TINJAUAN PUSTAKA Remaja
|
|
- Dewi Oesman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Remaja Istilah remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Namun saat ini adolescence memiliki arti yang lebih luas mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock 1999). Mendukung pandangan ini, Santrock (2003); Papalia, Olds dan Feldman (1998) menjelaskan bahwa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional. Masa remaja diawali dengan pubertas, yaitu proses perubahan fisik yang ditandai dengan kematangan seksual, kognisi dan psikososial yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Monks, Knoers dan Haditono (1991) mengemukakan bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status sebagai anakanak. Sementara itu menurut Piaget dalam Hurlock (1999) secara psikologis, masa remaja adalah usia di mana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia di mana anak merasa memiliki tingkatan hak yang sama dengan orang dewasa, mengalami transformasi intelektual yang memungkinkan mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa yang menjadi ciri khas umum dari periode perkembangan ini. Transformasi intelektual ini memungkinkan remaja tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam komunitas dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw dan Costanzo dalam Ali dan Asrori, 2010). Ali dan Asrori (2010) menyebutkan bahwa remaja memiliki karakteristik sifat kegelisahan, kebingungan karena terjadi suatu pertentangan, keinginan untuk mengkhayal dan aktivitas berkelompok. Menurut pandangan Erikson dalam Santrock(2003) remaja berada pada tahap pencarian identitas (identity versus identity confusion) dimana remaja mengalami identity confusion (kebimbangan identitas) sehingga mampu menyebabkan penarikan diri individu, mengisolasi dirinya dari teman sebaya dan keluarga. Selain pesatnya laju pertumbuhan dan kematangan seksual, remaja banyak mempertanyakan dan mencari jawaban akan berbagai hal yang berhubungan dengan identitas dirinya. Ketidakmampuan remaja pada masa ini untuk mengintegrasikan identifikasi dirinya sejak masa kanak-kanak menimbulkan ketidakmampuan untuk memilih identitas diri dan ketidakmampuan membuat komitmen (Sunarti, 2004). Menurut Santrock (2003)
2 8 remaja dihadapkan dengan banyak peran baru dan status dewasa baik pekerjaan maupun asmara sehingga orang tua seharusnya memberikan kesempatan pada remaja untuk mengeksplorasi peran yang berbeda agar dapat menemukan suatu cara yang sehat dan positif untuk diikuti dalam hidupnya. Hurlock (1999) mengungkapkan bahwa lazimnya masa remaja dimulai pada saat anak mencapai kematangan seksual dan berakhir saat mencapai usia matang secara hukum. Hurlock menyimpulkan dari hasil penelitian terdapat perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai pada diri remaja pada awal dan akhir masa remaja. Oleh karena itu secara umum masa remaja dibagi menjadi dua bagian yaitu awal masa remaja dan akhir masa remaja. Pembatas kedua masa ini kira-kira terletak di usia tujuh belas tahun, di mana rata-rata remaja memasuki sekolah menengah atas.awal masa remaja dimulai sekitar usia 13 sampai 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 sampai 18 tahun. Tetapi, Monks, Knoers, Haditono (1992) mengklasifikasikan batasan usia remaja ke dalam empat fase perkembangan yakni masa pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15 tahun), remaja madya (15-18 tahun) dan remaja lanjut (18-21 tahun). Tugas Perkembangan Remaja Tugas perkembangan didefinisikan sebagai tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya (Hurlock, 1999; Havighurst, 1953 dalam Duvall, 1971). Jika dasar kepribadian terbentuk serasi dan terpadu sejak awal dan seterusnya pada setiap tahap perkembangan, maka dapat diharapkan lebih terjamin tidak akan menimbulkan kesulitan atau masalah ketika menginjak tahap perkembangan berikutnya (Gunarsa & Gunarsa, 2008). Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meningkatkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. (Ali dan Asrori, 2010). Semua tugas dan perkembangan pada masa remaja dipusatkan pada penanggulangan sikap dan pola perilaku kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa. Menurut Hurlock (1999) hanya sedikit anak laki-laki dan anak perempuan yang dapat diharapkan untuk
3 9 menguasai tugas-tugas tersebut selama awal masa remaja, yang diharapkan remaja awal akan meletakkan dasar bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. Soesilowindradini (1990) salah satu poin ciri masa remaja awal (13-17 tahun) adalah memiliki masalah yang berhubungan dengan keadaan jasmaninya, kebebasannya, nilai-nilai yang dianutnya, peranan pria dan wanita dewasa, lawan jenis, masyarakat dan kemampuan mengerjakan sesuatu yang terkadang sukar untuk diselesaikan karena menganggap orangtua dan guru terlalu tua untuk mengerti pikiran dan perasaannya. Ali dan Asrori (2010) juga menyebutkan karena kurang baiknya penguasaan tugas-tugas perkembangan menimbulkan tidak sedikitnya remaja yang berperilaku antisosial maupun asusila dewasa ini. Menjadi tugas remaja untuk mengatasi masalah tersebut agar menimbulkan kebahagian pelaksanaan tugas perkembangan selanjutnya. Ali dan Asrori (2010) menyimpulkan tugas berkembangan remaja yang amat penting adalah mampu menerima keadaan dirinya, memahami peran seks/jenis kelamin, mengembangkan kemandirian, mengembangkan tanggung jawab pribadi dan sosial, menginternalisasikan nilai-nilai moral, dan merencanakan masa depan. Sementara itu, Conger (1991) merumuskan tugas perkembangan remaja secara umum menjadi empat poin yang terdiri dari: 1) Menghilangkan ketergantungan pada orang tua, 2) Menyesuaikan diri terhadap kematangan sosial, 3) Membentuk hubungan kooperatif dan dapat bekerja sama dengan teman sebaya tanpa didominasi oleh mereka, dan 4) Menetapkan dan menyiapkan diri bagi rencana yang akan datang Havighurst (1953) yang diacu dalam Hurlock (1999) merumuskan tugastugas perkembangan remaja yaitu : 1) Mencapai suatu hubungan yang baru dan lebih matang antara lawan jenis yang seusia; 2) Dapat menjalankan peran sosial maskulin dan feminine; 3) Menerima keadaan fisik dirinya sendiri dan menggunakan tubuhnya lebih efektif; 4) Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab; 5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya; 6) Mempersiapkan karir ekonomi; 7) Mempersiapkan perkawinan dan keluarga; 8) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi. Seiring dengan pendapat Havighurst, Duvall (1971) menjelaskan delapan poin tugas perkembangan remaja sebagai bagian tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja yaitu: 1. Menerima perubahan tubuh dan belajar menggunakannya dengan efektif
4 10 2. Mencapai kepuasan dan penerimaan sosial sebagai peran feminin atau maskulin 3. Menemukan diri sendiri sebagai bagian dari generasinya dan mempelajari hubungan yang lebih matang dengan teman seusia 4. Mencapai kemandirian emosi dari orang tua dan orang dewasa lain 5. Memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan dan kemandirian ekonomi 6. Menyiapkan kehidupan dalam pernikahan dan membangaun keluarga 7. Mengembangkan keterampilan intelektual dan kepekaan sosial yang diperlukan untuk kompetensi kewarganegaraan 8. Mengembangkan suatu filsafat hidup yang sesuai dengan masa kini. Duvall (1971) mengklasifikasikan tugas perkembangan remaja dalam berbagai kategori perilaku menurut fase perkembangannya yaitu fase early adolescence dan fase late adolescence yang secara rinci di sajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Tugas perkembangan remaja menurut fase perkembangan Kategori Pola kebergantungankebebasan (sosial) Pola memberimenerima afeksi (emosi-sosial) Menjalin hubungan untuk memperluas grupsosial (sosial) Membangun keyakinan (moral) Mempelajari peran psiko-sosiobiologikal seks Menerima perubahan tubuh Fase Perkembangan Early Adolescence Late Adolescence Menetapkan diri sebagai Menetakan diri sendiri seorang yang mandiri dari sebagai individu yang orang tua dalam seluruh area mandiri dengan perilaku kedewasaan Menerima seseorang sebagai seseorang yang berharga dan dicintai Menyesuaiakan untuk merubah cara bergaul Memperkuat identifikasi seks dari lawan jenis dan mempelajari peran dalan hubungan heteroseksual Reorganisasi perubahan penampilan yang signifikan Membangun ikatan afeksional yang kuat dengan calon pasangan Adopsi pola sosial orang tua dalam mempelajari pergaulan Mempelajari kontradiksi dalam etika moral, ketidaksesuaian antara prinsip dan praktik, serta menangani masalah dengan tanggung jawab Mengeksplorasi kemungkinan untuk memperoleh pasangan masa depan dan memperoleh hasrat Memilih pekerjaan Menyiapkan untuk menerima peranan individu di masa depan sebagai seorang warga yang bertanggung jawab dalam komunitas yang lebih besar Mempelajari bagaimana mengatur keinginan seksual
5 11 Tabel 1. Lanjutan tugas perkembangan remaja menurut fase perkembangan Kategori Mengatur perubahan tubuh dan mempelajari pola gerak baru (fisik) Membangun sistem symbol dan kemampuan konseptual (kognitif) Hubungan dengan kosmos (spiritual) Fase Perkembangan Early Adolescence Late Adolescence Mengontrol dan menggunakan tubuh yang baru Menggunakan bahasa untuk menegaskan dan menjelaskan konsep yang kompleks Merubah cara berpikir dari kongkret menuju abstrak dan lebih partikular Mencapai level pemahaman yang tinggi Memformulasikan kepercayaan dan sistem nilai Menurut Hurlock (1999), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi penguasaan tugas-tugas perkembangan. Faktor yang dapat membantu penguasaan tugas perkembangan diantaranya adalah tingkat perkembangan yang normal atau yang diakselerasikan, kesempatan dan bimbingan untuk mempelajari tugas perkembangan, motivasi, kesehatan yang baik dan tidak ada cacat tubuh, tingkat kecerdasan yang tinggi serta kreativitas. Sementara itu, ketidakberadaan faktor pendukung penguasaan tugas perkembangan akan menghalangi remaja untuk menguasainya. Mendukung pendapat Hurlock, Ali dan Asrori (2010) menyebutkan bahwa tugas perkembangan fase remaja ini berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik, salah satu kemampuan kognitif yang dimiliki remaja adalah kemampuan kreatif. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Remaja Sejalan dengan model fungsi keluarga McMaster, the procces of family functioning, dikembangkan dari teori sistem yang menjelaskan bahwa fungsi keluarga merupakan kemampuan keluarga dalam menyelesaikan tugas dasar seperti makan dan rumah, tugas krisis seperti cara keluarga dalam menangani masalah, dan tugas perkembangan yang terjadi selama tahap perkembangan hidup keluarga. Model proses keberfungsian keluarga mengidentifikasi tujuh objek yang dapat menunjukkan berhasilnya keluarga dalam menyelesaikan tugas dasar, krisis, dan perkembangan. Tujuh objek tersebut adalah penyelesaian tugas, peran yang jelas, komunikasi, interkasi langsung dalam keluarga, keterlibatan, pengawasan, serta nilai dan norma (Trangkasombat 2006).
6 12 Duvall (1971) menyebutkan model siklus hidup keluarga merupakan cetak biru peran dan tugas keluarga yang senantiasa mengalami pergerakan melewati tiap tahap perkembangan keluarga, hal ini berarti transisi keluarga dari tahap ke tahap terdapat tanda-tanda yang dapat diprediksi secara normal. Keluarga dengan anak usia remaja dimulai ketika anak pertama berumur 13 tahun hingga 18 tahun dan berakhir sampai anak tersebut menikah, bekerja atau wajib militer, sebagai seorang dewasa muda(olson & DeFrain, dalam Walcheski & Bredehoft, 2003; Duvall,1971). Masa remaja adalah masa penuh tekanan untuk individu maupun keluarga dimana keduanya dituntut menyesuaikan diri terhadap perubahan besar individu dan sistem keluarga. Fase ini keluarga dengan anak remaja menghadapi kesulitan masalah finansial, masalah intra-family, work-family, dan transisi serta pergerakan anggota keluarga yang masuk-keluar dalam unit keluarga yang sudah dapat di prediksi. Ini merupakan tahap paling menegangkan dari sikus hidup keluarga. (Duvall, 1971;Mc Cubbin et al, 1988). Pernyataan ini didukung hasil penelitian yang menyebutkan bahwa ketika anak memasuki masa remaja, mayoritas (60%) keluarga merasa renggang dan terpisah. Hal ini bukan hanya ekspektasi melainkan kenyataan karena remaja mulai mengembangkan autonominya (Day et al, 1995). Duvall (1971) menjabarkan tahapan kritis tugas perkembangan keluarga-anak usia remaja yakni: 1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan betanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda yang mulai memiliki otonomi; 2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga; 3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dengan orang tua; 4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan bagi anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang keluarga. Hal ini berarti keempat tugas tersebut merupakan tugas penting yang perlu dipenuhi oleh keluarga dengan anak usia remaja. Sementara itu, tugas perkembangan keluarga dalam Duvall Miller (1985) dibagi menjadi beberapa kategori yakni: tugas perkembangan secara umum, tugas perkembangan terkait perannya sebagai orang tua, suami-istri, pengelola rumah tangga dan individu dewasa. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia remaja secara umum meliputi: 1) Menyediakan fasilitas untuk individu yang berbeda dan kebutuhan anggota keluarga; 2) Bertanggung jawab terhadap sistem keuangan keluarga; 3) Menetapkan pembagian tanggung jawab dalam keluarga; 4) Membangun
7 13 kembali hubungan pernikahan yang saling memuaskan; 5) Mempererat jarak komunikasi dalam keluarga; 6) memperbaiki hubungan dengan saudara, teman dan kerabat; 7) Memperluas cakrawala dari remaja dan orang tua; 8) Merumuskan filsafat hidup yang bisa diterapkan dalam keluarga (Duvall & Miller 1985). Sementara itu, Gunarsa dan Gunarsa (2008) menjelaskan bahwa orangtua memiliki peran penting untuk mempersiapkan anak memasuki usia remaja dalam hal : 1. Pertumbuhan fisik anak Memberikan perlakuan pengasuhan yang baik,lingkungan sehat, pengetahuan praktis mengenai kadar gizi, pengetahuan kebutuhan dasar dan minimal (istirahat,bermain, belajar,) sesuai kebutuhan pribadi patokan umum dan masa perkembangan anak serta memberikan aturan sesuai dengan kondisi anak. 2. Perkembangan sosial anak Orangtua harus mengerti bahwa pergaulan sebagai kebutuhan, tak terkecuali bagi remaja. Bergaul dengan teman sebaya yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kepribadian anak. Oleh karena itu orang tua perlu memperhatikan siapa atau dengan kelompok mana anak boleh, dianjurkan atau menghindari. 3. Perkembangan mental Memperbaiki proses komunikasi verbal orang tua dengan anak, berbicara sambil membimbing, penyediaan sarana dan fasilitas sesuai kebutuhan anak. 4. Perkembangan spiritual Membimbing dan mengarahkan sikap dan perilaku anak sesuai dengan ajaran agama, mengikutsertakan dalam kegiatan keagamaan serta menciptakan suasana keluarga yang harmonis. Kemudian, memberikan pengertian nilai dan norma hukum seperti pelanggaran, tata tertib, penyesuaian diri 5. Mengembangkan minat dan bakat anak Memberi kesempatan untuk berkembang, kerjasama orang tua - keluarga besarsekolah dengan mendorong anak memiliki kegiatan lain yang produktif selain belajar. Ali dan Asrori (2010) berpendapat bahwa amat penting bagi remaja diberikan bimbingan agar keingintahuan yang tinggi dapat terarah kepada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif dan produktif.
8 KERANGKA BERPIKIR Keluarga sebagai suatu sistem, memiliki tugas yang kontinyu dalam setiap tahapan siklus kehidupannya. Dimulai dari keluarga pengantin baru sampai dengan keluarga-orang tua usia lanjut, masing-masing memiliki tugas perkembangan yang spesifik. Untuk dapat siap dan sukses menjalankan tugas perkembangan selanjutnya, maka keluarga perlu memenuhi tugas perkembangan saat ini. Keluarga dengan anak usia remaja sebagai tahapan penuh ancaman memerlukan kemampuan adaptasi yang baik terhadap perubahan drastis dalam keluarga terutama dimulainya otonomi dan kebebasan diri remaja. Hal ini sering kali menimbulkan konflik yang tidak dapat dihindari bagi keluarga yang memasuki tahap ini. Karakteristik diri remaja serta karakteristik sosial ekonomi keluarga menjadi input bagi keluarga dan individu remaja untuk dapat memenuhi tugas perkembangannya. Seperti hasil penelitian sebelumnya mengenai karakteristik sosial ekonomi; ditemukan dalam penelitian Simons (1994) bahwa tekanan ekonomi dan kekerasan pengasuhan berpengaruh signifikan positif terhadap perilaku antisosial remaja. Sedangkan pengaruh tekanan ekonomi dan kekerasan pengasuhan memberikan efek signifikan negatif terhadap kesejahteraan psikologis anak. Schoon dkk (2002) dalam Santrock (2007) menemukan resiko yang lebih besar bagi perkembangan terjadi dengan kesulitan sosial ekonomi yang berkelanjutan dan berakumulasi disepanjang masa kanakkanak dan remaja. Hal ini menunjukkan faktor sosial ekonomi keluarga menjadi penting diidentifikasi untuk dianalisis terhadap output pencapaian tugas perkembangan remaja. Karakteristik usia, jenis kelamin perlu diamati untuk melihat perbedaan tingkat pencapaian tugas perkembangan remaja. Sementara prestasi, dijadikan acuan bahwa remaja mengetahui identitas diri dan memiliki motivasi untuk mencapainya. Menurut Erikson dalam Santrock (2003) remaja yang memiliki perkembangan normal mencari identitas dirinya dengan mencoba berbagai peran dalam masyarakat, termasuk mengembangkan minat dan bakatnya. Diharapkan bahwa remaja yang berprestasi, mengetahui dan mengembangkan minat-bakatnya akan memiliki tingkat pencapaian tugas perkembangan yang lebih baik. Oleh karena itu karakteristik diri remaja perlu diidentifikasi agar dapat menganalisis hubungannya dengan output yang dihasilkan.
9 16 Duvall dan Miller (1985) mengklasifikasikan tugas perkembangan keluarga menjadi tugas perkembangan umum, tugas perkembangan keluarga terkait peran ayah ibu,,peran pengelola rumah tangga, peran suami-istri dan individu dewasa. Dalam pembagian peran tersebut, orang tua dalam keluarga memiliki berbagai tugas yang harus dipenuhi untuk dapat menjadi orang tua yang demokratis serta penuh kasih sayang, membagi tugas rumah tangga secara adil dan memiliki hubungan suami-istri yang harmonis. Ketika semua tugas perkembangan dapat dipenuhi maka peluang memperoleh output yang berkualitas pun akan semakin besar, dalam hal ini tercapaianya tugas perkembangan remaja. Tugas perkembangan remaja menurut Duvall terdiri dari beberapa indikator menyangkut penerimaan perubahan biologis pencapaian kepuasan dan penerimaan peran sosial, hubungan yang matang dengan sebaya, kemandirian emosi, persiapan kemandirian ekonomi, pengembangan kemampuan intelektual dan kepedulian sosial serta pengembangan filosofi hidup. Terpenuhinya tugas perkembangan keluarga diasumsikan memberikan pengaruh terhadap tingkat pencapaian tugas perkembangan remaja. Kemudian menjadi bekal bagi kesuksesan pencapaian tugas perkembangan keluarga pada tahapan siklus hidup selanjutnya. Gambar 1 menjelaskan kerangka berpikir meliputi input, proses dan output penelitian.
10 17
golongan ekonomi menengah. Pendapatan keluarga rata-rata berada pada kisaran lima jutaan rupiah perbulan dengan sebagian besar ayah bekerja sebagai
PEMBAHASAN Penelitian ini didasarkan pada pentingnya bagi remaja mempersiapkan diri untuk memasuki masa dewasa sehingga dapat mengelola tanggung jawab pekerjaan dan mampu mengembangkan potensi diri dengan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tersebut mempelajari keadaan sekelilingnya. Perubahan fisik, kognitif dan peranan
BAB II LANDASAN TEORI A. KEMANDIRIAN REMAJA 1. Definisi Kemandirian Remaja Kemandirian remaja adalah usaha remaja untuk dapat menjelaskan dan melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya sendiri setelah
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah
7 TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah Duvall (1971) menyatakan bahwa kesiapan menikah adalah laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan masa remajanya dan siap secara fisik, emosi, finansial, tujuan,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Keluarga Nilai Anak
7 TINJAUAN PUSTAKA Keluarga Keluarga merupakan tempat pertama dan utama dimana seorang anak dididik dan dibesarkan. Berdasarkan Undang-undang nomor 52 tahun 2009, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
Lebih terperinciMenurut Knox (1985) terdapat tiga faktor yang menentukan kesiapan menikah, yaitu usia menikah, pendidikan, dan rencana karir. Pada dasarnya usia
57 PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapan menikah dan pelaksanaan tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah. Penelitian ini dilakukan pada keluarga yang memiliki anak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:
BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja Menurut Havighurst (dalam Syaodih. 2009.: 161) mengatakan bahwa: Definisi tugas perkembangan adalah suatu tugas yang
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Awal dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Masa Dewasa
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciPERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN oleh: Dr. Lismadiana,M.Pd Pertumbuhan : Perubahan fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berjalan normal pada anak yang sehat dalam perjalanan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang, yaitu suatu periode yang berada dalam dua situasi antara kegoncangan, penderitaan, asmara dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Remaja 2.1.1 Definisi Remaja Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Peran Orang Tua 2.1.1. Definisi Peran Orang Tua Qiami (2003) menjelaskan bahwa orangtua adalah unsur pokok dalam pendidikan dan memainkan peran penting dan terbesar dalam
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Seksual Pranikah 1. Pengertian Perilaku Seksual Pranikah Menurut Sarwono (2005) perilaku seksual pranikah adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pernikahan adalah salah satu proses penting dalam kehidupan sosial manusia. Pernikahan merupakan kunci bagi individu untuk memasuki dunia keluarga, yang di dalamnya terdapat
Lebih terperinciHASIL. Karakteristik Remaja
HASIL Karakteristik Remaja Jenis Kelamin dan Usia. Menurut Monks, Knoers dan Haditono (1992) kelompok usia remaja di bagi ke dalam empat kategori, yakni usia pra remaja (10-12 tahun), remaja awal (12-15
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS
BAB II LANDASAN TEORITIS A. KEMATANGAN KARIR 1. Pengertian Kematangan Karir Crites (dalam Salami, 2008) menyatakan bahwa kematangan karir sebagai sejauh mana individu dapat menguasai tugas-tugas perkembangan
Lebih terperinciPENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN
PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciPENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyar
TUGAS TUGAS PERKEMBANGAN (Developmental Task) PENGERTIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN adalah tugas - tugas yang harus dilakukan oleh seseorang dalam masa-masa tertentu sesuai dengan norma-norma masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT menciptakan manusia yaitu laki-laki dan perempuan secara berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk setiap masing-masing
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Kualitas suatu bangsa tercermin tidak hanya dari kepemilikan sumber daya alam yang melimpah, tetapi perlu didukung pula oleh sumber daya manusia yang baik. Penentu kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Diet 1. Pengertian Perilaku Diet Perilaku diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangai berat badan (Kim & Lennon, 2006). Demikian pula Hawks (2008) mengemukakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. A. Kepuasan Pernikahan. 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan
13 BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan Pernikahan 1. Pengertian Kepuasan Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang hampir tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Namun kalau ditanyakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan
6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun sebuah hubungan senantiasa menjadi kebutuhan bagi individu untuk mencapai kebahagiaan. Meskipun terkadang hubungan menjadi semakin kompleks saat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita yang bernama Mimi, usia 21 tahun, sudah menikah selama 2 tahun dan memiliki 1 orang anak, mengenai
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan mereka terhadap
BAB II LANDASAN TEORI II. A. Harga Diri II. A. 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara rendah atau tinggi. Penilaian tersebut terlihat dari penghargaan
Lebih terperinciKesiapan menikah hasil identifikasi dari jawaban contoh mampu mengidentifikasi tujuh dari delapan faktor kesiapan menikah, yaitu kesiapan emosi,
61 PEMBAHASAN Hampir seluruh dewasa muda dalam penelitian ini belum siap untuk menikah, alasannya adalah karena usia yang dirasa masih terlalu muda. Padahal ketentuan dalam UU No.1 tahun 1974, seharusnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI II. A. DUKUNGAN SOSIAL II. A. 1. Definisi Dukungan Sosial Menurut Orford (1992), dukungan sosial adalah kenyamanan, perhatian, dan penghargaan yang diandalkan pada saat individu mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan sering menilai seseorang berdasarkan pakaian, cara bicara, cara berjalan, dan bentuk tubuh. Lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riesa Rismawati Siddik, 2014 Kontribusi pola asuh orangtua terhadap pembentukan konsep diri remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah usia seseorang yang sedang dalam masa transisi yang sudah tidak lagi menjadi anak-anak, dan tidak bisa juga dinilai dewasa, saat usia remaja ini anak ingin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam sepanjang hidupnya individu mempunyai tugas perkembangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sepanjang hidupnya individu mempunyai tugas perkembangan yang berbeda pada masing-masing tahapannya, pada masa dewasa merupakan masa yang paling lama dialami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan remaja sering menimbulkan berbagai tantangan bagi para orang dewasa. Banyak hal yang timbul pada masa remaja,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan sosial yang semakin kompleks menuntut keluarga untuk dapat beradaptasi secara cepat (Sunarti 2007). Duvall (1971) menjelaskan bahwa perubahan ini berdampak pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan jarak jauh (long distance relationship) Pengertian hubungan jarak jauh atau sering disebut dengan long distance relationship adalah dimana pasangan dipisahkan oleh jarak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Peranan bimbingan dan konseling dalam dunia pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa
Lebih terperinciSahabat. Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata;
Assalamu alaikum Wr. Wb Orang bijak berkata; Barang siapa yang tidak mau merasakan sakitnya belajar, maka dia tidak akan merasakan nikmatnya ilmu. Sahabat Waktu hanya memberikan kita kesempatan satu kali,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara
BAB II LANDASAN TEORI A. Harga Diri 1. Definisi harga diri Harga diri merupakan evaluasi individu terhadap dirinya sendiri baik secara positif atau negatif (Santrock, 1998). Hal senada diungkapkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara berpikir remaja mengarah pada tercapainya integrasi dalam hubungan sosial (Piaget dalam Hurlock, 1980).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Identitas Ego 2.1.1 Definisi Identitas Ego Untuk dapat memenuhi semua tugas perkembangan remaja harus dapat mencapai kejelasan identitas (sense of identity) yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pola asuh merupakan interaksi yang diberikan oleh orang tua dalam berinteraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Individu yang memasuki sekolah menengah pertama pada umumnya berada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu yang memasuki sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada rentang usia remaja, yaitu berkisar antara 12-15 tahun (Lytha, 2009:16). Hurlock (1980:10) mengemukakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Perubahan pada masa remaja mencakup perubahan fisik, kognitif, dan sosial. Perubahan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Pada umumnya remaja didefiniskan sebagai masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam siklus kehidupan manusia. Setiap orang berkeinginan untuk membangun sebuah rumah tangga yang bahagia bersama orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Bekerja. Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Bekerja 1. Pengertian Motivasi Kata motivasi ( motivation) berasal dari bahasa latin movere, kata dasar adalah motif ( motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenal awal kehidupannya. Tidak hanya diawal saja atau sejak lahir, tetapi keluarga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang terlahir pada umumnya dapat mengenal lingkungan atau orang lain dari adanya kehadiran keluarga khususnya orangtua yg menjadi media utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam menunjukkan bahwa permasalahan prestasi tersebut disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan terbesar yang dihadapi siswa adalah masalah yang berkaitan dengan prestasi, baik akademis maupun non akademis. Hasil diskusi kelompok terarah yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja
BAB II TINJAUAN TEORI Bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang digunakan didalam penelitian ini, akan dijelaskan mengenai parasosial, dan penjelasan mengenai remaja 2.1. Parasosial 2.2.1. Pengertian
Lebih terperinciHASIL. Tabel 20 Sebaran nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar deviasi karakteristik keluarga Rata-rata ± Standar Deviasi
43 HASIL Karakteristik Keluarga Tabel 20 menunjukkan data deskriptif karakteristik keluarga. Secara umum, usia suami dan usia istri saat ini berada pada kategori dewasa muda (usia diatas 25 tahun) dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Dalam perkembangan kepribadian seseorang
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Remaja
TINJAUAN PUSTAKA Remaja Remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescent yang mempunyai arti tumbuh menjadi dewasa. Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Lebih terperinciKONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR
KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI
Lebih terperincicxü~xåutçztç exåt}t Setiawati PPB FIP UPI
cxü~xåutçztç exåt}t Oleh : Setiawati PPB FIP UPI Tugas Perkembangan Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemudian dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Salah satu tahapan individu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan hidup manusia dialami dalam berbagai tahapan, yang dimulai dari masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Dalam setiap tahapan perkembangan terdapat
Lebih terperinciPSIKOLOGI REMAJA. Sumber buku : Psikologi Remaja karangan Prof. Dr. Sarlito WS. Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi
PSIKOLOGI REMAJA Sumber buku : Psikologi Remaja karangan Prof. Dr. Sarlito WS Oleh : Saktiyono B. Purwoko, S.Psi Masa yang paling indah adalah masa remaja. Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan,
BAB II LANDASAN TEORI II.A. Keharmonisan Keluarga II.A.1. Definisi Keharmonisan Keluarga Menurut Gunarsa (2000) keluarga harmonis adalah bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Remaja. Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Remaja 1. Definisi Remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari bahasa Latin adolescere yang berarti tumbuh menjadi dewasa atau dalam perkembangan menjadi dewasa (Desmita,
Lebih terperinciSetelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta
Setelah akhir dari perkuliahan ini, mahasiswa mampu mengembangkan lingkungan pendidikan yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi peserta didik atas dasar pemahaman yang baik dan benar terhadap
Lebih terperinciDalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya. agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup secara
BABI PENDAHULUAN BABI PENDAHULUAN 1.1. LA TAR BELAKANG MASALAH Dalam keluarga, semua orangtua berusaha untuk mendidik anak-anaknya agar dapat menjadi individu yang baik, bertanggungjawab, dan dapat hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Casmini (2004) istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah (2008), remaja adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu utama bagi individu yang ada pada masa perkembangan dewasa awal. Menurut Erikson,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan yang bermutu adalah yang mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan psikologis dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 1). Menurut hukum adat, atau merupakan salah satu cara untuk menjalankan upacara-upacara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai seorang suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumahtangga) yang bahagia
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran identitas diri pada remaja yang menikah dini. Bab ini adalah penutup dari seluruh naskah penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus remaja seakan-akan merasa terjepit antara norma-norma yang baru dimana secara sosiologis, remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Marheni (dalam Soetjiningsih, 2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya kematangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui tahap intimacy vs isolation. Pada tahap ini, individu berusaha untuk
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat seseorang memasuki usia dewasa awal, ia mengalami perubahan dalam hidupnya. Pada usia ini merupakan transisi terpenting dalam hidup manusia, dimana remaja mulai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup didunia memiliki keinginan untuk saling berinteraksi. Interaksi social yang biasa disebut dengan proses sosial merupakan syarat utama terjadinya
Lebih terperinciBAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial anak telah dimulai sejak bayi, kemudian pada masa kanak-kanak dan selanjutnya pada masa remaja. Hubungan sosial anak pertamatama masih sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mengalami berbagai proses perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa kanak-kanak,
Lebih terperinciDisusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog
PELATIHAN PSIKOLOGI DAN KONSELING BAGI DOSEN PEMBIMBING AKADEMIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA Disusun oleh Ari Pratiwi, M.Psi., Psikolog & Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., Psikolog MAHASISWA Remaja Akhir 11 20 tahun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti melewati tahap-tahap perkembangan yaitu masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa dewasa. Namun ada suatu masa dimana individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana dua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pacaran merupakan sebuah konsep "membina" hubungan dengan orang lain dengan saling mengasihi, saling mengenal, dan juga merupakan sebuah aktifitas sosial dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Mahasiswa masuk pada tahapan perkembangan remaja akhir karena berada pada usia 17-21 yaitu dimana remaja tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan mental,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mengenal masyarakat di sekitarnya. Remaja mulai memahami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan suatu periode transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, dimulai pada saat terjadinya kematangan seksual. Remaja tidak mempunyai tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah;
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perkawinan Menurut Ensiklopedia indonesia, perkataan perkawinan adalah nikah; sedangkan menurut Purwadarminta (1979), kawin adalah perjodohan laki-laki dan perempuan
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah tahap yang penting bagi hampir semua orang yang memasuki masa dewasa awal. Individu yang memasuki masa dewasa awal memfokuskan relasi interpersonal
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pernikahan merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sepanjang sejarah kehidupan manusia, pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi dalam kehidupan setiap individu. Hal tersebut menjadi suatu kabar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Dewasa Muda. Tabel 1 Pendapat ahli mengenai tahapan masa dewasa dan usianya
7 Tahap perkembangan dewasa muda TINJAUAN PUSTAKA Dewasa Muda Penentuan usia dewasa muda menurut pendapat beberapa ahli disajikan pada Tabel 1. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai usia dewasa muda,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagi remaja itu sendiri maupun bagi orang-orang yang berada di sekitarnya.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang menarik untuk dikaji, karena pada masa remaja terjadi banyak perubahan yang dapat mempengaruhi kehidupan, baik bagi remaja itu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan. Sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya serta mencari pasangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut Papalia et, al (2008) adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal dari keluarga, sifat, kebiasaan dan budaya yang berbeda. Pernikahan juga memerlukan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Moral 1. Pengertian Perilaku Moral Moral berasal dari kata mores (bahasa latin) yang berarti tata cara dalam kehidupan, adat istidat atau kebiasaan (Gunarsa, 2003). Tidak
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
19 METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Disain penelitian adalah cross sectional study, yakni data dikumpulkan pada satu waktu (Singarimbun & Effendi 1995. Penelitian berlokasi di Kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan lingkungannya agar mampu bertahan dalam berbagai aspek kehidupan. Individu dituntut mampu menjadi manusia
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Kognitif
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Kognitif Kognitif adalah kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan (Fatimah 2006). Apabila diperlukan, pengetahuan yang dimiliki dapat dipergunakan. Banyak
Lebih terperinci