BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian pengembangan modul biologi berbasis Discovery learning adalah sebagai berikut. 1. Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi Studi pendahuluan dilakukan dengan cara studi literatur dan studi lapangan sebagai berikut: a. Studi Literatur Studi literatur digunakan untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar secara teori dan kebutuhan tuntutan Kurikulum Daryanto dan Dwicahyono (2014) menyebutkan bahwa salah satu pengembangan bahan ajar adalah untuk menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik. Salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam pembelajaran adalah modul. Menurut purwanto, dkk (2007) modul adalah bahan ajar yang dirancang secara sistematis berdasarkan kurikulum tertentu dan dikemas dalam bentuk satuan pembelajaran terkecil dan memungkinkan dipelajari secara mandiri dalam satuan waktu tertentu. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa modul pembelajaran berbasis model dapat mempengaruhi hasil belajar. Modul pembelajaran berbasis model pembelajaran yang dinyatakan layak oleh ahli dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Suardana, 2006; Rainah, 2011; Putri, 2012; Sugiyanto et al., 2013; Septian et al., 2014). b. Studi Lapangan Studi lapangan digunakan untuk merumuskan kebutuhan pengembangan modul yang diperlukan siswa. Studi lapangan dilakukan dengan cara menganalisis 8 Standar Nasional Pendidikan, mengalisis daya serap Ujian Nasional, mengalisis hasil ulangan harian, mengalisis penggunaan laboratorium, mengalisis angket dan 59

2 60 wawancara, dan melakukan observasi kegiatan pembelajaran di SMA Negeri 1 Magelang. 1) Analisis 8 Standar Nasional Pendidikan Hasil observasi pemenuhan delapan SNP di peroleh dengan melakukan wawancara terhadap guru biologi, kepala sekolah, Wakasek Kurikulum, dan staf TU (Tata Usaha) sebagai tenaga pendidikan di SMA Negeri 1 Magelang Nilai Rerata Indikator (%) KONST RIBUSI IMPLEM ENTASI 2 0 STANDAR 1 STANDAR 2 STANDAR 3 STANDAR 4 STANDAR 5 STANDAR 6 STANDAR 7 STANDAR 8 Indikator Evaluasi Gambar 4.1. Histogram Perbandingan Persentase Nilai Ideal (putih) dan Real (hitam) 8 SNP di SMA Negeri 1 Magelang Keterangan: Standar (1:Standar Isi), (2: Standar Proses), (3: Standar Kompetensi Lulusan), (4: Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan), (5: Standar Sarana dan Prasarana), (6: Standar Pengelolaan), (7: Standar Pembiayaan), dan (8: Standar Penilaian) Berdasarkan hasil observasi dan analisis Instrumen Faktor Penyebab Dengan 8 Standar di SMA Negeri 1 Magelang di peroleh nilai Implementasi NSP sebesar 94.79% dan gap sebesar 5.21%. Nilai gap terbesar disumbang oleh Standar Proses sebesar 1.90%, Standar Pendidikan dan Kependidikan sebesar

3 %, Standar Isi dan Standar Penilaian yang masing-masing menyumbang gap sebesar 0.95% (lihat lampiran 5 dan 6). 2) Analisis Daya Serap UN Analisis daya serap UN atau pemetaan materi biologi sesuai Standar Kompetensi Lulusan SMA di pakai untuk memetakan materi yang dikembangkan dalam pembuatan modul. Pemetaan materi dilakukan dengan melihat hasil analisis daya serap UN SMA/MA oleh BNSP pada tahun dan Berdasarkan hasil analisis daya serap UN yang dilakukan oleh BSNP pada tahun untuk materi Bioteknologi sebesar 83.89%, kemudian analisis daya serap UN materi Bioteknologi tahun turun menjadi 62.73% yang berarti mengalami penurunan daya serap UN materi Bioteknologi sebesar 21.16%. Capaian nilai daya serap UN siswa SMA Negeri 1 Magelang materi bioteknologi pada tahun ternyata lebih rendah dari capaian nilai rata-rata Kab/Kota yaitu sebesar 64.71% dan capaian nilai rata-rata Propinsi yaitu sebesar 69.81%. Tabel 4.1. Ketuntasan UN Biologi SMA Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran Daya serap (%) Sekolah Kota/Kab Prov Nasional 2010/ / Sumber:Laporan Hasil UN BSNP (2011, 2013) 3) Analisis Hasil Belajar Siswa Analisis hasil belajar siswa aspek pengetahuan dilihat dari nilai Ulangan Harian (UH) materi Bioteknologi Tahun Pelajaran 2013/2014 yang menunjukkan bahwa 66% siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Rata-rata nilai yang dicapai adalah 78,5. Nilai rata-rata tersebut masih di bawah nilai KKM yaitu 79. Pemetaan hasil UH Tahun Pelajaran 2013/2014 dijabarkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Materi Bioteknologi SMA Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Tingkat Ketuntasan (%) XII IA 1 86 commit 45 to user 75 46

4 62 Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Tingkat Ketuntasan (%) XII IA XII IA XII IA XII IA XII IA Simpulan ,5 53,3 Sumber: Kurikulum SMAN 1 Magelang (2014) Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata tertinggi dicapai oleh siswa kelas XII IA 6 dengan nilai 81. Nilai rata-rata XII IA 6 lebih tinggi dari nilai KKM, namun tingkat ketuntasan yang dicapai masih rendah yaitu mencapai 62%. Nilai rata-rata terendah masih di bawah KKM yaitu 75 untuk siswa kelas XII IA 1 dan tingkat ketuntasan baru mencapai 46%. Hasil belajar siswa pada aspek sikap pada materi Bioteknologi menunjukkan sebagian besar siswa berkategori B. Siswa berkategori A kurang dari 10% dengan nilai rata-rata 78,3. Nilai tertinggi untuk hasil belajar aspek sikap mencapai 90 dan nilai terendahnya 70. Hasil belajar aspek sikap disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3. Hasil Belajar Aspek Sikap pada Materi Bioteknologi SMA Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 Kelas Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata Kategori XII IA Baik XII IA Baik XII IA Baik XII IA Baik XII IA Baik XII IA Baik Simpulan ,3 Baik Sumber: Kurikulum SMAN 1 Magelang (2014) c. Analisis Penggunaan Laboratorium Hasil belajar aspek keterampilan tidak dinilai guru dalam proses pembelajaran materi Bioteknologi di Tahun Pelajaran 2013/2014. Aspek keterampilan jarang dilatihkan oleh guru. Guru jarang melaksanakan kegiatan praktikum di laboratorium biologi sekolah. Penggunaan laboratorium biologi sekolah untuk praktikum kurang commit dari to 25% user dari yang diamanatkan silabus

5 63 pembelajaran. Tabel 4.4 menunjukkan kegiatan praktikum yang dilakukan di laboratorium biologi SMA Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014. Tabel 4.4. Praktikum yang Dilaksanakan di Kelas XII SMA Negeri 1 Magelang Tahun Pelajaran 2013/2014 BAB Praktikum yang Seharusnya Dilaksanakan Praktikum yang Dilaksanakan Judul Jml Judul Jml Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan 1. Perkecambahan 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tumbuhan 2 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan 1 Metabolisme 1. Respirasi Aerob 2. Respirasi Anaerob 3. Percobaan Ingenhouze 4. Percobaan Sachs Tumbuhan 4 1. Respirasi Anaerob 2. Percobaan Ingenhouze Substansi 1. Ekstraksi DNA Genetik Sintesa Protein 1. Simulasi Sintesa Protein Pola-pola Hereditas 1. Simulasi Pewarisan Sifat dengan Kancing Genetika Evolusi 1. Simulasi Seleksi Alam Bioteknologi 1. Percobaan Produk Bioteknologi Konvensional 2. Simulasi Rekombinasi DNA 3. Simulasi Dampak Bioteknologi Jumlah 13 3 Sumber: Kurikulum SMAN 1 Magelang (2014) d. Analisis Angket Guru dan Siswa Angket digunakan untuk mengetahui penilain guru dan siswa terhadap bahan ajar yang ada. Berdasarkan data hasil analisis angket yang dimana baik guru dan siswa menyatakan bahwa bahan ajar yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tidak memfasilitasi siswa untuk menemukan konsep sendiri, tidak memfasilitasi siswa untuk mengemukakan ide-ide mereka, buku ajar sulit dipahami dan buku ajar kurang memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran berbasis saintifik. 2

6 64 Tabel 4.5. Hasil Analisis Angket No. Permasalan Yang Didapat Jumlah (%) Siswa menyetakan buku yang digunakan dalam pembelajaran tidakmemfasilitasi siswa untuk menemukan konsep sendiri. Siswa menyatakan buku yang digunakan dalam pembelajaran tidak memfasilitasi siswa mengungkapkan ide-ide mereka sendiri Siswa menyatakan sulit menyesuaikan dengan cara belajar yang dituntut dalam Kurikulum 2013 Siswa menyatakan buku pembelajaran tidak memfasilitasi siswa untuk belajar secara aktif Isi buku sulit dipahami 65 Sumber: Data primer yang diolah e. Catatan Observasi Kegiatan Pembelajaran di Kelas Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran, dan siswa yang aktif masih dibawah 60%. Sisanya sebanyak 40% siswa tidak memperhatikan guru saat mengajar. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru cenderung monoton dan dalam jangka panjang membuat siswa jenuh. Pada awal pembelajaran siswa terlihat antusias, namun kemudian cenderung menurun. Pada menit awal pembelajaran siswa yang memperhatikan penjelasan guru mencapai 90%, kemudian 30 menit terakhir turun menjadi 60%. Permasalahan baru pun muncul saat guru mencoba memadukan model pembelajaran tertentu dengan LKS dalam kegiatan pembelajaran. Menurut pendapat guru, siswa saat diajar dengan menggunakan LKS justru suasana belajar terpecah menjadi 3 kelompok. Satu kelompok sibuk berdiskusi, satu kelompok sibuk mengerjakan sendiri dan satu kelompok menunggu jawaban dari temannya. Hasil analisis LKS yang dikembangkan oleh guru lebih menekankan kepada basis pemecahan masalah tanpa dipadukan dengan basis model yang dapat memberdayakan sikap sosial siswa.

7 65 2. Perencanaan a. Penentuan Subyek, Waktu dan Tempat Uji Coba Modul Tempat dan waktu uji coba modul hasil pengembangan dibagi menjadi menjadi 3 yaitu: 1) uji coba lapangan permulaan: dilakukan di FKIP UNS mulai tanggal 15 Desember 2014 sampai 17 Januari 2015 dengan subyek uji coba adalah dosen FKIP UNS selaku validator ahli materi, ahli modul, ahli pearngkat pembelajaran dan ahli bahasa. 2) uji lapangan utama: dilakukan di SMA Negeri 3 Magelang dan SMA Negeri 1 Sumberlawang pada tanggal 19 Januari 2015 sampai tanggal 7 Februari 2015 dengan subjek uji coba guru biologi selaku praktisi pembelajaran dan 12 siswa selaku penilai pengguna modul. 3) uji lapangan operasional: dilakukan di SMA Negeri 1 Magelang pada tanggal 9 February 2015 sampai tanggal 10 Maret 2015 dengan subyek uji coba adalah siswa kelas XII IPA 5 selaku kelas modul dan siswa kelas XII IPA 4 selaku existing class. b. Penentuan Prosedur yang Berhubungan dengan Pengembangan Modul Penentuan prosedur yang berhubungan dengan pengembangan modul mulai dari penentuan subjek penelitian, jenis data yang diperlukan, teknik pengambilan data mulai draf 1 sampai uji coba dan tenik analisis data tertuang dalam Bab III yaitu Metode Penelitian. 3. Pengembangan Produk Awal Pengembangan prototype modul dilakukan dengan mengadaptasi model pengembangan bahan ajar ADDIE. ADDIE adalah akronim dari Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate. Model ADDIE merupakan sebuah konsep pembelajaran yang bertujuan mengembangkan subuah produk. Menurut Branch (2009) penggunaan model ADDIE dalam menciptakan suatu produk merupakan salah satu alat yang paling efektif. Hasil pengembangan Prototype modul menggunakan model ADDIE adalah sebagai berikut:

8 66 a. Analyze (Analisis) Hasil analisis bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran yaitu untuk RPP yang dikembangkan oleh guru belum terdapat pembagian materi menjadi materi reguler dan materi pengayaan. Kegiatan pembelajaran terfokus pada ceramah dan pemecahan masalahan, sehingga tidak memfasilitasi siswa untuk mengembangkan sikap sosial siswa. Aspek penilaian hanya pada ranah kognitif sedangkan ranah afektif (sikap sosial dan spiritual) dan psikomotorik (keterampilan) tidak dilakukan. Hasil analisis buku ajar yang digunakan oleh guru seperti buku Biologi 3 terbitan Esis, Biologi 3 terbitan Yudistira dan Menjelajah Duni Biologi terbitan Platinum judul sub materi dengan KD sudah sesuai, pemaparan materi sudah sesuai dengan KD dan sistematika keilmuan yaitu dari umum ke khusus. Kekurangan dari buku ajar yang ada adalah belum ada komponen penilaian autentik, minim kegiatan pembelajaran siswa berbasis saintifik, penilaian hanya menekankan pada penilaian aspek pengetahuan tanpa ada penilaian sikap dan keterampilan tetapi diganti dengan penugasan. Kegiatan pembelajaran siswa cenderung menghafalkan materi. Berdasarkan hasil analisis modul biologi yang terdapat dipasaran belum dikembangkan sesuai dengan model pembelajaran tertentu. Modul yang ada berisi ringkasan materi, latihan soal yang mengacu pada aspek kognitif dan tiga kegiatan belajar siswa berbasis masalah serta materi pada modul terlalu luas. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang ada dipasaran dan LKS yang dibuat oleh guru berisi ringkasan materi, kegiatan yang menuntut hafalan dan latihan soal yang hanya mengacu pada aspek kognitif. Hasil Analisis baha ajar seperti modul, Buku BSE (Buku Sekolah Elektronik) dan LKS untuk rubrik penilaian sosial, spiritual, pengetahuan dan keterampilan belum ada. Buku BSE hasil analisis untuk cakupan materi sudah tercukupi, kegiatan belajar siswa sudah ada yaitu berbasis masalah, proyek dan praktikum, namun perlu penambahan basis model pembelajaran, penyesuian KD dengan materi dan rubrik penilaian autentik. Data selengkapnya pada lampiran 3, 14 dan 17.

9 67 b. Design (Pola Pengembangan) Tahap design dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu Perencanaan indikator pembelajaran, menentukan sub pokok bahasan, memilih model pembelajaran yang digunakan sebagai basis model, membuat matriks modul dan membuat format visualisasi modul. 1). Perencanaan Indikator Pembelajaran Berdasarkan hasil analisis Kurikulum, silabus, RPP dan analisis daya serap UN di SMA Negeri 1 Magelang di gunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar yang di tindak lanjuti yaitu pada KD memahami tentang prinsipprinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Indikator pembelajaran yang ingin dicapai berdasarkan KD 3.10 adalah sebagai berikut: Tabel 4.6. Kompetensi Dasar dan Indikator yang Ingin di Capai KI Kompetensi Dasar Indikator Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab,dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium Menyadari permasalahan yang timbul akibat penerapan bioteknologi pada lingkungan Berusaha memecahkan masalah yang timbul akibat penerapan bioteknologi pada lingkungan Teliti dalam melakukan percobaan Bekerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas Menghargai pendapat orang lain..

10 68 KI Kompetensi Dasar Indikator Memahami tentang prinsipprinsip bioteknologi yang menerapkan bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsipprinsip bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan Membedakan produk bioteknologi konvensional dengan produk bioteknologi modern Mendeskripsikan perbedaan pengertian bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern Mendeskripsikan pengertian bioteknologi konvensional Mendeskripsikan konsep pada proses bioteknologi konvensional Memberikan contoh produkproduk bioteknologi konvensional Menjelaskan peranan mikroorganisme dalam proses bioteknologi konvensional Mendeskripsikan pengertian bioteknologi modern Mendeskripsikan konsep pada proses bioteknologi modern Memberikan contoh produkproduk bioteknologi modern Menjelaskan peranan mikroorganisme dalam proses bioteknologi modern Menyimpulkan perbedaan antara bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern Mendeskripsikan dampak positif penerapan bioteknologi konvensional dalam kehidupan Mendeskripsikan dampak positif penerapan bioteknologi modern dalam kehidupan Mendeskripsikan dampak negatif penerapan bioteknologi modern dalam kehidupan Merencanakan percobaan fermentasi bioteknologi konvensional Melakukan percobaan fermentasi bioteknologi konvensional Mengkomunikasikan hasil percobaan Merencanakan percobaan simulasi DNA rekombinan Melakukan percobaan simulasi DNA rekombinan

11 69 KI Kompetensi Dasar Indikator Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan Mengkomunikasikan hasil simulasi DNA rekombinan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan Merencakan simulasi dampak negative Bioteknologi modern sebagai manifestasi pengamalan ajaran agama Melakukan simulasi dampak negative Bioteknologi modern yang dianutnya Mengkomunikasikan hasil simulasi. 2). Membuat Sub Pokok Bahasan Materi Bioteknologi Bahan ajar yang dibuat adalah modul. Modul merupakan suatu bahan ajar yang berisis rangkaian kegiatan belajar yang disusun secara sistematis sehingga memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. Modul yang dikembangkan terdiri dari 3 sub-bab yaitu: a) pengertian bioteknologi dan macam-macam produk bioteknologi; b) kultur jaringan dan DNA rekombinan dalam bioteknologi; dan c) dampak positif dan negatif penerapan bioteknologi dalam kehidupan. Setiap subbab terdiri dari 2 kegiatan belajar yang memiliki bagian-bagian sebagai berikut; 1) KI, KD dan indikator; 2) alur kegiatan pembelajaran; 3) motivasi; 4) observasi; 5) manipulasi; 6) generalisasi; 7) verifikasi; 8) aplikasi; 9); info bio; 10) materi ; 11) latihan soal; (12) refleksi diri. Modul juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan modul (untuk siswa dan guru) di awal modul, glosarium, kunci jawaban dan daftar pustaka di bagian akhir. 3). Memilih Basis Model Pembelajaran Model pembelajaran yang dipilih sebagai basis kegiatan dalam modul adalah model Discovery Learning. Pemilihan basis model bertujuan untuk memfasilitasi belajar siswa aktif dalam menemukan konsep, menimbulkan sikap saling menghargai, teliti, berani menyampaikan pendapat dan mengembangkan sikap kerja sama. 4). Membuat Matriks Modul Matriks modul digunakan untuk membuat rancangan kegiaan guru dan siswa pada modul yang didasarkan commit pada to user sintak Discovery learning yang

12 70 disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran Kurikulum 2013 yaitu mensyaratkan adanya kegiatan 5 M (mengamati, menanya, menyelidiki, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan). Secara garis besar matriks modul berdasarkan sintaks Discovery learning harus memuat (a) observasi, siswa diminta mengamati gambar/kasus, (b) manipulasi, siswa diminta membuat pertanyaan dan melakukan penyelidikan serta mengumpulkan data, (c) generalisasi, siswa membuat sebuah generalisasi atas data-data yang ditemukan untuk membentuk suatu konsep, (d) verifikasi, siswa mempresentasikan hasil generalisasi untuk menyamakan temuan konsep dengan kelompok lain, (e) aplikasi, siswa menggunakan konsep yang telah ditemukan untuk menyelesaikan suatu kasus (lihat lampiran 18). 5). Membuat Format Visualisaasi Modul Format modul yang dikembangkan merujuk kepada format modul menurut Purwanto dkk. (2007) yang membagi bagian-bagian modul menjadi bagian pendahuluan, bagian inti dan bagian penutup. Format visualisasi bagian pendahuluan terdiri dari: a)halaman sampul, b) halaman judul, c) fransis, d) kata pengantar, e) daftar isi, f) peta isi modul, g) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator, dan h) pedoman penggunaan modul. Format visualisasi bagian inti modul terdiri dari: a) judul sub pokok bahasan, b) tujuan pembelajaran, c) kegiatan pembelajaran, d) infobio, e) materi pembelajaran, f) rangkuman, g) latihan soal, dan h) refleksi diri. Format visualisasi bagian penutup modul terdiri dari: a) daftar pustaka, b) kunci jawaban soal, dan c) glosarium. c. Develop (Pengembangan) Pengembangan produk awal modul dilakukan berdasarkan perencanaan indikator pembelajaran, penentuan sub pokok bahasan, pemilihan model pembelajaran yang digunakan sebagai basis model, hasil pembuatan matriks modul dan format visualisasi modul dengan desain sebagai berikut: 1) Bagian Pendahuluan a) Halaman Sampul Halaman sampul didesain menggunakan photoshope yang terdiri atas komponen sebagai berikut: 1) nama penysusun modul yaitu Akbar Handoko, 2)

13 71 peruntukan modul yaitu modul untuk siswa, 3) judul modul yaitu modul biologi berbasis Discovery Learning, 4) materi Bioteknologi, 5) sasaran pengguna yaitu untuk SMA/MA kelas XII semester genap, 7) gambar bioteknologi (mikro organisme dan kultur jaringan), 8) konsultan modul yaitu Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si dan Prof. Dr. Maridi, M. Pd., 9) tulisan lembaga instansi perguruan tinggi dan logo UNS. Halaman sampul modul untuk siswa berwarna hijau, sedangkan untuk modul konfirmasi guru berwarna biru. b) Halaman Judul Halaman judul terdiri atas komponen sebagai berikut: (1) judul modul yaitu modul biologi berbasis Discovery Learning, (2) materi Bioteknologi, (3) sasaran pengguna yaitu untuk SMA/MA kelas XII semester genap, (4) tulisan lembaga perguruan tinggi, dan (5) sumber gambar halaman sampul. c) Halaman Francis Halaman francis memuat: 1) judul modul yaitu modul biologi berbasis Discovery Learning, 2) materi Bioteknologi, 3) sasaran pengguna yaitu untuk SMA/MA kelas XII semester genap, 4) penulis yaitu Akbar Handoko, 5) konsultan ahli yaitu: Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si dan Prof. Dr. Maridi, M. Pd., 6) validator ahli meliputi: Dr. Ir. Yudi Rinanto, M. P (validator materi), Dr. Mohammad Masykuri, M. Si (validator ahli media), Dr. Baskoro Adi Prayitno, M. Pd (validator perangkat pembelajaran), dan tiga orang praktisi pendidikan SMA, 7) guru model, 8) desain cover yaitu M. Marzuki, dan 9) desain layout yaitu Akbar Handoko. d) Kata Pengantar Memuat tentang pembelajaran biologi secara ideal, alasan pemilihan basil model Discovery Learning dan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan modul. e) Daftar Isi Memuat letak setiap bagian-bagian isi modul yang disertai dengan nomor halaman untuk memudahkan pengguna menemukan isi modul yang ingin dipelajari.

14 72 f) Peta Isi Modul Memuat komponen-komponen yang terdapat di dalam modul yang dikemas dalam bentuk cuplikan beserta keterangan. Gambaran umum modul menjelaskan:1) bagian awal modul; 2) bagian inti modul; 3) bagian penutup modul. g) Pedoman Penggunaan Modul Memuat panduan tata cara penggunaan modul bagi guru dan siswa, yaitu langkah-langkah yang harus dilakukan siswa selama menggunakan modul berbasis Discovery Learning supaya penggunaan lebih maksimal dan bermakna. h) Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator. Kompetensi inti merupakan gambaran mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang SMA/MA, kelas dan mata pelajaran, sedangkan kompetensi dasar dan indikator merupakan penanda pencapaian indikator dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. 2) Bagian Inti Modul a) Judul Poko Bahasan Memuat judul materi bioteknologi tiap sub pokok bahasan yang menjadi dasar pengelompokkan setiap kegiatan pembelajaran siswa. b) Tujuan Pembelajaran Memuat indikator belajar yang harus dikuasai siswa setelah melakukan serangkaian kegiatan pembelajaran. c) Kegiatan Pembelajaran Memuat bahasan dan langkah-langkah yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran. (1) Motivasi Tahapan motivasi bertujuan mempersiapkan kondisi mental siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Motivasi diberikan dengan cara membaca wacana tentang produk bioteknologi. commit Peran to user guru pada tahap motivasi adalah

15 73 menjelaskan wacana. Kegiatan siswa pada tahap motivasi membaca wacana dan mendengarkan penjelasan guru. Gambar 4.2. Tampilan Tahapan Motivasi Kegiatan Belajar 1 Gambar 4.3. Tampilan Tahapan Motivasi Kegiatan Belajar 2 Gambar 4.4. Tampilan Tahapan Motivasi Kegiatan Belajar 3

16 74 (2) Observasi Pada tahapan observasi siswa diminta mengamati gambar proses pembuatan produk bioteknologi. Siswa diminta menyebutkan gambar-gambar yang diamati merupakan gambar proses kegiatan apa, menyebutkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembuatan produk, membuat prosedur kerja pembutan produk bioteknologi berdasarkan gambar yang diamati, memilih rumusan masalah yang dijadikan permasalahan dalam kegiatan praktikum dan membuat hipotesis percobaan. Gambar 4.5. Tampilan Tahapan Observasi Kegiatan Belajar 1 Gambar 4.6. Tampilan Tahapan Observasi Kegiatan Belajar 2

17 75 Gambar 4.7. Tampilan Tahapan Observasi Kegiatan Belajar 3 (3) Manipulasi Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap manipulasi adalah melakukan serangkaian percobaan sesuai dengan prosedur kerja yang telah dibuat. Siswa melakukan percobaan pembuatan produk. Perlakuan yang diberikan adalah sesuai dengan hipotesis dan rumusan masalah yang dibuat siswa. Data hasil percobaan dimasukkan pada tabel yang tersedia. Kegiatan guru adalah mengamati dan membimbing kegiatan percobaan siswa. Guru menilai langkah kerja yang dilakukan siswa apakah sesuai dengan prosedur kerja yang dibuat oleh siswa. Gambar 4.8. Tampilan Tahapan Manipulasi Kegiatan Belajar 1

18 76 Gambar 4.9. Tampilan Tahapan Manipulasi Kegiatan Belajar 2 Gambar Tampilan Tahapan Manipulasi Kegiatan Belajar 3

19 77 (4) Generalisasi Pada tahap generalisasi siswa mencoba menyimpulkan hasil percobaan berdasarkan data-data yang diperoleh. Kegiatan generalisasi dilakukan secara kelompok. Tujuan generalisasi adalah membuat konsep awal tentang pembuatan produk bioteknologi. Tahap generalisasi dibantu dengan adanya pertanyaan pemandu. Fungsi pertanyaan pemandu untuk memudahkan siswa dalam membuat kesimpulan. Gambar Tampilan Tahapan Generalisasi Kegiatan Belajar 1 Gambar Tampilan Tahapan commit to Generalisasi user Kegiatan Belajar 2

20 78 Gambar Tampilan Tahapan Generalisasi Kegiatan Belajar 3 (5) Verifikasi Pada tahap verifikasi salah satu kelompok mempresentasikan hasil kegiatan belajar dari mulai tahap observasi sampai generalisasi. Siswa dari kelompok lain mendengarkan dan memberikan sanggahan jika hasil kerja kelompok yang mempresentasikan terdapat kesalahan. Tujuan verifikasi adalah untuk menyamakan persepsi siswa antara kelompok dengan kelompok lain. Proses verifikasi dapat membantu siswa menemukan konsep bersama tentang pembuatan tapai sebagai salah satu produk bioteknologi. Guru pada tahap verifikasi harus membimbing siswa supaya dapat membuat sebuah konsep hasil kegiatan belajar.

21 79 Gambar Tampilan Tahapan Verifikasi Kegiatan Belajar 1 Gambar Tampilan commit Tahapan to Verifikasi user Kegiatan Belajar 2

22 80 Gambar Tampilan Tahapan Verifikasi Kegiatan Belajar 2 (6) Aplikasi Pada tahap aplikasi kegiatan siswa adalah mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan pembuatan produk bioteknologi konvensional yaitu dengan menampilkan nama produk kemudian siswa diminta menyebutkan nama organisme yang dimanfaat dalam pembuatan produk beserta bahan dasarnya. Gambar Tampilan commit Tahapan to Aplikasi user Kegiatan Belajar 1

23 81 Gambar Tampilan Tahapan Aplikasi Kegiatan Belajar 2 Gambar Tampilan Tahapan Aplikasi Kegiatan Belajar 3

24 82 d) Materi Bioteknologi Memuat materi pelajaran sesuai kegiatan yang sedang dipelajari. Bertujuan untuk menambah wawasan keilmuan siswa tentang kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. e) Soal Latihan Memuat soal-soal latihan pilihan ganda masing-masing sub bab. Dilengkapi dengan umpan balik setelah siswa mempelajari modul dan mengerjakan soal-soal evaluasi serta rubrik penskoran agar siswa dapat mengukur sendiri pencapaian skornya setelah menjawab soal. f) Refleksi Diri Memuat refleksi diri berisi petunjuk untuk menilai hasil evaluasi yang telah dikerjakan siswa dan setandar minimal kelulusan untuk meningkat kekegiatan belajar berikutnya. 3) Bagian Penutup a) Uji Kompetensi Memuat soal-soal latihan yang berbentuk tes pilihan gand. Soal latihan dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran pada semua bab sehingga siswa dapat mengukur sendiri tingkat pemahamannya pada akhir pembelajaran. b) Daftar Pustaka Merupakan semua referensi/pustaka yang digunakan sebagai acuan pada saat penyusunan modul. c) Kunci Jawaban Memuat jawaban soal-soal latihan yang diberikan setiap akhir pembelajaran dan jawaban soal latihan uji kompetensi. d) Glosarium Memuat daftar istilah-istilah penting yang terdapat di dalam modul beserta penjelasannya. d) Implement (Penerapan) Pada tahap implement dikembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP berfungsi untuk membantu guru mengimplementasikan modul hasil

25 83 pengembangan dalam kegiatan pembelajaran dikelas. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di buat berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin dicapai yaitu pada KD RPP yang dikembangkan disesuaikan dengan sub-pokok bahasan yang telah buat. Kegiatan belajar siswa dalam RPP menggunakan basis model Discovery Learning yang disesuaikan dengan Kurikulum RPP hasil pengembangan dapat dilihat pada lampiran 2. e) Evaluate (Evaluasi) Proses evaluasi dilakukan dengan cara mengecek kelengkapan produk hasil pengembangan dan alat implementasi (RPP) dengan desain yang telah dibuat. Hasil pengecekan mendapatkan bahwa produk hasil pengembangan dan RPP telah sesuai dengan desain perencanaan. Evaluasi juga dilakukan untuk membandingkan kelebihan produk pengembangan dengan produk yang telah ada Karakteristik modul hasil pengembangan yang membedakannya dengan modul yang ada dipasaran dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7. Hasil Analisis Karakteristik Modul Hasil Pengembangan Aspek Yang Dianalisis Aspek materi Aspek sekenario pembelajaran pada modul guru Aspek kegiatan belajar siswa Kelebihan Modul Hasil Pengembangan Materi pada modul disajikan dari umum kekhusus. Materi yang dikembangkan berdasarkan analisis silabus dan RPP yang ada disekolah. Materi pada sub-bab kultur jaringan bertujuan untuk menjelaskan apa manfaat kultur jaringan pada tumbuhan dalam pembuatan tanaman transgenik. Materi DNA rekombinan dan dampak postif dan negative penerapan bioteknologi disajikan dalam bentuk penemuan konsep Pada modul guru sekenario pembelajaran sudah diadaptasi dari RPP sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru dapat langsung menggunakan modul guru tanpa melihat RPP lagi. Kegiatan observasi: penyajian gambar nyata bermanfaat melatih kemampuan siswa dalam commit mengamati to user gambar, membandingkan dan menyusun langkah kerja.

26 84 Aspek Yang Dianalisis Aspek kegiatan belajar siswa Kelebihan Modul Hasil Pengembangan Kegiatan manipulasi: bertujuan melatih kemampuan siswa dalam memilih alat dan bahan percoban, menyusun prosedur kerja, melatih keterampilan unjuk kerja dan melatih keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan hasil percobaaan. Kegiatan generalisasi: bertujuan melatih kemampuan siswa melakukan analisis data untuk membuat kesimpulan hasil percobaan. Selain itu adanya diskusi kelompok berpotensi mengembangkan sikap sosial siswa dalam satu kelompok. Kegiatan verifikasi: adanya presentasi kelompok berpotensi mengembangkan sikap sosial siswa dalam satu kelas, menimbulkan keberanian siswa dalam mengungkapkan pendapat, menghargai teman dan menimbulkan rasa pentingnya mufakat dalam diskusi. Kegiatan aplikasi: dalam kegiatan aplikasi soal yang disajikan bukanlah soal yang bersifat hafalan tetapi suatu permasalahan yang aplikatif dan menuntut siswa mengambil keputusan secara bijak berdasarkan hasil penemuan konsep bersama. Kegiatan manipulasi: bertujuan melatih kemampuan siswa dalam memilih alat dan bahan percoban, menyusun prosedur kerja, melatih keterampilan unjuk kerja dan melatih keterampilan siswa dalam melakukan pengamatan hasil percobaaan. 4. Uji Coba Permulaan Draf prototype hasil pengembangan berupa modul biologi berbasis Discovery learning pada materi bioteknologi kelas XII semester 2. Draf modul kemudian divalidasi oleh ahli materi, ahli modul, ahli bahasa dan ahli instrument pembelajaran. Validasi bertujuan untuk mengetahui penilaian para ahli terhadap draf prototype modul hasil pengembangan dan untuk mengetahui layak atau tidaknya modul di uji ketahap berikutnya.

27 85 a. Validasi Prototype Modul oleh Ahli Materi Validasi materi untuk prototype modul biologi berbasis Discovery learning pada materi bioteknologi untuk siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Magelang dilakukan oleh dosen bioteknologi. Hasil penilaian modul oleh ahli materi untuk aspek keakuratan materi mendapatkan nilai 100, aspek kemutakhiran materi mendapatkan nilai 100, aspek kemampuan materi mengembangkan kemampuan berfikir mendapatkan nilai 75, dan aspek materi mengikuti sistematika keilmuan mendapatkan nilai 87,5. Penilaian aspek konsep dasar materi mendapatkan nilai 83,3; penilaian aspek konsep sub pokok bahasan mendapatkan nilai 75; dan penilaian aspek konsep gambar mendapatkan nilai 83,3. Penilaian aspek sistematika penyampaian materi dan aspek relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari mendapatkan nilai yang sama yaitu 75. Hasil penilaian keseluruhan item per aspek mendapatkan nilai sebesar 80,95 dengan kriteria sangat baik, sehingga dengan demikian materi pada modul menurut ahli layak untuk diterapkan disekolah (lihat lampiran 19). b. Validasi Prototype Modul oleh Ahli Modul Validasi modul biologi berbasis Discovery learning pada materi bioteknologi untuk SMA kelas XII IPA SMA Negeri 1 Magelang dilakukan oleh dosen media pembelajaran Program Magister Pendidikan Sains UNS. Hasil penilaian modul oleh ahli media selaku ahli pengembangan modul untuk aspek organisassi penyajian mendapatkan nilai 75, aspek kebermaknaan dan kebermanfaatan mendapatkan nilai 75, aspek keterlibatan siswa secara aktif mendapatkan nilai 100 dan aspek tampilan umum modul mendapatkan nilai 100. Penilaian untuk aspek variasi dalam cara penyampaian informasi mendapatkan nilai 75. Penilaian untuk aspek anatomi modul dan aspek memperhatikan kode etik dan hak cipta mendapatkan nilai yang sama yaitu 100. Hasil penilaian keseluruhan aspek per item penilaian oleh ahli pengembangan modul mendapatkan nilai 91,07 dengan kriteria sangat baik, sehingga disimpulkan modul menurut ahli media layak dijadikan media pembelajaran di sekolah (lihat lampiran 20).

28 86 c. Validasi Prototype Modul oleh Ahli Bahasa Validasi bahasa yang digunakan dalam modul dilakukan oleh dosen S1 bahasa Indonesia. Adapun hasil penilaian untuk aspek bahasa Indonesia yang baik dan benar mendapatkan nilai 87,5; aspek peristilahan dan aspek kejelasan bahasa mendapatkan nilai 100; dan untuk aspek kesesuaian bahasa mendapatkan nilai 87,5. Total nilai hasil revisi oleh validator bahasa untuk seluruh item aspek sebesar 91,67 dengan kriteria sangat baik, sehingga dapat disimpulkan bahwa menurut ahli bahasa modul yang dikembangkan telah memenuhi kaidah keterbacaan modul. Modul dapat digunakan dalam proses pembelajaran disekolah (lihat lampiran 21). d. Validasi Ahli Instrumen Pembelajaran Validasi instrument pembelajaran yang mendukung modul biologi berbasis Discovery learning pada materi bioteknologi kelas XII IPA SMA Negeri 1 Magelang dilakukan oleh dosen kapita selekta Program Magister Pendidikan Sains UNS. Hasil penilaian perangkat pembelajaran oleh ahli untuk aspek materi ajar mendapatkan nilai 75; aspek proses pembelajaran mendapatkan nilai 90; aspek penilaian mendapatkan nilai 81,25; aspek kegiatan yang mendukung pembelajaran mendapatkan nilai 83,33; dan aspek materi dapat meningkatkan kompetensi siswa mendapatkan nilai 90. Hasil penilaian seluruh item penilaian pada semua aspek mendapatkan nilai sebesar dengan kriteria sangat baik. Kesimpulan yang diperoleh bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu mengimplementasikan modul biologi berbasis Discovery learning pada materi bioteknologi layak digunakan (lihat lampiran 22). 5. Revisi Produk Utama Revisi dari hasil validasi modul terbagi menjadi 2 yaitu revisi pada modul pegangan guru dan revisi pada modul siswa. Hasil revisi dari ahli materi bioteknologi pada uji coba permulaan produk pengembangan adalah sebagai berikut.

29 87 Tabel 4.8. Hasil Revisi Dari Ahli Materi Pada Uji Coba Permulaan Modul Pegangan Guru Modul Siswa Tindak Lanjut Gunakan gambar yang menarik pada kegiatan observasi dan gambar proses kultur jaringan Gunakan gambar yang menarik pada kegiatan observasi dan gambar proses kultur jaringan Gambar pada kegiatan observasi dan proses kultur jaringan dig anti dengan yang lebih menarik Materi disajikan dari umum kekhusus Peristilahan asing diterjemahkan ke bahasa Indonesia Gambar yang menampilkan proses dan prosedur kerja lengkapi dengan angka yang menunjukkan urutan Gambar yang menunjukkan prosedur kerja harus jelas supaya mudah ditelaah siswa Materi disajikan dari umum kekhusus Peristilahan asing diterjemahkan ke bahasa Indonesia Gambar yang menampilkan proses dan prosedur kerja lengkapi dengan angka yang menunjukkan urutan Gambar yang menunjukkan prosedur kerja harus jelas supaya mudah ditelaah siswa Materi telah disajikan dari umum kekhusus Peristilahan asing sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia Gambar yang menampilkan proses dan prosedur kerja sudah dilengkapi dengan angka yang menunjukkan urutan Gambar yang menunjukkan prosedur kerja sudah diganti dengan gambar yang lebih bagus Gunakan gambar yang nyata atau mendekati nyata untuk mengurangi miskonsepsi siswa Telaah kembali jawaban pada modul pegangan guru kultur jaringan pada tumbuhan masuk pemuliaan tanaman atau bioteknologi Gunakan gambar yang nyata atau mendekati nyata untuk mengurangi miskonsepsi siswa Gambar yang menimbulkan multi persepsi sudah diganti - Hasil telaah kultur jaringan pada tumbuhan masuk bioteknologi jika dimanfaatkan dalam pembuatan tanaman transgenik Hasil revisi dari ahli media untuk penilaian modul pada uji coba permulaan produk pengembangan adalah sebagai berikut. Tabel 4.9. Hasil Revisi Dari Ahli Media Pada Uji Coba Permulaan Modul Pegangan Guru Modul Siswa Tindak Lanjut Perbaiki penulisan daftar isi Perbaiki penulisan daftar isi Penulisan daftar isi sudah diperbaiki Pada penulisan tabel gunakan warna yang kontras antara warna huruf dengan baground tabel Pada penulisan tabel gunakan warna yang kontras antara warna huruf dengan baground tabel Penulisan tabel sudah menggunakan warna yang kontras antara huruf dan baground Putuskan istilah modul atau buku Putuskan istilah modul atau buku Sudah diputuskan bahwa pengembangan yang dilakukan bukan buku tetapi pengembangan modul Cantumkan sumber gambar yang digunakan pada setiap kegiatan. Cantumkan instansi magister pendidikan sains FKIP UNS pada cover Cantumkan sumber gambar yang digunakan pada setiap kegiatan Cantumkan instansi magister pendidikan sains FKIP UNS pada cover Sudah mencantumkan sumber gambar yang digunakan pada setiap kegiatan Sudah mencantumkan instansi magister pendidikan sains FKIP UNS pada cover

30 88 Modul Pegangan Guru Modul Siswa Tindak Lanjut Perbaiki sistematika penyusunan gambar pada kegiatan observasi Perbaiki sistematika penyusunan gambar pada kegiatan observasi Sistematika penyusunan gambar pada kegiatan observasi sudah diperbaiki Istilah Pendekatan pembelajaran diganti cukup menyebutkan model yang dipakai saja (model Discovery Learning) Ucapan terimaksih harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat Pedoman penggunaan modul guru berisi: pendahuluan, model Discovery Learning, Pembelajaran biologi, petunjuk penggunaan modul guru, penilaian pembelajaran dan alokasi waktu. Istilah Pendekatan pembelajaran diganti cukup menyebutkan model yang dipakai saja (model Discovery Learning) Ucapan terimaksih harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat Pedoman penggunakan modul siswa berisi: model Discovery Learning dan petunjuk penggunaan modul siswa Istilah Pendekatan pembelajaran sudah diganti model Discovery Learning Ucapan terimaksih sudah diberikan kepada semua pihak yang terlibat Sudah disesuaikan Hasil revisi dari ahli bahasa untuk penilaian modul pada uji coba permulaan produk pengembangan adalah sebagai berikut. Tabel Hasil Revisi Dari Ahli Bahasa Pada Uji Coba Permulaan Modul Pegangan Guru Modul Siswa Tindak Lanjut Perbaiki kesalahan ketik, ejaan dan spasi Perbaiki kesalahan ketik, ejaan dan spasi Kesalahan ketik, ejaan dan spasi sudah diperbaiki Sesuaikan penulisan dengan kaidah S-P-O-K Sesuaikan penulisan dengan kaidah S-P-O-K - Tanda? pada soal ganti dengan - Obsion pilihan ganda pada modul siswa diperbanyak Penulisan kata perintah dalam kegiatan sudah disesuaikan dengan kaidah S-P-O-K Tanda? pada soal dimodul siswa sudah dganti dengan Obsion pilihan ganda pada modul siswa sudah diperbanyak Hasil revisi dari ahli bahasa untuk penilaian modul pada uji coba permulaan produk pengembangan adalah sebagai berikut. Tabel Hasil Revisi Dari Ahli Perangkat Pembelajaran Pada Uji Coba Permulaan Modul Pegangan Guru KD dan Indikator dipisah pada kolom tersendiri Tindak Lanjut KD dan Indikator sudah dipisah pada kolom tersendiri Tujuan pembelajaran dihilangkan Tujuan pembelajaran sudah dihilangkan Materi pembelajaran dibagi menjadi 2 yaitu materi regular dan materi pengayaan Materi pembelajaran sudah dibagi menjadi 2 yaitu materi regular dan materi pengayaan

31 89 Hasil validasi prototype I oleh ahli materi mendapatkan nilai 80,95; ahli modul memberikan nilai 91,07; ahli bahasa memberikan nilai 91,67; dan ahli instrumen pembelajaran memberikan nilai 84,52. Hasil validasi dan perbaikan terhadap prototype I menghasilkan produk modul prototype II. Prototype II modul biologi berbasis Discovery learning pada materi bioteknologi untuk kelas XII IPA SMA Negeri 1 Magelang kemudian diujicobakan pada uji coba lapangan terbatas. 6. Uji Lapangan Terbatas Hasil penilaian modul oleh praktisi pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 22 yang dirangkum pada tabel 4.12 berikut. Tabel Hasil Validasi Modul Oleh Praktisi Pembelajaran No. Aspek Penilaian Nilai Rata-rata Kriteria 1. Pengembangan Modul 88,89 Sangat Baik 2. Materi dalam modul 83,33 Sangat Baik 3. Keterbacaan modul 85,42 Sangat Baik 4. Rerata nilai seluruh aspek 85,42 Sangat Baik Pada tabel 4.12 tentang hasil validasi modul oleh praktisi pembelajaran didapatkan nilai untuk aspek pengembangan 88,89 dengan kriteri sangat baik, aspek materi dalam modul mendapatkan nilai 83,33 dengan kriteria sangat baik dan aspek keterbacaan modul mendapatkan nilai 85,42 dengan kriteria sangat baik. Nilai total seluruh aspek penilaian modul adalah sebesar 85,42 dengan kriteria sangat baik. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan menurut pendapat praktisi pendidikan yang menjadi validator modul layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian modul oleh siswa mencakup 3 aspek utama yaitu aspek isi modul, aspek penyajian dan aspek keterbacaan modul. Hasil penilaian modul oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 23 yang dirangkum pada tabel 4.13 berikut.

32 90 Tabel Penilaian Siswa Terhadap Modul Hasil Pengembangan No. Aspek Penilaian Nilai Rata2 Kriteria Isi Modul 1. Materi mudah dipahami 81 Sangat Baik 2. Materi didukung gambar yang jelas 81 Sangat Baik 3. Gambar pada materi dilengkapi keterangan yang 88 jelas Sangat Baik 4. Aktivitas siswa mudah dilakukan 81 Sangat Baik 5. Pemahaman isi modul (materi, aktivitas siswa, 83 evaluasi) memerlukan proses berfikir kritis Sangat Baik Jumlah Nilai Rata-Rata 82,92 Sangat Baik Penyajian 1. Tampilan isi modul menarik dan berwarna 83 Sangat Baik 2. Judul/keterangan gambar sesuai dengan gambar 96 Sangat Baik 3. Gambar disajikan dengan jelas dan berwarna 90 Sangat Baik 4. Gambar pada modul dilengkapi dengan 92 sumbernya Sangat Baik 5. Penyajian modul mampu mengembangkan 83 minat baca siswa Sangat Baik 6. Penyajian modul runtut dan logis 77 Baik 7. Petunjuk penggunaan modul jelas 81 Sangat Baik Jumlah Nilai Rata-Rata 86,01 Sangat Baik Bahasa/Keterbacaan 1. Bahasa yang digunakan mudah dipahami 79 Baik 2. Bahasa komunikatif 77 Baik 3. Penulisan kata benar 77 Baik Jumlah Nilai Rata-Rata 77,78 Baik Total nilai rata-rata semua aspek Sangat Baik pengembangan Pada tabel 4.13 tentang penilaian siswa terhadap modul hasil didapatkan nilai untuk aspek isi modul 82,92 dengan kriteri sangat baik, aspek penyajian materi modul mendapatkan nilai 86,01 dengan kriteria sangat baik dan aspek bahasa/keterbacaan modul mendapatkan nilai 77,78 dengan criteria baik. Nilai total seluruh aspek penilaian modul oleh siswa adalah sebesar 83,33 dengan kriteria sangat baik. Dari penilaian tersebut dapat disimpulkan menurut pendapat siswa yang menjadi validator modul layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 7. Revisi Produk Operasional Tahap revisi prouduk operasional dilakukan berdasarkan kritik dan saran praktisi dan siswa saat uji lapangan terbatas. Revisi dilakukan pada modul untuk pegangan guru yaitu terdapat salah ketik, kurang spasi, dan memperbaiki indikator

33 91 pembelajaran. Revisi untuk modul siswa yaitu memperbaiki kata Kapas Bt menjadi Kapas Bacilus thuringiensis, memperbaiki kata-kata yang salah ketik dan membuat daftar pilihan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan. Penambahan materi bioteknologi juga dilakukan untuk menambah wawasan pengetahuan siswa. Setelah direvisi modul kemudian di gunakan pada uji lapangan di SMA Negeri 1 Magelang kelas XII IPA tahun ajaran 2014/ Uji Lapangan Operasional Uji lapangan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Magelang yaitu pada kelas XII IPA 5 sebagai kelas modul dan kelas XII IPA 4 sebagai Existing class. Adapun jumlah sampel yang menjadi objek penelitian sebanyak 48 siswa. Uji lapangan dilaksanakan dengan tujuan mengetahui keefektifan modul biologi berbasis Discovery learning pada materi bioteknologi terhadap hasil belajar siswa. Hasil penelitian pada uji coba lapangan berupa hasil belajar siswa ditinjau dari aspek pengetahuan (kognitif), aspek sikap sosial (afektif), dan aspek keterampilan (psikomotor). Penilaian untuk aspek pengetahuan dilakukan dengan tes pilihan ganda. Aspek sikap sosial dengan lembar observasi, angket penilaian diri sendiri dan angket penilaian antar teman, sedangkan aspek keterampilan dengan lembar observasi. Penilaian aspek pengetahuan dan sikap sosial untuk penilaian diri dan antar teman dilakukan setelah kegiatan pembelajaran berakhir. Pelaksanaan penilaian aspek sikap sosial dan keterampilan yang menggunakan lembar observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. a. Hasil Belajar Aspek Pengetahuan Pengujian hasil belajar aspek pengetahuan dilakukan terhadap kelas Modul dan Existing class. Soal yang diujikan sebanyak 30 soal pilihan ganda yang dimana tipe soal yang digunakan antara kelas Modul dan Existing class sama. Data hasil pengujian aspek pengetahuan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 24 yang terangkum dalam tabel 4.14.

34 92 Tabel Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Pengetahuan No. Hasil Perhitungan Nilai Existing class Kelas Modul 1. Mean 79, Maksimum Minimum 66,6 73,3 4. Standar deviasi 6, ,48743 Berdasarkan tabel 4.14 diatas didapatkan bahwa nilai rata-rata (mean) existing class adalah sebesar 79,8 dan kelas modul sebesar 86. Nilai maksimum untuk existing class 93 dan kelas modul 100. Nilai minimum existing class sebesar 66,6 dan kelas modul sebesar 73,3. Dilihat dari besarnya nilai rata-rata, nilai capain maksimum dan nilai minum dapat disimpulkan aspek nilai pengetahuan kelas modul lebih tinggi dibandingkan existing class. Standar deviasi existing class lebih besar dari pada kelas modul yaitu 6,75089 untuk existing class dan 6,48743 untuk kelas modul. Setelah data ditabulasi dan hitung nilai rata-rata, nilai maksimum, nilai minimum dan nilai standar deviasinya, kemudian data ditabulasi berdasarkan rentang nilainya. Tabulasi data berdasarkan rentang nilai bertujuan untuk mengetahui perbedaan banyaknya siswa yang mencapai kelompok nilai tertentu pada tiap kelas. Tabel Frekuensi Siswa yang Mencapai Rentang Nilai Pada Tiap Kelas No. Rentang Nilai Existing class Kelas Modul Jumlah Berdasarkan tabel frekuensi rentang nilai dapat dilihat bahwa siswa yang berada pada rentang nilai pada existing class ada 3 siswa dan kelas modul 0 siswa; rentang nilai pada existing class 2 siswa dan kelas modul 1 siswa. Distribusi capaian siswa pada rentang commit nilai to user untuk existing class ada 5 siswa

35 93 dan kelas modul 9 siswa; rentang nilai pada existing class ada 7 siswa dan pada kelas modul ada 9 siswa; rentang nilai pada existing class ada 3 siswa dan pada kelas modul ada 7 siswa; dan untuk rentang nilai untuk existing class ada 0 siswa dan kelas modul 2 siswa. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa capaian nilai pengetahuan siswa kelas modul berdasarkan rentang nilai lebih tinggi dibandingkan pada existing class yaitu untuk rentang sebanyak 18 siswa, sedangkan pada existing class hanya 10 siswa. Jumlah siswa pada rentang nilai yaitu 14 siswa untuk existing class dan 6 siswa untuk kelas modul. Lebih jelasnya perhatikan gambar histogram dibawah ini. Nilai Perhitungan Mean Maksimum Minimum Standar Deviasi 7 6 Existing Class Kelas Modul Jenis Perhitungan Gambar Histogram Rangkuman Hasil Perhitungan Nilai Pengetahuan Jumlah Siswa Existing Class Kelas Modul Rentang Nilai Gambar Histogram Distribusi commit Frekuensi to user Pada Rentang Nilai Hasil Tes Pengetahuan

36 94 Berdasarkan hasil analisis rentang nilai kemudia data dilakukan uji-t. Data nilai pengetahuan yang telah ditabulasi terlebih dahulu dihitung nilai normalitas data dan homogenitas data. Setelah data diketahui berdistribusi normal dan homogen kemudian dilanjutkan ke uji-t yaitu dengan model Independent Sample Test. Tujuan dari uji-t untuk mengetahui kefektifan modul untuk memberdayakan hasil belajar pada saat uji coba lapangan. Hasil uji homogenitas,normalitas dan uji-t dapat dilihat pada lampiran Hasil analisis uji lapangan dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut. Tabel Analisis Uji Efektivitas Modul Pada Aspek Pengetahuan No. Jenis Uji Model Analisis Existing Nilai α Simpulan Kelas class Modul 1. Homogenitas Levenes 0,340 0,05 Homogen 2. Normalitas Kolmogorovesmirnove 0,2 0,097 0,05 Normal 3. Efektivitas Independen S. Test 0,02 0,05 Ada beda Pada tabel 4.16 tentang analisis uji efektifitas modul pada aspek pengetahuan menggunakan SPSS 20 didapatkan untuk uji homogenitas menggunakan uji levenes didapatkan nilai Sig>0,05 yaitu 0,340 yang berarti data baik pada existing class maupun kelas modul homogen. Hasil uji normalitas menggunakan uji Kosmogorove-smirnove untuk existing class didapatkan nilai Sig sebesar 0,2 dan kelas modul mendapatkan nilai Sig sebesar 0,097 dengan α = 0,05 maka data pada existing class dan kelas modul berdistribusi normal. Hasil uji efektifitas digunakan model analisis Independen Sample Test yaitu dengan nilai Sig=0,02 α=0,05 yang berarti H 0 ditolak. Kesimpulan perhitungan bahwa penggunaan modul pada pembelajaran lebih baik jika bandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan modul. b. Hasil Belajar Aspek Sosial Pengambilan data hasil belajar aspek sosial dilakukan dengan 2 metode yaitu dengan lembar observasi saat pembelajaran dan pemberian angket setelah pembelajaran usai. Hasil analisis data observasi secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 28 yang terangkum pada commit tabel to user

37 95 Tabel Nilai Rerata Aspek Sosial Hasil Observasi Perpertemuan No. Kelas Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 1. Existing class 70,05 73,57 75,78 2. Kelas Modul 87,24 90,36 95,18 Pada tabel 4.17 dapat dilihat nilai hasil observasi pada pertemuan 1 untuk existing class didapatkan nilai rata-rata 70,05 dan kelas modul didapatkan nilai rata-rata hasil observasi 87,24. Pada pertemuan 2, nilai rata-rata existing class naik menjadi 73,57 dan pada kelas modul naik menjadi 90,36. Pada pertemuan 3 nilai rata-rata existing class kembali mengalami kenaikan menjadi 75,78 dan kelas modul mengalami kenaikan menjadi 95,18. Dari hasil analisis data dapat dilihat bahwa aspek sosial hasil observasi baik existing class maupun kelas modul terus mengalami kenaikan setiap perpertemuannya, tetapi kenaikan rata-rata nilai hasil observasi perpertemuan untuk existing class masih lebih rendah dibandingkan dengan kelas modul. Untuk lebih jelas perhatikan gambar 4.22 berikut. Nilai Rerata Existing Class Kelas Modul 20 0 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Kelas Gambar Histogram Perbandingan Rata-Rata Nilai Aspek Sosial Hasil Observasi Existing class dan Kelas Modul Pengambilan data aspek sosial menggunakan angket dilakukan melalui 2 cara yaitu melalui penilaian diri sendiri dan penilaian antar teman. Analisis data untuk penilaian diri sendiri dapat dilihat commit pada to user tabel 4.18 berikut.

38 96 Tabel Perbandingan Penilaian Diri Sendiri Antara Existing class dan Kelas Modul No. Indikator Penilaian Existing class Kelas Modul 1. Menyadari permasalahan yang timbul akibat 68,06 90,28 penerapan bioteknologi pada lingkungan 2. Berusaha memecahkan masalah yang timbul 69,44 86,11 akibat penerapan bioteknologi pada lingkungan 3. Teliti dalam melakukan percobaan 79,17 88,19 4. Bekerjasama dengan kelompok untuk 84,38 90,97 menyelesaikan tugas yang diberikan guru 5. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas 85,76 86,46 6. Menghargai pendapat orang lain 93,40 95,49 Berdasarkan analisis data penilaian diri sendiri pada tabel 4.15 dapat dilihat bahwa untuk indikator penilaian tentang menyadari permasahalan pada existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 68,06 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata 90,28. Indikator berusaha memecahkan masalah pada existing class mendapatkan nilai 69,44 dan kelas modul mendapatkan nilai ratarata sebesar 86,11. Indikator teliti dalam melakukan percobaan existing class mendapatkan nilai rata-rata 79,17 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata 88,19. Indikator bekerja sama dalam kelompok untuk existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 84,38 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata sebesar 90,97. Indikator tanggungjawab dalam mengerjakan tugas untuk existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 85,76 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata sebesar 86,46. Indikator menghargai pendapat orang lain pada existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 93,40 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata sebesar 95,49. Berdasarkan analisis perbandingan rata-rata penilaian diri sendiri antara existing class dan kelas modul dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata penilaian diri sendiri perindikator pada kelas modul lebih baik dari pada existing class.

39 97 Rerata Nilai Peraspek Existing Class Kelas Modul 0 Menyadari Permasalahan Berusaha memecahkan masalah Teliti Bekerja sama Tanggung jawab Menghargai pendapat Aspek Penilaian Gambar Histogram Perbandingan Penilaian Diri Sendiri Antara Existing class dan Kelas Modul Analisis data penilaian antar teman antara existing class dan kelas modul dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut. Tabel Perbandingan Penilaian Antar Teman Pada Existing class dan Kelas Modul No. Indikator Penilaian Existing class Kelas Modul 1. Menyadari permasalahan yang timbul akibat penerapan bioteknologi pada lingkungan 2. Berusaha memecahkan masalah yang timbul akibat penerapan bioteknologi pada lingkungan 76,39 94,44 77,78 93,06 3. Teliti dalam melakukan percobaan 85,07 93,75 4. Bekerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru 90,28 95,14 5. Tanggung jawab dalam mengerjakan tugas 89,24 92,01 6. Menghargai pendapat orang lain 92,71 96,88 Berdasarkan analisis data penilaian antar teman pada tabel 4.19 dapat dilihat bahwa untuk indikator penilaian tentang menyadari permasahalan pada existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 76,39 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata 94,44. Indikator berusaha memecahkan masalah pada existing class mendapatkan nilai 77,78 dan kelas modul mendapatkan nilai ratarata sebesar 93,06. Indikator teliti dalam melakukan percobaan existing class

40 98 mendapatkan nilai rata-rata 85,07 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata 93,75. Indikator bekerja sama dalam kelompok untuk existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 90,28 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata sebesar 95,14. Indikator tanggungjawab dalam mengerjakan tugas untuk existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 89,24 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata sebesar 92,01. Indikator menghargai pendapat orang lain pada existing class mendapatkan nilai rata-rata sebesar 92,71 dan kelas modul mendapatkan nilai rata-rata sebesar 96,88. Berdasarkan analisis perbandingan rata-rata penilaian antar teman antara existing class dan kelas modul dapat disimpulkan bahwa nailai rata-rata penilaian antar teman perindikator pada kelas modul lebih baik dari pada existing class. Rerata Nilai Peraspek Menyadari Permasalahan Berusaha memecahkan masalah Teliti Bekerja sama Tanggung jawab Aspek Penilaian Menghargai pendapat Existing Class Kelas Modul Gambar Histogram Perbandingan Penilaian Antar Teman Pada Existing class dan Kelas Modul Penilaian sikap sosial siswa juga dilakukan oleh guru selama kegiatan pembelajaran. Penilaian sosial yang dilakukan oleh guru dalam bentuk jurnal penilaian guru. Hasil penilaian jurnal guru dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut.

41 99 Tabel Perbandingan Penilaian Jurnal Guru antara Existing Class dan Kelas Modul No. Kelas Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 1. Existing class 89,58 94,79 94,79 2. Kelas Modul 92,08 96,46 97,50 Pada tabel 4.20 dapat dilihat hasil penilaian jurnal guru pada pertemuan 1 untuk existing class didapatkan nilai rata-rata 89,58 dan kelas modul didapatkan nilai rata-rata sebesar 92,08. Pada pertemuan 2, nilai rata-rata existing class naik menjadi 94,79 dan pada kelas modul naik menjadi 96,46. Pada pertemuan 3 nilai rata-rata existing class tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar 94,79 dan kelas modul mengalami kenaikan menjadi 97, Rerata Nilai Perpertemuan Existing Class Kelas Modul 84 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Waktu Penilaian Gambar Histogram Perbandingan Penilaian Jurnal Guru atara Existing Class dan Kelas Modul c. Hasil Belajar Aspek Keterampilan Pengambilan data hasil belajar aspek keterampilan dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pengambilan data dilakukan setiap pertemuan baik pada existing class maupun kelas modul. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi dengan rentang penilaian 1 sampai 4. Analisis

42 100 data aspek keterampilan dapat dilihat pada lampiran 31 yang terangkum pada tabel 4.21 berikut. Tabel Perbandingan Nilai Rerata Aspek Keterampilan Perpertemuan No. Kelas Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 1. Existing class 42, Kelas Modul 84,17 87,67 88,89 Gambar histogram mengenai perbandingan nilai rerata aspek keterampilan adalah sebagai berikut Rerata Nilai Perpertemuan Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Existing Class Kelas Modul Waktu Penilaian Gambar Histogram Perbandingan Rata-Rata Nilai Aspek Keterampilan Perpertemuan Berdasarkan tabel 4.18 dan gambar 4.26 tentang perbandingan nilai rerata aspek keterampilan perpertemuan didapatkan bahwa untuk nilai rata-rata keterampilan pada existing class pada pertemuan 1 sebesar 42,53 dan untuk pertemuan 2 sampai 3 tidak ada perubahan yaitu sebesar 25. Nilai keterampilan pada kelas modul terus mengalami kenaikan nilai rata-rata disetiap pertemuannya. Nilai rata-rata keterampilan pada kelas modul untuk pertemuan 1 sebesar 84,17; naik menjadi 87,67 pada pertemuan 2 dan naik kembali pada pertemuan 3 menjadi

43 101 88,89. Kesimpulan analisis bahwa nilai rata-rata keterampilan kelas modul lebik baik dibandingan nilai rata-rata keterampilan existing class. Keefektifan modul berbasis Discovery learning dalam memberdayakan hasil belajar dilakukan dengan analisis menyeluruh terhadap nilai rata-rata hasil belajar pada existing class maupun kelas modul. Analisis nilai rata-rata yang dilakukan mencakup penilaian sosial, penilaian diri sendiri, penilaian antar teman, penilaian pengetahuan dan penilaian keterampilan. Rangkuman perbandingan nilai rata-rata semua aspek penilain dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut. Tabel Perbandingan Rerata Nilai Sosial, Nilai Diri Sendiri, Nilai Antar Teman, Nilai Pengetahuan dan Nilai Keterampilan Antara Existing class dan Kelas Modul No. Rerata Nilai Existing class Kelas Modul 1. Nilai Sosial 73,13 90,93 2. Nilai Diri Sendiri 83,80 90,05 3. Nilai Antar Teman 87,96 94,37 4. Nilai Pengetahuan 79,80 86,00 5. Nilai Keterampilan 30,84 86,91 Data hasil tabulasi nilai rata-rata penilaian sosial, nilai pengetahuan dan nilai keterampilan dapat disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut. Rerata Nilai Peraspek Existing Class Kelas Modul 0 Nilai Sosial Nilai Diri Sendiri Nilai Antar Teman Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan Aspek Penilaian Gambar Histogram Perbandingan Rerata Nilai Sosial, Nilai Diri Sendiri, Nilai Antar Teman, Nilai Pengetahuan dan Nilai Keterampilan Antara Existing class dan Kelas Modul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuka batas antar negara. Persaingan hidup pun semakin ketat. Hanya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis Guided Inquiry Laboratory (GIL). Bahan kajian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pengembangan Pengembangan modul biologi Discovery Learning Dipadu Survey Dengan Memanfaatkan Potensi Lokal materi fungi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Baleendah. Sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Bandung. Berdasarkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF

PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF PENGEMBANGAN MODUL EXPERIENTIAL LEARNING YANG DIARAHKAN UNTUK STRATEGI THINK TALK WRITE PADA MATERI SISTEM SARAF Tri Handayani 1, Sajidan 2, Baskoro Adi Prayitno 3 1 Program Studi Magister Pendidikan Sains

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Pengembangan Penelitian Hasil dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul pembelajaran IPA Terpadu Tema Ekosistem dengan pendekatan Jelajah

Lebih terperinci

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat:

C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat: RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X / Genap Materi Pokok : Ekosistem Alokasi Waktu : 3 pertemuan x 3 jam pelajaran A. Kompetensi Inti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi waktu : SMA/MA : BIOLOGI : XII /II : Bioteknologi : 2 x 45 menit 1. Kompetensi Inti (KI) 1.1 Menghayati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN:

Jurnal EduFisika Vol. 02 No. 01, Juli 2017 E-ISSN: Jurnal EduFisika Vol. 0 No. 0, Juli 07 P-ISSN:477-7935 E-ISSN: 548-65 PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI RANGKAIAN ARUS SEARAH UNTUK KELAS XII SMA Putri Ella

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis scientific pada materi bangun ruang sisi datar beraturan; (2) pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN RESPON SISWA TERHADAP MODUL Penelitian ini mempunyai 3 data yakni proses penyusunan modul, kualitas modul, dan respon siswa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Hasil penelitian pengembangan modul IPA berbasis GDL sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian. Hasil penelitian pengembangan modul IPA berbasis GDL sebagai berikut. 76 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian pengembangan modul IPA berbasis GDL sebagai berikut. 1. Hasil Studi Pendahuluan Hasil studi pendahuluan meliputi data delapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban kehidupan di era globalisasi semakin berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut telah dirasakan oleh seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Hasil Penelitian 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Penelitian dan pengumpulan data merupakan tahap awal dalam pengembangan media

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang di dalamnya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar LKS (Lembar Kegiatan Siswa) berbasis masalah yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (Knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (Skills development), sikap

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA

ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DITINJAU DARI PEMENUHAN STANDAR PENDIDIK DAN KETUNTASAN BELAJAR BIOLOGI SMA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : X/1 Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Determinan dan Invers suatu Matriks Waktu : 2 45 menit A. Kompetensi Inti SMA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Agustus di SMP Pembangunan Kalianda tahun pelajaran 2015/2016. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam uji coba ini

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI)

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI) SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI) Satuan Pendidikan : SMK Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati

Lebih terperinci

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin

Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KETERAMPILAN GENERIK SAINS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMP NEGERI 13 BANJARMASIN Yuniar Fikriani Amalia, Zainuddin, dan Misbah Program

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

Universitas Sebelas Maret, 57126

Universitas Sebelas Maret, 57126 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,

Lebih terperinci

Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia

Program Studi Magister Pendidikan Sains FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, 57126, Indonesia PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS SAINTIFIK PADA MATERI INTERAKSI MAHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP Imega Syahlita Dewi 1,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan meliputi research and information collecting,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan meliputi research and information collecting, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan Pada penelitian pendahuluan meliputi research and information collecting, planning, develop preliminary form of product dan preliminary

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MODEL INKUIRI TERSTRUKTUR UNTUK SISWA KELAS VIIIA SMPN 31 BANJARMASIN Anisah, Mustika Wati, dan Andi Ichsan Mahardika Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013

Lebih terperinci

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA

Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Penerapan Perangkat Pembelajaran Materi Kalor melalui Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Kelas X SMA Linda Aprilia, Sri Mulyaningsih Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Prototipe Produk 1. Pengumpulan Data Awal a. Analisis Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Analisis KBM dilakukan dengan melakukan wawancara kepada guru kimia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas/Semester : X/1 : Pencemaran Lingkungan dan Perubahan Lingkungan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Kelas/Semester : X/1 : Pencemaran Lingkungan dan Perubahan Lingkungan RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan : SMA N 03 Cirebon Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas/Semester : X/1 Materi pokok : Pencemaran Lingkungan dan Perubahan Lingkungan Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Model Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg and Gall dalam Sugiyono (2015) menjelaskan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar

BAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap

I. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan praktikum di laboratorium merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) khususnya mata pelajaran kimia. Kimia

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN)

SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN) SILABUS MATA PELAJARAN BIOLOGI (BIDANG KEAHLIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN) Satuan Pendidikan : SMK Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DI SMPN 13 BANJARMASIN Latifah Kurnia, Zainuddin, dan Andi Ichsan Mahardika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai perkembangan aspek/dimensi kebutuhan masyarakat sekitar. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan, upaya tersebut harus dilakukan secara menyeluruh mencakup berbagai perkembangan aspek/dimensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan. Produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berupa Rancangan Pelaksanaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : X/Ganjil Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Definisi Matriks, Jenis-jenis matriks, Transpos Matriks, Kesamaan dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : XI / Genap Materi Pokok : Gejala Pemanasan Global Sub Materi Pokok : Penyebab, Dampak dan Upaya untuk

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian

Lebih terperinci

SILABUS SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN AJARAN 2017/2018

SILABUS SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN AJARAN 2017/2018 SILABUS SEKOLAH MENENGAH ATAS TAHUN AJARAN 2017/2018 SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah Kelas/ Semester Mata Pelajaran : SMA : XI IPA/ II : Biologi : Sistem Ekskresi pada Manusia : 8 x 45 menit Inti KI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Potensi Hasil Penelitian Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Selain itu diharapkan agar proses

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas / Semester : X/ 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas / Semester : X/ 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA N 8 Pekanbaru Mata Pelajaran : Biologi Kelas / Semester : X/ 2 Topik : Ekologi Alokasi Waktu : 2 x 3 JP A.Kompetensi Inti : 1. Menghayati

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PEMINATAN KELOMPOK MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS BIOLOGI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PEMINATAN KELOMPOK MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS BIOLOGI DAN PEMINATAN KELOMPOK MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM SEKOLAH MENENGAH ATAS BIOLOGI KELAS X KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian ini di Bandar Lampung. Subjek pada tahap studi lapangan adalah guru dan siswa di tiga SMA Negeri dan tiga SMA Swasta di Bandar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu saja menyangkut berbagai hal tidak terkecuali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO. SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO Skripsi Oleh: HANDAYANI K. 4303031 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM Tri Sari Wijayanti Guru IPA SMAN 7 Mataram E-mail:- ABSTRAK:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang mengacu learning trajectory dan berorientasi pada kemampuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang mengacu learning trajectory dan berorientasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. diuji kelayakannya dahulu sebelum diberikan kepada peserta didik. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang berorientasi pada produk. Produk yang dikembangan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I.

BAB I PENDAHULUAN I.I. BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Masalah Dalam berlangsungnya kegiatan pembelajaran, siswa dituntut untuk memadukan aktivitas fisik dan mental mereka untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan seseorang. Melalui pendidikan seseorang akan memiliki pengetahuan yang lebih baik serta dapat bertingkah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan saintifik menggunakan model discovery learning ini adalah metode

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 2 CIKARANG PUSAT Jl. Raya PLN Desa Sukamahi Kec. Cikarang Pusat Telp. (021) 70056140 Bekasi e-mail : SMAN22@yahoo.co.id RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pengembangan Produk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pengembangan Produk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pengembangan Produk Hasil penelitian dan pengembangan ini yaitu produk modul elektronik berbasis PBL. Bahan kajian yang dikembangkan mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian di salah satu SMAN di kota Bandung pada siswa kelas XII. Subjek penelitian pada tahap uji coba I berjumlah 12 orang. Subjek

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar 19 III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII F SMP Negeri 19 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 32 siswa, terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian pengembangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian untuk setiap langkah sebagai berikut. 1. Analysis (Analisis)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Wajib :

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Dwiwarna Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Dua Peminatan : MIA Materi Pokok : Optik Alokasi : 4 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 :

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI RANGKAIAN ARUS SEARAH UNTUK KELAS XII SMA

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI RANGKAIAN ARUS SEARAH UNTUK KELAS XII SMA ARTIKEL ILMIAH PEGEMBAGA LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS IKUIRI TERBIMBIG PADA MATERI RAGKAIA ARUS SEARAH UTUK KELAS XII SMA OLEH:. Putri Ella ovita Sari IM. AC3305. Drs. M. Hidayat, M.Pd IP. 96709399303003

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta

Lebih terperinci

MICROTEACHING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BARISAN GEOMETRI KELAS X. Disusun Oleh:

MICROTEACHING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BARISAN GEOMETRI KELAS X. Disusun Oleh: MICROTEACHING RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BARISAN GEOMETRI KELAS X Disusun Oleh: Septi Puji Rahayu 33024028 Pendidikan Matematika A 203 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 51 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAARAN AKUNTANSI KEUANGAN KOMPETENSI DASAR PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XII / GANJIL Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (Pertemuan 2) A. Kompetensi Inti KI 1 Menghayati dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Semester : XII / 5 (lima) Mata Pelajaran : Matematika Program : Wajib Pokok Bahasan : Matriks 3 Alokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (kontrol)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (kontrol) 93 Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (kontrol) Nama Sekolah : Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Biologi Kelas/Semester : XI/1 (satu)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA/MA Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X/1 Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit Pertemuan : Kedua A. Kompetensi Inti (KI) KI 1 : Menghayati dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 8 Surakarta. Sekolah ini beralamat di Jalan Sumbing VI/49, Mojosongo, Jebres, Surakarta. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI DENGAN MODEL SIKLUS BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA KELAS X DI SMAN 2 BATU MENGENAI FILUM ARTHROPODA Rosy Irmaningtyas, Istamar Syamsuri, dan Susilowati Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development/r&d). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini

Lebih terperinci