BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas secara kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas, ide berasal dari peneliti dan yang melakukan tidakan adalah guru kelas. Dalam penelitian ini proses pembelajaran siklus I dan siklus II dilaksanakan guru kelas. Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar mengajar. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada kesenjangan atau perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini dilaksanakan diharapkan kesenjangan atau perbedaan tersebut tidak ada. Adapun lokasi yang dipilih dalam melakukan penelitian adalah di SD Negeri Gabahan Lokasi SD Negeri Gabahan terletak di Desa Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Penelitian ini hanya dilakukan di kelas II siswanya terdiri dari 25 orang Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa kelas II SD Negeri Gabahan ini terletak di Desa Gabahan Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman. Jumlah siswa 25, terbagi menjadi 12 siswa perempuan dan 13 siswa laki-laki. Siswa kelas II ini rata-rata berumur antara 8 sampai 9 tahun yang menuju tahap operasional konkret artinya anak akan memahami dengan hal yang nyata. Sebagian besar orang tua siswa berprofesi sebagai petani, sehingga dalam hal ini mempengaruhi hasil belajar khususnya dalam mata pelajaran matematika yang rendah. Dikarenakan orang tua siswa lebih mementingkan mencari kebutuhan dengan bekerja daripada memantau belajar putra-putrinya. 18

2 19 Karakteristik siswa di kelas ini juga berbeda-beda, iklim kelasnya sangat dipengaruhi oleh beberapa siswa yang menjadi pemicu keributan di dalam kelas Waktu Penelitian Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas Kolaborasi ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012 dan dilakukan secara bertahap. (Adapun jadwal lengkap penelitian tertera pada lampiran). Adapun tahapannya meliputi : a. Tahap persiapan (Januari 2012 Februari 2012) Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrument, permohonan izin serta survey disekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. b. Tahap pelaksanaan (Februari 2012 Maret 2012 ) Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah yang meliputi uji coba instrumen dan pengambilan data. c. Tahap penyusunan (Maret 2012 April 2012 ) Yaitu tahap penelitian serta pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan skripsi serta persiapan ujian skripsi Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:3) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari seseorang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini ada 2 variabel yang digunakan, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).

3 20 a. Variabel Bebas Menurut (Sugiyono, 2008: 61).Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tahapan belajar menurut teori Dienes. b. Variabel terikat (Sugiyono, 2008 : 61) Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar 2. X Y Gambar 3.1 Paradigma Penelitian Keterangan : X = Tahapan belajar menurut teori Dienes Y = Hasil belajar matematika 3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian Variabel bebas X : Tahapan belajar menurut teori Dienes. Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1992: ), konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu". Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi tahap, yaitu :

4 21 a. Tahap Permainan Bebas (Free Play) Permainan bebas merupakan tahap belajar konsep yang aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan untuk mengatur benda dalam permainan. b. Tahap Permainan yang menggunakan aturan (games) Dalam permainan yang disertai aturan dari guru, siswa sudah mulai meneliti pola-pola dan keteraturan yang terdapat dalam konsep materi yang diajarkan. Melalui permainan yang digunakan diawal tersebut siswa memahami materi yang disajikan dalam bentuk-bentuk disesuaikan dengan benda yang digunakan dalam permainan diberikan dalam konsep tertentu sehingga konsep benda tersebut dipahami siswa. c. Tahap Kesamaan Sifat (Searching for communalities) Dalam tahap ini siswa mulai diarahkan untuk menunjukkan kesamaan sifat yang terdapat dalam benda yang digunakan dalam permainan sesuai dengan konsep materi yang diajarkan. d. Tahap Representasi (Representation) Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari benda yang sejenis. Para siswa menentukan kesamaan sifat dari konsep benda yang digunakan dalam permainan dengan cara menemukan banyaknya benda tersebut sesuai konsep materi yang sedang dipelajari. e. Tahap Simbolisasi (Symbolization) Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep materi yang membutuhkan kemampuan menentukan rumus sesuai materi yang diajarkan.

5 22 f. Tahap Formalisasi (Formalization) Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir yaitu dengan cara siswa membuktikan rumus dari materi yang dipelajari tersebut Variabel terikat (Y) : Hasil belajar Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu, hasil dan belajar. Pengertian hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus inputproses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa mengalami perubahan perilaku dibanding sebelumnya. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. (Winkel,1996:51). Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Winkel, 1996: 244). (Zainal dan Nasoetion, 1996 : 28) mengemukakan bahwa : Proses pengajaran merupakan sebuah aktivitas sadar untuk membuat siswa belajar. Proses sadar mengandung implikasi bahwa pengajaran merupakan sebuah proses yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran. Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran. Tujuan pengajaran menjadi hasil belajar potensial yang akan dicapai oleh anak melalui kegiatan belajarnya. Oleh karenanya, tes hasil belajar sebagai alat untuk mengukur hasil belajar harus mengukur apa yang ada dalam proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan instruksional yang tercantum dalam kurikulum yang berlaku.

6 23 Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Oleh karenanya, menurut Arikunto dalam merumuskan tujuan instruksional harus diusahakan agar tampak bahwa setelah tercapainya tujuan tersebut terjadi adanya perubahan pada diri anak yang meliputi kemampuan intelektual, sikap atau minat maupun keterampilan (Arikunto, 1995:131). Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. (Soedijarto, 1993:49). mendefinisikan hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dengan memperhatikan berbagai pendapat dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena siswa mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil tersebut berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

7 Rencana Tindakan Penelitian tindakan kelas ini diadakan 2 siklus dengan sasaran untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui tahapan belajar menurut teori Dienes. Tiap siklus 3 kali pertemuan. Tiap-tiap siklus disajikan dengan materi yang berbeda tetapi sejenis dan berkesinambungan, artinya proses dan hasil siklus I akan ditindak lanjuti dalam siklus 2. Desain prosedur penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain putaran spiral. Menurut Kemmis dan Taggart (Endang Mulyatiningsih, 2011: 70). Model spiral yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart ini terdiri atas empat komponen utama, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri atas 4 tahap, yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Tahapan siklus diartikan sebagai perputaran tahapan dalam penelitian tindakan kelas. Pada bagian ini dipersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar matematika. Adapun perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi adalah sebagai berikut Siklus I (pertemuan 1, 2, dan 3) meliputi : a.tahap Perencanaan 1) Meminta izin mengajar pada jam pelajaran matematika dengan materi Perkalian Bilangan. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3) Merancang alat peraga perkalian yang akan dipakai dalam pembelajaran. 4) Menyiapkan soal evaluasi.

8 25 b. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Langkah-langkah pelaksana pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit) Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan apersepsi dan motivasi, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik dalam kelompok berdiskusi melaksanaan permainan pensi X dengan benda pensil dan sedotan tentang perkalian bilangan dengan tahapan belajar menurut teori Dienes, kemudian membahas hasil diskusi dalam permainan, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang perkalian bilangan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga kartu perkalian, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk berdoa, presensi, guru memberikan motivasi, peserta didik mengadakan, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

9 26 Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik melakukan diskusi menggunakan alat peraga kartu perkalian, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 3) Pertemuan 3 (2 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan III sebagai kegiatan untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi sebelumnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi kata-kata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya. c. Tahap Observasi Dalam proses pembelajaran yang dilakukan peneliti mengamati beberapa hal: 1) Siswa tidak berani dalam bertanya dan kurangnya keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok. 2) Hasil evaluasi di akhir pembelajaran sebagai tingkat pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan rendah. d. Tahap Refleksi Pada pembelajaran matematika yang dilakukan di kelas II ini, pada saat guru menyampaikan materi, ada beberapa siswa yang tidak berani dalam bertanya dan kurangnya keaktifan siswa dalam kerjasama kelompok.

10 Siklus II (pertemuan 1, 2, dan 3) meliputi : a. Tahap Perencanaan 1) Meminta izin dan persetujuan guru kelas untuk mengajar pokok bahasan yang berbeda dengan siklus I, yaitu Pembagian. 2) Membuat Rencana Pelaksanan Pembelajaran 3) Merancang alat peraga pembagian yang akan dipakai dalam pembelajaran 4) Menyiapkan soal evaluasi. b. Tahap Pelaksanaan 1) Pertemuan 1 (2 x 35 menit) Sebelum proses pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok, alat peraga permen, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik dibagi dalam kelompok melaksanaan permainan permen perkalian dengan tahapan belajar menurut teori Dienes (permainan bebas, permainan menggunakan aturan, kesamaan sifat, representasi, dan formulalisasi), kemudian membahas hasil diskusi kelompok, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Guru bertanya jawab dengan peserta didik tentang arti pembagian sebagai pengurangan berulang. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 2) Pertemuan 2 (2 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan II sebagai tindak lanjut dan perbaikan proses pembelajaran dan pemahaman siswa pada pertemuan I, maka pada pelaksanaan pertemuan II ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), alat peraga bola dan tomat, lembar kerja kelompok, lembar observasi, dan buku pelajaran. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik

11 28 untuk doa, presensi, guru memberikan apersepsi dan motivasi, serta guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, kemudian dilanjutkan kegiatan inti. Peserta didik melakukan permainan Ball Colour pembagian menggunakan alat peraga bola dan tomat berdasarkan tahapan belajar menurut teori Dienes, kemudian membahas hasil diskusi, setelah itu guru memberikan penguatan dan menarik kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru memberikan tindak lanjut untuk mempelajari materi berikutnya. 3) Pertemuan 3 (2 x 35 menit) Pelaksanaan tindakan siklus II pada pertemuan III sebagai kegiatan untuk mengerjakan soal evaluasi. Pada pelaksanaan pertemuan III ini guru menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran, seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan lembar evaluasi. Pada awal pembelajaran guru mengajak peserta didik untuk doa, presensi, guru memberikan motivasi, melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi sebelumnya, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, kemudian guru memberi katakata pujian kepada peserta didik atas keaktifan dan kesungguhannya mengerjakan soal serta memberikan tindak lanjut mengingatkan peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya. c. Tahap Observasi Dalam proses pembelajaran yang dilakukan peneliti mengamati beberapa hal : 1) Siswa lebih terlihat aktif dan lebih berani untuk mengerjakan soal dan berinteraksi dengan kelompoknya. 2) Adanya kerjasama dalam kelompok. d. Tahap Refleksi Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih memperhatikan penjelasan guru. Pada saat guru meminta perwakilan dari kelompok untuk maju mengerjakan soal di papan tulis, siswa terlihat lebih antusias dan bersemangat untuk mengerjakan. Hasil belajar mereka sangat memuaskan.

12 Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data Sesuai dengan penelitian tindakan kelas secara kolaboratif dan sumber data maka Instrument pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi : Tes tertulis Soal tes tertulis berupa pemberian soal tes objektif atau pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan sebagai pembanding peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II. Tes ini diberikan setelah pembelajaran. Adapun kisi-kisi soal test tertera pada lampiran Observasi Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. (dikutip dalam Sugiyono, 2010 : 203). Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melakukan pengamatan saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh observer yaitu dari guru sebagai pengamat. Adapun yang di obervasi ada dua hal yaitu aktivitas siswa dan keterampilan guru. Observasi terhadap guru berfungsi untuk mengontrol apakah pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan perencanaan. Sedangkan observasi terhadap siswa berfungsi untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Adapun kisi-kisi observasi pada lampiran 14.

13 Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan sumber tertulis yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengadakan pencatatan-pencatatan dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan belajar siswa. Pada penelitian ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh informasi tentang hasil belajar matematika yang dilihat dari nilai hasil evaluasi setiap siklus, foto kegiatan pembelajaran dikelas dan daftar nilai tes akhir yang diperoleh setiap siklus Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah soal tes pilihan ganda (objektif) dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai pokok bahasan perkalian dan pembagian bilangan dua angka. Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes yang telah tersedia dengan memilih salah satu jawaban Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Sebelum digunakan untuk mengukur, instrumen penelitian harus diujicobakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesahihan (validitas) dan keandalan (reliabilitas) instrumen penelitian tersebut. Instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua persyaratan, yaitu valid dan reliabel. Instrumen penelitian dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen penelitian yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono, 2010 : 173).

14 31 a. Uji validitas instrumen tes hasil belajar Validitas adalah salah satu syarat tes hasil belajar yang baik. Validitas berhubungan dengan kemampuan tes hasil belajar untuk mengukur keadaan yang akan diukurnya. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Validitas merupakan derajad sejauh mana tes mengukur apa yang ingin diukur (Borg dan Gall, 1983: 275); Poppham,1981:98). Jenis validitas tes menurut the American Psychological Association, the American Education Resesearch Association, dan the National Council on Measurement Used in Education (Kerlinger, 1986) : Validitas isi (Content Validity), Validitas kriteria (Criteriation Related validity), Validitas konsepsi (Construct Validity). Pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan cara menelaah butir, meminta pertimbangan ahli dan menghitung korelasi butir dengan total, Pengujian validitas kriteria dapat berupa validitas konstrak, dapat dilakukan dengan menelaah butir, meminta pertimbangan ahli dan analisis faktor dan pengujian validitas eksternal instrumen diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. 1) Tes Tes merupakan alat ukur untuk mengumpulkan data yang berupa respons representasi kemampuan siswa yang diberikan oleh guru. Beberapa pendapat mengenai definisi tes sebagai berikut : a) Menurut Webster s Collegiate, tes adalah serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 1988: 29).

15 32 b) Cronbach mendefinisikan tes sebagai a systematic procedure for observing a person s behaviour and describing it with the aid of a numerical scale or category system (Azwar, 1997: 3). c) Menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain (Sudijono,2009: 67). Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah cara yang dapat dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh test, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai tes. Dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan Uji validitas instrumen test dilakukan dengan uji validitas isi. Untuk menguji validitas isi setelah dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis dengan analisis item. Pengujian validitas isi dilakukan dengan cara mengujicobakan test. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:210), subjek uji coba instrumen adalah orang. Dalam penelitian ini, test diujicobakan pada 30 siswa kelas II di SD Negeri Dalangan 02 yang tidak digunakan sebagai sampel penelitian. Data uji coba test kemudian dianalisis dengan bantuan SPSS dengan rumus korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis item dari jumlah total 30 item yang gugur yaitu item 2,9,15,23 sehingga jumlah item yang valid adalah 26 item. Item yang gugur tidak diganti dengan item yang baru karena item yang valid masih dapat mewakili indikator. Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total. Untuk menghitung validitas test menggunakan SPSS versi 16 dengan cara klik Analyze - correlate Bivariate - klik tes I dan test II - pindahkan tes I dan tes II ke kotak variable - klik option : pada statistic, pilih means and standar deviation - klik continue dan klik OK.

16 33 Dalam hal analisis item tersebut menurut Masrun (1979) menyatakan Item yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3. Maka apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dari 30 responden pada uji coba instrumen I yang tidak valid terdapat 5 siswa sedangkan pada uji coba instrumen II yang tidak valid terdapat 6 siswa. Kemudian setelah di uji cobakan lagi data yang memenuhi (valid) diolah lagi dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran 17. Dapat dibaca pada lampiran bahwa, korelasi antara skor butir 1 dengan skor total = 0,75 antara butir item 5 dengan skor total = 0,46 dan seterusnya. Korelasi yang digunakan adalah korelasi pearson product moment. Seperti telah dikemukakan bahwa, bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih maka butir instrumen dinyatakan valid. Dari uji coba tersebut ternyata koefisien korelasi semua butir dengan skor total di atas 0,3, sehingga semua butir instrumen test dinyatakan valid. Butir yang mempunyai validitas tertinggi adalah butir satu, dengan koefisien korelasi 0,75 dan paling rendah adalah butir nomor 18 dengan koefisien korelasi 0,35. 2) Lembar observasi Uji validitas lembar observasi dilakukan dengan mendeskripsikan skor observasi yang terbanyak, yaitu membandingkan antara isi lembar observasi siklus I dan II.

17 34 a. Uji Reliabilitas instrumen tes hasil belajar Reliabilitas dapat diartikan dapat dipercaya, keterpercayaan berhubungan dengan ketetapan dan konsistensi. Tes hasil belajar dapat dipercaya apabila memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relatif tetap secara konsisten. Beberapa ahli memberikan batasan reliabilitas sebagai berikut : Menurut Thorndike dan Hagen (1977), Reliabilitas berhubungan dengan akurasi instrumen dalam mengukur apa yang diukur, kecermatan hasil ukur dan seberapa akurat seandainya dilakukan pengukuran ulang. Sedangkan, Menurut Hopkins dan Antes (1979: 5) menyatakan Reliabilitas sebagai konsistensi pengamatan yang diperoleh dari pencatatan berulang baik pada satu subjek maupun sejumlah subjek. Uji reliabilitas tes pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 16 dengan cara klik Analyze- klik scale - klik Reliability Analysis klik butir 1 sampai butir 30- pindahkan butir 1 sampai butir 30 ke kotak items dengan mengklik tanda- klik Statistic (pilih item, scale, scale if item deleted) klik Continue klik OK. digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya 1 dan 0. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai α hitung di atas 0,70. (Alfa Cronbach) Berdasarkan hasil analisis dengan bantuan program SPSS versi 16, diperoleh nilai α hitung sebesar 0,888. Sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen reliabel karena nilai α hitung > 0,70.

18 35 Uji Taraf Kesukaran Taraf kesukaran suatu item dapat diketahui dari banyak siswa yang menjawab benar. Taraf kesukaran item dinyatakan dalam suatu bilangan indeks yang disebut indeks kesukaran yang sering disingkat, IK. Indeks kesukaran yang dimaksud adalah bilangan yang merupakan hasil perbandingan antara jawaban benar yang diperoleh siswa dengan jawaban benar yang seharusnya diperoleh dari suatu item. Menurut Crocker dan Algina, 1986: 311) Tingkat Kesukaran dapat didefinisikan sebagai proporsi siswa peserta tes yang menjawab benar. Definisi tersebut dapat dinyatakan dengan sebuah rumus IK adalah jumlah peserta yang menjawab benar dibagi dengan jumlah peserta. I = Keterangan : IK = Indeks kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab benar n = jumlah siswa peserta tes Tabel 3.2 Taraf kesukaran soal siklus I No. Kategori Jumlah soal 1. Mudah 5 2. Sedang Sukar 5 Dari tabel Taraf kesukaran siklus I terlihat dari 25 item soal yang termasuk kategori mudah yaitu 5 soal, kategori sedang 15 soal, dan kategori sukar sebesar 5 soal.

19 36 Tabel 3.3 Taraf kesukaran soal siklus 2 No. Kategori Jumlah soal 1. Mudah 5 2. Sedang Sukar 6 Dari tabel Taraf kesukaran siklus II terlihat dari 26 item soal yang termasuk kategori mudah yaitu 5 soal, kategori sedang 15 soal, dan kategori sukar sebesar 6 soal Kriteria untuk menentukan rentang nilai tingkat kesukaran sebagai berikut : Rentang Tingkat Kesukaran Kategori 0,00 0,32 Sukar 0,33 0,66 Sedang 0,67 1,00 Mudah Purwanto (2008 : 101) 3.9. Indikator Kinerja Indikator hasil belajar matematika dihitung dengan peningkatan hasil belajar matematika yang dilihat dari hasil sebelum dan sesudah pembelajaran yang menggunakan tahapan belajar menurut teori Dienes. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah presentase siswa yang memperoleh skor 65 minimal 75% dari jumlah 25 siswa. Hal tersebut berdasarkan Standar Ketuntasan Belajar Mengajar (SKBM) yang ditetapkan di SD Negeri Gabahan untuk mata pelajaran matematika.

20 Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian hasil belajar matematika diperoleh dari tes yaitu tes tertulis yang berbentuk objektif atau pilihan ganda. Adapun penyajian data kuantitatif yang berupa hasil belajar kognitif dianalisis dengan menentukan rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum. Penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk distribusi rentang nilai (tabel), persentase, diagram batang dan diagram garis. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk menguraikan data hasil penelitian setiap siklus dan membandingkan dengan data siklus sebelumnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali pada semester genap tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Classroom Action Research (CAR) atau sering disebut dengan penelitian tindakan kelas (PTK).

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK kolaborasi.yaitu penerapan penelitian tindakan di dalam dunia pendidikan yang dilakukan oleh seorang peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yaitu penelitian bersama antara peneliti dengan pihak lain (guru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan peneliti adalah jenis PTK kolaboratif. PTK kolaboratif yaitu kerja sama antara peneliti dengan guru kelas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal semester 2 tahun ajaran 2012/2013, yaitu dari bulan Januari 2013 sampai April 2013 di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan pada siswa kelas 5 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan peneliti adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kajian pustaka Pada bab II kajian pustaka ini terkait dengan variabel penelitian, variabel hasil belajar matematika sebagai variabel terikat, tahapan-tahapan belajar menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Kasihani kasbolah E. S (1998: 15) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian a. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari hari efektif dalam kegiatan belajar mengajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Pada sub judul ini diuraikan tentang setting waktu penelitian, setting tempat penelitian dan karakter subjek penelitian. 3.1.1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab. III tentang penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, subyek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian, data dan cara pengumpulannya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SD Negeri Blotongan 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Kelas IV Mata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Kebowan 01 yang berlokasi di Dusun Jombor, Desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV sebanyak 25 siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Waktu Penelitian 3.1.1Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilaksanakannya kegiatan ini mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas II SD Negeri Mangunsari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Bendar Kabupaten Pati. Letak desa Bendar berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian. Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karaktersistik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD 06 Bulungcangkring Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Tegalrejo 04 Salatiga yang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 21 perempuan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Tempat Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah berupa penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Kusumah dan Dwitagama (2010:9) penelitian tindakan kelas (PTK) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Wardhani dan Wihardit (2008 : 1.4) penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian a. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Tegalrejo 05 Jalan Dhamar No. Magersari Tegalrejo Kecamatan Argomulyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakter Subjek Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013 menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Wina Sanjaya ( 2009 : 26) mengartikan bahwa penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kluwan 01. Lokasi sekolah tersebut berada di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN. 2 BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian dilakukan di kelas V SD N 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti akan menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Kemmis Mc. Taggart. 3.2 Seting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut DR. Sulipan, M.Pd Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa Inggris Classroom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Peneliti PTK BAB III METODE PENELITIAN penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Kemmis ( Rochiati, 2008) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada bagian ini akan diuraikan mengenai seting tempat, seting waktu, dan karakteristik subjek penelitian. Seting tempat akan membahas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 5 SDN Tlogo Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK kalaboratif) dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Peneletian ini dilakukan di SD Negeri Bawen 03 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang pada Kelas II Tahun Ajaran 2013/2014. SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). David Hopkins (dalam Trianto, 2012 : 15) menyebutkan penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Tegalrejo yang terletak di Jalan Jumprit Km 4 Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2008)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengkaji, merefleksi secara kritis segala realitas, kendala, problematika dan implikasi dari kegiatan belajar dengan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (classroom action research). (David Hopkins dalam Trianto 2012:15) menyebutkan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Kramat Semester 2 tahun 2012/2013 yang terletak di Desa Kramat Kecamatan Penawangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITAN BAB III METODE PENELITAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V SD Kristen 1 Kabupaten Wonosobo pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang mengacu pada tindakan-tindakan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai tempat, waktu dan subjek penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun mengenai hal tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kutowinagun 11 Salatiga kecamatan Tingkir Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas. Kasihani kasbolah E. S (1998: 15) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2013 di SDN Pati Wetan 01 Kecamatan Pati. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD N Klero 01. Sd ini terletak di jalur utama desa Klero Kec.Tengaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SDN Tambaharjo 02 Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Peneliti melakukan penelitian di kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitan PTK kolaborasi, dimana peneliti melakukan penelitian melalui kerja sama antara peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran serta meningkatkan kualitas pembelajaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi dengan guru kelas, dimana peneliti bekerjasama dengan guru kelas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subiyantoro, 2009: 10 (dalam Amin 2011: 2) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Sidomukti 04, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah.SD Negeri Sidomukti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Di dalam Seting dan Karakteristik subjek penelitian ini akan dipaparkan tentang tempat penelitian, subjek yang akan diteliti dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini hanya dilakukan oleh guru di dalam kelas yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Setting Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Disebut PTK karena merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Delik 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Letak sekolah ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Seting Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di SD Negeri Tengaran 02 Kabupaten Semarang yang beralamatkan ditengaran.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. 9 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kopeng 02 yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Masing-masing kelas memiliki 1 ruang kellas.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan oleh guru dalam memperbaiki kualitas dalam proses belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kelas IV SDN Ledok 5 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Waktu penelitian dimulai pada awal smester dua tahun ajaran 0/0

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri Kauman Lor 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan subyek penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Negeri Tolokan 01, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas V semester II tahun Pelajaran 2013/2014 di SDN Bugel 02 Salatiga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub judul ini diuraikan tentang setting waktu penelitian, setting tempat penelitian dan karakteristik subjek penelitian. 3.1.1

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian dan karakteristik Subjek Penelitian Bab III ini akan membahas mengenai latar dan karakteristik pada subjek penelitian ini. 3.1.1 Latar Penelitian Latar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Tempat yang digunakan untuk penelitian adalah kelas 4 SD N Kemambang 02 Kecamtan Banyubiru Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris biasa disebut dengan Classroom

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang direncanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di Kelas 2 SD Negeri Papringan 03. Letak SD Negeri Papringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif ini digunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Ledok 07

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Setting, dan Karakteristik Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan secara kolaboratif dan partisipatif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab III tentang metode penelitian ini, berturut-turut akan dibahas mengenai setting penelitian, karakteristik subjek penelitian, variabel dalam PTK, prosedur penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB III. Metodelogi Penelitian

BAB III. Metodelogi Penelitian BAB III Metodelogi Penelitian 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. David Hopkins (dalam Trianto, 2012:15) menyebutkan penelitian tindakan kelas sebagai studi yang

Lebih terperinci

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008) BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Kunandar (2011) PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen. Sugiyono, (2010: 107) penelitian Eksperimental (Experimental Research),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Setting dalam penelitian ini menggunakan setting kelas, di mana data yang diperoleh berasal dari pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD N Kebowan 01 yang berlokasi di dusun Jombor desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013 di SD Kertomulyo 02 Kecamatan Trangkil Kabupaten Pati. Subjek

Lebih terperinci