GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012"

Transkripsi

1 1 GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012 CARISSA DWILANI SUSANTYA 1 DAN ANWAR HASSAN 2 Peminatan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Abstrak Skripsi ini membahas mengenai gambaran tentang pengetahuan, sikap, dan praktik dalam konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas 4 di SDN 04 Ciangsana Tahun Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan desain non eksperimental, sampel penelitian ini berjumlah 65 siswa. Dari hasil pengolahan data diketahui pola konsumsi buah dan sayur responden masih rendah. Selain itu, diketahui faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan konsumsi buah dan sayur yaitu pengetahuan, latar belakang etnis ibu, uang saku responden, dan dukungan eksternal. Diharapkan pihak sekolah, Puskesmas, dan Dinas terkait UKS dapat meningkatkan kerjasama dalam mengembangkan program promosi kesehatan di sekolah. Kata kunci : Pengetahuan; Sikap; Praktik; Konsumsi buah dan sayur; siswa SD Abstract This research discusses the description about knowledge, attitudes, and practices In fruit and vegetable Consumption in 4 th grade students at SDN 04 Ciangsana District of Bogor Year The type of this research is descriptive quantitative with non-experimental design, sample of this research were 65 students. From the results of the data processing is known consumption pattern of fruits and vegetables are low. It is also known that there are several factors that have significant associations observed with the consumption pattern of fruits and vegetables, there are the knowledge of respondents, respondent s mother's ethnicity background, pocket money respondents, and external support. It is hoped the school, the health center, and UKS-related agencies can enhance cooperation in developing health promotion programs in schools. Key words : Knowledge; Attitudes; Practice; pattern of consumption of fruits and vegetables; elementary student 1. Pendahuluan Masalah gizi pada anak telah lama menjadi perhatian dunia, bahkan dalam pembangunan millenium (MDG s), perbaikan gizi menjadi salah satu indikator dari tujuan pertama yaitu mengatasi masalah kemiskinan dan kelaparan. Pada tujuan pertama MDG s, terdapat 3 (tiga) indikator keberhasilan, yaitu peningkatan pendapatan, peningkatan konsumsi energi, dan

2 2 peningkatan status gizi. Masalah gizi merupakan gangguan kesehatan dan kesejahteraan seseorang, kelompok orang, atau masyarakat sebagai akibat adanya ketidakseimbangan antara asupan dengan kebutuhan tubuh akan makanan dan pengaruh interaksi penyakit (infeksi). Salah satu penyebab terjadinya masalah gizi pada anak adalah perilaku makan yang salah atau menyimpang. Terdapat beberapa hal yang termasuk dalam perilaku makan yang menyimpang, salah satunya adalah kurangnya konsumsi sayur (Nirmala, 2012). Tingkat konsumsi sayuran masyarakat dunia secara berjenjang adalah Cina (270 kilogram per kapita per tahun), Singapura (120 kilogram per kapita per tahun), Myanmar (80 kilogram per kapita per tahun), Vietnam (75 kilogram per kapita per tahun), Filipina (55 kilogram per kapita per tahun), India (50 kilogram per kapita per tahun), Malaysia (49 kilogram per kapita per tahun), Indonesia (35 kilogram per kapita per tahun), dan Thailand (30 kilogram per kapita per tahun) (FAO, 2010). Rata-rata konsumsi buah dan sayur pada anak usia 5-14 tahun di seluruh dunia adalah 265 gram per anak per hari (Lock, et al, 2005), Di asia tenggara ratarata konsumsi buah dan sayur pada anak 5-14 tahun juga masih sangat rendah yaitu sebesar 182 gram per anak per hari (Lock, et al, 2005). Berdasarkan data Riset kesehatan Jawa Barat tahun 2007, prevalensi nasional Kurang Makan Buah dan Sayur Pada Penduduk Umur Lebih dari 10 Tahun adalah 93,6%. Di Indonesia sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah di dapatkan. Menurut Menteri Pertanian, produksi sayuran di Indonesia setiap tahunnya selalu meningkat, pada tahun 2009 produksinya menyentuh angka 262,3 juta ton. Meskipun demikian, konsumsi sayuran di Indonesia tetap rendah. Sementara buah dan sayur merupakan makanan yang penting untuk dikonsumsi karena memiliki banyak manfaat, terutama bagi anak usia sekolah. Buah dan sayur memiliki kandungan mikronutrien yang diperlukan tubuh untuk memenuhi kebutuhan fisiologis. Selain itu, buah dan sayur memiliki peranan yang sangat besar bagi tubuh kita (Nirmala, 2012). Anak usia sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa sekolah dasar dengan rentang usia 6-12 tahun. Pola makan pada anak usia sekolah sangat perlu perhatian, karena pada usia ini anak sudah dapat memilih makanan yang disukai dan tidak disukai akibat pengaruh dari lingkungan. Kebiasaan makan anak akan mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan anak itu sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan yang lebih agar anak tidak salah dalam memilih makanan. (Nirmala, 2012). Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui gambaran tentang pengetahuan, sikap, dan praktik dalam konsumsi atau kebiasaan makan buah dan sayur pada siswa-siswi kelas 4 di SDN 04 Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun Pemilihan lokasi penelitian karena lokasi

3 3 sekolah tersebut berada di kabupaten yang akses terhadap informasinya masih sangat terbatas khususnya informasi mengenai makanan sehat seperti buah dan sayur. Pemilihan SDN 04 Ciangsana sebagai tempat penelitian juga merupakan hasil assessemen dengan pihak Puskesmas Ciangsana yang menyatakan bahwa di SD tersebut belum pernah dilakukan kegiatan promosi kesehatan mengenai konsumsi buah dan sayur. Selain itu kegiatan UKS di SD tersebut sudah tidak aktif lagi selama dua tahun terakhir sementara pada tahun 1998 SD tersebut pernah menjadi juara pertama dalam lomba UKS di Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola konsumsi buah dan sayur serta faktorfaktor yang berhubungan dengan pola konsumsi tersebut. 2. Tinjauan Teoritis Predisposing Factors: Knowledge Beliefs Values Attitudes Confidence Capacity Genetics Enabling factors: Availability of health resources Accessibility of health resources Community/governme nt laws, priority, and commitment to health Health related skills 2 7 Specific behavior by individuals or by organizations 14 Health Reinforcing factors: Family Peers Teachers Employers Health providers Community leaders Decision makers 9 Environment Health Program Planning An Educational And Ecological Approach. Lawrence W. Green, 2005

4 4 Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori Lawrence Green. Dimana dalam teorinya Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Visualisasi dari teori tersebut setelah dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut : Kesehatan seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut adalah : 1) Faktor Predisposisi (predisposing factors) Faktor predisposisi merupakan faktor yang mencakup pengetahuan, keyakinan, nilai, sikap, dan kapasitas berkaitan dengan motivasi seseorang untuk bertindak. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang mempermudah/mempredisposisi atau justru menghambat terjadinya perilaku sehat seseorang. Dalam kasus ini faktor-faktor tersebut dapat mendukung atau menghambat praktik mengonsumsi buah dan sayur. Termasuk di dalamnya adalah latar belakang etnis orang tua yang mempengaruhi nilai seseorang anak dalam memilih makanan. 2) Faktor Pemungkin (enabling factors) Faktor ini merupakan faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi ketersediaan sumber daya kesehatan, aksesibilitas sumber daya kesehatan, hokum masyarakat/pemerintah, prioritas dan komitmen terhadap kesehatan serta keterampilan terkait kesehatan. Dalam kasus ini yang termasuk dalam faktor pemungkin antara lain tempat pelayanan kesehatan sebagai sumber informasi, ketersediaan makanan sehat atau buah dan sayur, dan air bersih. Selain itu, beberapa hal lain yang termasuk dalam faktor pemungkin adalah uang saku, biaya dan pendidikan kesehatan di sekolah. 3) Faktor Penguat (reinforcing factors) Faktor penguat merupakan faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Hal-hal yang termasuk faktor penguat dalam teori tersebut adalah keluarga, media/pers, guru, pengusaha, provider kesehatan, tokoh masyarakat, serta pengambil keputusan. Faktor penguat dapat bersifat positif ataupun negatif, bergantung pada sikap dan perilaku orang yang berkaitan. Terkadang meskipun seseorang mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tetap tidak melakukannya, hal tersebut dipengaruhi juga oleh faktor penguat. Dalam kasus ini sebagai contoh seseorang anak tidak mau mengonsumsi buah dan sayur meskipun telah disediakan karena tidak pernah melihat orang tuanya mengonsumsinya dan tidak pernah mendapat informasi mengenai kebaikan buah dan sayur dari guru di sekolah maupun dari media.

5 5 Ketiga faktor tersebut merupakan faktor yang saling mempengaruhi atau berkaitan satu sama lain. Kemudian faktor-faktor tersebut akan membentuk perilaku spesifik dari seorang individu atau masyarakat. Selain ketiga faktor tersebut, perilaku spesifik seseorang juga dipengaruhi oleh genetik atau keturunan serta lingkungan, begitu juga sebaliknya perilaku spesifik dapat mempengaruhi genetik, dan lingkungan. Perilaku spesifik dan lingkungan juga dapat mempengaruhi faktor penguat seseorang dalam melakukan suatu perilaku. Sehingga pada akhirnya kesehatan seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu perilaku spesifik seseorang, genetik, dan lingkungan. 3. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif deskriptif dengan desain non eksperimental dimana data dikumpulkan secara Cross Sectional, yaitu variable dependen dan variable independen dilihat pada saat yang bersamaan (point time approach). Penelitian jenis ini digunakan karena bertujuan untuk menggambarkan suatu keadaan, masalah, peristiwa yang ada dan mengungkapkan fakta mengenai konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas 4 SDN 04 Ciangsana. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa-siswi kelas 4 di SDN 04 Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun Ajaran yang masih aktif/terdaftar sejumlah 76 siswa. Sampel diambil dengan teknik non probability sampling, artinya setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel. Teknik non probability sampling yang dipilih peneliti dalam pengambilan sampel adalah sampling jenuh. Sampling jenuh yaitu sampel yang mewakili jumlah populasi, biasanya dilakukan jika populasi dianggap kecil atau kurang dari 100 atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2009). Data dikumpulkan dengan menggunakan instrument kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dan sebelumnya telah dilakukan uji coba, adapun hasil uji coba kuesioner tersebut memiliki nilai r 0.4 dan nilai Chronbach s Alpha sebesar Analisa data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat. Pada analisa Bivariat uji yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji Chi Square karena variabel dependen dan independen dalam penelitian ini bersifat katagorik.

6 6 4. Hasil dan Pembahasan Analisis Univariat Pola konsumsi buah dan sayur responden dalam satu minggu dibagi ke dalam dua golongan yaitu buruk apabila < nilai rata-rata atau mean dan baik apabila nilai rata-rata atau mean. Gambaran distribusi frekuensi pola konsumsi buah dan sayur dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nilai Rata-rata Praktik Konsumsi Buah dan Sayur Dalam Satu Minggu Praktik Frekuensi/ minggu n % Buruk Baik n % n % 1-2 kali Konsumsi buah 3-4 kali kali kali Konsumsi sayur 3-4 kali kali Jumlah Dari tabel 1, dapat dilihat jumlah n karakteristik buruk 28 (43.1%), jumlah n dengan karakteristik baik 37 (56.9%), dan konsumsi tertinggi 1-2 kali yaitu 43.1%. Variabel praktik konsumsi sayur memiliki jumlah n karakteristik buruk 26 (40.0%), jumlah n dengan karakteristik baik 39 (60.0%), dan konsumsi tertinggi 1-2 kali yaitu 40%. Jumlah keseluruhan dari variabel praktik memiliki jumlah n karakteristik buruk 34 (52.3%), dan jumlah n karakteristik baik 31 (47.7%). Gambaran pola konsumsi buah dan sayur responden ini berdasarkan frekuensi konsumsi responden terhadap buah dan sayur dalam satu minggu terakhir sebelum penelitian dilaksanakan. Pada variabel ini peneliti juga membaginya ke dalam dua golongan berdasarkan nilai rata-rata atau mean yaitu golongan buruk dan baik. Pada konsumsi buah dalam satu minggu terakhir sebanyak 56.9% responden tergolong dalam kategori baik dan 43.1% responden termasuk dalam kategori buruk. Sementara itu pada konsumsi sayur dalam satu minggu responden yang termasuk dalam kategori baik berjumlah lebih banyak yaitu 60.0% dan 40.0% termasuk dalam kategori buruk. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa berdasarkan nilai mean, sebagian besar pola konsumsi buah dan sayur responden berada dalam kategori baik. Namun berdasarkan hasil pengolahan data berdasarkan frekuensi konsumsi dalam 1 minggu, diketahui persentase tertinggi untuk konsumsi buah adalah pada frekuensi konsumsi 1-2 kali seminggu yaitu sebesar 43.1%. Sama halnya dengan konsumsi sayur, persentase tertinggi juga terdapat pada frekuensi konsumsi 1-2 kali seminggu yaitu sebesar 40%. Maka apabila ditinjau berdasarkan anjuran WHO untuk mengonsumsi buah dan sayur 5 porsi/hari, konsumsi buah dan sayur reponden masih tergolong rendah.

7 7 Tabel 2. Nilai Rata-rata Pengetahuan Berdasarkan Masing-Masing Variabel Pengetahuan n Mean Rendah Tinggi n % n % Zat Gizi buah dan sayur Manfaat buah dan sayur Akibat kurang buah sayur Porsi buah 1 minggu Porsi sayur 1 minggu Jumlah Dari tabel 2, dapat dilihat nilai mean, dari masing-masing variabel pengetahuan. Mean tertinggi terdapat pada variabel mengenai akibat kurang konsumsi buah dan sayur yaitu 3.45 dengan jumlah n rendah 59 siswa (90.8%) dan jumlah n tinggi 6 (9.2%). Kemudian diikuti dengan variabel manfaat buah dan sayur yaitu Selanjutnya variabel porsi konsumsi sayur yang baik dalam satu minggu dengan mean Kemudian nilai untuk variabel zat gizi dalam buah dan sayur adalah dengan mean Variabel dengan nilai terendah adalah porsi konsumsi buah yang baik dalam satu minggu dengan mean 2.65, dengan jumlah n karakteristik rendah 25 siswa (38.5%) dan jumlah n karakteristik tinggi 40 siswa (61.5%). Nilai rata-rata keseluruhan dari variabel pengetahuan adalah dengan mean 15.29, dan jumlah n karakteristik rendah 29 siswa (44.6%) dan jumlah n karakteristik tinggi 36 siswa (55.4%). Berdasarkan hasil perhitungan data diketahui gambaran pengetahuan responden mengenai kandungan zat gizi dalam buah dan sayur yaitu sebagian besar responden atau sebesar 81.5% mengetahui kandungan gizi buah dan sayur dengan tepat, sementara masih terdapat 18.5% siswa yang belum mengetahui dengan tepat kandungan gizi dalam buah dan sayur. Pada pengetahuan mengenai manfaat buah dan sayur diperoleh hasil sebanyak 76.9% responden belum mengetahui manfaat buah dan sayur dengan tepat, sedangkan siswa yang dapat menjawab dengan tepat hanya sebesar 23.1%. Pada variabel akibat kurang konsumsi buah dan sayur diperoleh hasil sebanyak 90.8% siswa dengan nilai di bawah rata-rata, sementara hanya 9.2% yang memiliki nilai rata-rata. Kemudian pada variabel porsi konsumsi buah dan sayur dalam 1 minggu yang baik, responden yang dapat menjawab dengan baik atau mendapatkan nilai rata-rata berjumlah lebih banyak yaitu masing-masing 61.5% dan 67.7%. Sementara siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata hanya berjumlah 38.5% dan 32.3%. Secara keseluruhan pengetahuan responden mengenai buah dan sayur sudah cukup baik karena jumlah responden yang

8 8 memiliki nilai rata-rata lebih banyak yaitu 55.4% siswa, sementara responden yang memiliki nilai di bawah rata-rata berjumlah lebih sedikit yaitu 44.6%. Tabel 3. Nilai Rata-rata Sikap Berdasarkan Masing-Masing Variabel Sikap Terhadap n Mean Median SD Buruk Baik n % n % Peran orangtua Rasa sayur Porsi konsumsi Ketersediaan setiap waktu makan Ketersediaan dalam susunan menu makan Akibat Manfaat terhadap daya tahan Kandungan gizi Kesadaran Tingkat kebosanan Pengaruh teman Tingkat kesukaan Manfaat Tingkat kesukaan Akibat (flu) Akibat (pertumbuhan) Pengaruh guru Ketersediaan di sekolah Peran orangtua Peran media Jumlah Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata sikap terendah terdapat dalam variabel porsi konsumsi buah dan sayur yaitu dari nilai tertinggi 5, mean yang didapat adalah 2.46, median 2.00, SD 1.2, dengan jumlah n buruk sebesar 41 (63.1%) dan n baik 24 (36.9%). Sedangkan pertanyaan sikap dengan mean tertinggi adalah sikap terhadap manfaat konsumsi buah dan sayur terhadap daya tahan tubuh yaitu 4.51, mean 5.00, SD 0.6, dengan jumlah n buruk 4 siswa (6.2%) dan n baik 61 siswa (93.8%). Nilai rata-rata sikap siswa secara keseluruhan adalah dengan mean 76.1 dari skala nilai 100, median 76.00, SD 8.4, n buruk sebanyak 33 siswa (50.8%), dan n baik sebanyak 32 siswa (49.2%). Dari hasil perhitungan diketahui nilai rata-rata atau mean dari variabel sikap yaitu sebesar Berdasarkan nilai rata-rata peneliti membagi sikap ke dalam dua golongan yaitu buruk (< mean) dan baik ( mean). Dari hasil tersebut diketahui distribusi sikap responden hampir sama, jumlah responden dengan nilai sikap < mean berjumlah 50.8% dan jumlah responden dengan nilai sikap mean berjumlah 49.2%.

9 9 Tabel 4. Nilai Rata-rata Nilai Terhadap Buah dan Sayur Berdasarkan Masing-Masing Variabel Nilai N Mean Median SD Buruk Baik n % n % Konsumsi buah dan sayur Frekuensi konsumsi Konsumen buah dan sayur Kebiasaan keluarga Peran orangtua Jumlah Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat nilai dari masing-masing variabel nilai terhadap buah dan sayur. Untuk variabel konsumsi buah dan sayur memiliki mean dan median tertinggi yaitu 1.00, SD 0.0, dan jumlah n dengan karakteristik baik 65 siswa atau 100%. Kemudian diikuti oleh variabel peran orang tua dengan mean 0.88, median 1.00, dan SD 0.3. Setelah itu terdapat variabel kebiasaan konsumsi buah dan sayur pada keluarga memiliki mean 0.62, median 1.00, SD 0.5. Variabel frekuensi konsumsi buah dan sayur memiliki mean 0.60, median 1.00, dan SD 0.5. Kemudian nilai terendah terdapat pada variabel nilai terhadap konsumen buah dan sayur apakah hanya untuk perempuan atau untuk laki-laki juga, variabel tersebut memiliki mean 0.54, median 1.00, dan SD 0.5. Total nilai rata-rata dari keseluruhan variabel nilai adalah dengan mean 3.63 dalam skala 5, median 4.00, SD 1.1, jumlah n dengan karakteristik buruk 26 siswa (40.0%) dan jumlah n karakteristik baik 39 siswa (60.0%). Untuk mengetahui nilai responden terhadap buah dan sayur, peneliti membuat lima pertanyaan dengan nilai maksimal 5. Pada variabel nilai dari 65 responden diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.63, sama halnya dengan variabel sikap, peneliti juga membagi nilai ke dalam dua golongan yaitu buruk (< mean) dan baik ( mean). Pada variabel ini jumlah responden yang memiliki nilai rata-rata berjumlah lebih banyak yaitu 60.0% dan yang memiliki nilai < rata-rata berjumlah 40.0%. Maka dapat diketahui bahwa nilai siswa terhadap konsumsi buah dan sayur adalah baik. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Menurut Umur Responden Variabel Kategori Jumlah % Umur 8-10 tahun tahun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

10 10 Etnis Ibu Sunda Jawa Sumatera Betawi Etnis Ayah Sunda Jawa Sumatera Betawi Pendidikan Ibu Tidak Tamat SD atau tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan tinggi Pendidikan Ayah Tidak Tamat SD atau tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat Perguruan tinggi Uang Saku Rendah Tinggi Dari tabel 5, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kisaran usia 8-10 tahun dengan jumlah 58 dan rata-rata 89.2%. Sedangkan yang lainnya berkisar pada usia tahun yaitu berjumlah 7 atau 10.8%. Selain itu, dapat dilihat bahwa responden yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 61.5%, kemudian responden yang berjenis kelamin perempuan sebesar 38.5%. Pada latar belakang etnis ibu responden sebagian besar adalah berasal dari etnis Sunda yaitu sebesar 53.8%, kemudian diikuti oleh etnis Jawa yaitu sebesar 38.5%, etnis Betawi sebesar 4.6%, dan persentase terendah adalah etnis Sumatera yaitu sebesar 3.1%. Pada latar belakang etnis ayah responden terbanyak adalah etnis Sunda yaitu sebesar 49.2%, kemudian diikuti oleh etnis Jawa yaitu sebesar 38.5%, etnis Betawi sebesar 9.2%, dan persentase terendah adalah etnis Sumatera yaitu sebesar 3.1%. Selain itu, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan ibu responden terbesar adalah tamat SMA yaitu sebesar 30.8%, kemudian diikuti oleh tamat SMP sebesar 27.7%, tamat Perguruan tinggi sebesar 21.5%, dan persentase terendah adalah tidak tamat SD atau tamat SD yaitu sebesar 20%. Pada tingkat pendidikan ayah responden terbesar adalah tamat SMA sebesar 36.9%, kemudian diikuti oleh tamat SMP sebesar 35.4%, tamat Perguruan tinggi sebesar 18.5%, dan persentase terendah adalah tidak tamat SD atau tamat SD yaitu sebesar 9.2%. Kemudian pada uang saku per hari responden, yang memiliki uang saku dalam kategori rendah 43% dan kategori tinggi 57%.

11 11 Tabel 6. Nilai Rata-rata Ketersediaan Buah dan Sayur Berdasarkan Masing-Masing Variabel Ketersediaan n Mean Median SD Rendah Tinggi n % n % Penyedia buah dan sayur Ketersediaan sayur Ketersediaan buah Ketersediaan di sekolah Jumlah Berdasarkan tabel 6, dapat dilihat nilai dari masing-masing variabel ketersediaan buah dan sayur. Untuk variabel ketersediaan sayur di rumah memiliki nilai tertinggi mean 1.75, median 2.00, SD 0.6, jumlah n dengan karakteristik rendah 12 siswa (18.5%) dan jumlah n dengan karakteristik tinggi 53 siswa (81.5%). Kemudian diikuti oleh variabel penyedia buah dan sayur dengan mean 1.66, median 2.00, dan SD 0.7. Setelah itu terdapat variabel ketersediaan buah di rumah dengan mean 1.57, median 2.00, SD 0.7. Kemudian nilai terendah terdapat pada variabel ketersediaan makanan buah dan sayur di sekolah, variabel tersebut memiliki mean 1.20, median 2.00, dan SD 0.9. Total nilai rata-rata dari keseluruhan variabel ketersediaan buah dan sayur adalah dengan mean 6.18 dalam skala 8, median 6.00, SD 1.7, jumlah n dengan karakteristik rendah 38 siswa (58.5%) dan jumlah n karakteristik tinggi 27 siswa (41.5%). Tabel 7. Nilai Rata-rata Dukungan Eksternal Untuk Konsumsi Buah dan Sayur Berdasarkan Masing-Masing Variabel Dukungan n Mean Median SD Tidak Ada Ada n % n % Orang tua Guru Teman sebaya Media TV Media Radio Media Internet Media Koran Media Majalah Media Poster Jumlah Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat nilai dari masing-masing variabel dukungan eksternal atau dukungan dari luar untuk mengonsumsi buah dan sayur Variabel dukungan orang tua memiliki mean 0.95, median 1.00, SD 0.2, jumlah n dengan karakteristik tidak ada sebanyak 3 siswa (4.6%) dan jumlah n dengan karakteristik ada 62 siswa (95.4%). Kemudian untuk

12 12 variabel dukungan guru memiliki mean 0.92, median 1.00, dan SD 0.3. Kemudian untuk variabel dukungan teman sebaya memiliki mean 0.69, median 1.00, SD 0.5, jumlah n dengan karakteristik tidak ada sebanyak 20 siswa (30.8%) dan jumlah n dengan karakteristik ada 45 siswa (69.2%). Setelah itu terdapat variabel dukungan media, media yang memiliki nilai mean tertinggi adalah TV yaitu 0.85, median 1.00, SD 0.4, jumlah n dengan karakteristik tidak ada sebanyak 10 siswa (15.4%) dan jumlah n dengan karakteristik ada 55 siswa (84.6%). Kemudian diikuti oleh media internet dengan mean 0.66, median 1.00, dan SD 0.5. Kemudian media majalah dengan mean 0.55, median 1.00, dan SD 0.5. Kemudian media koran dengan mean 0.45, median 0.00, dan SD 0.5. Kemudian media poster dengan mean 0.48, median 0.00, dan SD 0.5. Kemudian nilai terendah terdapat pada variabel dukungan media radio, variabel tersebut memiliki mean 0.35, median 0.00, dan SD 0.5. Total nilai rata-rata dari keseluruhan variabel dukungan eksternal adalah dengan mean 5.91 dalam skala 9, median 6.00, SD 1.7, jumlah n dengan karakteristik tidak ada 29 siswa (44.6%) dan jumlah n karakteristik baik 36 siswa (55.4%). Analisis Bivariat Tabel 8. Distribusi Nilai Rata-Rata Pola Konsumsi Buah dan Sayur Berdasarkan Faktor Predisposisi Variabel Faktor Predisposisi Dependen Kategori n Mean OR P value Pengetahuan Rendah Tinggi Sikap Buruk Baik Nilai Buruk Baik Umur Rendah Tinggi Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki Pola Konsumsi Rendah Pendidikan Ibu Buah dan Sayur Tinggi Pendidikan Ayah Rendah Tinggi Sunda Latar Belakang Etnis Jawa Ibu Sumatera Betawi Latar Belakang Etnis Ayah Sunda Jawa Sumatera Betawi

13 13 Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa dari skala nilai 6, nilai rata-rata dari pola konsumsi buah dan sayur dalam satu minggu terakhir untuk kategori pengetahuan rendah adalah 3.52 dan untuk kategori pengetahuan tinggi adalah Menurut teori Green terdapat hubungan atau keterkaitan antara pengetahuan dengan tindakan seseorang, dalam hal ini adalah pola konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan hasil perhitungan chi-square diperoleh nilai P value (< alpha), kesimpulannya Ho ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan responden dengan pola konsumsi buah dan sayur. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Green. Sementara itu, nilai OR yang didapat adalah sebesar (OR > 1), artinya responden dengan pengetahuan rendah memiliki kemungkinan kali lebih besar untuk tidak mengonsumsi buah dan sayur. Kemudian nilai rata-rata dari pola konsumsi buah dan sayur dalam satu minggu terakhir untuk kategori sikap yang buruk adalah 3.73 dan untuk kategori sikap yang baik adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai OR sebesar dan nilai P value sebesar 0.261, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan sikap responden. Kemudian nilai rata-rata dari pola konsumsi buah dan sayur dalam satu minggu terakhir untuk kategori nilai yang buruk terhadap buah dan sayur adalah 3.62 dan untuk kategori niali yang baik adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai OR dan nilai P value sebesar 0.761, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan nilai responden terhadap buah dan sayur. Pada variabel umur responden, diketahui nilai rata-rata untuk umur dengan kategori rendah adalah 53.3 sedangkan untuk kategori tinggi adalah Nilai ORnya adalah dan nilai P value yang diperoleh adalah Hasil uji statistik menunjukkan bahwa hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan umur responden tidak signifikan. Nilai rata-rata dari pola konsumsi buah dan sayur dalam satu minggu terakhir untuk responden perempuan adalah 3.64 dan untuk responden laki-laki adalah Sementara itu nilai OR yang didapat adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai P value sebesar 0.583, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan jenis kelamin responden. Kemudian nilai rata-rata pada variabel latar belakang etnis ibu responden untuk kategori etnis Sunda adalah 3.69, etnis Jawa 3.60, etnis Sumatera 3.00, dan untuk etnis Betawi adalah Berdasarkan teori Worthington tahun 2000 dikemukaan bahwa budaya mampu menciptakan

14 14 suatu kebiasaan makan penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip ilmu gizi. Berbagai budaya memberikan peranan dan nilai yang berbeda terhadap pangan atau makanan. Teori tersebut sejalan oleh penelitian ini karena berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai P value sebesar (< alpha), kesimpulannya Ho ditolak artinya terdapat hubungan signifikan antara latar belakang etnis ibu responden dengan pola konsumsi buah dan sayur pada anak. Selain itu, nilai OR yang didapat adalah sebesar (OR > 1), artinya responden dengan latar belakang etnis ibu dalam kategori Luar Jawa memiliki kemungkinan kali lebih besar untuk tidak mengonsumsi buah dan sayur. Pada variabel latar belakang etnis ayah responden untuk kategori etnis Sunda adalah 3.53, etnis Jawa 3.76, etnis Sumatera 4.00, dan untuk etnis Betawi adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai OR sebesar dan nilai P value sebesar 0.052, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan latar belakang etnis ayah responden. Kemudian nilai rata-rata pada variabel pendidikan ibu untuk kategori rendah adalah 3.68 dan untuk kategori tinggi adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai OR dan nilai P value sebesar 0.637, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan pendidikan ibu responden. Pada variabel pendidikan ayah untuk kategori rendah adalah 3.72 dan untuk kategori tinggi adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai OR dan nilai P value sebesar 0.393, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan pendidikan ayah responden. Tabel 9. Distribusi Nilai Rata-Rata Pola Konsumsi Buah dan Sayur Berdasarkan Faktor Pemungkin Variabel Dependen Faktor Pemungkin Kategori n Mean OR P value Pola Konsumsi Buah dan Sayur Uang Saku Ketersediaan Rendah Tinggi Rendah Tinggi Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui bahwa berdasarkan beberapa penelitian yang pernah ada diketahui bahwa terdapat hubungan anatara pola konsumsi buah dan sayur dengan tingkat ekonomi. Pada penelitian Zenk (2005) ditemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat ekonomi dan perilaku konsumsi individu, yaitu seseorang yang memiliki pendapatan dan status ekonomi tinggi cenderung akan mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak. Pada penelitian Utsman (2009), menunjukkan bahwa orang yang memiliki daya beli yang baik maka bisa memenuhi kebutuhannya terhadap bahan makanan.

15 15 Pada penelitian ini, peneliti mengukur hubungan tingkat ekonomi dengan pola konsumsi melalui uang saku per hari yang didapat responden. Pada variabel ini didapatkan nilai P value sebesar (< alpha), nilai tersebut memberikan kesimpulan bahwa Ho ditolak artinya terdapat hubungan yang signifikan antara uang saku per hari responden dengn pola konsumsi buah dan sayur. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Sementara itu nilai OR yang didapat adalah (OR > 1), artinya responden dengan uang saku per hari lebih rendah memiliki kemungkinan kali lebih besar untuk tidak mengonsumsi buah dan sayur. Nilai rata-rata dari pola konsumsi buah dan sayur dalam satu minggu terakhir untuk kategori ketersediaan buah dan sayur yang rendah adalah 3.66 dan untuk kategori ketersediaan buah dan sayur yang tinggi adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai OR sebesar dan nilai P value sebesar 0.571, hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan ketersediaan buah dan sayur. Tabel 10. Distribusi Nilai Rata-Rata Pola Konsumsi Buah dan Sayur Berdasarkan Faktor Pendorong Variabel Dependen Faktor Pendorong Kategori n Mean OR Pvalue Pola Konsumsi Buah dan Sayur Dukungan Eksternal Tidak Ada Ada Pada faktor pendorong yaitu dukungan eksternal diketahui nilai rata-rata dari pola konsumsi buah dan sayur dalam satu minggu terakhir untuk kategori responden yang tidak memiliki dukungan eksternal adalah 3.14 dan untuk kategori responden yang memiliki dukungan eksternal adalah Dari hasil uji statistik didapatkan nilai OR sebesar dan nilai P value sebesar 0.016, hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola konsumsi buah dan sayur dengan dukungan eksternal.. Dukungan eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dukungan dari orang tua, guru, teman sebaya, dan juga media. Menurut Worthington tahun 2000, selama masa anak-anak, orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar dalam sikap tentang makanan, pemilihan makanan dan pola makan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa hsil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dan juga sesuai dengan teori Worthington, Kesimpulan 1. Berdasarkan nilai mean diketahui sebagian besar pola konsumsi buah dan sayur responden dalam satu minggu berada dalam kategori baik. Namun berdasarkan frekuensi konsumsi buah dan sayur dalam satu minggu terakhir diketahui masih sangat rendah.

16 16 2. variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan pola konsumsi buah dan sayur adalah latar belakang etnis ibu dan pengetahuan responden. 3. variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan pola konsumsi buah dan sayur hanya uang saku per hari responden. 4. diketahui variabel dukungan eksternal memiliki hubungan signifikan dengan pola konsumsi buah dan sayur. 6. Saran Dinas dan Puskesmas 1. Mengadakan kegiatan membinaan kantin di sekolah-sekolah dasar agar seluruh siswa dapat mengonsumsi makanan sehat. 2. Melanjutkan kegiatan-kegiatan UKS yang sebelumnya telah ada yaitu seperti penjaringan dokter kecil. 3. Meningkatkan kerjasama dengan pihak puskesmas untuk memberikan perhatian lebih merata kepada setiap sekolah agar setiap sekolah memiliki fungsi UKS yang baik. 4. Menggiatkan siswa sekolah dasar secara preventif atau rutin melakukan kegiatan promosi kesehatan. Sekolah 1. Menyediakan kantin dengan makanan sehat yang mengandung buah dan sayur. 2. Menyediakan media seperti poster yang menarik bagi siswa mengenai manfaat buah dan sayur. 3. Mengadakan kegiatan membawa bekal makanan sehat satu minggu sekali. 4. Memberikan materi mengenai konsumsi makanan sehat buah dan sayur satu minggu sekali. FKM UI 1. Melakukan penelitian dan promosi kesehatan dengan lebih menyebar yaitu di daerahdaerah pinggiran yang belum menjadi perhatian pemerintah seperti daerah pinggiran Depok atau Jakarta. 2. Pada daerah pinggiran tersebut masih banyak ditemukan masalah-masalah kesehatan yang perlu diperhatikan sehingga perlu dilakukan analisis masalah secara lebih mendalam. 3. Melakukan penelitian dengan populasi lebih banyak dan variabel yang lebih lengkap.

17 17 7. Kepustakaan Buku, Jurnal, Informasi dari Internet, Skripsi 1. Bahria Hubungan antara pengetahuan gizi, kesukaan, dan faktor lain dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja. [Skripsi]. Depok : Universitas Indonesia. 2. Devi, Nirmala Gizi Anak Sekolah. Jakarta: Kompas. 3. Farida, Ida Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Pada Remaja Di Indonesia Tahun [Skripsi]. Jakarta : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 4. Hafsah Fibrihirzani, Hubungan antara karakteristik individu, orang tua dan lingkungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa sekolah. Depok : Universitas Indonesia. 5. Innes, Christine et al Children s consumption of energy-dense nutrient-poor (EDNP) food, fruit and vegetables: are they related? An analysis of data from a cross sectional surve. Health Promotion Journal of Australia Kementerian Kesehatan Indonesia Konsumsi Buah dan Sayur. Riset Kesehatan Dasar Nasional. 7. Nurhayati, Fifi Konsumsi Sayur dan Buah Pada Anak SDN Sompok 01 Semarang. [Skripsi]. Semarang. 8. Puskesmas Kecamatan Ciangsana Laporan Tahunan Puskesmas Ciangsana Tahun Bogor : Puskesmas Ciangsana. 9. SDN 04 Ciangsana Profil SDN 04 Ciangsana Tahun Bogor : SDN 04 Ciangsana. 10. Suyatno Gizi Daur Hidup dan Anak Usia Sekolah. www. suyatno.blog.undip.ac.id.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN Naskah Publikasi diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : RIZKY APRILIANA DUVITANINGTYAS 201410104306 PROGRAM

Lebih terperinci

Peminatan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. Abstrak. Abstract

Peminatan Promosi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia. Abstrak. Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN UNTUK MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM PADA SISWA- SISWI KELAS 5 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012 ARYA ANINDITA HUTOMO PUTRA 1 DAN HADI PRATOMO

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM. GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 060870 MEDAN SKRIPSI Oleh ANGGI RARA NIM. 121021024 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU

HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU HUBUNGAN SIKAP IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAWAH LEBAR KOTA BENGKULU Mika Oktarina Program Studi D III Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu Status gizi adalah ekspresi

Lebih terperinci

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children

Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita. Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children Perilaku Ibu Dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Mother Relationship With Events Nutrition Behavior In Children JANNAH LINGGA Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kapuas

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS Rahmadhiana Febrianika *), Bagoes Widjanarko **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa Peminatan PKIP FKM

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU Achmad Djamil Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Mitra Lampung Email: babedjamil@gmail.com Abstract: Related

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO Renaldi S. Sondakh*, Sulaemana Engkeng*, Christian R. Tilaar*

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Correlation Of Energy Consumption Level, Protein and Food Consumerism With Nutritional Status

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN DAN EFEK SAMPING OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ARV PADA ODHA DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM)

HUBUNGAN FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN DAN EFEK SAMPING OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ARV PADA ODHA DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) HUBUNGAN FAKTOR PELAYANAN KESEHATAN DAN EFEK SAMPING OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ARV PADA ODHA DI BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT (BKPM) SEMARANG TAHUN 2012 Latar Belakang Jumlah kasus HIV & AIDS

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (KASUS DI SDN WARU 2, SIDOARJO)

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (KASUS DI SDN WARU 2, SIDOARJO) HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING DAN REINFORCING DENGAN KEBIASAAN SARAPAN ANAK SEKOLAH DASAR (KASUS DI SDN WARU 2, SIDOARJO) Indira Rachmitha Program Studi S-1 Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma

Lebih terperinci

Mahasiswa Bagian Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro **)

Mahasiswa Bagian Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro **) Perbedaan Profil Sosial Ekonomi, Pengetahuan, Sikap Antara Pembeli Mie Basah Berformalin Dan Pembeli Mie Basah Tidak Berformalin Dari Pasar Johar Kota Semarang Dewi Shinta *), Suyatno **), S.A. Nugraheni

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA PELAJAR SEKOLAH DASAR NEGERI SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanam di Malang mempunyai nama Apel Malang. Buah dan sayur memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia buah dan dan sayur merupakan bahan pangan yang sangat mudah didapatkan, bahkan disetiap daerah memiliki buah atau sayur sebagai ciri khas untuk daerah

Lebih terperinci

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI KESMAS, Vol.7, No.2, September 2013, pp. 55 ~ 112 ISSN: 1978-0575 83 PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI Lina Handayani Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BAYI USIA 0-6 BULAN PADA IBU BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK SIMONGAN SEMARANG Disusun Oleh :

Lebih terperinci

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN DI KABUPATEN BANYUMAS RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016

FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 FAKTOR RISIKO GIZI LEBIH PADA ANAK UMUR 9-11 TAHUN DI SEKOLAH DASAR MARSUDIRINI SEMARANG TAHUN 2016 ` Herliana Endang Supriyatini* ), dr. Siti Fatimah P.** ), M. Zen Rahfiludin ** ) * ) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA CATURTUNGGAL DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA SKRIPSI Disusun Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Gizi Disusun oleh Nama :

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG

ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS USIA DINI PADA ANAK PRA SEKOLAH DI TK III PERTIWI SEMARANG Arum Lutfihanny, Priyadi Nugraha P., Besar Tirto Husodo

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUURIP PURWOREJO

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUURIP PURWOREJO FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA SISWA SD DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUURIP PURWOREJO Nurul Mukminah, VG Tinuk Istiarti, Syamsulhuda BM, Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013

PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013 PRAKTEK KONSUMSI MAKANAN JAJANAN PADA SISWA DI SMP NEGERI 4 TASIKMALAYA TAHUN 2013 Erni Viarni 1) Lilik Hidayanti dan Sri Maywati 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Gizi Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desian Cross Sectional yang bertujuan mengukur variabel bebas (independen) yaitu umur, jenis

Lebih terperinci

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2014 DI MEDAN TAHUN 2015 OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG 12010017

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013 Nurbaiti Tenaga Pengajar Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abstrak Penyebab anemia adalah kurangnya konsumsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015 Meuthya Aulia Dodhy Putri* Drs. H. Junaid., M.Kes** Lisnawaty, S.KM., M.Kes** Email: meuthyaaulia@gmail.com*

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR Factors Associated With The Utilization of Health Services in The Health Tamalanrea Makassar City St.Rachmawati,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBKLIKASI KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **) HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN Oleh MAHARDIKA CAHYANINGRUM NIM: 030113a050 PROGRAM

Lebih terperinci

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH.

ABSTRAK. Annisa Denada Rochman, Pembimbing I : Dani dr., M.Kes. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana dr., MH. ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU IBU YANG MEMILIKI BALITA GIZI KURANG DI KELURAHAN MALEBER KOTA BANDUNG PERIODE AGUSTUS 2011 JANUARI 2012 Annisa Denada Rochman, 2012. Pembimbing I : Dani

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR Description of the Knowledge, Attitudes, and Availability of Vegetable and Fruit Consumption Patterns of Adolescents

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN Mahdalena, Faridha BD (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang) ABSTRACT The purpose of this research is: knowing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN 2015 1 Sondang, 2 Dame 1 STIKes Prima Jambi 2 Dinas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional di bidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014

Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Higienitas Pasien Skabies di Puskesmas Panti Tahun 2014 (Factors Related to Hygiene of Scabies Patients in Panti Primary Health Care 2014) Ika Sriwinarti, Wiwien Sugih

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015

ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015 ANALISIS PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI SECARA DINI MENURUT FAKTOR PENYEBABNYA PADA BAYI DI PUSKESMAS MARGADANA KOTA TEGAL TAHUN 2015 Usmiyati 1, Iroma Maulida 2 Email : iroma.maulida@yahoo.co.id

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN Ahmad Faridi dan Rezanov Sagita Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA Enny Fitriahadi STIKES 'Aisyiyah Yogyakarta E-mail: ennyfitriahadi@rocketmail.com Abstract:

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 386 Artikel Penelitian Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014 Selvia Emilya 1, Yuniar Lestari 2, Asterina 3 Abstrak

Lebih terperinci

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DAN STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI BALITA YANG BERKUNJUNG KE PUSKESMAS RIMBO KEDUI KABUPATEN SELUMA Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN

SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN SKRIPSI HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BERDASARKAN KEBIASAAN SARAPAN di SDN Mrican 1, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Oleh : Lulut Subekti NIM : 12631278 PROGRAM

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012 EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA Description of Knowledge, Attitude, the Availability of

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014 Enderia Sari Prodi D III KebidananSTIKesMuhammadiyah Palembang Email : Enderia_sari@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Metode Penelitian Pada Data Primer Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat dengan melakukan penelitian / survei yang berjudul Gambaran Umum Status Gizi dan Kesehatan Baduta,

Lebih terperinci

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare Merry Tyas Anggraini 1, Dian Aviyanti 1, Djarum Mareta Saputri 1 1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang. ABSTRAK Latar Belakang : Perilaku hidup

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)

PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Mohamad Yoga Nugraha 1) Siti Novianti 2) dan Nurlina

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VRIASTUTI 201210201214 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 http://jurnal.fk.unand.ac.id 635 Artikel Penelitian Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014 Selvi Indriani Nasution 1, Nur Indrawati Liputo 2, Mahdawaty

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel independen jenis kelamin, sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional, yakni mengambil data pada satu waktu, dimana pengumpulan variabel dependen dan independen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP NEGERI X DI KOTA BOGOR TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP NEGERI X DI KOTA BOGOR TAHUN 2014 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SMP NEGERI X DI KOTA BOGOR TAHUN 2014 Eneng Vini Widianti, Tri Yunis Miko Wahyono Departemen Kesehatan Reproduksi, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 48 50 JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53 Status Gizi Anak Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sungaililin

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data 18 METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross-sectional study. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kebon Kopi 2 Bogor. Penentuan lokasi SDN Kebon Kopi

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM :

JURNAL MEYKE R. DOMILI NIM : HUBUNGAN SARAPAN DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO JURNAL Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti ujian Sarjana Keperawatan Oleh MEYKE R.

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN PADA MASYARAKAT DI DESA SENURO TIMUR Nur Alam Fajar * dan Misnaniarti ** ABSTRAK Penyakit menular seperti diare dan ISPA (Infeksi

Lebih terperinci

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri HUBUNGAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN STATUS GIZI KURANG PADA BALITA UMUR 1-5 TAHUN (Studi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri) Endah Retnani

Lebih terperinci

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survei karena memberikan gambaran suatu kelompok masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Remaja adalah anak yang berusia tahun. 1 Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada

PENDAHULUAN Remaja adalah anak yang berusia tahun. 1 Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP PADA REMAJA SMA, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DI TINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DI KABUPATEN BANTAENG Description of Knowledge, Attitude in Adolescent

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA. Oleh : Fitriyani Arbie ABSTRAK

PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA. Oleh : Fitriyani Arbie   ABSTRAK PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA Oleh : Fitriyani Arbie e-mail: sanafiar@gmail.com ABSTRAK Konsumsi sayur dan buah sangat penting dalam pola makan seimbang. Hal ini

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI (Studi Observasional di Wilayah Kerja Puskesmas Martapura Timur Kabupaten Banjar Tahun 2017) Elsa Mahdalena

Lebih terperinci

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR

KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR SUNGAI RAMBUTAN KABUPATEN OGAN ILIR JURNAL Jurnal ILMU Ilmu KESEHATAN Kesehatan Masyarakat MASYARAKAT VOLUME 2 Nomor 03 November 20 Artikel Penelitian KEBIASAAN JAJAN ANAK SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA TERHADAP STATUS GIZI DI SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG Ninda Ayu Pangestuti *), Syamsulhuda BM **), Aditya Kusumawati ***) *)Mahasiswa

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG THE CORRELATION BETWEEN HUSBAND S SUPPORT WITH FREQUENCY OF PUERPERIAL REPEATED VISITATION IN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan antara..., Noor Risqi Skriptiana, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan antara..., Noor Risqi Skriptiana, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesukaan mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan dapat menyebabkan karies gigi, dan sama halnya dengan konsumsi kalori berlebih memengaruhi perubahan

Lebih terperinci

Keywords: Anemia, Social Economy

Keywords: Anemia, Social Economy HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan

A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Epidemik tembakau secara luas telah menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat dunia yang mengakibatkan sekitar 6 juta kematian pertahun. Lebih

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI (Studi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kawalu Kota Tasikmalaya Tahun 2014 ) Nurlia Savitri e-mail : savitri.nurlia@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*

Lebih terperinci

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN ABSTRAK HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN (FOOD SECURITY) DENGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN BALITA GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi

Lebih terperinci

ISSN Vol 2, Oktober 2012

ISSN Vol 2, Oktober 2012 ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta)

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN ASI DAN MP-ASI DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta) HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN DAN MP- DENGAN PERTUMBUHAN BADUTA USIA 6-24 BULAN (Studi di Kelurahan Kestalan Kota Surakarta) Atikah*, R. Djoko Nugroho**,Siti Fatimah P** * ) Mahasiswa Peminatan

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J ARTIKEL ILMIAH GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MP-ASI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MP-ASI DAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN DI POSYANDU PERMATA DESA BAKI PANDEYAN KABUPATEN SUKOHARJO Disusun

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS JETIS I BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : VERA ANDRIANI NIM: 201210104328

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI UNIVERSITAS UDAYANA PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) PADA SEKOLAH DENGAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DAN TANPA PIK-R DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rabiatunnisa 1610104257 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat. Lebih dari 70.000 artikel ilmiah telah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 6-24 BULAN PADA SALAH SATU DESA DI WILAYAH LAMPUNG TIMUR Damayanti*, Siti Fatonah* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )² BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI (PENELITIAN) ( Chudus Mariawati, Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H)

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI (PENELITIAN) ( Chudus Mariawati, Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H) ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN SISWA SLTP NEGERI (PENELITIAN) 18 BANDUNG ( Chudus Mariawati, 2003. Pembimbing: Surja Tanurahardja, dr, MPH, DTM&H) Latarbelakang Anak-anak masa kini adalah harapan nusa dan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif.

BAB 4 METODOLOGI. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. 39 BAB 4 METODOLOGI 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dimana variabel dependen dan variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR

HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR HUBUNGAN KUALITAS KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PETUGAS DI PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR The Relationship of Leadership Quality on the Worker Performance at Public Health Center of Tamalanrea Makassar

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara, 20155, Medan, Indonesia

Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara, 20155, Medan, Indonesia HUBUNGAN ANTARA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN SEKOLAH SERTA PENGETAHUAN DAN SIKAP PENGELOLA KANTIN DENGAN SANITASI KANTIN SEKOLAH DASAR NEGERI DI KOTA BINJAI TAHUN 2013 Siti Haritsah 1, Surya Dharma 2, Nurmaini

Lebih terperinci