SAFETY VALVE (KATUP PENGAMAN).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SAFETY VALVE (KATUP PENGAMAN)."

Transkripsi

1 SAFETY VALVE (KATUP PENGAMAN). 1. INTRODUCTION. Pressure reliefing devices atau biasa kita sebut katup pengaman ialah suatu peralatan yang di design untuk melindungi suatu peralatan lain dari Internal Pressure yang di akibatkan suatu kondisi yang tidak normal. Katup pengaman didesign untuk membuka sendiri bila ia mendapat tekanan sebesar tekanan yang telah diset/ ditulis pada rapture disk (set pressure). Kondisi overpressure dapat terjadi didalam satu dari dua cara : Kenaikan tekanan secara gradual disebabkan oleh pengoperasian yang tidak tepat atau malfunction dari peralatan. Kenaikan tekanan secara cepat dan tiba2 yang disebabkan oleh tertutupnya aliran Data Safety Valve. SAFETY VALVE DATA Set Pressure (bar) Minimum Capacity (kg/ hr) LP Drum # , 404 LP Drum # , 556 TOTAL 75, 960 HPSH Outlet , 564 HP Drum # , 204 HP Drum # , 012 TOTAL 282, 780 Valves didesain untuk beroperasi tanpa chatering dan untuk mencapai pengangkatan penuh pada tidak lebih dari 3% diatas setting pressurenya.

2 Valves menutup dalam batas 4% dari setting tekanannya, tetapi tidak kurang dari 2% dari Setting Pressurenya Code Boiler dan Bejana Bertekanan yang terdapat di American Soceiety of Mechanical Engineers (ASME), menyatakan bahwa semua bejana tekan dan boiler yang termasuk dalam ruang lingkup standar baik SII, ASME dan lain-lain harus dilengkapi dengan piranti pelindung atau katup pengaman (dalam SII disebut katup pembebas tekanan) apapun jenisnya asalkan sesuai. Code Boiler dan Bejana Bertekanan juga menghendaki agar safety valve mempunyai kapasitas pengamanan atau pembebasan terhadap tekanan lebih setidak tidaknya sama dengan aliran uap pada rated full load boilernya. Jumlah safety valve yang dipasang tergantung dari disain boilernya. Suatu contoh pada suatu Boiler ada yang seperti berikut : Aliran uap pada saat Full Load untuk Boiler yang didesain dengan Natural Gas pada sisi HP adalah kg/ jam (59.3 kg/s) pada tekanan 80.2 bar dan aliran uap disisi LP adalah kg/ jam (17.4 kg/ s) pada tekanan 5.5 bar Lokasi Pemasangan Safety Valve. Safety valve type spring didatangkan bersamaan dengan boiler dipasang pada drums dan pada feed water (air pengisi) dan steam lines. Contoh ini yang terdapat pada HRSG di suatu pembangkit : 1 safety valve (HAC15AA009) terpasang pada down stream dari Low Pressure (LP) Economizer No.1. Ada dua drum safety valves (HAD10 AA001/ AA002) terpasang langsung pada LP. Steam Drum. Ada dua drum safety valves (HAD50 AA001/ AA002) terpasang langsung pada HP. Steam Drum. Ada satu Superhaeat Safety Valve (LBA50 AA001) terpasang langsung pada HP Superheater Outlet.

3 1.3. Urutan Pembukaan (Opening Sequence). Tekanan pembukaan safety valve atau pelepasan tekanan diatur untuk mencegah semua safety valve dari terjadinya letupan (popping) dalam waktu yang bersamaan (Lihat data 1). Pengaman Superheater, atau HP Steam outlet Safety Valve, diset dengan tekanan lebih rendah dari Drum Safety Valves. Hal ini menjamin bahwa aliran uap dipertahankan menuju superheater jika terjadi kondisi over pressure. (Gbr. 2). HP Steam Outlet Safety Valve (LBA50 AA001) diset untuk mengangkat pada tekanan 92. bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 75, 564 kg uap/ jam (20.99 kg/s). Dengan adanya kenaikkan tekanan pada drum, drum safety valve diset untuk membuka pada urutan setelah superheater outlet safety valve. LP Drum Safety Valve yang pertama (HAD10 AA001) diset untuk mengangkat pada tekanan 9.0 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 37, 404 kg uap/ jam (10.39 kg/s). LP Drum Safety Valve yang kedua (HAD10 AA002) diset untuk mengangkat pada tekanan 9.3 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 38, 556 kg uap/ jam (10.71 kg/ s). LP Economicer 1 Safety Valve (HAC15 AA009) diset untuk mengangkat pada tekanan 21.0 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 24, 228 kg uap/ jam (6.73 kg/ s). HP Drum Safety Valve yang pertama (HAD50 AA001) diset untuk mengangkat pada tekanan 99.0 bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 102, 204 kg uap/ jam (28.39 kg/ s). HP Drum Safety Valve yang kedua (HAD50 AA002) diset untuk mengangkat pada tekanan bar untuk membuat kapasitas pelepasan tekanan 105, 012 kg uap/jam (29.17 kg/s).

4 Gbr. 1 Cordinasi Setting Savety Valve

5 2. BAGIAN- BAGIAN DARI KATUP PENGAMAN (SAFETY VALVE). Safety Valve terdiri dari sebuah disc dan seat, yang membentuk seating surface. Disc ini terpasang pada valve stem, yang seluruhnya pasangan ini disebut spindle. Spindle terpasang langsung pada valve body. Pergerakan Spindle untuk membuka penuh katup dengan pengangkatan disc dari seating surface. Spindle tersebut mempunyai sebuah stopper yang membatasi jarak pembukaan. Sejumlah kecil dari total pergerakan adalah keseluruhan yang diharapkan untuk mendapatkan jarak yang sesuai sehingga spindle harus begerak dari keadaan posisi menutup keposisi membuka penuh.. Gbr. 2 Bagian-bagian Dari Safety Valve.

6 Safety valve terdiri dari sebuah pegas, baut penekan, valve body, pengunci, dan peralatan pengangkat secara manual. Pegas berfungsi untuk mengkontrol tekanan pada saat valve membuka, dan juga dimaksudkan untuk mengembalikan disc kepada posisi menutup. Ketika pegas menekan untuk memberikan daya yang diperlukan untuk mendorong disc agar tetap menyentuh seat sampai tekanan uap yang berada dibawah disc mendorong valve untuk membuka. Tekanan pegas atau tekanan pembukaan dapat diatur dengan pertahanan tekanan dari baut tekan pada settingnya. Valve diperlengkapi dengan batang pengungkit (lever) untuk dapat membuka secara manual dari jarak yang aman Pengungkit ini tidak perlu dipergunakan kecuali untuk keperluan pengetesan dan oleh orang yang qualified. Valve Body terpasang pada areal drum, steam line, pada discharge piping yang akan membuang uapnya ke atmosphere. Didalam valve body ada upper dan lower adjustment rings dan bagian pembuangan untuk menghilangkan tekanan uap. Discharge piping merupakan bagian yang terpisah dari safety valve tetapi fungsi kegunaannya untuk memberikan laluan discharge dari uap yang dilepaskan. 3. FUNGSI SAFETY, RERIEF VALVE Safety Valve Safety valve adalah suatu alat pelepas tekan yang bekerja secara otomatis yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve dan biasanya digunakan untuk gas dan uap (steam system). Safety valve tidak digunakan pada daerah-daerah korosif, cairan dan peralatan yang bersifat korosif. Mulai bekerja / membuka pada posisi % dan terbuka penuh pada saat tekanan mencapai setting (menutup dibawah setting). Pada safety valve terdapat 2 (dua) ring pengatur, Yaitu : Ring untuk blowdown. Ring untuk poping Relief Valve Relief valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatis yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve. Relief valve biasanya digunakan untuk pelayanan cairan dan biasanya tidak digunakan untuk pelayanan steam gas. Karakteristiknya ialah bahwa seat pada valve membuka secara proporsional sesuai dengan kenaikan

7 tekanan diatas setting pressure. Membuka karena tekanan melebihi setting dan menutup pada saat tekanan sama dengan setting Safety Relief Valve Safety relief valve adalah suatu alat pelepas tekanan yang bekerja secara otomatic yang diakibatkan oleh tekanan static pada valve. Safety relief valve dapat digunakan sebagai safety valve ataupun sebagai relief valve. Safety relief valve biasanya digunakan pada : 1) Peralatan dengan service yang korosif. 2) Bila discharge (lubang pelepas tekanan) berada cukup jauh darai alat. Tetapi safety valve tidak dapat digunakan untuk perlatan dengan service steam boiler atau super heater. 4. JENIS-JENIS SAVETY VALVE. Gbr. 3 Reverse Buckling Disc Assembly dan Wing Guide Safety Valve.

8 Gbr. 4 Convensional Safety Relief ValveWith Adjusting Ring For Blow Down Control Gbr.5 Balanced Bellows Safety Relief Valve

9 Gbr. 6 Safety Relief Valve With O Ring Seal Gbr. 7 Pilot Operated Valve

10 Gbr. 8 High Presure, Pilot Operated Vallve With Optional Dual Outlets Gbr. 9 Typical O-Ring Seat Seal Safety-Relief Valve.

11 Gbr 10. Cara Bekerjanya Katup. 5 PEMERIKSAAN

12 5.1 Pemeriksaan Saat Baru Seluruh jenis katup pengaman harus diinspeksi dan ditest sebelum dipasang pada peralatan yang akan diamankan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memeriksa kemungkinan adanya kerusakan akibat transportasi. 5.2 Pemeriksaan Tak Terencana Inspeksi ini biasanya dilakukan saat peralatan beroperasi (onstream), dikarenakan terjadi over pressure tetapi pada saat kondisi tekanan normal kembali katup pengaman tidak menutup kembali dengan benar atau juga jika katup pengaman tidak mau membuka padahal set pressure-nya sudah terpenuhi. Tindakan pencegahan yang harus segera dilakukan adalah : a. Hystorical card dan seluruh dokumen harus diteliti ulang terlebih dahulu. b. Hubungannya dengan rencana shutdown. c. Pelaksanaan inspeksi harus dikoordinasikan dengan bagian operasi. d. Dilakukan oleh petugas yang berwenang. 5.3 Pemeriksaan Saat Shutdown Inilah saat yang paling ideal untuk melakukan inspeksi. Pada saat shutdown ini, terutama pada katup pengaman yang tidak dilengkapi block valve harus di periksa dan ditest, untuk mengurangi / menghindari resiko kegagalan pada saat peralatan beroperasi. 5.4 Pemeriksaan Setelah Shutdown Yang Panjang. Bila terjadi shutdown yang panjang maka pada katup pengaman yang sudah terpasang, sebelum peralatan dioperasikan harus diperiksa, terlebih dahulu, terutama pada katup pengaman yang tertinggal pada peralatan yang saat pengujiannya belum sampai. Inspeksi ini dimaksudkan antara lain untuk memeriksa kondisi katup pengaman dari keadaan karat dll. 5.5 Pemeriksaan Saat Peralatan Proteksi Ditest Ataupun Stand-by Inspeksi ini dilakukan untuk memeriksa kebenaran : a. Apakah katup pengaman telah dipasang dengan benar. b. Tag number. c. Tidak ada blind valve dan block valve pada posisi terbuka penuh. d. Penyegelan katup pengaman telah benar. e. Discharge ataupun ventnya telah benar. f. Bila ada lifting apakah gerak posisinya benar.

13 5.6 Pemeriksaan Visual Pada Saat Onstream. Visual inspeksi saat peralatan onstream pelaksanannya semacam survey untuk mengetahui kebenaran. a. Katup pengaman sudah terpasang dengan benar. b. Identitasnya jelas c. Segel-segel tidak putus. d. Block valve posisinya terbuka penuh. e. Tidak terdapat kebocoran. f. Tidak terdapat kerusakan maupun korosi. g. Vent / dischargenya sudah benar. h. Lifting gear posisinya benar. i. Bila ada rupture disk diantara katup pengaman dan outlet nozzle, harus dalam keadaan tidak bertekanan. 6. KEGAGALAN KATUP PENGAMAN Katup pengaman yang terpasang sering mengalami gangguan atau kegagalan beroperasi, banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan atau kerusakan, antara lain disebabkan oleh : 6.1. Korosi Korosi adalah jenis penyebab yang paling banyak menyebabkan katup pengaman tidak berfungsi dengan baik. Korosi dapat menyebabkan pitting pada bagian dari katup pengaman bahkan dapat menyebabkan bagianbagian tersebut patah Permukaan Dudukan Katup (Permukaan seat) Bagian ini harus benar-benar presisi, sedikit saja terjadi perubahan atau kerusakan dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran. Beberapa penyebab kerusakan pada permukaan seating ini antara lain oleh : a. Korosi. b. Material asing, seperti kotoran, kerak las, corrosive deposit, dan lainlain yang masuk ke dalam katup pengaman saat katup pengaman dalam posisi buka. c. Hammering saat terjadi tekanan lebih yang menyebabkan katup pengaman membuka dan pada saat katup pengaman tersebut melepas tekanan yang lebih, media ikut terbawa keluar dan katup pengaman segera menutup kembali yang menyebabkan hammering action dan membuat kerusakan pada seating surface.

14 d. Kelalaian penanganan saat katup pengaman diperbaiki seperti jatuh, terbentur atau tergores pada bagian katup pengaman. e. Kebocoran pada seating surface setelah katup pengaman terpasang akibat mis alignment dari bagian katup Pegas Katup Patah Patah pegas/spring hampir pasti disebabkan oleh karena korosi, yaitu : - General corrosion - Stress corrosion a. Pengesetan Yang Tidak Benar. b. Pengesetan yang tidak benar kebanyakan disebabkan oleh kelalaian personnel pada saat testing / perbaikan atau kurang mengertinya personnel tersebut di dalam melakukan setting antara lain merubah set pressure melebih toleransi. c. Penyetelan setting yang melebihi toleransi dapat menyebabkan dudukan pegas menjadi tidak benar atau dapat menyebabkan strres corrosion cracking pada spring akibat tekanan yang berlebihan Plugging dan Sticking. d. Plugging dan sticking ialah penyumbatan pada saluran inlet atau outlet dari katup pengaman yang diakibatkan media naik pada permukaan katup, sementara media tersebut mengandung material zat padat juga disebabkan adanya korosi Material Katup Tidak Sesuai. e. Material yang tidak sesuai, bisa menyebabkan katup tidak berfungsi dengan baik. Contoh jenis material yang berhubungan dengan temperature. Bodi Carbon steel Carbon steel Carbon molysteel Spring Carbon steel Higth temp. alloy Higth temp. alloy Temperature -20 F s.d 450 F 451 F s.d 800 F 801 F s.d 1000 F

15 3 ½ Nickel steel 3 ½ Nickel steel Austentic stainless steel Carbon steel Austentic stainless steel Austentic stainless steel -21 F s.d -75 F -76 F s.d -150 F -151 F s.d-150 F Dalam beberapa kasus dikarenakan faktor operasi yang sangat fluktuative maka sering kali terjadi kenaikan tekanan meskipun belum sampai pada tekanan buka penuh dari katup pengaman, tetapi katup pengaman tersebut sudah mulai bergerak.. Hal ini dapat berakibat misalignment pada valve dan akan menyebabkan terjadi kebocoran pada tekanan operasionalnya. 6.6 Identitas Yang Tidak Sesuai Salah pemasangan antara lain disebabkan identitas katup pengaman yang tidak jelas. 6.7 Penanganan Yang Tidak Hati Hati. Katup pengaman adalah barang dengan presisi tinggi, penanganan yang tidak hati-hati dapat menyebabkan katup pengaman tersebut tidak berfungdi sebagaimana mestinya. Penanganan yang tidak hati-hati dapat terjadi pada saat perjalanan atau saat maintenance. Saat Shipment/perjalanan Akibat pengepakan yang kurang rapat sehingga kotoran-kotoran dari luar dapat msauk, atau kurang kuat pengepakan sehingga pecah dan terbentur yang menyebabkan perubahan pada bagian dalam katup pengaman, atau malah terjadi kerusakan mekanik. Saat Pemeliharaan /Maintenance Kerusakan yang terjadi pada saat maintenance/pemeliharaan, disebabkan oleh ketidaktahuan atau kecerobohan personel, seperti resetting yang melebihi tolerance, salah pada saat lapping, salah penggantian suku cadang dan lain-lain. 6.8 Selisih Setting Pressure Dengan Tekanan Kerja. Selisih setting pressure dengan tekanan kerja harus cukup, sehingga pasti saat katup dapat merapat dengan baik. Selisih antara setting pressure dengan tekanan kerja yang kecil, bisa menyebabkan terjadinya kebocoran uap yang menyebabkan terjadinya erosi. 7. PERAWATAN / PERBAIKAN KATUP

16 7.1 Pemeriksaan Secara Visual. Hal hal yang harus dicatat saat melakukan visual inspection : a. Name plate dan informasi penting lain, b. Periksa segel c. Periksa bonnet untuk mengetahui apakah type venting atau bellow. d. Periksa kondisi-kondisi yang tidak biasa dan bagian-bagian yang hilang. e. Catat nomor identifikasi (dengan nomor). 7.2 Pembongkaran katup a. Buka cap dan Lever. b. Buka release nut. c. Longgarkan jam nut pada adjusting screw. d. Lepaskan bonnet atau yoke. e. Lepaskan spring dan washers. f. Lepaskan spindle dan disk g. Lepaskan ring pin. h. Catat adjusting rings, nozzle guide seperlunya. 7.3 Pembersihan Bagian Bagian Katup a. Satukan (ikat) seluruh bagian-bagian yang kecil. b. Jangan dibersihkan dengan bahan-bahan kimia kecuali dengan system yang benar c. Lindungi setting surface dan name plates saat pembersihan d. Periksa spring dari kerusakan-kerusakan seperti erosi, kororsi, retak dan lain-lain. e. Periksa nozzle dari cacat atau kelainan (bila perlu dengan NDT) f. Periksa disk dari retak atau kondisi tidak biasa (Bila perlu dengan NDT) g. Periksa spindle, bearing areas, kondisi thread (tapak). h. Periksa guide. i. Periksa adjusting ring.

17 j. Periksa ring pins. k. Periksa bellows (Bila ada) l. Periksa flange 7.4 Machining. Machining nozzle dan disk seperlunya jangan melampui grafik penunjukan dimensi kritis (critical dimension chart). 7.5 Lapping. Lapping secara manual atau dengan mesin pada disk maupun nozzle untuk memastikan kerapatan/kerataan (flateness). 7.6 Adjusting Ring. Kembalikan lower ring dan guide ring pada posisi asal. 7.7 Borrings Points. Bubut dan periksa kebulatannya. 7.8 Testing. Lakukan test sesuai dengan rekomendasi oleh pabrik pembuat atau sesuai dengan standar Sealing Setelah pengetesan dinyatakan berhasil dilakukan penyegelan oleh badan / inspector /orang yang berwenang Name Plate Pilih name plate dan tulis bila terjadi perubahan-perubahan.

18 Gbr. 11. Cara Lapping Disc dan Seat Pada Safety Valve.

19 8. SETTING / PENYETELAN 8.1 Persiapan. 1) Peralatan / tools, pembersih abu dan benda asing lainnya didalam katup. 2) Pembersih instalasi dan perangkat keras lainnya 3) Persiapan braging untuk hydraulic test. 4) Bersihkan cat yang melekat pada permukaan dari kotoran didalam bagian katup. 8.2 Pembongkaran 1) Buka lever pin, lepas lever, buka cap secrew dan buka cap. 2) Buka tutup spring. 3) Buka mur spindle. 4) Beri tanda pada kepala baut sampai ke top bonnet ukur dan catat hasil pengukuran tersebut, maksudnya untuk mencocokan pada saat dirakit / reassemble. 5) Buka baut adjust dan lock nut. 6) Buka baut-baut bonnet pada body. 7) Buka spindle, disc (holder dan insert), guide, (adjust) ring, bersihkan dan periksa. 8) Beri tanda lokasi guide ring untuk setting gerakan katup. 9) Buka set screw nozzle ring dan beri tanda agar posisinya tidak tertukar. 8.3 Pemeriksaan Kerusakan. Pemeriksaan pada seat. Akibat benda asing yang mengganjal pada seat dan disc, pada aliran uap yang mengakibatkan seat ring tergores. Pengencangan lifting gear. Toleransi antara fork dan lifting nut, jika katup dibuka penuh dan berhubungan dengan lifting mekanis seat akan tertekan hal ini akan menyebabkan katup bocor, agar diusahakan toleransi seat / disc tidak melebihi (±) 1/16.

20 9. Distortion. Rusak akibat pengembangan yang tidak normal, karena berkembangnya atau beratnya pipa itu sendiri terhadap katup, juga ketidak lurusan dari bagian katup menjadi besar. Impruper ring adjustment. Ketika ring adjust dikendorkan keluar, katup akan bocor karena membuka. Pada saat katup bergerak kearah menutup jadi kurang tepat, maka ring harus diadjust lagi agar tidak terjadi pembukaan blowdown yang lama. Wrong operating pressure Jika tekanan operasi dan set tekanan katup rendah maka akan terjadi fluktuasi didalam aliran uap, getaran dan sebagainya, biasanya juga terjadi kebocoran. Perbaikan. Seat Nozzle Letakan laping block yang diberi pasta yang kasar (gride 320) pada bagian atas seat nozzle dan lakukan gesekan pada nozzle tersebut secara merata dan ganti pasta dengan yang lebih halus dan seterusnya lebih halus sampai kontak 100%. Pengencangan lifting gear. Agar tidak terjadi kebocoran gerakan lifting gear pada saat full open lifting nut akan menyentuh seat nozzle, untuk menghindari hal tersebut lifting nut diadjust (dikendorkan) agar tidak melebihi kontak dengan seat nozzle tersebut. 10. Pemasangan Kembali. Apabila bagian bagian yang rusak sudah diperbaiki / sudah di lapping, semua sudah siap maka kita rakit sebagai berikut : 1) Seat nozzle ring agar dipasang kembali sesuai tanda pada waktu membongkar. 2) Nozzle dan disc seat dibersihkan dengan majun, guide ring dan spindle telah dibaut pada body katup, guide ring posisinya disamakan pada waktu dibongkar. 3) Memasukan spindle assy kedalam rumah katup dengan hati-hati dan periksa kelurusannya agar tidak terjadi misalignment. 4) Pasang spring spindle posisi bebas. 5) Pasang baut-baut bonnet dan adjust antara baut adjust sampai top bonnet sesuai tanda yang sudah diberikan pada saat membongkar. 6) Kencangkan Guide (adjust) dan nozzle ring.

21 11. Pengetesan Dengan Safety Valve Test Gag. Gbr. 12 Safety Valve test Gag. 1. Lepas lifting gear, jangan sampai katupnya ikut membuka, kemudian pasang Gag dan kencangkan dengan jari (lihat gambar berikut) Setelah Gag terpasang dalam kondisi operasi penuh. Kita set pressure 3 %, kemudian katup akan membuka untuk poping sampai blowdown, setelah itu katup diset lagi 4 %. Untuk ketepatan pembukaan katup sequen terus menerus ada 2 tingkat, yaitu : a. Bila tekanan uap di bawah disc melebihi set point dari tekanan adjust / set katup, maka disc akan mendorong spring naik keatas perlahanlahan dan membuka katup untuk popping, dengan tekanan rendah sebagian uap melewati nozzle ring (lihat gambar).

22 Gbr.13. Guide (Adjusting) Ring. b. Uap masuk dibawah disc langsung mengangkat disc sehingga pembukaannya tinggi, karena posisinya sudah di adjust 3 % diatas tekanan set pointnya dan katup akan menutup cepat setelah diset 4 % tekanan dibawah settingnya (lihat gambar). Dua Cara Pengujian Katup Pengaman : a. Di tempat artinya pengujian dilakukan dilokasi katup terpasang, caranya Buka lifting gear. Buka cup. Pasang cage. Pasang sarana hydraulic test ke katup, set pressure pada katup sesuai yang diinginkan. Catat data-datanya. b. Di bongkar artinya pengetesan dilakukan pada saat overhaul (katup dibawa kebengkel) : Setelah katup diadakan pekerjaan repair dan perbaikan serta ganti parts siapkan hydraulic test. Pasang / katup yang akan di test. Sambung slang hydraulic pada sisi suction katup, pompa sampai tekanannya sesuai set point katup yang dikehendaki. Bila pada set point katup membuka maka dinyatakan baik, tapi bila set pointnya tidak bisa membuka / kerja maka harus dilakukan overhaul lagi. 12. PERALATAN UJI TREVITEST

23 Kini telah di kembangkan jenis perabotan pengujian yang tidak menggunakan test drum, tetapi dapat dipakai untuk mengetes katup pengaman saat inline (unit dalam keadaan operasi atau diistilahkan Hot testing). Alat tersebut juga dapat digunakan saat unit shut off/down atau diistilahkan dengan cold testing. Kedua jenis tersebut hot / cold trevitest. Adapun prinsip kerja trevitest ialah dengan menggunakan kekuatan spindle katup untuk mengatasi tekanan dari spring / pegas katup. Ini dapat dicapai dengan digunakannya sebuah hydrostatic power peak yang dirangkai dengan sebuah electronic force tranducer yang disambungkan dengan recorder yang mencatat kekuatan yang digunakan. Keuntungannya antara lain : 1. Beroperasinya unit tidak terganggu saat katup pengaman di test. 2. Lebih mudah dan relative lebih cepat sebab katup pengaman tidak perlu dilepas. 3. Adanya recorder yang mencatat grafik performance katup pengaman. 4. Tidak bising. Kelemahannya antara lain : 1. Bila lokasi katup berada pada platform dimana peralatan dipasang bertingkat, alat tidak bisa dipasang. 2. Tidak dapat digunakan untuk test kebocoran tightness testing (buble test). 3. Bila katup pengaman dipasang pada peralatan yang medianya korosif atau beracun. 13. POWER CONTROL (ELECTROMATIC) RELIEF VALVE. Relief Valve ini diset untuk mengangkat sebelum safety valve pertama superheater mengangkat. Katup ini membatasi safety valves dari pembukaan pada kelebihan tekanan yang kecil, tetapi tidak mencegah safety valves dari over pressure yang besar. HP ERV diset pada 92 bar pada 46, 440 kg/ jam (12.9 kg/ s). Katup ini dapat dioperasikan secara automatic dengan menggunakan sebuah controller yang menerima input signal dari pressure switch yang terpasang pada steam line. Katup ini pun dapat dioperasikan oleh operator

24 dari control room dengan menggunakan sebuah switch 3 posisi yang lokasinya di control panel. Gbr. 14 ERV Piping Arrangement.

25 Gbr. 15 Penampang Melintang ERV. ==US== DAFTAR ISI

26 NO DESCRIPTION HAL 1 INTRODUCTION Data Safety Valve Lokasi Pemasangan Safety Valve Urutan Pembukaan (Opening Sequen). 3 2 Bagian-bagian Dari Katup Pengaman (Safety Valve) 5 3 FUNGSI SAFETY, RELIEF VALVE Safety Valve Relief Valve Safety Relief Valve JENIS-JENIS SAFETY VALVE. 7 5 PEMERIKSAAN Pemeriksaan Pada Saat Baru Pemeriksaan Tak Berencana Pemeriksaan Pada Saat Shut Down Pemeriksaan Pada Saat Shut Down Yang Panjang Pemeriksaan Pada Saat Peralatan Proteksi Ditest Ataupun Stanbay Pemeriksaan Pada Saat On Stream KEGAGALAN KATUP PENGAMAN Korosif Permukaan Dudukan Katup Pegas Katup Patah Plugging dan Sticking Material Katup Tidak Sesuai Indentitas yang Tidak Sesuai Penanganan Yang Tidak Hati-hati. 15

27 6.8 Selisih Setting Pressure Dengan Tekanan Kerja 16 7 PERBAIKAN/ PERAWATAN KATUP Pemeriksaan Secara Visual Pembongkaran Katup Pembersihan Bagian-bagian Katup Machining Lapping Adjusting Ring Boring Point Testing Sealing Name Plate 17 8 SETTING Persiapan Pembongkaran Pemeriksaan kerusakan PERBAIKAN PEMASANGAN KEMBALI PENGETESAN DENGAN SAFETY VALVE TEST GAG PERALATAN UJI TREVITEST POWER CONTROL (ELECTROMATIC) RELIEF VALVE 23 ==US== PRE / FINAL TEST 1. Sebutkan jenis2 katup yang anda ketahui? (min 5 bh). 2. Sebutkan fungsi dari Safety Valve dan Reliev Valve. 3. Sebutkan jenis2 katup yang digunakan sebagai pengaman pada pressure vessel atau boiler (3 macam). 4. Jelaskan apa perbedaan yang prinsif dalam pengoperasiannya antara Savety Valve dan Relief Valve. 5. Sebutkan Komponent2 utama dari sebuah savety valve? (min 5 bh).

28 6. Umumnya ada 4 tahapan didalam pemeliharaan safety valve yang dimulai dengan pembongkaran dan diakhiri dengan testing, sebutkan keempat tahapan tersebut. 7. Data apa saja yang ada pada name plate suatu safety valve? (min 3). 8. Sebutkan dimana saja terpasang safety valve pada HRSG? 9. Kegagalan2 apa saja yang terjadi pada safety valve? (min 5 bh). 10. Peralatan2 apa saja yang digunakan pada saat pengetesan safety valve (min 5 bh). 11. Perbedaan apakah yang prinsif antara Safety- Relief Valve yang konvensional dengan ERV (Electromatic Relief Valve). 12. Dapatkah Gate Valve dijadikan katup pengatur? Jelaskan. 13. Dapatkah boiler tetap beroperasi jika ERV system electriknya tidak berfungsi. 14. Dapatkah Trevitest digunakan untuk Cold dan Hot test? 15. Apakah kelemahanya menggunakan Alat Uji dengan Trevitest.? 16. Jenis katup apakah yang sesuai digunakan untuk katup pengatur? 17. Apakah bedanya yang prinsif antara Nedle Valve dan Non Return Valve jika ditinjau dari arah aliran. 18. Institusi atau instansi dari manakah yang diberi wewenang untuk memberikan penyegelan terhadap Safety Valve. 19. Berikan penjelasan bagaimana melakukan lapping yang baik? 20. Apa yang terjadi bila tekanan spring kita rendahkan dari tekanan setting pressurenya. ==US==

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Alur proses biasa digunakan untuk sebagai acuan dari tindakan dari mulai menganalisa, perencanaan dan tindakan pada produksi. Pada proses dibawah ini

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 31 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN Mulai perawatan Pemeriksaan dan penyetelan pada mesin oil sealed rotary vacuum pump model P450 Membongkar dan memperbaiki komponen tersebut

Lebih terperinci

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH SEKTOR ASAM-ASAM. Dokumen Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH SEKTOR ASAM-ASAM. Dokumen Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008 PT. PLN (PERSERO) WILAYAH KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TENGAH SEKTOR ASAM-ASAM Dokumen Sistem Manajemen Mutu SNI ISO 9001:2008 Judul : No. Dokumen : INSTRUKSI KERJA PEMELIHARAAN CONTROL VALVE JENIS

Lebih terperinci

Construction

Construction Gate Valve Construction Gate Valve Sliding disk, tegak lurus dengan flow Applikasi: Stop valves, (not throttling), high pressure and temp, not for slurries, viscous fluids Keunggulan low pressure

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 8 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan overhaul Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul: Melapor kepada Nakhoda bahwa Mesin Induk akan diperbaiki dan kapal akan delay untuk jangka

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi )

PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. No Lingkup Pekerjaan Baru ( Sertifikasi ) Lama ( Re-Sertifikasi ) PROSEDUR PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN BOILER. Pedoman Pemeriksaan / Referensi - Undang-Undang Uap Tahun 930 - Peraturan Uap Tahun 930 - Undang-Undang Nomor 0 Tahun 970 - ASME I Power Boiler 2. Pemeriksaan

Lebih terperinci

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING

MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING MANUAL BOOK COMPRESSOR INSTALLATION, PREVENTIF MAINTENANCE AND TROUBLE-SHOOTING A. INSTALLATION 1. Pemilihan Lokasi a. Lokasi Harus bersih dan kering dengan lantai yang kuat untuk menyangga beban kompresor

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 5 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI

BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI 75 BAB IV BAGIAN PENTING MODIFIKASI Pada bab IV ada beberapa hal penting yang akan disampaikan terkait dengan perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, terutama mengenai penggantian,

Lebih terperinci

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian nspeksi Interval Sistem 2level.3 dilakukan yang J3 pemeliharaan Pekerjaan 635 d CO CO diatur sudah stop screw tepat yang steering Inspeksi gears mengetahui untuk oli ada/tidaknya tie dan link drag Inspeksi

Lebih terperinci

COOLING WATER SYSTEM

COOLING WATER SYSTEM 2.8. Pengertian Cooling Water System pada Gas Turbine merupakan suatu sistem pendinginan tertutup yang digunakan untuk pendinginan lube oil dan udara pendingin generator. Cooling Water System menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. Alur Proses Pada Perawatan Automatic Brake Handle 44 BAB IV 4.1 ALUR PROSES PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Alur Proses Pada Perawatan Handle start Pemeriksaan awal per-periodik Pengecheckan kebocoran Haandle Indeks Kerusakan Perbaikan Handle Test Ulang Kebocoran

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Pusat listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) atau dikenal juga dengan Combine Cycle Power Plant (Pusat Listrik dengan Siklus Gabungan) ada merupakan gabungan antau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sering digunakan yaitu katub bola, katub pintu, dan katub searah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. sering digunakan yaitu katub bola, katub pintu, dan katub searah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Katub Salah satu komponen yang sangat penting dalam sistem perpipaan adalah katub, sebab katub yang mengatur laju aliran fluida. Ada beberapa jenis katub yang sering digunakan

Lebih terperinci

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang) CAP COMBI 1400 CL (4,400 L Tangki Lumpur + 2,450 L Air, total 6,850 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada perancangan modifikasi sistem kontrol panel mesin boiler ini, selain menggunakan metodologi studi pustaka dan eksperimen, metodologi penelitian yang dominan digunakan

Lebih terperinci

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic A. PNEUMATIK 1. Prinsip Kerja Peralatan Pneumatik Prinsip kerja dari solenoid valve/katup (valve) solenoida yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya dimana ketika koil mendapat supply

Lebih terperinci

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan dalam pengontrolan dan kemudahan dalam pengoperasian

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT JASA ASSEMBLY PENDAHULUAN/ LATAR BELAKANG Dalam pengoperasian PLTU Paiton unit 1 dan 2, terjadi beberapa kerusakan pada journal shaft assembly. Kerusakan tersebut antara lain terjadinya keausan pada journal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Heavy Dump Truck (HD) merupakan produk Komatsu yang mempunyai ukuran yang berbeda-beda dan salah satunya adalah Heavy Dump Truck Komatsu 465-7R, yang mempunyai arti:

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN REACTION FORCE PADA DISCHARGE POINT DARI SAFETY VALVE SISTEM PERPIPAAN REAKTOR NUKLIR

ANALISIS PERHITUNGAN REACTION FORCE PADA DISCHARGE POINT DARI SAFETY VALVE SISTEM PERPIPAAN REAKTOR NUKLIR ANALISIS PERHITUNGAN REACTION FORCE PADA DISCHARGE POINT DARI SAFETY VALVE SISTEM PERPIPAAN REAKTOR NUKLIR Kukuh Prayogo 1, Putut Hery Setiawan 2 1,2 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan PUSPIPTEK

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA 4.1. Analisa Data 4.1.1. Umum Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang berfungsi sebagai pengontrol dari tenaga hydraulic untuk aileron, rudder,

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 6 BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 TUJUAN Tugas kerja praktek ini bertujuan menyelesaikan studi kasus mengenai aspek teknik mesin atau laporan suatu kegiatan atau proses yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING Berikut diagram alir proses perawatan dan perbaikan kopling Gambar 4.1 Diagram Proses Perawatan dan Perbaikan Kopling 29

Lebih terperinci

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI

BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI BAB IV PEMELIHARAAN TRAFO DISTRIBUSI 4.1 Pengerian dan Tujuan Pemeliharaan Pemeliharaan peralatan listrik tegangan tinggi adalah serangkaian tindakan atau proses kegiatan untuk mempertahankan kondisi dan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Pada gambar 4.1 menggambarkan sebuah langkah dari proses pelayanan perawatan kendaraan yang dilakukan oleh menejemen Astrido Daihatsu Kebon Jeruk agar

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES INJEKSI PLASTIK Gambar 4.1 Proses pencetakan pada mesin injeksi 29 Pada Proses Injeksi Plastik (Plastic Injection Molding Process) terdapat 2 bagian

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI

BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI BAB IV PERAWATAN KOMPRESOR SENTRAL DI PT.PLN APP DURIKOSAMBI 4.1 In Service / Visual Inspection 4.1.1 Pengertian Merupakan kegiatan inspeksi atau pengecekan yang dilakukan dengan menggunakan 5 sense (panca

Lebih terperinci

STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD

STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD STUDI SENSOR PNEUMATIK PADA SISTEM PENGENDALIAN WELLHEAD Oleh : Irfan Choiruddin, ST.,MT. *) ABSTRAK Sistem pengendalian wellhead di gunakan untuk memonitor kondisi aliran di flowline sumur dan untuk memulai

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA

BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA BAB IV PEMBAHASAN & ANALISA 4.1. Pembahasan Instalasi Pemipaan Sprinkler Pada instalasi pemipaan sprinkler terdapat satu riser (pipa tegak) dimana riser ini diameter pipanya adalah sebesar 100 mm yang

Lebih terperinci

BAB V PACKING. Gambar 5.1 Stuffing box housing

BAB V PACKING. Gambar 5.1 Stuffing box housing 81 Tujuan Pelajaran BAB V PACKING Dapat memilih packing gland yang sesuai dan mendemonstrasikan cara pengemasan stuffing box standar. Kriteria Penilaian 1. Mengidentifikasi dan menyeleksi packing gland

Lebih terperinci

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol

BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI. Perawatan rem yang dilakukan. Memeriksa Drum Tromol BAB IV CARA PERAWATAN REM TROMOL PADA BUS HINO RK1J DI PT. SAFARI DHARMA SAKTI Perawatan rem yang dilakukan Memeriksa Drum Tromol Memeriksa Ketebalan Kanvas Memeriksa Pegas Pengembali Memeriksa Penahan

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan tugas akhir ini terinspirasi berawal dari terjadinya kerusakan pada mesin boiler satu burner dengan dua bahan bakar natural gas dan solar bekapasitas

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level

Bahan Sistem. Umum. Sistem. 2level mesin wajar dari tidak 2. Pedoman Pemeliharaan Vehicle Untuk Kendaraan Rapid Intervention terdapat di dalam kendaraan RIV adalah Mesin, Elektronik, Pengereman (Breaking System), Kemudi (Steering System),

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK

BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK BAB III SISTEM PLTGU UBP TANJUNG PRIOK 3.1 Konfigurasi PLTGU UBP Tanjung Priok Secara sederhana BLOK PLTGU UBP Tanjung Priok dapat digambarkan sebagai berikut: deaerator LP Header Low pressure HP header

Lebih terperinci

σa = Tegangan tarik ijin kg/cm 2

σa = Tegangan tarik ijin kg/cm 2 PELAKSANAAN TES DAN INSPEKSI INSTALANSI PENSTOCK 1. Uraian Dengan selesainya pekerjaan pemasangan, telah dilaksanakan tes dan inspeksi sesuai dengan ketentuan dalam dokumen kontrak dan Prosedur metode

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK

Analisa Aliran Control Valve HCB BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 38 BAB IV ANALISA FLOW CONTROL VALVE HCB UNTUK STEAM PADA PT POLICHEM INDONESIA TBK 4.1 Aplikasi Control Valve Pada PT Polichem Indonesia Tbk. PT Polichem Indonesia Tbk. adalah sebuah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK

BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK BAB II CARA KERJA MESIN 2 TAK DAN 4 TAK A. PEMBAGIAN MOTOR DIESEL 1. Menurut cara kerja Mesin diesesl menurut cara kerja nya dapat diklarisfikasikan menjadi 2 cara kerja,untuk dapat menghasilkan usaha

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL

BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL 82 BAB V ANALISA KERJA RANGKAIAN KONTROL Analisa rangkaian kontrol pada rangkaian yang penulis buat adalah gabungan antara rangkaian kontrol dari smart relay dan rangkaian kontrol konvensional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Boiler Longchuan Boiler Longchuan adalah boiler jenis thermal yang dihasilkan dari air, dengan sirkulasi untuk menyalurkan panasnya ke mesin-mesin produksi. Boiler Longchuan mempunyai

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25

BUKU PANDUAN Portable MZ 07-25, WZ 10-25 BUKU PANDUAN Portable MZ 07-5, WZ 10-5 AIR COMPRESSOR PT. SHARPRINDO DINAMIKA PRIMA AIR COMPRESSOR MANUFACTURER Layanan service : (01) 5903411 Website : www. shark.co.id Bersertifikasi ISO 9001 : 008 PERHATIAN...!

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Start Pemeriksaan awal per periodik Ada kerusakan Lepas wick assy dari TM Penggantian wick assy baru N Perbaikan Wick Assembly Y Tes Lubricator sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed

KATA PENGANTAR. 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed 2 TRAKTOR QUICK G1000 Boxer single speed KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan

Lebih terperinci

Session 7 STEAM CHESTS AND VALVES

Session 7 STEAM CHESTS AND VALVES Session 7 STEAM CHESTS AND VALVES 1 Steam Chest Arrangements and Construction Emergency Stop Valves (ESVs) dan Governing Valves (GVs) dirangkai pada steam chest pada high pressure turbine (HP turbine).

Lebih terperinci

BAB III PERBAIKAN PADAGEARBOX/MARINE TRANSMISSION TWIN DISC MODEL MG SC

BAB III PERBAIKAN PADAGEARBOX/MARINE TRANSMISSION TWIN DISC MODEL MG SC BAB III PERBAIKAN PADAGEARBOX/MARINE TRANSMISSION TWIN DISC MODEL MG. 5202 SC 3.1 Pengertian Perbaikan Service/Perbaikan adalah usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Dasar-dasar Pompa Sentrifugal Pada industri minyak bumi, sebagian besar pompa yang digunakan ialah pompa bertipe sentrifugal. Gaya sentrifugal ialah sebuah gaya yang timbul akibat

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR Faisyal 1), Darma Aviva 2), Mustafa 3) 1),2), Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy

Lebih terperinci

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota BAB III PEMBAHASAN 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota 3.1 Dasar Pengertian Governor Governor adalah suatu benda atau alat penggerak mekanik variable propeller pada pesawat untuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas

Kondisi Abnormal pada Proses Produksi Migas Di dalam proses produksi migas (minyak dan gas), ada beberapa kejadiaan merugikan yang tidak diinginkan yang bisa mengancam keselamatan. Jika tidak ditangani dengan baik, kejadian tersebut bisa mengarah

Lebih terperinci

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN

SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN MATERI DEFINISI PNEUMATIK SIFAT, KEUNTUNGAN, DAN KERUGIAN UDARA BERTEKANAN HUKUM-HUKUM FISIKA DALAM PNEUMATIK PEMAHAMAN DAN PENGGAMBARAN SIMBOL KOMPONEN PNEUMATIK SESUAI DENGAN STANDARISASI ISO 1219 PENGENALAN

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Standard Operational Procedure Flow chart proses honing tersebut disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Flow Chart SOP Proses Honing Teknik Industri

Lebih terperinci

1. Bagian Utama Boiler

1. Bagian Utama Boiler 1. Bagian Utama Boiler Boiler atau ketel uap terdiri dari berbagai komponen yang membentuk satu kesatuan sehingga dapat menjalankan operasinya, diantaranya: 1. Furnace Komponen ini merupakan tempat pembakaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1 SPESIFIKASI TURBIN Turbin uap yang digunakan pada PLTU Kapasitas 330 MW didesain dan pembuatan manufaktur dari Beijing BEIZHONG Steam Turbine Generator Co., Ltd. Model

Lebih terperinci

Model: Slim Smart Washer(SCV092210)

Model: Slim Smart Washer(SCV092210) Kartu Garansi Di dalam Model: Slim Smart Washer(SCV092210) Petunjuk instalasi dan penggunaan: Terima kasih telah membeli Slim Smart Washer. Harap baca petunjuk instalasi ini dengan seksama untuk penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

2012, No.661.

2012, No.661. 25 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 39 TAHUN 2012 TENTANG PENGGUNAAN BAHAN BAKAR GAS JENIS COMPRESSED NATURAL GAS (CNG) PADA KENDARAAN BERMOTOR Contoh 1 GAMBAR INSTALASI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

INSTALLATION INSTRUCTIONS

INSTALLATION INSTRUCTIONS C. Leveling ( refer to figs. 1,2 dan 3 ) INSTALLATION INSTRUCTIONS 1. Buka penutup sel inspeksi 2. Putar skimmer dari pembatas 3. Tahan tirai pembersih di dalam tanki 4. Check jumlah batang pembatas di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN Bagaimana Instruktur Akan Menilai Tipe Penilaian... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... i BAB I KONSEP PENILAIAN... 1 1.1. Bagaimana Instruktur Akan Menilai... 1 1.2. Tipe Penilaian... 1 BAB II PELAKSANAAN PENILAIAN... 3 2.1. Kunci jawaban Tugas-tugas teori... 3 2.2.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Taufik Hidayat

KATA PENGANTAR. Taufik Hidayat KATA PENGANTAR D alam rangka peningkatan kualitas maintenance, khususnya operator PH, maka perlu kiranya dibuatkan buku panduan yang berisi tentang peralatan yang menjadi tanggung jawabnya - dalam hal

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT)

CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) CIRCUIT BREAKER (CB) ATAU PEMUTUS TENAGA LISTRIK (PMT) Circuit breaker atau Pemutus Tenaga Listrik adalah salah satu peralatan pemutus rangkaian pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk membuka

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Pengertian Filter Secara umum filter adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran dari oli. Kotoran yang disaring dalam filter timbul akibat debu yang masuk dari lubang

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA

BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA BAB III PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting

Lebih terperinci

Definisi Valve, Jenis dan Fungsinya part 2

Definisi Valve, Jenis dan Fungsinya part 2 1 of 6 25/08/2015 10:02 Mail Us at : sales@kitomaindonesia.com Call Us 021 2851 8059 Home Product Repair & Services About Us Contact Us Blog Definisi Valve, Jenis dan Fungsinya part 2 4. Ball Valve Ball

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pompa Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan fluida dari satu tempat ketempat lainnya, melalui suatu media aluran pipa dengan cara menambahkan energi

Lebih terperinci

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR

TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR TRAKTOR QUICK G600 single speed 3 KATA PENGANTAR Pengolahan lahan merupakan salah satu proses yang sangat berpengaruh dalam menentukan produksi hasil pertanian. Maka perlu diupayakan penyempurnaan pengolahan

Lebih terperinci