BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM"

Transkripsi

1 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses (Utilitas) Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian penting yang menunjang berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik. Unit pendukung proses antara lain : unit penyediaan air (air proses, air pendingin, air sanitasi, air umpan boiler dan air untuk perkantoran dan perumahan), steam, listrik dan pengadaan bahan bakar. Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada prarancangan pabrik ini meliputi : 1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air Berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan air sanitasi untuk air perkantoran dan air untuk perumahan. Proses pendinginan digunakan di Cooling Tower. 2. Unit Penyediaan Steam Digunakan untuk proses pemanasan di reaktor, kristalizer, evaporator dan Heat Exchanger. 3. Unit Penyediaan Bahan Bakar Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk Boiler dan Generator 4. Unit Penyediaan Listrik Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun penerangan. Listrik diperoleh dari PLN dan Generator Set sebagai cadangan apabila PLN mengalami gangguan. 5. Unit pengolahan limbah Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair maupun gas.

2 6. Unit Penyediaan Udara Tekan Berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk menjalankan sistem instrumentasi. Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatik. Alat penyediaan udara tekan berupa kompresor dan tangki udara Unit Penyediaan Air dan Pengolahan air ( Water Supply Section ) A. Unit Penyediaan Air Unit penyediaan air merupakan salah satu unit utilitas yang bertugas menyediakan air untuk kebutuhan industri maupun rumah tangga. Unit ini sangat berpengaruh dalam kelancaran produksi dari awal hingga akhir proses. Dalam memenuhi kebutuhan air didalam pabrik, dapat diambil dari air permukaan. Pada umumnya air permukaan dapat diambil dari air sumur, air sungai, dan air laut sebagai sumber untuk mendapatkan air. Dalam perancangan pabrik Magnesium sulfat ini, sumber air baku yang digunakan berasal dari sungai. Pertimbangan menggunakan air sungai sebagai sumber untuk mendapatkan air adalah : 1. Pengolahan air sungai relatif lebih mudah, sederhana, dan biaya pengolahan relatif murah dibandingkan dengan proses pengolahan air laut yang lebih rumit dan biaya pengolahannya yang lebih besar 2. Air sungai merupakan sumber air yang kontinuitasnya relatif tinggi jika dibandingkan dengan air sumur, sehingga kendala kekurangan air dapat dihindari 3. Letak sungai berada tidak terlalu jauh dengan pabrik Air yang diperlukan di lingkungan pabrik adalah untuk : 1. Air untuk proses Hal-hal yang diperhatikn dalam air proses : a. Kesadahan (hardness) yang dapat menyebabkan kerak b. Besi yang dapat menimbulkan korosi c. Minyak yang dapat menyebabkan terbentuknya lapisan film yang mengakibatkan terganggunya koefisien transfer panas serta menimbulkan endapan.

3 2. Air pendingin Pada ummnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan air digunakan sebagai media pendingin, yaitu : a. Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah yang besar b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya c. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi dan tidak terdekomposisi d. Tidak mudah menyusut secara berarti dalam batasan dengan adanya temperatur pendinginan 3. Air umpan boiler Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah : a. Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi Korosi disebabkan air mengandung larutan-larutan asam, gas-gas terlarut seperti O 2, CO 2, H 2 S yang masuk kebadan air b. Zat yang dapat menyebabkan kerak (scale reforming) Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat. c. Zat yang menyebabkan foaming dan Priming Foaming adalah terbentuknya gelembung atau busa dipermukaan air dan keluar bersama steam. Air yang diambil kembali dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik dan anorganik dalam jumlah cukup besar. Efek pembusaan terjadi pada alkalinitas tinggi. Priming adalah adanya tetes air dalam steam (buih dan kabut) yang menurunkan efisiensi energi steam dan pada akhirnya menghasilkan deposit kristal garam. Priming dapat disebabkan oleh konstruksi boiler yang kurang baik, kecepatan alir yang berlebihan atau fluktuasi tiba-tiba dalam aliran.

4 4. Air sanitasi Air sanitasi digunakan untuk keperluan kantor dan rumah tangga perusahaan, yaitu air minum, laboratorium, dan lain-lain. Air sanitasi yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu : a. Syarat fisik : 1). Suhu normal di bawah suhu udara luar 2). Warna jernih 3). Tidak berasa 4). Tidak berbau b. Syarat kimia : 1). Tidak mengandung zat organik maupun anorganik 2). Tidak beracun c. Syarat bakteriologis : Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, seperti Salmonella, Pseudomonas, Escherichia coli. B. Unit Pengolahan Air Kebutuhan air pabrik diperoleh dari air sungai dengan mengolah terlebih dahulu agar memenuhi syarat untuk digunakan. Pengolahan dapat meliputi secara fisik dan kimia. Tahapan tahapan pengolahan air sebagai berikut: 1. Penyaringan Awal / screen (F-01) Sebelum mengalami proses pengolahan, air dari sungai harus mengalami pembersihan awal agar proses selanjutnya dapat berlangsung dengan lancar. Air sungai dilewatkan screen (penyaringan awal) berfungsi untuk menahan kotoran-kotoran yang berukuran besar seperti kayu, ranting, daun, sampah dan sebagainya. Kemudian dialirkan ke bak pengendap. 2. Bak pengendap (B-01) Air sungai setelah melalui filter dialirkan ke bak pengendap awal. Untuk mengendapkan lumpur dan kotoran air sungai yang tidak lolos

5 dari penyaring awal (screen). Kemudian dialirkan ke bak pengendap yang dilengkapi dengan pengaduk. 3. Bak penggumpal (B-02) Air setelah melalui bak pengendap awal kemudian dialirkan ke bak penggumpal untuk menggumpalkan koloid-koloid tersuspensi dalam cairan (larutan) yang tidak mengendap di bak pengendap dengan cara menambahkan senyawa kimia. Umumnya flokulan yang biasa digunakan adalah Tawas atau alum (Al 2 (SO 4 ) 3 ) dan Na 2 CO 3. adapun reaksi yang tejadi dalam bak penggumpal adalah : Al 2 (SO 4 ) 3 + 3Ca(HCO 3 ) 2 2Al(OH) 3 + 3CaSO 4 + 6CO 2... (4.1) CaSO 4 + Na 2 CO 3 Na 2 SO 4 + CaCO 3... (4.2) 4. Clarifier (C-01) Air setelah melewati bak penggumpal air dialirkan ke Clarifier untuk memisahkan/mengendapkan gumpalan-gumpalan dari bak penggumpal. Air baku yang telah dialirkan kedalam clarrifier yang alirannya telah diatur ini akan diaduk dengan agitator. Air keluar clarifier dari bagian pinggir secara overflow sedangkan sludge (flok) yang terbentuk akan mengendap secara gravitasi dan di blow down secara berkala dalam waktu yang telah ditentukan. 5. Bak Penyaring / sand filter (B-03) Air setelah keluar dari clarifier dialirkan ke bak saringan pasir, dengan tujuan untuk menyaring partikel-partikel halus yang masih lolos atau yang masih terdapat dalam air dan belum terendapkan. Dengan menggunakan sand filter yang terdiri dari antrasit, pasir, dan kerikil sebagai media penyaring. 6. Bak Penampung Sementara (B-04) Air setelah keluar dari bak penyaring dialirkan ke tangki penampung yang siap akan kita distibusikan sebagai air perumahan/perkantoran, air umpan boiler, air pendingin dan sebagai air proses.

6 7. Tangki Karbon Aktif (T-01) Air setelah melalui bak penampung dialirkan ke tangki Karbon Aktif (T-01). Air harus ditambahkan dengan klor atau kaporit untuk membunuh kuman dan mikroorganisme seperti amuba, ganggang dan lain-lain yang terkandung dalam air sehingga aman untuk dikonsumsi. Klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembubuhannya. Klorin dalam air membentuk asam hipoklorit, reaksinya adalah sebagai berikut : Cl 2 + H 2 O H + + Cl - + HOCl... (4.3) Asam hipoklorid pecah sesuai reaksi berikut : HOCl + H 2 O OCl - + H +... (4.4) Kemudian air dialirkan ke Tangki air bersih (T-02) untuk keperluan air minum dan perkantoran. 8. Tangki air bersih (T-02) Tangki air bersih ini fungsinya untuk menampung air bersih yang telah diproses. Dimana air bersih ini digunakan untuk keperluan air minum dan perkantoran. 9. Tangki Kation Exchanger (T-03) Air dari bak penampung (B-04) berfungsi sebagai make up boiler, selanjutnya air diumpankan ke tangki kation exchanger (T-03). Tangki ini berisi resin pengganti kation-kation yang terkandung dalam air diganti ion H + sehingga air yang akan keluar dari kation exchanger adalah air yang mengandung anion dan ion H +. Reaksi : Ca (HCO3 ) 2 Ca 2 H 2O + 2CO 2HR + Mg SO 4 Mg R 2 + H 2SO 4 Na 2 Cl 2 Na 2 2 HCl 2... (4.5) Dalam jangka waktu tertentu, kation resin ini akan jenuh sehingga perlu regenerasi kembali dengan asam sulfat (H 2 SO 4 ).

7 Reaksi: Ca Mg R Na H 2 SO 4 Ca 2HR + Mg SO Na (4.6) 10. Tangki Anion Exchanger (T-04) Air yang keluar dari tangki kation exchanger (T-03) kemudian diumpankan ke tangki anion exchanger. Tangki ini berfungsi untuk mengikat ion-ion negatif (anion) yang terlarut dalam air dengan resin yang bersifat basa, sehingga anion-anion seperti CO 2-3, Cl - 2-, dan SO 4 akan terikat dengan resin. Reaksi : H 2 SO 4 + 2R 4 NO (R 4 N) 2 SO 4 + 2H 2 O... (4.7) Dalam waktu tertentu, anion resin ini akan jenuh, sehingga perlu diregenerasikan kembali dengan larutan NaOH. Reaksi : (R 4 N) 2 SO 4 + NaOH 2R 4 NOH + Na 2 SO 4... (4.8) Sebelum masuk boiler air diproses dalam unit deaerator dan unit pendingin. 11. Unit Deaerator (DE) Deaerasi adalah proses pembebasan air umpan boiler dari gasgas yang dapat menimbulkan korosi pada boiler seperti oksigen (O 2 ) dan karbon dioksida (CO 2 ). Air yang telah mengalami demineralisasi (kation exchanger dan anion exchanger) dipompakan menuju deaerator. Pada pengolahan air untuk (terutama) boiler tidak boleh mengandung gas terlarut dan padatan terlarut, terutama yag dapat menimbulkan korosi. Unit deaerator ini berfungsi menghilangkan gas O 2 dan CO 2 yang dapat menimbulkan korosi. Di dalam deaerator diinjeksikan bahan kimia berupa hidrazin (N 2 H 2 ) yang berfungsi untuk mengikat oksigen berdasarkan reaksi : 2 N 2 H 2 + O 2 2 N H 2 O... (4.9)

8 sehingga dapat mencegah terjadinya korosi pada tube boiler. Air yang keluar dari deaerator dialirkan dengan pompa sebagai air umpan boile ( boiler feed water ). 12. Bak Air Pendingin (B-05) Pendingin yang digunakan dalam proses sehari-hari berasal dari air yang telah digunakan dalam pabrik kemudian didinginkan dalam cooling tower. Kehilangan air karena penguapan, terbawa udara maupun dilakukannya blow down di cooling tower diganti dengan air yang disediakan di bak air bersih. Air pendingin harus mempunyai sifat-sifat yang tidak korosif, tidak menimbulkan kerak, dan tidak mengandung mikroorganisme yang bisa menimbulkan lumut. Untuk mengatasi hal tersebut diatas, maka kedalam air pendingin diinjeksikan bahan-bahan kimia sebagai berikut : a. Fosfat, berguna untuk mencegah timbulnya kerak. b. Klorin, untuk membunuh mikroorganisme. Zat dispersant, untuk mencegah timbulnya penggumpalan C. Kebutuhan Air 1. Kebutuhan air pendingin Tabel 4.1 Daftar Kebutuhan Air Pendingin No Nama Alat Kebutuhan Air 1. Kristaliser 128, Jumlah 128, Kebutuhan air steam Suhu steam 120 o C = 248 o F, λ = kj/kg = Btu/lb, Tekanan = psia

9 Tabel 4.2 Daftar Kebutuhan Steam Jenuh T : 120 o C No Nama Alat Kebutuhan Steam 1 Heat Exchanger (E-01) 68, Reaktor 4, Precipitator 1, Evaporator 3, Kristaliser Jumlah 9, Kebutuhan air untuk sanitasi Tabel 4.3 Daftar Kebutuhan Air Sanitasi No Penggunaan Kebutuhan 1 Karyawan Laboratorium 20,83 3 Air untuk Bengkel 8,33 4 Poliklinik 20,83 5 Taman, kebun, 500,00 6 Kantin, mushola, 300,00 7 Kebutuhan pemadam 173,13 Jumlah 1.904,38 Karena digunakan sistem sirkulasi, maka make up water yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Air pendingin hilang Make up air pendingin Wm = We +Wd +Wb (Perry's pers.12-9) Data-data umpan dan aliran cooling tower : Suhu air masuk cooling tower = 40 C = 104 F Suhu air keluar cooling tower = 30 C = 86 F Range suhu = 30 C = 86 F Jumlah air yang didinginkan = ,69 kg/jam Densitas air = 62.5 lb/ft³ Digunakan air pendingin dengan relatif humidity rata-rata 70%. Dry bulb temperatur (TDB) = 86 F

10 Wet bulb temperatur (TWB) = 75 F Dari tabel 17.2, Kern diperoleh : Humidity = lb H2O/lb udara kering Suhu rata-rata udara keluar = (104+86)/2 = 95 F Aliran udara keluar pada suhu 95 F = lb H2O/lb udara kering Maka setiap udara kering membawa H2O sebanyak = 0, ,022 = lb H2O/lb udara kering Wc = laju massa air masuk menara pendingin ,69Kg / jam 1000kg / m 3 Wc = 130,0647 m³/jam Wc = 572,61 gall/menit (gpm) Dari Evans, vol. 2, hal. 100, disebutkan bahwa setiap penurunan suhu 10 F, banyaknya air yang hilang karena penguapan sebanyak: Vap = , 61 lb/jam Vap = 5.161,331 lb/jam = 86,022 lb/menit = 2.341,380 kg/jam Untuk inducted draft cooling tower setiap ft³/menit, yang masuk cooling tower dibutuhkan tenaga fan sebesar 1 Hp (Evans, hal. 101, vol. 2) Jadi, udara yang harus dipindahkan oleh fan sebesar : 86,022lb / jam Massa udara = 0,0254 / bh 2O / lbudara ker ing = 3.389,87 lb udara/menit Air yang terikut di dalam udara : We = lb H2O/lb udara x 3.389,87 lb/menit = 86,0222 lb/menit

11 = 189,64 kg/menit = 3,1607 kg/jam Air yang dibuang untuk menurunkan konsentrasi padatan dalam air sirkulasi, We Wb (blow down) = (Perry's persamaan 12-12) siklus -1 Siklus berkisar 3-5, diambil 4 putaran Wb = 63,21 kg/menit = 3.792,87 kg/jam Make up cooling tower = 2.341, , ,87 = 6.137,2056 kg/jam 2. Air Umpan Boiler yang hilang Asumsi : massa air umpan boiler yang menjadi steam 80 %. air umpan boiler = 26, lb/jam = 12, kg/jam Jumlah air make up yang digunakan untuk menyediakan steam sebesar 20% Massa air make up boiler = (0.2 x 26, ) lb/jam = 5, lb/jam = 2, kg/jam * Air yang menguap adalah 5% dari kebutuhan air di boiler Air yang menguap = 5% = 5% x12, kg/jam = kg/jam * Blowdown pada boiler adalah 15% dari kebutuhan air boiler Blowdown = 15% = 15% x 12, kg/jam = 1, kg/jam Kebutuhan total air untuk steam = kebutuhan air di boiler + make up = 12, , = ,30 kg/jam +

12 Jadi total kebutuhan air yang disuplai dari tamgki air = air untuk sanitasi (perkantoran dan pabrik) + make up air pendingin + make up air umpan boiler + air proses di RDVF) = (1.904, , ,30+ 4,165.69) kg/jam = ,72 kg/jam Untuk menjaga adanya kebocoran saat distribusinya, make up air dilebihkan sebanyak 10%, sehingga air yang akan diambil dari air sungai saat dipompakan adalah sebesar ,1722 kg/jam atau sekitar kg/jam Unit Penyediaan Steam 1. Perhitungan kapasitas boiler Q = Ms. λ Dimana : Ms = Massa steam yang dihasilkan (kg/jam) λ = Enthalpi steam pada T dan P tertentu (btu/kg) Dari steam tabel (Smith-vanness, App. F), Suhu steam 120 o C = 248 o F, λ = 2.214,70 kj/kg = 952,15 Btu/lb Misal : Massa air umpan boiler yang menjadi steam 80 % Q = Massa air x Cp L (T To) + 0,8 M air λ massa steam Massa air = 0,8 = ,69kg/jam 0,8 = ,8625 kg/jam = ,4182 lb/jam Over design 20% sehingga menjadi = ,035 kg/jam = ,1019 lb/jam Cp L = 1,00 Btu/lb 0 F; pada suhu rata-rata 75 0 C = F

13 Panas penguapan (λ ) pada suhu C = Btu/lb = 2,214, J/Kg Beban panas boiler - Panas sensible air dari T1 sampai T2 Q1 = m x CpL x (T2 - T1) = 1,1711E+08 J/jam - Panas Laten Pada T2 Q2 = m x λ = 3,8356E+10 J/jam - Panas Total Q = Q1 + Q2 = 3,8473E+10 J/jam = 3,6467E+07 Btu/jam 2. Perhitungan luas penampang perpindahan panas (A) konversi panas menjadi daya (Hp), 1kWh Q = 3,6467E+10 joule/jam x 3,6x10 6 joule x 0,7457 Hp 1kW = Hp, effisiensi 85% sehingga menjadi = Hp Ditentukan luas bidang pemanasan adalah 10 ft 2 /Hp, sehingga: A = 10 ft 2 /Hp x Hp = ft Unit Penyediaan Listrik Unit ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh area pabrik, pemenuhan kebutuhan listrik dipenuhi oleh PLN dan sebagai cadangan adalah generator set untuk menghindari gangguan yang mungkin terjadi pada PLN. Kebutuhan listrik dapat dibagi : a. Listrik untuk keperluan proses b. Listrik untuk utilitas

14 c. Listrik untuk penerangan dan AC d. Listrik untuk laboratorium dan bengkel e. Listrik untuk instrumentasi 1. Listrik untuk keperluan proses a. peralatan proses Tabel 4.4 Konsumsi listrik untuk Keperluan Proses Nama alat Power (HP) Jumlah power (HP) Belt conveyor Bucket elevator Blower Pengaduk Reaktor Pengaduk precipitator Pompa Pompa Pompa Pompa Pompa Pompa Pompa Jumlah Diketahui 1 HP Power yang dibutuhkan = KW = 109, 5 x KW = KW

15 b. Peralatan utilitas Tabel 4.5. Konsumsi listrik untuk Unit Pendukung Proses (Utilitas) Nama ALat Power(HP) Jumlah power (HP) Pompa Pompa Popma Pompa Pompa Pompa Pompa Jumlah 25 Diketahui 1 HP = KW Power yang dibutuhkan = 25 x KW = KW 2. Listrik untuk keperluan alat kontrol dan penerangan Listrik untuk AC diperkirakan 5000 W = 5 KW Listrik untuk penerangan dperkirakan =100 KW 3. Listrik untuk laboratorium dan bengkel Listrik untuk laboratorium dan bengkel diperkirakan = 40 KW 4. Listrik untuk instrumentasi Listrik untuk instrumentasi diperkirakan = 5 KW Jumlah kebutuhan listrik total = 514 KW Emergency generator yang digunakan mempunyai efffisiensi 80% Maka input generator = = 642,8629 KW Ditetapkan input generator = 650 KW Spesifikasi generator Tipe = AC Generator Kapasitas = 650 KW Tegangan = 220/360volt Effisiensi = 80%

16 Frekuensi = 50 HZ Bahan Bakar = solar Unit Penyediaan Bahan bakar 1. Untuk menjalankan generator tersebut digunakan bahan bakar: Jenis bahan bakar = solar Heating value = Btu/ lb Effisiensi bahan baker = 80% Sg. Solar = 0,.8691 Kapasitas input generator = 450 KW Kebutuhan solar = m 3 /jam 2. Bahan yang digunakan untuk boiler Jenis bahan bakar = solar Heating value = Btu/lb Densitas = lb/ft3 Kebutuhan solar = 0.98m3/jam = 23.47liter/hari 3. Tangki bahan bakar Fungsi : Menampung bahan bakar solar untuk generator Jenis : Tangki silinder horisontal Kebutuhan solar = 4.19 m 3 /hari Waktu tinggal = 1 minggu Tangki dirancang dengan over design 10% dengan D/H = 1 π 2 Vt = x D x H 4 Vt = 1,1 x 4.19 m 3 /jam x 24 jam/hari x 7 hari = m 3 D 3 4 x = π D = m H = m

17 Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter a. Kode : F-01 b. Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang berukuran kecil maupun besar c. Lebar : 15 ft d. Panjang : 10 ft e. Diameter : 0,01 m 2. Bak Pengendap Awal a. Kode : B-01 b. Fungsi : Menampung air yang berasal dari air sungai dan mengendapkan kotoran yang terbawa (ukuran besar) yang tidak tersaring pada saringan kasar dengan waktu tinggal 5 jam. c. Bahan : Beton d. Jenis : Persegi panjang e. Volume : 164,5 m 3 f. Lebar : 3,45 m g. Panjang : 6,90 m h. Tinggi : 6,90 m 3. Bak Penggumpal a. Kode : B-02 b. Fungsi : Menyaring dan menggumpalkan kotoran yang terikut dengan waktu tinggal 24 jam c. Bahan : Beton d. Jenis : Persegi panjang e. Volume : 13,26 m 3 f. Panjang : 2,98 m g. Tinggi : 1,49 m h. Lebar : 2,98 m

18 4. Clarifier a. Kode : C-01 b. Fungsi : Mengendapkan partikel-partikel halus yang ada dalam air tanah dengan waktu tinggal 12 jam c. Bahan : Beton d. Jenis : Silinder horisontal e. Volume : 397,71 m 3 f. Diameter : 10,04 m g. Tinggi : 5,02 m 5. Bak Penyaring / Sand Filter a. Kode : B-03 b. Fungsi : Menyaring partikel-partikel halus yang belum terendapkan di Clarifier. c. Bahan : Beton d. Jenis : Graving Sand Filter e. Volume : 9,8738 m 3 f. Lebar : 0,52 m g. Panjang : 1,04 m h. Tinggi : 0,52 m 6. Bak Penampung Sementara a. Kode : B 04 b. Fungsi : Menampung air yang berasal dari bak penyaringan c. Bahan : Cast Steel d. Jenis : Persegi panjang e. Volume : 32,77 m 3 f. Tinggi : 2,54 m g. Panjang : 5,08 m h. Lebar : 2,54 m

19 7. Tangki Karbon Aktif a. Kode : T-01 b. Fungsi : Membersihkan air dari bau dan rasa yang kurang sedap c. Jenis : Persegi panjang d. Volume : 0,2508 m 3 e. Tinggi : 1.09 m f. Diameter : 0,54 m 8. Tangki Air Bersih a. Kode : T-02 b. Fungsi : Menampung air bersih untuk perkantoran c. Jenis : Persegi panjang d. Volume : 249,30 m 3 e. Tinggi : 10,83 m f. Diameter : 5,42 m 9. Bak Penampung Air Pendingin a. Kode : B-05 b. Fungsi : Menampung air untuk sistem pendingin. c. Jenis : Persegi panjang d. Volume : 70,77 m 3 e. Lebar : 2,61 m f. Panjang : 5,21 m g. Tinggi : 2,61 m 10. Cooling Tower a. Kode : CT-01 b. Fungsi : Mendinginkan air pendingin yang telah digunakan. c. Jenis : Induced draft packed cooling tower d. Luas : 33,39 m 2 e. Panjang : 4,88 m

20 11. Pompa Pompa 1 a. Kode : P-01 b. Fungsi : Memompa air sungai menuju ke bak pengendap awal. c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Centrifugal pump e. Jumlah : 2 buah f. Kapasitas : 30,1438 m 3 /jam g. BHP teoritis : 0,9046 Hp h. BHP actual : 1,0643 Hp i. Power motor : 2 Hp Pompa 2 a. Kode : P-02 b. Fungsi : Memompa air pendingin dari bak penampung air sementara ke bak air pendingin c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Centrifugal pump e. Jumlah : 2 buah f. Kapasitas : 64,6012 m 3 /jam g. BHP teoritis : 1,1405 Hp h. BHP actual : 1,5207 Hp i. Power motor : 2 Hp Pompa 3 a. Kode : P-03 b. Fungsi : Memompa air pendingin dari bak penampung air pendingin ke sistem pendingin c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Centrifugal pompa e. Jumlah : 6 buah

21 f. Kapasitas : 2,1534 m 3 /jam g. BHP teoritis : Hp h. BHP actual : Hp i. Power motor : 1 Hp Pompa 4 a. Kode : P-04 b. Fungsi : Memompa air dari Cooling Tower ke bak air pendingin c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Centrifugal pompa e. Jumlah : 6 buah f. Kapasitas : 2,1534 m 3 /jam g. BHP teoritis : Hp h. BHP actual : Hp i. Power motor : 1 Hp Pompa 5 a. Kode : P-05 b. Fungsi : Memompa air ke anion exchanger c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Centrifugal pompa e. Jumlah : 2 buah f. Kapasitas : 3,3013 m 3 /jam g. BHP teoritis : 0,1753 Hp h. BHP actual : 0,2505 Hp i. Power motor : 0.5 Hp Pompa 6 a. Kode : P-06 b. Fungsi : Memompa air dari anion exchanger ke tangki penampung air boiler.

22 c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Centrifugal pompa e. Jumlah : 2 buah f. Kapasitas : 3,3013 m 3 /jam g. BHP teoritis : 0,1353 Hp h. BHP actual : 0,2081 Hp i. Power motor : 0,5 Hp Pompa 7 a. Kode : P-07 b. Fungsi : Memompa air ke tangki deaerator. c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Centrifugal pump e. Jumlah : 2 buah f. Kapasitas : 1,2085 m 3 /jam g. BHP teoritis : 0,0264 Hp h. BHP actual : 0,0439 Hp i. Power motor : 0,5 Hp 12. Tangki umpan boiler a. Kode : T-05 b. Fungsi : Menampung make-up untuk umpa boiler. c. Jenis : Tangki silinder horisontal d. Jumlah : 1 buah e. Bahan : Stainless Steel f. Waktu tinggal : 12 jam g. Volume : 581,7454 m 3 h. Diameter : 11,40 m i. Tinggi : 5,70 m

23 13. Tangki Deaerator a. Kode : T-03 b. Fungsi : Menghilangkan gas CO 2 dan O 2 yang terikat dalam feed water yang dapat menyebabkan korosi atau karat pada boiler c. Bahan : Stainless Steel d. Waktu tinggal : 24 jam e. Jenis : Tangki silinder tegak f. Volume : 3,67 m³ g. Diameter : 1,33 m h. Tinggi : 2,65 m 14. Tangki anion exchanger a. Kode : T-03 b. Fungsi : Menghilangkan mineral atau kesadahan dari air sebesar yang disebabkan oleh anion seperti Cl -, dan SO - 4 sehingga dapat menimbulkan kerak yang pada akhirnya mengakibatkan perpindahan panas akan tertahan dan menyumbat aliran pada plat. c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Tangki silinder tegak e. Volume : 42,42 ft³ f. Tinggi : 12 ft ( m ) 15. Tangki kation exchanger a. Kode : T-03 b. Fungsi : Menghilangkan mineral atau kesadahan dari air sebesar yang disebabkan oleh kation seperti Ca, Mg dan Na sehingga dapat menimbulkan kerak yang pada akhirnya

24 mengakibatkan perpindahan panas akan tertahan dan menyumbat aliran pada plat c. Bahan : Stainless Steel d. Jenis : Tangki silinder tegak e. Volume : 42,42 ft³ f. Tinggi : 12 ft ( m ) Unit Pengolahan Limbah Untuk pengolahan limbah pada perancangan pabrik Magnesium sulfat ini bertujuan untuk mengolah dan memeriksa limbah atau cemaran yang dihasilkan agar memenuhi peraturan pemerintah atau tidak membahayakan lingkungan. Adapun limbah yang dihasilkan dari pabrik Magnesium Sulfat ini berupa limbah cair, limbah padat dan limbah padat, yaitu: Tabel 4.6 Klasifikasi Limbah dan Peanganannya No Jenis limbah Asal Jumlah (kg/jam) 1. Limbah Cair - Air Domestik yang 1, berasal dari toilet dan air perkantoran - Flash drum (RDVF) 3, Blow down cooling 13, tower Penanganan Air buangan ini tampung kemudian diolah dalam unit stabilisasi dengan menggunakan lumpur aktif, aerasi dan injeksi klorin, dimana klorin berfungsi sebagai disinfektan untuk membunuh mikroorganisme yang menimbulkan penyakit.

25 2. Limbah padat berupa padatan tersaring Limbah padat ditampung yang berasal dari filter dalam suatu bak (RDVF) penampung kemudian - MgCO 3 - SiO 2 - CaO - Fe 2+ - MgSO 4. H 2 O - Fe 2 O 3 2, ,5172 dijual sebagai produk samping ke industri lain. 3. Limbah gas - Berasal dari Reaktor yang berupa CO Limbah gas yang berupa CO 2 kemudian ditampung kemudian dijual ke industri lain untuk dioleh menjadi es kering Laboratorium Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Sedangkan peran yang lain adalah pengendalian pencemaran lingkungan, baik udara maupun limbah cair. Laboratorium kimia merupakan sarana untuk mengadakan penelitian bahan baku, proses maupun produksi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kualitas atau mutu produksi perusahaan. Analisa yang dilakukan dalam rangka pengendalian mutu meliputi analisa bahan baku, analisa proses, dan analisa kualitas produk. Tugas laboratorium antara lain : 1. Memeriksa bahan baku yang akan digunakan dalam pabrik 2. Menganalisa dan meneliti produk yang akan dipasarkan

26 3. Memeriksa kadar zat-zat yang dapat menyebabkan pencemaran pada buangan pabrik Laboratorium melaksanakan kerja selam 24 jam sehari dibagi dalam kelompok kerja shift dan non shift. 1. Kelompok kerja non shift Kelompok kerja ini mempunyai tugas melakukan analisa khusus yaitu analisa yang sifatnya tidak rutin dan menyediakan reagen yang diperlukan oleh laboratorium dalam rangka membantu kelancaran pekerjaan kelompok shift. Tugas kelompok non shift : a. Menyiapkan reagen untuk analisa laboratorium b. Menganalisa bahan baku, bahan penolong, dan hasil produksi c. Melakukan analisa bahan buangan penyebab polusi lingkungan d. Melakukan penelitian atau percobaan untuk membantu kelancaran proses produksi 2. Kelompok kerja shift Kelompok kerja ini melakukan tugas pemantauan dan analisa-analisa rutin terhadap proses produksi, dalam melaksanakan tugasnya kelompok ini menggunakan sistem bergilir yaitu kerja shift 24 jam sehari, masingmasing bekerja selama 8 jam yaitu : a. Shift I : jam b. Shift II : jam c. Shift III : jam Tugas kelompok ini di laboratorium adalah melakukan analisa atau pemantauan kualitas terhadap bahan baku dan bahan pembantu yang digunakan serta pemantauan selama proses berlangsung. Beberapa tugas pokok kelompok ini antara lain : a. Melakukan pemantauan terhadap performance proses produksi dengan melakukan analisa terus-menerus terhadap pencemaran lingkungan

27 b. Melakukan pemantauan/analisa terhadap mutu air dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi Program kerja laboratorium Dalam upaya pengendalian mutu produk pabrik Magnesium sulfat ini mengoptimalkan aktivitas laboratorium untuk pengujian mutu. Untuk mempermudah pelaksanaan program kerja laboratorium, maka laboratorium di pabrik dibagi tiga bagian : 1. Laboratorium pengamatan Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa secara fisika terhadap semua aliran yang berasal dari proses produksi maupun tangki serta mengeluarkan Certificate of Quality untuk menjelaskan spesifikasi hasil pengamatan. Jadi pemeriksaan dan pengamatan dilakukan terhadap bahan baku dan produk akhir. 2. Laboratorium analitik Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan analisa terhadap sifat-sifat dan kandungan kimiawi bahan baku dan produk akhir. 3. Laboratorium penelitian pengembangan lingkungan Kerja dan tugas laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan terhadap permasalahan yang berhubungan dengan kualitas material dalam proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat dari laboratorium ini tidak rutin dan cenderung melakukan penelitian hal-hal yang baru untuk keperluan pengembangan Penanganan sampel Dalam menganalisa harus diperhatikan jenis sampel yang akan diambil. Untuk melakukan analisa dalam bentuk cairan, maka terlebih dahulu sampel harus didinginkan bila sampel yang dianalisa panas. Untuk cairan yang berbahaya, pengambilan sampel dilakukan dengan alat yang dapat melindungi diri dari bahaya yang bisa ditimbulkan.

28 Prosedur analisa Laboratorium mempunyai tugas analisa terhadap proses dalam pabrik dan unit pendukung proses. a. Proses dalam pabrik 1). MgCO 3, H 2 SO 4 masuk silo dan tangki penyimpan, analisa ini meliputi : warna, densitas, kemurnian, viskositas 2). Produk keluar Reaktor 3). Produk keluar Precipitator 4). Filtrat keluar Rotary Drum Filter 5). Cairan keluar dari Evaporator 6). Kristal keluar Kristalizer 7). Kristal dan cairan keluar Centrifuge 8). Kristal keluar Rotary Dryer b. Unit pendukung proses Analisa untuk utilitas meliputi : 1. Air lunak proses kapur dan air proses penjernihan, yang dianalisa ph, SiO 2, Ca sebagai CaCO 3, sulfur sebagai SO 4-, Chlor, sebagai Cl 2, dan zat padat terlarut 2. Air bebas mineral, analisis sama dengan penukar ion 3. Boiler Feed Water, yang dianalisa ph, jumlah CO 2 terlarut dan kadar Fe 4. Air dalam boiler, yang dianalisa ph, jumlah zat padat terlarut, kadar Fe, kadar CaCO 3, SO 3, PO 2-4, SiO 2 5. Air minum yang dihasilkan dianalisa ph, chlor, kekeruhan 4.3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan kerja merupakan hal penting bagi perlindungan tenaga kerja yang berkaitan dengan alat kerja, mesin, bahan dan proses pengolahan, tempat kerja, lingkungannya serta cara pengerjaannya.

29 Tujuan keselamatan kerja : 1. Melindungi tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi 2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di lingkungan kerja 3. Memelihara sumber produksi dan dipergunakan secara aman di lingkungan kerja Untuk pelaksanaan program keselamatan kerja, disediakan perlengakapan pakaian seragam kerja untuk tiap-tiap karyawan. Selain itu perusahaan juga menyediakan alat-alat pelindung diri yang disesuaikan dengan kondisi dan jenis pekerjaan. Peralatan Safety (Safety Equipment) harus dipakai oleh setiap karyawan yang berada di plant atau daerah proses. Perlengkapan safety yang harus dipakai : 1. Sepatu safety 2. Safety Goggle (kacamata safety) 3. Ear muff/ear plug, yaitu penutup telinga yang dipakai untuk mengurangi suara bising dari mesin 4. Safety Helmet, yaitu lat pelindung kepala 5. Masker, yaitu penutup hidung dan mulut untuk menyaring udara yang dihisap 6. Breathing apparatus, yaitu alat bantu pernafasan dimana dipakai jika udara sekeliling kotor sekali atau beracun Adapun tindakan pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan antara lain : a. Penyediaan alat pencegah kebakaran dan kebocoran b. Pemberian penerangan, latihan, dan pembinaan agar setiap pekerja yang ada di tempat dapat mengetahui cara melakukan penceghan jika terjadi kecelakaan, kebakaran, peledakan, dan kebocoran pipa yang berisi zat berbahaya c. Pemberian penerangan mengenai pertolongan pertama pada kecelakaan

30 Al2(SO4)3.18 H2O Na2CO3 T-01 B-01 Klorin F-01 P-01 B-02 Keterangan : F-01 = Filter B-01 = Bak pengendap awal C-01 B-02 = Bak penggumpal C-01 = Clarifier B-03 = Bak penyaring B-04 = Bak penampung sementara B-05 = Bak air pendingin CT = Cooling tower DE = Deaerator T-01 = Tangki karbon aktif T-02 = Tangki Klorin T-03 = Tangki air bersih T-04 = Tangki Kation exchanger T-05 = Tangki Anion exchanger T-06 = Tangki penampung air boiler T-07 = Tangki H2SO4 T-08 = Tangki NaOH T-09 = Tangki N2H4 T-10 = Tangki Air Proses BO = Boiler P = Pompa B-03 B-04 T-02 Ka kantor dan Sistem Pendinginan T-03 perumahan CT P-02 B-05 Blow Down P-03 P-04 Kondensat Steam jenuh Sistem Pemanas H2SO4 NaOH T-07 T-08 N2H4 T-09 DE BO T-04 T-05 T-06 DE P-07 Blow Down P-05 P-06 T-10 Ke Alat Proses Gambar 4.1 Unit Pengolahan Air

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal

C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter 2. Bak Pengendap Awal 3. Bak Penggumpal 83 C. Spesifikasi Alat Utilitas 1. Filter Kode : F-01 Fungsi : Menyaring kotoran-kotoran yang berukuran kecil maupun besar Lebar : 15 ft Panjang : 10 ft Diameter : 0,01 m 2. Bak Pengendap Awal Kode : B-01

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM. Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada prarancangan pabrik ini antara lain:

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM. Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada prarancangan pabrik ini antara lain: BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES (UTILITAS) DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau utilitas merupakan bagian penting untuk penunjang proses produksi suatu pabrik. Utilitas di

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 54 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian penting untuk menunjang

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM 4.1 Unit Pendukung Proses 1. Unit penyediaan dan pengolahan air. Unit ini berfungsi untuk penyedia kebutuhan air pendingin, air umpan boiler, air domestik, dan air

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 75 VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Seperti halnya dengan pabrik-pabrik kimia lainnya, pada pabrik pembuatan Sodium Styrene Sulfonate dari 2-bromo ethyl benzene dan sulfur triokside

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1 Unit Pendukung Proses (Utilitas) Unit pendukung proses atau utilitas adalah bagian yang penting dalam menunjang proses produksi di dalam pabrik. Utilitas

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. pendukung proses yang terdapat dalam pabrik isopropil asetat adalah: kebutuhan air sebagai berikut:

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. pendukung proses yang terdapat dalam pabrik isopropil asetat adalah: kebutuhan air sebagai berikut: BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM IV.1 Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi dalam

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM IV.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian penting untuk berlangsungnya

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM digilib.uns.ac.id BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1 Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau lebih dikenal dengan istilah utilitas merupakan bagian yang paling penting sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong MODUL 4 Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong Tahap 5: Menghitung efisiensi boiler dan rasio penguapan boiler 1 Efisiensi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 62 VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Seperti halnya dengan pabrik-pabrik kimia lainnya, pada pabrik pembuatan 2- hydroxyadipaldehyde dari acrolein dan air ini juga membutuhkan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun

Prarancangan Pabrik Vinyl Chloride monomer Dengan Proses Pirolisis Ethylene Dichloride Kapasitas Ton/ Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk menunjang proses produksi dalam

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

dan sebagainya. Air yang diambil dari alam tidak dapat langsung pakai. Oleh karena itu air tersebut harus diproses agar dapat digunakan dalam

dan sebagainya. Air yang diambil dari alam tidak dapat langsung pakai. Oleh karena itu air tersebut harus diproses agar dapat digunakan dalam PENDAHULUAN Unit pendukung proses atau lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan unit penunjang proses produksi yang merupakan bagian penting untuk menunjang berlangsungnya proses yang terdapat pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

VI. UNIT UTILITAS DAN LABORATORIUM

VI. UNIT UTILITAS DAN LABORATORIUM VI. UNIT UTILITAS DAN LABORATORIUM A. Unit Utilitas Pabrik membutuhkan unit-unit yang dapat mendukung terlaksananya proses produksi, seperti air, listrik, steam, udara bertekanan, dan bahan bakar. Di pabrik,

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PERANCANGAN PABRIK AMMONIUM CHLORIDE PROSES AMMONIUM SULFAT-SODIUM CHLORIDE KAPASITAS PRODUKSI 35. TON/TAHUN Oleh : Agnes Ayunda N.U. NIM. L2C819 Heru Cahyana

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES 95 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau yang lebih dikenal dengan sebutan utilitas merupakan bagian penting untuk proses produksi dalam pabrik. Unit pendukung proses yang terdapat dalam

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Penjernihan air adalah proses menghilangkan/mengurangi kandungan/campuran

Lebih terperinci

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi Disusun oleh : Dina Febriarista 2310 030 015 Fixalis Oktafia 2310 030 085 Dosen Pembimbing : Ir. Imam Syafril, MT 19570819 198601 1 001 Pemanfaatan

Lebih terperinci

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Utilitas Pabrik membutuhkan unit-unit yang mendukung terlaksananya proses produksi, seperti listrik, air, udara bertekanan, dan bahan bakar. Di pabrik, penyediaan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :

PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang

Lebih terperinci

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi

Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Peralatan proses Pabrik Kalsium Klorida dengan kapasitas ton/tahun. Tabel 5.1. Tangki Penyimpanan HCl (B-01)

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Peralatan proses Pabrik Kalsium Klorida dengan kapasitas ton/tahun. Tabel 5.1. Tangki Penyimpanan HCl (B-01) V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses Pabrik Kalsium Klorida dengan kapasitas 20.000 ton/tahun terdiri dari : 1. Tangki Penyimpanan HCl (B-01) Tabel 5.1. Tangki Penyimpanan HCl

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK MAGNESIUM SULFAT DARI MAGNESIUM KARBONAT DAN ASAM SULFAT

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK MAGNESIUM SULFAT DARI MAGNESIUM KARBONAT DAN ASAM SULFAT LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK MAGNESIUM SULFAT DARI MAGNESIUM KARBONAT DAN ASAM SULFAT KAPASITAS 30.000 TON PER TAHUN Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata 1 Fakultas

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan AIR Sumber Air 1. Air laut 2. Air tawar a. Air hujan b. Air permukaan Impurities (Pengotor) air permukaan akan sangat tergantung kepada lingkungannya, seperti - Peptisida - Herbisida - Limbah industry

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP Rusnoto Abstrak Ketel uap adalah suatu pesawat yang fungsinya mengubah air menjadi uap dengan proses pemanasan melalui pembakaran bahan bakar di dalam

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 30000 TON PER TAHUN Disusun Oleh : Gita Lokapuspita NIM L2C 008 049 Mirza Hayati

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Spesifikasi peralatan yang digunakan pada proses pembuatan Precipitated Calcium

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Spesifikasi peralatan yang digunakan pada proses pembuatan Precipitated Calcium V. SPESIFIKASI PERALATAN Spesifikasi peralatan yang digunakan pada proses pembuatan Precipitated Calcium Carbonate ( PCC ) adalah sebagai berikut : A. Peralatan Proses 1. Storage ( ST-101) : Menampung

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN

V. SPESIFIKASI PERALATAN V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses pabrik Trimetiletilen dengan kapasitas 35.000 ton/tahun terdiri dari: 1. Tangki Penyimpanan Metilbuten (ST-101) Tabel 5.1 Spesifikasi Tangki

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, steam, dan listrik.

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, steam, dan listrik. VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan

Lebih terperinci

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan. dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan. dari pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya. VI. UTILITAS A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya,

Lebih terperinci

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM VI. UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM A. UNIT PENDUKUNG PROSES Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan

Lebih terperinci

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat 75 VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Unit Pendukung Proses (Utilitas) Utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, unit pendukung

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS H 2 SO 4 KAPASITAS 18.000 TON/TAHUN Oleh : EKO AGUS PRASETYO 21030110151124 DIANA CATUR

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas 50.000 ton / tahun Oleh : Dhani Priyambodo NIM. I 0502019 Dwi Hantoro NIM. I 0502021 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

PABRIK BIO-OIL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES PIROLISIS CEPAT TEKNOLOGI DYNAMOTIVE. Meiga Setyo Winanti Damas Masfuchah H.

PABRIK BIO-OIL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES PIROLISIS CEPAT TEKNOLOGI DYNAMOTIVE. Meiga Setyo Winanti Damas Masfuchah H. PABRIK BIO-OIL DARI JERAMI PADI DENGAN PROSES PIROLISIS CEPAT TEKNOLOGI DYNAMOTIVE Meiga Setyo Winanti 2308 030 09 Damas Masfuchah H. 2308 030 08 LATAR BELAKANG Cadangan Minyak Bumi di Indonesia semakin

Lebih terperinci

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, udara dan listrik. pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya.

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, udara dan listrik. pembelian ke perusahaan-perusahaan yang menjualnya. 60 VI. UTILITAS A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya,

Lebih terperinci

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan

VI. UTILITAS. Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan VI. UTILITAS A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya,

Lebih terperinci

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH Oleh: Oktavina G. LP. Manulangga 330 8201 014 Latar Belakang dan Permasalahan Mata air Namosain di Kota Kupang memiliki tingkat kesadahan

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT PRODU KSI A SAM SU LFAT BAB III PROSES PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT 3.1 Flow Chart Proses Produksi Untuk mempermudah pembahasan dan urutan dalam menguraikan proses produksi, penulis merangkum dalam bentuk

Lebih terperinci

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. UTILITAS Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam

Lebih terperinci

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) Dalam perencanaan dan perancangan istalasi penjernihan air (IPA) harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN 1 PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 25000 TON/TAHUN O l e h : Anita Hadi Saputri NIM. L2C 007 009 Ima Winaningsih NIM. L2C 007 050 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM

UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM VI. UNIT PENDUKUNG DAN LABORATORIUM A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Spesifikasi peralatan yang digunakan pada proses pembuatan Precipitated. produksi selama 7 hari

V. SPESIFIKASI PERALATAN. Spesifikasi peralatan yang digunakan pada proses pembuatan Precipitated. produksi selama 7 hari V. SPESIFIKASI PERALATAN Spesifikasi peralatan yang digunakan pada proses pembuatan Precipitated Calcium Carbonate ( PCC ) adalah sebagai berikut: A. Peralatan Proses 1. Raw Material Storage (SS-101) :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri

Lebih terperinci

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan listrik.

VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH. utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan listrik. VI. UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH A. Utilitas Unit utilitas ( unit pendukung proses) merupakan sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada umumnya, utilitas dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS 60.000 TON / TAHUN MAULIDA ZAKIA TRISNA CENINGSIH Oleh: L2C008079 L2C008110 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar... v vi vii DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Intisari... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Pendirian

Lebih terperinci

Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini

Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini Pabrik Alumunium Sulfat dari Bauksit Dengan Modifikasi Proses Bayer dan Giulini Dosen Pembimbing : Ir. Elly Agustiani, M.Eng NIP. 19580819 198503 2 003 Oleh Ricco Aditya S. W (2310 030 044) Rieska Foni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 1.1 Produsen Asam Nitrat dan Sodium Klorida di Indonesia Konsumsi Sodium Nitrat berdasarkan Industri

DAFTAR TABEL. 1.1 Produsen Asam Nitrat dan Sodium Klorida di Indonesia Konsumsi Sodium Nitrat berdasarkan Industri DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Produsen Asam Nitrat dan Sodium Klorida di Indonesia 3 1.2 Konsumsi Sodium Nitrat berdasarkan Industri 3 Penyerapnya di Indonesia 2002 2007 1.3 Data Impor Sodium Nitrat di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Air merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah dan merupakan kebutuhan pokok sehari-hari makhluk hidup di dunia ini yang tidak dapat terpisahkan. Air

Lebih terperinci

4.19 Neraca Energi CO Neraca Energi RE Neraca Energi RE Neraca Energi DC

4.19 Neraca Energi CO Neraca Energi RE Neraca Energi RE Neraca Energi DC DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1.1 Data Kebutuhan Isopropanolamin di Indonesia... 3 2.1 Harga Bahan Baku dan Produk... 10 2.2 Nilai ΔH 0 f (298) bahan baku dan produk... 17 2.3 Nilai ΔH 0 f masing-masing komponen...

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 12 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan dasar bagi sebuah unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ketersediaan dan kualitas air sangat menentukan terhadap pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 44.000 TON / TAHUN MURTIHASTUTI Oleh: SHINTA NOOR RAHAYU L2C008084 L2C008104 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN TANIN DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN TANIN DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN TANIN DARI KULIT BUAH KAKAO DENGAN KAPASITAS 2.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sidang Sarjana Teknik Kimia DISUSUN OLEH Nimrod Sitorus

Lebih terperinci

BAB VI. UTILITAS. Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit

BAB VI. UTILITAS. Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit 91 BAB VI. UTILITAS A. Unit Pendukung Proses Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit lainnya atau sarana penunjang proses untuk menjalankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

Analisa Klorida Analisa Kesadahan

Analisa Klorida Analisa Kesadahan Analisa Klorida Analisa Kesadahan Latar Belakang Tropis basah Air bersih Air kotor limbah Pencegahan yang serius Agar tidak berdampak buruk bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup Air tercemar 1 Prinsip

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.1 Boiler. Pada bab ini dijelaskan mengenai gambaran tentang boiler secara umum serta fungsi komponen - komponen utama dan fungsi komponen - komponen pendukung bahan boiler.boiler

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR

PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI TON/TAHUN TUGAS AKHIR PRA RANCANGAN PABRIK PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI BAHAN BAKU LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 15.000 TON/TAHUN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Sarjana Teknik Kimia

Lebih terperinci

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR Oleh : MARTINA : AK.011.046 A. PENGERTIAN AIR senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya karena fungsinya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split BAB II DASAR TEORI 2.1 AC Split Split Air Conditioner adalah seperangkat alat yang mampu mengkondisikan suhu ruangan sesuai dengan yang kita inginkan, terutama untuk mengkondisikan suhu ruangan agar lebih

Lebih terperinci

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR Air baku yang digunakan umumnya mengandung bermacam-macam senyawa pengotor seperti padatan tersuspensi, padatan terlarut, dan gas-gas. Penggunaan air tersebut secara langsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR

LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR LISTRIK GENERATOR AC GENERATOR DAN MOTOR CARA KERJA GENERATOR AC JARINGAN LISTRIK LISTRIK SATU PHASE LISTRIK TIGA PHASE MOTOR LISTRIK Konversi energi listrik menjadi energi mekanikyang terjadi pada bagian

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Adapun spesifikasi slat untuk Pabrik Sirup Maltosa dengan kapasitas

V. SPESIFIKASI ALAT. Adapun spesifikasi slat untuk Pabrik Sirup Maltosa dengan kapasitas V. SPESIFIKASI ALAT Adapun spesifikasi slat untuk Pabrik Sirup Maltosa dengan kapasitas 50.000 ton/tahun adalah sebagai berikut: A. Alat Proses 1. Cassava Storage (CS-101) Tabel 5.1. Spesifikasi Cassava

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia industri. Boiler berfungsi untuk menyediakan kebutuhan panas di pabrik dengan mengubah air menjadi

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. : untuk menyerap NH3 dan CO2 oleh. : Menara bahan isian (packed tower) : Low alloy steel SA 204 grade C

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. : untuk menyerap NH3 dan CO2 oleh. : Menara bahan isian (packed tower) : Low alloy steel SA 204 grade C BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Absorber Kode : AB : untuk menyerap NH3 dan CO2 oleh H2O Material Kondisi Operasi : Menara bahan isian (packed tower) : Low alloy steel SA 204 grade C : T = 40

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN LENGKAP Dilaksanakan pada air permukaan, air sungai), Diperlukan unt menjernihkan

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

Prarancangan Pabrik Aluminium Oksida dari Bauksit dengan Proses Bayer Kapasitas Ton / Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 74 3.1. Size Reduction 1. Crusher 01 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES Kode : SR-01 : Mengecilkan ukuran partikel 50 mm menjadi 6,25 mm : Cone Crusher Nordberg HP 500 : 2 alat (m) : 2,73 Tinggi (m)

Lebih terperinci

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF)

Oleh : PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF) PABRIK BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI (METODE FOOLPROOF) Oleh : Irma Ayu Ikayulita 2308 030 034 Yudit Ismalasari 2308 030 058 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Soeprijanto,

Lebih terperinci

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

SiO2. Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi. Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA Pabrik Silika dari Abu Ampas Tebu Dengan Proses Presipitasi SiO2 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA 1. Akhadiyah Nur F. 2311 030 045 2. Elly Yonara 2311 030 067 Latar Belakang Kandungan Silika

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES 10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.

Lebih terperinci