Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM"

Transkripsi

1 65 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1 Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang berlangsungnya proses dalam suatu pabrik. Unit pendukung proses meliputi : unit pengadaan air, unit pengadaan steam, unit pengadaan udara tekan, unit pengadaan nitrogen, unit pengadaan listrik, dan unit pengadaan bahan bakar. Unit-unit pendukung proses yang terdapat dalam pabrik Polipropilen antara lain : 1. Unit pengadaan air Unit ini bertugas menyediakan dan mengolah air untuk memenuhi kebutuhan air sebagai berikut : a. Air pendingin b. Air proses c. Air umpan boiler d. Air konsumsi dan sanitasi 2. Unit pengadaan steam Unit bertugas menyediakan kebutuhan steam sebagai media pemanas untuk flash line.

2 66 3. Unit pengadaan udara tekan Unit ini bertugas menyediakan udara tekan untuk kebutuhan instrumentasi pneumatik controller, penyediaan udara tekan di bengkel, dan kebutuhan lain. 4. Unit pengadaan nitrogen Unit ini bertugas menyediakan N 2 baik fase gas maupun fase cair untuk keperluan blanketing tangki penyimpan dan reaktor. Selain itu N 2 digunakan untuk keperluan purging alat proses saat start up dan sebagai pengganti udara instrumen. 5. Unit pengadaan listrik Unit ini bertugas menyediakan listrik sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses, keperluan pengolahan air, peralatan - peralatan elektronik atau listrik AC, maupun untuk penerangan. Listrik disuplai dari PT. PLN dan dari generator sebagai cadangan bila listrik dari PT. PLN mengalami gangguan. 6. Unit pengadaan bahan bakar Unit ini bertugas menyediakan bahan bakar untuk kebutuhan boiler dan generator Unit Pengadaan Air 1. Sumber Air Baku Kebutuhan air pada pabrik Polipropilen dipenuhi dari air baku yang berasal dari PT. Krakatau Tirta Industri, Krenceng, Cilegon.

3 67 Alasan membeli air baku dari PT. Krakatau Tirta Industri dengan pertimbangan : a. Pabrik berada di kawasan industri dimana kebutuhan air disediakan oleh pengelola kawasan industri. b. Pasokan air baku dijamin kontinyu. c. Telah memenuhi standar baku air tanah dalam. Tabel 4.1 Parameter Standar Baku Air Tanah Parameter Nilai p alkalinity 0 ppm CaCO 3 m alkalinity < 280 ppm Total hardness < 145 Ca hardness < 40 Cl hardness < 60 ppm Cl Temperatur < 45 o C Conductivity < 820 mhos/cm Silica < 70 ppm SiO 2 Mn < 0,4 ppm Mn Fe < 0,4 ppm Fe Phosphat < 0,4 ppm Ph < 8,5 Suspended solid (SS) < 10 ppm Total suspended solid (TSS) < 365 ppm Pengolahan tersebut antara lain meliputi demineralisasi dan deaerasi. Diagram alir pengolahan air dapat dilihat pada gambar 4.1.

4 JWT - 03 JWT-04 Air dari PT Krakatau Tirta Industri JWT-05 Ke proses Keterangan : BU : Bak Utilitas KE : Kation Exchanger TTU : Tangki Utilitas AE : Anion Exchanger D : Deaerator JWT : Pompa Water Treatment BU-1 Steam TTU-01 Gas buang Hydrazine TTU-03 D TTU-04 JWT-06 Klorin JWT - 01 JWT - 02 Gambar 4.1 Diagram Alir Pengolahan Air TTU-02 JWT-07 Air Konsumsi dan Sanitasi Ke Proses PU JWT-08 CT-01 B-01 Ke proses Prarancangan Pabrik Polipropilen 68 KE AE

5 69 Tahapan pengolahan adalah : Air baku (treated water) yang diambil dari PT Krakatau Tirta Industri ditampung ke bak penampung air untuk didistribusikan ke tangki air konsumsi dan sanitasi umum, ke unit demineralisasi, dan sebagian dipompa untuk digunakan sebagai air pendingin. Penggunaan air baku ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air di pabrik antara lain : a. Kebutuhan air pendingin Alasan digunakannya air sebagai media pendingin adalah karena faktor-faktor sebagai berikut : - Air dapat diperoleh dalam jumlah yang besar dengan biaya murah. - Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya. - Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi. Air pendingin ini digunakan sebagai pendingin pada kondensor dan pendingin pada reaktor. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan air pendingin antara lain : - Kesadahan (hardness), yang dapat menyebabkan kerak. - Adanya zat besi, yang dapat menimbulkan korosi. b. Kebutuhan air umpan boiler Sumber air untuk keperluan ini adalah air baku.

6 70 Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah : - Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi. - Kerak yang terjadi di dalam boiler disebabkan karena air mengandung ion Ca 2+ dan Mg 2+ dan gas-gas yang terlarut. - Zat-zat yang menyebabkan pembusaan (foaming). - Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik, dan zat-zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi. c. Kebutuhan air proses Air proses digunakan untuk mendinginkan pellet polipropilen hasil potongan pelletizer. Digunakan air baku dengan alasan dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi. d. Kebutuhan air konsumsi dan sanitasi Sumber air untuk keperluan konsumsi dan sanitasi berasal dari sumber air baku. Air ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan air minum, laboratorium, kantor, perumahan dan pertamanan. Air konsumsi dan sanitasi harus memenuhi beberapa syarat yang meliputi syarat fisik, syarat kimia, dan syarat bakteriologis. Syarat fisik : - Suhu di bawah suhu udara luar - Warna jernih

7 71 - Tidak mempunyai rasa dan tidak berbau Syarat kimia : - Tidak mengandung zat organik maupun zat anorganik - Tidak beracun Syarat bakteriologis : Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri yang patogen. 2. Perhitungan Jumlah Kebutuhan Air Kebutuhan air baku di pabrik polipropilen dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut : Kebutuhan air pendingin dan air proses Air pendingin digunakan untuk mendinginkan alat-alat proses, yaitu : - Reaktor = ,06 kg/jam - Kondensor (sistem refrigerasi) = 7238,29 kg/jam - Air pendingin pellet diestimasi = kg/jam Jumlah air pendingin = ,35 kg/jam. Asumsi = Air pendingin terdiri dari 90% sirkulasi dan 10% make up water. Jadi kebutuhan air pendingin make up yang harus disediakan = ,44 kg/jam Kebutuhan air umpan boiler Air ini digunakan untuk produksi steam yang di umpankan ke alat alat proses, yaitu : Pemanas Flash line = 1.678,83 kg/jam Jumlah kebutuhan air = 1.678,83 kg/jam

8 72 Untuk menjaga kemungkinan kebocoran, air umpan dilebihkan 20% = 2.014,60 kg/jam. Asumsi = Air umpan boiler terdiri dari 80% sirkulasi dan 20% make up water. Jadi kebutuhan air umpan boiler make up yang harus disediakan = 402,92 kg/jam. Kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi Asumsi: kebutuhan air konsumsi dan sanitasi = 2,5 kg/jam/orang 1. Perkantoran Jumlah karyawan Kebutuhan air = 215 orang = 538 kg/hari 2. Laboratorium Dianggap 1 orang membutuhkan 250 kg/hari Jumlah karyawan Kebutuhan air = 17 orang = kg/hari = 177,08 kg/jam 3. Kantin Dianggap pengguna kantin 100 orang/hari, 1 orang membutuhkan 30 kg/hari Kebutuhan air = kg/hari= 125 kg/jam 4. Air taman Dianggap 10% dari penggunaan kantor, laboratorium dan kantin Kebutuhan air = 83,96 kg/hari 5. Air poliklinik Dianggap 1 orang membutuhkan 250 kg/hari

9 73 Jumlah tenaga medis Kebutuhan air = 5 orang = 125 kg/hari =52,08 kg/jam Total kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi = 975,63 kg/hari Untuk menjaga kemungkinan bocor saat distribusi maka dilebihkan 10 %, sehingga kebutuhan air baku = 126,24 m 3 /jam = ,58 kg/jam 3. Pengolahan Air Air baku diolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat untuk digunakan. Pengolahan air tersebut dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu : a. Pengolahan air demin Air demin adalah air yang digunakan untuk umpan boiler. Air umpan boiler harus memenuhi syarat-syarat antara lain : kandungan silika dibawah 0,01 ppm. 1. Kation Exchanger Kation exchanger berfungsi untuk mengikat ion-ion positif yang terlarut dalam air lunak. Alat ini berupa silinder tegak yang berisi tumpukan butir-butir resin penukar ion. Resin yang digunakan adalah jenis C-300 dengan notasi RH 2. Adapun reaksi yang terjadi dalam kation exchanger adalah : 2NaCl + RH 2 RNa HCl CaCO 3 + RH 2 RCa + H 2 CO 3 BaCl 2 + RH 2 RBa + 2 HCl

10 74 Apabila resin sudah jenuh maka pencucian dilakukan dengan menggunakan larutan H 2 SO 4 2%. Reaksi yang terjadi pada waktu regenerasi adalah: RNa 2 + H 2 SO 4 RH 2 + Na 2 SO 4 RCa + H 2 SO 4 RH 2 + CaSO 4 RBa + H 2 SO 4 RH 2 + BaSO 4 2. Anion Exchanger Alat ini hampir sama dengan kation exchanger namun memiliki fungsi yang berbeda yaitu mengikat ion-ion negatif yang ada dalam air lunak. Dan resin yang digunakan adalah jenis C - 500P dengan notasi R(OH) 2. Reaksi yang terjadi di dalam anion exchanger adalah: R(OH) HCl R(OH) 2 + H 2 SO 4 R(OH) 2 + H 2 CO 3 RCl H 2 O RSO H 2 O RCO H 2 O Pencucian resin yang sudah jenuh digunakan larutan NaOH 4%. Reaksi yang terjadi saat regenerasi adalah : RCl NaOH R(OH) NaCl RSO NaOH R(OH) Na 2 SO 4 RCO NaOH R(OH) Na 2 CO 3 3. Deaerasi Merupakan proses penghilangan gas - gas terlarut, terutama oksigen dan karbon dioksida dengan cara striping oleh steam.

11 75 Oksigen terlarut dapat merusak baja. Gas gas ini kemudian dibuang ke barosfer. Ke dalam tangki dearator ini ditambahkan bahan-bahan kimia untuk menyempurnakan penghilangan gasgas terlarut serta mencegah korosi dan kerak, antara lain : a. Hidrazin (N 2 H 4 ) Zat ini berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa gas terlarut terutama gas oksigen sehingga dapat mencegah korosi pada boiler. Adapun reaksi yang terjadi adalah: N 2 H 4 (aq) + O 2 (g) N 2 (g) + 2 H 2 O (l) b. NaH 2 PO 4 Zat ini berfungsi untuk mencegah timbulnya kerak dengan kadar ppm. 4. Tangki Umpan Boiler Unit ini berfungsi menampung air umpan boiler dengan waktu tinggal 24 jam (Powell, S.T., 1954). b. Pengolahan air untuk konsumsi dan sanitasi Kebutuhan air untuk konsumsi dan sanitasi dipenuhi dari sumber air baku. Agar memenuhi syarat sebagai air sanitasi dan konsumsi, air baku ditambahkan chlorine dengan kadar 0,5-1,5 ppm.

12 76 Spesifikasi alat pengolahan air : 1. Bak Penampung Awal Fungsi : Menampung air baku dari KTI Waktu tinggal : 4 jam Volume : 605,96 m 3 Panjang Lebar Kedalaman : 13,36 m : 6,58 m : 7 m 2. Tangki Kaporit Fungsi : Menampung larutan kaporit dengan konsentrasi 2% yang digunakan sebagai desinfektan Kaporit yang dibutuhkan : 12,62 L/jam Diameter tangki : 1,17 m Volume tangki : 2,55 m 3 Tinggi : 2,35 m 3. Tangki Penampung Air Fungsi : Menampung air kebutuhan rumah tangga dan sanitasi dari bak air bersih Waktu tinggal : 24 jam Volume : 28,27 m 3 Diameter tangki Tinggi tangki : 2,62 m : 5,24 m

13 77 5. Tangki Cation Exchanger dan Anion Exchanger Fungsi : menghilangkan kesadahan air sebanyak 402,92 kg/jam dengan mengikat ion-ion yang masih terdapat dalam air (Mg 2+, Ca 2+ ) dengan zeolit / Na 2 R (cation exchanger) dan RNH 2 (anion exchanger) Debit air Diameter tangki Tinggi tangki : 1,17 gpm : 0,19 m : 0,57 m Tinggi zeolit : 1,86 m Volume zeolit : 0,02 m 3 Regenerasi : 168 jam 5. Deaerator Fungsi : Mengusir udara (O 2 dan CO 2 ) dari air umpan boiler Volume : 0,49 m 3 Diameter tangki : 0,68 m Tinggi tangki Tebal shell Tebal head : : : 1,35 m 0,1875 in 1,69 m

14 78 6. Tangki Umpan Boiler Fungsi : Menampung air umpan boiler sebagai air pembuat steam dalam boiler Waktu tinggal : 12 jam Volume : 5,24 m 3 Diameter tangki Tinggi tangki : 1,55 m : 3,10 m 7. Cooling Water System Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang sudah dipakai di alat proses. Pendinginan dilakukan dengan cara kontak langsung dengan udara. Jenis alat Debit Temperatur : induced-draft cooling tower : 5.022,27 m 3 /jam : T air masuk : 47 C T air keluar : 32 C Luas tower : ft 2 Tinggi tower : 18,6 m Jumlah fan Power fan : : 2 63 HP Power pompa : 75 HP Unit Pengadaan Steam Steam yang diproduksi pada pabrik Polipropilen ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan panas pada pemanas flash line. Untuk memenuhi

15 79 kebutuhan steam digunakan fire tube boiler. Kebutuhan steam pada pabrik polipropilen ini adalah sebagai berikut : Jenis Tekanan Suhu = low steam = 85 psia = 158 o C Untuk menjaga kemungkinan kebocoran steam pada saat distribusi, maka jumlahnya dilebihkan sebanyak 20%. Jadi jumlah steam yang dibutuhkan adalah sebanyak = 5.053,03 kg/jam = ,91 lb/jam. Spesifikasi boiler : Kode = B-01 Tipe = Fire tube boiler Jumlah = 2 buah ( 1 cadangan ) Heating surface = 3.771,11 ft 2 Rate of steam Suhu steam Tekanan steam = ,91 lb/jam = 158 o C = 85 psia Efisiensi = 80% Bahan bakar = Solar Unit Pengadaan Udara Tekan Kebutuhan udara tekan untuk prarancangan pabrik Polipropilen ini diperkirakan sebesar 55 Nm 3 /jam, tekanan 4 bar dan suhu 35 o C. Alat untuk menyediakan udara tekan berupa kompresor yang dilengkapi dengan dryer yang berisi silica gel untuk menyerap kandungan air.

16 80 Spesifikasi kompresor : Kode Tipe Jumlah Kapasitas Suhu udara Tekanan suction Tekanan discharge Daya kompresor = KU-01 = Single stage reciprocating compressor = 2 buah (1 cadangan) = 55 Nm 3 /jam = 35 o C = 14,7 psia = 58,8 psia = 4 HP Efisiensi = 80% Unit Pengadaan N 2 Kebutuhan N 2 untuk blanketing tangki dan reaktor, keperluan purging saat shutdown, gas pencuci dan pengisi blow tank dan sebagai cadangan udara instrumen diperkirakan sebesar Nm 3 /jam (fase gas). Nitrogen yang diproduksi dalam fase cair hanya untuk persediaan saat shutdown saja. Gas nitrogen diperoleh dari PT. Air Liquid Indonesia yang terletak tidak jauh dari lokasi pabrik polipropilen Unit Pengadaan Listrik Kebutuhan tenaga listrik di pabrik Polipropilen ini dipenuhi oleh PLN dan generator pabrik. Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung kontinyu meskipun ada gangguan pasokan dari PLN.

17 81 Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik dengan pertimbangan : a. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar b. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan Kebutuhan listrik untuk pabrik meliputi : 1. Listrik untuk keperluan proses dan keperluan utilitas 2. Listrik untuk penerangan 3. Listrik untuk AC 4. Listrik untuk laboratorium dan instrumentasi Besarnya kebutuhan listrik masing masing keperluan di atas dapat diperkirakan sebagai berikut : 1. Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas Kebutuhan listrik untuk keperluan proses dan keperluan pengolahan air diperkirakan sebagai berikut : Tabel 4.2 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas Nama Alat Jumlah HP Total HP Agitator reaktor 1 7,5 7,5 Agitator mixer Agitator tangki katalis P P ,5 0,5 P ,5 0,5 P ,5 0,5 P P

18 82 Tabel 4.2 Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas (lanjutan) Nama Alat Jumlah HP Total HP P ,5 1,5 P P ,5 0,5 P ,5 0,5 P ,5 0,5 Extruder Pelletizer Water pump motor pelletizer Airblow type motor pelletizer JWT ,5 0,5 JWT ,5 JWT ,5 1,5 JWT ,5 0,5 JWT ,5 0,5 JWT ,5 0,5 JWT ,5 0,5 JWT ,5 0,5 PU PU ,5 0,5 CR KU K Blower Jumlah ,50 Jadi jumlah listrik yang dikonsumsi untuk keperluan proses dan utilitas sebesar 842,50 HP. Diperkirakan kebutuhan listrik untuk alat yang tidak

19 83 terdiskripsikan sebesar ± 10% dari total kebutuhan. Maka total kebutuhan listrik adalah 926,75 HP. 2. Listrik untuk Penerangan Untuk menentukan besarnya tenaga listrik digunakan persamaan : L a.f U.D (4.1) dengan : L : Lumen per outlet a : Luas area, ft 2 F U D : foot candle yang diperlukan (tabel 13 Perry 6 th ed) : Koefisien utilitas (tabel 16 Perry 6 th ed) : Efisiensi lampu (tabel 16 Perry 6 th ed) Tabel 4.3 Jumlah Lumen berdasarkan Luas Bangunan Bangunan Luas, m 2 Luas, ft 2 F U D F/U.D Lumen Pos keamanan , ,42 0,75 63, ,19 Parkir , ,49 0,75 27, ,20 Musholla , ,55 0,75 48, ,16 Kantin , ,51 0,75 52, ,77 Kantor , ,6 0,75 77, ,01 Poliklinik , ,56 0,75 47, ,88 Ruang kontrol , ,56 0,75 95, ,82

20 84 Tabel 4.3 Jumlah Lumen berdasarkan Luas Bangunan (lanjutan) Bangunan Luas, m 2 Luas, ft 2 F U D F/U.D Lumen Laboratorium , ,56 0,75 95, ,82 Safety , ,52 0,75 25, ,20 Proses , ,59 0,75 67, ,6 Utilitas , ,59 0,75 22, ,4 Ruang generator , ,51 0,75 26, ,77 Bengkel , ,51 0,75 104, ,58 Garasi , ,51 0,75 26, ,03 Gudang , ,51 0,75 26, ,03 Pemadam , ,51 0,75 52, ,29 Jalan dan taman ,76 5 0,55 0,75 12, ,32 Area perluasan ,95 5 0,57 0,75 11, ,88 Jumlah , ,0 Fluorescent 40 Watt dimana satu buah lampu instant starting daylight 40 W mempunyai lumen (Tabel 18 Perry 3 th ed.). Jadi jumlah lampu dalam ruangan = , = 3.413,77 buah = buah Untuk penerangan bagian luar ruangan digunakan lampu mercury 100 Watt, dimana lumen output tiap lampu adalah lumen (philips.co.id).

21 85 Jadi jumlah lampu luar ruangan = , = 230,27 buah =231 buah Total daya penerangan = 159,58 kw 3. Listrik untuk AC Diperkirakan menggunakan tenaga listrik sebesar watt atau 20 kw. 4. Listrik untuk Laboratorium dan Instrumentasi Diperkirakan menggunakan tenaga listrik sebesar watt atau 10 kw. Tabel 4.4 Total Kebutuhan Listrik Pabrik No Kebutuhan Listrik Tenaga listrik, kw Listrik untuk keperluan proses dan utilitas Listrik untuk keperluan penerangan Listrik untuk AC Listrik untuk laboratoriun dan instrumentasi 691,08 159, Total 880,65 Jumlah kebutuhan listrik sebesar itu disuplai oleh PT. PLN atau generator jika terjadi gangguan listrik padam dari PT. PLN. Generator yang digunakan mempunyai efisiensi 80% sehingga masukan daya = 1.109,4 kw.

22 86 Spesifikasi generator : Kode : G-01 Tipe Jumlah Kapasitas Tegangan : AC generator : 1 buah : kw : 220/360 V Efisiensi : 80% Bahan bakar : solar Unit Pengadaan Bahan Bakar Unit pengadaan bahan bakar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pada boiler dan generator. Bahan bakar yang digunakan adalah solar yang diperoleh dari PT. Pertamina. Pemilihan bahan bakar cair ini didasarkan pada : 1. Mudah didapat 2. Kesetimbangannya terjamin 3. Mudah dalam penyimpanan Spesifikasi bahan bakar solar sebagai berikut : 1. Heating value : Btu/lb 2. Efisiensi : 80% 3. Densitas : 54,3187 lb/ft 3 Kebutuhan bahan bakar sebagai berikut : Fire Tube Boiler Generator = ,30 L/bulan = ,20 L/bulan Kebutuhan bahan bakar (solar) = ,50 L/bulan

23 Unit Refrigerasi Unit refrigerasi bertugas untuk mencairkan kembali propilen dengan sampai suhu 30 o C. Unit refrigerasi yang dipilih adalah tipe Mechanical Compression. Alasan pemilihan tipe ini adalah : a. Dapat digunakan antara range suhu -200 s/d 40 o F. b. Paling sering digunakan dan murah. Untuk unit ini digunakan pendingin berupa ammonia cair dengan suhu masuk 4 o C. Dipilihnya ammonia sebagai refrigerant karena zat ini memiliki suhu yang rendah dan murah. Unit ini bertugas untuk mencairkan propilen dari 37 o C menjadi 30 o C. Adapun beban unit ini adalah 32,57 ton refrigerant (1 ton refrigerant = Btu/jam). Unit ini terdiri dari heat exchanger, kompresor, kondensor dan expansion valve. 4.2 Laboratorium Pengendalian dan peningkatan kualitas produk dilakukan oleh bagian Laboratorium. Layanan yang diberikan oleh Laboratorium ini adalah pengujian bahan baku, pengujian kualitas air utilitas dan air buangan, pengujian kualitas produk polipropilen serta pengembangan produk dan layanan konsumen. Pabrik Polipropilen ini memiliki beberapa laboratorium yang berfungsi sebagai berikut : 1. Menjamin bahan baku, aditif dan katalis yang akan dipergunakan dalam proses polimerisasi sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

24 88 2. Membantu operasi dengan menjaga kualitas bahan baku agar selama proses berlangsung operasi dapat terkendali. 3. Meneliti kualitas produk, apakah kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan aatau menyimpang dari spesifikasi produk. 4. Meneliti kualitas air utilitas dan limbah. Berdasarkan fungsi dan wujud zat yang akan dianalisa, terdapat tiga jenis laboratorium, yaitu : 1. Laboratorium analisa bahan baku 2. Laboratorium analisa air 3. Laboratorium analisa produk Laboratorium Analisa Gas Laboratorium ini berfungsi menganalisa kualitas bahan baku seperti propilen, hidrogen, dan katalis. Bahan baku yang diterima dari supplier diuji kualitasnya terlebih dahulu sebelum dipindahkan ke tangki penyimpanan bahan baku. Hasil pengujian ini dijadikan pedoman apakah bahan baku tersebut sesuai dengan spesifikasi yang akan digunakan pada sistem proses atau tidak. Alat-alat yang digunakan antara lain : a. Gas Chromatograph (GC) GC digunakan untuk menentukan kadar propilen, hidrogen dan menentukan kadar beberapa pengotor dalam propilen dan hidrogen. b. Moisture Analyzer Digunakan untuk mengetahui kadar air dalam propilen, dan hidrogen.

25 Laboratorium Analisa Air Air yang dianalisa antara lain : 1. Bahan baku air 2. Air demineralisasi 3. Air pendingin 4. Air umpan boiler 5. Air limbah Parameter yang diuji antara lain warna, ph, kandungan klorin, tingkat kekeruhan, total kesadahan, jumlah padatan, total alkalinitas, sulfat, silika dan konduktivitas air. Alat-alat yang digunakan dalam laoratorium analisa air ini antara lain : a. ph meter, digunakan untuk mengetahui tingkat keasaman / kebasaan air. b. Spektrofotometer, digunakan untuk mengetahui konsentrasi suatu senyawa terlarut dalam air dengan syarat larutan harus berwarna. c. Spectroscopy, untuk mengetahui kadar silika, sulfat, hidrazin, turbiditas, kadar fosfat dan kadar sulfat. d. Peralatan titrasi, untuk mengetahui jumlah kandungan klorida, kesadahan dan alkalinitas. e. Conductivity meter, untuk mengetahui konduktivitas suatu zat yang terlarut dalam air.

26 90 Air demin yang dihasilkan unit demineralisasi juga diuji oleh laboratorium ini. Parameter yang diuji antara lain ph, konduktivitas dan kandungan silikat (SiO 2 ), kandungan Mg 2+, Ca Laboratorium Analisa Produk Kualitas produk yang dihasilkan merupakan salah satu standar yang dijadikan komitmen perusahaan dalam melayani konsumen. Oleh karena itu diperlukan pengujian terhadap sifat-sifat produk antara lain melt flow (viskositas), xylene soluble (kadar ataktik), yellowness index, kandungan residu katalis dan kokatalis serta ukuran distribusi partikel. Parameter kualitas produk reaktor yang berupa resin diuji antara lain melt flow, kandungan residu katalis dan kokatalis serta ukuran partikel ratarata (average particle size, APS). Sedangkan produk dari ekstruder yang berupa pelet, kualitas yang diukur adalah ukuran partikel, melt flow, kualitas visual dan warna. Pengujian pada pengantongan dilakukan untuk mengetahui kandungan residu katalis, kandungan aditif, melt flow, kualitas warna dan sifat-sifat fisik lainnya. Pengujian kualitas produk dilakukan tiap satu jam operasi. Analisa yang dilakukan terhadap produk Polipropilen meliputi : a. Pengukuran Melt Flow Melt flow adalah jumlah polimer yang keluar melalui suatu orifice dengan panjang dan diameter tertentu pada suhu tertentu dengan beban tertentu yaitu gram selama 10 menit. Melt flow yang dihasilkan

27 91 dinyatakan dalam gram/10 menit. Alat yang digunakan adalah Extrusion Plastomer dengan temperatur 230 o C dengan beban gram. Melt flow juga merupakan sifat yang berkaitan dengan viskositas, berat molekul dan panjang rantai ikatan polimer yang terbentuk. Nilai Melt flow berbanding terbalik dengan viskositas leburan dan jumlah molekul. Hasil pengukuran melt flow digunakan untuk mengukur berat molekul dan panjang rantai. b. Analisa Xylene Solubles (XS) Tujuan pengukuran adalah untuk mengetahui jumlah polimer non crystalline atau ataktik dalam polipropilen, karena struktur ataktik akan larut dalam xylene. Pengukuran XS adalah metode yang sangat penting untuk mengontrol kualitas produk yang dihasilkan. Metode pengukuran dilakukan dengan melarutkan sejumlah tertentu resin dalam xylene mendidih. Kemudian fraksi isotaktik yang tidak melarut diendapkan, disaring dan ditimbang. Ataktik yang tinggal didalam larutan dinyatakan dalam % XS atau % Soluble. Nilai XS normalnya berkisar antara 2-5 % untuk resin jenis homopolimer. c. Analisa Yelloness Index Pellet Polipropilen Produk polimer yang didinginkan adalah yang berwarna putih agak terang. Apabila perubahan warna (yellowish) dapat mengindikasikan operasi yang tidak normal. Warna kekuningan karena oksidasi, dapat disebabkan adanya udara saat proses pelletisasi atau adanya kontaminasi.

28 92 Untuk mengetahui derajat kekuningan pellet digunakan alat Colorimeter Gardner YL-23 Tristimulus. d. Analisa Residu Katalis dalam Resin Kandungan Al, Ti merupakan residu dari katalis dalam reaktor. Residu katalis yang terdapat dalam polipropilen dapat mengindikasikan produktivitas katalis dimana peningkatan residu katalis menunjukkan rendahnya produktivitas katalis. Peningkatan residu katalis dapat menyebabkan meningkatnya yellowness index, rendahnya kestabilan produk, filterability meningkat, bau pada produk dan tingginya korosi. Untuk memonitor jumlah residu katalis dalam resin digunakan alat X- Ray Flourescence Spectrometer. Spesimen dari sampel yang akan diuji ditempatkan pada sample chamber pada alat X-Ray yang telah dikalibrasi dengan standar yang diketahui konsentrasi katalisnya, kemudian komputer akan membandingkan sampel dengan standar. e. Analisa Distribusi Ukuran Partikel Resin Tujuan analisa adalah untuk mengetahui ukuran partikel resin yang dihasilkan dari reaktor sehingga dapat memberikan gambaran mengenai morfologi dan sifat fisika dari resin. Disamping itu, penentuan ukuran distribusi partikel resin juga berfungsi untuk menentukan kandungan fine dan oversized. Jika kandungan fines lebih banyak maka dapat diketahui resin memiliki performance yang baik. Alat yang digunakan adalah Rotap Sieve Shaker. Metodenya dengan melakukan pengayakan resin dengan screen ukuran tertentu. Persen

29 93 oversized ditentukan dari berat resin yang tertinggal di ayakan, sedang persen fines ditentukan dari berat resin yang melewati ayakan. f. Pengukuran Tensile Strength Resin Tensile stregth adalah salah satu sifat fisik yang diperlukan dalam suatu produk akhir polipropilen, dimana untuk masing-masing grade, kondisi alat / pengujian berbeda-beda. Tensile strength menunjukkan kekuatan tensile suatu benda hingga putus. Alat yang digunakan adalah Shimadzu Tensile Tester Autograph Type AG-5KNE. Metode yang digunakan adalah sampel dibuat spesimen bentuk tertentu, diletakkan diatas grip, jalankan alat, catat beban (N) dan pembacaan posisi (elongation, mm). g. Analisa Gel Count Polipropilen Tujuan analisa untuk mengetahui jumlah gel (film yang tidak sempurna) dimana ukurannya lebih besar dari 0,4 mm (large gel count) atau antara 0,2-0,4 mm (small gel count). Gel secara langsung akan mempengaruhi penampilan dari film. Alat yang digunakan adalah Killon KL-100 extruder dan Overhead Projector (OHP) untuk transparansi. Metodenya dengan membuat film dari sampel menggunakan extruder pada melt temperature 232 o C. Film tersebut kemudian diproyeksikan pada OHP dengan perbesaran tertentu lalu gel diukur dan dihitung.

30 94 h. Analisa Bulk Density resin Tujuan analisa bulk density resin dari reaktor adalah untuk menentukan morfologi resin dalam reaktor Alat yang digunakan berupa receiver silinder volume 100 cc, corong, gelas beaker. Metodenya dengan mengisi gelas beaker dengan resin lalu dituang ke receiver melalui corong, receiver ditimbang setelah sebelumnya ditimbang berat kosongnya. i. Analisa Tail and Mariage Pellet Mariage pellet adalah dua atau lebih pellet yang saling terikat oleh benang polimer. Tail pellet adalah pellet dengan benang yang panjangnya lebih dari 3 mm. Produk yang memenuhi persyaratan adalah yang bebas tail and mariage pellet. Alat yang digunakan berupa meja pengamat dari plexiglass yang dilengkapi dengan lampu dibawahnya. Sampel tiap 100 gram disebar keatas meja dan diamati dan dihitung jumlah tail and mariage pellet yang ada. j. Analisa Ukuran Pellet Tujuan analisa adalah untuk mengetahui performance proses pelleting dan untuk mengetahui apakah produk memenuhi spesifikasi yang diinginkan. Alat yang digunakan berupa neraca analitis. Metodenya dengan memilih 25 pellet secara acak, kemudian ditimbang dan dicatat beratnya.

31 95 k. Penentuan Spec-on dan Spec-in produk Spec-on adalah partikel yang terlihat di pellet polipropilen yang dapat dihilangkan dengan cara digosok atau ditiup. Spec-in adalah partikel yang terlihat di pellet polipropilen yang tidak dapat dihilangkan dengan cara digosok atau ditiup. Alat yang digunakan berupa meja pengamatan dari plexiglass yang dilengkapi dengan lampu penerangan dibawahnya, pencatat waktu, dan timbangan. Analisa dengan menaburkan 100 gram pellet diatas meja, menggosok dan meniup pellet selama 5 menit lalu memisahkan berdasarkan spec-on dan spec-in, kemudian dihitung jumlahnya masingmasing Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Layanan yang diberikan oleh Laboratorium Penelitian dan Pengembangan kepada konsumen adalah penyelesaian atas keluhan konsumen terhadap produk yang diterima. Laboratorium ini akan memeriksa apakah keluhan konsumen ini disebabkan oleh pabrik Polipropilen atau kesalahan konsumen. Jika hal itu disebabkan oleh kesalahan pabrik, laboratorium litbang akan melakukan perbaikan bersama dengan bagian proses. Jika kesalahan terletak pada pihak konsumen, laboratorium Litbang akan membantu pemecahan masalah melalui penjelasan tentang produk dan cara pemrosesannya. Laboratorium Litbang juga memantau produk yang disukai konsumen dan produk baru yang dibutuhkan konsumen. Produk-produk sejenis juga

32 96 dianalisa untuk memeriksa keunggulan dan kelemahan produk tersebut. Berdasarkan analisis tersebut, Laboratorium akan mengembangkan produkproduk yang memiliki prospek di pasaran dan mengusulkan kepada manajemen perusahaan untuk memproduksi produk tersebut. 4.3 Unit Pengolahan Limbah Limbah yang dihasilkan dari pabrik Polipropilen dapat diklasifikasikan menjadi : 1. Limbah gas 2. Limbah padat 3. Limbah cair Pengolahan limbah ini didasarkan pada jenis buangannya : 1. Pengolahan limbah gas Limbah gas berasal dari gas hasil pembakaran bahan bakar boiler, serta gas buang dari deaerator. Gas tersebut dibuang ke udara melalui stack yang mempunyai tinggi minimal 4 kali tinggi bangunan. Banyaknya limbah gas yang dibuang dapat diminimalisasi dengan melakukan perawatan yang rutin terhadap mesn-mesin produksi sehingga pembakarannya sempurna dan dapat meminimalisasi pencemaran udara. 2. Pengolahan limbah padat Limbah padat yang dihasilkan dibedakan menjadi dua, yaitu limbah B3 seperti resin anion maupun kation dan limbah non B3 seperti sampah domestik yang berupa sampah dari keperluan sehari-hari seperti

33 97 kertas dan plastik. Limbah non B3 ditampung pada bak-bak besar seperti bak sampah pada umumnya, sedangkan limbah B3 ditampung di area beratap kemudian diteruskan ke perusahaan yang memiliki ijin menampung dan mengolah limbah-limbah ini. 3. Pengolahan limbah cair Pengolahan limbah cair dengan menggunakan proses biologis dapat dilakukan dengan sistem aerob dengan menggunakan activated sludge. Proses dengan metode aerobik dimaksudkan untuk mengoksidasi materi organik secara biologis disertai proses adsorpsi padatan tersuspensi oleh bioflok. Activated sludge merupakan suatu kultur bebas yang heterogen dan mayoritas tersusun dari berbagai macam mikroorganisme yang tediri dari bakteri, protozoa, dan metazoa. Mikroorganisme tersebut menjadi satu dalam suatu materi yang kompleks terflokulasi yang sering disebut dengan flok. Mikroorganisme ini dapat menguraikan limbah secara biodegradasi dalam jangka waktu jam. Pada dasarnya, proses activated sludge terdiri dari bak aerasi dan bak sedimentasi. Bak aerasi merupakan reaktor suspended growth yang terdiri dari kumpulan mikroba atau flok dari mikroorganisme yang membentuk activated sludge. Oksidasi aerobik dari senyawa organik berada dalam tangki ini. Dalam bak aerasi, umpan dialirkan kedalamnya dan bercampur dengan RAS (Return Activated Sludge). Activated sludge yang terbentuk dipisahkan dalam bak sedimentasi, sedangkan sludge

34 98 yang terpisah dalam bak sedimentasi sebagian dikembalikan ke bak aerasi dan sebagian lagi dibuang untuk menjaga agar tidak terjadi akumulasi sludge. Limbah Sanitasi Bak Penampung Bak Aerasi Bak Pengendapan Bak Penampung Lingkungan Lumpur Gambar 4.2 Skema Pengolahan Limbah dengan Menggunakan Activated Sludge 4.4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pedoman keselamatan kerja dibuat untuk memberikan informasi yang lengkap tentang tata tertib dalam bekerja yang baik dan benar, agar kesehatan dan keselamatan pekerja selama melakukan tugasnya terjamin sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak pabrik yang bekerja sama dengan departemen tenaga kerja. Bahan-bahan yang digunakan dalam pabrik cukup berbahaya, oleh karena itu diperlukan disiplin kerja yang baik. Kesalahan akan dapat mengakibatkan kecelakaan bagi manusia dan peralatan pabrik, untuk itu setiap karyawan pabrik diberikan alat pelindung diri. Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk menghilangkan bahaya di tempat kerja, tetapi hanya merupakan usaha untuk mencegah dan mengurangi kontak antara

35 99 bahaya dan tenaga kerja sesuai dengan standar yang diizinkan. Alat pelindung diri yang tersedia di pabrik polipropilen antara lain safety helmet, wearpack, safety shoes, safety gloves, face shield, ear plug, safety belt dan safety body hardness. Keamanan kerja berkaitan erat dengan aktifitas suatu industri, sehingga perlu dipikirkan suatu sistem keamanan yang memadai, karena menyangkut keselamatan manusia, bahan baku, produk, dan peralatan pabrik.

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM digilib.uns.ac.id BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1 Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau lebih dikenal dengan istilah utilitas merupakan bagian yang paling penting sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM IV.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian penting untuk berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 54 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian penting untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. pendukung proses yang terdapat dalam pabrik isopropil asetat adalah: kebutuhan air sebagai berikut:

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. pendukung proses yang terdapat dalam pabrik isopropil asetat adalah: kebutuhan air sebagai berikut: BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM IV.1 Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi dalam

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun

Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi dalam

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 75 VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Seperti halnya dengan pabrik-pabrik kimia lainnya, pada pabrik pembuatan Sodium Styrene Sulfonate dari 2-bromo ethyl benzene dan sulfur triokside

Lebih terperinci

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal 83 C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter Kode : F-01 Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang berukuran kecil maupun besar Lebar : 15 ft Panjang : 10 ft Diameter : 0,01 m 2. Bak Pengendap Awal Kode : B-01

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 62 VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Seperti halnya dengan pabrik-pabrik kimia lainnya, pada pabrik pembuatan 2- hydroxyadipaldehyde dari acrolein dan air ini juga membutuhkan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas 50.000 ton / tahun Oleh : Dhani Priyambodo NIM. I 0502019 Dwi Hantoro NIM. I 0502021 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES 95 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk proses produksi dalam pabrik. Unit pendukung proses yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1 Unit Pendukung Proses (Utilitas) Unit pendukung proses atau utilitas adalah bagian yang penting dalam menunjang proses produksi di dalam pabrik. Utilitas

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM 4.1 Unit Pendukung Proses 1. Unit penyediaan dan pengolahan air. Unit ini berfungsi untuk penyedia kebutuhan air pendingin, air umpan boiler, air domestik, dan air

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05 51 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1 Tangki Penyimpanan Tabel 3.1 Spesifikasi Tangki T-01 A/B T-05 Menyimpan bahan Menyimpan propilen baku propilen selama purging selama 6 hari tiga hari Spherical

Lebih terperinci

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Utilitas Pabrik membutuhkan unit-unit yang mendukung terlaksananya proses produksi, seperti listrik, air, udara bertekanan, dan bahan bakar. Di pabrik, penyediaan

Lebih terperinci

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Disusun oleh : Dina Febriarista 2310 030 015 Fixalis Oktafia 2310 030 085 Dosen Pembimbing : Ir. Imam Syafril, MT 19570819 198601 1 001 Pemanfaatan

Lebih terperinci

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z).

Ion Exchange. kemampuan menyerap/ menukar kation-kation seperti Ca, Mg, Na dsb. Yang ada dalam air. Contoh: Hidrogen zeolith (H 2 Z). Ion Exchange A. Tujuan percobaan - Praktikan diharapkan dapat memahami prinsip kerja alat ion exchange pada proses pelunakan air dan demineralisasi air - Praktikan dapat mengetahui aplikasi alat ion exchange

Lebih terperinci

VI. UNIT UTILITAS DAN LABORATORIUM

VI. UNIT UTILITAS DAN LABORATORIUM VI. UNIT UTILITAS DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Pabrik membutuhkan unit-unit yang dapat mendukung terlaksananya proses produksi, seperti air, listrik, steam, udara bertekanan, dan bahan bakar. Di pabrik,

Lebih terperinci

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan. dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan. dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya. VI. UTILITAS A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar... v vi vii DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Intisari... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Pendirian

Lebih terperinci

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Utilitas Pabrik membutuhkan unit-unit yang mendukung terlaksananya proses produksi, seperti listrik, air, udara bertekanan, refrigerant, dan bahan bakar. Di pabrik,

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 30000 TON PER TAHUN Disusun Oleh : Gita Lokapuspita NIM L2C 008 049 Mirza Hayati

Lebih terperinci

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan listrik.

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan listrik. VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Utilitas Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam

Lebih terperinci

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria

Lebih terperinci

UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM

UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM VI. UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

BAB VI. UTILITAS. Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit

BAB VI. UTILITAS. Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit 91 BAB VI. UTILITAS A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit lainnya atau sarana penunjang proses untuk menjalankan

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat khususnya di kotakota besar, semakin banyak didirikan Rumah Sakit (RS). 1 Rumah Sakit sebagai sarana upaya perbaikan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS H 2 SO 4 KAPASITAS 18.000 TON/TAHUN Oleh : EKO AGUS PRASETYO 21030110151124 DIANA CATUR

Lebih terperinci

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, steam, dan listrik.

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, steam, dan listrik. VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM. Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada prarancangan pabrik ini antara lain:

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM. Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada prarancangan pabrik ini antara lain: BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau utilitas merupakan bagian penting untuk penunjang proses produksi suatu pabrik. Utilitas di

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK MODIFIED TAPIOCA STARCH DENGAN PROSES ASETILASI KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN O l e h : Bhagus Alfiyan Ni Wayan Santi Dewi NIM. L2C008023

Lebih terperinci

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi SiO2 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA 1. Akhadiyah Nur F. 2311 030 045 2. Elly Yonara 2311 030 067 Latar Belakang Kandungan Silika

Lebih terperinci

Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini

Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini Dosen Pembimbing : Ir. Elly Agustiani, M.Eng NIP. 19580819 198503 2 003 Oleh Ricco Aditya S. W (2310 030 044) Rieska Foni

Lebih terperinci

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. UTILITAS Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses (Utilitas) Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian penting yang menunjang berlangsungnya

Lebih terperinci

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan VI. UTILITAS A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat 75 VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses (Utilitas) Utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, unit pendukung

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK POLIPROPILEN PROSES EL PASO FASE LIQUID BULK KAPASITAS TON / TAHUN

TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK POLIPROPILEN PROSES EL PASO FASE LIQUID BULK KAPASITAS TON / TAHUN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK POLIPROPILEN PROSES EL PASO FASE LIQUID BULK KAPASITAS 250.000 TON / TAHUN Disusun Oleh : Endah Aprilliani ( I 0512019) Mita Anggraini C. ( I 0512036) PROGRAM STUDI SARJANA

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES, LABORATORIUM DAN PENGOLAHAN LIMBAH. merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi pada suatu pabrik.

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES, LABORATORIUM DAN PENGOLAHAN LIMBAH. merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi pada suatu pabrik. 60 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES, LABORATORIUM DAN PENGOLAHAN LIMBAH 4.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (www.kaltimmethanol.com) Fase (25 o C, 1 atm) : cair Warna : jernih, tidak berwarna Densitas (25 o C)

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang

Lebih terperinci

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat proses pabrik isopropil alkohol terdiri dari tangki penyimpanan produk, reaktor, separator, menara distilasi, serta beberapa alat pendukung seperti kompresor, heat

Lebih terperinci

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA RANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET KAPASITAS 34.000 TON/TAHUN DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI O l e h : Agustina Leokristi R

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 70.000 TON / TAHUN JESSICA DIMA F. M. Oleh: RISA DEVINA MANAO L2C008066 L2C008095 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN

V. SPESIFIKASI PERALATAN V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses pabrik Trimetiletilen dengan kapasitas 35.000 ton/tahun terdiri dari: 1. Tangki Penyimpanan Metilbuten (ST-101) Tabel 5.1 Spesifikasi Tangki

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan Percobaan proses demineralisasi untuk menghilangkan ionion positif dan negatif air PDAM laboratorium TPA menggunakan tangki penukar ion dengan

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN 1 PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 25000 TON/TAHUN O l e h : Anita Hadi Saputri NIM. L2C 007 009 Ima Winaningsih NIM. L2C 007 050 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS 230000 TON PER TAHUN Oleh: ISNANI SA DIYAH L2C 008 064 MUHAMAD ZAINUDIN L2C

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES 16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

PABRIK SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN PROSES PRESIPITASI

PABRIK SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN PROSES PRESIPITASI SEMINAR TA 2012 PABRIK SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN PROSES PRESIPITASI Merlyn Werdi L.R. NRP. 2309 030 001 Disusun Oleh : Dosen Pembimbing : Insani Cahyaningrum NRP. 2309 030 029 Ir. Sri Murwanti,

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PERANCANGAN PABRIK AMMONIUM CHLORIDE PROSES AMMONIUM SULFAT-SODIUM CHLORIDE KAPASITAS PRODUKSI 35. TON/TAHUN Oleh : Agnes Ayunda N.U. NIM. L2C819 Heru Cahyana

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 44.000 TON / TAHUN MURTIHASTUTI Oleh: SHINTA NOOR RAHAYU L2C008084 L2C008104 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS TON / TAHUN

TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS TON / TAHUN XECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES HALDOR TOPSOE KAPASITAS 100.000 TON / TAHUN Oleh: Dewi Riana Sari 21030110151042 Anggun Pangesti P. P. 21030110151114

Lebih terperinci

Sewage Treatment Plant

Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas 3, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke saluran pembuangan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK MODIFIED TAPIOCA STARCH DARI PATI TAPIOKA MENGGUNAKAN ASAM KLORIDA KAPASITAS 1000 TON/TAHUN O l e h : Archemi Puspita Wijaya Ardi Wijaya

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK FURFURAL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN Oleh : Yosephin Bening Graita ( I 0509043 ) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Air Keberadaan air di bumi merupakan suatu proses alam yang berlanjut dan berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal dengan siklus hidrologi.

Lebih terperinci

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF DISUSUN OLEH RIZKIKA WIDIANTI 1413100100 DOSEN PENGAMPU Dr. Djoko Hartanto, M.Si JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Bentuk : cair.

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Bentuk : cair. BAB II DESKRIPSI PROSES. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk.. Spesifikasi Bahan Baku a. Stirena monomer (C 8 H 8 ) Bentuk : cair Warna : jernih Kemurnian : 99,6% (minimal) Impuritas (EB) : 0,4% (maksimal).2.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol

BAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Peralatan proses Pabrik Kalsium Klorida dengan kapasitas ton/tahun. Tabel 5.1. Tangki Penyimpanan HCl (B-01)

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Peralatan proses Pabrik Kalsium Klorida dengan kapasitas ton/tahun. Tabel 5.1. Tangki Penyimpanan HCl (B-01) V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses Pabrik Kalsium Klorida dengan kapasitas 20.000 ton/tahun terdiri dari : 1. Tangki Penyimpanan HCl (B-01) Tabel 5.1. Tangki Penyimpanan HCl

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Demineralisasi Proses demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam mineral yang ada didalam air seperti kalsium (Ca) dan magnesium (Mg), sehingga air yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara penghasil batubara yang cukup banyak. Sumber daya alam yang melimpah dapat dijadikan alternatif sebagai pemanfaatan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA NIP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011

Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA NIP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2011 PABRIK BIOETHANOL DARI LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES FERMENTASI OLEH : ARTHANI ROSYIDA (2308 030 070) EVI ANGGRAINI (2308 030 078) Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA NIP. 19600624

Lebih terperinci

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER KELOMPOK 1 ABDUL ROZAK KODARIF DEDE DINI RAHMAN KHARISMA PUTRI ADILA NENG SRI WIDIANTI SISKA FIZRI YULIANTIKA Panas PENGERTIAN BEJANA Fluida Uap/Steam PRINSIP KERJA

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01

Lebih terperinci

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Penjernihan air adalah proses menghilangkan/mengurangi kandungan/campuran

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL 34 3.1. Uraian Proses Pengolahan Air limbah dari masing-masing unit produksi mula-mula dialirkan ke dalam bak kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN (1)Yovi Kurniawan (1)SHE spv PT. TIV. Pandaan Kabupaten Pasuruan ABSTRAK PT. Tirta Investama Pabrik Pandaan Pasuruan

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT PRODU KSI A SAM SU LFAT BAB III PROSES PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT 3.1 Flow Chart Proses Produksi Untuk mempermudah pembahasan dan urutan dalam menguraikan proses produksi, penulis merangkum dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROSES

BAB II DESKRIPSI PROSES BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku Etanol Fase (30 o C, 1 atm) : Cair Komposisi : 95% Etanol dan 5% air Berat molekul : 46 g/mol Berat jenis :

Lebih terperinci

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut:

Resin sebagai media penukar ion mempunyai beberapa sifat dan keunggulan tertentu. Sifat-sifat resin yang baik adalah sebagai berikut: DASAR TEORI Resin penukar ion ( ion exchange) yang merupakan media penukar ion sintetis pertama kali dikembangkan oleh Adam dan Holmes. Penemuan ini membuka jalan pembuatan resin hasil polimerisasi styrene

Lebih terperinci