BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi
|
|
- Utami Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan era globalisasi yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di dunia yang terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi perkembangan dari setiap negara, sehingga menimbulkan kompetisi untuk memajukan negara masing-masing. Hal tersebut menuntut peningkatan kualitas di semua aspek kehidupan, khususnya dalam hal peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan memecahkan masalah, sehingga dapat bersaing secara produktif dengan SDM di negara-negara lain. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang strategis untuk meningkatkan mutu SDM. Hal ini relevan dengan Undang Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Fungsi tersebut mencerminkan bahwa sebagai titik sentral pembangunan di Indonesia adalah dengan pemberdayaan SDM. Peran pendidikan khususnya pembelajaran Biologi sangat strategis dalam menanamkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti berpikir logis, berpikir kritis, berpikir analitis dan pemecahan masalah. Biologi sebagai salah satu bidang sains yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami produk dan proses sains sehingga akan terbentuk juga sikap ilmiah. Biologi sebagai 1
2 2 produk berarti dalam mempelajari Biologi terdapat fakta-fakta, hukum-hukum, prinsip-prinsip dan teori-teori yang sudah diterima kebenarannya (Rustaman, 2002: 90). Biologi sebagai proses berarti dalam memperoleh Biologi dibutuhkan keterampilan proses sains. Keterampilan proses sains yang perlu dikembangkan pada siswa diantaranya adalah: keterampilan mengamati, mengelompokkan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan, berhipotesis, melakukan percobaan, dan mengkomunikasikan hasil percobaan (Suciati, 2010: 237). Berdasarkan Standar Isi (BSNP, 2006) Biologi termasuk dalam mata pelajaran IPA yang salah satu karakteristiknya memerlukan kegiatan penyelidikan atau kerja ilmiah yang melibatkan keterampilan proses sains siswa. Pembelajaran Biologi mengembangkan rasa ingin tahu melalui penemuan berdasar pengalaman langsung yang dilakukan melalui kerja ilmiah untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori dan hukum. Mata pelajaran Biologi merupakan jembatan antara teori dan aplikasi pengetahuan dalam kehidupan. Hal ini mengarah pada proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), sehingga siswa mampu memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan dalam memecahkan masalah dapat diberikan sejak awal kepada siswa melalui kegiatan pembelajaran di sekolah. Penerapan kemampuan memecahkan masalah pada siswa, sangat relevan dengan hakikat Biologi yang mengacu pada produk, proses dan sikap. Hakikat pembelajaran Biologi menitikberatkan keterlibatan siswa aktif memperoleh pengetahuannya melalui keterampilan proses sains. Pentingnya kemampuan memecahkan masalah juga
3 3 dinyatakan dalam (National Science Education Standard, 1996: 14) yaitu sains (Biologi) ditujukan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah. Pencemaran Lingkungan merupakan salah satu materi pada mata pelajaran Biologi, yang memiliki keterkaitan erat dengan masalah-masalah kompleks yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitas kegiatan manusia di lingkungan, sehingga materi pencemaran lingkungan penting untuk dipelajari oleh siswa. Rustaman (2005: 59) menyatakan bahwa: keluasan konsep-konsep dalam suatu materi pelajaran dapat dipelajari dengan mudah jika disusun secara sistematis. Agar materi pelajaran dapat menjadi bermakna bagi siswa, maka dalam menguraikan hubungan-hubungan antar konsepnya harus jelas. Hubungan-hubungan atau keterkaitan antar konsep dalam suatu materi pelajaran dapat diwujudkan dalam bentuk bagan, poster, tabel, peta, dan lain-lain. Proses pembelajaran Biologi di Indonesia sebagian besar masih berpusat pada guru (teacher centered). Pada saat pembelajaran, guru mendominasi proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran Biologi hanya terbatas pada transfer ilmu pengetahuan dari guru ke siswa, sehingga siswa kurang dilibatkan dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di MAN 1 Surakarta menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran Biologi masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru masih sering menggunakan metode atau model pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik materi. Siswa juga kurang dilibatkan dalam pembelajaran yang memberi pengalaman langsung melalui pemecahan masalah, sehingga siswa tidak terbiasa menemukan sendiri konsep-konsep materi pelajaran. Pemanfaatan
4 4 alat dan bahan praktikum kurang optimal. Hal ini berdampak pula pada rendahnya prestasi belajar Biologi siswa. Penerapan metode atau model pembelajaran yang kurang memperhatikan karakteristik materi dan siswa diduga sebagai penyebab utama prestasi belajar siswa yang rendah, terutama pada materi Pencemaran Lingkungan. Guru MAN 1 Surakarta masih sering menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pencemaran Lingkungan hal ini tidak sesuai dengan karakteristik materi karena materi Pencemaran Lingkungan memiliki sifat yang konkret dan dapat diamati secara langsung. Adapun nilai rata-rata ulangan harian pada materi Pencemaran Lingkungan Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah 50, sedangkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Berdasarkan persentase hasil UN SMA/MA Tahun Pelajaran 2010/2011 untuk kemampuan siswa dalam mendeskripsikan konsep keseimbangan lingkungan dan pelestariannya (Pencemaran Lingkungan) pada MAN 1 Surakarta hanya mencapai 66,67% tingkat sekolah, sementara 60,28% pada tingkat Kota atau Kabupaten, 75,99% pada tingkat Provinsi, dan 73,22% pada tingkat nasional (Rekapitulasi UN SMA/MA Surakarta, 2011). Siswa juga masih kurang optimal dalam memahami konsep-konsep yang saling berkaitan dan kompleks, hal ini dikarenakan dalam proses pembelajaran, siswa tidak mencatat konsep-konsep tersebut secara sistematis. Model Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Nur (2011: 94) mengungkapkan bahwa model PBL adalah model pembelajaran yang menekankan pada masalah yang nyata, sehingga siswa
5 5 mendapatkan kesempatan untuk mencari solusi dari suatu permasalahan melalui kegiatan penyelidikan. Adapun sintaks model PBL meliputi: mengorientasikan siswa kepada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2011: 57). Penggunaan model PBL dalam pembelajaran memiliki beberapa keunggulan, yaitu: 1) siswa dilibatkan pada kegiatan belajar, sehingga pengetahuan dapat diserap dengan baik; 2) siswa dilatih untuk bekerjasama dengan siswa lain; 3) siswa dapat memeperoleh pemecahan dari berbagai sumber (Hamdani, 2011: 88). Hal ini juga didukung oleh pendapat Amir (2009: 27), bahwa keunggulan PBL adalah membuka peluang bagi siswa untuk membangun kecakapan hidup (life skills), sehingga siswa terbiasa mengatur dirinya sendiri (self directed), berpikir metakognitif (reflektif dengan pikiran dan tindakannya), berkomunikasi, dan lainlain. PBL akan lebih efektif jika diintegrasikan dengan metode eksperimen, sebab tahapan-tahapan dalam model ini sangat relevan dengan metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode pembelajaran dengan melakukan serangkaian kegiatan ilmiah, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan proses sains. Jika keterampilan proses sains siswa berkembang, maka diharapkan sikap ilmiah juga dapat terbentuk dalam diri siswa.
6 6 Di dalam konteks materi Pencemaran Lingkungan, mencakup banyak konsep dan memiliki keterkaitan antar konsep. Konsep-konsep materi pencemaran lingkungan didapat oleh siswa melalui serangkaian kegiatan pemecahan masalah dengan melakukan eksperimen, sampai siswa dapat mengambil kesimpulan. Agar konsep-konsep ini dapat bertahan lama dalam ingatan siswa maka perlu adanya teknik atau cara yang sistematis. Banyak teknik yang dapat digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami kosep secara sistematis, diantaranya concept map (peta konsep) dan mind map (peta pikiran). Proses pembelajaran Biologi, khususnya materi Pencemaran Lingkungan dalam penelitian ini, selain menggunakan model PBL dan metode eksperimen digunakan juga teknik concept map dan mind map. Hal ini dilakukan agar siswa mudah memahami dan mengingat konsep yang telah didapat. Hal ini relevan dengan Novak dan Gowin (dalam Lubis, 2011: 5), bahwa jika siswa menggunakan concept map pada saat belajar, maka siswa akan lebih mudah untuk menghubungkan konsep-konsep yang saling berkaitan. Penggunaan teknik concept map akan memotivasi siswa menghubungkan konsep-konsep, sehingga siswa dapat mengorganisasi konsep-konsep yang kompleks menjadi sederhana (Rustaman, 2005: 110). Mind map (peta pikiran) adalah suatu cara untuk mempelajari konsep yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak dalam menyimpan informasi. Buzan (2008: 4) mengungkapkan bahwa mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara mudah akan memetakan pikiran, sehingga memudahkan siswa dalam menggali informasi yang sudah tersimpan.
7 7 Keberhasilan pembelajaran Biologi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya: faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dapat berupa model, metode, dan teknik yang digunakan dalam pembelajaran. Faktor internal diantaranya adalah: motivasi belajar, aktivitas belajar, gaya belajar, dan kreativitas. Ditinjau dari faktor internal khususnya motivasi belajar dan aktivitas belajar, kondisi siswa di MAN 1 Surakarta bervariasi, tetapi belum diperhatikan dalam pembelajaran. Adanya variasi pada motivasi belajar dan aktivitas belajar tersebut, diprediksi dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut, dan dalam rangka menyelesaikan masalah pembelajaran Biologi di MAN 1 Surakarta, sekaligus dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan pemecahan masalah siswa, maka digunakan model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dalam pembelajaran. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran Biologi di MAN 1 Surakarta masih terpusat pada guru, siswa kurang dilibatkan secara aktif, sehingga prestasi belajar siswa belum optimal. 2. Pada proses pembelajaran siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah sehingga siswa mengalami hambatan, terutama dalam mengerjakan soal analisis (C4). 3. Alat dan bahan praktikum Biologi sudah lengkap, namun dalam pemanfaatannya masih kurang.
8 8 4. Guru kurang memperhatikan motivasi belajar siswa yang bervariasi dalam proses pembelajaran. 5. Guru kurang memperhatikan aktivitas belajar siswa yang bervariasi dalam proses pembelajaran. 6. Materi Pencemaran Lingkungan merupakan materi yang besifat konkret dan dapat diamati secara langsung dalam kehidupan sehari-hari, tetapi pembelajarannya masih ceramah di depan kelas. 7. Siswa kurang optimal dalam memahami konsep-konsep yang saling berkaitan dan kompleks karena catatan siswa kurang sistematis. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi pada penggunaan model, metode, teknik serta materi pembelajaran terhadap prestasi belajar siswa, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model PBL dengan sintaks yang terdiri dari lima tahapan yaitu: orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual dan kelompok, mengembangkan dan menyajikan prestasi karya, serta menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah (Nur, 2011: 57). 2. Metode pembelajaran yang digunakan adalah eksperimen. Metode eksperimen merupakan suatu bentuk pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja dengan benda-benda, bahan-bahan, dan peralatan laboratorium baik secara perorangan maupun kelompok (Hamdani, 2011: 206). 3. Teknik yang digunakan adalah concept map dan mind map. Adapun langkah-
9 9 langkah pembuatan concept map meliputi: menentukan materi pelajaran, menentukan konsep-konsep yang relevan dengan materi pelajaran, mengurutkan konsep-konsep dari yang paling inklusif ke yang paling tidak inklusif, menyusun konsep-konsep dimulai dengan konsep yang paling inklusif dibagian puncak kertas ke konsep yang paling tidak inklusif, menghubungkan konsep-konsep dengan kata atau kata-kata penghubung (Dahar, 2011: 108). Pembuatan mind map meliputi: menuliskan konsep utama di tengah-tengah kertas yang sisi panjangnya diletakkan mendatar (landscape), menggunakan gambar atau foto untuk gagasan utama; menggunakan warna, menambahkan sebuah cabang yang keluar dari gambar pusat untuk setiap poin dan gagasan utama, jumlah cabang bervariasi tergantung gagasan utama, membuat garis hubung yang melengkung menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis, menggunakan gambar untuk setiap kata kunci (Buzan, 2005: 15). 4. Motivasi belajar meliputi enam indikator yaitu: adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, adanya harapan dan cita-cita, penghargaan dan penghormatan atas diri, adanya lingkungan yang baik, dan adanya kegiatan yang menarik (Uno, 2007: 10). 5. Aktivitas belajar meliputi tujuh indikator yaitu: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, motor activities, mental activities, dan emotional activities (Sardiman, 2011: 101). 6. Prestasi belajar siswa diukur dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
10 10 Prestasi belajar kognitif berupa tes tertulis pilihan ganda, berdasarkan taksonomi Bloom yang meliputi enam jenjang, yaitu: menghafal (C1), memahami (C2), mengaplikasikan (C3), menganalisis(c4), mengevaluasi (C5), dan mencipta (C6) (Rustaman, 2005: 156), karena keterbatasan dalam penelitian ini hanya menggunakan C2,C3, C4 dan C5. Prestasi belajar afektif diukur menggunakan lembar observasi dan angket. Pembuatan angket afektif mengacu pada lima jenjang kemampuan afektif, yaitu: menerima, menanggapi, keyakinan, keyakinan, dan mengorganisasi (Rustaman, 2005: 40), sedangkan lembar observasi mengacu pada sikap ilmiah, yaitu teliti dan bekerjasama dalam kelompok. Prestasi belajar psikomotorik diukur menggunakan lembar observasi dan angket. Pembuatan angket mengacu pada lima jenjang kemampuan psikomotorik, yaitu: peniruan, memanipulasi, ketepatan, artikulasi, dan pengalamiahan (Rustaman, 2005: 42), sedangkan pembuatan lembar observasi mengacu pada keterampilan proses Biologi siswa yaitu melakukan ekperimen dan mengkomunikasikan hasil eksperimen (Rustaman, 2005: 78). 7. Materi pembelajaran Biologi kelas X Semester II dibatasi pada Kompetensi Dasar 4.2: Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan atau pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan materi Pencemaran Lingkungan.
11 11 D. Perumusan Masalah Berdasarkan masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik suatu rumusan masalah yang akan menjadi fokus analisis dalam penelitian ini. 1. Apakah ada pengaruh model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map terhadap prestasi belajar siswa? 2. Apakah ada pengaruh motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa? 3. Apakah ada pengaruh aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa? 4. Apakah ada interaksi antara motivasi belajar dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa? 5. Apakah ada interaksi antara model PBL metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa? 6. Apakah ada interaksi antara model PBL metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa? 7. Apakah ada interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map, motivasi belajar, dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa?
12 12 E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu dapat mengetahui: 1. Pengaruh model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map terhadap prestasi belajar siswa. 2. Pengaruh motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa. 3. Pengaruh aktivitas belajar tinggi dan aktivitas belajar rendah terhadap prestasi belajar siswa. 4. Interaksi antara motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. 5. Interaksi antara model PBL dengan metode eksperimen disertai teknik concept map dan mind map dengan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. 6. Interaksi antara model PBL metode eksperimen disertai concept map dan mind map dengan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. 7. Interaksi antara model PBL metode eksperimen disertai concept map dan mind map dengan motivasi belajar dan aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis: a. Memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, khususnya dalam bidang pendidikan pada mata pelajaran Biologi serta bahan acuan penelitian yang sejenis.
13 13 b. Memberikan masukan bagi para pendidik dalam pemilihan model pembelajaran, metode pembelajaran dan teknik pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran Biologi. 2. Manfaat praktis Penelitian ini juga memberikan manfaat bagi: a. Siswa 1) Menambah pengalaman belajar dengan menggunakan model PBL, metode eksperimen, teknik concept map dan mind map. 2) Menambah keterampilan dalam memecahkan masalah 3) Menambah keterampilan dalam membuat concept map dan mind map. b. Guru 1) Membantu guru Biologi dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. 2) Memberikan alternatif pembelajaran Biologi yang tidak membosankan dengan menggunakan model PBL, metode eksperimen, teknik concept map dan mind map. c. Sekolah Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan kurikulum sehingga terjadi peningkatan kualitas pembelajaran khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Biologi. d. Peneliti Lain Sebagai bahan pertimbangan dan pengembangan penelitian yang sejenis di masa yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN. yaitu krisis terhadap masalah, sehingga peserta didik (mahasiswa) mampu merasakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Lingkungan sebagai salah satu sains merupakan sebuah proses dan produk. Proses yang dimaksud disini adalah proses melalui kerja ilmiah,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dan pengajar yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah di persiapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global sekarang ini menuntut individu untuk berkembang menjadi manusia berkualitas yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka menghadapi era kompetisi yang mengacu pada penguasaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dipahami bahwa rendahnya mutu Sumber Daya Manusia (SDM) bangsa Indonesia saat ini adalah akibat rendahnya mutu pendidikan (Tjalla, 2007).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan penting terutama dalam kehidupan manusia karena ilmu pengetahuan ini telah memberikan kontribusi yang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Sebagai suatu disiplin ilmu, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memiliki kegunaan besar dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu, konsepkonsep dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Guru sebagai agen pembelajaran merasa terpanggil untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut adalah mengoptimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tri Suci Handayani, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah seorang pembelajar, karena seluruh rentang hidupnya tidak terlepas dari aktivitas belajar. Dalam hal ini, belajar memiliki arti yang luas. Seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (Carin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh pengetahuan (Knowledge acquisition), mengembangkan kemampuan/ keterampilan (Skills development), sikap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus menggunakan model,
Lebih terperinciSkripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K
PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 14 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia tidak lepas dari pengaruh global, perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena itu dunia pendidikan dituntut untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah dalam memahami fakta-fakta alam dan lingkungan serta
2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil penelitian Program for International Student Assesment (PISA) 2012 yang befokus pada literasi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mengukuhkan peserta didik
Lebih terperinciPENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT
PENERAPAN SCIENCE TECHNOLOGY SOCIETY DISERTAI CONCEPT MAP TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI DAN SIKAP PEDULI LINGKUNGAN SISWA SMPN 1 KEBAKKRAMAT SKRIPSI Oleh: IVA YUNI LISTIANI NIM K4308094 FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinci2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPA merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pengumpulan data dengan eksperimen, pengamatan, dan deduksi untuk menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas manusia. Dalam pendidikan dilakukan suatu proses pembentukan manusia yang memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Peradapan manusia yang terus berkembang menyebabkan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga terus mengalami kemajuan yang pesat. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia dan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, ketrampilan dan keahlian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Biologi sebagai salah satu bidang IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan memilih menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains pada hakikatnya berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan tentang kumpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang harus diperoleh sejak dini. Dengan memperoleh pendidikan, manusia dapat meningkatkan dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan dan perbaikan mutu pendidikan tidak dapat terlepas dari berbagai upaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penentu kemajuan suatu negara. Maju tidaknya suatu negara tergantung dari kualitas pendidikan di dalamnya. Pendidikan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sampai saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Berbagai upaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
1 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas tinggi baik sebagai individu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang mampu bersaing di era
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai sumber dan
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pendekatan Discovery Learning Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat membantu siswa memahami konsep yang sulit dengan memberikan pengalaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang kehidupan masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia zaman modern dihadapkan pada perkembangan pengetahuan yang begitu pesat akibat kemampuan berpikir dan penelitian para ahli. Pengetahuan tidak dapat dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini yang dikenal dengan era globalisasi dan teknologi informasi, adalah merupakan fakta yang tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi perubahan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sumber daya insani yang sepatutnya mendapat perhatian terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Upaya peningkatan mutu pendidikan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk membantu perkembangan potensi dan kemampuan anak agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai seorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang Sekolah Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peranan pendidikan dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan hidup. Dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad 21, persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang pendidikan khususnya pendidikan sains yang sangat ketat. Kita dihadapkan pada tuntutan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik sumber daya manusia kearah yang positif.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sains atau Ilmu Pengetahuan Alam (selanjutnya disebut IPA) diartikan oleh Conant (Pusat Kurikulum, 2007: 8) sebagai serangkaian konsep yang saling berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini karena mata pelajaran IPA khususnya, akan memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam menghadapi era globalisasi merupakan tantangan yang harus dijawab dengan karya nyata oleh dunia pendidikan. Hal ini
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja
II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Model Problem Based Learning (PBL) Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dalam konteks pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu pondasi yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Jalur pendidikan dapat diproleh melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal.
Lebih terperinciKeterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental merupakan bentuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan melibatkan aktivitas fisik dan mental siswa. Keterlibatan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dari segi pelaksanaan secara operasional adalah terwujud dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar
Lebih terperinciA. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan salah satu tahap yang sangat menentukan terhadap keberhasilan belajar siswa. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan
Lebih terperincipercaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Biologi sebagai salah satu bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang besar perannya dalam pendidikan, disamping itu juga belajar biologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.
1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mempelajari gejala-gejala alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan berupa fakta, konsep,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara dikatakan telah maju dalam bidang teknologi atau pun bidang yang lainnya tidak terlepas dari bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mata pelajaran fisika pada umumnya dikenal sebagai mata pelajaran yang ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari pengalaman belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran Sejarah di SMA/MA adalah mata pelajaran yang mengkaji tentang perubahan dan perkembangan kehidupan masyarakat baik di Indonesia maupun di luar Indonesia dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dari kehidupan suatu bangsa karena merupakan salah satu bentuk upaya untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rasa ingin tahu (curiosity) siswa, proses uji coba (trial and error), analisa konsep
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran identik dengan internalisasi konsep-konsep ilmu pengetahuan ke dalam diri siswa yang melibatkan serangkaian aktivitas berpikir dari fase
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini, semua infomasi dengan sangat mudah masuk ke dalam diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa harus berpikir secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat diperlukan untuk melanjutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,
Lebih terperinciPROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING
PROFIL KETUNTASAN BELAJAR DITINJAU DARI PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP PENCAPAIAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) BIOLOGI SISWA KELAS VIIA DI SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009
Lebih terperinciPENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI
PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SKRIPSI Oleh: VALENT SARI DANISA K4308123 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori ini berisi tentang beberapa pendapat para ahli mengenai pembelajaran IPA, metode pembelajaran mind mapping, hasil belajar, penerapan mind mapping
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga ilmu kimia bukan hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran IPA (Sains) berupaya meningkatkan minat siswa untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang alam seisinya yang penuh dengan
Lebih terperinciPENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DISERTAI MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII-E SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi OLEH:
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka misi pendidikan di Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berasal dari kata didik, yaitu memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing manusia dari kegelapan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakekatnya merupakan syarat mutlak bagi pengembangan sumber daya manusia dalam menuju masa depan yang lebih baik. Melalui pendidikan dapat dibentuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar berupa pembinaan (pengajaran) pikiran dan jasmani anak didik berlangsung sepanjang hayat untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di Indonesia mempunyai tujuan memberikan kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), khususnya teknologi sekarang ini telah memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia termasuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini tidak
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Motivasi belajar Melakukan perbuatan belajar secara relatif tidak semudah melakukan kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain. Rendahnya daya saing sebagai indikator bahwa pendidikan belum mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Materi Ekologi merupakan materi yang mempelajari hubungan timbal balik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Materi Ekologi merupakan materi yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya (lingkungannya) (KBBI, 1997). Ekologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester genap tahun pelajaran 2009-2010,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan untuk membentuk sikap positif pada diri peserta didik terhadap kimia yaitu merasa tertarik untuk mempelajari kimia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan perkembangan dan pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu bangsa bergantung pada bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ada, pembelajaran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan diharapkan dapat membekali seseorang dengan pengetahuan yang memungkinkan baginya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Namun dengan kondisi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata.
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan ilmu yang mengaplikasikan konsep dalam kehidupan nyata. Dalam pembelajaran fisika, banyak siswa yang mengeluhkan kesulitan menerapkan konsep
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah secara
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah secara bertahap, salah satunya yaitu adanya pembaharuan kurikulum yang bertujuan untuk meningkatkan
Lebih terperincicommit to user BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa. Pembelajaran menurut Siregar dan Nara (2010) merupakan interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berfikirnya. Tujuan pokok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan merupakan masalah serius di negara-negara berkembang terutama di Indonesia. Menurut Sanjaya (2010), salah satu masalah yang dihadapi
Lebih terperinci