Maria Dian Kusumaningrum, Yvonne Magdalena Indrawani. Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Maria Dian Kusumaningrum, Yvonne Magdalena Indrawani. Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia"

Transkripsi

1 Perbedaan Proporsi Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah dan Faktor Lainnya Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SDN Jatirahayu VIII Bekasi Tahun 2014 Maria Dian Kusumaningrum, Yvonne Magdalena Indrawani Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Abstrak Rendahnya konsumsi buah dan sayur pada anak-anak menjadi faktor risiko penyakit degeneratif di masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur. Desain studi cross sectional pada penelitian ini melibatkan subjek sebanyak 152 responden siswa kelas IV dan V SDN Jatirahayu VIII yang dilaksanakan pada bulan Februari-Mei Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik sampel acak sederhana. Konsumsi buah dan sayur diukur dengan menggunakan FFQ semi-quantitative dan variabel independen lainnya dengan kuesioner melalui teknik wawancara. Hasil penelitian menunjukkan 56,3% responden tidak memenuhi anjuran konsumsi buah dan sayur sebanyak 400 gram per hari. Uji chi-square menunjukkan terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin (OR=2,46;CI=1,2-4,9), keyakinan diri (OR=2,32;CI=1,2-4,6), perilaku makan buah dan sayur orang tua (OR=4,8;CI=2,3-9,9), dukungan orang tua (OR=3,45;CI=1,7-6,9), ketersediaan buah dan sayur di rumah (OR=3,77;CI=1,9-7,6), dan kebiasaan sarapan (OR=2,43;CI=1,2-5,1) terhadap konsumsi buah dan sayur. Kata kunci : konsumsi buah, konsumsi sayur, ketersediaan buah dan sayur di rumah. The Different Proportion of Fruit and Vegetable Availability at Home and Other Factors Towards Fruit and Vegetable Consumption of SDN Jatirahayu VIII Bekasi Students Abstract Low consumption of fruit and vegetable in children can lead to non communicable disease. This study discussed about factors that are related with fruit and vegetable consumption. This study has used cross sectional method with 152 subjects that consists of 4 th and 5 th grade students of SDN Jatirahayu VIII. In this study, systematic random sampling technique has been used for taking samples. Fruit and vegetable consumption are measured with FFQ semi quantitative and independent variables are measured with questionnaire. Result of this study shows that 56,3% of respondents consume fruit and vegetable less than 400 gram a day. There are different proportion of sex (OR=2,46;CI=1,2-4,9), self efficacy (OR=2,32;CI=1,2-4,6), parental fruit and vegetable eating behaviour (OR=4,8;CI=2,3-9,9), parental encouragement (OR=3,45;CI=1,7-6,9), fruit and vegetable availability at home (OR=3,77;CI=1,9-7,6), and breakfast behaviour (OR=2,43;CI=1,2-5,1) towards fruit and vegetable consumption. Keywords : fruit consumption, vegetable consumption, fruit and vegetable availability. Pendahuluan UNIVERSITAS INDONESIA 1

2 Rendahnya konsumsi sayuran dan buah-buahan sering dikaitkan dengan peningkatan kejadian penyakit tidak menular (Eckhardt, 2006). Konsumsi buah dan sayur juga berkaitan dengan kejadian obesitas pada anak-anak (Epstein et al., 2001). Tidak hanya itu konsumsi buah dan sayur sejak anak-anak juga berhubungan dengan penurunan risiko penyakit tidak menular di masa dewasa (Wyse et al., 2011). Kebiasaan makan buah dan sayur penting pada masa anak-anak karena kebiasaan makan pada masa anak-anak cenderung mempengaruhi kebiasaan makan pada saat masa dewasa (Kelder et al., 1994). Pedoman Gizi Seimbang menganjurkan konsumsi buah dan sayur untuk usia tahun sebanyak gram (Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI, 2014). Akan tetapi sebagian besar masyarakat Indonesia diatas usia 10 tahun tidak dapat memenuhi anjuran konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan hasil Riset Kesahatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 96,2% masyarakat di Jawa Barat kurang mengonsumsi buah dan sayur (Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, 2013). Survei pendahuluan yang dilakukan di SDN Jatirahayu VIII juga menunjukkan bahwa 83,3% siswa kelas V kurang mengonsumsi buah dan sayur. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada anak-anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan proporsi karakteristik individu (jenis kelamin, pengetahuan tentang buah dan sayur, preferensi, dan keyakinan diri ), karakteristik orang tua ( perilaku makan orang tua dan dukungan orang tua ), dan lingkungan (ketersediaan buah dan sayur di rumah dan frekuensi sarapan) terhadap konsumsi buah dan sayur siswa SDN Jatirahayu VIII, Bekasi tahun Tinjauan Teoritis Faktor-faktor yang Memengaruhi Konsumsi Buah dan Sayur Perilaku manusia dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor kebiasaan individu, intrapersonal, dan lingkungan (Bandura, 1989). Dave (2007) juga mengungkapkan bahwa faktor intrapersonal terdiri dari kognitif, kesukaan dan faktor biologis yang dapat meningkatkan atau mengurangi perilaku tertentu. Faktor lingkungan sendiri melingkupi semua aspek baik sosial atau fisik yang dapat berperan sebagai penguat atau pelemah perilaku seperti contoh panutan, dukungan sosial, atau ketersediaan fasilitas. Lalu untuk faktor kebiasaan individu meliputi pola perilaku di masa dahulu dan masa sekarang. Oleh karena itu, konsumsi buah dan sayur pada masa anak-anak dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan seperti jenis kelamin, 2

3 keyakinan diri, pengetahuan, dukungan orang tua, ketersediaan buah dan sayur, dan kebiasaan sarapan. Jenis Kelamin Beberapa penelitian menunjukkan bahwa laki-laki lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur (McGinnis et al., 2006 ; Lorson et al., 2009). Secara kuantitas, anak laki-laki lebih banyak mengonsumsi makanan dibandingkan dengan anak perempuan sehingga anak laki-laki cenderung lebih dapat memenuhi anjuran konsumsi buah dan sayur per harinya (McGinnis et al., 2006). Sedangkan beberapa penelitian lainnya menunjukkan bahwa perempuan lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan laki-laki (Rasmussen et al., 2006 ; Cooke dan Wardle, 2005). Anak perempuan lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur dikarenakan anak perempuan lebih memerhatikan lingkungan sehingga anak perempuan lebih memerhatikan kebiasaan makan yang nantinya mempengaruhi pemilihan makanan (Wardle et al., 2003). Pengetahuan Gizi Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur ( Fischer et al., 2011 ; Kristjansdottir et al., 2006 ; Wright dan Epps, 2013 ). Kristjansdottir et al. (2006) menyatakan bahwa pengetahuan tentang buah dan sayur berbanding lurus dengan peningkatan kesadaran dan keterampilan dalam mempersiapkan buah dan sayur. Jika kesadaran anak mengenai buah dan sayur meningkat maka kemungkinan ketertarikan anak untuk mau mengonsumsi buah dan sayur juga akan meningkat sehingga konsumsi buah dan sayur anak akan menjadi lebih tinggi. Keyakinan Diri Menurut Rasmussen et al. (2006), keyakinan diri merupakan hal yang berkaitan secara signifikan dengan konsumsi buah dan sayur pada anak. Melbye et al., 2011 mengungkapkan bahwa keyakinan diri, perilaku serta pengaruh sosial merupakan pusat dari faktor kognitif yang diyakini merupakan determinan utama dari kebiasaan manusia. Hal ini didukung dengan hasil penelitian Bourdeaudhuij et al. (2008) yang menunjukkan anak yang yakin dapat mengonsumsi buah dan sayur setiap harinya mengonsumsi sayuran 1,5 kali lebih banyak dan buah 2 kali lebih banyak dibandingkan dengan anak yang tidak yakin dapat mengonsumsi buah dan sayur setiap harinya. Preferensi Preferensi atau kesukaan merupakan salah satu faktor yang banyak diteliti untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi sayur dan buah pada anak usia sekolah (Bere dan Klepp, 2004 ; Rasmussen et al., 2006 ; Bourdeaudhuij et al.,2008 ; Wind et 3

4 al.,2010). Bandura (1999) menyatakan bahwa preferensi berpengaruh terhadap perilaku seseorang sehingga mempengaruhi anak-anak dalam memilih perilaku mereka untuk mengonsumsi buah dan sayur. Perilaku Makan Sayur dan Buah Orang tua Perilaku makan sayur dan buah orang tua merupakan hal yang dapat menjadi prediksi dari konsumsi sayur dan buah pada anak ( Wardle et al.,2003). Pada penelitian Fischer et al.,(2002) mendapatkan hasil bahwa ada persamaan antara konsumsi sayur dan buah orang tua dengan konsumsi sayur dan buah anak. Wardle et al. (2003) menjelaskan hubungan antara konsumsi buah dan sayur orang tua dengan konsumsi sayur dan buah pada anak. Anak yang melihat orang lain khususnya orang tua mengonsumsi makanan akan menjadi contoh sehingga dapat meningkatkan keinginan anak-anak untuk mengonsumsi sayur dan buah. Dukungan Orang tua Pada penelitian Cullen et al. (2001) menemukan bahwa dukungan orang tua memengaruhi konsumsi sayur dan buah anak. Diketahui bahwa anak-anak yang kurang mendapatkan dukungan dari orang tua mengonsumsi sayur dan buah yang lebih sedikit. Ketersediaan Sayur dan Buah di Rumah Ketersediaan sayur dan buah di rumah telah diteliti pada beberapa penelitian sebagai faktor yang berhubungan secara kuat terhadap konsumsi sayur dan buah pada anak ( McGinnis et al., 2006 ; Brug et al., 2008 ; Koui dan Jago, 2008; Wyse et al., 2011 ; Cullen et al., 2001). Neumark-Sztainer dalam McGinnis et al.,(2006) mendapatkan hasil bahwa sekalipun kesukaan terhadap sayur dan buah rendah jika ketersediaan sayur dan buah di rumah baik maka konsumsi sayur dan buah akan tetap meningkat. Kebiasaan Sarapan Kebiasaan sarapan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi konsumsi sayuran dan buah pada masa anak-anak (Pedersen et al., 2012 ; Lazzeri et al., 2013). Kebiasaan sarapan terkait dengan kebiasaan makan yang tidak sehat yang akan memengaruhi kebiasaan untuk mengonsumsi sayur dan buah (Lazzeri et al., 2013). Sarapan juga berkaitan dengan waktu makan bersama dengan keluarga (Lazzeri et al., 2013). McGinnis et al., (2006) mengungkapkan bahwa waktu makan bersama keluarga sendiri merupakan fakor yang berpengaruh secara kuat terhadap konsumsi anak. 4

5 Metode Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu siswa dan siswi yang kelas IV dan V SDN Jatirahayu VIII, berstatus sebagai siswa dan siswi aktif, hadir saat penelitian dilakukan, sehat dan bersedia mengisi kuesioner penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik acak sederhana (simple random sampling). Pengambilan sampel acak sederhana dilakukan dengan menggunakan teknik undian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah food model, kuesioner yang diaptasi dari kuesioner Eating Habits of Schoolchildren : Pro Children Project (Klepp et al.,2003), skripsi (Farisa, 2012 ; Fibrihirzani, 2012) dan disertasi (Dave, 2007) dengan beberapa penyesuaian dan form FFQ semi kuantitatif yang diadaptasi dari skripsi (Farisa, 2012) untuk memperoleh data mengenai konsumsi sayur dan buah responden serta faktorfaktor yang memengaruhinya. Pengumpulan data primer yaitu konsumsi buah dan sayur responden serta karakteristik individu, orang tua, dan lingkungan responden dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara. Responden yang terpilih akan dipanggil ke ruang perpustakaan sekolah untuk melakukan wawancara. Pertanyaan yang ditujukan kepada orang tua dilakukan dengan wawancara melalui telefon. Konsumsi sayur dan buah responden dikategorikan menjadi baik jika konsumsi sayur dan buah 400 gram per hari dan kurang jika < 400 gram per hari. Keyakinan diri dan dukungan orang tua memiliki skala skor 2-5 sedangkan perilaku makan buah dan sayur serta ketersediaan buah dan sayur memiliki skala skor 1-5. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti dalam penelitian ini sedangkan analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antar dua variabel. Penelitian ini menggunakan uji Chi-Square sebagai metode uji statistik dikarenakan variabel yang diteliti bersifat kategorik. Uji ini menggunakan batas kemaknaan (α = 0,05) yang menandakan jika p-value 0,05, terdapat perbedaan proporsi variabel independen terhadap variabel dependen dan apabila p-value > 0,05, tidak terdapat perbedaan proporsi variabel independen terhadap variabel dependen. 5

6 Hasil Penelitian Total jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 152 responden namun hanya 142 responden yang datanya dapat diolah. Tabel 1 Rekapitulasi Analisis Bivariat Antara Seluruh Variabel Independen dengan Konsumsi Buah dan Sayur Konsumsi buah dan sayur Total Kurang Baik OR 95% CI n % n % n % Jenis kelamin Laki-laki 46 67, , ,46 Perempuan 34 45, , (1,24 4,87) Pengetahuan tentang Kurang 66 54, , ,6 buah dan sayur Baik 14 66,7 7 33, (0,23 1,59) Preferensi Negatif 44 64, , ,94 Positif 36 48, , ( 0,99 3,80) Keyakinan diri Kurang 40 66, , ,32 Baik 40 48, , ( 1,16 4,63) Perilaku makan buah Kurang 50 75, , ,79 dan sayur orang tua Baik 30 39, , ( 2,32 9,91) Dukungan orang tua Kurang 56 69, , ,45 Baik 24 39, , (1,72 6,94) Ketersediaan buah dan Kurang 50 72, , ,77 sayur di rumah Baik 30 41, , ( 1,87 7,63) Kebiasaan sarapan Kurang ,43 Baik 45 48, , ( 1,17 5,06) p value 0,015* 0,426 0,079 0,025* 0,000* 0,000* 0,000* 0,025* Pada penelitian ini, persentase perilaku kurangnya konsumsi buah dan sayur juga lebih tinggi dari perilaku konsumsi buah dan sayur yang baik. Sebesar 56,3 % responden kurang mengonsumsi buah dan sayur. Distribusi data konsumsi buah dan sayur dalam penelitian ini tidak normal sehingga peneliti menggunakan nilai median. Nilai median dari konsumsi buah dan sayur dalam penelitian ini adalah 389,6 gram/hari. Hasil pada penelitian ini menunjukkan responden terdiri dari 47,9% laki-laki dan 52,1 % responden perempuan. Laki-laki yang kurang mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak dibandingkan dengan perempuan terlihat dari hasil statistik yang menunjukkan persentase laki-laki yang kurang mengonsumsi buah 6

7 dan sayur sebesar 67,6% sedangkan persentase perempuan yang kurang mengonsumsi buah dan sayur sebesar 45,9%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan rendah tentang buah dan sayur lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan yang cukup. Responden yang memiliki pengetahuan rendah tentang buah dan sayur sebesar 85,2% sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang buah dan sayur hanya sebesar 14,8%. Akan tetapi pada penelitian ini tidak ditemukan perbedaan proporsi antara pengetahuan rendah dan pengetahuan cukup tentang buah dan sayur terhadap konsumsi buah dan sayur. Selain pengetahuan karakteristik individu yang diteliti dalam penelitian ini adalah preferensi.persentase responden dengan preferensi positif terhadap buah dan sayur lebih besar dibandingkan dengan persentase responden dengan preferensi negatif yaitu sebesar 52,1%. Serupa dengan pengetahuan tentang buah dan sayur, tidak ditemukan perbedaan proporsi antara preferensi terhadap konsumsi buah dan sayur responden. Berbeda dengan pengetahuan tentang buah dan sayur serta preferensi, hasil uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan proporsi antara keyakinan diri dengan konsumsi buah dan sayur. Terdapat 56,3% responden dengan keyakinan diri yang baik untuk mengonsumsi buah dan sayur. Sebesar 51,2% responden dengan keyakinan diri baik memenuhi anjuran konsumsi buah dan sayur perharinya namun 48,8% lainnya masih tidak memenuhi anjuran konsumsi buah dan sayur. Karakteristik orang tua yang diteliti dalam penelitian ini adalah perilaku makan buah dan sayur orang tua dan dukungan orang tua. Terdapat 53,5% responden dengan perilaku makan buah dan sayur orang tuanya baik sedangkan responden yang orang tuanya memiliki perilaku makan buah dan sayur yang kurang baik sebesar 46,5%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi antara perilaku makan buah dan sayur orang tua terhadap konsumsi buah dan sayur. Dari responden yang perilaku makan buah dan sayur orang tuanya kurang baik, 75,8% kurang mengonsumsi buah dan sayur dan 24,2% lainnya mengonsumsi buah dan sayur dengan baik. Berbeda dengan perilaku makan buah dan sayur orang tua, responden yang memiliki dukungan orang tua yang positif lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang dukungan orang tuanya negatif. Responden dengan dukungan orangtua positif sebesar 43% sedangkan responden dengan dukungan orangtua negatif sebesar 57%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi antara dukungan orang tua terhadap konsumsi buah dan sayur. Dari 81 responden dengan dukungan orang tua negatif, 69,1% kurang mengonsumsi buah dan sayur dan 30,9% lainnya mengonsumsi buah dan sayur dengan baik. 7

8 Selain karakteristik individu dan orangtua, ketersediaan buah dan sayur di rumah serta kebiasaan sarapan juga menjadi variabel dalam penelitian ini. Responden yang memiliki ketersediaan buah dan sayur yang baik di rumah sebesar 51,4% sedangkan responden yang memiliki ketersediaan buah dan sayur yang kurang baik di rumah sebesar 48,6%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi ketersediaan buah dan sayur di rumah terhadap konsumsi buah dan sayur di rumah. Dari 73 responden yang ketersediaan buah dan sayur di rumahnya baik, 58,9% diantaranya mengonsumsi buah dan sayur dengan baik dan 41,1% lainnya kurang mengonsumsi buah dan sayur. Kebiasaan sarapan responden cukup baik ditandai dengan persentase responden yang memiliki kebiasaan sarapan 4 kali/minggu yaitu 64,8%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi kebiasaan sarapan terhadap konsumsi buah dan sayur responden. Pembahasan Berdasarkan PGS 2014, anjuran konsumsi buah dan sayur untuk usia tahun adalah gram per hari dimana dua pertiga dari anjuran tersebut adalah porsi sayuran (Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI, 2014). Akan tetapi anjuran konsumsi buah dan sayur ini masih sulit untuk dipenuhi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan persentase perilaku kurangnya konsumsi buah dan sayur lebih tinggi dibandingkan dengan perilaku makan buah dan sayur yang baik. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa sebanyak 80 responden (56,3%) kurang mengonsumsi buah dan sayur. Distribusi data konsumsi buah dan sayur dalam penelitian ini tidak normal sehingga peneliti menggunakan nilai median. Nilai median dari konsumsi buah dan sayur dalam penelitian ini adalah 389,6 gram/hari. Konsumsi buah dan saur yang masih kurang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, preferensi, keyakinan diri, pengetahuan gizi, dukungan orang tua, perilaku orang tua, ketersediaan di rumah, dan kebiasaan sarapan responden. Pada penelitian ini didapati hasil bahwa terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin terhadap konsumsi buah dan sayur. Laki-laki cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur jika dibandingkan dengan perempuan. Wardle et al. (2003) menyatakan perempuan cenderung menghindari makanan yang berlemak dan lebih memilih makanan tinggi serat karena kepercayaan perempuan untuk memiliki pola makan yang sehat lebih kuat dibandingkan lakilaki. Oleh karena itu perempuan cenderung lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur 8

9 daripada laki-laki. Selain itu Wardle et al. (2003) mengungkapkan bahwa laki-laki cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur karena kebutuhan fisiologis laki-laki lebih besar daripada perempuan sehingga laki-laki membutuhkan lebih banyak energi dibandingkan perempuan yang mengarahkan laki-laki untuk lebih memilih mengonsumsi makanan berkalori tinggi dibandingkan buah dan sayur. Beberapa penelitian mendapatkan hasil pengetahuan gizi berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur, namun dalam penelitian ini tidak didapatkan perbedaan proporsi pengetahuan tentang buah dan sayur terhadap konsumsi buah dan sayur. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Mandira (2013) yang mendapatkan tidak adanya hubungan antara pengetahuan tentang buah dan sayur dengan konsumsi buah dan sayur. Ransley et al. (2010) mengungkapkan bahwa pengetahuan tidak cukup untuk membuat anak-anak mengonsumsi buah dan sayur. Contoh perilaku nyata mengonsumsi buah dan sayu dari orang tua dan keterpaparan anak dengan buah dan sayur secara langsung dapat memberikan efek yang lebih provokatif bagi anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang cukup tentang buah dan sayur belum dapat memastikan anak mengonsumsi buah dan sayur. Serupa dengan pengetahuan tentang buah dan sayur, pada penelitian ini tidak didapatkan perbedaan proporsi preferensi terhadap konsumsi buah dan sayur. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Farisa (2012) yang mendapati bahwa preferensi tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan konsumsi buah dan sayur. Wind et al. (2010) menyebutkan bahwa perilaku yang dilakukan tidak selamanya dipengaruhi oleh preferensi. Lingkungan yang kurang mendukung seperti ketersediaan yang kurang dapat menjadi penghalang bagi seseorang untuk melakukan suatu perilaku sehingga jika preferensi responden baik namun ketersediaannya kurang maka konsumsi buah dan sayur responden dapat tetap rendah. Pada penelitian ini didapatkan perbedaan proporsi keyakinan diri terhadap konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Geller (2008). Teori Attitude-Social Influence-Self Efficacy (ASE) merupakan teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku kesehatan (Melbye, et al., 2011). Menurut Bandura dalam Zulkosky (2009), keyakinan diri dapat membuat suatu perbedaan pada bagaimana seseorang merasa, bertingkah laku dan memotivasi diri mereka. Dalam aspek bertingkah laku, keyakinan diri dapat mempengaruhi pilihan seseorang untuk melakukan sesuatu karena keyakinan diri dapat meningkatkan motivasi atau menghambat motivasi. Selain karakteristik individu, karakteristik orang tua juga berpengaruh terhadap konsumsi buah dan sayur anak. Pada penelitian ini, uji statistik menunjukkan terdapat perbedaan proporsi dukungan orang tua terhadap konsumsi buah dan sayur anak. Hasil penelitian ini 9

10 sejalan dengan hasil penelitian Bourdeaudhuij et al. (2008). Pengaruh dukungan orang tua terhadap konsumsi buah dan sayur anak dapat dijelaskan melalui teori Social Cognitive Theory (SCT) yang dikemukakan oleh Bandura (2001). SCT mengemukakan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh interaksi antar agen. Pada teori ini dijelaskan bahwa manusia banyak belajar dari lingkungan yang nantinya akan memengaruhi keputusan mereka dalam bertindak. Scaglioni, et al. (2008) mengungkapan bahwa dukungan orang tua menjadi penting karena kebiasaan serta tingkah laku orang tua merupakan hal utama bagi perkembangan kebiasaan makan. Pada penelitian ini juga didapatkan perbedaan proporsi perilaku makan buah dan sayur orang tua terhadap konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Goldman (2008). Goldman (2008) mengungkapkan bahwa anak-anak belajar dengan cara mengamati orang lain. Hal ini sesuai dengan teori SCT yang dikemukakan oleh Bandura (2001) yang menekankan pada pentingnya pengamatan dan contoh perilaku yang diberikan dalam pembentukan perilaku seseorang. Perilaku makan buah dan sayur yang baik dari orang tua akan menjadi contoh nyata bagi anak untuk mengonsumsi buah dan sayur. Jika anak melihat orang tua mengonsumsi buah dan sayur, maka anak akan menjadi lebih termotivasi dan dapat meningkatkan kesukaan anak terhadap buah dan sayur yang akhirny akan meningkatkan konsumsi buah dan sayur anak. Ketersediaan buah dan sayur di rumah banyak dibuktikan menjadi faktor dominan yang memengaruhi konsumsi buah dan sayur (Cullen et al, 2001; Geller, 2008; Koui dan Jago, 2008 ; Wyse et al., 2011 ; Wind et al., 2005). Hasil yang serupa juga ditemukan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini, terdapat perbedaan proporsi ketersediaan buah dan sayur terhadap konsumsi buah dan sayur. Ketersediaan buah dan sayur di rumah dapat berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur dikarenakan ketersediaan buah dan sayur di rumah dapat meningkatkan preferensi responden terhadap buah dan sayur dan akan memengaruhi konsumsi buah dan sayur responden (Geller, 2008). Tidak hanya preferensi namun ketersediaan buah dan sayur di rumah dapat memengaruhi perilaku makan orang tua yang dapat menjadi contoh nyata bagi anak untuk mengonsumsi buah dan sayur ( Dave, 2007). Pada penelitian ini, uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi kebiasaan sarapan terhadap konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan hasil penelitiian Pedersen et.al., 2012, Lazzeri et.al., 2013 dan Sugiyama et.al., Lazzeri et al. (2013) mengungkapkan bahwa kebiasaan melewati sarapan merupakan indikator dari perilaku makan yang tidak sehat pada masyarakat. Pada penelitian Lazzeri et al. (2013) diungkapkan bahwa remaja yang melewati sarapan cenderung memilih makanan yang tinggi lemak sebagai 10

11 pilihan mereka. Hal ini akan berdampak pada lebih banyaknya konsumsi makanan yang berlemak dibandingkan dengan konsumsi buah dan sayur dan dapat mengarah pada kurangnya konsumsi buah dan sayur. Affenito (2007) juga mengungkapkan bahwa anak-anak yang berumur 10 tahun yang melewati sarapan gagal memenuhi anjuran konsumsi mikronutrien mereka dikarenakan saat responden tidak sarapan mereka tidak mengonsumsi buah dan sayur di pagi hari sehingga beban konsumsi buah dan sayur mereka pada siang dan malam hari menjadi besar dan sulit untuk dipenuhi. Kesimpulan Pada penelitian ini persentase responden yang tidak memenuhi anjuran konsumsi buah dan sayur adalah sebesr 56,3%. Hal ini menandakan bahwa konsumsi buah dan sayur siswa kelas IV dan V di SDN Jatirahayu VIII masih kurang. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi jenis kelamin, keyakinan diri, perilaku makan buah dan sayur orang tua, dukungan orang tua, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan kebiasaan sarapan terhadap konsumsi buah dan sayur responden. Sedangkan tidak terdapat perbedaan proporsi preferensi dan kebiasaan sarapan terhadap konsumsi buah dan sayur. Responden pada penelitian ini terdiri dari 47,9% responden laki-laki dan 52,1% responden perempuan. Responden yang memiliki preferensi negatif terhadap buah dan sayur sebesar 47,9% dan responden yang memiliki keyakinan diri kurang sebesar 43,7%. Sebagian besar responden juga memiliki pengetahuan rendah tentang buah dan sayur dengan persentase sebesar 85,2%. Responden yang mendapatkan dukungan orang tua secara positif lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang tidak mendapatkan dukungan orang tua. Akan tetapi responden yang memiliki orang tua dengan perilaku makan buah dan sayur yang baik lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki orang tua dengan perilaku makan buah dan sayur yang kurang baik. Sebagian besar responden juga memiliki kebiasaan sarapan 4 kali/minggu dan ketersediaan buah dan sayur di rumahnya juga cukup baik. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, pihak sekolah dapat menyediakan buah dan sayur di sekolah untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur dengan cara bekerjasama dengan pedagang 11

12 kantin untuk menjual buah sebagai jajanan yang sehat. Selain itu, sekolah dapat melakukan sosialisasi pentingnya sarapan dengan menu yang seimbang serta anjuran konsumsi buah dan sayur untuk meningkatkan konsumsi buah dan sayur melalui poster-poster. Bagi orang tua siswa dapat,memberikan contoh perilaku konsumsi buah dan sayur dengan baik sehingga siswa memiliki motivasi untuk mengonsumsi buah dan sayur dan dapat menyediakan buah di rumah dalam bentuk buah yang sudah dipotong atau dikupas dan sayur dalam bentuk yang disenangi oleh anak seperti kroket isi sayur untuk meningkatkan minat anak memakan buah dan sayur. Sedangkan bagi peneliti lain dapat menggunakan analisis multivariat untuk mengetahui faktor dominan yang mempengaruhi konsumsi buah dan sayur serta menggunakan metode food recall serta FFQ untuk mendapatkan data konsumsi buah dan sayur responden Daftar Pustaka Affenito, Sandra G. (2007). Breakfast : A Missed Opportunity. J Am Diet Assoc Apr;107 (4) : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, RI. (2013). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun Jakarta : Kementrian Kesehatan RI. Bandura, A. (1989). Social cognitive theory. In. R. Vasta (Ed), Annals of Development. Vol. 6 Six Theories of Child Development (pp.1-60). Child Bandura, Albert (1999). A social cognitive theory of personality. In Handbook of personality (2nd ed.,pp ). New York : Guilford Publications. Bandura, Albert. (2001). Social Cognitive Theory : An Agentic Perspective. Annu Rev.Psychol :1-26. Bere, Elling & Klepp, Knut-Inge. (2004). Correlates of Fruit and Vegetable Intake Among Norwegian SchoolChildren :Parental and Self-Reports. Public Health Nutrition:7(8), Bourdeaudhuij, et al. (2008). Personal, Social and Environmental Predictors of Daily Fruit and Vegetable Intake in 11 Year-Old Children in Nine European Countries. European Journal of Clinical Nutrition (2008) 62,

13 Brug, et al.(2008).taste Preferences, Liking and Other Factors Related to Fruit and Vegetable Intakes Among SchoolChildren : Results From Observasional Studies.British Journal of Nutrition (2008), 99, Supp;.1,S7-S14. Cooke, Lucy dan Wardle, Jane. (2005). Age and Gender Differences in Chilldren s Food Preferences.British Journal of Nutrition (2005), 93, Cullen, et al.. (2001). Child-Reported Family and Peer Influences of Fruit, Juice and Vegetable Consumption : Reliability and Validity of Measures.Health Education Research Vol.16 no Pages Dave, Jayna Markand. (2007). Assessing The Home, Parental, Intrapersonal, and Demographic Factors Influencing Fruit and Vegetables Intake Among Hispanic Children In Elementary Schools. Dissertations University of South Carolina.USA. Direktorat Bina Gizi Kemenkes RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Kemenkes RI. Eckhardt, Cara L. (2006). Micronutrition, Obesity, and Chronic Disease in Countries Undergoing the Nutrition Transition : Potential Links and Program/Policy Implications. Washington D.C. : International Food Policy Research Institute. Epstein, et al. (2001). Increasing Fruit and Vegetable Intake and Decreasing Fat and Sugar Intake in Families at Risk for Childhood Obesity. Obesity Research Vol.9 No.3 March Farisa, Soraya. (2012). Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan Dan Keterpaparan Media Massa Dengan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa SMPN 8 Depok Tahun Skripsi FKM UI. Fibrihirzani, Hafsah. (2012). Hubungan Antara Karakteristik Individu, Orang tua dan Lingkungan Dengan Konsumsi Buah dan Sayur Pada Siswa SDN Beji 5 dan 7 Depok Tahun Skripsi FKM UI. Fischer, et al. (2011). Differences in Fruit and Vegetable Intake and Their Determinants Among 11 Year Old Schoolchildren Between 2003 and International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2011, 8:141. Geller, Karly Scott Heller. (2008). Developmental and Demographic Differences in Youth Self Efficacy for Fruit and Vegetable Consumption and Proxy Efficacy for Fruit and Vegetable Availability. Manhattan, Kansas. Dissertation Kansas State University. 13

14 Goldman, Rachel L. (2009). The Role of Family Environment Variables in Predicting Fruit and Vegetable Consumption in Preschool Children. Dissertation Fairleigh Dickinson University. Klepp, et al. (2003). Pro Children Survey Material. 18 Maret Koui, Eleni dan Jago.(2008).Associations Between Self-Reported Fruit and Vegetable Consumption and Home Availaibilty of Fruit and Vegetables among Greek Primary School Children.Public Health Nutrition: 11(11), Kristjansdottir, et al. (2006).Determinants of Fruit and Vegetable Intake Among 11 Year Old SchoolChildren in a Country of Traditionally Low Fruit and Vegetable Consumption.International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2006, 3 : 41. Lazzeri, et al. (2013). Association Between Fruits and Vegetables Intake and Frequency of Breakfast and Snacks Consumption : A Cross Sectional Study Nutrition Journal 2013, 12 :123. Lorson, et al.(2009). Correlates of Fruit and Vegetable Intakes in US Children.J Am Diet Assoc.2009;109; Mandira, Febby. (2013). Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Ketersediaan, dan Keterpaparan Media Massa pada Siswa SMA Negeri 115 Jakarta Tahun Skripsi FKM UI. McGinnis, et al. (2006). Food Marketing to Children and Youth Threat or Opportunity?. Washington DC : The National Academies Press. Melbye, et al.(2011). Child Consumption of Fruit and Vegetables: The Roles of Child Cognitions and Parental Feeding Practices.Public Health Nutrition: 15(6), Pedersen et al Fruit and Vegetable Intake in Associated With Frequency of Breakfast, Lunch, and Evening Meal : Cross Sectinal Study of 11,12,13, and 15 Year Olds.International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity 2012,9:9. Ransley et al Does Nutrition Education in Primary Schools Make a Difference to Children s Fruit and Vegetable Consumption?.Public Health Nutrition :13(11),

15 Rasmussen, et al Determinants of Fruit and Vegetable Consumption Among Children and Adolescents : A Review of The Literature. Part I : Quantitative Studies.International Journal of Behavioural Nutrition and Physical Activity 2006,3:22. Scalgioni, Silvia.,Michela Salvioni., & Cinzia Galimberti. (2008). Influence of parental attitudes in the development of children eating behaviour. British Journal of Nutrition (2008), 99, Suppl. 1,S22-S25. Sugiyama, et al. (2012). Breakfast Habits Among Adolescents and Their Association with Daily Energy and Fish, Vegetable, and Fruit Intake : A Community-Based Cross- Sectional Study. Environ Health Prev Med (2012) 17: Wardle, et al. (2003). Modifying Children s Food Preferences : The Effects of Exposure and Reward on Acceptance of an Unfamiliar Vegetable. European Journal of Clinical Nutrition (2003) 57, Wind, et al. (2010). Direct and Indirect Association Between Environmental Factors and Fruit Intake, Mediation by Psychososial Factors : the Pro Children Study. Public Health Nutrition :13(10A), Wright,Lauri & James Epps. (2013). Evaluation of Nutrition Education Program To Increase Fruit and Vegetable Intake In Children From Food-Insecure Households. Journal of Community Nutrition&Health, Vol 2, Issue 1,2013. Wyse, et al. (2011). Associations Between Characteristics of The Home Food Environment and Fruit and Vegetable Intake in Preschool Children : A Cross Sectional Study.Wyse et al.. BMC Public Health 2011, 11:938 Zulkosky, Kristen. (2009). Self Efficacy : A Concept Analysis. Nursing Forum Volume 44, No.2, April-June

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN Naskah Publikasi diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani ABSTRAK

Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani ABSTRAK Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Ketersediaan, dan Keterpaparan Media Massa pada Siswa di SMA Negeri 115 Jakarta Tahun 2013 Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR Description of the Knowledge, Attitudes, and Availability of Vegetable and Fruit Consumption Patterns of Adolescents

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan era globalisasi saat ini telah. memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan era globalisasi saat ini telah. memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan era globalisasi saat ini telah memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan industrialisasi di masyarakat. Perubahan masyarakat menjadi masyarakat industri

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Annur, D. R. (2014). Hubungan Faktor Individu Dan Lingkungan Dengan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa SMPN

Lebih terperinci

KONSUMSI BUAH DAN SAYUR ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI BOGOR

KONSUMSI BUAH DAN SAYUR ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI BOGOR KONSUMSI BUAH DAN SAYUR ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI BOGOR (Fruit and vegetable consumption of elementary school children in Bogor) Andika Mohammad 1*, Siti Madanijah 1 1 Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.2, Desember 2016

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.2, Desember 2016 PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA MAHASISWA STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA ANALYSIS OF PEER INFLUENCE ASSOCIATED WITH FRUITS AND VEGETABLES CONSUMPTION AMONG UNIVERSITY STUDENTS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBKLIKASI KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 ` Herliana Endang Supriyatini* ), dr. Siti Fatimah P.** ), M. Zen Rahfiludin ** ) * ) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif, dengan desain cross sectional dimana pengukuran variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR JURNAL Jurnal ILMU Ilmu KESEHATAN Kesehatan Masyarakat MASYARAKAT VOLUME 2 Nomor 03 November 20 Artikel Penelitian KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2014 DI MEDAN TAHUN 2015 OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG 12010017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayur dan buah merupakan bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengonsumsi sayur dan buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayur dan buah merupakan bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengonsumsi sayur dan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayur dan buah merupakan bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengonsumsi sayur dan buah merupakan perilaku pemeliharaan kesehatan. Sayur dan buah

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan perilaku makan dan gaya hidup yang salah. Kebiasaan

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan perilaku makan dan gaya hidup yang salah. Kebiasaan BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Malnutrisi adalah masalah nutrisi utama pada remaja yang berkaitan dengan perilaku makan dan gaya hidup yang salah. Kebiasaan makan yang buruk pada masa remaja dapat

Lebih terperinci

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )² BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA Description of Knowledge, Attitude, the Availability of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perempuan dalam keluarga utuh (dua orangtua) sebagai tenaga kerja berbayar, meningkat secara drastis dalam 50 terakhir (Frediksen-Goldsen & Scharlach, 2001).

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU, SIKAP IBU, DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KABUPATEN TORAJA UTARA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU, SIKAP IBU, DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KABUPATEN TORAJA UTARA GAMBARAN PENGETAHUAN IBU, SIKAP IBU, DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KABUPATEN TORAJA UTARA Description of the Mother s knowledge, Mother s Attitudes, and Patterns Fruit and Vegetable

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016 Karina AS 1) Nurlina dan Siti Novianti 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar

Lebih terperinci

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi 57 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor biologis (jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.

Lebih terperinci

POLA ASUH MAKAN IBU SERTA PREFERENSI DAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA SEKOLAH DI BOGOR

POLA ASUH MAKAN IBU SERTA PREFERENSI DAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA SEKOLAH DI BOGOR POLA ASUH MAKAN IBU SERTA PREFERENSI DAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH ANAK USIA SEKOLAH DI BOGOR (Mother s food parenting practices and school-age children s preference and consumption of vegetables and fruits

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif deskriptif yang menggunakan data primer yaitu dengan cara meminta responden untuk mengisi kuesioner

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel independen jenis kelamin, sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data primer untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (KASUS DI SDN WARU 2, SIDOARJO)

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (KASUS DI SDN WARU 2, SIDOARJO) HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (KASUS DI SDN WARU 2, SIDOARJO) Indira Rachmitha Program Studi S-1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desian Cross Sectional yang bertujuan mengukur variabel bebas (independen) yaitu umur, jenis

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM. GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 060870 MEDAN SKRIPSI Oleh ANGGI RARA NIM. 121021024 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Lebih terperinci

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya)

KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya) KEBIASAAN MAKAN YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KEGEMUKAN PADA REMAJA (Studi di SMP Al-Muttaqin Kota Tasikmalaya) Arief 1) Hidayanti 2) Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)

PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Mohamad Yoga Nugraha 1) Siti Novianti 2) dan Nurlina

Lebih terperinci

GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012

GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012 1 GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012 CARISSA DWILANI SUSANTYA 1 DAN ANWAR HASSAN 2 Peminatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI KABUPATEN TORAJA UTARA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI KABUPATEN TORAJA UTARA GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI KABUPATEN TORAJA UTARA Description of the Knowledge, Attitudes, and Availability of Vegetable and Fruit Consumption Patterns

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014

Jurnal Care Vol. 2, No. 3, Tahun 2014 31 KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DALAM KELUARGA SEBAGAI STRATEGI INTERVENSI PENINGKATAN KONSUMSI BUAH DAN SAYUR ANAK USIA PRASEKOLAH Erlisa Candrawati 1, Wiwin Wiarsih 2,, Sukihananto 2 1) Prodi Ners FIKes

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA BULAN DI KELURAHAN TAIPA KOTA PALU

FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA BULAN DI KELURAHAN TAIPA KOTA PALU FAKTOR RISIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KELURAHAN TAIPA KOTA PALU Nurdin Rahman 1*, Hermiyanty 2, Lilis Fauziah 1 1. Bagian Gizi, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

PERAN PENGETAHUAN GIZI DALAM MENENTUKAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI PONDOK LABU, JAKARTA SELATAN

PERAN PENGETAHUAN GIZI DALAM MENENTUKAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI PONDOK LABU, JAKARTA SELATAN PERAN PENGETAHUAN GIZI DALAM MENENTUKAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK-ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI DI PONDOK LABU, JAKARTA SELATAN (The role of nutrition knowledge in determining the breakfast habits of children

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN di SDN Mrican 1, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Oleh : Lulut Subekti NIM : 12631278 PROGRAM

Lebih terperinci

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013 PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013 Erni Viarni 1) Lilik Hidayanti dan Sri Maywati 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau kelebihan berat badan terjadi akibat ketidakseimbangan energi yaitu energi yang masuk lebih besar

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI MAHASISWI FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SAM RATULANGI Rianto S. Dame*, Maureen I. Punuh *, Nova H. Kapantow* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun

Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia Tahun Mutiara Medika Edisi Khusus Vol. 9 No. 2: 121-128, Oktober 2009 Hubungan Konsumsi Makanan Cepat Saji dan Tingkat Aktivitas Fisik terhadap Obesitas pada Kelompok Usia 11-13 Tahun The Correlation Between

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa Kelas IV dan V di Sekolah Dasar Tarakanita Gading Serpong

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa Kelas IV dan V di Sekolah Dasar Tarakanita Gading Serpong Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Tentang Gizi Seimbang dengan Status Gizi Siswa Kelas IV dan V di Sekolah Dasar Tarakanita Gading Serpong Patricia Renata, 1 Anna Maria Dewajanti

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional, yakni mengambil data pada satu waktu, dimana pengumpulan variabel dependen dan independen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SMA TENTANG BAHAYA ROKOK DI KOTA DENPASAR PASCA PENERAPAN PERINGATAN BERGAMBAR PADA KEMASAN ROKOK LUH DEVI PRIYANTHI ASDIANA 1120025061 PROGRAM

Lebih terperinci

Oleh Yulia Yekti Subekti S

Oleh Yulia Yekti Subekti S PENGARUH JENIS KELAMIN, PAJANAN MEDIA, PERAN TEMAN SEBAYA, PENGETAHUAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL, KEDEKATAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU BERISIKO PENYAKIT MENULAR SEKSUAL PADA ANAK JALANAN TESIS Disusun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa yang ditandai oleh perubahan mendasar yaitu perubahan secara biologis, psikologis, dan juga

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA V o l. 1, N o. 2, J u l i - D e s e m b e r 2 0 1 7 101 HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA Naintina Lisnawati

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beban gizi ganda adalah masalah gizi berupa berat badan kurang dan berat badan lebih yang terjadi dalam satu populasi (World Bank, 2012). Beban gizi ganda ini masih

Lebih terperinci

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013 FAKTOR- FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SARAPAN PAGI PADA ANAK DI SD ST.THOMAS 1 MEDAN TAHUN 2013 Rindika Christiani Siregar 1, Eddy Syahrial 2, Alam Bakti Keloko 2 1 Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,

Lebih terperinci

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Nurul Fikri Depok merupakan salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal di Kota Depok, terletak di Jalan

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KEBUGARAN FISIK DAN IMEJ TUBUH DENGAN KEJADIAN OBESITAS PADA SISWA SMA Dl KOTA BANDA ACEH PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Azhari,1 Syafei lshak,2 Lestari Kanti Wilujengl ABSTRACT

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk memenuhi Persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA JENIS KELAMIN DAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PENDUDUK DI KELURAHAN KOLONGAN KECAMATAN TOMOHON TENGAH KOTA TOMOHON Fera F. Liuw*, Grace D. Kandou*, Nancy S. H Malonda*

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITAN

BAB V HASIL PENELITAN 35 BAB V HASIL PENELITAN 5.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi suplemen vitamin dan mineral pada atlet renang di Klub Renang Wilayah Jakarta

Lebih terperinci

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar Laporan hasil penelitian Hubungan antara Fungsi Sosial dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia di Kota Denpasar Nandini Parahita Supraba 1,2, N.P Widarini 2,3, L. Seri Ani 2,4 1 Akademi Kebidanan Bina Husada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: deskriptif, attachment to God, siswa SMA. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: deskriptif, attachment to God, siswa SMA. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemampuan kognitif remaja yang mulai mampu berpikir abstrak memungkinkannya untuk membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran model Attachment to

Lebih terperinci

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK Shella Monica Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung

ABSTRAK. Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung ABSTRAK Hubungan Sarapan Dan Tidak Sarapan Terhadap Indeks Prestasi Dan Kecerdasan Emosi Pada Siswa/I SMU X Di Bandung Pippy YPBM, Januari 2011 Pembimbing I : Winny Suwindere, drg,.ms. Pembimbing II :

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi pertumbuhan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. survei RISKESDAS pada tahun Obesitas disebabkan oleh faktor

BAB I PENDAHULUAN. survei RISKESDAS pada tahun Obesitas disebabkan oleh faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut RISKESDAS (2010), persentase kejadian kegemukan pada level nasional mengalami peningkatan sebesar 2,8% dibandingkan hasil survei RISKESDAS pada tahun 2007. Obesitas

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN JURNAL KESEHATAN TERPADU () : 25-29 ISSN : 2549-8479 TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN *Ni Putu Eny Sulistyadewi (), dan Dylla Hanggaeni

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dari data primer melalui kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

Lebih terperinci

PENGETAHUAN JAJANAN PINGGIR JALAN SISWA KELAS 4 DENGAN RISIKO PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN

PENGETAHUAN JAJANAN PINGGIR JALAN SISWA KELAS 4 DENGAN RISIKO PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN PENGETAHUAN JAJANAN PINGGIR JALAN SISWA KELAS 4 DENGAN RISIKO PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN Agung Purwadi 1, Henny Permatasari 2 Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,

Lebih terperinci

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **) HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNY AT AAN ABSTRAK ABSTRACT

DAFTAR ISI LEMBAR PERSETUJUAN SURAT PERNY AT AAN ABSTRAK ABSTRACT ABSTRAK Asupan gizi sangat penting untuk diperhatikan terutama pada saat masa kanakkanak. Asupan gizi yang baik akan rnernpengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mencarijrnengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization

Lebih terperinci

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN PERBEDAAN INTAKE ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2013) Maya Nurmalasari 1) Nurlina, SKM.,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Oleh : Nia Sylviana Junaz 1, Jumirah 2, Albiner Siagian 2 1 Alumni Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA. Oleh : Fitriyani Arbie ABSTRAK

PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA. Oleh : Fitriyani Arbie   ABSTRAK PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA Oleh : Fitriyani Arbie e-mail: sanafiar@gmail.com ABSTRAK Konsumsi sayur dan buah sangat penting dalam pola makan seimbang. Hal ini

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: TITIN TRY WULANDARI 201210201071

Lebih terperinci

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS

HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS HUBUNGAN STUNTING DAN GIZI KURANG DENGAN SKOR IQ ANAK SEKOLAH DASAR UMUR 8 TAHUN DI KECAMATAN BULULAWANG KABUPATEN MALANG TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross-sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari

BAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan sebuah kondisi kesenjangan akibat terjadinya ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari sumber biologis, psikologis,

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross-sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyebab kekurangan gizi pada anak adalah kemiskinan. Memperbaiki gizi di masa awal kehidupan manusia dapat membangun fondasi yang kuat dalam membantu

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015 Firina Adelya Sinaga, 2015. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk.,mpd.ked Pembimbing II : Cherry

Lebih terperinci

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 Hetty Gustina Simamora Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRAK Pola

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan desain penelitian Cross-Sectional, dimana variabel dependen dan independennya diamati

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR Gizi memegang peranan penting dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Perbaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS Shella Monica, 2013 Pembimbing : Rita Tjokropranoto, dr.,m.sc. Latar belakang Tidur yang cukup merupakan faktor penting bagi kesehatan

Lebih terperinci