BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi Program BK Pengertian Evaluasi Program BK (Education Expo) Menurut Gysbers dan Henderson (2006) bahwa program BK mencakup tiga hal yaitu dari perencanaan program, pelaksanaan program, dan hasil program. Ketiganya saling berkaitan. Hasil program akan terlihat jika proses evaluasinya berjalan baik. Program education expo yang merupakan salah satu program BK, yang dilaksanakan setiap tahun oleh SMA Karangturi Semarang sejak tahun Program education expo perlu diadakan evaluasi. Evaluasi program mencakup evaluasi perencanaan, evaluasi proses pelaksanaan dan evaluasi hasil, atau dapat dikatakan evaluasi secara menyeluruh. Berdasarkan pandangan Gysbers dan Henderson (2006) dapat dinterpretasikan bahwa evaluasi program merupakan evaluasi secara menyeluruh dari evaluasi perencanaan, evaluasi pelaksanaan hingga evaluasi hasil dari program. Program yang dibuat perlu dievaluasi (evaluasi perencanaan program) sejauh mana dapat dilaksanakan (evaluasi proses/pelaksanaan) dan bermanfaat untuk mencapai hasil yang diinginkan (evaluasi hasil), 15

2 sehingga jika terdapat kelemahan program dapat segera diperbaiki dan dikembangkan. Evaluasi program juga merupakan suatu proses penilaian terhadap penyusunan, pelaksanaan, analisis hasil serta tindak lanjut kegiatan program. Pernyataan tentang evaluasi program ini sejalan dengan Sugiyo (2011) yang menyatakan bahwa evaluasi program merupakan sebuah proses penilaian terhadap penyusunan program, pelaksanaan program, penilaian dan analisis hasil serta tindak lanjut kegiatan yang dilaksanakan. Badrujaman (2011) menyatakan bahwa evaluasi program bimbingan & konseling merupakan sebuah proses pemberian penilaian terhadap keberhargaan dan keberhasilan program BK, salah satunya program BK yaitu education expo yang dilaksanakan melalui pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang akan dijadikan dasar untuk membuat keputusan. Evaluator melakukan kegiatan evaluasi melalui prosedur-prosedur atau tahapantahapan tertentu dalam mengumpulkan data. Tahapan evaluasi dimulai dengan menentukan tujuan evaluasi program Tujuan Evaluasi Program BK Evaluasi program BK (salah satunya education expo) sangat penting dilaksanakan oleh guru BK karena dapat mengetahui sejauh mana pelaksanaan program education expo mencapai tujuan yang ditetapkan. Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan 16

3 bahwa diadakannya evaluasi program bertujuan untuk mengetahui kelemahan program dan dapat segera melakukan perbaikan serta pengembangan program. Pernyataan Gysbers dan Henderson didukung oleh Badrujaman (2011) yang menyatakan bahwa tujuan dari evaluasi program adalah: Pertama, dengan adanya evaluasi kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan pelaksanaan program BK yang diselenggarakan. Kedua, dengan adanya evaluasi kita dapat mengetahui efektivitas program. Ketiga, dengan adanya evaluasi dapat meningkatkan akuntabilitas program BK dimata stakeholder, seperti guru, kepala sekolah, orang tua, terutama siswa. Keempat, dengan adanya evaluasi kita dapat mengetahui kelemahan program. Kelima, dengan adanya evaluasi kita dapat melakukan perbaikan dan pengembangan program BK. Berdasarkan pernyataan Gysbers dan Henderson (2006), serta Badrujaman (2011) dapat diinterpretasikan bahwa tujuan dilaksanakannya evaluasi program adalah untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan program mencapai tujuan yang ditetapkan, dengan kata lain dapat mengetahui keberhasilan pelaksanaan program education expo di SMA Karangturi. Selain itu dapat memperbaiki praktek penyelenggaraan program education expo dan dapat meningkatkan akuntabilitas program education expo di mata stakeholder sekolah. Evaluasi program juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan program. Ketika kelebihan dan kekurangan program dapat terdeteksi, program akan bisa dikembangkan. Perbaikan dan pengem- 17

4 bangan program akan meningkatkan kepercayaan stakeholder. Program yang akuntabel dapat memberikan informasi yang memadai mengapa sebuah program dapat atau tidak dapat dilaksanakan. Informasi akurat hanya bisa disampaikan jika ada pelaksanaan evaluasi program oleh guru BK. Terdapat tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi secara menyeluruh program BK. Pertama, evaluasi perencanaan program dilakukan untuk mengetahui apakah perencanaan program sudah baik atau belum. Kedua, evaluasi proses/ pelaksanaan program dilakukan untuk mediagnosis kelebihan dan kelemahan program. Ketiga, evaluasi hasil dilakukan untuk mengukur sejauh mana capaian tujuan yang telah ditetapkan dalam program BK (Badrujaman, 2011) Prinsip Dasar Evaluasi Program BK Evaluasi program BK merupakan proses pemberian skor pada suatu program dalam rangka mengambil keputusan. Pengambilan keputusan digunakan untuk perbaikan dan pengembangan program. Meski terlihat mudah pelaksanaannya, evaluasi program sering terjadi pengulangan setiap tahun atau belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan kata lain evaluasi program masih terdapat kelemahan program. Dalam menjaga tujuannya untuk melakukan perbaikan program, maka ketika evaluasi dilakukan, 18

5 evaluator harus memegang erat prinsip dasar dalam mengevaluasi program. Seperti yang dikemukakan oleh Badrujaman (2011) terdapat tujuh prinsip dasar dalam mengevaluasi program. Ketujuh prinsip dasar evaluasi harus menjadi pedoman bagi evaluator dalam melaksanakan evaluasi program. Ketujuh prinsip dasar evaluasi meliputi: (1) evaluasi yang efektif membutuhkan pengenalan atas tujuan program, (2) evaluasi yang efektif membutuhkan kriteria pengukuran yang valid, (3) evaluasi yang efektif tergantung pada pelaksanaan pengukuran yang valid terhadap kriteria, (4) program evaluasi harus melibatkan semua yang berpengaruh, (5) evaluasi yang bermakna membutuhkan umpan balik, (6) evaluasi harus direncanakan dan terus menerus sebagai sebuah proses, (7) evaluasi menekankan pada kepositifan Kriteria Evaluasi Program BK Program BK dikatakan berhasil dan sukses manakala program BK dapat memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Kriteria keberhasilan tidak terlepas dengan standar dan indikator. Ketiganya saling keterkaitan. Menurut Winkel & Hastuti (2006), kriteria merupakan patokan dalam evaluasi program. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan ciri yang melekat dalam program baik internal maupun eksternal. Menurut Badrujaman (2011), kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk melakukan riset evaluasi. 19

6 Pemberian skor pada kriteria didasarkan pada keyakinan, pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, dan hasil kajian teoritik. Berbeda dengan kriteria, standar memiliki penekanannya pada pertanyaan seberapa banyak kriteria penting telah mencukupi?. Menurut Gysbers dan Henderson (2006), standar program cukup menjamin keputusan yang dibuat, melengkapi program BK komprehensif, dan aktualisasinya bermanfaat bagi murid, orang tua, guru, dan komunitas lainnnya. Menentukan standar siswa dalam program BK (program education expo) harus mempertimbangkan pengetahuan apa yang seharusnya siswa peroleh, ketrampilan apa yang seharusnya siswa kembangkan, dan sikap apa yang seharusnya terbentuk pada siswa setelah berpartisipasi dalam program education expo. Karena pada akhir program, standar siswa harus diukur tingkat pencapaiannya, maka standar sejak awal harus dirancang sedemikian sehingga bisa diukur pada akhirnya, tanpa lepas dari visi, misi, dan tujuan program. Sedangkan indikator merujuk pada ukuran yang digunakan untuk mengumpulkan data sehubungan dengan performansi nilai kriteria. Menetapkan kriteria sebagai patokan dalam evaluasi memang tidak mudah. Menurut Schmidt (1999), penetapan kriteria dapat dilakukan dengan menggunakan pencapaian melalui persentase, membandingkan pencapaian siswa yang mengikuti program dan yang tidak mengikuti program, menanyakannya 20

7 kepada siswa, orang tua, atau guru, serta membandingkan skor pre-test dan post-test Faktor Yang Mempengaruhi Evaluasi Program BK Winkel dan Hastuti (2006) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi evaluasi adalah kedudukan layanan dan fasilitas yang ada, serta sikap anggota staf sekolah terhadap layanan. Di samping itu, kebijakan sekolah juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi evaluasi manajemen program. Seperti yang dikemukakan oleh Gysbers dan Henderson (2006) bahwa kebijakan sekolah merupakan faktor penting dalam rangka pelaksanaan evaluasi program BK di sekolah. Kebijakan yang dimaksud adalah dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah dalam penyenggaraan program BK salah satunya adalah program education expo di sekolah. Dukungan kepada program education expo dapat berupa pemberian ijin untuk melakukan kegiatan serta peran guru BK di sekolah. Selain kebijakan, anggaran juga merupakan faktor yang mempengaruhi evaluasi manajemen program. Dengan anggaran yang baik maka evaluasi manajemen program dapat terlaksana. Menurut Myrick, 2005 (dalam Badrujaman 2011) menyatakan bahwa waktu juga merupakan faktor penting yang mempengaruhi evaluasi program. Dengan adanya waktu yang cukup, maka evaluasi program dapat dilaksanakan dengan baik. Seringnya ada tekanan 21

8 dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada, membuat guru BK mengabaikan kegiatan evaluasi program. Gysbers dan Henderson (2006) juga mengemukakan bahwa dalam membantu pendekatan yang berorientasi pada perbaikan dalam evaluasi manajemen program ada empat hal penting untuk dipahami yaitu: 1) Konselor sekolah harus terlibat secara personal dalam mengevaluasi program mereka, yaitu program. 2) Pentingnya dilakukan evaluasi manajemen program untuk menentukan sasaran yang sesuai dan adanya kompetensi siswa. 3) Evaluasi manajemen program dalam prosesnya akan melibatkan observasi terhadap perilaku, wawancara, menelaah produksi media dan rekaman lain, focus group discussion (FGD), forum terbuka, survei, pengukuran yang terstandar, penilaian ahli, serta telaah teman. 4) Evaluasi manajemen program akan sukses apabila didukung oleh administrator, diadakan oleh konselor sekolah, berkolaborasi dengan lainnya yang menjadi customer. Seperti dikemukakan sebelumnya oleh Gysbers dan Henderson (2006) bahwa evaluasi manajemen program meliputi evaluasi terhadap perencanaan, pelaksanaan dan hasil dari program. Ketiga evaluasi tersebut dijelaskan sebagai berikut. 22

9 2.1.6 Evaluasi Perencanaan Program (Education Expo) Evaluasi perencanaan program merupakan evaluasi tentang penentuan tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan pemilihan strategi, serta teknik yang tepat untuk mencapai tujuan kegiatan. Badrujaman (2011) menyatakan bahwa tujuan dari evaluasi perencanaan program adalah untuk mengetahui apakah perencanaan yang dibuat sudah baik atau belum. Pandangan Badrujaman (2011) ini dapat diinterpretasikan bahwa evaluasi perencanaan program merupakan evaluasi yang dilakukan oleh guru BK untuk mengetahui apakah perencanaan yang dibuat sudah sesuai dengan kriteria perencanaan atau bisa dikatakan perencanaan sudah baik atau belum. Perencanaan program merupakan sebuah proses asesmen terhadap program yang ada saat ini dengan cara mengkaji program dari berbagai sudut. Asesmen ini merupakan suatu proses untuk memperoleh gambaran yang konkret dan detail mengenai program. Dengan menilai program yang ada, guru BK akan mampu menentukan apa yang benar-benar dibutuhkan dalam menyusun sebuah program BK, salah satunya adalah program education expo. Gysbers dan Henderson (2006). Menurut Badrujaman (2011), secara garis besar evaluasi perencanaan program BK dibagi menjadi dua yaitu evaluasi tujuan program dan evaluasi input 23

10 program. Dalam hal ini salah satu program BK adalah program education expo Evaluasi Tujuan Program Terdapat 3 hal yang harus dilakukan dalam mengevaluasi tujuan program, yaitu memahami konsep, prosedur pelaksanaan, dan penyusunan laporan evaluasi tujuan program. Badrujaman (2011). a. Konsep Evaluasi Tujuan Program Menurut Stufflebeam (dalam Badrujaman 2011) mengemukakan bahwa objektivitas utama dari tipe ini adalah menelaah status objek secara keseluruhan, mengidentifikasi kekurangan, mengidentifikasi kekuatan untuk memperbaiki kekurangan, mendiagnosis masalah sehingga ditemukan solusi memperbaikinya, dan memberikan gambaran karakteristik lingkungan/setting program. Sejalan dengan Stufflebeam (dalam Badrujaman, 2011) menyatakan bahwa evaluasi pada aspek tujuan ini merupakan kesesuaian antara tujuan yang telah ditetapkan dengan kebutuhan siswa. Orientasinya untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan peserta didik, menyediakan arahan perbaikan, dan membantu guru BK memformulasikan tujuan program dan kompetensi siswa yang diharapkan. Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan bahwa dibutuhkan informasi mengenai siswa dan komunitas. Informasi mengenai siswa berupa apa yang mereka ketahui, mereka pelajari, dan mereka butuhkan. Informasi 24

11 komunitas yang dimaksud adalah konteks dimana siswa tinggal seperti etnisitas, bahasa, status sosioekonomi, dan latar belakang keluarga. Informasi siswa dan komunitas penting untuk menentukan tujuan layanan BK. Ini merupakan langkah awal dalam menyusun program BK, salah satunya yaitu program education expo. b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Tujuan Menurut Badrujaman (2011), prosedur pelaksanaan evaluasi tujuan meliputi enam tahap, yaitu: (1) Menentukan tujuan evaluasi: penentuan tujuan ini sangat penting karena berdasarkan tujuan ini, guru BK akan melakukan evaluasi. Tujuan evaluasi secara umum berkaitan dengan 2 hal yaitu aspek yang akan dievaluasi dengan objek evaluasi. Oleh karena itu, evaluasi tujuan memiliki tujuan untuk mengetahui ketepatan tujuan yang ditetapkan dalam program. (2) Menentukan kriteria evaluasi: sebuah program dikatakan berhasil jika memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Menurut Winkel & Hastuti (2006), kriteria merupakan patokan dalam evaluasi program. Kriteria dapat ditentukan berdasarkan ciri yang melekat dalam program baik internal maupun eksternal. Menurut Badrujaman (2011), kriteria merupakan karakteristik program yang dianggap sebagai basis relevan dan penting untuk melakukan riset evaluasi. Pada aspek tujuan, kriteria yang dapat digunakan dalam evaluasi program adalah tujuan bersumber pada kebutuhan yang realistis. Sesuai dengan pendapat Gysbers (2006), kebutuhan yang dimaksud adalah sesuai dengan tugas perkembangan dan permasalahan siswa. (3) Memilih desain evaluasi untuk meyakinkan bahwa evaluasi yang dilakukan sesuai organisasi teratur atau sesuai aturan evaluasi yang baik. Agar dapat diketahui hasil suatu program, maka diperlukan desain yang 25

12 sesuai dengan karakteristik program tersebut. (4) Menyusun tabel perencanaan evaluasi berdasarkan tujuan evaluasi yang sudah ditetapkan. Komponen atau aspek evaluasi terdiri atas satu komponen yaitu tujuan. Dari komponen, kita dapat menjabarkan indikator-indikatornya, kemudian menentukan sumber data dan cara mengumpulkan data tersebut. (5) Menentukan instrumen evaluasi: Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam evaluasi tergantung dari jenis penelitian yang dilakukan. Jika penelitiannya kuantitatif, biasanya dengan menyebarkan angket atau kuesioner. Jika penelitiannya kualitatif, biasanya dengan observasi, wawancara ataupun dokumentasi. (6) Menentukan teknik analisa data: Teknik analisa ini dilakukan tergantung dari jenis penelitiannya, kualitatif atau kuantitatif. Pertama dilakukan penelaahan terhadap permasalahan siswa akan kebutuhan, kemudian dianalisa sesuai indikator. Setelah tujuan ditentukan, kemudian membandingkan tujuan yang dihasilkan melalui evaluasi konteks dengan tujuan yang ditetapkan dalam program. c. Penyusunan Laporan Evaluasi Tujuan Program Kegiatan akhir dalam kegiatan evaluasi yang dilakukan adalah membuat laporan hasil evaluasi. Setiap bagian dalam laporan hasil evaluasi perencanaan hendaknya dimulai dengan deskripsi data, kemudian menuliskan hasil analisis data evaluasi, dan terakhir menuliskan keputusan Evaluasi Input Program a. Konsep Evaluasi Input Program Menurut Stufflebeam & Shinkfield (dalam Badrujaman 2011), orientasi utama evaluasi input adalah membantu menentukan program yang membawa pada perubahan yang dibutuhkan. Evaluasi input mempermasalahkan apakah strategi 26

13 yang dipilih untuk mencapai tujuan program sudah tepat. Evaluasi input dilakukan dengan menelaah dan menilai secara kritis pendekatan yang relevan yang tepat digunakan. Menurut Badrujaman (2011), tujuan evaluasi input adalah: Untuk mengidentifikasikan dan menelaah kapabilitas sistem, alternatif strategi program, desain prosedur dimana strategi akan diimplementasikan. Evaluasi dapat menggunakan metode menginventarisasi dan menganalisis sumbersumber yang tersedia, baik guru BK ataupun material, strategi solusi, relevansi desain prosedur, kepraktisan dan biaya, kemudian dibandingkan dengan kriteria yang ditetapkan Pernyataan Badrujaman (2011) sejalan dengan yang dikemukakan Gysbers dan Henderson (2006), Efisiensi program BK dapat diukur berdasarkan keberadaan sumber yang dimiliki oleh sekolah. Dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang dimiliki, strategi akan lebih realistis dan didukung dengan kemampuan yang ada. Evaluasi program pada aspek input perlu diarahkan untuk melihat sejauh mana strategi yang ditetapkan untuk mencapai tujuan program, termasuk di dalamnya menelaah sumber-sumber yang mendukungnya. Terdapat tiga sumber yang semestinya ada dalam program, yaitu sumber berupa personel, keuangan, dan kebijakan. Gysbers dan Henderson (2006). Jadi dapat interpretasikan bahwa tiga sumber yang seharusnya ada dalam program meliputi: (1)personel yang terlibat dalam 27

14 kegiatan (2) keuangan, yang merupakan biaya anggaran kegiatan (dari sumber hingga pengelolaannya), (3) kebijakan sekolah demi terselenggaranya kegiatan Ketiga sumber pendukung ini, dijelaskan sebagai berikut: (1) Personel yang terlibat dalam kegiatan Menurut Gysbers dan Henderson (2006), pada dasarnya personel BK yang dimaksud adalah administrator BK itu sendiri. Dalam kegiatan education expo, guru BK terlibat sebagai panitia kegiatan education expo. Guru BK mengkoordinir, memiliki kewenangan presentasi dari perguruan tinggi dan memberi bimbingan ke siswa sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa, mengurusi penempatan dan penyaluran siswa selepas lulus, mencatat dan mengevaluasi seluruh kegiatan program, sehingga diperlukan guru BK yang profesional. (2) Keuangan Gysbers dan Henderson (2006) mengemukakan sumber keuangan yang menunjang program BK adalah penetapan anggaran. Penetapan anggaran sangat diperlukan untuk menunjang program kegiatan ( untuk education expo). Kategori anggaran meliputi bahan (material), perlengkapan (equipment), dan fasilitas (facilities). Memilih strategi yang tepat untuk mencapai tujuan program untuk education expo memerlukan analisis terhadap 28

15 anggaran yang dimiliki. Anggaran education expo digunakan untuk membiayai kelengkapan (sarana dan prasarana), diantaranya biaya sewa gedung, konsumsi, sound sistem dan sarana lainnya. Strategi yang dipilih harus menyesuaikan anggaran yang dimiliki. Tanpa adanya pertimbangan anggaran, maka hanya akan menjadi angan-angan yang mungkin sulit untuk mencapai tujuan program (Badrujaman, 2011). Salah satu tidak terlaksananya evaluasi program, kebanyakan pembimbing tidak memiliki anggaran yang baik untuk melaksanakan evaluasi program serta tidak memiliki anggaran yang baik untuk program BK. Schimdt (dalam Badrujaman, 2011). (3) Kebijakan Sekolah Menurut Gysbers dan Henderson (2006) mengemukakan bahwa kebijakan sekolah merupakan faktor penting dalam rangka pelaksanaan program BK di sekolah. Jadi, kebijakan dari pihak sekolah juga merupakan faktor penting dalam pelaksanaan program education expo SMA. Kebijakan yang dimaksud adalah dukungan yang diberikan oleh kepala sekolah dalam penyenggaraan program education expo di sekolah ataupun di luar sekolah. Dukungan pada program education expo dapat berupa pemberian ijin untuk melakukan kegiatan serta peran guru BK dalam kegiatan education expo di sekolah ataupun di luar sekolah. 29

16 b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Input Program Menurut Badrujaman (2011), terdapat enam tahapan dalam prosedur pelaksanaan evaluasi input program yaitu: (1) Menentukan tujuan evaluasi untuk mengetahui ketepatan strategi (termasuk di dalamnya sumbersumber) yang ditetapkan guru BK dalam mencapai tujuan program. (2) Menentukan kriteria evaluasi untuk menentukan efektivitas program BK. Pada aspek input program ini, yang menjadi kriteria adalah terdapatnya ahli bimbingan, kualifikasi yang memadai dari staf BK, terdapat rencana anggaran, waktu yang disediakan, terdapat ruangan/ tempat penyelenggaraan, terdapat peralatan yang memadai, materi yang ingin disampaikan, media yang bervariasi dan menarik, metode penyampaian, dan kebijakan dari sekolah. (3) Memilih desain evaluasi yang sesuai dengan karakteristik program yang diselenggarakan. Dari kriteria yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan studi dokumentasi dan observasi ataupun survey dibandingkan dengan kajian literatur, sehingga bisa diambil suatu keputusan. (4) Menyusun tabel perencanaan evaluasi untuk memudahkan kita memahami evaluasi yang dilakukan. Pada aspek evaluasi ini terdiri atas komponen input, kemudian bisa dijabarkan indikator-indikatornya, sumber data serta teknik pengumpulan datanya. (5) Menentukan instrumen yang digunakan. Pengumpulan data menggunakan teknik diantaranya: wawancara, angket, review ahli/kajian literatur, studi dokumentasi, memberikan tes/survey, serta observasi. (6) Menentukan teknik analisa data tergantung dari jenis penelitian. Teknik analisa data yang digunakan dalam evaluasi program kegiatan pada aspek input adalah analisa data kualitatif, yaitu dengan melakukan analisis perbandingan antara strategi yang digunakan dengan kajian literatur yang ada. c. Penyusunan Laporan Evaluasi Input Program 30

17 Evaluasi input merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui ketepatan strategi yang digunakan dengan capaian tujuan. Strategi yang dimaksud adalah kualifikasi guru BK, fasilitas pendukung, dukungan keuangan, materi, metode, serta media yang ditetapkan dalam program dapat mencapai tujuan program. Setelah data dipaparkan, kemudian menuliskan hasil analisis, dan terakhir menyusun laporan dan menuliskan keputusan. (Badrujaman, 2011) Evaluasi Proses Program untuk Education Expo Menurut Badrujaman (2011), evaluasi program BK pada aspek proses merupakan evaluasi yang berorientasi pada diagnosis kelebihan dan kelemahan program. Dari pernyataan Badrujaman dapat dinterpretasikan bahwa melalui evaluasi proses diharapkan kelemahan yang ada pada saat pelaksanaan program kegiatan education expo dapat segera diperbaiki. Untuk melakukan evaluasi program education expo pada aspek proses, maka perlu memahami konsep evaluasi program education expo pada aspek proses dan prosedur pelaksanaannya. a. Konsep Evaluasi Proses untuk Education Expo Menurut Stufflebeam (dalam Badrujaman, 2011), evaluasi proses merupakan pengecekan yang berkelanjutan atas implementasi perencanaan. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa evaluasi proses 31

18 bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprediksi dalam proses pelaksanaan, seperti cacat dalam desain prosedur atau implementasinya. Bagian terpenting yang harus dipahami dalam evaluasi proses program adalah penekanannya pada usaha perbaikan yang dapat dilakukan berkenaan dengan aspek program. Gysbers menggunakan istilah program evaluation untuk evaluasi terhadap aspek proses dalam program. Menurut Adelman dan Taylor (dalam Gysbers dan Henderson, 2006) menyatakan bahwa ada dua mekanisme dalam menetapkan infrastruktur dan rencana kegiatan untuk melaksanakan perubahan/perbaikan, yaitu: (1) Mempunyai staf pembangun yang komitmen terhadap rencana perbaikan dan pengembangan program untuk menyelesaikan tujuan program. Cara ini untuk memperbaiki adanya antara rancangan program umum dan rancangan program yang diinginkan dan untuk merubah aktivitas yang dilakukan dalam program. (2) Mempunyai staf pembangun yang mengembangkan transisi dan implementasi dari rencana program atau pengembangan peningkatan distrik. Cara ini untuk merubah sumber-sumber program BK. Gysbers dan Henderson (2006) juga menyatakan bahwa untuk memperbaiki aktivitas program perlunya membandingkan program umum dengan program yang dimaksud, mengidentifikasi rancangan program yang sama dan yang berlainan, membuat aktivitas program secara spesifik Ciri aktivitas program itu efektif, efisien, serta berkualitas tinggi adalah moral staff nya bagus, 32

19 menjamin banyak program yang dilaksanakan. Pentingnya menjamin perubahan yang dibuat, staf konsul sukses membuat perubahan, mengerjakan perubahan dengan baik, membantu anggota lainnya melakukan perubahan. Hal ini berarti dibutuhkan skill untuk melakukan aktivitas dengan baik, perencanaan aktivitas dengan cermat, dan kesemuanya dipengaruhi oleh perubahan proses perencanaan. Dalam memperbaiki aktivitas program, ada 4 hal yang harus dilakukan yaitu: (1) Mengganti aktivitas diluar program, (2) Membatasi konselor yang terkait dengan aktivitas di luar program, (3) Menambah aktivitas baru, (4) Memperbesar keberadaan aktivitas. Gysbers dan Henderson (2006). Evaluasi program sangat dibutuhkan terutama dalam memaparkan secara sistematis dan detail, untuk mengetahui sampai sejauh mana suatu program itu telah berjalan. Berikut ada empat faktor pendorong atau kecenderungan yang menyebabkan evaluasi dibutuhkan. 1. Akuntabilitas, merujuk pada justifikasi untuk pencapaian hasil yang realistis suatu program. 2. Pelaporan perihal dana. Jika suatu program akan dipertanggungjawabkan, tentu dibutuhkan rincian secara detail penggunaan dananya secara transparan. 3. Kegiatan untuk mengetahui sampai sejauh mana performa dan hasil kerja yang sedang atau telah 33

20 dilakukan baik dalam tahap proses, hasil, dan dampak. 4. Pengambilan keputusan suatu program pendidikan. Untuk memutuskan apakah program dapat terus dilaksanakan, direvisi dan dikembangkan, atau dihentikan. (Roswati, 2008). Keberadaan evaluasi proses yang dilakukan oleh guru BK sesungguhnya memberikan jaminan bahwa pelaksanaan program (education expo) secara berkelanjutan mengalami perbaikan terus-menerus. Usaha perbaikan (di dalamnya terdapat identifikasi kelebihan, kelemahan, hambatan) tersebut tentunya dapat dilakukan apabila guru BK memiliki cukup informasi / data berkenaan dengan kelebihan dan kelemahan program yang dilakukan. b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Pada Aspek Proses Menurut Badrujaman (2011), prosedur melaksanakan evaluasi pada meliputi: aspek proses ini (1) Menentukan tujuan evaluasi yaitu untuk menggambarkan analisis masalah yang berkaitan dengan komponen proses, meliputi: kesesuaian antara perencanaan program dengan pelaksanaan. (2) Menentukan kriteria evaluasi yaitu terlaksananya program sesuai dengan waktu yang direncanakan, kepuasan siswa dengan materi yang disampaikan, ketertarikan siswa dan pengunjung lain terhadap media yang digunakan, keterlibatan siswa dalam kegiatan, pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. (3) Memilih desain evaluasi. Dari kriteria yang telah ditetapkan, dilakukan survey, disesuaikan dengan hasil yang didapat, sehingga 34

21 diketahui terdapat kelebihan dan kelemahan dari program kegiatan yang diselenggarakan. Jika terdapat kelemahan atau adanya hambatan, maka bisa dilakukan perbaikan/perubahan. (4) Menyusun tabel perencanaan evaluasi agar mempermudah memahaminya. Tabel perencanaan evauasi terdiri atas komponen proses, kemudian bisa dijabarkan indikatorindikatornya, sumber data serta teknik pengumpulan datanya. (5) Menentukan instrumen evaluasi tergantung dari jenis penelitiannya. Instrumen evaluasi pada aspek proses dapat berpedoman pada observasi, studi dokumen, wawancara, angket. (6) Menentukan teknik analisa data tergantung dari jenis penelitian yang dipakai. Untuk capaian materi program, tanggapan siswa terhadap materi, metode, serta media, data analisis dengan menggunakan statistik deskriptif untuk melihat persentase. Sedangkan untuk keterlaksanaan program dan waktu pelaksanaan, data dianalisis dengan analisa kualitatif. c. Menyusun Laporan Evaluasi Program ( Education Expo) Pada Aspek Proses Badrujaman (2011), evaluasi proses merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan perencanaan, sehingga evaluasi diarahkan untuk mengumpulkan data mengenai pelaksanaan program tersebut. Dari pernyataan Badrujaman (2011) dapat diinterpretasikan bahwa evaluasi proses program education expo dilaksanakan untuk mengetahui apakah dari pelaksanaan program education expo sudah sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat dan dilakukan pengumpulan data pelaksanaan program 35

22 education expo. Evaluasi program pada aspek proses menggunakan beberapa alat pengumpul data, yaitu: catatan guru bimbingan konseling, pedoman observasi, angket tanggapan, serta tes. Dari hasil pengumpulan data kemudian dikelompokkan berdasarkan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya. Setelah melakukan evaluasi proses, langkah berikutnya adalah menyusun laporan. Laporan evaluasi proses program education expo harus memuat keputusan yang diambil oleh guru BK berkenaan dengan kegiatan program yang dilaksanakan sekolah Evaluasi Hasil Program Untuk Program untuk Education Expo Badrujaman (2011) menyatakan bahwa evaluasi program BK dalam aspek hasil merupakan evaluasi yang mengukur sejauh mana capaian tujuan yang telah ditetapkan dalam program BK. Dari pernyataan Badrujaman (2011) dapat diterapkan dalam kegiatan education expo, yang juga merupakan salah satu terapan dari program BK. Jadi, evaluasi hasil program education expo dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Informasi hasil dapat memberikan informasi kepada guru BK / konselor dan juga stakeholder, apakah program yang diselenggarakan memberikan dampak positif pada siswa. Untuk melakukan evaluasi 36

23 program education expo pada aspek hasil, perlu memahami konsep evaluasi hasil program dan prosedur pelaksanaannya. a. Konsep Evaluasi Hasil Program untuk Education Expo Evaluasi hasil bertujuan untuk mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap luaran dan menghubungkannya dengan objektif, tujuan input, dan informasi proses, serta untuk menginterptretasikan kelayakan dan keberhargaan program. Evaluasi hasil untuk program education expo dapat dilakukan dengan membuat definisi operasional dan mengukur kriteria objektif, melalui pengumpulan data dari personel yang terlibat dalam kegiatan education expo. Evaluasi hasil program untuk education expo merupakan prosedur yang digunakan untuk mengetahui dampak dari program kegiatan education expo dan pelaksanaannya terhadap siswa terutama dan masyarakat secara umum. Evaluasi hasil program ditujukan untuk melihat sejauh mana tanggapan siswa terhadap program kegiatan yang dilaksanakan. (Badrujaman, 2011). b. Prosedur Pelaksanaan Evaluasi Hasil untuk Program Edu Expo Dalam melaksanakan evaluasi hasil untuk program education expo, perlu dilakukan prosedur / tahapan pelaksanaan. Secara garis besar diuraikan 37

24 oleh Badrujaman (2011), prosedur pelaksanaan evaluasi hasil program BK yaitu: (1) Menentukan tujuan evaluasi yang berkaitan dengan aspek yang akan dievaluasi dan objek evaluasi. Aspek hasil menandakan bahwa guru BK ingin mengetahui dampak dari program. Objek evaluasi mengarahkan bahwa hasil yang dimaksud terbatas pada lingkup bimbingan. Sehingga tujuan dari evaluasi hasil program memberikan pengaruh pada pencapaian kompetensi / tujuan yang ditetapkan.(2) Menentukan kriteria evaluasi untuk menentukan efektivitas program. Biasanya ditunjukkan dengan adanya perbedaan pencapaian kompetensi/tujuan sebelum dan sesudah diberikan program kegiatan. Data yang telah terkumpul dan tersedia di sekolah digunakan sebagai hasil untuk mengukur efektivitas program BK. Data diproses, kemudian dipersepsikan. Persepsi data dari murid, orang tua, guru, administrator, dan lainnya tentang tanggapan aktivitas dan pelayanan guru BK atau konselor sekolah. Setelah ditanggapi, dikumpulkan menjadi data hasil. Data hasil ini ditunjukkan dalam skore/nilai tes, yang nantinya menjadi rujukan perbaikan program (Gysbers dan Henderson, 2006). (3) Memilih desain evaluasi yang merupakan suatu rencana yang menunjukkan waktu evaluasi akan dilakukan, dan dari siapa evaluasi atau informasi akan dikumpulkan. Desain dibuat untuk meyakinkan bahwa evaluasi akan dilakukan menurut organisasi yang teratur dan menurut aturan evaluasi yang baik. Desain yang sesuai dengan karakteristik program, akan menentukan hasil program. (4) Menyusun tabel perencanaaan evaluasi yang terdiri atas: kolom komponen, indikator, sumber data, dan teknik pengumpulan data. Komponen atau aspek evaluasi terdiri atas 4 komponen yaitu: konteks, input, proses dan produk. Berdasarkan keempat komponen tersebut, kita dapat menjabarkan indikatorindikator. Kemudian dari indikator itu kita dapat menentukan sumber data dan cara 38

25 mengumpulkan data. (5) Menentukan instrumen evaluasi yang digunakan untuk mengumpulkan data evaluasi. Instrumen evaluasi biasanya berupa angket, kuesioner, hasil wawancara, hasil pengamatan dan lain-lain. (6) Menentukan teknik analisa data tergantung jenis penelitiannya, jika data kuantitatif (data yang berbentuk angka atau bilangan) dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika/statistik. Data ini dapat diperoleh dari interview, kuesioner/angket, observasi. Data kualitatif (data yang berbentuk kata-kata) diperoleh dari teknik pengumpulan data misalnya observasi, wawancara mendalam, analisis dokumen, focus group discussion (FGD) dan studi kasus. Gysbers dan Henderson (2006) menyatakan bahwa program BK adalah program yang diselenggarakan untuk membantu siswa mencapai tugas perkembangannya. Ada beberapa tahapan untuk mengembangkan rencana evaluasi hasil yaitu: 1) mengidentifikasi luaran siswa, 2) mempertimbangkan penggunaan jenis data, 3) menyeleksi rancangan evaluasi. Pada program BK untuk education expo diselenggarakan untuk membantu siswa memilih perguruan tinggi yang diinginkan sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan siswa, maka diperlukan pengembangan rencana evaluasi hasil. c. Penyusunan Laporan Evaluasi Hasil Badrujaman (2011). Evaluasi hasil program merupakan evaluasi yang mempunyai dua manfaat, yaitu: (1) evaluasi memberikan informasi capaian tujuan program secara umum, sehingga dapat menjadi dasar menentukan efektifitas program, (2) 39

26 evaluasi dapat dijadikan dasar untuk membuat laporan perkembangan siswa. Dalam mengevaluasi hasil program untuk education expo yaitu untuk mengetahui seberapa besar siswa yang masuk perguruan tinggi atau sebuah universitas. Kemudian dari data yang terkumpul, dianalisis, kemudian disusun laporannya Cara Mengevaluasi Program untuk Education Expo Menurut Badrujaman (2011) bahwa dalam implementasinya ternyata evaluasi dapat berbeda satu sama lain, hal ini tergantung dari maksud dan tujuan dari evaluasi tersebut dilaksanakan. Seperti evaluasi program pembelajaran tidak akan sama dengan evaluasi kinerja pegawai. Evaluasi program pembelajaran dilakukan untuk melihat sejauh mana hasil belajar telah tercapai dengan optimal sesuai dengan target dan tujuan pembelajaran itu sendiri. Sedangkan evaluasi kinerja pegawai dilakukan dengan tujuan untuk melihat kualitas, loyalitas, atau motivasi kerja pegawai, sehingga akan menentukan hasil produksi. Dengan adanya perbedaan tersebut lahirlah beberapa model evaluasi yang dapat menjadi pertimbangan evaluator dalam melakukan evaluasi. Dari beberapa model evaluasi yang ada, secara khusus dalam konteks penelitian ini, penulis menggunakan model evaluasi yang dikembangkan oleh Stufflebeam dalam Sugiyo (2011), yaitu model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Model ini 40

27 mengandung empat komponen yaitu: kontek, input, proses dan produk, dan masing-masing perlu penilaian sendiri. Model CIPP berorientasi pada suatu keputusan (a decision oriented evaluation approach structured). Tujuannya adalah untuk membantu administrator (kepala sekolah dan guru) didalam membuat keputusan. Menurut Stufflebeam (dalam Widoyoko 2011) mengungkapkan bahwa, the CIPP approach is based on the view that the most important purpose of evaluation is not to prove but improve. Konsep tersebut ditawarkan oleh Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan penting evaluasi adalah bukan membuktikan, tetapi untuk memperbaiki. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hernandez (2003) dengan judul Preliminary Evaluation of the Educational Program For Career and Vocational Development, Making up My Mind... Program bimbingan karir Making up My Mind... dievaluasi dengan mengadopsi model evaluasi CIPP Stufflebeam (1993). Tiga tujuan dari penelitian ini menunjukkan hasil yang positif yakni: buku siswa yang menunjukkan kualitas intrinsik, begitu juga dengan panduan guru yang menunjukkan kualitas intrinsik, dan program yang layak untuk dilanjutkan. Berikut ini akan di bahas komponen atau dimensi model CIPP yang meliputi, context, input, process, product. a. Evaluasi Konteks ( Contexs Evaluation ) 41

28 Dilakukan untuk mengetahui apakah program yang disusun sudah sesuai dengan kebutuhan. Di dalam evaluasi konteks ini dilakukan untuk mendefinisikan konteks program yang dilaksanakan, mengidentifikasi kebutuhan semua individu yang terlibat dalam program, mendiagnosis hal-hal yang mendasari kebutuhan dan mendesain tujuan program. Pelaksanaan evaluasi konteks dapat dilakukan dengan menggunakan metode survey, wawancara, analisis dokumen dan tes diagnostik. Keputusan penting yang dapat diambil sebagai hasil dari evaluasi konteks adalah tujuan program yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan individu, memecahkan masalah dan bentuk perubahan yang diinginkan (Sugiyo, 2011). b. Evaluasi Input (Input Evaluation) Dilaksanakan untuk mempertimbangkan sumber daya yang ada, mengidentifikasi dan mencari tahu kemampuan atau daya dukung sistem, alternatif strategi program, desain prosedur implementasi program, pengelolaan anggaran dan penjadwalan program. Metode evaluasi input diantaranya menginventarisir dan menganalisis sumber daya manusia dan material, studi literatur, studi banding dan tim advokat. Evaluasi input dapat menghasilkan keputusan yang berkaitan dengan pemilihan sumber daya pendukung, strategi pemecahan masalah, desain prosedur dan 42

29 memberikan landasan informasi implementasi program (Sugiyo, 2011). c. Evaluasi Proses (Process Evaluation) Dilakukan untuk mengetahui apakah proses dalam pelaksanaan program sudah sesuai dengan tujuan dalam program. Di dalam evaluasi proses ini yang perlu dilakukan yaitu mengidentifikasi atau memprediksi proses-proses yang menghambat desain prosedur atau implementasinya, merekam dan menilai keterlaksanaan prosedur kegiatan dan menyediakan bahan-bahan informasi untuk penyusunan program di masa depan. Metode yang dapat digunakan untuk evaluasi program diantaranya memantau potensi-potensi penghambat pelaksanaan prosedur, mengantisipasi situasi yang tidak terduga, pendiskripsian proses implementasi program dan observasi. Keputusan yang dapat diambil dari evaluasi proses diantaranya perbaikan/revisi dan implementasi desain program serta prosedur, catatan lapangan implementasi program guna menginterpretasi keberhasilan program (Sugiyo, 2011). d. Evaluasi Produk (Product Evaluation) Diselenggarakan untuk mengetahui apakah produk sudah sesuai dengan tujuan program. Yang perlu dilakukan yaitu mengumpulkan deskripsi dan penilaian mengenai hasil dicapai dan membandingkannya dengan tujuan; informasi tentang konteks, input, proses; menginterpretasi nilai 43

30 unggul dari program. Metode yang dapat digunakan dalam evaluasi produk diantaranya: pendefinisian kriteria hasil yang hendak dicapai, pengumpulan penilaian hasil program dari stakeholder dan analisis kuantitatif serta kualitatif. Berbagai keputusan yang dapat diambil dari evaluasi produk diantaranya melanjutkan, menghentikan, memodifikasi atau melakukan pemfokusan ulang desain program. (Sugiyo, 2011) Gambar 2.1. Model Evaluasi CIPP (Context, Input, Process dan Product ). Sumber : Wirawan (2012) Context Evaluation Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan: Apa yang perlu dilakukan? Waktu: pelaksanaan sebelum program diterima. Keputusan: perencanaan program Input Evaluation Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan: Apa yang harus dilakukan? Waktu pelaksanaan: sebelum program dimulai Keputusan: Penstrukturan program Process Evaluation Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah program sedang dilaksanakan? Waktu pelaksanaan ketika program sedang dilaksanakan Keputusan: Pelaksanaan program Product Evaluation Berupaya mencari jawaban atas pertanyaan: apakah program sukses? Waktu: Pelaksanaan ketika program selesai dilaksanakan Keputusan: Ya atau tidak, program hrs recycle 2.2 Education Expo Pengertian Education Expo Pameran pendidikan (education expo) merupakan sarana/jembatan antara masyarakat dengan institusi pendidikan. Seperti yang 44

31 dikemukakan oleh Kepala Sekolah SMA Karangturi, Irawan Nirwanto (2011) bahwa kegiatan education expo untuk menjembatani siswa yang berkeinginan mencari referensi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan membantu orang tua mempersiapkan kebutuhan kuliah anaknya jika berkuliah di PT yang mereka inginkan, dan juga membantu perguruan tinggi mensosialisasikan diri tentang program-program unggulan mereka kepada calon mahasiswa. Nirwanto (dalam Arind, 2011). Ungkapan pernyataan ini sejalan dengan pernyataan Gębarowski (2012) dalam Educational Fairs As A Form Of Promotion Of Higher Education Institution bahwa pameran pendidikan (education expo) adalah salah satu kegiatan yang memungkinkan untuk komunikasi yang efektif dengan para calon mahasiswa. Kemudian, Graha Pena Manado Pos (2013) menjelaskan pula bahwa pameran pendidikan (education expo) dari sejumlah universitas di Indonesia maupun luar negeri yang dipamerkan oleh universitas tersebut bernilai edukasi. Sedangkan Sulton Masyhud (2014) menyatakan bahwa education expo mengundang personil dari berbagai Perguruan Tinggi (PT) untuk memberikan penjelasan dan berdiskusi tentang keadaan dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan. 45

32 Alasan Diadakan Education Expo Informasi pendidikan kian dibutuhkan masyarakat. Pameran pendidikan (education expo) semakin sering diadakan SMA di Kota Semarang. Semakin banyak sekolah mengadakan pameran untuk memfasilitasi kebutuhan informasi siswa dan orang tua tentang studi lanjut ke perguruan tinggi (PT). Menariknya, pameran tersebut selalu ramai diserbu pengunjung, baik pelajar maupun masyarakat umum. Pameran pendidikan (education expo) ini diselenggarakan karena tiga alasan yaitu: (1) Banyaknya siswa SMA yang ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, baik di dalam negeri maupun luar negeri, (2) Banyaknya pendidikan tinggi yang muncul, baik formal maupun nonformal, (3) Dalam kompleksitas jenis dan spesifikasi perguruan tinggi beserta fakultas dan jurusannya seringkali membuat seorang tamatan SMA mengalami kebingungan untuk menentukan pilihan jenis dan spesifikasi pendidikan perguruan tinggi. (Proposal SMA Karangturi, ). Education expo ini mempunyai visi misi, salah satunya adalah mengenalkan semua produk pendidikan yang meliputi jurusan, biaya pendidikan, biaya hidup, dan prospek lapangan kerja sehingga akan diperoleh informasi aktual mengenai jurusan dan prospek kerja di masa yang akan datang, informasi beasiswa serta media untuk membandingkan mutu suatu universitas. Dari kegiatan ini akan menimbulkan persepsi siswa terhadap program 46

33 education expo. Dengan adanya persepsi siswa /calon mahasiswa akan diketahui minat atau ketertarikan siswa terhadap kegiatan education expo yang diselenggarakan. Untuk itu perlunya mempersiapkan kegiatan tersebut dengan matang, baik dari sekolah ataupun Perguruan Tinggi yang mengikuti pameran pendidikan ini Ruang Lingkup Education Expo Dalam education expo, biasanya departemen pemasaran suatu Universitas atau Perguruan Tinggi akan memberikan informasi yang meliputi: a. Informasi administratif seperti syarat-syarat pendaftaran, kelengkapan dokumen, visa belajar, biaya pendidikan, biaya hidup, dll. b. Informasi pendidikan seperti jurusan, lama pendidikan, lapangan pekerjaan, kualitas lulusan, kapasitas, dan daya saing masuk ke suatu jurusan. c. Fasilitas seperti gedung administrasi, perpustakaan, asrama, gedung kuliah, dll. d. Informasi lain seperti kerjasama antar Universitas top dunia. (Anon, 2009) Tujuan Kegiatan Education Expo Menurut Graha Pena Manado Pos (2013) Education Expo dapat menjadi sarana untuk mengetahui universitas yang terbaik dan sesuai dengan keinginan serta bakat dan minat siswa. Marcin (2012) menjelaskan tujuan education expo adalah 47

34 sebagai kondisi yang efektif untuk berkomunikasi dengan para lulusan sekolah menengah atas dan untuk mengidentifikasi kesalahan-kesalahan tipikal yang dibuat oleh para personil pameran. Dalam Proposal DE BRITTO Education fair (2010) dijelaskan tujuan education expo yaitu menyediakan kesempatan yang terbuka bagi Perguruan Tinggi untuk memberi informasi yang akurat, jelas dan lengkap mengenai lokasi, mutu pendidikan, program-program studi yang ditawarkan, keunggulan-keunggulannya, biaya pendidikan, dan kesempatan peluang kerja di masa yang akan datang. Kegiatan ini juga merupakan wadah interaksi langsung antara orang tua calon mahasiswa dengan pihak penyelenggara pendidikan sehingga didapatkan informasi pendidikan yang lengkap. Pemberian informasi mengenai Perguruan Tinggi dari sumbernya secara langsung akan memberikan gambaran yang utuh bagi siswa sehingga dapat memilih Perguruan Tinggi dan jurusan sesuai dengan talenta. Tujuan secara rinci untuk siswa di SMA Karangturi adalah: a. Bagi siswa kelas XII 1) Siswa dapat memilih pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi dan jurusan) yang diminati dengan alasan yang tepat dalam seleksi masuk Perguruan Tinggi. 2) Siswa dapat memperoleh informasi yang benar tentang Perguruan Tnggi serta lembaga-lembaga pendidikan yang diinginkan sesuai dengan bakat dan minatnya. 48

35 b. Bagi siswa kelas X dan XI 1)Siswa dapat memperoleh informasi awal mengenai Perguruan Tinggi dan pemantapan pemilihan jurusan di SMA 2)Siswa dapat merencanakan perkuliahan dalam penentuan jurusan di Perguruan Tinggi Manfaat Education Expo Menurut Jusuf (2013) dalam Analisis efektifitas education expo dan open house serta minat siswa Indonesia dan Asing Pada English First di Malang, Jurnal JIBEKA Volume 7, No 3 Agustus 2013: berpendapat bahwa manfaat Education expo terlihat lebih efektif dan banyak mendapatkan murid saat diadakan event dibandingkan dengan open house. Dalam education expo juga bisa didapatkan keuntungan yaitu bisa lebih dekat dengan calon customer dan mendapatkan respon yang lebih bagus dibandingkan dengan pendekatan menggunakan atau telepon. Dalam httpwww.library.usd.ac.id untuk memantapkan pilihan jurusan studi siswa yang sudah ada sebelumnya. Peranan lain adalah memberi informasi tambahan tentang macam-macam jurusan, syarat-syarat pendaftaran, biaya studi, lama studi, strategi belajar di perguruan tinggi, lokasi, mutu pendidikan, cara mencari beasiswa, pekerjaan yang akan digeluti setelah lulus dan gambaran tentang studi di luar negeri kepada siswa maupun orangtua 49

36 siswa. Disamping memberi informasi, education expo sebagia media yang bermanfaat untuk siswa yaitu: a. Memotivasi siswa untuk berhasil meraih beasiswa internasional, karena biasanya para siswa dan orang tua akan semakin sadar dengan biaya kuliah yang mahal, sehingga jalur beasiswa merupakan salah satu jalan menggapai impian belajar di negeri orang. b. Memotivasi siswa untuk belajar giat untuk mencapai hasil belajar yang optimal, karena salah satu beasiswa adalah nilai akademik harus baik. c. Memotivasi siswa untuk belajar mengambil keputusan akan jurusan yang dipilih sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta arahan orang tua sebagai pendamping pada saat melakukan konsultasi pendidikan. d. Memilih Universitas terbaik dengan jurusan yang tepat karena para siswa dan orang tua dapat mendiskusikan semua informasi yang diperoleh selama pameran. e. Mendapatkan layanan konsultasi gratis secara langsung, hampir seluruh Universitas top dunia terutama perkembangan ilmu pengetahuan terkini dan prospek jurusan yang paling aktual (Anon, 2009) Kegiatan-kegiatan Education Expo Dalam education expo terdapat kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 50

37 a. Ceramah oleh narasumber, wawancara oleh siswa dengan narasumber, tanya jawab, serta diskusi terkait seputar topik yang diangkat dalam pelaksanaan education expo. Pembicara (narasumber) menjadi kunci dari inti acara education expo. Seyogyanya sebelum kegiatan, siswa sebelumnya perlu melakukan persiapan misalnya membaca bahan-bahan informasi perguruan tinggi yang diundang dan yang diminati dari sumbersumber yang tersedia. Dengan begitu mereka akan lebih siap mengikuti acara: mendengarkan ceramah, mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan juga menyusun pertanyaan untuk wawancara (Patty, 2014). b. Pameran pendidikan tinggi Melalui setiap stan pameran pendidikan yang ada, diharapkan dapat terjadi komunikasi dua arah, tanya jawab dan diskusi yang baik antara Perguruan Tinggi dengan civitas akademika dan para orang tua siswa sebagai calon pengguna jasa pendidikan. Tanya jawab antara pihak perguruan tinggi dengan calon pengguna jasa pendidikan dilakukan di standstand pameran pendidikan. Adapun model dan bentuk komunikasi yang berlangsung pada setiap stand, seperti: melayani para konsumen yang bertandang ke stand guna bertanya, mencari informasi, dan atau membeli formulir pendaftaran sepenuhnya dipercayakan dan dikelola secara 51

38 mandiri oleh perguruan tinggi selaku peserta pameran pendidikan (Patty, 2014). Dalam proposal education expo di SMA Karangturi terdapat jenis kegiatan yang dilaksanakan, yaitu meliputi: pameran pendidikan tinggi dalam dan luar negeri, presentasi Perguruan Tinggi, Simulasi TOEFL-IELTS, serta kegiatan yang mendukung yaitu bazar dan lomba-lomba akademik Menyiapkan Perlengkapan Pameran Penyelenggaraan pameran memerlukan perlengkapan (sarana dan prasarana) seperti: ruangan, meja, buku tamu, buku pesan dan kesan, panil (penyekat ruangan). lampu sorot, sound system, poster, selebaran (Cahyono, 2002). a. Ruang Pameran Ruangan yang dapat digunakan dalam kegiatan pameran di sekolah bisa menggunakan aula atau ruang kelas. Penataan ruang dapat dilakukan dengan menggunakan meja, panel, kursi. b. Meja Meja dapat digunakan untuk meja penerima tamu dan tempat komputer dan dokumen dari Perguruan Tinggi. c. Buku tamu Bukti tamu (berisi: nomor, nama, alamat/asal, kelas/asal sekolah, dan tanda tangan) dapat digunakan untuk mengetahui berapa orang yang mengunjungi pameran. 52

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen program bimbingan dan konseling merupakan siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Siklus tersebut senantiasa saling berkaitan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN 79 EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN Oleh: Ivani Mirasari 1 Dra. Gantina Komalasari, M.Psi. 2 Dra. Retty Filiani 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan menilai keberadaan

Lebih terperinci

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 342-347 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gysbers & Henderson (2006) menjelaskan program Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah sebagai program BK komprehensif. Terdapat empat komponen dalam program BK Komprehensif,

Lebih terperinci

A. Pengertian Evaluasi Program

A. Pengertian Evaluasi Program A. Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut

Lebih terperinci

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING

TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING TUGAS INSTRUMEN BIMBINGAN DAN KONSELING EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Tempat Penelitian Penelitian mengenai Evaluasi Program education expo SMA Karangturi Semarang tahun 2014 ini merupakan penelitian evaluatif CIPP dengan pendekatan

Lebih terperinci

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM :

CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : CIPP (Context, Input, Process, Product) Oleh : Hasim Asngari NIM : 2015082087 The CIPP Evaluasi Model ini dikembangkan oleh Daniel L. Stufflebeam pada tahun 1966, dan selanjutnya diperbarui sepanjang tahun,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Program Bimbingan & Konseling Perencanaan program BK memberikan manfaat yang penting bagi kelangsungan program (Nurihsan & Sudianto, 2005). Pertama, adanya kejelasan

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI

AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI Draf 07 Agustus 2011 BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI BUKU VII PEDOMAN ASESMEN LAPANGAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2011 DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI 1 BAB

Lebih terperinci

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS

Lebih terperinci

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengembangan sistem penjaminan mutu internal merupakan langkah strategis untuk meningkatkan mutu perguruan tinggi. Dengan diundangkannya

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : Taufik Yusuf * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi

Lebih terperinci

Evaluasi Program BK di Sekolah Oleh: Indiati (FKIP UMM)

Evaluasi Program BK di Sekolah Oleh: Indiati (FKIP UMM) Evaluasi Program BK di Sekolah Oleh: Indiati (FKIP UMM) Abstraksi Evaluasi program BK di sekolah adalah suatu usaha mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang

Lebih terperinci

Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd.

Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. EFEKTIFITAS SISTEM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERBANKANSYARIAHMELALUI PENERAPANEVALUASI EVALUASI MODEL CIPP Oleh Didik Rinan Sumekto, S.Pd., M.Pd. Dipresentasikan pada sesi Seminar tentang Perbankan Syariah

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan kerangka penelitian yang disusun pada bab 3 sebelumnya, maka untuk tahap penelitian sendiri terbagi menjadi 2 bagian, yakni: tahap penelitian I (tahap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karier adalah bagian hidup yang berpengaruh pada kebahagiaan hidup manusia secara keseluruhan. Oleh karenanya ketepatan memilih serta menentukan keputusan karier

Lebih terperinci

Manual Mutu Pengabdian

Manual Mutu Pengabdian Manual Mutu Pengabdian MM 03 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Kehidupan dan perkembangan akademik di Perguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat memasuki dunia kerja, demikian halnya dengan pendidikan di SMA. Kurikulum SMA dirancang untuk

Lebih terperinci

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI

AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI AUDIT MUTU INTERNAL AUDIT MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI JL. RAYA TANJUNG BARAT NO. 11 PS. MINGGU JAKARTA SELATAN TELP. 021 781 7823, 781 5142 FAX. -21 781 5144

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu

Lebih terperinci

Instrumen EVALUASI PROGRAM Bimbingan dan Konseling

Instrumen EVALUASI PROGRAM Bimbingan dan Konseling Instrumen EVALUASI PROGRAM dan Konseling A. Program Menurut Suharsimi (2005:290) evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah merupakan sebuah konsep teoritik yang membahas mengenai beberapa metode yang digunakan dalam penelitian. Beberapa hal yang berhubungan dengan metodologi

Lebih terperinci

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media BK Dosen Pengampu : Prof. Dr. Edi Purwanta, M.Pd Dr. Ali Muhtadi, M.Pd Oleh:

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

BAB III METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang penting bagi kehidupan seseorang. Kualitas kehidupan seseorang dapat ditingkatkan melalui pendidikan. Demikian pentingnya

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dimanapun dan kapanpun didunia ini pasti akan mengalami proses pendidikan, di era globalisasi

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM)

Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM) Laporan Kinerja Tahun 2017 Universitas Negeri Malang (UM) KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) Tahun 2018 Laporan lane/ja UM Tahun 2017 KATA PENGANTAR Dengan

Lebih terperinci

AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN

AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN BUKU VII PEDOMAN ASESMEN LAPANGAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2014 DAFTAR ISI halaman DAFTAR ISI 1 BAB I 2 PENDAHULUAN 2 BAB II 3 PROSEDUR

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR Nofianti Eka Permadi Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMENT EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M. Pd & Dr. Ali Muhtadi, M. Pd.

PENGEMBANGAN INSTRUMENT EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M. Pd & Dr. Ali Muhtadi, M. Pd. PENGEMBANGAN INSTRUMENT EVALUASI BIMBINGAN DAN KONSELING Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan dan Konseling Dosen Pengampu: Prof. Dr. Edi Purwanta, M. Pd &

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA a BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai harapan serta cita-cita sendiri yang ingin dicapai. Mencapai suatu cita-cita idealnya memerlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian menurut Arikunto (2010: 203) adalah suatu cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitiannya. Pemilihan metode ini didasarkan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 313-318 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam kesuksesan yang akan diraih seseorang. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/ PAUD,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan, maka kesimpulan yang diperoleh adalah tingkat Kompetensi Pedagogik guru-guru SD Negeri di Kabupaten

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR NO TUGAS UTAMA DAN INDIKATOR KINERJA GURU BK/KONSELOR HASIL ANALISIS KAJIAN ATAU KESIMPULAN DARI DATA/BUKTI-BUKTI/DOKUMEN DAN/ATAU CATATAN HASIL PENGAMATAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan metode pengembangan (research and development) dalam upaya menghasilkan

Lebih terperinci

Career Day Bagi Siswa dan Guru SMA Bimbingan Konseling

Career Day Bagi Siswa dan Guru SMA Bimbingan Konseling MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 1 Nomor 1 Maret 2018 e-issn: 2614-6673 dan p-issn: 2615-5273 This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License Career

Lebih terperinci

PROPOSAL GEBYAR EXPO PENDIDIKAN 2014 GENERASI SANJOSE. (Pengenalan Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan)

PROPOSAL GEBYAR EXPO PENDIDIKAN 2014 GENERASI SANJOSE. (Pengenalan Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan) PROPOSAL GEBYAR EXPO PENDIDIKAN 2014 GENERASI SANJOSE (Pengenalan Perguruan Tinggi/Lembaga Pendidikan) SMA KATOLIK SANTO YOSEPH DENPASAR BALI Tahun 2014 I. SEKILAS SMA KATOLIK SANTO YOSEPH DENPASAR SMA

Lebih terperinci

FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :...

FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :... FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Dokumen Perorangan Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :... Tanggal :... No. 1 1.1 2 1.2 3 1.3.1 4 1.3.2 5 2.1.1 6 2.1.2 7 2.1.3

Lebih terperinci

E d u c a t i o n F a i r Januari 2017

E d u c a t i o n F a i r Januari 2017 18-19 Januari 2017 SMA NEGERI 2 TASIKMALAYA Jalan R.E. Martadinata 261 Kode Pos 46151 Website : www.smandatas.sch.id E-mail : info@smandatas.sch.id Telepon /Faksimile (0265) 331331 0 K A T A P E N G A

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang masalah; tujuan penelitian dan pengembangan; spesifikasi produk; pentingnya penelitian dan pengembangan; asumsi dan keterbatasan penelitian dan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007. tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 74/KEP/UDN-01/VII/2007 tentang STANDAR KURIKULUM UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Rektor Universitas Dian Nuswantoro Menimbang : 1. bahwa untuk penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Sebagaimana yang tertera dalam Bab I bahwa tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan layanan bimbingan konseling di MTs NU Nurul Huda Semarang, kemudian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI. ii RANGKUMAN EKSEKUTIF viii TIM PENYUSUN EVALUASI DIRI.. xi BAB I KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI PENCAPAIAN 1 A. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN,

Lebih terperinci

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA Jl. Semolowaru 45 Surabaya 60118 STANDAR MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN

Lebih terperinci

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA YOGYAKARTA 2015 STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS AKREDITASI BADAN AKREDITASI NASIONAL

Lebih terperinci

Hanif Fakhrurroja, MT

Hanif Fakhrurroja, MT Metodologi Penelitian: Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Hanif Fakhrurroja, MT PIKSI GANESHA, 2012 Hanif Fakhrurroja @hanifoza hanifoza@gmail.com Pendahuluan Definisi Metode pengumpulan data adalah

Lebih terperinci

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42

BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN. Bagian Kesatu. Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian. Pasal 42 BAB III STANDAR NASIONAL PENELITIAN Bagian Kesatu Ruang Lingkup Standar Nasional Penelitian Pasal 42 Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian terdiri atas: a. standar hasil penelitian; b. standar isi

Lebih terperinci

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif;

1. Penetapan dan penyediaan informasi yang bermanfaat untuk menilai keputusan alternatif; Pengertian Evaluasi Program Pemahaman mengenai pengertian evaluasi program dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Pengertian evaluasi menurut Stufflebeam

Lebih terperinci

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BUKU STANDAR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT POLTEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG KEMENTERIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG JL. PIET A TALLO, LILIBA KUPANG Tlp. (0380) 881880, 881881 Fax.

Lebih terperinci

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT

1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD

Lebih terperinci

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat pelayanan BK dari guru BK/Konselor sebelum pengamatan pembelajaran, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah pelayanan

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang amat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang mudah, karena sumber daya manusia yang berkualitas bukan hanya dilihat dari penguasaannya

Lebih terperinci

BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI

BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI BELAJAR MENGAJAR DI PERGURUAN TINGGI Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. RAHMANIA UTARI BERBAGAI ADOPSI SISTEM PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Keberadaan ED dalam AIPT

Keberadaan ED dalam AIPT BAN-PT Evaluasi Diri: Berupa dokumen khusus yang disusun sebagai analisis kondisi dan kesimpulan capaian PT sampai saat ini Borang: Berupa dokumen yang mengandung isian, data, dan informasi lengkap tentang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V ini dipaparkan hal-hal yang berkenaan dengan simpulan dan rekomendasi penelitian. Simpulan penelitian dikemukakan secara sistematis sesuai dengan pertanyaan penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang diselenggarakan di dalamnya.

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha

Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha Studi Evaluasi Efektivitas Pelayanan AdministrasiAkademik dilingkungan Fakultas Teknik Kejuruan Undiksha I Nyoman Pasek Nugraha 1*, Kadek Rihendra Dantes 2, Dewi Arum Widhiyanti 3 Pendidikan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat mempengaruhi kinerja suatu perusahaan. Untuk itu, perlu dilakukan audit operasional atas fungsi SDM di

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Standar Penelitian STIKES HARAPAN IBU

Standar Penelitian STIKES HARAPAN IBU Standar Penelitian STIKES HARAPAN IBU Halaman 2 dari 10 STANDAR PENELITIAN STIKES HARAPAN IBU KODE DOKUMEN : STD.MT.AK. 03/005/2017 REVISI : 0 TANGGAL : 7 Maret 2017 DIAJUKAN & DIKENDALIKAN OLEH : Ketua

Lebih terperinci

GAMBARAN MANAJEMEN PELATIHAN TENAGA PERAWAT DI BIDANG KEPERAWATAN RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2008 (Form Karakteristik Informan) Pedoman wawancara

GAMBARAN MANAJEMEN PELATIHAN TENAGA PERAWAT DI BIDANG KEPERAWATAN RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2008 (Form Karakteristik Informan) Pedoman wawancara Lampiran 2 GAMBARAN MANAJEMEN PELATIHAN TENAGA PERAWAT DI BIDANG KEPERAWATAN RSU KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2008 (Form Karakteristik Informan) Pedoman wawancara I. Identitas Informan Nama : Umur : Jenis

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM SEKOLAH. Disampaikan pada kegiatan Pembinaan Manajerial bagi Kepala SD/MI dan SMP/MTs Dinas Kulon Progo

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM SEKOLAH. Disampaikan pada kegiatan Pembinaan Manajerial bagi Kepala SD/MI dan SMP/MTs Dinas Kulon Progo MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM SEKOLAH Disampaikan pada kegiatan Pembinaan Manajerial bagi Kepala SD/MI dan SMP/MTs Dinas Kulon Progo 1 Hubungkan sembilan titik dengan 4 garis lurus tidak terputus Teka-teki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Dengan semakin maju ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta kemajuan masyarakat, tantangan yang akan kita hadapi adalah bagaimana

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR

REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR REFORMASI BIROKRASI KATA PENGANTAR Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau biasa disingkat PTK. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research)

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kesimpulan tentang program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kematangan karir siswa SMA disajikan sebagai berikut. 1. Kematangan karir siswa kelas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak memberikan pelayanan dan fasilitas kepada siswa-siswanya, misalnya

I. PENDAHULUAN. banyak memberikan pelayanan dan fasilitas kepada siswa-siswanya, misalnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, memberikan kesempatan kepada sekolah untuk lebih banyak bereksplor dan bervariasi dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Lebih terperinci

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG EVALUASI KEBIJAKAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN DI SMA NEGERI 1 AMPIBABO KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG Rifka S. Akibu Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Tamanwinangun yang beralamat di Jalan Bocor Nomor 54, Kelurahan Tamanwinangun,

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS HASANUDDIN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL PROGRAM PASCASARJANA UNHAS Revisi - PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN Dokumen Akademik MPA.PPs-Unhas.MMAK.08

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL

Prosiding Seminar Nasional Prodi Teknik Busana PTBB FT UNY Tahun 2005 PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL PENERAPAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DALAM MATA KULIAH PENGETAHUAN TEKSTIL Widihastuti Dosen Program Studi Teknik Busana Fakultas Teknik UNY widihastuti@uny.ac.id; twidihastutiftuny@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi suatu bangsa. Bangsa yang maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan, Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15 Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan terencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Oleh: Muswardi Rosra, Shinta Mayasari, Ranni Rahmayanthi

Lebih terperinci

BAB III STANDAR PROSES

BAB III STANDAR PROSES BAB III STANDAR PROSES Bagian Kesatu Sistem Pembelajaran Pasal 11 (1) Proses pembelajaran pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

Lebih terperinci

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur Dokumen Kurikulum 2013-2018 Program Studi : Arsitektur Fakultas : Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung Total Bidang Halaman Kode Akademik Dokumen dan Kemahasiswaan

Lebih terperinci

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku.

2. Pelaksanaan Unit Kompetensi ini berpedoman pada Kode Etik Humas/Public Relations Indonesia yang berlaku. KODE UNIT : KOM.PR03.001.01 JUDUL UNIT : Melaksanakan Master of Ceremony DESKRIPSI UNIT : Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki untuk menjadi seorang Master

Lebih terperinci

laporan hasil audit internal

laporan hasil audit internal laporan hasil audit internal UNIT PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES KEMENKES SURAKARTA 2016 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Kegiatan audit internal Poltekkes Kemenkes Surakarta dilakukan 2 kali dalam tahun 2016.

Lebih terperinci