BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Permasalahan pelatihan tenaga konstruksi adalah masih rendahnya jumlah tenaga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Permasalahan pelatihan tenaga konstruksi adalah masih rendahnya jumlah tenaga"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Umum Permasalahan pelatihan tenaga konstruksi adalah masih rendahnya jumlah tenaga kerja konstruksi yang telah mengikuti pelatihan dan memiliki sertifikat yang dapat diakui sesuai dengan standard nasional maupun internasional. Indikasi penyebab hal tersebut adalah masih terbatasnya sumber daya pelatihan meliputi : 1) Kurikulum berbasis kompetensi; 2) Materi dan metode pelatihan berstandart nasional dan internasional; 3) Sumberdaya manusia konstruksi yang berkualitas; 4) Prasarana dan sarana yang memadai. Pelatihan yang di adakan di PUSBIN KPK bidang keahlian dan keterampilan ini, yaitu terdiri dari kurikulum dan silabus serta, jam pelajaran yang diberikan. 5.2 Pelatihan Tenaga Kerja Terampil bidang Konstruksi Untuk mengetahui struktur SDM konstruksi perlu dikaji lebih mendalam tentang profil tenaga kerja konstruksi dalam rangka mendukung terselenggaranya bidang pekerjaan konstruksi untuk menjamin tidak terjadi kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan. V-1

2 Kegiatan ini bertujuan membentuk tenaga-tenaga terampil dan profesial di bidang jasa konstruksi menurut spesialisasi yang diminati oleh para calon tenaga kerja Adapun macam-macam tenaga kerja terampil bidang konstruksi, yaitu : 1. Tenaga Tukang kayu/batu/besi dan plumbing yang terampil dan bersertifikat. 2. Tenaga Mandor yang terampil, dan 3. Tenaga Pelaksana yang terampil Tenaga Kerja Terampil Tukang Metode pelatihan yang diterapkan dalam pelatihan ini adalah untuk membangun kemampuan psychomotoric pada setiap peserta dan kemampuan kognitif agar masing-masing peserta memiliki kemampuan berkreasi untuk menciptakan modelmodel yang diinginkan oleh para pengguna jasa atau konsumennya, serta kemampuan affektif untuk memahami setiap mata pelatihan yang diberikan. Kurang lebih dua minggu pertama, peserta pembelajaran teori untuk mengisi domain kognitif dan affektif, 4 jam diantaranya peserta diperkenalkan peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan tukang dan cara kerja masing-masing alat serta pengetahuan mengenai material atau bahan yang akan digunakan sesuai dengan kualifikasinya. Empat minggu berikutnya 2 jam teori dan 6 jam diisi dengan praktek sesuai dengan bidangnya dan dua minggu terakhir seluruh peserta ditugaskan untuk menyelesaikan satu proyek yang telah dirancang oleh para instruktur yang melibatkan keempat jurusan tersebut. V-2

3 1) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kurikulum Pelatihan yang di adakan di PUSBIN KPK bidang keahlian dan keterampilan ini, yaitu terdiri dari : Tabel 5.1 SKKNI dan Kurikulum Tenaga Terampil Tukang No A Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Teori Kejuruan 1 Merawat alat dan perlengkapan pekerjaan batu serta memelihara kebersihan tempat kerja - Dasar-dasar K-3 - Perawatan dan Penyiapan alat pekerjaan. 2 Menyiapkan bahan-bahan pekerjaan batu sesuai dengan daftar kebutuhan bahan, mutu dan standar bahan. 3 Menyiapakan alat dan perlengkapan pekerjaan dan perlengkapan/pengetahuan alat, cara menyiapkan, menggunakan dan merawat alat. Kurikulum Pelatihan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pengetahuan Bahan Pengetahuan Alat Nilai 4 Menerima, memahami dan Gambar Teknik / Disain melaksanakan pekerjaan yang berkaitan dengan pekerjaan - Membaca gambar kerja tanda dan teori/ukuran. 5 Konstruksi Konstruksi Kayu/Batu/Besi/Pengelasan Kayu/Batu/Besi/Pengelasan 6 - NA Rencana Anggaran Biaya B Praktek V-3

4 7 Membuat acuan profil pekerjaan batu - Teknik-teknik pembuatan profil 8 - Memotong, membelah dan menumpuk batu (batu kali/gunung/karang/bata, bataco, batu cetak) menurut ketentuan - Membuat adukan untuk perekat (spesi), plester dan beton, sesuai dengan spesifikasi - Mengecor beton tumbuk dan beton praktis - Memasang batu kosong dan membuat pasangan/konstruksi batu yang tidak sulit menurut gambar kerja. - Memasang lantai ubin, lantai dari interbl daan membuat rambat-rambat 9 Finishing Pekerjaan (Kayu/Batu/Besi/Las) C Evaluasi 10 Teori Kejuruan Praktek Dasar (Kayu/Batu/Besi/Las) Praktek Produksi Kerja (Kayu/batu/Besi/Las) Finishing Pekerjaan (Kayu/Batu/Besi/Las) Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Bahan Pengetahuan Bahan Pengetahuan Alat Pengetahuan Alat Gambar Teknik Gambar Teknik Pekerjaan Batu Pekerjaan Batu - NA Rencana Anggaran Biaya (RAB) Praktek Praktek 11 Membuat salah satu benda kerja yang bisa digunakan; Sumber : Kementrian PU, Pusbin KPK tahun 2008 Membuat salah satu benda kerja yang bisa digunakan; V-4

5 Dari tabel 5.1 kurikulum tenaga terampil tukang, bahwa hasil analisis berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga terampil tukang adalah untuk praktek kerja yang memenuhi dan sesuai spesifikasi dalam praktek kerja, akan tetapi untuk rencana anggaran biaya tidak sesuai dengan skkni yang ada, materi dari praktek kerja dari kurikulum diatas perlu dijabarkan agar peserta pelatihan/tukang dapat mengerti metode pelaksanaan dalam pekerjaan dan langkah apa yang akan dikerjakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan serta ditunjang dengan sarana dan prasarana seperti alat yang digunakan sesuai teknologi yang ada pada saat ini. Dalam praktek produksi dan finishing pekerjaan termasuk dengan praktek dalam penugasan proyek akhir dari empat jurusan keterampilan untuk melatih kemampuan mandiri dan professional. 2) Lama Pelatihan Kegiatan ini diselenggarakan selama jangka waktu 2 bulan. Hari efektif selama 42 hari atau 416 jam per angkatan. Dalam kegiatan ini akan dilaksanakan dalam 1 angkatan, masing-masing angkatan diikuti oleh 36 orang dari berbagai daerah di Indonesia, 1 JPL (jam pelajaran) = 45 menit. 3) Metode Pelatihan Metode pelatihan yang diterapkan dalam pelatihan ini adalah untuk membangun kemampuan psychomotoric pada setiap peserta dan kemampuan kognitif agar masing-masing peserta memiliki kemampuan berkreasi untuk menciptakan V-5

6 model-model yang diinginkan oleh para pengguna jasa atau konsumennya, serta kemampuan affektif untuk memahami setiap mata pelatihan yang diberikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, proses pembelajaran diberikan dalam waktu nominal sebanyak kurang lebih 416 jam pelajaran atau lebih kurang selama 2 (dua) bulan pelatihan (hari efektif 42 hari). 4) Narasumber Pelatihan Kelomp Inti, yaitu para instruktur dan assisten instruktur untuk praktek Kelomp Pendukung Tenaga Kerja Terampil Pelaksana Pelatihan ini merupakan pelatihan yang didasarkan pada standar kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh seorang pemegang jabatan kerja Pelaksana Pekerjaan Jalan. Pelatihan ini diselenggarakan menurut metode pendidikan orang dewasa untuk menuntut kemampuan kognitif yang menuntut keaktifan antara narasumber dan peserta yang pada akhirnya memberi dampak positif terhadap kemampuan dan keterampilan intelektual dan daya analisis seorang peserta 1) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kurikulum Pelatihan Tenaga Kerja Terampil Pelaksana (Pelaksana Pekerjaan Jalan). Pelatihan yang di adakan di PUSBIN KPK bidang keahlian dan keterampilan ini, yaitu terdiri dari : V-6

7 Tabel 5.2 SKKNI dan Kurikulum Tenaga Terampil Pelaksana No Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kurikulum Pelatihan Nilai 1 Menerapkan pelaksanaan pekerjaan UUJK. jalan sesuai dengan Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang jasa konstruksi (UUJK) sesuai fungsi dan perannya. 2 Menerapkan pelaksanaan pekerjaan K3. jalan, sistem manajemen keselamaatan dan kesehatan kerja (K3) dan ketentuan pengendalian lingkungan kerja sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. - Menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK-3) sesuai Undang-undang No. 13 tahun 2003, tentang Ketenaga-kerjaan 3 Melakukan persiapan pelaksanaan perkerasan jalan. - Mengidentifikasi dan memberikan penjelasan tentang gambar kerja Bahan Jalan. serta Metode Kerja. - Menerapkan koordinasi dan kebutuhan sumber daya dilapangan. - Menerapkan persiapan pelaksanaan pekerjaan jalan. 4 Melaksanakan pekerjaan jalan. Standar Design Jalan. - Melakukan optimalisasi peggunaan bahan, tenaga kerja dan peralatan. - Melakukan pemeriksaan pelaksanaan pekerjaan jalan. - Menginstruksikan perbaikan hasil pekerjaan jalan. 5 Menghitung volume hasil pekerjaan. Perh. Biaya Konstruksi Jalan. V-7

8 6 - NA Spesifikasi Teknis. 7 Melakukan persiapan pelaksanaan perkerasan jalan. 8 Membuat laporan pelaksanaan pekerjaan jalan. - Menghitung volume hasil pekerjaan. - Menyusun laporaan hasil jumlah pemakaian peralatan, bahan dan tenaga kerja harian. - Mencatat keadaaan cuaca. - Mencatat hambatan non teknis dilapangan. - Membuat laporan hasil pelaksanaan pekerjaan. Peng. Perhit. Hasil Pekerjaan. 9 - Menerapkan pengendalian Pengendalian Lalu Lintas. lingkungan kerja 10 - NA Pengendalian Mutu & Biaya NA Assesment & Uji Kompetensi 12 Studi Lapangan - NA Sumber : Kementrian PU, Pusbin KPK tahun 2008 Dari tabel 5.2 kurikulum tenaga terampil pelaksana, bahwa hasil analisis berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga terampil pelaksana tidak sesuai dengan standar kompetensi, yaitu melakukan persiapan pelaksanaan perkerasan jalan dalam pekerjaan diperlukan karena sebelum memulai suatu pekerjaan, pelaksana diharus persiapan awal pekerjaan serta melaksanakan pekerjaan jalan, pengendalian mutu dan biaya serta assesment & uji kompetensi yang tidak ada dalam skkni dan membuat laporan pelaksanaan pekerjaan jalan untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan dan sebagai laporan untuk mengetahui V-8

9 pelaksanaan apa saja yang dikerjakan dan melaksanakan kunjungan/survey kelapangan untuk mengetahui apa dan bagaimana kebutuhan dilapangan. 2) Lama Pelatihan Pelatihan berlangsung dalam kurun waktu masing-masing pelatihan di laksanakan selama 7 (tujuh) hari, dengan total jam pelajaran masing - masing sebanyak 69 jpl. 3) Metode Pelatihan Pelatihan ini diselenggarakan menurut metode pendidikan orang dewasa untuk menuntut kemampuan kognitif yang menuntut keaktifan antara narasumber dan peserta yang pada akhirnya memberi dampak positif terhadap kemampuan dan keterampilan intelektual dan daya analisis seorang peserta. 4) Narasumber Pelatihan Untuk mencapai hasil yang optimal dari pelatihan ini, pembelajaran ini menggunakan narasumber yang ahli dibidangnya baik secara praktek maupun konseptual yang menyampaikan mata pelatihan agar dapat diperoleh hasil optimal yang dapat membekali para peserta untuk memenuhi standar kompetensi minimal yang dipersyaratkan sebagai Pelaksana Pekerjaan Jalan ini, narasumber berasal dari : a. Tenaga Praktisi dalam Pelaksanaan Pekerjaan Jalan. V-9

10 b. Praktisi yang berpengalaman dalam mengelola pelaksanaan pekerjaan konstruksi khususnya jalan. 5) Sarana dan Prasarana Pelatihan Whiteboard Ruang kelas berikut kursi dan meja untuk peserta dan instruktur Pencahayaan yang memadai untuk sebuah ruangan kelas Tenaga Kerja Terampil Mandor Menyikapi dinamika perubahan yang terus berlangsung dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang usaha, khususnya bidang jasa konstruksi adalah dengan melakukan peningkatan kemampuan setiap pelaku jasa konstruksi juga dalam berbagai aspek, baik dari aspek teknologi, aspek metoda kerja, aspek permodalan, dan aspek sumber daya manusia. Peningkatan kemampuan sumber daya manusia jasa konstruksi sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya pembangunan infrastruktur yang memenuhi standar mutu produk dan norma penyelenggaraan konstruksi sangat diperlukan terutama peningkatan kompetensi sumber daya manusia perencana, supervisi dan pelaksana konstruksi melalui pelatihan dan bimbingan teknis. V-10

11 Dari aspek-aspek tersebut, aspek sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat strategis untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam bidang usaha jasa konstruksi. 1). Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kurikulum Pelatihan Tenaga Kerja Terampil Mandor (Mandor Pekerjaan Perkerasan Aspal). Pelatihan yang di adakan di PUSBIN KPK bidang keahlian dan keterampilan ini, yaitu terdiri dari : Tabel 5.3 SKKNI dan Kurikulum Tenaga Terampil Mandor No Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) A Mata Pelatihan Umum 1 Menerapkan ketentuan pengendalian lingkungan kerja ditempat pekerjaan 2 Menerapkan ketentuan undangundang jasa konstruksi (UUJK), keselamatan kerja dan kesehatan kerja (K3) dan pengendalian lingkungan kerja. - Menerapkan ketentuan Undang-undang Jasa Konstruksi (UUJK) ditempat kerja. 3 Menerapkan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditempat kerja. 4 Menerapkan ketentuan pengendalian lingkungan kerja ditempat pekerjaan Kurikulum Pelatihan Etika Profesi danrja Budaya Kerja Undang-Undang Jasa Konstruksi dan Good Corporate Governance Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pengendalian Lingkungan, Pengaturan Lalulintas dan Keamanan Nilai V-11

12 B Mata Pelatihan Keahlian a Mata Pelatihan Dasar Keahlian 5 - NA Analisa Harga Satuan 6 Membuat jadwal pelaksanaan Struktur Biaya Proyek Jalan pekerjaan perkerasan aspal. - Membuat jadwal kerja harian dan mingguan. - Mengumpulkan data material perkerasan aspal yang dibutuhkan sesuai jadwal kerja. - Menghitung kebutuhan tenaga kerja penghamparan sesuai jadwal kerja. - Menghitung kebutuhan peralatan dan alat bantu penghamparan sesuai b Mata Pelatihan Inti Keahlian 7 - NA Dumen Lelang 8 Menghitung kebutuhan tenaga kerja penghamparan sesuai jadwal kerja Menghitung kebutuhan peralatan dan alat bantu penghamparan sesuai jadwal kerja. 9 Melaksanakan perjanjian kerja dengan pemberi kerja. - Melakukan penjajakan dan negosiasi untuk mendapatkan pekerjaan. - Menguasai dan menyutujui isi perjanjian kerja Perhitungan Biaya Pekerjaan Jalan dan Jembatan - NA 10 Melaporkan hasil pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal. - Memeriksa hasil dan melaporkan volume hasil pelaksanaan pekerjaan penghamparaan kepada pemberi kerja. - Membuat evaluasi internal hasil pelaksanaan pekerjaan. Pengetahuan Teknik Konstruksi V-12

13 C Mata Pelatihan Penunjang 11 Melakukan penguasaan rencana pelaksanaan pekerjaan perkerasan aspal sesuai spesifikasi, gambar kerja, instruksi kerja (IK) dan jadwal kerja (schedule) proyek. Dasar-Dasar Manajemen Pelaksanaan Konstruksi - Melakukan penguasaan spesifikasi dan gambar kerja pada pelaksanaan pekerjaan aspal. - Melakukan penguasaan instruksi kerja pada pelaksanaan pekerjaan aspal. - Melakukan penugasan jadwal pelaksanaan pekerjaan aspal. D On The Job Traininng 1 - NA Studi Lapangan 2 - NA Studi Kasus 3 - NA Belajar Mandiri Sumber : Kementrian PU, Pusbin KPK tahun 2008 Untuk meningkatkan kemampuan mandor, sehingga menjadi tenaga terampil mandor yang kompeten dan mampu memenuhi standar-standar regional, nasional dan internasional di bidang Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengawasan serta memiliki sertifikat. Dari tabel 5.3 kurikulum tenaga terampil mandor, bahwa hasil analisis berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga terampil mandor tidak sesuai dengan kurikulum pelatihan, yaitu melaksanakan perjanjian kerja dengan pemberi kerja, dengan melaksanakan kegiatan tersebut dapat membuat pelaksanaan kerja bila terjadi kesalahan kerja dapat ditinjau dari perjanjian kerja yang dilakukan, studi lapangan, studi kasus dan belajar mandiri yang tidak ada dalam standar kompetensi kerja nasional Indonesia dalam kompetesi perlu dilakukan, V-13

14 karena untuk tenaga terampil mandor dapat mengetahui kondisi dilapangan dan mempelajari studi kasus yang permasalahannya ada dilapangan/pelaksanaan pekerjaan. 2) Lama Pelatihan Pelatihan berlangsung dalam kurun waktu selama 10 (sepuluh) hari, dengan total jumlah jam pelajaran sebanyak 68 jpl. 3) Metode Pelatihan Pelatihan ini diselenggarakan menurut metode pendidikan orang dewasa untuk menuntut kemampuan kognitif yang menuntut keaktifan antara narasumber dan peserta yang pada akhirnya memberi dampak positif terhadap kemampuan dan keterampilan intelektual dan daya analisis seorang peserta. Untuk mencapai proses pengembangan tersebut, maka metoda proses pelatihan ini dilaksanakan dengan pendekatan-pendekatan sebagai berikut : ceramah instruktur, tanya jawab, diskusi kelas, praktek lapangan penyusunan tugas mandiri berkelomp, diskusi kelomp dan narasumber pelatihan. Tenaga praktisi dalam pelaksanaan proyek-proyek konstruksi. Praktisi yang berpengalaman dalam mengelola pelaksanaan pekerjaan khususnya bidang konstruksi. V-14

15 5.3 Pelatihan Tenaga Kerja Ahli bidang Konstruksi Peningkatan kemampuan sumber daya manusia jasa konstruksi sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya pembangunan infrastruktur yang memenuhi standar mutu produk dan norma penyelenggaraan konstruksi sangat diperlukan terutama peningkatan kompetensi sumber daya manusia perencana, supervisi dan pelaksana konstruksi melalui pelatihan dan bimbingan teknis. Namun disamping kondisi pesimistik tersebut, masih ada secercah harapan bagi para angkatan kerja yang masih belum mendapatkan pekerjaan, yaitu bidang jasa konstruksi. Pasar jasa konstruksi sementara ini teramati memberikan gambaran yang cukup menggembirakan, tidak saja pada pasar dalam negeri, tetapi pasar jasa konstruksi di luar negeri cukup menjanjikan bagi tenaga-tenaga yang memiliki keterampilan kerja di bidang jasa konstruksi. Adapun jenis tenaga pada tenaga kerja ahli bidang konstruksi, yaitu : 1. Tenaga Ahli Pengawas 2. Tenaga Ahli Manager Kontraktor Tenaga Kerja Ahli Pengawas Kegiatan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya manusia bidang jasa konstruksi, terutama pada daerah-daerah yang pembangunan infrastukturnya meningkat, namun V-15

16 masih belum memadai sumber daya manusianya baik dalam bidang perencanaan, supervisi, instruktur maupun asesor bidang jasa konstruksi. Penerapan metode ini dijabarkan kedalam metode teoritis mengenai pekerjaan pertukangan di bidang jasa konstruksi dengan bobot kurang lebih 30 % dari total proses pembelajaran, 70 % merupakan pelatihan yang bersifat praktek. 1) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kurikulum Pelatihan Tenaga Kerja Ahli Pengawas. Pelatihan yang di adakan di PUSBIN KPK bidang keahlian dan keterampilan ini, yaitu terdiri dari : Tabel 5.4 SKKNI dan Kurikulum Tenaga Ahli Pengawas No 1 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) - NA 2 Memahami dan menerapkan dumen kontrak dan ketentuan yang berlaku berkaitan dengan pelaksanaan kerja. - Mempelajari isi dumen kontrak. - Memeriksa/mengevaluasi spesifikasi teknik. - Ketepatan gambar rencana. - Meneliti volume dan harga satuan setiap jenis pekerjaan - Meneliti dan mengevaluasi metode kerja (yang diatur dalam spesifikasi) dan jadwal pelaksanaan. Kurikulum Pelatihan UUJK, K3 dan Pemantauan Lingkungan Dumen Kontrak Nilai V-16

17 3 Melakukan penyiapan bahan dan mengikuti rapat pra-pelaksanaan (PCM/pre construction meeting), rapat berkala dan khusus, seperti rapat pembuktian (SCM/show cause meeting). - Menyiapkan materi rapat secara rinci dan lengkap. - Menyiapkan daftar masalah yang timbul dilapangan. - Menyiapkan informasi kemajuan pekerjaan. - Mendumentasikan semua hasil rapat. - Menindaklanjuti keputusan rapat (jika ada). 4 Melakukan pengawasan metode kerja pada setiap jenis pekerjaan. - Melakukan pengawasan penerapan metode kerja dan rencana mutu kerja pelaksanaan pekerjaan jalan. - Melakukan pengawasan penerapan bketentuan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). - Melakukan pengawasan pengendalian pencemaran lingkungan dan keamanan. - Melakukan pengawasan pengaturan lalu lintas dilingkungan kerja. 5 Melakukan pengawasan kwalitas, dimensi, biaya dan waktu. - Melakukan pengawasan mutu. - Melakukan pengawasan dimensi. - Melakukan pengendalian biaya. - Melakukan pengendalian waktu Rapat Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan Pengawasan Pekerjaan Jembatan Pengawasan Mutu, Kuantitas dan Waktu V-17

18 6 Melakukan perhitungan atas hasil Administrasi Kontrak pengukuran pekerjaan dalam rangka penyiapan sertifikat pembayaran. - Menerapkan tata cara perhitungan hasil pengukuran volume pekerjaan. - Melakukan pemeriksaan atas usulan sertifikat pembayaran dari kontraktor. - Melakukan pemeriksaan atas usulan perhitungan penyesuaian harga. 7 Memeriksa laporan kontraktor dan Pelaporan membuat laporan kegiatan pengawasan. - Memeriksa laporan kontraktor. - Membuat laporan sesuai ketentuan kontrak konsultan 8 Melakukan proses penyerahan Serah Terima Pekerjaan pekerjaan pertama (PHO), penyerahan pekerjaan akhir (FHO), pemekrisaan gambar terlaksana (as built drawing) dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan. - Melakukan pemeriksaan usulan PHO/FHO. - Membantu panitia PHO/FHO untuk melakukan proses penyerahan pekerjaan. - Melakukan pengawasan pelaksanaan pemeliharaan. 9 - NA OJT (One The Job Training) 10 - NA Studi Kasus Sumber : Kementrian PU, Pusbin KPK tahun 2008 Dari tabel 5.4 kurikulum tenaga ahli pengawas, bahwa hasil analisis berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga ahli pengawas V-18

19 tidak sesuai dengan standar kompetensi, yaitu melakukan perhitungan atas hasil pengukuran pekerjaan dalam rangka penyiapan sertifikat pembayaran, melakukan proses penyerahan pekerjaan pertama (PHO), penyerahan pekerjaan akhir (FHO), pemekrisaan gambar terlaksana (as built drawing), perhitungan atas hasil pengukuran pekerjaan dalam rangka penyiapan sertifikat pembayaran dan mengawasi pelaksanaan pemeliharaan dan memeriksa laporan kontraktor dan membuat laporan kegiatan pengawasan untuk pelaporan pelaksanaan pekerjaan dan dalam kompetensi dilakukan administrasi kontrak untuk tenaga ahli pengawas tidak sesuai dengan kompetensi, UUJK, K3 dan pemantauan lingkungan serta studi kasus, dalam hal ini kurikulum pelatihan sebagai patan dan tolak ukur untuk membuat atau memberikan materi pelatihan harus sesuai dengan gambaran kerja tenaga ahli pengawas. 2) Lama Pelatihan Pelatihan berlangsung dalam kurun waktu selama 8 (delapan) hari, dengan total jumlah jam pelajaran sebanyak 50 jpl. 3) Strategi Pelatihan Kegiatan dalam pelatihan ini meliputi : tatap muka dan praktek lapangan Metode mengajar : ceramah, tanya jawab, diskusi, tugas, kerja kelomp, latihan, studi kasus dan praktek lapangan Media pembelajaran : white board dan bahan ajar V-19

20 5.3.2 Tenaga Kerja Ahli Manager Kontraktor 1) Tujuan pelatihan : Tujuan Pembelajaran Umum adalah untuk mencetak tenaga manajer kontraktor yang kompeten dan mampu mengatur dan melaksanakan persiapan, pelaksanaan dan pengawasan proyek. Tujuan pembelajaran khusus adalah sebagai berikut : meningkatkan pengetahuan tentang dumen kontrak, mengetahui tentang kewirausahaan, mengetahui tentang perencanaan dan pengendalian mutu, mengetahui tentang keselamatan dan kesehatan kerja, mengetahui tentang manajemen proyek dan logistik, mengetahui tentang analisa keuangan, mengetahui tentang teknik konstruksi, mengetahui tentang bisnis kontraktor dan mengetahui tentang manajemen keuangan. 2) Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kurikulum Pelatihan Tenaga Kerja Ahli Manajemen Konstruksi. Untuk Pelatihan yang di adakan di PUSBIN KPK bidang keahlian dan keterampilan ini, yaitu terdiri dari Tabel 5.5 SKKNI dan Kurikulum Tenaga Manajemen Konstruksi No Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kurikulum Pelatihan Nilai 1 - NA UUJK. NO : 18 Tahun NA Bisnis Kontraktor 3 - NA Dumen Kontrak 4 Menerapkan Sistem Manajemen Manajemen Keuangan V-20

21 Keuangan (Financing Management). - Memberikan kontribusi dalam perencanaan keuangan proyek. 5 - NA Kewirausahaan 6 Menerapkan Sistem Manajemen Waktu (Time Management) Perencanaan & Pengendalian waktu 7 Menerapkan Sistem Keselamatan & Kesehatan Kerja Manajemen Keselamatan (K3) Kesehatan Kerja/SMK3 (Safety & Health Management). - Memberikan kontribusi dalam perencanaan K-3. - Melaksanakan dan mengendalikan K-3. 8 Menerapkan Sistem Manajemen Perbankan Biaya (Cost Management) 9 Menerapkam Sistem - NA Manajemen Lingkungan (Enviromental Management). - Mengdentifikasi dampak pelaksanaan proyek terhadap lingkungan proyek. - Upaya pengelolaan lingkungan proyek. - Upaya pemantauan lingkungan proyek. - Melakukan audit lingkungan proyek. 10 Menerapkan Sistem Manajemen - NA Ruang Lingkup (Scole Management). - Memerikan kontribusi dalam perencanaan dan defenisi lingkup proyek. - Menerapkan ruang lingkup proyek. - Mengendalikan ruang lingkup proyek 11 Menerapkan Sistem Manajemen - NA Mutu (Quality Management). V-21

22 - Memberikan kontribusi pada perencanaan mutu. - Memberikan konstribusi pelaksanaan jaminan mutu proyek. - Kontribusi pada proses peningkatan mutu secara terus menerus. 12 Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resources Management). - Bekerja dalam lingkungan kelomp. - NA - Melakukan pengembangan tim proyek. - Pengembangan kebutuhan Pelatihan. 13 Menerapkan Sistem Manajemen - NA Komunikasi (Communication Management). - Menyiapkan perencanaan komunikasi. - Memberikan kontribusi dalam pengelolaan komunikasi proyek. - Menyiapkan pencapaian hasil-hasil pengelolaan komunikasi. 14 Menerapkan Sistem Manajemen - NA Pengadaan (Procurement Management). - Menyiapkan perencanaan pengadaan barang dan jasa. - Menyiapkan proses pemilihan penyedia jasa/kontraktor. - Memberikan kontribusi dalam pengelolaan kontrak/administrasi kontrak. 15 Menerapkan Sistem Integrasi (Intergration Management). - NA 16 Menerapkan Sistem Manajemen - NA V-22

23 Risiko (Risk Management). - Ikut aktif mengidentifikasi resiko proyek. - Melakukan kegiatan pengawasan resiko. - Menyiapkan pencapaaian hasil-hasil pengelolaan resiko NA Perpajakan 18 Menerapkan Sistem Manajemen Klaim (Claim Management) Asuransi 19 - NA Akutansi Keuangan 20 - NA Analisa Keuangan 21 - NA Manajemen Proyek & Logistik 22 - NA Teknik Konstruksi Sumber : Kementrian PU, Pusbin KPK tahun 2008 Dari tabel 5.5 kurikulum tenaga ahli manager kontraktor, bahwa hasil analisis berdasarkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) untuk tenaga manager kontraktor tidak sesuai dengan standar kompetensi, yaitu dalam kompetensi menerapkan sistem manajemen adalah untuk meningkatkan kemampuan Manajer Kontraktor, sehingga menjadi tenaga ahli yang kompeten dan mampu memenuhi standar-standar regional, nasional dan internasional di bidang jasa konstruksi serta memiliki sertifikat, menerapkam sistem manajemen lingkungan (enviromental management), menerapkan sistem manajemen ruang lingkup (scole management), menerapkan sistem manajemen mutu (quality management), menerapkan sistem manajemen sumber daya manusia (human resources management), menerapkan sistem manajemen komunikasi (communication management), menerapkan sistem manajemen pengadaan (procurement management), menerapkan sistem integrasi V-23

24 (intergration management), menerapkan sistem manajemen risiko (risk management) serta untuk kurikulum Pelatihan yaitu UUJK No 18 tahun 1999, bisnis kontraktor, manajemen proyek dan logistik, kewirausahaan, akutansi keuangan, analisa keuangan dan dumen kontrak diperlukan untuk tenaga ahli manajemen konstruksi dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan. 3) Isi dan Struktur Pelatihan Proses Pelatihan dilakukan baik melalui teori ataupun praktek di kelas selama 6 (enam) hari, sebanyak 46 JPL (jam pelajaran). 5.4 Kesenjangan antara Tenaga Ahli dan Tenaga Terampil Salah satu dimensi p kesenjangan di bidang lapangan kerja menyangkut pendidikan dan latihan. Tingkat pendidikan dari angkatan kerja Indonesia meningkat, sesuai dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan pada umumnya. Tabel 5.6 Statistik Sertifikat Tenaga Ahli Daftar Menurut Kabupaten dan Kualifikasi Propinsi DKI Jakarta No Kabupaten Pemula Muda Madya Utama Jumlah 1 Kab.Kepulauan Seribu Kota Jakarta Selatan Kota Jakarta Timur Kota Jakarta Pusat Kota Jakarta Barat Kota Jakarta Utara Jumlah Sumber : Statistik Profesi, LPJK, 2010 V-24

25 Tabel 5.7 Statistik Sertifikat Tenaga Terampil Daftar Menurut Kabupaten dan Kualifikasi Propinsi DKI Jakarta No Kabupaten SKT-P Tk-III Tk-II Tk-I Jumlah 1 Kab.Kepulauan Seribu Kota Jakarta Selatan Kota Jakarta Timur Kota Jakarta Pusat Kota Jakarta Barat Kota Jakarta Utara Jumlah Sumber : Statistik Profesi, LPJK, 2010 Tabel 5.8 Jumlah Tenaga Ahli dan Terampil yang di Sertifikasi No Pekerja Sertifikasi Persentase 1 Tenaga Ahli % 2 Tenaga Terampil % Jumlah % Sumber : Statistik Profesi, LPJK, 2010 Untuk jumlah tenaga ahli dan terampil yang belum di sertifikasi merupakan kesenjangannya/gap dari tenaga kerja tersebut, nilai persentasenya adalah sisa persentase tenaga ahli dan terampil yang sudah disertifikasi yaitu %, jumlah tenaga kerja konstruksi adalah dan yang disertifikasi tenaga kerja ahli dan terampil dan memperkecil kesenjangan ini perlu ditingkatkan efisiensi mekanisme yang mengaitkan dunia kerja dengan dunia pendidikan. V-25

26 5.5 Langkah Strategis Perencanaan Tenaga Kerja Sektor Konstruksi Revitalisasi Pemberdayaan SDM Konstruksi dan Perluasan Kesempatan Kerja Revitalisasi pemberdayaan sumberdaya manusia konstruksi meliputi : sumber daya manusia penyelenggaraan pelatihan yang terdiri pengelola pelatihan, peserta pelatihan, instruksur pelatihan, asesor pelatihan. Disamping itu tenaga kerja konstruksi sebagai target dan produk pelatihan. Sedangkan perluasan kesempatan mencakup : meningkatkan daya saing dan pengakuan hasil pelatihan yang berdasarkan standart nasional dan internasional. Permasalahan sumber daya manusia konstruksi adalah rendahnya daya saing tenaga kerja konstruksi, terkait dengan masih rendahnya kapasitas institusi pelatihan sehingga belum dapat memenuhi target jumlah tenaga kerja konstruksi dalam pembangunan nasional. Tantangan yang dihadapi adalah adanya kesepakatan liberalisasi perdagangan dalam skala internasional yang kemudian disusul dengan disepakati standart kompetensi tenaga kerja konstruksi dilingkup regional maupun global. Apabila hali ini tidak disikapi dengan tepat maka tenaga kerja konstruksi nasional akan tersisih dan kalah bersaing dengan tenaga kerja konstruksi luar negeri. V-26

27 Agar tujuan revitalisasi sumber daya manusia konstruksi dapat tercapai diperlukan syarat-syarat kondisi yang diperlukan atau faktor sukses yaitu : 1. Komitmen pemangku kegiatan pengembangan sumber daya manusia konstruksi; 2. Kesiapan pemangku kegiatan pengembangan sumber daya manusia konstruksi dalam penguatan institusi pelatihan tenaga kerja konstruksi Rekonfigurasi Klasifikasi Dan Kualifikasi SDM Konstruksi Dan Kebutuhan Industri Konstruksi Rekonfigurasi klasifikasi dan kualifikasi SDM Konstruksi adalah suatu proses menata ulang jenis-jenis jabatan dan struktur kualifikasi SDM Konstruksi. Hal ini dibutuhkan untuk menjawab dinamika sektor konstruksi yang semakin maju dan komplek. Teknologi rancang-bangun semakin maju akibat kehadiran teknologi informasi dan komputerisasi. Spesialisasi juga dapat menjadi pemicu dari kebutuhan menata ulang klasifikasi dan kualifiaksi SDM Konstruksi. Permasalahan dan tantangan SDM Konstruksi Indonesia adalah sebagai berikut ini : 1. Institusi diklat yang terakreditasi sangat sedikit. 2. Keterbatasan jumlah tenaga terampil. 3. Tenaga kerja konstruksi berpendidikan rendah. 4. Budaya SDM indonesia yang kurang disiplin. V-27

28 Faktor kunci sukses rekonfigurasi kualifikasi dan klasifikasi SDM konstruksi adalah sebagai berikut ini : 1. Ketersediaan data kebutuhan SDM Konstruksi baik dari perspektif jumlah dan kualitas 2. Ketersediaan struktur jabatan-jabatan kerja SDM Konstruksi 3. Ketersediaan data suplai SDM Konstruksi baik dari perspektif jumlah dan kualitas 4. Kerjasama inter dan antar sektor baik pemerintah, swasta dan masyarakat dalam pengembangan SDM Konstruksi V-28

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management of Buildings) Kode Jabatan Kerja : INA. 563.13.09 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA 1 STANDAR KERJA (S L K) Keahlian Nama Jabatan : Pengawasan Jalan / Jembatan : Kepala Supervisi Pekerjaan Jalan/Jembatan (Chief Supervision Engineer of Roads/Bridges) Kode SKKNI : DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor konstruksi mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Sektor konstruksi mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor konstruksi mempunyai potensi dalam memberikan kontribusi terhadap perekonominan nasional, serta mempunyai peran penting bagi pencapaian sasaran pembangunan nasional

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. Menurut Gomes (1997), Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi

BAB II STUDI PUSTAKA. Menurut Gomes (1997), Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian Pelatihan Menurut Gomes (1997), Pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya. Idealnya,

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Inspektur Bendungan Tipe Urukan Klasifikasi : Pengawasan Bagian Sub Bidang Pekerjaan Bendungan Kualifikasi : Sertifikat IV (Empat) / Ahli

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA SLK PELAKSANA PEKERJAAN JEMBATAN 1 STANDAR KERJA (S L K) Keahlian : Pelaksanaan Jembatan Nama Jabatan : Pelaksana Pekerjaan Jembatan (Bridge Construction Engineer) Kode SKKNI : DEPARTEMEN PEMUKIMAN DAN

Lebih terperinci

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK

BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek dapat berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : GEODETIC ENGINEER OF BUILDING Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil / Bangunan Gedung Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan, Semua Bagian Sub

Lebih terperinci

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU

TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU TCE-08 PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PEMBERLAKUAN SYARAT SERTIFIKASI KETERAMPILAN KERJA MANDOR DI LAPANGAN 4.1 UMUM Pada bab ini, hasil dari pengumpulan data eksisting akan dianalisis berdasarkan teori yang

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : COST ESTIMATOR OF BRIDGE Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PELAKSANA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisisi dan penegertian penghambat Kata penghambat dalam kamus besar bahasa indonesia diterjemahkan sebagai hal, keadaan atau penyebab lain yang menghambat (merintangi, menahan,

Lebih terperinci

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN

MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN PELATIHAN STRUCTURE ENGINEER OF BRIDGE CONSTRUCTION PEKERJAAN (AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN) MODUL STEBC 07 : PERMASALAHAN PELAKSANAAN JEMBATAN 2006 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Kemajuan Proyek Kemajuan proyek merupakan progress pekerjaan dari pekerjaan awal proyek sampai akhir pekerjaan proyek. Disetiap progress pekerjaan

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN O H T PENGENDALIAN BIAYA, MUTU DAN WAKTU DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl.

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi tinggi merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan di pasar internasional. Keunggulan SDM juga penting

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA PENGAWASAN GEDUNG DAN BANGUNAN KANTOR DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROPINSI SUMATERA SELATAN I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan

Lebih terperinci

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI

PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI PELATIHAN AHLI TEKNIK SUPERVISI PEKERJAAN JALAN (SUPERVISION ENGINEER OF ROADS CONSTRUCTION) MODUL MODUL SE 10 PENYERAHAN PEKERJAAN SELESAI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN SEKOLAH KEBERBAKATAN OLAHRAGA LANJUTAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DINAS PENDIDIKAN NASIONAL KOMITE PEMBANGUNAN SMA KEBERBAKATAN OLAHRAGA Jalan Dr. Sam Ratulangi No. 35, Telepon 0431-863487, 852240, 862485, 863184 Facsimile 862485, 863184

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI.

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI. Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3955) sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait dalam Proyek Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya, tentu banyak pihak pihak yang terkait satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja sering digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu hasil yang dicapai terhadap sesuatu. Sehingga kesuksesan suatu perusahaan dapat diukur dari kinerja

Lebih terperinci

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA, u PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 1 TAHUN 2013 NOMOR : 14 TAHUN 2013 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik, tenaga kerja di Indonesia per bulan Februari tahun 2013 mencapai 114,1 juta orang dengan jumlah pekerja di sektor konstruksi sebesar

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) JASA KONSULTAN PENGAWAS Pekerjaan : Pengawasan Pembangunan/Rehabilitasi Pasar Doi-Doi Lokasi : Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Tahun Anggaran 2016 1 KERANGKA ACUAN KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya dilaksanakan satu kali dan umumnya memiliki jangka waktu yang pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai

BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI. Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai BAB IV KONDISI TENAGA KERJA KONSTRUKSI 4.1 Umum Tenaga kerja konstruksi merupakan bagian dari sektor konstruksi yang mempunyai peran yang signifikan dalam pembangunan ekonomi nasional. Dalam Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah kegiatan dalam suatu proyek sebagai penilaian yang bertujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan pedoman perencanaan yang telah

Lebih terperinci

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Sumber Daya Industri. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI Lampiran I Peraturan Menteri PU Nomor : 06/PRT/M/2008 Tanggal : 27 Juni 2008 PED OMAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM J l. P a t t i m u r a N o. 2 0, K e b a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jasa Konstruksi merupakan salah satu kegiatan bidang ekonomi yang mempunyai peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang terwujudnya tujuan pembangunan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA

KERANGKA ACUAN KERJA KERANGKA ACUAN KERJA PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA PELABUHAN PENDARATAN IKAN (PPI) DAEO MAJIKO KABUPATEN PULAU MOROTAI I. LATAR BELAKANG Dalam rangka Pembangunan Dermaga PPI Daeo Kabupaten Pulau

Lebih terperinci

II. KEGIATAN PENGAWASAN

II. KEGIATAN PENGAWASAN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN PASAR RAKYAT BONEA BENTENG DI LINGKUP DINAS KOPERASI, UKM, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK

TCE-06 DOKUMEN KONTRAK TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K)

STANDAR LATIHAN KERJA (S L K) STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan Kode SKKNI : Pengawasan Jalan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jalan (Site Inspector of Roads) : INA.5211.322.05 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007.

BAB I PENDAHULUAN. Wayu Hidayat. Faktor-faktor risiko,... FT UI., 2007. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemahaman tentang konstruksi dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: teknologi konstruksi (construction technology) dan manajemen konstruksi (construction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

Lebih terperinci

KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI. DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016

KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI. DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016 KERJASAMA PROGRAM PROFESI INSINYUR KEMENTERIAN PUPR DENGAN KEMENTERIAN RISTEK DIKTI DIREKTUR JENDERAL BINA KONSTRUKSI Jakarta - Senin,10 Oktober 2016 ORGANISASI, TUGAS DAN PROGRAM DIREKTORAT JENDERAL BINA

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

PROFIL BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI WILAYAH V KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

PROFIL BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI WILAYAH V KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM PROFIL BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI WILAYAH V KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V yang didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No.409/KPTS/M/2000,

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan

3.2 Struktur Organisasi Laporan Kerja Praktik Struktur organisasi adalah suatu kerangka kerja yang mengatur pola hubungan kerja antar orang atau badan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 ORGANISASI PROYEK Secara umum organisasi dapat diartikan sebagai sebuah system yang terdiri dari sekelompok individu yang melalui suatu hierarki sistematis

Lebih terperinci

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Kajian Pemberlakuan Syarat Sertifikasi Keterampilan Kerja bagi Tenaga Kerja Mandor BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan bidang konstruksi secara alami merupakan sektor pembangunan yang terbesar menyerap tenaga kerja khususnya yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi sehingga

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, No.1486, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Lembaga Diklat Terakreditasi. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR 14 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN AKREDITASI LEMBAGA PENYELENGGARA

Lebih terperinci

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1 Uraian Umum Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Lebih terperinci

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA

LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA LAMPIRAN II ORGANISASI LEMBAGA, UNIT SERTIFIKASI DAN KESEKRETARIATAN LEMBAGA 53 DAFTAR ISI LAMPIRAN II Organisasi Lembaga, Unit Sertifikasi dan Kesekretariatan BAB HALAMAN I Ketentuan Umum 57 1.1 Azas

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya memiliki kinerja yang baik merupakan tanggung jawab setiap individu yang bekerja dalam organisasi. Apabila setiap individu dalam organisasi bekerja

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBINAAN KONSTRUKSI TA. 2018

RENCANA PROGRAM PEMBINAAN KONSTRUKSI TA. 2018 DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT RENCANA PROGRAM PEMBINAAN KONSTRUKSI TA. 2018 Jakarta, 8-9 Juni 2017 Disampaikan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Langkah pertama merancang pelaksanaan proyek ialah membaginya ke dalam kegiatan-kegiatan. Kegiatan perlu diidentifikasikan dan hubungan satu dengan yang lain

Lebih terperinci

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI JAKARTA, 15 JANUARI 2013 LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PROYEK Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) BAB VI. KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) 51 Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan oleh penyedia jasa harus mendapatkan pengawasan secara

Lebih terperinci

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana

Kontraktor. Konsultan Pengawas. Konsultan Perencana BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Kontraktor Konsultan Perencana Pemilik Konsultan Pengawas Gambar 3.1. Skema Hubungan Antara Owner, Kontraktor & Konsultan Sumber:

Lebih terperinci

BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa 2.2 Karakteristik Jasa

BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa 2.2 Karakteristik Jasa BAB 2 JASA 2.1 Pengertian Jasa Sejumlah ahli pada bidang jasa telah melakukan berbagai upaya dalam tujuan untuk dapat merumuskan definisi jasa, namun demikian hingga saat ini belum ada satu definisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Salah satu unsur yang sangat. pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan. Salah satu unsur yang sangat. pekerjaan yang diselesaikan dalam tiap periode BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di dalam bisnis terdapat persaingan ekonomi yang mendorong perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya maka perusahaan harus mampu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek dengan tujuan mengatur tahap tahap pelaksanaan BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Sistem Organisasi Sistem organisasi memegang peranan cukup penting dalam sebuah proyek. Sebuah proyek akan berhasil jika di dalamnya terdapat sistem organisasi

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 DI PERUSAHAAN KONSTRUKSI I GUSTI AGUNG AYU ISTRI LESTARI ABSTRAK Fakultas Teknik Univ. Mahasaraswati Denpasar Tujuan utama dalam konstruksi adalah ketepatan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah 14 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sektor jasa konstruksi selama ini sudah terbukti sebagai salah satu sektor usaha yang mampu memberikan sumbangan yang cukup signifikan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI

BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI BAB VII MANAJEMEN KONSTRUKSI 7.1 Pengertian Manajemen Konstruksi Manajemen adalah suatu metode atau teknik untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif melalui

Lebih terperinci

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC

LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC LANGKAH ANTISIPATIF PEMPROV DALAM MENGHADAPI MEA / AEC attitude knowledge skill Agus Sutrisno Empat Kerangka Strategis MEA ASEAN sebagai pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal yang didukumg dengan

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan

BAB VI PENGENDALIAN PROYEK. Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan BAB VI PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Uraian Umum Pengawasan (controlling) adalah suatu penilaian kegiatan dengan tujuan agar hasil pekerjaan sesuai dengan rencana, dengan mengusahakan agar semua yang terlibat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South Sumatra NGL Project PT. Tripatra dapat dilihat dari aspek lingkungan pengendalian dan proses pengendalian.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENGADAAN JASA PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR TAHAP 2 (FINISHING). PENDAHULUAN A. Umum. Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan oleh kontraktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Proyek Konstruksi Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan. Dengan banyaknya

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KONSEP TGL. 9-4-2003 RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG KESELAMATAN KETENAGALISTRIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Bab

Lebih terperinci

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN

TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN TCE-09 PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN HASIL PEKERJAAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2012 TENTANG JABATAN

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah

MATA PELAJARAN. Dasar-dasar Konstruksi Bangunan dan Teknik Pengukuran Tanah STRUKTUR KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa Program Keahlian : Teknik Konstruksi dan Properti Kompetensi Keahlian : Bisnis Konstruksi

Lebih terperinci

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1

Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 Selamat Datang MANDOR PEMBESIAN/ PENULANGAN BETON 1.1 PELATIHAN : DAFTAR MODUL Mandor Pembesian / Penulangan Beton NO. KODE JUDUL NO. REPRESENTASI UNIT KOMPETENSI 1. RCF - 01 UUJK, K3 dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Jasa Konstruksi di Indonesia Menurut Hillebrandt (1985), industri jasa konstruksi merupakan industri yang mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi,

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 1, April 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang PERSEPSI BADAN USAHA JASA KONSTRUKSI TERHADAP KOMPETENSI DAN SIKAP LULUSAN SMK JURUSAN BANGUNAN DALAM MENGISI LAPANGAN KERJA PADA JASA KONSTRUKSI DI KOTA PADANG Meri Sufina Universitas Putra Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap kompetensi kerja mandor dan tukang pada pekerjaan struktur proyek gudang multipurepose, dimana penelitian yang

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1 KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Uraian Pendahuluan 1 1. Latar Belakang Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Jawa Tengah berupaya meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat

Lebih terperinci

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi Merupakan pimpinan dalam suatu proyek,baik dilapangan maupun dikantor, sebagai penangung jawab tercapainya tujuan proyek. Pemilihan seorang manajer proyek

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Struktur Organisasi Proyek Gambar 3.1 Struktur Organisasi Proyek 3.2. Deskripsi Pekerjaan (Job Description) Job Description adalah gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK

BAB III. SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK BAB III SISTEM ORGANISASI dan MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi 3.1.1 Organisasi dan Pihak yang Terkait Dalam organisasi proyek pembangunan pada umumnya banyak pihak pihak yang terkait satu sama

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A. U M U M 1. Setiap pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.67, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI. Jabatan Fungsional. Pengelola Pengadaan Barang/Jasa. Angka Kreditnya. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Tukang Plester (Plasterer) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.60 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG API ABADI MRAPEN I. PENDAHULUAN A. Umum 1. Setiap bangunan gedung harus diwujdkan dengan sebaik-baiknya,

Lebih terperinci

S1 Akuntansi. Visi. Misi

S1 Akuntansi. Visi. Misi PAGE 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI S1 Akuntansi Visi Menuju program studi tingkat sarjana yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi H a l a m a n 1-1 BAB 1 GAMBARAN UMUM 1.1 Geografis Provinsi Jawa Timur terletak pada 111,0⁰ BT - 114,4⁰ BT dan 7,12⁰ LS - 8,48⁰ LS. Luas wilayah Provinsi Jawa Timur adalah 47.800 km 2. Provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu

BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang SEKRETARIAT DPRD PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TERM OF REFERENCE / KERANGKA ACUAN KERJA BELANJA JASA KONSULTANSI PENGAWASAN REHAB RUANG PARIPURNA GEDUNG DPRD PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci