GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)
|
|
- Sucianty Siska Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan domestik saja). Belum ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) dikarenakan promosi yang dilakukan pengelola wisata belum sampai kepada tahap promosi ke negara-negara tetangga. Wisatawan yang berkunjung ke hutan wisata ini cenderung ramai jika pada hari minggu atau libur-libur nasional, sedangkan pada hari senin sampai sabtu (hari biasa) objek wisata ini sepi pengunjung. Pengunjung hari biasa, biasanya didominasi oleh remaja (anak SMA atau SMP) dan rombongan dari TK atau SD yang ada di dalam atau di luar Kota Palembang saja. Berbeda pada saat hari minggu atau libur nasional, pengunjung biasanya didominasi oleh rombongan keluarga (orang tua dan anak). Jumlah responden yang dipilih untuk pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sebanyak 46 orang, terdiri atas 72% responden perempuan dan 28 % responden laki-laki Karakteristik Sosial Ekonomi Pengunjung (Wisatawan) Karakteristik sosial ekonomi pengunjung dilihat dari umur, pendidikan terakhir, jenis pekerjaan, pendapatan per bulan, dan jumlah tanggungan. Karakteristik lain misalnya asal daerah, cara kedatangan, jenis kendaraan yang digunakan, jumlah rombongan, serta kegiatan yang biasa dilakukan pada saat berwisata. Berdasarkan karakteristik di atas, pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki karakteristik sosial ekonomi sebagai berikut: 36
2 Umur Kemampuan fisik dan produktifitas seorang responden untuk melakukan kunjungan wisata ditentukan oleh umur responden. Selain hal itu, umur juga menjadi tolak ukur dari pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk berwisata. Umur juga akan mempengaruhi tipe kunjungan wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Sebaran umur responden yang ditampilkan dalam penelitian ini adalah sebaran kelompok umur responden yang melakukan kunjungan pada hari biasa (seninsabtu) dan hari minggu/libur (Gambar 3) Tahun Tahun Tahun 24% 33% 43% Gambar 3. Diagram Kelompok Umur Pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Gambar 3 di atas memperlihatkan bahwa sebanyak 43% pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang berusia tahun. Hal ini terjadi karena pengunjung objek wisata alam ini selalu didominasi oleh anak-anak SMA dan SMP, baik pada hari biasa maupun hari-hari libur. Sementara itu, sebanyak 33% pengunjung lainnya berusia tahun dan sisanya sebesar 24% berusia tahun. 37
3 Asal Daerah Asal daerah pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang berasal dari dalam maupun luar Kota Palembang. Pengunjung yang berasal dari luar Kota Palembang berasal dari kabupaten-kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan dan Kota Jambi. Gambar 4 menjelaskan asal daerah pengunjung, baik pengunjung hari biasa maupun pengunjung hari minggu/libur. Kota Palembang Luar Kota Palembang 15% 85% Gambar 4. Diagram Asal Daerah Pengunjung Dari gambar di atas menunjukkan bahwa hampir semua responden berasal dari dalam Kota Palembang, yaitu sebesar 85% responden dan 15% sisanya berasal dari luar Kota Palembang. Jika diperhatikan, pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang masih didominasi oleh pengunjung yang menetap di dalam Kota Palembang, maka dari itu promosi wisata Hutan Wisata Punti Kayu Palembang harus terus ditingkatkan agar dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang berasal dari luar Kota Palembang, bahkan hingga merambah sampai pada kawasan Sumbagsel (Sumatera Bagian Selatan). 38
4 Pekerjaan Pengunjung Jenis pekerjaan pengunjung, baik pengunjung hari biasa maupun minggu/ libur dibagi atas 5 kelompok pekerjaan yang terdiri atas: Pegawai Negeri Sipil (PNS), pelajar/ mahasiswa, petani, karyawan swasta, dan ibu rumah tangga (Gambar 5). PNS Pelajar/Mahasiswa Tani 2% 17% Karyawan Swasta Ibu Rumah Tangga 22% 7% 52% Gambar 5. Diagram Jenis Pekerjaan Pengunjung Dari diagram pada Gambar 5 terlihat bahwa responden yang berkunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang didominasi oleh kelompok pelajar/mahasiswa sebesar 52%, diikuti oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebesar 22%, ibu rumah tangga sebesar 17%, karyawan swasta sebesar 7%, dan petani sebesar 2%. Pelajar/mahasiswa mendominasi jenis pekerjaan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang karena sebagian besar usia pengunjungnya didominasi oleh kalangan remaja (SMA dan SMP) Pendapatan Dalam hal ini, pendapatan per bulan suatu keluarga merupakan suatu pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja suami dan istri atau salah satu dari 39
5 keduanya. Apabila terdapat responden dari pelajar/mahasiswa dan ibu rumah tangga, maka dalam hal ini pendapatannya dapat diukur dengan cara menghitung pengeluaran mereka sehari-hari dalam membelanjakan uangnya (uang saku, biasanya bagi pelajar/mahasiswa). Pada penelitian ini, peneliti membagi empat kelompok pendapatan. Sebaran kelompok pendapatan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dapat dilihat pada Gambar rb 1.0jt (dagang sebagai pekerjaan lain) 1.1jt 1.9jt 2.0jt 3.0jt 3.1jt 5.0jt 4% 24% 59% 13% Gambar 6. Diagram Sebaran Pendapatan Perbulan Pengunjung Diagram sebaran pendapatan perbulan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang terlihat seperti pada gambar di atas. Dari gambar tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebaran pendapatan perbulan pengunjung didominasi oleh kelompok pendapatan Rp Rp ,- per bulannya. Gambar 6 menunjukkan bahwa proporsi yang dominan adalah kelompok pendapatan pengunjung Rp Rp ,- per bulannya, dengan besaran proporsi sebesar 59%. Hal ini dikarenakan pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang didominasi oleh kelompok remaja, terutama pasangan mahasiswa dan anak-anak SMA. Kelompok pendapatan pengunjung selanjutnya yang 40
6 mendominasi kunjungan hari biasa adalah pengunjung dengan kelompok pendapatan Rp Rp ,- per bulannya sebesar 24%, lalu pengunjung yang memiliki mendapatan sebesar Rp Rp ,- per bulannya sebesar 13%, dan terakhir pengunjung yang memiliki pendapatan sebesar Rp Rp ,- per bulannya memiliki proporsi sebesar 4% Jumlah Tanggungan Jumlah tanggungan di dalam berwisata memiliki pengaruh terhadap seberapa besar jumlah biaya yang dikeluarkan dalam melakukan kegiatan wisata, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi besarnya jumlah kunjungan yang akan dilakukan. Pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki dua tipe pengunjung yang didasari oleh hari kunjungannya. Pengunjung hari biasa didominasi oleh kelompok pengunjung pasangan muda-mudi dan pelajar SMA/mahasiswa yang tidak memiliki tanggungan karena rata-rata dari mereka belum ada yang menikah, sedangkan pengunjung hari minggu/libur didominasi oleh kelompok keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anak-anaknya (Gambar 7). Tidak Ada 1 5 orang 39% 61% Gambar 7. Diagram Jumlah Tanggungan Pengunjung 41
7 Pada diagram di atas terlihat bahwa sebesar 61% pengunjung tidak memiliki tanggungan dan sisanya sebesar 39% yang memiliki tanggungan. Pengunjung yang memiliki tanggungan, rata-rata memiliki 3-4 orang anak dan 1 orang istri Pendidikan Formal Terakhir yang Ditempuh Pendidikan formal terakhir yang ditempuh pengunjung mempengaruhi jenis pekerjaan yang mereka lakoni seperti yang telah dibahas di atas. Dari informasi di atas, didapatkan bahwa baik pengunjung hari biasa maupun hari minggu/libur didominasi oleh pengunjung yang berprofesi sebagai pelajar. Hal ini dapat menunjukkan bahwa pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, baik pada hari biasa maupun pada hari minggu/libur memiliki pendidikan formal terakhir sebagai siswa SMP, SMA, atau lulusan Perguruan Tinggi (PT). Dalam penelitian ini, peneliti membagi tingkat pendidikan formal terakhir dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok lulusan SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi (PT). Data tergambar pada Gambar 8 di bawah ini. SD SMP SMA PT 28% 31% 2% 39% Gambar 8. Diagram Pendidikan Formal Terakhir Pengunjung 42
8 Dari Gambar 8 terbukti bahwa proporsi dominan pendidikan formal terakhir yang ditempuh oleh pengunjung didominasi oleh pengunjung lulusan SMP dan SMA sebesar 39% dan 31%. Adapun pengunjung lulusan perguruan tinggi (PT) sebesar 28% dan lulusan SD sebesar 2%. Hal yang demikian terjadi karena mayoritas pengunjung didominasi oleh pasangan muda-mudi dan siswasiswi SMA Jenis Kendaraan yang Digunakan Pengunjung Berbagai macam cara yang digunakan pengunjung untuk berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini. Mereka pada umumnya datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang menggunakan kendaraan, seperti mobil dan motor pribadi, serta kendaraan umum. Berikut gambar mengenai jenis kendaraan yang digunakan pengunjung pada saat berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Mobil Pribadi Motor Pribadi Kendaraan Umum 32% 46% 22% Gambar 9. Diagram Jenis Kendaraan yang Digunakan Pengunjung Gambar 9 menunjukkan sebanyak 46% pengunjung mengendarai mobil pribadi dalam berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Sebanyak 32% 43
9 nya berkunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dengan menggunakan kendaraan umum dan sisanya sebanyak 22% pengunjung berkunjung dengan mengendarai motor pribadi. Pengunjung dengan mengendarai mobil pribadi mendominasi jenis kendaraan yang digunakan pada saat berwisata karena pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini didominasi oleh siswa-siswi SMA serta mahasiswa (seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya juga), dimana pada saat itu para pelajar tersebut datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang bersama keluarga mereka atau bahkan mereka memang membawa mobil pribadinya pada saat bersekolah Cara Kedatangan Pengunjung Berdasarkan sebaran cara kedatangan pengunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, responden berkunjung ke objek wisata alam ini dengan cara berkelompok, dengan keluarga (dengan keluarga besar ataupun dengan cara berpasangan), ataupun secara sendirian. Berikut gambar mengenai cara kedatangan pengunjung ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang (Gambar 10). Sendiri Kelompok Keluarga 2% 50% 48% Gambar 10. Diagram Cara Kedatangan Pengunjung 44
10 Dari diagram di atas dapat terlihat bahwa sebanyak 50% pengunjung berkunjung ke lokasi ini bersama keluarga mereka. Sebanyak 48% pengunjung lainnya, datang ke lokasi ini dengan cara berkelompok. Sisanya sebesar 2% berwisata ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dengan seorang diri. Keluarga yang berwisata merupakan keluarga yang terdiri dari ibu, ayah, dan anaknya, sedangkan pengunjung yang datang secara berkelompok isinya berupa para pelajar SMA atau SMP yang sedang melakukan foto kelas dan juga mereka yang sedang melakukan kegiatan ekstrakulikuler, seperti pramuka Jumlah Rombongan yang Dibawa Dari pengamatan lapang dan wawancara yang dilakukan, jumlah rombongan yang dibawa oleh pengunjung yang datang secara berkelompok dapat terlihat pada Gambar 11 di bawah ini. 3 5orang 6 10orang >10 0rang 17% 26% 57% Gambar 11. Diagram Jumlah Rombongan Pengunjung Pada Gambar 11 dapat terlihat bahwa sebesar 57% pengunjung yang datang secara berkelompok membawa rombongannya sebanyak 3-5 orang. Sebanyak 26% membawa rombongan sebanyak 6-10 orang dan sebanyak 17% lainnya membawa rombongan lebih dari 10 orang. 45
11 Motivasi Kunjungan Motivasi kunjungan yang dimaksud adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh pengunjung selama berada di lokasi wisata tersebut. Motivasi kunjungan memiliki motivasi yang berbeda-beda pada setiap pengunjungnya. Hal tersebut disebabkan karena adanya fasilitas dan potensi wisata yang memiliki bermacam jenis, yang telah disediakan oleh pengelola wisata di lokasi wisatanya masingmasing. Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki suatu daya tarik kunjungan wisatawan yaitu dari suatu arena satwa-satwa langka dan arena anaknya. Arena outbound yang telah disediakan oleh pengelola belum mampu memberikan kontribusinya untuk meningkatkan jumlah pengunjung di wisata alam ini. Dari pengamatan lapang dan wawancara dengan pengunjung, mereka sangat mengharapkan adanya perbaikan-perbaikan dan penambahan arena wisata. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemasukan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, tetapi perbaikan dan penambahan tersebut tidak merusak keadaan alam yang ada. Hal ini dikarenakan menurut persepsi pengunjung, alam yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sudah baik keberadaannya dan mampu memberikan kesejukkan bagi para pengunjungnya. Motivasi kunjungan yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki proporsi yang berbeda-beda diantara para pengunjungnya. Keterangan lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 12 berikut. 46
12 Satwa Langka Outbond Berenang Camping Arena Anak & Hanya Bersantai 44% 24% 24% 4% 4% Gambar 12. Diagram Motivasi Kunjungan Pengunjung Gambar 12 menunjukkan bahwa pengunjung dominan melakukan kegiatan di arena anak dan hanya bersantai-santai di gazebo, sambil berfoto-foto menikmati sejuknya 44%. Kegiatan lain yang didominasi oleh pengunjung adalah arena satwa-satwa langka dan kegiatan camping, yaitu masing-masing sebesar 24%. Proporsi lainnya sebesar 4% dilakukan pengunjung dengan outbound dan berenang Persepsi Pengunjung Persepsi pengunjung adalah suatu pandangan atau pendapat dari responden-responden mengenai lokasi dan fasilitas, serta kondisi lingkungan yang ada pada suatu objek wisata. Persepsi dari pengunjung tersebut perlu ditelaah lebih lanjut agar daya saing objek wisata ini dengan objek wisata lain dapat ditingkatkan, terutama dari segi kualitas objek wisatanya. 47
13 Persepsi Pengunjung terhadap Lokasi dan Fasilitas di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Kondisi alam yang indah dan menarik, serta memiliki potensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut dikemudian harinya adalah suatu daya tarik wisata yang dimiliki oleh Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Selain itu pula, hutan wisata ini memiliki berbagai fasilitas yang mendukungnya sebagai tempat wisata. Berdasarkan pengamatan di lapangan dan wawancara dengan pengunjung, fasilitas yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini sudah memadai dan cukup baik kondisinya (Tabel 4). Namun di dalam pelaksanaannya, fasilitasfasilitas yang ada itu harus tetap diperbaiki apabila ada yang mengalami kerusakan karena umur teknisnya sudah tidak layak pakai lagi dan perlu adanya pembaharuan juga, guna dapat meningkatkan kepuasan pengunjung yang berwisata ke objek wisata ini. Sebagian besar responden yang diwawancarai pada saat penelitian, memberikan penilaian sedang terhadap kondisi sarana dan prasarana yang ada, tempat sampah, dan warung makan. Mereka memberikan kesan yang positif terhadap kondisi saung yang ada karena sebagian besar dari mereka memberikan penilaian yang baik terhadap kondisi saung tersebut. Hal ini berbeda ketika responden dimintai penilaian terhadap kondisi toilet yang ada. Menurut responden, kondisi toilet yang ada masih sangat kurang keberadaannya dan tidak selalu ada di setiap blok arena wisata. Mereka juga menyarankan agar menambah jumlah toilet serta pengelola harus dapat mengoperasikan air pada toilet-toilet tersebut di waktu ramai kunjungan. Di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang tidak tersedia kios-kios cinderamata. Hal ini dikarenakan kios-kios tersebut telah disiapkan lokasi khusus 48
14 oleh pemerintah Kota Palembang. Adapun kondisi penyewaan alat, misalnya ban atau pakaian renang di lokasi wisata ini, sebagian besar responden memberikan tanggapan tidak terlalu mengetahui tentang kondisi tersebut karena sebagian besar diantara mereka tidak pernah menggunakan atau menyewa alat di objek wisata ini. Pengunjung Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memberikan penilaian yang baik terhadap panorama alam, aksestabilitas menuju lokasi ini, dan pengelola wisatanya. Kondisi keamanan dan sikap masyarakat sekitar dinilai sebagian besar pengunjung dalam kategori sedang. Kebersihan lokasi wisata dinilai pengunjung belum baik. Ini diakibatkan karena kurangnya sumberdaya terhadap petugas kebersihan yang membersihkan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini. Hal lain yang membuat Hutan Wisata Punti Kayu Palembang terindikasi belum bersih karena ulah para kera liar yang sering mengacak-acak sisa makanan yang ada di tempat sampah, lalu meletakkannya di sembarang tempat. 49
15 Adapun gambaran mengenai persepsi pengunjung terhadap lokasi dan fasilitas yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ditampilkan pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Persepsi Pengunjung terhadap Lokasi dan Fasilitas di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang No Keterangan Sangat Baik Sedang Buruk Sangat Baik Buruk a.sarana dan 11 26* 8 1 Prasarana b. Toilet * 2 c.tempat 13 22* 10 1 Sampah d. Saung 17* e.warung 9 32* 5 Makan f.kios Cinderamata g.penyewaan Peralatan Panorama 3 32* 10 1 Alam Kebersihan * 3 lokasi Wisata Akses dari 2 31* 10 3 Ibukota Provinsi dan Tempat asal Keamanan * Sikap 18 23* 4 1 Masyarakat Sekitar Objek Wisata 7 Pengelola 23* 16 7 Objek Wisata Keterangan: * = kondisi lokasi dan sarana di Hutan Wisata Punti Kayu Satuan yang digunakan dalam tabel = banyaknya orang Tidak Tersedia 46* Tidak Tahu 17* 50
16 Persepsi Pengunjung terhadap Kondisi Lingkungan Dalam penelitian ini, sebagian responden menilai bahwa kondisi lingkungan dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang semakin baik kondisinya. Hal ini disebabkan karena pengunjung merasa nyaman saat berwisata ke objek wisata alam. Sebanyak 56% responden menilai kondisi lingkungan semakin baik dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Adapun responden yang menilai kondisi lingkungan tidak ada perubahan dengan adanya objek wisata alam ini sebesar 35%, sedangkan sisanya hanya 9% responden menilai kondisi lingkungan semakin rusak dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Responden yang menilai kondisi lingkungan semakin rusak dengan adanya objek wisata ini karena mereka melihat kondisi sampah yang tidak pada tempatnya dan mereka menilai hal ini semata-mata karena ulah dari pada pengunjung, padahal ada faktor lain yang menyebabkannya. Keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Gambar 13. Tetap Semakin Rusak Semakin Baik 9% 35% 56% Gambar 13. Diagram Persepsi Pengunjung terhadap Kondisi Lingkungan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang 51
17 Persepsi Pengunjung terhadap Tiket Masuk Tiket masuk yang layak diberlakukan di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dinilai para pengunjung berbeda-beda sesuai dengan tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan mereka. Harga tiket masuk yang telah ditetapkan pengelola wisata sebesar Rp 5.000,- per orang dewasa untuk setiap harinya. Sebesar 74% responden menyetujui besar tiket masuk yang telah ditetapkan tersebut karena menurut mereka tiket masuk yang besarnya Rp 5.000,- dapat dijangkau oleh semua kalangan dan golongan pengunjung. Responden lainnya tidak menyetujui besar tiket masuk yang telah diberlakukan oleh pengelola. Sebesar 11% responden menganggap bahwa tiket masuk yang pantas diberlakukan di lokasi wisata ini sebesar Rp 7.000,-. Sebanyak 7% responden lainnya menyetujui besar tiket masuk yang diberlakukan sebesar Rp 8.000,-. 4% responden menyetujui besar tiket masuk yang harus diberlakukan sebesar Rp ,- dan sisanya menyetujui bahwa besar tiket masuk yang harus ditetapkan di objek wisata alam ini sebesar Rp 9.000,- (2% responden) dan Rp ,- (2% responden). Responden-responden yang menilai besar tiket masuk yang harus diberlakukan di atas Rp 5.000,- memiliki alasan bahwa tiket masuk yang mereka bayarkan itu akan digunakan untuk perbaikan-perbaikan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang agar terlihat lebih indah dan mempunyai daya tarik tersendiri di kemudian harinya. Untuk melihat sebaran persepsi terhadap harga tiket masuk yang diberikan responden pada penelitian kali ini, terlihat pada Gambar 14 di bawah. 52
18 % 2% 7% 4% 2% 74% Gambar 14. Diagram Persepsi Pengunjung terhadap Harga Tiket Masuk di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang 6.2. Gambaran Umum Responden Tenaga Kerja Lokal Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Dalam pengelolaan wisatanya, pengelola Hutan Wisata Punti Kayu Palembang melibatkan masyarakat sekitar juga. Hal ini tidak lain bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar objek wisata tersebut untuk menggerakkan sektor perekonomian. Tenaga kerja yang diberdayakan oleh pengelola wisata 60% nya merupakan penduduk asli setempat, meskipun 50% diantara mereka baru bekerja di kawasan wisata ini selama kurun waktu 1-3 tahun. Adapun manfaat yang dapat dirasakan oleh tenaga kerja lokal dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang adalah dalam hal peningkatan lapangan pekerjaan. Pendapat ini dirasakan oleh 60% responden tenaga kerja lokal. Pendapat lain yang mereka sampaikan tentang manfaat adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, yaitu peningkatan pengetahuan. Sebesar 40% dari mereka menganggap keberadaan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini pun 53
19 dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama sangat bermanfaat bagi anak-anak untuk mengenal alam. Hampir semua pekerja menyatakan bahwa mereka telah bekerja di tempat lain, sebelum mereka bekerja di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Para pekerja ini juga merasa lebih betah dan nyaman selama mereka bekerja di objek wisata alam ini. Alasan lain yang mereka sampaikan pada saat wawancara, mereka lebih merasa santai ketika bekerja di lokasi ini daripada di tempat mereka bekerja sebelumnya. Menurut wawancara dengan pengelola wisata, tenaga kerja lokal yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang terdiri atas petugas kebersihan, penjaga loket, penjaga arena wisata, pemandu gajah, dan pemandu kuda. Tidak ada tenaga kerja lokal yang bekerja sebagai guide (pemandu wisata). Menurut data pekerja yang diperoleh dari pengelola pada tahun 2011, jumlah tenaga kerja yang bekerja di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang berjumlah 16 orang. Rincian banyaknya tenaga kerja Hutan Wisata Punti Kayu dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Total Tenaga Kerja Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Jenis Pekerjaan Jumlah Tenaga Kerja (orang) Petugas kebersihan 6 Penjaga loket 5 Penjaga arena permainan 3 Pemandu Kuda 1 Pemandu Gajah 1 Tenaga kerja di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang ini juga memiliki dua golongan pekerja. Golongan pekerja yang dimaksud adalah pekerja yang bekerja full day dan pekerja yang bekerja hanya pada hari minggu atau libur saja. Pekerja yang bekerja pada hari minggu/libur itu, seorang pemandu kuda dan 54
20 pemandu gajah. Sebanyak 14 orang pekerja lainnya bekerja dari hari seninminggu atau sering disebut sebagai pekerja fullday. Penerimaan per bulan yang diterima pekerja tersebut berkisar antara Rp Rp ,-. Penerimaan pekerja tersebut diberikan oleh pengelola berbeda-beda berdasarkan jenis pekerjaan mereka di lokasi wisata tersebut. Data penerimaan tenaga kerja Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dapat dilihat pada Tabel 6 di bawah ini. Tabel 6. Penerimaan per Bulan Tenaga Kerja Hutan Wisata Punti Kayu Jenis Pekerjaan Penerimaan per Bulan (Rp. /orang) Petugas kebersihan Penjaga loket Penjaga arena permainan Pemandu Kuda Pemandu Gajah Dari tabel sebaran penerimaan perbulan tenaga kerja di atas, maka dapat diestimasi pula besarnya pendapatan dan pengeluaran per bulan mereka. Dari hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh kisaran pendapatan para tenaga kerja tersebut sebesar Rp Rp ,- per bulannya dengan pengeluaran mereka yang berkisar antara Rp Rp ,- per bulan yang sebagian besar pengeluarannya untuk biaya konsumsi mereka Gambaran Umum Unit Usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Pengelolaan wisata berbasis masyarakat lokal memiliki pengaruh secara ekonomi bagi perekonomian masyarakat lokal setempat. Dengan adanya usaha pariwisata di sekitar masyarakat setempat akan memicu mereka untuk ikut berkontribusi dalam aktivitas wisata dan mengharapkan manfaat dari adanya 55
21 objek wisata. Masyarakat juga berharap dengan adanya objek wisata ini dapat meningkatkan lapangan pekerjaan dan pendapatan mereka. Menurut wawancara dari para pedagang, hingga saat ini belum ada peran PT Indosuma Putra Citra (pengelola Hutan Wisata Punti Kayu Palembang) dalam mengarahkan dan memberikan pembinaan terhadap para pemilik unit-unit usaha tersebut. Pada penelitian ini, sebanyak 86% unit usaha yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang merupakan penduduk asli yang sudah lebih dari 10 tahun menetap di sekitar Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Responden unit usaha yang ada di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang semuanya berjenis kelamin perempuan. Mereka membuka usaha di objek wisata ini karena mereka ingin membantu para suami mereka yang pendapatannya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Mereka bahkan telah membuka usahanya ini sejak Hutan Wisata Punti Kayu Palembang belum dikelola oleh PT Indosuma Putra Citra. Jenis usaha yang berkembang di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, diantaranya 72% responden membuka usaha warung makan, 14% membuka usaha warung minuman dan snack-snack, dan 14% nya lagi memiliki usaha jasa foto keliling. Tidak ada masyarakat yang membuka usahanya sebagai penjual souvenir atau cinderamata. Hari kerja responden unit usaha ini adalah sebanyak 86% bekerja pada hari senin-minggu, sedangkan sisanya sebesar 14% hanya bekerja pada hari minggu/libur saja. Semua pemilik usaha memiliki lama bekerja dalam satu harinya berkisar antara 7-8 jam/hari. Dari semua responden unit usaha menyatakan bahwa hari minggu atau hari-hari libur nasional merupakan hari-hari sibuk mereka bekerja, dikarenakan pada waktu tersebut jumlah pengunjung yang 56
22 berkunjung ke unit usaha mereka sangat meningkat. Walaupun jumlah pengunjung mereka meningkat pada hari minggu/libur, tetapi mereka tidak mempekerjakan tenaga kerja tambahan (tenaga kerja non-keluarga). Hal tersebut dikarenakan mereka hanya melibatkan anak-anak dan suami mereka dalam membantu menyambut para pengunjung di hari-hari tersebut. Dari hasil usaha yang sudah mereka jalani sejak tahun 1992, diperoleh penerimaan dari hasil usaha yang berkisar antara Rp hingga Rp ,- per bulan dengan total biaya yang mereka keluarkan untuk usaha mereka yang berkisar Rp hingga Rp Dari penerimaan total biaya yang berkisar pada angka tersebut, maka dapat di estimasi besarnya pendapatan bersih yang diterima unit usaha selama satu bulan adalah sebagai berikut: Tabel 7. Pendapatan Bersih Unit Usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang per Bulan Jenis Total Biaya Total Biaya Total Biaya Usaha Tetap Tidak Tetap Total Penerimaan per Bulan Total Pendapatan per Bulan 1.Warung Makanan Warung Minuman Jasa Foto Keliling Sumber: Hasil Analisis Data Primer, Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pendapatan bersih yang diterima unit usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sebesar Rp untuk warung makanan, Rp untuk warung minuman, dan Rp untuk unit usaha jasa foto keliling. Pemaparan dari Tabel 7 di atas juga 57
23 menunjukkan keberadaan unit usaha di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang telah mampu memberikan dampak ekonominya bagi para pemilik usaha tersebut, walaupun besar pendapatan yang mereka terima masih di bawah besarnya Upah Minimum Tenaga Kerja Kota Palembang (UMK), yaitu sebesar Rp per bulan²). Dari hasil pengamatan di lapangan dan wawancara terhadap persepsi para pemilik usaha di lingkungan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang tentang kondisi lingkungan dengan adanya hutan wisata, menunjukkan sebanyak 72% responden menyatakan bahwa kondisi lingkungan semakin membaik dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya panorama alam yang indah dan udara yang sejuk disekitaran Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Sebanyak 14% responden lainnya menganggap bahwa kondisi lingkungan tidak memiliki perubahan sejak adanya objek wisata alam ini dan bahkan 14% responden juga beranggapan kondisi lingkungan disekitar mereka semakin memburuk karena semakin banyak sampah yang berceceran. Dari persepsi terhadap harga tiket masuk maksimal yang sesuai dibayarkan oleh wisatawan, semua responden menyetujui harga tiket masuk yang telah ditetapkan oleh pengelola wisata, yaitu sebesar Rp 5.000,-/orang dewasa/kunjungan. Mereka juga berharap, agar pengelola wisata terus melakukan pengembangan dan pembaharuan terhadap arena wisata disini yang tujuannya tidak lain hanya untuk meningkatkan jumlah pengunjung yang ingin berwisata di setiap tahunnya. 2 ) [12 Mei 2011]. 58
24 6.4. Gambaran Umum Masyarakat Sekitar Objek Wisata Masyarakat sekitar Hutan Wisata Punti Kayu Palembang memiliki kontribusi dalam kegiatan wisata di lokasi tersebut. Pada umumnya, mereka menerima dampak langsung dari adanya objek wisata alam ini. Masyarakat yang terpilih menjadi responden sebanyak 20 orang yang terdiri dari 45% responden laki-laki dan 55% responden perempuan Karakteristik Masyarakat Sekitar Objek Wisata Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Masyarakat yang ada di sekitar objek wisata alam Hutan Wisata Punti Kayu Palembang juga memiliki karakteristik sosial-ekonomi. Karakteristik sosialekonomi yang dimiliki masyarakat sekitar tersebut adalah menengah ke atas. Hal ini terbukti bahwa pendidikan terakhir yang dimiliki masyarakat sekitar hutan wisata tersebut adalah lulusan SMA dan perguruan tinggi (presentasenya, sebesar 55% lulusan perguruan tinggi dan 45% lulusan SMA), sedangkan penerimaan mereka per bulan rata-rata berkisar antara Rp Rp ,-. Dari hasil pengamatan dan penelitian dengan menggunakan kuisioner, sebanyak 30% dari total jumlah responden memiliki pendapatan sebesar Rp Rp ,-. Adapun responden yang menerima penerimaan lain, selain penerimaan dari hasil pekerjaan mereka hanya sebesar 10% dari total jumlah responden. Penerimaan lain yang mereka peroleh berasal dari usaha membuka warung rokok dan snack-snack Persepsi Masyarakat Sekitar terhadap Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Keberadaan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang sudah diketahui oleh masyarakat sekitar sejak puluhan tahun lalu. Melalui penelitian ini terbukti bahwa 59
25 sebesar 75% responden masyarakat sekitar dapat merasakan manfaat dengan adanya objek wisata alam. Berdasarkan hasil survey, ada empat manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar diantaranya dapat meningkatkan pendapatan, munculnya lapangan pekerjaan baru karena mereka menganggap bahwa daerah sekitar mereka akan berkembang menjadi daerah wisata, menambah pengetahuan masyarakat mengenai keberadaan objek wisata alam, serta dapat menjadikan lingkungan mereka lebih nyaman dan sejuk. Selain adanya dampak positif, masyarakat sekitar juga merasakan dampak negatif yang timbul dengan dibukanya objek wisata alam tersebut. Dari hasil wawancara menunjukkan, sebesar 55% responden menyatakan bahwa dengan berkembangnya daerah mereka menjadi daerah wisata akan menambah jumlah sampah yang ada di sekitar lingkungan mereka. Sebesar 5% responden lainnya menyatakan bahwa kerugian lain yang muncul berupa kemacetan lalu lintas. Sisanya sebesar 40% responden mengaku tidak terdapat kerugian dengan adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang. Adanya Hutan Wisata Punti Kayu Palembang juga dinilai sangat baik oleh semua responden. Hal ini terbukti dengan adanya respon-respon positif yang mereka berikan terhadap keberadaan suatu objek wisata. Keseluruhan dari jumlah responden menyatakan tidak keberatan dengan adanya hutan wisata ini. Mereka juga menilai, keberadaan Hutan Wisata Punti Kayu Palembang dapat memunculkan pekerjaan sampingan berupa munculnya aktivitas perdagangan melalui warung-warung kecil di sekitar mereka. 60
VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG
VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Adanya kegiatan wisata di Hutan
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciVI. HASIL DAN PEMBAHASAN. kelompok responden akan dijelaskan pada sub bab di bawah ini.
VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini terdiri dari empat kelompok yaitu kelompok wisatawan, kelompok unit usaha, kelompok tenaga kerja serta kelompok masyarakat
Lebih terperinciVIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita
VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat
Lebih terperinciANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M
ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEGIATAN WISATA DI HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG FIANDRA ADIYATH M DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang. Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek,
V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Kawasan Muaro Silokek Durian Gadang Kawasan Musiduga terletak di Kanagarian Muaro, Kanagarian Silokek, Kanagarian Durian Gadang, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nomor Kode : Hari/Tanggal wawancara : Nama Responden : Jenis Kelamin : Tempat tinggal (Kabupaten/Kota)
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan
Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung / Wisatawan Tanggal wawancara : No Responden : Nama : Alamat : INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata di Indonesia saat ini semakin mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. Hal ini didukung dengan adanya program Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia, serta diantara dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Sebagai Negara kepulauan,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM Bujur Timur dan antara Lintang Selatan. Batas wilayah. 19 sampai dengan 162 meter.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Objek Wisata dan merupakan salah satu objek wisata yang berada di Kabupaten Pesawaran. Kabupaten Pesawaran sendiri merupakan kabupaten yang baru terbentuk
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG
VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Karakteristik Pengunjung Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung aktual, yakni pengunjung yang ditemui secara langsung di kawasan Wana Wisata curug Nangka (WWCN).
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN WISATA AGRO GUNUNG MAS PUNCAK BOGOR 6.1 Karakteristik Pengunjung Karakteristik pengunjung dalam penelitian ini dilihat dari jenis kelamin, lokasi dan tempat tinggal, status
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek
68 Lampiran 1 Kuesioner untuk pengunjung KHDTK Cikampek KUESIONER UNTUK PENGUNJUNG Peneliti : Mega Haditia/E34080046 Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan IPB Selamat
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
61 LAMPIRAN 62 Lampiran 1. Kuisioner untuk Pengunjung Pantai Paris Tigaras PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA No. Waktu Hari/Tangga A. Data Pribadi
Lebih terperinciPancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat. Persepsi Pengunjung Presentase (%) Tinggi.
sebanyak 2% responden menyatakan masalah polusi suara di TWA Gunung Pancar termasuk tinggi. Proporsi responden mengenai penilaian terhadap tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 25 berikut ini. Persepsi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Malinau adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Ibu Kota dari Kabupaten ini adalah Malinau Kota. Berikut
Lebih terperinciBAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah
BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota
Lebih terperincipersepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR
17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI
VI KARAKTERISTIK KONSUMEN RESTORAN MIRA SARI 6.1. Karekteristik Umum Responden Konsumen yang berkunjung ke Restoran Mira Sari memiliki latar belakang yang berbeda-beda, baik dari segi sosial maupun ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aspek ekonomisnya. Untuk mengadakan perjalanan wisata orang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah suatu gejala sosial yang sangat kompleks, menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai aspek: sosiologis, psikologis, ekonomis, ekologis dan
Lebih terperinciBAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM
BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting
Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kawasan Danau Linting No. Responden : Hari/Tanggal : A. Data Pribadi Responden. Nama : Umur : Jenis Kelamin : Perempuan / Lakilaki* Asal/tempat tinggal : Pendidikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.
V. GAMBARAN UMUM 5.1. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Desa Cisaat terletak di Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi dengan luas wilayah 125.625 Ha. Desa Cisaat berbatasan dengan Jalan Raya Cisaat di sebelah
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake
31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Rumah Makan Waroeng Steak & Shake 4.1.1 Sejarah Rumah Makan Waroeng Steak and Shake Rumah Makan Waroeng Steak & Shake didirikan oleh pasangan suami-istri
Lebih terperinciVI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum responden beras organik SAE diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, jumlah anggota keluarga
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dibahas pada bab V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3, 1 ha di jalan brigjen katamso pada tanggal 17 agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari
Lebih terperinciBAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG
BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG Pada bab ini akan dipaparkan mengenai responden pelaku pergerakan Cimahi-Bandung yang berpotensial untuk menggunakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B.
Lebih terperinciDAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat
I. Daftar Pertanyaan Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan
Lebih terperinciLampiran 1 Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 2011
LAMPIRAN 08 Lampiran Deskripsi Statistik Variabel Fungsi Permintaan TMR Tahun 20 Variabel N Rata-rata Minimum Maksimum Standar Deviasi Y 00 3,0 60 6,996 TC 00 54005 5000 400000 74965,665 I 00 25338000
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Banjir Kanal Barat (BKB) yang terbentang mulai dari kawasan Manggarai sampai kawasan Muara Angke menampung beberapa aliran sungai yang melintas di Jakarta,
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI
24 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Sejarah Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu merupakan kawasan yang berubah peruntukannya dari kebun percobaan tanaman kayu menjadi taman wisata di Kota Palembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya pembangunan saat ini, maka sarana dan prasarana penunjang yang dibutuhkan juga semakin tinggi. Transportasi misalnya memegang peranan yang sangat penting,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang berlapis karang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pariwisata adalah salah satu jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup
Lebih terperincic. Media cetak d. Media elektronik
LAMPIRAN 83 84 Lampiran 1 Kuisioner Pengunjung Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor KUISIONER PENELITIAN RENCANA PENGELOLAAN TAMAN LALU-LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTION
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
6 BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Juli-Agustus
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada
V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk pengunjung wisata Pantai Sri Mersing Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal : No : Waktu : Hari/tanggal : A. Identitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat dikunjungi. Salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik dengan panorama alam yang indah
Lebih terperinciDesa Ngijo yang berjumlah 87 responden. a. Umur dan Jenis Kelamin Responden. (41,38 persen). Umur responden adalah sebagai berikut:
74 1. Karakteristik Responden Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Penjual Jasa yang berada di sekitar tempat pariwisata Sondokoro Desa Ngijo yang berjumlah responden. a. Umur dan Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Karakteristik responden yang diperoleh dari hasil pengumpulan data melalui kuisioner kepada beberapa pelanggan pada Salon dan Spa Moz5 PTC Palembang yang
Lebih terperinciNo : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden yang diwawancarai Jabatan
LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner pengelola dan instansi terkait Kuisioner untuk pengelola dan Instansi terkait Pantai Pangumbahan No : Hari/tanggal /jam : Nama instansi : Alamat Instansi : Nama responden
Lebih terperinciBAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41
BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR Konsumen memiliki karakteristik yang dapat mempengaruhi perilaku dalam proses keputusan pembelian. Karakteristik pengunjung merupakan hal yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISTIK RESPONDEN Sebelum membahas pola pembagian peran dalam keluarga responden, terlebih dahulu akan di jelaskan mengenai karakteristik responden yang akan dirinci
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap manusia selalu memiliki berbagai macam kebutuhan. Salah satunya adalah melakukan rekreasi atau berwisata yaitu melakukan kegiatan perjalanan dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Peraturan Pendakian
93 Lampiran 1. Peraturan Pendakian 1. Semua pengunjung wajib membayar tiket masuk taman dan asuransi. Para wisatawan dapat membelinya di ke empat pintu masuk. Ijin khusus diberlakukan bagi pendaki gunung
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung
LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner untuk Pengunjung Kuesioner penelitian: Penilaian Ekonomi dan Prospek Pengembangan Wisata TWA Gunung Pancar. Oleh: Devina Marcia Rumanthy Sihombing (H44070045). Departemen
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan
Lebih terperinciPANDUAN WAWANCARA PENELITIAN KE PENGELOLA OBJEK WISATA KELAPA RAPET DESA BATU MENYAN KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN
Lampiran 1 74 PANDUAN WAWANCARA PENELITIAN KE PENGELOLA OBJEK WISATA KELAPA RAPET DESA BATU MENYAN KECAMATAN TELUK PANDAN KABUPATEN PESAWARAN Petunjuk : Mohon dijawab pertanyaan dibawah ini dengan keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang
BAB I PENDAHULUAN Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah pembangunan skala nasional, hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab
106 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Pedoman dalam memberikan kesimpulan, maka data-data yang dipergunakan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
54 LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kuisioner penelitian untuk wisatawan daerah tujuan wisata Ajibata Kabupaten Toba Samosir Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian No. : Waktu : Hari/Tanggal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang sangat unik dan berbeda-beda, selain itu banyak sekali objek wisata yang menarik untuk dikunjungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yoeti (1993 :109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan RTH Taman Bunga,
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada kawasan RTH Taman Bunga, Pematangsiantar, Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian selama 2 bulan yang dimulai dari bulan
Lebih terperinciPENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN FASILITAS EKOWISATA DARAJAT PASS KABUPATEN GARUT
PENILAIAN KUALITAS LINGKUNGAN DAN FASILITAS EKOWISATA DARAJAT PASS KABUPATEN GARUT 1 M AZIS FAHRU FAU, 2 LELY SYIDDATUL AKLIYAH 1 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciLampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta
LAMPIRAN 104 105 Lampiran 1 Kuesioner Tanggapan dan harapan Wisatawan Terhadap Pelayanan, Prasarana, dan Sarana Wisata di Taman Pintar Yogyakarta No. Responden:... Hari/Tanggal :... Petunjuk: 1. Jawablah
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar
BAB IV PENUTUP 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis karakteristik wistawan di Desa Wisata Bobung diketahui bahwa karakteristik geografis sebagian besar wisatawan berasal dari luar Yogyakarta. Berdasar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dan kaya akan potensi sumber daya alam. Dengan demikian, Indonesia memiliki potensi kepariwisataan yang tinggi, baik
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. beberapa kesimpulan sebagai berikut: orang dengan total tiket masuk sebesar Rp
73 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Besaran nilai Willingness To Pay (WTP) adalah sebesar
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. nilai ekonomi Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciEKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL
VIII. DAMPAK EKONOMI WISATA BAHARI TERHADAP MASYARAKAT LOKAL Potensi wisata bahari yang dimiliki oleh gugusan Pulau Pari telah mengundang perhatian bagi wisatawan dalam negeri maupun luar negeri untuk
Lebih terperinciserta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Soemarno, 2009).
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Wisata Alam Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam, pasal
Lebih terperinciVII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN. 7.1 Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha
VII. ANALISIS TINGKAT KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN 7. Pengaruh TMR terhadap Terciptanya Lapangan Usaha Keberadaan pariwisata memberikan dampak postif bagi pengelola, pengunjung, pedagang,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan
118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Restoran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun penciptaan lapangan kerja serta kesempatan
Lebih terperinciKuesioner. Hormat saya. Sandra Gani Al Amin
Kuesioner Dengan hormat, Saya mahasiswa Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, memohon kesediaan Bpk/Ibu/Sdr untuk membantu dalam pengisian kuisoner
Lebih terperinciKarakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang
C534 Karakteristik Pengunjung dan Aktivitasnya Terhadap Penggunaan Taman Kota Sebagai Ruang Sosial di Taman Keplaksari Kabupaten Jombang Dian Fajar Novitasari dan Ardy Maulidy Navastara Departemen Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan sektor industri yang sangat berkembang pesat di negara kita, selain itu pariwisata adalah salah satu sektor yang meningkatkan taraf perekonomian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 4.1 Pengaruh Perubahan Mata Pencarian Masyarakat
BAB IV ANALISIS 4.1 Pengaruh Perubahan Masyarakat 4.1.1 Perubahan Masyarakat Menurut J.R. Brent Ritchie (1987) pengaruh pengembangan pariwisata terhadap kehidupan ekonomi di daerah tujuan wisata salah
Lebih terperinciKuesioner Penelitian Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Pusat Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh
LAMPIRAN Lampiran 1 Form kuesioner penelitian Kuesioner Penelitian Perencanaan Lanskap Kawasan Wisata Sejarah Pusat Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Perkenalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup
Lebih terperinciVI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI
VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Oleh: Nama : Heru Sudrajat NIM : D
TUGAS AKHIR PERBAIKAN LAYANAN PENGUNJUNG PADA OBYEK WISATA TAMAN SATWA TARU JURUG (TSTJ) SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan. Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen di Sentra Gudeg Wijilan 1. Usia Usia konsumen merupakan faktor utama yang harus diketahui dalam pemasaran. Dari segi pemasaran, semua penduduk usia berapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat wisata adalah tempat dimana banyak pengunjung datang untuk menikmati keindahannya atau dari segi asal usulnya. Salah satunya adalah tempat wisata Curug yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi water boom,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada sektor wisata semakin meningkat saat ini. Perkembangan ini dapat diamati pada aktivitas sehari-hari, di mana sebagian besar
Lebih terperinciLampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan
81 Lampiran 1. Besaran tarif retribusi Tabel 1. Besaran tarif retribusi tempat rekreasi Kebun Buah Mangunan N Besarnya Tarif Obyek Retribusi Satuan Tarif o Retribusi A 1 B 1 2 3 4 Tempat Rekreasi Kebun
Lebih terperinciBAB VI RENCANA PENGELOLAAN
68 BAB VI RENCANA PENGELOLAAN Konsep dasar rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup,
Lebih terperinci