BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Perusahaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Perusahaan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Singkat Perusahaan PT. Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 1974 yang terletak di kawasan Cakung, Bekasi. Hingga saat ini PT. Sinar Sosro telah memiliki 10 pabrik yang tersebar di seluruh Indonesia dan delapan jenis produk unggulan. Untuk mendukung pemasaran produk-produknya, PT. Sinar Sosro memiliki beberapa kantor penjualan, salah satunya adalah PT. Sinar Sosro Kantor Penjualan Wilayah (KPW) Jawa Barat Selatan yang beralamat di jalan Soekarno Hatta no , Bandung. Tujuan perusahaan yang sudah mulai beroperasi sejak tahun 1989 ini adalah menjadikan produk Sosro menjadi raja minuman ringan untuk daerah Jawa Barat Selatan. Selain itu juga untuk mempermudah dan memperlancar proses penjualan, sehingga pelayanan terhadap konsumen yang ada di sekitar wilayah ini akan lebih cepat. PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan memasok produk dari tiga pabrik Sosro, antara lain pabrik Cakung, pabrik Cibitung, dan pabrik Tambun. Setiap pabrik tersebut memproduksi produk yang berbeda. PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan juga memiliki 4 distributor yang menjual produk ke agen dan ritel, yaitu CV. Projasa Megamas di Bandung, CV. Tulus Maju di Bogor, CV. Sumber Makmur di Tasikmalaya, dan SIT (Garut, Sumedang, dan Banjar). (Sumber: Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012:1). 1

2 Visi, Misi, Sistem Nilai Perusahaan Visi, misi, dan sistem nilai PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan yaitu: a. Visi Perusahaan Menjadi perusahaan minuman yang dapat melepaskan rasa dahaga konsumen, kapan saja, dimana saja, serta memberi nilai tambah kepada pihak terkait. b. Misi Perusahaan 1) Membangun merek Sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas dan unggul. 2) Melahirkan merek dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh atau non teh dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing. 3) Membangun dan memimpin jaringan distribusi. 4) Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan atau dalam penciptaan pelanggan. 5) Membangun sumber daya manusia (SDM) dan melahirkan pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. 6) Memberikan kepuasan kepada para pelanggan. 7) Menyumbang devisa ke negara. c. Sistem Nilai Nilai-nilai utama PT. Sinar Sosro KPW. Jawa Barat Selatan merupakan pernyataan eksplisit dari organisasi perusahaan sebagai pedoman dalam bekerja yang diyakini, dihayati, dan diamalkan sebagai 2

3 landasan moral dalam berpola pikir, berkomunikasi, dan bertindak atau berperilaku para karyawan. Nilai-nilai tersebut antara lain: 1) Niat baik 2) Kejujuran 3) Integritas 4) Pelanggan adalah yang utama 5) Kerjasama tim Jenis Produk Tabel 1.1 merupakan jenis produk PT. Sinar Sosro: TABEL 1.1 JENIS PRODUK SOSRO No Kode Produk Nama Produk Jenis Produk 1 TB Teh Botol Sosro TBO150, TBK200, TBK250, TBK1L, TBK LESS, TBE LESS, TBK330, TBE R 2 FT Fruit Tea FTG200, FTC318, FTE500, FTE300, FTO230 3 TS Tebs TSC330, TSE500 4 JT Joy Tea JT500, JT300 5 HJ Happy Jus HJG200, HJE300 6 CC Country Choice CCE300, CC250, CC1L 7 ST S-Tee ST 8 PA Prima PA Sumber: (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012) 3

4 Struktur Organisasi Perusahaan Gambar 1.1 merupakan struktur organisasi PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan: GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI PT. SINAR SOSRO KPW JAWA BARAT SELATAN General Personalia dan General Affair Area Sales 1 Area Sales 2 Area Sales 3 Area Sales Distributor MSM AFM Ass Personalia dan General Affair Unit : KP Bogor KP Cibinong KP Sukabumi Unit : KP Bandung 1 KP Bandung 2 KP Cimahi KPP Banjaran Unit : KP Rancaekek KP Tasikmalaya KPP Sumedang KPP Garut ASS AFM SSS KPP CIanjur SSS KPP Banjar General General SPV Personalia Area M & S SPV (SDK) Sales SPV Distributor General General General SPV Accounting SPV Finance SPV Logistik Ass SPV Personalia SPV Trainee Sumber: (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012) 4

5 1. 2. Latar Belakang Penelitian Era globalisasi saat ini, pelaku industri tidak akan menghasilkan performa maksimal jika hanya mengandalkan kompetensi internalnya saja, namun peran semua pihak (supplier, pabrik, distributor dan ritel) dari hulu hingga hilir juga menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu perusahaan (Pujawan, 2010:4). Untuk mengoptimalkannya, dibutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang sama mengenai kontrol peran masing-masing pihak atau yang biasa disebut dengan supply chain management (Jacobs dan Chase, 2011:53). Borut (2008) dan Jain (2010) mengemukakan bahwa dengan supply chain yang efektif, perusahaan dapat bersaing dalam pasar global. Banyak perusahaan yang mulai menggunakan konsep supply chain dalam mengatur bisnisnya saat ini (Mas udin, 2008). Sejalan dengan praktek supply chain dalam dunia bisnis yang berkembang pesat, ilmu supply chain management juga mengalami perkembangan yang signifikan (talentaindonesia, 2010). Bahkan, supply chain management sudah mengarah pada pemanfaatan internet atau jaringan untuk meningkatkan kreatifitas, information sharing, dan kolaborasi antar pihak-pihak yang terlibat (Jain, 2010). Namun pengelolaan supply chain masih belum berjalan dengan maksimal di Indonesia (Nas, 2011). Beberapa hal yang menyebabkannya antara lain birokrasi yang tidak konsisten, infrastruktur yang kurang mendukung, sedikitnya orang-orang yang berkompeten, serta kurangnya komunikasi pemerintah dengan kalangan industri dan akademisi. Dampaknya pada era globalisasi saat ini adalah semakin besarnya tantangan perusahaan-perusahaan nasional dalam aspek supply chain, karena pelaku bisnis luar negeri yang masuk ke dalam pasar Indonesia semakin banyak (id88db, 2009). 5

6 PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan nasional dan pelopor teh siap minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012). Hingga saat ini, PT. Sinar Sosro telah memiliki delapan jenis produk minuman yang dijual, antara lain Teh Botol Sosro, Fruit Tea, Joy Tea, Happy Jus, Tebs, Country Choice, S-tee, dan Prima. PT. Sinar Sosro memiliki pangsa pasar paling tinggi pada produk teh dalam kemasan siap minum, yaitu sebesar 60% di tahun 2012 dan stabil selama lima tahun terakhir (Suwismo, 2012). Produk-produk Sosro yang masuk pada Top Brand Award selama lima tahun terakhir dan perbandingannya dengan produk lain dapat dilihat pada Tabel 1.2. TABEL 1.2 BRAND INDEX PRODUK-PRODUK SOSRO TAHUN Top Brand Indekx No Produk Teh dalam kemasan siap minum 1 Teh Botol Sosro 62,5% 51,8% 59,5% 49,6% 59,5% 2 Frestea 12,5% 14,8% 10,7% 14,4% 10,4% 3 Mountea <4,5% <5,2% 7,7% 8,3% 5,0% 4 Fruit Tea Sosro <4,5% <5,2% 5,8% 6,4% 3,9% Teh hijau dalam kemasan siap minum 1 Nu Green Tea 37,5% 33,9% 37,5% 43,7% 46,2% 2 Frestea Green 26,4% 26,8% 34,6% 29,3% 26,7% 3 Joy Tea Sosro <0,8% 26,3% 18,3% 16,7% 17,9% Sumber: (Top Brand Award, ) Berdasarkan Tabel 1.2, Teh Botol Sosro memiliki brand index paling tinggi pada pasar teh dalam kemasan siap minum selama lima tahun berturut-turut dari 2009 sampai Selain itu, Joy Tea Sosro 6

7 masuk kedalam peringkat tiga besar dalam pasar teh hijau kemasan siap minum dengan nilai brand index sebesar 17,9% pada tahun Jaringan distribusi yang luas merupakan salah satu alasan mengapa PT. Sinar Sosro masih sulit disaingi (tempointeraktif, 2008). Peta jaringan distribusi nasional dan internasional PT. Sinar Sosro dapat dilihat pada Gambar 1.2. GAMBAR 1.2 PETA DISTRIBUSI NASIONAL DAN INTERNASIONAL PT. SINAR SOSRO Peta Distribusi Nasional PT. Sinar Sosro Peta Distribusi Internasional PT. Sinar Sosro (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012). Gambar 1.2 membuktikan luasnya jaringan distribusi PT. Sinar Sosro dimana produk-produknya telah masuk ke pasar nasional 7

8 maupun internasional, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, sebagian Timur Tengah, Afrika, Australia, dan Amerika. Luasnya jaringan distribusi PT. Sinar Sosro juga dapat dilihat dari jumlah pabrik yang mencapai 10 buah, 13 Kantor Penjualan Wilayah (KPW), 141 Kantor Perwakilan Penjualan (KPP) dan lebih dari distributor (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012). Tantangan dalam mengelola supply chain berkaitan dengan semakin banyaknya pihak-pihak yang terlibat dan cakupan kegiatan yang semakin luas (Pujawan, 2010:20). Produk-produk Sosro yang telah merambah pasar nasional dan internasional, membuat pihak yang terlibat di dalam maupun diluar PT. Sinar Sosro semakin banyak dan cakupan kegiatan dalam supply chain management menjadi sangat luas, sehingga tantangan yang dihadapi PT. Sinar Sosro dalam aspek supply chain semakin besar. Salah satu tantangan dalam supply chain management yang dihadapi perusahaan nasional atau multinasional adalah ketidakpastian permintaan (Pujawan, 2010:20). Menyesuaikan penawaran dengan permintaan pada lingkungan yang kompleks dan dinamis menjadi tantangan yang sulit bagi banyak perusahaan (Jain, 2010). Sebuah ritel tidak bisa memiliki informasi yang pasti berapa banyak suatu produk terjual pada hari atau minggu tertentu. Pesanan dari ritel ke distibutor juga tidak pernah pasti karena berbagai faktor. Bahkan semakin ke hulu ketidakpastian ini biasanya semakin meningkat. Peningkatan variabilitas permintaan yang terjadi pada setiap level supply chain ini dinamakan bullwhip effect (Susilo, 2008). Struktur rantai pasok dapat mempengaruhi bullwhip effect. Semakin panjang dan kompleks struktur suatu supply chain (rantai pasok), semakin besar kemungkinan terjadi bullwhip effect (Pujawan, 8

9 2011:219). PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan sebagai salah satu jaringan distribusi Sosro memiliki struktur supply chain yang cukup panjang. Gambar 1.3 merupakan struktur rantai pasok PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan. GAMBAR 1.3 STRUKTUR RANTAI PASOK PT. SINAR SOSRO KPW JAWA BARAT SELATAN Eselon 1 Eselon 2 Supplier teh (PT. Gunung Slamat) Supplier olahan teh (PT. Agro Pangan) Eselon 3 Pabrik Cakung Pabrik Cibitung Pabrik Tambun Eselon 4 KPW Jabar Selatan Eselon 5 Distributor SIT Distributor SMR Distributor TMB Distributor PJA Keterangan: Eselon 6 Agen Agen Agen Agen = Aliran pengiriman produk Eselon 7 = Aliran informasi pemesanan = Aliran pengiriman produk dan informasi pemesanan Sumber: (Profil Perusahaan PT. Sinar Sosro KPW Jabar Selatan, 2012:1) Rantai pasok PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan memiliki tujuh eselon (kategori pihak dalam rantai pasok) yang dimulai dari 9

10 supplier teh, supplier olahan teh, pabrik, KPW, distributor, agen, dan ritel. Distributor melakukan pemesanan ke KPW, lalu KPW merespon permintaan tersebut dan memesannya ke pabrik. Pabrik memesan bahan baku teh ke supplier, lalu memproduksi dan mengirim pesanan tersebut ke distributor. Distributor menjual produknya ke agen atau ritel, hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen akhir. Berdasarkan jumlah rantai pasok PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan yang cukup panjang produk-produk Sosro cukup besar. (tujuh eselon), maka kemungkinan bullwhip effect Selain struktur rantai pasok, harga yang fluktuatif juga dapat menyebabkan timbulnya bullwhip effect (Borut, 2008). Jika harga sedang turun, maka pembeli akan membeli dalam jumlah banyak sampai stok menumpuk. Ketika harga naik, pembeli menunda pembelian sampai persediaannya habis terjual kembali. Akibatnya permintaan tersebut tidak mencerminkan pola konsumsi pelanggan yang sebenarnya (Susilo, 2008). Tabel 1.3 adalah program promosi PT Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan ke distributor tahun 2012 yang menyebabkan fluktuasi harga. TABEL 1.3 PROGRAM PROMOSI PT. SINAR SOSRO KPW JAWA BARAT SELATAN KE DISTRIBUTOR TAHUN 2012 Bulan ke- Program Promosi untuk Distributor* Produk Beli 10 gratis 1 FTG, JT300, HJE300, CCE300 4 Beli 10 gratis 1 FTE300, CC250 5 Beli 10 gratis 1 TBK250, FTE500, HJG 6 Beli 10 gratis 1 TBO150, TBE R, FTG, JT (Bersambung)

11 (Sambungan) Bulan Program Promosi Produk ke- untuk Distributor* 7 Beli 8 gratis 1 FTC, TSC, JT Beli 10 TBK250, HJE Beli 10 gratis 1 TBK200, FTE300, HJE300, CC Beli 8 gratis 1 TB1lt, FTC, TSC, JT Beli 10 gratis 1, Beli 4 gratis 1 TBE R, FTG, HJE300 JT500 Beli JT500 gratis JT300 Catatan: * Dalam karton Sumber: (Sales Distributor PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012) PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan melaksanakan program promosi temporer pada beberapa produknya, seperti promosi beli 10 gratis satu untuk produk CC250 selama bulan ke empat saja atau promosi beli delapan gratis satu pada produk JT500 selama bulan ke tujuh saja, dan promosi-promosi temporer lainnya. Promosi yang sifatnya temporer ini dapat mengakibatkan peningkatan volume penjualan sementara. Peningkatan penjualan sementara bisa saja direspon oleh pabrik untuk memproduksi lebih banyak untuk bulanbulan berikutnya, sehingga telah meningkatkan biaya-biaya seperti tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lainnya. Namun toko atau ritel justru tidak memesan produk yang sama untuk 2-3 bulan berikutnya karena stok sebelumnya masih bersisa dan pola konsumsi sebenarnya tidak berubah. Parwati dan Andrianto (2009), menyatakan bahwa bullwhip effect mengakibatkan banyak inefesiensi pada supply chain. Ketika pesanan yang dilakukan distributor berlebih, maka akan terjadi penumpukan barang sehingga menghasilkan penambahan biaya penyimpanan atau kerusakan barang. Namun ketika distributor mengurangi pesanan, dampak yang lebih besar bisa saja terjadi seperti kehilangan 11

12 kesempatan menjual atau bahkan kehilangan pelanggan. Dampak akhir dari bullwhip effect ini adalah berkurangnya profitabilitas perusahaan (Chopra dan Meindl, 2013:265). Gambar 1.4 adalah profitabilitas PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan yang dilihat dari perbandingan target dan realisasi penjualan selama tahun GAMBAR 1.4 TARGET DAN REALISASI PENJUALAN PT. SINAR SOSRO KPW JAWA BARAT SELATAN TAHUN 2012 (DALAM KARTON, 1 KARTON = 24 BUAH) TB FT JT HJ TS CC TARGET REALISASI Keterangan: TB: Teh Botol Sosro JT: Joy Tea TS: Tebs FT: Fruit Tea HJ: Happy Jus CC: Country Choice Sumber: (Sales Distributor PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, 2012) Berdasarkan Gambar 1.4, terdapat beberapa produk yang target penjualannya tidak tercapai, antara lain JT, HJ, dan CC. JT merupakan produk dengan selisih target dan realisasi terbesar yaitu karton dengan ketercapaian hanya sebesar 37,49%. selanjutnya diikuti oleh CC dengan selisih sebesar karton dan ketercapaian sebesar 12

13 60,94%. Walaupun HJ memiliki ketercapaian diatas rata-rata, namun selisih target dan realisasi mencapai karton. Jika dilihat dari penjualan yang menjadi salah satu aspek profitabilitas PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan, maka kemungkinan bullwhip effect pada produk JT, HJ, dan CC cukup besar. Berdasarkan analisis awal pada struktur rantai pasok, program promosi, dan profitabilitas PT. Sinar Sosro KPW Jabar Selatan, beberapa produk Sosro mengindikasikan terjadinya bullwhip effect. Pengurangan bullwhip effect bisa dimulai dengan mengukur besarnya amplifikasi permintaan suatu produk (Mas udin, 2008). Dengan nilai tersebut, bisa diketahui seberapa besar variabilitas permintaan meningkat atau teramplifikasi. Ketika nilai menunjukkan telah terjadi bullwhip effect, pengurangan bisa dilakukan dengan berkorespondensi dengan penyebab-penyebabnya. Karena bullwhip effect disebabkan oleh multi faktor, maka salah satu model yang dapat digunakan untuk menjelaskan penyebab dan mengurangi bullwhip effect adalah Analytical Hierarchy process (AHP) (Ishizaka and Labib, 2009). AHP sering digunakan sebagai metode pemecahan masalah multifaktor dibanding metode lain karena adanya penentuan faktor bobot dan faktor evaluasi melalui pairwise comparison dan sekaligus pengujian konsistensi bobot (Render, 2009:11). Proses dalam AHP dilakukan dengan mengidentifikasi, memahami, dan menilai interaksi-interaksi dari suatu sistem sebagai suatu keseluruhan (Saaty dalam Mas udin, 2008) Berdasarkan pemaparan di atas, penelitian yang akan dilakukan adalah Penerapan Analytical Hierarchy Process untuk Pemilihan Solusi Alternatif Pengurangan Bullwhip Effect pada Supply Chain, (Studi Kasus pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan). 13

14 1. 3. Perumusan Masalah a. Berapa nilai bullwhip effect pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor? b. Apa saja penyebab bullwhip effect pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor? c. Apa solusi terbaik untuk mengurangi bullwhip effect pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor dengan menggunakan metode AHP? Tujuan Penelitian a. Mengetahui nilai bullwhip effect pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor. b. Mengetahui penyebab bullwhip effect PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor. c. Mengetahui solusi terbaik untuk mengurangi bullwhip effect PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor dengan menggunakan metode AHP Kegunaan Penelitian a. Bagi Perusahaan Memberikan informasi pada pihak manajemen perusahaan berapa nilai bullwhip effect yang ada pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis penyebab yang terjadi sekaligus memberikan solusi alternatif pengurangan bullwhip effect yang terjadi pada PT. Sinar Sosro KPW Jawa Barat Selatan dan distributor. b. Bagi Akademisi Menambah dan melengkapi khasanah teori mengenai Supply Chain Management, khususnya Bullwhip effect. 14

15 1. 6. Sistematika Penelitian Bentuk tulisan skripsi ini akan disusun dalam lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang tinjauan umum mengenai penelitian ini, mulai dari gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi uraian umum mengenai teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan mendukung pemecahan permasalahan yaitu tinjauan pustaka penelitian, rangkuman teori, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, ruang lingkup penelitian. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang hasil penelitian dari pengukuran nilai, menganalisis penyebab, dan memberikan solusi alternatif pengurangan bullwhip effect. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan akhir dari analisa dan pembahasan bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan terkait yaitu PT. Sinar Sosro KPW Jawab Barat Selatan. 15

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka kebutuhan atau perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Untuk sekarang ini, selain menginginkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur Indonesia saat ini semakin mengalami perkembangan yang sangat pesat dan persaingan yang ketat di industrinya untuk dapat mencapai loyalitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. fleksibilitas dalam supply chain mereka. Pada prinsipnya manajemen supply chain adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi kompetisi bisnis, diperlukan kemampuan untuk mengakomodasikan ketidakpastian internal maupun eksternal dalam mengambil keputusan. Ketidakpastian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Produk-produk PT Sinar Sosro

Lampiran 1. Deskripsi Produk-produk PT Sinar Sosro LAMPIRAN 90 Lampiran 1. Deskripsi Produk-produk PT Sinar Sosro No. Jenis Produk Deskripsi Produk Gambar Produk 1 Teh Botol Kotak Minuman berbahan dasar teh wangi (teh hijau dicampur dengan melati/gambir)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah dalam penelitian dan sistematika penulisan pada penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman sekarang ini, tidak luput juga diikuti dengan pertumbuhan dan lahirnya perusahaan-perusahaan, baik itu bergelut dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini industri manufaktur telah berkembang sangat pesat. Persaingan dalam dunia industri menjadi sangat ketat. Untuk menyikapi fenomena tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang cepat dan kompleks sebagai akibat dari gelombang globalisasi menuntut para pelaku usaha atau perusahaan untuk lebih responsif dalam menghadapi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yaitu Sosrodjojo.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN

TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN TUGAS AKHIR ANALISA BULLWHIP EFFECT DENGAN PENDEKATAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT PADA PT. MONDRIAN KLATEN Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar Sarjana Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri Farmasi merupakan salah satu industri besar dan berpengaruh di Indonesia. Saat ini, nilai pasar obat di Indonesia lebih dari US$ 500 juta atau sekitar Rp.

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber kendala menciptakan supply chain yang efisien. Seringkali permintaan dari custromer relatif stabil dari waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis dihadapkan pada suatu era globalisasi yang didukung oleh tingkat kemajuan teknologi, baik teknologi informasi maupun transportasi, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pilihan lainnya. Oleh karena itu konsumen sering menghadapi kebingungan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Lebih terperinci

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK

ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK ANALISIS BULLWHIP EFFECT DALAM MANAJEMEN RANTAI PASOK Tita Talitha 1 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No. 5-11 Semarang Email : tita@dosen.dinus.ac.id

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR ISI DAFTAR ISI....iii DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Manfaat Penelitian... 9 1.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjanjikan karena untuk mendirikan usaha ini tidak memerlukan banyak modal

BAB 1 PENDAHULUAN. menjanjikan karena untuk mendirikan usaha ini tidak memerlukan banyak modal 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia usaha dibidang kuliner sangat diminati dan berkembang cukup pesat. Menurut Priyono (2009), usaha kuliner merupakan usaha yang cukup menjanjikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini persaingan bisnis khususnya dalam dunia industri semakin meningkat dari waktu ke waktu, baik di pasar nasional maupun internasional.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meskipun perekonomian dan perindustrian nasional kini dihadapkan kepada dampak krisis ekonomi global, namun bisnis ritel di Indonesia tidak terkendala bahkan masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and

BAB I PENDAHULUAN. mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk memperolehnya (cheaper, better and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, distribusi dan logistik telah memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih lagi persaingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh merupakan salah satu komoditi yang telah lama di kembangkan di Indonesia. Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1684, berupa biji teh dari Jepang yang dibawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur Indonesia saat ini semakin mengalami perkembangan yang sangat pesat dan persaingan yang ketat di industrinya untuk dapat mencapai loyalitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Jumlah Tenaga Kerja Penduduk Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2014) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di bidang pertanian. Seperti yang terdapat pada Gambar 1.1, dari 110.804.042

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya zaman, perusahaan semakin dituntut untuk melakukan berbagai macam perubahan. Dalam persaingan global seperti saat ini, persaingan terjadi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Bisnis Perusahaan Sosro merupakan pelopor produk teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia. Nama Sosro diambil dari nama keluarga pendirinya yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan menjelaskan pendahuluan dari penelitian yang diuraikan menjadi enam sub bab yaitu latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY Fenny Rubbayanti Dewi dan Annisa Kesy Garside Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Email : fennyrubig@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Persaingan industri minuman ringan di Indonesia semakin ketat. Berdasarkan data Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan Dan Minuman Indonesia (GAPMMI) angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merebut pangsa pasar (market share). Agar mampu bersaing dalam merebut

BAB I PENDAHULUAN. dan merebut pangsa pasar (market share). Agar mampu bersaing dalam merebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang memposisikan pemasar dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan inovatif perilaku konsumen menuntut perhatian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan inovatif perilaku konsumen menuntut perhatian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan inovatif perilaku konsumen menuntut perhatian yang lebih dari perusahaan. Mulai dari produk yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan merupakan salah satu anak. perusahaan dari The Coca-Cola Company yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan merupakan salah satu anak. perusahaan dari The Coca-Cola Company yang bergerak dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan merupakan salah satu anak perusahaan dari The Coca-Cola Company yang bergerak dalam bidang pembotolan dan pendstribusian minuman

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran,

BAB II LANDASAN TEORI. Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran, 10 BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas lebih mendalam mengenai Pengertian Kepuasan Konsumen, Pentingnya Kepuasan Konsumen Dalam Pemasaran, Hubungan Supply Chain Management, Kepuasan Konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para

BAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para pelaku pasar dan produsen berlomba untuk memenangkan kompetisi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang

I. PENDAHULUAN. Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung. alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minuman ringan (soft drink) adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau cair yang mengandung bahan makanan atau bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (agen) adalah bahwa agen dapat membantu meningkatkan efisiensi distribusi

BAB I PENDAHULUAN. (agen) adalah bahwa agen dapat membantu meningkatkan efisiensi distribusi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini agen memiliki peranan penting dalam melakukan penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Alasan utama untuk menggunakan perantara (agen) adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan

BAB I PENDAHULUAN. terus menciptakan berbagai inovasi-inovasi baru untuk tetap dapat unggul dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dunia bisnis sekarang ini terus bersaing untuk menciptakan berbagai kebutuhan pelanggan (customer) yang semakin tinggi, dan semakin cerdas dalam memilih kebutuhannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat produk yang berkualitas sangat tinggi. Produk yang berkualitas saja

BAB I PENDAHULUAN. bisa membuat produk yang berkualitas sangat tinggi. Produk yang berkualitas saja BabIPendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, dunia industri berubah semakin pesat, yang membawa konsekuensi pada peningkatan persaingan antar perusahaan dan tingkat harapan (ekspetasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini persaingan usaha semakin ketat ditambah lagi dengan adanya Perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) ASEAN China

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah

I. PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini dunia perindustrian berkembang semakin pesat dan mengakibatkan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Kondisi ini menuntut dihasilkannya produk atau jasa yang lebih baik, lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri mendorong perusahaan untuk dapat menghasilkan kinerja terbaik. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. industri mendorong perusahaan untuk dapat menghasilkan kinerja terbaik. Dalam BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, bisnis kian berfluktuasi dan persaingan bisnis semakin ketat. Fluktuasi bisnis ini disebabkan oleh ketidakpastian lingkungan bisnis dan stabilitas perekonomian.

Lebih terperinci

Tugas: Analisis Strategi Pemasaran Teh Botol Sosro (STP&4P) Strategi Pemasaran STP (Segmentation, Targetting and Positioning)

Tugas: Analisis Strategi Pemasaran Teh Botol Sosro (STP&4P) Strategi Pemasaran STP (Segmentation, Targetting and Positioning) Tugas: Analisis Strategi Pemasaran Teh Botol Sosro (STP&4P) Strategi Pemasaran STP (Segmentation, Targetting and Positioning) 1. SEGMENTASI PRODUK Segmentation: Adalah upaya memetakan atau pasar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia logistik, pendistribusian barang sudah menjadi bagian penting dan sangat diperhatikan. Distribusi merupakan langkah untuk memindahkan dan memasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis

`BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi merupakan zaman yang mengharuskan semua pelaku bisnis baik yang bergerak dalam bidang industri perdagangan maupun jasa untuk mampu bersaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan koordinasi dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan konsumen. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan koordinasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur yang semakin pesat menyebabkan persaingan dalam dunia industri menjadi sangat ketat dan kompetitif. Perusahaan yang dapat bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin berkembang diera informasi ini, perilaku konsumen akan semakin diperhatikan. Hal ini disebabkan karena

Lebih terperinci

SIDANG AKHIR TUGAS AKHIR LOGO

SIDANG AKHIR TUGAS AKHIR LOGO SIDANG AKHIR TUGAS AKHIR DENGAN JUDUL : ANALISIS KESESUAIAN KEBUTUHAN SOFTWARE ERP TERHADAP STRATEGI PERUSAHAAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS : CV JAYALESTARI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xix. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xvi. DAFTAR GAMBAR... xix. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN PROGRAM SARJANA ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh Hijau merupakan jenis teh tertua yang dalam pembuatannya mengalami proses pemanasan dan pengeringan, sehingga warna hijau daun dapat dipertahankan. Teh hijau memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan

I. PENDAHULUAN. strategi rantai pasok tersebut umumnya terjadi trade off antara kecepatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manajemen rantai pasok menurut Simchy-Levi dan Kaminsky (2003) adalah sebuah pendekatan yang digunakan secara efisien dalam mengintegrasikan pemasok, pabrik, gudang, dan

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP

ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP ANALISIS RANTAI PASOK PADA PT ADHIMIX PRECAST INDONESIA DENGAN METODE AHP Nama : Faiz Aisyah Zuraidah NPM : 32412690 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : 1. Dr. Ir. Rakhma Oktavina, MT. 2. Alsen Medikano,

Lebih terperinci

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY

PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY PENGURANGAN BULLWHIP EFFECT DENGAN METODE VENDOR MANAGED INVENTORY Fenny Rubbayanti Dewi dan Annisa Kesy Garside Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang Email: fennyrubig@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Salah satu faktor yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Supply Chain Management Supply chain management adalah pengintengrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan barang setengah jadi menjadi produk akhir,

Lebih terperinci

Company Profile PT. Sinar Sosro GEDUNG GRAHA SOSRO JL. SULTAN AGUNG KM 28 KELURAHAN MEDAN SATRIA BEKASI PHONE FAX.

Company Profile PT. Sinar Sosro GEDUNG GRAHA SOSRO JL. SULTAN AGUNG KM 28 KELURAHAN MEDAN SATRIA BEKASI PHONE FAX. Company Profile PT. Sinar Sosro GEDUNG GRAHA SOSRO JL. SULTAN AGUNG KM 28 KELURAHAN MEDAN SATRIA BEKASI 17132 PHONE. +6221-8840855 FAX. +6221-8843319 DAFTAR ISI Cover... v Inside Cover... vi Daftar Isi...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur akhir-akhir ini menunjukkan angka yang positif dimana kebutuhan orang akan produk-produk yang dihasilkan oleh industri manufaktur semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Supply Chain Management (SCM) adalah pemanfaatan hubungan yang efisien dan terintegrasi antara supplier, manufacturer, warehouse dan store, dimana barang diproduksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tidak dapat lepas dari persoalan transportasi, baik untuk pengadaan bahan baku ataupun dalam mengalokasikan barang jadinya. Salah satu metode yang

Lebih terperinci

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK Pada bulan Agustus 2005 PT Sinar Sosro meluncurkan varian produk minuman teh berkarbonasi dengan merk TEBS di daerah pemasaran Jawa Barat. Masalah yang terjadi pada produk TEBS adalah jumlah pemesanannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terintegrasi tanpa rintangan dan batas teritorial negara. Hal ini membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia bisnis merupakan suatu kondisi yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan. Perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok adalah metode, alat, atau pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dari rantai pasok (Pujawan, 2005). Rantai Pasok adalah suatu kegiatan menghubungkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang

I. PENDAHULUAN. Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada. masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut Saragih (2001), pengembangan sektor agribisnis pada masa yang akan datang menghadapi sejumlah tantangan besar yang bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MANAJEMEN RANTAI PASOK/ SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MANAJEMEN RANTAI PASOK/ SUPPLY CHAIN MANAGEMENT TUGAS AKHIR ANALISA SISTEM DISTRIBUSI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN MANAJEMEN RANTAI PASOK/ SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (Studi Kasus PT. Jumbo Power International Cabang Solo) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang sangat berkembang di setiap negara, termasuk Indonesia. Perumbuhan sektor Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar. dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar. dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pasar dalam industri makanan dan minuman adalah bisnis minuman dalam kemasan.pasar minum teh alam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang bergerak di bidang consumer goods (barang-barang konsumsi) seperti minyak goreng, sabun, makanan kaleng dan sebagainya perlu memiliki persediaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik analisis wawancara dan observasi. Unit analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan global saat ini, banyak produk dengan jenis yang sama di pasaran. Banyaknya jumlah dan jenis produk yang masuk ke pasaran untuk dijual, mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan makanan alami atau yang tidak mengandung bahan pengawet buatan merupakan bahan yang diinginkan oleh konsumen. Selain alasan kesehatan, soal rasa pun bahan makanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan merupakan suatu tantangan bagi perusahaan untuk terus berusaha memberikan yang terbaik bagi konsumen. Perusahaan yang mampu memenuhi keinginan konsumen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen persediaan dalam sebuah perusahaan berada di antara fungsi manajemen operasional yang paling penting, karena persediaan membutuhkan modal yang sangat besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merk axogy. CV. Tirta Mekar Jaya beralamat di Jl. BAT - Kareb No.51. Tegalmulyo, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. merk axogy. CV. Tirta Mekar Jaya beralamat di Jl. BAT - Kareb No.51. Tegalmulyo, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan CV.Tirta Mekar Jaya adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan distribusi air minum murni dalam kemasan dengan merk axogy. CV. Tirta

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada sebuah pabrik

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada sebuah pabrik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada sebuah pabrik produksi merupakan suatu terobosan rangkaian proses dan aliran produk yang saling terintegrasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor

I. PENDAHULUAN. pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara agraris yang dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi masyarakatnya dari sektor pertanian. Hasil olahan dari sektor pertanian dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup sering kali mempengaruhi pola konsumsi masyarakat. Salah satu dari perubahan itu adalah digemarinya mie instan sebagai makanan substitusi nasi.

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERUSAHAAN DIGITAL PRINTING SMART TO PRINT DI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa

salah satunya melalui media periklanan. Iklan memiliki dampak yang luas bagi khalayak serta dapat dikemas sedemikian rupa, sehingga produk yang ditawa BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Di era teknologi dan persaingan industri makanan dan minuman yang semakin ketat kini, perkembangan teknologi dan informasi yang mempermudah peluang untuk mengakses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis dan industri saat sekarang ini semakin ketat dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin meningkat serta sangat cerdas dalam memilih produk

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan. PT Karunia Alam Segar didirikan pada tahun 1948 dan merupakan anak

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan. PT Karunia Alam Segar didirikan pada tahun 1948 dan merupakan anak BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT Karunia Alam Segar didirikan pada tahun 1948 dan merupakan anak perusahaan dari PT. Wings Surya (Wings Food). Tujuan dari Karunia Corporation adalah

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hortikultura tergolong sebagai komoditas komersial bernilai ekonomi tinggi (high value commodity). Kontribusi sub sektor hortikultura pada nilai Produk Domestik Bruto (PDB)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pada era globalisasi seperti saat ini, teknologi merupakan kebutuhan pokok bagi perusahaan yang ingin berkembang. Saat ini teknologi telah berkembang sangat pesat sehingga

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Loyalitas konsumen adalah isu yang sangat penting dan menarik bagi mereka yang berkecimpung dalam bidang pemasaran produk ataupun jasa. Loyalitas konsumen merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan minuman Sosro pada awalnya merupakan perusahaan keluarga yang didirikan oleh Bapak Sosrodjojo (alm) pada tahun 1940. Merek Sosro yang

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, terutama dalam industri bisnis consumer goods. Bentangan bisnis saat ini, khususnya food and beverage company,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Kilas Sejarah PT. Sinar Sosro Mojokerto PT Sinar Sosro adalah perusahaan yang memproduksi teh manis dalam kemasan botol pertama di Indonesia. Semuanya dimulai pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam dunia industri modern saat ini adalah sistem distribusi barang. Pada dasarnya sistem distribusi dimulai dari pengiriman barang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kompetisi. Inovasi. Integrasi. Tiga kata yang saat ini sangat layak diperhatikan lebih dalam dan harusnya diterapkan oleh para pelaku bisnis, terutama perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Distribusi merupakan salah satu elemen dalam manajemen pemasaran

I. PENDAHULUAN Distribusi merupakan salah satu elemen dalam manajemen pemasaran I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi merupakan salah satu elemen dalam manajemen pemasaran yang tidak dapat dipisahkan dari elemen-elemen lainnya, yaitu dalam bauran pemasaran yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai sangat strategis. Dari beberapa jenis daging, hanya konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daging merupakan salah satu bahan pangan yang sangat penting dalam mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, serta merupakan komoditas ekonomi yang mempunyai nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan ekonomi yang terbilang pesat di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Melihat perkembangan ekonomi yang terbilang pesat di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan ekonomi yang terbilang pesat di Indonesia, khususnya pada bidang barang dan jasa diiringi dengan populasi penduduk yang pesat pula. Dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, perkembangan teknologi semakin canggih serta mendorong persaingan usaha di Indonesia semakin kompetitif, sehingga menuntut perusahaan-

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Sinar Sosro adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri minuman ringan di Indonesia. Produk yang pertama kali dikeluarkan PT Sinar Sosro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari 3 kebutuhan pokok yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya, kebutuhan pokok tersebut

Lebih terperinci