BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Potensi Hasil Penelitian Suatu hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi di SMA. Selain itu diharapkan agar proses belajar biologi benar-benar dapat diwujudkan dengan kegiatan ilmiah. Agar proses dan produk penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Proses penelitian merupakan proses sains mulai dari merumuskan masalah, sampai dengan penarikan kesimpulan dan pengkomunikasian hasil. Sedangkan produknya meliputi fakta dan konsep yang diperoleh selama penelitian. Makna dari hasil penelitian ini kemudian dianalisis potensinya agar diangkat menjadi sumber belajar yang layak. Menurut Suhardi (2002:14),suatu hasil penelitian jika akan diangkat sebagai sumber belajar di SMA harus melalui tahapan-tahapan yaitu : 1. Identifikasi proses dan produk penelitian. 2. Seleksi dan modifikasi hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi. 3. Penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi. Di bawah ini merupakan penjelasan dari tahapan-tahapan analisis potensi dalam rangka pemanfaatan hasil penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan berbiji sebagai sumber belajar di SMA: 66

2 1. Identifikasi Proses dan Produk Penelitian Tahapan pertama dalam pemanfaatan hasil penelitian biologi untuk diangkat sebagai sumber belajar yang kemudian dikemas menjadi bahan ajar dalam pembelajaran ialah identifikasi proses dan produk penelitian. Hasil penelitian biologi harus dikaji berdasarkan kurikulum yang berlaku di sekolah yang bersangkutan. Kurikulum SMA yang berlaku pada sekolah yang bersangkutan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMA Tahun Pada tahap ini meliputi dua tahap pengkajian, yaitu: a. Mengkaji berdasarkan kurikulum pendidikan biologi yang berlaku Kurikulum SMA yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sehingga yang dijadikan acuan untuk mengkaji hasil penelitian adalah silabus KTSP bidang studi biologi kelas X SMA. Berdasarkan hasil pangkajian awal terhadap silabus biologi didapatkan bahwa pemanfaatan hasil penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden dapat dimasukkan dalam standar kompetensi memahami prinsip keanekaragaman hayati. Pengkajian hasil penelitian tersebut harus memenuhi persyaratan tertentu antara lain dilihat dari kejelasan potensi ketersediaan objek, dan permasalahan yang diangkat, kesesuaian dengan tujuan pembelajaran, sasaran materi dan peruntukannya, informasi yang diungkap, pedoman eksplorasi dan perolehan yang akan dicapai. Apabila dari segi persyaratan tersebut terpenuhi, maka 67

3 dilakukan pengkajian proses dan produk hasil penelitian yang relevan dengan permasalahan biologi di SMA. Berikut ini dapat dilihat penjelasan persyaratan tersebut : 1) Kejelasan potensi ketersediaan objek dan permasalahan yang diangkat. Kejelasanpotensi ditunjukkan oleh ketersediaan objek dan ragam permasalahan yang dapat diungkapkan dalam penelitian ini. Objek dalam penelitian ini adalah tumbuhan berbiji. Sedangkan permasalahan yang diungkap melalui penelitian ini adalah tentang keanekaragaman pada tingkat jenis. Permasalahan penelitian ini memenuhi syarat kejelasan potensi karena sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum KTSP yaitu mendiskripsikan konsep keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem dan mengkomunikasikan keanekaragaman hayati dan usaha pelestarian serta pemanfaatanya. 2) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran Kesesuaian yang dimaksud adalah kesesuaian hasil penelitian dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam kurikulum KTSP SMA kelas X bidang studi biologi. Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam kurikulum KTSP SMA kelas X bidang studi biologi pada materi Keanekaragaman Hayati. Standar Kompetensi (SK) yang 68

4 ingin dicapai adalah memahami prinsip pengelompokkan makhluk hidup. Kompetensi Dasar (KD) yang ingin dicapai adalah mendiskripsikan keanekaragaman gen, jenis dan ekosistem. 3) Kejelasan sasaran materi dan peruntukannya Sasaran yang dimaksud meliputi sasaran pengamatan (objek) dan sasaran peruntukan (subjek). Kejelasan sasaran ini perlu dilihat sebagai pedoman untuk menentukan bentuk modul bagi siswa. Berdasarkan kajian silabus KTSP bidang studi biologi SMA kelas X, maka yang terkait dengan penelitian ini adalah: a) Sasaran pengamatan Sasaran pengamatannya yaitu keanekaragaman tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden. b) Sasaran peruntukan Sasaran peruntukannya yaitu siswa SMA kelas X semester I yang sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada materi Keanekaragaman Hayati. 4) Kejelasan informasi yang diungkap Informasi yang diungkap dalam penelitian ini adalah tentang adanya berbagai macam jenis tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden. 5) Kejelasan pedoman eksplorasi Kejelasan pedoman eksplorasi ini berkaitan dengan prosedur penelitian. Sumber belajar biologi yang akan dipergunakan di 69

5 SMA perlu dipertimbangkan yang menyangkut kemudahan pelaksanaan prosedur penelitian, ketersediaan waktu, tenaga, sarana dan prasarana, tingkat kemampuan siswa dan kemampuan guru. Dikarenakan keterbatasan waktu, ketersediaan alat-alat, kemampuansiswa, keberadaan laboratorium yang kurang mendukung, maka hanya ada beberapa prosedur penelitian yang diangkat menjadi sumber belajar untuk SMA. b. Mengkaji proses yang relevan dengan permasalahan biologi di SMA 1) Hasil penelitian berupa proses Ditinjau dari segi prosesnya, langkah-langkah kegiatan penelitian merupakan langkah-langkah dalam proses sains, meliputi: a) Identifikasi dan perumusan masalah. b) Perumusan tujuan. c) Perumusan hipotesis. d) Penyusunan prosedur penelitian. e) Pelaksanaan kegiatan. f) Pengumpulan dan analisis data. g) Pembahasan hasil penelitian. h) Penarikan kesuimpulan. i) Pengkomunikasian. Berdasarkan pengkajian proses penelitian, hanya ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh siswa, yaitu analisis 70

6 data, pembahasan hasil penelitian, penarikan kesimpulan, dan pengkomunikasian. Sedangkan langkah yang tidak mendukung untuk dilakukan oleh siswa SMA yaitu identifikasi dan perumusan masalah, perumusan tujuan, perumusan hipotesis, penyusunan prosedur penelitian, pelaksanaan kegiatan, dan pengumpulan data. Hal ini disebabkan karena faktor keterbatasan waktu, peralatan laboratorium, kemampuan siswa, keberadaan laboratorium sekolah yang kurang mendukung. Dari kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah kegiatan penelitian ini dapat diangkat menjadi sumber belajar dengan melakukan modifikasi pada proses yang tidak mendukung untuk dilaksanakan oleh siswa SMA, berupa studi kasus mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji yang ada disekitar siswa. 2) Hasil penelitian berupa produk Produk penelitian merupakan hasil generalisasi fakta dan konsep. Fakta dari hasil beberapa penelitian yang dilakukan yaitu berupa data yang merupakan foto-foto beberapa tumbuhan berbji yang diambil dari lokasi penelitian. 2. Seleksi dan Modifikasi Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam rangka mengangkat proses dan produk penelitian sebagai sumber belajar. Kedua hal tersebut dilaksanakan setelah hasil penelitian memenuhi persyaratan sebagai 71

7 sumber belajar. Kedua hal tersebut adalah sebagai berikut: a. Prosedur kerja penelitian Menurut Suhardi (2007:16) prosedur kerja penelitian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran, khususnya kegiatan belajar yang dilakukan siswa. Misalnya penyediaan objek atau media dan pelaksanaan penelitian bagi siswa. Mengingat alokasi waktu yang relatif sempit, kebutuhan dan ketersediaan alat laboratorium, dan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat laboratorium, maka tidak memungkinkan untuk mengajak siswa untuk melakukan langkahlangkah dalam penelitian. Alternatif pemanfaatan hasil penelitian ini yang memungkinkan untuk dilakukan adalah pemecahan masalah yang didukung oleh data sekunder sebagai produk penelitian, yaitu berupa foto,tabel, dan grafik dari data hasil penelitian yang dapat digunakan sebagai informasi kedua. Data-data tersebut kemudian disajikan kepada siswa sebagai informasi maupun untuk pengembangan siswa dalam bentuk kegiatan diskusi di kelas, tugas secara berkelompok ataupun secara individual dan dapat pula disajikan kedalam modul pengayaan. b. Produk penelitian Produk berupa fakta,konsep dan prinsip disesuaikan dengan konsep atau subkonsep berdasarkan KTSP bidang studi biologi SMA kelas X. 72

8 3. Penerapan dan Pengembangan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Biologi kedalam Organisasi Instruksional Tahap terakhir dalam pengangkatan atau pemanfaatan hasil penelitian sebagai sumber belajar adalah penerapan dan pengembangan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi ke dalam organisasi instruksional. Penerapan hasil penelitian sebagai sumber belajar biologi SMA diwujudkan ke dalam bahan ajar berbentuk modul pengayaan. B. Pengangkatan Hasil Penelitian sebagai Sumber Belajar Berdasarkan hasil analisis potensi, proses dan produk hasil penelitian, hasil penelitian ini telah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai sumber belajar. Tahapan selanjutnya yaitu mengemasnya menjadi suatu bahan ajar. Menurut Suhardi (2007: 4), sumber belajar yang sudah dikemas menjadi bahan ajar ini akan berinteraksi dengan siswa. Dengan demikian, pencapaian tujuan pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh kemasan bahan ajar yang sudah direncanakan dan diprogram. Bentuk bahan ajar yang sesuai untuk mengemas hasil penelitian tentang keanekaragaman tumbuhan berbiji adalah modul. Modul yang akan disusun merupakan jenis modul pengayaan dengan karakteristik self instructional yang dapat digunakan untuk belajar secara mandiri oleh siswa dan tidak tergantung pada pihak lain misalnya guru atau pengajar, serta modul ini dapat menjadi acuan bagi siswa untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di dalam maupun diluar kelas. Sebagian materi yang disajikan dalam modul ini merupakan konsep yang diperoleh dari hasil penelitian tentang 73

9 keanekaragaman tumbuhan berbiji di Kebun Raya Baturaden. Menurut Depdikbud (Suhardi,2007:5), penggunaan sumber belajar biologi yang sudah dikemas sebagai bahan ajar dalam proses pembelajaran biologi memiliki kemampuan yang potensial untuk: 1. Membangkitkan produktivitas pembelajaran dengan cara : a. Mempercepat laju belajar, dan menggunakan waktu secara lebih baik. b. Membangkitkan kegairahan belajar. c. Memberikan kegiatan lebih kearah individual. d. Memberikan kesempatan berkembang sesuai dengan kemampuan. 2. Memberi dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran,dengan cara pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian berdasarkan fakta. 3. Lebih memantapkan pengajaran dengan cara: a. Penyajian informasi data lebih konkret. b. Mengurangi sifat verbalistik dan abstrak dengan menampilkan konsep dan kenyataan yang kongkret, baik berupa foto ataupun tabel dan grafik. 74

10 C. Hasil Penelitian Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar dalam bentuk modul pengayaan berupa materi Keanekaragaman Tumbuhan Berbiji untuk siswa SMA kelas X semester I. Materi yang dikemas dalam bentuk modul ini ditambah dari berbagai pustaka diantaranya buku-buku dan artikel ilmiah dari situs ilmiah tertentu di internet. Pengembangan produk yang dilakukan melibatkan beberapa reviewer dan responden sebagai penilai, pemberi saran untuk perbaikan dan penyempurnaan produk yang berupa modul. Reviwer berfungsi sebagai penilai, pemberi saran dalam proses pembuatan produk, dan responden (guru biologi dan siswa) yaitu berfungsi sebagai pemberi saran dan penilai proses penilaian akhir produk. Secara sistematis penyajian materi dalam bentuk modul pengayaan materi Keanekaragaman Tumbuhan Berbiji dapat disajikan sebagai berikut: 1. Halaman Judul Meliputi tema modul, gambar ilustrasi, sasaran pengguna, dan nama penyusun. 2. Halaman Sampul Dalam (francis) Meliputi tema modul, nama penyusun, nama editor, tahun percetakan atau pembuatan, dan instansi. 3. Kata Pengantar Memuat informasi tentang alasan-alasan disusunnya modul, gambaran umum modul, hasil belajar yang akan dicapai setelah menguasai 75

11 modul,serta manfaat mempelajari modul. Modul yang disusun ini merupakan modul pengayaan yang dikhususkan bagi siswa SMA kelas X semester gasal yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam materi Keanekaragaman Hayati, agar siswa mendapat tambahan informasi sehingga mendapat pengetahuan yang lebih dan dapat berkembang. 4. Daftar Isi,Gambar, dan Tabel Berisi outline modul disertai dengan nomor halaman. 5. Pendahuluan Berisi tentang deskripsi modul meliputi penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul termasuk kegiatan belajar yang terdapat di dalam modul. 6. Petunjuk Penggunaan Merupakan panduan tata cara menggunakan modul. Petunjuk pemakaian secara umum yang berisi penjelasan tentang langkah-langkah atau petunjuk teknis yang harus diikuti dan dilaksanakan oleh pengguna agar dapat menggunakan modul dengan baik. 7. Tujuan Pembelajaran Merupakan lembar yang berisi uraian standar kommpetesi dan kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, serta indikator. 8. Peta Konsep Merupakan lembar yang berisi gambaran umum hubungan antara tema dengan sub tema yang akan terungkapkan dalam modul. 76

12 9. Kegiatan Belajar Bagian ini merupakan inti dalam penjelasan materi pelajaran. Bagian ini terbagi menjadi beberapa sub bagian yang disebut dengan kegiatan belajar I dan II. Bagian ini memuat materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Materi tersebut harus disusun secara sistematis, dengan bahasa yang mudah dicerna oleh siswa, sehingga materi pelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa. Modul pengayaan ini terdiri dari 2 kegiatan belajar. Kegiatan belajar I berjudul Keanekaragaman hayati dan Tumbuhan Berbiji, sedangkan kegiatan belajar II berjudul Keanekaragaman Tumbuhan Berbiji. Masingmasing kegiatan belajar terdapat uraian atau penjelasan secara rinci tentang isi pelajarannya. 10. Ringkasan Materi Ringkasan materi adalah inti dari materi yang disajikan setiap kegiatan belajar, berfungsi untuk menyimpulkan dan memantapkan pengalaman belajar siswa. Ketentuan yang harus dipenuhi dari ringkasan materi adalah berisi ide pokok, berurutan, ringkas, jelas, dan mudah dipahami. 11. Tes Formatif (Uji Kompetensi) Tes formatif merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa setelah suatu pokok bahasan selesai dipaparkan dalam suatu kegiatan belajar berakhir. Tes formatif ini bertujuan untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang 77

13 ditetapkan. Hasil tes formatif digunakan sebagai dasar untuk melanjutkan ke kegiatan selanjutnya. Tes formatif secara prinsip harus memenuhi syarat, diantaranya dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan, diantaranya dapat mengukur tujuan pembelajaran yang ditetapkan, materi harus benar dan logis. Tes formatif didalam modul ini berupa uji kompetensi I dan II 12. Umpan Balik dan Tindak Lanjut Bagian ini berisi kegiatan yang harus dilakukan siswa atas dasar nilai tes formatifnya. Pada umumnya, siswa yang mendapat nilai baik (81-90 %) dari tes formatif yang disediakan, maka siswa tersebut diperbolehkan untuk melanjutkan kegiatan belajar selanjutnya. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai cukup atau kurang (<81%), maka siswa tersebut harus mengulang kegiatan belajar tersebut dengan menentukan sendiri bagian yang belum dipahami. 13. Tes Penilaian Akhir Tes penilaian akhir merupakan tes untuk mengukur penguasaan siswa secara keseluruhan setelah semua kegiatan belajar telah dipelajari. 14. Kunci Jawaban Kunci jawaban terletak dihalaman akhir modul yang berisi jawaban dari soal-soal dan tugas yang telah diberikan. Siswa dapat mencocokkan jawabannya dengan kunci yang telah disediakan untuk mengetahui tingkat penguasaannya terhapad isi dari kegiatan belajar tersebut. 78

14 15. Daftar Pustaka Lembar berisi daftar referensi yang menjadi pendukung penyusunan modul. 16. Glosarium Memuat kata-kata atau istilah sulit dan asing yang terdapat dalam modul beserta artinya dan disusun secara urutan alfabetis. Modul pengayaan ini disusun dengan menerapkan model ADDIE (Analysis, Design, Development and Production, Implementation, Evaluation) yang dimodifikasi. Tahap tahap dalam model ADDIE ini meliputi: 1. Tahap Analisis a. Analisis karakteristik siswa Siswa yang akan menggunakan modul biologi ini ialah siswa SMA kelas X semester I. Siswa SMA kelas X berada pada tahap operasional formal. Pada tahap ini anak dapat memahami abstrak dan prinsip-prinsip yang melandasi konsep-konsep formal, hubunganhubungan dan teori. Pada tahap ini juga anak dapat memberikan argumentasi secara logis tentang ide-ide yang tidak sesuai dengan fakta atau keyakinan pribadi. Fakta menunjukkan bahwa karakteristik siswa sangat berbeda antara siswa satu dengan yang lain baik dalam hal kemampuan belajar, gaya belajar, kecepatan pemahaman,serta motivasi belajar. b. Analisis instruksional Analisis ini disebut juga analisis pembelajaran. Analisis ini 79

15 dilakukan dengan cara menjabarkan kompetensi umum yang ada pada kurikulum menjadi indikator-indikator dan kemudian menentukan urutannya. 1) Standar Kompetensi : Memahami manfaat keanekaragaman hayati. 2) Kompetensi Dasar : a) Mendiskripsikan konsep keanekaragaman hayati secara umum b) Menjelaskan perbedaan 3 jenis tingkat keanekaragaman mahluk hidup c) Mendiskripsikan konsep-konsep pada tumbuhan berbiji d) Menjelaskan ciri-ciri morfologi umum pada beberapa tumbuhan berbiji Kebun Raya Baturaden e) Menjelaskan secara singkat manfaat-manfaat tumbuhan berbiji kebun raya baturaden Selanjutnya Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dijabarkan menjadi tujuan dan indikator pembelajaran yang meliputi: Tujuan dari pembelajaran modul ini yaitu : 1. Memahami konsep keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem. 2. Menjelaskan perbedaan tiga jenis tingkat keanekaragaman mahluk hidup. 3. Menjelaskan konsep-konsep mengenai tumbuhan berbiji. 4. Menjelaskan ciri-ciri morfologi umum pada beberapa tumbuhan berbiji Kebun Raya Baturaden 5. Menjelaskan manfaat-manfaat tumbuhan-tumbuhan Kebun Raya Baturaden. 80

16 Indikator dari pembelajaran modul ini yaitu : 1) Siswa dapat memahami konsep keanekaragaman hayati tingkat gen, jenis dan ekosistem. 2) Siswa dapat menjelaskan perbedaan tiga jenis tingkat keanekaragaman mahluk hidup. 3) Siswa dapat menjelaskan konsep-konsep mengenai tumbuhan berbiji. 4) Siswa dapat memahami konsep mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji. 5) Siswa dapat menjelaskan karakteristik morfologi, pengelompokan dan manfaat tumbuhan-tumbuhan berbiji Kebun Raya Baturaden. 2. Tahap Perancangan Tahap ini terdiri dari tiga langkah spesifik yaitu penyusunan kerangka modul (outline), penentuan sistematika, dan perencanaan alat evaluasi. a. Penyusunan kerangka bahan (outline) Penyajian modul biologi ini disusun secara urut dan terdiri dari halaman judul,cover dalam (francis), kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, pendahuluan (kompetensi, tujuan pembelajaran, indikator pembelajaran), petunjuk penggunaan, peta konsep, kegiatan belajar I dan II (berisi uraian materi, tugas, rangkuman, tes formatif, petunjuk penilaian),tes penilaian akhir (berisi uraian soal dan petunjuk penilaian), kunci jawaban, daftar pustakan, glosarium. 81

17 b. Penentuan sistematika Sistematika atau urutan penyajian materi didasarkan pada penjabaran Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan menjadi indikator-indikator. Strategi penyajian materi, jenis ilustrasi atau visualisasi, tabel serta gambar yang digunakan dalam modul biologi diambil dari sumber-sumber yang relevan, diantaranya penelitian yang dilakukan. c. Perencanaan alat evaluasi Alat evaluasi yang digunakan dalam modul meliputi tugas-tugas, tes formatif dan tes penilaian akhir. Evaluasi ini berupa tes yang berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari item soal dan pilihan item jawaban serta dilengkapi dengan kunci jawaban. 3. Tahap Pengembangan dan Produksi Tahap ini terdiri dari empat langkah spesifik yaitu pra penulisan, penyusunan draft, penyuntingan, dan revisi : a. Pra penulisan Pengkajian bahan materi dalam modul biologi, dilakukan dengan pengumpulan sumber dan referensi, berupa jurnal ilmiah, hasil penelitian, serta teks maupun gambar yang berhubungan dengan keanekaragaman tumbuhan berbiji. Hasil penelititan ini kemudian dianalisis berdasarkan potensinya, meliputi proses dan produk penelitian yang diadaptasi dari Suhardi (2007: 13-17). 82

18 b. Penyusunan draft Kegiatan penulisan draft ini dilakukan bagian demi bagian sesuai kerangka modul yang telah disusun. Langkah ini menghasilkan desain atau prototype modul yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang berupa print out. Masukan yang diberikan dosen pembimbing meliputi: 1) Cover diperbaiki, dan ditambah gambar yang mendukung isi modul agar lebih menarik perhatian pengguna. 2) Ukuran huruf pada cover lebih disesuaikan lagi agar proporsional. 3) Perbaiki penyusunan kalimat pada paragraf. 4) Perbaiki kesalahan ketik pada kata dalam kalimat. 5) Penggunaan kata harus lebih konsisten 6) Di awal kalimat tidak boleh menggunakan kata hubung seperti yang, selanjutnya. Harus menggunakan subjek yang akan dibahas. 7) Penulisan bahasa asing ditulis dengan huruf miring. 8) Penulisan kata penting sebaiknya dicetak tebal. 9) Gambar yang buram atau kurang jelas, sebaiknya diganti dengan yang lebih jelas agar tidak terjadi salah konsep. 10) Sumber harus dicantumkan pada tiap gambar ataupun tabel yang ada. c. Penyuntingan (review-edit) Bahan ajar dalam bentuk modul yang dihasilkan (produk awal) 83

19 kemudian dikaji oleh beberapa reviewer. Reviewer yang berperan dalam penyuntingan adalah satu dosen pembimbing ( hal ini sesuai dengan rekomendasi dari ketua jurusan pendidikan biologi dan dosen pembimbing pertama terkait dengan aturannya). Pengkajian ini diarahkan untuk penilaian formatif dengan tujuan guna memperoleh saran dan masukan untuk penyempurnaan. Penilaian dan pengkajian tersebut terutama melihat empat aspek yaitu aspek desain pembelajaran, materi (content), bahasa atau keterbacaan, dan visualisasi. Melalui pengkajian ini modul pengayaan diharapkan dapat terhindar dari kesalahan konsep dan modul akan lebih sempurna. d. Revisi Berdasarkan hasil penyuntingan dilakukan oleh peneliti sesuai masukan serta saran dari reviewer (dosen pembimbing). Revisi dilakukan dengan memperbaiki seperlunya dari masukan yang diterima. Perbaikan dan penyempurnaan ini antara lain: 1) Penggantian beberapa gambar dan foto yang terkait dengan materi dengan gambar atau foto yang sudah disesuaikan. 2) Penghilangan beberapa konten atau unsur pada cover dan dipindahkan pada halaman setelahnya. 3) Penyisipan logo UNY pada area pojok bawah cover. 4. Tahap Implementasi Penilaian dan saran dari reviewer yang telah dilakukan yaitu untuk revisi terhadap produk awal modul menghasilkan naskah final. Naskah 84

20 final yang telah dihasilkan selanjutnya dapat digunakan langsung atau diujicobakan secara terbatas yaitu pada 2 (dua) orang guru biologi dan 15 (lima belas) siswa kelas X semester I. Menurut Arif Sadiman (2003:11),uji coba kelompok kecil dilakukan pada orang. Uji coba terbatas ini mengandung maksud untuk memperoleh masukan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam penggunaan modul pengayaan tersebut. cara yang diterapkan untuk ujicoba terbatas yang dilakukan oleh siswa ialah dengan cara one to one. Cara one to one merupakan cara yang dilakukan dengan cara memilih siswa yang sudah memenuhi KKM pada waktu ujian materi yang terkait, kemudian mereka diberikan waktu untuk mempelajari modul yang diberikan dan mengisi angket yang telah diberikan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kualitas media berupa angket. Angket ini di isi oleh 2 (dua) orang guru biologi dan 15 (lima belas) siswa kelas X semester I dengan cara memberi tanda cek ( ) pada pilihan yang disediakan. Tahap uji coba ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kualitas modul sebelum modul digunakan secara umum. Hasil penelitian guru biologi dan siswa tersebut antara lain: a. Guru biologi 1) Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi Tabel 2. Hasil Analisis Data Penilaian terhadap Modul Pengayaan oleh Guru Biologi pada Aspek Kesesuaian dengan Kompetensi Indikator Responden Responden Skor Skor Rata-rata 1 2 Indikator Sub Aspek , ,5 85

21 ,5 Jumlah Skor ,5 Skor Ratarata Aspek 13,5 Penilaian guru biologi terhadap modul pengayaan yang disusun berdasarkan analisis angket penilaian yang disajikan dalam tabel 2, dapat disimpulkan bahwa dari aspek kesesuaian dengan kompetensi, modul pengayaan yang disusun termasuk dalam kategori sangat baik, dengan skor rata-rata 13,5. 2) Aspek Kelengkapan Materi (Content) Tabel 3. Hasil Analisis Data Penilaian terhadap Modul Pengayaan oleh Guru Biologi pada Aspek Kelengkapan Materi atau Content. Indikator Responden Responden Skor 1 2 Indikator , , , , Jumlah Skor Skor Ratarata Aspek Skor Rata rata Sub Aspek Penilaian guru biologi terhadap modul pengayaan yang disusun berdasarkan analisis angket penilaian yang disajikan dalam tabel 3, dapat disimpulkan bahwa dari aspek kelengkapan materi atau content, modul pengayaan yang disusun termasuk dalam 25 kategori sangat baik, dengan skor rata-rata

22 3) Aspek Penyajian Tabel 4. Hasil Analisis Data Penilaian terhadap Modul Pengayaan oleh Guru Biologi pada Aspek Penyajian. Indikator Responden Responden Skor 1 2 Indikator , , , , , , , , , ,5 Jumlah Skor Skor Ratarata Aspek Skor Rata rata Sub Aspek Penilaian guru biologi terhadap modul pengayaan yang disusun berdasarkan analisis angket penilaian yang disajikan dalam Tabel 4, dapat disimpulkan bahwa dari aspek bahasa atau keterbacaan, modul pengayaan yang disusun termasuk dalam 71 kategori sangat baik, dengan skor rata-rata 71. 4) Aspek Keterbacaan Tabel 5. Hasil Analisis Data Penilaian terhadap Modul Pengayaan oleh Guru Biologi pada Aspek Keterbacaan Indikator Responden 1 Responden 2 Skor Indikator Skor Rata rata Sub Aspek 87

23 , , , , , Jumlah Skor Skor Ratarata Aspek 33,5 Penilaian guru biologi terhadap modul pengayaan yang disusun berdasarkan analisis angket penilaian yang disajikan dalam tabel 5,dapat disimpulkan bahwa dari aspek visualisasi, modul pengayaan yang disusun termasuk dalam kategori sangat baik, dengan skor rata- rata 33,5. 5) Aspek Kualitas Interaksi Tabel 6. Hasil Analisis Data Penilaian terhadap Modul Pengayaan oleh Guru Biologi pada Aspek Kualitas Interaksi Indikator Responden 1 Responden 2 Skor Indikator Skor Ratarata Sub Aspek Jumlah Skor Skor Ratarata Aspek 12 Penilaian guru biologi terhadap modul pengayaan yang disusun berdasarkan analisis angket penilaian yang disajikan dalam tabel 6, dapat disimpulkan bahwa dari aspek kesesuaian dengan kompetensi, modul pengayaan yang disusun termasuk dalam 88

24 kategori sangat baik, dengan skor rata-rata 12. Saran dan masukan dari guru biologi dantara lain: 1) Sebaiknya dikurangi materi yang perlu dikurangi agar siswa tidak terlalu banyak membaca modulnya b. Tanggapan siswa Tabel 7. Hasil Analisis Data Tanggapan Siswa terhadap Modul Pengayaan. No Aspek Kriteria SS(%) S(%) K(%) SK(%) Total (%) 1 Komponen Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kegrafisan Total (%) 28,25 59,25 12,

25 Dari tabel 7 dapat dilihat total persentase masing-masing aspek tanggapan siswa yang dapat dituangkan dalam diagram berikut : Komponen Kelayakan Isi Kebahasaan Penyajian Kegrafisan Sangat Baik Baik Kurang Sangat Kurang Gambar 6. Diagram Analisis Data Tanggapan Siswa terhadap Modul Pengayaan Berdasarkan angket tanggapan yang diberikan kepada siswa semester I kelas X SMA Negeri Sumpiuh sebanyak 15 orang, masukan dan saran yang diberikan oleh siswa hanya berupa komentar umum bahwa modul pengayaan yang disusun cukup bagus dan menarik. Beberapa komentar dari siswa antara lain : 1) Sebaiknya kunci jawaban tidak disertakan karena kemungkinan siswa hanya melihat kunci jawaban untuk menjawab soal. 2) Sebaiknya terdapat soal yang jawabannya tidak ada di modul untuk menambah rasa ingin tahu siswa. 3) Ada gambar yang kurang jelas dan materi agak padat. 90

26 5. Tahap Evaluasi Setelah diujicobakan secara terbatas. Kegiatan evaluasi ini biasanya dilakukan oleh pihak ketiga yang independen secara luas. Karena keterbatasan penelitian ini, tahap evaluasi tidak dilakukan D. Pembahasan Penelitian pengembangan bahan ajar berupa modul pengayaan ini melibatkan dosen pembimbing sebagai penilai dan pemberi saran dalam proses pelaksanaan pembuatan produk. Guru biologi dan siswa sebagai pemberi saran dan penilai akhir produk. Penilaian ini menggunakan skala Likert yang bersumber dari panduan pengembangan bahan ajar. Setelah mendapat masukan dan saran dari dosen pembimbing maka modul direvisi kembali dan siap diujicobakan kepada siswa. Modul ini diujicobakan pada 2 orang guru biologi dan 15 siswa SMA Negeri Sumpiuh yang sudah memenuhi KKM pada materi Keanekaragaman Hayati. Tujuan pemilihan 15 siswa tersebut adalah untuk memberikan penilaian serta saran yang berbobot. Hasil penilaian serta saran dari guru dan siswa selanjutnya digunakan untuk melakukan revisi demi penyempurnaan hasil akhir produk. Sesuai dengan penerapan ADDIE (Analysis, Design, Development and Production, Implementation, dan Evaluation), penyusunan tahap pertama diawali dengan analisis kompetensi, analisis karakteristik siswa, dan analisis instruksional. Dalam analisis kompetensi hasil yang diperoleh ialah seberapa dalam dan seberapa luas kompetensi yang harus dikembangkan. Analisis 91

27 kompetensi mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat pada kurikulum yang berlaku saat ini yaitu kurikulum 2006 (KTSP). Analisis karakteristik siswa didasarkan pada perkembangan dan pengalaman belajar siswa, dimana perkembangan siswa SMA berada pada tahap operasional formal. Pada saat ini,anak dapat memahami makna abstrak dan prinsip-prinsip yang melandasi konsep-konsep formal, hubungan-hubungan dan teori-teori. Pada tahap ini juga anak dapat memberikan argumentasi secara logis tentang ide-ide yang tidak sesuai dengan fakta. Materi dalam modul ini merupakan materi dari hasil penelitian pada keanekaragaman tumbuhan berbiji di kebun raya baturaden yang dilengkapi dari buku yang relevan, dan internet. Tahap instruksional dalam pembelajaran yang dilakukan dengan cara menjabarkan kompetensi umum yang ada pada kurikulum menjadi indikator-indikator dan kemudian menentukan urutannya. Setelah melewati tahap analisis, sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran, modul biologi kemudian dirancang untuk mengembangkan ranah kognitif siswa, hal ini disebabkan karena setelah melakukan seleksi materi,yang bisa diangkat menjadi bahan ajar hanya hasil penelitiannya saja, proses penelitian tidak dapat diangkat menjadi bahan ajar,sehingga modul tidak bisa dikembangkan dalam ranah psikomotor. Beberapa hasil penelitian yang dapat diangkat menjadi bahan ajar diharapkan dapat menambah pengetahuan siswa. Perancangan modul biologi diawali dengan penyusunan kerangkan bahan (outline), penentuan sistematika, dan perencanaan alat evaluasi yang akan digunakan. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap 92

28 perencanaan ini adalah perencanaan alat evaluasi yang akan digunakan. Perencanaan alat evaluasi ini meliputi evaluasi yang digunakan dalam modul dan instrumen yang akan digunakan untuk penilaian modul yang telah disusun. Alat evaluasi yang digunakan dalam modul meliputi tugas-tugas, tes formatif, dan tes penialaian akhir. Alat evaluasi ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap modul. Tes tersebut berbentuk uraian dan pilihan ganda yang terdiri dari item soal dan item pilihan jawaban serta dilengkapi dengan kunci jawaban, instrument yang digunakan untuk penilaian modul yang telah disusun yaitu berupa angket / checklist ( ) yang digunakan untuk mengetahui kulaitas modul yang dihasilkan. Angket ini terdiri dari angket penilaian dan angket tanggapan yang akan diisi oleh reviewer dan responden. Alat evaluasi yang digunakan harus divalidasi terlebih dahulu. Kegiatan validasi ini dilakukan untuk mengetahui kelayakan instrument yang digunakan. Metode yang digunakan dalam validasi ialah metode validasi konstruk yaitu validasi yang digunakan untuk mengetahui apakah hasil pegukuran benar-benar makna, atau dapat diinterpretasikan, atau dengan kata lain apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mampu mengukur. Metode ini dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing, sehingga diperoleh angket yang valid. Setelah proses perancangan selesai dilajutkan proses pengembangan dan produksi. Untuk memperoleh bahan ajar berupa modul pengayaan yang baik perlu adanya kegiatan penilaian yang dilihat dari beberapa aspek.aspek 93

29 tersebut ialah kesesuaian dengan kompetensi, kelengkapan materi (content), penyajian, keterbacaan dan kualitas interaksi modul yang dibuat. Sebelum dilakukan penialain terhadap modul oleh responden, draft modul yang dibuat dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing sehingga dihasilkan produk awal modul. Produk awal modul kemudian disunting dan dinilai oleh reviewer (dosen pembimbing) yang berfungsi sebagai penilai, pemberi saran dalam proses pelaksanaan pembuatan produk. Bahan yang sudah melalui proses penyuntingan ini disebut naskah final. Naskah final ini selanjutnya akan diujicobakan kepada beberapa responden. Orang yang bertindak sebagai responden yaitu 2 (dua) orang guru biologi dan 15 (sepuluh) siswa semester I kelas X SMA Negeri 1 Sumpiuh yang telah mendapatkan materi Keanekaragaman Hayati. Menurut Arif Sadiman (2003:11), uji coba terbatas kelompok kecil dilakukan pada orang. Cara yang diterapkan untuk uji coba terbatas ialah dengan cara one to one,yaitu memilih siswa yang sudah memenuhi standar kompetensi materi yang bersangkutan. Tujuan dari penilaian ini adalah sebagai pemberi masukan dan saran dari calon pengguna, sehingga produk akhir yang dihasilkan akan lebih sesuai dengan karakeristik pengguna. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kualitas modul pengayaan berupa angket penilaian bagi guru dan angket tanggapan bagi siswa. Angket tersebut diisi dengan cara memberi tanda cek ( ) pada pilihan yang disediakan. Angket guru terdiri dari 5 aspek penilaian dengan 35 indikator dengan alternatif jawaban sangat baik (SB), baik (B), kurang (K), 94

30 sangat kurang (SK). Angket tanggapan untuk siswa terdiri dari 4 aspek dengan 28 indikator dengan alternatif jawaban sangat baik (SB), baik (B), kurang (K), sangat kurang (SK). Setelah didapatkan data dari penilaian modul pengayaan tersebut, data kemudian dianalisis dengan cara pengubahan hasil penilaian guru dari bentuk kualitatif ke bentuk kuantitatif berupa skor. Skor yang didapatkan kemudian dihitung rata-ratanya tiap sub aspek sehingga diperoleh rata-rata tiap sub aspek. Nilai rata-rata ini selanjutnya dirujuk pada kriteria nilai yang telah ditetapkan berdasarkan perhitungan. Kriteria penilaian yang ditetapkan ialah sangat baik, baik, kurang, dan sangat kurang. 1. Penilaian Kualitas Modul oleh Guru Biologi Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh 2 (dua) orang guru biologi diperoleh penjabaran nilai sesuai dengan pengelompokan aspek yang dinilai antara lain: a. Aspek kesesuaian dengan kompetensi Aspek desain pembelajaran secara umum memperoleh skor ratarata sebesar 18,67. Skor ini termasuk dalam kategori sangat baik. Modul pengayaan ini dikatakan sangat baik, karena tujuan modul ini dan materinya tidak jauh melenceng dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada. Format sajian yang cukup runtut, kemudian materi yang disajikan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku (mastery learning). b. Aspek kelengkapan materi (content) Aspek materi untuk modul ini, memperoleh rerata skor sebesar 95

31 40,43.Skor ini termasuk dalam kategori sangat baik. Aspek materi dikatakan sangat baik,karena materi yang disajikan sangat mendukung program pengayaan bagi siswa yang kompeten. Dari segi kekomprehensifan, materi yang disajkan juga cukup mudah untuk dipahami, karena terdapat contoh dan juga illustrasi berupa gambar dan foto. Modul ini juga dilengkapi dengan tes formatif, tugas dan evaluasi yang mendukung konsep dalam uraian materi. c. Aspek penyajian Aspek penyajian untuk modul ini mendapat rata- rata skor sebesar 47,33. Skor ini temasuk dalam kategori sangat baik. Terdapat pendahuluan, daftar isi, petunjuk penggunaan modul, dan terdapat tugas atau kegiatan yang bermanfaat untuk siswa. Dalam modul ini juga terdapat rangkuman, latihan soal, kunci jawaban, gambar dan umpan balik yang dapat menigkatkan pemahaman materi pada siswa. d. Aspek bahasa atau keterbacaan Aspek bahasa atau keterbacaan untuk modul ini mendapat ratarata skor sebesar 47,33. Skor ini temasuk dalam kategori sangat baik. Struktur kalimat yang digunakan mudah dipahami, cukup komunikatif, tidak bermakna ganda,serta bahasa disesuaikan dengan karakteistik siswa SMA. Penggunaan kata dan istilah cukup sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar atau sesuai ejaan yang disempurnakan (EYD). Kategori sangat baik juga didukung dengan adanya glosarium yang memuat kata-kata atau istilah asing yang 96

32 kurang dimengerti oleh siswa. e. Aspek kualitas interaksi Aspek kualitas interaksi dari modul ini memperoleh nilai ratarata skor sebesar 23,34. Skor ini termasuk dalam kategori sangat baik. Kategori sangat baik pada aspek visualisasi dapat dilihat dari tampilan modul yang menarik. Tampilan cover, kombinasi warna yang serasi pada materi didalamnya membuat minat baca siswa maupun guru akan lebih terdorong. Modul ini juga dapat digunakan diluar pembelajaran (mandiri) serta terdapat juga informasi dan tugas yang mampu menambah wawasan dan kreativitas siswa. Beberapa masukan dan saran yang diterima sebagai bahan revisi antara lain : 1) Sebaiknya dikurangi materi yang perlu dikurangi agar siswa tidak terlalu banyak membaca modulnya. Saran tersebut kemudian digunakan untuk memperbaiki aspek isi (content) didalam modul pengayaan yang berupa tampilan,maupun konsep yang salah. Perbaikan tersebut antara lain : a. Mengurangi beberapa materi pada kegiatan 2 agar jumlah materi dapat dikurangi. b. Mengganti beberapa gambar yang kurang jelas. 2. Tanggapan Siswa terhadap Modul Pengayaan Berdasarkan analisis data secara kuantitatif dari angket tanggapan yang dilakukan oleh 15 siswa semester I kelas X SMA 1 Negeri Sumpiuh, 97

33 modul pengayaan memperoleh tanggapan kategori setuju dengan skor rerata 54,5 %. Penjabaran presentase tanggapan tertinggi dari tiap aspek ialah sebagai berikut: a. Aspek komponen kelayakan isi Secara umum 70 % siswa memberikan tanggapan setuju terhadap penggunaan modul pengayaan ini. Aspek komponen kelayakan isi didukung dengan adanya materi yang memuat foto-foto tumbuhan berbiji sebagai contoh nyata lingkungan lokal. Materi didalamnya juga mudah dipahami dan dapat menambah rasa ingin tahu. b. Aspek kebahasaan Secara umum siswa memberikan tanggapan setuju dari aspek kemandirian belajar dengan rerata 51 %. Skor ini mendominasi kriteria lainnya. Siswa banyak beranggapan bahwa modul ini sangat praktis untuk belajar sendiri dirumah sesuai dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing siswa. Selain dapat digunakan baik disekolah maupun dirumah, modul pengayaan ini juga dapat menambah pengetahuan dan menambah pemahaman siswa terhadap suatu materi. c. Aspek penyajian Aspek penyajian memperoleh tanggapan setuju dengan skor rerata 56 %. Penyajian modul yang menampilkan teks atau tulisan, halaman judul serta warna background dan gambar yang menarik, sehingga memberikan rasa nyaman bagi siswa untuk membacanya. 98

34 d. Aspek kegrafisan Secara umum dari aspek kegrafisan diperoleh rerata presentase tanggapan setuju sebesar 60 %. Dari segi pelaksanaannya, modul pengayaan ini cukup dapat mengembangkan kemampuan kognitif siswa tanpa bantuan dari orang lain, karena dilengkapi dengan petunjuk penggunaan dan modul pengayaan ini dapat membawa siswa untuk mengenal lingkungan sekitar. Modul pengayaan ini cukup dapat membuat siswa senang dan tidak bosan belajar biologi. Beberapa siswa berkomentar bahwa materi yang ada pada modul terlalu padat. Materi yang padat bukan berarti modul memiliki kualitas yang kurang baik. Materi yang padat menurut siswa dapat dimungkinkan karena siswa belum mempelajari materi tersebut, sehingga materi yang ada dalam modul dianggap penting semua. Oleh karena itulah modul tersebut dijadikan modul pengayaan yang diberikan kepada siswa-siswa yang telah menguasai materi Keanekaragaman Hayati dengan harapan setelah mempelajari modul siswa akan mendapat wawasan dan pengetahuan yang baru, sehingga siswa dapat lebih berkembang. Berdasarkan perhitungan nilai presentase yang dihasilkan, modul pengayaan ini telah memenuhi kriteria bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran biologi, dengan nilai yang diperoleh adalah sangat baik. Sedangkan berdasarkan analisis data secara kuantitatif dari angket tanggapan 99

35 yang dilakukan oleh 15 siswa semester I kelas X SMA Negeri 1 Sumpiuh, modul pengayaan memperoleh tanggapan kategori setuju dengan skor rerata 59,25 %. Menurut Dewi Padmo (2004:417) bahan ajar yang baik harus memenuhi berbagai kriteria antara lain isinya sesuai dengan kurikulum, penyajiannya sistematis, dan dapat membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran. Penggunaan bahan ajar diharapkan dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran. Secara umum manfaat yang diperoleh dari penggunaan modul adalah mengembangkan pembelajaran individual yang disesuaikan dengan kondisi siswa antara lain mengenai kecepatan belajar dan cara belajar. Semua siswa pada hakikatnya dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya saja waktu pencapaiannya yang berbeda. Dalam prosesnya siswa harus mempelajarinya sendiri karena kecepatan belajar tiap individu berbeda-beda. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mempelajari sendiri informasi yang diperoleh sehingga ada motivasi dari dalam diri siswa untuk lebih giat belajar guna mendapatkan jawaban permasalahan yang timbul. Hal ini sesuai dengan prinsip kurikulum (KTSP) yang berlaku saat ini, dimana guru hanya berperan sebagai fasilitator, motivator, organisator,dan evaluator. Materi yang disajikan dalam modul pengayaan ini merupakan salah satu kasus persoalan dari lingkungan sekitar yang diangkat dari penelitian terkini mengenai keanekaragaman tumbuhan berbiji di kebun raya baturaden. Materi ini tidak biasa disajikan kepada siswa secara klasikal maupun terdapat dalam buku-buku cetak atau buku pegangan siswa. Sehingga materi ini disajikan 100

36 sebagai materi pengayaan bagi siswa yang sudah mencapai kompetensi (mastert learning) dalam materi pokok keanekaragaman hayati, sehingga kompetensi siswa dapat lebih berkembang. Berdasarkan kegiatan pengembangan dengan masukan dan saran dari reviewer dan kegiatan implementasi untuk melakukan ujicoba sekaligus penilaian produk dari responden, dapat diuraikan kelebihan modul pengayaan ini.modul pengayaan ini memiiki beberapa kelebihan antara lain: 1. Modul ini memberikan kemudahan dan kelengkapan isi, sehingga pengguna dapat menggunakan modul tanpa bimbingan dan intervensi orang lain, selain itu siswa dapat belajar menurut kemampuan dan kecepatannya sendiri. 2. Modul pengayaan ini khusus untuk siswa yang sudah kompeten atau tuntas, sehingga kompetensi siswa dapat lebih luas dan berkembang. 3. Modul ini memiliki gambar dan beberapa foto yang berwarna, sehingga hal itu dapat menjadi daya tarik agar siswa mau mempelajarinya. 101

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Jenis penelitian ini secara keseluruhan merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa perangkat pembelajaran atau produk-produk yang terkait dengan kegiatan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan 2 jenis penelitian yaitu penelitian studi kasus serta Penelitian dan Pengembangan atau Research & Development (R&D). Tujuan dari penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333),

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333), BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2011: 333), tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul.

BAB III METODE PENELITIAN. meningkatkan kemandirian belajar siswa Kelas X SMA di Gunungkidul. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 3 tahap penelitian yaitu studi keanekaragaman tumbuhan bawah pada tegakan petak 5 Hutan Wanagama, analisis hasil penelitian studi keanekaragaman tumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini tergolong penelitian pengembangan modul pembelajaran pada pokok bahasan segi empat untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa software pembelajaran matematika melalui media Macromedia Flash BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitan Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang berorientasi pada pengembangan dan mengimplementasikan produk yang dihasilkan. Produk yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini secara keseluruhan adalah jenis penelitian dan pengembangan (R&D). Produk yang disusun dalam penelitian ini adalah bahan ajar berbentuk LKPD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PROSES PENYUSUNAN MODUL, KUALITAS MODUL DAN RESPON SISWA TERHADAP MODUL Penelitian ini mempunyai 3 data yakni proses penyusunan modul, kualitas modul, dan respon siswa.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan project based learning. Bahan ajar yang dikembangkan berupa RPP BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D).

BAB III METODE PENELITIAN. atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2010:297)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research &

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian dan pengembangan (Research & Development). Menurut Setyosari (2012:214) penelitian pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

III. METODOLOGI PENELITIAN. representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan buku ajar kimia berbasis representasi kimia ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan adalah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah suatu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari lima tahap yaitu Analysis (Analisis), Design (Perancangan), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran matematika materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) materi perbandingan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Penyusunan dan Pengembangan Modul 1. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and Development) yaitu penelitian untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D). Produk yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika 59 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kajian Pengembangan Modul Pembelajaran Fisika Penelitian pengembangan modul pembelajaran Fisika berbasis scientific approach yang dilakukan meliputi tahapan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science

BAB III METODE PENELITIAN. IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema. Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai Upaya Meningkatkan Science BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini berjudul Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Terpadu Model Webbed dengan Pendekatan Inquiry pada Tema Hujan Asam bagi Lingkungan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis Dicetak pada tanggal 2018-0-29 Id Doc: 589c95819dce119ed2 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN.1 Penyajian Hasil Uji Coba Hasil dari penelitian pengembangan ini berupa (1) sebuah LKS berbasis pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Hasil. biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan adalah digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian dan pengembangan adalah modul pembelajaran biologi berbasis STS disertai MM. Bahan Kajian yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development) atau yang sering disebut penelitian R & D. Penelitian Pengembangan adalah metode

Lebih terperinci

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal

Desain. Produk. Revisi Produk. Produksi Massal BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian Research & Development (R&D). Research & Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. langkah pengembangan yaitu menganalisis kurikulum. digambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut. BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Model penelitian pengembangan yang dipilih untuk pengembangan LKS yaitu model penelitian 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE

BAB III METODE PENELITIAN. atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau penelitian R&D (Research & Development) dengan model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Sugiyono (2014) menjelaskan, metode penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan modul matematika materi segi empat dengan pendekatan problem solving (pemecahan masalah) yang telah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Endang Mulyatiningsih (2012: 145) produk penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode pengembangan model ADDIE (Assume, Design, Development,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development (R&D) bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) melalui

Lebih terperinci

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional

Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D Pageflip Professional pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti Wulan Sari 1), Jufrida ), dan Haerul Pathoni 3) 1)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Langkah-langkah dalam membuat penelitian ini dilakukan dengan model pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Peneltian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbasis multimedia flash

Lebih terperinci

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari

Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari Mekarkeun Bahan Ajar Basa dina Kapaigelan Basa Sunda ku Usep Kuswari A. Karakteristik Bahan Ajar 1. Self Instructional a. Aya tujuan nu dirumuskeun kalayan jentre, boh tujuan ahir boh tujuan antara. b.

Lebih terperinci

Pengertian Bahan Ajar

Pengertian Bahan Ajar Pengertian Bahan Ajar Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian 30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk. Produk pengembangan berupa RPP dan LKS dengan pendekatan saintifik berbasis problem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitain Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengembangkan suatu produk. Produk yang dikembangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development. Menurut Borg, W.R & Gall, M.D.

Lebih terperinci

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS)

research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan atau research and development untuk mengembangkan perangkat pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitan ini merupakan desain Research and Development (R&D). Sugiyono (2010: 297) menyatakan bahwa R&D adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA kelas XI. Pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengembangan Media Pembelajaran Penelitian ini menghasilkan suatu produk berupa media pembelajaran matematika berbasis macromedia flash pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development dengan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa e-module pembelajaran

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and 26 III.METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and development). Sugiyono (2009: 407) menyatakan bahwa metode penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai pengembangan buku ajar untuk materi dasar pengolahan bahan hasil pertanian dilakukan di SMK, Cianjur.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian & Pengembangan (Research and Development) ini terdiri dari tiga tahap, di mana langkah-langkah penelitian mengacu pada model pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan suatu produk berupa perangkat pembelajaran. Perangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 407) penelitian dan pengembangan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS Ike Evi Yunita Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini merupakan bagian yang bersifat prosedural. Pada bab ini akan diuraikan mengenai rancangan alur penelitian mulai dari desain penelitian yang digunakan, tahapan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research

BAB III METODE PENELITIAN. berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) berpendekatan aunthentic inquiry learning ini merupakan desain Research and Development (R & D).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan masing-masing BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian mengenai pengembangan perangkat pembelajaran kalkulus kelas XI semester genap dengan pendekatan saintifik Kurikulum 2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data Hasil Penelitian 1. Penelitian dan Pengumpulan Data Penelitian dan pengumpulan data merupakan tahap awal dalam pengembangan media

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and

METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Brog dan Gall dalam Sugiyono (2012: 4) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG Ratri Agustina, Kadim Masjkur, dan Subani Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI T-1 PENGEMBANGAN MATERI INTEGRAL BERBASIS MODUL DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Allen Marga Retta 1 1 Email: Allen_marga_retta@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR R. NETY RUSTIKAYANTI 2017 Pengertian Pengembangan bahan ajar proses pemilihan, adaptasi dan pembuatan bahan ajar berdasarkan kerangka acuan tertentu Bahan ajar uraian yang sistematik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model

BAB III METODE PENGEMBANGAN. ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model 3.1 Model Pengembangan BAB III METODE PENGEMBANGAN Model pengembangan yang akan peneliti gunakan adalah model ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation). Model ini dikembangkan oleh

Lebih terperinci

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan

Unit 4. Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak. Isniatun Munawaroh. Pendahuluan Unit 4 Pengembangan Bahan Pembelajaran Cetak Isniatun Munawaroh Pendahuluan Bahan pembelajaran cetak merupakan bahan pembelajaran yang sudah umum digunakan bagi para guru tak terkecuali di tingkat Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan 42 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and Development, R&D). Borg & Gall (Sugiyono 2011: 47) menyatakan bahwa research and development

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul fisika berbasis inkuiri pada materi listrik dinamis untuk siswa SMA/MA. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik

BAB III METODE PENELITIAN. perangkat pembelajaran matematika realistik dengan langkah heuristik 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian pengembangan digunakan untuk mengembangkan perangkat

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN

Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper ke-2 Pengintegrasian Nilai Karakter dalam Pembelajaran Kreatif di Era Masyarakat Ekonomi ASEAN PENGEMBANGAN BUKU PANDUAN PRAKTIKUM IPA BIOLOGI PADA MATERI ORGANISASI KEHIDUPAN DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES KELAS VII SMP/MTs Aisyah Ferra Anggraini, Sulistiyawati UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan scientific berbasis problem based learning

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (research and development/r&d). Adapun yang dikembangkan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program BAB III METODE PENGEMBANGAN Model Pengembangan Langkah langkah dalam memgembangkan e- modul menggunakan program 3D Pageflip Professional pada materi struktur atom ini dilakukan dengan mengikuti model pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau

METODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau 24 III. METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan. Desain pengembangan dilaksanakan dengan memodifikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. trigonometri. Tahap-tahap yang digunakan dalam pengembangan ini adalah A. Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa RPP dan

Lebih terperinci

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan

berupa LKS berbasis Creative Problem Solving (CPS) pada pokok bahasan fungsi. Model pengembangan perangkat pembelajaran yang digunakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini termasuk penelitian pengembangan yang menghasilkan produk pengembangan berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah 49 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Hasil Pengembangan Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah melalui serangkaian validasi dan uji coba kelompok kecil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa elektronik (LKS)materi

BAB III METODE PENGEMBANGAN. Penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa elektronik (LKS)materi BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian dan pengembangan lembar kerja siswa elektronik (LKS)materi ikatan kimia ini menggunakan model pengembangan (ADDIE) dengan alur Analisis, Desain,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah Penelitian yang dilakukan penulis meliputi tiga kegiatan, yaitu : 1) kegiatan orientasi dan identifikasi masalah, 2) tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and

BAB III METODE PENGEMBANGAN. experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and 24 BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian pengembangan modul pembelajaran menulis puisi berbasis experiential learning ini termasuk ke dalam jenis penelitian Research and Development

Lebih terperinci

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal

PENYUSUNAN BAHAN AJAR. Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal PENYUSUNAN BAHAN AJAR Diklat Pra Uji Kompetensi Pendidik Kursus dan Pelatihan Pendidikan Nonformal IDENTITAS Nama : U. Hendra Irawan Tempat Tgl Lahir : Bandung, 02 Juli 1969 Alamat : Komplek Puri Budi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini bertujuan mengembangkan modul IPA bermuatan Nature of Science untuk meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik kelas VII Sekolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar berupa LKS (Lembar Kerja Siswa) berbasis etnomatematika pada kompetensi segitiga.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Produk yang dihasilkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengangkatan Potensi Hasil Penelitian Karakteristik Habitat dan. Sumber Belajar Pengayaan Materi Ekosistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengangkatan Potensi Hasil Penelitian Karakteristik Habitat dan. Sumber Belajar Pengayaan Materi Ekosistem BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengangkatan Potensi Hasil Penelitian Karakteristik Habitat dan Distribusi Burung Ceret Jawa di Lereng Gunung Merapi sebagai Sumber Belajar Pengayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan mengembangkan perangkat pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dan model probing prompting

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN Linda Listriana (1) Ety Tejo Dwi Cahyowati (2) Indriati Nurul

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran berupa LKS berbasis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA

PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA PENGEMBANGAN ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY MATERI IKATAN KIMIA KELAS X SMA/MA THE DEVELOPMENT OF ELECTRONIC MODULE OF CHEMISTRY ON CHEMICAL BONDING FOR GRADE X SMA/MA Sri Sunarmiati, Regina Tutik Padmaningrum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and Development (R & D). Menurut Sugiyono (2007: 407), penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Ada beberapa hal yang dibahas dalam metode penelitian, diantaranya adalah () lokasi dan subyek penelitian, () metode penelitian, (3) instrumen penelitian, dan (4) teknik analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. produk tertentu, dan menguji keefektifan. Orientasi dari penelitian dan

BAB III METODE PENELITIAN. produk tertentu, dan menguji keefektifan. Orientasi dari penelitian dan A. Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (researce and development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris disebut Research and Development (R&D) adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa inggris disebut Research and Development (R&D) adalah metode BAB III METODE PENELITIAN A. Penelitian dan Pengembangan Sugiyono (2009: 297) metode penelitian dan pengembanagan atau dalam bahasa inggris disebut Research and Development (R&D) adalah metode penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development adalah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Pendekatan Penelitian Metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang menghasilkan

Lebih terperinci