BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Juliani dalam skripsinya yang berjudul Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Depan Ba dan Bei dalam Bahasa Mandarin Pada Mahasiswa Program Studi Sastra Cina memaparkan struktur kalimat yang menggunakan kata depan 把 bǎ: Subyek + Kata Depan 把 bǎ + Obyek + Kata Kerja + Elemen Subyek yang berada di depan kata depan 把 bǎ adalah subyek pelaku, sedangkan obyek yang berada di belakang kata depan 把 bǎ adalah obyek penderita di mana obyek ini terkena pengaruh dari hasil perbuatan subyek. Contoh : 人们 把 竹子 做成 笛子 rénmen bă zhúzi zuòchéng dízi. Manusia membuat seruling dari bambu. Pada contoh di atas, 人们 rénmen (manusia) pada kalimat ini memiliki kedudukan sebagai subyek dan 竹子 zhúzi (seruling) mempunyai kedudukan sebagai obyek. Penelitian Juliani ini membantu peneliti dalam memahami struktur kalimat 把 bǎ serta konteks pemakaiannya. Dalam jurnal elektronik China, Lu Wen Hua (1994), menulis artikel berjudul Jenis Makna Kalimat 把 bǎ, Hua meneliti pembagian jenis kalimat 把 bǎ berdasarkan maknanya. Adapun pembagian jenis makna tersebut oleh Hua dibagi dalam enam jenis, yaitu: 1. Menyatakan suatu hal/ benda berpindah tempat/ berpindah hubungannya karena dikenai pekerjaan. 2. Menyatakan suatu benda/hal karena aksi tertentu mengalami perubahan tertentu dan muncul hasil tertentu.

2 3. Menyatakan terjadinya hubungan antara pekerjaan dengan suatu benda/hal tertentu; atau bagaimana hubungan tersebut terjadi. 4. Menyatakan/menganggap benda/hal tertentu sebagai benda/hal lain; atau melalui pekerjaan menjadikan benda/hal tertentu mengalami perubahan menjadi benda/hal lain yang memiliki jenis, dan ciri khas yang sama. 5. Menyatakan sesuatu terjadi diluar keinginan. 6. Menyatakan makna kausatif. Penelitian Hua memberikan gambaran yang jelas tentang jenis makna kalimat 把 bǎ yang sangat membantu peneliti ketika menyusun bahan penelitian untuk diberikan kepada mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU. Penelitian kalimat 把 bǎ sebelumnya merupakan penelitian terhadap masalah yang berkenaan dengan penggunaan, struktur dan makna kalimat 把 bǎ. Penelitian tentang kesalahan penerjemahan kalimat bahasa Mandarin yang mengandung kata depan 把 bǎ ke dalam Bahasa Indonesia belum pernah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian Na (2005) yang berjudul Errors in The Translation of Topic Comment Structures of Vietnamese into English, Na menyebutkan bahwa kesalahan terjemahan dapat berbentuk a) penghilangan, b) penambahan, c) ketidakakuratan dalam terjemahan, d) terjemahan terlalu literal, e) terjemahan terlalu bebas, f) kesalahan pragmatik dan g) kesalahan pemilihan leksis. Penelitian Na ini menjadi landasan teori dalam mengkategorikan bentuk kesalahan yang muncul dalam terjemahan mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU.

3 2.2 Konsep Konsep penelitian ini penulis dijabarkan sebagai berikut: Analisis Kesalahan Terjemahan Elis dalam Tarigan (1995:68) mendefinisikan analisis kesalahan sebagai berikut. Analisis kesalahan sebagai suatu prosedur kerja yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian kesalahan itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu. Sementara mengenai kesalahan terjemahan, Na (2005:57) menyebutkan: Dalam penerjemahan, sebuah kalimat disebut memiliki kesalahan terjemahan apabila terlihat distorsi makna, sekalipun kalimat tersebut benar secara gramatikal. Kesalahan terjemahan juga mencakup pengurangan sesuatu yang penting dari makna BSu, penambahan sesuatu yang tidak berhubungan dengan BSu, pengalihan yang tidak akurat, distorsi makna, penerjemahan yang terlalu bebas ataupun penerjemahan yang terlalu harfiah, juga kegagalan pragmatik dan kesalahan pemilihan kata Kalimat 把 bǎ Kalimat 把 bǎ adalah kalimat yang mengandung kata depan 把 bǎ. Kata depan 把 bǎ digunakan untuk menegaskan dan menerangkan bagaimana tindakan menangani suatu benda dan hasilnya. Penanganan ini sering mengakibatkan benda yang dimaksud berpindah tempat, berubah kondisi atau terkena pengaruh lainnya. (Zhao 2005:99). Pada penelitian terdahulu, yakni dalam jurnal elektronik China, Lu Wen Hua (1994), dengan judul Jenis Makna Kalimat 把 bǎ, Hua meneliti tentang pembagian jenis kalimat 把 bǎ berdasarkan maknanya. Adapun pembagian jenis kalimat ini dibagi menjadi enam jenis, yaitu: 1. Menyatakan suatu hal/ benda berpindah tempat/ berpindah hubungannya karena dikenai pekerjaan.

4 请 你 把 课程表 交 给 老师 Qǐng nǐ bǎ kè chéng biǎo jiāo gěi lǎo shī S O1 V 给 O2 (Mohon)(kamu) (jadwal pelajaran) (serah)(kepada) (guru) Mohon kamu serahkan jadwal pelajaran kepada guru. Pada kalimat di atas, 你 nǐ (kamu) merupakan subjek (S), 课程表 kè chéng biǎo (jadwal pelajaran) merupakan objek yang dikenai perbuatan (O2), 交 jiāo (serah) merupakan perbuatan (V; verba, kata kerja), 老师 lǎo shī guru merupakan sasaran perpindahan hal/benda (O2), dan antara O1 dengan 给 gěi +O2 terdapat hubungan subjek predikat. 2. Menyatakan suat benda/hal karena aksi tertentu mengalami perubahan tertentu dan muncul hasil tertentu. 大家 把 教室 打扫得干干净净 Dà jiā bǎ jiào shì dǎ sǎo de gān gān jìng jìng S N V C (semua orang) (ruang kelas) (membersihkan)(dengan)(bersih) Semua orang membersihkan ruang kelas. Pada kalimat di atas, 大家 dà jiā (semua orang) merupakan subjek pelaku perbuatan (S), 教室 jiào shì (ruang kelas) merupakan objek yang dikenai perbuatan, 打扫 dǎ sǎo (membersihkan) merupakan perbuatan (V) dan 得干干净净 de gān gān jìng jìng (dengan bersih) merupakan komplemen hasil/kompleman arah (C). Komplemen di belakang kata kerja 打扫 dǎ sǎo (membersihkan) yaitu 得

5 干干净净 de gān gān jìng jìng (dengan bersih) menyatakan hasil setelah hal/ benda di belakang 把 bǎ yaitu 教室 jiào shì (ruang kelas) dikenai perbuatan. 3. Menyatakan terjadinya hubungan antara pekerjaan dengan suatu benda/hal tertentu; atau bagaimana hubungan tersebut terjadi. 由于 害怕, 他 把 两眼 闭 着 Yóu yú hài pà, tā bǎ liǎng yǎn bì zhe 着 (karena)(takut), (dia) (kedua mata) (tutup)(sedang) Karena takut, dia memejamkan kedua matanya. Pada kalimat dia atas, 他 tā (dia) merupakan subjek pelaku perbuatan (S), 两眼 liǎng yǎn (kedua mata) merupakan objek yang dikenai perbuatan (0), 闭 bì (tutup) merupakan perbuatan. Elemen di depan atau belakang kata kerja ( 着 zhe sedang ) merupakan cara perbuatan dilakukan. Pola kalimat di atas secara umum menyatakan antara perbutan dengan hal/ benda terdapat hubungan, menggambarkan terjadinya hubungan antara perbuatan dengan hal/ benda, bukan menyatakan hasil. 4. Menyatakan menganggap benda/hal tertentu sebagai benda/hal lain; atau melalui pekerjaan menjadikan benda/hal tertentu mengalami perubahan menjadi benda/hal lain yang memiliki jenis, dan ciri khas yang sama. 老师 把 我们当成 自己的孩子 Lǎoshī bǎ wǒmen dàngchéng zìjǐ de háizi S O1 V 成 / 作 O2

6 (guru) (kami) (menganggap)(sebagai) (sendiri) (kepunyaan) (anak) Guru menganggap kami sebagai anaknya sendiri. Pada kalimat di atas, 老师 lǎoshī (guru) merupakan subjek pelaku perbuatan, 我们 wǒmen (kami) merupakan objek yang dikenai perbuatan (O1), 当 dàng (menganggap) merupakan perbuatan. Antara O1 dan O2 ( 自己的孩子 zìjǐ de háizi anaknya sendiri ) terdapat persamaan jenis atau ciri khas. 5. Menyatakan sesuatu terjadi diluar keinginan. 我 把 以前学过的生词 都忘了 Wǒ bǎ yǐqián xué guò de shéngcí dōu wàng le S N V 了 (saya) (dulu)(belajar)(pernah)(kepunyaan)(kosakata)(semua) (lupa)(sudah) Saya sudah lupa kosakata yang pernah dipelajari dulu. Pada kalimat di atas, 我 wǒ (saya) merupakan subjek pelaku perbuatan (S), 以前学过的生词 yǐqián xué guò de shéngcí (kosakata yang dulu dipelajari) merupakan objek yang dikenai perbuatan (O), 忘 wàng (lupa) merupakan perbuatan. Kalimat dengan kata 了 le di belakang kata kerja memiliki makna menyatakan tidak diinginkan dan tidak sesuai harapan. 6. Menyatakan makna kausatif. 雷声把他惊醒了 léisheng bǎ tā jīngxǐng le

7 (suara petir) (dia) (kejut)(bangun)(sudah) Suara petir membuat dia terbangun dari mimpinya. Pada kalimat di atas 雷声 léisheng (suara petir) merupakan subjek, 他 tā dia merupakan objek yang dikenai perbuatan, 惊醒 jīngxǐng (bangun) merupakan perbuatan (V), 把 bǎ mempunyai makna membuat atau menjadikan Penerjemahan kalimat 把 bǎ ke dalam Bahasa Indonesia Kata depan 把 bǎ tidak memiliki padanan kata yang setara dalam Bahasa Indonesia. Chen (2008) memaparkan beberapa cara yang dapat digunakan dalam menerjemahkan kalimat 把 bǎ ke dalam Bahasa Indonesia yakni sebagai berikut: 1. Kalimat 把 bǎ yang mengandung makna menangani, dapat menggunakan stuktur kalimat kata kerja + obyek. 我的一位朋友把他的房子油漆过了 wǒ de yí wèi péngyou bǎ tā de fángzi yóuqī guò le (saya)(kepunyaan)(satu)(orang)(teman)(membuat)(dia)(kepunyaan)(rumah)(cat)(p ernah)(sudah) Seorang temanku telah mengecat rumahnya. 2. Kalimat 把 bǎ yang mengandung makna kausatif, dapat menggunakan kata kerja dalam Bahasa Indonesia yang mengandung makna kausatif atau menerjemahkannya menjadi membuat, menjadikan. 这一趟把他累坏了 zhè yí tang bǎ tā lèi huài le (ini)(satu)(kali)(membuat)(dia)(lelah)(sangat)(sudah)

8 Perjalanan kali ini membuat dia sangat lelah. 3. Kalimat 把 bǎ yang menyatakan menganggap A sebagai B, dapat menggunakan struktur kalimat kata kerja+ obyek+ sebagai.. 村里人不把我当外人 cūn li rén bù bǎ wǒ dāng wài rén (desa)(dalam)(orang)(tidak)(membuat)(saya)(mejadi)(luar)(orang) Penduduk desa tidak memperlakukan saya sebagai orang asing. 4. Kalimat 把 bǎ yang mengandung dua obyek, dapat menggunakan cara memindahkan kedua obyek ke belakang kata kerja dan meletakkan kata kepada di antara kedua obyek 我把信交给了他 wǒ bǎ xìn jiāo gěi le tā (saya)(membuat)(surat)(memyerahkan)(untuk)(sudah)(dia) Saya telah menyerahkan surat itu kepadanya. 2.3 Landasan Teori Larson (1984:3) menyatakan bahwa, Penerjemahan merupakan pengalihan bentuk dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pengalihan ini dilakukan dari bentuk bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran melalui struktur semantis. Maknalah yang harus dialihkan dan dipertahankan, sedangkan bentuk dapat diubah. Selanjutnya Barnwel (dalam Muchtar 2011:10) menyatakan bahwa, Hasil terjemahan dikatakan baik apabila (i) penerjemah bisa mengalihkan pesan BSu ke BSa dengan tepat; (ii) penerjemah dapat mengungkapkan makna dan pesan BSu dengan jelas dalam BSa; dan, (iii)

9 penerjemah dapat mengungkapkan dengan wajar, sehingga apabila dibaca, teks itu tidak terkesan sebagai teks hasil terjemahan. Na (2005) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa bentuk kesalahan terjemahan dapat berbentuk: 1. Penghilangan Penghilangan adalah kesalahan terjemahan yang terjadi karena penghilangan makna yang penting dari BSu, yang mengakibatkan perubahan atau hilangnya sebagian makna dari BSu. (1) BSu: 这一趟把他累坏了 BSa: Perjalanan ini dia sangat lelah. Pada BSa, terjadi penghilangan terhadap kata depan 把 bǎ (membuat). Hal ini mengakibatkan BSa kehilangan makna kausatif seperti yang terdapat dalam BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. 2. Penambahan Penambahan adalah kesalahan terjemahan yang terjadi karena penambahan sesuatu yang tidak terdapat dalam BSu. (2) BSu: 这一趟把他累坏了

10 BSa: Perjalanan ini membuat dia sangat lelah dan sakit. Pada BSa contoh (2) terdapat penambahan dan sakit yang tidak terdapat dalam BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. 3. Ketidakakuratan dalam pengalihan Ketidakakuratan dalam pengalihan adalah jenis kesalahan terjemahan di mana makna BSu tidak dialihkan dengan tepat ke dalam BSa. Kata yang digunakan dalam BSa mungkin lebih umum dari BSu, atau mungkin lebih spesifik dari BSu. Ketidakakuratan dalam pengalihan juga mencakup kesalahan dalam pemilihan kata depan, penggunaan artikel dan lainnya. (3) BSu: 这一趟把他累坏了 BSa: Perjalanan ini menglelahkan dia. Pada BSa contoh (3) melelahkan diterjemahkan sebagai menglelahkan sehingga terdapat kesalahan ketidakakuratan dalam pengalihan. Awalan me- ketika bertemu dengan kata-kata yang berawal dengan huruf l tidak luluh dan tidak mengubah awalan me menjadi meng. Penambahan awalan me- hanya akan berubah menjadi meng- apabila bertemu dengan kata-kata yang berawal dengan huruf a, e, i, o, u, g, dan h. Oleh karena itu terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini sangat melelahkan dia. 4. Distorsi makna

11 Distorsi makna adalah jenis kesalahan terjemahan di mana makna BSa menyimpang dari BSu. (4) BSu: 这一趟把他累坏了 BSa: Dia membuat perjalanan ini menjadi sangat melelahkan. Pada BSu contoh (4), subjek pelaku adalah 这一趟 zhè yī tang (perjalanan ini), objek yang dikenai pekerjaan adalah 他 tā (dia). Namun pada BSu, kalimat diterjemahkan sebagai Dia membuat perjalanan ini menjadi sangat melelahkan yang berarti subjek pelaku menjadi dia dan objek penderita menjadi perjalanan ini sehingga makna menjadi tidak sesuai dengan BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. 5. Terjemahan terlalu literal Terjemahan terlalu literal adalah kesalahan terjemahan sebagai akibat dari penerjemahan yang hanya memindahkan secara langsung isi BSu ke BSa secara kata demi kata tanpa memperhatikan struktur semantis bahasa sumber sehingga terjemahan terasa kaku dan sukar dipahami maksudnya. (5) BSu: 这一趟把他累坏了 BSa: Ini satu perjalanan sudah membuat dia sangat lelah

12 BSa contoh (5) diterjemahkan dengan terlalu literal sehingga ketika dibaca terasa kaku dan sukar dipahami maksudnya. Terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. 6. Terjemahan terlalu bebas Terjemahan terlalu bebas adalah jenis kesalahan terjemahan yang muncul sebagai akibat pengalihan BSu ke BSa yang terlalu kreatif, sehingga terjadi perubahan urutan elemen utama, perubahan penekanan dalam kalimat dan terabaikannya makna BSu. (6) BSu: 这一趟把他累坏了 BSa: Dia jalan- jalan seharian sehingga sangat lelah. BSa contoh (6) diterjemahkan terlalu bebas sehingga terabaikannya makna BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. 7. Kesalahan pragmatik Kesalahan pragmatik adalah kesalahan yang terjadi ketika penerjemah memproduksi frasa/ kalimat yang benar secara gramatik dan semantik namun menggunakannya pada konteks yang tidak tepat. (7) BSu: 这一趟把他累坏了

13 BSa: Perjalanan ini membuatnya tubuhnya rusak karena kelelahan. Pada BSa contoh (7) 坏 huài diterjemahkan sebagai rusak. Hal ini merupakan kesalahan pragmatik karena sekalipun dalam kamus 坏 huài bisa berarti rusak, tapi dalam konteks kalimat ini 坏 huài tidak memiliki arti rusak tetapi menjelaskan tingkatan lelah sehingga terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini membuat dia sangat lelah. 8. Kesalahan pemilihan leksis Kesalahan pemilihan leksis adalah kesalahan sebagai akibat dari ketidakmampuan penerjemah untuk memilih kata yang tepat untuk digunakan dari sejumlah kata yang memiliki arti yang hampir sama. (8) BSu: 这一趟把他累坏了 BSa: Perjalanan ini membuatnya lemah. Pada BSa contoh (8) 累 lèi (lelah) diterjemahkan sebagai lemah. Hal ini merupakan kesalahan pemilihan leksis karena lemah memiliki arti tidak kuat; tidak bertenaga, sementara lelah cenderung memiliki arti kehabisan tenaga. Terjemahan yang baik seharusnya adalah Perjalanan ini membuat dia sangat lelah.

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena

BAB I PENDAHULUAN. berbeda. Dalam menghadapi masalah ini, kegiatan penerjemahan memberikan solusi karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan alat yang penting dalam mendukung terjalinnya komunikasi antar individu. Dalam kegiatan komunikasi, tujuan dari kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan suatu komponen terpenting yang terdapat dalam bahasa suatu suku bangsa. Tata bahasa juga memegang peranan penting dalam keutuhan suatu kalimat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: Di indonesia penelitian mengenai kata bantu aspek juga 了 (le), 着 (zhe), dan 过 (guo)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa sistem lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Di dalam kehidupan manusia bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1).

BAB 1 PENDAHULUAN. lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Ritonga,2002:1). Bahasa pun tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Dalam bab dua penulis menuliskan tentang hasil penelitian terdahulu yang di tulis oleh mahasiswa- mahasiswa di Cina yang berupa skripsi dan jurnal- jurnal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi antara suatu kelompok masyarakat dengan masyarakat yang lainnya. Fungsi bahasa adalah sebagai sarana komunikasi antara sesama, sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Dalam berinteraksi dan berkomunikasi diantara sesamanya selalu harus menggunakan bahasa. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, dipaparkan tentang konsep, penelitian peneliti sebelumnya, dan landasan teori yang digunakan sebagai landasan bagi penulis dalam penelitian.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pola V lai V qu (V 来 V 去 ). Ia menuliskan data kata kerja. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan pada pola V lai V qu (V 来 V 去 ). Ia menuliskan data kata kerja. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tata bahasa merupakan aturan pembentukan kata dalam sebuah kalimat (Fang Yuqing, 2001, hal.1). Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelum : Febe Belandina dari Universitas Indonesia dengan judul penelitiannya Konjungsi 和 he,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain manusia selalu menggunakan bahasa. Komunikasi

Lebih terperinci

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara 32 memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara bertahap dapat mempelajari budaya bahasa China sehingga mendapatinya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN HASIL PENELITIAN TERDAHULU 2.1 Konsep Konsep merupakan penjelasan tentang variabel-variabel dalam sebuah judul skripsi. Konsep yang akan dipaparkan adalah hal-hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan alat untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan manusia untuk menjalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang. yang diungkapkan oleh para ahli bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan suatu alat untuk berkomunikasi dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Alat yang digunakan ialah bahasa. Kata bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia dan berinteraksi dengan orang lain baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem komunikasi yang berfungsi sebagai pengantar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem komunikasi yang berfungsi sebagai pengantar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa merupakan sistem komunikasi yang berfungsi sebagai pengantar pesan yang ingin disampaikan pembicara kepada pendengar atau orang yang di tujukan. Bahasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas beragam suku bangsa. Setiap suku bangsa memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakannya dari suku bangsa lainnya. Bahasa daerah mendukung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti BAB II 2.1 Tinjauan Pustaka KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya di Cina yang meneliti tentang kesalahan penggunaan kata depan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting yang digunakan oleh umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia tidak mungkin bisa disampaikan

Lebih terperinci

BAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini.

BAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI Dalam Bab ini berisi tentang konsep, tinjauan pustaka dan juga teori yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. 2.1 Konsep Konsep

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang kata keterangan derajat bahasa Mandarin hěn ( 很 ) dan tǐng ( 挺 ) Telah banyak dilakukan baik di China maupun di Indonesia,

Lebih terperinci

ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA:

ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS PENERJEMAHAN KATA KERJA KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN KE DALAM BAHASA INDONESIA: KATA DEPAN BEI ( 被 ) DAN KALIMAT PASIF BAHASA MANDARIN TANPA KATA DEPAN Willy (Universitas Kristen Maranatha) Abstract

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini, penulis memaparkan tentang kajian pustaka atau penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, yang berkaitan dengan permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan juga berperan penting dalam aktivitas kehidupan manusia. (Walija,1996:4),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab II ini, penulis menjabarkan hasil penelitian terdahulu yang ditulis oleh mahasiswa-mahasiswa di Cina beserta konsep, tinjauan pustaka dan landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para ahli bahasa selalu mengimbau agar pemakai bahasa senantiasa berusaha menggunakan bahasa yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa masih sering ditemukan kesalahan

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian

1. Latar Belakang Rumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian 1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia tidak akan lepas dari penggunaan bahasa dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan menggunakan bahasa manusia akan lebih leluasa dalam berinteraksi dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik. yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman, kesalahan dalam berbahasa secara baik yang banyak terjadi di tengah kaum awam ataupun di kalangan yang berpendidikan masih sering

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENGGUNAAN METODE CARA BELAJAR SISWA AKTIF (CBSA) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang penggunaan kata penghubung hǎi shì ( 还是 )dan huò zhě( 或者 )dalam kalimat bahasa Mandarin telah banyak dilakukan. Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia pasti membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi atau berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia pasti membutuhkan bahasa sebagai alat berkomunikasi atau berinteraksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berdampingan dengan orang lain. Setiap kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat berupa lambang bunyi, suara yang dihasilkan oleh alat ucap. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 commit to user PENGGUNAAN METODE FUN LEARNING (FLASH CARD, PERMAINAN, DAN BERNYANYI) DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SDK PELITA NUSANTARA KASIH SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III... 70

5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN I LAMPIRAN II LAMPIRAN III... 70 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 61 5.2 Saran... 63 DAFTAR PUSTAKA... 64 LAMPIRAN I... 67 LAMPIRAN II... 68 LAMPIRAN III... 70 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Hasil Penelitian Peneliti Sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang terkait yang dapat dijadikan penulis sebagai bahan referensi untuk meneliti penelitian

Lebih terperinci

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak)

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) 23 7 8 国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) guratan hanzi, membaca hanzi beserta pinyin, menghubungkan kalimat dengan gambar. Keterangan Tabel 3.3:

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUASAAN POLA KALIMAT MANDARIN MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT III

ANALISIS PENGUASAAN POLA KALIMAT MANDARIN MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT III ANALISIS PENGUASAAN POLA KALIMAT MANDARIN MAHASISWA SASTRA CHINA TINGKAT III Natalia Erliandi, Selly, Yi Ying Binus University, Jl. KemanggisanIlir III/45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-5327630 schulze_nath@yahoo.com,

Lebih terperinci

Perbandingan Lingkungan Bahasa Informal Hebei Normal University dan Universitas Kristen Petra Dalam Pembelajaran Bahasa Tionghoa

Perbandingan Lingkungan Bahasa Informal Hebei Normal University dan Universitas Kristen Petra Dalam Pembelajaran Bahasa Tionghoa Perbandingan Lingkungan Bahasa Informal Hebei Normal University dan Universitas Kristen Petra Dalam Pembelajaran Bahasa Tionghoa 河北师范大学与彼得拉基督教大学的课外语境作为汉语学习的对比研究 Margaretha Monika Utama, Elisa Christiana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Wang Xiao Ling, jurnal (2001) :Perbandingan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa

TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan penelitian yang telah pernah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa penelitian yang memiliki kesamaan dan kaitan yang erat

Lebih terperinci

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji Syukur kepada Sang Hyang Adi Buddha Tuhan YME, karena atas kasih dan

UCAPAN TERIMA KASIH. Puji Syukur kepada Sang Hyang Adi Buddha Tuhan YME, karena atas kasih dan ABSTRAKSI Penerjemahan merupakan kontak antarbahasa dan antarbudaya yang dapat memperluas wawasan dan pengetahuan. Namun kegiatan penerjemahan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Penerjemahan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. skripsi yuènán xuéshēng hànyǔ bǔyǔ xí dé piān wù fēnxī (2005) dalam jurnal BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Analisis kesalahan pelengkap arah pelengkap arah sudah pernah diteliti. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian sebelumnya. Di Cina

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian yang berkaitan dengan kata keterangan sudah banyak dilakukan di China khususnya oleh para peneliti bahasa. Namun di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan kalimat tanya dalam bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia,

Lebih terperinci

第一课打招呼 Pelajaran Pertama Menyapa

第一课打招呼 Pelajaran Pertama Menyapa 第一课打招呼 Pelajaran Pertama Menyapa W: Halo teman-teman. Selamat datang di program baru "Bahasa Tionghoa Sehari-Hari"! Saya Wang Lei pembawa acara ini. "Bahasa Tionghoa Sehari-Hari" adalah program paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. Pesan yang disampaikan dapat melalui karya sastra. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki peranan penting dalam hal berkomunikasi. Fungsi penting dari bahasa adalah menyampaikan pesan dengan baik secara verbal atau tulisan. Pesan yang disampaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa penelitian ilmiah yang berkaitan dengan aspek dalam kalimat bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, sebagai

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PENERAPAN METODE PERMAINAN (TTS, KARTU AKSI, DAN WHISPER RACE) DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN DI SDI-PK MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI. terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai

BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI. terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi dan tesis mengenai BAB II KONSEP, KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI Pada bab II berisi tentang konsep kajian pustaka dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kata adalah unit terkecil di dalam bahasa yang mempunyai arti. Kata sering digunakan untuk membentuk sebuah kalimat. Di dalam bahasa Indonesia ada beberapa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kata ulang, kata kerja, penerjemahan, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: kata ulang, kata kerja, penerjemahan, bahasa Mandarin, bahasa Indonesia. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Desyani Herliani Irawan Program Studi: S1 Sastra China Judul :ANALISIS BENTUK KATA ULANG KATA KERJA BAHASA MANDARIN POLA V ZHE V ZHE (V 着 V 着 ) DAN V LAI V QU (V 来 V 去 ) BESERTA POLA PENERJEMAHANNYA

Lebih terperinci

Analisa Kata Keterangan Tingkatan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia

Analisa Kata Keterangan Tingkatan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia Analisa Kata Keterangan Tingkatan Dalam Bahasa Mandarin Dan Bahasa Indonesia Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Sastra China Oleh DIANA - 0800744442

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya isyarat, lambang lambang gambar atau kode kode tertentu lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. lain, misalnya isyarat, lambang lambang gambar atau kode kode tertentu lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan masyarakat dalam menjalani kehidupan. Untuk berkomunikasi sebenarnya dapat juga digunakan cara lain,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerjemahan kalimat pada suatu karya tulis biasanya diterjemahkan secara semantik atau pragmatik. Kajian makna bahasa seharusnya tidak terlepas dari konteks mengingat

Lebih terperinci

Universitas Indonesia

Universitas Indonesia 22 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai fenomena yang memadukan dunia makna dan dunia bunyi mempunyai tiga subsistem, yaitu subsistem fonologis, subsistem gramatikal, dan subsistem leksikal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ragam bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. dengan ragam bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbiter konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Suatu bahasa tidak terlepas dari pelafalan, kosakata, dan tata bahasa. Pelafalan bisa diandaikan seperti bentuk luar dari bahasa, kosakata adalah seperti bahan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA

PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA PEMBELAJARAN BAHASA CHINA DENGAN MODEL ACTIVE LEARNING DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan kata lain, tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam keberadaan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan makhluk sosial, bahasa merupakan alat utama dalam mendukung segala aktivitas manusia. Dengan kata

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI KEGIATAN GUIDING DENGAN WISATAWAN BERBAHASA CHINA DI MUSEUM RADYA PUSTAKA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai

Lebih terperinci

KESALAHAN PENYUSUNAN KALIMAT AKTIF 把字句 DAN KALIMAT PASIF 被字句 PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNESA.

KESALAHAN PENYUSUNAN KALIMAT AKTIF 把字句 DAN KALIMAT PASIF 被字句 PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNESA. KESALAHAN PENYUSUNAN KALIMAT AKTIF 把字句 DAN KALIMAT PASIF 被字句 PADA MAHASISWA ANGKATAN 2013 PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN UNESA Cicik Arista Prodi Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa dan Seni,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN DAN KESALAHAN UMUM STRUKTUR KATA PEWATAS PADA BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN DAN KESALAHAN UMUM STRUKTUR KATA PEWATAS PADA BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN DAN KESALAHAN UMUM STRUKTUR KATA PEWATAS PADA BAHASA MANDARIN DAN BAHASA INDONESIA Cindy Fransisca, Fu Ruomei Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah

ABSTRAK. : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah ABSTRAK Nama Program Studi Judul : Katarina Sandra : S-1 Sastra China : Analisis Pembelajaran Peribahasa dalam Bahan Ajar Bahasa China Terpadu Tingkat Dasar dan Menengah Skripsi ini membahas pembelajaran

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan

BAB 6 PENUTUP. Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan 192 BAB 6 PENUTUP Terjemahan yang baik memiliki tiga kriteria, yakni ketepatan, kejelasan, dan kewajaran (Larson, 1989:53). Ketepatan berarti bahwa terjemahan harus menyampaikan pesan sesuai dengan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi yang memungkinkan manusia dapat berkomunikasi dengan sesamanya baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi akan berlangsung

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KATA PELENGKAP BUYU ( 补语 ) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN PADA KORAN GUOJI RIBAO

ANALISIS PENGGUNAAN KATA PELENGKAP BUYU ( 补语 ) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN PADA KORAN GUOJI RIBAO ANALISIS PENGGUNAAN KATA PELENGKAP BUYU ( 补语 ) DALAM KALIMAT BAHASA MANDARIN PADA KORAN GUOJI RIBAO 国际日报 补语句子使用分析 Guójì rìbào bǔyǔ jùzi shǐyòng fēnxī SKRIPSI WARA MADINA QASWAT PARIMORA 110710005 PROGRAM

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci: Analisis kesalahan, suoyou, yiqie, tata bahasa Bahasa Mandarin. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Nama : Novica Servia Program Studi : S-1 Sastra China Judul : Analisis Kesalahan Pemakaian Kata Suoyou ( 所有 ) dan Yiqi e ( 一切 ) pada Mahasiswa D-3 Bahasa Mandarin Universitas K risten Maranatha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Zhang Wei ( 张巍 ), skripsi (2002) : 汉语同素逆序词类型和和成因探析 (Han Yu Tong Su Ni Xu Ci Lei Xing He Cheng Yin Tan Xi). Skripsi ini membahas tentang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa memiliki

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 48 BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Setelah menganalisa sejumlah buku pelajaran Mandarin terbitan dari 4 negara yang dikaitkan dengan teori pedoman penyusunan buku pelajaran Mandarin menurut Liu Xun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang kegiatannya pasti membutuhkan peranan individu lain untuk dapat hidup bermasyarakat yang damai dan sejahtera. Untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user x

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user x PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH KELAS XI SMA NEGERI 1 WONOGIRI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir sebagaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam lingkungan

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA

PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA CHINA MELALUI PENGENALAN AKSARA CHINA (HANZI) DI TK TRIPUSAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

BAB II. Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di. Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa.

BAB II. Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di. Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Kajian tentang pola kalimat shi de sudah banyak diteliti di Cina.Pola shi de sangat menarik minat para ahli bahasa. Di Indonesia

Lebih terperinci

manusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan

manusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan Bahasa adalah satu komponen yang sangat penting dalam kehidupan manusia, sebab bahasa adalah satu bentuk alat komunikasi yang menyebabkan manusia bisa saling berinteraksi. Gorys (1994: 1) memberikan pengertian

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia telah mengalami dua kali perubahan

ABSTRAKSI. Pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia telah mengalami dua kali perubahan ABSTRAKSI Pendidikan bahasa Mandarin di Indonesia telah mengalami dua kali perubahan sejarah yang besar, yaitu pada saat pemberharuan tata tertib dan pada saat reformasi. Masa pemberharuan tata tertib

Lebih terperinci

LEMBAR INFORMASI Mata Lomba: BAHASA MANDARIN. LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA DAN ASING SISWA SMKTINGKAT NASIONAL BATAM Oktober 2015

LEMBAR INFORMASI Mata Lomba: BAHASA MANDARIN. LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA DAN ASING SISWA SMKTINGKAT NASIONAL BATAM Oktober 2015 LOMBA DEBAT BAHASA INDONESIA DAN ASING SISWA SMKTINGKAT NASIONAL BATAM Oktober 2015 LEMBAR INFORMASI Mata Lomba: BAHASA MANDARIN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DI PT LANGGENG SEJAHTERA JEPARA UNTUK KELANCARAN PRODUKSI MEBEL

PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DI PT LANGGENG SEJAHTERA JEPARA UNTUK KELANCARAN PRODUKSI MEBEL PERAN PENERJEMAH BAHASA MANDARIN DI PT LANGGENG SEJAHTERA JEPARA UNTUK KELANCARAN PRODUKSI MEBEL TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Program Studi

Lebih terperinci

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA

PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA PENINGKATAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN DENGAN DIRECT METHOD DI KELAS IV SD MARSUDIRINI SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Peneliti Sebelumnya Kata kerja bantu bahasa Mandarin umumnya, kata kerja bantu néng dan hui khususnya belum pernah ada yang meneliti, terutama bagi mahasiswa jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar orang menggunakan bahasa Inggris sebagai alat komunikasi dengan Negara lain di seluruh dunia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengerti

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang BAB 4 SIMPULAN Setelah melakukan penelitian terhadap hasil terjemahan mahasiswa jurusan Sastra China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang mahasiswa jurusan Sastra

Lebih terperinci

METODE PENGAJARAN MILE WENHUABAN DI MAHA VIHARA DAN PUSDIKLAT BUDDHA MAITREYA SURABAYA 泗水天宝弥勒佛院弥勒文化班教学手段

METODE PENGAJARAN MILE WENHUABAN DI MAHA VIHARA DAN PUSDIKLAT BUDDHA MAITREYA SURABAYA 泗水天宝弥勒佛院弥勒文化班教学手段 METODE PENGAJARAN MILE WENHUABAN DI MAHA VIHARA DAN PUSDIKLAT BUDDHA MAITREYA SURABAYA 泗水天宝弥勒佛院弥勒文化班教学手段 Novi Yulianita & Elisa Christiana, B.A., M.A., M.Pd. Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata sesuai dengan struktur gramatikal suatu bahasa sehingga pesan yang

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata sesuai dengan struktur gramatikal suatu bahasa sehingga pesan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu memiliki gagasan dan pendapat yang ingin disampaikan kepada orang lain. Gagasan dan pendapat tersebut diungkapkan dengan menyusun kata-kata sesuai

Lebih terperinci

UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1

UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1 UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG 个人信息 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin b. Semester

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR

PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR PENERJEMAHAN BUKU PETUNJUK MESIN PENGATUR SUHU MODEL:HLOE-3020 UNTUK MESIN LAMINATING SAMPUL BUKU DI PT.SOLO MURNI LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang berkesempatan untuk menikmati masa remajanya. Kehidupan anak remaja dipenuhi dengan berbagai kejadian yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN DI SMK BATIK 1 SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini, penulis akan memberikan kesimpulan serta saran berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya. 5.1 Kesimpulan 5.1.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal, BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KONSEP, DAN LANDASAN TEORI Pada bab II berisi tentang tinjauan pustaka, konsep dan landasan teori. Tinjauan pustaka terdiri dari hasil penelitian terdahulu yang berupa jurnal jurnal,

Lebih terperinci

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PERANAN PEMANDU WISATA BERBAHASA CHINA DALAM PELAYANAN TAMU DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya pada Diploma

Lebih terperinci

KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR

KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR KENDALA IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Ahli Madya Program

Lebih terperinci

PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR

PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR PENTINGNYA PEMANDU WISATA BERBAHASA MANDARIN DALAM PELAYANAN KEPADA TURIS TIONGKOK DI TAMAN WISATA CANDI PRAMBANAN JAWA TENGAH LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin

BAB II LANDASAN TEORI. A. Bahasa Mandarin BAB II LANDASAN TEORI A. Bahasa Mandarin 1. Definisi Bahasa Mandarin Bahasa mandarin merupakan salah satu bahasa yang paling sering bei digunakan di dunia ini. Dalam pengertian luas, Mandarin berarti 北

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain

Lebih terperinci