Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani ABSTRAK"

Transkripsi

1 Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Ketersediaan, dan Keterpaparan Media Massa pada Siswa di SMA Negeri 115 Jakarta Tahun 2013 Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani ABSTRAK Konsumsi buah dan sayur pada remaja masih banyak yang belum mencukupi gizi seimbang, yaitu konsumsi buah 2-3 porsi sehari dan sayur 3-5 porsi sehari. Konsumsi buah dan sayur rendah pada remaja dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif di masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja tengah di Jakarta. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional yang dilakukan pada Bulan Februari sampai Juni 2013 di SMA Negeri 115 Jakarta dengan 168 responden dari kelas X dan kelas XI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan formulir FFQ yang diisi sendiri oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42,3% responden yang mengonsumsi memenuhi anjuran gizi seimbang. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara sikap (OR=3,562; CI=1,137-9,256) dengan konsumsi buah dan sayur. Kata kunci: konsumsi buah, konsumsi sayur, sikap.

2 ABSTRACT Fruit and vegetables consumption in adolescents is still less than adequate nutrition balanced, the consumption of 2-3 servings of fruit and 3-5 servings of vegetables a day. Low fruit and vegetable consumption in adolescents can lead to various degenerative diseases in adulthood. This study aims to determine the factors associated with fruit and vegetable consumption among middle adolescents in Jakarta. This study uses cross-sectional design conducted in February until June 2013 in SMAN 115 Jakarta with 168 respondents from class X and class XI. Data were collected through the questionnaires and self-administered Food Frequency Questionnaire form by respondents. The results showed that 42.3% of respondents of fruit and vegetables consumption is good. This study used chi square, there was significant association between attitude (OR = 3.562; CI = to 9.256) with fruit and vegetable consumption. Keywords: fruit consumption, vegetable consumption, attitudes.

3 Pendahuluan Perubahan pola konsumsi makanan merupakan salah satu perubahan gaya hidup yang terjadi pada remaja, baik remaja perempuan maupun laki-laki. Gaya hidup remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sikap dan pengetahuan serta preferensi (kesukaan) terhadap makanan (Worthington-Robert & Williams, 2000). Saat ini, remaja cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat, yakni rendah serat, tinggi kalori, dan tinggi kandungan lemak, dibandingkan mengonsumsi buah dan sayur (Farida, 2010). Padahal kebiasaan makan semasa remaja akan berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan dewasa dan usia lanjut (Arisman, 2007). Kecenderungan remaja untuk mengonsumsi makanan tidak sehat tersebut mengurangi remaja untuk mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur mengandung banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan remaja. Rendahnya konsumsi buah dan sayur juga diperkirakan menyebabkan 19% kanker gastroinstestinal, 31% penyakit jantung iskemik, dan 11% stroke di dunia. Konsumsi buah dan sayur dapat mencegah penyakit kardiovaskular dan beberapa jenis kanker terutama dari sistem pencernaan (WHO, 2002). Di Indonesia, rekomendasi konsumsi buah dan sayur menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang adalah 5-8 porsi dalam satu hari, terdiri dari konsumsi buah sebesar 2-3 porsi dan konsumsi sayur sebesar 3-5 porsi sehari. Kebiasaan dan pola makan remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang memengaruhi konsumsi buah dan sayur, diantaranya adalah preferensi (kesukaan) terhadap makanan. Sedangkan, faktor eksternal yaitu ketersediaan makanan, teman sebaya, dan media masa (Brown, 2005). Hal ini sejalan dengan penyataan Kristjansdottir et al. (2006) bahwa preferensi, sikap, pengetahuan dan ketersediaan buah dan sayur di rumah memengaruhi konsumsi buah dan sayur pada remaja usia 11 tahun di Islandia. Menurut Kristjandottir et al. (2006) dan Rajos (2001) jenis kelamin juga berpengaruh terhadap konsumsi buah dan sayur. Selain beberapa faktor tersebut, paparan iklan televisi untuk buah dan sayur juga memengaruhi konsumsi buah dan sayur anak-anak di 9 Negara di Eropa (Klepp et al., 2007)

4 Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di dunia cenderung tinggi. Di Costa Rica, terdapat 94% remaja yang kurang konsumsi buah dan sayur sesuai rekomendasi Dietary Guidelines for Americans. Penelitian pada 5 Negara di Asia Tenggara menunjukkan sebesar 76,3% remaja kurang mengonsumsi buah dan sayur. Di Indonesia, prevalensi nasional kurang makan buah dan sayur sekitar 93,6% sedangkan prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di DKI Jakarta sekitar 94,5% dan prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di Jakarta Utara sekitar 96% pada penduduk 10 tahun ke atas (Riskesdas, 2007). Penelitian yang dilakukan pada remaja di 4 SMA terpilih di Jakarta Barat menunjukkan bahwa 92,1% remaja kurang mengonsumsi buah dan 77,1% remaja kurang mengonsumsi sayur (Bahria, 2009). Berdasarkan penelitian awal terhadap 40 siswa dan siswi pada Bulan Maret 2013, prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di SMA Negeri 115 Jakarta sekitar 87,5%. Telah diketahui bahwa masa remaja merupakan masa saat pertumbuhan dan perkembangan terjadi dengan cepat. Berat tubuh bertambah sebanyak 50% saat remaja dan lebih dari 90% masa tulang telah terbentuk pada usia 18 tahun. Beberapa faktor memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ini, diantaranya adalah vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral banyak terkandung dalam buah dan sayur. Oleh karena itu, tingginya prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur tersebut mengindikasikan banyak remaja yang kurang mengonsumsi buah dan sayur sehingga dapat menimbulkan kurang gizi. Hal ini menjadi pertimbangan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap konsumsi buah dan sayur pada remaja dan hubungannya dengan karakteristik responden (jenis kelamin, preferensi terhadap buah dan sayur, sikap dan pengetahuan gizi), pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan di sekolah, serta keterpaparan media massa.

5 Tinjauan Teoritis Faktor Predisposisi: -Internal Sikap Kepercayaan Preferensi makanan Citra tubuh Self efficacy - Eksternal Pengetahuan gizi Tingkat pendidikan Sosial ekonomi Faktor Individu Umur Jenis Kelamin Promosi Kesehatan dalam Bentuk Komunikasi Media Massa Faktor Penguat: - Contoh orang tua - Pola makan keluarga - Teman sebaya Gaya Hidup Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur Status Gizi Faktor Pemungkin: Ketersediaan di rumah Ketersediaan di sekolah Gambar 3.1 Kerangka Teori Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur modifikasi dari Green (1980), Bloom (1974), Notoatmodjo (2007), Worthington-Roberts & Williams (2000), Krummel & Kris-Etherton (1996), Fibrihirzani (2012), dan Farisa (2012).

6 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif analisis yang bersifat deskriptif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional karena pengambilan data variabel Independen dan dependen dilakukan secara bersamaan. Variabel independen pada penelitian ini adalah karakteristik responden (jenis kelamin, preferensi terhadap buah dan sayur, sikap dan pengetahuan gizi), pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan di sekolah, serta keterpaparan media massa. Sedangkan, variabel dependen pada penelitian ini adalah konsumsi buah dan sayur. Responden yang diteliti sebanyak 168 responden, yaitu siswa kelas X dan kelas XI menggunakan teknik sampel random klaster. Setiap kelas pada kelas X dan XI diacak untuk menentukan kelas mana yang akan dijadikan sampel (Ariawan, 1998). Pemilihan kelas diambil secara proporsional. Instrumen penelitian menggunakan Kuesioner dan Form FFQ. Setelah data terkumpul, dilakukan manajemen data. Manajemen data dilakukan menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengolah data penelitian. Beberapa tahap manajemen data yang dilakukan, yaitu penyuntingan (Editing) data, pengkodean (Coding) data, pemasukan (Entry) data, dan pembersihan (cleaning) data. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel penelitian (Hastono, 2006). Analisisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan bermakna antara variabel independen (jenis kelamin, preferensi terhadap buah dan sayur, sikap dan pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan disekolah, serta keterpaparan media massa) dengan variabel dependen (konsumsi buah dan sayur). Uji yang digunakan dalam analisis bivariat adalah uji chi square (X 2 ). Tujuan dari digunakan uji chi square ini adalah untuk menguji perbedaan proporsi atau persentase antara beberapa kelompok data. Prinsip dasar uji chi square adalah membandingkan antara frekuensi yang terjadi (Observasi) dengan frekuensi yang diharapkan (Ekspektasi). Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara data kategorik dengan kategorik (Hastono, 2006).

7 Dalam penelitian ini, digunakan ukuran rasio, yaitu Odds Ratio (OR). Odds adalah istilah untuk menunjukkan rasio antara dua nilai variabel dikotomi, salah satunya yaitu antara terpapar dan tidak terpapar (Murti, 1997). Hasil Penelitian Konsumsi Buah dan Sayur Total OR Kurang Baik (95% CI) n % n % n % Karakteristik Responden Jenis Kelamin Laki-laki P- value Preferensi Perempuan ( ) kurang baik baik ( ) Sikap kurang baik ( baik ) Pengetahuan Pengaruh Teman Sebaya Ketersediaan di Rumah Ketersediaan di Sekolah Keterpaparan Media Massa kurang baik baik kurang baik baik kurang baik baik kurang baik baik kurang baik baik ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

8 Diskusi Pada penelitian ini, terdapat keterbatasan yaitu penggunaan metode untuk mengukur konsumsi buah dan sayur dalam bentuk porsi. Peneliti mengukur konsumsi buah dan sayur dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Hasil FFQ dimasukkan dalam persamaan (dapat dilihat pada lampiran 2) sehingga diperoleh data konsumsi buah dan sayur dalam bentuk porsi. Keterbatasan penggunaan metode ini karena persamaan yang digunakan peneliti merupakan persamaan yang digunakan terhadap responden di Amerika Serikat dan belum tentu dapat diaplikasikan di Indonesia. Hal ini karena terdapat perbedaan porsi dan standarisasi antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Selain itu, sebaiknya perhitungan tidak dilakukan secara kuantitatif untuk penilaian asupan gizi menggunakan cara ini. Di Indonesia, rekomendasi konsumsi buah dan sayur menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) adalah 5 sampai 8 porsi dalam satu hari, terdiri dari konsumsi buah sebesar 2 sampai 3 porsi dan konsumsi sayur sebesar 3 sampai 5 porsi sehari (Depkes, 2005). Konsumsi buah dan sayur kurang apabila tidak mencapai 5 porsi sehari (Riskesdas, 2007). Anjuran porsi sayuran dalam bentuk tercampur untuk orang dewasa dalam sehari sebanyak gram atau 1 ½ - 2 mangkok. Sedangkan, anjuran porsi buah dalam sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain (Almatsier, 2009). 1 porsi buah dan sayur adalah 1 satuan penukar, misalnya 50 gram untuk 1 porsi pisang dan 100 gram untuk 1 porsi sayur (Mihardja et al., 2008). Hanya 6,4% penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas yang cukup mengonsumsi buah dan sayur. Di Provinsi Jakarta, konsumsi buah dan sayur cukup pada kelompok umur tahun hanya sebesar 3,8% (Riskesdas, 2007). Pada penelitian ini, konsumsi buah dan sayur pada responden di SMA Negeri 115 Jakarta menggunakan metode FFQ. Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat 42,3% responden mengonsumsi buah dan sayur sesuai anjuran dan sebesar 57,7% responden tidak mengonsumsi buah dan sayur sesuai anjuran tersebut. Terlihat bahwa responden yang mengonsumsi buah dan sayur tidak sesuai anjuran gizi seimbang lebih banyak dibandingkan dengan responden yang mengonsumsi buah dan sayur sesuai anjuran. Rata-rata konsumsi buah responden adalah 6,1 porsi per hari. Rata-rata konsumsi sayur responden adalah 5,1 porsi per hari. Terlihat bahwa rata-rata

9 konsumsi buah dan sayur mencukupi anjuran PUGS, yaitu konsumsi buah sebesar 2 sampai 3 porsi dan konsumsi sayur sebesar 3 sampai 5 porsi sehari. Hal ini juga menunjukkan bahwa responden lebih banyak mengonsumsi buah dibandingkan dengan sayur meskipun PUGS menganjurkan konsumsi sayur lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi buah. Terdapat 168 responden dengan 54 responden laki-laki (32,1%) dan 114 responden perempuan (67,9%) pada penelitian ini. 28 responden laki-laki (51,9%) dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan responden perempuan, ada 43 (37,7%) yang mengonsumsi buah dan sayur dengan baik. Responden perempuan cenderung mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak dibandingakan dengan responden laki-laki. Berdasarkan penelitian Pedersen et.al. (2012) di Denmark menunjukkan bahwa lebih banyak remaja perempuan yang mengonsumsi mengonsumsi buah dan sayur dibanding remaja laki-laki. Hal ini juga sesuai dengan penelitian di Islandia, perempuan cenderung lebih sering mengonsumsi buah dan sayur dibandingkan dengan laki-laki (Kristjandottir et al., 2006). Krebs-Smith, et al. (dalam Brown, 2005) menemukan bahwa remaja laki-laki lebih sedikit mengonsumsi buah sesuai dengan Food Guide Pyramid daripada remaja perempuan di Amerika Serikat. Akan tetapi, dalam mengonsumsi sayuran, remaja laki-laki lebih banyak yang memenuhi rekomendasi Food Guide Pyramid. Berdasarkkan uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,118 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Bahria (2009) dan Farisa (2012) yang menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur tidak berhubungan dengan jenis kelamin. Preferensi makanan merupakan tindakan atau ukuran suka atau tidak sukanya terhadap suatu jenis makanan (Pilgrim dalam Suhardjo, 2003). Pada penelitian ini, terdapat 148 responden (88,1%) memiliki preferensi yang baik dan terdapat 20 responden (11,9%) memiliki preferensi yang kurang baik terhadap buah dan sayur. Hasil analisis hubungan antara preferensi dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 4 (20,0%) responden yang memiliki preferensi kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 67 (45,3%) responden yang memiliki preferensi baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

10 Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,057 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara preferensi dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farisa (2012) tidak ada hubungan antara preferensi terhadap buah dan sayur dengan konsumsi buah dan sayur. Meskipun demikian, konsumsi buah dan sayur baik lebih banyak terdapat pada responden dengan preferensi baik. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara preferensi dengan sikap, diperoleh nilai p-value sebesar dan Odds Ratio sebesar 8,298 dengan 95% CI antara 3,041 dan 22,647. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi memiliki hubungan yang bermakna dengan sikap. Responden yang memiliki preferensi baik memiliki peluang 8,298 kali lebih besar untuk memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur dibanding dengan responden yang memiliki preferensi kurang baik Pada remaja saat ini, preferensi makanan cenderung terhadap makanan yang tinggi gula, tinggi lemak, rendah vitamin dan mineral. Hal ini akan berdampak buruk untuk kesehatannya di masa yang akan datang (Brown, 2005). Semua responden menyukai buah. Sebanyak 52 responden (31%) memilih mengonsumsi buah karena buah merupakan sumber vitamin. Sedangkan hanya 148 responden yang menyukai sayur. Alasan terbanyak yang dipilih oleh 69 responden (46,6%) untuk mengonsumsi sayur, yaitu untuk menjaga kesehatan. Terdapat 20 responden yang tidak menyukai sayur. Alasan tidak menyukai sayur terbanyak yang dipilih oleh 17 responden (15,5%) karena rasa sayur tidak enak. Terdapat 3 jenis buah yang paling disukai oleh responden pada penelitian ini, yaitu jeruk, apel, dan mangga. Ketiga jenis buah tersebut merupakan buah yang tersedia lebih banyak pada musim kemarau. Hal ini karena buah ini rata-rata berbunga pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan (Soesono, 1985). Terdapat 3 jenis sayur yang paling disukai, yaitu bayam, kangkung, dan wortel. Bayam dan kangkung termasuk dalam jenis sayuran tangkai atau daun. Sedangkan wortel merupakan jenis sayuran akar atau umbi akar (AAK, 1995 & Tarwotjo, 1995). Ketiga jenis sayur ini merupakan sumber provitamin A (Yamaguchi, 1998). Bayam, kangkung dan wortel mengandung tinggi karotenoid yang memiliki khasiat sebagai antioksidan (Astawan, 2008).

11 Menurut Suhardjo (2003), sikap manusia terhadap makanan dipengaruhi oleh pengalaman dan respon yang diperlihatkan oleh orang lain terhadap makanan sejak masa kanak-kanak. Pengalaman tersebut ada yang dirasa menyenangkan dan tidak menyenangkan. Hal ini yang membentuk sikap suka dan tidak suka terhadap makanan pada setiap individu. Berdasarkan penelitian sebesar 82,1% responden memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur serta 17,9% responden memiliki sikap kurang baik terhadap buah dan sayur. Hasil analisis hubungan antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 6 responden (20 %) yang memiliki sikap kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 65 responden (47,1%) yang memiliki sikap baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,012 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio sebesar 3,562 dengan 95% CI antara 1,371-9,256, artinya responden yang memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur mempunyai peluang 3,562 kali lebih besar untuk konsumsi buah dan sayur dengan baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Farisa (2012) diperoleh bahwa konsumsi buah dan sayur yang lebih banyak pada siswa-siswi yang memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur dibandingkan dengan siswa-siswi yang memiliki sikap kurang. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap dengan ketersediaan di rumah, diperoleh nilai p-value sebesar dan Odds Ratio sebesar 8,125 dengan 95% CI antara 2,866 dan 23,035. Hal ini menunjukkan bahwa sikap memiliki hubungan yang bermakna dengan ketersediaan di rumah. Responden yang memiliki sikap baik memiliki peluang 8,125 kali lebih besar untuk memiliki ketersediaan di rumah baik terhadap buah dan sayur dibanding dengan responden yang memiliki sikap kurang baik Perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan tidak bertahan lama dibandingkan dengan perilaku yang didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007), Berdasarkan penelitian, terdapat 55,4% responden dengan pengetahuan baik dan 44,6%

12 responden dengan pengetahuan kurang baik. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 27 (36%) responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 44 (47,3%) responden yang memiliki pengetahuan baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,187 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Bahria (2009) bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan preferensi, diperoleh nilai p-value sebesar dan Odd Ratio sebesar 3,328 dengan 95% CI antara 1,211 dan 9,145. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna dengan preferensi. Responden yang memiliki pengetahuan baik memiliki peluang 3,328 kali lebih besar untuk memiliki preferensi baik terhadap buah dan sayur dibanding dengan responden yang memiliki pengetahuan kurang baik. Berdasarkan penelitian ini, pengaruh teman sebaya yang baik terhadap responden sebesar 42,9%. Sedangkan pengaruh teman sebaya yang kurang baik terhadap responden sebesar 57,1%. Hasil analisis hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 42 (43,7%) responden yang memiliki pengaruh teman sebaya kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 29 (40,3%) responden yang memiliki pengaruh dari teman sebaya baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman dan aktifitas kelompok lain dibanding dengan keluarga. Oleh karena itu, teman sebaya menjadi lebih berpengaruh pada masa remaja tengah. Selain itu, remaja cenderung memilih dan menyeleksi makanan yang disetujui dari kelompoknya (Krummel & Kris- Etherthon,1996). Meskipun demikian, pada penelitiian ini, hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,769 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Bahria (2009) terhadap siswa dan siswi di 4 SMA di

13 Jakarta Barat tidak ditunjukkan adanya hubungan konsumsi buah dan sayur dengan pengaruh teman sebaya pada penelitian ini. Ketersediaan makanan adalah kemudahan untuk memperoleh makanan siap makan (Worthington-Roberts & Williams, 2000). Berdasarkan penelitian, 89,3% responden memiliki ketersediaan buah dan sayur yang baik di rumah. Sedangkan 10,7% responden memiliki ketersediaan buah dan sayur yang kurang baik di rumah. Hasil analisis hubungan antara ketersediaan di rumah dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 5 (27,8%) responden yang memiliki ketersediaan di rumah kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 66 (44%) responden yang memiliki ketersediaan di rumah baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Kemudahan untuk memperoleh makanan ini juga memengaruhi kebiasaan makan remaja (Worthington-Roberts & Williams, 2000). Meskipun, pada penelitian in, hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,287 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan di rumah dengan konsumsi buah dan sayur. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara ketersediaan buah dan sayur di rumah dengan preferensi, diperoleh nilai p-value sebesar dan Odd Ratio sebesar 6,706 dengan 95% CI antara 2,221 dan 20,253. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan di rumah memiliki hubungan yang bermakna dengan preferensi. Responden yang memiliki ketersediaan di rumah kurang berisiko 6,706 kali lebih besar untuk memiliki preferensi kurang baik terhadap buah dan sayur dibandingkan dengan responden yang memiliki ketersediaan buah dan sayur yang baik di rumah. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara ketersediaan buah dan sayur di rumah dengan pengetahuan, diperoleh nilai p-value sebesar dan Odds Ratio sebesar 5,107 dengan 95% CI antara 1,604 dan 16,257. Hal ini menunjukkan bahwa ketersediaan di rumah memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan. Responden yang memiliki ketersediaan di rumah kurang berisiko 5,107 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan kurang baik terhadap buah dan sayur dibandingkan dengan responden yang memiliki ketersediaan buah dan sayur yang baik di rumah.

14 Terdapat 8,3% responden yang memiliki ketersediaan di sekolah yang baik dan 91,7% responden memiliki ketersediaan di sekolah yang kurang baik. Hasil analisis hubungan antara ketersediaan di sekolah dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 7 (50%) responden yang memiliki ketersediaan di sekolah baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 64 (41,6%) responden yang memiliki ketersediaan di rumah kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,742 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan di sekolah dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini sesuai dengan penelitian Farisa (2012) pada siswa-siswi di SMPN 8 Depok tidak ditemukan hubungan antara ketersediaan buah dan sayur di sekolah. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian pada anak sekolah usia 11 tahun di Islandia (Kristjansdottir et al., 2006). Media massa merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan yang bertujuan untuk menggugah kesadaran, meningkatakan pengetahuan masyarakat tentang pemeliharaaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2007). Terdapat 95,2% responden memiliki keterpaparan media massa yang baik dan 4,8% responden memiliki keterpaparan media massa yang kurang baik. Hasil analisis hubungan antara keterpaparan media massa dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 4 (50%) responden yang memiliki keterpaparan media massa kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 67 (41,9%) responden yang memiliki keterpaparan media massa baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,723 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara keterpaparan media massa dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Bahria (2009) pada siswa dan siswi di 4 SMA di Jakarta Barat bahwa tidak ada hubungan antara keeterpaparan media massa dengan konsumsi buah dan sayur. Responden memeroleh informasi mengenai buah dan kesehatan dari beberapa jenis media massa, diantaranya yaitu 125 responden memilih internet, 124 responden memilih acara televisi dan 82 responden memilih majalah. Sedangkan

15 responden memeroleh informasi sayur dan kesehatan dari beberapa jenis media massa, diantaranya yaitu 127 responden memilih acara televisi, 122 responden memilih internet dan 81 responden memilih majalah. Kesimpulan Konsumsi buah dan sayur baik terdapat sebanyak 42,3% siswa, yaitu konsumsi 2-3 porsi buah dan 3-5 porsi sayur dalam sehari. Perempuan dalam konsumsi buah dan sayur yang baik sebesar 67,9% daripada laki-laki sebesar 32,1%. Siswa yang memiliki preferensi baik, sikap baik, serta pengetahuan baik terhadap buah dan sayur, masing-masing berturut-turut sebesar 88,1% siswa, 82,1% siswa, 55,4% siswa. Pengaruh teman sebaya yang baik sebesar 42,9% siswa. Ketersediaan buah dan sayur di rumah baik sebesar 89,3% siswa. Ketersediaan di sekolah baik 8,3% siswa. Keterpaparan media massa baik sebesar 95,2% siswa. Sikap (p=0,012; OR=3,562) berhubungan secara bermakna dengan konsumsi buah dan sayur dengan konsumsi buah dan sayur, tetapi tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, preferensi terhadap buah dan sayur, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya, ketersediaan di rumah, ketersediaan di sekolah, keterpaparan media massa dengan konsumsi buah dan sayur. Saran Pihak sekolah diharapkan meningkatkan dan mempertahankan penyediaan buah dan sayur di kantin sekolah, memberikan informasi mengenai penelitian ini kepada para siswa dan sisiwi untuk menambah pengetahuan siswa dan siswi tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur, dan melakukan penyebaran informasi melalui media massa yang menarik mengenai pentingnya konsumsi buah dan sayur. Instansi kesehatan, terutama Puskesmas diharapkan melakukan edukasi ke sekolah menggunakan media massa yang menarik terkait pentingnya manfaat konsumsi buah dan sayur.. Orangtua diharapkan dapat memperkenalkan berbagai jenis buah dan sayur sejak dini, meningkatkan serta mempertahankan ketersediaan buah dan sayur di rumah sehingga jumlah konsumsi buah dan sayur pada remaja meningkat.

16 Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan media yang menarik untuk intervensi terkait manfaat konsumsi buah dan sayur pada remaja, dapat melakukan penelitian di sekolah swasta, penelitian lain dapat melakukan penelitian di pedesaan/kabupaten. Kepustakaan Aksi Agraris Kanisius. (1995). Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Ariawan, Iwan. (1998). Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Bahria. (2009). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Kesukaan, dan Faktor lain dengan Konsumsi Buah dan Syaur pada Remaja di 4 SMA di Jakarta Barat Tahun Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia. Block, G., Gillespie, C., Rosenbaum, E.H., & Jenson, C. (2000). A Rapid Food Screener to Assess Fat and Fruit and Vegetable Intake. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Farida, Ida. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur pada Remaja di Indonesia Tahun Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Farisa, Soraya. (2012). Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan dan Keterpaparan Media Massa dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa SMPN 8 Depok Tahun Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat FKM UI. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

17 Fibrihirzani, Hafsah. (2012). Hubungan antara Karakteristik Individu, Orang Tua dan Lingkungan dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa SDN BEJI 5 dan Depok Tahun Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Hastono, Sutanto Priyo. (2006). Analisis Data. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Kristjansdottir, A.G., Thorsdottir, I., Bourdeaudhuij, I.D., Due, Pernille., Wind, M., Klepp, K. (2006). Determinants of fruit and vegetable intake among 11-year-old schoolchildren in a country of traditionally low fruit and vegetable consumption. International Journal of Behavioral Nutrition and Physical Activity. 3: 41. Krummel, D.A., & Kris-Etherton, P.M. (1996). Nutrition in Women s Health. USA: Aspen Publication. Murti, Bhisma Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Notoatmodjo, Soekidjo Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Rojas, M.R. (2001). Fruits and Vegetables Consumption Among Costa Rican adolescents. Costa Rican Institute for Research and Education on Nutrition and Health, Inciensa, Costa Rica. Soesono, Slamet. (1985). Buah-Buahan untuk Karang Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya. Suhardjo. (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara. World Health Organization. (2002). World Health Report: Reducing Risks, Promoting, Healthy Life. Jenewa, Swiss. Worthington-Roberts, B.S., & Williams, R.S. (Eds.). (2000). Nutrition Throughout The Life Cycle (4 th ed.). USA: Mc Graw Hill.

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN Naskah Publikasi diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2014 DI MEDAN TAHUN 2015 OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG 12010017

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan era globalisasi saat ini telah. memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan era globalisasi saat ini telah. memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan era globalisasi saat ini telah memberikan dampak peningkatan urbanisasi dan industrialisasi di masyarakat. Perubahan masyarakat menjadi masyarakat industri

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif, dengan desain cross sectional dimana pengukuran variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA. Oleh : Fitriyani Arbie ABSTRAK

PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA. Oleh : Fitriyani Arbie   ABSTRAK PENGETAHUAN GIZI BERHUBUNGAN DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA REMAJA Oleh : Fitriyani Arbie e-mail: sanafiar@gmail.com ABSTRAK Konsumsi sayur dan buah sangat penting dalam pola makan seimbang. Hal ini

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI MAKASSAR Description of the Knowledge, Attitudes, and Availability of Vegetable and Fruit Consumption Patterns of Adolescents

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DITINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA REMAJA SMA DI KABUPATEN GOWA Description of Knowledge, Attitude, the Availability of

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan desain cross sectional karena pengambilan data

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.2, Desember 2016

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol.4 No.2, Desember 2016 PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA MAHASISWA STIKES MUHAMMADIYAH SAMARINDA ANALYSIS OF PEER INFLUENCE ASSOCIATED WITH FRUITS AND VEGETABLES CONSUMPTION AMONG UNIVERSITY STUDENTS

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional untuk mengetahui hubungan antara variabel independen jenis kelamin, sikap terhadap

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik dengan desian Cross Sectional yang bertujuan mengukur variabel bebas (independen) yaitu umur, jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam satu dekade terakhir, prevalensi obesitas di seluruh dunia meningkat dengan drastis sehingga menempatkan masalah gizi ini menjadi salah satu masalah yang perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak khususnya anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa, dimana anak-anak merupakan investasi bangsa untuk masa yang akan datang. Kualitas bangsa pada

Lebih terperinci

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan perilaku makan dan gaya hidup yang salah. Kebiasaan

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN. berkaitan dengan perilaku makan dan gaya hidup yang salah. Kebiasaan BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Malnutrisi adalah masalah nutrisi utama pada remaja yang berkaitan dengan perilaku makan dan gaya hidup yang salah. Kebiasaan makan yang buruk pada masa remaja dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBKLIKASI KARYA ILMIAH... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi dapat dilihat dari sudut pandang yang umum disebut sebagai masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi lebih yang ditimbulkan karena kebiasaan individu mengonsumsi

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Dalam penelitian mengenai perilaku pacaran pada remaja di SMA PATRIOT Bekasi, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional,

Lebih terperinci

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )² BAB 4 METODOLOGI PENELITIP AN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini mengenai kebiasaan makan cepat saji (fast food modern), aktivitas fisik dan faktor lainnyaa dengan status gizi mahasiswa penghuni Asrama

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU, SIKAP IBU, DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KABUPATEN TORAJA UTARA

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU, SIKAP IBU, DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KABUPATEN TORAJA UTARA GAMBARAN PENGETAHUAN IBU, SIKAP IBU, DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK PRASEKOLAH DI KABUPATEN TORAJA UTARA Description of the Mother s knowledge, Mother s Attitudes, and Patterns Fruit and Vegetable

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran energi mengakibatkan pertambahan berat badan. Kelebihan berat badan pada anak apabila telah menjadi obesitas akan berlanjut

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN PENELITIAN HUBUNGAN POLA KONSUMSI ENERGI, LEMAK JENUH DAN SERAT DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER Usdeka Muliani* *Dosen Jurusan Gizi Indonesia saat ini menghadapi masalah

Lebih terperinci

GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012

GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012 1 GAMBARAN TENTANG PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTIK DALAM KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA KELAS 4 DI SDN 04 CIANGSANA KABUPATEN BOGOR TAHUN 2012 CARISSA DWILANI SUSANTYA 1 DAN ANWAR HASSAN 2 Peminatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegemukan atau obesitas telah menjadi masalah kesehatan global di dunia. Masalah kesehatan ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju tetapi juga di negara berkembang.

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Metode penelitian ini bersifat kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional dimana semua variabel yang ditetapkan diteliti pada waktu yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI ENELITIAN 4.1 Desain enelitian enelitian ini menggunakan jenis rancangan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional yang digunakan untuk mengetahui gambaran konsumsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 HUBUNGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI PNS BAPPEDA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2015 Oleh : Nia Sylviana Junaz 1, Jumirah 2, Albiner Siagian 2 1 Alumni Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, FKM

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross-sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada suatu

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross-sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Remaja adalah anak yang berusia tahun. 1 Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada

PENDAHULUAN Remaja adalah anak yang berusia tahun. 1 Kondisi seseorang pada masa dewasa banyak ditentukan oleh keadaan gizi dan kesehatan pada GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP PADA REMAJA SMA, KETERSEDIAAN BUAH DAN SAYUR DI TINGKAT RUMAH TANGGA DAN POLA KONSUMSI BUAH DAN SAYUR DI KABUPATEN BANTAENG Description of Knowledge, Attitude in Adolescent

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional, yakni mengambil data pada satu waktu, dimana pengumpulan variabel dependen dan independen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

BAB IV METODE PENELITIAN. masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survei karena memberikan gambaran suatu kelompok masyarakat pada saat tertentu. Penelitian ini merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh kemajuan zaman dan era globalisasi sangat berdampak pada perubahan gaya hidup masyarakat. Kecenderungan masyarakat bergaya hidup dinamis sangat berpengaruh

Lebih terperinci

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014

POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 POLA MAKAN DAN STATUS GIZI PADA ANAK ETNIS CINA DI SD SUTOMO 2 DAN ANAK ETNIS BATAK TOBA DI SD ANTONIUS MEDAN TAHUN 2014 Hetty Gustina Simamora Staff Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRAK Pola

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITAN

BAB V HASIL PENELITAN 35 BAB V HASIL PENELITAN 5.1 Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi suplemen vitamin dan mineral pada atlet renang di Klub Renang Wilayah Jakarta

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

DAFTAR PUSTAKA. Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Annur, D. R. (2014). Hubungan Faktor Individu Dan Lingkungan Dengan Konsumsi Buah Dan Sayur Pada Siswa SMPN

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP PENULIS

RIWAYAT HIDUP PENULIS DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... PENGESAHAN SKRIPSI... SURAT PERNYATAAN... RIWAYAT HIDUP PENULIS... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas merupakan masalah yang banyak dijumpai baik di negara maju maupun di negara berkembang. Obesitas merupakan suatu masalah serius pada masa remaja seperti

Lebih terperinci

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa Akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon

Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Mahasiswa Akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Akper Kuliah D-III Keperawatan di Kabupaten dan Kota Cirebon Factors Affecting Motivation Nursing Student Class D - III Nursingin the District and City of Cirebon Casmadi

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan osteopenia pada kelompok vegetarian umur 20-35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK, PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN KEJADIAN OSTEOPOROSIS (Studi Di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya) Oleh : UNIVERSITAS AIRLANGGA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG Oleh : TAN WEE YEN 110100464 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayur dan buah merupakan bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengonsumsi sayur dan buah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayur dan buah merupakan bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengonsumsi sayur dan buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sayur dan buah merupakan bagian dari pola makan yang sehat dan seimbang. Mengonsumsi sayur dan buah merupakan perilaku pemeliharaan kesehatan. Sayur dan buah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan antara..., Noor Risqi Skriptiana, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan antara..., Noor Risqi Skriptiana, FKM UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesukaan mengonsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan dapat menyebabkan karies gigi, dan sama halnya dengan konsumsi kalori berlebih memengaruhi perubahan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY LAPORAN HASIL PENELITIAN Gambaran Pengetahuan Tentang Diet Seimbang pada Siswa SMA Raksana Medan Tahun 2011 Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY 080100424 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Analisa Univariat Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data ini merupakan data primer yang

Lebih terperinci

PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya)

PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) PERBEDAAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA SISWA SMA (Survei pada Siswa Kelas XI SMAN 8 Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Mohamad Yoga Nugraha 1) Siti Novianti 2) dan Nurlina

Lebih terperinci

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM.

GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI MEDAN SKRIPSI. Oleh ANGGI RARA NIM. GAMBARAN KONSUMSI BUAH, SAYUR DAN KECUKUPAN SERAT PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SD NEGERI 060870 MEDAN SKRIPSI Oleh ANGGI RARA NIM. 121021024 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG Correlation Of Satisfaction Level Of Food Quality With Energy And Macronutrient

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 43 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian cross sectional. Desain ini dipilih sesuai dengan kegunaan dari desain studi cross sectional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan sebuah masalah keluarga yang sifatnya jangka panjang dan kebisaan makan yang sehat harus dimulai sejak dini. Masalah gizi pada anak di Indonesia akhir-akhir

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok.

BAB IV METODE PENELITIAN. dengan perilaku pencegahan DBD pada murid sekolah dasar di Kota Depok. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross 67 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain penelitian Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (cross sectional), dimana seluruh variabel yang diamati diukur pada saat

Lebih terperinci

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **)

Rizqi Mufidah *), Dina Rahayuning P **), Laksmi Widajanti **) HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI, TINGKAT AKTIVITAS FISIK DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DENGAN RISIKO KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DAWE, KUDUS Rizqi Mufidah *), Dina

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu penelitian non-eksperimental dengan menggunakan data primer untuk mengetahui

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI KABUPATEN TORAJA UTARA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI KABUPATEN TORAJA UTARA GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, KETERSEDIAN DAN POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH REMAJA DI KABUPATEN TORAJA UTARA Description of the Knowledge, Attitudes, and Availability of Vegetable and Fruit Consumption Patterns

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING SNACKING HABIT ON NUTRITIONAL STATUS OF CATERING AND NON-CATERING STUDENTS FOOD CONSUMER Iken Rahma

Lebih terperinci

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan. BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN 4. 1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey dengan rancangan cross sectional (potong lintang) dimana variabel independen dan

Lebih terperinci

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung

Hubungan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Tindakan Merokok Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Panjang Kota Bandar Lampung The Relation Of Socially With Friends Againts Act Of Smoking Elementary School Students In District Panjang Bandar Lampung Firdaus, E.D., Larasati, TA., Zuraida, R., Sukohar, A. Medical Faculty of Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan rancangan penelitian kuantitatif pendekatan analitik dengan menggunakan desain cross sectional study. Cross sectional study yaitu

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif deskriptif yang menggunakan data primer yaitu dengan cara meminta responden untuk mengisi kuesioner

Lebih terperinci

Maria Dian Kusumaningrum, Yvonne Magdalena Indrawani. Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Maria Dian Kusumaningrum, Yvonne Magdalena Indrawani. Departemen Ilmu Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Perbedaan Proporsi Ketersediaan Buah dan Sayur di Rumah dan Faktor Lainnya Terhadap Konsumsi Buah dan Sayur Siswa SDN Jatirahayu VIII Bekasi Tahun 2014 Maria Dian Kusumaningrum, Yvonne Magdalena Indrawani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et

BAB I PENDAHULUAN. mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tidak menular yang berkaitan dengan gizi seperti diabetes mellitus tingkat kejadiannya terus meningkat di banyak negara di dunia (Lopez et al., 2006 dalam Sacks,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis dan Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional untuk mengetahui tingkat kelelahan (fatigue) kerja akibat kegiatan

Lebih terperinci

Keywords: Anemia, Social Economy

Keywords: Anemia, Social Economy HUBUNGAN ANTARA SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMP NEGERI 5 KOTA MANADO *Angelia M. Sondey *Maureen I. Punuh *Dina V. Rombot Fakultas Kesehatan Masyarakat Abstrak Anemia pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor penyebab terjadinya beberapa penyakit kronis sehingga mengakibatkan umur harapan hidup (UHH) seseorang menurun adalah obesitas. World Health Organization

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sumberdaya manusia di Indonesia, terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran, penurunan kematian bayi, penurunan fertilitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH Maria Novianti Nino a, Yohanes Dion S.Kep.,Ns.,M.Kes b, dan Maryati

Lebih terperinci

Kata Kunci : Konsumsi, Sayur dan Buah, Ibu Hamil, Riskesdas Kepustakaan : 65 ( )

Kata Kunci : Konsumsi, Sayur dan Buah, Ibu Hamil, Riskesdas Kepustakaan : 65 ( ) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA IBU HAMIL DI INDONESIA (BERDASARKAN DATA RISKESDAS 2013) THE AFFECTING FACTORS OF VEGETABLES AND FRUIT CONSUMPTION ON INDONESIAN PREGNANT WOMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjaga dari penyakit kronik, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular,

BAB 1 PENDAHULUAN. menjaga dari penyakit kronik, menurunkan risiko penyakit kardiovaskular, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah nutrisi utama pada remaja adalah malnutrisi. Masalah nutrisi berkaitan dengan perilaku makan dan gaya hidup yang salah (IDAI, 2013). Hal tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan dan berhubungan dengan terjadinya peningkatan penyakit tidak menular (Bener, 2006). Prevalensi obesitas meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menerapkan pola hidup sehat merupakan hal yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Hidup dengan cara sehat sangat baik untuk kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat dinegara-negara berkembang, termasuk Indonesia sebagai dampak keberhasilan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan Silaen P, Zuraidah R, Larasati TA. Medical Faculty

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi ini, masyarakat mengalami perubahan pola makan ke arah pola konsumsi makanan yang tidak sehat, yang merupakan faktor risiko penyakit tidak menular.

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DAN FREKUENSI FAST FOOD DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA REMAJA DI SMP N 5 KARANGANYAR PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fast food adalah makanan cepat saji yang disajikan secara cepat, praktis, dan waktu persiapannya membutuhkan waktu yang singkat serta rendah serat dan tinggi lemak.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN LANSIA BINAAN PUSKESMAS PEKAYON JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2008

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN LANSIA BINAAN PUSKESMAS PEKAYON JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2008 UNIVERSITAS INDONESIA HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP DENGAN STATUS KESEHATAN LANSIA BINAAN PUSKESMAS PEKAYON JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2008 SKRIPSI OLEH : FEKY ANGGRAINI NPM : 0606062691 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat dilakukan pada

Lebih terperinci

ABSTRACT. Objective: To find out association between timelines in food distribution and food intake of patients on rice diet at Atambua Hospital.

ABSTRACT. Objective: To find out association between timelines in food distribution and food intake of patients on rice diet at Atambua Hospital. 1 KETEPATAN JAM DISTRIBUSI DAN ASUPAN MAKAN PADA PASIEN DENGAN DIET NASI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ATAMBUA TIMELINESS IN FOOD DISTRIBUTION AND FOOD INTAKE OF PATIENTS ON RICE DIET AT ATAMBUA HOSPITAL

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. kembangnya dan untuk mendapatkan derajat kesehatan yang baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harta yang tak ternilai harganya yang kelak akan menjadi pewaris dan penerus, begitu juga untuk menjadikan suatu bangsa menjadi lebih baik kedepannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Balita a. Definisi Menurut Mutayani (2010) balita adalah masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang menganalisis data sekunder dari hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia ( SDKI) tahun 2007, dengan menggunakan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 Fahmi Fuadah 1 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zat gizi, termasuk air merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan fungsi kognitif. Manusia dapat memenuhi kebutuhan zat gizi melalui

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menggangu kesehatan tubuh. (1) Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah

Lebih terperinci

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol

Kata kunci: Hipertensi, Aktivitas Fisik, Indeks Massa Tubuh, Konsumsi Minuman Beralkohol HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, INDEKS MASSA TUBUH DAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI RUMAH SAKIT TK.III R. W. MONGISIDI MANADO Pretisya A. N. Koloay*, Afnal Asrifuddin*, Budi T. Ratag*

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia akhir-akhir ini cenderung menunjukkan masalah gizi ganda, disamping masih menghadapi masalah gizi kurang, disisi lain pada golongan masyarakat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN

LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN LAMPIRAN 1 LEMBAR PENJELASAN Dengan Hormat, Saya, Ruth Manullang, mahasiswi semester VII Fakultas Kedokteran, akan melakukan penelitian dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pola Konsumsi Buah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN PENELITIAN PENGETAHUAN KANKER PAYUDARA DENGAN MEMERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA SISWI SEKOLAH MENENGAH ATAS Nurhayati* Kanker payudara merupakan salah satu jenis penyakit yang mempunyai prevalensi

Lebih terperinci