswa. Penggunaan teknik TGT dilakukan dengan kegiatan kooperatif dan kegiatan tersebut tetap dipertahankan dengan tujuan mengembangkan aktivitas dan kratifitas belajar siswa secara berkelompok. Untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan, siswa didalam kelas dibentuk menjadi dua kelompok, karena siswa ATG SMALB Budi Mulya hanya 9 orang. Anggota kelompok ditentukan oleh peneliti/guru secara acak supaya terbentuk kelompok yang heterogen. Setiap kelompok terdiri dari minimal satu siswa yang berkemampuan tinggi, satu atau dua siswa yang berkemampuan sedang dan satu siswa berkemampuan rendah, juga pertimbangan laki-laki dan perempuan sama. Dengan menggunakan teknik TGT diharapkan pembelajaran lebih menarik dan suasana pembelajaran lebih dinamis, sehingga kemampuan membaca pantun siswa yang sebelumnya dibawah 65 dapat meningkatkan menjadi 75 sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan. Penelitian dilakukan dengan dua tindakan yaitu tindakan siklus I sampai tindakan siklus II, dengan masingmasing tindakan ada dua kali pertemuan.penelitian terdiri dari 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan yang berupa kegiatan pendahuluan pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, kegiatan penutup pembelajaran, 3) observasi tindakan dan 4) refleksi tindakan. Tahap perencanaan dan pelaksanaan sudah dilakukan, maka dilakukan tahap observasi.tahap observasi tindakan ini dilakukan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran membaca pantun dengan menggunakan teknik TGT dikelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat Kediri. Hal-hal yang dilakukan peneliti pada saat observasi, yakni (1) mengamati dan mencatat kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan belajar mengajar didalam kelas, (2) meng amati dan mencatat interaksi belajar mengajar yang terjadi, (3) mengamati dan mencatat langkahlangkah pembelajaran yang dilakukan peneliti dalam memberi pelajaran membaca pantun dengan menggunakan teknik TGT, (4) mengamati dan mencatat hasil kegiatan belajar siswa baik dalam kelompok ataupun individu. Keseluruhan hasil observasi dicatat dalam instrument berupa lembar observasi. Aspek yang diamati dicatat NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 334

5 dengan menggunakan skala afektif, yakni SB yang berarti sangat baik, B yang berarti baik, C yang berarti cukup, K yang berarti kurang, dan SK yang berarti sangat kurang. Dalam kegiatan observasi disajikan juga hasil penilaian proses belajar maupun penilaian hasil belajar peningkatan membaca pantun siswa melalui metode TGT. Hal itu disajikan sebagai berikut. Hasil Proses Belajar Hasil tindakan yang berupa proses dapat dinyatakan cukup. Siswa sudah mampu mengikuti setiap aktifitas proses TGT. Baik yang melakukan pengocokan kartu kemudian membacakan pantun secara berbalas kepada anggota kelompoknya, kemudian anggota kelompok tersebut membalas isi pantun/sampiran. Pelaksanaan penilaian meliputi keaktifan siswa, kerjasama siswa dengan kelompoknya dan komunikatif siswa dengan kelompoknya.tetapi masih terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan pada tahap ini. Aktifitas kegiatan dalam membaca pantun melalui teknik TGT ini, sebagian besar siswa terlihat antusias, akan tetapi ditemukan sebagian siswa yang belum sepenuhnya mengikuti jalannya kegiatan tersebut, siswa tidak konsentrasi dan bingung harus melakukan apa, sehingga untuk mengatasi guru memberikan arahan dan bimbingan agar siswa lebih memperhatikan dan konsentrasi. Kegiatan kedua adalah membalas pantun sesuai dengan sampiran, pada kegiatan ini dijalankan siswa, namun masih banyak kendala yang mengakibatkan belum dapat berjalan dengan lancar, terutama pada penerimaan siswa dalam membalas pantun.hal ini disebabkan pengarahan yang kurang maksimal, bimbingan belum dapat berjalan dengan baik. Aktifitas setelah membalas pantun pada anggota kelompok dilempar/dilanjutkan ke anggota yang lain. Pada kegiatan ini keaktifan siswa, kerjasama dan komunikatif siswa sudah mulai tampak. Namun sebagian siswa masih masih mengalami kendala yang mengakibatkan alokasi waktu yang tersedia kurang karena sebagian siswa yang kurang lancar dalam membaca pantun. Hal ini sangat dimaklumi karena salah satu ciri ATG adalah IQ dibawah rata-rata. Bedasarkan hasil penilaian, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran pada tahap tindakan siklus I meningkat dari hasil pratindakan, yaitu siswa tuntas belajar sebelumnya hanya 3 orang, setelah tahap tindakan siklus I siswa yang tuntas belajar sebanyak 6 orang, dengan rata-rata kelas 66,66 Penilaian Hasil Belajar Siklus I Tindakan yang berupa hasil pembelajaran dalam tahap pelaksanaan ini juga mengacu pada indikator setiap tahap pembelajaran, indikator yang digunakan pada tahap pelaksanaan ini meliputi: (1) siswa dapat membaca pantun dengan lancar, (2) siswa dapat membaca pantun dengan lafal yang tepat, (3) siswa dapat membaca pantun dengan intonasi yang tepat. Pada kegiatan pelaksanaan metode TGT dalam pembelajaran membaca pantun, dilaksanakan oleh seluruh siswa yang dibagi dua kelompok. Namun kegiatan masih dimanfaatkan siswa untuk bermain, terkadang ada juga yang tidak mengetahui sama sekali (masih bingung) karena hal tersebut salah satu ciri dari ATG. Pada kegiatan membaca pantun, sebagian siswa melakukan dengan bahasa yang kurang lancar, pelafalan yang belum tepat dan intonasi yang kadang tepat kadang kurang.tetapi ada juga sebagian siswa yang membaca pantun dengan baik, mulai dari NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 335

6 kelancaran bahasa, intonasi dan pelafalannya. Kegiatan terakhir adalah meneruskan bacaan pantun kepada anggota lainnya dan siswa yang menerima meneruskan pantun tersebut dengan antusias melakukannya.begitu seterusnya sampai selesai. Berdasarkan analaisis data, dengan menggunakan teknik TGT dalam meningkatkan kemampuan membaca pantun siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat diperoleh nilai ratarata prestasi belajar siswa adalah 66 atau ada 6 siswa dari 9 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama, secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai > 75 hanya sebesar 6 orang siswa, lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 90. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa bingung dan sulit mengerti dengan apa yang dimaksudkan sehingga guru dengan menerapkan teknik TGT dengan lebih bervariasi. Refleksi Siklus I Refleksi dilaksanakan setelah selesai pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. kegiatan ini dilakukan secara kolaboratif bersama guru lainnya. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan dengan memperhatikan respon yang disampaikan siswa saat melempar bacaan pantun diakhir tindakan siklus I. Refleksi diarahkan pada: 1) kegiatan pendahuluan pembelajaran, 2) kegiatan inti pembelajaran, 3) kegiatan penutup pembelajaran Refleksi pada siklus I guru memberi motivasi dalam kegiatan pembelajaran. Motivasi disampaikan guru berupa himbauan tentang: (1) semua pekerjaan apabila dikerjakan dengan sungguhsungguh semua pasti dapat mengerjakan, 2) mengikuti petunjuk yang disampaikan guru, (3) mengharapkan siswa untuk melakukan semaksimal mungkin, (4) hasil yang terbaik akan mendapatkan hadiah. Pada pelaksanaan siklus I, hal tersebut dapat diatasi dengan pengarahan yang lebih tegas dan juga dengan mengefektifkan kerja masing-masing kelompok, sehingga siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dapat bekerja secara efektif dan efisien. Berdasarkan hasil refleksi seluruh tindakan pada siklus I ternyata masih ditemui hal yang perlu mendapat perhatian dan perbaikan.perbaikan tersebut perlu dilakukan pada setiap tahap kegiatan. Oleh karena itu dirancang kegiatan tindakan siklus II sebagai perbaikan dan penyempurnaan dari tindakan siklus I. pelaksanaan tindakan siklus II direncanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan ada dua jam pelajaran, seperti halnya dengan siklus I. penelitian tindakan membaca pantun pada siklus II dilakukan secara kolaboratif dengan guru yang lain. Hasil belajar yang akan dicapai masih sama dengan siklus I. perbaikan yang dilakukan yaitu pada langkahlangkah pembelajaran yang ada rencana pembelajaran. Perbaikan langkahlangkah pembelajaran dilengkapi perincian alokasi waktu tiap langkah kegiatan agar pelaksanaannya lebih efektif. Pada siklus I perincian ini belum dicantumkan sehingga pelaksanaan kegiatan belum berjalan dengan lancar. Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus II, berupa penilaian proses, dan penilaian hasil belajar, adapun hasilnya sebagai berikut: Hasil Tindakan Berupa Proses Hasil tindakan yang berupa proses dapat dinyatakan berhasil. Siswa sudah mampu mengikuti setiap aktivitas proses turnamen membaca pantun.masingmasing kelompok melakukan pembelajaran membaca pantun dengan tertib dan sesuai petunjuk guru. NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 336

7 Pelaksanaan meliputi kerjasama dalam kelompok, keaktifan siswa, komunikatif siswa dalam kelompok.walaupun masih terdapat beberapa hal yang masih perlu disempurnakan pada tahap ini tetapi secara klasikal sudah berhasil. Aktivitas kegiatan teknik TGT, semua siswa terlihat antusias dan semangat dalam mengikuti turnamen ini, baik yang mendapat giliran membaca pantun maupun siswa yang menyaksikan jalannya turnamen.siswa tidak ada lagi yang diam dan bingung.semua kelompok memanfaatkan waktu yang diberikandengan sebaik-baiknya. Berdasarkan penilaian, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran ratarata tahap tindakan pada siklus II pertemuan pertama mencapai 8,6 (95%) dan pertemuan kedua pada siklus II mencapai 8,9 (98%). Dengan demikian partisipasi siswa pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua mengalami kenaikan 3%. Hasil Tindakan Hasil tindakan yang berupa penilaian hasil dalam tahap pelaksanaan ini juga mengacu pada indikator setiap tahap pembelajaran, indikator yang digunakan pada tahap pelakasanaan ini meliputi: (1) siswa dapat membaca pantun dengan lancar, (2) siswa membaca pantun dengan lafal yang tepat dan (3) siswa dapat membaca pantun dengan intonasi yang tepat. Pada kegiatan melaksanakan teknik TGT, kegiatan tersebut sudah dilaksanakan oleh seluruh siswa.siswa sudah mengikuti langkah-langkah TGT dengan baik.siswa telah memamfaatkan waktu yang tersedia dengan sebaikbaiknya.siswa sudah dapat memainkan peran sesuai dengan perannya masingmasing.tidak ada lagi siswa yang bingung. Pada kegiatan melaksanakan teknik TGT semua siswa telah melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik.membaca pantun dengan dengan lafal dan intonasi yang jelas dan tepat. Kegiatan terakhir dari tahap ini adalah guru memberikan reward kepada kelompok yang menang dalam turnamen. Pada kegiatan ini siswa antusias dalam melakukan turnamen.semua peserta turnamen sudah memanfaatkan hasil kerja. Berdasarkan penilaian, dapat diambil simpulan sebagai berikut. No Uraian Hasil Siklus 11 1 Nilai rata-rata tugas 92 siswa 2 Jumlah siswa yang tuntas 9 belajar 3 Persentase ketuntasan 100% belajar Berdasarkan Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan teknik TGT dalam meningkatkan kemampuan membaca pantun siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 92 dan ketuntasan belajar mencapai 100% atau ada 9 siswa dari 9 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II secara klasikal siswa telah mengalami peningkatan yang lebih baik dari pada siklus I. Observasi Tahap observasi tindakan ini dilakukan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran membaca pantun dengan menggunakan teknik TGT pada siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat Kabupaten Kediri. Hal-hal yang dilakukan peneliti pada saat observasi, yakni (1) mengamati dan mencatat kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan belajar mengajar di dalam kelas, (2) mengamati dan mencatat interaksi belajar mengajar yang terjadi, (3) mengamati dan mencatat langkah- NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 337

8 langkah pembelajaran yang dilakukan guru dalam membelajarkan membaca pantun dengan menggunakan teknik TGT, dan (4) mengamati dan mencatat kegiatan belajar siswa baik dalam kelompok maupun individual. Pada akhir pertemuan 1 tahap siklus II, guru memberikan tugas kepada setiap siswa dalam kelompok untuk melakukan latihan membaca pantun sesuai peran masing-masing dalam kelompok.tindakan yang dilakukan peneliti setelah pembelajaran berlangsung yaitu menganalisis penilaian kemampuan membaca pantun oleh siswa. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tugas dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik TGT. Refleksi Pada akhir tindakan setiap tahap pembelajaran, dilakukan kegiatan refleksi. Dalam kegiatan ini, peneliti dan guru kelas lain mendiskusikan dan membahas secara kritis dan seksama hasil-hasil pengamatan maupun data penunjang lainnya yang berkaitan dengan pembelajaran yang dilakukan. Hal-hal yang dibahas dan didiskusikan, yaitu 1) tindakan yang telah dilakukan, 2) perbedaan antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, 3) kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran membaca pantun dan menemui solusinya, 4) melakukan interpretasi, pelaksanaan dan penyimpulan data yang diperoleh. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya untuk menilai apakah pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan berhasil atau tidak dikaitkan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya.berdasarkan hasil refleksi seluruh tindakan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa tindakan penerapan membaca pantun telah dapat memperbaiki pembelajaran membaca pantun siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat Kabupaten Kediri. Oleh karena itu tidak diperlukan lagi tindakan siklus selanjutnya. Dari hasil keseluruhan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dan II serta hasil pengamatan tercatat bahwa terdapat peningkatan keterampilan membaca pantun. Pada keterampilan proses ada peningkatan nilai dari rata-rata 60 naik menjadi 65 ini berarti ada peningkatan dari hasil proses. Demikian juga pada penilaian keterampilan secara individual tentang keterampilan membaca pantun dari rata-rata awal 65 pada siklus satu naik menjadi 75 dan pada siklus dua naik lagi menjadi 78 sehingga setiap ada perbaikan dari pembelajaran maka hasilnyapun akan naik. Oleh karena itu penelitian ini hanya dilakukan dua siklus karena telah mencapai hasil yang baik. Hasil rata-rata dalam pembelajaran peningkatan kemampuan membaca pantun siswa pada Siklus I diperoleh nilai proses pada pertemuan pertama 60 dan pertemuan kedua 65 menghasilkan nilai rata-rata 62,5. Hal ini masih berada dibawah KKM sebesar 75 (75%).Oleh sebab itu karena berada dibawah KKM, maka penelitian dinyatakan meningkat belum maksimal. Sehingga perlu diadakan penelitian pada Siklus yang ke II dan pada Siklus II diperoleh data kemampuan membaca pantun menunjukkan nilai proses pada pertemuan pertama 70 dan pertemuan kedua 75, diperoleh rata-rata 77,5. Hal ini sudah berada di atas KKM sebesar 75 >- (75%). Oleh sebab itu karena berada di atas KKM, maka penelitian dinyatakan meningkat sudah maksimal (berhasil).sehingga tidak perlu diadakan penelitianpada siklus berikutnya. Kemampuan yang telah disebutkan di atas sudah termasuk aktivitas siswa selama proses tindakan dalam teknik TGT. Dimana siswa dalam pembelajaran ini berusaha untuk tampil NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 338

9 dengan sebaik-baiknya sesuai dengan peran masing-masing peserta kelompok. Tujuan utama penelitian tindakan kelas ini sebagaimana telah disebutkan dalam tujuan penelitian pada pendahuluan, adalah mendeskripsikan peningkatan proses belajar membaca pantun dan peningkatan hasil belajar membaca pantun siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat Kediri. PTK dilakukan karena pembelajaran di SMALB Kandat Kediri masih mengalami kesulitan untuk membaca dan menghapal dalam mencocokkan antara sampiran dan isi, dengan bahasa yang baik dan runtut, kurang adanya latihan membaca, belum menemukan strategi pembelajaran membaca pantun secara tepat, dan penelitian ini dilakukan untuk mengubah keadaan, kenyataan, karena pembelajaran membaca pantun di SMALB Budi Mulya Kandat baik proses maupun hasil rata-rata kelas masih dibawah 60% dan hasil setelah dilakukan PTK dengan dua siklus pembelajaran membaca pantun di SMALB Budi Mulya Kandat terbukti naik dari rata-rata kelas yang sebelumnya dibawah 60 menjadi Hal ini tentunya sangat membantu siswa, terutama dalam proses membaca pantun ataupun hasil belajar siswa meningkat. Adapun dalam penelitian yang penulis lakukan, terdapat beberapa temuan sebagai berikut. Keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya ditentukan banyak faktor, salah satunya adalah persiapan yang direncanakan sebelum guru tersebut berdiri di depan kelas. Dengan pembelajaran peningkatan kemampuan membaca pantun melalui teknik TGT guru tnembuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang didalamnya mencakup: (1) kompetensi dasar (2) indikator (3) hasil/pengalaman belaiar (4) alokasi waktu (5) materi pokok (6) evaluasi (7) jenis bentuk tes, dan(8) alat/media/sarana pembelajaran yang ingin dicapai. Pada draf deskripsi pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.indikator yang ingin dicapai adalah (1) siswa dapat membaca pantun dengan lancar, (2) siswa dapat membaca pantun dengan lafal yang tepat, (3) siswa dapat membaca pantun dengan intonasi yang tepat.tujuan yang ingin dicapai adalah (I) siswa dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.pencapaian kompetensi dasar, hasil belajar, indikator tersebut dalam penelitian membaca pantun dengan teknik TGT pada pelaksanaannya dilakukan tahap pembelajaran. Dengan demikian data kita simpulkan bahwa kompetensi merupakan indikator yang menunjukkan kepada perbuatan yang bisa lakukan, dan sebagai konsep yang mencakup aspek-aspek pengetahuan, keterampilan nilai dan sikap serta tahap tahap pelaksanaannya secara utuh. Penelitian ini karena acuannya menggunakan kurikulum berbasis kompetensi maka dalam pelaksanaanya siswa diberi tugastugas yang berkaitan dengan kompetensi yang ingin dicapai.kompetensi yang ingin dicapai dirancang pada setiap pembelajaran yaitu pada tahap penentuan materi membaca pantun, tahap latihan teknik TGT dan pelaksanaan teknik TGT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan teknik TGT siswa tertarik agar dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat.hal ini tampak pada keantusiasan dalam rnengikuti pembelajaran yang dilakukan pada kegiatan membaca pantun dengan menggunakan teknik TGT. Motivasi membaca terlihat setiap siswa aktif membahas materi tentang membaca pantun. Kesulitan yang dialami rata-rata mengenai kemampuan membaca pantun. NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 339

10 Hal ini dijelaskan dalam kegiatan membaca pantun, Kegiatan guru hanya membimbing siswanya untuk membaca pantun melalui teknik TGT, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memfokuskan pada kemerdekaan kompetensi-kornpetensi tertentu oleh peserta didik, Dengan bantuan teknik TGT pada penelitian ini siswa diarahkan untuk menguasai kompetensi tertentu. Kompetensi yang diperoleh adalah dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat. Dalam pelaksanaan penelitian, diketahui bahwa siswa telah berhasil melakukan membaca pantun dengan teknik TGT. Keberhasilan yang ditunjukkan siswa dilakukan mulai menentukan pembentukan kelompok untuk teknik TGT. Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Luar Biasa tujuan pembelajaran sudah dijabarkan pada indikator yang ada pada Kurikulum Satuan Pendidikan Luar Biasa. Dalam mencapai tujuan pembelajaran acuannya adalah indikator yang akan dicapai berdasarkan kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah membaca pantun, sedangkan indikator yang digunakan sesuai dengan yang tercantum dalam kurikulum tersebut adalah siswa membaca pantun dengan lancar, siswa membaca pantun dengan lafal yang tepat, siswa membaca pantun dengan intonasi yang tepat. Dalam pelaksanaan pengajaran, guru diharapkan mampu menerapkan dalam pengajaran dengan menggunakan teknik-teknik pengajaran yang sejalan dengan metode-metode yang ditentukan dalam kurikulum. Karena semua unsur tersebut satu sama lain saling terkait yang diwujudkan dalam tindakan pengajaran dikelas. Dalam penelitian ini peran guru dapat dilihat dalam tahaptahap pembelajaran yang dilakukan dalam kemampuan membaca pantun dengan menggunakan teknik TGT. Tindakan yang dilakukan guru dalam kegiatan pendahuluan pembelajaran, inti pembelajaran dan penutup pembelajaran. Tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat membaca pantun dengan lafal dan intonasi yang tepat. Kegiatan yang laksanakan siswa dalam membaca pantun melalui teknik TGT, siswa berhasil dalam membaca pantun melalui teknik TGT. Sehingga pada kegiatan proses belajar siswa dalam membaca pantun melalui teknik TGT dengan beberapa tahapannya. Agar proses belajar dapat berlangsung secara efektif, semua faktor eksternal harus diperhatikan oleh setiap guru. Dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada membaca pantun melalui teknik TGT, dimulai dari perencanaan tindakan dengan perangkat pembelajaran disusun dan dipersiapkan. Adapun perangkat pembelajaran meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, catatan observasi, catatan refleksi, catatan lapangan pedoman penilaian, membaca pantun baik penilaian proses belajar dan penilaian hasil belajar. Kesemuanya itu disusun sebagai sarat terjadinya interaksi belajar mangajar yang optimal. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan diakhiri dengan menutup pembelajaran dengan mengadakan refleksi. Apakah tujuan yang ingin dicapai sudah berhasil atau belum hal ini dilaksanakan pada akhir agar dapat melakukan kegiatan pada pembelajaran berikutnya akan lebih baik. Sesuai perencanaan tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran, peningkatan kemampuan membaca pantun dengan menggunakan teknik TGT. Metode tersebut antara lain metode ceramah, Tanya jawab penugasan dan demontrasi. Metode ceramah digunakan guru pada waktu penyampaian tujuan yang ingin dicapai. Guru menjelaskan ketika siswa mengemukakan pertanyaan. Pada NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 340

11 penutup guru menyampaikan kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran. Metode diskusi pada penelitian ini digunakan pada penentuan salah satu topik membaca pantun.kegiatan menentukan salah satu topik membaca pantun dapat memberikan masukan tentang membaca pantun melalui teknik TGT Dalam penelitian peningkatan kemampuan membaca pantun melalui teknik TGT menunjukkan bahwa sarana yang dipakai dalam pembelajaran adalah: (1) ruang kelas yang dilaksanakan didalam kelas X ATG SMALB Budi Mulya Kandat Kabupaten Kediri. (2) menggunakan beberapa kartu pantun dengan warna yang berbeda. Kartu yang sudah dibagi oleh guru dikocok oleh siswa dan diteruskan oleh anggota kelompoknya.pada kegiatan ini pola berfikir siswa mengarah pada caracara atau proses menjalankan teknik TGT dengan baik dan sempurna. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama dua siklus, berdasarkan seluruh pembahasan dan analisis, maka dapat disimpulkan: 1) dengan menggunakan teknik TGT proses pembelajaran membaca pantun siswa kelas X ATG mengalami peningkatan 2) dengan teknik TGT hasil kemampuan membaca pantun meningkat. Pembelajaran dengan menggunakan teknik TGT memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I ( 65 ) dan siklus II ( 75 ). Penerapan teknik TGT mempunyai pengaruh positif, yaitu meningkatkan motivasi siswa, meningkatkan percaya diri, dengan ditunjukkan rata-rata kelas naik. Saran Bagi guru Bahasa Indonesia khususnya guru ABK SMALB penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan peningkatan kemampuan membaca, terutama pembelajaran membaca pantun melalui teknik TGT. Bagi siswa kelas X ATG SMALB Budi Mulya diharapkan untuk membiasakan diri dalammengikuti pembelajaran menanamkan keaktifan, komunikatif, kerjasama dan keantusiasan karena dengan keaktifan, komunikatif, kerjasama dan keantusiasan motivasi secara sendirinya akan tertanam pada diri siswa. Dengan adanya motivasi yang berasal dari siswa itu sendiri, semangat dalam belajar, terutama pembelajaran membaca akan muncul dengan sendirinya. Bagi penyusun bahan ajar materi pembelajaran bahasa Indonesia kelas X ATG SMALB terutama dalam pembelajaran membaca agar memasukkan bahan ajar yang siswa dapat melakukan sendiri, dengan siswa terlibat langsung maka pengalaman belajar siswa akan berlangsung lebih lama. Bagi penyusun kurikulum penelitian ini dapat dijadikan acuan alternatif dalam penyusunan kurikulum, terutama penggunaan teknik TGT yang digunakan dalam kompetensi yang ingin dicapai. Terutama di Pendidikan ABK masih mengalami kesulitan tindakan apa yang dilakukan untuk pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang ada.bagi penelitian lain temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai kajian awal untuk menemukan strategi pembelajaran dalam pembelajaran membaca pantun yang lebih efektif, sehingga pembelajaran membaca pantun yang selama ini ditingkat SLB hanya berupa teori-teori dapat diubah menjadi pembelajaran yang aktif kreatif dan menyenangkan, Oleh karena itu perlu NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 341

12 diadakan kajian berikutnya untuk memperkuat penelitian yang ada. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksa Departemen Pendidikan Nasional.Standar 2006 Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta. Direktur Pembinaan Sekolah Luar Biasa. Delphie, Bandi Pembelajaran Anak Tunagrahita.Bandung:PT Refika Aditama Slavin,R.E Cooperative Learning Theory Reseach and Practice. Bandung: Nusa Media. Wiraatmaja, Rochiati, Metode Penilaian Tindakan Kelas. Bandung:Remaja Rosda Jaya Paizaluddin, Ermalinda Penelitian Tindakan Kelas.Bandung:Alfabeta NOSI Volume 2, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 342

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN YULI AMBARWATI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK DENGAN TEKNIK THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013 BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE TPS (Think Pair Share) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOMEKAR 07 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Kawit Supriana 14 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR 1 Afta Rahmat Zayn, 2 Sunyoto, dan 3 Tri Murti Universitas Negeri Malang E-mail: rahmatzayn@ymail.com

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli

Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Penerapan Pendekatan Paikem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Energi dan Kegunaanya di Kelas IV SDN 4 Kamalu Tolitoli Samriah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana

Lebih terperinci

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Charlina Ribut Dwi Anggraini METODE PEMBELAJARAN TGT MELALUI PERMAINAN ULAR TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI BEDIWETAN KECAMATAN BUNGKAL KABUPATEN PONOROGO Charlina

Lebih terperinci

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU Hadi Guru Matematika SMP Negeri 1 Palu Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 20 Tolitoli Dinayanti Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Novia Wijayanti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTs DARUL FIKRI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Novia Wijayanti Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 1 MTs NEGERI ENOK Habibullah a, Hj. Zetriuslita b, Abdurrahman c a Alumni Program

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Noborejo 01 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran di sekolah dasar yang memegang peran signifikan untuk mengembangkan kebudayaan adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP MUHAMMAD IDRIS Guru SMP Negeri 3 Tapung iidris.mhd@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung. 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Perumnas Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pengertian pendidikan menurut Undang-Undang SISDIKNAS No. A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN Pendidikan di Indonesia kini telah mengalami banyak perubahan. Perubahan-perubahan itu terjadi karena berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan. Pengertian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS Ermayanti ermayanti@unsri.ac.id Abstrak. Telah dilakukan Penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah seperti yang telah diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan metode Penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Sudjana (2011: 22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Pengalaman belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Achmad Hasbi Ash Shiddiq. Program studi pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, antropilogi,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAMS GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IIIA SDN SEMBORO 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Kasmiati 10 Abstrak. Tujuan pembelajaran

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS VI SDN REJOAGUNG 01 KECAMATAN SEMBORO KABUPATEN JEMBER Sri Nupiksani 2 Abstrak. Dewasa ini tumbuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN Deskripsi mengenai hasil penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang diungkapkan pada Bab I akan disajikan dalam Bab IV ini. Sebelum hasil penelitian

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas IV SDN 3 Tambun Tolitoli Ronawati Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek

Oleh: Sri Wahyuni SDN 3 Malasan, Durenan, Trenggalek 114 JUPEDASMEN, Volume 1, Nomor 3, Desember 2015 UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN BAGIAN TUMBUHAN MELALUI METODE KOOPERATIF STAD PADA SISWA KELAS IV SDN 3 MALASAN KECAMATAN

Lebih terperinci

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD PENINGKATAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF PADA SISWA KELAS VIIB SMP 17 AGUSTUS 1945 CLURING MENGGUNAKAN METODE STAD TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MEDIA DIORAMA LIPAT PADA SISWA KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MEDIA DIORAMA LIPAT PADA SISWA KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MEDIA DIORAMA LIPAT PADA SISWA KELAS III SDN NGUNUT 07 KABUPATEN TULUNGAGUNG Riris Rahayu, Tri Murti, Lilik Bintartik Universitas Negeri Malang Email: cassiopeiagirl13@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar yang aktif dan kondusif dan proses belajar mengajar yang dapat berlangsung sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan pada tingkat pendidikan dasar, menengah, sampai jenjang perguruan tinggi.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PATIHAN SIDOHARJO SRAGEN PADA MATA PELAJARAN IPS TAHUN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 12 No 1 (29 dari 114) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS KOMPETENSI MEMAHAMI HUBUNGAN MANUSIA DAN BUMI MELALUI

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok Evawati, H. Abduh. H. Harun, dan Nuraedah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan kooperatif tipe group investigation (GI) pada mata pelajaran IPS dengan materi Perjuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 01, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga. Siswa SD Negeri Salatiga 01 terdiri dari kelas 1

Lebih terperinci

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara Media Bina Ilmiah51 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MENCARI PASANGAN (Make a Match) PADA POKOK BAHASAN GEJALA ALAM DI INDONESIA DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA KELAS VI

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Kustiyah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.2. Kondisi Awal Kondisi awal atau pra siklus, merupakan gambaran awal tentang kemampuan subjek penelitian yang adalah siswa kelas

Lebih terperinci

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar

Kata kunci : pembelajaran aktif, pencocokan kartu indeks, hasil belajar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF DENGAN MEDIA PENCOCOKAN KARTU INDEKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII E SMP N 2 PECANGAAN JEPARA 1) 1 Oleh : Nikmatul Isnaini 2) dan Siti Fatonah 3)

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Penerapan Metode Kolaborasi Kelas V SDN 3 Parigi Rabiah, Imran, dan Dwi Septiwiharti Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA Rian Setiawan 1), Sukarno 2), Karsono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat kemajuan pendidikannya. Apa yang dapat dihasilkan dari sebuah pendidikan itulah yang akan memberikan

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV MIS Tompo Melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar IPA Djelesia, Mestawaty Ahmad, dan MuchlisDjirimu Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang

Lebih terperinci

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TGT DENGAN MENGGUNAKAN PERMAINAN TIC TAC TOE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 1 SUTOJAYAN BLITAR Alifa Hamiim Farida,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh siswa. Matematika beragam manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, konsep

Lebih terperinci

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PERMAINAN BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI ISLAMI PADA SISWA KELAS I SD MUHAMMADIYAH NGUPASAN I KOTA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Lebih terperinci

JEMBER TAHUN PELAJARAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MATERI MENGIDENTIFIKASIKAN CIRI- CIRI NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU BAGI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal yang dilakukan di kelas X Kompetensi Keahlian 2 SMK Negeri 1 Salatiga, peneliti berhasil mengidentifikasi permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Pra Siklus Peneliti terlebih dahulu melaksanakan observasi pembelajaran di kelas II MI Raudlatussibyan Sampang Karangtengah Demak pada hari Senin

Lebih terperinci

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek

Oleh: Mulyani SD Negeri 3 Karanggandu, Watulimo, Trenggalek Mulyani, Penggunaan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan... 45 PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TENTANG RANGKAIAN LISTRIK SERI DAN PARALEL PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT Upaya Meningkatkan Hasil... (Atika Wulansari) 2.393 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT IMPROVING MATHEMATIC LEARNING BY COOPERATIVE LEARNING

Lebih terperinci

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember

Sumono 38. Kata kunci : Metode STAD, Hasil Belajar, IPA. 38 Guru Kelas VI SDN Darungan 02 Tanggul Kabupaten Jember PENGGUNAAN METODE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG MENGIDENTIFIKASI CIRI KHUSUS YANG DIMILIKI HEWAN PADA SISWA KELAS VI SDN DARUNGAN 02 TANGGUL Sumono 38 Abstrak. Penelitian ini diterapkan

Lebih terperinci

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta,

Ewisahrani Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VII SMPN 13 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Ewisahrani Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene

Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Meningkatkan Prestasi Belajar IPA melalui Penggunaan Media Gambar pada Kelas IV SDN Majene Muh. Jupriadi, Bustamin, dan Lilies Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat bagi manusia. Pendidikan sangat penting, sebab dengan proses pendidikan manusia dapat mengembangkan semua potensi

Lebih terperinci

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA SISWA KELAS XI IPS 2 MAN MOJOKERTO KABUPATEN MOJOKERTO Syifa ur Rokhmah Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Sondakan No. 11 Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang beralamatkan di Jl.

Lebih terperinci

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT Yusnidar Polem SMP Negeri 5 Gunungsitoli, kota Gunungsitoli Abstract: This research was conducted in SMP Negeri 5 Gunungsitoli.

Lebih terperinci

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BERFIKIR BERPASANGAN BERBAGI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN KPK DAN FPB KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 02/I KEMBANG SERI NURHASANAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, model yang digunakan yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kasihani (1998: 13), penelitian tindakan kelas merupakan

Lebih terperinci

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Sarmin Siolan. Mahasiswa Program Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament Pada Siswa Kelas IV SD GKLB Sabang Kab. Banggai Kepulauan Sarmin Siolan Mahasiswa Program Guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.Siklus I a. Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas VI Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN BABADAN I NGRAMBE NGAWI KUSNI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Berdasarkan observasi awal di

Lebih terperinci

A UMS - Copy SKRIPSI

A UMS - Copy SKRIPSI 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Proses pembelajaran atau proses belajar mengajar adalah interaksi antara siswa dengan guru, sehingga guru tidak hanya menempatkan siswa sebagai obyek pendidikan

Lebih terperinci

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 6 SMA NEGERI 5 PEKANBARU Riwa Giyantra *) Armis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru maupun antara

BAB I PENDAHULUAN. tersebut terjadi interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru maupun antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan perpaduan yang harmonis antara kegiatan pengajaran yang dilakukan oleh guru dan kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dalam kegiatan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dipaparkan hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan judul Peningkatan Pemahaman Materi Perjuangan Melawan Penjajah Jepang Melalui Metode Pembelajaran

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN Muncarno FKIP Universitas Lampung Email: muncarno@gmail.com

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA Susilawati SD Negeri 054931 Batu Melenggang, kab. Langkat Abstract: This classroom action

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau sering disebut dengan Classroom Action Reseacrh. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar   1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Question Student Have (QSH) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pengukuran pada Siswa Kelas IV Aminudin 1 1 SDN Sukorejo 01, Kota Blitar Email:

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1 BAB III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Setting Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VIII E SMP N 2 Susukan semester I tahun ajaran 2012 / 2013 pada kompetensi dasar mendiskripsikan hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 4.1. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 02 Katong semester II Tahun Pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT DWI ASTUTI MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DEVELOPMENT (STAD) Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad

Lebih terperinci