DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI : Memenuhi persyaratan kerja di Du/Di : PBD.AT A B C D E F G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DURASI PEMELAJARAN KURIKULUM SMK EDISI : Memenuhi persyaratan kerja di Du/Di : PBD.AT A B C D E F G"

Transkripsi

1 DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memenuhi persyaratan kerja di Du/Di : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan tugas/tangggung jawab yang harus dimiliki pekerja pada semua kualifikasi di sektor/bidang budidaya. 2. Tujuan dan kondisi meliputi : penghargaan yang relevan, prasarana tempat kerja dan etiket 3. Pengembangan industri meliputi : implikasi perubahan teknologi pada tenaga kerja, lingkungan industri, perubahan kondisi pasar 4. Bekerja praktis meliputi : pemeliharaan peralatan, penanganan air media budidaya, penanganan secara teknis terhadap biota yang dibudidayakan/dipelihara, pengoperasian peralatan, pemeliharaan skedul, buku harian dan catatan lain. 5. Tindakan meliputi : pe, meralat kesalahan dan pencegahan kerusakan seperti ketersediaan air media budidaya sebelum menjadi masalah besar dan kerusakan peralatan. 1. Menyetujui kondisi dan ketentuan ketenagakerjaan Dokumentasi ketenagakerjaan di cek untuk pemenuhan kondisi dan tujuan yang disetujui Kondisi ketenagakerjaan dicek untuk memast proses pemeliharaan Dokumentasi ketenagakerjaan Kondisi ketenaga kerjaan Ketentuan ketenagakerjaan Menyetujui kondisi dan ketentuan ketenagakerjaan menyeluruh Mengetahui dokumentasi ketenagakerjaan Memahami kondisi dan ketentuan ketenagakerjaan Mengecek dokumentasi ketenagakerjaan Mengecek kondisi ketenagakerjaan BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 1 dari 116

2 2. Memenuhi persyaratan ketenaga-kerjaan Program pengembangan industri disosialisas di tempat kerja untuk meningkatkan kualitas, produktifitas dan menciptakan kondisi kerja yang kondusif Bekerja dengan mematuhi prosedur dilaksanakan sesuai dengan ketentuan DU/DI Kesalahan dan kelalaian pada tempat kerja dikenali dan dilakukan tindakan sesuai persyaratan perusahaan Pakaian dan persyaratan pribadi dipenuhi sesuai standar kesehatan dan keselamatan di tempat kerja Hasil yang disetujui dilaksanakan secara rutin di tempat kerja dan dengan perintah yang spesifik Program pengembangan industri Prosedur kerja di DU/DI Komitmen DU/DI Memenuhi persyaratan ketenagakerjaan secara konsekuen dan menyeluruh Mengetahui program pengembangan industri Memahami prosedur kerja sesuai dengan ketentuan DU/DI Memahami komitmen Mensosialisas program pengembangan industri di tempat kerja Melaksnakan kerja dengan mematuhi prosedur kerja DU/DI Mengenali kesalahan dan kelalaian pada tempat kerja dan dilakukan tindakan Memenuhi pakaian dan persyaratan pribadi sesuai standar kesehatan dan keselamatan di tempat kerja Melaksanakan hasil yang disetujui secara rutin di tempat kerja dan dengan perintah yang spesifik BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 2 dari 116

3 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memenuhi persyaratan kesehatan, keselamatan dan lingkungan di tempat kerja : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi keselamatan dan kesehatan ini berhubungan dengan pekerjaan meliputi aplikasi kesehatan, prinsip-prinsip keselamatan, kecocokan dengan perundang-undangan dan kode praktik masing-masing status termasuk tugas-tugas dan tanggungjawab semua kelompok di bawah manager pemeliharaan 2. Resiko di tempat kerja termasuk penanganan komoditas, pengoperasian mesin, sarana pengangkutan termasuk motor, suara gaduh, bahan-bahan kimia, penanganan manual, debu, radiasi matahari, resiko-resiko alami dari pohon, debu dan suara, listrik, jalan air 3. Pakaian atau alat-alat perlindungan pada tempat kerja yang beresiko sangat dibutuhkan termasuk kegaduhan yang berhubungan dengan penanganan induk dalam proses pemijahan dan mesin, bahan kimia, debu, bekerja di bawah matahari 4. Menangani secara manual tugas yang beresiko termasuk memindahkan, mengangkut dan membawa induk dan larva 5. Tingkatan yang sesuai untuk kesehatan dan kebugaran diperlukan untuk semua tugas di budidaya peran 6. Kebijakan prosedur termasuk kebijakan mengandung resiko dan prosedur, kebijakan keadaan darurat, prosedur menggunakan pakaian dan peralatan pelindung, mengidentifikasi dan prosedur isu resolusi langkah kerja dan lembar kerja 7. Kesehatan dan keselamatan keadaan darurat di tempat kerja termasuk luka yang serius akibat penggunaan mesin listrik dan tersemprot bahan kimia, tenggelam, dan banjir 8. Pekerja-pekerja termasuk pekerja permanen, pekerja lepas, pekerja musiman dan pekerja kontrak 1. Mengikuti prosedur di tempat kerja untuk kesehatan dan keselamatan di tempat kerja Unsur/bahan-bahan beresiko tinggi diidentifikasi berdasarkan label dan lembar data keselamatan Komponen keselamatan kerja dilakukan pemeriksaan pada awal sebelum mengoperas semua mesin, sarana angkut dan bahan-bahan berbahaya. Unsur/bahan beresiko tinggi keselamatan kerja beserta komponennya Fungsi pakaian pelindung Resiko pekerjaan Prosedur dan instruksi kerja. Mengikuti prosedur di tempat kerja untuk kesehatan dan keselamatan secara penuh. Mengenal unsur/bahan beresiko tinggi Mengetahui keselamatan kerja beserta komponennya Menjelaskan fungsi pakaian pelindung Memahami resiko suatu pekerjaan Mengidentifikasi unsur/ bahan bahan beresiko tinggi Melakukan pemeriksaan pada komponen keselamatan kerja pada awal sebelum mengoperas semua mesin, sarana angkut dan bahan-bahan berbahaya BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 3 dari 116

4 2. Melakukan tindakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam kondisi berbahaya/ darurat Pakaian pelindung atau peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja diidentifikasi sesuai tugas-tugas yang ditetapkan di tempat bekerja Sebelum melakukan penanganan secara manual, resiko pekerjaan dinilai dan pekerjaan dilaksanakan sesuai rekomendasi yang aman Resiko peserta dalam melakukan suatu pekerjaan diidentifikasi dan tindakan antisipasi dilakukan untuk mengurangi resiko yang berhubungan dengan pekerjaan di tempat kerja Semua prosedur dan instruksi kerja untuk pengendalian pekerjaan berbahaya diikuti secara seksama Pengetahuan dan kemampuan untuk mengikuti prosedur yang berhubung-an dengan kecelakaan dan kondisi darurat termasuk komunikasi di lokasi dan petunjuk untuk bahaya pribadi dipelihara sesuai ketentuan di dunia usaha Prosedur penanganan darurat diikuti sesuai standar perusahaan di tempat kerja. Prosedur yang berhubungan dengan kecelakaan dan kondisi darurat Prosedur penanganan darurat Cara menggunakan peralatan darurat Otoritas sesuai kebijakan perusahaan. Melakukan tindakan kesehatan dan keselamatan kerja dalam kondisi berbahaya/ darurat secara penuh dan taat prosedur. Mengerti prosedur dan instruksi kerja. Memahami prosedur yang berhubungan dengan kecelakaan dan kondisi darurat Memahami prosedur penanganan darurat Memahami cara menggunakan peralatan darurat Mengetahui otoritas sesuai kebijakan perusahaan. Mengidentifikasi pakaian pelindung atau peralatan yang dibutuhkan untuk bekerja Menilai resiko pekerjaan Sebelum melakukan pekerjaan dan dilaksanakan sesuai rekomendasi yang aman Melaksanakan semua prosedur dan instruksi kerja untuk pengendalian pekerjaan berbahaya Mengikuti prosedur yang berhubungan dengan kecelakaan dan kondisi darurat Mengikuti prosedur penanganan darurat sesuai standar perusahaan di tempat kerja. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 4 dari 116

5 Peralatan darurat digunakan sesuai spesifikasi pabrik dan persyaratan di tempat kerja Otoritas yang sesuai diberitahukan sesuai kebijakan perusahaan Menggunakaqn Peralatan darurat Memberitahukan Otoritas yang sesuai kebijakan perusahaan 3. Memelihara infrastuktur dan lingkungan kerja Kontribusi semua komponen kesehatan dan keselamatan kerja diusahakan untuk keseluruhan infrastuktur Bantuan kesehatan dan keselamatan kerja disiapkan untuk antisipasi efektif dalam mengendal resiko yang berhubungan dengan tugas/pekerjaan di tempat kerja Kesehatan dan keselamatan kerja Resiko yang berhubungan dengan tugas/pekerjaan Cara mengendal resiko yang berhubungan dengan tugas/pekerjaan Memelihara infrastuktur dan lingkungan kerja secara saksama Menjelaskan Kesehatan dan keselamatan kerja Mengetahui Komponen kesehatan dan keselamatan kerja Mengetahui cara mengendal resiko yang berhubungan dengan tugas/pekerjaan Mengusahakan Kontribusi semua komponen kesehatan dan keselamatan kerja untuk keseluruhan infrastuktur Menyiapkan bantuan kesehatan dan keselamatan kerja untuk antisipasi efektif dalam mengendal resiko BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 5 dari 116

6 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Membina kerjasama : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Isu tempat kerja meliputi : tugas dan pekerjaan pribadi, keselamatan dan kesehatan pribadi sesuai pekerjaan, informasi dari pekerja lain atau pelanggan dan klien 2. Peristiwa di tempat tempat kerja meliputi, informasi harian yang segera harus ditangani misalnya bahan bahan, stok, peralatan bermesin, alat alat sederhana yang berkaitan dengan budidaya, dan pengairan 3. Pencatatan termasuk kegiatan menulis atau verba 4. Ketentuan perusahaan termasuk membantu klien, interaksi dengan supervisi dan kolega, kesehatan dan pakaian pribadi, uraian posisi perusahaan, pengembangan organisasi perusahaan 5. Teknologi komunikasi meliputi fax, mesin jawaban, jaringan telepon, , interaksi dengan komputer 6. Ketentuan perusahaan dalam hubungannya dengan relasi dalam menyambut, membantu klien dan pelanggan 7. Tata letak dari lokasi perusahaan dan sumber daya lainnya 8. Teknologi komunikasi dan sistem yang digunkan dalam perusahaan 9. Teknik bertanya, mendengar dan menjawab 10. Keterampilan efektif dalam berkomunikasi dengan orang lain 1. Melakukan interaksi di tempat kerja Isu dan peristiwa yang memerlukan tindakan/ perhatian dilaporkan secara rinci kepada supervisor sesuai dengan instruksi kerja di perusahaan Pesan didengar, dicatat secara teliti dan disampa secara efisien dan efektif kepada orang atau kelompok lain Teknik pe Komunikasi Hubungan antar manusia Teknologi informasi Melakukan interaksi di tempat kerja secara terpuji Memahami penggunaan teknik pe Menjelaskan komunikasi satu dan dua arah Mengatahui hubungan antar manusia Mengerti informasi teknologi Melaporkan isu dan peristiwa yang memerlukan tindakan/ perhatian secara rinci kepada supervisor Menyampa pesan yang didengar, dicatat secara teliti, kepada orang atau kelompok lain BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 6 dari 116

7 Tingkah laku positif dipelihara/ dipertahankan dalam melakukan hubungan dengan orang lain Teknologi komunikasi yang relevan untuk perusahaan digunakan di bawah pengawasan Mempertahankan Tingkah laku positif dalam melakukan hubungan dengan orang lain Menggunakan teknologi komunikasi yang relevan untuk perusahaan 2. Melakukan pertemuan, menyalami dan mengarahkan klien dan pelanggan Klien disambut sesuai ketentuan perusahaan Bertanya dan mendengarkan secara aktif digunakan untuk menimbulkan minat klien Kebutuhan klien secara khusus diarahkan atau difokuskan sesuai yang dibutuhkan. Komunikasi satu/dua arah Cara menarik pelanggan Melakukan pertemuan, menyalami dan mengarahkan klien dan pelanggan dengan sopan Mengetahui komunikasi satu/dua arah Memahami cara menarik pelanggan Menyambut klien sesuai ketentuan perusahaan Menggunakan pertanyaan dan mendengarkan secara aktif untuk menimbulkan minat klien Mengarahkan/ memfokuskan Kebutuhan klien 3. Berpartisipasi dalam rapat dan kelompok kerja Interaksi dalam forum rapat dilakukan secara konsisten sesuai tujuan rapat Interaksi dengan kelompok kerja secara aktif, efisien, efektif ditunjukkan dalam forum rapat dan kelompok kerja Keputusan kelompok dimengerti dan diterapkan sesuai kebutuhan Interaksi sosial Komunikasi satu/dua arah Berpartisipasi dalam rapat dan kelompok kerja secara aktif Mengetahui interaksi sosial (dalam rapat) Mengetahui komunikasi satu/dua arah Memahami komitmen Melakukan interaksi dalam forum rapat secara konsisten Melakukan interaksi dengan kelompok kerja yang ditunjukkan dalam forum rapat dan kelompok kerja Menerapkan Keputusan kelompok 4. Memelihara penampilan pribadi Pakaian pribadi dipelihara/ditunjukkan sesuai ketentuan perusahaan. Perawatan kesehatan pribadi dilakukan sesuai ketentuan perusahaan Kesehatan dan perawatan kesehatan Penampilan diri Memelihara penampilan pribadi secara terus menerus. Menjelaskan makna kesehatan dan perawatan kesehartan Mengetahui pentingnya penampilan diri Memelihara pakaian pribadi sesuai dengan ketentuan Melakukan perawatan kesehatan sesuai ketentuan BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 7 dari 116

8 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menyiapkan peralatan : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan penyiapan peralatan yang digunakan untuk kegiatan budidaya 2. Pemeriksaan kebersihan peralatan dilakukan secara rutin 3. Peralatan kualitas air harus diset/dikalibrasi sebelum dan sesudah dioperas. 4. Standar pemekaian peralatan sesuai dengan standar operasional diperusahaan 5. Peralatan kegiatan budidaya meliputi: peralatan lapangan, peralatan laboratorium, peralatan mesin listrik 6. Unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya: Prosedur penyiapan masing-masing peralatan yang dilakukan oleh pembudidaya profesional Prosedur pengoperasian peralatan listrik yang telah ditetapkan oleh buku manual pengoperasian mesin listrik 7. Peralatan lapangan meliputi: seser, gayung, ember, timbangan pakan, selang, saringan pakan, saringan larva, alat siphon, peralatan panen 8. Peralatan laboratorium meliputi: pengukur kualitas air (parameter fisika, kimia dan biologi perairan) 9. Peralatan listrik meliputi: pompa air, tenaga listrik (generator dan atau PLN), aerasi (blower/hi-blow, selang aerasi, batu aerasi) 1. Mengidentifikasi jenis peralatan Tujuan penyiapan peralatan dideskrips sesuai prosedur yang ditatapkan perusahaan Faktor-faktor yang berkaitan dengan penggunaan peralatan budidaya diidentifikasi sesuai fungsi dan cara kerjanya Tujuan penyiapan peralatan Mengidentifikasi jenis peralatan secara teliti Mengetahui tujuan penyiapan peralatan Mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dengan penggunaan peralatan Mendiskrips tujuan penyiapan peralatan sesuai prosedur Mengidentifikasi faktorfaktor yang berkaitan dengan penggunaan peralatan budidaya sesuai fungsi dan cara kerjanya BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 8 dari 116

9 2. Menentukan peralatan Jenis-jenis peralatan diinventarisasi sesuai kinerja diperusahaan Jenis dan jumlah peralatan budidaya ditentukan sesuai dengan kebutuhan produksi yang ditetapkan perusahaan Peralatan budidaya disiapkan sesuai dengan penerapan penggunaan peralatan yang ditetapkan perusahaan Peralatan disanitasi sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan. 3. Mengontrol cara kerja peralatan Pemeriksaan peralatan sebelum dioperas dilakukan sesuai petunjuk dan kebijakan perusahaan Kelengkapan/instrumen yang dibutuhkan dirangka dengan aman sesuai cara-cara pengendalian risiko yang relevan diterapkan menurut standar perusahaan Pemeriksaan rutin dilakukan menurut standar perusahaan Perba-perba rutin dilakukan menurut petunjuk industri pembuatnya. Jenis-jenis peralatan Cara inventarisasi Sanitasi Jadwal penggunaan peralatan Prosedur pengecekan peralatan Petunjuk perba ringan peralatan Menentukan peralatan secara teliti Mengontrol cara kerja peralatan seara teliti sesuai petunjuk teknis Mengetahui jenis-jenis peralatan Memahami cara melakukan sanitasi Mengerti jadwal penggunaan peralatan Mengetahui cara mengecek peralatan sebelum digunakan Mengetahui memperbaiki peralatan rusak ringan Menginventarisasi Jenisjenis peralatan Menentukan jenis dan jumlah peralatan sesuai dengan kebutuhan produksi yang ditetapkan Menyiapkan peralatan budidaya sesuai dengan penerapan penggunaan peralatan yang ditetapkan Melakukan sanitasi peralatan sesuai prosedur yang ditetapkan Memeriksa peralatan sebelum dioperas sesuai petunjuk dan kebijakan perusahaan. Memeriksa Kelengkapan/instrumen yang dibutuhkan Memeriksa peralatan secara rutin Melakukan perbaperba peralatan rutin. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 9 dari 116

10 4. Membuat Parameter seluruh persiapan peralatan dicatat menggunakan format yang telah ditetap-kan Tingkat keberhasilan penggunaan peralatan dianalisis berdasarkan pada parameter yang telah dicatat Laporan hasil penggunaan peralatan direkomendasi untuk kegiatan budidaya berikutnya Format pencatatan persiapan peralatan Kaidah pembuatan Dokumentasi Laporan persiapan peralatan dilakukan dengan teliti, sesuai dengan kaidah pembuatan Memahami format pencatatan persiapan peralatan Mengetahui cara menganalisis hasil persiapan peralatan Mengetahui kaidah penyusunan Mengetahui dokumentasi Memcatat seluruh komponen persiapan peralatan Menganalisis parameter hasil persiapan peralatan Menyusun Mendokumentas BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 10 dari 116

11 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menyiapkan wadah : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan penyiapan wadah dan bak budidaya yang digunakan untuk kegiatan budidaya 2. Jenis wadah meliputi, wadah aquarium/bak beton/bak fiber, jaring apung, kolam untuk pemeliharaan induk, pemijahan, penetasan telur, pemeliharaan larva, pendederan benih, pembesaran, pengobatan sakit, penampungan dan filter air dan kultur pakan 3. Tata letak wadah budidaya disesua karakteristik 4. Tingkatan kegiatan meliputi: kegiatan pemeliharaan induk, kegiatan pematangan dan perkawinan induk, pemijahan dan penetasan telur, penampungan air dan filtrasi, pemeliharaan larva, kultur pakan alami, pemanenan dan penampungan 5. Perlakuan bak meliputi: pencucian dengan desinfektan, perendaman dengan desinfektan, penggosokan tepi dan dasar bak, pembilasan, pengeringan 6.Bak budidaya meliputi: bak penampungan induk, bak perkawinan induk, bak pemijahan dan penetasan telur, bak penetasan kista artemia, bak kultur pakan alami, bak penampungan air dan filtrasi, bak pemanenan dan penampungan yang dipanen 1. Mengidentifikasi wadah Tujuan penyiapan wadah dideskrips sesuai prosedur yang ditentukan Berbagai jenis wadah diidentifikasi sesuai bahan dasar wadah dan penyesuaian dengan jenis yang dibudidayakan Tujuan penyiapan wadah Jenis-jenis wadah] Jenis-jenis budidaya Mengidentifikasi wadah secara teliti Memahami tujuan penyiapan wadah Mengetahui jenis wadah sesuai bahan dasar dan peruntukan Mendeskrips tujuan penyiapan wadah Mengidentifikasi jenis wadah sesuai bahan dasar wadah dan jenis yang dibudidayakan BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 11 dari 116

12 2. Menentukan wadah Berbagai jenis, ukuran dan jumlah wadah diinventaris sesuai kebutuhan produksi Jenis wadah ditentukan sesuai dengan fungsinya Wadah dibersihkan sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan Pengontrolan wadah dicatat menggunakan format yang telah ditetapkan perusahaan. Inventarisasi wadah Target produksi Jenis-jenis wadah Menentukan wadah secara cermat sesuai perencanaan produksi Mengetahui cara menginventarisir wadah Mengetahui target produksi Memahami fungsi jenisjenis wadah Memahami pengisian format pengontrolan dan penggunaan wadah Menginventarisir berbagai jenis, ukuran dan jumlah wadah sesuai kebutuhan produksi Menentukan jenis wadah sesuai dengan fungsinya Membersihkan wadah sesuai prosedur Mencatat pengontrolan wadah menggunakan format 3. Mengontrol proses penggunaan wadah Wadah diuji coba sesuai jenis, ukuran dan jumlah wadah agar dapat digunakan pada kegiatan produksi Langkah penanggulangan kerusakan wadah diantisipasi atas dasar pengamatan Pergantian/perba wadah dilakukan apabila terjadi kerusakan Ujicoba wadah Penanggulangan kerusakan wadah Cara memperbaiki kerusakan wadah Mengontrol proses penggunaan wadah secara teliti Menjelaskan cara ujicoba wadah yang akan dipergunakan berproduksi Mengetahui langkah penanggulangan kerusakan wadah Mengerti cara memperbaiki kerusakan wadah Mengujicoba wadah sesuai jenis, ukuran dan jumlah wadah yang akan dipergunakan produksi Mengantisipasi langkah penanggulangan kerusakan wadah Mengganti/memperbaiki wadah apabila terjadi kerusakan 4. Membuat Laporan seluruh persiapan wadah disiapkan menggunakan format yang telah ditetapkan Tingkat keberhasilan penggunaan wadah dianalisis berdasarkan pada parameter yang telah dicatat. Format pencatatan persiapan wadah Kaidah pembuatan Dokumentasi Laporan persiapan wadah dilakukan dengan teliti, sesuai dengan kaidah pembuatan Memahami format pencatatan persiapan wadah Mengetahui cara menganalisis hasil pengujian wadah Mengetahui kaidah penyusunan Mengetahui dokumentasi. Memcatat seluruh komponen persiapan wadah Menganalisis parameter hasil pengujian wadah Menyusun Mendokumentas. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 12 dari 116

13 Laporan hasil penggunaan wadah direkomendasi untuk kegiatan budidaya berikutnya BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 13 dari 116

14 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menyimpan peralatan dan bahan : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Metode penyimpanan dan penggudangan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas alat dan bahan 3. Perencanaan penyimpanan dan penggudangan meliputi ; jenis, volume jadwal penyimpanan dan penggudangan, jadwal distribusi dan pasokan. 1. Menyiapkan peralatan untuk penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Peralatan penyimpanan dan penggudangan ditentukan sesuai metoda yang digunakan Peralatan penyimpanan dan penggudangan dicek dan past masih layak untuk dioperas Peralatan penyimpanan dan penggudangan dibersihkan dari segala benda yang dapat menurunkan kualitas. Peralatan penyimpanan dan penggudangan dioperas sesuai prosedur/ petunjuk perusahaan pembuatnya. Jenis peralatan untuk penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Kelayakan peralatan Perawatan peralatan Cara kerja peralatan untuk penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Menyiapkan peralatan untuk penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan secara cermat dan sesuai dengan persyaratan teknis Mengetahui jenis peralatan untuk penyimpanan dan penggudangan Memahami Kelayakan peralatan untuk digunakan Menegtahui cara membersihkan peralatan penyimpanan dan penggudangan Mengetahui cara kerja peralatan penyimpanan dan penggudangan Menentukan peralatan penyimpanan dan penggudangan sesuai dengan metoda terpilih Mengecek peralatan penyimpanan dan penggudangan agar layak untuk dioperas Membersihkan peralatan penyimpanan dan penggudangan dari segala benda yang dapat menurunkan kualitas. Mengoperas peralatan penyimpanan dan penggudangan sesuai prosedur BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 14 dari 116

15 2. Menyimpan peralatan dan bahan Cara penyimpanan dipilih sesuai dengan jenis alat dan bahan yang akan disimpan Peralatan dan bahan disimpan sesuai dengan petujuk teknis Cara penyimpanan alat dan bahan Petunjuk teknis penyimpanan alat dan bahan Menyimpan peralatan dan bahan secara teliti sesuai dengan petunjuk teknis Mengetahui cara-cara penyimpanan alat dan bahan Memahami petunjuk teknis penyimpanan alat dan bahan Memilih cara penyimpanan sesuai dengan jenis alat dan bahan yang akan disimpan Menyimpan peralatan dan bahan sesuai dengan petujuk teknis 3. Membuat hasil penyimpanan dan penggudangan peralatan dan bahan Parameter seluruh komponen penyimpanan peralatan dan bahan dicatat menggunakan format yang telah ditetapkan. Tingkat keberhasilan penyimpanan peralatan dan bahan dianalisis berdasarkan tingkat kerusakan dan keawetannya Laporan hasil penyimpanan peralatan dan bahan direkomendas sebagai teknik penyimpanan dan penggudanagan alat dan bahan Format pencatatan penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Kaidah pembuatan Dokumentasi Laporan penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan dilakukan dengan teliti, sesuai dengan kaidah pembuatan Memahami format pencatatan penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Mengetahui cara menganalisis hasil penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Mengetahui kaidah penyusunan Mengetahui dokumentasi Memcatat seluruh komponen penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Menganalisis parameter hasil penyimpanan dan penggudangan alat dan bahan Menyusun Mendokumentas BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 15 dari 116

16 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Membuat kolam : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan pembuatan kolam tanah untuk budidaya air tawar 2. Lokasi kolam dipilih berdasarkan : Sumber air tersedia sepanjang tahun Kondisi tanah dipilih yang kedap air, topografi yang landai dengan kemiringan dasar kolam 3% - 5% Transportasi, komunikasi dan keamanan yang menunjang Mudah untuk memperoleh suplai benih dan sarana produksi lain yang mendukung kegiatan produksi Apabila dijad lokasi budidaya tidak merusak lingkungan perairan, fauna dan flora sekitarnya. 3. Kolam yang dibuat adalah untuk kolam tradisional, semi intensif dan intensif 4. Unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya: Prosedur baku pembuatan kolam tradisional, semi intensif dan intensif Prosedur baku ukuran bagian-bagian kolam untuk tradisional, semi intensif dan intensif 5. Bahan yang digunakan : papan, rafia, bambu, karung, paralon, lem paralon. 6. Sarana dan peralatan yang dibutuhkan : cangkul, skop, theodolit atau penyipat datar, current meter atau flow meter, alat pengangkut tanah. 1. Mendesain konstruksi kolam Bentuk kolam yang akan didesain diidentifikasi sesuai dengan sistem budidaya yang akan digunakan Bentuk kolam yang akan didesain ditentukan sesuai dengan sistem budidaya yang digunakan Bentuk kolam Sistem budidaya Persyaratan teknis budidaya Macam-macam kolam (Kolam air tenang,kolam air deras,kolam resirkulas dengan menegemen tradisional, semiintensif dan intensif) Konstruksi kolam didesain secara teliti, cermat, sesuai dengan persyaratan teknis dan sistem budidaya yang akan digunakan Menyebutkan bentukbentuk kolam Memahami sistem budidaya Mengetahui ukuran kolam Mengetahui ukuran bagian-bagian kolam Memahami Fungsi bagian-bagian kolam Mengidentifikasi bentuk kolam sesuai dengan sistem budidaya yang akan digunakan Menentukan bentuk kolam sesuai dengan sistem budidaya yang akan digunakan Mengukur tiap bagian kolam sesuai dengan persyaratan teknis BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 16 dari 116

17 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan pembuatan kolam Jumlah dan ukuran tiap bagian kolam diukur sesuai dengan Jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan diidentifikasi sesuai dengan fungsi dan cara kerja Jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan ditentukan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam pembuatan kolam Jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan disiapkan sesuai dengan prosedur Jenis peralatan pembuatan kolam Bahan pembuatan kolam Fungsi dan cara kerja alat dan bahan Jenis dan jumlah peralatan dan bahan pembuatan kolam dipersiapkan secara teliti dan sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya Mengetahui jenis peralatan dan bahan pembuatan kolam Memahami cara menghitung kebutuhan peralatan dan bahan pembuatan kolam Mengetahui fungsi dan cara kerja alat dan bahan pembuatan kolam Menentukan jumlah kolam sesuai dengan Mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan sesuai dengan fungsi dan cara kerja Menentukan jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dalam pembuatan kolam Menyediakan jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang disiapkan sesuai dengan prosedur 3. Membangun kolam Pematang kolam dibuat sesuai dengan Inlet dan Outlet dibuat sesuai dengan Kemiringan kolam dari inlet ke outlet sesuai dengan persyaratan teknis Prosedur pembuatan kolam Rasio setiap komponen kolam dengan volume kolam Kemiringan dasar kolam Membangun kolam dengan cepat, tepat sesuai dengan prosedur dan Memahami prosedur pembuatan pematang kolam Memahami prosedur pembuatan inlet dan outlet Mengetahui perbandingan ukuran pematang, inlet dan outlet dengan volume kolam Mengetahui makna kemiringan dasar kolam Membuat pematang kolam Membuat inlet dan outlet Membuat dasar kolam BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 17 dari 116

18 4. Melakukan uji coba terhadap kolam Metode pengujian terhadap kolam diidentifikasi sesuai petunjuk teknis Proses uji coba kolam ditentukan sesuai dengan prosedur penguji cobaan kolam Kolam diuji coba sesuai dengan persyaratan teknis Prosedur pengujian kolam Parameter pengujian kolam Melakukan uji coba terhadap kolam dengan teliti dan sesuai prosedur Mengetahui metoda pengujian kolam Prosedur pengujian kolam Memahami parameter pengujian kolam Mengidentifikasi prosedur pengujian kolam Menentukan prosedur pengujian kolam Menilai pengujian kolam 5. Membuat pembuatan kolam Parameter seluruh komponen pembuatan kolam dicatat menggunakan format yang telah ditetapkan Tingkat keberhasilan pembuatan kolam dianalisis berdasarkan pada parameter dan hasil uji coba terhadap kolam Laporan hasil pembuatan kolam dibuat sesuai dengan kaidah pembuatan Format pencatatan pembuatan kolam Kaidah pembuatan Dokumentasi Laporan pembuatan kolam dilakukan dengan teliti, sesuai dengan kaidah pembuatan Memahami format pencatatan pembuatan kolam Mengetahui cara menganalisis hasil pengujian kolam Mengetahui kaidah penyusunan Mengetahui dokumentasi Memcatat seluruh komponen pembuatan kolam Menganalisis parameter hasil pengujian kolam Menyusun Mendokumentas BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 18 dari 116

19 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Membuat karamba jaring apung (KJA) : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan pembuatan karamba jaring apung 2. Lokasi karamba jaring apung dipilih berdasarkan kriteria: Terdapat sumber air tawar berupa waduk atau danau dan sungai minimal mempunyai kedalaman 10 meter Transportasi, komunikasi dan keamanan yang menunjang Mudah untuk memperoleh suplai benih dan sarana produksi lain yang mendukung kegiatan produksi Apabila dijad lokasi budidaya tidak merusak lingkungan perairan, fauna dan flora sekitarnya. 3. Unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya: Prosedur baku pembuatan Karamba jaring apung Prosedur baku penentuan lokasi karamba jaring apung Prosedur baku ukuran bagian bagian karamba jaring apung 4. Bahan yang digunakan : papan, kaso, drum, bambu, karung, jaring polyetilene, jangkar, tambang, paku, tali ris, dan besi siku 5. Sarana dan peralatan yang dibutuhkan : perahu, rumah jaga, palu, gergaji, tang, kapak, golok, dan peralatan pertukangan 1. Mendesain konstruksi karamba jaring apung (KJA) Ukuran karamba jaring apung dan ukuran mata jaring yang akan didesain diidentifikasi sesuai dengan sistem budidaya dan kondisi lokasi yang akan digunakan Ukuran karamba jaring apung dan ukuran mata jaring yang akan didesain ditentukan sesuai dengan sistem budidaya dan kondisi lokasi yang akan digunakan. Ukuran KJA dan mata jaring apung Sistem budidaya di KJA Lokasi KJA Konstruksi KJA Mendesain konstruksi karamba jaring apung (KJA) secara teliti, benar dan sesuai dengan sistem budidaya dan lokasi Mengetahui ukuran KJA dan mata jaring apung yang sesuai dengan sistem budidaya dan lokasi Menyebutkan sistem budidaya di KJA Memahami lokasi KJA Mengidentifikasi ukuran KJA dan mata jaring apung sesuai dengan sistem budidaya dan lokasi Menentukan ukuran KJA dan mata jaring apung sesuai dengan sistem budidaya dan lokasi BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 19 dari 116

20 Jumlah dan ukuran tiap bagian karamba jaring apung dan ukuran mata jaring diukur sesuai dengan persyaratan teknis Mendesain KJA sesuai dengan sistem budidaya dan lokasi 2. Mempersiapkan peralatan dan bahan pembuatan karamba jaring apung Jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan diidentifikasi sesuai dengan fungsi dan cara kerja Jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan ditentukan sesuai dengan persyaratan teknis Jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan disiapkan sesuai dengan kebutuhan Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan KJA Bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan KJA Perhitungan kebutuhan peralatan dan bahan pembuatan KJA Peralatan dan bahan pembuatan KJA dipersiapkan secara teliti Mengetahui jenis peralatan dan bahan yang dibutuhkan Memahami perhitungan kebutuhan alat dan bahan Mengidentifikasi Jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan sesuai dengan fungsi dan cara kerja Menentukan jenis dan jumlah peralatan dan bahan yang digunakan sesuai dengan fungsi dan cara kerja Menghitung kebutuhan alat dan bahan 3. Mengkonstruksi bagianbagian karamba jaring apung Bagian-bagian kerangka karamba jaring apung dirangkai sesuai dengan petunjuk teknis Kerangka karamba jaring apung ditempatkan pada lokasi yang telah ditetapkan Jaring dipasang pada kerangka karamba jaring apung sesuai petunjuk teknis Bagian-bagian kerangka KJA Cara penempatan KJA di lokasi Lokasi KJA Pemasangan jaring pada kerangka KJA Mengkonstruksi bagianbagian karamba jaring apung secara teliti dan sesuai petunjuk teknis Menyebutkan bagian bagian kerangka KJA Mengetahui cara menempatkan kerangka KJA di lokasi Memahami cara memasang jaring pada kerangka KJA Merangkai bagian bagian kerangka KJA Menempatkan KJA pada lokasi Memasang jaring pada kerangka KJA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 20 dari 116

21 4. Menempatkan karamba jaring apung 5. Membuat pembuatan karamba jaring apung Metode pengujian terhadap karamba jaring apung diidentifikasi sesuai petunjuk teknis Karamba jaring apung ditempatkan pada lokasi yang sesuai Parameter seluruh komponen pembuatan karamba jaring apung dicatat menggunakan format yang telah ditetapkan. Tingkat keberhasilan pembuatan karamba jaring apung dianalisis berdasarkan pada parameter dan hasil uji coba terhadap karamba jaring apung Laporan hasil pembuatan karamba jaring apung dibuat sesuai dengan kaidah pembuatan Metoda/prosedur pengujian KJA Lokasi KJA Cara penempatan KJA di lokasi Format pencatatan pembuatan KJA Kaidah pembuatan Dokumentasi Menempatkan karamba jaring apung sesuai dengan petunjuk teknis Laporan pembuatan KJA dilakukan dengan teliti, sesuai dengan kaidah pembuatan Mengetahui metoda/prosedur pengujian KJA Menjelaskan Lokasi KJA Memahami cara menempatkan KJA Memahami format pencatatan pembuatan KJA Mengetahui cara menganalisis hasil pengujian KJA Mengetahui kaidah penyusunan Mengetahui dokumentasi Mengidentifikasi metoda pengujian KJA Memilih lokasi KJA Menempatkan KJA pada lokasi Memcatat seluruh parameter komponen pembuatan KJA Menganalisis parameter hasil pengujian KJA Menyusun Mendokumentas BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 21 dari 116

22 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Memberi pakan benih : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku untuk pemberian pakan budidaya air tawar, baik yang berukuran kecil maupun yang berukuran besar. 2. Jenis pakan yang diber berupa pakan alami, pakan tambahan, dan pakan buatan. 3. Unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya: Prosedur baku pemberian pakan. Persyaratan standar nilai gizi pakan Sarana dan peralatan yang dibutuhkan : ruang penyimpanan pakan, blender, timbangan, ember plastik, tong plastik, demand feeder. 4. Bahan yang diperlukan : pakan alami, pakan tambahan (dedak halus, ampas tahu, dll), pakan buatan (powder, remah, pasta, dan pellet) 1. Menentukan jenis pakan Jenis pakan yang akan diber diidentifikasi sesuai dengan jenis dan ukuran Pakan yang akan diber ditentukan sesuai dengan kebutuhan nilai gizi/nutrisi Pakan yang akan diber ditentukan berdasarkan jenis dan ukuran bukaan mulut 2. Melakukan sampling Sampling dilakukan sesuai petunjuk teknis Taksiran biomassa ditentukan sesuai hasil sampling Jenis-jenis pakan Kebutuhan nilai gizi/nutrisi untuk Jenis dan ukuran Pengukuran pertumbuhan Padat penebaran Pakan di-ber secara tepat, cermat dan sesuai dengan jenis, ukuran, kebutuhan nilai gizi serta bukaan mulut Sampling dilakukan secara cermat, cepat, dan teliti sesuai petunjuk teknis Memilih jenis pakan Memilih jenis dan ukuran Menghitung kebutuhan nilai gizi/nutrisi untuk Menjelaskan cara dan tujuan sampling Mengetahui perhitungan biomassa hasil sampling Mengidentifikasi jenis pakan sesuai dengan jenis dan ukuran Menentukan pakan sesuai kebutuhan nilai gizi/nutrisi Menentukan jenis pakan sesuai dengan ukuran bukaan mulut Melakukan sampling sesuai petunjuk teknis Menentukan biomassa sesuai dengan hasil sampling BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 22 dari 116

23 3. Menghitung kebutuhan pakan Dosis pemberian pakan ditentukan berdasarkan jenis dan ukuran Jumlah pakan yang dibutuhkan dihitung berdasarkan dosis pemberian pakan Jumlah pakan ditimbang sesuai kebutuhan perperiode sampling Jumlah pakan ditimbang sesuai kebutuhan perperiode sampling. 4. Memberi pakan Frekwensi dan periode pemberian pakan ditentukan sesuai dengan jenis dan ukuran serta biomassa Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan persyaratan teknis 5. Membuat hasil pemberian pakan Parameter seluruh komponen pemberian pakan dicatat menggunakan format yang telah ditetapkan. Tingkat keberhasilan pemberian pakan dianalisis berdasarkan pada parameter dan hasil uji coba pakan. Laporan hasil pemberian pakan direkomendasi sesuai petunjuk teknis. Dosis pemberian pakan Jenis dan ukuran Prosedur penimbangan. Prosedur pemberian pakan Jenis-jenis pakan Format pencatatan pemberian pakan Kaidah pembuatan Jumlah pakan dihitung dan ditimbang secara cermat, tepat dan teliti Prosedur pemberian pakan dilakukan secara tepat, cermat, dan teliti sesuai dengan petunjuk teknis Laporan hasil pemberian pakan disusun secara teliti sesuai dengan kaidah penulisan. Mengetahui dosis pemberian pakan berdasarkan jenis dan ukuran Mengetahui jumlah pakan yang dibutuhkan berdasarkan dosis pakan Mengetahui cara-cara penimbangan. Mengetahui frekwensi dan periode pemberian pakan Mengetahui prosedur pemberian pakan Mengetahui parameter seluruh komponen pemberian pakan Mengetahui tingkat keberhasilan pem-berian pakan Mengetahui kaidah pembuatan. Menentukan dosis pemberian pakan berdasarkan jenis dan ukuran Menghitung jumlah pakan yang dibutuhkan Melaksanakan penimbangan jumlah pakan Menentukan frekwensi dan periode pemberian pakan Melaksanakan pemberian pakan sesuai dengan Mencatat parameter seluruh komponen pemberian pakan menggunakan format Menganalisis tingkat keberhasilan pem-berian pakan Menyusun hasil pemberian pakan BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 23 dari 116

24 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menyiapkan wadah dan media budidaya di kolam : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan penyiapan peralatan, wadah dan media budidaya pada kolam yang digunakan untuk kegiatan budidaya di kolam 2. Unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya: Prosedur baku pengolahan dasar kolam Prosedur baku proses pemupukan dan pengapuran dasar kolam Prosedur baku pengaturan debit dan volume air kolam 3. Alat yang dibutuhkan : cangkul, ember, timbangan, ph meter atau kertas lakmus 4. Bahan yang diperlukan adalah : pupuk, kapur, chlorin, pestisida, Probiotik, akar tuba 1. Membersihkan atau mengolah dasar kolam 2. Memupuk dan mengapur dasar kolam Persyaratan kolam untuk budidaya diidentifikasi sesuai dengan jenis yang akan dibudidayakan Kolam dibersihkan atau diolah sesuai dengan persyaratan teknis penyiapan kolam Persyaratan media budidaya diidentifikasi sesuai dengan jenis yang dipelihara Kebutuhan kapur ditentukan berdasarkan persyaratan teknis. Prosedur pembersihan atau pengolahan dasar kolam Persyaratan media budidaya Jenis-jenis kapur dan pupuk Prosedur pengapuran dan pemupukan Melaksanakan keselamatan dan keamanan kerja dalam membersihkan atau mengolah dasar kolam Kebutuhan kapur dan pupuk dihitung secara teliti dan tepat sesuai persyaratan media budidaya dan persyaratan teknis. Memahami prosedur pembersihan atau pengolahan dasar kolam Memahami persyaratan media budidaya Mengetahui kebutuhan kapur dan pupuk Menjelaskan prosedur pengapuran dan pemupukan dasar kolam Mengidentifikasi persyaratan kolam untuk budidaya sesuai dengan jenis yang akan dibudidayakan Melaksanakan pembersihan dan pengolahan kolam dengan benar Mengidentifikasi persyaratan media budidaya sesuai dengan jenis yang dipelihara Menentukan kebutuhan kapur berdasarkan persyaratan teknis. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 24 dari 116

25 3. Memperbaiki pematang, pintu pemasukan dan pengeluaran air Kebutuhan pupuk ditentukan berdasarkan persyaratan teknis Dasar kolam dipupuk sesuai dengan prosedur dan Pematang, pintu pemasukan dan pengeluaran air diperiksa untuk melihat kelayakan fungsiannya Pematang, pintu pemasukan dan pengeluaran air diperbaiki sesuai fungsinya 4. Mengairi kolam budidaya Volume air yang dibutuhkan ditentukan sesuai dengan persyaratan budidaya Kolam budidaya diairi sesuai dengan persyaratan budidaya 5. Menyiapkan peralatan budidaya Jenis dan jumlah peralatan budidaya diidentifikasi sesuai dengan fungsi dan cara kerja Jenis dan jumlah peralatan budidaya disiapkan sesuai dengan kebutuhan Jenis dan jumlah peralatan budidaya disanitasi sesuai dengan prosedur teknis. Konstruksi kolam Debit air Prosedur pengisian air kolam Jenis-jenis perlatan budidaya Sanitasi peralatan budidaya. Memperlihatkan sikap yang cermat, teliti dan hati-hati dalam mangapur dan memupuk. Melaksanakan perba pematang, pintu pemasuk-an dan pengeluaran air secara hati-hati dan teliti Melakukan pengairan budidaya dengan tepat sesuai dengan persyaratan budidaya Peralatan budidaya dihitung dan disiapkan secara teliti dan hati-hati Memahami fungsi pematang, pintu pemasukan dan pengeluaran air Mengetahui volume air yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan budidaya Menjelaskan cara mengairi kolam budidaya Mengetahui jenis dan jumlah peralatan budidaya sesuai dengan fungsi dan cara kerja Menghitung jenis dan jumlah peralatan budidaya sesuai dengan kebutuhan Memahami prosedur sanitasi Menentukan kebutuhan pupuk berdasarkan Melaksanakan pengapuran dan pemupukan dasar kolam secara benar Menunjukan fungsi kelayakan pematang, pintu pemasukan dan pengeluaran air Memperbaiki pematang, pintu pemasukan dan pengeluaran air Menentukan volume air yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan budidaya Mengairi kolam budidaya Mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan budidaya sesuai dengan fungsi dan cara kerja Menyiapkan jenis dan jumlah peralatan budidaya sesuai dengan kebutuhan Melaksanakan sanitasi jenis dan jumlah peralatan budidaya BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 25 dari 116

26 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Menyiapkan wadah dan media budidaya di bak, akuarium dan fiberglas : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan penyiapan peralatan, wadah dan media budidaya yang digunakan untuk kegiatan budidaya di bak, akuarium, dan fiber glass 2. Unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya: Prosedur baku tentang sanitasi wadah Prosedur baku proses mengatur suhu dan Oksigen terlarut media Prosedur baku dalam mengisi air dalam wadah 3. Peralatan yang dibutuhkan : sikat lantai, ember, DO meter, ph meter atau kertas lakmus 4. Bahan yang diperlukan adalah : kapur, chlorin, sabun cuci, desinfektan 1. Membersihkan wadah Persyaratan wadah untuk budidaya diidentifikasi sesuai Wadah dibersihkan sesuai dengan penyiapan wadah budidaya Persyaratan wadah untuk budidaya Sanitasi wadah budidaya Persyaratan wadah untuk budidaya disiapkan sesuai dengan dengan teliti dan hatihati Mengetahui persyaratan wadah untuk budidaya Menjelaskan prosedur sanitasi wadah Mengidentifikasi persyaratan wadah untuk budi-daya sesuai Membersihkan wadah dengan benar 2. Mengatur suhu Suhu media diidentifikasi sesuai dengan persyaratan hidup jenis dan ukuran yang akan dibudidayakan Suhu media ditentukan sesuai dengan jenis dan ukuran yang dibudidayakan Suhu media diatur sesuai dengan Prosedur pengaturan suhu Prosedur pengaturan suhu media dilakukan dengan cermat dan teliti Mengetahui suhu media sesuai dengan persyaratan hidup jenis dan ukuran yang akan dibudidayakan Menjelaskan suhu media sesuai dengan jenis dan ukuran yang dibudidayakan Mengidentifikasi suhu media sesuai dengan persyaratan hidup yang akan dibudidaya kan Menentukan suhu media sesuai dengan yang dibudidayakan BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 26 dari 116

27 3. Mengatur aerasi Kebutuhan O 2 terlarut media diidentifikasi sesuai jenis yang akan dibudidayakan Kebutuhan O 2 terlarut media ditentukan sesuai dengan jenis yang dibudidayakan Kebutuhan O 2 terlarut media diatur sesuai dengan persyaratan teknis Prosedur pengaturan oksigen terlarut Prosedur pengaturan oksigen terlarut dilakukan dengan cermat dan teliti Menjelaskan suhu media sesuai dengan persyaratan teknis Mengetahui kebutuhan O 2 terlarut media diidentifikasi sesuai jenis yang akan dibudidayakan Menjelaskan kebutuhan O 2 terlarut media ditentukan sesuai dengan jenis yang dibudidayakan Mengatur suhu media sesuai dengan persyaratan teknis Mengidentifikasi kebutuhan O 2 terlarut sesuai jenis yang akan dibudidayakan Menentukan kebutuhan O 2 terlarut media sesuai dengan jenis yang dibudidayakan Mengatur kebutuhan O 2 terlarut secara benar BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 27 dari 116

28 KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mendederkan benih di kolam dan di jaring apung : PBD.AT : menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G KONDISI KINERJA 1. Unit kompetensi ini berlaku dan berkaitan dengan pendederan air tawar di kolam 2. Unit kompetensi ini tercapai dengan persyaratan tersedianya: Prosedur baku pendederan air tawar yang dipakai para pembudidaya profesional. Standar kualitas air yang telah ditetapkan oleh Departemen Kelautan dan Peran Standar pemberian pakan yang ditetapkan dalam SOP dan SNI Standar dosis pengobatan hama dan penyakit 3. Sarana dan peralatan yang diperlukan : cangkul, alat ukur kualitas air, ember, seser, penggaris, timbangan, saringan pakan. 4. Bahan yang diperlukan : pupuk, kapur, bahan kimia, obat obatan, pakan 1. Menyiapkan peralatan, wadah dan media pendederan Jenis peralatan, bahan, dan wadah pendederan diidentifikasi sesuai dengan fungsi dan cara kerja. Peralatan, dan bahan pendederan ditentukan sesuai dengan jenis komoditas yang akan didederkan Wadah dan media pendederan disiapkan sesuai dengan persyaratan teknis Jenis peralatan, bahan, dan wadah pendederan Fungsi dan cara kerja alat, bahan dan wadah Jenis komoditas Persyaratan teknis pendederan Menyiapkan peralatan, wadah dan media pendederan secara cermat dan sesuai dengan persyaratan teknis pendederan Menyebutkan jenis peralatan, bahan, dan wadah pendederan Mengetahui fungsi dan cara kerja alat, bahan dan wadah Mengetahui jenis komoditas yang akan didederkan Memahami persyaratan teknis pendederan Mengidentifikasi jenis peralatan, bahan dan wadah pendederan Menentukan peralatan, bahan dan media pendederan Memupuk dan mengapur media pendederan (kolam) Mengontrol wadah dan media pendederan BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 28 dari 116

29 2. Menebar benih Ciri-ciri benih yang baik diidentifikasi sesuai dengan Proses seleksi benih dilakukan berdasarkan ciri-ciri yang telah ditentukan. Benih ditebar sesuai dengan prosedur penebaran yang telah ditetapkan. 3. Mengontrol kualitas dan kuantitas air pemeliharaan Kualitas air pendederan benih diidentifikasi sesuai dengan persyaratan pemeliharaan. Kualitas air pendederan benih diperiksa sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan untuk pendederan Persyaratan kuantitas air pendederan benih diidentifikasi sesuai dengan persyaratan pendederan 4. Memberi pakan Jenis pakan dipilih berdasarkan kebutuhan nutrisi kebiasaan makan yang didederkan. Jumlah pakan yang diperlukan dihitung sesuai dengan standar yang ditetapkan Waktu pemberian pakan ditentukan berdasarkan prosedur teknis pemberian pakan Ciri-ciri benih yang dibutuhkan Seleksi dan grading benih Perhitungan kebutuhan benih Cara menebar benih Kualitas dan kuantitas air media pendederan (kimia,fisika dan biologi) Jenis-jenis pakan Kebiasaan makan Penggolongan Benih ditebar secara cermat serta sesuai dengan prosedur penebaran benih Mengontrol kualitas dan kuantitas air media pemeliharaan secara teliti, periodik sesuai dengan prosedur pemeriksaan Pemberian pakan dilakukan secara tepat waktu, tepat jenis dan tepat jumlah Mengetahui persyaratan teknis pendederan Memahami ciri-ciri benih yang dibutuhkan Mengetahiu cara seleksi dan grading benih Mengetahui perhitungan kebutuhan benih Memahami cara menebar benih Memahami persyaratan kualitas dan kuantitas air media pendederan Menyebutkan jenis-jenis pakan Menjelaskan jumlah pakan yang diper-lukan Menjelaskan waktu pemberian pakan Menjelaskan frekuensi pemberian pakan Menjelaskan prosedur pemberian pakan Mengidentifikasi benih sesuai dengan Menseleksi benih Menghitung kebutuhan benih Menebar benih Mengidentifikasi kualitas dan kuantitas air pendederan Memeriksa kualitas dan kuantitas air media pendederan Memilih jenis pakan secara benar Menghitung jumlah pakan yang diperlukan Menentukan waktu pemberian pakan Menentukan frekuensi pemberian pakan Memberi pakan BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 29 dari 116

30 5. Mengendal hama dan penyakit Frekuensi pemberian pakan ditentukan sesuai dengan persyaratan pemberian pakan. Pakan diber sesuai dengan prosedur teknis pemberian pakan Penyakit pada benih diidentifikasi sesuai dengan gejala yang menyerang Benih diobati sesuai dengan pengobatan penyakit Hama yang menyerang benih diidentifikasi berdasarkan jenis hama yang terdapat dalam suatu kolam Keberadaan hama ditanggulangi sesuai dengan prosedur pencegahan hama yang menyerang 6. Melakukan sampling Metode sampling ditentukan sesuai petunjuk teknis Waktu sampling ditentukan berdasarkan prosedur sampling yang ditetapkan Panjang total tubuh benih diukur sesuai dengan prosedur pengukuran Berat tubuh benih ditimbang berdasarkan prosedur penimbangan Jenis-jenis Penyakit Jenis-jenis hama Jenis-jenis obat Prosedur pengendalian dan pengobatan hama dan penyakit Metode sampling Pengukuran pertumbuhan Padat penebaran Penanggulangan dan pengobatan dilakukan secara hatihati, cepat, teliti dan tepat Sampling dilakukan secara cepat dan hati-hati Pengukuran pertumbuhan dilakukan secara cermat, teliti, cepat dan hati-hati Mengetahui hama dan penyakit pada benih Menjelaskan cara mengobati benih Menjelaskan cara menanggulangi hama Menjelaskan metode dan waktu sampling Mengetahui cara pengukuran panjang dan penimbangan tubuh benih Mengetahui cara penghitungan benih yang dipelihara. Mengidentifikasi penyakit pada benih Mengobati benih Mengidentifkasi hama yang menyerang benih Menanggulangi keberadaan hama Menentukan metode sampling Menentukan waktu sampling Mengukur panjang total tubuh benih Menimbang berat tubuh benih Menghitung jumlah benih yang dipelihara. BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR Halaman 30 dari 116

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial 1. Mengidentifikasi potensi dan peran budidaya perairan 2. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UKA 2014 PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA

KISI-KISI SOAL UKA 2014 PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA KISI-KISI SOAL UKA 2014 PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA Kompetensi Guru Profesional 1. Menguasai materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung 2. Menguasai

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar SNI : 01-6483.4-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi... 1

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4. LAMPIRAN Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5 Kolam Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 Bulan 6 Bulan

Lebih terperinci

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) 1 Deskripsi METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan produksi massal benih ikan hias mandarin (Synchiropus splendidus),

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar SNI : 01-6133 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BUNG HATTA

TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BUNG HATTA TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK) FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BUNG HATTA SEKRETARIAT : GEDUNG LABORATORIUM TERPADU FPIK KAMPUS 1 UNIVERSITAS BUNG HATTA, JLN. SUMATERA ULAK KARANG PADANG

Lebih terperinci

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan) Melalui berbagai media komunikasi pemerintah selalu menganjurkan kepada masyarakat untuk makan ikan. Tujuannya adalah untuk

Lebih terperinci

WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO

WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO KONSTRUKSI WADAH BUDIDAYA IKAN (WBI) ADI SUCIPTO dito.id@gmail.comid@gmail BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI 2005 PENGANTAR AQUACULTURE PASAR PANEN TOTAL/SEBAGIAN KAT

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar SNI : 01-6137 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1 3 Definisi...1

Lebih terperinci

MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA

MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA BDI-T/1/1.2 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA PAKAN ALAMI AIR TAWAR MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan keseragaman.induk yang baik untuk pemijahan memiliki umur untuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan Ben s Fish Farm mulai berdiri pada awal tahun 1996. Ben s Fish Farm merupakan suatu usaha pembenihan larva ikan yang bergerak dalam budidaya ikan konsumsi, terutama

Lebih terperinci

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN AGRIBISNIS PRODUKSI SUMBERDAYA PERAIRAN

KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN AGRIBISNIS PRODUKSI SUMBERDAYA PERAIRAN Kompetensi Keahlian: KISI UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN AGRIBISNIS PRODUKSI SUMBERDAYA PERAIRAN Agribisnis Peran Agribisnis Rumput Laut Kompetensi Utama Pedagogik Menguasai tugas-tugas guru Memahami

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar SNI : 01-6141 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar Daftar isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1 3 Definisi...

Lebih terperinci

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan

Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan Standar Nasional Indonesia Penanganan induk udang windu, Penaeus monodon (Fabricius, 1798) di penampungan ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar SNI : 01-6485.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar DAFTAR ISI Pendahuluan 1. Ruang Lingkup... 1 2. Acuan... 1 3. Definisi... 1 4. Istilah...

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang

Lebih terperinci

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi Bab 3 Budidaya pembenihan ikan konsumsi Nama kelompok : dani andrean isna nur hanifa hadyan nandana maarif maulana nanak cito t putri rosita rendra fitra tania novita Pembenihan ikan konsumsi Jenis-jenis

Lebih terperinci

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk Standar Nasional Indonesia ICS 65.150 Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk Badan Standardisasi Nasional SNI 6484.3:2014 BSN 2014 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6483.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas induk pokok (Parent Stock) DAFTAR ISI Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan... 1

Lebih terperinci

FORMAT PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL UTN

FORMAT PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL UTN FORMAT PENGEMBANGAN KISI-KISI SOAL UTN No Inti Guru (KI) Standar Guru (SKG) Guru Mata (IPK) 1. 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional,

Lebih terperinci

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer) 1. PENDAHULUAN Kakap Putih (Lates calcarifer) merupakan salah satu jenis ikan yang banyak disukai masyarakat dan mempunyai niali ekonomis yang tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar

Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar Standar Nasional Indonesia SNI 7311:2009 Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional SNI 7311:2009 Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01 6131 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan...1

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar SNI : 01-6484.4-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih ikan lele dumbo kelas benih sebar diterbitkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi PKL Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah tingkat Provinsi yang mempunyai fungsi menyebar luaskan teknologi perbenihan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi. 3.2 Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam

Lebih terperinci

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN BDI-L/1/1.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR LAUT PENDEDERAN KERAPU: KERAPU BEBEK MODUL: PEMANENAN DAN PENGEMASAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Jl. Peta No. 83, Bandung, Jawa Barat 40232, selama 20 hari pada bulan Maret April 2013. 3.2 Alat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Kolam Pemijahan Kolam pemijahan dibuat terpisah dengan kolam penetasan dan perawatan larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga mudah

Lebih terperinci

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

KISI PEDAGOGIS KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK. spiritual, dan latar belakang sosial-budaya No Kompetensi Utama STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/ KEAHLIAN/BK 1. Menguasai karakteristik peserta 1.1. Memahami karakteristik peserta didik dari aspek

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR BDI-T/21/21.3 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6135 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Halaman Pendahuluan 1 Ruang lingkup... 1 2

Lebih terperinci

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March 2011 10:22 Dikenal sebagai nila merah taiwan atau hibrid antara 0. homorum dengan 0. mossombicus yang diberi nama ikan nila merah florida. Ada yang menduga bahwa nila merah merupakan mutan dari ikan mujair. Ikan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember 2011, bertempat di laboratorium ikan Clownfish Balai Besar Pengembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA

PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA PENERAPAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) PADA UNIT USAHA BUDIDAYA Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Direktorat Produksi 2010 Pendahuluan Dalam rangka menghadapi era globalisasi, maka produk perikanan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga Juni 2012. Penelitian dilaksanakan di Ruang Penelitian, Hanggar 2, Balai Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KETEKNIKAN BUDIDAYA IKAN (LUHT4338)

PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KETEKNIKAN BUDIDAYA IKAN (LUHT4338) PANDUAN PRAKTIKUM MATA KULIAH KETEKNIKAN BUDIDAYA IKAN (LUHT4338) Praktikum dalam mata kuliah ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lapangan kepada Saudara tentang beberapa materi yang berkaitan

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar SNI : 02-6730.3-2002 Standar Nasional Indonesia Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar Prakata Standar produksi benih kodok lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013 bertempat di Laboratorium Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR

PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR PRODUKSI BENIH UDANG VANAME (LITOPENAEUS VANNAMEI) KELAS BENIH SEBAR Standar Nasional Indonesia Produksi benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) kelas benih sebar ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK PEMIJAHAN INDUK IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus) Oleh Adi Hardiyanto, Marwa dan Narulitta Ely ABSTRAK Induk ikan mandarin memanfaatkan pakan untuk reproduksi. Salah satu

Lebih terperinci

SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN)

SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN) SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBENIHAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN) Satuan Pendid : SMK Negeri 61 Jakarta Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama dianutnya.

Lebih terperinci

SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBESARAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN)

SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBESARAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN) SILABUS MATAPELAJARAN TEKNIK PEMBESARAN IKAN (PAKET KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN) Satuan Pendid : SMK Negeri 61 Jakarta Kelas : XI Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN JILID 1

BUDIDAYA IKAN JILID 1 Gusrina BUDIDAYA IKAN JILID 1 SMK Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Hak Cipta pada Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL: PENETASAN Artemia

MODUL: PENETASAN Artemia BDI-T/1/1.4 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA PAKAN ALAMI MODUL: PENETASAN Artemia DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada Bulan April 2013 hingga Mei 2013 bertempat di laboratorium budidaya perikanan Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNPAD.

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di 15 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga September 2013 bertempat di Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Program 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prospek bisnis ikan hias di Indonesia cukup cerah. Faktor pendukungnya adalah jenis ikan yang beragam, air cukup, lahan masih sangat luas dan iklimnya cocok.

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6484.3-2000 Standar Nasional Indonesia Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock) Prakata Standar produksi induk ikan lele dumbo kelas induk

Lebih terperinci

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) SNI : 01-6139 - 1999 Standar Nasional Indonesia Produksi Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock) Daftar Isi Pendahuluan Halaman 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan...

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian LAMPIRAN 55 56 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh Alat aerasi hipolimnion Generator System GPS Van Dorn water sampler Tali berskala ph meter

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. benih ikan (BBI) Kota Gorontalo. Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terletak di Jl. Andalas BB III METODOLOGI PENELITIN. Waktu dan lokasi penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan (bulan Juni 2012) yang meliputi persiapan alat dan bahan sampai pada pemanenan hasil akhir, yang dilaksanakan

Lebih terperinci

MODUL: PENYIAPAN BAK DAN AIR

MODUL: PENYIAPAN BAK DAN AIR BDI-L/1/1.1 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR LAUT PENDEDERAN KERAPU: KERAPU BEBEK MODUL: PENYIAPAN BAK DAN AIR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA BBPBAT Sukabumi 2007 Daftar Isi 1. Penduluan... 1 2. Persyaratan Teknis... 2 2.1. Sumber Air... 2 2.2. Lokasi...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam.

Sebagai acuan / pedoman pelaku percontohan budidaya lele dengan menggunakan pakan (pellet) jenis tenggelam. PETUNJUK TEKNIS DEMPOND BUDIDAYA LELE MENGGUNAKAN PAKAN (PELET) TENGGELAM DI KAB I. Pendahuluan 1. Latar Belakang Usaha Budidaya lele sampe sekarang banyak diminati masyarakat dikarenakan dalam perlakuannya

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M : LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS NAMA KELAS : IMADUDIN ATHIF : S1-SI-02 N.I.M : 11.12.5452 KELOMPOK : G STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat

Lebih terperinci

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam.

A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. 1. Pencatatan dan Dokumentasi pada : W. g. Kepedulian Lingkungan. 2. Evaluasi Internal dilakukan setiap musim tanam. Petunjuk Pengisian : Lingkari dan isi sesuai dengan kegiatan yang dilakukan PENCATATAN ATAS DASAR SOP DAN GAP A MANAJEMEN USAHA PRODUKSI. Pencatatan dan Dokumentasi pada : Buku Kerja Jahe PENILAIAN ATAS

Lebih terperinci

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2

Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2 PENINGKATAN PRODUKSI BENIH IKAN KERAPU MELALUI PERBAIKAN MANAJEMEN KUALITAS AIR DI KELOMPOK PEMBENIHAN IKAN MINA SEJAHTERA BUNGATAN KABUPATEN SITUBONDO Ganjar Adhy Wirawan 1 & Hany Handajani 2 1,2 Jurusan

Lebih terperinci

MODUL: PENEBARAN NENER

MODUL: PENEBARAN NENER BDI P/1/1.2 BIDANG BUDIDAYA PERIKANAN PROGRAM KEAHLIAN IKAN AIR PAYAU PEMBESARAN IKAN BANDENG MODUL: PENEBARAN NENER DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Lebih terperinci

MODUL: PENYIAPAN TAMBAK

MODUL: PENYIAPAN TAMBAK BDI-P/1/1.1 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR PAYAU PEMBESARAN IKAN BANDENG MODUL: PENYIAPAN TAMBAK DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Tujuan Tujuan dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah mengetahui teknik kultur Chaetoceros sp. dan Skeletonema sp. skala laboratorium dan skala massal serta mengetahui permasalahan yang

Lebih terperinci

tersebut dengan baik, karena materi bahan ajar noncetak berisi uraian yang sifatnya pendalaman dan pengayaan dari materi bahan ajar cetak.

tersebut dengan baik, karena materi bahan ajar noncetak berisi uraian yang sifatnya pendalaman dan pengayaan dari materi bahan ajar cetak. ix M Tinjauan Mata Kuliah ata kuliah Teknik Pembenihan Ikan (LUHT4434) berisi penjelasan tentang prasarana dan sarana pembenihan ikan, pemilihan lokasi dan kualitas air, teknik seleksi induk ikan, kematangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Udang adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang berprospek cerah. Udang termasuk komoditas

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April 2013 sampai Mei 2013 dilaksanakan di Hatchery Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN

MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN BDI-T/21.21.4 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR BUDIDAYA IKAN HIAS JENIS TETRA MODUL: PEMANENAN DAN PENGANGKUTAN DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei Juni 2014, di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI KEAHLIAN : AGRIBISNIS PRODUKSI TANAMAN KOMPETENSI KEAHLIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR

MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR BDI-L/3/3.2 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR LAUT PENGELOLAAN INDUK KERAPU: KERAPU BEBEK MODUL: PEMIJAHAN DAN PEMANENAN TELUR DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Pengamatan dan pencatatan di kandang

Pengamatan dan pencatatan di kandang DESKRIPSI PEMELAJARAN KOMPETENSI KODE DURASI PEMELAJARAN : Mengamati, mencatat dan melaporkan di tempat kerja : NAK.RBU.101.A : 84 Jam @ 45 menit LEVEL KOMPETENSI KUNCI A B C D E F G 1 2 2 1 3 2 1 KONDISI

Lebih terperinci

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella

Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella 2014 Modul Praktikum Plankton Budidaya Chlorella Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD I. Pendahuluan Chlorella merupakan salah satu jenis fitoplankton yang banyak digunakan untuk berbagai

Lebih terperinci

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT UNDERSTANDING POND AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT Soil Profile Soil Triangle Clear plastic liner tube & sediment removal tool Sediment Sampler Soil acidity tester Food web in Aquaculture

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Purwodadi Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik RT 01 RW 01 selama 28 hari pada bulan Desember 2016 Januari 2017

Lebih terperinci

No Keterangan Jumlah Satuan

No Keterangan Jumlah Satuan LAMPIRAN 64 Lampiran 1. Sarana dan prasarana No Keterangan Jumlah Satuan 1 Potensi Lahan 40.000 m 2 2 Kolam induk 300 m 2 2 unit 3 Kolam pemijahan 400 m 2 3 unit 4 Kolam pendederan I 400 m 2 12 unit 5

Lebih terperinci

Pematangan Gonad di kolam tanah

Pematangan Gonad di kolam tanah Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkemang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan

Lebih terperinci

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS Usaha Pembenihan Ikan Bawal Di susun oleh: Nama : Lisman Prihadi NIM : 10.11.4493 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 / 2011 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan bawal merupakan salah satu

Lebih terperinci

Gambar 3. Kolam yang diperguanak untuk Percontohan

Gambar 3. Kolam yang diperguanak untuk Percontohan PENERAPAN TEKNOLOGI PEMBESARAN IKAN PATIN SESUAI DENGAN CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB) DALAM KEGIATAN APLIKASI TEKNOLOGI PERCONTOHAN/PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN PENYULUH PERIKANAN DI KABUPATEN KUANTAN

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Akuakultur Gedung IV Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April hingga

Lebih terperinci

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI BENIH

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI BENIH BDI-L/1/1.2 BIDANG BUDIDAYA IKAN PROGRAM KEAHLIAN BUDIDAYA IKAN AIR LAUT PENDEDERAN KERAPU: KERAPU BEBEK MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI BENIH DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam Standar Nasional Indonesia Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam ICS 65.150 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan (1)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah belut sawah (Monopterus albus) yang diperoleh dari pengumpul ikan di wilayah Dramaga. Kegiatan penelitian terdiri

Lebih terperinci

Peluang Bisnis Perikanan Gurameh. Oleh: Aji Cahya Diputra NIM: Kelas: 11-S1-TI-08. Abstraksi

Peluang Bisnis Perikanan Gurameh. Oleh: Aji Cahya Diputra NIM: Kelas: 11-S1-TI-08. Abstraksi Peluang Bisnis Perikanan Gurameh Oleh: Aji Cahya Diputra NIM: 11.11.5190 Kelas: 11-S1-TI-08 Abstraksi Manusia pada dasarnya memiliki sifat ingin sesuatu yang lebih ketika sudah tercapai keinginan sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di LaboratoriumPembenihan Ikan Ciparanje, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan Maret sampai

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Desa Pabuaran Desa Pabuaran berada di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor provinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan daerah dataran tinggi dengan tingkat

Lebih terperinci

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang Standar Nasional Indonesia Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang ICS 65.120 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang

Lebih terperinci

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT NASIONAL XXIII 2015 SERPONG INFORMATION SHEET BIDANG LOMBA FISHERY

LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT NASIONAL XXIII 2015 SERPONG INFORMATION SHEET BIDANG LOMBA FISHERY LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TINGKAT NASIONAL XXIII 2015 SERPONG INFORMATION SHEET BIDANG LOMBA FISHERY DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus :

ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus : ke dalam bak filter. Berdasarkan Anonim (2011 ) waktu tinggal dapat dihitung dengan rumus : DT = Dimana : DT = detention time atau waktu tinggal (menit) V = volume wadah (liter) Q = debit air (liter/detik)

Lebih terperinci