Erni, Heny Kurniawati Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat, Telp : ,

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Erni, Heny Kurniawati Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat, Telp : ,"

Transkripsi

1 ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH PENERAPAN PSAK 50 (REVISI 2010), PSAK 55 (REVISI 2011) DAN PSAK 60 TENTANG INSTRUMEN KEUANGAN PADA INDUSTRI PERBANKAN Erni, Heny Kurniawati Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Jakarta Barat, Telp : , erni.lai@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan yang terjadi pada laporan keuangan sesudah penerapan PSAK 50 (revisi 2010), PSAK 55 (revisi 2011), dan PSAK 60, mengetahui dampak penerapan tersebut, dan melihat kepatuhan industri perbankan Indonesia terhadap penerapan ketiga PSAK itu. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu membandingkan antara teori dan praktek dalam penyusunan laporan keuangan entitas dengan meninjau apakah format laporan keuangan entitas sudah sesuai atau belum dengan format yang diatur dalam PSAK 50 (revisi 2010), PSAK 55 (revisi 2011), dan PSAK 60. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan PSAK 60 masih sangat rendah dan ketentuan penerapan revisi PSAK 50 dan 55 bersifat opsional dan kondisional. Simpulan yang didapat adalah dampak dari perubahan kebijakan akuntansi instrumen keuangan revisi terbaru tidak signifikan, kecuali untuk PSAK 60 mengenai pengungkapan instrumen keuangan. Kata Kunci : PSAK 50, PSAK 55, PSAK 60, instrumen keuangan, bank ABSTRACT The purpose of this study was to determine the differences that occur in the financial statements after the application of SFAS 50 (revised 2010), FRS 55 (revised 2011), and SFAS No. 60, knowing the impact of the implementation of, and compliance of Indonesian banking industry saw the third application of SFAS it. The research method used was a qualitative analysis, comparing between theory and practice in the preparation of the financial statements of the entity by reviewing whether the format of the financial statements of the entity is in compliance or not with the format set out in IAS 50 (revised 2010), FRS 55 (revised 2011), and SFAS 60. Objects in this study is the banking companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX). The results showed that the application of SFAS 60 is still very low and the application of the revised provisions of SFAS 50 and 55 are optional and conditional. Conclusion obtained is the impact of changes in accounting policies for financial instruments are not significantly revised, except for FRS 60 disclosures about financial instruments. Keywords: SFAS 50, SFAS 55, SFAS 60, financial instruments, bank

2 PENDAHULUAN Industri perbankan adalah salah satu motor penggerak roda perekonomian bangsa yang memegang peranan penting. Peningkatan atau penurunan kinerja perbankan akan berdampak terhadap perkembangan ekonomi negara. Oleh karenanya, perbankan menjadi industri yang paling banyak diatur. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau biasa disingkat PSAK nomor 50 dan 55 merupakan peraturan yang dianggap paling kompleks oleh dunia perbankan dalam hal penerapannya. Penetapan kewajiban oleh Bank Indonesia kepada seluruh bank di Indonesia untuk mengimplementasi secara penuh kedua PSAK tersebut tanpa terkecuali telah menjadi topik hangat dalam dunia perbankan selama beberapa tahun belakangan ini. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2012) diketahui bahwa dari penerapan PSAK No. 50 (revisi 2006) mengenai penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan, terdapat beberapa perubahan yang terjadi pada penyajian nilai pada setiap pos instrumen keuangan didalam laporan keuangan bank. Beberapa perubahan yang terjadi karena adanya penerapan PSAK No. 50 (revisi 2006) yang paling signifikan adalah pihak bank harus mengklasifikasikan komponen instrumen keuangan kedalam aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas berdasarkan pada jenis dan sifat instrumen keuangan. Kemudian dalam penelitian yang dilakukan Viska (2012) mebuktikan terjadi penurunan praktik manajemen laba diperbankan setelah penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006). Penurunan praktik manajemen laba setelah penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) mungkin disebabkan karena berdasarkan PSAK revisi ini penghitungan cadangan kredit penurunan nilai harus berdasarkan data historis default kredit bank atau dengan kata lain harus memakai sumber data yang diambil dari data-data transaksi minimal tiga tahun atau lima tahun sebelumnya sehingga sulit bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba. Pada tahun 2010, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melakukan pemisahan terhadap PSAK 50 (revisi 2006) yang mengatur tentang penyajian dan pengungkapan atas instrumen keuangan kedalam PSAK 50 (revisi 2010) tentang penyajian instrumen keuangan dan PSAK 60 tentang pengungkapan instrumen keuangan, dimana kedua PSAK ini berlaku efektif per tanggal 01 Januari Alasan dilakukannya pemisahan tersebut karena mengikuti pemisahan pada standar akuntansi internasional, yaitu IAS 32 menjadi IAS 32 dan IFRS 7. Selain itu, IAI juga melakukan revisi terhadap PSAK 55 yang juga berlaku efektif pada 01 Januari Berdasarkan perubahan-perubahan yang telah terjadi tersebut, maka permasalahan yang menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah mengenai ketentuan-ketentuan yang direvisi pada PSAK 50 (revisi 2010), PSAK 55 (revisi 2011), dan PSAK 60, dampak yang terjadi sesudah penerapan, serta kepatuhan industri perbankan dalam menerapkan ketiga standar akuntansi tersebut METODE PENELITIAN Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah sebanyak 32 perusahaan sesuai dengan jumlah perusahaan perbankan yang tercatat di BEI, dengan rincian nama-nama perusahaan tersebut sebagai berikut: No. Kode Bank Tabel 1 Nama dan Kode Bank yang Terdaftar di BEI Nama Bank 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 2 BABP Bank ICB Bumiputera Tbk 3 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 4 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk 5 BBCA Bank Central Asia Tbk 6 BBKP Bank Bukopin Tbk 7 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 8 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 9 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

3 11 BCIC Bank Mutiara Tbk 12 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 13 BEKS Bank Pundi Indonesia Tbk 14 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk 15 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 16 BKSW Bank QNB Kesawan Tbk 17 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 18 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 19 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 20 BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 21 BNLI Bank Permata Tbk 22 BSIM Bank Sinarmas Tbk 23 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 24 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 25 BVIC Bank Victoria International Tbk 26 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 27 MAYA Bank Mayapada Internasional Tbk 28 MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk 29 MEGA Bank Mega Tbk 30 NISP Bank OCBC NISP Tbk 31 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 32 SDRA Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi pustaka. Studi pustaka merupakan suatu metode pengumpulan data dengan mencari informasi-informasi yang dibutuhkan melalui dokumen, buku, jurnal, surat kabar atau sumber data tertulis lainnya baik yang berupa teori maupun penelitian sebelumnya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu membandingkan antara teori dan praktek dalam penyusunan laporan keuangan entitas dengan meninjau apakah format laporan keuangan entitas sudah sesuai atau belum dengan format yang diatur dalam PSAK 50 (revisi 2010), PSAK 55 (revisi 2011), dan PSAK 60. Kemudian peneliti akan melakukan pembandingan kembali dari hasil perbandingan tersebut dengan laporan keuangan entitas pada periode sebelum penerapan PSAK 50 (revisi 2010), PSAK 55 (revisi 2011), dan PSAK 60 untuk mengetahui perbedaan diantara keduanya dan dampak atas penerapan ketiga PSAK tersebut. Data yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan yang bergerak di bidang industri perbankan dan merupakan bank yang telah mencatatkan dirinya di Bursa Efek Indonesia, yaitu berupa laporan keuangan tahunan yang telah diaudit untuk tahun pembukuan yang berakhir di 31 Desember 2011 dan 31 Desember Periode tersebut merupakan waktu sebelum dan sesudah PSAK 50 (revisi 2010), PSAK 55 (revisi 2011), dan PSAK 60 mengenai instrumen keuangan seharusnya diterapkan. Laporan keuangan perusahaan diperoleh dengan mengunduhnya dari situs resmi BEI ( dan juga situs resmi perusahaan bila laporan keuangan yang dicari tidak tersedia di website BEI. Setelah mendapatkan seluruh laporan keuangan yang dibutuhkan, penelitian dijalankan dengan fokus peneliti terhadap instrumen keuangan pada setiap laporan keuangan beserta catatan atas laporan keuangan yang terkait dengan instrumen keuangan.

4 HASIL DAN BAHASAN Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian : 1. Mengelompokkan terlebih dahulu objek penelitian berupa seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) ke dalam dua golongan, yaitu Bank Swasta dan Bank Pemerintah. 2. Memaparkan mengenai kondisi objek penelitian di tahun 2011, yaitu saat sebelum tanggal efektif penerapan PSAK 50 revisi 2010, PSAK 55 revisi 2011, dan PSAK 60 pada 01 Januari Agar ringkas, dalam pembahasan selanjutnya ketiga PSAK tersebut disebut sebagai PSAK revisi terbaru mengenai instrumen keuangan.sedangkan untuk PSAK 50 revisi 2006 dan PSAK 55 revisi 2006 selanjutnya disebut sebagai PSAK revisi terdahulu mengenai instrumen keuangan. 3. Menjelaskan mengenai perbedaan-perbedaan apa saja yang terdapat pada PSAK instrumen keuangan revisi terbaru dibandingkan dengan revisi terdahulu. Dari perbedaan-perbedaan tersebut ditentukan beberapa hal yang menjadi kriteria untuk melihat apakah suatu bank telah atau belum mengimplementasikan PSAK instrumen keuangan revisi terbaru. Kemudian peneliti melakukan penilaian terhadap perusahaan perbankan dalam menerapkan PSAK instrumen keuangan terbaru sesuai dengan kriteria implementasi yang telah diputuskan serta melihat terjadi atau tidaknya penyimpangan. 4. Menjelaskan dampak penerapan PSAK revisi terbaru mengenai instrumen keuangan yang terhadap perusahaan perbankan dari segi pelaporan keuangan. Pengelompokan Objek Penelitian Sesuai dengan pengertian mengenai Bank Umum dan BPR, serta berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998 terkait klasifikasi bank, kesemua bank yang menjadi objek dalam penelitian ini, yaitu 32 bank yang terdaftar dalam BEI, merupakan Bank Umum. Bank Umum terbagi menjadi Bank Pemerintah dan Bank Swasta, di mana Bank Swasta terbagi lagi menjadi : Bank Pembangunan Daerah (BPD), Bank Umum Swasta, dan Bank Umum Syariah. Jumlah Bank Pemerintah yang terdaftar di BEI adalah sebanyak 5 bank, yaitu : Bank Negara Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Mutiara, dan Bank Mandiri. Sedangkan sisanya adalah Bank Swasta, sebanyak 27 bank. Gambar 1 Persentase Jumlah Bank Sesuai Jenisnya Dalam 27 Bank Swasta tersebut, termasuk diantaranya adalah 2 Bank Pembangunan Daerah, yaitu : Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. Peneliti melakukan pembagian tersebut untuk mengetahui tingkat kepatuhan (compliance) bank milik pemerintah dibandingkan dengan bank milik swasta dalam hal menerapkan standar akuntansi yang berlaku. Kondisi Sebelum Penerapan PSAK Instrumen Keuangan Terbaru Kondisi yang ideal bagi perusahaan perbankan pada tahun 2011 dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah tengah menerapkan PSAK terdahulu, yaitu PSAK 50 (revisi 2006) mengenai penyajian dan

5 pengungkapan instrumen keuangan dan PSAK 55 (revisi 2006) mengenai pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Pemaparan kondisi ini dimaksudkan untuk memberi gambaran kepada pengguna penelitian mengenai bagaimana perlakuan para perusahaan perbankan terhadap instrumen keuangan dalam hal penyajian, pengakuan, pengukuran, dan pengungkapannya ketika belum menerapkan PSAK revisi terbaru. Pemaparan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, peneliti melakukan peninjauan terhadap catatan atas laporan keuangan bank dengan melihat apakah terdapat pengungkapan oleh pihak entitas bahwa perusahaan pada tahun 2011 menerapkan PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi 2006). Berdasarkan hasil pengolahan data, peneliti mengindentifikasi sejumlah temuan. Pertama, tanggal efektif penerapan PSAK 50/55 revisi 2006 adalah per 01 Januari 2010, namun Bank Mayapada Internasional baru mulai menerapkannya pada tanggal 23 April Selain itu, terdapat Bank Internasional Indonesia yang tidak memberitahukan mengenai kapan tanggal Bank tersebut menerapkan PSAK 50/55 revisi Kedua, pada tahun 2011 tidak semua bank yang terdaftar di BEI secara khusus menyatakan dalam suatu ayat tersendiri pada catatan atas laporan keuangannya bahwa mereka saat itu telah menerapkan PSAK 50 revisi 2006 dan PSAK 55 revisi Terdapat dua bank yang diketahui tidak melakukan pengungkapan tersebut, yaitu Bank Mutiara Tbk dan Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk. Meskipun kedua bank tersebut dalam catatan atas laporan keuangannya tidak secara khusus menyatakan bahwa perusahaan menerapkan PSAK 50 revisi 2006 dan PSAK 55 revisi 2006, namun terdapat sejumlah indikasi yang menunjukkan (baik secara langsung maupun tidak langsung) bahwa bank-bank tersebut sudah menerapkan PSAK instrumen keuangan revisi terdahulu di tahun Selanjutnya, peneliti menggali lebih dalam laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan bank untuk melihat apakah perlakuan perusahaan di tahun 2011 terhadap instrumen keuangan telah sesuai dengan PSAK revisi terdahulu. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti menggunakan lima macam kriteria penilaian, yang merupakan hal-hal signifikan dalam pengimplementasian PSAK 50/55 revisi Berikut adalah uraian mengenai kelima kriteria tersebut : 1. Adanya pengklasifikasian instrumen keuangan. 2. Adanya pengungkapan kebijakan akuntansi mengenai penghentian pengakuan instrumen keuangan. 3. Adanya pengungkapan kebijakan akuntansi mengenai reklasifikasi instrumen keuangan. 4. Adanya pengungkapan mengenai opsi nilai wajar. 5. Adanya pengungkapan mengenai kerugian penurunan nilai. Jenis Bank Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Peninjauan Implementasi PSAK Terdahulu Pada Laporan Keuangan Bank Tahun 2011 Klasifikasi Intrumen Keuangan Penghentian Pengakuan Reklasfikasi Instrumen Keuangan Opsi Nilai Wajar Kerugian Penurunan Nilai Bank Swasta Bank Pemerintah TOTAL Berdasarkan informasi yang dikemukakan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari kelima kriteria yang telah ditentukan oleh peneliti tidak semuanya sesuai atau diterapkan oleh ke-32 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Kondisi Sesudah Penerapan PSAK Instrumen Keuangan Terbaru Pada bagian pembahasan ini, peneliti akan memaparkan kondisi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI di tahun 2012, di mana per awal tahun tersebut bank-bank yang beroperasi di Indonesia seharusnya telah mulai menerapkan PSAK instrumen keuangan revisi terbaru. Pemaparan kondisi dilakukan dengan melakukan peninjauan terhadap perusahaan apakah sudah menerapkan PSAK instrumen keuangan revisi terbaru atau belum, caranya dengan melihat dari pengimplementasian revisi PSAK terhadap laporan keuangan perusahaan. Tidak semua revisi yang terjadi digunakan sebagai alat penilaian, melainkan revisi yang merupakan poin signifikan dalam perubahan dan pengembangan yang terjadi.

6 Revisi yang menjadi poin signifikan dalam penerapan PSAK 50 revisi 2010 adalah mengenai diaturnya puttable instruments dan instrumen dengan kewajiban bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi dalam suatu paragraf tersendiri. Suatu instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual (puttable instrument) mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain pada saat melakukan eksekusi opsi jual tersebut. Oleh karena itu, menurut PSAK 50 revisi 2006 puttable instruments merupakan liabilitas keuangan. Namun pada PSAK 50 revisi 2010, puttable instruments dapat dikategorikan sebagai instrumen ekuitas apabila memiliki semua fitur berikut ini : a. Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset neto entitas pada saat likuidasi entitas. b. Instrumen berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumenlainnya. c. Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya memiliki fitur yang identik d. Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus instrumen dan menerima kas atau aset keuangan lain, instrumen tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu kontrak yang akan atau dapat ditunaikan dengan instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. e. Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen selama umur instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi, perubahan dalam aset neto yang diakui atau perubahan dalam nilai wajar aset neto entitas yang diakui atau yang belum diakui selama umur instrumen (tidak termasuk dampak dari instrumen). Dari kedelapan bank yang mempunyai puttable instruments, semuanya mengkategorikan instrumen tersebut sebagai liabilitas keuangan. Penyebab tidak adanya puttable instruments yang dikategorikan sebagai instrumen ekuitas mungkin dikarenakan bank tidak dapat memenuhi fitur-fitur yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga bank tidak boleh mengkategorikan puttable instruments sebagai instrumen ekuitas. PSAK 50 revisi 2010, selain mengatur mengenai syarat tertentu untuk pengklasikasian puttable instruments sebagai instrumen ekuitas, juga mengatur syarat tertentu untuk pengklasifikasian instrumen dengan kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi sebagai instrumen ekuitas. Aset neto entitas adalah sisa aset perusahaan pada saat likudiasi yang telah dikurangi semua klaim pihak lain atas aset tersebut. Suatu instrumen yang mencakup kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan kepada entitas lain bagian prorata aset neto hanya pada saat likuidasi dapat dikecualikan dari kategori liabilitas keuangan dan dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut : a. Entitas memberikan hak kepada pemegang instrumen untuk bagian prorata aset neto entitas dalam hal likuidasi entitas. Suatu bagian pro rata ditentukan dengan membagi aset neto entitas pada saat likuidasi dalam unit jumlah yang sama dan mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang instrumen keuangan. b. Instrumen ini berada berada pada kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya. c. Seluruh instrumen yang berada pada kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya harus memiliki kewajiban kontraktual identik bagi entitas penerbit untuk memberikan bagian prorata aset neto pada saat likuidasi. Hasil peninjauan peneliti terhadap penyajian instrumen dengan kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi menunjukkan 100% bank yang terdaftar di BEI memiliki instrumen keuangan tersebut, yaitu berupa saham biasa. Ke-32 bank yang ada mengklasifikasikannya sebagai instrumen ekuitas, yang berarti seluruh fitur seperti yang telah dijelaskan sebelumnya terpenuhi. Poin signifikan dalam revisi PSAK 55 tahun 2011 adalah adanya tambahan pengaturan mengenai ketentuan reklasifikasi aset keuangan, sebagai berikut : a. Aset keuangan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi dapat diklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang.

7 b. Aset keuangan sebagai tersedia untuk di jual dapat diklasifikasi ke pinjaman yang diberikan dan piutang. Dari hasil peninjauan yang dilakukan peneliti, tidak ditemukan adanya bank yang terdaftar di BEI di tahun 2012 yang melakukan reklasifikasi instrumen keuangan tersebut. Hal tersebut mungkin disebabkan aset keuangan milik perusahaan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi atau yang tersedia untuk dijual tidak memenuhi ketentuan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang dan tidak terdapat intensi dan kemampuan untuk memiliki untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau sampai jatuh tempo. Perubahan atau pengembangan signifikan yang terdapat pada PSAK 60 adalah adanya persyaratan kepada entitas untuk membuat analisa sensitivitas. Analisa sensitivitas adalah analisa yang digunakan untuk melihat seberapa peka sebuah bisnis dengan adanya perubahan pada salah satu variabel. Dalam hal pelaksanaan analisa sensitivitas, PSAK 60 paragraf 42 mengatur entitas untuk mengungkapkan : a. analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar (jenis risiko pasar meliputi : risiko mata uang asing, risiko tingkat bunga, dan risiko harga lainnya) b. asumsi dan metode yang digunakan dalam analisa sensitivitas c. perubahan asumsi dan metode analisa sensitivitas Jika entitas menyusun analisa sensitivitas, seperti value-at-risk, yang mencerminkan saling ketergantungan antara variabel risiko (misalnya suku bunga dan nilai tukar) dan menggunakannya untuk mengelola risiko keuangan, maka entitas dapat menggunakan analisa sensitivitas tersebut menggantikan analisa yang ditentukan pada paragraf 42. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa bank-bank yang terdaftar di BEI tidak semuanya melakukan analisa sensitivitas pada risiko pasar yang dimiliki. Namun ada sejumlah perusahaan yang melakukan analisa Value-at-Risk, di mana perusahaan yang melakukan analisa itu dianggap sama dengan melakukan analisa sensitivitas. Peneliti menggunakan syarat-syarat pengungkapan yang telah disampaikan sebagai kriteria untuk menguji implementasi perusahaan terhadap PSAK 60. Gambar 2 Persentase Penerapan Kriteroa Pengungkapan Analisa Sensitivitas Dari empat kriteria pengungkapan analisa sensitivitas, terdapat satu kriteria yang penerapannya tidak dilakukan sama sekali oleh bank-bank yang terdaftar di BEI karena sifatnya kondisional. Kriteria tersebut adalah perubahan asumsi dan metode, dimana mensyaratkan bank untuk melakukan pengungkapan pada catatan atas laporan keuangannya apabila terjadi perubahan terhadap asumsi dan metode analisa sensitivitas yang digunakan. Penerapan terhadap kriteria pengungkapan metode juga sangat rendah. Hanya terdapat dua perusahaan yang teridentifikasi mengungkapkan kriteria metode, yaitu Bank Danamon Indonesia Tbk dan Bank Mega Tbk. Kriteria yang memiliki persentase penerapan paling tinggi

8 adalah kriteria untuk mengungkapkan asumsi yang digunakan dalam metode analisa sensitivitas. Ratarata perusahaan menggunakan asumsi bahwa variabel selain daripada yang diukur dianggap tetap atau konstan (tidak berubah). Kriteria ini telah diterapkan oleh semua perusahaan yang mengungkapkan penggunaan analisa sensitivitas pada risiko pasar masing-masing. Pada Gambar 2, grafik yang dihasilkan atas penerapan kriteria ini oleh Bank Swasta tidak mencapai persentase 100% karena faktor adanya bank yang tidak mengungkapkan menggunakan analisa sensitivitas. Bank-bank yang mengaku melakukan analisa sensitivitas ternyata tidak semuanya melakukan analisa tersebut terhadap setiap jenis risiko pasar yang dimiliki. Terdapat empat bank yang mengungkapkan analisa sensitivitasnya hanya pada risiko tingkat bunga dan tidak mengungkapkan pada risiko nilai tukar yang dimiliki. Dampak Penerapan PSAK Instrumen Keuangan Revisi Terbaru Dalam penerapan awal atas PSAK instrumen keuangan revisi terdahulu, dampak yang dihasilkan cukup signifkan terhadap laporan keuangan perusahaan, di mana perusahaan perlu melakukan perhitungan kembali atas Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) Aset Keuangan yang dimiliki sesuai dengan ketentuan transisi. Selain itu, sehubungan dengan ketentuan transisi penerapan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), bank memiliki kesempatan untuk meninjau ulang klasifikasi aset keuangan dan dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan tanpa terkena sanksi tainting rule. Tainting rule yaitu larangan untuk mengklasifikasikan HTM selama 2 tahun jika entitas bermaksud menjual atau mereklasifikasi investasi HTM dalam jumlah pokok yang signifikan, kecuali jika sudah mendekati jatuh tempo, jumlah pokok hutang hampir seluruhnya tertagih atau ada kejadian tertentu di luar kendali. Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, peneliti menilai dampak dari perubahan kebijakan akuntansi instrumen keuangan revisi terbaru tidak signifikan, kecuali untuk PSAK 60 mengenai pengungkapan instrumen keuangan. PSAK 50 revisi 2010 dan PSAK 55 revisi 2011 dinilai tidak berdampak signifikan karena perubahan atau pengembangan peraturan yang dihasilkan bersifat opsional dan kondisional, dengan kata lain tergantung pilihan manajemen untuk menerapkannya (tidak wajib). PSAK 60 menggabungkan dan memperluas sejumlah persyaratan pengungkapan yang telah ada sebelumnya di PSAK 50 Revisi 2006 dan menambahkan beberapa pengungkapan baru. Beberapa peraturan baru yang penting antara lain: 1. Pengungkapan kualitatif dan kuantitatif atas dampak dari risiko-risiko, antara lain risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas; 2. Penambahan pengungkapan untuk item-item yang mempengaruhi jumlah laba komprehensif, dimana keuntungan dan kerugian dipisahkan berdasarkan kategori instrumen keuangan; dan 3. Pengungkapan nilai wajar untuk setiap kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan, serta pengungkapan hierarki nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diukur dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan. Meskipun penerapan PSAK 60 berdampak terhadap pertimbangan pengambilan keputusan stockholder, namun tidak berdampak pada hasil keuangan atau laba per saham karena perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan. SIMPULAN DAN SARAN Lebih dari 70% komponen laporan keuangan bank terdiri dari instrumen keuangan, oleh sebab itu perlakuan perusahaan terhadap instrumen keuangan sangat penting. Cara perusahaan menyajikan, mengakui, mengukur, dan mengungkapkan laporan keuangan akan berdampak terhadap informasi yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, laporan keuangan bank yang terdaftar di BEI pada tahun 2011 telah sesuai dengan kedua PSAK revisi terdahulu. Namun, dalam hal pengungkapan kebijakan akuntansi sehubungan dengan penerapan kedua PSAK revisi terdahulu tersebut, terdapat beberapa hasil yang menunjukkan ketidaksesuaian laporan keuangan bank yang terdaftar di BEI dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Karena sifat dari ketentuan PSAK yang berkaitan dengan kriteria tersebut adalah opsional, maka perusahaan dapat memilih untuk tidak melakukan pengungkapan bila tidak memiliki

9 kriteria tersebut. Persentase kelompok bank yang sesuai dengan kelima kriteria yang ada didominasi oleh Bank Pemerintah yang memiliki persentase lebih besar (sebanyak 60%) dibanding dengan Bank Swasta (sebesar 14,82%). Hal ini menunjukkan bahwa laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bank Pemerintah memiliki tingkat pengungkapan yang lebih lengkap dalam hal penerapan PSAK instrumen keuangan revisi terdahulu. Yang menjadi poin signfikan dalam perubahan yang terjadi pada ketiga PSAK instrumen keuangan revisi terbaru adalah : 1. Pengaturan mengenai puttable instrument dan instrumen dengan kewajiban menyerahkan bagian aset neto secara pro rata saat likuidasi yang dapat diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas bila memenuhi syarat tertentu (PSAK 50 revisi 2010). 2. Penambahan ketentuan mengenai reklasifikasi instrumen keuangan ke kategori pinjaman yang diberikan dan piutang apabila entitas mempunyai intensi yang kuat dan kemampuan untuk memiliki (PSAK 55 revisi 2011). 3. Keharusan mengungkapkan analisa sensitivitas terhadap setiap jenis pasar risiko yang dimiliki (PSAK 60). Peneliti menilai dampak dari perubahan kebijakan akuntansi instrumen keuangan revisi terbaru tidak signifikan, kecuali untuk PSAK 60 mengenai pengungkapan instrumen keuangan. PSAK 50 revisi 2010 dan PSAK 55 revisi 2011 dinilai tidak berdampak signifikan karena perubahan atau pengembangan peraturan yang dihasilkan bersifat opsional dan kondisional. Meskipun penerapan PSAK 60 berdampak terhadap pertimbangan pengambilan keputusan stockholder, namun tidak berdampak pada hasil keuangan atau laba per saham karena perubahan pada kebijakan akuntansi hanya mempengaruhi aspek pengungkapan. Dari 32 perusahaan perbankan yang diteliti, sebanyak 8 perusahaan memiliki puttable instrument yang terdiri dari Bank Swasta sebanyak 6 bank dan Bank Pemerintah sebanyak 2 bank. Dalam bentuk persentase per kelompok bank, Bank Pemerintah dalam hal kepemilikan puttable instruments lebih besar dibanding dengan Bank Swasta, yaitu 40% berbanding 22%. Hal ini berarti Bank Pemerintah memiliki instrumen keuangan yang lebih beragam. Sementara dalam hal penerapan pengungkapan analisa sensitivitas, jumlah kesesuaian secara menyeluruh sangatlah kecil, yaitu 7,41% untuk Bank Swasta dan bahkan 0% atau tidak ada sama sekali untuk Bank Pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pengimplementasian PSAK 60 masih belum sepenuhnya dilakukan oleh perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian laporan keuangan bank dengan ketentuan implementasi PSAK 60 masih sangat rendah, peneliti menyarankan kepada manajemen bank untuk mengevaluasi penerapan PSAK 60 pada laporan keuangan masing-masing dan melakukan tindakan penyesuaian terhadap standar tersebut. Peneliti juga menyarankan kepada pihak manajemen untuk lebih aktif mengikuti kegiatan seperti seminar dan pelatihan mengenai penerapan PSAK dan public hearing ED PSAK yang diadakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kegiatan tersebut dapat menambah pemahaman dan pengetahuan manajemen terhadap PSAK yang terkait dengan laporan keuangan, sehingga pihak manajemen dapat menyajikan laporan keuangan dengan kualitas yang lebih baik. Terakhir, peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya dapat lebih dalam membahas mengenai implementasi PSAK 60 pada industri perbankan, mengingat masih minimnya penelitian mengenai standar terkait maka peneliti mendorong dilaksanakannya penelitian lebih mendalam terkait topik tesebut. REFERENSI Anggraita, Viska. (2012). Dampak penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006) Terhadap Manajemen Laba di Perbankan: Peranan Mekanisme Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, dan Kualitas Audit. Universitas Indonesia. Emanuela. (2012). Analisis Penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2006) Atas Impairment Piutang Pada Perusahaan Multifinance. Universitas Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). PSAK No. 1 (Revisi 2009) Tentang Penyajian Laporan keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

10 Ikatan Akuntan Indonesia. (2006). PSAK No. 50 (Revisi 2006) Tentang Penyajian dan Pengungkapan Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). PSAK No. 50 (Revisi 2010) Tentang Penyajian Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2011). PSAK No. 55 (Revisi 2011) Tentang Penyajian Instrumen keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). PSAK No. 60 Tentang Pengungkapan Instrumen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Kieso, D. E., Weygandt, J. J., & Warfield, T. D. (2011). Intermediate Accounting, IFRS edition. New York: John Wiley & Sons, Ltd. Nelson Lam, Peter Lau. (2009). Intermediate Financial reporting : an IFRS Perspective. McGraw Hill. Singapore. Secarian, E. M. (2012). Evaluasi Penerapan Psak 55 Mengenai Instrumen Keuangan: Pengakuan Dan Pengukuran Pada Penurunan Nilai dan Tidak Tertagihnya Aset Keuangan, Perlakuan Akuntansi, dan Nilai Perusahaan. Universitas Diponegoro Semarang. Yanti. (2012). Analisis Penerapan PSAK No.50 (Revisi 2010) Tentang Penyajian Instrumen Keuangan dan PSAK No.60 Tentang Pengungkapan Instrumen Keuangan (Studi Kasus Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk). Binus University. RIWAYAT PENULIS Erni lahir di kota Jakarta pada 08 Maret Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu akuntansi pada tahun Saat ini bekerja sebagai Directors Bureau Staff di PT. A.J. Central Asia Raya. Penulis aktif di Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMA) Binus University sebagai Koordinator Divisi.

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian.

BAB 4 PEMBAHASAN. Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian. BAB 4 PEMBAHASAN 4.1. Mekanisme Pembahasan Penelitian Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, dimulai dengan mengelompokkan terlebih dahulu objek penelitian berupa seluruh

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 2012 No Kode Saham Nama Emiten Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk X - 2 BABP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengambil keputusan-keputusan penting bagi kelangsungan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mengambil keputusan-keputusan penting bagi kelangsungan perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mengembangkan perekonomian dan pembangunan nasional. Sehingga dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terdapat 29 perusahaan perbankan yang terdaftar di bursa efek Indonesia (BEI) sampai tahun 2011, sektor perbankan ini mengalami fluktuasi pada harga sahamnya,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria No Kode Nama Perusahaan 1 2 3

LAMPIRAN. Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kriteria No Kode Nama Perusahaan 1 2 3 LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia populasi Kriteria No Kode Nama Perusahaan 1 2 3 Sampel 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk x - 2 ANKB Bank Arta Niaga Kencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan perbankan merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara. Meningkatnya kinerja perusahaan perbankan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

LAMPIRAN. No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan. Ukuran. perusahaan. Corporate. Governance, Ukuran. Leverage,

LAMPIRAN. No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan. Ukuran. perusahaan. Corporate. Governance, Ukuran. Leverage, LAMPIRAN Lampiran 1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti Judul Variabel Kesimpulan 1. Juniarti dan Analisis Faktor-Faktor yang Ukuran Ukuran Carolina Berpengaruh Terhadap Perusahaan, tidak berpengaruh (2004)

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAFTAR NAMA PERBANKAN. Nama Bank

LAMPIRAN DAFTAR NAMA PERBANKAN. Nama Bank DAFTAR NAMA PERBANKAN Nama Bank 1. Bank Agroniaga Tbk 2. Bank ICB Bumiputera Tbk 3. Bank Capital Indonesia Tbk 4. Bank Ekonomi Raharja Tbk 5. Bank Central Asia Tbk 6. Bank Bukopin Tbk 7. Bank Negara Indonesia

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ITEM PENGUNGKAPAN

KLASIFIKASI ITEM PENGUNGKAPAN LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Indikator Good Corporate Governance NO KLASIFIKASI ITEM PENGUNGKAPAN 1. Pemegang Saham 1. Uraian mengenai hak Pemegang Saham. 2. Penyertaan mengenaijaminan perlindungan hak atas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Hampir semua negara di dunia saat ini melakukan konvergensi antara GAAP (General Accepted Accounting Principle) dengan IFRS

PENDAHULUAN Hampir semua negara di dunia saat ini melakukan konvergensi antara GAAP (General Accepted Accounting Principle) dengan IFRS PENDAHULUAN Hampir semua negara di dunia saat ini melakukan konvergensi antara GAAP (General Accepted Accounting Principle) dengan IFRS (International Financial Reporting Standard). Saat ini Indonesia

Lebih terperinci

Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan

Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan No Kode Bank Nama Bank 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk. 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk. 3 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk. 4 BBCA Bank Central

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Perbankan Tahun

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Perbankan Tahun LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Perusahaan Perbankan Tahun 2010-2013 No Kode Perusahaan Nama Perusahaan Perbankan 1 AGRO Bank Agroniaga, Tbk 2 BABP Bank ICB Bumiputera, Tbk 3 BACA Bank Capital Indonesia, Tbk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tentu dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat mencapai

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan penelitian tentu dibutuhkan metode yang tepat untuk dapat mencapai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Perumusan desain penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Desain penelitian merupakan rancangan atau skema mengenai metode yang akan

Lebih terperinci

Gayatry, Ayu Dwi Determinan Struktur Modal Pada Perusahaan Non Keuangan Kompas 100 Periode Skripsi. FE Universitas Indonesia.

Gayatry, Ayu Dwi Determinan Struktur Modal Pada Perusahaan Non Keuangan Kompas 100 Periode Skripsi. FE Universitas Indonesia. Gayatry, Ayu Dwi. 2009. Determinan Struktur Modal Pada Perusahaan Non Keuangan Kompas 100 Periode 2003-2008. Skripsi. FE Universitas Indonesia. Jakarta. dipublikasikan). (Tidak Riyanto, Bambang. 2001.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian terhadap beberapa bank yang datanya diperoleh dari Indonesia Stock Exchange ( Bursa Efek Indonesia ), dan obyek

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif

BAB 3 METODE PENELITIAN. menggunakan metode pengujian statistik. Penelitian analisis komparatif BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kuantitatif dengan analisis komparatif. Penelitian kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Kerangka Teori dan Literatur II.1.1 Pengertian PSAK Menurut PSAK No. 1, paragraf 5, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang disusun oleh Dewan

Lebih terperinci

Daftar Penentuan Sampel Penelitian

Daftar Penentuan Sampel Penelitian Lampiran i Daftar Penentuan Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode Kriteria 1 2 3 Sampel 1 PT. Bank Agroniaga Tbk. AGRO X v x - 2 PT. Bank Artha Graha Internasional Tbk. INPC X v v 3 PT. Bank Bukopin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saham yang beredar ataupun harga yang bergerak di pasar (Darmadji dan Fakhruddin:

I. PENDAHULUAN. saham yang beredar ataupun harga yang bergerak di pasar (Darmadji dan Fakhruddin: I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate action merupakan aktivitas emiten yang dapat mempengaruhi baik jumlah saham yang beredar ataupun harga yang bergerak di pasar (Darmadji dan Fakhruddin: 2001).

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE

ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE ANALISIS POTENSI KEBANGKRUTAN BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN Z-SCORE Agustya Lisdayanti 1 Siti Iqlima Zeinia 2 Wanda Anindita 3 1,2,3 Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel 93 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Daftar Perusahaan yang Termasuk dalam Sampel No Kode Perusahaan 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 3 BBCA Bank Central Asia Tbk 4 BBKP Bank

Lebih terperinci

Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel Kriteria No Kode Nama Bank

Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel Kriteria No Kode Nama Bank Lampiran i Daftar Populasi dan Proses Seleksi Sampel Kriteria No Kode Nama Bank Sampel Sampel 1 2 3 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk - - 2 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 1 3 BBKP Bank Bukopin Tbk 2 4

Lebih terperinci

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Risiko Kredit. (23 Mei 2012).

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Risiko Kredit.  (23 Mei 2012). 3) Situs WWW (World Wide Web) : Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. 2012. Risiko Kredit. http://id.wikipedia.org/wiki/risiko_kredit (23 Mei 2012). Fernbach, Finance and Risk Software. 2012.

Lebih terperinci

LAMPIRAN DAFTAR INDIKATOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE. No. Pilar Indikator

LAMPIRAN DAFTAR INDIKATOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE. No. Pilar Indikator 89 DAFTA INDIKATO GOOD COPOATE GOVENANCE No. Pilar Indikator 1 Transparency 1. Waktu penerbitan laporan keuangan 2. Visi perusahaan 3. Misi perusahaan 4. Sasaran perusahaan 5. Strategi perusahaan 6. Kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/publik (go public).

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan perusahaan kepada masyarakat/publik (go public). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat mendorong kinerja operasional perusahaan. Salah satu cara bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang dilakukan dengan cara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang dilakukan dengan cara BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap abnormal return saham-saham perusahaan perbankan (yang

Lebih terperinci

DAFTAR POPULASI BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

DAFTAR POPULASI BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE Lampiran 1 DAFTAR POPULASI BANK YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010 No KODE Perusahaan Emiten Kriteria 1 2 3 Sample 1 AGRO Bank Agroniaga Tbk 2 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 3 BBKP Bank Bukopin

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. Indonesia (BEI). Alasan pemilihan objek penelitian tersebut adalah :

BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN. Indonesia (BEI). Alasan pemilihan objek penelitian tersebut adalah : BAB 3 OBJEK DAN METODA PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah entitas yang bergerak di bidang industri perbankan dan merupakan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Sesuai dengan masalah dan tujuan yang dirumuskan, maka penelitian ini tergolong penelitian kausatif. Penelitian kausatif berguna untuk menganalisis pengaruh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan tidak datang langsung ke perusahaan, melainkan mengunjungi dan mengunduh data melalui website Bursa Efek Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan mulai dari tahap persiapan penelitian sampai dengan penyusunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan mulai dari tahap persiapan penelitian sampai dengan penyusunan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Bursa efek indonesia, penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu kurang lebih selama 2 (dua) bulan

Lebih terperinci

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) Oleh :

ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) Oleh : ANALISIS PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP RETURN ON ASSET (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) Oleh : RIZQI FAUZIYANSYAH NPM. 093403067 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan. Tabel 4.1.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan. Tabel 4.1. 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sampel Penelitian Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2014.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Pengertian objek penelitian menurut Sugiyono (2010:13) Objek penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan sampel penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karekteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. website Bursa Efek Indonesia dan

BAB III METODE PENELITIAN. website Bursa Efek Indonesia   dan 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data harga saham penutupan sektor keuangan khususnya perbankan selama periode penelitian yakni tahun 2011-2015.Data

Lebih terperinci

Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing PENGARUH RGEC TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2015 Nama : Audia Elfika Wardhani NPM : 21212240 Jurusan : Akuntansi Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Sampel yang

BAB III METODE PENELITIAN. dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006). Sampel yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

PERANAN ANALISIS METODE Z-SCORE

PERANAN ANALISIS METODE Z-SCORE PERANAN ANALISIS METODE Z-SCORE DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN SUATU PERUSAHAAN DAN KAITANNYA TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Go Public Di Bursa Efek Indonesia ) IRSYAD NURDIN

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS CAMEL Ida Roito Situmeang Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jln. Prof.Dr. Hamka Kampus

Lebih terperinci

DAFTAR PENGUNGK APAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE)

DAFTAR PENGUNGK APAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) LAMPIRAN A DAFTAR PENGUNGK APAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL (SOCIAL DISCLOSURE) Tema Kemasyarakatan 1. Dukungan pada kegiatan seni dan budaya 2. Dukungan pada kegiatan olah raga (termasuk sponsorship) 3. Partisipasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Bursa Efek Indonesia membagi kelompok industri-industri perusahaan berdasarkan sektor-sektor yang dikelolanya terdiri dari: sektor pertanian, sektor

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a. Sejarah singkat Perusahaan. pengembangan agro bisnis nasional. mengelola risiko secara efektif.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a. Sejarah singkat Perusahaan. pengembangan agro bisnis nasional. mengelola risiko secara efektif. 51 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Perusahaan 1. Bank Agroniaga (AGRO) a. Sejarah singkat Perusahaan BANK AGRO yang didirikan pada 27 September 1989, pada 11 Desember 1989 mulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1.Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Umar (2011, 34) metode deskriptif bertujuan untuk menguraikan sifat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dibutuhkan, menetapkan sumber-sumber informasi, teknik yang BAB III METODE PENELITIAN III.1. Desain Penelitian Erlina (2008) menyatakan bahwa desain penelitian merupakan rencana induk yang berisi metode dan prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang sahamnya terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun bank. (Gooneratne and Hoque, 2012, p.

BAB III METODE PENELITIAN. yang sahamnya terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) tahun bank. (Gooneratne and Hoque, 2012, p. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah keseluruhan dari obyek penelitian yang akan diteliti. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahaan perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

BAB I PENDAHULUAN. mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan segala sesuatu yang menyangkut bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia pada tahun Adapun objek yang diteliti ialah volume

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Efek Indonesia pada tahun Adapun objek yang diteliti ialah volume 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2007 2009. Adapun objek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian in, penulis ingin mengetahui apakah corporate social

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian in, penulis ingin mengetahui apakah corporate social BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian in, penulis ingin mengetahui apakah corporate social responsibility, good corporate governance, dan kepemilikan bank dapat mempengaruhi return

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), capital adequacy ratio

BAB IV GAMBARAN UMUM. profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), capital adequacy ratio 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Data Variabel Penelitian Dari data BEI dapat ditelusuri tentang bagaimana kondisi profitabilitas (ROA), ukuran perusahaan (SIZE), capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit

Lebih terperinci

03 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

03 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk LAMPIRAN Data Sampel Perusahaan No Kode Perusahaan 01 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 02 BBCA Bank Central Asia Tbk 03 BBKP Bank Bukopin Tbk 04 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 05 BBNP Bank Nusantara Parahyangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti kunjungi adalah pusat referensi di pojok Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti kunjungi adalah pusat referensi di pojok Bursa Efek Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder (data yang diperoleh dari pihak kedua). Sehingga untuk lokasi penelitian yang akan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Raya Gajayana

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Raya Gajayana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bertempat di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Raya Gajayana No. 50 Malang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu. mendapatkan keuntungan dapat dihitung dengan menggunakan rasio keuangan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank memiliki fungsi sebagai Financial Intermediary yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkan dana ke masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dari data yang telah terkumpul. Data yang terkumpul berupa laporan keuangan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan selama jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerluka jawaban dan penjelasan. Daniel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey terhadap objek penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan hubungan antara variabel independen dan dependen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan hubungan antara variabel independen dan dependen dengan 39 A. Rancangan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode analisis data yang mencakup metode deskriptif kuantitatif.penelitian dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era modern saat ini, investasi dalam bentuk kepemilikan aset finansial mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia. Salah satu aset finansial yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Instrumen keuangan merupakan kontrak yang mengakibatkan timbulnya aset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Undang undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 menyimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen/bebas dan variabel dependen/terikat. Variabel independen/bebas dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sesuai pengklasifikasian Indonesia Capital Market Directory (ICMD)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sesuai pengklasifikasian Indonesia Capital Market Directory (ICMD) BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karekteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pojok BEI Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pojok BEI Universitas Islam Negeri Maulana BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok BEI Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, karena disana terdapat data yang dibutuhkan dalam menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam 7 hari sebelum dan sesudah tanggal 16 Agustus 2007 maka didapatkan perusahaan perbankan yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PERBANKAN SAMPEL. Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode No. Kode Nama Perusahaan Perbankan

LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PERBANKAN SAMPEL. Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode No. Kode Nama Perusahaan Perbankan LAMPIRAN 1 DAFTAR NAMA PERUSAHAAN PERBANKAN SAMPEL Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014 No. Kode Nama Perusahaan Perbankan 1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk 2 BABP Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. perbankan yang merupakan bisnis jasa saat ini berada dalam persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, karenanya perusahaan perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat dikatakan bahwa usaha perbankan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA SEKUNDER

LAMPIRAN I DATA SEKUNDER LAMPIRAN I DATA SEKUNDER A. HARGA SAHAM PERUSAHAAN 1. BANK ICB BUMIPUTERA TBK (BABP) Jan 90 131 56 120 145 Feb 87 145 56 120 148 Mar 80 125 56 120 148 Apr 81 84 53 122 142 Mei 112 117 85 122 123 Juni 118

Lebih terperinci

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Daftar Industri Perbankan Tahun Tabel 4.1 Daftar Industri Perbankan yang Termasuk dalam Sampel

LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Daftar Industri Perbankan Tahun Tabel 4.1 Daftar Industri Perbankan yang Termasuk dalam Sampel LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Daftar Industri Perbankan Tahun 2011-2014 Tabel 4.1 Daftar Industri Perbankan yang Termasuk dalam Sampel No Kode Nama Perusahaan 1. AGRO Rakyat Agro Niaga 2. BABP MNC 3. BACA Capital

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. (BEI) setelah mengadopsi International Accounting Standards (IAS) 39. Dengan kata. lain hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima.

BAB V PENUTUP. (BEI) setelah mengadopsi International Accounting Standards (IAS) 39. Dengan kata. lain hipotesis dalam penelitian ini tidak diterima. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas laba yang dilaporkan antara sebelum dan sesudah adopsi IAS 39 pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan periode

Lebih terperinci

ANALISIS Z-SCORE PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013 Dhika Setyo Wahyu Universitas Negeri Surabaya

ANALISIS Z-SCORE PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013 Dhika Setyo Wahyu Universitas Negeri Surabaya 1 ANALISIS Z-SCORE PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA TAHUN 2013 Dhika Setyo Wahyu Universitas Negeri Surabaya Dhika.sty@gmail.com ABSTRACT The purpose of this research is to know about

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA BANK YANG LISTING DI BEI TAHUN

ANALISIS MODEL ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA BANK YANG LISTING DI BEI TAHUN ANALISIS MODEL ALTMAN Z-SCORE UNTUK MEMPREDIKSI FINANCIAL DISTRESS PADA BANK YANG LISTING DI BEI TAHUN 2010 2013 Ayik Rizky Ariesco Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Perusahaan Yang Diteliti Perusahaan yang dijadikan sampel merupakan beberapa perusahaan yang go public karena begitu banyaknya perusahaan yang go public maka

Lebih terperinci

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat explanatory research.

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat explanatory research. BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat explanatory research. Menurut Bungis (2006), p enelitian eksplanasi (explanatory research) merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN BOPO TERHADAP HARGA SAHAM (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI)

PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN BOPO TERHADAP HARGA SAHAM (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA) DAN BOPO TERHADAP HARGA SAHAM (Sensus Pada Emiten Sektor Perbankan Yang Terdaftar di BEI) EGGI JULIANA NPM. 093403077 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2007-2009 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Nora Yacheva Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK

Nora Yacheva Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ABSTRACT ABSTRAK ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RBBR (RISK- BASED BANK RATING) (Studi pada Umum Swasta Nasional Devisa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014) Nora Yacheva Muhammad Saifi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka sebagai alat analisis keterangan mengenai apa yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka sebagai alat analisis keterangan mengenai apa yang 65 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu penelitian dimana suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut tingkat eksplanasinya, yaitu penelitian yang bermaksud

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut tingkat eksplanasinya, yaitu penelitian yang bermaksud BAB III 3.1 Jenis Penelitian METODE PENELITIAN Menurut tingkat eksplanasinya, yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi yang saat ini semakin meningkat menunjukkan bahwa adanya pembangunan ekonomi yang baik dari suatu bangsa. Dalam pembangunan ekonomi peran perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan utama bank adalah menghimpun dana (funding) dan menyalurkan dana (lending) masyarakat atau yang bisa disebut dengan financial intermediatory, dengan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Konvensional dengan Metode Risk Profile, Earnings, Capital

Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Konvensional dengan Metode Risk Profile, Earnings, Capital Analisis Tingkat Kesehatan Perbankan Konvensional dengan Metode Risk Profile, Earnings, Capital (Studi kasus pada Perbankan Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014) Zulkifli

Lebih terperinci

JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.1, Juni 2017, E-ISSN:

JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.1, Juni 2017, E-ISSN: JURNAL ONLINE INSAN AKUNTAN, Vol.2, No.1, Juni 2017, 49 60 E-ISSN: 2528-0163 49 Perbandingan Model Altman Z-Score, Zmijewski, Springate, dan Grover Dalam Memprediksi Kebangkrutan Perusahaan Perbankan (Studi

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL FAKTOR-FAKTOR TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK SURABAYA

ANALISIS FUNDAMENTAL FAKTOR-FAKTOR TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK SURABAYA ANALISIS FUNDAMENTAL FAKTOR-FAKTOR TERHADAP KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK SURABAYA SKRIPSI DiajukanOleh : ANISA DWI ANGGRAENI 0813015013 / FE

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2011 SKRIPSI Oleh: Christina Wijaya 0913015030/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian secara keseluruhan dimana akan memperoleh manfaat keberadaan adanya sebuah bank. perekonomian mendapatkan manfaat berupa mekanisme adanya alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis telah berkembang pesat ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan ketat, dan pertumbuhan inovasi yang terusmenerus. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan:

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank. yang berkaitan dengan penyajian instrumen keuangan: BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Perubahan Penerapan PSAK No.50 (revisi 2006) pada Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk. IV.1.1. Penyajian Instrumen Keuangan Terdapat beberapa perubahan pada pos instrumen

Lebih terperinci

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN

PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN PSAK 60 (REVISI 2014) PENGUNGKAPAN INSTRUMEN KEUANGAN 60 PSAK 60 PSAK 60 mengatur persyaratan pengungkapan dalam laporan keuangan terhadap instrumen keuangan. Sebelumnya diatur dalam PSAK 50 (revisi 2006):

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP BIAYA HUTANG (COST OF DEBT) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP BIAYA HUTANG (COST OF DEBT) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) DAN VOLUNTARY DISCLOSURE TERHADAP BIAYA HUTANG (COST OF DEBT) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI ABSTRACT Akhmad Samhudi Akhmadsamhudiuniska@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin pesatnya perkembangan perekonomian dewasa ini semakin banyak pula kebutuhan dan keinginan masyarakat sehingga menyebabkan kebutuhan masyarakat akan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN 2001 2008 BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) Welin Kusuma*, Dessy Mulyani** *Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau menguji BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mencari atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak

BAB I PENDAHULUAN. tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara keseluruhan bank merupakan suatu lembaga keuangan yang tugas utamanya sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengukuran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: arus kas dari aktivitas operasi membuktikan bahwa tidak terdapat

BAB V PENUTUP. pengukuran. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: arus kas dari aktivitas operasi membuktikan bahwa tidak terdapat 63 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan kualitas laba yang dilaporkan sebelum dan sesudah adopsi IAS 39 (2005) menjadi PSAK 55 (2006) pada perusahaan perbankan

Lebih terperinci