PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01"

Transkripsi

1 Yudha Widhiatma 447 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 4 SDN KALINANAS 01 Oleh Yudha Widhiatma @student.uksw.edu Wasitohadi wasitohadi@staff.uksw.edu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga ABSTRAK Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah pada pembelajaran IPA kelas 4 yang dilakukan hanya berpusat pada guru dan menyebabkan siswa kurang begitu aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), mendapatkan penjelasan tentang alasan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar, dan mendiskripsikan langkah-langkah model pembelajaran PBL. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas menggunakan model spiral Kemmis dan McTaggart, melalui terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan tahap refleksi dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 sebanyak 25 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan nontes (observasi). Data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 semester II tahun pelajaran 2016/2017. Selain itu pembelajaran PBL dapat merangsang siswa untuk lebih memahami pelajaran dengan memberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan, dan Penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL sesuai sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar. Pada prasiklus ketuntasan hanya 41%, setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus I ketuntasan meningkat menjadi 65,51 %, pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 93,11 %. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan dari 64 pada prasiklus menjadi 72,32 dan pada siklus II menjadi 79,82. Dengan demikian dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 semester II tahun pelajaran 2016/2017. Kata Kunci: hasil belajar IPA, model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

2 448 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 PENDAHULUAN Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh proses pendidikan dan hasil pendidikan yang dicapai. Dalam proses pendidikan yang berkualitas terlibat berbagai aspek seperti bahan ajar, metodologi, dukungan administrasi dan sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Dari berbagai input tersebut nantinya akan mendukung dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Pembelajaran memiliki tujuan untuk merubah diri siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Pembelajaran di sekolah harus mampu mengembangkan sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik yang nantinya akan mencapai hasil pembelajaran yang baik. Hasil pembelajaran menurut Lindgren (dalam M. Thobroni, 2015: 22) meliputi kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Hasil pembelajaran terlihat dari kecakapan yang diperoleh dari pembelajaran, informasi tentang suatu hal yang di temukan dari proses pembelajaran yang berlangsung, pengertian yang diterima siswa terhadap suatu hal atau materi pembelajaran yang telah dijelaskan dalam proses pembelajaran, dan perubahan sikap siswa terhadap suatu hal yang baru mereka peroleh dari pembelajaran. Dalam mencapai hasil belajar yang baik harus diimbangi dengan proses pembelajaran yang baik yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Tujuan pembelajaran menjadi acuan dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru mencakup mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar dalam mencapai tujuan pembelajaran adalah IPA. Menurut Trianto (2010:136) IPA adalah suatu kumpulan yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntun sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala alam yang ada di dalam kehidupan seharihari. Dalam kehidupan sehari hari pembelajaran IPA mempelajari tentang gejalagejala alam yang berlangsung pada lingkungan sehari-hari. Oleh sebab itu pembelajaran IPA dilakukan sejak sekolah dasar. Hal tersebut bertujuan untuk membekali peserta didik agar mampu berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki kemampuan kerjasama. Pada masa lalu pembelajaran IPA dilakukan dengan terfokus pada guru. Pembelajaran IPA disampaikan dengan menggunakan metode ceramah saja. Keterlibatan siswa pada saat proses pembelajaran juga masih kurang, komunikasi yang dilakukan dalam pembelajaran hanya satu arah, hal tersebut membuat siswa menjadi bosan dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Seharusnya tugas guru adalah membuat agar proses pembelajaran pada siswa berlangsung secara aktif, efektif, kreatif, menarik dan menyenangkan, dengan memperhatikan pendekatan sains. Guru juga kurang memanfaatkan alat peraga pembelajaran IPA untuk membantu dalam pembelajaran sehingga keterampilan siswa menjadi kurang. Guru hanya menggunakan buku paket saja dalam penyampaian materi. Hal tersebut membuat pemahaman siswa terhadap materi IPA rendah. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar IPA menjadi rendah. Hal tersebut juga terlihat pada observasi awal yang dilakukan di SD Negeri Kalinanas 01, pembelajaran

3 Yudha Widhiatma 449 yang dilakukan hanya berpusat pada guru. Siswa kurang begitu aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA dirasakan juga cukup rendah. Dengan adanya hal tersebut, mendorong penulis untuk melakukan penelitian untuk mengkaji peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (yang selanjutnya disebut PBL) dalam pembelajaran IPA pada materi Perubahan energi bunyi dan Perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01. Model pembelajaran tersebut ditujukan agar meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01. Pembelajaran dengan model PBL adalah model dimana siswa diberikan suatu masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata sebagai sesuatu yang nantinya akan dipecahkan oleh siswa. Model pembelajaran PBL melatih siswa dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis dalam memecahkan suatu masalah serta mendapatkan pengetahuan dan konsep-konsep penting dalam pembelajaran. Model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna karena siswa mendapatkan pengalaman dalam menemukan penyelesaian suatu masalah. Penlitian ini diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran IPA dan meningkatkan kualitas hasil belajar IPA siswa. KAJIAN PUSTAKA Kajian Teori Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu pengetahuan alam berasal dari bahasa Inggris natural science, artinya ilmu pengetahuan alam. Ilmu yang mempelajari tentang hubungan alam atau bersangkut paut dengan alam, sedangkan science artinya ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science dapat disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang alam. Menurut Trianto (2013:136) Ilmu pengetahuan Alam (IPA) adalah suatu kumpulan yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntun sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Dari pendapat Trianto Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mempelajari peristiwa yang ada di alam yang berupa kumpulan gejala-gejala yang ada di alam. IPA mengembangkan gejala-gejala alam dengan menggunakan metode-metode ilmiah yang berupa fakta. Dalam perkembangannya IPA mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam beserta isinya serta menuntut sikap-sikap ilmiah seperti berpikir kritis, memiliki rasa tanggung jawab, kerjasama yang baik dan sebagainya. IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaanya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangan tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dari sikap ilmiah (Wahyana dalam Trianto, M.Pd. 2010: 136). Dari pendapat tersebut IPA merupakan kumpulan teori-teori yang tersusun secara sistematis, penggunaannya terbatas pada gejala-gejala yang ada di alam. Penemuan dalam IPA didapat melalui cara observasi, eksperimen/penelitian pada

4 450 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 hasil pengamatan manusia untuk menemukan pengetahuan tentang alam. IPA mempelajari gejala-gejala yang ada di alam semesta dengan menggunakan metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen. Dalam penelitianya IPA menuntut sikap untuk berpikir kritis, berrtanggung jawab dan memiliki rasa ingin tahu yang besar. Dengan mempelajari IPA akan memperoleh kumpulan informasi ilmiah dan pengetahuan tentang gejala-gejala yang ada di alam semesta. Dari pengertian di atas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa dan gejala-gejala yang berada di alam. IPA dipelajari melalui metode ilmiah seperti observasi, eksperimen/penelitian. Hasil penemuan atau penelitian dalam IPA berupa hal-hal yang benar-benar ada dan sudah teruji kebenarannya. Selain itu, penelitian IPA akan memberikan pengetahuan dan informasi tentang gejala-gejala alam yang ada di alam semesta. Penelitian dalam IPA menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu yang besar, berfikir kritis serta memiliki sikap yang jujur dan bertanggungjawab. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pembelajaran Berbasis-Masalah (Problem Based Learning/PBL) adalah pembelajaran yang diperoleh melelui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah (Barrow dalam Miftahul Huda, 2015: 271). Pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang diperoleh siswa melalui pemecahan masalah. Model pembelajaran PBL merangsang siswa untuk memahami pelajaran dengan memberi siswa suatu masalah untuk dipecahkan. Dewey (dalam Miftahul Huda 2015: 67) belajarar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon, merupakan hubungan dua arah belajar dan lingkungan. Model pembelajaran PBL merupakan pembelajaran yeng menggunakan rangsangan berupa suatu masalah yang diberikan kepada siswa dan siswa merespon dengan memecahkan atau mencari jalan keluar atas masalah tersebut. Masalah yang diberikan berhubungan dengan kehidupan nyata sebagai sesuatu yang nantinya akan dipecahkan oleh siswa. Hal tersebut akan menanamkan konsep-konsep kepada diri siswa. Dalam pembelajaran PBL dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah memiliki konteks dengan dunia nyata, pemelajar secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan melaporkan solusi dari masalah (Tan, Wee, dan Kek, dalam Amir, 2010: 12). PBL mempunyai ciri-ciri dimana pembelajaran dimulai dengan guru memberikan suatu masalah yang berkaitan dengan kejadian yang terjadi di dunia nyata kepada siswa. Siswa bekerja secara berkelompok untuk memahami atau mempelajari materi yang berkaitan dengan masalah yang diberikan, kemudian mereka mencari solusi terhadap masalah yang diberikan. Setelah solusi terhadap suatu masalah tersebut ditemukan, siswa diminta untuk melaporkan solusi dari masalah tersebut dengan mempresentasikan kepada siswa lainnya. Dalam pembelajaran PBL siswa sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai jembatan atau fasilitator bagi siswa. Taufiq Amir (2010: 22) tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan pemelajar dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukan!), dan juga sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran. Arends (2008: 43) PBL tidak dirancang untuk membantu guru

5 Yudha Widhiatma 451 menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa.pbl dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelasaikan masalah, dan keterampilan intelektual. Apa yang disampaikan oleh Taufiq Amir dan Arends diatas menunjukan bahwa pembelajaran PBL berpusat pada siswa. Model pembelajaran PBL membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir mereka dan keterampilan dalam memecahkan sebuah masalah. Dalam pembelajaran PBL guru sebagai fasilitator siswa, guru tidak menyampaikan semua materi kepada siswa tetapi siswa mencari jawaban dan solusi sendiri. Guru hanya mengarahkan atau meluruskan siswa dalam mencari dan merumuskan solusi dari masalah yang akan siswa pecahkan. Pengajaran berdasarkan masalahan terdiri dari 5 langkah utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa. Untuk tahapan model pembelajaran PBL adalah sebagai berikut: Tabel 1. Sintaks Pengajaran Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) NO Fase Tingkah Laku Guru 1. Fase 1 Orentiasi siswa pada masalah. 2. Fase 2 Mengorganisasi siswa untuk meneliti. 3. Fase 3 Membantu investigasi mandiri dan kelompok. 4 Fase 4 Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit. 5 Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah Sumber : Arends (2008:57) Guru membahas tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan mengatasi masalah. Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya. Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari penjelasan dan solusi. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan artefak-artefak yang tepat seperti laporan, video, dan model, serta membantu mereka untuk menyampaikannya kepada orang lain. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap invetigasi dan proses yang mereka gunakan. Hasil Belajar Menurut Supriono dalam M.Thobroni (2015: 20), hasil belajar adalah polapola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Hal tersebut mengartikan bahwa hasil belajar merupakan perbuatan, pola perilaku atau perbuatan, nilai-nilai perilaku, pengetahuan yang didapat, perubahan sikap, apresiasi, keterampilan yang didapat melalui belajar. Oemar Hamalik (2013:33) menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang belajar

6 452 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 maka akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut. Dari pendapat Oemar Hamalik hasil belajar merupakan perubahan dari hal tidak tahu menjadi tahu, yang tidak mengerti menjadi mengerti yang merupakan hasil dari belajar seseorang. Gronlund (dalam Nyayu Khodijah 2014: 189) Hasil belajar adalah suatu hasil yang diharapkan dari pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rumusan perilaku tertentu. Hasil belajar merupakan dampak atau perubahan perilaku yang diharapkkan dari sesorang yang telah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar mencakup kamampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik (Bloom dalam M.Thobroni, 2015: 21). Dari pendapat Bloom mengartikan bahwa hasil belajar merupakan perubahan kognitif yang berupa pengetahuan yang didapt dari belajar. Pada aspek afektif adalah perubahan sikap menuju pada hal yang positif. Pada psikomotor adalah keterampilan yang didapt dari belajar. Dari pengertian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti kegiatan pembelajaran yang menjadi pengalaman peserta didik sebagai perubahan perilaku dari bidang pengetahuan, bidang sikap maupun bidang keterampilan yang dimiliki peseta didik akan berubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti, dari yang tidak bisa menjadi bisa. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2017 Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalinanas 01 Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali Propinsi Jawa Tengah. SD Negeri Kalinanas 01 memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru yang di gabung dengan ruang kepala sekolah, dan 1 ruang tamu. Penelitian ini dilakukan secara bertahap yaitu, tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian, tahap penyusunan laporan penelitian. Tahap persiapan penelitian mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal, penyusunan RPP, penyusunan instrumen penelitian, permohonan surat izin untuk observasi. Tahap pelaksanaan penelitian mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah untuk pengambilan data. Tahap penyusunan laporan penelitian mencangkup pengolahan data dan penyusunan laporan untuk persiapan ujian. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 tahun pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 berjumlah 25 orang anak. Karakteristik siswa kelas 4 adalah siswa yang berumur 10 tahun sampai 11 tahun. Sebagaian besar orang tua siswa bekerja di sektor pertanian dan peternakan. Dalam pembelajaran hasil mata pelajaran IPA hasil yang diperoleh masih rendah dan siswa kurang begitu aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Karena hal tersebut maka perlu diambil tindakan untuk meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan ini, terdapat 2 variabel penelitian. Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2013:161). Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Slameto

7 Yudha Widhiatma 453 (2015:198) variabel bebas atau independen adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang disengaja dilakukan guna menimbulkan variabel lain. Variabel bebas ini terkait dengan guru saat mengajar, kondisi siswa dalam kelas, metode pembelajaran yang digunakan dan sebagainya. Unsur-unsur tersebut akan mempengaruhi muncul atau tidaknya hasil belajar. Dalam penelitian ini yang termasuk kedalam variabel bebas adalah penerapan metode pembelajaran PBL (X). Metode tersebut akan diterapkan pada kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 tahun pelajaran 2016/2017. Dalam penelitian ini variabel bebas adalah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang diperoleh siswa melalui pemecahan masalah. Model pembelajaran PBL merangsang siswa untuk memahami pelajaran dengan memberi siswa suatu masalah untuk dipecahkan. Selain variabel bebas terdapat variabel terikat dalam penilitian ini. Menurut Slameto (2015:198) variabel tergantung atau dependen adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Variabel terikat ditimbulkan akibat adanya variabel bebas. Variabel terikat, erat kaitannya dengan motivasi belajar, hasil belajar, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negri Kalinanas 01 (Y). Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa. Hasil belajar yang ingin dicapai adalah hasil yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran berkaitan dengan hasil belajar aspek kognitif siswa setelah mengikuti pembelajaran IPA yang menerapkan model pembelajaran PBL dalam siklus I maupun siklus II. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model spiral yang dikemukakan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc. Taggart. Pada penilitian tindakan kelas dengan model spiral yang dilakukan terdiri dari 2 (dua) siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap implementasi dan observasi, dan tahap refleksi. Dalam penelitian teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian adalah teknik tes dan non tes (observasi). Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa, kemudian di bandingkan antara hasil pra-siklus dengan hasil siklus untuk mengetahui ada dan tidaknya peningkatan nilai yang dicapai oleh siswa sebagai indikator peningkatan hasil belajar. Sedangkan teknik pengamatan aktivitas guru digunakan guna mengamati penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL oleh guru yang berupa daftar pernyataan aktivitas guru. Sedangkan pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Prasiklus Pembelajaran yang dilakukan di kelas 4 SD N Kalinanas 01 belum efektif karena pembelajaran yang dibawakan guru masih konvensional. Pembelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa yang tidak memperhatikan saat guru menjelaskan di depan kelas. Berdasarkan observasi hasil belajar IPA di kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 sebelum penelitian dilaksanakan pada semester II tahun

8 454 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 pelajaran 2016/2017 menunjukkan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Hal ini terlihat dari data ulangan tengah semester II yang telah berlangsung masih banyak hasil belajar siswa yang masih di bawah KKM yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran IPA kelas 4 yaitu 70. Data hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2. Hasil belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Kategori Keterangan Frekuensi Persentase (%) Tuntas % Belum Tuntas < % Jumlah % Rata-rata 64,8 Nilai Minimal 45 Nilai Maksimal 80 KKM 70 Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Penyebab hasil belajar IPA masih rendah adalah belum maksimalnya strategi guru dalam menarik perhatian siswa pada pembelajaran, pembelajaran yang dilakukan belum memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, dan siswa belum berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Siklus I Hasil Belajar Siswa Kelas 4 pada Siklus I diketahui bahwa dari 25 siswa siswa yang tuntas mencapai KKM meningkat menjadi 17 siswa dengan persentase 68%, sedangkan siswa yang belum tuntas ada 8 siswa dengan persentase 32% dari sebelumnya ada 15 siswa yang belum tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 64,8 menjadi 72,3. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 90 dan nilai minimalnya 55. Untuk rentang nilai pada siklus I, nilai sebanyak 3 siswa, nilai ada 6 siswa, nilai ada 3, nilai ada 5 siswa dan nilai <70 ada 10 siswa. Dari hasil yang didapat pada siklus 1 maka akan menjadi bahan perbaikan pada siklus 2. hasil belajar IPA siswa siklus I adalah untuk rentang nilai sebanyak 3 siswa, nilai ada 6 siswa, nilai ada 3, nilai ada 5 siswa dan nilai <70 ada 10 siswa. Dari hasil yang didapat pada siklus 1 maka akan menjadi bahan perbaikan pada siklus 2. Siklus II Siswa yang tuntas mencapai KKM telah meningkat dibandingkan dengan siklus I. Siswa yang memperoleh nilai diatas KKM meningkat dari 17 siswa dengan persentase 68% menjadi 23 siswa dengan presentase 92%, sedangkan

9 Yudha Widhiatma 455 siswa yang belum tuntas ada 2 siswa dengan persentase 8% dari sebelumnya ada 8 siswa yang belum tuntas. Rata-rata kelas juga mengalami peningkatan dari 72,32 menjadi 79,8. Nilai maksimal yang diraih siswa adalah 95 dan nilai minimalnya 60. Komparasi Hasil Penelitian Berdasarkan analisis ketuntasan hasil belajar antar siklus maka dapat dibuat analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus. Analisis dilakukan dengan menyajikan data perbandingan ketuntasan hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II dalam tabel. Data tersebut dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Berikut adalah perbandingan hasil belajar prasiklus, siklus I, dan siklus II: Tabel 3. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Semester II/ Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 No Ketuntasan f % f % f % 1 Tuntas 10 40% 17 68% 23 92% 2 Tidak Tuntas 15 60% 8 32% 2 8% Rerata 64,8 72,3 79,8 Maksimum Minimum Sumber : Hasil Penelitian (Diolah) Pembahasan Berdasarkan observasi sebelum tindakan dilakukan di kelas 4 SD Negeri Kalinanas01 ditemukan bahwa hasil belajar IPA masih rendah, hal tersebut disebabkan guru kelas masih menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, siswa kurang termotivasi dengan pembelajaran yang berlangsung. Guru juga kurang memanfaatkan media dan alat peraga yang tersedia, sehingga pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif. Siswa hanya belajar dengan cara menghafal materi tanpa melakukan percobaan langsung. Akibatnya siswa menjadi malas dalam belajar sehingga hasil belajar yang dicapai rendah. Berdasarkan nilai ulangan tengah semester yang telah dilakukan, rata-rata yang diperolah siswa adalah 64,8. Hanya terdapat 10 siswa yang nilainya di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (70) dengan persentase 40% dan siswa yang mendapat nilai dibawah KKM adalah 15 siswa dengan persentase 60%. Nilai tertinggi dari ulangan tengah semester adalah 80 dan nilai terendahnya adalah 45. Siswa yang mendapat nilai dibawah KKM masih banyak. Setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terjadi peningkatan hasil belajar. Pada siklus I, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning meningkatkan hasil belajar IPA siswa yang

10 456 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 terlihat dari ketuntasan belajar siswa dengan 17 siswa mendapat nilai diatas KKM (70) dan 8 orang siswa masih di bawah KKM. Rata-rata kelas pada siklus I adalah 72,3 dan nilai tertinggi 90 serta nilai terendah adalah 55. Pada siklus II, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan hasil belajar IPA, siswa yang mendapat nilai diatas KKM sebanyak 23 siswa dan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 2 siswa. Rata-rata kelas meningkat menjadi 79,8 dan nilai tertinggi 95 serta nilai terendah 60. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa dari setiap siklus hasil belajar IPA siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I, 17 siswa telah mendapatkan nilai di atas KKM dan 8 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus II, siswa yang mendapat nilai diatas KKM adalah 23 orang dan hanya 2 orang yang masih dibawah KKM. Rata-rata kelas siklus I adalah 72,3 dan pada siklus II adalah 79,8. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa kegiatan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01. Peningkatan hasil belajar IPA ini desebabkan karena pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran PBL siswa menjadi tertantang untuk memecahkan masalah yang muncul dalam pembelajaran. Langkah-langkah meliputi siswa diberi suatu pertanyaan dan juga sebuah gambar dan benda. Hal tersebut memunculkan pertanyaan di pikiran siswa tentang benda tersebut. Kemudian siswa didorong untuk mecari tahu tentang rasa ingin tahu mereka dengan mencari jawaban dari berbagai sumber maupun melakukan praktik eksperimen untuk menjawab pertanyaan dan rasa ingin tahu mereka. Dengan adanya hal tersebut, siswa akan lebih giat dalam belajar dan dengan itu hasil belajar akan dapat meningkat. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memberikan perubahan yang positif dalam pembelajaran. Dampak positif tersebut terlihat dari pembelajaran yang dilakukan sudah tidak berpusat kepada guru. Pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator bagi siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Taufiq Amir (2010: 22) tugas pendidik adalah sebagai fasilitator yang mengarahkan pemelajar dalam mencari dan menemukan solusi yang diperlukan (hanya mengarahkan, bukan menunjukan!), dan juga sekaligus menentukan kriteria pencapaian proses pembelajaran. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadikan guru sebagai fasilitator atau mengarahkan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadikan siswa untuk berfikir kritis dan memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. Hal tersebut sesuai dengan Arends (2008: 43) PBL tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa.pbl dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir, keterampilan menyelasaikan masalah, dan keterampilan intelektual. Dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa lebih antusias dalam mengikuti pelajaran karena model pembelajaran PBL menjadikan siswa untuk aktif dalam

11 Yudha Widhiatma 457 memecahkan masalah. Hal tersebut sejalan dengan Barrow (dalam Miftahul Huda, 2015: 271). Pembelajaran PBL adalah pembelajaran yang diperoleh siswa melalui pemecahan masalah. Hal tersebut mengartikan bahwa pembelajran PBL adalah pembelajaran yang diperoleh melalui pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang mengaitkan dengan kejadian-kejadian yang terjadi di dunia nyata. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tan, Wee, dan Kek, (dalam Amir, 2010: 12). PBL mempunyai ciri-ciri dimana pembelajaran dimulai dengan guru memberikan suatu masalah yang berkaitan dengan kejadian yang terjadi di dunia nyata kepada siswa. Berdasarkan pembahasan diatas, dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) siswa yang semula mendapatkan nilai dibawah KKM setelah dilakukan tindakan kelas menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi tuntas melalui 2 siklus yaitu 2 tahap siklus I dan siklus II. Maka dapat dibuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 Tahun pelajaran 2016/2017. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 semester II tahun pelajaran 2016/2017. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya persentase ketuntasan hasil belajar. Pada prasiklus ketuntasan mencapai 41%, setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siklus I ketuntasan meningkat menjadi 65,51 %, pada siklus II ketuntasan siswa mencapai 93,11 %. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan, pada prasiklus nilai rata-rata siswa adalah 64, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 72,32 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan menjadi 79, Penerapan Model pembelajaran PBL dapat merangsang siswa untuk memahami pelajaran dengan memberikan suatu permasalahan untuk dipecahkan. Dengan model pembelajaran PBL siswa lebih aktif dalam belajar dan membuat siswa termotivasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran PBL siswa menjadi tertantang untuk memecahkan masalah yang muncul dalam pembelajaran. Dengan merangsang siswa dalam memecahkan masalah dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01. Terbukti dengan peningkatan persentase ketuntasan siswa yang semula pada prasiklus hanya 41% meningkat manjadi 65,51% dan pada siklus II meningkat kembali menjadi 93,11%. 3. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran PBL sesuai sintaks dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kalinanas 01 semester II tahun 2016/2017 adalah: (a)orientiasi siswa pada masalah dengan tahapan yang diawali dengan guru menjelaskan materi yang akan

12 458 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 dipelajari secara singkat, guru mengajukan sebuah kejadian atau masalah kepada siswa dengan bertanya, menunjukan suatu benda, menunjukan suatu gambar, atau membacakan cerita. (b)mengorganisasi siswa untuk belajar, guru membantu dan membimbing siswa dalam mengidentifikasi masalah yang muncul. (c)membimbing penyelidikan individual maupun kelompok yaitu dengan guru mendorong siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber dan melakukan percobaan eksperimen guna menemukan jawaban dari masalah yang dihadapi siswa. (d)mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan membimbing siswa dalam membuat laporan tentang hasil penelitian siswa. (e)menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dengan membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. SARAN Berdasarkan dari hasil kegiatan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran (1) bagi siswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, dengan betanya dan juga mengutarakan pendapatnya agar pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal, siswa diharapkan lebih saling menghormati teman yang sedang mengutarakan pendapat, dan siswa diharapkan dapat memahami materi yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan baik dan dapat mengikuti pembelajaran dengan antusias. (2) Bagi guru, untuk dapat mempertimbangkan untuk menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkaan hasil belajar siswa dan dapat memberikan dorongan kepada siswa untuk berani berbicara di depan kelas. (3) kepada sekolah agar dapat menyediakan sarana prasarana dalam pembelajaran dan menyarankan kepada guru-guru agar dalam mengajar menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (4) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat menjadi referensi bagi setiap orang yang membacanya dan dapat meningkatkan kembali pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam upaya peningkatan hasil belajar IPA. Agar peneliti selanjutnya dapat menerapkan kembali model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan lebih baik dan mampu membuat anak menjadi lebih berprestasi dan dapat termotivasi. DAFTAR PUSTAKA Amir, M.Taufik Inovasi Pendidikan Melalui Problema Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Arends, Richard I Learning To Teach. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Hamalik, Oemar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Huda, Miftahul Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Khodijah, Nyayu Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

13 Yudha Widhiatma 459 Thobroni, M Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Trianto Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD. Oleh Fivi Nuraini Fivi Nuraini 369 PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SD Oleh Fivi Nuraini 292013122@student.uksw.edu Firosalia Kristin Firosalia.kristin@staff.uksw.edu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BANGUN RUANG

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BANGUN RUANG Page 41 UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI BANGUN RUANG Leni Lestari lestarileni18@gmail.com Drs. Nyoto Harjono, M.Pd.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu usaha masyarakat untuk memajukan peradaban dan pengetahuan. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 420 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING KELAS 5 SDN NGAMPON Oleh Desy Kurniawati 292013022@student.uksw.edu

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS I.A SD NEGERI 9 KABANGKA TAHUN AJARAN 2014/2015 Nur

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS 4 SD NEGERI BLOTONGAN 01 SALATIGA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SD Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok, serta belajar berinteraksi dan berkomunikasi. dapat dilakukan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan IPA dikenal sebagai pendidikan yang diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses pembelajarannya menekankan

Lebih terperinci

432 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017

432 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 432 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 4, Juni 2017 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 4 MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING Oleh Putri Ardianti Feratinia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No. Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT MAGNET DI KELAS V SDN SUKAJAYA KECAMATAN JATINUNGGAL KABUPATEN SUMEDANG

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG Farraz Putri Febriani, Suminah PP3 Jalan Ir. Soekarno No. 1 Blitar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan pengamatan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan proses

Lebih terperinci

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu bidang studi yang diajarkan pada sekolah dasar yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pengajaran IPA di sekolah dasar ditujukan untuk memajukan teknologi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MENGGUNAKAN MEDIA KARTU PECAHAN SISWA KELAS 4 SD NEGERI KALIKUTO GRABAG KOTA MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD PENERAPAN MODEL PBL (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SD Eni Wulandari 1, H. Setyo Budi 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 FKIP Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Prosiding Seminar Nasional 9 Mei 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA Finisica Dwijayati Patrikha Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017

758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 758 e-jurnalmitrapendidikan, Volume 1, Nomor 6, Agustus 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER DISIPLIN TANGGUNG JAWAB SERTA HASIL BELAJAR IPA Oleh Endang Retnowati

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SEKOLAH DASAR Vicky Budi Utomo 1, Dedi Kuswandi 2, Saidah Ulfa 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang handal, karena pendidikan diyakini akan dapat mendorong memaksimalkan

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari

ARTIKEL SKRIPSI. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Melynda Putri Ratnasari UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN INKUIRI DAN MODEL TALKING STICK KELAS 4 SDN BERGASLOR 01 KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA Siti Hairunnisa dan Fitri Hilmiyati 135 Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA Oleh: Siti Hairunnisa 1 dan Fitri Hilmiyati 2 Abstrak Studi ini dilatarbelakangi oleh

Lebih terperinci

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana

Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TIPE MAKE-A MATCH BERBANTUAN MEDIA KOMIK INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPS Esthi Santi Ningtyas, Emy Wuryani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri sendiri dan alam sekitar

Lebih terperinci

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR

PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR PENINGKTAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS V SD KARTIKA XX-1 KOTA MAKASSAR Syahrun Kepala SD Kartika XX-1 Abstrak:. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Kemampuan Penalaran Matematis Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING Fatmawaty Sekolah Dasar Negeri Hikun Tanjung Tabalong Kalimantan Selatan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alam semesta beserta isinya diciptakan untuk memenuhi semua kebutuhan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan karakteristik Subjek Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini mencakup tempat penelitian, subjek penelitian dan waktu pelaksanaan penelitian 1. Tempat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Kajian teori ini merupakan uraian pendapat dari para ahli yang mendukung penelitian beberapa teori para ahli tersebut mengkaji objek yang sama dan mempunyai pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memeproleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN METODE DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KAUMAN LOR 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang

Linda Yuliana 1, Ani Nur Aeni 2, Atep Sujana 3. Jl. Mayor Abdurachman No.211 Sumedang Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No, 1 (2016) PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV-B SDN CONGGEANG I KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Aktivitas Belajar Melalui Pendekatan Kontekstual Dengan Setting Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIIB SMPN 1 Kecamatan Kauman Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau Fatimah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cikampek Barat III Desa Cikampek Barat Kec. Cikampek Kab. Karawang. Alasan dipilihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan saja tetapi lebih menekankan pada proses penemuan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan saja tetapi lebih menekankan pada proses penemuan. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam semesta secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar Seseorang akan mengalami perubahan pada tingkah laku setelah melalui suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sekolah sebagai tempat pembentuk generasi bangsa yang berkualitas mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu pendidikan di sekolah

Lebih terperinci

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MELALUI PENDEKATAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS) DALAM UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA Krisma Widi Wardani 1, Ananda Laksmi Ekawati²

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG Dwi Wahyuning Tiyas 1, Suminah 2, Sutansi 3 Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK

Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DI SD N 4 TANGGUNG KECAMATAN TANGGUNGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Oleh : Burhanah Farida SD Negeri 4 Tanggung ABSTRAK

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajarmengajar,

II TINJAUAN PUSTAKA. menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajarmengajar, 14 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Siswa Siswa atau anak didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar, dalam proses belajarmengajar, siswa sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan peneliti adalah jenis kualitatif yaitu penelitian tindakan kelas. Adapun model PTK yang akan peneliti adopsi pada penelitian

Lebih terperinci

E046. M. Agung Fatkhurrokhim 1, Budhi Utami 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2

E046. M. Agung Fatkhurrokhim 1, Budhi Utami 2 1. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi 2 E046 PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA SISWA KELAS VIII-A DI MTs. MIFTAHUL HUDA JATISARI 2011/2012 M. Agung

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KUWARASAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Sutrisni 1, M. Chamdani 2, Warsiti 3 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG 13-130 PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG Gusmaweti. Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru dan peserta didik sebagai pemeran utama. Dalam pembelajaran terdapat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Biologi

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Biologi PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DAN SIKAP SOSIAL SISWA KELAS VIII H SMP NEGERI 1 KARANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 TENTANG SISTEM EKSKRESI SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Fisika sebagai salah satu cabang dari IPA yang mempelajari gejala-gejala alam dan peristiwa alam baik yang dapat dilihat maupun yang bersifat abstrak. Dalam

Lebih terperinci

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Konsep Cahaya Kelas VII6 Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Laboratorium di SMPN 14 Kota Bengkulu Rosane Medriati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembelajaran biologi adalah agar siswa dapat memahami, menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi. Untuk proses belajar biologi diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru, dalam menyampaikan suatu materi untuk diajarkan kepada siswa dalam suatu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 2, No 11 November 2017 PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka,

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING SISWA KELAS 4 SDN 6 DEPOK KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN SEMESTER II TAHUN 2012/2013 SKRIPSI

Lebih terperinci

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning

Kata Kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Problem Based Learning 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK Eta Karina, Sarson W. Dj. Pomalato, Abdul Wahab Abdullah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing manusia dari kegelapan,

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN 2354-614X Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sains Melalui Metode Eksperimen di Kelas VI SDN 21 Ampana Said Maula, Amran Rede, dan Amiruddin

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sidorejo Lor 06 Kecamatan Sidorejo Kota Sal atiga

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana S-1. Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat Sarjana S-1. Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN 03 SUKOLILO KECAMATAN SUKOLILO PADA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN

Daenah. Kata Kunci: Tujuan Pembelajatan, Kooperatif, Model Jigsaw, Minat, Hasil Belajar PENDAHULUAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN METODE KOOPERATIF (JIGSAW) PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ENERGI DAN PENGGUNAANNYA DI KELAS IV SD NEGERI SEPANJANG JAYA II TAHUN 2015 Daenah ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang, untuk

Lebih terperinci

Volume XIV September 2016

Volume XIV September 2016 PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJAJARAN IPA KELAS V SD YPK KEYEN SARA KAMBU S.Pd Guru Madya SD YPK Keyen Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki kehidupan yang rendah juga jika tidak didukung

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS 4 SDN SELOKAJANG 3 KABUPATEN BLITAR ARTIKEL OLEH AHMAD DENNIS WIDYA PRADANA NIM 110151411533 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII SMP PGRI SUDIMORO, KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2014/2015 Endah Dwi Nur Qori ah dan Dwi Avita

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION MUST: Journal of Mathematics Education, Science and Technology Vol. 1, No. 2, Desember 2016. Hal 199 208. UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli

Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gaya Magnet di Kelas V SDN 2 Labuan Lobo Toli-Toli Andi Rahmi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING BERBANTUAN MEDIA TEKA- TEKI SILANG 1 Diah Kurniawati, 2 Sunardi Program Studi PGSD-FKIP, Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60,

Lebih terperinci

Dyah Kartika Sari, Peningkatan Keterampilan Proses

Dyah Kartika Sari, Peningkatan Keterampilan Proses Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN 2615-1421 FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal. 334-339 Special Issues PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR TEMA LINGKUNGAN SAHABAT KITA MENGGGUNAKAN

Lebih terperinci

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 1 No.1 ISSN 2354-614X Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

Lebih terperinci

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah:

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah: BAB II KAJIAN TEORI A. Model Pembelajaran Berbasis Masalah 1. Definisi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah: Model pembelajaran yang

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Sains Alat Pernapasan Pada Manusia dan Hewan Kelas V SDN No. 3 Toaya Amaliah Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci