KENDALA-KENDALA GURU SEJARAH DALAM PERENCANAAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 13 PADANG

Transkripsi

1 KENDALA-KENDALA GURU SEJARAH DALAM PERENCANAAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 13 PADANG Ambiani 1, Liza husnita 2, Zulfa 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat Ambiania458@yahoo.com. ABSTRACT This study is based on the problems of Teachers in preparing learning tools that are not in accordance with the 2013 curriculum planning in SMA Negeri 13. On the basis of the problem, this study focused on the Constraints of History Teachers in Applying Curriculum 2013 In SMA Negeri 13.Based on these problems, the type of research used in this study is descriptive qualitative, to test the validity of data authors using data triangulation. Data analysis techniques in this study using techniques and data collection tools proposed by Maleong, which consists of observation, interviews, documentation. The result of the research found that history teacher in planning syllabus, RPP, Teaching Material, and Source Book have not fully in accordance with Permendikbud No 22 year In addition, the constraints faced by history teachers in planning learning are almost found in every component such as obstacles in making syllabus, lesson plans, teaching materials, and obtaining the Source Book. This research can be concluded that history teachers have constraints disebkan by the lack of understanding of history teachers in preparing learning traps, especially constraints krangnya teaching materials provided by schools. Keywords: Planning, Learning, Curriculum PENDAHULUAN Kurikulum bersifat dinamis serta selalu harus dilakukan perubahan dan perkembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan perkembangannya harus dilakukan secara dinamis, terarah tidak asal berubah. Perubahan dan perkembangan kurikulum harus memiliki visi dan arah yang jelas, mau dibawa kemana sistem pendidikan nasional dengan kurikulum tersebut. Mulyasa, (2013: 59-60) Menteri pendidikan dan kebudayaan Muhammad Nuh dalam berbagai kesempatan menegaskan perlunya pengembangan kurikulum Mendikbut mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. Perubahan kurikulum didasari pada kesadaran bahwa perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pengaruh perubahan global,

2 perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya. Perubahan terus menerus meningkat ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional, termasuk penyempurnaan kurikulum untuk mewujudkan masyarakat yang mampu bersaing dan menyesuaikan diri dengan peubahan. Adapun kurikulum yang diterapkan sudah mengalami beberapa pergantian dari masa-kemasa salah satu upaya yang dilakukan adalah dalam penyempurnakan kurikulum. Perbaikan kurikulum yang dilakukan oleh Kementrian Pendidikan Nasional dari tahun 2004 yang dikenal dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Pemerintah melalui dinas pendidikan juga terus melakukan penataranpenataran kepada para guru, agar supaya guru menyerap dan menerapkan kurikulum baru tersebut dengan baik. Pada tahun 2006 diberlakukan lagi kurikulum baru sesuai dengan peraturan pemerintah Repoblik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional pendidikan dan peraturan pemerintah No. 22 tahun 2006 Tentang Stansar isi yang disebut dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagai modifikasi dari KBK, yang dibuat sendiri oleh parah guru. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam pelaksanaan kurikulum, Departemen pendidikan Nasional telah menetapkan kerangka dasar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Kompetensi (SK), dan Kopetensi Dasar (KD). Pada tahun ajaran 2013/2014 pemerintah mulai menerapkan Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yakni KTSP pada sekolahsekolah pilihan atau piloting. Meski tidak semua sekolah menerapkan kurikulum Hal ini termasuk di Kota, yang tidak semua menerapkan kurikulum Hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru Sejarah yang mengajar di SMA N 13, bahwasanya guru Sejarah sudah mengikuti penataran, dan melaksanakan seminar tentang kurikulum Namun guru Sejarah masih kurang memiliki kesiapan untuk menerapkan kurikulum Hal ini disebabkan karena

3 berbagai tingkatan penataran atau pelatihan tentang kurikulum diberikan kepada guru, namun kemampuan guru dalam merancang secara teknis mengimplementasikan kurikulum baru tersebut masih lemah. Perencanaan Pembelajaran sejarah dalam menerapkan kurikulum 2013 masih belum maksimal, sehingga guru Sejarah merasa kesulitan untuk mengembangkan kurikulum 2013 kedalam bentuk silabus dan RPP, selain itu guru Sejarah merasa kesulitan dalam proses pembuatan perencanaan pembelajarsan baik dalam perumusan indikator seperti penurunan KI 3 dan KD 4 dari KI 3 ke KD 4. Rencana Proses Pembelajaran (RPP), pembelajaran belum sesuai diterapkan dalam pembelajaran dengan metode-metode pembelajaran yang dirancang oleh guru sejarah dikarenakan kurangnya sumber belajar yang di peroleh guru dan peserta didik. Oleh sebab itu, dalam menerapkan kurikulum ini masih banyak kendalakendala yang dihadapi guru sejarah dalam mencapai tujuan dari kurikulum Pada tahun ajaran 2013/2014 pemerintah mulai menerapkan Kurikulum 2013 yang merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya yakni KTSP pada sekolahsekolah pilihan atau piloting. Meski tidak semua sekolah menerapkan kurikulum Hal ini termasuk di Kota, yang tidak semua menerapkan kurikulum Untuk lebih jelasnya dapat dilihat SMA Negeri yang memakai kurikulum Tabel 1.Daftar SMA Negeri yang menerapkan kurikulum 2013 dikota No Nama Sekolah Nama Kepala Sekolah 1 SMA N 1 Drs. Nukman, M.Si 2 SMA N 2 Drs. Syamsul Bahri,M.Pd 3 SMA N 3 Drs. Rhmadanyah 4 SMA N 4 Abinul Hakim,S.Pd,M.Si 5 SMA N 5 6 SMA N 6 7 SMA N 7 8 SMA N 8 9 SMA N 9 10 SMA N SMA N SMA N SMA N 13 Dra. Yenni Putri,MM Dra. Risdaneti,MM Dra. Enny Sasmita,M.Pd Yulardi,S.Pd,M,Pd Yuni Era S.Pd,M.Si Drs. Parendangan,M.Pd Nur Agusman,M.Pd M. Isa,M.Pd Drs. Aswarman 14 SMA N 14 Drs. Suherman,M.Pd Sumber:Arsip Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar Tahun 2017

4 Berdasarkan data diatas, jumlah SMA Negeri dikota padang sebanyak 16 sekolah. Dari 16 sekolah SMA Negeri hanya 14 sekolah yang menerapkan kurikulum 2013, dan 2 sekolah yang belum menerapkan kurikulum 2013 yaitu SMA Negeri 15 dan SMA Negeri 16 padang. METODOLOGI PENELITIAN Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Moleong, 2011: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahmilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum peneliti ke lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono, 2010: 336). Sebelum peneliti memasuki lapangan, analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian yang masih bersifat sementara. Kemudian peneliti melakukan interactive analysis model atau analisis interaksi yang dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono, 2010: 337). Aktivitas dalam analisis data, yakni (1) Reduksi data, (2) Penyajian data, dan (3) Penarikan kesimpulan/ Verifikasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diajukan untuk mengetahui kendala-kendala guru sejarah dalam menerapkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 13. Cara memperoleh informasi tentang data dari informan penelitian menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang dideskripsikan pada bagian ini adalah hasil observasi dan wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru sejarah yang berkaitan dengan kendalakendala guru sejarah dalam pelaksanaan kurikulum 2013 di SMA Negeri 13 yang berkaitan dengan perencanaan pembelajaran. Peneliti melakukan penelitian ini pada semester ganjil 2017/2018. Data pendukung yang peneliti gunakan adalah dengan melakukan wawancara bersama guru sejarah dan Wakil Kurikulum SMA Negeri 13.

5 1. Perencanaan pembelajaran Penyusunan perencanaan pembelajaran bertujuan untuk memperoleh suatu acuan bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga dapat membantu proses pembelajaran peserta didik secara optimal. Berkenaan dengan proses pembelajaran peserta didik secara obtimal. a. Silabus Silabus digunakan dalam mengembangkan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar ingin dicapai dan pokok-pokok serta materi yang perlu dipelajari siswa dalam pembelajaran. Data mengenai perencanaan pembelajaran yang dibuat guru sejarah diperoleh melalui pengamatan perencanaan melalui perangkat pembelajaran guru sejarah. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, guru sejarah di SMA Negeri 13 memiliki silbus pembelajaran. Namun, setelah diamati, silabus guru sejarah di SMA Negeri 13 memiliki perbedaan dalam penyusunan. Sebagai contoh, silabus yang dimiliki oleh bapak DF tidak mencantumkan Penilaian, alokasi waktu, sumber belajar. Sementara untuk guru atas nama YL, dalam silabus tidak mencantumkan identitas sekolah. Untuk guru sejarah HR tidak mencantumkan identitas sekolah dan identitas mata pembelajaran. b. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Berdasarkan hasil wawancara dengan guru sejarah dan waka kurikulum tentang perencanaan pembelajaran berupa RPP bahwa Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran Guru suda disusun secara mandiri walaupun belum maksimal dengan tuntutan kurikulum 2013 berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Taun c. Materi Ajar Dalam penyusunan materi ajar tersebut guru sejarah masih belum paham mengenai penyusunan pembelajaran yang terkait dengan kurikulum 2013 yang semestinya. Dilihat dari Materi Ajar dalam

6 RPP DF, tidak dicantumkan fakta, konsep prinsip serta prosedur yang sesuai dan releven dalam butirbutir yang sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Sedangkan YL dalam penyusunan Materi Ajar belum terlihat indikator-indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. Serta dilihat dalam RPP HR penyusunan Materi Ajar terlalu dangkal. d. Sumber Belajar Hasil observasi peneliti dapat disimpulkan bahwa dalam memilih dan mendapatkan buku sumber guru dituntut untuk aktif dalam mencari buku yang terkait dengan pembelajaan, dan juga guru tidak dituntut untuk harus mendapatakan buku yang terkait dengan kurikulum 2013 Menurut Depdiknas (2013:5) silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu yang mencakup standar komptensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan, dalam kurikulum 2013 Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian hasil belajar. Silabus digunakan untuk mengembangkan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ingin dicapai dan pokok-pokok serta materi yang perlu dipelajari siswa dalam mencapai kompetensi dasar. Hal ini bagi seorang guru sebuah keharusan untuk memiliki silabus. Namun, sebagai manusia tentu memiliki kendala yang diahadapi dalam penyusunan silabus tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dilapangan dapat disimpulkan guru sejarah masih mengalami kendala dalam membuat Silabus, dikarenakan guru sejarah belum memahami secara keseluruhan dalam membuat Silabus, kesulitan membuat KD karena materi terlalu luas, kendala dalam membuat buku sumber dalam silabus, kendala dalam menentukan alokasi waktu pada silabus, kendala dalam merumuskan indikator pada

7 silabus, kendala dalam menggunakan kata kerja oprasional (KKO) dalam silabus. a. Kendala-Kendala Yang Dialami Guru Sejarah Dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan upaya yang dilakukan guru untuk memperkirakan tindakkan apa yang akan dilakukan untuk kegiatan pembelajaran. Sasaran utama dalam pengembangkan RPP adalah guru, karena guru sebagai penyandang profesi pendidik harusla memiliki tanggung jawab secara langsung terhadap kemajuan dan hasil belajar peserta didik. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memuat identitas mata pembelajaran, Kompetensi Dasar (KD), Indikator pencapaian Kompetensi, tujuan pembelajaran, penilaian hasil belajar dan sumber belajar. Pembahasan ini akan dijelaskan kendala-kendala yang dihadapi guru sejarah dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada semester 2016/2017. Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara secara langsung dengan guru sejarah bahwa guru sejarah mengalami kendalakendala dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Masalah penting yang sering dihadapi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah memilih atau menentukan materi pembelajaran atau bahan ajar yang tepat dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa dalam silabus, materi bahan ajar hanya dituliskan secara garis besar dalam bentuk "materi pokok". Menjadi tugas guru untuk menjabarkan materi pokok tersebut. Sehingga menjadi bahan ajar yang lengkap. Selain itu, bagaimana cara memanfaatkan bahan ajar juga merupakan masalah. Pemanfaatan dimaksud adalah bagaimana cara mengajarkannya ditinjau dari pihak guru, dan cara mempelajarinya ditinjau dari pihak murid. Berkenaan dengan pemilihan bahan ajar ini, secara umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman,

8 ruang lingkup, urutan penyajian. Masalah lain yang berkenaan dengan bahan ajar adalah memilih sumber di mana bahan ajar itu didapatkan. Ada kecenderungan sumber bahan ajar dititik beratkan pada buku. Padahal banyak sumber bahan ajar selain buku yang dapat digunakan. Buku pun tidak harus satu macam dan tidak harus sering berganti seperti terjadi selama ini. Berbagai buku dapat dipilih sebagai sumber bahan ajar. Termasuk masalah yang sering dihadapi guru berkenaan dengan bahan ajar adalah guru memberikan bahan ajar atau materi pembelajaran terlalu luas atau terlalu sedikit, terlalu mendalam atau terlalu dangkal, urutan penyajian yang tidak tepat, dan jenis materi bahan ajar yang tidak sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai oleh siswa. Berkenaan dengan buku sumber sering terjadi setiap ganti semester atau ganti tahun ganti buku. Sehubungan dengan itu, perlu disusun rambu-rambu pemilihan dan pemanfaatan bahan ajar untuk membantu guru agar mampu memilih materi pembelajaran atau bahan ajar dan memanfaatkannya dengan tepat. Rambu-rambu dimaksut antara lain berisikan konsep dan prinsip pemilihan materi pembelajaran, penentuan cakupan, urutan, kriteria dan langkah-langkah pemilihan, perlakuan/ pemanfaatan, serta sumber materi pembelajaran. b. Kendala-Kendala Yang Dialami Guru Sejarah Dalam Memilih dan mendapatkan Buku Sumber Buku teks merupakan salah satu sumber belajar dan bahan ajar yang banyak digunakan dalam pembelajaran. Buku teks memang merupakan bahan ajar sekaligus sumber belajar bagi siswa yang konvensional. Namun meskipun konvensional dan sudah dipergunakan cukup lama dan banyak yang menganggap tradisional, buku teks pelajaran masih cukup mampu memberikan kontribusi yang baik pada pembelajaran. Beberapa materi pembelajaran tidak dapat diajarkan tanpa bantuan buku teks pelajaran. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan guru sejarah dan waka kurikulum tersebut bahwa kendala-kendala

9 guru sejarah sulit dalam memilih dan dan mendapatkan buku sumber yang sesuai, dan yang mudah dipahami guru. Kebanyakkan materi dalam buku sumber yang guru dapatkan tidak memudahkan pendidik menyampaikan matri ajar karena isi buku terlalu luas, tidak menarik bahkan isi dari buku sumber tidak lengkap. Oleh karna itu guru sejarah dituntut lebih aktif dalam mecari buku sumber supaya tujuan pembelajaran tercapai dengan maksimal. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah peneliti bahas pada bab sebelumnya mengenai kendala-kendala yang dihadapi oleh guru sejarah dalam menerapkan kurikulum 2013, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berukut: 1. Semua guru sejarah di SMA 13 telah menyusun perencanaan berupa silabus, RPP, materi ajar dan buku sumber. Namun perencanaan yang dibuat oleh guru belum semua sesuai dengan Permendikbud No 22 tahun Kendala-kendala yang dihadapi guru sejarah di SMA N 13 dalam perencanaan pembelajaran kurikulum hampir terdapat disemua komponen, baik dalam pembuatan silabus, RPP, dan Materi ajar dan memperoleh buku sumber. DAFTAR PUSTAKA Amandemen, Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika Azyumardi, Azra Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi. Jakarta: Kompas. Kurniasih, Imas. Berlin Sani. (2014). Implementasi Kurikulum 2013, Konsep dan Penerapan. Surabaya : Kata Pena. Moleong, Lexy J Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa, E Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Bandung: Remaja Rosdakary