BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
|
|
- Suparman Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah perempuan dalam keluarga utuh (dua orangtua) sebagai tenaga kerja berbayar, meningkat secara drastis dalam 50 terakhir (Frediksen-Goldsen & Scharlach, 2001). Sebelum 1960an, dalam kepercayaan masyarakat, tugas paling penting untuk seorang ibu adalah merawat anak-anak di rumah. Namun di 1960 terjadi perubahan pandangan masyarakat dan politik tentang peran ibu, yang merupakan hasil respon dari kebutuhan feminis untuk kesetaraan sosial dan ekonomi, serta kebutuhan tenaga kerja. Pada 1996 ibu bekerja hanya jika diperlukan saja (paruh waktu), menjadikan ibu dengan anak-anak yang masih kecil menjadi tenaga kerja. Di akhir 1990an, perempuan memilih untuk mempunyai anak lebih sedikit, dan lebih banyak mendelegasikan tanggung jawab pengawasan anak kepada orang lain ketika bekerja (Gilbert, 2008). Perubahan tersebut membuat ibu, yang memiliki anak dan bekerja, harus dapat membagi waktu dengan cermat sesuai perannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2007) pada bulan Februari, jumlah angkatan kerja mencapai 108,13 juta orang, meningkat 1,74 juta orang dibandingkan dengan Agustus 2006, dan meningkat sebesar 1,85 juta orang dibandingkan keadaan Februari Peningkatan jumlah angkatan kerja perempuan lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki, karena semakin terbuka kesempatan kerja di berbagai sektor yang menampung tenaga kerja perempuan, selain adanya kepentingan untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga. Meningkatnya ibu bekerja dalam masyarakat Indonesia, membuat ibu untuk dapat membagi waktu sehari-hari dalam bekerja, melaksanakan tugas rumah tangga (belanja keperluan rumah tangga, memasak, menjaga anak), dan istirahat dengan tujuan menjaga kesehatan keluarga. Salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi dalam keluarga berupa kegemukan, dapat disebabkan karena asupan lebih besar daripada pengeluaran kalori (tidak seimbang). Pembagian waktu untuk memilih dan menyiapkan makanan dapat memengaruhi kebiasaan makan 1
2 2 keluarga. Menurut Morin et al. (2013), secara umum strategi yang dilakukan oleh ibu untuk memilih makanan keluarga dan mengurangi stress atau konflik (food coping strategies) berupa strategi berbasis rumah dan strategi dari luar rumah. Jika waktu bekerja lebih banyak, kemungkinan waktu untuk melaksanakan tugas rumah tangga berkurang (belanja bahan makanan dan menyiapkan makanan di rumah) sehingga solusi yang dipilih adalah membeli makanan jadi dari luar, makanan cepat saji atau olahan (convenience) (Cawley & Liu, 2012). Jenis makanan yang umumnya memiliki sedikit kandungan gizi dan lebih tinggi kalori, lemak, garam, dan gula (Blake et al., 2011). Oleh karena itu, pemilihan makanan dan perencanaan menu keluarga yang dilakukan, secara tidak langsung memengaruhi kebiasaan makan anak-anak dan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan (Johnson et al., 2011). Pemilihan makanan dan perencanaan menu keluarga yang tidak sehat dapat menyebabkan kegemukan, baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa. Masalah ini tidak dapat diabaikan karena terjadi peningkatan kejadian dari ke (Newby et al., 2006). Laporan WHO (2014) menyatakan 42 juta anak di bawah umur 5 mengalami overweight di Di dunia, kegemukan sudah lebih dari dua kali lipat sejak 1980, dan di 2014, 11% laki-laki dan 15% perempuan umur 18 dan lebih dari 18 mengalami kegemukan. Di Indonesia, prevalensi kegemukan pada orang dewasa 2013 hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masuk dalam 13 besar provinsi yang memiliki angka obesitas tertinggi pada orang dewasa. Angka kejadian kegemukan pada anak prasekolah tertinggi berada di Kota Yogyakarta (Dinkes Prov DIY, 2012). Peningkatan angka kegemukan pada umur prasekolah dapat menyebabkan kegemukan di masa dewasa. Pencegahan yang dilakukan pada orang dewasa tidak memberi hasil maksimal, dan pola kegemukan sudah terlihat dari masa awal anakanak hingga remaja dan dewasa (Moreno, Pigeot, & Ahrens, 2011). Baker et al. (2007) cit. Po e et al. (2013) menyatakan laju pertambahan berat badan pada anak prasekolah merupakan periode kritis (critical window) yang berhubungan dengan kegemukan di kemudian hari dan berdampak serius terhadap kesehatan dan
3 3 penyakit kronis di masa dewasa. Pekerjaan ibu dan food coping strategies yang dipilih dapat memengaruhi risiko kegemukan pada anak, untuk itu diperlukan penelitian untuk menjawab pertanyaan pengaruh pekerjaan ibu dan food coping strategies terhadap kejadian kegemukan pada anak prasekolah. B. Perumusan Masalah 1. Apakah anak prasekolah di Kota Yogyakarta yang ibunya bekerja memiliki risiko lebih tinggi mengalami kegemukan? 2. Apakah anak prasekolah di Kota Yogyakarta yang ibunya memilih food coping strategies tidak baik memiliki risiko lebih tinggi mengalami kegemukan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan ibu dan food coping strategies sebagai faktor risiko kegemukan pada anak prasekolah di Kota Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus a. Menganalisis risiko pekerjaan ibu terhadap kejadian kegemukan pada anak prasekolah. b. Menganalisis risiko pemilihan food coping strategies terhadap kejadian kegemukan pada anak prasekolah. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Daerah Memberikan saran untuk pemerintah daerah dalam perencanaan dan pengembangan dalam upaya menurunkan kegemukan, kebijakan untuk ibu bekerja jika memiliki anak prasekolah di Kota Yogyakarta.
4 4 2. Bagi Dinas Kesehatan Sebagai referensi untuk membuat kebijakan dan program kesehatan untuk menurunkan laju kegemukan pada anak prasekolah serta pertimbangan evaluasi program perbaikan gizi di masyarakat. 3. Bagi Dinas Tenaga Kerja Sebagai bahan referensi untuk dinas tenaga kerja dalam menentukan kebijakan kerja bagi tenaga kerja wanita yang memiliki anak usia prasekolah, sehingga proporsi sebagai ibu dalam hal merawat dan menjaga kesehatan bisa berjalan beriringan dengan proporsi sebagai pekerja. 4. Bagi Institusi Pendidikan Menyediakan informasi untuk membuat program sekolah lebih bermanfaat bagi kesehatan untuk menurunkan faktor risiko yang memengaruhi kegemukan pada anak prasekolah di Kota Yogyakarta. 5. Bagi Subjek Penelitian (Ibu) Menyediakan informasi pada orangtua tentang pentingnya peran ibu dan pemilihan makanan yang berisiko menyebabkan kegemukan anak prasekolah di Kota Yogyakarta. 6. Bagi Peneliti Menambah wawasan mengenai pekerjaan ibu dan food coping strategies sebagai faktor risiko terjadinya kegemukan dan pengalaman penelitian ilmiah.
5 E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya yang masih berkaitan dengan penelitian ini, terdapat pada Tabel 1 Tabel 1. Keaslian Penelitian No Penelitian Deskripsi Persamaan Perbedaan (a) (b) (c) (d) (e) 1. Maternal work and children's diet, activity, and obesity Jumlah waktu ibu bekerja memengaruhi alokasi waktu aktivitas berkaitan dengan diet anak dan kesehatan. Seperti, ibu yang bekerja lebih mengandalkan makanan yang sudah diproses (pabrik), makanan yang dibeli dari luar rumah dan program makan sekolah untuk makanan anak. Jumlah jam kerja yang banyak dapat menyebabkan lebih sedikit waktu untuk memantau anak sehingga meningkatkan perilaku tidak sehat seperti makan snack dan aktivitas sedentary (menonton televisi). 1. Karakteristik keluarga 2. Sosial ekonomi keluarga 3. durasi bekerja < 20 jam/minggu 1. metode penelitian case control 3. BB/TB Datar et al., 2014 Metode: cross sectional dari data dari ECLS-K (Longitudinal Survey of a nationally representative cohort of approximately 20,000 US kindergarteners starting school year) (n=9940 5th grade; n=8580 8th grade) Hasil: penambahan 20 jam kerja ibu per minggu berhubungan dengan IMT anak dan kegemukan khususnya pada sosial ekonomi tinggi. Pada penelitian ini terlihat anak dengan ibu yang bekerja, lebih banyak konsumsi makanan tidak sehat (Soda, fast food) dan lebih sedikit konsumsi makanan sehat (Buah, sayur dan susu) dan menonton televisi lebih lama. 5
6 2. Maternal employment and childhood obesity: A search for mechanisms in time use data Berdasarkan penelitian, ibu bekerja berhubungan dengan kegemukan pada anak. Oleh sebab itu dari American Time Use Survey (ATUS) melihat kemungkinan mekanisme untuk hubungan tersebut. Metode: cross sectional (n= ) 1. jumlah jam kerja ibu per minggu 2. asisten rumah tangga 1. metode penelitian: case conttol 3. status sosial ekonomi Cawley & Liu, 2012 Hasil: ibu bekerja berhubungan dengan waktu yang digunakan setiap hari, waktu untuk belanja berkurang 4 menit, waktu untuk masak berkurang 17 menit, waktu untuk makan bersama anak berkurang 10 menit, waktu untuk bermain bersama anak berkurang 12 menit, waktu untuk memantau anak berkurang 4 menit, waktu untuk mengasuh anak berkurang 37 menit. Banyak waktu yang berkurang pada ibu yang memiliki anak berusia 0-5. Ditelaah lebih jauh lagi, perbedaan waktu kerja dalam seminggu, keberadaan pasangan atau rekan di dalam rumah tangga, jam kerja ibu standar atau tidak standar, dan status sosial ekonomi. Hanya 15% dari waktu kurang yang dimiliki ibu sebagai tambahan waktu dari suami atau rekan hidup. Hasil penelitian ini menjelaskan kemungkinan mekanisme hubungan antara ibu bekerja dan kegemukan pada anak. 3. Maternal employment and early childhood overweight: findings from the UK Millennium Cohort Study Ibu bekerja di negara maju meningkat, sehingga terjadi perubahan pola hidup keluarga yang diperkirakan menyebabkan peningkatan kejadian kegemukan pada anak. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara ibu bekerja dan kejadian overweight pada anak usia 3 berdasarkan standar International Obesity Task Force (IOTF). Metode: Cohort study (n= ) 1. jumlah jam kerja ibu per minggu 2. tingkat pendidikan ibu 3. pendapatan keluarga 4. asisten rumah tangga 1. metode penelitian: case control 3. berdasarkan WHO 6
7 Hawkins et al., 2008 Hasil: sebanyak 3085 anak usia 3 mengalami overweight (23%). Ibu yang bekerja setelah anak lahir berhubungan dengan overweight dini setelah penyetaraan beberapa faktor pengganggu yang potensial dan faktor perantara (OR 1,14; 95% CI 1,00-1,29). Anak cenderung overweight setiap 10 jam waktu kerja ibu per minggu (OR 1,10; 95% CI 1,04-1,17). Hubungan dengan pendapatan keluarga hanya signifikan pada anak yang memiliki orang tua dengan pendapatan ($ 57750). 4. Association between perceived self-efficacy related to meal management and food coping strategies among working parents with preschool children Morin et al., 2013 Tujuan: penelitian ini menilai hubungan antara persepsi kemampuan diri (self-efficacy) yang berkaitan dengan pengaturan makanan (meal management) dan strategi mengurangi masalah atau konflik dengan pemilihan food coping strategies pada orangtua yang bekerja yang memiliki anak prasekolah. Metode: cross sectional (n= 427) Orangtua yang bekerja dan minimal memiliki satu orang anak usia 2-5 mengisi kuesioner tentang persepsi kemampuan diri berkaitan dengan pengaturan makanan dan food coping strategies berdasarkan strategi makanan dari home-based atau away from home. (n=417) 1. food coping strategies 1.metode penelitian case control Hasil: kemampuan diri tinggi di antara orangtua yang bekerja untuk merencanakan menu di minggu yang akan datang, menyiapkan makanan sehat dengan menggunakan bahan yang ada di rumah, dan menyiapkan makanan lebih dahulu, yang semuanya merupakan home-based food strategies. Kemampuan diri rendah berkaitan dengan menggunakan away from home food strategies seperti makan di restoran fast food. 7
8 5. Association between Eating Pattern and Obesity in a Freeliving US Adult Population Beberapa penelitian tentang frekuensi makan dalam sehari, seperti tidak sarapan dan makan away from home diduga meningkatkan kegemukan. Analisis dari data The Seasonal Variation of Blood Cholesterol Study ( ) digunakan untuk melihat hubungan antara pola makan dan kegemukan. Data dikumpulkan dengan 3 hari 24-hour recall dan berat badan setiap kunjungan klinik dalam waktu 1 dari 499 partisipan. 1. makan away from home 1. metode penelitian case control Ma et.al., 2003 Metode: cross sectional (n= 499) Hasil: Semakin banyak episode makan dalam sehari berhubungan dengan penurunan risiko kegemukan (Empat kali makan dalam sehari dibandingkan 3 kali atau kurang, OR 0,55; 95% CI 0,33-0,91) Tidak sarapan berhubungan dengan peningkatan prevalensi kegemukan (OR 4,5; 95% CI 1,57-12,90), meningkat seiring peningkatan frekuensi sarapan atau makan makanan away from home. 8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
13 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak dengan status gizi lebih merupakan salah satu tantangan paling serius dalam bidang kesehatan masyarakat di abad 21. Hal ini merupakan masalah global yang prevalensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ditandai dengan berat badan diatas rata-rata dari indeks massa tubuh (IMT) yang di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu tantangan yang paling serius. Masalahnya adalah global dan terus mempengaruhi negara yang berpenghasilan rendah dan menengah, khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dari berbagai penelitian terdapat hubungan yang bermakna antara kegemukan dan usia harapan hidup seseorang (Soegih dan Wiramihardja, 2009). Begitu pula obesitas pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak merupakan salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling serius. Masalah obesitas pada anak ini meluas dan terus mempengaruhi banyak negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, pada saat ini menghadapi masalah yang berhubungan dengan pangan, gizi dan kesehatan. Dalam bidang gizi, Indonesia diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia internasional menghadapi masalah baru, semakin banyak anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan. Berdasarkan data dari National Health and Nutrition Examination
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas telah menjadi masalah di dunia, World Health Organization (WHO) memperkirakan sejak tahun 2008 sebanyak 2,8 juta penduduk meninggal setiap tahun terkait overweight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas mulai menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa obesitas sudah merupakan suatu epidemi global, sehingga obesitas merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang sedang berkembang dan membangun, Indonesia masih memiliki beberapa ketertinggalan dan kekurangan jika dibandingkan dengan negara lain yang sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang dengan mudah mengakses segala media elektronik. Hal itu juga menjadikan seseorang tidak asing lagi dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada BAB ini akan dijelaskan menengenai hasil
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada BAB ini akan dijelaskan menengenai hasil penelitian mengenai risiko obesitas pada anak usia sekolah SMP di Kecamatan Getasan. Penelitian ini bertujuan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas terus meningkat di seluruh dunia yang menjadikan obesitas sebagai suatu epidemi global. Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia 1-3 tahun berada pada masa pertumbuhan cepat setelah masa bayi. Meskipun lajunya menurun dibanding saat bayi, pada masa ini berat dan panjang badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama di negara maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyebab kekurangan gizi pada anak adalah kemiskinan. Memperbaiki gizi di masa awal kehidupan manusia dapat membangun fondasi yang kuat dalam membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah stunting masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Stunting pada balita bisa berakibat rendahnya produktivitas dan kualitas sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Kelebihan berat badan pada anak apabila telah menjadi obesitas akan berlanjut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight merupakan masalah kesehatan dunia dengan jumlah prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, definisi sehat adalah keadaan sejahtera, sempurna dari fisik, mental, dan sosial yang tidak terbatas hanya pada bebas dari penyakit atau kelemahan saja.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir abad 20 telah terjadi transisi masyarakat yaitu transisi demografi yang berpengaruh terhadap transisi epidemiologi sebagai salah satu dampak pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Obesitas yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena overweight saat ini sedang menjadi perhatian. Overweight atau kelebihan berat badan terjadi akibat ketidakseimbangan energi yaitu energi yang masuk lebih besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia yang sehat setiap harinya memerlukan makanan yang cukup, baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga memiliki kesanggupan yang maksimal dalam menjalankan kehidupannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anak dan remaja saat ini sejajar dengan orang dewasa (WHO, 2013). Menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada anak sampai kini masih merupakan masalah, satu dari sepuluh anak di dunia ini mengalami obesitas dan peningkatan obesitas pada anak dan remaja saat ini
Lebih terperinciRumus IMT (Index Massa Tubuh) sendiri sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Index Massa Tubuh Index Massa tubuh adalah salah satu pengukuran status gizi antopometri seseorang dengan menggunakan tinggi badan dan berat badan. Cara ini efektif digunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kemakmuran di Indonesia diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan dari masyarakat baik dalam keluarga maupun diluar rumah. Pola makan terutama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sindroma metabolik merupakan kumpulan kelainan metabolik komplek yang muncul sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular serta diabetes mellitus tipe 2. Komponen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas (kegemukan) sering didefinisikan sebagai kondisi abnormal atau kelebihan lemak yang serius dalam jaringan adiposa sedemikian sehingga mengganggu kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan suatu masalah yang cukup merisaukan anak. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang menghadapi masalah kesehatan yang kompleks. Prevalensi penyakit menular di Indonesia tinggi, dan dari tahun ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan suatu keadaan akibat ketidakseimbangan kalori di dalam tubuh, yaitu kalori yang masuk lebih besar dari kalori yang keluar dalam bentuk energi, danterjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai masalah gizi yang cukup beragam. Menurut Soekirman (2000) definisi dari masalah gizi adalah adanya gangguan pada perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak didalam tubuh yang lebih dari normal sehingga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang dapat mengurangi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. secara rasional mudah menyebabkan kelebihan masukan yang akan. menimbulkan berat badan meningkat (Sismoyo, 2006).
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang diikuti dengan peningkatan pendidikan dapat mengubah pola hidup dan pola makan, dari pola makan tradisional ke pola makan
Lebih terperinciMelewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah generasi penerus bagi pembangunan di masa depan dan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan sejak dini, sistematis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah suatu tahapan yang memerlukan perhatian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah adalah suatu tahapan yang memerlukan perhatian khusus mengenai asupan zat gizi. Hal ini dikarenakan pada anak usia sekolah pada umumnya berada pada
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kembang yang optimal (golden periode)terutama untuk pertumbuhan jaringan otak,
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Balita atau anak dengan usia dibawah 5 tahun merupakan masa yang penting dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan (Muaris, 2006).Masa ini merupakan periode
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi kurang yang ada di Indonesia masih belum teratasi dengan baik. Saat ini Indonesia telah dihadapkan dengan masalah gizi baru yaitu masalah gizi lebih.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa, dimana anak-anak merupakan investasi bangsa untuk masa yang akan datang. Kualitas bangsa pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. menurut Global Nutrition Report 2014, Indonesia termasuk dalam 17 negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa yang ditandai oleh perubahan mendasar yaitu perubahan secara biologis, psikologis, dan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia remaja merupakan usia peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa remaja banyak perubahan yang terjadi. Selain perubahan fisik karena bertambahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah kegemukan ( overweight) merupakan salah satu masalah global yang melanda masyarakat dunia baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan saat ini merupakan suatu epidemik global, lebih dari 1 miliar penduduk dunia kelebihan berat badan dan sedikitnya 300 juta diantaranya menderita kegemukan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja masa yang sangat penting dalam membangun perkembangan mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan periode kehidupan anak dan dewasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. obesitas di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Saat ini diperkirakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius di dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi obesitas di seluruh dunia, termasuk
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Obesitas menjadi masalah di seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang dewasa maupun remaja baik di negara maju maupun berkembang. Prevalensi overweight
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memulai aktifitas sehari-hari dengan sarapan pagi merupakan kebiasaan yang sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bagi anak-anak, remaja, maupun dewasa. Sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sudah muncul masalah gizi lebih (World Health Organization/WHO, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi lebih
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beban gizi ganda adalah masalah gizi berupa berat badan kurang dan berat badan lebih yang terjadi dalam satu populasi (World Bank, 2012). Beban gizi ganda ini masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan tahap krusial bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Banyak tugas yang harus dicapai seorang remaja pada fase ini yang seringkali menjadi masalah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia yang tidak hanya terjadi di negara berkembang tetapi juga di negara maju. Penderita anemia diperkirakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan masyarakat Indonesia merupakan usaha yang dilakukan pemerintah untuk menyejahterakan kehidupan bangsa. Pembangunan suatu bangsa dapat berhasil dilaksanakan
Lebih terperinciMETODE Disain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Subyek
METODE Disain, Tempat dan Waktu Penelitian ini menggunakan data dasar hasil penelitian Kebiasaan Minum dan Status Hidrasi pada Remaja dan Dewasa di Dua Wilayah Ekologi Berbeda yang dilaksanakan oleh tim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. survei RISKESDAS pada tahun Obesitas disebabkan oleh faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut RISKESDAS (2010), persentase kejadian kegemukan pada level nasional mengalami peningkatan sebesar 2,8% dibandingkan hasil survei RISKESDAS pada tahun 2007. Obesitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi pola makan. Selain dari pola makan, remaja masa kini juga jarang melakukan aktivitas fisik seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Satu dekade terakhir jumlah penderita obesitas di dunia semakin meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah ini menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight/obesitas merupakan akar dari berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler yang saat ini masih menjadi masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Besarnya masalah overweight dan obesitas telah diakui sebagai masalah kesehatan global oleh Badan Kesehatan Dunia yaitu World Health Organization (WHO). Dalam beberapa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai
Lebih terperincirumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²
BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa lampau dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, masyarakat mengalami perubahan pola makan ke arah pola konsumsi makanan yang tidak sehat, yang merupakan faktor risiko penyakit tidak menular.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Literasi kesehatan merupakan kemampuan seseorang untuk memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia pada saat ini menghadapi permasalahan ganda berupa kasus-kasus penyakit menular yang masih belum terselesaikan sekaligus peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food. Menurut hasil penelitian Health Education Authority 2012, usia 15-34 tahun adalah konsumen terbanyak
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan seseorang dapat dapat diindikasikan oleh meningkatkatnya usia harapan hidup (UHH), akibatnya jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber makanan yang kaya akan nutrisi dan zat zat yang diperlukan dalam pertumbuhan bayi. Selain itu, menyusui juga berfungsi untuk menunjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik dan progresif dengan ciri meningkatnya konsentrasi gula dalam darah. Peningkatan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres merupakan sebuah kondisi kesenjangan akibat terjadinya ketidakcocokan antara tuntutan fisiologis dan psikologis berdasarkan situasi dari sumber biologis, psikologis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan merupakan masalah serius yang dihadapi di dunia, karena terus meningkat disemua negara. Tahun 2014, sebanyak 39% penduduk dewasa ( 18 tahun) menderita kegemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi lebih dapat terjadi pada semua tahap usia mulai dari anak -
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan gizi lebih dapat terjadi pada semua tahap usia mulai dari anak - anak, remaja, hingga dewasa. Sebagian masyarakat masih berpandangan bahwa kelebihan berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan adalah keadaan patologis penimbunan lemak berlebihan pada jaringan tubuh akibat ketidakseimbangan antara asupan dan pengeluaran energi (Brown et al., 2011).
Lebih terperinciENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN
PERBEDAAN INTAKE ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigeureung Kota Tasikmalaya Tahun 2013) Maya Nurmalasari 1) Nurlina, SKM.,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang DIY memiliki proporsi penduduk usia 10 tahun yang jenis aktivitas fisiknya kurang aktif sebesar 20,8%. Perilaku sedentari usia 10 tahun di DIY memiliki proporsi sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas yaitu terdapat penimbunan lemak yang belebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya obesitas ditentukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obesitas merupakan pembahasan yang sensitif bagi remaja, semua remaja tentunya ingin menampilkan tampilan fisik yang menarik. Banyak remaja putra berkeinginan membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dekade terakhir. Overweight dan obesitas menjadi masalah kesehatan serius
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi overweight dan obesitas telah meningkat selama tiga dekade terakhir. Overweight dan obesitas menjadi masalah kesehatan serius sejak awal abad ke-21 (WHO,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangan nya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Lebih terperinci