Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM)."

Transkripsi

1 Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi dan Penilaian Metode Ajar Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar (pustaka) 15. Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan pememeriksaan dalam overhaul mesin dan dapat menganalisa Overhoul mesin diesel Waktu: 1x menit Ѵ Ѵ Ѵ Mahasiswa Menerima materi dan diskusi di kelas -Menerima materi sesuai kontrak pembelajaran -Diskusi materi kuliah Menyampai kan materi sesuai bahan ajar Pengajar: Harjono Wiranto A M., 1979, Motor Diesel Putaran Tinggi, Ed. 3, Pradnya Paramita, Jakarta 1

2 Bab. XIV. Overhaul mesin diesel Diskripsi singkat : Overhoul mesin adalah proses membongkar mesin dan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran dan hasil pengukuran dibandingkan dengan ukuran standart dari komponen mesin tersebut, apabila ukuran yang didapat sudah tidak masuk dalam ukuran yang ditentukan maka dilakukan penggantian. Overhoul mesin terdiri dari dua jenis yaitu engine top overhaul (ETO) pada bagian kepala silinder dan kelengkapannya dan overhoul mesin pada blok silinder dan komponen kelengkapannya. Pada tindakan Engine Top Overhoul (ETO) yang dilakukan adalah pemeriksaan katup dan kelengkapanya, pemeriksaan dudukan katup, pemeriksaan nozzle injeksi, pemeriksaan camshaft, pemeriksaan permukaan kepala silinder. Pada tindakan Overhoul mesin yang dilakukan adalah pemeriksaan torak dan kelengkapannya, pemeriksaan lubang silinder, pemeriksaan poros engkol, pemeriksaan bantalan duduk dan bantalan jalan, pemeriksaan sistem pelumas dan sistem pendingin, pemeriksaan seal-seal pada blok silinder a. Manfaat : Mahasiswa dapat menjelaskan tindakan yang dilakukan pada overhaul mesin. b. Learning Outcomes : Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan pememeriksaan dalam overhaul mesin dan dapat menganalisa. c. Relevansi : Mahasiswa dapat menjelaskan analisa dari proses pemeriksaan dan tindakannya. PENYAJIAN URAIAN: a. Contoh : Memberikan contoh overhaul mesin baik pada kepala silinder ataupun overhaul pada blok silinder. b. Ilustrasi : Memberikan penjelasan tentang overhaul disertai dengan gambar, ataupun komponen mesin yang rusak di dalam kelas. 2

3 c. Aktivitas Berdiskusi dengan mahasiswa tentang overhaul salah satu komponen mesin di dalam kelas dengan benar-benar menghadapai komponen yang sebenarnya d. Tugas Mahasiswa mencari contoh komponen mesin yang rusak dan dilakukan penggantian saat overhaul dengan internet dengan disertai sumber yang jelas dan mengumpulkan salah satu komponen mesin. e. Rangkuman Dengan penjelasan dari dosen waktu kuliah dan diskusi serta tugas yang harus dikumpulkan kemudian dapat dibuat rangkuman tentang materi overhaul motor diesel. 3

4 BAB XIV OVERHOUL MESIN DIESEL Overhoul mesin adalah proses membongkar mesin dan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran dan hasil pengukuran dibandingkan dengan ukuran standart dari komponen mesin tersebut, apabila ukuran yang didapat sudah tidak masuk dalam ukuran yang ditentukan maka dilakukan penggantian. Overhoul mesin terdiri dari dua jenis yaitu engine top overhaul (ETO) pada bagian kepala silinder dan kelengkapannya dan overhoul mesin pada blok silinder dan komponen kelengkapannya. Pada tindakan Engine Top Overhoul (ETO) yang dilakukan adalah a. Pemeriksaan katup dan kelengkapanya b. Pemeriksaan dudukan katup c. Pemeriksaan nozzle injeksi d. Pemeriksaan camshaft e. Pemeriksaan permukaan kepala silinder f. Penyetelan katup Pada tindakan overhaul blok silinder yang dilakukan adalah a. Pemeriksaan torak dan kelengkapannya b. Pemeriksaan lubang silinder c. Pemeriksaan poros engkol d. Pemeriksaan bantalan duduk dan bantalan jalan e. Pemeriksaan sistem pelumas dan sistem pendingin f. Pemeriksaan seal-seal pada blok silinder 4

5 XIV. 1 Engine Top Overhoul (ETO) Pada langkah awal adalah membongkar komponen-komponen yang berhubungan dengan kepala silinder, yaitu komponen timing belt, puli camshaft, puli crankshaft, puli penggerak pompa injeksi dan juga puli idler. Gambar Komponen kepala silinder 5

6 Gambar Komponen kepala silinder 6

7 XIV.1.1 Membongkar kepala silinder. Pada waktu membongkar kepala silinder dari blok silinder maka langkah yang dilakukan adalah : a. Bongkar bagian-bagian kepala silinder seperti tutup kepala silinder, glow plug jika ada sistem pemanas awalnya, intake manifold dan exhaust manifold dan bagian lain yang berhubungan dengan kepala silinder. b. Kendorkan baut kepala silinder yang berjumlah 18 buah dengan SST dengan tahapan pengendoran baut dimulai dari baut yang terluar memutar berlawanan arah jarum jam dari baut terluar sampai baut yang paling tengah. Pengendoran baut yang salah dapat menyebabkan kepala silinder bengkok dan retak. c. Angkat kepala silinder dari blok silinder dan jika susah untuk diangkat dapat diungkit dengan obeng dan lakukan dengan hati-hati. Gambar Membongkar kepala silinder d. Jika penggerak katup berada di kepala silinder (SOHC), bongkar camshaft dengan mengendorkan 10 buah baut camshaft. e. Melepas katup dengan SST pembuka katup, bongkar penahan katup, pegas katup, katup dan dudukan katup. Gambar Membongkar camshaft dn katup 7

8 XIV.1.2 Pemeriksaan dan perbaikan komponen kepala silinder a. Setelah kepala silinder terlepas dari blok silinder gunakan scraper gasket untuk membersihkan material gasket yang ada pada kepala silinder. Bersihkan dengan hati-hati jangan sampai menggores permukaan kepala silinder. b. Memeriksa permukaan kepala silinder dengan staright edge yang presisi dan feeler gauge ukur permukaan kontak dengan blok silinder dan manifold terhadap kebengkokan. Ukuran kebengkokan maksimum adalah 0,2 mm ( 0,0079 in). Gambar Pemeriksaan kepala silinder. c. Dalam pemeriksaan katup terlebih dahulu bersihkan katup dengan sikat kawat dan dengan scraper pembersih karbon pada katup. d. Periksa batang katup dan bushing pengantar katup, ukur dengan micrometer dan dial bore gauge. Diameter batang katup standart untuk katup masuk 7,975 7,990 mm dan katup buang 7,960 7,975 mm Gambar Mengukur batang katup dan bushing katup e. Pada pemeriksaan katup juga dilakukan pengukuran panjang katup dan tebal margin kepala katup, tebal margin standart katup masuk 1,6 mm katup buang 1,7 mm dan batas minimum tebal margin katup masuk 1,1 mm dan katup buang 8

9 1,2 mm. Untuk sudut permukaan katup juga dilakukan pengukuran, dengan batas standart adalah 44,5 o. Gambar Pemeriksaan batang katup f. Pada pemeriksaan pegas katup, dilakukan pengukuran kemiringan pegas dan dengan mistar geser ukur panjang bebas pegas katup. Dilakukan juga pengukuran ukuran pegas katup terkondisi seperti saat terpasang dengan tester pegas. Tegangan N ( 30,7 33,9 kgf ) dengan ukuran 37 mm ( in). Gambar Pengukuran pegas katup 9

10 XIV.1.3 Pemeriksaan camshaft Pada camshaft pemeriksaan yang dilakukan adalah a. Pemeriksaan camshaft terhadap runout, dengan menggunakan dial indicator ukur pada jurnal tengah, runout keliling maksimum 0,1 mm (0,0039 in) b. Memeriksa cam lobe dengan micrometer lakukan pengukuran tinggi cam lobe pada katup masuk dan katup buang. Gambar Pengukuran runout dan cam lobe camshaft c. Memeriksa celah dorong camshaft dengan dial indicator dengan menggerakkan camshaft kedapan dan kebelakang. Celah dorong standart 0,08-0,28 mm (0,0031-0,0110 in) dan celah dorong maksimum 0,35 mm (0,0138 in) dan jika celah dorong telalu besar ganti bearing no. 1 dan bila perlu ganti camshaft. Gambar Pengukuran celah dorong camshaft. 10

11 XIV.1.4 Prosedur merakit kepala silinder Pada waktu merakit kepala silinder yang dilakukan membersihkan semua bagianbagian yang akan dirakit, berikan oli mesin baru pada permukaan yang bergesekan dan berputar. Gunakan SST yang benar dalam setiap perakitan komponen,gantilah gasket dan seal oli dengan yang baru. Dalam langkah pemasangan komponen katup yaitu seal katup, katup, dudukan pegas, pegas katup dan penahan katup gunakan SST yang benar. Gambar Merakit komponen katup XIV.1.5 Memasang camshaft. Pada saat pemasangan camshaft pada kepala silinder berikan lapisan tipi soli mesin pada ulir dan di bawah kepala baut tutup bearing. Kencangkan 10 buah baut tutup bearing secara merata dan secara bertahap dengan momen 25 Nm (255 kgf-cm, 18 ft-lbf). Gambar Memasang camshaft 11

12 Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan pemasangan gasket kepala silinder adalah menentukan ukuran ketebalan gasket berdasarkan pengecekan tonjolan piston. Mengecek tonjolan piston dengan dial indicator, untuk nilai tonjolan piston pada tiap silinder gunakan nilai rata-rata dari hasil pengukuran. Tonjolan piston yang distandartkan adalah 0,68-0,97 ( 0,0268-0,0383 in ). Gambar pengecekan tonjolan piston XIV.1.6 Memilih gasket kepala silinder head baru. Ada tiga ukuran gasket silinder head baru sesuai tanda B,D dan F. Dalam pemilihan gasket pilih angka tonjolan piston yang paling besar kemudian pilih gasket yang cocok sesuai tabel antara tonjolan piston dan tabel tipe gasket. Gambar Tanda gasket baru 12

13 Tabel gasket Tanda B 1,40-1,50 mm (0,0551-0,0591 in ) Tanda D 1,50-1,60 mm (0,0591-0,0630 in ) Tanda F 1,60-1,70 mm (0,0630-0,0669 in ) Tabel tonjoan piston Tonjolan piston mm (in) Ukuran gasket 0,68-0,77 ( 0,0268-0,0303) Gunakan B 0,78-0,87 ( 0,0307-0,0343) Gunakan D 0,88-0,97 (0,0346-0,0382 ) Gunakan F XIV.1.7 Pemasangan baut kepala silinder. Dalam pemasangan baut kepala silinder yang perlu diperhatikan adalah tahapan pengencangan baut kepala silinder, dimulai dari posisi tengah kemudian searah jarum jam memutar dikencangkan sampai baut yang paling luar. Pasang dan kencangkan baut kepala silinder dengan tiga tahapan, momen pengencangan adalah 78 Nm (800 kgf-cm, 58 ft-lbf). Gambar Tahapan pengencangan baut kepala silinder Berilah tanda bagian depan baut dengan cat, kencangkan kembali sebesar 90 o sesuai urutan tahap pengencangan kemudian tambahkan lagi pengencangan dengan sudut 90 o. 13

14 XIV. 2 Overhaul Mesin Pada proses overhaul mesin dilakukan pemeriksaan pada blok silinder, poros engkol, kelonggaran bantalan duduk dan bantalan jalan pada poros engkol, batang torak torak, ring torak, dan camshaft serta kelengkapannya. Gambar Blok silinder dan komponennya 14

15 XIV.2.1 Pemeriksaan poros engkol a. Mengecek thrust clearance connecting rod Menggunakan dial indicator dengan cara menggerakkan connecting rod ke depan dan ke belakang. Thrust clearance standart 0,08-0,30 mm ( 0,0031-0,0118 in). Thrust clearance maksimum adalah 0,35 mm (0,0138 in). Bila thrust clearance lebih besar dari maksimum maka ganti connecting rod atau crankshaftnya. Gambar Pemeriksaan thrust clearance connecting rod b. Mengukur celah oli pada bearing bawah connecting rod Dengan memasang plasticgauge melintang di crank pin kemudian kencangkan 2 mur tutup connecting rod dengan momen 54 N-m (550 kgf-cm, 40 ft-lbf) ditambah 90 o. Setelah itu buka 2 mur tutup connecting rod dan bearing bawah, ukur plasticgauge pada titik yang paling lebar. Celah oli STD 0,036-0,064 mm (0,0014-0,0025 in) Untuk Under Size (U/S) 0,25 dan U/S 0,5 maka : Celah oli 0,023-0,073 mm (0,0009-0,0029 in). Celah oli maksimum 0,10 mm (0,0039 in). Bila celah oli lebih dari maksimum ganti bearing dan jika perlu bubut atau ganti crankshaft. Catatan : Bila menggunakan bearing standart, ganti dengan tanda nomor sama pada tutup connecting rod. Ada 3 ukuran bearing standart sesuai tanda

16 Ketebalan center wall bearing standart : Tanda 1 1,478-1,482 mm (0,0582-0,0583 in) Tanda 2 1,482-1,486 mm (0,0583-0,0585 in) Tanda 3 1,486-1,490 mm (0,0585-0,0587 in) Gambar Pemeriksaan Celah oli bearing bawah connecting rod c. Mengecek thrust clearance crankshaft Menggunakan dial indicator dengan cara menggerakkan cranksfat ke depan dan ke belakang dengan obeng. Thrust clearance standart 0,04-0,250 mm ( 0,0016-0,0098 in). Thrust clearance maksimum adalah 0,30 mm (0,0118 in). Bila thrust clearance lebih besar dari maksimum maka ganti thrust washer 1 set. Ketebalan thrust washer : STD 2,430-2,48 mm (0,0957-0,0976 in) O/S 0,125 2,493-2,543 mm (0,0981-0,1001 in) O/S 0,150 2,555-2,605 mm (0,1006-0,1026 in) Gambar Pemeriksaan thrust clearance crankshaft 16

17 d. Mengukur celah oli pada bearing bawah crankshaft Tempatkan crankshaft pada blok silinder, taruh plasticgauge melintang pada setiap journal, kemudian pasang tutup bearing kemudian kencangkan baut crankshaft. momen 103 N-m (1050 kgf-cm, 76 ft-lbf). Setelah itu buka baut dan tutup main bearing, ukur plasticgauge pada titik yang paling lebar. Celah oli STD 0,034-0,065 mm (0,0013-0,0026 in) Untuk Under Size (U/S) 0,25 dan U/S 0,5 maka : Celah oli 0,033-0,079 mm (0,0013-0,031 in). Celah oli maksimum 0,10 mm (0,0039 in). Bila celah oli lebih dari maksimum ganti bearing dan jika perlu bubut atau ganti crankshaft. Catatan : Bila menggunakan bearing standart, ganti dengan tanda nomor sama pada tutup connecting rod. Ada 3 ukuran bearing standart sesuai tanda Ketebalan center wall bearing standart : Ketebalan thrust washer : Tanda 1 1,979-1,983 mm (0,0779-0,0781 in) Tanda 2 1,983-1,987 mm (0,0781-0,0782 in) Tanda 3 1,987-1,991 mm (0,0782-0,0784 in) Gambar Pemeriksaan thrust clearance crankshaft. 17

18 XIV.2.2 Pemeriksaan Blok Silinder a. Pemeriksaan permukaan atas blok silinder terhadap kerataan Menggunakan straight edge presisi dan feeler gauge ukur permukaan blok silinder terhadap kebengkokan. Kebengkokan maksimum : 0,2 mm (0,0079 in). b. Pemeriksaan diameter lubang silinder Ada tiga ukuran diameter lubang silinder standart sesuai tanda 1, 2, 3. Tanda ini dicap pada kiri bawah bagian belakang blok silinder. Dengan menggunakan pengukur silinder, ukur diameter lubang silinder pada posisi A,B, dan C dalam arah dorong dan aksial. Gambar Pengukuran diameter silinder Contoh : diameter STD tipe mesin 2L diesel adalah 92,0-92,03 mm (3,622-3,6232 in) STD Tanda 1 92,0-92,01 mm (3,622-3,6224 in) STD Tanda 2 92,01-92,02 mm (3,6224-3,6228 in) STD Tanda 3 92,02-92,03 mm (3,6228-3,6232 in) 18

19 XIV.2.3 Pemeriksaan Piston Pada waktu membuka ring piston dengan menggunakan SST ekspander ring piston buka kedua ring kompresi dan pada ring oli buka dengan tangan. Gambar Membuka ring piston a. Memeriksa piston dan ring piston Periksa diameter piston dan celah oli. Ada 3 ukuran diameter piston STD, sesuai tanda 1, 2, 3. Tandanya dicap pada bagian atas piston. Dengan menggunakan micrometer, ukur diameter piston pada sudut yang tepat ke garis tengah pen piston. Gambar Mengukur diameter piston Jarak pengukuran (distance) untuk mesin tipe 2L adalah 58,27-58,33 mm (2,2941-2,2965 in), untuk tipe 3L sesuaikan dengan spesifikasinya. 19

20 Diameter piston tipe 2L : STD Tanda 1 STD Tanda 2 STD Tanda 3 O/S: 0,5 91,940-91,950 mm (3,6197-3,6201 in) 91,950-91,960 mm (3,6201-3,6205 in) 91,960-91,470 mm (3,6205-3,6209 in) 96,440-96,470 mm (3,6394-3,6405 in) Dari pengukuran diameter silinder dalam arah dorong, kurangkan ukuran diameter piston dengan ukuran diameter silinder. Celah oli STD : 0,05-0,07 mm (0,002-0,0028 in) Celah oli maksimum : 0,14 mm (0,0055 in) Bila celah oli lebih besar dari maksimum maka ganti piston dengan yang baru. b. Memeriksa celah alur ring piston Cara memeriksa dengan memasang ring piston pada piston, kemudian ukur celah antara ring piston dan dinding alur ring. Untuk ring no. 1 : Celah STD : 0,031-0,079 mm (0,0012-0,0031 in). Celah maks : 0,20 mm (0,0079 in). Celah untuk ring no.2 dan ring oli: STD no. 2: 0,060-0,105 mm (0,0024-0,0041 in). Celah maks : 0,20 mm (0,0079 in). STD oli : 0,030-0,070 mm (0,0012-0,0028 in). Celah maks : 0,20 mm (0,0079 in). Gambar Memeriksa Celah alur ring piston 20

21 c. Memeriksa Gap ujung ring piston Masukkan ring piston ke lubang silinder kemudian menggunakan piston dorong ring piston agak sedikit di bawah langkah ring, 140 mm dari atas silinder. Dengan menggunakan feeler gauge ukur gap ujung ring piston. Gap ujung STD : Ring no. 1 Ring no. 2 Ring oli Gambar Mengukur gap ring piston 0,35-0,59 mm (0,0138-0,0232 in) 0,40-0,72 mm (0,0118-0,0282 in) 0,20-0,52 mm (0,0079-0,0205 in) Gap ujung maksimum Ring no. 1 Ring no. 2 Ring oli 1,29 mm (0,0508 in) 1,42 mm (0,0559 in) 1,22 mm (0,0480 in) Bila gap ujung lebih besar dari maksimum, ganti ring piston. XIV.2.4 Pemeriksaan Batang Piston a. Pemeriksaan kelurusan batang piston Menggunakan rod aligner dan deeler gauge. Penyimpangan kelurusan maksimum adalah 0,05 mm (0,002 in) per 100 mm (3,94 in). Bila melebihi kelurusan maksimum ganti batang piston b. Pemeriksaan terhadap puntiran Puntiran maksimum 0,15 mm (0,0059 in) per 100 mm (3,94 in) Bila melebihi puntiran maksimum ganti batang piston. 21

22 c. Pemeriksaan celah oli pen piston Gunakan caliper gauge ukur diameter dalam bushing batang piston. Mesin tipe 2L : diameter dalam bushing : 27,008-27,020 mm (0,0633-0,0638 in) Menggunakan micrometer ukur diameter pen piston Mesin tipe 2L : diameter pen piston : 27,0-27,012 mm (0,0630-0,0635 in) Kurangkan ukuran diameter pen dengan diameter dalam bushing. Celah oli STD : 0,004-0,012 mm (0,0002-0,0005 in) Celah oli maksimum : 0,05 mm (0,0020 in), bila celah oli lebih dari angka maksimum ganti bushing, atau pen piston dan bila peru ganti piston. Gambar Pemeriksaan celah oli pen piston XIV.2.5 Menghitung angka untuk mengebor silinder Gunakan micrometer, ukur diameter piston pada sudut yang tepat menuju garis tengah pen piston, dengan jarak yang ditentukan. Jarak untuk mesin tipe 2L : 58,27-58,33 mm (2,2941-2,2965 in) Hitung angka untuk mengebor silinder. Ukuran yang akan dibor kembali = P + C H P : Diameter piston C : Celah piston 0,05-0,07 mm (0,002-0,0028 in) H : Pengeboran yang diijinkan ( 0,02 mm (0,0008 in) atau kurang. Bor dan haluskan silinder, pengasahan maksimum : 0,02 mm (0,0008 in). 22

23 Gambar Mengukur diameter piston XIV.2.6 Pemeriksaan Crankshaft a. Pemeriksaan runout crankshaft Gunakan dial indicator, ukur runout lingkaran pada jounal tengah. Runout maksimum 0,06 mm (0,0024 in). Bila runout melebihi maksimum ganti crankshaft. Gambar Pengukuran runout crankshaft. b. Pemeriksaan journal utama crankshaft Gunakan micrometer ukur diameter tiap-tiap journal Diamater journal utama : STD 61,985-62,0 mm (2,4403-2,4409 in) U/S 0,025 61,745-61,755 mm (2,4309-2,4313 in) U/S 0,50 61,495-61,505 mm (2,4211-2,42115 in) 23

24 Diameter pen engkol : Mesin tipe 2L STD 52,988-53,0 mm (2,0861-2,0866 in) U/S 0,025 52,745-52,755 mm (2,0766-2,0770 in) U/S 0,50 52,495-52,505 mm (2,0667-2,0671 in) Kurangkan diameter pen engkol dengan journal utama, celah oli maksimum 0,1 mm (0,0039 in) Bila diameter tidak sesuai spesifikasi, cek celah oli, bila perlu bubut atau ganti crankshaft. Gambar Pemeriksaan journal utama crankshaft 24

25 Rangkuman Overhaul Mesin Overhoul mesin adalah proses membongkar mesin dan dilakukan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran dan hasil pengukuran dibandingkan dengan ukuran standart dari komponen mesin tersebut, apabila ukuran yang didapat sudah tidak masuk dalam ukuran yang ditentukan maka dilakukan penggantian. Overhoul mesin terdiri dari dua jenis yaitu engine top overhaul (ETO) pada bagian kepala silinder dan kelengkapannya dan overhoul mesin pada blok silinder dan komponen kelengkapannya. Pada tindakan Engine Top Overhoul (ETO) yang dilakukan adalah g. Pemeriksaan katup dan kelengkapanya h. Pemeriksaan dudukan katup i. Pemeriksaan nozzle injeksi j. Pemeriksaan camshaft k. Pemeriksaan permukaan kepala silinder l. Penyetelan katup Pada tindakan overhaul blok silinder yang dilakukan adalah g. Pemeriksaan torak dan kelengkapannya h. Pemeriksaan lubang silinder i. Pemeriksaan poros engkol j. Pemeriksaan bantalan duduk dan bantalan jalan k. Pemeriksaan sistem pelumas dan sistem pendingin l. Pemeriksaan seal-seal pada blok silinder Latihan Soal : 1. Jelaskan tentang overhaul mesin dan tujuan dilakukan overhaul 2. Sebutkan pemeriksaan pada engine top overhaul (ETO) 3. Jelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melepas baut kepala silinder dan saat mengencangkan baut kepala silinder 4. Jelaskan cara pemerikasan kerataan permukaan kepala siinder 5. Jelaskan cara pemeriksaan thrust clearance crankshaft. Jawaban soal akan didiskusikan di kelas 25

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal

Ring II mm. Ukuran standar Batas ukuran Hasil pengukuran Diameter journal Celah antara ring piston dengan - - silinder I II III IV Ring I 0.02 0.02 0.02 0.02 Ring II 0.02 0.02 0.02 0.02 alurnya Gap ring piston - - silinder I II III IV Ring I 0.30 0.20 0.30 0.20 Tebal piston

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/0& Revisi : 0 Tgl : 6 Februari 0 Hal dari I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang semua komponen mesin

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Semester III OVERHAUL MESIN X 50 No.JST/OTO/OTO0/9&0 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat:. Melepas dan memasang semua komponen mesin dengan

Lebih terperinci

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin,

BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION. Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, BAB III PROSES OVERHAUL ENGINE YAMAHA VIXION 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin, Politenik Muhammadiyah Yogyakarta. Pelaksanaan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KASUS

BAB III ANALISIS KASUS BAB III ANALISIS KASUS A) Tujuan Pemecahan Masalah 1. Untuk mengetahui ketirusan permukaan crankshaft. 2. Untuk mengetahui kebengkokan permukaan crankshaft. 3. Untuk mengetahui apakah bantalannya masih

Lebih terperinci

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot)

2) Lepaskan baut pemasangan exhaust pipe (pipa knalpot) dan baut/mur pemasangan mufler (knalpot) Jurusan : Pendidikan Teknik Otomotif Waktu : 2 x 50 Menit Teknologi Sepeda Motor Judul :Melepas, Memeriksa, & Memasang Piston Sepeda Motor Karisma A. Tujuan 1) Mahasiswa mampu melepas silinder dan torak

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great BAB IV PEMBAHASAN.. Proses Pengambilan Data Dalam proses pengambilan data pada media Engine Stand Toyota Great Corolla tipe A-FE tahun 99 ini, meliputi beberapa tahapan yakni pengambilan data sebelum dilakukan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM) Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L CC BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN MITSUBISHI L 100 546 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada sebuah mesin yang sangat berpengaruh dalam jalannya mesin yang didalamnya terdapat suatu

Lebih terperinci

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder

JOB SHEET (LEMBAR KERJA) : Melaksanakan overhaul kepala silinder JOB SHEET (LEMBAR KERJA) Sekolah : SMKN 1 Sintang Program Keahlian : Teknik Sepeda Motor Mata Diklat : (Produktif) Melaksanakan overhaul kepala silinder Kelas/Semester : XI/3 Alokasi Waktu : 20 x 45 Menit

Lebih terperinci

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN

BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN BAB IV PROSES OVERHOUL DAN ANALISIS KOMPONEN 4.1. Data Sebelum Dilakukan Overhoul. Sebelum melakukan proses overhoul atau pembongkaran mesin, terlebih dahulu melakukan pengujian dan pengambilan data awal

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO410/05 Revisi: 03 Tgl: 22 Agustus 2016 Hal 1 dari 5 I. Kompetensi: Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat: 1. Melepas dan memasang torak, batang torak, dan tutup bantalan batang

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO0/06 Revisi: 0 Tgl: Agustus 06 Hal dari 5 I. Kompetensi:. Melepas dan memasang poros nok dengan prosedur yang benar. Menentukan kondisi poros nok II. III. IV. Sub Kompetensi: Setelah selesai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di

BAB III METODE PENELITIAN. overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bagan Alir Penelitian Proses pengambilan data penelitian dan segala kegiatan atau proses overhoul pada engine Toyota Great Corolla 4A-FE tahun 1993 dikerjakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA CORONA 2000 CC 3.1. Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Proses Overhoul Engine Yamaha Vixion. Setelang melakukan proses overhoul cylinder head berdasarkan standar dan spesifikasi yamaha diperoleh hasil pengukuran dan indentifikasi

Lebih terperinci

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN

PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 68 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN GARDAN 1. Gambar komponen-komponen differential. 17 12 15 4 1 2 3 7 18 13

Lebih terperinci

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang

BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC. Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang BAB III PENGUKURAN DAN GAMBAR KOMPONEN UTAMA PADA MESIN TOYOTA COROLA 1300 CC 3.1 Pengertian Bagian utama pada motor terdapat komponen atau bagian utama yang sangat berpengaruh dalam jalannya suatu mesin.

Lebih terperinci

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR

KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR JPTM FPTK 2006 KONSENTRASI OTOMOTIF JURUSAN PENDIDIKAN TEKIK MOTOR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAHAN AJAR NO 2 Motor TANGGAL : KOMPETENSI Komponen Utama

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA No. JST/OTO/OTO40/05 Revisi : 02 Tgl : 6 Februari 204 Hal dari 5 I. Kompetensi : Setelah selesai praktik diharapkan mahasiswa dapat :. Melepas dan memasang torak, batang torak, dan tutup bantalan batang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Observasi & Studi Literatur. Identifikasi Sistem. Mekanisme Katup. Pengujian Dynotest awal 3.1 Diagram Alir (Flow Chart) BAB III METODE PENELITIAN Mulai Observasi & Studi Literatur Identifikasi Sistem Mekanisme Katup Pengujian Dynotest awal Proses Modifikasi Camshaft Pengujian Dynotest Hasil

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP

LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP LAPORAN PRAKTIKUM 3 PEMERIKSAAN DAN PENYETELAN CELAH KATUP Tujuan Praktikum : Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa akan dapat memeriksa dan menyetel celah katup. A. Obyek, Alat dan Bahan a) Obyek

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Recirculating Ball 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Recirculating Ball Siswa mampu

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993

TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993 TUGAS AKHIR ANALISIS OVERHAUL PENGUKURAN SERTA TROUBLESHOOTING TOYOTA GREAT COROLLA SERI 4A-FE TAHUN 1993 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Otomotif & Manufaktur

Lebih terperinci

MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL

MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL MOTOR DIESEL MENYETEL CELAH KATUP MOTOR DIESEL JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA Menyetel Celah Katup Motor Diesel i DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... i ii INSTRUKSIONAL.....

Lebih terperinci

contoh makalah teknik mesin

contoh makalah teknik mesin contoh makalah teknik mesin KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE A. Overhaul Sistem Pelumasan Overhaul yaitu suatu pekerjaan yang dilakukan sampai dengan penganalisaan perlu tidaknya suatu komponen engine dilakukan penggantian.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Agustus tahun 2017. 2. Tempat pelaksanaan 1. Tugas

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50

BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 BAB IV PELAKSANAAN OVER HOUL TRANSMISI C50 Gbr 4.1 Transmisi Type C50 4.1 MEMBONGKAR TRANSAXLE 1. MELEPAS POROS TUAS PEMINDAH (SELECT LEVER SHAFT ASSEMBLY) DAN PEMILIH (SHIFT) Lepaskan poros tuas pemindah

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP

Gambar 4.2 Engine stand dan mesin ATV Toyoco G16ADP 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Engine Stand ATV Toyoco G16ADP 160 CC Engine stand merupakan sebuah alat bantu stand engine yang digunakan untuk mengkondisikan mesin agar dapat diletakan pada pelat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual

BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual 20 BAB I V PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES PENGERJAAN TRANSMISI 4.1.1 Membongkar Dan Merakit Kembali Transmisi Manual Catatan : Transmisi manual yang ditinjau dalam servis ini adalah transmisi manual

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM KOPLING 39 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN KOPLING ( Toyota Kijang KF 40 ). 1. Memeriksa dan Menyetel Pedal Kopling.

Lebih terperinci

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL

PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI SISTEM PEMINDAH TENAGA (SPT) PERAWATAN & PERBAIKAN SISTEM TRANSMISI MANUAL 48 PRAKTEK PERAWATAN DAN PERBAIKAN TRANSMISI MANUAL 1. Gambar Komponen Transmisi Manual. 2.

Lebih terperinci

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan:

PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL. A. Tujuan: PRAKTEK II TUNE UP MOTOR DIESEL A. Tujuan: - mahasiswa dapat memahami komponen komponen pada mesin diesel yang harus di tun e up - mahasiswa dapat memahami fungsi dan cara kerja komponen komponen mesin

Lebih terperinci

Kerusakan & Reparasi pada Crankshaft

Kerusakan & Reparasi pada Crankshaft Kerusakan & Reparasi pada Crankshaft KERUSAKAN & REPARASI pada CRANKSHAFT Crankshaft atau poros engkol berfungsi mengubah gerakan piston berupa translasi naik turun menjadi gerakan rotasi. Crankshaft dibuat

Lebih terperinci

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools)

ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT UKUR & SST (Special Service Tools) ALAT ALAT UKUR I. DIAL GAUGE (DIAL INDICATOR) Uraian Dial gauge digunakan untuk mengukur kebengkokan poros, run out, dan backlash. Dengan ketelitian : 0,01 mm Apabila

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA

SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA SMK KARTANEGARA WATES KAB. KEDIRI ENGINE SERVIS KEPALA SILINDER BESERTA KATUPNYA Nama Siswa No. Absen Kelas Jurusan : : : : 87 A. KEPALA SILINDER 1. Kontruksi. Kepala silinder (cylinder Head) berfungsi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR OVERHAUL ENGINE TRAINER TOYOTA KIJANG 5K

LAPORAN TUGAS AKHIR OVERHAUL ENGINE TRAINER TOYOTA KIJANG 5K LAPORAN TUGAS AKHIR OVERHAUL ENGINE TRAINER TOYOTA KIJANG 5K Disusun oleh : ANTIK SUJARWO NIM : 11/314920/NT/14762 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN SEKOLAH VOKASI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015 i ii iii

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

PEMBUATAN ENGINE STAND

PEMBUATAN ENGINE STAND PEMBUATAN ENGINE STAND TOYOTA KIJANG SERI 5K SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIK TEKNOLOGI MOTOR BENSIN (PERBAIKAN ENGINE TOYOTA KIJANG SERI 5K UNTUK SMK MUHAMMADIYAH CANGKRINGAN) PROYEK AKHIR Diajukan

Lebih terperinci

BAB III MENGUKUR KERENGGANGAN METAL DUDUK ENGINE DIESEL CATERPILLAR D 3208

BAB III MENGUKUR KERENGGANGAN METAL DUDUK ENGINE DIESEL CATERPILLAR D 3208 BAB III MENGUKUR KERENGGANGAN METAL DUDUK ENGINE DIESEL CATERPILLAR D 3208 Keseimbanagn putaran pada mesin sangat berpengaruh besar terhadap kerusakan mesin tersebut, semakin tinggi nilai keseimbangan

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perakitan dan pengukuran tranmisi Langkah Pembongkaran Berikut ini langkah-langkah pembongkaran transmisi : a. Membuka baut tap oli transmisi. b. Melepas baut yang melekat

Lebih terperinci

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion Jobsheet Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion 1. Tujuan Siswa mengenal komponen sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa memahami cara kerja sistem kemudi Tipe Rack and Pinion Siswa mampu membongkar

Lebih terperinci

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi.

Oleh sebab itu pembuatan silinder diperlukan ketelitian yang tinggi. Blok Silinder Blok silinder merupakan inti daripada mesin yang terbuat dari besi tuang. Belakangan ini ada beberapa blok silinder yang dibuat dari paduan aluminium. Seperti kita ketahui, bahwa aluminium

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun

BAB. I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dunia otomotif di tanah air dari tahun ketahun berkembang dengan cukup baik. Terbukti dari banyaknya produsen otomotif mancanegara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start

BAB III ANALISIS MASALAH. ditemukan sistem pengisian tidak normal pada saat engine tidak dapat di start BAB III ANALISIS MASALAH A. Tinjauan masalah Umumnya, pengemudi akan menyadari bahwa pada sistem pengisian terjadi gangguan bila lampu tanda pengisian menyala. Sebagai tambahan, sering ditemukan sistem

Lebih terperinci

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS

BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS BAB IV PERAWATAN MESIN DIESEL BUS A. Tujuan Perawatan Mesin Perawatan dan perbaikan merupakan suatu hal yang sangat penting agar suatu alat atau mesin dapat bekerja dengan baik. Karena dengan sistem perawatan

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang digunakan untuk memudahkan aktivitas sehari-sehari. Maka dari itu banyak masyarakat atau konsumen yang

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION 1. Tujuan Khusus Pembelajaran P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type rak dan pinion Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi type rak dan pinion

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati

Keselamatan Kerja 1. Meletakkan alat dan bahan di tempat yang aman, gunakan alat yang sesuai. 2. Bekerja dengan teliti dan hati-hati JOB SHEET TEKNOLOGI SEPEDA I. Standar Kompetensi: Memeriksa sistem kopling otomatis sepeda motor (Ganda) II. III. IV. Kompetensi Dasar 1. Melakukan bongkar pasang kopling otomatis tipe tunggal dengan cara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin press serbuk kayu. Pengerjaan dominan dalam pembuatan komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB IV PROSES PRODUKSI BAB IV PROSES PRODUKSI 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pemotong kerupuk rambak kulit. Pengerjaan paling dominan dalam pembuatan komponen

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di

BAB III METODELOGI PELAKSANAAN. Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di BAB III METODELOGI PELAKSANAAN 3.1. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Proses Analisis Sistem Pemindah Tenaga Yamaha Vixion ini dilakukan di Lab. Mesin Program Politeknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Lebih terperinci

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL

SILINDER HEAD MOTOR DIESEL SILINDER HEAD MOTOR DIESEL Oleh : Mahfud Ibadi NIM. 5201405015 Edy Setiawan NIM. 5201405031 Ali Muhtar NIM. 5201405514 Fery Dwi Harmoko NIM. 5201405541 Tujuan praktikum Mahasiswa dapat membongkar Mahasiswa

Lebih terperinci

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk HONDA SALES OPERATION TECHNICAL SERVICE DIVISION TRAINING DEVELOPMENT ASTRA HONDA TRAINING CENTRE PELATIHAN MEKANIK TINGKAT - I BONGKAR & PASANG MESIN MENURUNKAN MESIN SEPEDA

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004

BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 22 BAB III PEMBAHASAN DAN HASIL ANALISIS KOPLING KIJANG INNOVA TYPE V TAHUN 2004 3.1 Tempat Dan Objek Analisis Tempat untuk melakukan analisis dan perbaikan pada tugas akhir ini, adalah workshop otomotif

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder

D. LANGKAH KERJA a. Langkah awal sebelum melakukan Engine Tune Up Mobil Bensin 4 Tak 4 silinder JOB SHEET DASAR TEKNOLOGI A. TUJUAN : Setelah menyelesaikan praktek ini diharapkan siswa dapat : 1. Dapat menjelaskan prosedur tune up 2. Dapat melakukan prosedur tune up dengan benar 3. Dapat melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder. Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme Katup BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Identifikasi Engine Honda Beat PGM-FI Berikut ini tabel hasil pemeriksaan dan pengukuran komponen cylinder head (mekanisme katup) : Tabel 4.1. Hasil Identifikasi Mekanisme

Lebih terperinci

Fungsi katup Katup masuk Katup buang

Fungsi katup Katup masuk Katup buang MEKANISME KATUP FUNGSI KATUP Fungsi katup Secara umum fungsi katup pada motor otto 4 langkah adalah untuk mengatur masuknya campuran bahan bakar dan udara dan mengatur keluarnya gas sisa pembakaran. Pada

Lebih terperinci

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up)

: Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya(engine. (Engine Tune Up) SMK MA ARIF SALAM KABUPATEN MAGELANG JOBSHEET (LEMBAR KERJA) KODE : /PMO/VIII/12 Mata Pelajaran : Motor Otomotif (PMO) Guru : Edi Purwanto Memelihara/servis engine dan komponen-komponenya (Engine Tune

Lebih terperinci

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER

SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER SISTEM START SIRKUIT SISTEM START JENIS BIASA PENGETESAN KEMAMPUAN KERJA STARTER PENGETESAN KERJA TANPA BEBAN Jepitlah starter dengan catok untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 1. Hubungkan starter

Lebih terperinci

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI

GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI PRAKTEK GIGI KEMUDI TYPE BOLA BERSIRKULASI 1. Tujuan Khusus Pembelajaran 2. Alat P e s e r t a b e l a j a r d a p a t Membongkar gigi kemudi type bola bersirkulasi Memeriksa bagian-bagian gigi kemudi

Lebih terperinci

Lampiran 6. Jobsheet Kopling

Lampiran 6. Jobsheet Kopling Lampiran 6. Jobsheet Kopling TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK MUHAMMADIYAH PAKEM JOB SHEET KOPLING Semester Gasal PENYETELAN KOPLING 225 Menit No. JST/XI/TKR/PCPT/01 Tgl : 30 Agustus 2016 Jumlah Halaman : 6

Lebih terperinci

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN

Tune Up Mesin Bensin TUNE UP MOTOR BENSIN TUNE UP MOTOR BENSIN 1 Membersihkan Saringan Udara Ganti bila sudah kotor belebihan Semprot dengan udara tekan dari arah berlawanan dengan arah aliran udara masuk 2 Periksa Oli Mesin Periksa : Jumlah Oli

Lebih terperinci

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM)

Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan (RKPM) Pertemuan ke Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Media Ajar 1 Presentasi Gambar Audio/Video Soal-tugas Web

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco 29 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9.1 Spesifikasi Komponen Kopling Mekanis mesin ATV 2 Tak Toyoco G16ADP 2 langkah 160cc Dari pembongkaran yang dilkukan didapat spesifikasi komponen kopling kering mekanis

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pengerjaan Proses pengerjaan adalah suatu tahap untuk membuat komponen-komponen pada mesin pengayak pasir. Komponen komponen yang akan dibuat adalah komponen

Lebih terperinci

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR

SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR SILABUS KURIKULUM KEAHLIAN MOTOR BULAN 4 Materi : Pengenalan alat kerja dan sparepart mesin, dan bongkar pasang mesin peraga. Target : Siswa dapat memahami nama dan fungsi alat kerja, mengenal sparepart

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MODIFIKASI MOTOR 4 LANGKAH YAMAHA JUPITER Z 110 CC MENJADI 200 CC. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat

TUGAS AKHIR MODIFIKASI MOTOR 4 LANGKAH YAMAHA JUPITER Z 110 CC MENJADI 200 CC. Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat TUGAS AKHIR MODIFIKASI MOTOR 4 LANGKAH YAMAHA JUPITER Z 110 CC MENJADI 200 CC Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : NAMA : TAUFIK ARIZAL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan percobaan serta analisis sebagai berikut : 1. Tempat pengujian :Dynotest center Mototech Jalan Ringroad Selatan,

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan bagian rangka, pengaduk adonan bakso dan pengunci pengaduk adonan bakso adalah : 4.1.1 Alat Alat yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1 Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahan-bahan yang

Lebih terperinci

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000

DM-RAPD (Indonesian) Panduan Dealer. JALANAN MTB Trekking. Keliling Kota/ Sepeda Nyaman. Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 (Indonesian) DM-RAPD001-01 Panduan Dealer JALANAN MTB Trekking Keliling Kota/ Sepeda Nyaman URBAN SPORT E-BIKE Pedal SPD-SL DURA-ACE PD-R9100 ULTEGRA PD-R8000 SM-PD63 DAFTAR ISI PENGUMUMAN PENTING... 3

Lebih terperinci

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada :

BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada : BAB I MOTOR DIESEL ( DIESEL ENGINE ) Motor diesel untuk perkapalan ( Marine Diesel Engine ) dikelompokan kepada : a. Motor Diesel Putaran Rendah ( Low Speed Engine ) dimana putarannya dari 0 130 RPM, kebanyakan

Lebih terperinci

Konstruksi CVT. Parts name

Konstruksi CVT. Parts name Konstruksi CVT C 3 D 4 E 5 6F 7 G B 2 8 H Parts name A 1 A. Crankshaft B. Primary sliding sheave (pulley bergerak) C. Weight / Pemberat D. Secondary fixed sheave(pulley tetap) E. Secondary sliding sheave

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Proses Pembuatan Proses pembuatan adalah tahap-tahap yang dilakukan untuk mencapai suatu hasil. Dalam proses pembuatan ini dijelaskan bagaimana proses bahanbahan yang

Lebih terperinci

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN

1 BAB III METODELOGI PENELITIAN 1 BAB III METODELOGI PENELITIAN Tempat & Waktu Pelaksanaan Dilaksanakannya dalam proses Analisis Troubleshooting Sistem Transmisi Penggerak Roda Depan Honda Accord 4 Percepatan dan pembongkaran pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB III METODOGI PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Untuk mengetahui pengaruh pemakaian camshaft standar dan camshaft modifikasi terhadap konsumsi bahan bakar perlu melakukan pengujian mesin.. Oleh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Torak Salah satu jenis penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor, yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja mekanik atau mengubah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN 4.1. Alat dan Bahan A. Alat 1. Las listrik 2. Mesin bubut 3. Gerinda potong 4. Gerinda tangan 5. Pemotong plat 6. Bor tangan 7. Bor duduk 8. Alat ukur (Jangka sorong, mistar)

Lebih terperinci

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX

BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX BAB 3 REVERSE ENGINEERING GEARBOX 3.1 Mencari Informasi Teknik Komponen Gearbox Langkah awal dalam proses RE adalah mencari informasi mengenai komponen yang akan di-re, dalam hal ini komponen gearbox traktor

Lebih terperinci