Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Bentuk : cair.
|
|
- Inge Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II DESKRIPSI PROSES. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk.. Spesifikasi Bahan Baku a. Stirena monomer (C 8 H 8 ) Bentuk : cair Warna : jernih Kemurnian : 99,6% (minimal) Impuritas (EB) : 0,4% (maksimal).2. Spesifikasi Bahan Pembantu a. Benzoil Peroxide (C 6 H 5 CO) 2 O 2 Bentuk : granular Warna : putih Kemurnian : 0% (minimal) Densitas (25ºC) :,99 g/cm 3 b. Tricalcium Phosphate (Ca 3 (PO 4 ) 2 ) Bentuk : kristal padat Warna : jernih Kemurnian : 96% (minimal) Bulk density :,350~,400 kg/m 3 c. Dodecylbenzene Sulfonate (C 8 H 30 O 3 S) Bentuk : cair Bab I Pendahuluan 8
2 9 Prarancangan Pabrik Polistirena Warna : keruh Kemurnian : 96 % Specific gravity :,05 g/cm 3 d. Hydrochloric Acid (HCl) Bentuk : cair Warna : bening Kemurnian : 27,90 % Specific gravity :,42 e. Demineralized Water Bentuk : cair Warna : bening Batasan kandungan : kandungan silica : max. 50 ppm kandungan sulfat kandungan nitrit kandungan besi : max. 50 ppm : max. 230 ppm : max. 2 ppm.3. Spesifikasi Produk a. Polistirena (C 8 H 8 ) n Bentuk : granular Warna : putih kekuningan Kemurnian : Minimal 99,97% Impuritas : Maksimal 0,03% Bulk density :, g/cm 3
3 20 Prarancangan Pabrik Polistirena Specific gravity :,04,065 Berat molekul : 9.00 kg/kmol 2. Konsep Proses 2.. Dasar Reaksi Polistirena dibuat menggunakan bahan baku stirena monomer dengan inisiator benzoil peroksida melalui proses polimerisasi. Reaktor yang digunakan adalah jenis reaktor tangki berpengaduk yang dioperasikan secara batch. Adapun fase reaksi pembentukan polistirena adalah dalam fase cair (liquid). Kondisi operasi dari reaksi di reaktor pada tekanan atm dan suhu 90 o C. Langkah pembuatan polistirena terbagi menjadi 3 tahap yaitu:. Tahap Inisiasi Tahap inisiasi terbagi menjadi 2 tahap: a. Disosiasi Yaitu pembentukan dua radikal bebas dari (I~I) menjadi (I*), dengan kd sebagai sebagai konstanta kecepatan disosiasi. (2.)
4 2 Prarancangan Pabrik Polistirena b. Asosiasi Yaitu suatu molekul monomer (M) terikat dengan radikal bebas (I*), dengan ka sebagai konstanta kecepatan asosiasi. (2.2) 2. Tahap Propagasi Yaitu penambahan monomer (M) terhahap monomer yang telah diaktifkan dengan radikal bebas (IM*), dengan kp sebagai konstanta kecepatan propagasi. (2.3) 3. Tahap Terminasi Yaitu proses penghentian pertumbuhan polimer. Proses ini terjadi ketika dua rantai yang mengalami perpanjangan misal: dengan derajat polimerisasi x dan y saling bertemu. Tahap terminasi dapat terjadi melalui dua proses yaitu:
5 22 Prarancangan Pabrik Polistirena a. Kombinasi Reaksi yang terjadi: (2.4) b. Disproporsionasi Reaksi yang terjadi: (2.5) (Stevens, 995)
6 23 Prarancangan Pabrik Polistirena 2.2. Tinjauan Termodinamika Dalam proses polimerisasi, tinjauan terhadap karakteristik termodinamika sangat diperlukan pengertian tentang prinsip keseimbangan dan panas reaksi, hal ini untuk mengetahui kondisi operasi dan reaksi tersebut optimal. persamaan: Harga K dapat dihitung dengan energi bebas Gibbs ( G) dari ( G) = Hr T S (2.6) Dalam hubungan ini: (Billmeyer, 994) G T Hr = energi bebas Gibbs (kj/mol) = suhu ( C) = panas reaksi polimerisasi (kj/mol) S = entropi (kj/mol C) K = konstanta kesetimbangan reaksi Diketahui: H polimerisasi PS = -63,64 kj/mol (Baasel, 976) S polimerisasi PS = -0,05 kj/mol C (Odian, 99) Dari persamaan (2.4), dengan suhu reaksi polimerisasi stirena 90 C, dapat dihitung G: ( G) = -63,64 kj/mol (90 C (-0,05 kj/mol C))
7 24 berikut: Prarancangan Pabrik Polistirena = -63,64 + 9,45 kj/mol = -54,9 kj/mol Hubungan antara ( G) dengan K dapat diperoleh dari persamaan G = H T S = - RT ln K (2.7) Dari persamaan (2.5) dapat dihitung harga K: (Odian, 99) K = e G/RT (2.8) = e [ 54,9 J / mol 8,34 J / mol K.363 K ] = Tinjauan Kinetika Reaksi polimerisasi stirena monomer, terjadi melalui mekanisme radikal bebas tahap pemicunya (inisiasi). Mekanisme polimerisasi adalah sebagai berikut: a. Inisiasi I R* (2.9) R* + M M* (2.0) I + M Kd M* (2.) b. Propagasi M* + M Kp M2* (2.2) M2* + M Kp M3* (2.3)
8 25 Prarancangan Pabrik Polistirena c. Terminasi Mx* + M Kp M*x+ (2.4) M*x+ + My* Kt Mx+y (2.5) Persamaan laju reaksi polimerisasi dapat ditulis dengan persamaan: d M r A = dt Di mana: = k p f.k d I k t 2 M (2.6) r A = laju kecepatan polimerisasi, mol/l dt k p = konstanta kecepatan laju propagasi, L(mol dt) - M I f = konsentrasi stiren monomer, mol/l = konsentrasi inisiator, mol/l = efisiensi inisiator k d = konstanta kecepatan laju inisiasi, (dt) - k p = konstanta kecepatan laju propagasi, L(mol dt) - k t = konstanta kecepatan laju terminasi, L(mol dt) - 3. Diagram Alir Proses Diagram Alir Proses ditampilkan pada Gambar Diagram Alir Proses Kualitatif Diagram Alir Kualitatif ditampilkan pada Gambar 2.2.
9 26 Prarancangan Pabrik Polistirena 3.2. Diagram Alir Proses Kuantitatif Diagram Alir Kuantitatif ditampilkan pada Gambar Tahapan Proses Pada bagian ini akan dijelaskan tentang jalannya proses polimerisasi stirena monomer menjadi polistirena dengan sistem suspensi dengan peralatan yang dipakai. Adapun urutan jalannya proses akan dibagi menjadi 5 bagian yaitu:. Tahap persiapan bahan baku 2. Tahap reaksi polimerisasi stirena di reaktor 3. Pencucian dan pemisahan produk dari cairan induk 4. Tahap akhir (finishing) produk termasuk drying dan extruding 5. Packaging (pengepakan) produk Secara terperinci proses diuraikan sebagai berikut: a. Tahap persiapan bahan baku Tahap ini bertujuan untuk menyiapkan bahan baku sebelum dimasukkan ke dalam reaktor. Sebelum masuk reaktor suhu bahan baku stirena monomer (SM) dan demineralized water (DW) dipanaskan terlebih dahulu hingga mencapai suhu 90 ᵒC dengan menggunakan penukar panas (HE-0 dan HE-02). b. Tahap proses reaksi Pada tahap reaksi polimerisasi, stirena monomer dan demineralized water masing-masing dipompakan ke dalam reaktor dengan pompa (P-0 dan P-02). Reaksi polimerisasi berlangsung
10 27 Prarancangan Pabrik Polistirena secara batch. Waktu pengisian dan pengosongan tangki masing-masing adalah 90 menit. Kemudian waktu reaksi berlangsung selama 5,5 jam. Reaksi polimerisasi stirena adalah reaksi eksotermis, sehingga agar reaksi berjalan secara isotermis adiabatis, maka digunakan koil pendingin. c. Pencucian dan pemisahan produk dari cairan induk Tahap pencucian Tahap ini bertujuan untuk melarutkan padatan-padatan sisa selain polistirena di dalam tangki pencuci, agar polistirena bisa dipisahkan dalam tahapan selanjutnya. Produk reaktor dialirkan ke dalam tangki pencuci dengan pompa (P-03), serta air dari unit utilitas dan HCl juga dialirkan ke tangki pencuci. Stirena sisa akan terlarut dalam air yang juga berfungsi menurunkan suhu produk reaktor agar bisa dipastikan reaksi polimerisasi telah berhenti. Tahap pemisahan produk dari cairan induknya. Setelah semua padatan sisa selain polistirena terlarut maka perlu dlakukan pemisahan cairan tersebut dari polistirena. Produk tangki pencuci dialirkan ke dalam centrifuge (CT) dengan menggunakan pompa (P-06). Di dalam CT padatan akan terpisah dari cairan induknya dan padatan polistirena akan keluar lewat bagian atas centrifuge. Padatan polistirena langsung dialirkan ke dalam rotary dryer untuk proses selanjutnya.
11 28 Prarancangan Pabrik Polistirena d. Tahap akhir (finishing) produk Ada 3 tahap proses finishing, yaitu: Tahap pengeringan Tahap pemisahan debu Tahap penyeragaman bentuk dan ukuran e. Pengepakan Polistirena keluar dari mesin pemotong dialirkan ke dalam hopper untuk pengepakan.
12 29 Prarancangan Pabrik Polistirena
13 Stirena EB T-0 30 TCP DBS BP 2 S-0 30 Stirena EB TCP DBS BP Polistirena Air Air 5 30 Air 8 30 Stirena EB TCP DBS BP Polstirena Air Asam klorida Polistirena 3 30 Polistirena Air Polistirena Air T Air 90 R WT CT RD EX T Asam Klorida 60 Stirena EB TCP DBS BP Polistirena Air Asam Klorida 2 60 Stirena EB TCP DBS BP Polistirena Air Asam Klorida 4 30 Stirena EB TCP DBS BP Polistirena Air Asam Klorida Keterangan T-0 : Tangki Stirena T-02 : Tangki Air T-03 : Tangki Asam Klorida S-0 : Silo Bahan Pembantu R : Reaktor WT : Wash Tank CT : Centrifuge RD : Rotary Dryer EX : Extruder Nomor arus Tekanan (atm) Suhu ( o C) Gambar 2.2 Diagram Alir Kualitatif
14 Stirena 4560,6 EB 7,68 Total 4.578,28 T-0 TCP 22,0 DBS 0,27 BP,05 Total 33,4 S-0 T Air 8.838,38 Stirena 8,84 EB 7,68 TCP 22,0 DBS 0,27 BP,05 PS 4.55,77 Air 8.838,38 Total 3.450,38 4 Air 8.838,38 5 R WT CT RD EX 7 Air.325,76 8 Stirena 0,44 EB 0,88 TCP,0 DBS 0,0 BP 0,55 PS 4.507,58 Air 220,96 HCl 0,88 Total PS 66,29 3 PS 449,9 Air,33 Total 4.420,52 0 PS 449,9 Air,33 Total 4.420,52 T-03 6 HCl 7,68 Stirena 8,84 EB 7,68 TCP 22,0 DBS 0,27 BP,05 PS 4.55,77 Air 7.676,77 HCl 7,68 Total ,4 2 Stirena 8,40 EB 6,79 TCP 20,99 DBS 0,25 BP 0,50 PS 44,9 Air 8.78,57 HCl 6,79 Total 8.899,48 4 Stirena 0,44 EB 0,88 TCP,0 DBS 0,0 BP 0,55 PS 22,0 Air 29,36 HCl 0,88 Total 245,6 Gambar 2.3 Diagram Alir Kuantitatif
15 32 4. Neraca Massa dan Neraca Panas Produk Kapasitas perancangan : Polistirena : ton/tahun Waktu operasi selama tahun : 330 hari Waktu operasi selama hari : 24 jam 4.. Neraca Massa a. Neraca Massa Reaktor Tabel 2. Neraca Massa Reaktor Masuk Keluar Komponen Arus Arus 2 Arus 3 Arus 4 (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) Stirena 4.560,6 8,84 EB 7,68 7,68 TCP 22,0 22,0 DBS 0,27 0,27 BP,05,05 Polistirena 4.55,77 Air 8.838, ,38 Total 4.578,28 33, , , , ,08
16 33 b. Neraca Massa Wash Tank Tabel 2.2 Neraca Massa Wash Tank Masuk Keluar Komponen Arus 4 Arus 5 Arus 6 Arus 7 (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) Stirena 8,84 8,84 EB 7,68 7,68 TCP 22,0 22,0 DBS 0,27 0,27 BP,05,05 Polistirena 4.55, ,77 Air 8.838, , ,77 Asam klorida 7,68 7,68 Total 3.450, ,38 7, , , ,4
17 34 c. Neraca Massa Centrifuge Tabel 2.3 Neraca Massa Centrifuge Masuk Keluar Komponen Arus 7 Arus 8 Arus 9 Arus 2 (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) Stirena 8,84 0,44 8,40 EB 7,68 0,88 6,79 TCP 22,0,0 20,99 DBS 0,27 0,0 0,25 BP,05 0,55 0,50 Polistirena 4.55, ,58 44,9 Air 7.676,77.325,76 220, ,57 Asam klorida 7,68 0,88 6,79 Total ,4.325, , , , ,89
18 35 d. Neraca Massa Rotary Dryer Tabel 2.4 Neraca Massa Rotary Dryer Komponen Masuk Keluar Arus 9 (kg) Arus 0 (kg) Arus 3 (kg) Arus 4 (kg) Stirena 0,44 0,44 EB 0,88 0,88 TCP,0,0 DBS 0,0 0,0 BP 0,55 0,55 Polistirena 4.507, ,9 66,29 22,0 Air 220,96,33 29,63 Asam klorida 0,88 0,88 Total 4.732, ,52 66,29 245, , ,42 e. Neraca Massa Extruder Tabel 2.5 Neraca Massa Extruder Masuk Keluar Komponen Arus 0 (kg) Arus 2 (kg) Polistirena 4.49,9 4.49,9 Air,33,33 Total 4.420, ,52
19 Neraca Panas a. Neraca Panas Reaktor Tabel 2.6 Neraca Panas Reaktor Input (kj/jam) Generasi (kj/jam) Output (kj/jam) Arus ,80 Q reaksi ,26 Arus ,63 Arus 2 0,00 Arus ,76 Q pendingin ,9 Total ,56 Total , ,82 Total , ,82
20 37 b. Neraca Panas Wash Tank Tabel 2.7 Neraca Panas Wash Tank Masuk Keluar Komponen Arus 4 Arus 5 Arus 6 Arus 7 (kj/jam) (kj/jam) (kj/jam) (kj/jam) Stirena.062,97 0,00 0,00 564,36 EB 2.050,58 0,00 0,00.087,37 TCP 0,00 0,00 0,00 0,00 DBS 0,00 0,00 0,00 0,00 BP 0,00 0,00 0,00 0,00 Polistirena 7.836,32 0,00 0, ,32 Air , ,9 0, ,35 Asam klorida 0,00 0,00 70,54 493,96 Total , ,9 70, , , ,37
21 38 c. Neraca Panas Centrifuge Tabel 2.8 Neraca Panas Centrifuge Masuk Keluar Komponen Arus 7 Arus 8 Arus 9 Arus 2 (kj/jam) (kj/jam) (kj/jam) (kj/jam) Stirena 564,46 0,00 26,5 503,66 EB.087,55 0,00 5,07 970,37 TCP 0,00 0,00 0,00 0,00 DBS 0,00 0,00 0,00 0,00 BP 0,00 0,00 0,00 0,00 Polistirena 0,08 0,00 0,07 0,00 Air , , , ,00 Asam klorida.842,9 0,00 86,07.635,28 Total , , , , , ,84 d. Neraca Panas Rotary Dryer Tabel 2.9 Neraca Panas Rotary Dryer Masuk kj/jam Keluar kj/jam Q umpan ,86 Q produk 5.789,76 Q udara in ,73 Q udara out ,33 Q loss 62.62,5 Total , ,60
22 39 e. Neraca Panas Extruder Tabel 2.0 Neraca Panas Extruder Input Output Komponen Q input Q heater Q output Polistirena , ,92 Air.856,42 6,77 Q heater ,49 Q loss ,44 Total , , , , , ,3
23 40 5. Tata Letak Pabrik dan Peralatan 5.. Tata Letak Pabrik Tata letak merupakan pengaturan secara optimal fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat bermanfaat bagi efisiensi, keselamatan, dan kelancaran para pekerja dan proses. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pengaturan tata letak pabrik yaitu: a. Perluasan Lahan Area khusus untuk perluasan lahan harus masuk dalam perhitungan rencana tata letak. Area ini dipersiapkan jika di kemudian hari kapasitas pabrik diperbesar. b. Keamanan Keamanan merupakan faktor penting dalam menjaga stabilitas operasi pabrik. Potensi bahaya seperti kebakaran, ledakan, asap, atau senyawa beracun harus diperhatikan. Alat-alat pemadam kebakaran seperti APAR dan hidran air harus disediakan. Jarak antar bangunan dan tangki harus diperhatikan agar memberikan ruang bagi pekerja untuk menyelamatkan diri. c. Ketersediaan Tanah Harga tanah merupakan faktor penentu bagi pabrik untuk menyediakan area pabrik. Jika harga tanah tinggi, maka penempatan bangunan dan alat harus seefisien mungkin guna menghemat ruang.
24 4 d. Bangunan Bangunan yang didirikan harus memenuhi standard kekuatan fisik maupun kelengkapannya seperti ventilasi, sanitasi, dan pendingin udara jika diperlukan. e. Instalasi dan Utilitas Tata letak bangunan harus memperhatikan kemudahan dalam hal instalasi dan utilitas. Pekerja akan mudah dalam pemasangan jika peralatan mudah dijangkau dan tersusun rapi. f. Akses Jalan Raya Jalan raya merupakan penunjang transportasi kendaraan pembawa bahan baku menuju pabrik. Susunan jalan dan bangunan harus memberikan keleluasaan bagi kendaraan untuk masuk dan keluar pabrik. Secara umum tata letak pabrik dibagi menjadi beberapa daerah utama yaitu: a. daerah perkantoran, b. daerah proses dan ruang kontrol, c. daerah pergudangan, bengkel, dan garasi, dan d. daerah utilitas. Denah tata letak bangunan ditampilkan pada Gambar 2.4 berikut ini.
25 42 Pos Keamanan Area Perluasan Area Perluasan UPL Area Utilitas Area Proses Bengkel 80 m Garasi Generator Utilitas Safety Fire Station Gudang Laboratorium Kantin Poliklinik Area Parkir Pusdiklat & Perpustakaan Masjid Kantor Produksi Kantor pusat Pos Keamanan Jalan Raya 30 m Skala :.000 Gambar 2.4 Tata Letak Pabrik
26 Tata Letak Peralatan Tata letak adalah pengaturan kedudukan alat-alat dalam proses produksi. Tata letak alat harus diatur sedemikian rupa sehingga kelancaran dan keamanan produksi terjamin. Hal-hal yang diperhatikan dalam tata letak alat yaitu: a. Aliran Bahan Baku dan Produk Aliran bahan baku dan produk harus sesederhana mungkin. Jumlah belokan dan tekukan dalam sistem pemipaan harus seminimal mungkin. Penempatan pipa juga harus memperhatikan lalu lintas pekerja. b. Aliran Udara Aliran udara yang baik akan menghindari stagnasi (pemampatan) udara pada suatu lokasi. Udara segar dan bersikulasi mendukung produktivitas dan keselamatan pekerja. c. Cahaya Penerangan area pabrik harus memadai. Pemasangan lampu harus memperhatikan kebutuhan lumen ruangan. Area proses dan perkantoran diberikan pencahayaan optimal. d. Lalu Lintas Manusia Letak peralatan disusun agar memberikan ruang bagi pekerja untuk melintas dan menjangkau seluruh area proses dengan mudah. Pengaturan lalu lintas bagi pekerja memperhatikan aspek keamanan dan kemudahan.
27 44 e. Jarak Antar Alat Alat-alat dengan tekanan dan suhu tinggi sebaiknya diberi jarak lebih jauh dari alat lainnya. Jarak antar alat juga berfungsi sebagai jalur penyelamatan bagi pekerja.
28 45 80,00 T-02 T-02 T-0 T-0 S-0 R R 60,00 S-02 R R WT T-02 T-02 S-03 R R CT T-03 RD EX Tata Letak Alat Skala :500 Keterangan: T-0 : Tangki Stirena T-02 : Tangki Air T-03 : Tangki Asam Klorida S-0 : Silo TCP S-02 : Silo DBS S-03 : Silo BP R : Reaktor WT : Wash Tank CT : Centrifuge RD : Rotary Dryer EX : Extruder Gambar 2.5 Tata Letak Peralatan
Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. : jernih, tidak berwarna
BAB II DESKRIPSI PROSES 1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (www.kaltimmethanol.com) Fase (25 o C, 1 atm) : cair Warna : jernih, tidak berwarna Densitas (25 o C)
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Asam Nitrat dengan Proses Biazzi Kapasitas Ton/ Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Bahan Baku 1. Gliserin (C3H8O3) Titik didih (1 atm) : 290 C Bentuk : cair Spesific gravity (25 o C, 1atm) : 1,261 Kemurnian : 99,5 %
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES II. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II... Spesifikasi bahan baku. Epichlorohydrin Rumus Molekul : C 3 H 5 OCl Wujud : Cairan tidak berwarna Sifat : Mudah menguap Kemurnian : 99,9%
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
14 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku a. CPO (Minyak Sawit) Untuk membuat biodiesel dengan kualitas baik, maka bahan baku utama trigliserida yang
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT
BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES. 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk. Isobutanol 0,1% mol
BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku tert-butyl alkohol (TBA) Wujud Warna Kemurnian Impuritas : cair : jernih : 99,5% mol : H 2 O
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku 2.1.1.1. Ethylene Dichloride (EDC) a. Rumus Molekul : b. Berat Molekul : 98,96 g/mol c. Wujud : Cair d. Kemurnian
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
16 BAB II DESRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku Nama Bahan Tabel II.1. Spesifikasi Bahan Baku Propilen (PT Chandra Asri Petrochemical Tbk) Air Proses (PT
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi bahan baku Etanol Fase (30 o C, 1 atm) : Cair Komposisi : 95% Etanol dan 5% air Berat molekul : 46 g/mol Berat jenis :
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ACRYLAMIDE DARI ACRYLONITRILE MELALUI PROSES HIDROLISIS KAPASITAS TON/TAHUN BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Acrylonitrile Fase : cair Warna : tidak berwarna Aroma : seperti bawang merah dan bawang putih Specific gravity
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES II.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pendukung, dan Produk Spesifikasi Bahan Baku 1. Metanol a. Bentuk : Cair b. Warna : Tidak berwarna c. Densitas : 789-799 kg/m 3 d. Viskositas
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2
BAB II DESKRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku A. Asam Akrilat (PT. Nippon Shokubai) : Nama IUPAC : prop-2-enoic acid Rumus Molekul : C 3 H 4 O 2 Berat Molekul
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sikloheksana dengan Proses Hidrogenasi Benzena Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku 1. Benzena a. Rumus molekul : C6H6 b. Berat molekul : 78 kg/kmol c. Bentuk : cair (35 o C; 1 atm) d. Warna :
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85% Titik didih (1 atm) : -24,9 o C Kemurnian : 99,5 %
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku a. Metanol (PT. KMI, 2015) Fase : Cair Titik didih (1 atm) : 64,6 o C Spesifik gravity : 0,792 Kemurnian : 99,85%
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Kemurnian : minimal 99% : maksimal 1% propana (CME Group) Density : 600 kg/m 3. : 23,2 % berat dari udara.
15 BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku Butana Bentuk Warna : cair jenuh : jernih Kemurnian : minimal 99% Impuritas : maksimal 1% propana (CME Group)
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Etil Akrilat dari Asam Akrilat dan Etanol Kapasitas ton/tahun BAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus molekul : C2H5OH
DESKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku Utama a. Etanol Sifat fisis : Rumus molekul : C2H5OH Berat molekul, gr/mol : 46,07 Titik didih, C : 78,32 Titik lebur,
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
19 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.1 Spesifikasi Bahan Baku, Bahan Pembantu, dan Produk 2.1.1 Spesifikasi bahan baku a. N-Butanol (PT. Petro Oxo Nusantara) Rumus molekul : C4H9OH Fase : Cair Berat Molekul :
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Rumus Molekul
BAB II DESKRIPSI PROSES II.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk II.1.1. Spesifikasi Bahan Baku A. Asam Akrilat (PT. Nippon Shokubai) : Nama IUPAC : prop-2-enoic acid Rumus Molekul Berat Molekul Titik Leleh
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. adalah sistem reaksi serta sistem pemisahan dan pemurnian.
BAB II DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemrosesan yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. Proses Pembuatan Trimetiletilen Secara umum pembuatan trimetiletilen dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu pembuatan trimetiletilen dari n-butena
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS TON / TAHUN
LAPOARAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK NATRIUM DIFOSFAT HEPTAHIDRAT DARI NATRIUM KLORIDA DAN ASAM FOSFAT KAPASITAS 85.000 TON / TAHUN Oleh : Suciati D 500 020 039 Dosen Pembimbing 1. Ir. Endang Mastuti
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR A. Latar Belakang B. Tinjauan Pustaka
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Sektor industri termasuk industri kimia di dalamnya, dewasa ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia, baik dari
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES. : Kuning kecoklatan
BAB II DISKRIPSI PROSES 2. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.. Spesifikasi bahan baku a. Molasses Bentuk Warna : Cair ph : 5,5 Berat jenis Komposisi : Kuning kecoklatan :,47 g/cc C 2 H 22 O : 53,77%
Lebih terperinciBAB II DISKRIPSI PROSES
2 BAB II DISKRIPSI PROSES 2.. Spesifikasi Bahan Baku danproduk a. Spesifikasi bahan baku Isobutil alkohol Kenampakan : Cairan bening Kemurnian : 99% Impuritas : H2O (%) Asam Palmitat Kenampakan : Kristal
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK. - p-xylene : max 0,50 % wt. - m-xylene : max 0,30 % wt. - o-xylene : max 0,20 % wt
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK 2.1.1. Bahan Baku Toluene Fasa Kenampakan Kemurnian : cair : jernih : min 99,0 % wt Impuritas - p-xylene : max 0,50 % wt - m-xylene : max
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hexamine Hexamine merupakan produk dari reaksi antara amonia dan formalin dengan menghasilkan air sebagai produk samping. 6CH 2 O (l) + 4NH 3(l) (CH 2 ) 6 N 4 + 6H 2 O Gambar
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK NITROGLISERIN DARI ASAM NITRAT DAN GLISERIN KAPASITAS TON PER TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK NITROGLISERIN DARI ASAM NITRAT DAN GLISERIN KAPASITAS 31.500 TON PER TAHUN Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS H 2 SO 4 KAPASITAS 18.000 TON/TAHUN Oleh : EKO AGUS PRASETYO 21030110151124 DIANA CATUR
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik n-butiraldehid dengan Proses Hidroformilasi Propilen Kapasitas Ton/Tahun BAB II DESKRIPSI PROSES
BAB II DESKRIPSI PROSES 2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1. Spesifikasi Bahan Baku a. Propilen (C 3 H 6 ) Berat molekul : 42 gr/mol Titik didih : -47,75 C 47,7 C Titik beku : -185,25 C Densitas
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA DARI AMONIUM SULFAT DAN SODIUM KLORIDA KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN Oleh: Novalia Mustika Sari I 0508057 Ki Bagus Teguh Santoso I 0508098 JURUSAN TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciPABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI
SIDANG TA 2011 PABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI Disusun oleh : Renata Permatasari 2308 030 013 Friska Rachmatikawati 2308 030 014 Dosen Pembimbing
Lebih terperinci1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada bidang
Lebih terperinciPABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :
SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi suatu pabrik memberikan pengaruh yang besar terhadap lancarnya kegiatan industri. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan untuk menentukan lokasi pabrik
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Pemilihan Proses Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan
Lebih terperinciPABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU
PABRIK GLISEROL DARI COTTON SEED OIL DENGAN PROSES HIDROLISA KONTINYU Penyusun : Riyo Eko Prasetyo 2307030067 Wicaksono Ardi Nugroho 2307030078 Dosen Pembimbing : Ir. Elly Agustiani, M. Eng 19580819 198503
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BB II URIN PROSES.. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul 6 H 5 H OH. Proses pembuatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida
Lebih terperinciIV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI Perhitungan neraca massa dan energi dilakukan dengan basis perhitungan dan data konversi seperti dibawah ini : Kapasitas produksi Waktu operasi Konversi reaksi : 40.000
Lebih terperinciIV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI Perhitungan neraca massa dan energi dilakukan dengan basis perhitungan dan data konversi seperti dibawah ini : Kapasitas produksi Waktu operasi Konversi reaksi : 40.000
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM OKSIDA DARI BAUKSIT DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS TON/TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ALUMINIUM OKSIDA DARI BAUKSIT DENGAN PROSES BAYER KAPASITAS 1.000.000 TON/TAHUN Oleh: Ahmad Qomaruddin I 0511001 Rozi Ferdika I 0511047 PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS TON/TAHUN
perpustakaan.uns.ac.id TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK VINYL ACETATE DARI ACETYLENE DAN ACETIC ACID KAPASITAS 80.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : 1. Risma Sappitrie ( I0511045 ) 2. Trias Ayu Laksanawati (
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai
BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar,
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI PROSES. Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam
BAB II DESKRIPSI PROSES Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus kimia Ca(OH)2. Dalam bahasa Inggris, kalsium hidroksida juga dinamakan slaked lime, atau hydrated lime (kapur yang di-airkan).
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara
11 II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses produksi Metil Akrilat dapat dibuat melalui beberapa cara, antara lain : 1. Pembuatan Metil Akrilat dari Asetilena Proses pembuatan metil akrilat adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dengan berkembangnya teknologi saat ini dalam berbagai bidang, Indonesia dituntut agar dapat bersaing dengan negara-negara dalam bidang industri. Diperlukan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Polistirena (polystyrene) atau polivinil benzena merupakan resin sintesis jenis termoplastik yang mempunyai rumus kimia (C 6 H 5 CHCH 2 ) n. Senyawa
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON / TAHUN
PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL OLEAT DARI ASAM OLEAT DAN N-BUTANOL KAPASITAS 20.000 TON / TAHUN Disusun Oleh : Eka Andi Saputro ( I 0511018) Muhammad Ridwan ( I 0511030) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman Judul... i. Lembar Pengesahan... ii. Kata Pengantar... iv. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Daftar Gambar...
v vi vii DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan... ii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... v Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... xii Intisari... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Pendirian
Lebih terperinciPendahuluan BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia merupakan suatu negara yang sangat subur dan kaya akan hasil pertanian serta perikanannya, selain hal tersebut Indonesia memiliki aset
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia di indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan hal itu kebutuhan bahan baku dan bahan penunjang dalam industri
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK MODIFIED TAPIOCA STARCH DENGAN PROSES ASETILASI KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN O l e h : Bhagus Alfiyan Ni Wayan Santi Dewi NIM. L2C008023
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS TON / TAHUN
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK AMMONIUM NITRAT PROSES STENGEL KAPASITAS 60.000 TON / TAHUN MAULIDA ZAKIA TRISNA CENINGSIH Oleh: L2C008079 L2C008110 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRA-RANCANGAN PABRIK MODIFIED TAPIOCA STARCH DARI PATI TAPIOKA MENGGUNAKAN ASAM KLORIDA KAPASITAS 1000 TON/TAHUN O l e h : Archemi Puspita Wijaya Ardi Wijaya
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. dalam alkohol (Faith and Keyes,1957).
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Jenis-Jenis Proses Aluminium sulfat atau yang lebih dikenal dengan tawas merupakan salah satu bahan kimia yang sangat diperlukan baik dalam industri pengolahan air. Alum
Lebih terperinciPabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi
Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES OKSIDASI TOLUENA DAN KATALIS KOBALT ASETAT KAPASITAS TON/TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK ASAM BENZOAT DENGAN PROSES OKSIDASI TOLUENA DAN KATALIS KOBALT ASETAT KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Lebih terperinciDESKRIPSI PROSES. pereaksian sesuai dengan permintaan pasar sehingga layak dijual.
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses
Lebih terperinciBAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES
digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head
Lebih terperinciPabrik Sirup Glukosa dari Tepung Tapioka dengan Proses Hidrolisis Enzim
Pabrik Sirup Glukosa dari Tepung Tapioka dengan Proses Hidrolisis Enzim disusun oleh : Rizky Destya R 2309 030 008 Vivi Dwie Suaidah 2309 030 082 Pembimbing : Ir.Agung Subyakto, M.S. D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik metil tersier butil eter adalah unit
Lebih terperinciSKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA
PRA RANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL KAPASITAS 25.000 TON/TAHUN SKRIPSI PRA RANCANGAN PABRIK KIMIA Disusun Oleh : Rezeki Dewantari Y 121080057 Dian Geta 121080078 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan pembangunan di Indonesia pada era globalisasi ini semakin meningkat yang ditandai dengan banyaknya pembangunan fisik, sehingga kebutuhan
Lebih terperinciBAB II URAIAN PROSES. Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol,
7 BAB II URAIAN PROSES 2.1. Jenis-Jenis Proses Benzil alkohol dikenal pula sebagai alpha hidroxytoluen, phenyl methanol, atau phenyl carbinol. Benzil alkohol mempunyai rumus molekul C 6 H 5 CH 2 OH. Proses
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Dodekilbenzena sulfonat adalah salah satu produk intermediet untuk bahan baku pembuatan deterjen sintetik, shampo, pasta gigi, dan sabun cuci. Selain
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia khususnya industri kimia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Kebutuhan bahan kimia dalam negeri masih banyak didatangkan
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK FURFURAL DARI TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN Oleh : Yosephin Bening Graita ( I 0509043 ) JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan deterjen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah kepala
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ASAM SULFAT DENGAN PROSES KONTAK ABSORPSI GANDA KAPASITAS TON/TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ASAM SULFAT DENGAN PROSES KONTAK ABSORPSI GANDA KAPASITAS 1. TON/TAHUN Disusun Oleh : 1. Yesi Novitasari ( I 5715 ) 2. Nur Halimah Murdiyati ( I 5749 ) JURUSAN TEKNIK KIMIA
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik perlu ditentukan dengan tepat agar dapat memberikan keuntungan, baik secara teknis maupun ekonomis. Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
Lebih terperinciBAB II. DISKRIPSI PROSES. bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses komersial
BAB II. DISKRIPSI PROSES 2.1 Jenis Proses Berdasarkan Bahan Baku Tricresyl phosphate (TCP) dapat dibuat melalui beberapa proses berdasarkan bahan baku yang bervariasi. Berdasarkan bahan baku ada 2 proses
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK METIL SALISILAT DARI METANOL DAN ASAM SALISILAT KAPASITAS TON/TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK METIL SALISILAT DARI METANOL DAN ASAM SALISILAT KAPASITAS 10.000 TON/TAHUN Disusun oleh Akbar Wahyu Dewantara NIM I0509003 PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciIV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI. = 6.313,13 kg/jam
IV. NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI Perhitungan neraca massa dan energi dilakukan dengan basis perhitungan dan data konversi seperti dibawah ini : Kapasitas Operasi Proses Basis Bahan baku Produk : 50.000
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK BUTENA-1 DENGAN PROSES DEHIDROGENASI N-BUTANA KAPASITAS TON/TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK BUTENA-1 DENGAN PROSES DEHIDROGENASI N-BUTANA KAPASITAS 60.000 TON/TAHUN Oleh : Annisa Shanti Rahmani I 0510004 Fitri Rista Riana I 0510016 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 44.000 TON / TAHUN MURTIHASTUTI Oleh: SHINTA NOOR RAHAYU L2C008084 L2C008104 JURUSAN TEKNIK
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Amonium Klorida dengan Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri kimia tiap tahunnya mengalami peningkatan yang begitu cepat dan mempunyai dampak terhadap tumbuhnya berbagai industri yang terkait.
Lebih terperinciBAB II. DESKRIPSI PROSES
BAB II. DESKRIPSI PROSES Proses pembuatan Dicalcium Phosphate Dihydrate (DCPD) dipilih berdasarkan bahan baku yang akan digunakan karena proses yang akan berlangsung dan produk yang akan dihasilkan akan
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK BUTADIENASULFON DARI 1,3 BUTADIENA DAN SULFUR DIOKSIDA KAPASITAS TON PER TAHUN
LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK BUTADIENASULFON DARI 1,3 BUTADIENA DAN SULFUR DIOKSIDA KAPASITAS 20.000 TON PER TAHUN Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Kesarjanaan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Yogyakarta, Juni Penyusun. iii
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayah- Nya kepada penyusun sehingga Tugas Akhir dengan judul Pra Rancangan Pabrik Kimia Octylphenol dari Diisobutylene dan Phenol
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN D
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pendirian Pabrik Perkembangan industri di Indonesia semakin lama semakin meningkat, hal ini disebabkan karena terbukanya pasar bebas di seluruh dunia. Semakin majunya
Lebih terperinciBAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES. Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang
BAB II PEMILIHAN DAN DESKRIPSI PROSES A. Macam-macam Proses Paraldehida merupakan senyawa polimer siklik asetaldehida yang dihasilkan dengan mereaksikan katalis asam dengan asetaldehida. Beberapa jenis
Lebih terperinciEXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA
EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PERANCANGAN PABRIK AMMONIUM CHLORIDE PROSES AMMONIUM SULFAT-SODIUM CHLORIDE KAPASITAS PRODUKSI 35. TON/TAHUN Oleh : Agnes Ayunda N.U. NIM. L2C819 Heru Cahyana
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK. Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang
VII. TATA LETAK PABRIK A. Tata Letak Alat dan Pabrik Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang meliputi tempat bekerja karyawan, tempat penyimpanan bahan baku, dan produk
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN KATALIS ASAM SULFAT KAPASITAS TON PER TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN KATALIS ASAM SULFAT KAPASITAS 50.000 TON PER TAHUN Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Teknik Strata
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK POLIPROPILEN PROSES EL PASO FASE LIQUID BULK KAPASITAS TON / TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK POLIPROPILEN PROSES EL PASO FASE LIQUID BULK KAPASITAS 250.000 TON / TAHUN Disusun Oleh : Endah Aprilliani ( I 0512019) Mita Anggraini C. ( I 0512036) PROGRAM STUDI SARJANA
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM SULFAT DIHIDRAT DARI BATU KAPUR DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS TON/TAHUN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK KALSIUM SULFAT DIHIDRAT DARI BATU KAPUR DAN ASAM SULFAT DENGAN KAPASITAS 250.000 TON/TAHUN OLEH: ANITA SAKTIKA DEWI INDRIANA TRISNAWATI
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI PROPILEN DAN TERT-BUTIL HIDROPEROKSIDA KAPASITAS TON/TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI PROPILEN DAN TERT-BUTIL HIDROPEROKSIDA KAPASITAS 40.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : 1. Dita Kusuma Yuswardani ( I 0511017) 2. Shofwatun Nida ( I 0511048)
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS TON PER TAHUN
LAPORAN TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT DARI ASAM ASETAT DAN ETANOL DENGAN PROSES KONTINYU KAPASITAS 20.000 TON PER TAHUN Oleh : DETI PRIHATINI Dosen Pembimbing: 1. Ir. H. Haryanto AR, MS 2.
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses.
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ANILINE
perpustakaan.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Prarancangan Pabrik Aniline dari Hidrogenasi Nitrobenzene Fase Uap KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Allah SWT, hanya karena
Lebih terperinci