BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dipaparkan pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasannya yang meliputi peningkatan hasil belajar aspek kognitif, profil afektif, profil psikomotorik dan hasil observasi keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick yang digunakan pada saat penelitian yang dilakukan kepada guru dan siswa. A. Pelaksanaan Penelitian Dalam pelaksanaan penelitian, kelas yang menjadi objek penelitian diberikan pretest terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan awal siswa, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan treatment dan terakhir dilakukan posttest dengan menggunakan instrumen yang sama dengan pretest. Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti dibantu oleh empat orang observer yaitu dua orang merupakan alumni mahasiswa jurusan pendidikan fisika, seorang mahasiswa jurusan pendidikan fisika dan seorang guru mata pelajaran untuk mendapatkan data keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick, profil afektif siswa, dan profil psikomotor siswa, kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah disediakan. Penelitian dilakukan sebanyak tiga pertemuan pembelajaran. Pertemuan pertama dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 18 Mei 2011 materi pembelajaran yang diajarkan mengenai Tekanan Hidrostatis. Pertemuan kedua dilaksanakan pada Hari Senin tanggal 23 Mei 2011 materi pembelajaran yang diajarkan 43

2 44 mengenai Hukum Pascal. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada Hari Rabu tanggal 25 Mei 2011 materi pembelajaran yang diajarkan mengenai Hukum Archimedes. Keseluruhan jumlah soal aspek kognitif yang diberikan sebanyak 21 butir soal. Jadwal pelaksanaan penelitian secara lengkap dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian Tanggal Hari Materi 18 Mei 2011 Rabu Tekanan Hidrostatis 23 Mei 2011 Senin Hukum Pascal 25 Mei 2011 Rabu Hukum Archimedes Penelitian ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan. Setiap pertemuan memiliki pola yang sama yaitu terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretest) sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Novick. Setelah selesai dilakukan pretest kemudian sampel diberi perlakuan (treatment) dengan menerapkan Model Pembelajaran Novick pada setiap pertemuan pembelajaran. Pada setiap pertemuan pembelajaran, kegiatan ini dibantu oleh empat orang observer yaitu dua orang merupakan alumni mahasiswa jurusan pendidikan fisika, seorang mahasiswa jurusan pendidikan fisika dan seorang guru fisika untuk mendapatkan data keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick, profil afektif siswa, dan profil psikomotor siswa, kemudian dicatat pada lembar observasi yang telah disediakan. Untuk melihat adanya perubahan hasil belajar aspek kognitif, kemudian dilakukan tes akhir (posttest) dengan menggunakan instrumen yang sama dengan tes awal (pretest) setiap akhir pertemuan.

3 45 Jumlah sampel yang memenuhi syarat yaitu mengikuti ketiga pembelajaran adalah 30 orang, jumlah sampel sebenarnya adalah 39 orang akan tetapi pada pertemuan pertama terdapat seorang siswa yang tidak dapat hadir, kemudian pada pertemuan kedua terdapat dua orang siswa yang tidak dapat hadir dan pada pertemuan terakhir terdapat tujuh orang siswa yang tidak hadir dimana salah seorang siswa yang tidak hadir pada pertemuan tersebut tidak hadir pula pada pertemuan pertama. B. Hasil Penelitian Dalam subbab ini akan dipaparkan hasil penelitian yang meliputi hasil observasi keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick, peningkatan hasil belajar kognitif, profil afektif, dan profil psikomotorik. 1. Keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick Model Pembelajaran Novick telah dilaksanakan oleh peneliti dalam pembelajaran di kelas. Hal ini ditunjukkan dengan persentase keterlaksanaan prosedur pembelajaran yang telah diobservasi oleh observer. Hasil yang didapat dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut :

4 46 Tabel 4.2 Keterlaksanakan Model Pembelajaran Novick No. Tahapan Guru Siswa Pertemuan Ratarata Pertemuan (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) Ratarata (%) 1 Pendahuluan , , , Mengungkap konsepsi awal siswa Menciptakan konflik konseptual Mengupayakan terjadinya akomodasi kognitif ,3 5 Penutup ,3 Rata-rata , , ,8 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas terlihat bahwa prosedur pembelajaran Model Pembelajaran Novick pada pertemuan pertama dan kedua telah dilakukan dengan sangat baik walaupun masih terdapat kekurangan pada tahapan pendahuluan hal ini dikarenakan guru dan siswa masih beradaptasi terhadap Model Pembelajaran Novick. Pada pertemuan ketiga keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick sudah dilaksanakan dengan kriteria sangat baik hal ini dikarenakan guru dan siswa sudah terbiasa dengan Model Pembelajaran Novick. 2. Peningkatan hasil belajar aspek kognitif. Data hasil belajar aspek kognitif diolah menjadi dua bagian yaitu : (1) data diolah berdasarkan jenjang aspek kognitif mulai dari C 1 hingga C 4, dan (2) data kognitif diolah secara keseluruhan.

5 47 a. Hasil penelitian hasil belajar berdasarkan jenjang aspek kognitif Berdasarkan hasil pengolahan data pretest dan posttest selama pembelajaran menggunakan Model Novick, maka akan diperoleh nilai rata-rata skor pretest dan nilai rata-rata skor posttest. Kemudian peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yang diperoleh berdasarkan nilai dari skor pretest dan posttest. Untuk peningkatan hasil belajar setiap jenjang aspek kognitif dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut : Tabel 4.3 Peningkatan Hasil Belajar Kemampuan Kognitif Berdasarkan Jenjang Kognitif Aspek Nilai Nilai Nilai Nilai Kognitif Tes ratarata <g> Kategori ideal terkecil terbesar C 1 Pretest 0 83,3 25,6 0,67 Sedang Posttest ,1 C 2 Pretest 16,7 83,3 51,7 0,54 Sedang Posttest 50, ,8 100 C 3 Pretest ,3 0,48 Sedang Posttest ,3 C 4 Pretest ,41 Sedang Posttest Dari Tabel 4.3, Hasil Belajar aspek kemampuan kognitif C 1 mengalami peningkatan ditunjukkan dengan skor gain ternormalisasinya sebesar 0,67 yang berada pada kategori sedang. Hasil Belajar aspek kemampuan kognitif C 2 juga mengalami peningkatan ditunjukkan dengan skor gain ternormalisasinya sebesar 0,54 yang berada pada kategori sedang. Hasil Belajar aspek kemampuan kognitif C 3 mengalami peningkatan ditunjukkan dengan skor gain ternormalisasinya sebesar 0,48 yang berada pada kategori sedang. Hasil Belajar aspek kemampuan

6 48 kognitif C 4 mengalami peningkatan ditunjukkan dengan skor gain ternormalisasinya sebesar 0,41 yang berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelas mengenai peningkatan Hasil Belajar Aspek Kemampuan Kognitif seluruh jenjang dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut : Gambar 4.1 Diagram Peningkatan Hasil Belajar Berdasarkan Jenjang Kognitif Gambar 4.1 menunjukkan bahwa setelah diterapkan Model Pembelajaran Novick, Hasil Belajar siswa aspek kemampuan kognitif mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh skor gain ternormalisasi tiap jenjang. b. Hasil penelitian hasil belajar kognitif keseluruhan Berdasarkan hasil pengolahan data pretest dan posttest keseluruhan pembelajaran menggunakan Model Novick, maka akan diperoleh nilai rata-rata

7 49 skor pretest, dan nilai rata-rata skor posttest. Kemudian peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata gain ternormalisasi yang diperoleh berdasarkan nilai dari skor pretest dan posttest. Untuk peningkatan hasil belajar kognitif secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Peningkatan Hasil Belajar Aspek Kognitif Keseluruhan Nilai Nilai Nilai Nilai Tes <g> Kategori ideal l terkecil terbesar rata-rata Pretest 19 52, ,55 Sedang Posttest 57,1 85,7 73,5 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa setelah Model Pembelajaran Novick diterapkan pada pembelajaran, terjadi peningkatan Hasil belajar yang ditunjukkan oleh skor gain ternormalisasi sebesar 0,55 dengan kategori peningkatan sedang. 3. Profil Hasil Belajar Afektif Siswa Profil afektif yang diteliti dalam penelitian ini meliputi (1) membangun kerjasama dalam penyelidikan, (2) keseriusan dalam melakukan penyelidikan, (3) menunjukkan kejujuran dalam penyelidikan, dan (4) mengkomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan. Penilaian terhadap afektif diamati secara berkelompok oleh observer untuk setiap kelompoknya. Setiap observer melihat dan mengukur afektif siswa sebanyak orang. Kriteria penilaian afektif dapat dilihat pada lampiran, sedangkan hasil observasi kegiatan siswa pada afektif tiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran. Untuk memperoleh profil afektif digunakan langkah observasi yang dilakukan oleh para observer menggunakan lembar observasi yang telah

8 50 disediakan. Hasil pengolahannya diperoleh persentase profil afektif. Berikut disajikan rekapitulasi profil afektif pada Tabel 4.5 dibawah ini : Tabel 4.5 Rekapitulasi Profil Afektif Tiap Pertemuan Aspek Afektif Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-rata % Kategori % Kategori % Kategori % Kategori Membangun kerjasama penyelidikan dalam 76,7 80,8 85,8 81,1 Keseriusan melakukan penyelidikan dalam 84,2 85,8 86,7 85,6 Menunjukkan kejujuran penyelidikan dalam 81, ,3 Mengkomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan 83,3 83,3 84,2 83,6 Rata-Rata 81,5 82,5 85,4 83,2 Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama IPK kemampuan kerjasama adalah 76,7 %, kemampuan keseriusan dalam penyelidikan 84,2 %, kemampuan kejujuran dalam penyelidikan 81,7 % dan kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan 83,3 %. Dengan IPK Ratarata Kemampuan Afektif pertemuan pertama sebesar 81,5 % berada pada kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua IPK kemampuan kerjasama adalah 80,8 %, kemampuan keseriusan dalam penyelidikan 85,8 %, kemampuan kejujuran dalam

9 51 penyelidikan 80 % dan kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan 83,3 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Afektif pertemuan kedua sebesar 82,5 % berada pada kriteria sangat baik. Dan pada pertemuan ketiga IPK kemampuan kerjasama adalah 85,8 %, kemampuan keseriusan dalam penyelidikan 86,7 %, kemampuan kejujuran dalam penyelidikan 85 % dan kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan 84,2 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Afektif pertemuan ketiga sebesar 85,4 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data afektif per kemampuan dibuat dalam bentuk diagram, hasil belajar pada ranah afektif tiap kemampuan per pertemuan ditunjukkan pada Gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Afektif Tiap Kemampuan Per Pertemuan

10 52 Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat secara keseluruhan bahwa IPK rata-rata kemampuan kerja sama adalah 81,1 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata kemampuan keseriusan adalah 85,6 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata kemampuan kejujuran adalah 82,3 % berada pada kriteria sangat baik serta IPK rata-rata kemampuan mengkomunikasikan hasil penyelidikan adalah 83,6 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data afektif dibuat diagram tiap pertemuan, hasil belajar Afektif tiap pertemuan dapat dilihat pada Gambar 4.4 sebagai berikut : Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Afektif Per Pertemuan Gambar 4.3 memperlihatkan bahwa IPK rata-rata kemampuan afektif pada pertemuan pertama adalah 81,5 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 82,5 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar

11 53 85,4% berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,2 % berada pada kriteria sangat baik. 4. Profil Psikomotorik Siswa Profil psikomotorik yang diteliti dalam penelitian ini meliputi (1) menyiapkan alat dan bahan, (2) merangkai dan menggunakan alat dan bahan, (3) melakukan penyelidikan, dan (4) mengumpulkan dan mencatat data hasil penelitian. Penilaian terhadap psikomotorik diamati secara berkelompok oleh observer untuk setiap kelompoknya. Setiap observer melihat dan mengukur psikomotorik siswa sebanyak orang. Kriteria penilaian psikomotorik dapat dilihat pada lampiran, sedangkan hasil observasi kegiatan siswa pada psikomotorik tiap pertemuan dapat dilihat pada lampiran. Untuk memperoleh profil psikomotorik digunakan langkah observasi yang dilakukan oleh para observer menggunakan lembar observasi yang telah disediakan. Hasil pengolahannya diperoleh persentase profil psikomotorik. Berikut disajikan rekapitulasi profil psikomotorik pada Tabel 4.5 dibawah ini :

12 54 Tabel 4.6 Rekapitulasi Profil Psikomotorik Tiap Pertemuan Aspek Psikomotorik Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Rata-rata % Kategori % Kategori % Kategori % Kategori Menyiapkan dan bahan alat Merangkai menggunakan dan bahan dan alat Melakukan penyelidikan Mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan Rata-Rata Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada pertemuan pertama IPK kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 80,8 %, kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan 83,3 %, kemampuan melakukan penyelidikan 81,7 % dan kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan 82,5 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Psikomotorik pertemuan pertama sebesar 82,1 % berada pada kriteria sangat baik. Pada pertemuan kedua IPK kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 85,8 %, kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan 80 %, kemampuan melakukan penyelidikan 80,8 % dan kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan 77,5 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Psikomotorik pertemuan kedua sebesar 81,1 % berada pada kriteria sangat baik.

13 55 Dan pada pertemuan ketiga IPK kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 92,5 %, kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan 89,2 %, kemampuan melakukan penyelidikan 85,8 % dan kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan 84,2 %. Dengan IPK Rata-rata Kemampuan Psikomotorik pertemuan ketiga sebesar 87,9 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data psikomotorik per kemampuan dibuat dalam bentuk diagram, hasil belajar pada ranah psikomotorik tiap kemampuan per pertemuan ditunjukkan pada Gambar 4.4 berikut: Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Psikomotorik Tiap Kemampuan Per Pertemuan Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat secara keseluruhan bahwa IPK rata-rata kemampuan menyiapkan alat dan bahan adalah 86,4 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata kemampuan merangkai dan menggunakan alat dan bahan adalah 84,2 % berada pada kriteria sangat baik, IPK rata-rata

14 56 kemampuan melakukan penyelidikan adalah 82,8 % berada pada kriteria sangat baik serta IPK rata-rata kemampuan mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan adalah 81,4 % berada pada kriteria sangat baik. Bila data psikomotorik dibuat diagram tiap pertemuan, hasil belajar Psikomotorik tiap pertemuan dapat dilihat pada Gambar 4.5 sebagai berikut : Gambar 4.5 Diagram Hasil Belajar Pada Ranah Afektif Per Pertemuan Gambar 4.5 memperlihatkan bahwa IPK rata-rata kemampuan psikomotorik pada pertemuan pertama adalah 82,1 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 81,1 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,9 % berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,7 % berada pada kriteria sangat baik.

15 57 C. Pembahasan 1. Pembahasan Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada ranah kognitif mengalami peningkatan baik per aspek kognitif maupun secara keseluruhan. Peningkatan per aspek kognitif ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi C 1 sebesar 0,67 dengan kategori peningkatan sedang, untuk C 2 terjadi peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,54 termasuk kategori sedang, untuk C 3 terjadi peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48 termasuk kategori sedang. Dan untuk C 4 terjadi peningkatan hasil belajar setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,41 termasuk kategori sedang. Serta secara keseluruhan, Hasil Belajar Siswa untuk aspek kognitif setelah diterapkannya Model Pembelajaran Novick mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh nilai gain ternormalisasinya sebesar 0,55 yang termasuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Novick dapat membuat penguasaan materi yang dikuasai siswa bertambah. Pada aspek kognitif C 3 yaitu penerapan yang menjadi fokus kajian, didapat nilai terkecil pada saat pretest adalah 0 dan nilai terbesar 100 dengan ratarata nilai pretest sebesar 58,3. Sedangkan nilai terkecil yang didapat pada saat posttest adalah 50 dan nilai terbesar 100 dengan rata-rata nilai posttest sebesar 78,3. Jumlah soal berlevel C 3 adalah empat dari 21 soal yang diberikan kepada

16 58 siswa yaitu soal bernomor 1, 13, 14 dan 19. Secara keseluruhan jumlah siswa yang menjawab soal benar pada saat posttest lebih besar daripada saat pretest. Untuk peningkatan hasil belajar aspek penerapan ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48 termasuk kategori sedang. Peningkatan ini terjadi karena telah terjadi perubahan konseptual pada penggunaan konsep massa jenis dalam pipa U, penggunaan Hukum Pascal dan Hukum Archimedes dalam persoalan Fisika. Sedangkan pada aspek kognitif C 4 yaitu analisis yang juga menjadi fokus kajian, didapat nilai terkecil pada saat pretest adalah 0 dan nilai terbesar 80 dengan rata-rata nilai pretest sebesar 42. Sedangkan nilai terkecil yang didapat pada saat posttest adalah 40 dan nilai terbesar 100 dengan rata-rata nilai posttest sebesar 66. Jumlah soal berlevel C 4 adalah lima dari 21 soal yang diberikan kepada siswa yaitu soal bernomor 7, 11, 12, 13 dan 17. Secara keseluruhan jumlah siswa yang menjawab soal benar pada saat posttest lebih besar daripada saat pretest. Untuk peningkatan hasil belajar aspek penerapan ditunjukkan dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0,48 termasuk kategori sedang. Peningkatan ini terjadi karena telah terjadi perubahan konseptual pada analisis pengaruh massa jenis dan kedalaman terhadap kekuatan pancaran pada zat cair yang berbeda, menafsirkan data hasil percobaan hukum Pascal, analisis gaya total Piston rem hidrolik pada mobil, analisis pengaruh gaya pada Piston kecil terhadap kedudukan Piston lain, dan analisis pengaruh massa jenis terhadap benda yang mengapung, melayang atau tenggelam yang ditunjukkan oleh beberapa gambar.

17 59 Selain hasil belajar siswa pada aspek kognitif, dilihat pula profil hasil belajar pada aspek afektif. Indikator hasil belajar pada aspek afektif yang menjadi acuan penilaian meliputi kemampuan membangun kerjasama dalam penyelidikan, kemampuan keseriusan dalam melakukan penyelidikan, menunjukkan kejujuran dalam penyelidikan, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan secara lisan. Adapun perolehan nilai hasil belajar aspek afektif pada pertemuan pertama adalah 81,5 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 82,5 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,4% berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,2 % berada pada kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Novick dapat mengajarkan kemampuan Afektif secara konsisten di setiap pertemuan dengan kategori sangat baik. Pada profil hasil belajar aspek psikomotor diperoleh nilai pada pertemuan pertama adalah 82,1 % berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh rata-rata sebesar 81,1 % berada pada kriteria sangat baik, dan pada pertemuan ketiga diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,9 % berada pada kriteria sangat baik. Secara keseluruhan diperoleh rata-rata nilai afektif sebesar 83,7 % berada pada kriteria sangat baik. Hal ini juga menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Novick dapat mengajarkan kemampuan Psikomotor secara konsisten di setiap pertemuan dengan kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mengenai hasil belajar, baik kognitif, afektif maupun psikomotor di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa

18 60 Model Pembelajaran Novick dapat dijadikan salah satu solusi sebagai model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Melalui pembelajaran ini siswa dapat mengkonstruksi kemampuan kognitifnya melalui penyelidikan secara langsung, menumbuhkan sikap kerjasama yang positif dan saling berbagi tugas dengan temannya ketika penyelidikan, menjalin diskusi dengan teman sekelompoknya untuk mencari solusi terhadap hasil penyelidikan, dapat melakukan kegiatan penyelidikan secara sistematis dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan, merancang dan menggunakan alat dan bahan, melakukan penyelidikan, serta mengumpulkan dan mencatat data hasil penyelidikan. 2. Analisis Pelaksanaan Pembelajaran Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer mengenai keterlaksanaan Model Pembelajaran Novick dalam pembelajaran, secara keseluruhan fase-fase dalam Model Pembelajaran Novick terlaksana dengan kriteria sangat baik oleh guru, hal ini dikarenakan guru dan siswa dapat bekerjasama dengan baik, namun untuk keterlaksanaan yang dilakukan oleh siswa masih terdapat kekurangan terutama pada fase akomodasi kognitif. Pada fase ini siswa diberi kesempatan berdiskusi untuk mengkomunikasikan hasil penyelidikannya, dari pengamatan keseluruhan dapat berjalan dengan baik namun ada beberapa siswa yang tidak mengikuti kegiatan diskusi untuk mengkomunikasikan hasil penyelidikan Pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Novick dimulai oleh guru dengan apersepsi berupa pertanyaan-pertanyaan mengenai

19 61 konsep terdahulu yang pernah dipelajari siswa yang berkaitan dengan konsep yang akan dipelajari. Selanjutnya dilakukan kegiatan mengungkap konsepsi awal siswa dengan menyajikan fenomena melalui kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan dari guru. Siswa diminta meramalkan apa yang terjadi pada kegiatan demonstrasi secara berkelompok dan diminta memilih satu konsepsi berdasarkan hasil kesepakatan. Hasil penyajian fenomena melalui kegiatan demonstrasi melalui kegiatan demonstrasi ini ternyata membuat siswa merasa tertarik dan menjadi paham terhadap konsep yang akan dipelajari. Selanjutnya setelah konsep awal siswa terungkap melalui penyajian fenomena dengan kegiatan demonstrasi, pembelajaran dilanjutkan ke dalam tahap menciptakan konflik konseptual, pada tahapan ini agar penguasaan konsep siswa berubah, dilakukan melalui kegiatan penyelidikan, siswa secara berkelompok terdiri dari 5-7 orang melakukan kegiatan penyelidikan dengan bimbingan guru. Tiap kelompok memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) yang memuat petunjuk dalam melakukan kegiatan penyelidikan dan disertai pertanyaan-pertanyaan untuk didiskusikan secara berkelompok. Kegiatan penyelidikan bertujuan agar siswa dapat mengubah konsep yang dimilikinya dari yang tidak ilmiah menjadi konsep yang ilmiah. Pembelajaran dengan pengalaman langsung seperti kegiatan penyelidikan dapat membuat belajar lebih bermakna serta konsep yang dikuasai siswa lebih ilmiah dan sulit untuk dilupakan. Kegiatan penyelidikan pada pertemuan pertama mengenai Tekanan Hidrostatis yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan kedalaman zat cair yang berbeda terhadap besarnya tekanan hidrostatis. Secara keseluruhan kegiatan

20 62 penyelidikan dilakukan oleh siswa dengan respon yang positif, hampir semua siswa antusias dalam melakukan penyelidikan. Pada pertemuan kedua mengenai Hukum Pascal, dari beberapa kelompok ditemukan beberapa kendala yang dihadapi, antara lain terdapat kelompok yang tidak dapat merancang alat sesuai petunjuk, sehingga tidak menghasilkan data yang diharapkan. Pada pertemuan ketiga kegiatan penyelidikan mengenai Hukum Archimedes, keseluruhan kelompok dapat melakukan kegiatan ini dengan baik dan tidak diketemukan kendala-kendala yang mengganggu terlaksananya kegiatan penyelidikan, sehingga dapat disimpulkan kegiatan penyelidikan pada pertemuan ketiga berjalan dengan lancer. Setelah kegiatan penyelidikan dilaksanakan, kegiatan yang selanjutnya dilakukan adalah setiap kelompok mempresentasikan hasil penyelidikannya di depan kelas. Guru membimbing siswa dalam kegiatan diskusi ini dengan mengarahkan siswa untuk dapat menyimpulkan jawaban hasil penyelidikan. selanjutnya guru memberikan penguatan terhadap konsep yang telah dipelajari siswa agar tidak terjadi miskonsepsi pada siswa. Pada fase penutup, Guru melakukan refleksi terhadap pembelajaran kepada siswa berupa pertanyaan konsepsi awal siswa. Pada tahapan ini siswa diharapkan mampu menjawab pertanyaan dengan tepat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Pada kegiatan pelaksanaan penelitian, sampel diberi perlakuan (treatment) yaitu berupa implementasi model pembelajaran TANDUR sebanyak tiga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain dan Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 163 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data terhadap data hasil penelitian yang telah dilakukan di salah satu SMP Negeri di kota Bandung kelas VIII-B semester

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Penguasaan Konsep Fluida statis Penguasaan konsep siswa terhadap materi fluida statis diukur dengan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Batasan

Lebih terperinci

PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 14 Mei 2011 PENGARUH PROSEDUR SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery-

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery- BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Penelitian Penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Discovery- Inquiry untuk meningkatkan prestasi belajar pada ranah kognitif dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap, proses, dan produk. Sains (fisika) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran 57 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama adalah diisi dengan melakukan pretest, tiga kali diisi dengan pembelajaran dan pertemuan terakhir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Definisi Operasional...

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 7 D. Manfaat Penelitian... 8 E. Definisi Operasional... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR HAK CIPTA... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv PERNYATAAN... v ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... viii UCAPAN TERIMA KASIH... ix DAFTAR ISI... xii

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning

BAB V ANALISA. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas Direct Instruction dan Cooperative Learning BAB V ANALISA 1. Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif Hasil analisis belajar kognitif siswa diukur melalui tes tertulis berupa soal uraian sebanyak 14 soal. a. Hasil belajar pada ranah kognitif pada Kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian tentang keterlaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian tentang keterlaksanaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian tentang keterlaksanaan penerapan Ranking Task Exercise dalam model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. BAB I PENDAHULUAN 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. i ii iii vi viii x xi BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

1. BAB III METODE PENELITIAN

1. BAB III METODE PENELITIAN 1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai yaitu peneliti ingin melihat peningkatan pemahaman konsep dan penurunan kuantitas siswa yang miskonsepsi pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan. keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran sains di sekolah dimaksudkan untuk menanamkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengembangkan keterampilan sikap dan nilai ilmiah, mempersiapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Keterlaksanaan Model Inkuiri Terbimbing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Keterlaksanaan Model Inkuiri Terbimbing persentase keterlaksanaan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keterlaksanaan Model Inkuiri Terbimbing Untuk mengetahui keterlaksanaan dari penggunaan model inkuiri terbimbing dalam pembelajaran,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman PERNYATAAN... i ABSTRAK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan persiapan penelitian sebagai berikut: 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dwi Ratnaningdyah, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dwi Ratnaningdyah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisika merupakan bidang pelajaran yang menyangkut fenomena-fenomena alam dan siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep yang ada pada fenomena-fenomena alam tersebut.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix. A. Latar Belakang...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix. A. Latar Belakang... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Tujuan Penelitian... 7

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kelompok pada materi Keanekaragaman Makhluk Hidup yang meliputi data (1) 58 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil-hasil penelitian pembelajaran beserta pembahasannya tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe investigasi

Lebih terperinci

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus. 59 b. Hasil Belajar 1) Ranah kognitif Indikator keberhasilan tindakan ditinjau dari hasil tes, jika rata-rata siswa 7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. 2) Ranah Afektif Nilai aspek afektif dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi kurikulum, tetapi banyak juga yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode 77 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Materi pokok tekanan diajarkan dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen dan dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan, yaitu 3 kali pertemuan

Lebih terperinci

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. TEMUAN AWAL Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan, terdapat masalah dalam sistem pembelajaran di kelas VII E yaitu ketidakbiasaan siswa untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu kajian, refleksi diri, serta tindakan terhadap proses pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 5-26 Januari di kelas VII MTs Tsamrotul Huda Jepara Tahun Ajaran 2009/2010.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini bertempat pada salah satu Sekolah Menengah Pertama Swasta di Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

PENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG TEKANAN ZAT CAIR PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU

PENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG TEKANAN ZAT CAIR PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 3. 3 ISSN 2338 3240 PENGARUH INTERACTIVE DEMONSTRATION TERHADAP PERUBAHAN KONSEP SISWA TENTANG TEKANAN ZAT CAIR PADA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALU Fitriani

Lebih terperinci

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah

JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah JIPFRI, Vol. 1 No. 2 Halaman: 83-87 November 2017 JIPFRI: Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika dan Riset Ilmiah PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Barrang Lompo : Fisika : XI/Genap : Fluida : 3 x 45 menit Kompetensi Inti KI.1. Menghayati

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 v DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, proses

Lebih terperinci

Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu

Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu Pengaruh Model Project Based Learning Berbantuan Multimedia Terhadap Pemahaman Konsep Siswa Pada Materi Tekanan Zat Cair di SMPN 18 Palu Julianti, Unggul Wahyono, dan Sahrul Saehana Juliantijuli93@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan SMP dan SMA adalah mata pelajaran fisika. Fisika merupakan bagian dari sains yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Persentase Skor (%) 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dikemukakan hasil penelitian dan pembahasannya sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan. Untuk mengetahui ketercapaian

Lebih terperinci

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS...

BAB II PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING BERBANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sekolah Sebelum pembahasan hasil penelitian, penulis akan membahas deskripsi sekolah tempat penelitian berlangsung. Penelitian yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Dwiwarna Mata Pelajaran : Fisika Kelas/Semester : X / Dua Peminatan : MIA Materi Pokok : Fluida Statik Alokasi : 4 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam standar isi dinyatakan pendidikan IPA khususnya fisika diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Experimen. Metode ini dipilih karena ada beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB II. MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR HIPOTETIK DEDUKTIF, PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

BAB II. MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR HIPOTETIK DEDUKTIF, PEMAHAMAN KONSEP, KETERAMPILAN GENERIK SAINS DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR i DAFTAR ISI PERNYATAAN... iv ABSTRAK... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan 57 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Peneliti melaksanakan penelitian sebanyak empat kali pertemuan yaitu satu kali diisi dengan melakukan pretest, dua kali pertemuan diisi dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Observasi pembelajaran menerapkan metode TAPPS bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan aktivitas guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh berdasarkan hasil pelaksanaan dua siklus tindakan kelas dengan dua jenis data yaitu data kualitatif dan kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan pretest, tujuan diberikan pretest adalah untuk mengetahui pengetahuan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh yaitu berupa skor hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diperoleh melalui tes hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pra Siklus Pelaksanaan pra siklus bertujuan untuk melihat kondisi awal siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I dan siklus II dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan dan mewujudkan potensi yang dimiliki siswa. Pengembangan potensi tersebut bisa dimulai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalamannya sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang dekat sekali dengan kehidupan manusia. Saat kita mempelajari IPA, berarti mempelajari bagaimana alam semesta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan salah satu cabang IPA yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Sebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam,

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN PADA PEMBELAJARAN TIK Rafika Wijayanti Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 26 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Proses pengambilan data pada pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan PAKEM pada siklus I peneliti menggunakan lembar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi lapangan mengenai tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika di salah satu SMA Negeri di kota Bandung kepada 39 orang siswa menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan pembelajaran pada beberapa pokok bahasan fisika kelas VII B semester ganjil di salah satu SMPN di Kabupaten Bandung Barat diperoleh

Lebih terperinci

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung

Melalui kegiatan diskusi dan praktikum, peserta didik diharapkan dapat: 1. Merencanakan eksperimen tentang gaya apung RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) Nomor : 6 Kelas/Semester : X/2 Materi Pembelajaran : Fluida Statis Alokasi Waktu : 9 45 menit Jumlah Pertemuan : 3 kali A. Kompetensi Dasar 3.7. Menerapkan hukum-hukum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisis data hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan selama penelitian. Pada penjelasan pada bab

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan sebanyak lima kali pertemuan yaitu pertemuan pertama melakukan pretest, tiga kali pertemuan dilakukan pembelajaran dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris dinamakan Class Action Research. PTK merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan permasalahan yang akan dihadapinya (Syah, 2006: 1). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan permasalahan yang akan dihadapinya (Syah, 2006: 1). Pentingnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorng dan memfasilitasi kegiatan belajar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 18 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Jrakahpayung 01 Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rekapitulasi peningkatan penguasaan konsep

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Rekapitulasi peningkatan penguasaan konsep 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Peningkatan Penguasaan Konsep Hasil peningkatan penguasaan konsep ditentukan melalui nilai rata-rata gain yang ternormalisasi, yang didapatkan dari pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan untuk menemukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak kalangan pelajar menganggap belajar fisika adalah aktivitas yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian dengan pikiran pada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan studi lapangan pendidikan fisika di salah satu SMA Negeri di Bandung, menunjukkan bahwa pembelajaran aktif

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS VIII-B SMPN 4 MADIUN Dwi Muchindasari SMP Negeri 4 Madiun E-mail: dwimuchin@yahoo.com Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pengalaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Munaf,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang berlaku di jenjang sekolah menengah adalah kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum dalam arti sempit adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelajaran fisika merupakan salah satu wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan

BAB I PENDAHULUAN. Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi berputar pada porosnya dengan kecepatan yang konstan dan kemiringan sebesar 23,5 derajat. Perputaran Bumi yang konstan dan tenang menyebabkan benda dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada 21 Agustus 7 September 2013 di SMP Negeri 1 Belalau Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bandar Lampung pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bandar Lampung pada semester genap BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Bandar Lampung pada semester genap bulan Mei tahun 2010. B. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak

BAB I PENDAHULUAN. melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA harus menekankan pada penguasaan kompetensi melalui serangkaian proses ilmiah (Depdiknas, 2006). Pembelajaran IPA tidak hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setiap tahap pelaksanaan tindakan merupakan tahapan yang dilaksanakan sebagai realisasi dari perencanaan yang telah disusun. Perencanaan yang telah disusun, belum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 15 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian campuran (mixed methods). Metode kombinasi adalah pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang terdiri dari pengetahuan dan proses. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara

Lebih terperinci

Daftar Isi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

Daftar Isi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... Daftar Isi ABSTRAK RIWAYAT HIDUP KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i iii vi ix xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa dikelas ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Siswa dikelas ini 61 A IV HASIL PENELITIAN DAN PEMAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran IPA Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan di kelas V SD Negeri 0 Kota engkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

HANDOUT. Hukum Pokok Hidrostatis & Hukum Pascal. Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2. Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan

HANDOUT. Hukum Pokok Hidrostatis & Hukum Pascal. Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2. Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan HANDOUT Hukum Pokok Hidrostatis & Hukum Pascal Sekolah : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 2 Materi Pokok : Fluida Statis Jumlah Pertemuan : 1 Pertemuan Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit A.

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN. : 2 x 40 menit. Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

MODEL PEMBELAJARAN. : 2 x 40 menit. Siswa mampu menerapkan konsep gaya dan tekanan untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. MODEL PEMBELAJARAN Mata Pelajaran atuan pendidikan Materi Pokok Kelas Waktu : ains : ekolah Dasar : Hukum Pascal dan Archimedes : VI : 2 x 40 menit I. KOMPETENI DAAR iswa mampu menerapkan konsep gaya dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal 4.1.1.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Pilihan Ganda Setelah dilakukan uji reliabilitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desain penelitian yang diadaptasikan dari Kemis dan Taggart (suharsimi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. desain penelitian yang diadaptasikan dari Kemis dan Taggart (suharsimi, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian Desain penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah desain penelitian yang diadaptasikan dari Kemis dan Taggart (suharsimi, 2010:137)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gresi Gardini, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 1 Bancar Kelas / Semester : VIII (Delapan) / II (Dua) Mata Pelajaran : Fisika-Kimia) Alokasi waktu : 8 X 40 ( 4 X pertemuan ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

FLUIDA STATIS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) Alfiah Indriastuti

FLUIDA STATIS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) Alfiah Indriastuti FLUIDA STATIS RENCANA PROGRAM PENGAJARAN (RPP) Alfiah Indriastuti Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi RENCANA PROGRAM PENGAJARAN : Fisika : X/II : MIA : Fluida Statis dan Penerapannya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA. Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3

PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA. Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3 PENGGUNAAN STRATEGI POE (PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN) UNTUK MEMPERBAIKI MISKONSEPSI FISIKA Rina Ning Tyas 1, Sukisno 2, Mosik 3 123 Pendidikan Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran, Semarang

Lebih terperinci

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR

BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR BAB II MODEL PEMBELAJARAN NOVICK DAN HASIL BELAJAR A. Model Pembelajaran Novick Model Pembelajaran Novick merupakan salah satu model pembelajaran yang merujuk pandangan konstruktivisme. Gagasan utama dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian yang digunakan, analisis

Lebih terperinci

ISSN Indikhiro Awalani Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI

ISSN Indikhiro Awalani Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI ISSN 1979-946 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) BERBASIS KOMPUTER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TIK Heri Sutarno heriupi@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen awal atau pre-experiment. Metode ini dipilih sesuai dengan tujuan peneliti yang

Lebih terperinci