Kerangka Acuan Kerja. Pelatihan Pembimbing Retaker UKDI

Transkripsi

1 Kerangka Acuan Kerja Pelatihan Pembimbing Retaker UKDI Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Wilayah IV Semarang, 21 Agustus 2013 I. Pendahuluan Uji Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI), sebagai uji penapis pencapaian standar kompetensi dokter Indonesia (SKDI), telah dilaksanakan sejak Agustus 2007, dan hingga TOR ini disusun, sudah berlangsung 24 kali. Hasil UKDI sampai Juni 2013, telah meluluskan dokter baru, dan menyisakan peserta yang belum lulus (Retaker) sebanyak 1171 orang peserta yang telah menyelesaikan pendidikan dokter. Dari analisis asal institusinya, dari 54 institusi pendidikan peserta UKDI selama ini, separuh dari retaker ini berasal dari 8 institusi pendidikan dokter, seperempatnya lagi dari 6 institusi pendidikan lainnya. Jumlah yang tidak sedikit diatas, menimbulkan masalah baru yang lebih luas, apabila tidak segera di tangani dengan baik, tanpa menyimpang dari tujuan UKDI yang ditetapkan dalam UU No.29 tentang Praktik Kedokteran. Dalam 2-3 tahun kedepan, jumlah institusi pendidikan dokter yang akan meluluskan dokter akan menjadi 72 institusi, yang artinya jumlah yang akan mengikuti UKDI akan bertambah banyak. Jumlah ini di akhir 2015 diperkirakan akan berjumlah lebih dari lulusan dokter baru. Dengan kecenderungan pertambahan jumlah peserta ujian, maka jumlah retaker berpotensi meningkat. Kekhawatiran ini akan lebih meningkat apabila batas kelulusan UKDI juga akan ditingkatkan. Bukanlah hal yang mustahil, nilai batas lulus UKDI ini akan harus ditingkatkan, mengingat dalam rangka menciptakan AEC (Asean Economic Community) tahun 2015, negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Philippine yang juga memulai uji lisensi dokter praktik sejak 2004 dan 2007, memakai batas lulus 75. Bahkan sebagai input calon mahasiswanya, Thailand sudah mensyaratkan lulusan Kolese. Kajian terhadap penyebab tingginya jumlah retaker ini diperkirakan karena masih sangat bervariasinya input dan proses penyelenggaraan pendidikan dokter antar institusi Indonesia. Seleksi masuk pedidikan dokter belum terstandar seperti di negara-negara asean lainnya (semacam National Medical College Admission Test). Sumberdaya lain yang juga sangat bervariasi antar institusi pendidikan, adalah: ratio dosen-mahasiswa, mutu staf pengajar, fasilitas pendidikan dan alat bantu / peraga pendidikan, penjabaran kurikulum yang ber tujuan mencapai kompetensi yang dituangkan dalam SKDI, pengelolaan manajemen pendidikan yang belum sesuai dengan Standar Penyelenggaraan Pendidikan Dokter Indonesia yg sudah diterbitkan Konsil Kedokteran Indonesia juga belum dilaksanakan sepenuhnya. Buktibukti diatas terlihat saat pelaksanaan ujian CBT (Computer Based Test) dan try-out OSCE selama ini. Untuk melaksanakan ujian, hasil visitasi dan pengamatan saat ujian, masih banyak institusi pendidikan yang kekurangan penulis ujian, reviewer, fasilitas pendidikan untuk ketrampilan klinik (Clinical Skills Lab), dan ruang ujian komprehensif. Beruntung bahwa selama 5 tahun menyelenggarakan UKDI, menyadarkan semua institusi pendidikan dokter untuk melengkapi fasilitas pendidikannya. Sehingga di awal 2013, hampir semua institusi pendidikan dokter telah memiliki fasilitas Clinical Skills Lab, ruang ujian komprehensif, penguji OSCE, dan komputer, baik dari upaya sendiri maupun dari bantuan proyek HPEQ. Dengan kondisi seperti diatas, wajarlah apabila pencapaian SKDI antar institusi selama ini sangat bervariasi, dan mengakibatkan adanya kesejangan kelulusan dokternya dalam mengikuti UKDI. Menangani retaker UKDI juga bukan masalah mudah. Umumnya, lokasi tinggal para retaker sangat tersebar, bahkan ada yang sangat jauh dari kampus asal mereka belajar, sehingga bimbingan yang di lakukan oleh institusi asal tidak mudah di ikuti. Selain lokasi tinggal yg jauh dari kampus asal, biaya tinggal untuk mengikuti bimbingan juga menjadi masalah tersendiri. Masalah lain yang juga timbul adalah, bahwa mereka sudah dinyatakan menyelesaikan pendidikan di institusi asal, sehingga bagi institusi pendidikan dibawah yayasan (non-pemerintah), sulit untuk menyelenggarakan program bimbingan yang memerlukan biaya. Bagi institusi yang berniat menyelenggarakan bimbingan, sebagian mereka kurang paham, bagaimana mengidentifikasi kekurangan lulusannya, karena kurang memahami umpan-balik yang diberikan setelah pengumuman kelulusan UKDI. Mengingat permasalahan retaker diatas, ditambah dengan kecenderungan meningkatnya jumlah dokter lulusan baru dalam 3-5 tahun kedepan, dan tuntutan regional untuk meningkatkan mutu lulusan melalui peningkatan batas lulus UKDI, maka sangat penting untuk menyelenggarakan Lokakarya penyiapan remediasi retaker bagi staf pengajar di masing-masing institusi pendidikan dokter.

2 Kegiatan ini merupakan upaya menurunkan jumlah retaker, dan mencegah jumlah retaker bagi lulusan baru peserta UKDI. II. Tujuan Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, tujuan diadakannya program pelatihan dan lokakarya ini adalah: 1. Peserta mampu menelaah kelemahan / kekurangan lulusan institusi masing-masing dalam mencapai 2. SKDI, baik secara institusional maupun individual retaker-nya. 3. Peserta mampu menyusun program pelatihan kesiapan lulusannya menghadapi UKDI di masingmasing institusi. 4. Peserta mampu menyusun program intervensi yang tepat dan efektif terhadap para retaker yang berasal dari institusi masing-masing. III. Luaran dan Dampak 1. Dihasilkannya para fasilitator pelatihan staf dosen penelaah kaitan antara kurikulum pendidikan dokter di institusi masing-masing dengan pencapaian SKDI 2. Dihasilkannya para fasilitator yang siap menyusun program remediasi bagi para retaker di masingmasing institusinya atau di wilayah AIPKI. IV. Materi dan Metode 1. Petunjuk mengidentifikasi kekurangan peserta UKDI dari Lembar Umpan Balik UKDI 2. Petunjuk menyusun program review materi pengetahuan dan ketrampilan klinik yang diperlukan untuk mencapai kompetensi SKDI 3. Petunjuk menilai tingkat kesiapan peserta UKDI sesuai kisi-kisi soal ujian. V. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/ Tanggal : Rabu, 21 Agustus 2013 Tempat : Ruang Rapat Gedung C (Dekanat FK Unissula) Waktu : selesai Contact Person : 1. dr. Yani Istadi, M.Med.Ed ( ) 2. Putri R. Ayuningtyas, S.Psi, MHSPY ( )/ aipkiwilayah4@gmail.com Biaya transportasi dan akomodasi peserta ditanggung oleh institusi masing-masing

3 VI. Susunan Acara No Materi Waktu Narasumber/ PiC 1. Registrasi peserta Panitia 2. Pembukaan dan sambutan dari ketua AIPKI wilayah IV dr. H. Iwang Yusuf, MSi (ketua AIPKI wilayah IV) Overview problematika retaker & perlunya program pembinaan Memahami feedback hasil UKDI dan pemanfaatannya Latihan identifikasi kelemahan lulusan institusi & individu Identifikasi masalah non kognitif retaker & mengenal beberapa instrumen psikometri psikologi-psikiatrik untuk identifikasi masalah non kognitif IDI Wilayah dr. Beta Ahlam Gizela, Sp.F dr. Beta Ahlam Gizela, Sp.F IDI Wilayah 7. ISHOMA Panitia 8. Latihan pembimbingan materi penyegaran pengetahuan gangguan sistem-organ - Kaplan model - Institute model dr. Beta Ahlam Gizela, Sp.F 9. Feedback dan Evaluasi Para Narasumber 10. Penutupan selesai VIII. Peserta Pelatihan 1) Dosen dengan kualifikasi dokter di institusi pendidikan dokter 2) Bersedia dan ditugaskan oleh pimpinan institusi untuk menjadi pembimbing retaker 3) Bersedia menjadi pembimbing pembinaan retaker 4) Mendapatkan penugasan dari institusi asal 5) dokter dengan pemahaman patofisiologi yang baik. 6) Membawa contoh 1 lembar feedback institusional fakultasnya. 7) Membawa sedikitnya 5 lembar feedback individual yang menjadi retaker di fakultasnya, laptop dan flash drive saat pelatihan. B. Kuota Pembina Retaker untuk Masing-masing Institusi: No Institusi Asal Kuota Pembina Retaker (bedasar jumlah retaker) 1. FK Unissula Semarang 7 orang 2. FK Universitas Diponegoro Semarang 1 orang 3. FK Universitas Muhammadiyyah Semarang 1 orang 4. FK Universitas Sebelas Maret, Surakarta 1 orang

4 5. FK Universitas Muhammadiyyah Surakarta 1 orang 6. FK Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta 1 orang 7. FK Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta 1 orang 8. FK Universitas Muhammadiyyah Yogyakarta 4 orang 9. FK Univ. Kristen Duta Wacana, Yogyakarta 1 orang 10. FK Universitas Jendral Soedirman, Purwokerto 1 orang 11. FK Universitas Muhamadiyyah Purwokerto 1 orang 12. FK Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin 1 orang 13. FK Universitas Mulawarman, Samarinda 1 orang 14. FK Universitas Tanjungpura, Pontianak 1 orang 15. FK Universitas Palangkaraya 1 orang Referensi Konsil Kedokteran Indonesia, 2012, Stándar Kompetensi Dokter Indonesia, Jakarta: KKI, Blueprint UKDI, presentasi KB-UKDI pada laporan hasil UKDI periode-23 di Jakarta Data laporan KB-UKDI tentang hasil UKDI ke-23 lulusan dan retaker pada pertemuan AIPKI Maret 2013 di Jakarta. Presentasi KBUKDI tentang Retaker hasil UKDI sampai periode XIII dalam rapat AIPKI Laporan Hasil UKDI- XIII di Jakarta. Lembar Umpan Balik Institusional UKDI Lembar Umpan Balik UKDI individu (Peserta Ujian) XI. Penutup Pelatihan pembinaan retaker merupakan bagian penting dalam melaksanakan ujian kompetensi terutama terhadap pencapaian Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Kemampuan melaksanakan pembinaan retaker pada setiap institusi pendidikan dokter akan memberikan sumbangan positif bagi kelangsungan dan keberhasilan pelaksanaan uji kompetensi dokter nasional. Untuk ini kegiatan ini harus dilaksanakan secara berkesinambungan mulai tingkat nasional, wilayah dan sampai tingkat institusi. Semarang, 16 Agustus 2013 Ketua Panitia dr. Yani Istadi, M.Med.Ed

5 Lampiran Contoh Model Pembinaan Retaker Pembinaan dilakukan dalam paket pembinaan yang terdiri dari kombinasi metode pembelajaran orang dewasa (adult learning) sebagai berikut 1. Identifikasi masalah 2. Self assessment 3. Kuliah refreshment didaktik topik esensial (Sesuai Blueprint UKDI/SKDI) 4. Pembahasan contoh-contoh soal esensial 5. Uji Coba (Try out) a. Tipikal Rundown Pembinaan Retaker Hari ke Sasaran Pembinaan 1 Menemu-kenali masalah ketidaklulusan 2 Self encouragement 3 Kuliah 4 Kuliah 5 Kuliah Diskusi 6 Kuliah & Metode Durasi Belajar Mengajar - Self assessment dengan instrumen learning style dan learning disabilities Break - Kontrak Belajar (Penjelasan Pembinaan) - Self assessment kemampuan UKDI berdasar Feedback Pre Test Minggu I Bagaimana membaca hasil self assessment Motivasi Booster di kelas Konsultasi personal IPD I (Kardiovaskuler, Respiratory, Bedah (Trauma Muskuloskeletal, Onkologi) OBG Pediatri Post Test 7 Pre Test Minggu II Feedback hasil Post Test Minggu I 8 Kuliah Neurologi House keeping SDM Dokter yang telah terlatih untuk melakukan pembinaan self assessment (MedEd, MpdKed,MHPE,MPH dsb) Psikolog/Motivator Idem Dr.SpPD Dr. Bedah Umum Dr.SpOG Dr.SpA Dr. yang telah terlatih untuk melakukan pembinaan self assessment SpS 9 Kuliah 10 Kuliah 11 Kuliah Pemeriksaan Penunjang Esensial Mata, THT Komunikasi, Profesionalisme dan kedokteran Komunitas SpR, SpPK, SpPA SpM&Sp THT dr. dengan keahlian terkait.

6 12 Post Test Pembekalan & Motivasi Do a bersama Susunan Panitia Ketua Panitia : Dr. Yani Istadi, M.Med. Ed Sekretaris : Putri R Ayuningtyas, S.Psi, MHSPY Bendahara : Tutik Budiastuti Sie Konsumsi : Reny Yuhana Sie Perlengkapan : Fauzan Kamami