BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

2 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2016 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

3 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) Tahun 2016 disusun dalam rangka memenuhi Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunannya mengacu pada Permenpan dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini merupakan media komunikasi pencapaian tujuan dan sasaran strategis organisasi kepada para pengguna yang dibuat sebagai perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BB-Pascapanen berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun Semoga laporan ini dapat memenuhi harapan masyarakat dan dalam rangka membangun kinerja khususnya dalam kegiatan penelitian dan pengembangan pertanian sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pengembangan Iptek pascapanen pertanian. Bogor, Januari 2017 Kepala Balai Besar, Prof. Dr. Ir. Risfaheri, MSi i ii

4 DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar...i Daftar Isi...ii Ringkasan Eksekutif...vii BAB I. PENDAHULUAN...1 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan Strategis Perencanaan Kinerja Perjanjian Kinerja...11 BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran Capaian Kinerja Evaluasi dan Analisis Akuntabilitas Kinerja Akuntabilitas Keuangan...44 BAB IV. PENUTUP...47 Lampiran...49 ii iii

5 DAFTAR TABEL. Tabel 1. Halaman Target dan rencana kinerja tahunan BB Pascapanen tahun Tabel 2. Perencanaan Kinerja BB Pascapanen TA Tabel 3. Perjanjian Kinerja (PK) BB Pascapanen TA Tabel 4. Matriks tingkat capaian kinerja BB Pascapanen TA Tabel 5. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 1 tahun Tabel 6. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 2 tahun Tabel 7. Tabel 8. Perbandingan capaian indikator kinerja teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) tahun 2016 dengan tahun Perbandingan capaian indikator kinerja teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)tahun 2016 dengan target pada Renstra Tabel 9. Target dan realisasi capaian indikator kinerja Tabel 10. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 selama periode Tabel 11. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 terhadap target Renstra Tabel 12. Invensi yang telah didaftarkan sebagai paten Tabel 13. Daftar invensi yang telah terbit sertifikat paten tahun Tabel 14. Realisasi anggaran BB Pascapanen TA Tabel 15. Pagu dan realisasi anggaran masing-masing indikator kinerja yang ada pada perjanjian kinerja (PK) BB Pascapanen iviii

6 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Uji produksi beras premium skala komersial (kiri) dan uji produksi beras IGr skala komersial (kanan)...18 Produk nanobiosilika dari sekam padi (atas) dan keragaan tanaman padi umur 88 HST di KP Pusakanagara (bawah): (a) tanpa nanobiosilika; (b) diberi nanobiosilika...19 Display produk berasan jagung...20 Kondisi cabai merah keriting setelah disimpan 14 hari: Suhu C, tanpa coating (a), Suhu C, dengan coating (b), Suhu C, tanpa coating (c), dan Suhu C, dengan coating (d)...21 Produk olahan minimal bawang merah : bawang merah utuh (a), bawang merah iris (b), dan pasta bawang (c)...22 Gambar 6. Produk gelatin dari ceker ayam (kiri) dan dari kulit... sapi (kanan)...23 Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Peta warna berdasarkan perubahan ph...23 Gula kristal dengan perlakuan enzimatis...24 Produk gula cair melalui proses karbonatasi...24 Gambar 10. Starter kering fermentasi biji kakao...25 Gambar 11. Cokelat granul instan...26 Gambar 12. Elektroforegram dari mikroba teridentifikasi...27 Gambar 13. Penggunaan nanocoating, GA3, nanozeolit, dan pengemasan plastik LDPE berpori pada penyimpanan buah manggis Gambar 14. Penggunaan kemasan besek dan plastik enviplas pada buah salak...28 Gambar 15. Hot house (pengeringan) kakao dan pala untuk pengendalian mikotoksin...29 Gambar 16. Proses perekaman citra buah mangga pada ban berjalan Gambar 17. Instore drying bawang merah di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah...34 iv v

7 Gambar 18. Starter kering dan produk yoghurt yang dihasilkan (kiri) serta launching starter kering yoghurt probiotik pada HPS 2016 di Boyolali, Jawa Tengah (kanan)...34 Gambar 19. Aktivitas produksi di Rumah Jagung dan produk yang dihasilkan (berasan dan tepung jagung)...35 Gambar 20. Peralatan ekstraksi sagu di unit kilang sagu Kehiran, Papua Gambar 21. Unit pengempa daun gambir yang diintroduksikan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (kiri) dan produk gambir yang dihasilkan (kanan) : hasil tradisional (a) dan unit pengempa (b)...36 Gambar 22. Partisipasi BB Pascapanen pada Hari Susu Nusantara (HSN) ke Gambar 23. Kunjungan Menteri Pertanian di saung bawang pada penyelenggaraan HPS ke-8 tahun Gambar 24. Kunjungan peserta Workshop CAPSA ke gerai inovasi BB Pascapanen...41 Gambar 25. Penandatanganan naskah kerjasama dengan PT. Nusantara Segar Global...43 vvi

8 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Halaman Struktur Organisasi BB Pascapanen...50 Sumberdaya Manusia dan Anggaran BB Pascapanen...51 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Badan Litbang Pertanian Lampiran 4. Rencana Kinerja Tahunan Tahun Lampiran 5. Perjanjian Kinerja Tahun Lampiran 6. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tahun Lampiran 8. Komposisi Pagu Anggaran DIPA Tahun 2016 dan Realisasi PNBP Jasa Laboratorium...60 vii

9 RINGKASAN EKSEKUTIF Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, selama kurun waktu BB Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut: a) Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen dan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika; b) Menyusun rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan; c) Melaksanakan diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional; dan d) Menghasilkan publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). Sasaran BB Pascapanen dalam kurun waktu adalah sebagai berikut: a) Tersedianya teknologi pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika; b) Tersedianya rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan; c) Meningkatnya diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional; d) Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). BB Pascapanen telah menetapkan satu sasaran strategis, yang diukur dengan tiga indikator kinerja sasaran, yaitu: a) Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis, b) Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya, dan c) Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan membandingkan antara target dan capaian, indikator kinerja sasaran pertama dan kedua tersebut dapat dicapai dengan kategori berhasil (capaian 100%), sedangkan indikator kinerja sasaran ketiga tersebut dapat dicapai dengan kategori sangat berhasil (capaian 133,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa BB Pascapanen telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Indikator kinerja sasaran Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis berhasil memperoleh 11 teknologi sesuai target, yang meliputi : a) Teknologi pengolahan beras IGr dan beras premium skala komersial; b) Teknologi pemanfaatan sekam untuk pembuatan matriks pupuk tanaman padi berbahan nano-silika dan pembuatan asap cair; c) Implementasi teknologi perontokan jagung berkelobot pada kadar air tinggi; vii viii

10 d) Implementasi teknologi pengolahan berasan jagung di tingkat kelompok tani; e) Teknologi penanganan dan pengolahan cabai untuk penyimpanan pada suhu ruang skala ritel; f) Teknologi minimal proses bawang merah skala ritel; g) Teknologi pengolahan bawang merah skala 300 kg/hari; h) Teknologi produksi gelatin dari limbah pemotongan ternak; i) Agen bioindikator pendeteksi kesegaran daging; j) Teknologi produksi gula kristal tebu untuk meningkatkan rendemen; dan k) Teknologi purifikasi untuk meningkatkan kualitas gula cair tebu. Indikator kinerja sasaran Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya berhasil memperoleh 10 teknologi sesuai target, yang meliputi : a) Starter kering fermentasi untuk perbaikan flavor biji kakao; b) Formula cokelat granul instan dengan enrichment nanonutrien (nano-vitamin A, Fe, dan Folat) dan probiotik; c) Isolat mikroba unggul penghasil enzim lignoselulase; d) Teknologi pembuatan enzim lignoselulase dari mikroba unggul; e) Teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah manggis; f) Teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah salak; g) Teknologi pengendalian kontaminan ochratoksin pada biji kakao; h) Teknologi pengendalian kontaminan aflatoksin pada biji pala; i) Teknologi otomatisasi grading buah mangga; dan j) Teknologi otomatisasi grading buah manggis. Indikator kinerja sasaran Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian berhasil memperoleh 4 rekomendasi kebijakan melebihi target yang ditentukan, yang meliputi: a) Rekomendasi dan kebijakan peningkatan rendemen beras, b) Rekomendasi kebijakan pengembangan diversifikasi pangan karbohidrat lokal, c) Rekomendasi dan kebijakan pengembangan pangan lokal di Maluku Tenggara, dan d) Rekomendasi peningkatan mutu dan pengendalian kontaminan pada lada. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh berbagai faktor, yaitu sumberdaya manusia (peneliti dan teknisi) sebagai penghasil teknologi, sumberdaya sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran. Dari aspek tata kelola, BB Pascapanen telah menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu hasil litbang, termasuk didalamnya aspek monitoring dan evaluasi. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan, terdapat beberapa kendala yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain: a) bahan baku yang diperlukan pada beberapa kegiatan penelitian ketersediaannya sangat tergantung pada musim panen, b) pengadaan bahan yang harus inden dan sulit didapat sehingga perlu waktu yang agak lama, dan jadwal pemakaian beberapa peralatan laboratorium dan analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian. viii ix

11 Beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan telah diupayakan untuk diatasi, dan langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut dapat dijadikan langkah antisipatif dalam mengatasi hambatan dan kendala yang mungkin dihadapi pada pelaksanaan kegiatan tahun mendatang. Langkah-langkah yang telah dilaksanakan tersebut,yaitu : a) merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat, b) mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun anggaran), c) meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran mutu yang diharapkan, dan d) menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kegiatan. Untuk membiayai operasional, TA BB Pascapanen mendapat anggaran sebesar Rp ,-. Secara keseluruhan realisasi anggaran yang berhasil diserap untuk membiayai seluruh kegiatan BB Pascapanen sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp ,- (98,02%), dengan realisasi per jenis belanja yaitu belanja pegawai Rp ,- (99,54%), belanja barang Rp ,- (95,04%), dan belanja modal Rp ,- (99,97%). Realisasi belanja barang sebesar Rp ,- terdiri atas belanja barang non operasional sebesar Rp ,- (92,25%) dan belanja barang operasional sebesar Rp ,- (99,98%). Pagu anggaran tahun 2016 untuk 3 (empat) indikator kinerja yang ada pada perjanjian kinerja (PK) bekisar antara Rp Rp Realisasi anggaran untuk masing-masing indikator kinerja tersebut berkisar antara 93,16 97,87%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana, dan output yang direncanakan dapat dihasilkan dengan baik. ixx

12 BAB I PENDAHULUAN Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) merupakan salah satu unit kerja yang berada dibawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian. Sesuai Keputusan Menteri Pertanian No. 36/Permentan /OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 yang merupakan penyempurnaan dari Keputusan Menteri Pertanian No. 632/Kpts/OT.140/12/2003 tanggal 30 Desember 2003, BB Pascapanen mempunyai tugas yaitu melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen pertanian. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana yang tertuang dalam SK Menteri Pertanian tersebut, BB Pascapanen menyelenggarakan fungsi: 1) Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, anggaran, evaluasi dan pelaporan litbang teknologi pascapanen, 2) Pelaksanaan penelitian identifikasi dan karakterisasi sifat fungsional dan mutu hasil pertanian, 3) Pelaksanaan penelitian pengolahan hasil, perbaikan mutu, pemanfaatan limbah, dan pengembangan produk baru, 4) Pelaksanaan penelitian teknologi proses fisik, kimia dan biologi hasil pertanian, 5) Pelaksanaan penelitian keamanan pangan hasil pertanian dan pengembangan mutu pascapanen produk pertanian, 6) Pelaksanaan analisis kebijakan pascapanen pertanian, 7) Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis bidang pascapanen pertanian, 8) Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian, 9) Pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian, dan 10) Pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan BB Pascapanen. Berbagai dinamika lingkungan strategis antara lain semakin meningkatnya permintaan terhadap komoditas pertanian karena pesatnya pertumbuhan penduduk, semakin langkanya energi fosil, perubahan iklim, semakin cepatnya alih fungsi lahan serta adanya persaingan bahan baku untuk pangan, pakan, serat, dan energi telah diantisipasi oleh Kementerian Pertanian dengan menyusun Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) Dalam SIPP tersebut tergambar visi pembangunan pertanian ke depan yaitu Terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya hayati pertanian dan kelautan tropika. Dari visi ini, nampaknya ada beberapa kata kunci penting seperti bioindustri, berkelanjutan, pangan sehat, dan nilai tambah yang berkaitan erat dengan BB Pascapanen, sehingga kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen ke depan harus diarahkan pada hal tersebut. Untuk itu, BB Pascapanen perlu terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki. 1

13 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi organisasi, berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013, BB Pascapanen memiliki struktur organisasi yang terdiri atas tiga Bagian/Bidang dengan tujuh Sub Bagian/Seksi dan Kelompok Jabatan Fungsional (Lampiran 1). Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas Peneliti, Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, dan Pustakawan. Kelompok jabatan fungsional peneliti terdiri atas tiga kelompok peneliti (kelti) berdasarkan bidang masalah yaitu Kelti Teknologi Biomaterial, Kelti Teknologi Bioprosesing dan Kelti Teknologi Disain Proses dan Biosistem, yang ditetapkan dengan SK Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Nomor 23/Kpts/KP.460/I/1/2014 tanggal 7 Januari Surat Keputusan tersebut merupakan penyempurnaan dari SK Kepala Nomor 62/Kpts/KP.460/I/5/08 tanggal 15 Mei 2008 tentang Pembentukan Kelompok Peneliti pada Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian dalam rangka mengantisipasi dinamika lingkungan strategis, khususnya perkembangan Iptek yang sangat pesat. Sumberdaya Manusia. Dalam upaya mewujudkan BB Pascapanen sebagai pranata penelitian dan pengembangan yang terakreditasi dan mampu berperan sebagai inisiator teknologi pascapanen yang diakui pada skala nasional dan internasional, BB Pascapanen telah memperoleh akreditasi ISO 9001:2008 sejak tahun 2010 dan akreditasi KNAPPP sejak tahun Untuk penerapan dan pelaksanaan akreditasi ini diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki kompetensi tinggi, profesional dan amanah. Kompetensi merupakan persyaratan mutlak bagi SDM BB Pascapanen untuk menjamin terselenggaranya kegiatan penelitian dan pengembangan yang berkualitas. BB Pascapanen memberikan prioritas tinggi terhadap peningkatan kualitas SDM dalam upaya menjamin tersedianya tenaga profesional dalam melaksanakan program penelitian pascapanen pertanian. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan BB Pascapanen yang terakreditasi secara berkelanjutan serta mampu memberikan kontribusi nyata dalam inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian. Pembinaan SDM antara lain dilakukan dengan mendorong setiap pegawai untuk memasuki jenjang fungsional sebagai peneliti dan teknisi litkayasa, meningkatkan kegiatan pelatihan internal serta melaksanakan kegiatan seminar secara berkala. Pengembangan SDM dilakukan pula dengan cara memberikan kesempatan kepada pegawai BB Pascapanen untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan di dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun 2016, jumlah pegawai BB Pascapanen sebanyak 140 orang. Jabatan fungsional di BB Pascapanen terdiri atas jabatan fungsional peneliti, teknisi litkayasa, arsiparis, pustakawan, dan fungsional umum. Kelompok jabatan fungsional peneliti berjumlah 56 orang, terdiri atas Peneliti Utama 10 orang, Peneliti Madya 13 orang, Peneliti Muda 18 orang, Peneliti 2

14 Pertama 14 orang, dan peneliti non kelas 1 orang. Dari jumlah tenaga fungsional peneliti terdapat 4 orang yang merangkap jabatan sebagai pejabat struktural. Kelompok fungsional teknisi litkayasa berjumlah 18 orang, yang terdiri atas Teknisi Litkayasa Pelaksana Lanjutan 5 orang dan Teknisi Likayasa Pelaksana 13 orang. Selain itu terdapat jabatan fungsional lain, yaitu 1 orang arsiparis dan 1 orang pustakawan. Komposisi pegawai BB Pascapanen berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional disajikan pada Lampiran 2. Sumberdaya Sarana/Prasarana. Sejak tahun 2013, telah dilakukan revitalisasi peningkatan kapasitas sarana prasarana yang berada di Bogor dan Karawang untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi BB Pascapanen, baik dalam kegiatan penelitian dan pengembangan, administrasi manajemen dan diseminasi. Laboratorium yang terdapat di BB Pascapanen berfungsi sebagai litbang dan sekaligus sekaligus sebagai laboratorium pengujian rujukan Badan POM yang berorientasi peningkatan pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebagai bentuk optimalisasi aset negara untuk kepentingan pembangunan nasional. Berikut laboratorium yang terdapat di BB Pascapanen yang berlokasi di Bogor dan Karawang: 1) Laboratorium Kimia (Bogor), 2) Laboratorium Fisik (Karawang), 3) Laboratorium Mikrobiologi (Bogor), 4) Laboratorium Organoleptik (Bogor), 5) Laboratorium Nanoteknologi (Bogor), 6) Laboratorium Pengolahan Pangan (Bogor), 7) Laboratorium Penanganan Segar (Bogor), 8) Laboratorium Bioenergi, Biomasa dan Energi (Bogor), 9) Laboratorium Bioproses (Bogor), dan 10) Laboratorium Bioindustri (Karawang). Selain sarana litbang, BB Pascapanen juga telah membangun pusat eksibisi (Gerai Inovasi) di Bogor sebagai cikal bakal dari pengembangan inkubator pascapanen dalam mempercepat adopsi dan hilirisasi teknologi yang sudah dihasilkan serta mendukung Taman Sain Teknologi Pertanian (TSTP) di wilayah Bogor. Sumberdaya Keuangan. Sumberdaya keuangan merupakan faktor yang menentukan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi guna merealisasikan tujuan dan sasaran organisasi yang telah ditetapkan. Selama periode , BB Pascapanen mengelola dana DIPA yang terus meningkat (Lampiran 2). Anggaran pada TA merupakan tertinggi selama periode Hal ini karena pada TA dilakukan peningkatan sarana dan prasarana litbang (a.l. gedung laboratorium dan peralatan/mesin) sejalan dengan program Badan Litbang Pertanian dalam memasuki kurva kedua (2nd Curve) yaitu meningkatkan sinergisme program serta pengelolaan dan pemanfaatan aset agar lebih berhasil dan berdaya guna dalam mendukung pencapaian target sukses pembangunan pertanian. Pada TA. 2016, BB Pascapanen mengelola anggaran DIPA sebesar Rp ,-. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan utama BB Pascapanen, yaitu kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dan kegiatan manajemen (penunjang) lainnya. Kegiatan manajemen lebih ditekankan pada pengelolaan satker yang bersifat rutin dan 3

15 pelayanan terhadap seluruh pegawai BB Pascapanen. Selain melalui dana DIPA, anggaran penelitian diperoleh melalui dana non-dipa (kerjasama). Upaya peningkatan pendanaan melalui non-dipa dalam rangka memenuhi pembiayaan penelitian terus dilakukan antara lain melalui peningkatan kerjasama penelitian dan pemanfaatan hasil penelitian baik dari dalam maupun luar negeri (AFACI, KKP3N, RistekSinas, dll). Tata Kelola. Implementasi reformasi perencanaan dan penganggaran sebagai manifestasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara mengisyaratkan bahwa penyusunan strategi pembangunan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang menjamin konsistensi antara perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan. Penyusunan kebijakan, rencana program dan kegiatan harus mengedepankan semangat yang berpijak pada sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi perspektif jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa unified budgeting, performance based budgeting, dan medium term expenditure frame work. Untuk menjamin tercapainya good governance dan clean government di BB Pascapanen, pelaksanaan program dan anggaran dikawal dengan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI). Dalam rangka pelaksanaan SPI untuk mendukung reformasi birokrasi, BB Pascapanen telah membentuk Tim Satuan Pelaksana Pengendalian Intern (Satlak PI), menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP), serta melakukan Analisis Jabatan (Anjab) dan Analisis Beban Kerja (ABK). BB Pascapanen telah memperoleh Sertifikat Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 pada tanggal 1 Maret 2010 sebagai komitmen dalam melaksanakan penataan aparatur melalui SPI, SOP, Anjab, ABK serta penerapan ISO 9001:2008, yang akan berdampak pada efektifitas dan efisiensi organisasi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Akreditasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 telah beberapa kali berhasil diperpanjang dan terakhir pada tahun Selain itu, BB Pascapanen telah menerapkan manajemen korporasi dan menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu hasil litbang. BB Pascapanen mendapatkan akreditasi dari KNAPPP dengan Nomor PLM 040-INA pada tanggal 18 Desember 2013 dengan masa berlaku akreditasi selama 3 tahun. Dalam pelaksanaan SPI, peran monitoring dan evaluasi (monev) yang dilakukan secara periodik dan terus menerus sangat penting untuk menjamin kelancaran dan tercapainya target pelaksanaan program/kegiatan dan anggaran. Monitoring dilaksanakan untuk memantau proses pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program/kegiatan yang dituangkan di dalam Renstra beserta turunannya yaitu rencana kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Evaluasi ditujukan dalam rangka pengawasan dan 4

16 penilaian terhadap perencanaan, pelaksanan program agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, dan pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien. Hasil monev menjadi dasar pertimbangan bagi pengambil keputusan untuk melakukan penyempurnaan kebijakan dan perencanaan pada masa mendatang, serta pelaksanaan program yang sedang berjalan. 5

17 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 2.1. Perencanaan Strategis Rencana Strategis (Renstra) BB Pascapanen disusun dalam rangka memenuhi amanat Perpres No. 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Renstra Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) periode disusun dengan mengacu pada Renstra Badan Litbang Pertanian dan Kementerian Pertanian periode serta program Nawacita pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Renstra BB Pascapanen periode tahun merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan yang akan dilaksanakan selama lima tahun. Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan Iptek dalam lima tahun ke depan. Renstra ini selanjutnya menjadi acuan dan arahan di lingkup BB Pascapanen dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta manajemen sumber daya untuk mendukung pencapaian sasaran strategis BB Pascapanen selama kurun waktu a. Visi dan Misi BB Pascapanen menetapkan visinya sejalan dengan visi pembangunan pertanian dan visi Badan Litbang Pertanian. Visi BB Pascapanen dirumuskan berdasarkan kajian orientasi masa depan, perubahan paradigma pembangunan pertanian, serta kebutuhan institusi yang profesional. Visi BB Pascapanen tahun ditetapkan sebagai berikut: Terwujudnya sistem inovasi pascapanen pertanian dalam rangka memperkokoh fondasi sistem pertanian bioindustri berkelanjutan Dalam upaya mewujudkan visi yang telah dirumuskan, maka disusun misi sebagai suatu kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai visi. Misi BB Pascapanen dirumuskan sebagai berikut : 1. Menghasilkan dan mengembangkan inovasi pascapanen pertanian unggul, berdaya saing dalam mewujudkan sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan; 2. Meningkatkan kualitas dan pengelolaan sumber daya penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dalam menghasilkan sains, teknologi dan inovasi; 6

18 3. Mengembangkan jejaring kerjasama nasional dan internasional dalam rangka penguasaan sains dan teknologi pascapanen dan pemanfaatannya dalam pembangunan pertanian. b.tujuan Dalam rangka mewujudkan visi dan melaksanakan misinya, dalam kurun waktu BB Pascapanen menetapkan tujuan sebagai berikut: 1. Melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi pascapanen dan pengolahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika; 2. Menyusun rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan; 3. Melaksanakan diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional; 4. Menghasilkan publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). c. Sasaran Sasaran BB Pascapanen dalam kurun waktu adalah sebagai berikut: 1. Tersedianya teknologi pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan terutama melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika; 2. Tersedianya rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian bio-industri berkelanjutan; 3. Meningkatnya diseminasi teknologi pascapanen serta kerjasama nasional dan internasional; 4. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta Hak Kekayaan Intelektual (HaKI). 7

19 Untuk mencapai sasaran BB Pascapanen tahun , maka disusun langkah operasional berupa rencana tindak pembangunan jangka menengah BB Pascapanen tahun Dalam rencana tindak pembangunan jangka menengah tersebut telah ditetapkan target dan indikator kinerja yang akan dicapai secara bertahap dalam kurun waktu (Tabel 1), sebagai berikut : Tabel 1. Target dan rencana kinerja tahunan BB Pascapanen tahun Sasaran Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika Indikator Kinerja Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Jumlah model agrobioindustri terpadu Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian Total e. Arah Kebijakan dan Strategi Litbang Pascapanen Pertanian Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan Iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumber daya penelitian secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu: 1) Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2) Peningkatan diversifikasi pangan; 3) Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; dan 4) Peningkatan kesejahteraan petani. 8

20 Arah Kebijakan Litbang Pascapanen Pertanian Arah kebijakan Litbang Pascapanen Pertanian meliputi: a. Memperkuat kebijakan biobased teknologi seperti ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal dan energi alternatif untuk mendukung sistem inovasi pascapanen, pengolahan, logistik dan distribusi; b. Mempercepat implementasi kebijakan penciptaan advanced technology (frontier), pemanfaatan biomassa dan limbah organik menuju pertanian zero waste yang ramah lingkungan; c. Mengembangkan sistem litkajibangrap teknologi pascapanen pertanian untuk mendukung pembangunan pertanian-bioindustri berkelanjutan; d. Merumuskan rekomendasi bahan kebijakan pascapanen pertanian dalam mempercepat penciptaan advanced-biobased technology; e. Meningkatkan scientific recognition dan impact recognition dengan mendorong adopsi teknologi pascapanen pertanian, baik secara nasional maupun internasional; f. Mengembangankan teknologi pascapanen dengan memperhatikan aspek sosio ekonomi pengguna (sosio teknologi pascapanen); g. Mengembangkan teknologi pascapanen dengan memperhatikan perkembangan bioscience dan engineering system, merespon dinamika iklim dan menerapkan teknologi informasi untuk hulu hilir pertanian. Strategi Litbang Pascapanen Pertanian Strategi penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian dalam tahun sebagai berikut: a. Menyusun prioritas penelitian, rencana kegiatan penelitian, serta sinkronisasi kegiatan penelitian pascapanen pertanian sesuai dengan kebutuhan stakeholders, termasuk sistem pasar nasional dan internasional dengan menyusun dan menerapkan bussiness plan utuk mendasari perencanaan kegiatan; b. Melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian secara terpadu dan lintas bidang masalah (biomaterial, bioproses, desain proses dan biosistem) yang mencakup penelitian dasar, terapan dan Model Agroindustri baik berorientasi HaKI maupun public domain; c. Mengefektifkan sumberdaya peneliti pascapanen melalui pengembangan kegiatan litbang koordinatif lingkup Badan Litbang Pertanian; 9

21 d. Mengefektifkan penggunaan sumber daya penelitian melalui monitoring dan evaluasi, sistem pengendalian internal (SPI) serta mengimplementasikan standar pranata litbang baik nasional maupun internasional seperti KNAPPP, ISO , SNI ISO/IEC 17025:2008; e. Meningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya penelitian pascapanen pertanian sesuai dengan perkembangan Iptek, Sistem Akuntansi Instansi, SIMAK-BMN dan dinamika lingkungan strategis lainnya; f. Memanfaatkan advanced technology untuk mempercepat penciptaan inovasi teknologi pascapanen pertanian mendukung pengembangan sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan; g. Meningkatkan pendayagunaan hasil penelitian pascapanen pertanian melalui media/sarana publikasi (jurnal, buletin, buku teknologi, poster, leaflet, gerai, media elektronik dan jejaring sosial), kegiatan promosi (business meeting, pameran dan ekspose), pengiriman tenaga ahli/ narasumber, dan pertemuan ilmiah. h. Membangun dan mengembangkan kegiatan kerja sama penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian melalui jejaring public-private partnership (PPP) dengan lembaga nasional seperti Dirjen Teknis, Perguruan Tinggi, Lembaga Riset Nasional, Swasta dan lembaga internasional seperti IRRI, ACIAR, FAO, CIGR. f. Program dan Kegiatan Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapaian target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala komersial. Untuk menciptakan teknologi skala komersial dilakukan difusi, diseminasi, kerjasama penelitian dan kemitraan. Penelitian penanganan segar dan pengolahan produk pertanian dilakukan dengan menerapkan iptek mutakhir antara lain teknologi nano, bioprocessing, teknologi non-destructive dan bio-sensing untuk menghasilkan produk baru, formulasi baru, bahan aktif, anti mikroba, anti-senesence, sediaan enzim dan kemasan aktif serta produk baru lainnya yang inovatif. Selain kegiatan penelitian dan pengembangan yang menghasilkan inovasi teknologi, juga akan dilakukan kegiatan analisis kebijakan untuk menghasilkan rumusan kebijakan di bidang pascapanen sebagai bahan rekomendasi bagi pemangku kepentingan. 10

22 g. Indikator Kinerja Utama Salah satu upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis BB Pascapanen tahun , maka disusun langkah operasional berupa rencana tindak pembangunan jangka menengah BB Pascapanen tahun Dalam rencana tindak tersebut telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) selama tahun dan capaian kinerja setiap tahun (Lampiran 3). Indikator kinerja BB Pascapanen dalam kurun waktu sebagai berikut: Tersedianya teknologi pascapanen pertanian (penanganan dan pengolahan); Tersedianya model agrobio-industri terpadu; Tersedianya rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian Perencanaan Kinerja Perencanaan kinerja tahunan merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam Renstra BB Pascapanen Tahun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) menggambarkan kegiatan tahunan yang akan dilaksanakan oleh BB Pascapanen dan indikator kinerja beserta target-targetnya berdasarkan program, kebijakan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra BB Pascapanen Tahun Target kinerja tahunan di dalam rencana kinerja ditetapkan untuk seluruh indikator kinerja yang ada pada tingkat sasaran dan kegiatan. Target kinerja tersebut merupakan komitmen bagi instansi untuk mencapainya dalam periode satu tahun. Perencanaan kinerja BB Pascapanen TA.2016 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Perencanaan Kinerja BB Pascapanen TA.2016 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian 20 Teknologi 3 Rekomendasi Terbangunnya sistem penanganan pascapanen tanaman pangan Jumlah model revitalisasi penggilingan padi kecil dan penanganan pascapanen jagung dan kedelai 20 Unit 11

23 Pada pelaksanaannya, indikator kinerja Model Revitalisasi Penggilingan Padi Kecil dan Penanganan Pascapanen Jagung dan Kedelai yang terdapat dalam sasaran Terbangunnya Sistem Penanganan Pascapanen Tanaman Pangan, tidak direncanakan dalam Perjanjian kinerja BB Pascapanen TA yang disahkan oleh Kepala BB Pascapanen dan Kepala Badan Litbang Pertanian. Hal ini karena adanya kebijakan Kepala Badan Litbang Pertanian berkaitan refocusing anggaran dan kegiatan TA.2016, dimana indikator kinerja model dilaksanakan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Perjanjian Kinerja Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, pada TA BB Pascapanen telah menetapkan target yang akan dicapai dalam bentuk Perjanjian Kinerja (PK). Perjanjian kinerja merupakan dokumen yang berisi penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja tersebut terwujud komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, wewenang serta sumber daya yang tersedia. Perjanjian kinerja BB Pascapanen TA disahkan oleh Kepala BB Pascapanen dan Kepala Badan Litbang Pertanian pada bulan Maret Perjanjian kinerja BB Pascapanen TA didukung oleh anggaran yang berjumlah Rp ,-. Namun selama pelaksanaan kegiatan TA. 2016, pagu anggaran BB Pascapanen mengalami revisi menjadi Rp ,-. Revisi tersebut karena adanya pergeseran alokasi anggaran. Akibat dari revisi tersebut, PK mengalami perubahan dibandingkan dengan RKT. Perjanjian kinerja BB Pascapanen TA disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Perjanjian Kinerja (PK) BB Pascapanen TA Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Komoditas strategis Komoditas unggulan lainnya Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian 11 Teknologi 10 Teknologi 3 rekomendasi 12

24 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengukuran Capaian Kinerja BB Pascapanen senantiasa berupaya meningkatkan akuntabilitas kinerja yang dilaksanakan dengan menggunakan indikator kinerja yang meliputi efisiensi masukan (input), kualitas perencanaan dan pelaksanaan (proses) dan keluaran (output). Metode yang digunakan dalam pengukuran pencapaian kinerja sasaran adalah membandingkan antara target indikator kinerja setiap sasaran dengan realisasinya. Berdasarkan perbandingan tersebut dapat diperoleh informasi capaian kinerja setiap sasaran pada tahun Informasi ini menjadi bahan tindak lanjut untuk perbaikan perencanaan dan dimanfaatkan untuk memberi gambaran kepada pihak internal dan eksternal mengenai sejauh mana pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan tujuan, misi, dan visi BB Pascapanen. Pada Renstra tahun , BB Pascapanen telah menetapkan 1 (satu) sasaran yang akan dicapai. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran. Berdasarkan data hasil akhir kegiatan lingkup BB Pascapanen, capaian indikator kinerja sasaran kegiatan utama BB Pascapanen tahun 2016 disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan tabel tersebut, capaian indikator kinerja sasaran BB Pascapanen tahun 2016 ratarata sebesar 116,67% atau termasuk dalam kategori sangat berhasil. Penetapan kategori keberhasilan tersebut sesuai dengan kriteria yang telah disepakati oleh seluruh unit eselon I lingkup Kementerian Pertanian. Empat kategori keberhasilan dalam pengkuran kinerja sasaran, yaitu : 1) sangat berhasil jika capaian> 100%; 2) berhasil jika capaian %; 3) cukup berhasil jika capaian 60-79%; dan tidak berhasil jika capaian 0-59%. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh berbagai faktor, yaitu sumberdaya manusia (peneliti dan teknisi) sebagai penghasil teknologi, sumberdaya sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran. Dari aspek tata kelola, BB Pascapanen telah menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu hasil litbang, termasuk didalamnya aspek monitoring dan evaluasi. Penerapan monitoring dan evaluasi kegiatan litbang pascapanen dilakukan secara periodik mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir kegiatan, sehingga fungsi pengawasan pada setiap tahapan kegiatan dapat berjalan dengan baik. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau kemajuan pelaksanaan kegiatan dan capaian kinerjanya secara bulanan, triwulanan, semesteran, dan tahunan beserta 13

25 kendala dan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, kemungkinan tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal. Tabel 4. Matriks tingkat capaian kinerja BB Pascapanen TA Sasaran Kinerja Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanianbioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika Indikator Kinerja Uraian Target Realisasi Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Komoditas strategis Komoditas unggulan lainnya Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian Persentase (%) 11 Teknologi 11 Teknologi Teknologi 10 Teknologi Rekomendasi 4 Rekomendasi 133, Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Evaluasi dan analisis capaian kinerja BB Pascapanen tahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut : Sasaran : Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprosesing dan bioinformatika Untuk mencapai sasaran tersebut, diukur dengan 3 (tiga) indikator kinerja sasaran, yaitu : 1) Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas strategis, 2) Jumlah teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas unggulan lainnya, dan 3) Jumlah rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian. Indikator kinerja 1 dan 2 merupakan pengelompokan dari indikator kinerja teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan). 14

26 Indikator kinerja teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Pada tahun 2016, indikator kinerja sasaran Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) dikelompokkan menjadi: 1) teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas strategis dengan target 11 teknologi dan 2) teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas unggulan lainnya dengan target 10 teknologi dengan total target sebanyak 21 teknologi. Pengelompokan tersebut mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun mengenai kebijakan umum Kementerian Pertanian terkait dengan fokus komoditas yang dikembangkan (komoditas strategis). Indikator Kinerja 1: Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis Indikator kinerja sasaran Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis yang ditargetkan pada tahun 2016 telah tercapai seluruhnya sesuai target (realisasi 100%), yaitu sebanyak 11 teknologi seperti disajikan pada Tabel 5. Anggaran yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp , sedangkan realisasinya sebesar Rp (97,87%). Tabel 5. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 1 tahun 2016 Indikator Kinerja Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas strategis Target (teknologi) Realisasi (teknologi) Persentase (%) Indikator Kinerja 2: Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya Pencapaian target indikator kinerja sasaran Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya disajikan pada Tabel 6. Berdasarkan data realisasi indikator kinerja tersebut, pada tahun 2016 BB Pascapanen berhasil memperoleh 10 teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas unggulan lainnya dari 10 teknologi yang ditargetkan (realisasi 100%) (Tabel 6) atau termasuk dalam kategori berhasil. Anggaran yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp , sedangkan realisasinya sebesar Rp (97,43%). 15

27 Tabel 6. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 2 tahun 2016 Indikator Kinerja Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas unggulan lainnya Target (teknologi) Realisasi (teknologi) Persentase (%) Pada Renstra BB Pascapanen terjadi perubahan indikator kinerja dengan menggabungkan 3 (tiga) indikator kinerja teknologi pada Renstra menjadi 1 (satu) indikator kinerja teknologi pada Renstra , yaitu indikator kinerja Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan). Pada tahun 2016, indikator kinerja Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) berjumlah 21 teknologi, yang terdiri atas komoditas strategis 11 teknologi dan komoditas unggulan lainnya 10 teknologi. Tabel 7 menyajikan perbandingan target dan realisasi capaian indikator kinerja Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) selama periode tahun Target dan realisasi indikator kinerja teknologi pascapanen selama periode tersebut memiliki trend yang meningkat dan tertinggi pada tahun Hal ini karena adanya peningkatan anggaran untuk melaksanakan kegiatan penelitian teknologi pascapanen. Namun pada tahun 2015, terjadi penurunan target indikator kinerja teknologi pascapanen karena sebagian anggaran digunakan untuk melaksanakan kegiatan model bioindustri sesuai amanat pada dokumen perjanjian kinerja Tabel 7. Perbandingan capaian indikator kinerja teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) tahun 2016 dengan tahun Indikator Kinerja Renstra *) Renstra Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Target : Teknologi Realisasi : Teknologi *)Catatan : Jumlah teknologi gabungan dari 3 indikator kinerja pada Renstra Tabel 8. Perbandingan capaian indikator kinerja teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan)tahun 2016 dengan target pada Renstra Indikator Kinerja Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Target Renstra Realisasi Tahun 2016 Persentase Terhadap (%) 2016 Total 2016 Total ,71 16

28 Sampai dengan tahun 2016, total realisasi capaian indikator kinerja Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) sebanyak 37 teknologi atau 43,5% dari target Renstra Dari jumlah teknologi yang dihasilkan tersebut, sebanyak 21 teknologi (24,7%) dihasilkan dari capaian kinerja pada tahun 2016 (Tabel 8). Jumlah teknologi yang dihasilkan sampai tahun 2016 telah melebihi jumlah teknologi yang ditargetkan pada Renstra pada periode yang sama (132,1%). Hal ini karena adanya peningkatan target dari 28 teknologi pada dokumen Renstra menjadi 37 teknologi pada dokumen perjanjian kinerja tahun , sejalan dengan meningkatnya jumlah anggaran. Secara lengkap rincian kegiatan dan output teknologi yang dihasilkan pada indikator kinerja sasaran 1, yaitu Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis, sebagai berikut : a. Bioindustri Padi Terpadu Menghasilkan Beras Premium, Beras IGr, Pupuk Silika dan Biopestisida untuk Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi (2 Teknologi) Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk pertanian nasional, seperti padi, merupakan sebuah keniscayaan, khususnya di era perdagangan bebas saat ini dan ke depan. Kurangnya nilai tambah dan daya saing padi beserta produk turunannya dapat menyebabkan lemahnya produksi dalam negeri, sehingga dapat mengancam ketahanan pangan nasional. Untuk itu, sangat diperlukan terobosan teknologi untuk menjawab tantangan tersebut. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Teknologi pengolahan beras IGr dan beras premium skala komersial, dan 2) Teknologi pemanfaatan sekam untuk pembuatan matriks pupuk tanaman padi berbahan nano-silika dan pembuatan asap cair. 1. Teknologi pengolahan beras IGr dan beras premium skala komersial. Teknologi pengolahan beras IGr dikembangkan dalam skala komersial (kapasitas 1 ton sekali proses), dengan keunggulan biaya produksi rendah karena bahan baku menggunakan gabah kering panen (GKP) dan rendemen beras IGr tinggi (67,25%). Teknologi pengolahan beras premium dikembangkan pada skala komersial (kapasitas 1,5 ton/jam), dengan keunggulan sistem penggilingan kontinyu sehingga menghemat waktu, tenaga dan biaya, rendemen beras premium tinggi (64%), dan layak secara ekonomis (B/C rasio 1,14). 17

29 Gambar 1. Uji produksi beras premium skala komersial (kiri) dan uji produksi beras IGr skala komersial (kanan) 2. Teknologi pemanfaatan sekam untuk pembuatan matriks pupuk tanaman padi berbahan nano-silika dan pembuatan asap cair. Nanobiosilika diproduksi dari abu sekam padi dengan teknik sol gel, menghasilkan rendemen 59,5-64,5%, derajat putih 92,92-93,58%, dan kandungan SiO 2 setara silika komersial. Nanobiosilika sebagai sumber hara tanaman padi memberikan keunggulan, yaitu meningkatkan kekuatan batang tanaman, meningkatkan toleransi kerebahan rumpun, meningkatkan jumlah anakan padi produktif, dan peningkatan produksi setara dengan pupuk silika cair komersial. Asap cair dari sekam padi memiliki kandungan metanol 7,50%, asam asetat 9,88%, dan total fenol 1,161 mg ekuivalen asam galat/100ml. Asap cair dapat digunakan sebagai bahan biopestisida. 18

30 a b c Gambar 2. Produk nanobiosilika dari sekam padi (a) dan keragaan tanaman padi umur 88 HST di KP Pusakanagara (b) tanpa nanobiosilika; (c) diberi nanobiosilika b. Integrasi Teknologi Hulu Hilir untuk Pangan Pokok pada Bioindustri Jagung (2 Teknologi) Implementasi teknologi hulu hilir pada bioindustri jagung secara terintegrasi telah dilakukan di Kabupaten Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur pada tahun 2016.Implementas iteknologi perontokan jagung berkelobot pada kadar air tinggi dan teknologi produksi berasan jagung diharapkan dapat mendukung program pemenuhan kebutuhan pangan pokok bersumber karbohidrat, ketahanan pangan masyarakat, dan meningkatkan nilai tambah baik bagi petani maupun pengusaha produk pangan berbasis jagung. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Implementasi teknologi perontokan jagung berkelobot pada kadar air tinggi, dan 2) Implementasi teknologi pengolahan berasan jagung di tingkat kelompok tani. 1. Implementasi teknologi perontokan jagung berkelobot pada kadar air tinggi. Teknologi perontokan jagung berkelobot pada kadar air tinggi mampu menekan susut mutu jagung, dengan keunggulan biji jagung yang pecah rendah (0,50%), kadar kotoran rendah (0,57%), dan biaya produksi lebih murah karena pengeringan dalam bentuk jagung pipil lebih cepat daripada bentuk tongkol. 19

31 2. Implementasi teknologi pengolahan berasan jagung di tingkat kelompok tani. Teknologi pengolahan berasan jagung telah diimplementasikan di Kelompok Wanita Tani (KWT) Bougenvil, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, NTT. KWT sudah memproduksi berbagai jenis berasan jagung diantaranya grit, berasan jagung pratanak (rendemen 92 94%), berasan jagung fermentasi spontan (rendemen 90 93%), dan berasan jagung original (rendemen 99%). Gambar 3. Display produk berasan jagung c. Penanganan Cabai Segar dan Pengolahan Bawang Merah Menuju Swasembada Nasional (3 Teknologi) Bawang dan cabai merah merupakan komoditas strategis yang perlu mendapatkan perhatian serius karena daya simpannya yang singkat dengan tingkat kerusakan yang tinggi (>20%). Oleh karena itu, diperlukan teknologi penanganan segar dan pengolahan kedua komoditas tersebut yang mampu meningkatkan daya simpan untuk mempertahankan suplai bawang dan cabai merah. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 3 (tiga) teknologi, yaitu: 1) Teknologi penanganan cabai segar untuk penyimpanan pada suhu ruang skala ritel, 2) Teknologi minimal proses bawang merah skala ritel, dan 3) Teknologi pengolahan bawang merah skala 300 kg/hari. 1. Teknologi penanganan cabai segar untuk penyimpanan pada suhu ruang skala ritel. Teknologi penanganan segar cabai dengan kombinasi Hot Water Treatment (HWT), formula pencegah pembusukan, dan kemasan plastik PE 8 lubang dapat meningkatkan daya simpan cabai hingga 14 hari pada suhu ruang. Aplikasi nanocoating dengan formula nano asam oleat dan pengawet alami minyak kayu manis + minyak serai wangi dalam kemasan plastik 30 lubang dapat menekan kerusakan cabai segar selama 14 hari 20

32 (tingkat kerusakan 44,38%) pada suhu o C, sedangkan tanpa perlakuan tingkat kerusakan cabai segar mencapai 63,67%. a b c d Gambar 4. Kondisi cabai merah keriting setelah disimpan 14 hari: Suhu C, tanpa coating (a), Suhu C, dengan coating (b), Suhu C, tanpa coating (c), dan Suhu C, dengan coating (d) 2. Teknologi minimal proses bawang merah skala ritel. Teknologi minimal proses bawang merah (pasta bawang, bawang utuh in brine dan bawang iris in brine), memiliki keunggulan dapat meningkatkan daya simpan pada suhu ruang selama 2 bulan untuk bawang utuh dan iris in brine serta 3-4 bulan untuk pasta bawang, sedangkan daya simpan pada suhu dingin untuk ketiga produk bawang lebih dari 6 bulan. Keunggulan lainnya, yaitu mengurangi volume sehingga lebih memudahkan transportasi, dan mempermudah penggunaan karena tidak perlu mengupas dan mengulek. 21

33 a b c Gambar 5. Produk olahan minimal bawang merah : bawang merah utuh (a), bawang merah iris (b), dan pasta bawang (c) 3. Teknologi pengolahan bawang merah skala 300 kg/hari. Produk minimal proses bawang merah (pasta bawang, bawang utuh in brine dan bawang iris in brine) dikembangkan pada skala komersial dengan kapasitas 300 kg setiap hari. Kapasitas yang dikembangkan sesuai untuk skala UKM. d. Pengembangan Produksi Gelatin dari Limbah Pemotongan Ternak dan Bioindikator untuk Deteksi Cepat Kesegaran Daging (2 Teknologi). Pemanfaatan limbah pemotongan ternak masih banyak terfokus pada pakan ternak (tepung tulang), industri kerajinan (jaket, topi, dll), dan industri olahan (kerupuk kulit, dan olahan siap santap lainnya). Pemanfaatan menjadi produk gelatin masih belum banyak dilakukan, padahal pengolahan limbah tersebut berpotensi meningkatkan nilai tambah yang cukup tinggi. Selain itu, tuntutan untuk memperoleh daging yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) oleh masyarakat semakin meningkat seiring dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan dan taraf hidup. Untuk memenuhi hal tersebut diperlukan alat yang mampu mendeteksi dengan cepat kerusakan daging segar dan olahan yang diakibatkan oleh bakteri. 22

34 Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Teknologi produksi gelatin dari limbah pemotongan ternak, dan 2) Agen bioindikator pendeteksi kesegaran daging. 1. Teknologi produksi gelatin dari limbah pemotongan ternak. Telah dihasilkan teknologi produksi gelatin dari limbah ternak ayam (ceker ayam) dengan rendemen 10,5% dan limbah ternak sapi dengan rendemen 23,5% dari kulit sapi dan 13,0% dari tulang sapi. Keunggulan teknologi ini yaitu dapat meningkatkan nilai tambah limbah pemotongan ternak, mengurangi ketergantungan impor gelatin, dan menghasilkan produk gelatin halal yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim. Gambar 6. Produk gelatin dari ceker ayam (kiri) dan dari kulit sapi (kanan) 2. Agen bioindikator pendeteksi kesegaran daging. Ekstrak antosianin ubi ungu berpotensi menjadi agen bioindikator untuk mendeteksi kesegaran daging. Keunggulan ekstrak antosianin ubi ungu memiliki rentang pola warna yang berbeda yaitu merah, merah muda dan ungu pada ph 1-7, serta warna biru dan kuning pada ph Gambar 7. Peta warna berdasarkan perubahan ph e. Teknologi Enzimatis dan Purifikasi untuk Meningkatkan Rendemen Gula Kristal dan Kualitas Gula Cair Tebu (2 Teknologi) 23

35 Rendemen dan mutu gula Indonesia dinilai masih sangat rendah, sehingga diperlukan perbaikan proses produksi gula, terutama untuk penghilangan komponen warna. Dengan meningkatnya rendemen dan mutu gula akan meningkatkan ketersediaan gula, sehingga dapat memenuhi kebutuhan gula nasional dan mengurangi impor. Selain dalam bentuk gula kristal, terdapat beberapa industri terutama perhotelan yang menyajikan dalam bentuk gula cair, sehingga dapat dilakukan produksi gula dalam bentuk cair. Penggunaan enzim dalam memproduksi gula diharapkan dapat meningkatkan rendemen dan mutu gula. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Teknologi produksi gula kristal tebu untuk meningkatkan rendemen, dan 2) Teknologi purifikasi untuk meningkatkan kualitas gula cair tebu. 1. Teknologi produksi gula kristal tebu untuk meningkatkan rendemen. Teknologi produksi gula kristal tebu menggunakan enzim dextranase. Keunggulan teknologi ini dapat diaplikasikan pada skala perdesaan dengan alat kristalator sederhana dan rendemen gula kristal tinggi (9,4%). Gambar 8. Gula kristal dengan perlakuan enzimatis 2. Teknologi purifikasi untuk meningkatkan kualitas gula cair tebu. Teknologi produksi gula cair dengan penambahan kapur dan proses karbonatasi. Keunggulan teknologi ini dapat menghasilkan gula cair yang jernih dengan rendemen yang tinggi (12,68%). Gambar 9. Produk gula cair melalui proses karbonatasi 24

36 Secara lengkap rincian kegiatan dan output teknologi yang dihasilkan pada indikator kinerja sasaran 2, yaitu Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya, sebagai berikut : a. Teknologi Produksi Starter Kering Fermentasi dan Formula Cokelat Granul Instan untuk Peningkatan Flavor dan Nilai Tambah Kakao (2 Teknologi) Kakao Indonesia diperdagangkan ke luar negeri dalam bentuk biji kering, 10% diantaranya telah difermentasi, dan sisanya merupakan kakao tidak difermentasi (non-fermentasi) atau kakao asalan. Dengan demikian, kakao Indonesia dinilai bermutu rendah, dan dampaknya harga jual biji kakao di pasar dunia sangat rendah. Oleh karena itu, diperlukan teknologi tepat guna untuk menyediakan starter fermentasi yang praktis digunakan di lapangan. Selain teknologi pascapanen primer untuk peningkatan mutu biji kakao, inovasi teknologi pengolahan biji kakao untuk meningkatkan nilai tambah sangat penting. Kakao memiliki peluang pengembangan yang besar karena selain memiliki flavor yang menyenangkan, juga memiliki kandungan bahan aktif yang bermanfaat bagi kesehatan. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Starter kering fermentasi untuk perbaikan flavor biji kakao, dan 2) Formula cokelat granul instan dengan enrichment nano-nutrien (nano-vitamin A, Fe, dan Folat) dan probiotik. 1. Starter kering fermentasi untuk perbaikan flavor biji kakao dan aplikasinya. Starter kering fermentasi yang terdiri atas campuran S. cerevisae, L. plantarum, dan A. Aceti mampu meningkatkan flavor biji kakao baik pada fermentasi biji kakao segar maupun biji kakao unfermented. Keunggulannya adalah starter fermentasi berbentuk tepung sehingga penggunaannya praktis, pembuatan mudah, dan efektif untuk dimanfaatkan petani kakao di lapangan. Gambar 10. Starter kering fermentasi biji kakao 25

37 2. Formula cokelat granul instan dengan enrichment nanonutrien (nano-vitamin A, Fe, dan Folat). Produk cokelat granul instan diformulasi dari bubuk kakao (kadar lemak 21,90%) dengan gula (gula pasir halus dan gula cair inversi), lesitin, susu full cream, CMC, nano-nutrien/probiotik, dan penguat aroma serta diproses dengan cara granulasi. Produk cokelat granul instan memiliki sifat instan, yaitu solubility 78,74%, flowability 23,99%, dan wettability 5,75 menit. Produk cokelat granul instan yang dihasilkan memiliki keunggulan, yaitu larut dalam air dingin, tidak meninggalkan endapan/ampas, dan mengandung nanoenkapsulat vitamin A, Fe, dan folat. Gambar 11. Cokelat granul instan b. Teknologi Proses Produksi Enzim Lignoselulase dari Mikroba Indigenous untuk Bioetanol (2 Teknologi) Penggunaan bahan berlignoselulosa untuk produksi bioetanol mendapatkan perhatian khusus terutama untuk mendorong pengembangan usaha energi terbarukan. Konversi bahan lignoselulosa untuk meningkatkan rendemen bioetanol sangat dipengaruhi kemampuan enzim lignoselulase. Saat ini, ketersediaan enzim lignoselulase sangat terbatas dan masih dipenuhi melalui impor. Oleh karena itu, diperlukan isolat mikroba unggul penghasil enzim lignoselulase dan teknologi pembuatan enzim lignoselulosa. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Isolat mikroba unggul penghasil enzim lignoselulase, dan 2) Teknologi pembuatan enzim lignoselulase dari mikroba unggul. 1. Isolat mikroba unggul penghasil enzim lignoselulase. Telah diperoleh isolat mikroba unggul penghasil enzim lignoselulase. 26

38 Isolat unggul penghasil enzim xilanase yang diperoleh adalah isolat B21 yang diidentifikasi sebagai Bacillus Pumilus BB2, sedangkan isolat unggul penghasil enzim selulase adalah isolat B93 yang diidentifikasi sebagai Enterobacteria sp. Gambar 12. Elektroforegram dari mikroba teridentifikasi 2. Teknologi pembuatan enzim lignoselulase dari mikroba unggul. Enzim xilanase diperoleh dari inokulasi isolat B21 pada media cair bersubstrat xilan 1%. Inokulasi isolat B21 pada media cair bersubstrat xilan 1% menghasilkan biomassa 0,0245 g/l dan aktivitas enzim mencapai 140,085 U/ml. Teknologi proses produksi untuk isolat unggul penghasil selulase yaitu dengan formulasi media CMC 0,75% dan ekstrak khamir 0,2% dengan aktivitas enzim yang diperoleh 12,43 U/ml. Kondisi proses yang optimum untuk produksi enzim selulase adalah suhu 45 0 C, ph 7 dan kecepatan agitasi 120 rpm. c. Teknologi Kemasan Aktif Antietilen-Mikroba dengan Atmosfer Termodifikasi untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah Tropis Potensial Ekspor (2 Teknologi) Beberapa buah eksotis Indonesia yang cukup diminati oleh pasar ekspor, diantaranya salak dan manggis. Adanya potensi ekspor yang tinggi memerlukan peningkatan umur simpan buah-buahan tersebut untuk tujuan ekspor. Aplikasi 1-MCP dapat menghambat etilen pada buah. Efektifitas 1-MCP untuk menghambat etilen pada proses pematangan buah, dapat dikombinasikan dengan teknologi lain untuk memperpanjang umur simpan buah. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Teknologi kemasan aktif yang optimal 27

39 untuk memperpanjang umur simpan buah manggis, dan 2) Teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah salak. 1. Teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah manggis. Telah dihasilkan teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah manggis dengan penggunaan nanocoating, GA3, nanozeolit, dan pengemasan plastik LDPE berpori. Keunggulan teknologi ini dapat memperpanjang umur simpan buah manggis hingga 5 minggu. Gambar 13. Penggunaan nanocoating, GA3, nanozeolit, dan pengemasan plastik LDPE berpori pada penyimpanan buah manggis 2. Teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah salak. Telah dihasilkan teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah salak. Penggunaan teabag nanozeolit, dan pengemas bioplastik mampu memperpanjang umur simpan buah salak sampai dengan 5 minggu. Gambar 14. Penggunaan kemasan besek dan plastik enviplas pada buah salak 28

40 d. Teknologi Penanganan dan Pengendalian Kontaminan Mikotoksin pada Kakao dan Pala (2 Teknologi) Permasalahan keamanan pangan muncul dimulai dari tahapan produksi bahan pangan, penanganan, pengolahan, distribusi, perdagangan hingga konsumsi produk pangan. Bahan/produk pangan yang aman, yaitu bahan/produk yang terbebas dari kandungan kontaminan berbahaya yang merugikan kesehatan. Kandungan kontaminan berbahaya tersebut dapat berasal baik dari cemaran prapanen dan pascapanen maupun selama proses pengolahan. Untuk mengantisipasi semakin bertambahnya penolakan ekspor biji kakao dan pala di pasar dunia, diperlukan teknologi penanganan dan pengendalian ochratoksin dan aflatoksin pada produk tersebut. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Teknologi pengendalian kontaminan ochratoksin pada biji kakao, dan 2) Teknologi pengendalian kontaminan aflatoksin pada biji pala. 1. Teknologi pengendalian kontaminan ochratoksin pada biji kakao. Pengendalian kontaminan ochratoksin biji kakao dilakukan dengan memodifikasi tahapan fermentasi dan pengeringan menggunakan hot house. Keunggulannya teknologi sederhana dan mampu menghambat pertumbuhan jamur penghasil okratoksin seperti spesies A. niger. 2. Teknologi pengendalian kontaminan aflatoksin pada biji pala. Pengendalian kontaminan aflatoksin biji pala dilakukan dengan memodifikasi tahapan pengeringan dengan hot house. Keunggulannya teknologi sederhana dan mampu menghambat pertumbuhan jamur penghasil aflatoksin seperti A. flavus, A. parasiticus, A. nomius, A. pseudotamarii, dan A. ochraceoroseus. Gambar 15.Hot house (pengeringan) kakao dan pala untuk pengendalian mikotoksin 29

41 e. Sistem Evaluasi Non-Destruktif Mutu Buah Mangga dan Manggis Menggunakan Pengolahan Citra (2 Teknologi) Pemilihan dan pemutuan buah selama ini dilakukan secara visual, dengan melihat bentuk fisik, warna kulit serta ukuran buahnya. Pemilihan dan pemutuan buah secara manual dan subjektif menghasilkan produk dengan mutu yang sangat beragam. Subyektivitas ini dapat dihindari dengan mengembangkan metode pemutuan untuk mensortir dan mengelompokkan buah-buahan sesuai dengan parameter mutu yang diinginkan pasar. Oleh karena itu, penggunaan teknologi maju dalam penanganan pascapanen buah-buahan komoditas ekspor perlu dikembangkan. Target kegiatan penelitian ini telah tercapai dengan diperolehnya output 2 (dua) teknologi, yaitu: 1) Teknologi otomatisasi grading buah mangga, dan 2) Teknologi otomatisasi grading buah manggis. 1. Teknologi otomatisasi grading buah mangga. Telah dihasilkan teknologi otomatisasi grading buah mangga dengan pengolahan citra (image processing). Keunggulan teknologi ini adalah pemutuan otomatis berdasarkan ukuran dan warna kulit buah manga serta pemutuan lebih obyektif, konsisten, dan hasilnya lebih seragam. Kapasitas grading sebesar 120 kg/jam. Gambar 16. Proses perekaman citra buah mangga pada ban berjalan 2. Teknologi otomatisasi grading buah manggis. Telah dihasilkan teknologi otomatisasi grading buah manggis dengan menggunakan pengolahan citra (image processing). Keunggulan teknologi ini adalah pemutuan otomatis berdasarkan ukuran dan warna sepal buah manggis serta pemutuan lebih obyektif, konsisten, dan hasilnya lebih seragam. 30

42 Indikator Kinerja 3: Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian Realisasi indikator kinerja rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pada tahun 2016 tercapai melebihi target (realisasi 133,3%) dan termasuk ke dalam kategori sangat berhasil (Tabel 9). Anggaran yang dialokasikan untuk mencapai indikator kinerja ini sebesar Rp ,- sedangkan realisasinya sebesar Rp ,- (93,16%). Tabel 9. Target dan realisasi capaian indikator kinerja 3 Indikator Kinerja Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian Target (rekomendasi) Realisasi (rekomendasi) Persentase (%) ,3 Tabel 10, menyajikan perbandingan target dan realisasi capaian indikator kinerja Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian setiap tahun selama periode tahun , namun indikator kinerja ini baru dilaksanakan pada Renstra Hal ini mengacu pada SK Menteri Pertanian No. 36/Permentan/OT.140/3/2013 tanggal 11 Maret 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja BB Pascapanen dimana salah satu tugas dan fungsi BB Pascapanen adalah melaksanakan analisis kebijakan pascapanen pertanian. Jika dibandingkan dengan tahun 2015, target tahun 2016 lebih rendah, namun realisasinya sama dengan tahun Penurunan target ini karena sebagian besar dari anggaran digunakan untuk melaksanakan kegiatan penelitian teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan). Tabel 10. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 selama periode Indikator Kinerja Tahun Rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian Target : Rekomendasi Realisasi : Rekomendasi Persentase ,3 Sampai dengan tahun 2016, total realisasi capaian indikator kinerja Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian sebanyak 8 rekomendasi atau 53,3% dari target Renstra Dari jumlah rekomendasi yang dihasilkan tersebut, sebanyak 4 rekomendasi (26,7%) 31

43 dihasilkan dari capaian kinerja pada tahun 2016 (Tabel 11). Jumlah rekomendasi yang dihasilkan sampai tahun 2016 tersebut melebihi target Renstra untuk periode yang sama (133,3%). Hal ini karena adanya peningkatan target dari 6 rekomendasi pada dokumen dokumen Renstra menjadi 7 rekomendasi pada dokumen perjanjian kinerja tahun Tabel 11. Perbandingan capaian indikator kinerja 3 terhadap target Renstra Indikator Kinerja Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) Capaian (Rekomendasi) Target Renstra (Rekomendasi) % Capaian Terhadap Target Renstra ,3 26,7 Secara lengkap rincian kegiatan dan output rekomendasi yang dihasilkan pada indikator kinerja sasaran Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian tahun 2016, sebagai berikut: 1. Rekomendasi dan kebijakan peningkatan rendemen beras. Program nasional Kementerian Pertanian saat ini adalah mencapai swasembada pangan terutama beras. Selain di sisi budidaya (on-farm) berupa meningkatan produksi dan produktivitas padi, tahap pascapanen (off-farm) juga memegang peranan penting dalam pencapaian swasembada pangan. Rekomendasi yang diberikan adalah: 1) Perbaikan aspek teknologi, melalui perbaikan konfigurasi penggilingan padi existing dengan konfigurasi yang dianjurkan, yaitu C-H-S-P-P (Cleaner-Husker- Separator-Polisher-Polisher); 2) Revitalisasi sumber daya manusia, melalui peningkatan capacity building/pelatihan perbaikan konfigurasi penggilingan padi; dan 3) Penataan manajemen sistem kelembagaan PPK dengan perbaikan model manajemen kelembagaan melalui sistem klaster yaitu penggilingan padi kecil (PPK) sebagai plasma bekerja sama dengan penggilingan padi besar (PPB) sebagai inti untuk menjual beras hasil gilingnya. Selain rekomendasi, BB Pascapanen juga mengeluarkan kebijakan terkait peningkatan rendemen beras, yaitu: 1) Pelatihan penerapan model revitalisasi PPK dilakukan terhadap para operator PPK, penyuluh lapang (PPL) dan petani/kelompok tani setempat; 2) Sosialisasi perbaikan model manajemen kelembagaan melalui sistem klaster yaitu PPK sebagai plasma bekerja sama dengan penggilingan padi besar (PPB) untuk menjual beras hasil gilingnya; dan 3) Pendampingan penerapan model revitalisasi PPK terhadap stakeholder terkait. 2. Rekomendasi kebijakan pengembangan diversifikasi pangan karbohidrat lokal. Dalam rangka pengembangan model diversifikasi pangan lokal di beberapa wilayah, kebijakan pengembangan diversifikasi 32

44 pangan lokal, paket teknologi pengolahan spesifik komoditas, dan produk pangan lokal mendukung diversifikasi diperlukan Pedum Model Pengembangan Diversifikasi Pangan Sumber Karbohidrat Lokal. 3. Rekomendasi dan kebijakan pengembangan pangan lokal di Maluku Tenggara. Program diversifikasi pangan pokok berbasis pangan lokal diajukan untuk mengurangi dampak negatif raskin. Salah satu produk pangan lokal yang memenuhi kelayakan teknis dan kelayakan pasar, yaitu Enbal (pangan tradisional Maluku Tenggara). Untuk meningkatkan mutu dan preferensi serta keamanan pangan Enbal diperlukan peralatan pemarut dan pengepres untuk menghilangkan kadar sianida yang tinggi pada bahan baku Enbal (singkong). Selain itu, diperlukan pelatihan dan pendampingan teknologi pascapanen bahan baku pengolahan enbal. 4. Rekomendasi peningkatan mutu dan pengendalian kontaminan pada lada. Lada merupakan salah satu komoditas yang menjadi andalan ekspor Indonesia, dan persaingan di pasaran dunia saat ini semakin kompetitif. Untuk menghasilkan lada dengan kualitas yang memenuhi spesifikasi internasional dan SNI maka diperlukan peningkatan adopsi penerapan GAP (Good Agriculture Practice) pada budidaya lada oleh petani, GHP (Good Handling Practice) pada penanganan pascapanen dan GMP (Good Manufacture Practice) pada tahap pengolahan lada. Outcome BB Pascapanen Secara rinci capaian outcome pada tahun 2016 yang dihasilkan dari output kegiatan tahun 2016 dan tahun-tahun sebelumnya, sebagai berikut : a. Implementasi model pengeringan-penyimpanan (instore drying) bawang merah di sentra produksi. Outcome ini merupakan hasil dari output kegiatan yang telah dilaksanakan pada renstra BB Pascapanen sebelumnya. Teknologi ini telah direplikasi di beberapa wilayah penghasil bawang merah. Pada tahun 2016, teknologi ini direplikasi di Kabupaten Brebes sebagai daerah penghasil bawang merah terbesar di Indonesia. Instore drying adalah suatu teknik dimana pengeringan dan pelayuan dilakukan dalam alat yang sama yaitu bangunan yang berfungsi sebagai tempat untuk mengeringkan sekaligus menyimpan bawang merah. Model pengeringan penyimpanan (instore drying) kapasitas 15 ton kering diimplementasikan di Kelompok Tani Mekar Jaya, Kec. Bulakamba, Kabupaten Brebes. Luas dan ukuran bangunan instore drying bawang merah yang telah dibangun berukuran panjang 10 m, lebar 4 meter dan tinggi 3,56 m. Pengeringan dan penyimpanan bawang merah dalam instore drying dapat memperpanjang umur simpan bawang merah sampai dengan 4 bulan. 33

45 Gambar 17. Instore drying bawang merah di Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah b. Teknologi produksi starter kering yoghurt probiotik. Outcome ini merupakan hasil dari output kegiatan yang dilaksanakan tahun 2015, dan implementasinya dilakukan pada tahun Starter kering yoghurt probiotik disosialisasikan dan diujicobakan pada Kelompok Tani Pengolah Susu Kabupaten Boyolali (Barokah dan Toyo Yoghurt) dan di Semarang (Maisya Yoghurt dan Banyubiru Milk). Starter kering yang diujicobakan menunjukkan performance yang cukup baik. Yoghurt yang dihasilkan dapat diterima baik secara fisik maupun organoleptik oleh kelompok pengolah susu. Starter diproduksi oleh BB Pascapanen dengan nama dagang Starter Kering Probiotik dan telah digunakan oleh UKM Liseli (Sukabumi) dan Barokah Yoghurt (Boyolali) untuk memproduksi yoghurt. Gambar 18. Starter kering dan produk yoghurt yang dihasilkan (kiri) serta launching starter kering yoghurt probiotik pada HPS 2016 di Boyolali, Jawa Tengah (kanan) c. Penerapan Teknologi Diversifikasi Pangan Berbasis Jagung di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Outcome ini merupakan hasil dari output kegiatan tahun Teknologi diversifikasi pangan berbasis jagung telah diimplementasikan di Rumah Jagung Kecamatan 34

46 Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan pengelola Kelompok Wanita Tani Bougenvile. Rumah Jagung memiliki multi fungsi, bukan hanya menjadi wahana dalam pengembangan produk olahan jagung, tetapi rumah ini berfungsi juga sebagai pusat penyebaran inovasi olahan jagung ke masyarakat sekitarnya. Saat ini, kelompok wanita tani sudah mampu memproduksi berasan jagung grit, berasan jagung premium (fermentasi spontan), berasan jagung pratanak, dan tepung jagung. Gambar 19. Aktivitas produksi di Rumah Jagung dan produk yang dihasilkan (berasan dan tepung jagung) d. Implementasi model bioindustri sagu. Outcome ini merupakan hasil dari output kegiatan pada renstra BB Pascapanen sebelumnya, dan dilanjutkan pada tahun Pada tahun 2016, dilakukan implementasi model bioindustri sagu yang berlokasi di Desa Kehiran, Jayapura, Papua. Model bioindustri sagu dirancang untuk menghasilkan pati sagu (kering) terstandar. Pati sagu diproduksi oleh kilang dengan kapasitas 500 kg per hari atau setara dengan 4 batang sagu per hari. Unit kilang pati sagu terdiri dari beberapa jenis peralatan yaitu pemarut, bak pengendapan, ekstrakstor mekanis tipe silinder, timbangan, mesin penggiling sagu, mesin penggiling ampas, sealer dan lemari penyimpan kecil. Rendemen pati sagu yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu sebesar 27%. Selain unit kilang sagu, model bioindustri sagu ini dilengkapi unit produksi biofoam dan unit proses pangan sehat. Kegiatan lain yang dilaksanakan adalah memperkenalkan produk olahan sagu inovatif berbasis kearifan lokal. 35

47 Gambar 20. Peralatan ekstraksi sagu di unit kilang sagu Kehiran, Papua e. Perbaikan pengolahan gambir di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Outcome ini merupakan hasil dari output kegiatan yang telah dilaksanakan pada renstra BB Pascapanen sebelumnya. Pada tahun 2016, telah diintroduksikan alat pengempa sebanyak 5 unit dan pencetak gambir 1 unit untuk meningkatkan rendemen dan mutu gambir di Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Introduksi peralatan tersebut telah dapat meningkatkan rendemen gambir dari rata-rata 7,73% (tradisional) menjadi 8,65 % (alat pengempa yang diintroduksi). Kadar catechin sebagai komponen mutu gambir terpenting sebesar 63,12%. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi gambir lebih singkat dari cara tradisional, sehingga produksi gambir dalam satu hari dapat ditingkatkan dari 5 kali proses menjadi 6 kali proses. a b Gambar 21. Unit pengempa daun gambir yang diintroduksikan di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (kiri) dan produk gambir yang dihasilkan (kanan) : hasil tradisional (a) dan unit pengempa (b) 36

48 Realisasi output sampai akhir TA menunjukkan bahwa indikator kinerja sasaran seluruhnya dapat dicapai dengan hasil baik. Tercapainya kinerja sasaran yang telah ditetapkan dipengaruhi baik oleh faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi, antara lain : a. Menerapkan perjanjian kinerja (PK) antara penanggungjawab dengan pimpinan pada setiap kegiatan untuk memudahkan pengukuran kinerja. b. Diterapkannya monitoring dan evaluasi kegiatan secara periodik, mulai tahap perencanaan hingga tahap akhir sehingga fungsi pengawasan pada setiap tahapan kegiatan berjalan dengan baik. c. Sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran cukup memadai untuk mendukung kegiatan penelitian, seperti laboratorium, perpustakaan, pengolah data, jaringan internet, dan lain-lain. d. Tata kelola yang selaras dengan standar manajemen ISO 9001:2008, SNI ISO/IEC 17025:2008, manajemen penelitian Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), dan penerapan SPI untuk memberikan keyakinan memadai agar penyelenggaraan kegiatan mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penelitian diantaranya adalah telah terjalinnya komunikasi dan koordinasi dengan instansi terkait, baik di lingkup Kementerian Pertanian maupun dengan kementerian lain serta Pemerintah Daerah. Hal ini memudahkan dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pencapaian kinerja sasaran, beberapa kendala yang menjadi hambatan pada pelaksanaan kegiatan, antara lain : a. Bahan baku yang diperlukan pada beberapa kegiatan penelitian ketersediaannya sangat tergantung pada musim panen, b. Pengadaan bahan yang harus inden dan sulit didapat sehingga perlu waktu yang agak lama, c. Jadwal pemakaian beberapa peralatan laboratorium dan analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan ke depan, yaitu : a. Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan kegiatan secara cermat, b. Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun anggaran), 37

49 c. Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran mutu yang diharapkan, d. Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kegiatan. Kinerja Lainnya : Diseminasi Teknologi, Kerjasama dan Penghargaan Salah satu kegiatan penunjang penelitian dan pengembangan pascapanen pertanian adalah diseminasi teknologi pascapanen pertanian. Balitbangtan dan UK/UPT dibawahnya mengacu kepada Sistem Diseminasi Multi Channel (SDMC) dalam menyebarluaskan hasil-hasil penelitiannya. Artinya penyebarluasan hasil-hasil penelitian yang menonjol kepada para penggunanya dilakukan melalui berbagai channel komunikasi seperti pembuat kebijakan di pusat dan daerah, penyuluh, petani, swasta serta melalui berbagai kegiatan seperti publikasi, ekspose/pameran, seminar ilmiah, dan kerjasama. Kegiatan diseminasi yang dilaksanakan BB Pascapanen selama tahun 2016, antara lain melalui : a) Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi Inovasi Hasil Litbang Pascapanen, b) Pengembangan Diseminasi Multi-Channel untuk Penguatan Promosi dan Diseminasi Inovasi Pascapanen Pertanian, c) Pengelolaan Gerai Inovasi Pascapanen untuk Pemasyarakatan Teknologi Pascapanen, d) Koordinasi dan Penugasan Peneliti/Teknisi Mendukung Program Instansi Terkait/Direktorat Teknis/BPTP/ Supervisi, dan e) Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS Komoditas Strategis, TSP, TTP dan Bioindustri. a. Pengelolaan dan Pengembangan Publikasi Inovasi Hasil Litbang Pascapanen Capaian output kegiatan pengelolaan dan pengembangan publikasi inovasi hasil Litbang Pascapanen (ilmiah, semi populer dan populer) tahun 2016, yaitu : 1. Jurnal Pascapanen Pertanian sebanyak 1 Volume dengan 3 Nomor, yaitu Volume 13 No. 1, 2, dan 3 masing-masing 300 eksemplar (realisasi 100%), 2. Pengelolaan E-Journal Penelitian Pascapanen Pertanian 1 paket (realisasi 100%), 38

50 3. Penerbitan buku sebanyak 2 judul yang terdiri atas : 1) Buku Laporan Tahunan 2015, dan 2) Buku Teknologi Pascapanen Kakao (realisasi 100%), 4. Leaflet/brosur teknologi sebanyak lembar (realisasi 100%), 5. Poster teknologi sebanyak 20 judul (realisasi 100%), 6. Pembuatan Baliho sebanyak 2 buah (realisasi 100%), 7. Pembuatan Booklet profil balai sebanyak 200 eksemplar (realisasi 100%), 8. Pembuatan video profil balai 1 paket (realisasi 100%), 9. Pelaksanaan seminar berkala/bulanan 10 kali (realisasi 100%). b. Pengembangan Diseminasi Multi-Channel untuk Penguatan Promosi dan Diseminasi Inovasi Pascapanen Pertanian BB Pascapanen merupakan institusi penelitian yang telah banyak menghasilkan inovasi teknologi pascapanen untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui penanganan segar yang baik serta pengolahan komoditas pertanian. Inovasi teknologi yang sudah dihasilkan tersebut perlu disebarluaskan sehingga dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi masyarakat sehingga pada akhirnya bisa diadopsi dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Pemilihan channel atau saluran diseminasi yang tepat sasaran akan memberikan dampak yang besar. Kegiatan diseminasi multi-channel dalam rangka penguatan promosi inovasi pascapanen pertanian dilakukan dalam bentuk : a) Partisipasi pada pameran, ekspose, gelar teknologi baik yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian, Balitbangtan atau oleh BB Pascapanen, b) Promosi pada media cetak, elektronik dan media sosial, c) Pengukuran tingkat kesiapan teknologi, d) Updating website dan jaringan intranet, dan e) Evaluasi dan monitoring kegiatan diseminasi. 39

51 Gambar 22. Partisipasi BB Pascapanen pada Hari Susu Nusantara (HSN) ke Gambar 23. Kunjungan Menteri Pertanian di saung bawang pada penyelenggaraan HPS ke-8 tahun 2016 c. Pengelolaan Gerai Inovasi Pascapanen Gerai inovasi berfungsi sebagai suatu media pusat informasi dan outlet untuk promosi produk-produk inovasi dan sekaligus produk yang telah dikembangkan bersama mitra binaan. Promosi untuk meningkatkan peran gerai telah dilakukan melalui media internet dan media sosial (website, facebook, instagram dan twitter), temu forum wartawan (forwatan), dan promosi langsung dengan masyarakat. Penataan gerai diisi dengan produk-produk yang siap dihilirkan berbasis pangan lokal yang berasal dari mitra kerjasama. Kegiatan lain yang dilakukan adalah menjaring mitra produsen tepung lokal maupun olahannya dengan melakukan kerjasama dengan beberapa KWT dan UKM di beberapa wilayah. 40

52 Gambar 24. Kunjungan peserta Workshop CAPSA ke gerai inovasi BB Pascapanen d. Koordinasi dan Penugasan Peneliti/Teknisi Mendukung Program Instansi Terkait/Direktorat Teknis/BPTP/Supervisi BB Pascapanen berpartisipasi aktif dalam dukungan teknologi dan inovasi pertanian dalam rangka akselerasi pencapaian swasembada pangan berbasis inovasi hasil penelitian, antara lain penugasan peneliti sebagai narasumber atau pendampingan teknologi pascapanen sesuai kebutuhan daerah, koordinasi lingkup Badan Litbang Pertanian, koordinasi dengan Ditjen Teknis (Hortikultura, Tanaman Pangan, Peternakan dan Perkebunan), koordinasi dengan Kemenristekdikti, koordinasi dengan Dinas/Pemda, dan koordinasi dengan Bulog. Berdasarkan jenis realisasi pelaksanaan kegiatan penugasan peneliti dan teknisi, dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu 1) Berdasarkan undangan atau permintaan narasumber dan tenaga ahli/peneliti/instruktur dari institusi di luar Badan Litbang Pertanian sebesar 43,75%; 2) Berdasarkan undangan atau permintaan narasumber dan tenaga ahli/peneliti/instruktur dari Badan Litbang Pertanian dan UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian sebesar 43,75%; dan 3) Berdasarkan instruksi Kepala BB Pascapanen untuk kegiatan terkait Litbang Pascapanen Pertanian sebesar 12,50%. e. Koordinasi, Bimbingan dan Dukungan Teknologi UPSUS Komoditas Strategis, TSP, TTP dan Bioindustri. Dalam rangka mendukung program swasembada pangan, Kementerian Pertanian melakukan Upaya Khusus (Upsus) untuk peningkatan produksi pertanian khususnya padi, jagung, dan kedelai melalui kegiatan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dan kegiatan 41

53 pendukung lainnya. Kegiatan pengungkit dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas untuk komoditi padi, jagung dan kedelai, yaitu: pengembangan/rehabilitasi jaringan irigasi, optimasi lahan, Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Perluasan Areal Tanam Kedelai (PAT-Kedelai), penyediaan benih, pupuk, alat mesin pertanian dan pengawalan/pendampingan. Pada tahun 2016, BB Pascapanen mendapat tugas untuk melaksanakan kegiatan sebagai Tim Pembina Pusat Upsus di Propinsi Nusa Tenggara Timur sekaligus Penanggung Jawab pada 4 Kabupaten di Propinsi NTT yaitu : Nagekeo, Ngada, Ende dan Sikka. Berdasarkan SK Menteri Pertanian tanggal 20 Mei 2016, terjadi perubahan Penanggungjawab Upsus Provinsi NTT dari Kepala BB Pascapanen kepada Staf Ahli Menteri (SAM) Infrastruktur. Selanjutnya, BB Pascapanen mendapat tugas untuk melaksanakan kegiatan sebagai Tim Pembina Pusat Upsus di Propinsi Papua. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai Tim Pembina Upsus Pusat, sebagai berikut : a) Merencanakan operasional kegiatan peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai, perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukungnya, b) Melaksanakan validasi calon petani dan calon lokasi rehabilitasi jaringan irigasi, c) Melaksanakan supervisi dan pendampingan Satuan Kerja Perangkat Daerah pelaksana program Upsus, dan d) Menyusun laporan secara periodik setiap bulan. Pada tahun 2016, BB Pascapanen mendapat tugas untuk pendampingan TTP di Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu TTP Molllo dan dan di Bali yaitu TTP Tabanan. TTP Mollo pembangunannya sudah dimulai sejak TA 2015 sedangkan TTP Tabanan baru pada tahun f. Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Kegiatan kerjasama merupakan salah satu aspek pendayagunaan hasil penelitian dalam rangka mempercepat diseminasi teknologi. Dalam rangka memperluas alih teknologi diperlukan upaya penjaringan mitra kerjasama yang dilakukan melalui audiensi teknologi, promosi, dan komunikasi dengan pendekatan pro-aktif yang intensif. Kerjasama baru dirintis dengan mitra prospektif yang berminat. 42

54 Gambar 25. Penandatanganan naskah kerjasama dengan PT. Nusantara Segar Global Pada tahun 2016, rintisan kerjasama yang telah dilakukan, yaitu : a) Rintisan kerjasama dengan PT. SMART. Tbk tentang pengembangan metode analisa produk berbasis lemak, b) Rintisan kerjasama dengan PT. Sanghiang Perkasa (Kalbe Nutritional) tentang nanoteknologi, c) Rintisan kerjasama dengan Fakultas Teknologi Pangan Universitas Sahid tentang kegiatan pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat, d) Rintisan kerjasama dengan Balai Besar Industri Agro (BBIA) tentang kerjasama pengujian. Selain rintisan kerjasama dalam negeri, BB Pascapanen juga melakukan rintisan kerjasama dengan calon mitra dari luar negeri, yaitu : a) Rintisan kerjasama dengan CAPSA tentang kegiatan peningkatan kapasitas regional dan sharing best practices, b) Rintisan kerjasama dengan ATWGARD,dan c) Rintisan kerjasama dengan CIAT. Pada tahun 2016, BB Pascapanen berhasil mendapatkan Naskah Perjajian Kerjasama (MoU), yaitu: Record of Discussion dengan KREI, CIRAD, KKP3I, KKP3N, PUI, Insinas, dan kemitraan dengan Badan Litbang Pertanian. Kerjasama penerapan teknologi telah dilakukan untuk kegiatan : a) Teknologi penanganan segar buah salak dan manggis, b) Teknologi produksi aneka tepung, c) Teknologi pengolahan sorgum, dan d) Teknologi starter kering yoghurt. g. Pengusulan Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) BB Pascapanen berusaha untuk terus meningkatkan perolehan paten dan rezim HKI lainnya. Strategi yang ditempuh adalah dengan meningkatkan kepedulian peneliti sebagai calon penghasil paten dan HKI. Pada tahun 2016, draft paten yang siap diusulkan berjumlah 9 invensi, namun baru 3 invensi yang telah didaftarkan (Tabel 12). Invensi peneliti BB Pascapanen yang telah terbit sertifikat paten pada tahun 2016 berjumlah 3 sertifikat (Tabel 13). 43

55 Tabel 12. Invensi yang telah didaftarkan sebagai paten Judul Invensi Inventor Tanggal Pendaftaran Nomor Pendaftaran Keterangan Formula Starter Kering Yoghurt Probiotik Formula Pembuatan Bubur Instan dari Komposit Talas Proses Pembuatan Yoghurt Bubuk Probiotik Miskiyah, SPt, MP Dr. Setyadjit, MappSc Juniawati, S.TP, M.Si 22/09/2016 P Tahap Formalitas Dokumen 22/09/2016 P Tahap Formalitas Dokumen 22/09/2016 P Tahap Formalitas Dokumen Tabel 13. Daftar invensi yang telah terbit sertifikat paten tahun 2016 Judul Invensi Stick Test Kit Untuk Deteksi Cepat Mikroba Total Pada Susu Segar Proses Pengolahan Daun U. Gambier Roxb. Sebagai Minuman Antioksidan Proses Pembuatan Kopi Luwak Artifisial Inventor Misgiyarta, SP. MSi dkk Dra. Hernani, MSc, dkk Mulyana Hadipernata, STP, MSc Tanggal Pendaftaran/ Pemberian 10/10/2013/ 20/06/ /01/2012/ 20/06/2016 Nomor Paten IDP IDP Keterangan Berlaku selama 20 tahun Berlaku selama 20 tahun 13/11/2012 IDP Telah memenuhi syarat untuk diberi paten h. Penghargaan Pada tahun 2016, BB Pascapanen memperoleh penghargaan Abdi Bakti Tani sebagai Unit Kerja Pelayanan Publik berprestasi. Pada tahun yang sama, salah seorang peneliti BB Pascapanen memperoleh apresiasi ketahanan pangan pada peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke Akuntabilitas Keuangan BB Pascapanen pada tahun 2016 mendapat anggaran sebesar Rp ,-. Selama TA. 2016, DIPA BB Pascapanen mengalami revisi sebanyak 3 (tiga) kali, namun revisi yang mengubah pagu anggaran sebanyak 2 (dua) kali. Perubahan pagu anggaran yang pertama, terjadi pengurangan 44

56 anggaran dari Rp ,- menjadi Rp ,-. Perubahan tersebut dilakukan karena adanya kebijakan dari Kementerian Pertanian untuk melakukan refocusing kegiatan dan anggaran. Perubahan pagu anggaran yang kedua, terjadi pengurangan anggaran dari Rp ,- menjadi Rp ,- karena adanya penghematan anggaran. Namun demikian, pada anggaran DIPA sebesar Rp ,- terdapat anggaran selfblocking sebesar Rp ,- Tabel 14. Realisasi anggaran BB Pascapanen TA Jenis Belanja Pagu Anggaran (Rp) Realisasi s/d 31 Desember 2016 Rp % Belanja pegawai ,54 Belanja barang non operasional ,25 Belanja barang operasional ,98 Belanja modal ,97 Total ,02 Belanja dalam rangka operasional kegiatan BB Pascapanen dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya seluruh kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Komposisi pagu anggaran BB Pascapanen disajikan pada Lampiran 8. Pagu anggaran tersebut dialokasikan untuk belanja pegawai Rp ,- (26,97%), belanja barang Rp ,- (37,12%), dan belanja modal Rp ,- (35,91%). Belanja barang terdiri atas belanja barang non operasional Rp ,- (23,75%) dan belanja barang operasional Rp ,- (13,37%). Realisasi anggaran BB Pascapanen disajikan pada Tabel 14. Realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2016 sebesar Rp ,- (98,02%), dengan realisasi per jenis belanja yaitu belanja pegawai Rp ,- (99,54%), belanja barang Rp ,- (95,04%), dan belanja modal Rp ,- (99,97%). Realisasi belanja barang sebesar Rp ,- terdiri atas belanja barang non operasional sebesar Rp ,- (92,25%) dan belanja barang operasional sebesar Rp ,- (99,98%). Pagu dan realisasi anggaran tahun 2016 untuk masing-masing indikator kinerja yang ada pada perjanjian kinerja (PK) Badan Litbang Pertanian disajikan pada Tabel 15. Realisasi anggaran untuk masing-masing indikator kinerja tersebut berkisar antara 93,16 97,87%. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana, dan output yang direncanakan dapat dihasilkan dengan baik. 45

57 Tabel 15. Pagu dan realisasi anggaran masing-masing indikator kinerja yang ada pada perjanjian kinerja (PK) BB Pascapanen Sasaran Indikator Kinerja/ Kegiatan Anggaran (Rp) Realisasi s/d 31 Desember 2016 Rp % Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanianbioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprocessing dan bioinformatika Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas strategis (11 Teknologi) Teknologi pascapanen (penanganan dan pengolahan) komoditas unggulan lainnya (10 Teknologi) Rekomendasi kebijakan pengembangan pascapanen pertanian (3 rekomendasi) , , ,16 Sesuai mandat, BB Pascapanen selain mendapatkan anggaran dari APBN, juga menerima pendapatan PNBP fungsional dari jasa layanan laboratorium. Penerimaan PNBP fungsional BB Pascapanen tahun berkisar antara Rp Rp ,- atau 78,01-318,1% dari target PNBP. Pada tahun 2016, target PNBP fungsional sebesar Rp ,- sedangkan realisasinya sampai dengan 31 Desember 2016 mencapai Rp ,- (100,52%) sehingga target PNBP tercapai melebihi target yang ditentukan (Lampiran 8). 46

58 BAB IV PENUTUP Pada Renstra , BB Pascapanen telah menetapkan satu sasaran yang akan dicapai. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut diukur dengan tiga indikator kinerja sasaran, yaitu : a) Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis, b) Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya, dan c) Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dengan membandingkan antara target dan capaian, indikator kinerja sasaran pertama dan kedua tersebut dapat dicapai dengan kategori berhasil (capaian 100%), sedangkan indikator kinerja sasaran ketiga tersebut dapat dicapai dengan kategori sangat berhasil (capaian 133,33%). Hal tersebut menunjukkan bahwa BB Pascapanen telah melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Indikator kinerja sasaran Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis berhasil memperoleh 11 teknologi (100%) sesuai target, yang meliputi: a) Teknologi pengolahan beras IGr dan beras premium skala komersial; b) Teknologi pemanfaatan sekam untuk pembuatan matriks pupuk tanaman padi berbahan nano-silika dan pembuatan asap cair; c) Implementasi teknologi perontokan jagung berkelobot pada kadar air tinggi; d) Implementasi teknologi pengolahan berasan jagung di tingkat kelompok tani; e) Teknologi penanganan dan pengolahan cabai untuk penyimpanan pada suhu ruang skala ritel; f) Teknologi minimal proses bawang merah skala ritel; g) Teknologi pengolahan bawang merah skala 300 kg/hari; h) Teknologi produksi gelatin dari limbah pemotongan ternak; i) Agen bioindikator pendeteksi kesegaran daging; j) Teknologi produksi gula kristal tebu untuk meningkatkan rendemen; dan k) Teknologi purifikasi untuk meningkatkan kualitas gula cair tebu. Indikator kinerja sasaran Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya berhasil memperoleh 10 teknologi (100%) sesuai target, yang meliputi: a) Starter kering fermentasi untuk perbaikan flavor biji kakao; b) Formula cokelat granul instan dengan enrichment nanonutrien (nano-vitamin A, Fe, dan Folat) dan probiotik; c) Isolat mikroba unggul penghasil enzim lignoselulase; d) Teknologi pembuatan enzim lignoselulase dari mikroba unggul; e) Teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah manggis; f) Teknologi kemasan aktif untuk memperpanjang umur simpan buah salak; g) Teknologi pengendalian kontaminan ochratoksin pada biji kakao; h) Teknologi pengendalian kontaminan aflatoksin pada biji pala; i) Teknologi otomatisasi grading buah mangga; dan j) Teknologi otomatisasi grading buah manggis. Indikator kinerja sasaran Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian berhasil memperoleh 4 rekomendasi kebijakan 47

59 (133,33%) melebihi target yang ditentukan, yang meliputi: a) Rekomendasi dan kebijakan peningkatan rendemen beras; b) Rekomendasi kebijakan pengembangan diversifikasi pangan karbohidrat lokal; c) Rekomendasi dan kebijakan pengembangan pangan lokal di Maluku Tenggara; dan d) Rekomendasi peningkatan mutu dan pengendalian kontaminan pada lada. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut didukung oleh berbagai faktor, yaitu sumberdaya manusia (peneliti dan teknisi) sebagai penghasil teknologi, sumberdaya sarana dan prasarana penelitian serta sumberdaya anggaran. Dari aspek tata kelola, BB Pascapanen telah menyelaraskan sistem manajemennya dengan standar manajemen penelitian yang ditetapkan oleh Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP) untuk meningkatkan jaminan mutu hasil litbang, termasuk didalamnya aspek monitoring dan evaluasi. Selain faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan, terdapat beberapa kendala yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain: a) Ketersediaan bahan baku penelitian yang sangat tergantung pada musim panen; b) Pengadaan bahan kimia spesifik yang sulit diperoleh dan harus inden sehingga perlu waktu yang agak lama; dan c) Jadwal pemakaian beberapa peralatan laboratorium dan analisis sangat padat sehingga terjadi antrian pemakaian. Beberapa kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan telah diupayakan untuk diatasi, dan langkah-langkah yang telah ditempuh tersebut dapat dijadikan langkah antisipatif dalam mengatasi hambatan dan kendala yang mungkin dihadapi pada pelaksanaan kegiatan tahun mendatang. Langkah-langkah yang telah dilaksanakan tersebut, yaitu: a) Merencanakan dan mempersiapkan kegiatan secara cermat; b) Mempertimbangkan musim panen dan memprioritaskan pendanaan pada kegiatan penelitian yang memiliki musim panen kritis (panen awal dan akhir tahun); c) Meningkatkan kompetensi SDM peneliti dan teknisi dalam rangka pencapaian sasaran mutu yang diharapkan; dan d) Menyusun analisis dan penanganan risiko secara cermat untuk mengantisipasi kendala-kendala yang mungkin terjadi selama pelaksanaan kegiatan. 48

60 LAMPIRAN 49

61 Lampiran 1. Struktur Organisasi BB Pascapanen 50

62 Lampiran 2. Sumberdaya Manusia dan Anggaran BB Pascapanen a. Jumlah pegawai BB Pascapanen tahun 2016 berdasarkan pendidikan dan jabatan fungsional Jabatan Fungsional Pendidikan S3 S2 S1 SM/D3 SLA <SLA Jumlah Peneliti Teknisi Litkayasa Arsiparis Pustakawan Fungsional Umum Struktural Jumlah b. Jumlah peneliti berdasarkan jabatan fungsional periode Jabatan Fungsional Peneliti Utama Peneliti Madya Peneliti Muda Peneliti Pertama Peneliti Non Klas Total c. Anggaran DIPA BB Pascapanen dan kerjasama TA Tahun DIPA BB Pascapanen (Rp) Kerjasama (Rp) , , , , , , , , , , , , , ,- 51

63 Lampiran 3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Badan Litbang Pertanian

64 Lampiran 4. Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016 Laporan Kinerja BB Pascapanen Tahun

65 Lampiran 5. Perjanjian Kinerja Tahun

66 Lampiran 5. (Lanjutan) 55

67 Lampiran 6. Pagu dan Realisasi Anggaran Tahun 2016 No Program/Kegiatan/ Output Volume Pagu Anggaran (Rp 000) Realisasi s/d 31 Des Rp (000) % Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 1 Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis 2 Diseminasi Teknologi Litbang Pascapanen Pelaksanaan Diseminasi Teknologi Litbang Pascapanen 3 Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian Analisis Kebijakan Inovasi Pascapanen Pertanian 4 Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya 5 Dukungan Manajemen Litbang Pascapanen Perencanaan Program dan Penyusunan Anggaran Monev dan Sistem Pengendalian Intern Rapat Kerja, Koordinasi Institusional, Pengelolaan Kelembagaan Kelti, Anjak Litbang Pascapanen dan Koordinasi Penugasan Peneliiti Pembinaan Organisasi dan Ketatausahaan 11 Teknologi ,87 5 Laporan 3 Rekomendasi , ,16 10 Teknologi ,43 13 Kegiatan , , , ,00 56

68 Lampiran 6. (Lanjutan) No Program/Kegiatan/ Output Volume Pagu Anggaran (Rp 000) Realisasi s/d 31 Des Rp (000) % Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri Berkelanjutan Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian 6 Pelaksanaan Kerjasama Litbang Pascapanen Pertanian Dukungan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri 1 Laporan 7 Layanan Perkantoran 12 Bulan Pelaksanaan Layanan Perkantoran Litbang Pascapanen 8 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi Peralatan Pengolah Data dan Komunikasi 9 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran Peralatan dan Fasilitas Pelaksanaan Perkantoran 1 Unit 30 Unit , Total

69 Lampiran 7. Pengukuran Kinerja Tahun 2016 Sasaran Strategis Tersedianya teknologi dan rekomendasi kebijakan pascapanen hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing dalam upaya mendukung sistem pertanianbioindustri berkelanjutan, antara lain melalui pemanfaatan nanoteknologi, iradiasi, bioprocessing dan bioinformatika Indikator Kinerja A. Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Strategis 1. Bioindustri Padi Terpadu Menghasilkan Beras Premium, Beras IGr, Pupuk Silika dan Biopestisida Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Ekonomi 2. Integrasi Teknologi Hulu Hilir Untuk Pangan Pokok dan Pakan Pada Bioindustri Jagung 3. Penanganan Cabe Segar dan Pengolahan Bawang Merah Menuju Swasembada Nasional 4. Pengembangan Produksi Gelatin Dari Limbah Pemotongan ternak Dan Biosensor Untuk Deteksi Cepat Kesegaran Daging 5. Teknologi Enzimatis dan Purifikasi Untuk Meningkatkan Rendemen Gula Kristal dan Kualitas Gula Cair Tebu B. Teknologi Pascapanen (Penanganan dan Pengolahan) Komoditas Unggulan Lainnya 1. Teknologi Produksi Starter Kering Fermentasi Dan Formulasi Cokelat Granul Instan Untuk Peningkatan Flavour Dan Nilai Tambah Kakao 2. Teknologi Proses Produksi Enzim Lignoselulase dari Mikroba Indigenous untuk Bioetanol 3. Teknologi Kemasan Aktif Antietilen-Mikroba Dengan Atmosfer Termodifikasi Untuk Memperpanjang Umur Simpan Buah Tropis Potensial Ekspor Target (teknologi) Realisasi (teknologi) %

70 Lampiran 7. (Lanjutan) Sasaran Strategis Indikator Kinerja 4. Teknologi Penanganan dan Pengendalian Kontaminan Mikotoksin Pada Kakao Dan Pala 5. Sistem Evaluasi Non- Destruktif Mutu Buah Mangga Dan Manggis Menggunakan Pengolahan Citra C. Rekomendasi Kebijakan Pengembangan Pascapanen Pertanian 1. Analisis Kebijakan Inovasi Pascapanen Pertanian Target (teknologi) Realisasi (teknologi) % , ,33 59

71 Lampiran 8. Komposisi Pagu Anggaran DIPA Tahun 2016 dan Realisasi PNBP Jasa Laboratorium a. Pagu Anggaran Komposisi pagu anggaran BB Pascapanen TA per jenis belanja b. Target dan Realisasi PNBP Target dan Realisasi PNBP tahun

72 Jl. Tentara Pelajar No. 12, Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu Bogor Telp , Fax Website:

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2015 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Dokumen Rencana Kinerja Tahunan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN 2014 Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian

Lebih terperinci

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2015 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2017 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2018 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 20 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN TAHUN 2014 BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2011

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 20 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017

LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 LAPORAN TAHUNAN BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN ai J l: l. bb Te _p nt as ara ca P K H Te pa el a a le ne aja mp k c po n r u ip n: @ no s P ta (0 ya 12 en 25 ho A e 20 1)

Lebih terperinci

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013

dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 Sarana dan Kegiatan Prasarana Penelitian KKegiatan Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam merefleksikan penelitian dan pengembangan pertanian pada TA. 2013 jumlah relatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Bandung, 2016 CATATAN/REVIEW PEJABAT ESELON 1 Bagian ini diisi catatan/review pejabat

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETRIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 Sasaran Strategis Lampiran 6 PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2013 Indikator Kinerja Terget (teknologi) Realisasi (teknologi) (1) (2) (3) (4) (5) Terciptanya

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2012 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN TAHUN 2012 BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PASCAPANEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 Lampiran 1 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2013 STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2013 BALITBANGTAN SETBALIT BANGTAN PUSLITBANG TAN PUSLITBANG

Lebih terperinci

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014

SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 SIMPUL KRITIS KEGIATAN BALAI BESAR MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN TAHUN 2014 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Menjadi lembaga penelitian dan pengembangan mekanisasi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2010 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja BB-Pascapanen Tahun 2014 Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB-Pascapanen) Tahun

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN 2012 KATA PENGANTAR Sesuai Instruksi

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER

LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2016 LAPORAN KINERJA BALAI BESAR PENELITIAN VETERINER 2016 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian

Kegiatan Penelitian. Kegiatan Penelitian Kegiatan Penelitian Dalam memasuki periode Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap ke-2 yaitu tahun 2010 2014 setelah periode RPJMN tahap ke-1 tahun 2005 2009 berakhir, pembangunan pertanian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19/PERMEN-KP/2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR RISET PENGOLAHAN PRODUK DAN BIOTEKNOLOGI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, FEBRUARI 2014

RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, FEBRUARI 2014 RUMUSAN SEMENTARA RAPAT KERJA BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TAHUN 2014 SERPONG, 11 12 FEBRUARI 2014 Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Serpong telah menyelenggarakan

Lebih terperinci

dalam penyusunan penganggaran sebagai suatu sistem yang mengatur proses

dalam penyusunan penganggaran sebagai suatu sistem yang mengatur proses Sarana dan Prasarana Anggaran Sistem Badan Litbang Pertanian saat ini didukung oleh sumber daya manusia dalam penyusunan penganggaran sebagai suatu sistem yang mengatur proses Lembaga jumlah (RKA-K/L)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 BALAI BESAR PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN (BBPPTP) MEDAN KATA PENGANTAR Perencanaan kinerja merupakan proses penetapan target kinerja berikut kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Badan Litbang Pertanian Tahun 2014 BAB V. PENUTUP BAB V. PENUTUP Sekretariat Badan Litbang Pertanian sesuai tugas pokok dan fungsinya untuk memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur Badan Litbang Pertanian, pada tahun 2014 mengimplementasikan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1

RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI. Revisi 1 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI Revisi 1 BADAN STANDARDISASI NASIONAL 2016 RENCANA STRATEGIS PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN STANDARDISASI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

Lebih terperinci

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740

Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) , , Fax , PO Box 05/Cgb Bogor 16740 Jl. SNAKMA Cisalopa Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor Telp. (0251) 8224360, 8220077, Fax. 8221672, 8220022 PO Box 05/Cgb Bogor 16740 RINGKASAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/

Lebih terperinci

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016

RINGKASAN. Halaman i. LAKIN Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara Bogor Tahun 2016 RINGKASAN Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian, Nomor : 107/Permentan/ OT.140/10/2013, kedudukan Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan (BBPKH) Cinagara adalah sebagai unit pelaksana teknis di bidang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA

LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA LAPORAN KINERJA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BALITBANGTAN YOGYAKARTA BADAN LITBANG PERTANIAN 2017 KATA PENGANTAR Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

ANGGARAN Rp. 870,96 Miliar Rp. 766,58 Miliar Rp. 4,53 Miliar Rp. 99,85 Miliar

ANGGARAN Rp. 870,96 Miliar Rp. 766,58 Miliar Rp. 4,53 Miliar Rp. 99,85 Miliar Anggaran Kerangka operasional dalam pelaksanaan sistem penganggaran terpadu terintegrasi pada jangka menengah dan berbasis kinerja yang mencakup 3 (tiga) aspek berupa unified bugdet, performance based

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIN) TAHUN 2016 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN YOGYAKARTA BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. BAB. I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini merupakan salah satu alat instrument untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya. Pendekatan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Jabatan :

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEP. BANGKA BELITUNG BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BANGKA BELITUNG BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanggungjawaban rencana strategis kepada masyarakat dapat dilihat dari dua jalur utama, yaitu jalur pertanggungjawaban keuangan dan jalur pertanggungjawaban kinerja.

Lebih terperinci

Inovasi Pertanian 2015

Inovasi Pertanian 2015 Inovasi Pertanian 2015 Perubahan iklim, konversi dan degradasi lahan pertanian, lemahnya daya saing produk pertanian di pasar domestik dan internasional, kurangnya minat generasi muda untuk berusaha di

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN BALAI PELATIHAN PERTANIAN JAMBI 2012 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan

Lebih terperinci

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian

IKHTISAR EKSEKUTIF. Tabel 1 Sasaran program, Indikator Kinerja, Target, Realisasi dan Persentase Capaian IKHTISAR EKSEKUTIF Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian merupakan institusi yang mempunyai tugas pokok melaksanakan Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati dengan visi Menjadi Pusat

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT BPPSDMP TAHUN 2013 BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERTANIAN JAKARTA - 2012 KATA PENGANTAR Rencana Kinerja Sekretariat Badan Pengembangan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L No.1236, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKO-KEMARITIMAN. SAKIP. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KEMARITIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA DI

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan,

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari 2015 Kepala Biro Perencanaan, KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Instansi Pemerintah adalah laporan kinerja Tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PERJANJIAN KINERJA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA, 2016 Kata Pengantar Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN Jakarta, 12 Mei 2015 1 OUTLINE A. DASAR HUKUM B. PEMBAGIAN KEWENANGAN DALAM PENGELOLAAN NEGARA C. SIKLUS PENYUSUNAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA JALAN PROF. MUH. YAMIN NO. 89 KENDARI 93114 KOTAK POS 55 TELEPON : (0401)325871

Lebih terperinci

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR

Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) adalah dokumen perencanaan tahunan yang merupakan penjabaran dari Rencana Strategis (Renstra) serta disusun mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Rencana Kerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci