BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan suatu proses untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada dimana produk yang dihasilkan mampu dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2013). Penelitian dan pengembangan yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan produk. Produk yang dikembangkan adalah Subject Spesific Pedagogy/ SSP yang didesain secara spesifik pada materi tertentu dalam mata pelajaran IPA. Produk yang dihasilkan berupa RPP, modul, LKS dan evaluasi. Pengembangan Subjek Spesifik Pedagogik (SSP) dalam penelitian tersebut mengadaptasi model 4-D (define, design, develop and disseminate) dari Thiagarajan, et al. (1974) dalam Trianto (2013). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tahapan dari pengembangan dan validasi produk awal draft I dilaksanakan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Uji coba terbatas dan uji coba subjek penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Banyudono yang beralamatkan di Jl. Kuwiran 2 Banyudono, Boyolali. 2. Waktu Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 yang terbagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap pendefinisian, tahap perancangan, tahap pengembangan dan penyusunan laporan penelitian. Tahap pendefinisian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari. Tahap perancangan dilaksanakan pada bulan Februari. Tahap pengembangan dilaksanakan pada bulan Maret, tahap pengembangan meliputi tahap validasi, revisi dan uji coba produk. Tahap uji coba produk dilakukan pada bulan April. Penyusunan laporan penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai 26

2 27 Mei. Pengujian hasil penelitian dan revisi hasil laporan dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni. C. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan model pengembangan yang dimodifikasi dari model 4-D (four-d) oleh Thiagarajan (Trianto, 2013). Model 4-D terdiri dari tahap pendefinisian (define), perancangan (design), pengembangan (develop) dan penyebaran (disseminate). Tahapan yang dilakukan hanya sampai pada tahap pengembangan. Tahap penyebaran tidak dilakukan karena peneliti hanya ingin mengembangkan Subject Spesific Pedagogy pada mata pelajaran IPA materi pencemaran dan kerusakan lingkungan. D. Prosedur Pengembangan Pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) yang digunakan dalam penelitian mengadaptasi model 4-D (define, design, develop, and disseminate) yang diadaptasi dari Thiagarajan (Trianto, 2013). Penelitian pengembangan yang dilakukan terbatas hanya sampai pada tahap pengembangan (develop) tanpa melaksanakan tahap penyebaran (disseminate) karena keterbatasan waktu dan biaya. Tahapan pelaksanaan pengembangan SSP berbasis PBL adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pendefinisian (Define) Tahap pendefinisian meliputi analisis ujung depan, analisis karakteristik siswa, analisis konsep dan merumuskan tujuan. a. Analisis Ujung Depan Kegiatan analisis ujung depan dilakukan untuk menetapkan masalah dasar yang diperlukan dalam pengembangan perangkat pembelajaran (SSP berbasis PBL). Analisis tersebut meliputi telaah silabus, RPP, materi pencemaran dan kerusakan lingkungan yang terdapat pada mata pelajaran IPA kelas VII semester genap dengan memperhatikan teori yang relevan, tantangan dan tuntutan masa depan. Analisis perangkat dilakukan dengan menyusun matriks kesesuaian

3 28 indikator pembelajaran yang digunakan dengan dimensi ekologi skala NEP. Hasil analisis digunakan untuk menentukan deskripsi pola pembelajaran yang dianggap paling sesuai. b. Analisis Siswa Kegiatan analisis siswa merupakan telaah tentang karakteristik siswa yang sesuai dengan rancangan dan pengembangan bahan pembelajaran. Karakteristik siswa diketahui melalui angket New Ecological Paradigm (NEP) dan hasil observasi kegiatan pembelajaran siswa di kelas. Hasil angket menunjukkan sikap peduli lingkungan siswa berada pada kategori cukup sehingga masih perlu ditingkatkan. Hasil observasi pembelajaran di kelas menunjukkan kondisi pembelajaran siswa yang kurang aktif. c. Analisis Konsep Kegiatan analisis konsep bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan menyusun secara sistematis konsep-konsep yang relevan dengan materi yang akan diajarkan berdasarkan analisis ujung depan. Analisis konsep disesuaikan dengan lima dimensi ekologi dari skala NEP. d. Perumusan Tujuan Perumusan tujuan dilakukan untuk mengetahui tujuan pembelajaran yang akan digunakan sebagai dasar pengembangan perangkat. Perumusan tujuan pembelajaran disesuaikan dengan hasil analisis ujung depan yang secara keseluruhan akan digunakan sebagai dasar dalam menggunaan model, metode dan media dalam perangkat pembelajaran. 2. Tahap Perancangan (Design) Pada tahap ini peneliti merancang perangkat SSP. Komponen SSP meliputi silabus, RPP, modul, LKS dan alat evaluasi. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan yaitu pemilihan format dan perancangan

4 29 awal perangkat. Perangkat SSP yang dihasilkan pada tahap perancangan disebut sebagai draf I yang selanjutnya akan divalidasi pada tahap pengembangan. 3. Tahap Pengembangan (Develop) Tujuan tahap pengembangan adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran SSP berbasis PBL yang sudah direvisi berdasarkan masukan para ahli. Tahapan dalam pengembangan SSP berbasis PBL adalah sebagai berikut: a. Validasi Perangkat SSP Berbasis PBL Validasi perangkat yang berupa silabus, RPP, LKS dan soal evaluasi dinilai dari aspek konstruk sedangkan validitas untuk perangkat yang berupa modul dinilai dari aspek substansi, konstruk, kebahasaan dan desain. Subjek validasi dilakukan oleh masing-masing satu orang ahli pengembangan, ahli materi, ahli desain dan keterbacaan. Validasi ahli dilakukan oleh dosen Universitas Sebelas Maret sesuai dengan kepentingan validasi. Validasi juga dilakukan oleh satu orang guru praktisi pendidikan di SMP Negeri 1 Banyudono. Uji validasi menggunakan lembar validasi yang disusun sesuai dengan BSNP (2006). Hasil uji validasi ahli dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk saran dan masukan serta deskriptif kuantitatif (persentase) untuk analisis skor penilaian masing-masing ahli. Penilaian pada setiap komponen penilaian dalam lembar penilaian uji coba terbatas memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitaif, yaitu dengan persentase (%). P = x 100% Keterangan :

5 30 P = Persentase penilaian x i = Jumlah jawaban dari validator x = Jumlah jawaban tertinggi Cara menyusun tabel hasil validasi ahli adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan persentase tertinggi = (5/5) x 100% =100% 2) Menetapkan persentase terendah = (1/5) x 100% = 20% 3) Menentukan rentangan persentase = 100%-20% = 80% 4) Menetapkan kelas interval = 4 5) Panjang Kelas Interval = 80%:4 = 20% Kriteria Persentase: 20% - 40% : Tidak Layak 41% - 61% : Cukup Layak 62% - 82% : Layak 83% - 100% : Sangat Layak b. Revisi I Perangkat SSP Berbasis PBL Revisi I perangkat SSP berbasis PBL dilakukan berdasarkan hasil uji validasi ahli terkait kesesuaian konstruk, materi, bahasa dan desain. Saran dan masukan dari dosen digunakan untuk merevisi desain produk SSP yang disusun menjadi draft II. Draft II perangkat SSP berbasis PBL hasil revisi digunakan untuk uji coba terbatas. c. Uji Coba Terbatas Uji coba terbatas bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dan penilaian oleh siswa dan guru praktisi terhadap draf I produk SSP berbasis PBL yang berupa LKS dan modul. Uji coba terbatas dilakukan oleh seorang guru dan lima orang siswa SMP Negeri 1 Banyudono. Penilaian uji coba terbatas berfokus pada aspek keterbacaan yang meliputi tujuan pembelajaran, materi, bahasa serta ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan perangkat SSP berbasis PBL. Hasil uji coba terbatas dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk saran dan masukan serta deskriptif kuantitatif (persentase) untuk analisis skor

6 31 penilaian terhadap LKS dan modul. Penilaian pada uji coba terbatas menggunakan angket penilaian respon terhadap LKS dan modul. Angket penilaian pada setiap komponen penilaian memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik) dan 5 (sangat baik). Validasi siswa berfokus pada aspek keterbacaan yang meliputi tujuan pembelajaran, materi, bahasa serta ketertarikan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan perangkat SSP. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitaif, yaitu dengan persentase (%). P = x 100% Keterangan : P = Persentase penilaian x i = Jumlah jawaban dari validator x = Jumlah jawaban tertinggi Cara menyusun tabel hasil validasi ahli adalah sebagai berikut: 1) Menetapkan persentase tertinggi = (5/5) x 100% =100% 2) Menetapkan persentase terendah = (1/5) x 100% = 20% 3) Menentukan rentangan persentase = 100%-20% = 80% 4) Menetapkan kelas interval = 4 5) Panjang Kelas Interval = 80%:4 = 20% Kriteria Persentase: 20% - 40% : Tidak Layak 41% - 61% : Cukup Layak 62% - 82% : Layak 83% - 100% : Sangat Layak d. Revisi II Produk SSP Berbasis PBL

7 32 Hasil dari masukan siswa digunakan untuk merevisi draft II sehingga menjadi draf III yang digunakan untuk uji coba lebih lanjut dengan jumlah siswa yang sesuai dengan kelas sesungguhnya. e. Uji Coba kepada Subjek Penelitian Uji coba kepada subjek penelitian dilakukan untuk mengetahui kelayakan modul dan LKS pada uji coba subjek penelitian serta mengetahui efektivitas perangkat yang dikembangkan yaitu perangkat SSP berbasis PBL pada materi pencemaran dan kerusakan lingkungan kelas VII SMP. Penerapan SSP berbasis PBL dilaksanakan pada kelompok siswa berjumlah 64 yang sebelumnya telah mengisi angket NEP. Siswa diberi angket NEP kembali setelah selesai pembelajaran dengan perangkat SSP berbasis PBL dan dilihat perkembangan sikap peduli lingkungan siswa. 1) Desain Uji Coba Desain penelitian yang digunakan dalam uji coba subjek penelitian adalah one group pretest-posttest design. Desain uji menggunakan satu kelas sampel. Kelas sampel mendapatkan pretest terlebih dahulu sebelum menerima perlakuan kemudian dilanjutkan dengan pemberian posttest. 2) Subjek Uji Coba Subjek dalam uji coba subjek penelitian perangkat SSP berbasi PBL adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Banyudono. Sampel yang digunakan untuk uji berjumlah dua kelas dari tujuh kelas VII yang beranggotakan 355 siswa. Sampel terdiri atas dua kelas yang dianggap sebagai satu kelas sampel yang berjumlah 64 siswa dipilih secara cluster sampling. 3) Data Uji Coba

8 33 Data yang diperoleh dari uji coba subjek penelitian berupa data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif terdiri dari data keterlaksanaan sintaks serta angket kelayakan modul dan LKS. Data deskriptif kuantitatif terdiri dari data hasil lembar observasi penilaian afektif dan psikomotorik. Data kuantitatif terdiri dari data hasil belajar kognitif dan data angket skala NEP. 4) Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam uji coba subjek penelitian perangkat SSP berbasis PBL berupa lembar observasi keterlaksanaan sintaks PBL, lembar observasi afektif, lembar observasi psikomotorik, lembar tanggapan siswa siswa terhadap modul dan LKS, angket sikap peduli lingkungan skala NEP serta tes tertulis. 5) Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk uji coba subjek penelitian adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data keterlaksanaan sintaks PBL, tanggapan guru dan siswa terhadap modul dan LKS serta hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa. Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data pretest-posttest dan data hasil sikap peduli lingkungan dengan skala NEP. Uji yang digunakan adalah uji paired sample t-test dengan bantuan SPSS 20 yang didahului dengan uji prasyarat yaitu uji normalitas. a) Uji Prasyarat Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data sampel yang dgunakan berdistribusi normal atau tidak yang diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Besarnya taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Data dikatakan berdistribusi secara normal jika α > 0,05.

9 34 b) Uji Efektivitas Data Berdistribusi Normal Data sampel yang berdistribusi normal dianalisis menggunakan uji paired sample t-test. Paired sample t-test digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang berpasangan dimana terdapat sebuah sampel yang mengalami dua perlakuan yang berbeda (Priyatno, 2010). Uji t dilakukan untuk membandingkan rata-rata data sebelum dan sesudah dilakukan penelitian. Uji t digunakan untuk mengetahui efektivitas perangkat SSP pada tahap uji coba subjek penelitian. Besarnya taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu H0 ditolak jika sig. < 0,05 atau t-hitung > t-tabel (ada perbedaan yang signifikan) sedangkan H0 diterima jika sig. > 0,05 atau t-hitung < t-tabel (tidak ada perbedaan yang signifikan). c) Uji Efektivitas Data Berdistribusi Tidak Normal Data sampel yang berdistribusi tidak normal dianalisis menggunakan statistik nonparametrik dengan uji dua sampel berhubungan Wilcoxon sebagai pengganti uji paired sample t- test. Besarnya taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Kriteria pengambilan keputusan yaitu H0 ditolak jika sig.< 0,05 (ada perbedaan yang signifikan) sedangkan H0 diterima jika sig. > 0,05 (tidak ada perbedaan yang signifikan). Analisis Ujung Depan Analisis Siswa Analisis Konsep Merumuskan Tujuan

10 35 Draf I Perancangan Perangkat SSP Meliputi Silabus, RPP, LKS, Modul dan Evaluasi Draf I divalidasi oleh validator yaitu dosen Revisi I Draf III Revisi II Uji Coba Terbatas Draf II Uji Coba Subjek Penelitian Pengisian Angket NEP Analisis Angket NEP Penguatan Sikap Peduli Lingkungan Siswa Gambar 3.1. Diagram Alur Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data penelitian. Teknik pengumpulan data yang peneliti pergunakan adalah sebagai berikut. 1. Dokumentasi Dokumentasi merupakan metode pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan tertulis, transkrip, buku, prasasti dan sebagainya (Arikunto, 2013). Metode dokumentasi digunakan untuk menganalisis perangkat pembelajaran yang digunakan oleh guru. Metode dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data pada tahap pendefinisian. 2. Observasi

11 36 Observasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2013). Observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan ketercapaian sintaks PBL dalam pembelajaran. Observasi awal digunakan untuk mengetahui karakteristik siswa pada tahap pendefinisian, observasi afektif dan psikomotorik digunakan untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa selama uji coba subjek penelitian serta observasi ketercapaian sintaks PBL digunakan untuk mengetahui ketercapaian sintaks pembelajaran pada uji coba subjek penelitian tahap pengembangan. 3. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi oleh responden (Sugiyono, 2012). Angket yang digunakan oleh peneliti adalah angket validasi/ kelayakan perangkat dan angket sikap peduli lingkungan dengan skala NEP. Angket kelayakan perangkat digunakan untuk mengetahui kelayakan perangkat SSP pada tahap validasi para ahli, uji coba terbatas dan uji coba kepada subjek penelitian. Angket NEP digunakan untuk memperoleh data sikap kepedulian lingkungan siswa. Angket NEP berisi 15 pernyataan yang terdiri atas 5 dimensi. Angket NEP diberikan kepada siswa sebelum dilakukan penelitian dan setelah penelitian (kondisi pre dan post), untuk mengetahui perbedaan sikap peduli lingkungan siswa setelah diberikan pengembangan SSP. Angket NEP digunakan untuk mengetahui efektivitas perangkat SSP pada uji coba subjek penelitian. 4. Tes

12 37 Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif serta pemahaman siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes diberikan dua kali yaitu pretest dan posttest. F. Instrumen Penelitian 1. Lembar Validasi Instrumen lembar validasi digunakan untuk memperoleh pendapat dari para ahli atau validator pada tahap pengembangan yang nantinya digunakan untuk dasar revisi perangkat SSP. Angket penilaian pada setiap komponen penilaian memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik). 2. Lembar Kelayakan Perangkat Lembar kelayakan perangkat digunakan untuk memperoleh pendapat guru dan siswa terhadap kelayakan perangkat SSP yang dikembangkan pada tahap uji coba terbatas dan uji kepada subjek penelitian. Angket penilaian pada setiap komponen penilaian memiliki skor 1 sampai 5, dengan kriteria 1 (tidak baik), 2 (kurang baik), 3 (cukup baik), 4 (baik), dan 5 (sangat baik). 3. Lembar Observasi Instrumen lembar observasi yang digunakan dalam penelitian berupa lembar observasi karakteristik siswa, lembar observasi afektif, lembar observasi psikomotorik serta lembar observasi ketercapaian sintaks PBL. Lembar observasi karakteristik siswa untuk mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran serta mengetahui karakteristik siswa pada tahap pendefinisian. Lembar observasi afektif dan psikomotorik digunakan untuk menilai hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotorik selama pembelajaran berlangsung pada uji coba subjek penelitian. Lembar observasi ketercapaian sintaks PBL digunakan untuk mengamati kesesuaian aktivitas pembelajaran dengan tahapan-tahapan pembelajaran model PBL pada tahap uji coba kepada subjek penelitian. 4. Angket New Ecological Paradigm (NEP)

13 38 Angket NEP merupakan angket pengukuran sikap peduli lingkungan. Angket NEP digunakan untuk menganalisis kebutuhan pada tahap pendefinisian dan mengetahui efektivitas perangkat SSP pada tahap uji coba kepada subjek penelitian. Skala NEP terbukti konsisten sebagai alat ukur, karena sudah diujicobakan berulang kali di berbagai negara. NEP hasil revisi dapat memaksimalkan content validity sebagai suatu ukuran (Dunlap, et al., 2000). Angket skala NEP telah teruji sebagai alat ukur yang reliabel dengan nilai α Cronbach sebesar 0,83 (Amburgey & Thoman, 2011). Skala NEP terdiri dari lima dimensi ekologi antara lain balance of nature, limits to growth, anti anthropocentrism, anti-exemptionalism, dan eco-crisis (Aldrich, 2005). Angket NEP dijabarkan dalam 15 pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Semakin tinggi skor, semakin tinggi pula kepedulian terhadap lingkungan. Pemberian skor setiap item sesuai dengan tabel 3.1. Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Skala NEP Respon Pernyataan Skor Pernyataan (+) Pernyataan (-) Sangat Setuju 5 1 Setuju 4 2 Tidak Yakin 3 3 Tidak Setuju 2 4 Sangat Tidak Setuju 1 5 Skala NEP yang dijabarkan dalam 15 item pernyataan tersusun dari 5 dimensi ekologi. Setiap dimensi ekologi terdiri atas 3 pernyataan. Dimensi limits to growth terdapat dalam pernyataan nomor 1, 6, 11. Dimensi anti anthropocentrism terdapat dalam pernyataan nomor 2, 7, 12. Dimensi balance of nature terdapat dalam pernyataan nomor 3, 8, 13. Dimensi antiexemptionalism terdapat dalam pernyataan nomor 4, 9, 14. Dimensi eco-crisis terdapat dalam pernyataan nomor 5, 10, 15. Kelima belas pernyataan tersebut terdiri atas enam pernyataan negatif yaitu pada nomor 2, 4, 8, 12, 14, 15 serta tujuh pernyataan positif pada nomor 1, 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13.

14 39 Penentuan kriteria sikap peduli lingkungan berdasarkan hasil skor angket NEP adalah sebagai berikut. SPL = skor item soal 1 + skor item soal skor item soal 15 Kriteria: Sangat rendah : Rendah : Cukup : Baik : Sangat rendah Rendah Cukup Baik 15 Hasil angket awal NEP dari 64 siswa menunjukkan bahwa 97% siswa belum memiliki sikap peduli lingkungan (Thomson, 2013). Sikap peduli lingkungan siswa masih dalam kategori cukup dengan skor 50,11. Setelah pembelajaran dengan SSP dilakukan maka diukur lagi sikap peduli lingkungan siswa menggunakan angket NEP. Hasil dari angket akhir NEP dibandingkan dengan hasil angket awal NEP. Penentuan kriteria sikap peduli lingkungan berdasarkan hasil skor angket NEP yang didasarkan pada lima dimensi ekologi adalah sebagai berikut. SPL = skor item 1+ skor item 2 + skor item 3 Kriteria: Sangat rendah : 3-6 Rendah : 7-9 Cukup : Baik : Sangat rendah Rendah Cukup Baik

15 40 Hasil angket NEP awal yang disebar kepada 64 siswa pada setiap dimensi menunjukkan komponen limit to growth (10,05), anti anthropocentrism (11,03) dan eco-crisis (10,14) berada pada kategori cukup sedangkan komponen balance of nature (9,94) dan anti-exemptionalism (8,95) siswa berada pada kategori rendah. 5. Tes Instrumen tes yang digunakan berupa soal pretest dan posttest. Tes diberikan secara tertulis dengan bentuk pilihan ganda sejumlah 25 butir soal. Soal tes disusun sesuai dengan indikator pembelajaran. Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah penerapan perangkat SSP berbasis PBL.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian pengembangan dengan tujuan mengembangkan sebuah produk, yaitu Subject Specific Pedagogy (SSP). Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sikap peduli lingkungan merupakan kesatuan pendapat dan keyakinan individu dalam memperhatikan kelestarian lingkungan alam sebagai dasar respon untuk berperilaku ramah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap peduli lingkungan merupakan keadaan internal seseorang terhadap lingkungan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari untuk melestarikan, memperbaiki, dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian pengembangan Subject Spesific Pedagogy (SSP) ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Sugiyono (2016:30) mengartikan metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan. Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang digilib.uns.ac.id 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan yang dipakai adalah modal Four-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan (1974). Pemilihan model Four-D ini karena dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian pengembangan LKPD berbasis SETS dengan metode outdoor learning untuk menumbuhkan science process skill dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di SMA Negeri Karangpandan kelas X tahun pelajaran 2012/2013 yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema

BAB III METODE PENELITIAN. Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis R&D (Research and Development). Penelitian ini berjudul Pengembangan LKPD IPA tema pencemaran lingkungan berbasis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian pada skripsi ini adalah penelitian pengembangan, model yang digunakan adalah model pengembangan atau Research and Development (R&D). Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tahap pengembangan dan tahap validasi produk awal dilakukan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Uji coba terbatas dan uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan produk yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/ R&D). Penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan penalaran matematis siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011). Handoyo, Mustika K S, Jatiningsih, Wasis, & Soeryanto, 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap peduli lingkungan merupakan kesediaan yang muncul dari dorongan internal untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi experiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu atau quasy experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil 13 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester ganjil SMA.YPPL Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2013/2014 yang terdiri dari enam kelas. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode weak experiment dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan penguasaan konsep dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan Plomp. Model ini terdiri dari lima fase pengembangan, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah Lembar Kegiatan A. RANCANGAN PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang sebagai penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan desain penelitian dan pengembangan, yaitu metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah merupakan penelitian eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu ini digunakan untuk meneliti keefektifan pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dan metode deskriptif. Metode quasi experiment digunakan untuk mengetahui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menguji penerapan model pembelajaran Learning Cycle 7e berbantuan komputer dalam pembelajaran fisika terhadap penguasaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MAN 1 Surakarta pada kelas X Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 8 kelas dengan jumlah 192 siswa. B.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian. Prosedur Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengembangkan multimedia interaktif untuk mahasiswa fisika. Penelitian pengembangan ini menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan 20 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif eksperimen yang menggunakan sampel. Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Pada penelitian ini dikembangkan bahan ajar dalam bentuk komik. Komik ini divalidasi oleh dua dosen ahli materi dan dua orang guru seni rupa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Model Webbed pada Tema Pencemaran Air untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif, Sikap Peduli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis

BAB III METODE PENELITIAN. karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan pembelajaran matematika berbasis masalah mengaplikasikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) berbasis praktikum pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI)

BAB III METODE PENELITIAN. Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI) BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan model Problem Based Learning (PBL) dan model Group Investigation (GI) dalam peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasi experimental atau eksperimen semu. Eksperimen semu dipilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar 22 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar Lampung pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari 11 kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan Research and Development (R&D). Maksud dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan LKS IPA berbasis pembelajaran kooperatif STAD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini disusun berdasarkan model penelitian Research and Development (R&D) untuk mengembangkan Subject Specific Pedagogy (SSP) IPA dengan Model Problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada pembelajaran IPA. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak.

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan. Permukaan dan Volume Pisma dan Limas tegak. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan karena peneliti ingin mengembangkan perangkat pembelajaran sub pokok bahasan luas permukaan dan volume pisma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri A Surakarta yang merupakan salah satu sekolah favorit dengan berbagai pencapaian prestasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari salah penafsiran variabel yang digunakan dalam penelitian ini, berikut ini adalah penjelasan operasionalnya: 1. Model Pembelajaran

Lebih terperinci

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007) 48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan capaian pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa pada penerapan kombinasi metode Inkuiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Januari 2013 di SMA Tunas Harapan Bandarlampung. B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan buku ajar untuk materi dasar pengolahan bahan hasil pertanian dilakukan di SMK, Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen yang bertujuan memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan pendidikan (educational research and development) seperti yang dikembangkan oleh Thiagarajan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment). Penelitian eksperimen semu merupakan desain pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012:

BAB III METODE PENELITIAN. modul IPA ini menggunakan metode Research and Development. (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2012: BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian pengembangan modul IPA ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Penelitian R&D menurut Nana Syaodih Sukmadinata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D). Menurut Thiagarajan (1974: 5-9), Research and Development adalah desain penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi

BAB III METODE PENELITIAN. Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Berpikir kritis mencakup sejumlah keterampilan kognitif dan disposisi intelektual yang diperlukan untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pre-experimental design dengan one group pretest posttest design (Sugiyono, 2010). Dalam desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Perlakuan pembelajaran yang diberikan adalah pembelajaran matematika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Penelitian ini untuk mengetahui perbedaan sikap imiah dan penguasaan konsep peserta didik antara pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Research and Development. Model Research and Development yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model Pengembangan produk yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development. Model Research and Development yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model.

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & menggunakan model penelitian R & D yaitu melalui 4-D model. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R & D). Metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji kelayakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimen. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Quasi Eksperimen.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental 73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental Design) dengan disain matching pretest-posttest control group design yaitu menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang BAB III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah, guna menghindari terjadinya perbedaan penafsiran

Lebih terperinci

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan, penyusunan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Lokasi dilakukannya penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 25 yang beralamat di Jl. Baturaden VIII no.21 kota Bandung. Populasi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini tidak semua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan (Development). Dalam hal ini peneliti akan mengembangkan perangkat pembelajaran yang berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain dan Prosedur Eksperimen Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental. Metode eksperimen diartikan sebagai metode dengan bentuk yang sistematis dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. R. W. Monginsidi Karanganyar. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan meliputi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Alasan penggunaan jenis metode ini didasarkan pada pemikiran bahwa R&D

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain penelitian yang mempunyai kelompok kontrol tetapi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (experiment research). Desain penelitian pada penelitian ini adalah one group pretest posttest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksperimental (Ekperimental Research).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Quasi Experimental Research (penelitian eksperimen semu). Eksperimen semu dilakukan untuk memperoleh informasi, di mana eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen lemah (weak experimental atau pre experimental). Penelitian ini tidak menggunakan kelompok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana.

BAB III METODE PENELITIAN. produk berupa bahan ajar berbasis scientific method untuk meningkatkan. materi Struktur Bumi dan Bencana. BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tujuan dari penelitian ini adalah mengasilkan produk berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu dan deskriptif. Metode eksperimen semu digunakan untuk mengetahui perbandingan peningkatan penguasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran reciprocal teaching dengan strategi peta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15

BAB III METODE PENELITIAN. Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Yogyakarta dengan materi Tata Surya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One- Group Pretest Posttest Design. Faktor dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik berbasis

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA NEGERI 3 PONOROGO BIOEDUKASI Volume 6, Nomor 2 Halaman 58-75 ISSN:1693-2654 Agustus 2013 PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS POEI (PREDIKSI, OBSERVASI, EKSPERIMEN, INTERPRETASI) PADA MATERI SISTEM INDERA KELAS XI SMA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian jenis quasi eksperimental. Quasi eksperimental adalah desain yang mempunyai kelompok kontrol tetapi tidak dapat

Lebih terperinci