BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sifat-sifat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sifat-sifat"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Model Sains Teknologi Masyarakat dalam Pembelajaran Sifat-sifat Koloid Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat adalah model pembelajaran yang mengaitkan antara sains dan teknologi serta manfaat bagi masyarakat. Model pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk individu yang memiliki kepedulian terhadap masalah masyarakat dan lingkungannya. (Poedjiadi. 2005). Tahapan pada model Sains Teknologi Masyarakat (STM) menurut Poedjiadi (2005) meliputi (1) Pendahuluan : Inisiasi/invitasi/apersepsi, (2) pembentukan atau pengembangan konsep, (3) aplikasi konsep dalam kehidupan : penyelesaian masalah, analisis isu, (4) pemantapan konsep, (5) penilaian. Pada tahap apersepsi, dimulai dengan mengemukakan isu atau masalah dalam masyarakat yang dapat digali dari diri siswa, tetapi jika hal itu sulit dilakukan maka isu masalahnya dapat saja dikemukakan oleh guru. Pada apersepsi ini, siswa mengumpulkan artikel tentang fenomena alam mengenai sifat-sifat koloid, setelah itu guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan artikel yang dibuat siswa. Dari artikel yang kalian temukan, coba sebutkan fenomena alam yang terdapat dalam artikel! a. Masih ingatkah kalian apa yang dimaksud dengan koloid? b. Sebutkan contoh-contoh koloid dalam kehidupan sehari-hari? c. Sebutkan jenis-jenis koloid yang kalian ketahui! 51

2 Tahap selanjutnya adalah tahap pembentukan atau pengembangan konsep. Tahap ini siswa diberikan stimulan berupa gambar-gambar atau fenomena yang mendukung permasalahan yang telah dikemukakan. Siswa diberi pertanyaan oleh guru sebagai pengantar kepada materi yang akan dipelajari, kemudian siswa dibagi menjadi 6 kelompok untuk melakukan percobaan mengenai sifat-sifat koloid (percobaan efek tyndall). Setelah siswa melakukan percobaan, siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil percobaan bersama kelompoknya. Pertanyaan yang diajukan guru pada tahap ini yaitu sebagai berikut : a. Pada saat kalian bangun di pagi hari, pernahkan kalian melihat seberkas cahaya matahari yang masuk melewati celah jendela? b. Pernahkah kalian memperhatikan ketika berkas cahaya tersebut masuk melalui celah jendela, terlihat debu yang berhamburan? c. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? Pada tahap aplikasi konsep dalam kehidupan, siswa diberikan pertanyaan konflik oleh guru Apakah kalian mengenal tahu?. Bagaimana proses pembuatan tahu itu?. Apakah pada proses pembuatan tahu ada prinsip sifat koloid yang diterapkan?. Setelah itu siswa melaksanakan percobaan proses pembuatan tahu, dan hasil dari pengamatan pada percobaan didiskusikan serta dipresentasikan oleh perwakilan dari kelompok siswa. Selanjutnya tahap pemantapan konsep dan tahap penilaian. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang materi yang belum dipahaminya. Siswa dibimbing oleh guru untuk mengungkapkan konsep yang telah dipelajarinya. Siswa menjawab pertanyaan 52

3 yang diajukan oleh guru, kemudian siswa mengemukakan kesimpulan yang didapat dari pembelajaran. siswa mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan oleh guru. Pertanyaan yang dikemukakan guru pada tahap pemantapan konsep yaitu : 1. Dari hasil diskusi yang kalian lakukan, apa saja yang termasuk ke dalam sifat-sifat koloid? 2. Coba kalian jelaskan apa yang dimaksud efek tyndall? 3. Coba kalian jelaskan apa yang dimaksud gerak brown? 4. Coba kalian jelaskan apa yang dimaksud dialisis? 5. Coba kalian jelaskan apa yang dimaksud elektroforesis? 6. Coba kalian jelaskan apa yang dimaksud koloid pelindung? 7. Coba kalian jelaskan apa yang dimaksud koagulasi? 8. Dari percobaan yang sudah kalian lakukan prinsip sifat koloid apakah yang digunakan pada percobaan 1 dan percobaan 2? Dalam pembelajaran materi sifat-sifat koloid dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat terdapat enam ranah yang terlibat dalam model pembelajaran yaitu konsep, proses, kreativitas, sikap, aplikasi dalam kehidupan, tindakan nyata (Poedjiadi. 2005). Dari penemuan penelitian hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat koloid dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat, keenam ranah tersebut mengalami perkembangan yang cukup baik pada diri siswa, hal itu dilihat dari hasil tes tulis dan angket. Terutama pada ranah keterampilan kognitif, aplikasi dalam kehidupan sehari-hari dan sikap mengalami peningkatan setelah pembelajaran dengan model Sanis Teknologi Masyarakat. 53

4 Pada keterampilan kognitif siswa setelah pembelajaran, kemampuan penguasaan konsep siswa pada materi sifat-sifat koloid mengalami peningkatan, dengan meningkatnya kemampuan keterampilan kognitif termasuk berpikir tingkat tinggi, siswa dibiasakan untuk dapat berpikir kritis yang sejalan dengan tuntutan perkembangan sains dan teknologi, sehingga siswa akan memiliki keberanian dan kemampuan untuk bersaing ketika siswa telah terjun dalam kehidupan nyata. Dengan pembelajaran model Sains Teknologi Masyarakat materi sifat-sifat koloid dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi dalam kehidupan seharihari membuat siswa merasa bahwa belajar di sekolah bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan. Pada pembelajaran sifat-sifat koloid dengan model Sains Teknologi Masyarakat dilihat dari hasil angket, berkembang sikap posisif siswa baik terhadap guru, pelajaran sains di sekolah, kepercayaan diri, motivasi, kepekaan. Hal ini diharapkan akan membuat siswa dapat membuat suatu keputusan tentang nilai-nilai pribadi serta keputusan-keputusan tentang isu-isu lingkungan dan sosial. Dan pada pembelajaran sifat-sifat koloid menggunakan model STM siswa lebih menyadari manfaat yang telah dipelajarinya bagi lingkungannya, yang pada akhirnya siswa akan menggemari untuk ikut serta berkiprah dalam lingkungannya. 54

5 4.2 Pembagian Kelompok Observasi awal merupakan langkah pertama yang dilakukan dalam Penelitian. Observasi awal ini dilakukan pada tanggal 4 juni 2010, dengan alokasi waktu 1 x 45 menit. Pada Observasi awal dilakukan pretes pada subjek. Setelah data hasil pretes diketahui, lalu data pretes diolah, maka diperoleh nilai pretes sebagai acuan untuk menentukan tingkat penguasaan siswa. Dari data nilai pretes dilanjutkan dengan pembentukan kelompok praktikum siswa, kemudian dilakukan perlakuan (tindakan) atau proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Siswa-siswa dibagi berdasarkan kemampuan akademisnya. Data-data kemampuan akademis setiap siswa didapat dari hasil ulangan harian setiap siswa, hasil ulangan harian ini juga menjadi dasar bagi peneliti untuk menentukan siswa yang termasuk kelompok tinggi, siswa yang termasuk kelompok sedang dan siswa yang termasuk kelompok rendah. Data hasil ulangan harian siswa dapat dilihat pada lampiran C.1 hal 128. Setelah dilakukan observasi awal yaitu berupa pretes, diketahui nilai siswa berdasarkan hasil pretes. Langkah selanjutnya dilakukan pembagian kelompok praktikum secara heterogen berdasarkan pretes. Pembagian kelompok praktikum secara heterogen merupakan pembagian kelompok praktikum berdasarkan kemampuan akademis dan gender. Masing-masing kelompok dibentuk dengan jumlah anggota satu orang berkemampuan akademis tinggi, dua orang berkemampuan akademis sedang, dan satu orang lagi berkemampuan akademis rendah, dua orang siswa laki-laki, dan dua orang siswa perempuan. Jumlah 55

6 keseluruhan siswa yang hadir pada saat pretes sebanyak 23 orang dari jumlah seluruh siswa 23 orang. Nilai pretes siswa dikelompokkan berdasarkan kategori prestasi adalah: Tabel 4.1 Pembagian Siswa Berdasarkan Pretes No. Urut Nama Subjek Skor Persentase (%) 1 DN IN KH MM RJ CH ED RS SS SA MJ DY DI FA LM MF RI AM RR WY WA DA RA Rata-Rata 4,21 46,85 Berdasakan perolehan nilai pada pelaksanaan pretes, siswa dibagi ke dalam enam kelompok untuk melaksanakan praktikum dengan masing-masing beranggotakan empat orang siswa. Kelompok diskusi pada saat praktikum tersebut adalah: 56

7 Tabel 4.2 Daftar Pembagian Kelompok Praktikum No Kelompok Nama subjek Nilai Rata-Rata 1 AM 3 2 RR MF DN 6 5 CH RS WY 3 8 MJ 4 9 DI SS FA 4 12 RI 4 13 KH 5 14 DA IN SA 5 17 LM 4 18 MM DE WA 3 21 RA ED RJ 6 JUMLAH RATA-RATA Hasil Belajar Siswa Keseluruhan Berdasarkan nilai pretes diperoleh nilai rata-rata pretes sebesar 4,21 dari rata-rata ideal 9. Dan dari nilai postes diperoleh nilai rata-rata postes sebesar 6,22, dengan normalisasi gain siswa sebesar 0,43. Tabel 4.10 memperlihatkan perolehan nilai pretes, postes dan normalisasi gain siswa secara keseluruhan. 57

8 Tabel 4.3 Perolehan Nilai Pretes, Postes, Normalisasi Gain Siswa secara Keseluruhan No. Urut No. Subyek Nama Subjek Pretest posttest N-gain Kriteria gain 1 1 AM sedang 2 2 CH sedang 3 3 DA sedang 4 4 DY sedang 5 5 DN tinggi 6 6 DI rendah 7 7 ED rendah 8 8 FA sedang 9 9 IN sedang KH sedang LM rendah MF rendah MJ sedang MM sedang RR sedang RS sedang RJ tinggi RI sedang RA sedang SS rendah SA rendah WA sedang WY sedang Rata-rata sedang Secara lebih jelasnya nilai rata-rata pretes dan postes yang diperoleh dikonversikan kedalam kriteria penguasaan kemampuan dengan persentase pretes sebesar 46,77% dan persentase postes sebesar 69,11%, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel

9 Tabel 4.4 Kriteria Kemampuan Penguasaan Berdasarkan Pretes dan Postes Seluruh Siswa Nilai (%) Keterangan Interpretasi Sangat baik ,11% (postes) Baik ,77% (pretes) Cukup baik Kurang Sangat kurang Dari tabel 4.4 kemampuan penguasaan kosep seluruh siswa berdasarkan pretes tergolong cukup baik dengan persentase 46,77% dan berdasarkan postes tergolong baik dengan persentase 69,11%. Dengan demikian terjadi peningkatan hasil belajar seluruh siswa pada materi sifat-sifat koloid sebelum penerapan model Sains Teknologi Masyarakat. Setelah penerapan model Sains Teknologi Masyarakat yang dapat dilihat dari hasil postes terjadi peningkatan sebesar 2,01 poin dibandingkan pretes. Dan secara keseluruhan kriteria penguasaan konsep siswa juga mengalami peningkatan sebesar 22,34%. Dari hasil normalisasi gain seluruh siswa diperoleh nilai sebesar 0,43 yang tergolong sedang (medium gain). Maka hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada mata pelajaran kimia terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dan terjadi peningkatan pemahaman siswa dengan kategori sedang. 59

10 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelompok Tinggi, Kelompok Sedang dan kelompok Rendah Menurut Muslich Masnur (2007) Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai, diadakan tes secara individual mengenai materi yang telah dibahas. Berdasarkan hasil pretes dan postes seluruh siswa pencapaian nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan dari 4,21 menjadi 6,22 atau terjadi peningkatan sebanyak 2,01 poin, sehingga kriteria penguasaan konsep siswa tergolong baik setelah dilaksanakan pembelajaran model Sains Teknologi Masyarakat, karena kriteria penguasaan konsep seluruh siswa juga mengalami peningkatan sebanyak 22,34%. Berdasarkan data skor individual, nilai rata-rata postes siswa kelompok tinggi, kelompok sedang, maupun kelompok rendah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata pretes siswa pada kelompok yang sama. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa kelompok tinggi, kelompok, sedang, maupun kelompok rendah. Nilai pretes pada kelompok tinggi rata-ratanya sebesar 5,25 dengan persentase 59,72% dan nilai postesnya sebesar 7,25 dengan persentase 83,23%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan sebanyak 2 poin dari nilai rata-rata dan peningkatan kemampuan penguasaan konsep sebesar 23,6%. Nilai pretes pada kelompok sedang rata-ratanya sebesar 4,37 dengan persentase 47,21% dan nilai postesnya sebesar 5,87 dengan persentase 66,67%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan sebanyak 1,5 poin dari nilai rata-rata dan adanya peningkatan kemampuan penguasaan konsep sebesar 19,46%. Nilai pretes kelompok rendah rata-ratanya sebesar 2,8 dengan persentase 31,74% dan nilai 60

11 postesnya sebesar 5,0 dengan persentase 55,55%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan sebanyak 2,2 poin dari nilai rata-rata dan adanya peningkatan penguasaan konsep sebesar 23,81%. Peningkatan hasil belajar kelompok rendah paling tinggi dibandingkan dingkan siswa kelompok sedang dan tinggi, hal ini kemungkinan disebabkan karena pada hasil ulangan harian, ada siswa yang seharusnya masuk pada kelompok tinggi maupun sedang tetapi masuk pada kelompok rendah. Secara umum, nilai rata-rata hasil postes mengalami peningkatan dibandingkan hasil pretes. Data hasil pretes dan postes siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah dapat dilihat pada lampiran C.3 dan C.4 hal Nilai rata-ra rata pretes yang dicapai siswa sebelum diterapkannya pembelajaran dengan model Sains Teknologi Masyarakat ditunjukkan pada grafik 4.1. Grafik 4.1 Pencapaian Nilai Rata-Rata Hasil Pretes 61

12 Setelah pembelajaran dengan model Sains Teknologi Masyarakat di terapkan, kemudian dilakukan tes dengan instrumen yang sama, diperoleh nilai rata-rata postes seperti yang ditunjukkan pada grafik 4.2. Grafik 4.2 Pencapaian Nilai Rata-Rata Hasil Postes Peningkatan yang dicapai siswa setelah menjalani pembelajaran dengan model SainsTeknologi Masyarakat ditujukkan pada grafik 4.3 Grafik 4.3 Peningkatan hasil belajar siswa 62

13 Berdasarkan grafik 4.3 pencapaian nilai rata-rata siswa kelompok tinggi, kelompok sedang, maupun kelompok rendah pada saat postes mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan nilai rata-rata pretesnya. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata yang dicapai oleh siswa kelompok tinggi, kelompok sedang, maupun kelompok rendah. Berdasarkan hasil pretes didapat beberapa kendala, diantaranya adalah: a) Siswa belum membaca materi yang akan mereka pelajari pada pertemuan selanjutnya, sehingga mereka tidak tahu sama sekali tentang materi yang akan mereka pelajari. b) Siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal-soal pretes yang diberikan. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata kelas yang hanya memperoleh nilai sebesar 4,21. (Keseluruhan nilai pretes siswa terlampir pada lampiran C. 3 hal 131). c) Ada siswa yang tidak mengisi jawaban pretes, dikarenakan tidak ingin mengerjakan dan tidak tahu jawaban soal pretes. d) Siswa malas untuk membaca materi yang telah siswa pelajari apalagi membaca materi yang belum siswa pelajari, sehingga belum terciptanya budaya membaca dikalangan para siswa Berdasarkan hasil postes didapat beberapa kendala, diantaranya adalah: a). Terdapat beberapa siswa yang melakukan penyimpangan perilaku dalam kegiatan pembelajaran sehingga mengganggu kelancaran proses pembelajaran. 63

14 b). Belum adanya keberanian dari siswa untuk mengajukan pertanyaan ketika diberikan kesempatan oleh guru. c). Terjadinya kegaduhan dan penempatan posisi kelompok yang tidak merata. d). Tidak semua siswa dapat berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. e). Siswa belum terbiasa untuk mengerjakan soal tes sendiri-sendiri dan masih sering melirik temannya. f). Jawaban soal tes belum sempat dibahas. Dari penghitungan skor perkembangan individu, secara umum terjadi peningkatan ngkatan hasil belajar kognitif pada pembelajaran kimia sub pokok bahasan sifat-sifat koloid dengan model Sains Teknologi Masyarakat. Hal ini terlihat dari perolehan indeks Normalisasi-Gain siswa grafik 4.4 Grafik 4.4 Normalisasi Gain Indeks Normalisasi-Gain kelompok tinggi sebesar 0,53 atau berkatagori sedang (medium gain). Indeks Normalisasi-Gain siswa kelompok sedang sebesar 0,35 atau berkategori sedang (medium gain). Indeks Normalisasi-Gain siswa 64

15 kelompok rendah sebesar 0,33 atau berkategori sedang (medium gain). Secara keseluruhan indeks Normalisasi-Gain siswa baik kelompok tinggi, kelompok sedang dan kelompok rendah sebesar 0,43 atau berkategori sedang (medium gain). Dengan demikian, hasil penelitian ini menggambarkan bahwa penerapan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) pada mata pelajaran kimia terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan kategori sedang. 4.5 Respons Siswa Terhadap Model Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan model Sains Teknologi Masyarakat dijaring melalui angket. Angket ini diberikan kepada siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Respons siswa berupa tanggapan dibuat dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara nyata dari model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang diterapkan pada mata pelajaran kimia. Interpretasi data angket respons berupa tanggapan siswa lebih jelasnya adalah sebagai berikut: Tabel 4.5 Tanggapan Siswa Berdasarkan Angket Indikator respon No. Item Respon Positif Menunjukkan rasa ketertarikan terhadap pembelajaran Merasa penting terhadap pembelajaran Peran diskusi kelompok pada pembelajaran Merasa mudah mengikuti pembelajaran Merasa senang terhadap cara belajar 1 95,65% 2 91,31% 3 91,31% 4 100% 5 95,66% 65

16 Merasa senang terhadap pembelajaran 6, 7 73,91% Manfaat mempelajari materi 8, 9 93,47% Kemauan untuk menerapkan hasil pembelajaran 10, 11, 12 71,01% Tanggapan siswa terhadap pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Berdasarkan hasil angket yang digunakan untuk menjaring tanggapan siswa terhadap pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) diketahui bahwa sebanyak 95,65% siswa (hampir seluruhnya) menunjukkan respons yang positif terhadap pembelajaran. Dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) siswa merasa lebih tertarik pada materi yang dipelajari. Rasa ketertarikan ini dapat timbul karena dalam pelaksanaan pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat materi-materi kimia yang biasanya dianggap sulit, lebih mudah dipelajari dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari misalnya fenomena alam. hal tersebut membuat siswa lebih tertarik dan lebih memahami materi dengan adanya suatu contoh yang biasa mereka temui pada kehidupan sehari-hari. Para siswa menganggap materi sifat-sifat koloid adalah materi yang penting untuk dipelajari, hal ini terlihat dari respons positif sebanyak 91,31% siswa merasa bahwa mempelajari materi sifat-sifat koloid penting. Hal ini disebabkan walaupun materi sifat-sifat koloid merupakan suatu materi yang berisi konsep hapalan akan tetapi materi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Fenomena-fenomena alam yang terjadi merupakan salah satu contoh dari sifat-sifat koloid, tidak hanya itu sifat-sifat koloid juga dapat diaplikasikan 66

17 dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh pembuatan tahu menerapkan salah satu prinsip identifikasi sifat koloid yaitu koagulasi. Suasana diskusi dalam kelompok terjalin lebih demokratis, kerjasama dalam praktikum dapat berkembang dengan baik, keakraban antar siswa pun dapat terjalin. Hal ini terlihat dari sebanyak 91,31% siswa merasa belajar menjadi lebih menyenangkan dengan diskusi. Dengan adanya diskusi setiap siswa dalam kelompoknya dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dituntut untuk mencari dan memecahkan permasalahan yang ada dengan kemampuan mereka sendiri, sehingga akan lebih membuat pembelajaran berjalan lebih dinamis. Dengan pembelajaran menggunakan metode eksperimen (praktikum di laboratorium) dan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM), para siswa menganggap mempelajari materi sifat-sifat koloid lebih mudah dipelajari, hal ini terlihat dari respons positif sebanyak 100%, artinya seluruh siswa merasa pembelajaran dengan cara praktikum di laboratorium lebih mempermudah mereka untuk mempelajari dan memahami materi sifat-sifat koloid. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan metode praktikum, siswa mempraktekan semua materi sehingga akan lebih mudah diingat daripada hanya sebatas hapalan. Dengan praktikum pengalaman pembelajaran selalu terkenang, dan setiap hal yang siswa lakukan dalam praktikum selalu teringat sehingga lebih bersifat permanen. 67

18 4.5.2 Tanggapan siswa terhadap motivasi belajar dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat Hasil yang didapat dari angket menunjukkan bahwa siswa merasa senang belajar materi sifat-sifat koloid dan merasa termotivasi untuk belajar dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Dengan menggunakan metode eksperimen dan model Sains Teknologi Masyarakat (STM), para siswa merasa senang terhadap pembelajaran dan cara belajar, hal ini terlihat dari respons positif sebanyak 95,66% dan 73,91%. Dengan metode praktikum siswa tidak akan merasa bosan pada pembelajaran, karena mereka mencoba sendiri praktikum dengan alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. Dengan metode praktikum, siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa tidak hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru. Setiap hal yang siswa lakukan dalam praktikum akan lebih diingat. Siswa merasa mempelajari materi sifat-sifat koloid sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka sehingga kemauan menerapkan hasil pembelajaran mendapat respons positif sebanyak 93,47% dan 71,01%. Mempelajari materi sifat-sifat koloid. Materi sifat-sifat koloid dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada fenomena alam, sifat-sifat koloid juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan misalnya dalam pembuatan tahu. Selain itu, banyak produk-produk baik makanan, kosmetik, sabun dan lain-lain merupakan koloid. Sehingga dengan mempelajari materi sifat-sifat koloid dapat menambah pengetahuan dan sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. 68

19 Menurut Slavin (2009) Motivasi dapat timbul dari keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakantindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator, dan indikator motivasi belajar siswa menurut Usman Husaini (2008) terdiri dari : 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan. 4. Adanya penghargaan dalam belajar. 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa dapat belajar dengan baik. Dari hasil penelitian terhadap tanggapan siswa, diperoleh tingkat persentase motivasi belajar siswa dan respons positif pada pembelajaran (ketertarikan, merasa penting akan pembelajaran, sadar akan manfaat pembelajaran). Hal ini dapat dilihat dari angket siswa yang hampir seluruhnya (95,66%) siswa merasa senang belajar materi sifat-sifat koloid dan merasa termotivasi mempelajari sifat-sifat koloid dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM). Maka hasil penelitian ini menggambarkan bahwa motivasi belajar siswa tersebut sangat baik dalam mengikuti proses pembelajaran mata pelajaran kimia. Dengan adanya respons yang positif dari hasil angket, minat siswa terhadap mata pelajaran kimia materi sifat-sifat koloid menjadi tinggi sehingga siswa lebih mau untuk belajar. Hal ini sesuai denagn teori pragmatisme (Poedjiadi. 2005) Pengetahuan yang diperoleh hendaknya dimanfaatkan untuk mengerti permasalahan yang ada di masyarakat. Dengan demikian akan diperoleh 69

20 tingkah laku manusia untuk melakukan tindakan yang positif dan mampu meningkatkan serta bermanfaat bagi kehidupan. Dengan demikian model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan tingkat penguasaan materi siswa pada materi sifat-sifat koloid. 70

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre-experimental design atau eksperimen semu. Disebut demikian karena eksperimen

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR Suko Pratomo 1, Tati Sumiati 2, Risqa Mursilah 3 e-mail : sukopratomo60@gmail.com,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk menganalisis keterbacaan dan pemahaman mahasiswa terhadap buku teks terjemahan adalah metode deskriptif. Menurut Firman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa A. Metode dan Desain Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini digunakan metode penelitian quasi eksperimen karena tidak semua variabel ekstra dapat dikendalikan oleh peneliti. Variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam penelitian ini diamati tentang penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi SPLDV kelas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran atau mix method, yaitu kuantitatif-deskriptif. Dimana pada penelitian ini data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian, lokasi dan subjek penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data. A.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen dengan one group pre-test and post-test design, (desain kelompok tunggal dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan desain pembelajaran yang dikembangkan,

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan 35 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengaruh penggunaan metode discovery terhadap kemampuan generik sains siswa pada materi pokok

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA... DAFTAR ISI PERNYATAAN. i ABSTRAK ii KATA PENGANTAR. iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah.. 1 B. Rumusan Masalah dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. profil sekolah penelitian baik penelitian tindakan kelas maupun penelitian 62 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi dan Interpretasi Studi Awal 1. Deskripsi Studi Awal Deskripsi studi awal penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan profil sekolah penelitian baik penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Hasil Uji Instrumen Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen yang telah dibuat oleh peneliti diujicobakan terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pra experiment 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai metode penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengolahan data. A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada

Lebih terperinci

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) (Penelitian Quasi Eksperimen terhadap Siswa SMP Negeri 1 Tambakdahan) Anggun Fuji Lestari, S.Pd Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Penguasaan Konsep Fluida statis Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMA Negeri 1. Tumijajar semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMA Negeri 1. Tumijajar semester genap tahun pelajaran 2014/2015. 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2015 di SMA Negeri 1 Tumijajar semester genap tahun pelajaran 2014/2015. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Proses pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis praktikum, melalui pendekatan inkuiri pada subkonsep faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dilakukan dalam

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Geografi FKIP Unsyiah Volume I, Nomor 2, Hal , November 2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT BERBANTUAN DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 BANDA ACEH Suci Selvia¹, A. Wahab Abdi 2, M. Yusuf

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. 2013/2014, di SMP Negeri 1 Seputih Banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap

METODE PENELITIAN. 2013/2014, di SMP Negeri 1 Seputih Banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester genap 24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester genap tahun pelajaran 2013/2014, di SMP Negeri 1 Seputih Banyak. B. Populasi dan Sampel Populasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi pokok sistem koloid merupakan salah satu materi kimia yang sangat sering dijumpai di lingkungan sekitar dan dapat mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura Ni Wayan Lasmini SD Negeri 2 Tatura, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Permasalahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Punggur Kabupaten Lampung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Punggur Kabupaten Lampung 21 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Punggur Kabupaten Lampung Tengah pada bulan Mei 2013, yaitu pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Lampiran A.4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN / PERTEMUAN I ) Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas (SMA) / Madrasah Aliyah (MA) Mata Pelajaran : Kimia Pokok Bahasan : Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan mix methode dengan desain embedded di mana metode kualitatif dan kuantitatif dipergunakan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK- PAIR-SQUARE (TPS) DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA SISWA KELAS VIII SMP AL ALAWIYAH KALIKAJAR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Model dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pre-experimental design dengan one group pretest posttest design (Sugiyono, 2010). Dalam desain

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5-

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5- 26 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Al-Hikmah Bandar Lampung pada 5-12 April 2013. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Krui pada semester genap tahun

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Krui pada semester genap tahun III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Krui pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung

III. METODE PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung III. METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA3 SMA Perintis I Bandar Lampung dengan jumlah siswa 39 orang, terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 26 orang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan penafsiran terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam judul penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan 52 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan desain The One-Group Pretest-Postes Design (Fraenkel, J. R. & Wallen, N.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Sunariyo, 2012 Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modeling Instruction

DAFTAR ISI  Sunariyo, 2012 Efektivitas Penggunaan Pendidikan Teknologi Dasar Pada Pembelajaran Listrik Dinamis Melalui Modeling Instruction DAFTAR ISI PERNYATAAN iii ABSTRAK. iv KATA PENGANTAR v DAFTAR ISI.. viii DAFTAR TABEL.. x DAFTAR GAMBAR. xi DAFTAR LAMPIRAN.. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. 1 B. Rumusan Masalah 7 C. Tujuan Penelitian.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma arif 06 Pasir Sakti pada semester

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma arif 06 Pasir Sakti pada semester 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MA Ma arif 06 Pasir Sakti pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Waktu penelitian yaitu pada bulan mei 2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2013 di SMP Negeri 2 Tanjung Bintang Lampung Selatan. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini ditujukan pada pengembangan model pembelajaran kimia yang dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan proses sains. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D

BAB III METODE PENELITIAN. pendidikan (educational research and development) menggunakan 4D 51 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pengembangan bahan ajar khususnya Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (educational

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk mempermudah pembahasan, terlebih dahulu akan diuraikan definisi operasional dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Metode SQ3R dan writing

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan tentang perbedaan hasil belajar siswa menggunakan pendekatan diskusi kelompok dengan cooperative

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN 79 BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN A. Pembahasan Data hasil yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian pada bab I. Adapun deskriptif data hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen. Metode ini dipilih karena ada beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian kemitraan yang dilakukan Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 49 Bandung yang berlamat di Jalan Antapani No 58 Bandung. Dalam penelitian ini, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia komputer telah mencapai perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan oleh komputer. Pekerjaan-pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelaksanaan kegiatan pembelajaran khususnya pada tahapan kegiatan inti merupakan proses yang diselenggarakan untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi peningkatan hasil belajar aspek kognitif, profil afektif, profil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rekapitulasi peningkatan penguasaan konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rekapitulasi peningkatan penguasaan konsep 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peningkatan Penguasaan Konsep Hasil peningkatan penguasaan konsep ditentukan melalui nilai rata-rata gain yang ternormalisasi, yang didapatkan dari pengolahan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen 1 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode pra-eksperimen dengan menggunakan desain one group pretest-postest. Metode pra-eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini dipaparkan mengenai metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar) Siti Halimatus Sakdiyah, Didik Iswahyudi Universitas Kanjuruhan Malang halimatus@unikama.ac.id,

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK

PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK PERHITUNGAN KUALITAS WEBSITE PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERDASARKAN SKOR KRITERIA PENILAIAN IDEAL OLEH PESERTA DIDIK A. Kriteria Kualitas Data penilaian website petunjuk praktikum kimia oleh peserta didik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV mengenai pengaruh pembelajaran terhadap peningkatan kemampuan koneksi dan berpikir kritis matematis matematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan BB III METODOLOGI PEELITI. Desain dan Metode Penelitian Pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan yang dikembangkan oleh Thiagarajan (dalam Trianto, 010),

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan desain penelitian jenis One Group Pretest-Posttest Design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan disalah satu SMA yang ada di kota Bandung yaitu SMA Pasundan 2 Bandung, lokasi sekolah ini berada di jalan Cihampelas Bandung.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum 32 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Miftahul Ulum Sekincau Kabupaten Lampung Barat pada semester Ganjil tahun pelajaran 2013/2014.

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di semester genap pada bulan Mei 2015

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan di semester genap pada bulan Mei 2015 23 III.METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di semester genap pada bulan Mei 2015 tahun pelajaran 2014/2015 di MTs Negeri 3 Lampung Selatan. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014

Jurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR KELAS IV B SD NEGERI TAHUNAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD Fathonah Guru Kelas IVB SD Negeri Tahunan Yogyakarta Abstrak Penelitian tindakan kelas ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi. eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen dengan one group pre-test and post-test design. Pada metode ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan penjelasan beberapa defenisi operasional

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 04 dan SD Negeri Mangunsari 07. Jumlah seluruh siswa kelas IV yang menjadi unit

Lebih terperinci

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Keliling dan Luas Persegi Panjang Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik di Kelas III SDN Luksagu Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data kualitas keterampilan memberikan penjelasan sederhana peserta didik. Sebagaimana dijabarkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada bulan

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada bulan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIC dan VIID SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada bulan Februari 2015.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR...

BAB II STUDI LITERATUR... DAFTAR ISI Lembar Persetujuan... i Lembar Persembahan... ii Pernyataan Keaslian... iii Abstrak... iv Kata Pengantar... vi Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xii Daftar Lampiran... xiii

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar 34 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penilitian Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP Mathla ul Anwar Bandar Lampung mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 1

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 1 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 di SD Negeri 1 Gumukrejo Pringsewu. B. Polpulasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian eksperimen, yaitu penelitian yang benar-benar untuk melihat hubungan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu Sungai Tengah. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian. sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menerapkan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang merupakan penelitian model Kemmis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMA Negeri 1 Kedondong Kabupaten Pesawaran. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil analisis data yang diperoleh merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Observasi pembelajaran menerapkan metode TAPPS bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) dengan control group pretest post test design. Desain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang digunakan pada pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diperoleh data-data berupa hasil tes formatif dan tes sub sumatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 di SMA Negeri 2 Metro. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pre Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- Postes Design

Lebih terperinci

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET

PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1 (2016) PENGARUH MODE LEARNING CYCLE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI GAYA MAGNET Fitriah Nur Fadillah 1, Regina Lichteria Panjaitan 2, Riana Irawati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 di SMP Negeri 21 Bandar Lampung yaitu pada bulan Oktober 2015. B. Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas belajar Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun pelajaran

III. METODE PENELITIAN. Tempat penelitian adalah SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun pelajaran 23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah SMP Negeri 28 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September 2013. B.

Lebih terperinci

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI

62 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI 6 Purwanti, Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Prestasi Belajar JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri dari laki-laki 8 orang BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Botumoito Kabupaten Boalemo, dengan jumlah siswa 20 orang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh

BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh 59 BAB IV ANALISIS DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh dari setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Data yang diperoleh berasal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan pendidikan (Educational Research and Development) yang meliputi tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I dilaksanakan pada hari jumat 4 Mei 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I dilaksanakan pada hari jumat 4 Mei 2012, sedangkan siklus II dilaksanakan pada BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan metode pembelajaran STAD untuk meningkatkan ketrampilan siswa membuat spektrum cahaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan temuan yang diperoleh selama penelitian. Analisis terhadap hasil tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berdasarkan temuan yang diperoleh selama penelitian. Analisis terhadap hasil tes 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil pengolahan data penelitian dan pembahasannya berdasarkan temuan yang diperoleh selama penelitian. Analisis terhadap hasil tes siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 7 BAB III METODE PENELITIAN A. POPULASI DAN SAMPEL Populasi adalah keseluruhan subyek dalam suatu penelitian. Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMPN 3 Garut. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 3 Batursari Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Kuncen Ds Batursari, berdiri sejak tahun 1985,

Lebih terperinci