DISELENGGARAKAN OLEH: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKMK LAPORAN DISUSUN OLEH:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DISELENGGARAKAN OLEH: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKMK LAPORAN DISUSUN OLEH:"

Transkripsi

1 DISELENGGARAKAN OLEH: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM DEPUTI BIDANG PENGKAJIAN SUMBERDAYA UKMK LAPORAN DISUSUN OLEH: LEMBAGA PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN KERJA SAMA ANTARDAERAH

2 Hal HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii SUMMARY... iii BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG TUJUAN RUANG LINGKUP WILAYAH DAN MATERI METODE DAN BENTUK PELAKSANAAN KEGIATAN WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PENYELENGGARA DAN NARASUMBER PESERTA WORKSHOP... 3 BAB II REKAPITULASI HASIL KEGIATAN IDENTIFIKASI ISU PENTING DAN BERMASALAH VISI DAN TOLOK UKUR (MILESTONE) INDIKASI KEGIATAN TINDAK LANJUT... 9 ii

3 Regional Management (RM) Jonjok Batur merupakan salah satu bentukan aliansi kerja sama antardaerah yang terdiri dari kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur dalam suatu pengelolaan regional. Setelah berjalan selama tiga tahun, dapat dikatakan bahwa RM Jonjok Batur masih belum dapat memenuhi harapan bersama. Salah satu alasan utama adalah lemahnya kapasitas para pelaku termasuk dari bidang Koperasi dan UKM - dalam melakukan perencanaan dan aplikasi kerja sama antar daerah di wilayah ini. Pelaksanaan workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah (SKAD) oleh Kementerian Koperasi dan UKM adalah suatu upaya pemberdayaan bidang UKM di Region Jonjok Batur merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia penggerak UKM melalui kerja sama antardaerah (KAD) di wilayah ini. Melalui kegiatan ini, dapat diketahui juga tentang pokok permasalahan yang terjadi dalam RM Jonjok Batur. Dalam kegiatan workshop yang berlangsung selama dua hari pada Juni 2009 didapatkan temuan bahwa perekat KAD dalam pengembangan UKM terkait dengan promosi, kelembagaan, permodalan dan teknologi. Promosi yang dikeluhkan terutama mengenai kurangnya fasilitasi bagi UKM untuk mengikuti berbagai pameran pada acara nasional maupun internasional. Kelembagaan merupakan sektor yang juga disorot berdasarkan masukan dari para peserta, terutama mengenai kelembagaan RM Jonjok Batur yang kepengurusannya masih belum sesuai dengan kondisi ideal. Rencana kegiatan dalam jangka pendek yang mendesak adalah pembenahan kelembagaan RM Jonjok Batur bukan saja terkait dengan kepengurusan dan atribut pendukung namun juga usulan masuknya Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Utara sebagai anggota. Dukungan ini tentu saja membawa semangat lebih terhadap kemajuan pengembangan UKM Regional Jonjok Batur, karena telah meliputi semua Kabupaten/Kota di Pulau Lombok. Dukungan untuk tindak lanjut (follow up) telah disampaikan langsung oleh Wakil Bupati Lombok Barat yang bersedia lebih berperan untuk mengkomunikasikan dan mendiseminasikan hasil Workshop SKAD ini. Dukungan serupa disampaikan pula oleh perwakilan Lombok Tengah. Tindak lanjut hasil workshop SKAD RM Jonjok Batur yang telah dirumuskan bersama secara partisipatif oleh para peserta perlu dikuatkan dengan komitmen dan kesungguhan dari para aktor dan stakeholders terkait untuk merealisasikan. ii i

4 Dalam tahun anggaran 2009, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK dalam hal ini Asisten Deputi Urusan Pengembangan Perkaderan UKM mengembangkan program pelatihan dalam bentuk workshop dengan memanfaatkan kerja sama antardaerah guna meningkatkan sinergitas UKM secara kewilayahan. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia termasuk salah satu poin penting dalam memajukan sektor UKM agar dapat memiliki daya saing tinggi. Pendekatan secara regional dipilih karena pemberdayaan sektor UKM akan mencapai skala ekonomi yang besar bila didukung dengan kekuatan beberapa daerah yang tergabung dalam keterikatan kerja sama antardaerah. Regional Management Jonjok Batur yang beranggotakan tiga Kabupaten (Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Timur) merupakan salah satu RM yang terpilih oleh Kementerian KUKM untuk dilaksanakan kegiatan workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah (SKAD). Pelaksanaan kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia yang terkait dalam RM Jonjok Batur sebagai aktor regional dalam pengembangan UKM. Workshop SKAD mengambil lokasi di Senggigi Lombok Barat berlangsung selama dua hari mulai tanggal Juni Pemilihan RM Jonjok Batur sebagai objek pelaksanaan Workshop SKAD merupakan hal yang positif sebab sektor UKM di regional Jonjok Batur memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. Sektor UKM di Regional Jonjok Batur potensial berkembang karena didukung oleh popularitas pariwisata Lombok yang sudah terkenal hingga manca negara. Pelaksanaan workshop SKAD dalam pemberdayaan KUKM di RM Jonjok Batur menghasilkan beberapa poin penting yaitu (1) isu dan permasalahan daerah di bidang Koperasi dan UKM sebagai faktor perekat Kabupaten/Kota terkait dalam melakukan kegiatan bersama, (2) Visi Puncak 2030, (3) Tolok Ukur lima tahunan dan indikasi kegiatan jangka pendek untuk jangka waktu satu hingga dua tahun kedepan, serta (4) rekomendasi peran/kotribusi stakeholder yang terkait. Hasil-hasil pelaksanaan workshop SKAD ini akan menjadi bahan masukan terhadap para pengambil kebijakan (Forum Regional RM Jonjok Batur), Regional Manager, Dewan Eksekutif, SKPD terkait, Swasta, dan terutama bagi Kementerian Koperasi dan UKM sebagai penyelenggara kegiatan. Tindak lanjut workshop SKAD sangat penting untuk dilaksanakan dan telah diagendakan oleh Kementerian KUKM sebagai upaya menyeluruh untuk kemajuan pengembangan UMKM melalui KAD. 1

5 Laporan Hasil Kegiatan SKAD ini bertujuan untuk memberikan bahan masukan bagi pengembangan UMKM sebagai tindak lanjut pelaksanaan kerja sama antardaerah di Regional Management Jonjok Batur. Ruang lingkup wilayah yang tercakup dalam laporan pelaksanaan kegiatan Workshop SKAD ini secara spesifik meliputi Kabupaten anggota RM Jonjok Batur yaitu: 1. Kabupaten Lombok Barat 2. Kabupaten Lombok Tengah 3. Kabupaten Lombok Timur Ruang lingkup materi dalam laporan mencakup hasil kegiatan workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang berlangsung selama dua hari di Lombok Barat pada tanggal Juni Pelaksanaan kegiatan workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah dalam Pemberdayaan Koperasi dan UMKM ini menggunakan metode deskripfif partisipatif. Dalam pelaksanaan workshop SKAD, para peserta dituntut untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara aktif dan meningkatkan kepedulian tentang pengembangan KAD melalui diskusi singkat tentang teori dan praktek KAD. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal Juni 2009, bertempat di Bintang Senggigi Hotel, Mataram. 2

6 Workshop Skenario Kerja Sama Antardaerah (SKAD) Dalam Pengembangan UKM diselenggarakan oleh Asisten Deputi Urusan Pengembangan Perkaderan UKM, Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UKMK, Kementerian Negara Koperasi dan UKM. Dalam pelaksanaanya dibantu oleh Panitia Daerah yang berasal dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Lombok Barat. Adapun narasumber dan fasilitator kegiatan workshop berasal dari Lembaga Pengembangan Kerjasama Antar Daerah (LEKAD) Semarang. Peserta dalam workshop ini sebanyak 20 orang, dengan rincian sebagai berikut:. 1. Dinas Koperasi dan UKM Provinsi NTB = 1 orang 2. Dinas Koperasi Kabupaten Lombok Barat = 2 orang 3. Dinas Koperasi Kabupaten Lombok Tengah = 2 orang 4. Dinas Koperasi Kabupaten Lombok Timur = 2 orang 5. Bappeda Provinsi = 1 orang 6. Bappeda Kabupaten Lombok Barat = 1 orang 7. Bappeda Kabupaten Lombok Tengah = 1 orang 8. Bappeda Kabupaten Lombok Timur = 1 orang 9. Pelaku Usaha Kabupaten Lombok Barat = 3 orang 10. Pelaku Usaha Kabupaten Lombok Tengah = 2 orang 11. Pelaku Usaha Kabupaten Lombok Timur = 2 orang 12. Pelaku Usaha Kabupaten Lombok Utara = 1 orang 13. Dinas Koperasi dan UKM Kota Mataram = 1 orang Jumlah 20 orang 3

7 Pada hari pertama, pelaksanaan SKAD diawali dengan pengumpulan isu-isu yang terkait dengan sektor UMKM sesuai dengan Tema pembahasan workshop dalam upaya Pemberdayaan Koperasi dan UMKM di Regional Management (RM) Jonjok Batur. Isu-isu yang disampaikan mencakup lingkup Kabupaten yang berada di Pulau Lombok, bukan hanya anggota RM Jonjok Batur. Hal ini dikarenakan peserta yang hadir tidak saja berasal dari Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah, dan Lombok Timur sebagai bagian dari RM Jonjok Batur, namun juga berasal dari perwakilan Kota Mataram, dan Lombok Utara sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Lombok Barat. Hal tersebut sebenarnya bukan menjadi suatu kendala karena permasalahan KUKM di Regional Jonjok Batur secara umum sama dengan kondisi KUKM di Pulau Lombok. Pengumpulan isu-isu dari peserta tersebut dikelompokkan berdasarkan alur proses produksi produk UKM yang dimulai dari tahapan pra produksi, produksi, hingga paska produksi atau pemasaran. Dalam tiap tahapan tersebut terdapat sektor-sektor penunjang (seperti sumberdaya manusia, permodalan, lingkungan, dsb) sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses produksi item UKM. Gambar 1 Alur Proses Produksi Pra Produksi Produksi Pemasaran Sektor sektor Penunjang Lingkungan Infrastruktur Harga/Sistem Permodalan SDM Kelembagaan Sumber: Bahan Presentasi Tim LEKAD,

8 Isu-isu yang telah terkumpul berdasarkan pengelompokan sektor kemudian ditentukan secara bersama sektor Penting yang ditandai dengan menempelkan stiker warna biru pada isu yang dipilih. Peserta secara berurutan kemudian memilih kembali isu yang dianggap bermasalah, kali ini dengan menempelkan stiker tempel warna merah muda. Gambar 2 Kegiatan Pemilihan Isu Penting dan Bermasalah Sumber: Hasil Kegiatan SKAD KUKM RM Jonjok Batur, 22 Juni 2009 Berdasarkan isu-isu yang terkumpul, terdapat sebanyak sembilan sektor dengan 31 isu-isu. Melalui mekanisme paretto, dengan asumsi pilihan 20% dari total isu maka tiap peserta mendapatkan kesempatan untuk memilih masing-masing enam isu penting dan bermasalah. Berikut merupakan hasil rekapitulasi isu-isu penting dan bermasalah pada UKM di Region Jonjok Batur: Tabel 1 Isu-Isu Penting dan Bermasalah KUKM RM Jonjok Batur No Sektor No Isu-isu P (Penting) Skor M (Masalah) 1. PRA PRODUKSI 1. Bibit Kerapu yang kurang Bahan Baku kerajinan anyaman bambu Bahan bakar open tembakau sangat diperlukan masyarakat tiap tahun - Kesulitan memperoleh bahan bakar pengganti BBM Pakan ikan air tawar tidak terjangkau peternak Lingkungan 5. - Pembudidayaan anyaman bambu melalui penghijauan di lahan kosong Lombok Beriuk menjaga hutan - Masyarakat kesulitan menjaga bangunan 6. Pengelolaan sumber mata air

9 No Sektor No Isu-isu 3. Permodalan 7. - Permodalan UKM supaya bebas dari jaminan dan dapat cepat dan tepat saat dibutuhkan - Permodalan UKM Mutiara - Permodalan anyaman ketak - Permodalan Kerajinan Cukli - Permodalan gerabah - Permodalan perhiasan emas mutiara - Permodalan langsung ke wilayah masing-masing tanpa melalui Provinsi 4. Sumber Daya Manusia 8. - SDM Perajin - Pelatihan model perhiasan mutiara - Study banding UKM untuk kemajuan usaha - SDM yang rendah dalam mutu dan bentuk gerabah - Pelatihan-pelatihan SDM UKM - Profesionalisme ketenagakerjaan yang masih kurang 5. Kelembagaan 9. - Akses Permodalan yang dipersulit oleh birokrasi - Kelembagaan UKM - Legalisasi Lembaga Keuangan Mikro (LKM) P (Penting) Skor M (Masalah) Program satu juta sapi Provinsi NTB Penyempurnaan/Pembuatan regulasi yang 9 7 pro UKM 6. PROSES 12. Pengolahan daging sapi 0 0 PRODUKSI 13. Warna rotan Cat gerabah Produksi rotan terbatas Buah-buahan dan sayuran terbatas untuk kawasan Pariwisata Lombok Tengah Kualitas bahan gerabah Kualitas desain dan pewarnaan kain gedogan - Kualitas Mutiara Pengemasan kerupuk kulit Packing telur asin - Pengemasan makanan kecil Teknologi tenun ikat Teknologi pengolahan jagung - Pengolahan sabut kelapa - Teknologi pengolahan jambu mete - Teknologi standar internasional hasil olahan bahan makanan - Teknologi kerajinan bambu 7. Infrastruktur 20. Sinkronisasi fungsi pelabuhan Infrastruktur jalan untuk anyaman ketak - Kualitas jalan rusak parah 22. Pengadaan alat pengolahan bambu yang efektif 6

10 No Sektor No Isu-isu P (Penting) Skor M (Masalah) 8. PEMASARAN 23. Pemasaran UKM Mutiara Pemasaran Bandeng, Udang Promosi makanan khas Lombok Pemasaran kerang budidaya - Promosi Produk UKM kurang dukungan Pemda - Perlu dibantu dalam pameran dan dagang 26. Pemasaran kangkung Pemasaran hasil perkebunan (cengkeh, 0 0 kopi, kakao) 28. Pemasaran gerabah Pemasaran anyaman ketak Harga/sistem 30. Harga anyaman ketak yang tidak stabil Budidaya rumput laut yang masih dimonopoli Sumber: Hasil Kegiatan SKAD KUKM RM Jonjok Batur, 22 Juni 2009 Dari hasil identifikasi isu-isu penting dan bermasalah, dapat ditentukan sektor sektor dengan skor paling tinggi untuk dijadikan sebagai sektor perekat kerja sama untuk pemberdayaan KUKM di RM Jonjok Batur. Berdasarkan hasil perhitungan, terpilihlah sektor Kelembagaan dan Pemasaran (Promosi) sebagai sektor yang perlu dibahas lebih lanjut untuk kemajuan KUKM di RM Jonjok Batur.! Berdasarkan hasil masukan peserta tentang Visi dalam upaya pengembangan KUKM di RM Jonjok Batur diambil berdasarkan kata kunci yang paling banyak muncul dari para peserta, sehingga menghasilkan kalimat visi: Lombok yang Mandiri, Maju, Sejahtera dan Lestari Pernyataan mandiri maju sebagai daerah yang berdaya saing dapat diartikan bahwa dengan posisi geografis yang strategis serta karakter struktur dan pola ruang wilayah yang dimiliki, maka upaya pengembangan outlet dalam skala jumlah dan kualitas yang proporsional akan merupakan titik awal bagi upaya pengembangan lebih lanjut bagi wilayah RM Jonjok Batur agar dapat secara berkelanjutan mensejajarkan diri secara fisik, ekonomi dan social-budaya dengan daerah lainnya. Kemandirian mencerminkan suatu sikap untuk mengenali potensi dan kemampuannya dalam mengelola sumber daya yang tersedia serta tantangan yang dihadapinya. Makna sebagai daerah mandiri, maju dan lestari; merupakan sumber daya pembangunan, stimulus bagi kegiatan ekonomi wilayah serta pembuka akses wilayah dalam arti luas. 7

11 Maju diartikan sebagai kondisi terbentuknya daerah yang mampu mengelola segenap potensi melalui kerja sama dan sinergitas. Diukur melalui indikator berupa tercapainya daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat; terbangunnya jaringan sarana dan prasarana pembangunan, pemerintahan dan pelayanan yang merata yang berdampak pada berkurangnya kesenjangan antarwilayah, pembangunan perdesaan dan daerah terpencil; optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan aset-aset daerah dan sumber-sumber keuangan lainnya bagi kepentingan pembangunan; dan meningkatnya investasi dalam pembangunan yang didukung kondusivitas daerah. Sejahtera menunjukkan kondisi kemakmuran masyarakat, yaitu terpenuhi kebutuhan ekonomi (materiil) maupun sosial (spirituil) secara adil dan merata. Guna memudahkan pencapaian visi tersebut maka peserta diajak untuk merumuskan tolok ukur (milestone) periodik lima tahunan mulai dari tahun puncak (2030). Semua masukan milestone secara bertahan disampaikan mulai tahun 2030 bertahap turun lima tahunan. Hasil milestone yang terkumpul tidak secara langsung digunakan, namun dibacakan secara langsung didepan para peserta sehingga dapat segera mendapat tanggapan. Penyempurnaan milestone dilakukan dengan cara pembagian para peserta kedalam beberapa kelompok berdasarkan milestone periodik yang disusun. Gambar 3 Perumusan Milestone Periodik dalam Pengembangan UMKM Regional Management Jonjok Batur Hasil rekapitulasi milestone adalah sebagai berikut: MILESTONE 2030 Dengan RM JB Bebas TKI Ber-SDM Rendah Dengan RM JB Masyarakat Bisa Mandiri dan Sejahtera dengan Tingkat Kemiskinan 5% Lombok menjadi Primadona Wisatawan Mancanegara 5 Juta Orang/Tahun Melalui KUKM dapat Memperkecil Pengangguran hingga 60% dari Kondisi

12 MILESTONE 2025 Tingkat Pengangguran Berkurang 10% dari 2020 Kesejahteraan Masyarakat Meningkat 50% dari 2020 Jumlah TKI yang Keluar Negeri 10% dari Tahun % Pengusaha Lombok Bisa Mandiri dan Mengakses Pasar Lewat Internet Tingkat Ketergantungan Modal Tinggal 10% dari Tahun 2020 MILESTONE 2020 Penyerapan Angkatan Kerja Semakin Meningkat sebesar 20-25% dari Jumlah Angkatan Kerja Kunjungan Wisatawan Mancanegara sebanyak 5 Juta Orang/Tahun Sektor Industri Kecil/Kerajinan Naik 50% Jonjok Batur Mampu Mempromosikan Hasil Kerajinan ke Mancanegara seperti Jepang, Amerika, Spanyol, dan Italia Expor Produk UKM semakin Meningkat sebanyak 50% MILESTONE 2015 Jonjok Batur dalam Kegiatannya masih Membutuhkan Ketergantungan Modal dari Luar (Departemen Koperasi dan UKM, APBD, dan APBN) Jonjok Batur Mampu Membangun Kemitraan dengan Daerah Lain (Jawa, Kalimantan, Bali, dsb) Pendapatan Perajin Meningkat 30% Penambahan Jumlah Showroom untuk Promosi Produk hasil Kerajinan Khas Lombok sebesar 20% Sumber: Hasil Kegiatan SKAD KUKM RM Jonjok Batur, 23 Juni 2009 Rencana kegiatan yang disampaikan ini tetap terkait dengan dua sektor perekat kerja sama bidang pengembangan UMKM di Regional Jonjok Batur yaitu promosi dan kelembagaan. Indikasi kegiatan dibedakan berdasarkan rentang waktu jangka pendek untuk jangka waktu satu hingga dua tahun ke depan yang dapat dibahas dalam tabel berikut: Tabel 2 Rencana Kegiatan RM Jonjok Batur dalam Pengembangan UMKM Tahun Tahun No Kegiatan 1. RM Jonjok Batur mempunyai sekretariat yang jelas Pertemuan lanjutan RMJB dalam waktu dekat 3. Memantapkan visi dan misi 9

13 Tahun No Kegiatan 4. Finalisasi MoU antara lima Kabupaten atau tiga Kabupaten 5. Menyusun program tindak lanjut berdasarkan hasil workhop 6. Pembenahan kelembagaan 7. Membentuk tim yang solid dalam kebersamaan di lima kabupaten 8. Membentuk kepengurusan (struktur organisasi) yang sudah disetujui oleh Pemda 9. Ada kesepakatan anggaran 1. RM Jonjok Batur sudah mempunyai kelembagaan yang jelas 2. RM Jonjok Batur sudah mempunyai modal/pendanaan untuk disalurkan ke KUKM 3. RM Jonjok Batur menyediakan Showroom untuk Industri Kerajinan 4. RM Jonjok Batur mempunyai Visi Misi dan AD ART yang jelas Dana Awal untuk operasional sudah jelas dalam hal sharing tiap Kabupaten 6. Kesepakatan Anggaran yang dikeluarkan ke tiap SKPD telah jelas 7. RM Jonjok Batur telah Membentuk Kelompok Kerja Sektor UKM 8. RM Jonjok Batur telah Membuat Program Kegiatan yang konkrit 9. RM Jonjok Batur telah membenahi Kelembagaan maupun Infrastrukturnya Sumber: Hasil Kegiatan SKAD KUKM RM Jonjok Batur, 23 Juni 2009 Tindak lanjut kegiatan dibedakan berdasarkan stakeholder yang terlibat, mulai dari Daerah hingga Pusat dan dibahas dalam tabel berikut: Tabel 3 Tindak Lanjut Peran Tiap Stakeholder dalam Pengembangan UMKM di RM Jonjok Batur No Stakeholder Usulan Peran Forum Regional RM Jonjok Batur Dewan Eksekutif RM Jonjok Batur Sektor Publik/ Dinas Terkait Memberikan dukungan dan arahan kebijakan mengenai tindak lanjut WS SKAD Memberikan persetujuan mengenai penganggaran RM Membuat draft Surat Keputusan Bersama Membuat draft Rencana Anggaran Membuat draft Rencana Kerja (Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang) Melakukan pembenahan kepengurusan melakukan pembinaan kesepahaman agar terjadi keterikatan pada setiap Kabupaten anggota Melakukan pembahasan dengan SKPD terkait tentang hasil WS SKAD UMKM RM JB Mengadakan follow up kepengurusan (Ketua, Sekretaris, dan Bendaara) RM JB Bersama dengan swasta menindaklanjuti/merealisasikan hasil workshop di lapangan Mensosialisasikan hasil workshop kepada Dewan Eksekutif Melakukan komunikasi dan konsolidasi 10

14 No Stakeholder Usulan Peran Forum Regional RM Jonjok Batur Regional Manager RM Jonjok Batur Swasta Provinsi Kementerian KUKM Memberikan dukungan dan arahan kebijakan mengenai tindak lanjut WS SKAD Memfasilitasi koordinasi vertikal dan horizontal dalam sarana dan prasarana dan permodalan Membina komunikasi dengan pihak-pihak yang hadir dalam acara WS SKAD ini Melakukan sosialisasi ke seluruh kabupaten terkait Membuat surat undangan rapat sesegera mungkin untuk membahas tindak lanjut Melakukan komunikasi ke asosiasi di masing-masing kabupaten untuk mengadakan koordinasi KUKM Membuat draft Struktur Kepengurusan dan Standard Operational Procedure Pada pertemuan berikutnya, mengundang perwakilan peserta yang hadir pada WS SKAD ini Mempelajari hasil SKAD ini untuk segera melakukan rencana tindak Mendukung percepatan HAKI Melakukan fasilitasi kemitraan, keterampilan dan transfer ilmu pengetahuan Membantu RM JB dalam bidang Promosi, Pemasaran, dan Pendanaan Membentuk pola kemitraan dengan RM JB dalam konteks produksi, pemasaran, dan modal kerja Melakukan komunikasi dengan RM untuk mendapatkan informasi Menanggapi hasil workshop SKAD KUKM Bersemangat, mendukung, dan peduli terhadap jalannya RM JB Secara pro-aktif membantu program-program RM JB Memfasilitasi dana pertemuan RM JB Memfasilitasi pertemuan Bupati/Walikota se Pulau Lombok Merealisasikan bantuan anggaran ke Kabupaten Membantu kenaikan anggaran untuk UMKM di wilayah RM JB Ikut serta menandatangani nota kesepahaman dengan Bupati/Walikota anggota RM JB Mendukung program pengembangan UMKM di RM JB Melakukan evaluasi program dan kegiatan RM JB Memfasilitasi kegiatan workshop dan pembinaan guna kemantapan kerja RM JB dalam pengembangan UKM antardaerah Memfasilitasi pertemuan tindak lanjut SKAD berikutnya enam bulan ke depan Secara rutin mengadakan pameran hasil produk RM JB di Tingkat Nasional minimal satu Tahun sekali Melakukan promosi ke mancanegara dengan mengikutsertakan RM JB Sumber: Hasil Kegiatan SKAD KUKM RM Jonjok Batur, 23 Juni

15 DOKUMENTASI KEGIATAN 12

Regional Management Barlingmascakeb menjadi salah satu bentuk aliansi kerja sama antara 5 daerah di wilayah banyumasan yang berdiri sejak tahun 2003

Regional Management Barlingmascakeb menjadi salah satu bentuk aliansi kerja sama antara 5 daerah di wilayah banyumasan yang berdiri sejak tahun 2003 i!"# $$% & $$% SUMMARY HASIL WORKSHOP SKAD PENGEMBANGAN UKM REGION BARLINGMASCAKEB Regional Management Barlingmascakeb menjadi salah satu bentuk aliansi kerja sama antara 5 daerah di wilayah banyumasan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL Lampiran. 200 20 202 203 204 2 3 4 5 6 7 8 9 PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 67,7 68 68,5 7 72,2 DEPUTI BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA. Meningkatkan indek kualitas pembangunan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Satuan Perangkat Kerja Daerah (Renja SKPD) merupakan dokumen perencanaan resmi SKPD yang dipersyaratkan untuk mengarahkan pelayanan publik Satuan Kerja

Lebih terperinci

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH 10. URUSAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH a. Program dan Kegiatan. Program pokok tahun 2012 yang dilaksanakan oleh SKPD/UPT dalam rangka penyelenggaraan urusan Koperasi dan UKM yaitu: 1) Program penciptaan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR : 21 TAHUN 2009 TENTANG KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI PROVINSI MALUKU GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa percepatan penurunan angka

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 100/M-IND/PER/8/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 100/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 100/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional Rencana program dan kegiatan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pemalang mendasarkan pada pencapaian Prioritas

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi, BAB VI. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan dan sasaran RPJMD dengan efektif dan efisien.

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah

Lebih terperinci

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL 1. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, sebagai upaya terus menerus

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017

PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017 PETUNJUK PELAKSANAAN MUSRENBANG KECAMATAN, DISKUSI FORUM SKPD DAN MUSRENBANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH TAHUN 2017 I. DASAR PELAKSANAAN 1. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-undang

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Pembangunan Daerah adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang nyata, baik dalam aspek pendapatan, kesempatan kerja, lapangan

Lebih terperinci

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN BUTIR-BUTIR KONSOLIDASI PENYATUAN LANGKAH AKSELERASI PENCAPAIAN SASARAN 2016 per-bidang PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN RAPAT KERJA NASIONAL PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN 2015 Jakarta, 30 OKTOBER 2015 BUTIR-BUTIR

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB II VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN A. Visi Visi yang telah ditetapkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Pelalawan adalah Menjadi Fasilitator dan Penggerak Ekonomi Masyarakat Perikanan

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KEPUTUSAN BUPATI LOMBOK BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KEPUTUSAN BUPATI LOMBOK BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KEPUTUSAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR: 91 / 03.A / Bappeda /2016 TENTANG PEMBENTUKAN TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-undang

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya A. Visi Perumusan visi dan misi jangka menengah Dinas Pertanian,

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah

disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah disampaikan oleh : Kepala BAPPEDA Provinsi Kalimantan Tengah Disampaikan pada acara FORUM GABUNGAN SKPD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2010 Oleh: H. Paskah Suzetta Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Disampaikan pada Rapat Koordinasi Pembangunan Tingkat Pusat (Rakorbangpus) untuk RKP 2010 Jakarta,

Lebih terperinci

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA,

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Serang, Januari 2013 KEPALA, KATA PENGANTAR Assamu alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas ijinnya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Perencanaan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari : Kamis Tanggal : 31 Juli 2008 Pukul : 09.00 Wib

Lebih terperinci

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013 SISTEMATIKA 1. Arah Kebijakan Prioritas Nasional 2. Isu-isu Penting dalam Prioritas

Lebih terperinci

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL DAN DAERAH PRODUK UNGGULAN KARET KABUPATEN BANJAR TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan VI. PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan tentang studi pengembangan wilayah di Kapet Bima dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kapet Bima memiliki beragam potensi

Lebih terperinci

BAB 25 PEMBANGUNAN PERDESAAN

BAB 25 PEMBANGUNAN PERDESAAN BAB 25 PEMBANGUNAN PERDESAAN Kawasan perdesaan adalah kawasan yang memiliki fungsi sebagai tempat permukiman, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi utama

Lebih terperinci

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM

REPOSISI KAPET 2014 BAHAN INFORMASI MENTERI PEKERJAAN UMUM REPOSISI KAPET 2014 KELEMBAGAAN DIPERKUAT, PROGRAM IMPLEMENTATIF, KONSISTEN DALAM PENATAAN RUANG MEMPERKUAT MP3EI KORIDOR IV SULAWESI LEGALITAS, KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR PU DALAM MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH (LAMPIRAN Ia : PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera,

KATA PENGANTAR. Salam Sejahtera, KATA PENGANTAR Salam Sejahtera, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunianya, penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Rote Ndao Tahun 2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. Visi Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Semarang Tahun

Lebih terperinci

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN 10.1. Program Transisii P roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan, berlangsung secara terus menerus. RPJMD Kabupaten Kotabaru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN

5.1. VISI MEWUJUDKAN KARAKTERISTIK KABUPATEN ENDE DENGAN MEMBANGUN DARI DESA DAN KELURAHAN MENUJU MASYARAKAT YANG MANDIRI, SEJAHTERA DAN BERKEADILAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Mengacu kepada arah pembangunan jangka panjang daerah, serta memerhatikan kondisi riil, permasalahan, dan isu-isu strategis, dirumuskan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran

Lebih terperinci

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN

PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN A. Tugas Pokok dan Fungsi PROFIL BADAN KETAHANAN PANGAN pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN LEMBATA TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang :

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH A. VISI DAN MISI Kebijakan Pemerintahan Daerah telah termuat dalam Peraturan Daerah Nomor 015 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KOPERASI, UMKM, INDUSTRI DAN PERDAGANGAN DAERAH SE-PROVINSI SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya; A. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator yang

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan

Rencana kerja Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Sumbawa Tahun 2017 disusun sebagai bahan acuan penyelenggaraan program dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada tahun anggaran 2017 telah menyusun tema pembangunan daerah yang berorientasi pada upaya Pemantapan Pelayanan Publik dan Percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.

Lebih terperinci

Penguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi.

Penguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi. Penguatan Kapasitas Kelembagaan Melalui Kebijakan Insentif Anggaran Program DMO Kemenpar Terhadap Forum Tata Kelola Pariwisata di Kawasan Destinasi. Latarbelakang - Benjamin Abdurahman benrahman@yahoo.com

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG, PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendorong percepatan

Lebih terperinci

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017

PAPARAN FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 PAPARAN Palangka Raya, 20 Maret 2017 FORUM PERANGKAT DAERAH DAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORTEK) PEMBANGUNAN TINGKAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 KEPALA BAPPEDALITBANG PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU, SALINAN BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH SEKRETARIS SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN PROGRAM LAMPIRAN Ia: PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN-BADAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI BAGAN STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN Pada dasarnya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Banggai Kepulauan tahun 2011-2016 diarahkan untuk menjadi

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000 RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 No. A SEKRETARIAT 1,949,470,000 1) Program Pelayanan Administrasi 1,082,400,000

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PARIWISATA KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

Rencana Strategis

Rencana Strategis kesempatan kerja serta meningkatkan pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang berkualitas adalah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan mampu menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran. Berdasarkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN TAPIN DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN USAHA KECIL MENENGAH 2016 KATA PENGANTAR Puji Syukur kita panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) A.1. Visi dan Misi Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2018 adalah Terwujudnya masyarakat Kalimantan

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Visi : Terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih menuju maju dan sejahtera Misi I : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang profesional, transparan, akuntabel

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau

Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau Kabar dari Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama Hulu Sungai Malinau No. 6, September 2001 Bapak-bapak dan ibu-ibu yang baik, Salam sejahtera, jumpa lagi dengan Tim Pendamping Pengelolaan Hutan Bersama.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBAWA TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang :

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 1 Tahun 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG Nomor 1 Tahun 2009 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2009-2013

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG USAHA BUDIDAYA DAN KEMITRAAN PERKEBUNAN TEMBAKAU VIRGINIA DI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PEMBANGUNAN KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SULAWESI TENGGARA disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Nasional Bidang Koperasi dan UMKM Tahun 2018 Yogyakarta, 4 6 April

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG USAHA BUDIDAYA DAN KEMITRAAN PERKEBUNAN TEMBAKAU VIRGINIA DI NUSA TENGGARA BARAT DENGAN

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut : IKHTISAR EKSEKUTIF Sistem AKIP/LAKIP Kabupaten Sukabumi adalah untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban yang baik, transparan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB

Lebih terperinci

DIIA IPRODUKlJ P GEMBANGA. _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1

DIIA IPRODUKlJ P GEMBANGA. _~ --l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1 P DIIA IPRODUKlJ IS P GEMBANGA A GGo A OTA AING 012 _~ -"-l~ ~/ Herla sama \ 1Pf _.: Unlvershas Neuerl Malanu denuan Bank Indonesia ~~.1 ~ PENELITIAN PENGEMBANGAN KOMODITAS/PRODUK/JENIS USAHA UNGGULAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG 1 GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS IIV.1 Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Ngawi saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi lima tahun ke depan perlu mendapat

Lebih terperinci

Komite Advokasi Nasional & Daerah

Komite Advokasi Nasional & Daerah BUKU SAKU PANDUAN KEGIATAN Komite Advokasi Nasional & Daerah Pencegahan Korupsi di Sektor Swasta Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat Kedeputian Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN TRANSMIGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TIMUR, Menimbang : a. bahwa ketimpangan persebaran

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN MEKANISME KERJA FORUM KEPARIWISATAAN

Lebih terperinci

KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT KONTRIBUSI PROGRAM SREGIP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET PEMBANGUNAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA BARAT! bappeda.ntbprov.go.id Kemajuan Nyata,Tantangan Baru 38 36 36 36 37 36 33 31 Gini

Lebih terperinci

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN 7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN Berdasarkan analisis data dan informasi yang telah dilakukan, analisis

Lebih terperinci