BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain. Dalam kehidupan manusia, komunikasi menjadi penting, karena dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan dirinya, membentuk hubungan interaksi sosial dan mengembangkan kepribadiannya. Kodrat manusia sebagai makhluk sosial setiap hari akan terus berkomunikasi dengan orang lain sesuai dengan motif dan tujuannya masing-masing. Secara umum, komunikasi dianggap hanya sekedar sebagai percakapan yang dilakukan oleh semua orang atau pertukaran informasi semata. Namun tanpa manusia sadari, saat melakukan komunikasi, manusia telah melalui berbagai macam langkah dan proses yang rumit. Manusia harus bertukar simbol untuk mendapatkan makna yang sama dengan lawan bicaranya. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya definisi dari komunikasi yang telah dirumuskan. Seperti contoh definisi komunikasi menurut Aw (2010:2) yang mengungkapkan bahwa, Komunikasi ialah proses pengiriman pesan atau simbol-simbol yang mengandung arti dari seorang sumber atau komunikator kepada seorang penerima atau komunikan dengan tujuan tertentu. Pengertian komunikasi menurut Aw menjelaskan bahwa ketika manusia melakukan kegiatan komunikasi, di dalamnya terdapat proses, simbol-simbol yang mengandung arti dan tentu saja tergantung pada pemahaman serta persepsi dari komunikan. Para ahli komunikasi mempunyai definisi komunikasi masing-masing, yang membuktikan bahwa komunikasi bukanlah hal yang sederhana atau yang dianggap remeh. Komunikasi dapat dikatakan bagus atau efektif jika pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan memiliki persepsi dan 1

2 pemahaman yang sama, sehingga seseorang (komunikan) dapat melakukan apapun yang diperintahkan oleh komunikator. Sebaliknya, sepenting apapun pesan yang dimiliki oleh komunikator, jika ia tidak dapat menerapkan cara berkomunikasi dengan baik, hal yang akan terjadi orang-orang tidak akan mengerjakannya yang menyebakan komunikasi menjadi tidak efektif. Banyak hal yang dapat menyebabkan komunikasi tidak efektif, yang mana salah satunya karena latar belakang budaya atau suku bangsa. Menurut Koentjaraningrat (2009:215) suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas yang disatukan oleh anggota budayanya, yang diperkuat oleh kesatuan bahasa juga. Identitas dari suatu anggota budaya tersebut pun diakui oleh orang lain yang mana anggota kelompok etnis lain akan kesamaan budaya, bahasa, dan lain-lain. Salah satu contoh negara yang memiliki ragam suku bangsa adalah Negara Indonesia. Bukti bahwa Negara Indonesia mempunyai banyak suku dan budaya, adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Menurut Rangkuti (2002:131) semboyan di atas dalam bahasa Kawi, semboyan memliki arti beraneka ragam tetapi satu. Semboyan atau seloka yang tertulis pada lambang Negara Republik Indonesia tersebut menandakan bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Ciri yang menandai kemajemukan tersebut adalah adanya keragaman budaya yang tercemin dari perbedaan adat istiadat, bahasa, suku bangsa (etnis), keyakinan agama, dan lain-lain. Keragaman budaya yang ada di Negara Indonesia, tidak menutup kemungkinan jika seorang individu bertemu dengan orang lain yang berbeda budaya. Hal tersebut biasa terjadi jika seorang individu berada di lingkungan baru di luar daerah asalnya. Ia harus bertahan hidup dengan melakukan komunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan kebiasaan dengannya setiap hari. Hal tersebut sependapat dengan pendapat Liliweri (2003:5) yang menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berkomunikasi dengan manusia lain, baik yang berasal dari satu kelompok maupun kelompok, ras, atau budaya lain tanpa memperdulikan dimanapun keberadaannya. Keadaan tersebut biasanya dialami oleh orang yang sedang merantau, khususnya mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di daerah lain. Setiap hari ia bertemu dengan orang 2

3 yang berbeda dengannya, maka hal yang harus dilakukan adalah melakukan komunikasi atau interaksi dengan orang (mahasiswa) sekitar. Walaupun memiliki kebiasaan yang berbeda, tetap komunikasi dilakukan dengan tujuan agar dapat diterima oleh lingkungannya sesuai dengan aturan-aturan, nilai-nilai serta normanorma yang telah disepakati di lingkungannya. Komunikasi yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut dinamakan komunikasi antarbudaya. Definisi komunikasi antarbudaya menurut Liliweri (2003:9) merupakan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh mereka yang berbeda kebudayaan. Pengertian komunikasi antarbudaya menurut Liliweri jika dikaitkan dengan mahasiswa yang sedang merantau dapat dijelaskan bahwa seorang mahasiswa perantau setiap hari melakukan komunikasi antarbudaya, karena setiap hari mereka bertemu dengan orang yang berbeda budaya dengannya. Tripambudi (2012) menambahkan bahwa orang yang mampu bertahan adalah orang yang bisa beradaptasi. Jadi kita harus bisa memahami bahasa dan budaya dimana kita tempati. Pernyataan Tripambudi menjelaskan jika seseorang sedang berada dalam lingkungan baru yang berbeda budaya, seperti mahasiswa pendatang, kemampuan beradaptasi menjadi hal yang mutlak untuk dilakukan dengan keluar dari zona nyaman dari kebiasaan di lingkungan asalnya. Hal tersebut dilakukan agar dapat memahami budaya di lingkungan baru sebagai bentuk adaptasi serta diterima keberadaannya di lingkungan baru oleh penduduk sekitar maupun mahasiswa lainnya Dalam menjalin hubungan sosial selalu diawali dengan komunikasi, dan kebudayaan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam kelanjutan suatu hubungan. Pernyataan di atas sesuai dengan Darmastuti (2013:41) yang berpendapat bahwa komunikasi dan budaya tidak dapat dipisahkan. Budaya sangat mempengaruhi komunikasi begitu sebaliknya, maka setiap tindak komunikasi yang dilakukan oleh seseorang, akan sangat dipengaruhi oleh budaya yang menjadi pijakan hidup atau ciri-ciri khusus orang tertentu, tergantung dari daerahnya masing-masing. Selain budaya, rasa ketidaknyamanan dari segi psikologis dan fisik juga dapat berpengaruh saat interaksi. Ketidaknyamanan tersebut dapat berupa 3

4 perbedaan bahasa yang berbeda, nilai-nilai, norma masyarakat atau perilaku komunikasi. Keadaan ini biasa dikenal dengan istilah culture shock atau kejutan budaya. Ditambah Gudykunst dalam Darmastuti (2013:67) berpendapat bahwa adanya perbedaan latar belakang budaya, menyebabkan perbedaan persepsi diantara partisipan komunikasi, sehingga menimbulkan ketidakpastian (uncertainty) dan kecemasan (anxiety). Pernyataan Gudykunst dikaitkan dengan mahasiswa pendatang menjelaskan bahwa secara psikologis mahasiswa yang baru pertama kali ke daerah yang belum pernah di kunjungi, akan mengalami rasa cemas yang dapat menghambat komunikasi. Ketidakpastian dan kecemasan menurut Darmastuti (2013:68) disebabkan karena setiap orang yang terlibat dalam komunikasi antarbudaya memiliki gaya personal yang akhirnya membawa pengaruh pada komunikasi antarpribadi. Sebagai contoh, ciri orang Jawa ketika berbicara terkenal pelan dan halus yang berbeda dengan ciri orang Sumatera terkenal tegas dan keras saat berbicara. Ciri-ciri tersebut yang kemudian menyebabkan munculnya gangguan (noise) dalam komunikasi. Noise tersebut jika tidak dikelola dengan baik dapat menghambat komunikasi yang menjadikan komunikasi antarbudaya tidak efektif. Hambatan-hambatan yang terjadi saat berinteraksi selain karena perbedaan budaya juga dapat disebabkan karena adanya sikap yang tidak saling pengertian antara satu individu dengan lainnya yang berbeda budaya. Ditambah Aw (2010:17) dalam buku Komunikasi Sosial Budaya, menyatakan faktor yang dapat menghambat komunikasi, diantaranya adalah; (a)kredibilitas komunikator yang rendah; (b)kurang memahami latar belakang sosial dan budaya; (c)kurang memahami karakteristik komunikan; (d)prasangka buruk; (e)verbalistis; (f)komunikasi satu arah; (g)tidak menggunakan media yang tepat; dan (h)perbedaan bahasa. Padahal syarat agar terjadi interaksi yang efektif dalam masyarakat yang berbeda budaya tentu harus ada sikap saling pengertian atau pertukaran informasi atau makna antara satu dengan yang lainnya. Sesuai dengan pendapat Aw (2010:55) jika dalam kehidupan masyarakat yang majemuk, diperlukan toleransi dan intergrasi sosial sebagai usaha untuk menjalin hubungan 4

5 yang serasi dengan berbagai orang yang berasal dari lingkungan sosial budaya yang berbeda. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melihat hambatan yang dialami oleh mahasiswa pendatang yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Telkom. Melihat bagaimana mahasiswa pendatang atau perantau dalam menjalin interaksi dengan mahasiswa yang berbeda suku agar terjalin komunikasi antarbudaya yang adaptional dan efektif. Universitas Telkom sebagai institusi pendidikan tinggi termasuk 10 perguruan tinggi swasta pilihan nasional menurut situs Penelitian ini memilih mahasiswa pendatang dari Suku Batak sebagai subjek penelitian, yang mana dapat dilihat pada tabel berikut presentase paling banyak data anggota unit kegiatan mahasiswa adalah UKM Keluarga Besar Sumatera Utara. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Anggota UKM Kebudayaan di Universitas Telkom Etnis Presentase Jumlah Keluarga Besar Sumatera Utara 20,8% 649 Keluarga Besar Mahasiswa Sulawesi 19,8% 620 Sariksa Wiwaha Sunda 13% 407 Bali 8,9% 279 Djawa Parabola 8,1% 255 Rumah Gadang Minang 8% 250 Kalimantan 7,9% 246 Ikatan Keluarga Anak Riau 3,3% 103 Ikmass Sumatera Bagian Selatan 3,2% 101 Permala Lampung 1,9% 60 Samalowa Lombok Sumbawa 1,8% 55 Aceh 1,6% 50 5

6 Betawi 1,6% 50 Jumlah Mahasiswa 3125 Sumber: Data Internal Bagian Kemahasiswaan Universitas Telkom 2014/2015 Tabel diatas selain memperlihatkan anggota UKM paling banyak adalah UKM Keluarga Besar Sumatera Utara dengan presentase sebanyak 20% yang mana anggotanya dominan mahasiswa Suku Batak, juga memperlihatkan bahwa mahasiswa yang menempuh pendidikan di Universitas Telkom tidak hanya mahasiswa suku asli provinsi Jawa Barat, ada pun mahasiswa pendatang di luar provinsi Jawa Barat. Hal ini membuktikan bahwa ternyata Universitas Telkom menjadi wadah bertemunya mahasiswa dari berbagai daerah, yang mana di dalam kawasan kampus Universitas Telkom sering terjadi kegiatan komunikasi antarbudaya antar mahasiswa. Adanya Unit Kegiatan Mahasiswa kebudayaan daerah bertujuan menjalin hubungan yang akrab sesama anggota suatu budaya dan untuk melestarikan budaya dari daerah asalnya masing-masing, serta memberi kesempatan mahasiswa anggota budaya lain untuk bergabung mempelajari suatu budaya. Alasan pemilihan mahasiswa Suku Batak selain dari paling banyak presentase anggota UKM yang bersifat kebudayaan daerah, juga karena identitasnya yang kuat. Menurut Tripambudi (2012:329) identitas mahasiswa suku Batak terkenal mempunyai ideologi gemar merantau, dengan motto saya harus lebih baik dari keluarga saya. Ideologi tersebut membuat orang Batak dinilai memiliki jiwa kerja keras yang tinggi. Walaupun di kota rantau, ia tidak kenal antara satu dengan yang lain, orang Batak dapat cepat bersatu dengan sesama marga. Hal tersebut terjadi karena orang Batak jika bertemu dengan sesama suku mempunyai kebiasaan menanyakan marga atau boru kepada orang yang baru dikenalnya, sehingga peneliti pun tertarik meneliti mahasiswa Suku Batak jika bertemu dengan orang yang berbeda suku dengannya, apakah cepat akrab seperti bertemu dengan orang yang berasal dari suku yang sama. Menurut Ahmad dkk (2014:170) menyatakan bahwa seorang perantau harus mampu dan sadar untuk menyesuaikan diri dengan budaya di tanah rantau, 6

7 meskipun budaya di tanah rantau tidak seperti budaya yang seseorang bawa dari daerah asal. Pernyataan Ahmad, dkk tersebut mendorong peneliti untuk tertarik meneliti tentang komunikasi antarbudaya mahasiswa yang sedang merantau khususnya mahasiswa Suku Batak. Dalam proses menyesuaikan diri pun, tidak langsung instant, ia akan menemukan hambatan-hambatan atau masalah yang tidak diharapkan, misalnya penggunaan bahasa, nilai-nilai, lambang-lambang, kebiasaan atau rasa cemas karena identitas sukunya terkenal dengan stereotip tertentu. Apalagi mahasiswa Suku Batak terkenal dengan logat yang keras, seperti pernyataan salah satu informan dalam penelitian Tripambudi (2012:329) yang menyatakan bahwa mahasiswa suku Batak, sebagai orang yang kasar, selain itu nada orang Batak menyebabkan banyak orang menjauh karena logat Batak yang masih sangat kental. Pandangan negatif tersebut menyebabkan informan dikucilkan dan merasa tidak nyaman untuk melanjutkan studinya di Yogyakarta. Iswari (2012:12) menambahkan bahwa mahasiswa pendatang di Universitas Sebelas Maret Surakarta mengalami hambatan dalam melakukan proses komunikasi antarbudaya seperti stereotipe, keterasingan (strangershood), dan ketidakpastian (uncertainty). Pernyataan Iswari tersebut memotivasi peneliti untuk mencari tahu komunikasi antarbudaya yang dilakukan oleh mahasiswa pendatang khususnya mahasiswa Suku Batak yang sedang melakukan studi di Universitas Telkom. Peneliti menganggap dalam menjalin hubungan sosial dengan mahasiswa lain yang berbeda budaya, mahasiswa Suku Batak membutuhkan proses agar terjadi komunikasi antarbudaya yang efektif. 1.2 Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti jelaskan, maka fokus dalam penelitian ini adalah: a. Bagaimana hambatan-hambatan yang dialami oleh mahasiswa Suku Batak dalam melakukan komunikasi antarbudaya dengan mahasiswa yang berbeda suku di kawasan kampus Universitas Telkom? b. Bagaimana pola komunikasi mahasiswa Suku Batak di Universitas Telkom dengan mahasiswa yang berbeda suku? 7

8 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menjelaskan hambatan-hambatan yang dialami oleh mahasiswa Suku Batak dalam melakukan komunikasi antarbudaya dengan mahasiswa yang berbeda suku di kawasan kampus Universitas Telkom. b. Menggambarkan pola komunikasi mahasiswa suku Batak di Universitas Telkom dengan mahasiswa yang berbeda suku. 1.4 Manfaat Penelitian Aspek Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan ilmu serta pengetahuan yang terkait dengan ilmu komunikasi pada umumnya dan komunikasi antarbudaya pada khususnya Aspek Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan wawasan kepada khalayak umum untuk dapat memahami proses ini sebagai hal yang menentukan perkembangan hubungan sosial dalam komunikasi seseorang antar suku bangsa. 1.5 Tahapan Penelitian Dalam melakukan penelitian, peneliti melakukannya dengan beberapa tahapan, diantaranya: 1. Observasi awal Tahap ini merupakan tahap awal penelitian dimana peneliti mencari pokok permasalahan melalui fenomena yang ada dalam lingkungan sekitar. Kemudian peneliti menemukan ketertarikan fenomena komunikasi antarbudaya yang terjadi di kalangan mahasiswa menjadi topik penelitian. Sehingga peneliti mengambil judul penelitian Studi Kasus Deskriptif Pada Komunikasi Antarbudaya di Kalangan Mahasiswa Suku Batak di Universitas Telkom. 8

9 2. Merumuskan dan menetapkan fokus penelitian Setelah menentukan judul penelitian kemudian menentukan fokus penelitian. Fokus penelitian ini mengenai hambatan yang dialami oleh mahasiswa Suku Batak saat melakukan komunikasi antarbudaya dengan mahasiswa yang berbeda suku serta menggambarkan pola mahasiswa Suku Batak menjalin hubungan dengan mahasiswa yang berbeda suku dengannya sehingga terjalin komunikasi antabudaya yang efektif. Selain itu mencari teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. 3. Pengumpulan data Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dengan metode observasi, wawancara dan studi pustaka serta data online. 4. Mengolah data Setelah mengumpulkan data, kemudian dianalisis menggunakan teknik Miles dan Hubermen. Analisis data dilakukan sesuai dengan poin-poin yang terkandung dalam identifikasi masalah. 5. Interpretasi / Membahas data Data yang telah diolah berdasarkan teori-teori yang digunakan, hasil penelitian disajikan dalam bentuk tulisan atau narasi dan paparan mengenai permasalahan yang dibahas. 6. Kesimpulan dan saran Menyimpulkan hasil dari awal hingga akhir penelitian kemudian memberikan saran yang terkait dengan objek penelitian. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di kawasan pendidikan Telkom, Jalan Telekomunikasi, Terusan Buah Batu, Bandung 40257, Jawa Barat, Indonesia. 9

10 1.6.2 Waktu Penelitian Adapun kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan berlangsung selama enam bulan, terhitung sejak pertengahan April 2015 September Rincian tahapan penelitian yang akan dilakukan tertera pada tabel berikut: Tabel 1.2 Waktu Penelitian No Kegiatan. 1. Pencarian informasi, penyusunan dan pengumpulan serta persetujuan proposal 2. Pengumpulan data (observasi, wawancara, dan studi pustaka) 3. Analisis data 4. Penyusunan laporan dan penyelesaian berupa kesimpulan dan saran 5. Pengumpulan skripsi Bulan April Mei Juni Juli Agustus 10

STUDI KASUS DESKRIPTIF PADA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA SUKU BATAK DI UNIVERSITAS TELKOM

STUDI KASUS DESKRIPTIF PADA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA SUKU BATAK DI UNIVERSITAS TELKOM STUDI KASUS DESKRIPTIF PADA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA SUKU BATAK DI UNIVERSITAS TELKOM DESCRIPTIVE CASE STUDY OF INTERCULTURAL COMMUNICATION IN SCOPE BATAKNESE STUDENTS AT TELKOM UNIVERSITY

Lebih terperinci

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sugeng Pramono Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika Universitas Muhammadiyah Surakarta 74 Komuniti, Vol. VII, No. 2, September 2015 CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA (STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF CULTURE SHOCK SANTRI ETNIS LUAR JAWA DENGAN SANTRI ETNIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Dalam era keterbukaan dan globalisasi yang sudah terjadi sekarang yang berkembang pesat ini, dunia pekerjaan dituntut menciptakan kinerja para pegawai yang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi sebagai proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka (Richard

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunjukkan oleh manusia lain sebagai pelaku komunikasi. berupa ekspresi, gerak tubuh, maupun simbol simbol tertentu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh manusia. Tindakan, ucapan, bahkan ekspresi manusia dapat disebut dengan bentuk komunikasi baik antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 400 orang Sumatera Utara) 3 Keluarga Jawa 280 0rang 4 Keluarga Besar Mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. 400 orang Sumatera Utara) 3 Keluarga Jawa 280 0rang 4 Keluarga Besar Mahasiswa 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bandung disebut sebagai salah satu kota pelajar yang ada di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat melalui banyaknya universitas yang ada di Bandung sehingga menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Konteks Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Konteks Masalah Penyesuaian diri terhadap lingkungan yang baru dijajaki merupakan proses awal untuk dapat bertahan hidup dalam sebuah lingkungan baru. Berbagai masalah-masalah akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas

Lebih terperinci

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari

DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI. Fipit Novita Sari DINAMIKA KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DI KALANGAN MAHASISWA FISIP USU DALAM MENJAGA HARMONISASI Fipit Novita Sari 100904099 ABSTRAK Skripsi ini berisi penelitian mengenai bagaimana dinamika komunikasi antarbudaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik,

BAB IV PENUTUP. remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini telah berjalan baik, BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dan analisa data, maka dapat disimpulkan komunikasi antarbudaya remaja etnis keturunan Arab dengan remaja etnis Jawa di Pasar Kliwon Solo, sejauh ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pulau sebanyak pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504 pulau, masing-masing pulau memiliki pendidikan formal seperti sekolah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat yang majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dibuktikan melalui semboyan lambang Negara Republik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi Antarbudaya Dalam ilmu sosial, individu merupakan bagian terkecil dalam sebuah masyarakat yang di dalamnya terkandung identitas masing-masing. Identitas tersebut yang

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN

1. BAB I PENDAHULUAN 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gegar budaya atau biasa dikenal dengan culture shock sering kali dialami oleh individu ketika mereka memasuki budaya baru. Ketika memasuki budaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai negara yang berdiri di atas empat pilar berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia, dan Bhinneka

Lebih terperinci

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA

MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA MANAJEMEN DIRI UNTUK MENGELOLA KETIDAKPASTIAN DAN KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA ASAL KALIMANTAN BARAT DI SURAKARTA Naskah Publikasi Skripsi Ilmu Komunikasi Oleh: DESTRIADI YUNAS JUMASANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia

BAB I PENDAHULUAN. bantuan dari sesama di sekitarnya, dan untuk memudahkan proses interaksi manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan, manusia hidup dalam suatu ruang lingkup sosial tertentu yang menjadi wadah kehidupannya. Manusia dalam aktivitasnya setiap saat memerlukan bantuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan akan terwujud apabila manusia menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima.

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi. pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh penerima. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, manusia senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya, ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antarpersonalnya menjadi berbeda satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penelitian Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia adalah tempat bagi kurang lebih satu juta penduduk yang heterogen. Berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang-orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang beraneka ragam suku bangsa, ras, dan agama. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing, inilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu budaya yang melekat pada diri seseorang karena telah diperkenalkan sejak lahir. Dengan kata lain,

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang Masalah

I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai alat untuk mempersatukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lainnya adalah hal yang tidak bisa terhindarkan karena setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan hakikatnya sebagai makhluk social, manusia tidak bisa hidup tanpa pengaruh manusia lain, maka dari itu komunikasi antar manusia dengan manusia yang lainnya adalah

Lebih terperinci

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A 0 PERBEDAAN TINDAK TUTUR ILOKUSI ANTARA MASYARAKAT SUKU SAMIN DENGAN MASYARAKAT SUKU JAWA DI BLORA: KAJIAN SOSIOPRAGMATIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan mahasiswa harus ikut bermigrasi ke berbagai daerah. Kadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa identik dengan perantau, lokasi universitas yang tersebar di seluruh Indonesia serta proses seleksi masuk universitas dengan skala nasional menyebabkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini.

BAB IV ANALISIS DATA. secara bersamaan dengan pengumpulan data pada penelitian ini. 74 BAB IV ANALISIS DATA 1. Temuan Penelitian Pada bab Analisis data ini akan disajikan data yang diperoleh peneliti dari informan dan dari lapangan untuk selanjutnya dikaji lebih lanjut. Analisis data

Lebih terperinci

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang

Sebagai ilustrasi, orang Batak dan Sunda beranggapan bahwa mereka halus dan. sopan sedangkan orang Batak kasar, nekad, suka berbicara keras, pemberang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial budaya yang memperoleh perilakunya lewat belajar. Apa yang dipelajari pada umumnya dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan 116 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis semiotika dengan unsur tanda, objek, dan interpretasi terhadap video iklan pariwisata Wonderful Indonesia episode East Java, serta analisis pada tiga

Lebih terperinci

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Aristoteles (384-322 SM) Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, setiap manusia diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya dan komunikasi merupakan dua hal yang kaitannya sangat erat. Seseorang ketika berkomunikasi pasti akan dipengaruhi oleh budaya asalnya. Hal tersebut juga menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berbeda budaya. Bahasa Indonesia bukanlah bahasa pidgin dan bukan juga bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia dikenal sebagai bangsa besar dengan masyarakat dan bahasa yang beragam. Di antara keragaman itu, bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang digunakan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU

KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PROSES ASIMILASI PERNIKAHAN JAWA DAN MINANGKABAU (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarbudaya Dalam Proses Asimilasi Pernikahan Jawa dan Minangkabau) NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... HALAMAN PENGESAHAN... KATA PENGANTAR...... ABSTRAK......... DAFTAR ISI...... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah km 2

BAB I PENDAHULUAN. Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah km 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah 58.781 km 2 dengan jumlah penduduk sekitar 176.090 jiwa. Kota ini secara geografis berada pada jalur yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak lahir sampai meninggal seorang individu merupakan organisme yang aktif.mereka aktif dengan tujuan dan aktifitas yang berkesinambungan.mereka berusaha untuk memuaskan

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika

CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH. Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi dan Informatika CULTURE SHOCK SANTRI LUAR JAWA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN DI JAWA PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) memaparkan bahwa keterampilan berkomunikasi penting agar dapat berkomunikasi dengan efektif

Lebih terperinci

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda) ejournal lmu Komunikasi, 2014, 2 (1): 155-165 ISSN 0000-0000, ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PASAR SEBAGAI SARANA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA (Studi Deskriptif Pedagang Pasar Segiri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dalam hidupnya. Kebutuhan akan komunikasi diawali dengan asumsi bahwasanya komunikasi berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi,

BAB V PENUTUP. A. Simpulan. Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, BAB V PENUTUP A. Simpulan Manusia adalah makhluk hidup yang dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sebagai makhluk biologis dan makhluk sosial. Pada proses akulturasi budaya kaum urban dalam keluarga beda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada yang halus dan juga ada yang kasar, ada yang berterus terang dan ada juga yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Berdasarkan Undang Undang Dasar 1945 Pasal 29 ayat satu dan dua maka Negara Indonesia menjamin kebebasan berserikat dan berkeyakinan. Bahwa agama Katolik adalah salah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. sosial sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Manusia tidak mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk multidimensional, memiliki akal pikiran dan kemampuan berinteraksi secara personal maupun sosial. Karena itu manusia disebut sebagai

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan seseorang untuk dapat berinteraksi serta beradaptasi dengan lingkungan baru terkadang menimbulkan perubahan identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai budaya terdapat di Indonesia sehingga menjadikannya sebagai negara yang berbudaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilainya. Budaya tersebut memiliki fungsi

Lebih terperinci

CULTURE SHOCK PADA MAHASISWA LUAR JAWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DITINJAU DARI ETNIS DAN DUKUNGAN SOSIAL

CULTURE SHOCK PADA MAHASISWA LUAR JAWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DITINJAU DARI ETNIS DAN DUKUNGAN SOSIAL CULTURE SHOCK PADA MAHASISWA LUAR JAWA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DITINJAU DARI ETNIS DAN DUKUNGAN SOSIAL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa tersebut menghasilkan berbagai macam tradisi dan budaya yang beragam disetiap BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Indonesia adalah Negara majemuk dimana kemajemukan tersebut mengantarkan Negara ini kedalam berbagai macam suku bangsa yang terdapat didalamnya. Keaneka ragaman suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan-kegiatan belajarnya dan memberi petunjuk atas perbuatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam proses belajar mengajar aspek motivasi sangat penting, karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan mahasiswa. Motivasi dapat mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan sarana yang digunakan untuk mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia. Selain itu kesenian juga mempunyai fungsi lain, seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi merupakan keharusan bagi setiap individu, karena dengan berkomunikasi kebutuhan manusia akan terpenuhi. Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakannegara multikultural yang memiliki keberagaman ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang dapat dikatakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dan citra diri (Studi Fenomenologi pada Jama ah Wanita Masjid Imam Ahmad

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dan citra diri (Studi Fenomenologi pada Jama ah Wanita Masjid Imam Ahmad 116 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi, wawancara terhadap Key Informan dan informan, serta analisis terhadap cadar, komunikasi interpersonal, dan citra diri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam komunikasi, sering sekali muncul berbagai macam penafsiran terhadap makna sesuatu atau tingkah laku orang lain. Penafsiran tersebut, tergantung pada konteks dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin Rakhmat dan Deddy BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seluruh manusia tercipta sebagai makhluk sosial, yang dimana tak pernah terlepas dalam kegiatan komunikasi. Dalam buku Komunikasi AntarBudaya, Jalaluddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Indonesia adalah negara yang multikultur, yakni bangsa yang memiliki aneka ragam budaya yang dapat memperkaya budaya nasional sekaligus sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi dengan berbagai macam cara. Salah satunya adalah dengan menggunakan ekspresi verbal yang disebut bahasa. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher

BAB I PENDAHULUAN. program pelatihan bahasa Inggris dengan menggunakan English native teacher BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi yang tidak bisa dihindarkan pada zaman ini, kompetensi bahasa Inggris merupakan salah satu aspek penting, baik dalam kehidupan personal maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yaitu makhluk yang selalu membutuhkan sesamanya dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menjalankan kehidupannya manusia selalu berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati.

BAB I PENDAHULUAN. interaksi manusia antara lain imitasi, sugesti, simpati, identifikasi, dan empati. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu yang tidak bisa hidup sendiri dan juga merupakan makhluk sosial yang selalu ingin hidup berkelompok dan bermasyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh

BAB I PENDAHULUAN. dan sangat mendasar dalam proses belajar manusia. Manusia dibesarkan, diasuh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi layaknya nafas kehidupan manusia. Kodratnya sebagai makhluk sosial membuatnya senantiasa berinteraksi demi pemenuhan kebutuhan dan keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari hari yang. dengan orang lain akan melahirkan sebuah kegiatan interaksi.

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan ini dapat dilihat dalam kehidupan kita sehari hari yang. dengan orang lain akan melahirkan sebuah kegiatan interaksi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan kehadiran manusia lain. Dari lahir hingga mati, manusia cenderung memerlukan bantuan dari orang lain. Kecenderungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan. (Huvigurst dalam Hurlock, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu memiliki salah satu tugas perkembangan untuk mencari dan menemukan pasangan hidup yang akhirnya akan mengarahkan individu tersebut untuk melangsungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan

Lebih terperinci

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA PERTEMUAN 3 MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : POKOK BAHASAN Konsep Dasar Komunikasi Antarbudaya DESKRIPSI Pokok bahasan konsep dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota Pelajar yang dijadikan sebagai surga pendidikan bagi setiap mahasiswa yang ingin menimba ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa, pada masa tersebut mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap masa BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi pada umumnya berusia antara 18-24 tahun. Mahasiswa merupakan masa memasuki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menjadi dasar dari komunikasi manusia. Budaya banyak mempengaruhi cara manusia dalam berkomunikasi. Persepsi merupakan hasil dari budaya. Persepsi menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Kota Bandung selain di kenal sebagai kota Fashion, tapi di kenal juga sebagai kota pendidikan karena banyaknya mahasiswa luar Bandung yang kuliah di sana. Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penyesuaian Diri. dalam dirinya, ketegangan-ketegangan, konflik-konflik, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyesuaian Diri 1. Pengertian Penyesuaian diri ialah suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku, individu berusaha untuk dapat berhasil mengatasi kebutuhankebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahap penting dalam kehidupan manusia. Selain merubah status seseorang dalam masyarakat, pernikahan juga merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Hasil Olah Peneliti. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet sebagai alat komunikasi telah berkembang menjadi sebuah media yang efektif dan bersifat global. Instant Messaging (pesan instan), Chatting, Facebook,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, setiap orang pasti membutuhkan orang lain, entah dalam saat-saat susah, sedih, maupun bahagia. Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam lembaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terdekat ini kemajuan disegala aspek kehidupan menuntut masyarakat untuk terus meningkatkan kemampuannya dengan menuntut ilmu. Berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, dimana dalam kehidupan sehari-hari individu melakukan interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Antarbudaya Hal-hal yang sejauh ini dibicarakan tentang komunikasi, berkaitan dengan komunikasi antarbudaya. Fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan antara komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan, bahasa merupakan ungkapan perasaan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan, bahasa merupakan ungkapan perasaan untuk mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting dalam menyampaikan maksud dan tujuan, bahasa merupakan ungkapan perasaan untuk mewujudkan tingkahlaku manusia

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan

BAB V. Penutup. A. Kesimpulan BAB V Penutup A. Kesimpulan Dalam studi komunikasi antarbudaya, salah satu yang menarik untuk dikaji dan ditelaah lebih jauh adalah proses akomodasi komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penilitian Pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan penelitian ini adalah pendekatan peneltiian kualitatif yang menurut Creswell (Haris, 2010) adalah proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Mahasiswa asing merupakan individu dimana setiap individu lahir di dunia tanpa memiliki pemahaman apapun tentang apa yang harus dilakukan dan bagaimana harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran

Lebih terperinci